Anda di halaman 1dari 2

A.

Keluhan Utama
Pasien gaduh gelisah
B. RPS
Pasien diperiksa tanggal 26 Juni 2014 di bangsal Arjuna, RSJD Surakarta.
Pasien mengenakan setelan seragam RSJD Surakarta berwarna biru dan
terkihat kurang rapi. Saat itu pasien sedang mengalami infeksi nosokomial
konjunktivitis dan nampak kurang nyaman karenanya. Saat
memperkenalkan diri, pasien menyebutkan namanya sebagai Tn. HA,
berumur 48 tahun. Pasien tinggal Pasar Pajang, Solo, dan kemudian ia
dapat menyebutkan alamatnya dengan jelas, lengkap dan tepat sesuai di
rekam medis pasien. Pasien mengetahui ia sedang berada di RSJD
Surakarta, ia sedang berbicara dengan dokter muda, ia dapat
mn=enyebutkan nama teman-teman disekitarnya, ia juga mengetahui
suasana di bangsal saat itu adalah ramai di siang hari.
Saat ditanya mengapa ia masuk RSJD saat itu, pasien menjawab karena ia
mengamuk. Kejadian itu sekitar 2 bulan, tepat sebelum pasien masuk
rumah sakit. Pasien bercerita bahwa ia mengamuk terhadap kakak
iparnya, yaitu suami dari kakak keduanya. Ia sudah lama berselisih
dengan kakak iparnya tersebut, dan sangat tidak menyukainya, hal itu
karena menurutnya kakak iparnya itu gemar berselingkuh. Pasien yakin
benar akan hal itu, dan merasa memiliki bukti kuat dan pernah memergoki
kakak iparnya saat sedang bersama wanita selingkuhannya. Pasien
mengungkapkan bahwa tidak ada yang menyuruhnya untuk mengamuk,
ataupun mendengar suara-suara yang membuatnya marah.
Saat pasien ditanya bagaimana perasaannya saat ini, pasien berkata biasa
saja, namun ia merasa sedih karena ingin segera pulang. Pasien sudah
merasa bosan 2 bulan dirawat di rumah sakit jiwa. Pasien kemudian
bercerita, ini bukan kali pertamanya di rawat inap di RSJD Surakarta,
sekarang adalah ketigabelas kalinya ia dirawat disini. Pertama kali dirawat
sekitar tahun 1979 atau 1980an, saat itu RSJ masih berada dikawasan
stadion slamet riyadi, belum berada di jebres ini yang dulu masih berupa
hutan. Saat ditanya mengapa kok sering kambuh, pasien menjawab itu
hanya karena keluarganya saja, yang saat ia marah sedikit dibilang
sedang kumat. Paisen mengaku rutin minum obat dan kontrol setiap
bulan.
Awalnya pasien mengaku dan merasa bahwa ia memiliki suatu gangguan
jiwa. Ia sering marah tanpa sebab, namanya juga orang gila, ya gak tau
sebabnya tau-tau ngamuk. Namun setelah di gali lagi, terakhir ia dibawa
kesini, ia hanya marah biasa, namun keluarga mengganggapnya sedang
kumat. Pihak keluarga menelfon RSJD Surakarta , dan kemudian pihak RSJ
menjemputnya saat ia sedang nongkrong di pinggir jalan.
Kemudian pasien bercerita, bahwa 7 tahun terakhir ia sering mengalami
fase-fase down tanpa sebab, yang kemudian menghambat aktivitas
hariannya, ia merasa berdosa tanpa sebab. Dan itu sering sekali terjadi.
Tapi ia juga m=pernah mengalami fase dimana ia merasa sangat amat
senang, dan penuh energi, begadang dan bernyanyi bersama temantemannya, dan sulit tidur, hal ini berlangsung beberapa hari, namun fase

down itu lebih sering munculnya, terutama a=saat ia memikirkan perihal


akhirat.
Pasein tidak pernah merasa memiliki masalah khusu dengan
lingkungannya, namun pasien mengakui ia mudah tersinggung apalagi
kalau diejek oleh teman-temannya perihal penyakit jiwanya, namun ia
tahan supaya tidak mengamuk. Ia sadar stigma masyarakat terhadap
orang gangguan jiwa, terutama yang pernah dirawat di RSJ memang
kebanyakan negatif. Pasien tidak pernah merasa mendengar bisikanbisikan apapun, ataupun melihat arwah-arwah ataupun bayanganbayangan yang sebenarnya tidak ada. Pasien merasa tidak pernah ada
yang menyuruhnya berbuat sesuatu, pasien juga tidak emmiliki
kemampuan khusus atau magis yang umumnya tidak dimiliki orang lain.
Pasien bekerja sebagai pelukis sesuai pesanan di rumahnya. Pendidikan
terakhir pasien yaitu Sekolah Kejuruan (Sekolah Teknik) setara SMP, yang
sekarang sudah tidak ada dan berganti menjadi SMPN 25 Surakarta.
Pasien hobi bermusik terutama bermain gitar. Ia mengungkapkan bahwa
dulu ia merupakan gitaris band bahkan pernah muncul di koran
Kedaulatan Rakyat sebagai gitaris. Pasien mengidolakan Rhoma Irama dan
band luar negeri seperti The Purple dan Queen. Menurutnya Lagu Rhoma
Irama menginspirasinya dalam mengajak berdakwah. Walaupun pasien
aktif ngeband, tapi ia mengaku tidak pernah sedikitpun tertarik mencoba
miras maupun narkoba seperti kebanyakan anggota band lain.
Menurutnya itu perbuatan dosa. Tapi pasien berkata ia adalah perokok
berat yang sanggup menghabiskan 3-4 bungkus rokok sehari.
Pasien mengaku masih menjalankan ibadah sholat 5 waktu secara rutin,
bahkan saat di RSJD sekalipun. Pasien sangat memgang teguh agama, dan
sering mendengar ceramah Zainuddin MZ. Walaupun sedepresi apapun,
pasien mengaku tidak pernah sedikitpun terpikir untuk bunuh diri, karena
itu merupakan dosa yang paling dilaknat Allah SWT dan hukumannya
adalah neraka Jahannam. Kalaupun pasien sedang sedih, ia akan segera
lari ke masjid untuk menyapu dan membersihkan masjid. Pasien kemudian
bercerita, ia dulu pernah merasa melihat matahari turun dan merasa
kiamat akan segera datang. Hal itu membuat pasien sangat ketakutan
hingga menjadi gaduh gelisah.
Kemudian digali lagi, apakah pasien mengalami trauma psikis berupa
kejadian yang sangat tidak menyenangkan di masa lalu, atau apakah
pasien mengalami perbedaan perlakuan di keluarga, pasien menjawab
tidak. Malah menurutnya ia yang paling disayang oleh ibunya, apaapun
yang ia inginkan pasti dipenuhi. Sebelumnya pasien mengaku belum
menikah, kemudian digali apakah mungkin masalah itu berpengaruh pada
kejiwaannya saat ini, pasien mengaku pasien memang ada keinginan
untuk menikah, dulupun ia sempat sekali berpacaran dan putus. Namun
menurutnya hal itu tidak terlalu ia pikirkan.

Anda mungkin juga menyukai