Pada waktu itu terjadi ketidakstabilan yang luar biasa disegala bidang di
Negara Indonesia. Ketidakstabilan itu berawal dari krisis moneter yang
terjadi disejumlah negara kawasan Asia Tenggara yang merembet ke
Indonesia.
Reformasi sendiri merupakan suatu perubahan yang bertujuan untuk memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang diwariskan oleh Orde Baru atau merombak segala tatanan politi,
ekonomi, social dan budaya yang berbau Orde baru. Atau membangun kembali, menyusun
kembali.
Pada masa pemerintahan Soeharto, terjadi inflasi besar-besaran yang
mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar menjadi terjun bebas.
Harga bahan kebutuhan pokok melambung tak terkendali. Stabilitas
keamanan tidak kondosusif.
Pada keadaan itulah terjadi ketidak puasan yang luar biasa dikalangan
masyarakat luas akan pemerintahan yang ada kala itu. Kala itu
pemerintahan masih dibawah bendera Suharto. Saat itu terjadi
pemberontakan luar biasa, demonstrasi luar biasa yang diprakarsai oleh
mahasiswa-mahasiswa se Indonesia. Mereka bersama-sama dengan sekuat
tenaga untuk menurunkan paksa Presiden Suharto.
Beberapa hari mereka menduduki gedung Parlemen kala itu. Ketika didalam
gedung terjadi rapat pleno Anggota Dewan. Puncak kekesalan demonstran
ketika terjadi Tragedi Trisakti tanggal 12 Mei 1998 yang kemudian memicu
Kerusuhan besar-besaran Mei 1998 sehari setelah kejadian tersebut.
Akhir dari itu tanggal 21 Mei 1998 Suharto secara resmi mengundurkan diri
sebagai presiden Republik Indonesia kemudian digantikan oleh wakilnya
BJ.Habibie.
Setelah Habibie terpilih menjadi presiden menggantikan Suharto.
Habibie membentuk kabinet baru yang bernama "Kabinet Reformasi". Letjen
Prabowo Subianto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad. Di Gedung
DPR/MPR hampir saja terjadi bentrokan antara pendukung Habibie yang
memakai simbol serta atribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih
bertahan di Gedung DPR/MPR.
Mahasiswa tersebut tetap menganggap bahwa Habibie tetaplah kaki tangan
Suharto. Karena itulah bahwa Habibie tetap masih dianggap dalam lingkaran
rezim orde baru. Tentarapun mengevakuasi mahasiswa tersebut dari Gedung
DPR/MPR ke Gedung Universitas Atma Jaya.
Tanggal 10 November 1998 dibentukan himpunan mahasiswa yang
tergabung dalam Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ), ITB
Bandung, Universitas Siliwangi serta empat tokoh reformasi yaitu
Abrurrahman Wahid (Gus Dur), Amien Rais, Sri Sultan Hamengkubuwono X
dan Megawati Sukarno Putri. Mereka mengadakan dialog nasional di
kediaman Gusdur, Ciganjur, Jakarta Selatan, dan menghasilkan 7 Butir
Kesepakatan, yaitu :
1. Mengupayakan terciptanya persatuan dan kesatuan nasional.
2. Menegakkan kembali kedaulatan rakyat.