Jurnal LPvivi
Jurnal LPvivi
Abstract:
Introduction: The main problem in the childs oral cavity is dental caries. Parents role, especially
mothers as the closest person with pre-school children take a main role as a model usually been
followed. The purpose of this study was to determine the relation between mothers knowledge with
dental caries status in children in kindergarten Kusudarsini, Biringkanaya district of Makassar.
Methods: Research methode using observational analytic of 35 kindergarten students Kusudarsini.
Mothers knowledge was considered based on questionnaire that had been distributed to the parents
and filled by the mothers and dental caries status was assessed by using the def-t index.
Results: Mean def-t highest in children aged 4 years (10.17) and female gender (8.71). Most of
mothers showed good knowledge and no respondent considered worst knowledge about dental karies.
There was no significantcy relation shown between mothers knowledge with children dental caries
status (p=0.220).
Conclusion: There was no significantcy relation shown between mothers knowledge and dental
caries status. This is may be caused there was subjectivity of mothers when answered the questions on
questionnaire.
Keywords : Mothers knowledge, Dental caries status, Kindergarten students
Abstrak:
Pendahuluan: Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Peranan orangtua,
khususnya ibu sebagai orang yang terdekat dengan anak usia prasekolah memegang peranan penting
sebagai model panutan yang biasanya akan diikuti oleh anaknya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara pengetahuan ibu dengan status karies gigi murid di
Taman Kanak-Kanak Kusudarsini Kecamatan Biringkanaya Sudiang di Kota Makassar.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik pada 35 murid Taman KanakKanak Kusudarsini. Pengetahuan ibu dinilai setelah menjawab pertanyaan dari kuesioner yang
dibagikan pada orangtua murid dan penilaian status karies dinilai berdasarkan indeks def-t.
Hasil: Nilai rata-rata def-t tertinggi ditemukan pada anak usia 4 tahun (10.17) dan pada jenis kelamin
perempuan (8.71). Sebagian besar diperoleh ibu berpengetahuan baik. Tidak ditemukan ibu
berpengetahuan buruk tentang karies. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu
dengan status karies anak.
Simpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan status karies anak. Hal
ini dapat disebabkan adanya subjektivitas dari ibu responden dalam menjawab kuesioner.
Kata kunci: Pengetahuan ibu, Status karies, murid Taman Kanak-Kanak
PENDAHULUAN
Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan.
Makanan dan minuman akan diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi-geligi,
lidah, dan saliva. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu
upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan
dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari
besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Oleh karena itu
kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang. 1
Anak usia prasekolah umumnya sebagian besar menghabiskan waktu mereka
dengan orangtua atau pengasuh mereka, khususnya ibu. Hal inilah yang menunjukkan
bahwa pemeliharaan kesehatan mulut anak dan hasilnya dipengaruhi oleh
pengetahuan ibu dan apa yang dipercayainya. Pengenalan dan perawatan kesehatan
gigi anak sejak dini merupakan sesuatu hal yang kadang-kadang menimbulkan rasa
kekhawatiran pada setiap ibu. Para ibu mempunyai kekhawatiran bagaimana cara
mempersiapkan anak untuk mempersiapkan anak-anaknya saat menerima perawatan
gigi. Selain itu para ibu juga merasakan kekhawatiran apabila telah melihat ada
kelainan pada gigi anaknya. Rasa khawatir tersebut dapat ditanggulangi dengan cara
mempersiapkan para calon ibu, dan para ibu dalam mengambil langkah-langkah apa
yang dapat dilakukan di dalam mengenalkan perawatan gigi pada anaknya serta
menambah pengetahuan para ibu mengenai kelainan-kelainan pada gigi dan mulut
anak yang sering ditemukan. 1,2
mengenai
kebersihan
gigi-geligi
susu.
Penerapan
instruksi
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya telah dimulai sejak bayi masih di
dalam kandungan, sehingga orang tua akan lebih siap di dalam melakukan instruksi
tersebut.1
Peran serta orangtua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan
pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat
memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orangtua juga mempunyai peran
yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies
pada anak. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya
perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak.
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu
melalui proses pendidikan. Orangtua dengan pengetahuan rendah mengenai
kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak
mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. 1
Taman Kanak-Kanak Kusudarsini terletak di Jalan Paccerakang, Kompleks
Yayasan Perumahan Pegawai Kantor Gubernuran Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Sudiang Raya. Taman
kanak-kanak ini memiliki murid sebanyak 39 orang dan terbagi menjadi tiga kelas,
taman kanak-kanak ini memiliki lima orang staf pengajar dan satu orang Kepala
Sekolah. Informasi dari taman kanak-kanak dan puskesmas menyatakan bahwa
Taman Kanak-Kanak Kusudarsini ini jarang diberi penyuluhan maupun intervensi
kesehatan gigi.
Karena keanekaragaman pengetahuan orangtua tentang kesehatan gigi inilah
penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan
gigi dengan status karies gigi murid di Taman Kanak-Kanak Kusudarsini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu
tentang karies gigi dengan status karies gigi pada murid TK Kusudarsini. Hipotesis
penelitian ini yaitu ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status karies anak.
TINJAUAN PUSTAKA
Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang ditujukan kepada
individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehaatan gigi yang
setinggi-tingginya. Soemantri menyatakan bahwa pendidikan kesehatan gigi adalah
suatu usaha atau aktivitas yang memperngaruhi orang-orang sedemikian rupa
sehingga baik untuk kesehatan pribadi maupun kesehatan masyarakat. 3
Bastian berpendapat bahwa pendidikan kesehatan gigi adalah semua aktivitas
yang membantu menghasilkan penghargaan masyarakan akan kesehatan gigi dan
dapat
diterapkan
pada
masing-masing
kelompok
Beberapa kelainan gigi dan mulut yang sering terjadi pada usia
anak:
2.1
yang
ompong.
Proses
terjadinya
lubang
pada
gigi
dapat
diubah
oleh
kuman
menjadi
asam
yang
tertimbun
sisa
makanan.
Apabila
makanan
dan
setelah
perawatan
syaraf
selesai
baru
dilakukan penambalan.
4. Tipe gigi berlubang akibat meminum susu. Pemberian susu
botol di malam hari (di sela-sela waktu tidur) dan
pemberian
menimbulkan
yang
gigi
melebihi
berlubang.
usia
12
bulan
Tanda-tanda
gigi
sering
yang
dan selalu bilas dengan air putih, biasakan anak minum susu di
gelas sejak anak berulang tahun kesatu, pemberian jus buahbuahan hendaknya menggunakan gelas, selalu memperhatikan
kebersihan rongga mulut.
2.1.2 Susunan gigi tidak teratur
Susunan gigi yang tidak teratur disebabkan oleh ukuran gigi
yang lebih besar daripada ukuran rahang. Dapat terjadi pada
geligi sulung maupun gigi tetap. Upaya pencegahan yang
sangat mudah dilakukan adalah biasakan anak mengunyah
makanan (tidak dikulum/emut), berikan rangsangan makanan
yang membutuhkan proses pengunyahan (makanan jangan
yang lunak), dan perhatikan saat usia pergantian gigi sehingga
tidak terjadi penumpukan gigi. Apabila susunan gigi sangat
tidak teratur dapat dilakukan perawatan dengan menggunakan
kawat gigi.
2.1.3 Kegoyangan gigi
Gigi-geligi yang sudah mendekati masa pergantian dengan
gigi tetap sering mengalami kegoyangan. Kegoyangan gigi
disebabkan oleh terjadinya pengurangan panjang akar gigi
akibat adanya desakan dari gigi tetap yang akan tumbuh.
Apabila gigi-geligi terlihat sangat goyang maka dapat dilakukan
pencabutan sendiri dengan menggunakan tangan, namun
9
apabila
kegoyangan
gigi
masih
sedikit
sedangkan
gigi
pertumbuhan
geligi
tetap.
Cara
mengetahui
10
yang
merangsang)
maupun
karena
kurangnya
disadari.
Perawatan
yang
dapat
dilakukan
adalah
mengalami
fermentasi
sehingga
merangsang
untuk
12
parah
dapat
dilakukan
penyikatan
lidah
dengan
lingkungan
luar.
Pengaturan
metabolisme
dan
sangat
jelas
terlihat.
Oleh
karena
itu
proses
pertama. Tujuan
13
Kemampuan
berbahasa
anak
mulai
berkembang
14
15
Namun
peran
menentukan
orang
tua
keberhasilan
masih
dalam
sangat
besar
melakukan
di
dalam
pemeliharaan
sendiri
oleh
anak
adalah
metode
Fons.
16
akan
menimbulkan
rasa
tanggung
jawab
akan
17
gigi
dan
pemakaian
pasta
gigi
sudah
Bantuan
orang
tua
dibutuhkan
apabila
anak
rapat.
Orang
tua
perlu
mengajarkan
cara
18
anak-anak
dengan maloklusi,
19
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah
penelitian
penelitian
yaitu
murid
Taman
Kanak-Kanak
20
operasional karies, yaitu terkaitnya sonde pada saat dilakukan sondasi pada
permukaan gigi.
Penilaian status karies gigi dinilai dengan menggunakan indeks def-t dan
klasifikasi menurut WHO, yaitu dengan menghitung banyaknya gigi sulung yang
mengalami d (kerusakan karena karies) , e (dicabut karena karies), f (ditambal karena
karies), dimana:
1. d = Decayed / rusak/jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal
2. e = Indicated for Extracted / indikasi untuk pencabutan/jumlah gigi sulung yang
telah atau harus dicabut karena karies.
3. f = Filled / tambal/jumlah gigi sulung yang ditambal pada permukaan yang tidak
terdapat karies gigi.
Perhitungan def-t berdasarkan pada 20 gigi sulung. Adapun gigi-gigi yang
tidak dihitung adalah sebagai berikut :
1. Gigi yang hilang termasuk gigi yang belum erupsi dan tidak ada karena
kelainan genital
2. Gigi supernumerary
3. Gigi tiruan yang disebabkan bukan karena karies gigi, tidak dihitung sebagai filled
(tambalan)
WHO memberikan kategori dalam perhitungan def-t berupa derajat interval
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat rendah
Rendah
Moderat
Tinggi
Sangat tinggi
: 0,0 - 1,1
: 1,2 - 2,6
: 2,7 4,4
: 4,5 6,5
: > 6,6
21
22
HASIL
Tabel 1 menampilkan 35 subyek yang diteliti, dimana diperoleh 21 (60%) anak
berjenis kelamin laki-laki dan 14 (40%) anak berjenis kelamin perempuan dengan
kelompok umur 4, 5, dan 6 tahun dimana yang terbanyak pada kelompok usia 5 tahun
yaitu 17 (48.6%) anak.
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan usia
23
Pengetahuan ibu
Baik
23
65.7
Sedang
12
34.3
Buruk
Total
35
100
Tabel 3. Distribusi nilai rata-rata def-t anak berdasarkan jenis kelamin anak, usia
anak, dan pengetahuan ibu
rata-rata
status
karies
anak
(d) lebih tinggi dibandingkan anak
karies
mendapatkan
terbesar
ditambal.
Diperoleh
nilai
gigi
anak
yng
belum
penanganan
pada
ibu
(d)
berpengetahuan
rata-rata
karies gigi yang belum mendapat
pada
ibu
responden
baik
sebesar
6.00
usia 4 tahun terbesar dengan nilai ratarata 9.50 dengan standar deviasi 1.761
dan
pada
dengan
responden
2.314.
nilai
rata-rata
terkecil
standar
deviasi
berpengetahuan
Tidak
diperoleh
2.359
sedang
hasil
ibu
25
Tabel 4. Hubungan antara pengetahuan ibu dengan status karies gigi anak
DISKUSI
penelitian
ini,
hubungan
26
14
(40%)
subjek
anak
nilai
(48.6%) subjek.
dimana
rata-rata
nilai
def-t
rata-rata
anak
def-t
dibandingkan
dengan
sebelumnya
yang
penelitian
dilakukan
dikutip
laki-laki.
berkumur
dalam
setelah
makan
dari
Hidayat
Hal
ini
yang
dapat
27
lama
kelompok
berhubungan
dengan
penelitian
ini
tua
bahwa
karena
gigi
anggapan
anak
akan
ini
sesuai
umur
ini.
dan
bahwa
mulut
penyakit
merupakan
ini
kemungkinan
juga
dengan
Tabel 4 memperlihatkan
tidak
Meinarly
yang
yang
TK
Gultom
karies
dilakukan
penambalan.
ada
hubungan
Kusudarsini
yang
Sudiang
Sulitnya
anak
yang
masih
kecil
baik
pengetahuan
ibu
28
Sudiang
Hasil
penelitian
dengan
ini
sesuai
penelitian
yang
ibu
ini
memperlihatkan
sebagai
orangtua
yang
yang
menyatakan
banyak
ibu
pengetahuan
mengenai
bahwa
yang
memiliki
yang
cara
baik
menjaga
perkembangan
anak
usia
disertai
implementasi
Tingginya
bertambah.
dalam
pengetahuan
penelitian
ini
ibu
Sehingga
sangat
dapat
dari
menjawab
kesehatan
pertanyaan
ingin
menjawab
ibu
dalam
gigi
menjaga
dan
mulut
tingginya
angka
yang
dilakukan
Kanak-Kanak
penelitian
di
Taman
Kusudarsini
29
Kecamatan
Barangkanaya
Sudiang,
maka
dapat
sementara
ada
hubungan
yang
di
TK
Kecamatan
Kusudarsini
Biringkanaya
Makassar.
2. Pengetahuan
ibu
dalam
penelitian
ini,
menyarankan
tinggi
perlunya
peningkatan
kesadaran,
pengetahuan,
serta
perilaku
Kecamatan
Biringkanaya
Sudiang
pemberian
mengenai
penyuluhan
pemeliharaan
kesehatan
gigi
Selain
itu,
dan
mulut.
perlunya
mengenai
perlu
dengan
harapan
disertai
dapat
mengurangi
30
5. Maulidta
KW.
Hubungan
kebiasaan menggosok gigi dan
konsumsi
makanan
jajanan
kariogenik dengan kejadian karies
gigi pada anak usia prasekolah di
Taman Kanak-Kanak Pondok
Beringin Semarang. J.Ilmu dan
Tek.Kesehatan
(JITK).
2010;
1(1):1-7.
31