Anda di halaman 1dari 27

MODUL III

PENGUKURAN VISKOSITAS DENGAN REDWOOD VISCOMETER


LAPORAN PRATIKUM

Nama

: Made Ray Yuda Suyatna

NIM

: 12215073

Kelompok

: 6

Tanggal Praktikum

: 10 November 2016

Tanggal Pengumpulan

: 17 November 2016

Dosen

: Zuher Syihab, S.T, Ph. D.

Asisten

: Bintan Pradika
Prayudha Rifqi Safiraldi

(12213068)
(12213092)

LABORATORIUM ANALISIS FLUDA RESERVOIR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL................................................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................ 4
BAB I TUJUAN................................................................................................................... 5
1.1. Tujuan........................................................................................................................ 5
BAB II TEORI DASAR .................................................................................................... 6
BAB III ALAT DAN BAHAN........................................................................................... 9
3.1. Alat dan Bahan.......................................................................................................... 9
BAB IV PENGOLAHAN DATA....................................................................................... 10
4.1.Data Observasi........................................................................................................... 10
4.2.Perhitungan Viskositas Dinamik................................................................................13
4.3.Perhitungan Viskositas Kinematik............................................................................. 14
4.4.Perhitungan Viskositas Indeks................................................................................... 14
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................................ 15
5.1. Asumsi....................................................................................................................... 15
5.2. Analisis Alat............................................................................................................. 15
5.3. Analisis Hasil15
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 18
6.1.Kesimpulan................................................................................................................ 18

6.2.Kesan dan Pesan........................................................................................................ 18


DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 20
JAWAB PERTANYAAN..................................................................................................... 19

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I
TUJUAN

1.1

TUJUAN
Mengetahui pemakaian Redwood Viscometer untuk:
1.

Mengukur viskositas minyak yang diperoleh sebagai fungsi dari waktu pengaliran
(dalam detik).

2.

Menghitung Viscosity Index (VI) suatu sampel minyak.

BAB II
TEORI DASAR

Viskositas merupakan parameter penting yang memerlukan perhatian besar tentang aliran
fluida. Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap tekanan
geser yang diberikan oleh fluida tersebut. Viskositas gas akan bertambah besar dengan
naiknya suhu namun apabila sudah melewati suatu tekanan tertentu, naiknya suhu akan
mengakibatkan viskositas gas menjadi berkurang, sedangkan viskositas cairan akan
berkurang dengan naiknya suhu.
Pada percobaan ini, waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan 50 cc sampel melalui
viscometer redwood (dalam detik) diukur pada temperatur tertentu dimana pada percobaan
ini adalah 100, 140, dan 180 0F. Harga viskositas kinematik bisa dihitung dengan
menggunakan hubungan:
TABEL 3-1
Persamaan Konversi Viskositas Kinematik
Skala Viskositas
Saybolt universal

Redwood

Waktu (sec)

Viskositas kinematic (cm2/sec)

32<t<100

0,00226t-1,95/t

t>100

0,00220t-1,35/t

43<t<100

0,00269t-1,79/t

t>100

0,00247t-0,50/t

Viscosity Index (VI) dari minyak adalah suatu bilangan yang dapat menyatakan besarnya
perubahan viskositas akibat perubahan temperatur. Nilai ini sangat berpengaruh terhadap oli
lubrikan di industri otomotif. VI dapat ditentukan dengan menggunakan hubungan:
1. Untuk minyak dengan VI antara 0 sampai 100 berlaku:
=

100

Dimana:
VI

: Viscosity Index

: Viskositas kinematik pada 210 0F untuk minyak dengan VI = 0

: Viskositas kinematik minyak pada 100 0F

: Viskositas kinematik pada 100 0F untuk minyak dengan VI = 100

: Viskositas kinematik minyak pada 210 0F

Untuk minyak dengan viskositas kinematic di atas 75 cSt pada 210 0F dapat digunakan
persamaan:
= 1,015 2 + 12,154 155,61
= 0,8236 2 0,5015 53,03

Untuk minyak dengan viskositas kinematic di bawah 2,0 cSt pada 210 0F dapat digunakan
persamaan:
= (1,655 + 1,2665)
= (0,1725 + 0,34984)

Untuk minyak dengan viskositas kinematic di antara 2,0 cSt sampai 75 cSt pada 210 0F
dapat digunakan rumus:
= 2 + +
= 2 + +

Konstanta a, b, c, d, e dan f dapat dicari dari table coefficient of quadratic equation, atau
nilai L dan H dapat langsung dicari dari table basic value for L and H for kinematic
viscosity.
2. Untuk VI di atas 100 digunakan hubungan sebagai berikut:
=

Sehingga harga Viscosity Index adalah:


=

() 1
+ 100
0,00715

Dimana:
=

( )

BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1.

ALAT DAN BAHAN


1.

Redwood Viscometer

2.

Oil cup

3.

Termometer

4.

Oil Cup Thermometer

5.

Flask 50 cc

6.

Heater

7.

Picnometer

8.

Stopwatch

9.

Timbangan

10. Valve
11. Gelas Kimia
12. Sampel crude oil
13. Air

BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1. Data Observasi


Eksperimen Penentuan Massa Jenis Fluida menggunakan Picnometer
Massa diukur dengan neraca analitis:
Tabel 4.1.1 Data Picnometer

Sampel

()

Picnometer kosong
Picnometer +
Air 25 oC
Picnometer +
Crude oil 86 oF
Picnometer +
Crude oil 131 oF
Picnometer +
Crude oil 141.8 oF

13.49

18.12
18.07
18.06

Menentukan Viskositas Kinematik menggunakan Redwood Viscometer


Waktu alir 50 cc sampel:

Sampel Minyak

()

Crude Oil 86 oF
Crude Oil 131 oF
Crude Oil 141.8 oF

195
36.7
32.5

4.2. Perhitungan Densitas dan SG Sampel


Dengan menggunakan referensi dari www.engineeringtoolbox.com didapatkan data
massa jenis sebagai berikut:

25 = 0.997 /3
86 = 0.99570 /3
131 = 0.98565 /3
141.8 = 0.98266 /3
210 = 0.96000/3
Menghitung massa jenis and SG sampel oil:
Mpicno kosong = 13.49 gr
86 =

131 =
141.8 =

18.12 13.49
= 0.926 /3
5

18.07 13.49
= 0.916 /3
5

18.06 13.49
= 0.914 /3
5

Grafik 4.2.1 Densitas Minyak VS Temperature

Densitas Minyak (gr/cm^3) VS Temperature (F)


0.928
0.926

Densitas Minyak

0.924
0.922
0.92
0.918

Densitas Minyak (gr/cm^3)


VS Temperature (F)

0.916
0.914
0.912
0.91
0.908
86

131

141.8

Regresi untuk mencari 210 :


y = 0.9446 2.171510-4 210 = 0.8989
Jadi, 210 adalah 0.8989 /3 .
Densitas Minyak (gr/cm3)

86 = (

0.926
)
=
= 0.92999
86 0.99570

0.916
131 = (
)
=
= 0.92933
131 0.98565

0.914
141.8 = (
)
=
= 0.93012
141.8 0.98266
210 = (

0.8989
)
=
= 0.91476
210 0.98266

4.3. Perhitungan Viskositas Kinematik


Untuk t > 100 s digunakan korelasi Redwood:
2

) = 0.00247

0.50

Untuk 43 < < 100 , digunakan korelasi Redwood:


2

) = 0.00269

1.79

Untuk < 43 , digunakan relasi korelasi engler:


2

) = 0.00147

3.74

, = 1.8645 0.9923

0.50
0.5
2
86 ( = 195 ) = 0.00247
= 0.00247 195
= 0.47908

195

= 47.908
3.74
1.8645 0.9923
3.74
= 0.00147 (1.8645 36.70.9923 )
1.8645 36.70.9923

131 ( = 36.7 ) = 0.00147 (1.8645 0.9923 )

= 0.0416

2
= 4.16

141.8 ( = 32.5 ) = 0.00147 (1.8645 0.9923 )


= 0.00147 (1.8645 32.50.9923 )

= 0.0233

3.74
1.8645 0.9923

3.74
1.8645 32.50.9923

2
= 2.33

Grafik 4.3.1 Viskositas Kinematik VS Temperature

Viskositas Kinematik (cSt) VS Temperature (F)


60

Viskositas Kinematik

50
40
30

Viskositas Dinamik (cSt) VS


Temperature (F)

20
10
0
86

131

141.8

Regresi untuk mencari 210 :


210 = 1.6852105.966 = 0.2356

4.4. Perhitungan Viskositas Dinamik


Dengan menggunakan korelasi = , didapatkan
86 = 0.926 47.908 = 44.3628
131 = 0.916 4.16 = 3.8105
141.8 = 0.914 2.33 = 2.1296
210 = 0.8989 0.2356 = 0.21178

Grafik 4.4.1 Viskositas Dinamik VS Temperature

Viskositas Dinamik (cP) VS Temperature (F)


50
45

Viskositas Dinamik

40
35
30
25

Viskositas Dinamik (cSt) VS


Temperature (F)

20
15
10
5
0
86

131

141.8

210

4.5. Perhitungan Viskositas Indeks


Karena nilai viskositas kinematik pada temperatur 210 F kurang dari 2 cSt, maka

digunakan korelasi: = 100, while


= (1.655 + 1.2665)
= (0.1725 + 0.34984)
dimana
Y

: Viskositas kinematik minyak pada 210 oF

= 0.2356

: Viskositas kinematik minyak pada 100 oF

= 19.7060 cSt

so
= (1.655 + 1.2665) = 0.2356(1.655 + 1.2665 0.2356) = 0.460218
= (0.1725 + 0.34984) = 0.2356(0.1725 + 0.34984 0.2356) = 0.060059
=


0.460218 19.7060
=
100 = .

0.460218 0.060059

BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Asumsi
1. Semua alat berfungsi dengan baik.
2. Tekanan konstan selama percobaan berlangsung, sehingga tidak ada pengaruh
tekanan terhadap viskositas.
3. Temperatur sampel minyak konstan saat pengukuran waktu pengaliran dan saat
pengukuran massa dengan picnometer, serta temperatur yang terukur benar-benar
temperatur yang dikehendaki .
4. Tidak ada zat pengotor dalam oil cup dan orifice karena zat pengotor akan
menyumbat aliran sehingga waktu alir akan bertambah.
5. Arah aliran sudah tegak lurus karena jika arah aliran miring akan menambah waktu
alir dan menghasilkan resultan gaya gesek terhadap sumbu horizontal dan dapat
mempengaruhi hasil perhitungan.
6. Tidak ada minyak yang muncrat saat minyak jatuh dari orifice ke flask
7. Tidak ada pengaruh angin saat minyak jatuh dari orifice ke flask
8. Volume sampel minyak termasuk buihnya adalah tepat 50 cc.
9. Tidak ada titik air di dalam picnometer yang dapat mengurangi ketepatan
pengukuran massa.
10. Sebelum diisi sampel minyak, oil cup dalam keadaan benar-benar bersih, sehingga
oil cup 100% diisi oleh sampel minyak.
11. Tidak terjadi kesalahan paralaks dalam penentuan temperatur, massa atau pun waktu
alir dari sampel minyak.

5.2 Analisis Alat


1. Picnometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan densitas suatu fluida dengan
mengukur massa fluida yang ada di dalam picnometer yang diperoleh dari selisih antara
massa picnometer yang telah terisi fluida dengan massa picnometer yang masih kosong
lalu dibagi dengan volume picnometer yang digunakan. Pengukuran massa fluida dengan
picnometer bisa sangat akurat jika pengisian fluida dilakukan dengan tepat. Penggunakan
picnometer yang lebih besar menghasilkan pengukuran densitas fluida yang lebih akurat

dibanding picnometer yang lebih kecil karena galat yang diperoleh lebih kecil dengan
menggunakan ukuran picnometer yang lebih besar dibanding picnometer yang lebih kecil.

2. Redwood Viscometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan viskositas suatu
fluida pada temperatur tinggi, sehingga amat baik untuk mengukur fluida yang memiliki
viskositas tinggi, yang biasanya berupa crude oil dengan struktur komponen berat. Media
pemanas yang digunakan Redwood Viscometer adalah fluida air. Kelebihan penggunaan
media air sebagai media pemanas yaitu perubahan suhu fluida air pada saat penentuan
waktu alir sampel tidak berubah drastis dan signifikan, selain itu air yang digunakan adalah
air aquades sehingga tidak ada kandungan ion-ion sehingga tidak merusak alat. Untuk
keakuratan data perhitungan selama waktu pengaliran sampel berlangsung, perubahan suhu
harus dijaga konstan dan tidak boleh mengalami perubahan lebih dari 1%. Namun
kekurangan penggunaan media air sebagai media pemanas yaitu terbatasnya suhu
pengamatan yang dapat dilakukan pada saat percobaan, yaitu hanya sampai 212oF (100oC)
karena pada suhu tersebut fluida air akan berubah fasa menjadi uap. Dengan kata lain,
kelebihan dari penggunaan Redwood Viscometer dalam menentukan viskositas suatu
fluida adalah waktu alir minyak relatif cepat, tidak seperti pada Ostwald Viscometer,
kenaikan temperaturnya sangat cepat, tidak perlu menentukan konstanta alat, fluida
pemanasnya mudah diganti (bisa menggunakan fluida selain air), dapat menentukan
viskositas crude oil yang berfraksi berat, penggunaan alatnya sederhana, tidak rumit.
Sedangkan kelemahan dari alat ini adalah tidak bisa mengukur pada kondisi temperatur dan
tekanan reservoir, tingkat ketelitian kurang tinggi, hanya bagus untuk fluida dengan waktu
alir > 43 second, penguapan fluida pemanas cukup tinggi dan tidak memiliki control
temperatur sehingga sulit menentukan temperatur (tidak stabil).

Hal yang perlu diperhatikan pada saat kita mengukur waktu alir sampel yang mengalir
melalui Redwood Viscometer adalah saat pertama kali kita mengukur waktu alir. Kita
mulai mengukur waktu alir sampel ketika valve diangkat dan sampel mulai keluar dari
orifice bukan ketika sampel jatuh di dalam flask. Hal ini dikarenakan jika kita mengukur
waktu alir sampel ketika sampel tersebut jatuh di flask maka sampel tersebut telah memiliki
kecepatan saat tepat menumbuk flask yang berarti sampel tersebut telah memiliki suatu
energi yaitu energi kinetik sehingga dalam perhitungannya nanti kita harus mengkoreksi
energi yang dimiliki oleh sampel tersebut dan itu tidak praktis.

5.3 Analisis Hasil


Pada percobaan ini, penentuan viskositas sampel dilakukan pada temperatura 86 0F,
131 0F, dan 141,8 0F dengan menghitung waktu yang dibutuhkan oleh 50 cc sampel minyak
untuk mengalir dari oil cup ke flask sesuai dengan suhu yang diinginkan. Data percobaan
untuk temperatura 210 0F tidak dapat dicari dikarenakan kurangnya data hasil percobaan
untuk menentukan pendekatan tersebut. Jika menggunakan hasil data yang ada akan
mendapatkan galat yang besar. Hal ini menyebabkan viskositas index juga tidak dapat
ditentukan menggunakan rumus pada dasar teori. Setelah dihitung diperoleh nilai VI
sebesar -4809.5337. VI menunjukkan hubungan antara perubahan viskositas terhadap
perubahan temperature, semakin tinggi nilai VI, semakin rendah pengaruh temperature
terhadap viskositas. Regresi linier untuk mencari VI gagal dilakukan karena tidak mungkin
viskositas indeks bernilai negative. Oleh karena itu, pendekatan melalui regresi linear gagal
dilakukan, karena galat yang dihasilkan sangat besar dan data yang ada belum cukup untuk
melakukan penaksiran disebabkan perbedaan suhu yang ingin dicari jauh dari suhu pada
data waktu yang didapat.
Dari hasil percobaan terlihat bahwa viskositas semakin kecil dengan membesarnya
temperature, mengecil seiring dengan pertambahan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada
mengenai pengaruh temperatur terhadap viskositas suatu fluida bahwa kenaikan temperatur
akan mengakibatkan jarak antar molekul bertambah besar yang menyebabkan pertambahan
volume sehingga molekul lebih leluasa bergerak dan fluidititasnya pun meningkat (fluida
semakin mudah mengalir). Dan penurunan viskositas kinematik sebanding dengan
viskositas dinamik karena viskositas dinamik merupakan pekalian antara viskositas
kinematik dan massa jenis.

Dalam perhitungan Spesific Gravity (SG) untuk percobaan ini nilai dari air
diasumsikan 1 gr/mL untuk setiap suhunya. Dari hasil yang diperoleh menunjukan bahwa
densitas sampel minyak yang sebenarnya merupakan spesific gravity (SG) dari sampel
minyak tersebut. Berdasarkan data perhitungan didapatkan pola penurunan SG terhadap
kenaikan temperature, hal ini dapat dijelaskan dengan memuainya fraksi ringan saat
kenaikan temperature sehingga untuk volume yang sama terdapat sejumlah massa yang
lebih kecil dikarenakan pemuaian tersebut sehingga terjadi pola penurunan SG.

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
1. Hasil pengukuran viskositas kinematik dan viskositas dinamik dari sampel minyak
dengan terlebih dahulu mengukur waktu alir sampel minyak tersebut dengan
menggunakan redwood viscometer disajikan dalam tabel berikut:
(cP)
T (0F)
Vk (cSt)
80

47.908

44.3628

131

4.16

3.8105

2.33

2.1296

141.8

2. Viscosity Index (VI) = 137.8040


6.2 Kesan Pesan
Praktikum seru, menantang, tegang, meningkatkan adrenalin. Pada akhirnya semua
anggota kelompok di kick, karena memang dari kita sedikit sekali persiapan mulai dari
belajar bareng, serta kurang bisa mengatur waktu bersama. Jadi mohon maaf kepada bang
bintan dan bang pray kalau kita semua membuat kesal. Kita semua menyadari kesalahan
kesalahan dan mencoba sebaik mungkin memperbaikinya.
Terima kasih atas pembelajarannya, semangat terus abang abang!

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Analisa Fluida Reservoir. 2016. Buku Petunjuk Praktikum Fluida Reservoir. Bandung:
TM ITB. Halaman 15 19.

https://en.wikipedia.org/wiki/Viscosity, diakses pada hari Selasa (15/11/16) pukul 11:44 PM

http://petrowiki.org/Oil_viscosity, diakses pada hari Selasa (15/11/16) pukul 11:44 PM

JAWAB PERTANYAAN
1. Redo Tugas Pendahuluan
1) Sebutkan tujuan percobaan modul ini!
I.

Mengukur viskositas sampel yang diperoleh sebagai fungsi dari waktu pengaliran dengan
menggunakan redwood viscometer

II.

Menhitung viskosity index suatu sampel minyak menggunakan redwood viscometer

2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan viskositas!


Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap tekanan geser yang
diberikan oleh fluida tersebut
3) Gambarkan grafik viskositas minyak dan viskositas gas! Jelaskan juga apa saja factor yang
mempengaruhi nilai viskositas tersebut!
GRAFIK VISKOSITAS MINYAK VS TEKANAN

pada saat tekanan reservoir diatas

tekanan bubble point, viskositas


minyak didalam reservoir menurun
Tekanan makin rendah
jarak antar molekul
makin jauh

hampir secara linear seiring dengan


turunnya tekanan. Hal itu terjadi
karena

Gas terlepas dan


meninggalkan
liquid dengan
molekul2
berukuran besar
Pb

penurunan

menyebabkan

tekanan

molekul-molekul

komponen minyak menjadi lebih


mudah bergerak
P

pada saat tekanan turun melewati


tekanan

bubble

point,

terjadi

perubahan komposisi pada minyak diakibatkan oleh komponen-komponen ringan


menjadi gas yang lepas, menyisakan reservoir dengan komponen berat yang lebih
susah bergerak sehingga viskosias meningkat.
Faktor-faktor:
temperatur: T Meningkat maka menurun & sebaliknya
tekanan: P Meningkat maka meningkat & sebaliknya
ukuran dan bentuk molekul: makin berat kandungan komponennya maka

meningkat & sebaliknya


bentuk molekul : semakin banyak ikatan rangkapa maka maka makin besar
& sebaliknya
konsentrasi : makin tinggi konsentrasinya maka makin besar & sebaliknya
ikatan antar molekul : semakin kuat ikatan antar molekulnya maka makin
besar & sebaliknya

GRAFIK VISKOSITAS GAS VS TEKANAN

visoksitas gas turun seiring dengan tekanan hingga tekanan tertentu karena pada dengan
turunnya tekanan posisi molekul gas semakin renggang sehingga molekul dapat bergerak
melewati satu sama lain dengan relatif mudah

pada tekanan tertentu, viskositas

meningkat

denan

peningkatan

temperatur sedangkan pada tekanan


tinggi

viskositas

turun

dengan

peningkatan temperatur rendah

Faktor-faktor:

temperatur: T Meningkat maka

menurun & sebaliknya


tekanan: P Meningkat maka meningkat & sebaliknya
ukuran dan bentuk molekul: makin berat kandungan komponennya maka

meningkat & sebaliknya


bentuk molekul : semakin banyak ikatan rangkapa maka maka makin besar
& sebaliknya
konsentrasi : makin tinggi konsentrasinya maka makin besar & sebaliknya
ikatan antar molekul : semakin kuat ikatan antar molekulnya maka makin
besar & sebaliknya
4) Jelaskan skematik (flowchart) prosedur percobaan!

Buka stirer lalu bersihkan oil cup


dengan bensin atau eter, dinginkan

Masukkan air ke dalam water bath


sekitar 700cc lalu pasang kembali
stirer

Masukkan sampel crude oil sampai


batas

Pasang termometer pada water bath


dan oil cup

Panaskan water bath ddengan


menghubungkan steker redwood
viscometer ke stop kontak

Panaskan hingga melebihi beberapa


derajat dari target, lalu pasang flask
ada orifice, ketika suhu target tercapai

Bersamaan dibuanya valve, catat


waktu pengaliran 50 cc sampel, lalu
matikan stopwatch ketika sudah 50 cc

Ulangi percobaan jika perubahan


temperatur melebihi 1 %

Dari percobaan yang sama, ulangi


untuk temperatur 100, 140m 150 dan
210 derajat F

Tentukan SG sampel pada tiap


temperatur dengan mebggunakan
termometer

5) Sebutkan asumsi yang digunakan pada percobaan ini!


1. Pemanasan sudah merata
2. Sampel minyak tidak tercampur dengan zat lain
3. Sampel homogen
4. Tidak terjadi kesalahan paralaks
5. Alat-alat yang digunakan dalam percobaan bersih dan bebas dari pengotor
6. Suhu dan tekanan ruang dalam keadaan standar dan onstan
7. Suhu dari sampel selama percobaan konstan
8. Valve dapat dibuka dengan baik, sehingga pengaliran konstan
9. Picnometer terisi penuh
10. Arus listrik ke redwood viscometer konstan

Bonus
1. a. Black pressure
Black pressure merupakan tekanan berlawanan dengan arah aliran fluida gas pada suatu pipa. Hal ini
disebabkan oleh hambatan. Hambatan dapat berupa viskositas. Semaking tinggi viskositas,
hambatan semakin besar sehingga mengurangi laju air
b. Pressure drop akibat friksi
Dalam aliran fluida, friction lass adalah hilangnya tekanan yang terjadi pada pipa karena pengaruh
viskositas fluida dekat permukaan pipa. Hal ini dapt meyebabkan kehilangan daya dalam mengatasi
gaya gesek antar dua permukaan. Semakin besar viskositas, semakin kecil laju air
c. Darcy Eq
=


( )

Viskositas () berpengaruh pada persamaan darcy, berbanding terbalik dengan kecepatan laju alir
fluida di media berpori

2. Resume Buku Principle Of Applied Reservoir Simulation Second Edition by John R. Fanchi

This book tells us about coal bed methane, carbon dioxide sequestration, more sophisticated
petrophysical models for geoscientists, examples of subsidence, additional geomechanical
calculations, and much more. The accompanying software IFLO, is a simulator that the
engineer can easily install in a windows operating environment. IFLO generates

simulations of how the reservoir can be produced and provides this to the engineer in
dynamic 3D perspective. This book and software helps the reservoir engineer to learn how
to set up a petrophysical model in the flow simulator and then use it to better understand
the response of the reservoir as a function of reservoir performance.
The chapters in part I review reservoir engineering concepts for both non-fractured and
naturally fractured reservoirs. Reservoirs management is introduced in chapter I. The
authors discuss basic reservoir analysis (chapter 2), notably volumetric and material
balance, multiphase flow concpets (chapter 3), fluid displacement in porous media (chapter
4), frontal stability (chapter 5), pattern floods (chapter 6), recovery of subsurface resources
(chapter 7), and economics and the environment (chapter 8).
The chapters in part II explain the concepts and terminology of reservoir simulation and
the flo modeling process. The introduce multiphase fluid flow equations (chapter 9),
discuss the fundamentals of reservoir simulation (chapter 10), notably solution procedures,
transmissibility, and well models, present an overview of the modeling process (chapter
11), describe difference reservoir scales (chapter 12), flow units (chapter 13), rock
properties (chapter 14), the distribution of rock properties in a flow model (chapter 15),
fluid properties (chapter 16), the initialization of pressure and saturation distributions in a
flow model (chapter 17), model calibration or history matching.
3. Diameter orifice pada Redwood Viscometer?
Basically, there are two types of redwood Viscometer,

Redwood Viscometer No.1 (corresponds to oils with Redwood seconds less than
2000)
Redwood Viscometer No.2 (corresponds to oils with Redwood seconds higher than
2000)
This means that the viscosity of highly viscous fluid, for example Fuel oil and mobile oil,
is determined using Redwood Viscometer No.2. No.1 is used for low viscous oils for
example Kerosine oil.
4. Picnometer dengan volume besar /kecil yang lebih teliti? Kenapa?
Yang lebih teliti adalah pycnometer dengan ukuran yang lebih besar . Hal ini disebabkan
karena nilai toleransi pada pycnometer yang besar akan lebih besar dibandingkan dengan
yang berukuran kecil
5. Kalor jenis air apa minyak yang lebih tinggi? Ditinjau pada keadaan apa?
Kalor jenis air lebih tinggi daripada minyak ditinjau pada keadaan standard.

Anda mungkin juga menyukai