Anda di halaman 1dari 7

UJI JENIS RADIASI YANG BERBEDA MENGGUNAKAN MEDAN MAGNET

Abstract
Penelitian yang dilakukan kali ini yaitu tentang Uji Jenis
Radiasi Yang Berbeda Menggunakan Medan Magnet. Penelitian
bertujuan untuk mengukur nilai cacah dari preparasi Ra-226 dengan
atau tanpa medan magnet yang tegak lurus terhadap arah
penambatan radiasi. Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu
materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Zat radioaktif
yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Ra-226. Metode
yang digunakan kali ini adalah dengan mencacah Ra-226 dengan
menggunakan magnet atau tanpa menggunakan medan magnet.
Dari data yang didapat, akan diketahui perbedaan nilai cacah
radiasi yang menggunakan magnet atau tanpa menggunakan
medan magnet.

BAB I
PENDAHULUAN

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang


dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya
(foton) dari sumber radiasi. Radiasi juga dapat didefinisikan sebagai
proses perpindahan panas melalui gelombang elektromagnet atau
paket-paket energi (photon) yang dapat merambat sampai jarak yang
sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan medium. Radiasi
elektromagnet terdiri atas beberapa jenis, diantaranya adalah radiasi
termal. Radiasi ini merambat dengan kecepatan cahaya (3 x 10^8
m/s). Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya adalah televisi, lampai penerangan, komputer, dll.
Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik adalah jenis radiasi
yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik.
sinar gama dan sinar-X.

Misalnya adalah

Apabila

suatu

gelombang

elektromagnetik

mengenai

suatu

permukaan atau medium maka gelombang tersebut bisa dipantulkan


atau diteruskan oleh media tersebut. Pada saat melalui medium,
gelombang secara berkelanjutan akan mengalami pengurangan. Jika
pengurangan tersebut berlangsung sampai tidak ada lagi gelombang
yang akan menembus permukaan yang dikenainya maka permukaan
ini disebut sebagai benda yang bertingkah laku sebagai benda hitam.
Jika gelombang melalui suatu medium tanpa mengalami pengurangan,
hal ini disebut sebagai benda/permukaan transparan. Jika hanya
sebagian dari gelombang yang mengalami pengurangan maka medium
disebut sebagai permukaan semi transparan. Radiasi yang berrnuatan
positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama
sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang
ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.
a. Sinar alfa
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif.
Partikel sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan
bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan
oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan
sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar,
daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar
radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak
dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar
kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika bertabrakan
dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan
media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan
menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium.
b. Sinar beta
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta
yang bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil,
partikel beta dianggap tidak bermassa. Energi sinar beta sangat

bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi
daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat
menempuh sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus
kulit.
c. Sinar gamma
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi,
tidak bermuatan
dan tidak bermassa. Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain
sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif buatan juga ada yang
memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar
elektromagnetik. Radioaktivitas merupakan Salah satu gejala yang
sangat penting dari inti atom. Meskipun nuklida-nuklida diikat oleh
gaya inti yang cukup kuat, banyak nuklida yang tidak mantap secara
spontan meluruh menjadi nuklida lain melalui pemancaran partikel
alpha, beta dan gamma. Energi gamma lebih besar dibandingkan
dengan energi beta dan alfa. Sedangkan radiasi yang energinya
terkecil adalah partikel alfha.
BAB II METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 12 April 2016 di Laboratorium
Fisika Atom FMIPA UNY
B. ALAT DAN BAHAN
1). 1 Unit Geiger-Muller Counter S
2). Pengeras suara
3). counter berjendela tipiS
4). penjepit tabung counter
5). panel percobaan RAD
6). bingkai alumunium
7). sekat timah berlubang 4,2 mm
8). 2 buah lempengan alumunium
9). 2 potong magnet
10).
2 buah batang magnet penjepit
11).
penjepit preparasi
12).
model preparasi
13).
2 buah penjepit
14).
preparasi Ra-226, 3.3 kBq
15).
Gunting
16).
pencatat waktu

C. METODE PENGAMBILAN DATA


1). Set alat, sumbat bingkai alumunium kedalam panel percobaan, menggunakan
celah pada titik pusat dari diagram sudut. Meletakan sekat timah pada bingkai
alumunium dengan menggunakan penjepit
2). Meletakkan potongan magnet diatas batang magnet penjepit dan letakkan
magnet 4 cm secara terpisah
3). Menggeser tutup pelindung counter berjendela tipis dengan hati-hati dan
jangan menyentuh bagian jendela tipisnya karena mudah pecah
4). Disisi lain dari bingkai alumunium set preparasi Ra.226 dengan menggunakan
penjepit preparasi. Memeriksa untuk memastikan bahwa radiasi dapat
mencapai lempengan timah melewati sela-sela 2 potongan magnet dan
ditangkap oleh counter berjendela tipis. Kemudian mengatur jaraknya
5). Meletakan selembar kertas (6 cm x 6 cm) antara preparasi Ra-226 dan sekat
timah untuk melindungi sinar alfa
6). Penggunaan counter
Pertama-tama menghentikan counter dengan menekan tombol STOP

lau RESET sehingga tertulis angka 0 pada layar display


Pengukuran: menekan tombol start pada counter dan pencatat waktu

secara bersamaan
Untuk mengakhiri pengukuran tekan tekan tombol STOP pada counter

dan pencatat waktu secara bersamaan


7). Mengukur nilai cacah pada saat menggunakan magnet dan tanpa
menggunakan magnet (waktu pengukuran 15 menit, pengukuran lebih lanjut
setelah 1 menit dan 3 menit).
8). Menggeser sekat timah dari kumpulan magnet pada langkah 7 dan meletakan
2 buahblempeng alumunium. Mengukur nilai cacah pada saat menggunakan
atau tanpa magnet ( waktu pengukuran 15 menit, pengukuran lanjutan)
9). Menggeser preparasi Ra-226 dari rankaian percobaan dan mengembalikan
pada kotaknya. Jangan mengubah posisi komponen yang lain. Mengukur nilai
cacah natar (dengan waktu pengukuran 15 menit)

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. DATA HASIL PENELITIAN

1. Tanpa lempeng
Tanpa magnet
1 menit 2 menit 3 menit
189
382
584
183
376
591
181
383
585

Dengan magnet jarak kutub 4 cm


1 menit 2 menit 3 menit
168
334
522
201
376
592
174
375
544
Dengan magnet jarak kutub 2 cm
1 menit 2 menit 3 menit
147
288
522
132
270
592
172
320
544
2. Ketika di tambahkan 2 lempeng alumunium
Tanpa magnet
1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit
201
381
583
761
934
Dengan magnet jarak kutub 4 cm
1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit
166
346
538
737
926
Cacah latar
1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit
14
34
50
60
83

B. PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan kali ini yaitu ini tentang Uji Jenis
Radiasi Yang Berbeda Menggunakan Medan Magnet. Penelitian
bertujuan untuk mengukur nilai cacah dari preparasi Ra-226 dengan
atau tanpa medan magnet yang tegak lurus terhadap arah

penambatan radiasi. Berdasarkan percobaan ini didapatkan data


berupa pengukuran cacah radiasi Ra-226 tanpa medan magnet,
dengan medan magnet dengan jarak kutub 2cm, dengan medan
magnet dengan jarak kutub 2cm dengan masing-masing dicacah
selama 1menit, 2menit, 3menit, 4menit dan 5 menit. Dari ketiga
perlakuan tersebut, ada yang tidak menggunakan lempeng dan ada
yang menggunakan lempeng berupa alumunium.
Yang pertama untuk data yang tanpa menggunakan lempeng,
didapatkan data cacah radiasi tanpa medan magnet, menggunakan
magnet dengan jarak kutub 2cm, dan menggunakan magnet
dengan jarak kutub 4cm. Dari ketiga perlakuan tersebut, diperoleh
nilai cacah radiasi terbesar terletak pada cacah radiasi yang tanpa
menggunakan medan magnet. Hal ini terjadi, dikarenakan tidak ada
sinar beta yang dibelokkan. Sedangkan untuk cacah radiasi
menggunakan medan magnet dengan jarak 2cm ataupun 4cm, nilai
cacah radiasinya berkurang. Hal ini dikarenakan ada sinar beta yang
dibelokkan oleh medan magnet.
Untuk data yang kedua dengan menggunakan lempeng
alumunium, didapatkan data cacah radiasi tanpa medan magnet,
menggunakan magnet dengan jarak kutub 2cm, dan menggunakan
magnet dengan jarak kutub 4cm. Dari ketiga perlakuan tersebut,
diperoleh nilai cacah radiasi terbesar terletak pada cacah radiasi
yang

tanpa

menggunakan

medan

magnet.

Hal

ini

terjadi,

dikarenakan tidak ada sinar beta yang dibelokkan. Sedangkan untuk


cacah radiasi menggunakan medan magnet dengan jarak 2cm
ataupun 4cm, nilai cacah radiasinya berkurang. Hal ini dikarenakan
ada sinar beta yang dibelokkan oleh medan magnet.
Akan tetapi, perbandingan nilai cacah radiasi yang tanpa
lempeng dan menggunakan lempeng tidak sesuai dengan teori yang
ada. Dalam teori disebutkan bahwa nilai radiasi yang menggunakan
lempeng cacah radiasinya akan lebih kecil daripada cacah radiasi
yang tanpa menggunakan lempeng. Hal ini terjadi karena sinar alfa,
beta dan gamma semua terpancarkan sehingga dapat dideteksi
oleh detektor. Sedangkan jika menggunakan penghalang lempeng

alumunium ada sinar yang tidak tembus pada alumunium. Akan


tetapi,

dalam

penelitian

ini,

nilai

cacah

yang

menggunakan

penghalang lempeng alumunium justru lebih besar daripada nilai


cacah yang tanpa menggunakan penghalang lempeng. Hal ini
mungkin terjadi karena kesalahan dalam melakukan pencacahan
dan dikarenakan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi cacah
radiasi, seperti AC dalam ruangan.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ini, dapat di tarik kesimpulan
bahwa :
1. Cacah radiasi dari Ra-226 yang menggunakan medan magnet
atau tanpa mengggunakan medan megnet nilai cacah radiasinya
berbeda. Cacah radiasi terbesar tedapat pada saat tanpa
menggunakan medan magnet. Hal ini terjadi karena tidak ada
sinar beta yang dibelokkan.

Anda mungkin juga menyukai