Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat di
UGD harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat UPT Puskesmas Keling 1 B.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Unit Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
C.Batasan Operasional
1. Unit Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di Puskesmas yang memberikan pelayanan pertama
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma /
penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Kecelakaan di sekolah
2. Mekanisme kejadian
3
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik
karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia
yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah
satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and
electrolit )
7. Dan lain-lain.
Landasan Hukum
a. Undang undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
b. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
c. Surat Keputusan Menteri KesehatanRI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE /
VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
d. Undang undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
e. Undang undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD UPT Puskesmas Keling 1 adalah :
Nomor
Nama Jabatan
Kualifikasi
Keterangan
Formal
Penanggung jawab
Dokter Umum
Pelayanan Keperawatan
2
4
Bersertifikat GELS /
ACLS / ATLS
UGD
Kordinator UGD
D III
Bersertifikat
Keperawatan
D III
BLS/BTCLS/PPGD
Bersertifikat
Keperawatan /
BLS/BTCLS/PPGD
SPK
Dokter Umum
Bersertifikat
Dokter IGD
ACLS/ATLS/GELS
6
Administrasi
SMU
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Unit Gawat Darurat UPT Puskesmas Keling 1 yaitu :
a.
Kategori :
1 orang Kepala ruangan
1 orang Pelaksana
b.
c.
C. Pengaturan Jaga
I. Pengaturan Jaga Perawat UGD
Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh
Kepala Ruang (Karu) UGD dan disetujui oleh Kepala UPT Puskesmas Keling 1
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat
pelaksana UGD setiap satu bulan..
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada Kepala Ruang.
Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga
Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift)
dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 2
tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan.
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur
dan cuti.
Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Karu UGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam
sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Karu UGD,
diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti,
Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka
KaRu UGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu
libur.
Apabila ada tenaga perawat tiba tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( tidak terencana ), maka KaRu UGD akan mencari perawat pengganti
yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat
yang dinas pada shift
Pengaturan jadwal dokter jaga UGD menjadi tanggung jawab penanggung jawab
pelayanan keparawatan UGD dan disetujui oleh Kepala UPT Puskesmas Keling 1
Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah diedarkan
ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di
mulai.
Apabila dokter jaga UGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
yang
tidak
terencana,
dokter
yang
bersangkutan
harus
yang
tidak
terencana,
dokter
yang
bersangkutan
harus
Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 3 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu
sebelum jaga di mulai.
Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
yang
tidak
terencana,
dokter
yang
bersangkutan
harus
10
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas & Sarana
UGD UPT puskesmas Keling1 berlokasi disebelah timur lantai I gedung utama
yang terdiri dari ruangan Triase, ruangan tindakan , ruangan observasi, ruangan jaga
perawat, ruangan jaga dokter, dan ruangan administrasi.
Ruangan Observasi terdiri dari 3 ( tiga ) tempat tidur, ruangan tindakan terdiri dari (
satu ) tempat tidur , ruangan jaga perawat terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur, ruangan jaga
dokter terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur, ruangan administrasi terdiri dari 1 ( satu ) meja, 2
( dua ) kursi, 1 ( satu ) computer dan 1 ( satu ) printer.
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat
Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien
Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan jantung
seperti monitor dan defribrilator
a. Alat alat untuk ruang resusitasi :
1. Mesin suction ( 1 set )
2. Oxigen sentral dengan flowmeter ( 4 set )
11
Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set )
2.
4 x 5 em ( 5 buah )
- 4 x10 em ( 5 buah )
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kassa ( 1 tromel )
12
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Stetoskop ( 1 buah )
18.
Tensimeter ( 1 buah )
19.
Thermometer ( 1 buah )
20.
21.
13
Otoscope ( 1 buah )
4. Nebulizer ( 1 buah )
5. Mesin EKG ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV catheter semua nomer ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
9. Tensimeter ( 1 buah )
10. Stetoskop ( 1 buah )
11. Thermometer ( 1 buah )
12. Tiang infus ( 1 buah )
d. Alat alat untuk ruang observasi
1. Tensi meter ( 1 buah )
2. Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )
3. Termometer ( 1 buah )
4. Stetoskop ( 1 buah )
5. Standar infus ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 set )
7. IV catheter segala ukuran ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
14
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
d.
I.
15
5. Scope ( 2 buah )
6. Piala ginjal ( 5 buah )
7. Tas Emergency yang berisi :
Obat obat untuk life saving (
Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf )
Senter ( 2 buah )
Stetoskop ( 3 buah )
Tensimeter ( 1 buah )
Piala ginjal ( 5 buah )
Oropharingeal air way
Gunting verban ( 2 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah )
Reflex hummer ( 2 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN
I. Petugas Penanggung Jawab
Perawat IGD
Petugas Admission
17
2.
3.
4.
II.
Petugas Operator
Perangkat Kerja
Pesawat telpon
18
Hand phone
III. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD
1. Antara IGD dengan unit lain dalam RS XXX
Perangkat Kerja
-
Stetoscope
- Tensimeter
19
Status medis
Perangkat Kerja
III.
20
1. Dokter IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian informed
consent pada pasien / keluarga pasien ( SPO IGD 009 )disaksikan oleh
perawat
2.
Perawat IGD
Supir Ambulan
21
- Ambulan
- Alat Tulis
III. Tata Laksana Transportasi Pasien IGD
1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan RS XXX sebagai
transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi IGD ( SPO- IGD 022 )
2. Perawat IGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan (nama pasien ruang
rawat inap, waktu penggunaan & tujuan penggunaan
3. Perawat IGD menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan
kendaraan
4.
D.
Perawat Admission
Dokter jaga IGD
II. Perangkat Kerja
Stetoscope
22
Tensi meter
Alat Tulis
E.
I.
23
1. Petugas IGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak kepolisian
( SPO IGD 030 )
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian rekam medik
3. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga yang
menangani pasien terkait
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang asli
diberikan pada pihak kepolisian
I.
Petugas Satpam
II.
Perangkat Kerja
Senter
Stetoscope
24
EKG
Surat Kematian
III. Tata Laksana Death On Arrival IGD ( DOA )
1.
Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD ( SPO IGD 029 )
2.
3.
I.
II.
Perawat IGD
Perangkat Kerja
Ambulan
Handphone
25
2.
I.
II.
Dokter IGD
Perawat IGD
Perangkat Kerja
Ambulan
Formulir persetujuan tindakan
26
Formulir rujukan
III. Tata Laksana Sistim Rujukan IGD
1.
Alih Rawat
Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk
Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit rujukan
mengenai keadaan umum pasein ( SPO - IGD 020 )
Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat IGD menghubungi RS
XXX / ambulan 118 sesuai kondisi pasien
2.
Pemeriksaan Diagnostik
Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan
pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi
informed consent
3.
Spesimen
Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen
Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan kepetugas
laboratorium
Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju
27
28
BAB V
LOGISTIK
Standar Obat IGD
I. OBAT LIVE SAVING
a. Injeksi
No
Nama Obat
Satuan
Jumlah
1.
2.
Adona AC 10 ml
Alupent
Ampul
Ampul
6
2
Haemostatic
Anti asthmatic dan COPD
3.
Aminophilin
Ampul
14
preparations
Anti asmatic dan COPD
4
5.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Atropin sulfat
Buscopan
Catapres
Cedation
Cortidex
Diazepam
Dicynone
Dormicum
Ephinephrin
Lasik
Lidocain
Metro clopramide
Nicholin 250 mg
Nicholin 100 mg
Naotropil 1 gr
Novalgin
Orodexon
Phenobarbital
Pethidine
Pulmicortn Naspv
Ranitidine
Remopain
Renatoc
Toradol 50 mg
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Asmpul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
125
14
3
5
6
5
5
2
16
94
5
2
2
5
5
4
2
2
8
5
5
2
1
29
Jenis Obat
preparations
Anti spasmodics
Anti spasmodics
Other Anti hypertensives
Anti emetics
Corticosteroid Hormones
Minor Transquillizer
Haemostatics
Hypnotics dan sedatives
Asnastetic lokal & general
Diuretics
Anastetic lokal
Anti emetik
Neuroprotector
Neoroprotector
Neuroprotector
Analgetik
Anti inflamasi
Sedatif
Sedatif
Broncodilator
Antacida
Analgetik
Antacida
Analgetik
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Panadol
Transamin
Valium
Vit k
Tramal 100 mg
ATS 1500 u
Vaksin Engerik B-In-1
Vaccin Engerik o,5 ml
Kallium clorida
Meylon 25 ml
Meylon 100 ml
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Tube
Tube
Flacon
Flacon
Flacon
5
7
14
2
1
10
3
2
6
9
1
Analgetik
Haemostatics
Sedatif
Anti perdarahan
Analgetik
Anti tetanus
Vaksinasi hepatitis
Vaksinasi hepatitis
Elektrolit
Jumla
Jenis Obat
b. Tablet
No
1.
2.
3.
4.
Nama Obat
Adalat 5 mg
Adalat 10 mg
Cedocard 5 mg
Nitrobat
Satuan
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
h
10
Anti hypertensi/
10
Betabloker
Anti hypertensi /
8
10
Betabloker
Anti anginal
Nitrogliserida
c. Cairan Infus
No
1.
2.
3.
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Nama Obat
Asering
Dextrose 5 % 250 ml
Dextrose 5 % 500 ml
Dextrose 10 % 500ml
Dextrose In Saline 0,225
Dextrose 0,5 Darrow
Kaen 3 B
Kaen 3 A
Larutan 2 A
Manitol 250 cc
Nacl 0,9 % 250 ml
Satuan
Jumla
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
h
4
2
8
5
2
3
1
1
7
2
1
30
Jenis Obat
12.
13.
14.
15
16.
17.
Kolh
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Flalon
5
1
6
13
2
6
d. Suppositoria
No
1.
2.
3.
4.
Nama Obat
Amicain Supp
Primperan sup Child
Primperan Sup Adult
Paracetamol Sup
Satuan
Jumla
Jenis Obat
Supp
Supp
Supp
Supp
h
2
3
1
1
Anti emetik
Anti emetik
Anti emetik
Anti piretik,
5.
Propyretic 160 mg
Supp
Analgetik
Anti piretik,
6.
Proris Sup
Supp
Analgetik
Anti piretik ,
7.
8.
Stesolid 5 mg rect
Stesolid 10 mg rect
Tube
Tube
5
7
Analgetik
Sedatif
Sedatif
Satuan
Jumla
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Flacon
Flacon
Flacon
h
5
3
5
2
5
12
8
4
10
2
2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9.
10.
Nama Obat
Cedantron
Calsium gluconas
Zantadin
Lanoxin
Neurobion 5000
Papaverin
Sotatik
Cortison Asetat
Kanamycin 1 gr
Procain Penicillin
31
Jenis Obat
Antiemetik
Vitamin (elektrolit)
Antasida
Cardiac drugs
Vitamin
Anti spasmudics
Anti emetik
Anti inflamasi
Antibiotik
Antibiotik
b. Obat tablet
No
Nama Obat
1.
Aspilet
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Inderal
Inopamil
Isorbid
Merislon
Propanolol
Strocain
Satuan
Jumla
Tablet
h
7
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
5
5
2
2
3
5
Jenis Obat
Anti coagulans, anti
trombotics
Beta Blockers
Cardiac drugs
Anti vertigo
Beta Blockers
Antacid&
Antiulcerant
8.
9.
Norit
Ponstan
Tablet
Tablet
15
2
Analgetic& Antipiretic
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui Instalasi Farmasi.
Kebutuhan obat, alat medis dan bahan habis pakai dihitung tiap dua minggu
berdasarkan analisis kebutuhan obat dan bahan habis pakai dua minggu yang lalu
dengan cadangan 10 %, diajukan kepada Panitia pengadaan obat untuk mendapat
persetujuan. Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan oleh panitia pengadaan
setelah mendapat persetujuan dari direktur.
Distribusi obat, alat medis dan bahan habis pakai dari Instalasi Farmasi dilakukan tiap
tiga hari sekali pada hari Senin dan hari Kamis berdasarkan permintaan dari IGD.
Pendistribusian obat dilaksanakan tidak lebih dari 3 jam sesudah order diterima oleh
Instalasi Farmasi
32
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A.
Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
33
Asesmen resiko
B.
Tujuan
Terlaksananya
program-program
pencegahan
sehingga
tidak
terjadi
Penggunaan
metoda-metoda
peningkatan
34
kinerja
untuk
Karena keberuntungan
Karena pencegahan
Karena peringanan
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
35
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
C. TATA LAKSANA
a.
Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
b.
c.
d.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I.
Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak
36
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV.
Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data
PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
II.
Tujuan
a.
b.
37
IV.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
38
39