Vertigo
Vertigo
STATUS PASIEN
1. PASIEN
1; Identitas Pasien
a; Nama/Kelamin/Umur : Ny. N / Perempuan/ 43 tahun
b; Pekerjaan
c; Alamat
: IRT
: RT 08 Tanjung Raden
:2
b; Status ekonomi keluarga
: Menengah
c; Kondisi Rumah
:
Rumah pasien merupakan rumah panggung, lantai kayu berdinding
kayu, rumah terdiri dari 2 kamar tidur, masing-masing memiliki 1
jendela, 1 ruang tamu memiliki 2 jendela dan ruang keluarga memiliki
1 jendela, dapur bersatu dengan ruang makan. Terdapat satu kamar
mandi dengan WC jongkok dan safety tank di bawahnya, sumber air
bersih dari PDAM, listrik PLN.
d; Kondisi Lingkungan Keluarga dan kebiasaan
:
Sekitar rumah merupakan rawa-rawa, sering tergenang air kalau
musim hujan, sehingga rumah di daerah tersebut rata-rata rumah
panggung.
:
; Pasien mengaku pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya
; Riwayat trauma kepala sebelumnya
; Hipertensi dan diabetes melitus disangkal.
b; Riwayat penyakit Keluarga :
; Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama sebelumnya
disangkal
4; Riwayat penyakit sekarang
a; Anamnesis
5; Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : linea sternalis kanan
Abdomen :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Timpani
Auskultasi
6; Pemeriksaan Neurologi
4; N. trigeminus
-
Sensibilitas
Ramus oftalmikus : ( + / + )
Ramus maksilaris : (+ / + )
Ramus mandibularis : (+ / +)
Motorik
M. maseter : ( + / + )
M. temporalis : ( + / +)
M. pterigoideus : (+ /+ )
5; N. fascialis
7;
-
Tinitus : ( -/-)
Nistagmus : ( -/ -)
N. glossopharingeus dan N. Vagus
Posisi uvula : tidak deviasi
Palatum mole : simetris
Arcus palatoglossus: simetris
Reflek batuk ( + )
Peristaltik usus : Bising usus (+) normal
Bradikardi : (-)
Takikardi : (-)
8; N. Accesorius
- M. sternocleidomastoideus : ( tahanan kuat/tahanan kuat )
- M. trapezius : (tahanan kuat /tahanan kuat )
9; N. hipoglossus ( N. XII )
- Atropi : ( - )
- Fasikulasi : ( - )
- Deviasi : (- )
- Kaku kuduk : (-)
-
Sensibilitas
-
Miksi : Normal
Defekasi : Normal
Salivasi : Normal
Fungsi luhur
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi : baik
Fungsi memori : baik
Fungsi emosi : baik
7; Pemeriksaan penunjang
Darah rutin
WBC
: 10,9 103/mm3
RBC
: 5,62 106/mm3
HGB
: 14,2 g/dl
HCT
: 44,7 %
Urin rutin
MCV : 80
fl
MCH : 25,3 pg
MCHC: 31,8 g/dl
PLT : 165 103/mm3
Warna
Berat jenis
: 1015
Protein
:-
Glukosa
:-
Sedimen
:-
Sel lekosit
: 0-2/ LPB
Eritrosit
:0-1 / LPB
Epitel
: 2-3 LPB
8; Diagnosis kerja
b; Promotif :
-
c; Kuratif :
-
Non medikamentosa :
Istirahat yang cukup
8
d; Rehabilitatif
: No. 303/SIK/2015
14 Agustus 2015
R /Betahistin tab
no.XV
S3dd 1 tab
R/ Antasida tab 500 mg
no.XV
S3dd tab 1 ac
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Vertigo
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan
otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh gangguan
alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
Vertigo adalah kondisi dimana terjadi rasa pusing seperti berputar yang amat
sangat mengganggu. Penderitanya bahkan bisa mual-mual dan muntah dan juga bisa
terjatuh ketika serangan vertigo ini terjadi. Vertigo atau pusing ini adalah lebih sering
karena mendasari penyakit bukannya penyakit itu sendiri.
Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seorang yang
menderita vertigo perasaannya seolah-olah dunia sekeliling berputar (vertigo objektif)
atau penderita sendiri merasa berputar dalam ruangan (vertigo subjektif). Bagi
masyarakat awam vertigo disebut juga sebagai tujuh keliling.
2.2. Anatomi Alat Keseimbangan
Divisi vestibularis nervus VII membawa informasi sensorik dari organ
vestibular telinga dalam (labirin, terdiri dari kanalis semikularis, urtikulus, dan
sakulus) ke nukleus vestibular di batang otak dan serebelum. Nukleus vestibular
10
mempunyai hubungan yang kompleks dengan serebelum dan nuklei III, IV, dan VI,
begitu pula proyeksinya ke korteks serebri. Keseimbangan normal tergantung dari
integritas sistem-sistem tersebut, bersamaan dengan input mata dan reseptor sensorik
di leher, batang tubuh, dan anggota gerak.
11
Neuronitis vestibular
Vertigo posisional benigna
Mabuk kendaraan (motior sickness)
Trauma
Obat-obatan, misalnya streptomisin
Labirintitis
Penyakit Meniere
Tumor di fossa posterior, misalnya neuroma akustik
Keadaan patologis yang merusak nervus akustikus, dapat menyebabkan lesi
di nervus vestibularis.
12
Lain-lain
;
;
;
dan muntah. Bila gangguan ini berat, penderita bahkan tak mampu berdiri atau
bahkan terjatuh. Hal ini biasanya disebabkan oleh gangguan keseimbangan. Vertigo
bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa
jam
bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo
bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
Dari keluhan vertigo kita sudah dapat membedakan dengan penyakit yang lainnya
yang mempunyai gejala vertigo, seperti penyakit meniere, tumor N.VIII, sklerosis
multipel, neuritis vestibuler atau vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ). Pada
Penyakit Meniere terdapat trias atau sindrom meniere yaitu vertigo, tinitus, dan tuli
saraf. Serangan pertama sangat berat, yaitu vertigo disertai muntah. Pada tumor
N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan makin lama makin kuat.
Pada sklerosis multipel, vertigo periodik, tetapi intensitas serangan sama pada tiap
serangan. Pada neuritis vestibuler serangan vertigo tidak periodik dan makin lama
makin menghilang. Biasanya penyakit ini timbul setelah menderita influenza. Vertigo
hanya didapatkan pada permulaan penyakit. Penyakit ini akan sembuh total bila tidak
disertai dengan komplikasi. Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ), keluhan vertigo
13
datang secara tiba-tiba terutama pada perubahn posisi kepala dan keluhan vertigonya
terasa sangat berat, kadang-kadang disertai rasa mual sampai muntah, berlangsung
tidak lama.
Pada dasarnya keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang
mendapat informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah
dan mata. Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau
gangguan penglihatan.Gangguan pada otak kecil yang mengakibatkan vertigo jarang
sekali ditemukan. Namun, pasokan oksigen ke otak yang kurang dapat pula menjadi
penyebab. Beberapa jenis obat, seperti kina, streptomisin, dan salisilat, diketahui
dapat menimbulkan radang kronis telinga dalam. Keadaan ini juga dapat
menimbulkan vertigo. Gangguan ini diatasi dengan menangani penyebabnya,
biasanya pemberian vitamin B12, B1, antihistamin, diuretika, dan pembatasan
konsumsi garam dapat mengurangi keluhan. Terkadang vertigo juga merupakan salah
satu gejala awal terjadinya stroke ringan, sebagai akibat pecahnya pembuluh darah
akibat tekanan darah tinggi (hipertensi). Biasanya vertigo yang diakibatkan oleh
kurangnya oksigen ke otak ini akan disertai dengan mual dan muntah-muntah.
Untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih berat akibat serangan stroke
yang diawali dengan serangan vertigo, pemeriksaan lainnya adalah CT scan atau MRI
kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika
diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari
tulang belakang. Jika diduga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan
pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
menuju ke otak.
14
Gejala objektif
;
;
;
;
;
Keringat dingin
Pucat
Muntah
Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
Nistagmus
Anamnesis
Bentuk vertigo : melayang, goyang berputar, dsb.
Keadaan yang memprovokasi: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan,
ketegangan.
Profil waktu: akut, paroksismal, kronik.
Adanya gangguan pendengaran yang menyertai.
Penggunaan obat-obatan misalnya streptomisin, kanamisin, salisilat.
Adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi,
hipotensi, penyakit paru.
Adanya nyeri kepala
Adanya kelemahan anggota gerak.
Anamnesis:
o
15
o
o
o
o
o
o
;
;
;
;
Apakah terdapat kondisi lain selain perubahan posisi yang dapat membuat
sensasi vertigo bertambah berat?
Apakah terdapat disorientasi?
Apakah gangguan penglihatan hanya terjadi saat bergerak
Pencetus
Awitan
Apakah terdapat gejala defisit neurologis fokal seperti penglihatan ganda,
gangguan menelan, disarti atau kelemahan motorik?3
Pemeriksaan Fisik
Umum: Keadaan umum, anemia, tekanan darah berbaring dan tegak, nadi,
jantung, paru, abdomen.
Pemeriksaan neurologis umum:
Kesadaran
Saraf-saraf otak : visus, okulomotor, sensori, di muka, otot wajah,
pendengaran, dan menelan.
Fungsi motorik (kelumpuhan ekstremitas) dan fungsi sensorik (hipertensi,
parestesi).
Pemeriksaan khusus Oto-neurologis untuk menentukan lesi sentral dan
perifer.
Fungsi vestibuler/serebral
1; Tes Nylen Barany atau Dix Hallpike
2; Tes Kalori
3; Tes Romberg, tandem gait, post pointing test, tes Fukuda, dll.
Fungsi pendengaran
1; Tes Garputala
2; Audimetri
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium: darah rutin, kimia darah, urin, dan pemeriksaan
lain sesuai indikasi.
Pemeriksaan Radiologi: Foto tulang tengkorak leher, Stenvers (pada
neurinoma akustik).
16
Pemeriksaan neuro-imaging:
Transcranial Doppler.
CT-Scan
kepala,
pnemoensefalografi,
;
2.5. Jenis Vertigo
Ada beberapa jenis vertigo berdasarkan penyebabnya:
;
Vertigo epileptica yaitu pusing yang mengiringi atau terjadi sesudah serangan
epilepsi/ayan,
; vertigo laryngea yaitu pusing karena serangan batuk,
; vertigo nocturna yaitu rasa seolah-olah akan terjatuh pada permulaan tidur,
; vertigo ocularis yaitu pusing karena penyakit mata khususnya karena
kelumpuhan atau ketidakseimbangan kegiatan otot-otot bola mata,
;
vertigo rotatoria yaitu pusing seolah-olah semua di sekitar badan berputarputar.
; Benign Paroxysmal Positional Vertigo, merupakan penyakit yang sering
ditemukan, di mana vertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang
dari 1 menit. Perubahan posisi kepala (biasanya terjadi ketika penderita
berbaring, bangun, berguling di atas tempat tidur atau menoleh ke belakang)
biasanya memicu terjadinya vertigo ini. Penyakit ini disebabkan oleh adanya
endapan kalsium di dalam salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga
bagian dalam. Vertigo jenis ini mengerikan, tetapi tidak berbahaya dan
biasanya menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.
Tidak disertai hilangnya pendengaran maupun telinga berdenging.
2.6. Pemeriksaan Saraf Vestibularis
Telah dikemukakan di atas bahwa gangguan vestikular dapat menyebabkan
antara lain: vertigo, nistagmus, kehilangan keseimbangan dan salah tunjuk
(pastpointing). Gejala ini menunjukkan adanya gangguan pada reseptor vestibuler,
saraf vestibularis atau hubungan sentralnya.
Biasanya nistagmus sudah dapat dideteksi waktu memeriksa gerak bola mata, namun
kadang-kadang dibutuhkan tes lain untuk menimbulkannya atau untuk
17
memperjelasnya.
Cara khusus untuk menimbulkan nistagmus
Untuk menimbulkan atau memperjelas nistagmus dapat dilakukan manuver
Nyien-Barany/manuver Hallpike, atau tes kalori.
;
Keterangan
Vertigo
Masa Laten
Jadi Capai/lelah
Habituasi
Lesi Perifer
Berat
Ya
Ya
Ya
Lesi Sentral
Ringan
Tidak
Tidak
Tidak
Tes kalori.
19
Tes kalori mudah dilakukan dan mudah diduplikasi. Tes ini membutuhkan
peralatan yang sederhana, dan dapat diperiksa pada kedua telinga. Kepekaan
penderita terhadap rangsang kalori bervariasi, karenanya lebih baik dimulai dengan
stimulasi yang ringan; dengan harapan bahwa stimulasi ringantelah menginduksi
nistagmus dengan rasa vertigo yang ringan dan tidak disertai nausea atau muntah.
Stimulasi yang lebih kuat selalu dapat diberikan bila penderita ternyata kurang
sensitif.
Cara melakukan tes kalori:
Kepala penderita diangkat ke belakang (menengadah) sebanyak 60 derajat
(tujuannya ialah agar bejana lateral di iabirin berada dalam posisi vertikal, dengan
demikian dapat dipengaruhi secara maksimai oleh aliran konveksi yang diakibatkan
oleh aliran endolimf).
Tabung suntik berukuran 20 cc dengan jarum ukuran nomor 15 yang ujungnya
dilindungi karet diisi dengan air bersuhu 30 C (kira-kira 7 derajat dibawah suhu
badan). Air disemprotkan ke liang telinga dengan kecepatan 1cc per detik. Dengan
demikian gendangan telinga tersiram air selama kira 20 detik. Kemudian, bola mata
penderita segera diamati terhadap adanya nistagmus. Arah gerak nistagmus ialah ke
sisi yang berlawanan dengan sisi telinga yang diairi (karena air yang disuntikkan
lebih dingin suhu badan). Arah gerak nistagmus dicatat, demikian juga freku
(biasanya 3 - 5 kali per detik) dan lamanya nistagmus berlangsung Lamanya
nistagmus berlangsung berbeda pada tiap penderita, biasanya berlangsung antara 1/22 menit.
Setelah beristirahat selama 5 menit, telinga ke dua dites. Hal penting diperhatikan
ialah membandingkan lamanya nistagmus pada sisi, yang pada keadaan normal
hampir serupa. Pada sekitar 5% normal, stimulasi minimal tidak akan
mencetuskan nistagmus. penderita demikian, 5 ml air es diinjeksikan ke telinga,
secara sehingga lamanya injeksi berlangsung ialah 20 detik. Pada keadaan hal ini
akan mencetuskan nistagmus yang berlangsung 2 - 21/2 menit masih tidak timbul
nistagmus, kemudian dapat disuntikkan 20 ml ; selama 30 detik. Bila stimulasi ini
20
juga tidak menimbulkan nistagmus dapat dianggap bahwa labirin tidak berfungsi.
Tes kalori untuk mengevaluasi fungsi vestibular ini dilaksanakan
dan
mudah
diinterpretasi.
Tes
ini
keadaan labirin normal, hipoaktif atau tidak berfungsi. Dalam hal ini kita bandingkan
sensitivitas labirin pada kedua sisi. demikian, pada tes kalori, pemeriksa harus
mengobservasi gerak boia selain
lamanya
itu,
gerakan
dan
arah
nistagmus
serta
Elektronistagmografi
Pada pemeriksaan dengan alat ini stimulus kalori ke liang telinga dan
lamanya serta cepatnya nistagmus timbul dapat dicatat pada kertas, menggunakan
teknik yang mirip elektrokardiografi.
Hubungan saraf antara inti vestibuler di batang otak dengan inti saraf
penggerak bola mata, yaitu saraf III, IV dan VI, bertanggung jawab terhadap
terjadinya nistagmus bila sistem vestibular dirangsang. Jenis nistagmus yang terjadi
dapat memberi petunjuk mengenai letak lesi menyebabkan vertigo.
Nistagmus ialah gerak involunter yang bersifat ritmik dari bola mata. Gejala
objektif dari vertigo ialah adanya nistagmus. Jadi, bila didapat keluhan vertigo kita
harus mencari adanya nistagmus dengan memeriksa gerakan bola mata, atau bila
perlu, dilakukan tes khusus untuk menimbulkan nistagmus.
Nistagmus mempunyai ciri sesuai gerakannya, misalnya "jerk" dan penduler;
menurut bidang gerakannya (horisontal, rotatoar, vertikal, campuran), arah gerakan,
amplitude dan lamanya nistagmus berlangsung. Selain itu pengaruh dari sikap kepala
juga perlu diperhatikan.
21
menyentuh
disuruh
telunjuk
merentangkan
pemeriksa.
Kemudian
lengannya
ia
disuruh
dan
telunjuknya
menutup mata,
Pada gangguan
tunjuk (deviasi),
demikian juga dengan gangguan serebelar. Tes ini dilakukan dengan lengan kanan
dan lengan kiri, selain penderita disuruh mengangkat lengannya tinggi-tinggi, dapat
pula dilakukan dengan menurunkan lengan kebawah sampai vertikal dan kemudian
kembali ke posisi semula.
2.7. Tatalaksana
Prinsip umum terapi Vertigo
A Medikasi
Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa
sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan
pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar
kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan yang
sering digunakan:
1 ANTIHISTAMIN
Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo.
Antihistamin yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat,
difenhidramin, meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti
vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat.
Mungkin sifat anti-kholinergik ini ada kaitannya dengan kemampuannya
sebagai obat antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah
sedasi (mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek samping ini
memberikan dampak yang positif. Senyawa Betahistin (suatu analog
histamin) yang dapat meningkatkan sirkulasi ditelinga dalam, dapat
diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Efek samping Betahistin ialah
gangguan di lambung, rasa enek, dan sesekali rash di kulit.
23
FENOTIAZINE
Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti
muntah). Namun tidak semua mempunyai sifat anti vertigo.
Khlorpromazine (Largactil) dan Prokhlorperazine (Stemetil) sangat
efektif untuk nausea yang diakibatkan oleh bahan kimiawi namun
kurang berkhasiat terhadap vertigo.
24
OBAT SIMPATOMIMETIK
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya
obat simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo
ialah efedrin.
Efedrin lama aktivitas ialah 46 jam. Dosis dapat diberikan 10-25
mg, 4 kali sehari. Khasiat obat ini dapat sinergistik bila
dikombinasi dengan obat anti vertigolainnya. Efek samping ialah
insomnia, jantung berdebar (palpitasi) dan menjadi gelisah.
25
26
BAB III
ANALISIS KASUS
a;
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan
otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh
gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit. Jadi
pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan keadaaan rumah
dan lingkungan sekitar dengan penyakit yang diderita pasien.
b;
27
muntah. Jadi pada kasus ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara
Keadaan keluarga dengan penyakit yang diderita pasien.
c;
yang lainnya yang mempunyai gejala vertigo, seperti penyakit meniere, tumor
N.VIII, sklerosis multipel, neuritis vestibuler atau vertigo posisi paroksismal
jinak (VPPJ). Pada Penyakit Meniere terdapat trias atau sindrom meniere
yaitu vertigo, tinitus, dan tuli saraf. Serangan pertama sangat berat, yaitu
vertigo disertai muntah.
Pada tumor N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan
makin lama makin kuat. Pada sklerosis multipel, vertigo periodik, tetapi
intensitas serangan sama pada tiap serangan. Pada neuritis vestibuler serangan
vertigo tidak periodik dan makin lama makin menghilang. Biasanya penyakit
ini timbul setelah menderita influenza. Vertigo hanya didapatkan pada
permulaan penyakit. Penyakit ini akan sembuh total bila tidak disertai dengan
komplikasi. Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ), keluhan vertigo datang
secara tiba-tiba terutama pada perubahn posisi kepala dan keluhan vertigonya
terasa sangat berat, kadang-kadang disertai rasa mual sampai muntah,
berlangsung tidak lama. Penyakit ini tidak mempunyai hubungan dengan
perilaku kesehatan dan lingkungan sekitar
28
DAFTAR PUSTAKA
29
30