TINJAUAN PUSTAKA
artery yang lain. Sepanjang perdarahan, arteri- arteri yang kecil akan penetrasi ke bagian
miometrium sehingga ke endometrium dan menghasilkan arteri spiral .
Anatomi Uterus
pengurangan tingkat estrogen, termasuk wanita yang kurus, merokok, dan olahraga, namun
penggunaan kontrasepsi secara oral tidak ada hubungan dengan peningkatan risiko mioma
uteri. Walau bagaimanapun, Nurses Health Study melaporkan terjadinya sedikit peningkatan
risiko apabila menggunakan kontrasepsi secara oral pada usia awal remaja .
Leiomioma dapat membesar hingga lebih dari 45 kg. Setiap tumor dibatasi oleh
pseudokapsul, bidang pembelahan potensial yang berguna untuk enukleasi dengan
pembedahan. Leiomioma mungkin terjadi satu atau multinoduler dan biasanya berwarna
lebih muda dibanding miometrium normal. Pada irisan tertentu, leiomioma menunjukkan
pola trabekulasi atau pusaran (whorled) otot polos dan jaringan ikat fibrosa dengan
perbandingan yang bervariasi. Secara mikroskopis, dijumpai miosit yang sudah matang dan
berukuran seragam dengan penampakan jinak yang khas. Sel otot polos tersusun dalam
berkas-berkas dengan jaringan fibrosa berselang seling yang berhubungan dengan perluasan
atrofi dan degenerasi yang sudah terjadi.
Suplai darah biasanya melalui satu atau dua arteri besar dan tumor cenderung
memperbesar suplai darahnya dengan degenerasi berikutnya. Pada leiomioma yang lebih
besar, dua pertiga menunjukkan beberapa degenerasi. Degenerasi leiomioma akut relatif
jarang tetapi dapat menjadi nekrotik, hemoragik atau septik.
Menurut Beckmann et al (2010), leiomioma dapat diklasifikasikan ke dalam sub
kelompok berdasarkan hubungan anatomi terhadap lapisan dari uterus. Tiga jenis yang biasa
ditemui adalah:
a.
Intramural
yang
terletak
di
bagian
tengah
dari
dinding
otot
uterus;
adanya
mioma
uteri
dapat
diduga
dengan
pemeriksaan
luar,
sebagai tumor yang keras, bentuk tidak teratur, gerakan bebas, tidak sakit.
2.2.7.2. Pemeriksaan bimanual
Akan mengungkapkan tumor padat uterus, yang umumnya terletak di garis
tengah ataupun agak ke samping, seringkali teraba berbenjol-benjol. Mioma
subserosum dapat mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus.
Tergantung dan lokasi dan ukuran, leiomioma kadang kala dapat dipalpasi dengan
pemeriksaan pelvis bimanual atau pada pemeriksaan abdominal. Pemeriksaan bimanual
menemukan pada pembesaran uterus yang irregular dan mengeras dengan lumpy-bumpy
atau protrusi batu bulat (cobblestone) yang dapat teraba agak keras semasa palpasi .
Pemeriksaan ginekologik secara rutin kadang kala dapat menemukan fibroid. Semasa
pemeriksaan ini, pemeriksa memeriksa ukuran uterus dengan meletakkan dua jari dari
sebelah tangan ke dalam vagina manakala tangan yang berlawanan memberi sedikit
penekanan ke atas abdomen. Jika terdapat fibroid, uterus akan teraba lebih besar atau
uterus akan membesar mengarah ke kawasan yang tidak sepatutnya.
Semasa mengambil sampel endometrium kadang kala dapat ditemukan kavum uterus
yang irregular. Selalunya diagnosis menunjukkan adanya penilaian patologis terhadap
spesimen uterus dan indikasi yang berbeda. Pada pemeriksaan abdominal pelvis teraba
suatu massa pelvis yang besar, midline, irregular- contoured mobile dengan karakteristik
hard feel atau keras .
Pelvis ultrasonografi digunakan untuk memastikan (bila perlu) kehadiran mioma uteri,
tetapi biasanya ditegakkan secara klinis. Komponen kista sering terlihat hipoekogenik
dan penampakan yang konsisten dengan mioma yang melalui degenerasi. Struktur
adneksa termasuk ovari dapat dibedakan dari tumor. CAT dan MRI berguna untuk
evaluasi
mioma
yang
berukuran
besar
karena
ultrasonografi
tidak
dapat
menggambarkannya .
Histeroskopi dapat digunakan untuk evaluasi pembesaran uterus secara langsung dari
kavum endometrium dengan menggambarkan peningkatan ukuran kavum dan mioma
submukosal dapat divisualisasi dan diangkat.
2.2.9. Penatalaksanaan
Pemilihan penanganan dan mioma uteri tergantung pada usia penderita, paritas, status
kehamilan, ukuran tumor, lokasi dan derajat keluhan.
2.2.9.1. Terapi Konservatif dan Pemeriksaan Periodik
Tidak semua mioma uteri memerlukan terapi pembedahan. Kurang lebih 55% dari
semua kasus mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan apapun, apalagi jika
ukuran mioma uteri masih kecil dan tidak menimbulkan keluhan. Tetapi walaupun
demikian pada penderita-penderita ini tetap memerlukan pengawasan yang ketat sampai
3-6 bulan.
Bila seorang wanita dengan mioma mencapai menopause, biasanya tidak mengalami
keluhan, bahkan dapat mengecil, oleh karena itu sebaiknya mioma uteri pada wanita
premenopause tanpa gejala sebaiknya diobservasi saja. Bila mioma uteri besamya
sebesar kehamilan 12-14 minggu apalagi disertai pertumbuhan yang cepat sebaiknya di
lakukan tindakan operatif, walaupun tidak ada gejala atau keluhan, karena mioma yang
besar kadang-kadang memberikan kesukaran pada operasi .
Pada masa post menopause, mioma uteri biasanya tidak memberikan keluhan. Tetapi
bila ada pembesaran mioma pada masa post menopause harus dicurigai kemungkinan
keganasan (sarcoma). Dalam dekade terakhir ini ada usaha mengobati mioma uterus
dengan GnRH agonist (GnRHa). Hal ini didasarkan atas pemikiran leiomioma uterus
terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. GnRHa yang
mengatur reseptor gonadotropin di hipofifis akan mengurangi sekresi gonadotropin yang
mempengaruhi leiomioma.
Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selama 16 minggu pada mioma uteri
menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhannya
menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa dihentikan, leiomioma yang
lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih
mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa
penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat.
2.2.9.2. Terapi Operatif
A. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosa pada myom geburt
dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum dapat
mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai.
Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka
kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%. Syarat untuk melakukan
miomektomi adalah kuretase sebelumnya untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan.
Kerugian dari miomektomi adalah:
-Melemahkan dinding uterus untuk mencegah terjadinya ruptura uteri pada
waktu hamil
-Menyebabkan perlengketan
-Residif.
B. Histerektomi
Perlu disadari bahwa 25-3-% dari penderita tersebut akan masih memerlukan
histeretomi.
Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan tindakan
terpilih terutama pada mioma yang besar sebesar uterus gravidarum 12- 14 minggu.
mioma
uteri
mungkin
mengakibatkan
hal-hal
sebagai
berikut:
1. Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hamil, terutama pada mioma uteri submukosum
2. Kemungkinan abortus bertambahan
3. Kelainan letak jalin dalam lahir, terutama pada mioma yang besar dan letak subserous
4. Menghalang-halangi lahimya bayi, terutama pada mioma letaknya dan di serviks
5. Inersia uteri dan atonia uteri terutama pada mioma yang letaknya di dalam dinding tertama
atau apabila terdapat banyak mioma
6. Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang submukus dan intramural.
2.2.12. Pengaruh Kehamilan Persalinan pada Mioma Uteri
1.Sebaliknya, kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi mioma uteri.
2.Tumor bertumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan edema, terutama
dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan
tumor tidak bertambah besar lagi.
3.Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk, dan mudah terjadi
perdarahan dan nekrosis, terutama di tengah-tengah tumor. Tumor tampak merah (degenerasi
merah) atau tampak seperti daging (degenerasi karnosa)- Perubahan ini menyebabkan rasa
nyeri perut disertai gejala-gejala rangsangan pentoneum dan gejala-gejala peradangan,
walaupun dalam hal ini peradangan bersifat steril. Lebih sering lagi komplikasi ini terjadi
dalam masa nifas karena sirkulasi dalam tumor berkurang akibat perubahan-perubahan
sirkulasi yang dialami oleh wanita setelah bayi lahir.
4. Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akibat desakan
uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi yang
nekrosis yang menimbulkan gambaran klinik perut mendadak (acute abdomen)
DAFTAR PUSTAKA
1.Adriaansz G, 2011. Tumor Jinak Organ Genitalia . Dalam Anwar M, Baziad A,Prabowo RP.
Ilmu Kandungan - Edisi Ketiga- Cetakan Pertama. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirodihardjo : Jakarta
2.Anonim, 2006. Biomolekuler Mioma Uteri - Available from
:http://digilib.unsri.ac.id/download/Biomolekuler%20Mioma%20Uteri-pdf( Accessed on
September 01,2012).
3.Anonymous. Disorders Of The Ovary: Early Diagnosis Can Lead To Succesful
Treatment. Future medicine, viewed 12 November 2012, avalaible at:
http://12,31.13,50/healthnews/MedicmeontheHorizon/moth052003.htm,
4.Antoni S, 2008. Sekilas tentang Tumor (Myoma) Rahim . Available from :
http://www.klinikandalas.wordpress.com. Accested : September 01,2012
5.Conrad, MS, 2008,Dilation and Curettage (D&C), Diunduh dari :
http://www.medicinenet.com/dilation_and_curettage/article.htm, September 01.2012
6.Edward E, 2007. Uterine Miomas : Comprehensive Review. Available from :
http://www.gynalternatives.com. Accested : September 01,2012.
7.Hadibroto BR, 2005. Mioma Uteri . Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 38 No. 3
September 2005. Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, RSUD H. Adam Malik Medan.
Available from :http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15576/l/mkn-sep2005%20(9).pdf (Accessed on September 01,2012). Myoma Uteri, Kista Ovarium dan Tube
Ovarial Abses
8.Howe HL. Epidemiology of Ovarian Cancer in Illinois 1988-1991. viewed 12
November 2012, avalaible at: <http://www.idph.state.il.us>.
9.Jevuska 0, 2007. Mioma Geburt . Available from : http://oncejevuska.blogspot-com.
(Accessed: SeptemberOl, 2012).
10.Laurvick CL, Semmens JB, 1982. Ovarian Cancer In Western Australia: A Population-
Based Review Of The Rends And Outcomes, viewed 12 November 2012, avalaible at:
<http://www.publichealth.gov.au.>
11.Marret H. Doppler Ultrasonography In The Diagnosis Of Ovarian Cyst, J Gynecology and
Obstetry Biology Reproduction, Paris, 2001.
12.Poppy Kumala, dr., 2005, Kamus Saku Kedokteran Dorland, EGC, Jakarta.
13.Sastrawinata, Prof. R. Sulaeman. Obstetri Patologi. Bandung. Elstar Offset. 1981
14.Sutoto J. S. M-, 2008. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu KandunganYayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo,Jakarta.338- 3457.Marjono B. A, 2008.
Tumor Ginekologi- Available from :http://www.geocities.com. Accested : September
01,2012.
15.Sutoto, M.SJ. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, dalam: Ilmu Kandungan, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2005, p : 346-365 Myoma Uteri, Kista Ovarium dan
Tube Ovarial Abses
16.Suwiyoga K, 2003- Mioma Uterus dalam Buku Pedoman Diagnosis-Terapi dan Bagan
Alir Pelayanan Pasien. SMF Obsgin FK UNUD RS Sanglah, Denpasar-201-206
17.Widjanarko 2007, Ginekologi, Kelainan Utems, Diunduh dari: http: //reprod uksi umj
.blogspot-com/2009/1 0/hyperplasia- endometrium.html, September 01,2012
18.Wiknjosastro Hanifa, Anatomi Panggul dan Isinya, dalam: Ilmu Kandungan, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2005, p : 1-26