Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada waktu lahir hingga usia anak, buli-buli terletak di rongga
abdomen. Namun semakin bertambahnya usia, tempatnya turun dan
terlindung di dalam kavum pelvis, sehingga kemungkinan terjadi trauma
pada buli-buli dari luar jarang terjadi (Purnomo, 2011).
Trauma buli-buli merupakan keadaan darurat

bedah

yang

memerlukan penatalaksanaan segera. Bila tidak ditanggulangi dengan


segera maka dapat menimbulkan komplikasi seperti peritonitis dan sepsis
(Sjamsuhidayat, 2007).
Cedera saluran urogenital bawah dapat disebabkan oleh trauma
tumpul atau trauma tembus. Angka kejadian trauma buli-buli pada
beberapa klinik urologi kurang lebih 2% dari seluruh trauma pada sistem
urogenitalia. Ruptur buli pada truma tumpul sekitar 67-86%, sementara
trauma tembus

sekitar 14-33%. Ruptur buli pada trauma tumpul bisa

diklasifikasikan sebagai cedera ekstraperitoneal dengan rembesan urin


yang terbatas pada ruang perivesikal, atau intraperitoneal, dimana
permukaan peritoneal telah disrupsi dengan adanya ekstravasasi urin
(Tanagho, 2008).
Sekitar 70-97% pasien dengan cedera buli karena trauma tumpul
berhubungan dengan fraktur pelvis. Energi yang menyebabkan trauma
akan diteruskan ke buli oleh sabuk pengaman, dan cedera biasanya
terjadi saat buli penuh (Tanagho, 2008).
Prinsip oemulihan ruptur buli-buli

ialah

penyaliran

ruang

perivesikel, pemulihan dinding, penyaliran buli-buli dan perivesikel, dan


jaminan arus urine melalui kateter (Sjamsuhidayat, 2007).

Anda mungkin juga menyukai