Ada beberapa orang yang dihadirkan di dalam hidup kita hanya untuk memaksa
kita mencari pengganti dirinya.
Ada beberapa orang yang dihadirkan di dalam hidup kita hanya untuk memaksa kita belajar arti sebuah kehilangan. Ada beberapa orang yang dihadirkan di hidup kita hanya untuk membuat kita dikatakan bodoh oleh orang-orang terdekat karena terlalu setia. Ada beberapa orang yang dihadirkan di dalam hidup kita untuk membuat kita belajar lebih dalam tentang luka. Ada beberapa orang yang dihadirkan dalam hidup kita untuk membuat kita mengerti bagaimana rasanya dilupakan. Ada beberapa orang yang dihadirkan dalam hidup kita untuk membuat kita tahu bagaimana rasanya diduakan. Ada beberapa orang yang dihadirkan dalam hidup kita hanya untuk membuat kita mengerti rasanya dibuang seperti sampah. Ada beberapa orang yang dihadirkan dalam hidup kita untuk membuat kita paham rasanya tidak dipilih diantara dua pilihan. Ada beberapa orang yang dihadirkan dalam hidup kita untuk membuat kita mengerti bahwa kita memang tidak seharusnya menggantungkan harapan terlalu tinggi di awal. Ada beberapa orang yang dihadirkan dalam hidup kita hanya untuk membuat kita belajar agar tidak mengorbankan semua yang kita punya demi nama cinta. Namun, Ada seseorang yang pada waktunya nanti dihadirkan dalam hidup untuk membuat kita merasa dicintai sepenuh hati, merasa dihargai, membuat kita merasa bahwa memberi tidak ada batasnya, membuat kita belajar bagaimana menyatukan dua menjadi satu, membuat kita mengerti sesungguhnya cinta tidak melulu tentang rasa sakit, tapi tentang rasa saling memahami dan memiliki,dan membuat kita mengerti bahwa tidak ada yang salah dengan setia. Uniknya, aku tidak perlu menghadirkan begitu banyak orang untuk mendapatkan begitu banyak pelajaran di atas. Semua pelajaran itu aku dapatkan hanya dari satu orang, yap hanya satu orang. Dan pengecualian untuk kalimat dibawahnya, itu untuk calon imamku kelak. Yang sekarang masih di genggaman tuhan. Yang sosoknya terus ku sebut dalam setiap lafadz doa-doaku. Ya memang saat ini masih di genggaman tuhan, tapi yakin saja untuk terus menerus berdoa, dan aku percaya pada kekuatan doa, bahwa tuhan menggenggam setiap doa-doa kita dan membuka genggaman Nya perlahan jika waktunya sudah tepat. Yang terbaik selalu datang belakangan bukan? Seperti sang hero yang selalu datang belakangan mendekati ending cerita.
Menunggu memang melelahkan, tapi jika yang ditunggu merupakan yang
terbaik, kenapa tidak? Aku ingat satu nasehat almarhumah ibu, ndak ada salahnya bersabar, iya..bersabar untuk sesuatu yang lebih baik dan lebih besar. Ketimbang tergesagesa namun tidak baik pada akhirnya. Menyesal? Tentu tidak. Luka? Pasti iya, Siap jatuh cinta, berarti siap untuk sakit. Yang harus diingat sebelum jatuh cinta adalah kamu harus memastikan bahwa akan benar-benar ada yang menangkapmu, karena ga ada jatuh yang ga menyisakan sakit. Dendam? Tidak sama sekali. Yang tersisa hanya ucapan terima kasih, Terima kasih untuk setiap yang sudah hadir dan memberikan begitu banyak pelajaran dalam hidup. Tidak pernah sedikitpun didalam hati marah pada tuhan kenapa dilahirkan sebagai seorang yang setia. Kenapa? Karena setiap manusia diciptakan dengan kecendrungan untuk mendua. Dan menjadi setia itu tidak mudah, seperti begitu susahnya untuk menjadi orang baik ketimbang menjadi orang jahat.