PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Material sedimen merupakan material hancuran dari batuan induk. Sumber
batuan induk pada setiap material sedimen dapat berbeda-beda. Ada material yang
sumbernya berasal dai batuan vulkanik, ada yang berasal dari batugamping, dan lain
sebagainya. Sumber material sedimen ini dapat dianalisis dengan menggunakan
metode smear slide.
Smear slide merupakan material sedimen yang tidak terkonsolidasi yang
kemudian direkatkan pada kaca slide untuk pengamatan petrografi mikroskopis.
Smear slide merupakan suatu metode yang kuat dan secara cepat dapat mengevaluasi
kuantitas dari partikel sedimen yang sangat halus sebagai dasar untuk
mengklasifikasikan batuan sedimen dan untuk memastikan kehadiran mikrofosil.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli, smear slide dapat
menyediakan persentase data yang akurat yang digunakan untuk mengetahui sekuen
dari batuan sedimen. Oleh karena itu, untuk mengetahui dan dapat memahami dengan
baik metode smear slide maka dilakukanlah praktikum acara dua Smear Slide.
1.2
1.2.1
Maksud
Adapun maksud dilakukannya praktikum sedimentology acara dua Smear
Slide adalah untuk melakukan analasis mengenai partikel yang terkandung dalam
material sedimen pasir.
1.2.2
Tujuan
Mikroskoskop
Glass slide
Tusuk gigi
Label
Sampel ukuran butir 0,125 mm
Lem Epoxy
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Smear slide atau analisa sayatan poles merupakan salah satu metode
pengamatan petrografi, dimana objek utamanya ialah butiran sedimen dengan
kandungan mineral yang memiliki sifat optik yang berbeda. Smear slide dapat
diamati dengan menggunakan mikroskop polarisasi maupun mikroskop binokuler,
dikarenakan mineralnya memiliki bidang bidang datar.
Metode analisa sayatan poles diperoleh dengan cara meletakkansejumlah
sedimen lepas pada permukaan kaca preparat lalukemudian dilem dengan
menggunakan Canada Balsam lalu ditutuplagi oleh kaca preparat. Preparasi contoh
yang
sudah
siap
inikemudian
diperiksa
dibawah
mikroskop
binokuler
Terigen
2.2.1
Olivin
Olivin, mineral ini hanya dapat terbentuk di daerah yang memiliki permukaan
tanah tandus, mineral merupakan salah satu contoh mineral yang mudah teralterasi
atau mengalami perubahan bentuk baik secara fisik maupun kimiawi. Umumnya,
mineral ini banyak dijumpai sebagai mineral utama penyusun batuan beku,
dikarenakan terbentuk langsung dari kristalisasi magma.
2.2.2
Piroksin
Piroksin,
Kilap
dari
piroksen
adalah
kaca.
Dan
berwarna
hijau
Lempung
Lempung atau clay merupakan material yang terdiri dari mineral kaya
alumina, silika dan air. Clay bukan mineral tunggal, tetapi sejumlah mineral. Mineral
lempung merupakan silikat yang berlapis; struktur kristal mineral-mineral tersebut
tersusun dari lapisan tetrahedron SiO4. Di tengah tetrahedron SiO4 yang bergelang-6
biasanya terdapat ion hidroksil (OH). Mineral lempung berukuran sangat kecil
(kurang dari 2 mikron) dan merupakan partikel yang aktif asecara elektrokimiawi dan
hanya dapat dilihat secara mikroskop elektron. Mineral yang membentuk lempung
begitu halus sehingga sampai penemuan X-ray analisis difraksi, mineral ini tidak
secara khusus dikenal. Pembesaran sangat tinggi dapat melihat mineral lempung
dapat berbentuk seperti serpih, serat dan bahkan tabung hampa. Lempung dapat juga
mengandung bahan lain seperti oksida besi (karat), silika dan fragmen batuan.
Kotoran ini dapat mengubah karakteristik dari lempung. Mineral lempung meliputi
kaolin, haloisit (hauoysite), illit, vermikulit, bentonit dan masih banyak lagi. Sumber
utama dari mineral lempung adalah pelapukan kimiawi dari batuan yang mengandung
: felspar ortoklas, felspar plagioklas dan mika (muskovit), dapat disebut sebagai
silikat aluminium komples. Mineral lempung dapat terbentuk dari hampir setiap jenis
batuan selama terdapat cukup banyak alkali dan tanah alkali untuk dapat membuat
terjadinya reaksi kimia (dekomposisi). Lempung digunakan terutama pembuatan
tembikar, ubin lantai, keramik. membuat sanitary ware, menyerap cairan, bahan
bangunan seperti batu bata, semen, dan agregat ringan. Lempung digunakan sebagai
lumpur di dalam pengeboran juga digunakan dalam industri lainnya seperti
pelletizing bijih besi selain itu digunakan pula untuk membuat berbagai jenis barang
tahan terhadap panas ekstrim (refraktori).
2.2.4
Biotit
Biotit, mineral ini dapat berasal dari pembekuan langsung magma atau
kristalisasi magma. Mineral ini umumnya menyusun batuan yang bersifat asam
hingga intermediet, akan tetapi juga sering dijumpai pada batuan beku basa hingga
ultrabasa, batuan sedimen, dan batuan metamorf yang terkompaksikan sebagai biotit
sekunder.
2.2.5
Muskovit
Muskovit
( KAl2(AlSi3O10)(OH)2 )
adalah
mineral
phyllosillicate
dari
almunium dan potasium. Mineral ini berbentuk lembaran dengan tingkat plastisitas
yang tinggi. Lembaran muskovit yang termasuk lembaran mineral yang besar
ditemukan di Nellore, India, dengan ukuran 5x3m
Muskovit memiliki tingkat kekerasan 2 - 2,25 mohs dan memiliki specific
gravity sebesar 2,76 - 3. Mineral ini dapat berwarna abu abu, coklat, hijau, kuning,
violet (jarang), atau tanpa warna dan dapat transparan atau translusen. Muskovit
merupakan mineral anisotropic dan memiliki dwibias yang tinggi dengan sistem
kristal monoklin. Muskovit yang berwarna hijau mengandung kaya akan kromium
disebut
fuschite,
dan
juga
marioposite
juga
kaya
akan
kromium.
Muskovit merupakan mineral mika yang paling umum dijumpai pada batuan granit,
pegmatit, genes, dan sekis. Muskovit terbentuk dari pendinginan magma pada suhu
rendah sekitar 600oC.
Nama muskovit berasal dari kaca muskovy, sebutan mineral yang diberikan di
inggris, didasarkan pada penggunaannya pada masa Pertengahan Rusia sebagai kaca
jendela yang lebih murah. Penggunaan ini diketahui secara luas di Inggris selama
abad ke 16. Penyebutan ini berada di dalam surat George Turberville, Sekertaris
Kedutaan Inggris untuk Rusia pada 1568. Penemuan mineral muskovit sendiri yaitu
pada tahun 1850.
2.2.5
Rock Fragment
Rock fragment adalah pecahan batuam yang telah ada sebelumnya, batuan
beku berbutir halus hingga sedaang, batuan metamorf dan batuan sedimen
menghasilkam fragmen yang berukuran pasir. Rock fragmen pada batuan sedimen
secara umum dihasilkan ketika batuan yang telah ada sebelumnya kemudian
terangkat, lapuk, dan tererosi.
2.3
2.3.1
Biogenik
Foraminifera
Foraminifera merupakan kelompok hewan bersel satu (amoeba) termasuk
dalam Filum Protozoa dan Kelas Sarcodina yang hidup di laut atau marine. Hewan ini
mempunyai cangkang yang disebut dengan test yang umumnya terbuat dari bahan
kalkareus yang biasanya kalsium karbonat (CaCO 3), bahan organik, silika atau
agglutinated yang berupa partikel sedimen asing disekitarnya yang tersemenkan.
Cangkang foraminifera ada yang terdiri dari satu ruang (satu kamar) sampai yang
terdiri dari banyak ruang (banyak kamar) dan membuat struktur yang rumit, tapi hal
inilah yang membuat perbedaan dalam klasifikasi dan identifikasi foraminifera.
Ukuran cangkang yang bervariasi mulai dari kecil sekitar 1 mm sampai yang
berukuran besar 1 cm (Larger foram). Lubang atau bukaan diantara kamar cangkang
foraminifera sebagai tempat keluar pseudopodia disebut dengan apertur. Hewan ini
hidup dalam kolom air secara keseluruhan. Konsentrasi populasi foramninifera
terbesar ditemukan pada kedalaman 10 sampai 50 meter.
Jumlah populasi
foraminifera hidup berkisar pada angka dari 1-200 per m2 dekat permukaan lautan.
Foraminifera telah dimanfaatkan untuk biostratigrafi selama bertahun-tahun, dan
mereka juga telah terbukti sangat berharga dalam rekonstruksi Palaeoenvironmental,
palaeoceanografi dan palaeoklimatologi. Fungsi khusu dari foraminifera ini adalah
apabila Foraminifera bentonik, maka akan digunakan untuk menentukan lingkungan
Radiolaria
Radiolaria adalah protozoa holoplanktonic dan merupakan bagian dari
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
PRAKTIKUM
: Smear Slide
Nama : HalikSEDIMENTOLOGI
Rifki dg taha
Acara
Acara
: Smear NIM
Slide : D611 15 306 Nama : Halik Rifki dg taha
Hari/Tanggal : Jumat/26
Oktober 2016
Hari/Tanggal : Jumat/26 Oktober 2016
NIM : D611 15 306
Pengamatan Mikroskopis
pada:slide berkisar 10%.
No. Sampel
Pengamatan
Mikroskopis :
:1
Deskripsi
Mineral
No. Stasiun
Jenis Mineral
No.
:2
: 01 Sampel
No
Nama
Warna
Bentuk
Ukuran
.
Minera
(mm)
No.
: 02
: 40xStasiun
l
1.
Olivin
Hijau
0,125
Perbesaran
: 40x Prismatik
: Hijau-hitam
2. Piroksin
Hitam
Prismatik
0,125
3.
Biotit
Hitam
Melembar
0,125
Warna
: Hijau-hitam
: Prismatik
4. Ortokla
Putih
Prismatik
0,125
Bentuk
: Prismatik
:s
Kemeraha
Relief
: Opaq-transparant : n
5.
Kuarsa
Prismatik
0,125
Derajat
KejernihanTidak
: Opaq-transparant
: Terigen
Ukuran Mineral
Jenis
Mineral
: 0,125
mm
Keterangan
Ukuran
Mineral
:
Perbesaran
Warna
Bentuk
Relief
Derajat Kejernihan
:
Jenis
Minera
l
Trigen
Trigen
Trigen
Trigen
Persentas
e (%)
40
30
10
10
Trigen
10
Berwarna
: Terigen
: 0,125 mm
Keteranganmikroskopis
: sampel 1 dengan nomor stasiun
Berdasarkan pengamatan
Berdasarkan
pengamatan
mikroskopis
sampel 1 dengan nomor stasiun
01 yang diperbesar hingga 40x
memiliki ciri
fisik warna
mineral hijau-hitam.
01 yang diperbesar
hingga 40x
memiliki
ciri fisik warna
Dimana bentuk mineralnya
adalah prismatik,
derajat
kejernihannya
dari mineral hijau-hitam.
Dimana
bentuk
mineralnya
adalah
prismatik,
derajat kejernihannya dari
transparent hingga opaq,
termasuk
dalam
jenis mineral
terigen
yaitu mineral
transparent
hingga
termasukdan
dalam
jenis mineral
yang berasal dari batuan
yang telah
adaopaq,
sebelumnya
memiliki
ukuran terigen yaitu mineral
mineral berkisar 0,125yang
mm. berasal dari batuan yang telah ada sebelumnya dan memiliki ukuran
mineral berkisar
0,125
mm.persentase hamburan mineral
Berdasarkan klasifikasi
IODP yang
maka
Berdasarkan klasifikasi IODP yang maka persentase hamburan
mineral pada slide berkisar 30%
Deskripsi Mineral
No
.
1.
2.
3.
Nama
Minera
l
Olivin
Piroksin
Biotit
Warna
Bentuk
Ukuran
(mm)
Hijau
Hitam
Hitam
Putih
Prismatik
Prismatik
Melembar
0,125
0,125
0,125
Jenis
Minera
l
Trigen
Trigen
Trigen
Kemeraha
Prismatik
0,125
Trigen
10
Prismatik
0,125
Trigen
10
Persentas
e (%)
35
35
10
Ortokla
4.
s
n
Tidak
5.
Kuarsa
Berwarna
3.2 Pembahasan
3.2.1 Komposisi Mineral pada Pasir Pantai Tanjung Bayang
Berdasarkan pengamatan mikroskopis dengan menggunakan metode smear
slide dapat disimpulkan komposisi mineral pada pasir Pantai Tanjung Bayang adalah
sebagai berikut.
a. Stasiun 1
Mineral olivine berwarna hijau memiliki bentuk prismatik, berukuran 0,125
mm dengan jenis mineral trigen. Persentase mineral 30%. Mineral piroksin berwarna
hitam memiliki bentuk prismatik, berukuran 0,125 mm dengan jenis mineral trigen.
Persentase mineral 30%. Mineral kuarsa tidak berwarna atau transparan memiliki
bentuk prismatic, berukuran 0,125 mm dengan jenis mineral trigen. Persentase
mineral 10%. Mineral orthoklas berwarna putih kemerahan memiliki bentuk
prismatic, berukuran 0,125 mm dengan jenis mineral trigen. Persentase mineral 10%.
Mineral biotit berwarna hitam memiliki bentuk melembar, berukuran 0,125 mm
dengan jenis mineral trigen. Persentase mineral 10%.
b. Stasiun 2
Mineral olivine berwarna hijau memiliki bentuk prismatik, berukuran 0,125
mm dengan jenis mineral trigen. Persentase mineral 35%. Mineral piroksin berwarna
hitam memiliki bentuk prismatik, berukuran 0,125 mm dengan jenis mineral trigen.
Persentase mineral 35%. Mineral kuarsa tidak berwarna atau transparan memiliki
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dpat dimbil dari praktikum mengenai smear slide
ini adalah :
1. Jenis material sedimen terbagi menjadi dua, yaitu terigen dn biogenic
2. Adapun ciri fisik material sedimen yang dideskripsi pad prktikum kali ini adalah:
a. Olivin memiliki bentuk prismatik, dan berwarna hijau
b. Piroksin memiliki bentuk prismatik dan berwarna hitam
c. Biotit memiliki bentuk berlembar dan berwarna hitam
d. Orthoklas memiliki bentuk prismatik dan berwarna putih kemerahan
e. Kuarsa memiliki bentuk prismatik dan tidak berwarna
4.2
Saran
Adapun saran dalam praktikum mengenai smear slide ini adalah sebaiknya
Daftar pustaka
Anonim, 2016, https://tryfor3.wordpress.com/2013/11/22/sedimentologi-analisis-ukuranbutir-pasir-analisis-granulometri/ (diakses pada 18 Oktober 2016)