Share
PEMECAHAN MASALAH
Secara umum dapat dikemukakan bahwa problem itu timbul apabila ada perbedaan atau konflik
antara keadaan satu dengan keadaan yang lain dalam rangka mencapai tujuan, atau juga sering
dikemukakan apabila ada kesenjangan antara das sein dan das sollen. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa dalam problem solving itu adalah directed, yang mencari pemecahan dan
dipacu untuk mencapai pemecahan tersebut.
Dalam mencari pemecahan terhadap problem solving itu ada kaidah atau aturan yang akan
membawa seseorang kepada pemecahan masalah tersebut. Banyak aturan atau kaidah dalam
memecahkan masalah. Ada 2 hal yang pokok, yaitu aturan atau kaidah algoritma dan horistik.
Algoritma merupakan suatu perangkat aturan, dan apabila aturan ini diikuti dengan benar maka
akan ada jaminan adanya pemecahan terhadap masalahnya. Namun demikian banyak persoalan
yang duhadapi oleh seseorang tidak dikenakan aturan algoritma, tetapi dikenai aturan atau kaidah
horistik, yaitu merupakan strategi yang biasanya didasarkan atas pengalaman dalam menghadapi
masalah. Yang mengarah pada pemecahan masalahnya tetapi tidak memberikan jaminan atas
kesuksesan. Strategi umum horistik dalam menghadapi masalah, yaitu bahwa masalah tersebut
dianalisis atau dipecah pecah menjadi masalah masalah yang lebih kecil, masing - masing
mengarah kepada atau mendekati pemecahannya.
Menurut Selz metode metode pemecahan itu penting sekali bagi proses berpikir. Karenanya
orang berusaha menemukan atau mengembangkan metode metode pemecahan yang tepat guna.
Dengan begitu dinyatakan adanya prestasi intelegensi bias dididik. Khususnya hal ini terjadi bila
jiwa anak atau orang yang bersangkutan sudah cukup matang dalam menerapkan metode
pemecahan tersebut. Jadi ada proses kematangan jiwa yang disebut masa masa peka oleh
Montessori. Kesalahan kesalahan bisa ditelusuri atau diusut, dan metode pemecahan bisa
dipelajari.
Menurut Thorndike, dalam memecahkan problem yang dihadapi oleh kucing dalam
eksperimennya tersebut dengan coba salah (trial and error). Adanya latihan akan mempercepat
pemecahan masalah.
Menurut Kohler dalam eksperimen dengan menggunakan peti peti yang harus ditata oleh
simpanse dalam rangka pencapaian makanan, ada 2 problem yang dihadapi oleh simpanse.
Yaitu :
1. Problem geometric mencakup problem kuantitas dan bentuk
2. Problem static
Menururt Kohler problem geometric dipecahkan secara insight. Sedangkan problem static
dipecahkan secara trial and error.
PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
Pertama, sesuatu yang dihasilkannya harus dapat memecahkan persoalan secara realistis.
Misalnya, untuk mengatasi kemacetan di ibukota, bisa saja seorang walikota mempunyai
gagasan untuk membuat jalan raya di bawah tanah. Memang, gagasan itu baru, tetapi untuk
ukuran Indonesia solusi itu tidak realistis. Dalam kasus itu, sang walikota belum dapat dikatakan
berpikir secara kreatif.
Kedua, hasil pemikirannya harus merupakan upaya mempertahankan suatu pengertian atau
pengetahuan yang murni. Dengan kata lain, pemikirannya harus murni berasal dari pengetahuan
atau pengertiannya sendiri, bukan jiplakan atau tiruan. Misalnya, seorang perancang busana
mampu menciptakan rancangannya yang unik dan mempesona. Perancang itu dapat disebut
kreatif kalau rancangan itu memang murni idenya, bukan mencuri karya atau gagasan orang lain.
Menurut ahli lain, Dr. Jalaludin Rakhmat (1980) untuk bisa berpikir secara kreatif, si pemikir
sebaiknya berpikir analogis.
Jadi, proses berpikirnya dengan cara menganalogikan sesuatu dengan hal lain yang sudah
dipahami. Kalau menurut pemahaman si pemikir, kesuksesan adalah keberhasilan mencapai
suatu tujuan, maka saat ia berpikir tentang kesuksesan, ciri-ciri berupa "berhasil mencapai
tujuan" menjadi unsur yang dipertimbangkan.
Misalnya, seseorang dikatakan sukses bila ia dengan bekerja keras telah berhasil mencapai
tujuan yang ditetapkan. Tanpa tujuan yang jelas sulit bagi seseorang untuk bisa sukses. Namun,
karena setiap orang mempunyai tujuan berbeda, maka standar kesuksesan setiap orang pun
berbeda.
Di samping berpikir secara analogis, untuk berpikir secara kreatif, si pemikir juga harus
mengoptimalkan imajinasinya untuk mereka-reka berbagai hubungan dalam suatu masalah.
Dengan ketajaman imajinasi, kita dapat melihat hubungan yang mungkin tidak terlihat oleh
orang lain. Contohnya, Einstein melihat hubungan antara energi, kecepatan, dan massa suatu
benda. Newton melihat hubungan antara apel jatuh dan gaya tarik bumi. Seorang pemuda
Indonesia Baruno melihat hubungan antara keahliannya membuat kerajinan tangan dengan
enceng gondok, sandal, dan uang.
Lima tahap berpikir kreatif
Agar mampu berpikir secara kreatif, pikiran harus dioptimalkan pada setiap tahap yang dilalui.
Lima tahap pemikiran ialah orientasi, preparasi, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
Pada tahap orientasi masalah, si pemikir merumuskan masalah dan mengindentifikasi aspekaspek masalah tersebut. Dalam prosesnya, si pemikir mengajukan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan masalah yang tengah dipikirkan.
Pada tahap selanjutnya, preparasi, pikiran harus mendapat sebanyak mungkin informasi yang
relevan dengan masalah tersebut. Kemudian informasi itu diproses secara analogis untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi. Si pemikir harus benar-benar
mengoptimalkan pikirannya untuk mencari pemecahan masalah melalui hubungan antara inti
permasalahan, aspek masalah, serta informasi yang dimiliki.
Pada tahap inkubasi, ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu, biarkan pikiran
beristirahat sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan terus bekerja secara otomatis
mencari pemecahan masalah. Proses inkubasi yang tengah berlangsung itu akan sangat
tergantung pada informasi yang diserap oleh pikiran. Semakin banyak informasi, akan semakin
banyak bahan yang dapat dimanfaatkan dalam proses inkubasi.
Pada proses keempat, yakni iluminasi, proses inkubasi berakhir, karena si pemikir mulai
mendapatkan ilham serta serangkaian pengertian (insight) yang dianggap dapat memecahkan
masalah. Pada tahap ini sebaiknya diupayakan untuk memperjelas pengertian yang muncul. Di
sini daya imajinasi si pemikir akan memudahkan upaya itu.
Pada tahap terakhir, yakni verifikasi, si pemikir harus menguji dan menilai secara kritis solusi
yang diajukan pada tahap iluminasi. Bila ternyata cara yang diajukan tidak dapat memecahkan
masalah, si pemikir sebaiknya kembali menjalani kelima tahap itu, untuk mencari ilham baru
yang lebih tepat.
Proses berpikir kreatif
1. Brain Storming
Merupakan proses curah pendapat secara berkelompok
Pendapat yang terkumpul dicatat dan diidentifikasi sampai didapatkan butir-butir yang penting.
2. Brain Writing
Setiap orang menuliskan pendapatnya di atas kertas
Pendapat yang terkumpul dianalisis untuk menghasilkan poin-poin penting.
3. Synectic
Persoalan
Analisis
Perumusan ulang inti persoalan
Pengembangan gagasan
Menentukan jalan keluar
4. Attitude Listing
Bentuk dan karakteristik obyek diidentifikasi dan dicatat
Masing-masing bentuk dan karakteristik obyek dipelajari secara terpisah
Lalu dianalisis untuk kemungkinan ditingkatkan atau dirubah
5. Forced Relationship
Menggabungkan dua atau lebih obyek yang tidak memiliki kaitan untuk menghasilkan sesuatu
yang baru
6. Morphological Analysis
Teknik ini hampir sama dengan attitude listing, hanya dalam pelaksanaannya semua variasi
permasalahan didaftar dan dicatat untuk dicari dicari kemungkinan kombinasi yang baru.
7. Scamper
Merupakan suatu daftar pertanyaan untuk merangsang keluarnya ide-ide yang unik
Sifat orang yang berfikir kreatif
Mampu menghasilkan ide yang banyak dalam waktu yang singkat.
Mampu menghubungkan dan menggabungkan ide yang berbeda menjadi ide yang utuh
Mampu mengembangkan hal yang sederhana menjadi sesuatu yang lengkap
Mampu bekerja secara lengkap dan kompleks
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Berani mengambil resiko
Cepat tanggap dan mandiri
Suka mencari ide-ide yang unik
PENINGKATAN KREATIFITAS
Defenisi kreatifitas
tidak merasa superior dalam wawasan tetap merasa kurang, sehingga selalu mencari sumber
pengetahuan dengan berbagai cara. Humility sangat berperan dalam meningkatkan kreativitas.
http://muhammad-reza.blogspot.com/2008/05/pemecahan-masalah-dalamberpikir.html