Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

STATUS PASIEN

1. PASIEN
1; Identitas Pasien
a; Nama/Kelamin/Umur : Ny. N / Perempuan/ 43 tahun
b; Pekerjaan
c; Alamat

: IRT
: RT 08 Tanjung Raden

2; Latar belakang social ekonomi-demografi-lingkungan keluarga


a; Jumlah anak

:2
b; Status ekonomi keluarga
: Menengah
c; Kondisi Rumah
:
Rumah pasien merupakan rumah panggung, lantai kayu berdinding
kayu, rumah terdiri dari 2 kamar tidur, masing-masing memiliki 1
jendela, 1 ruang tamu memiliki 2 jendela dan ruang keluarga memiliki
1 jendela, dapur bersatu dengan ruang makan. Terdapat satu kamar
mandi dengan WC jongkok dan safety tank di bawahnya, sumber air
bersih dari PDAM, listrik PLN.
d; Kondisi Lingkungan Keluarga dan kebiasaan

:
Sekitar rumah merupakan rawa-rawa, sering tergenang air kalau
musim hujan, sehingga rumah di daerah tersebut rata-rata rumah
panggung.

III. Aspek Psikologis di Keluarga

Pasien merupakan seorang istri, ibu di dalam keluarga, hubungan


pasien dengan keluarga cukup baik dan harmonis. Pasien dirumah tinggal bersama
suami dan kedua anaknya. Suami bekerja sebagai buruh bangunan dan anak pertama
pasien sekarang kuliah di perguruan tinggi, sedangkan anak keduanya masih duduk
dibangku SD. Keharmonisan keluarga pasien biasa-biasa saja. Tidak ada masalah
dalam hubungan satu sama lain.

3; Riwayat penyakit dahulu atau keluarga

a; Riwayat Penyakit Dahulu

:
; Pasien mengaku pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya
; Riwayat trauma kepala sebelumnya
; Hipertensi dan diabetes melitus disangkal.
b; Riwayat penyakit Keluarga :
; Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama sebelumnya
disangkal
4; Riwayat penyakit sekarang
a; Anamnesis

Keluhan utama : kepala pusing berputar sejak 2 hari yang lalu


Keluhan tambahan : mual dan muntah
Perjalanan penyakit sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Olak kemang dengan keluhan

kepala pusing berputar sejak 2 hari yang lalu, keluhan dirasakan


saat bangun tidur. Jika serangan muncul pasien sering mual dan
muntah ( 2 kali). cairan muntah sebagian berisi makanan. Saat
serangan pasien banyak mengeluarkan keringat dingin. Pasien
mengakui pernah pusing berputar seperti ini sebelumnya 1 bulan
yang lalu. Pandangan mata kabur atau berbayang dua disangkal,
tinitus (-), gangguan pendengaran (-), kelemahan anggota tubuh

(-),kepala terasa pusing berputar-putar dirasakan pasien terutama


pada saat berdiri dan duduk dengan perubahan posisi kepala
menoleh kanan disertai lemas dan terasa mual. Pasien merasa
nyaman saat mata dipejamkan dan tidur terlentang.

5; Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran
: Composmentis
Tanda vital
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher
Thorak
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Cor

:Td:120/80 mmHg, nadi : 98x/I, RR 18x/I, T:36,5 C


: Normocepal
: ca -/-, si -/-, reflek cahaya (+), reflek kornea (+/+)
: Serumen (-), Nyeri (-) dan tidak bengkak
: Simetris, Napas cuping hidung (-), lendir (-/-)
: Bibir kering(-), sianosi (-)
: T1-T1 Hiperemis(-), faring hiperemis (-)
: Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)

: Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,


retraksi (-)
: Stemfremitus sama antara kiri dan kanan
: Sonor

Inspeksi

Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula kiri,


tidak kuat angkat

Perkusi

Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : linea sternalis kanan

Kiri : ICS IV linea midclavicula kiri


Auskultasi

BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
Inspeksi

Datar, skar (-), venektasi (-), spidernevi (-)

Palpasi

Nyeri tekan regio epigastrium (-), defans musculer


(-), , hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri ketok
costovertebra (-/-)

Perkusi

Timpani

Auskultasi

Bising usus (+) normal

6; Pemeriksaan Neurologi

Pemeriksaan neurologi sederhana:


1; N. Olfaktorius
- Normosmia
2; N. Optikus
- Visus: hitung jari: 6/60
- Lapang penglihatan : Sesuai dengan pemeriksa
3;
-

N. occulomotorius, N. trochlearis, N. abducen ( N.III-N.IV-N.VI )


Kelopak mata : Ptosis : ( - / - )
Endopthalmus : ( - / - )
Exopthalmus : ( - / - )
Pupil :
Diameter : ( 3 mm / 3 mm )
Bentuk : ( Bulat / Bulat )
Isokor / anisokor : ( Isokor / Isokor )
Posisi : ( Sentral / Sentral )

Reflek cahaya langsung : ( + / + )


Reflek cahaya tidak langsung : ( + / + )
Gerakan bola mata
Medial : ( + / + )
Lateral : ( + / +)
Superior : ( + / + )
Inferior : ( + / + )
Obliqus, superior : ( + / + )
Obliqus, inferior : ( + / + )

4; N. trigeminus
-

Sensibilitas
Ramus oftalmikus : ( + / + )
Ramus maksilaris : (+ / + )
Ramus mandibularis : (+ / +)
Motorik
M. maseter : ( + / + )
M. temporalis : ( + / +)
M. pterigoideus : (+ /+ )

5; N. fascialis

Inspeksi wajah sewaktu :


Diam : simetris
Tertawa : simetris
Meringis : simetris
Bersiul : simetris
Menutup mata : simetris
- Pasien disuruh untuk :
Mengerutkan dahi : simetris
Menutup mata kuat-kuat : simetris
Menggembungkan pipi : simetris
6; Vestibulokoklearis
- Ketajaman pendengaran : ( +/+ )
-

7;
-

Tinitus : ( -/-)
Nistagmus : ( -/ -)
N. glossopharingeus dan N. Vagus
Posisi uvula : tidak deviasi
Palatum mole : simetris
Arcus palatoglossus: simetris
Reflek batuk ( + )
Peristaltik usus : Bising usus (+) normal
Bradikardi : (-)

Takikardi : (-)
8; N. Accesorius
- M. sternocleidomastoideus : ( tahanan kuat/tahanan kuat )
- M. trapezius : (tahanan kuat /tahanan kuat )
9; N. hipoglossus ( N. XII )
- Atropi : ( - )
- Fasikulasi : ( - )
- Deviasi : (- )
- Kaku kuduk : (-)
-

Sistem motorik Superior dan Inferior


-

Gerak aktif / aktif /aktif/ aktif


Kekuatan otot 5 / 5 /5 / 5
Tonus Normotonus / Normotonus Normotonus / Normotonus
Klonus - / -/ - / Reflek fisiologis Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + )
Trisep ( + / + ) Achiles ( + / + )
Reflek patologi Hoffman trommer ( - / - ) Babinsky ( - / - )

Sensibilitas
-

Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )


Rasa raba : (+ / + )
Rasa nyeri : (+/ + )

Rasa suhu panas : (+ / + )


Rasa suhu dingin : (+ / +)
Propioseptif / rasa dalam
Rasa sikap : ( +/ + )
Rasa getar : tidak dilakukan
Rasa nyeri dalam : tidak dilakukan
Koordinasi
Tes tunjuk hidung : terkoordinasii

Susunan saraf otonom


-

Miksi : Normal
Defekasi : Normal
Salivasi : Normal
Fungsi luhur
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi : baik
Fungsi memori : baik
Fungsi emosi : baik

7; Pemeriksaan penunjang

Darah rutin
WBC
: 10,9 103/mm3
RBC
: 5,62 106/mm3
HGB
: 14,2 g/dl
HCT
: 44,7 %
Urin rutin

MCV : 80
fl
MCH : 25,3 pg
MCHC: 31,8 g/dl
PLT : 165 103/mm3

Warna

: Kuning muda agak jernih

Berat jenis

: 1015

Protein

:-

Glukosa

:-

Sedimen

:-

Sel lekosit

: 0-2/ LPB

Eritrosit

:0-1 / LPB

Epitel

: 2-3 LPB

8; Diagnosis kerja

Benign paroxysmal positional vertigo


9; Manajemen
a; Preventif :
-

Mencegah gerakan kepala yang berlebihan dan mendadak.


Jangan dulu berkendara menggunakan motor ataupun mobil
Mengurangi aktivitas dan cukup istirahat dirumah.
Mencegah makanan atau minuman yang mencetuskan serangan

b; Promotif :
-

Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya dan


bagaimana mencegah dan mengurangi gejala saat timbul serangan.
Menjelaskan pasien agar tetap tenang dan tidak panik saat timbul
serangan.
Melakukan olahraga ringan dengan menggerakan leher ke atas-bawahkiri dan kanan

c; Kuratif :
-

Non medikamentosa :
Istirahat yang cukup
8

Terapi fisik untuk melatih keseimbangan.


Makan makanan yang bergizi dan tinggi protein
Medikamentosa :
Betahistin tab
Antasida tab

d; Rehabilitatif

Istirahat yang cukup dan berkulitas.

Melakukan terapi fisik untuk melatih keseimbangan tubuh


Kontrol ulang di tempat pelayanan kesehatan terdekat jika keadaan
memburuk dan ditemukan tanda-tanda gangguan neurologi

DINAS KESEHATAN KOTA JAMBI


PUSKESMAS OLAK KEMANG
Dokter :dr. Hasnatul Fitri
SIP

: No. 303/SIK/2015
14 Agustus 2015

R /Betahistin tab

no.XV

S3dd 1 tab
R/ Antasida tab 500 mg

no.XV

S3dd tab 1 ac

Pro : ny. N, 43 tahun


Alamat : Rt 08 Tanjung Raden

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Vertigo
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan
otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh gangguan
alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
Vertigo adalah kondisi dimana terjadi rasa pusing seperti berputar yang amat
sangat mengganggu. Penderitanya bahkan bisa mual-mual dan muntah dan juga bisa
terjatuh ketika serangan vertigo ini terjadi. Vertigo atau pusing ini adalah lebih sering
karena mendasari penyakit bukannya penyakit itu sendiri.
Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seorang yang
menderita vertigo perasaannya seolah-olah dunia sekeliling berputar (vertigo objektif)
atau penderita sendiri merasa berputar dalam ruangan (vertigo subjektif). Bagi
masyarakat awam vertigo disebut juga sebagai tujuh keliling.
2.2. Anatomi Alat Keseimbangan
Divisi vestibularis nervus VII membawa informasi sensorik dari organ
vestibular telinga dalam (labirin, terdiri dari kanalis semikularis, urtikulus, dan
sakulus) ke nukleus vestibular di batang otak dan serebelum. Nukleus vestibular
10

mempunyai hubungan yang kompleks dengan serebelum dan nuklei III, IV, dan VI,
begitu pula proyeksinya ke korteks serebri. Keseimbangan normal tergantung dari
integritas sistem-sistem tersebut, bersamaan dengan input mata dan reseptor sensorik
di leher, batang tubuh, dan anggota gerak.

2.3. Penyebab gangguan sistem vestibular


Berbagai penyakit atau kelainan dapat mengganggu sistem vestibuler.
Gangguan di labirin dapat disebabkan oleh mabuk perjalanan (motion sickness),
intoksikasi obat misalnya streptomisin, gentamisin, alkohol, labirintitis dan penyakit
Meniere. Di tingkat pusat, kelainan sirkulasi Transient ischemic attack (gangguan
fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak)
pada arteri vertebral dan arteri basiler, iskemia vertebro-basiler merupakan penyebab
yang sering dari vertigo.

11

Gangguan saraf vestibularis atau hubungannya dengan sentral dapat


menyebabkan terjadinya vertigo, rasa tidak stabil, kehilangan keseimbangan,
nistagmus dan salah tunjuk (past pointing).
Gangguan keseimbangan dinyatakan sebagai pusing, pening rasa berputarputar, sempoyongan, rasa seperti melayang atau merasakan badan atau merasakan
badan atau dunia sekelilingnya berputar-putar dan berjungkir balik. istilah kedokteran
yang mencakup semua perasaan gangguan keseimbangan ialah vertigo. Vertigo dapat
dianggap sebagai suatu perasaan hilang keseimbangan, yang disebabkan karena alat
keseimbangan kedua belah sisi tidak dapat memelihara keseimbangan tubuh.
Berbagai keadaan dapat menggangu bagian vestibula labirintis membranekus. Obatobat, infeksi, neoplasma, arteriosklerosis, otosklerosi dan semua patologik gangguan
koklea dapat disebut sebagai penyebab gangguan pars vestibula labirintis
membranekus.
Vertigo dapat juga disebabkan oleh lesi di serebelum dan lobus temporalis.
Keadaan patologis yang merusak nervus akustikus dapat pula menyebabkan lesi di
nervus vertibularis. Berikut ini dikemukakan penyebab yang sering dijumpai.
Gangguan jenis perifer
;
;
;
;
;
;
;
;
;

Neuronitis vestibular
Vertigo posisional benigna
Mabuk kendaraan (motior sickness)
Trauma
Obat-obatan, misalnya streptomisin
Labirintitis
Penyakit Meniere
Tumor di fossa posterior, misalnya neuroma akustik
Keadaan patologis yang merusak nervus akustikus, dapat menyebabkan lesi
di nervus vestibularis.

12

Gangguan jenis sentral


;
;
;
;
;
;

Strok atau iskemia batang otak (vertebro-basilar)


Migren basilar
Trauma
Perdarahan atau lesi di serebelum
Lesi lobus temporalis
Neoplasma

Lain-lain
;
;
;

Toksik (misalnya antikonvulsan fenitoin, sedatif)


Infeksi
Hipotiroid
Perasaan pusing ini selain disertai rasa berputar kadang-kadang disertai mual

dan muntah. Bila gangguan ini berat, penderita bahkan tak mampu berdiri atau
bahkan terjatuh. Hal ini biasanya disebabkan oleh gangguan keseimbangan. Vertigo
bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa

jam

bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo
bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
Dari keluhan vertigo kita sudah dapat membedakan dengan penyakit yang lainnya
yang mempunyai gejala vertigo, seperti penyakit meniere, tumor N.VIII, sklerosis
multipel, neuritis vestibuler atau vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ). Pada
Penyakit Meniere terdapat trias atau sindrom meniere yaitu vertigo, tinitus, dan tuli
saraf. Serangan pertama sangat berat, yaitu vertigo disertai muntah. Pada tumor
N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan makin lama makin kuat.
Pada sklerosis multipel, vertigo periodik, tetapi intensitas serangan sama pada tiap
serangan. Pada neuritis vestibuler serangan vertigo tidak periodik dan makin lama
makin menghilang. Biasanya penyakit ini timbul setelah menderita influenza. Vertigo
hanya didapatkan pada permulaan penyakit. Penyakit ini akan sembuh total bila tidak
disertai dengan komplikasi. Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ), keluhan vertigo
13

datang secara tiba-tiba terutama pada perubahn posisi kepala dan keluhan vertigonya
terasa sangat berat, kadang-kadang disertai rasa mual sampai muntah, berlangsung
tidak lama.
Pada dasarnya keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang
mendapat informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah
dan mata. Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau
gangguan penglihatan.Gangguan pada otak kecil yang mengakibatkan vertigo jarang
sekali ditemukan. Namun, pasokan oksigen ke otak yang kurang dapat pula menjadi
penyebab. Beberapa jenis obat, seperti kina, streptomisin, dan salisilat, diketahui
dapat menimbulkan radang kronis telinga dalam. Keadaan ini juga dapat
menimbulkan vertigo. Gangguan ini diatasi dengan menangani penyebabnya,
biasanya pemberian vitamin B12, B1, antihistamin, diuretika, dan pembatasan
konsumsi garam dapat mengurangi keluhan. Terkadang vertigo juga merupakan salah
satu gejala awal terjadinya stroke ringan, sebagai akibat pecahnya pembuluh darah
akibat tekanan darah tinggi (hipertensi). Biasanya vertigo yang diakibatkan oleh
kurangnya oksigen ke otak ini akan disertai dengan mual dan muntah-muntah.
Untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih berat akibat serangan stroke
yang diawali dengan serangan vertigo, pemeriksaan lainnya adalah CT scan atau MRI
kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika
diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari
tulang belakang. Jika diduga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan
pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
menuju ke otak.

2.4. Kriteria Diagnosis

14

Vertigo merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala subjektif


(symptoms) dan objektif (signs) dari gangguan alat keseimbangan tubuh.
Gejala subjektif
;
;
;

Pusing, rasa kepala ringan


Rasa terapung, terayun
Mual

Gejala objektif
;
;
;
;
;

Keringat dingin
Pucat
Muntah
Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
Nistagmus

Gejala tersebut di atas dapat diperhebat/diprovokasi perubahan posisi kepala.


;
;
;
;
;
;
;
;
;

Anamnesis
Bentuk vertigo : melayang, goyang berputar, dsb.
Keadaan yang memprovokasi: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan,
ketegangan.
Profil waktu: akut, paroksismal, kronik.
Adanya gangguan pendengaran yang menyertai.
Penggunaan obat-obatan misalnya streptomisin, kanamisin, salisilat.
Adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi,
hipotensi, penyakit paru.
Adanya nyeri kepala
Adanya kelemahan anggota gerak.

Anamnesis:
o

Apakah terdapat pengaruh perubahan sikap?

15

o
o
o
o
o
o
;

;
;
;

Apakah terdapat kondisi lain selain perubahan posisi yang dapat membuat
sensasi vertigo bertambah berat?
Apakah terdapat disorientasi?
Apakah gangguan penglihatan hanya terjadi saat bergerak
Pencetus
Awitan
Apakah terdapat gejala defisit neurologis fokal seperti penglihatan ganda,
gangguan menelan, disarti atau kelemahan motorik?3
Pemeriksaan Fisik
Umum: Keadaan umum, anemia, tekanan darah berbaring dan tegak, nadi,
jantung, paru, abdomen.
Pemeriksaan neurologis umum:
Kesadaran
Saraf-saraf otak : visus, okulomotor, sensori, di muka, otot wajah,
pendengaran, dan menelan.
Fungsi motorik (kelumpuhan ekstremitas) dan fungsi sensorik (hipertensi,
parestesi).
Pemeriksaan khusus Oto-neurologis untuk menentukan lesi sentral dan
perifer.
Fungsi vestibuler/serebral
1; Tes Nylen Barany atau Dix Hallpike
2; Tes Kalori
3; Tes Romberg, tandem gait, post pointing test, tes Fukuda, dll.
Fungsi pendengaran
1; Tes Garputala
2; Audimetri
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium: darah rutin, kimia darah, urin, dan pemeriksaan
lain sesuai indikasi.
Pemeriksaan Radiologi: Foto tulang tengkorak leher, Stenvers (pada
neurinoma akustik).

16

Pemeriksaan neuro-imaging:
Transcranial Doppler.

CT-Scan

kepala,

pnemoensefalografi,

;
2.5. Jenis Vertigo
Ada beberapa jenis vertigo berdasarkan penyebabnya:
;

Vertigo epileptica yaitu pusing yang mengiringi atau terjadi sesudah serangan
epilepsi/ayan,
; vertigo laryngea yaitu pusing karena serangan batuk,
; vertigo nocturna yaitu rasa seolah-olah akan terjatuh pada permulaan tidur,
; vertigo ocularis yaitu pusing karena penyakit mata khususnya karena
kelumpuhan atau ketidakseimbangan kegiatan otot-otot bola mata,
;
vertigo rotatoria yaitu pusing seolah-olah semua di sekitar badan berputarputar.
; Benign Paroxysmal Positional Vertigo, merupakan penyakit yang sering
ditemukan, di mana vertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang
dari 1 menit. Perubahan posisi kepala (biasanya terjadi ketika penderita
berbaring, bangun, berguling di atas tempat tidur atau menoleh ke belakang)
biasanya memicu terjadinya vertigo ini. Penyakit ini disebabkan oleh adanya
endapan kalsium di dalam salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga
bagian dalam. Vertigo jenis ini mengerikan, tetapi tidak berbahaya dan
biasanya menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.
Tidak disertai hilangnya pendengaran maupun telinga berdenging.
2.6. Pemeriksaan Saraf Vestibularis
Telah dikemukakan di atas bahwa gangguan vestikular dapat menyebabkan
antara lain: vertigo, nistagmus, kehilangan keseimbangan dan salah tunjuk
(pastpointing). Gejala ini menunjukkan adanya gangguan pada reseptor vestibuler,
saraf vestibularis atau hubungan sentralnya.
Biasanya nistagmus sudah dapat dideteksi waktu memeriksa gerak bola mata, namun
kadang-kadang dibutuhkan tes lain untuk menimbulkannya atau untuk
17

memperjelasnya.
Cara khusus untuk menimbulkan nistagmus
Untuk menimbulkan atau memperjelas nistagmus dapat dilakukan manuver
Nyien-Barany/manuver Hallpike, atau tes kalori.
;

Manuver Nylen-Barany atau manuver Hallpike.


Untuk membangkitkan vertigo dan nistagmus posisional pada penderita

dengan gangguan sistem vestibular dapat dilakukan manuver Nylen-Barany atau


dinamai juga sebagai manuver Hallpike.
Pada tes ini pasien disuruh duduk di tempat-tidur-periksa. Kemudian ia direbahkan
sampai kepalanya tergantung di pinggir dengan sudut Sekitar 30 derajat di bawah
horison. Selanjutnya kepala ditolehkan ke kiri. Tes kemudian diulangi dengan kepala
melihat lurus dan diulangi lagi dengan kepala menoleh ke kanan. Penderita disuruh
tetap membuka matanya: pemeriksa dapat melihat sekiranya muncul nistagmus.
Perhatikan nistagmus mulai muncul, berapa lama berlangsung serta jenis nistac
Kemudian kepada penderita ditanyakan apa yang dirasakannya. ada vertigo dan
apakah vertigo yang dialaminya pada tes ini serupa vertigo yang pernah dialaminya.
Pada lesi perifer, vertigo lebih berat dan didapatkan masa laten selama sekitar
2-30 detik. Yang dimaksud dengan masa laten di sini ialah nistagmus tidak segera
timbul begitu kepala mengambil posisi yang kita berikan; nistagmus baru muncul
setelah beberapa detik berlalu, yattu sekitar 2-30 detik. Dalam hal ini, kita katakan
masa laten untuk terjadinya nistagmus ialah 2 - 30 detik.
Pada lesi perifer vertigo biasanya berat, lebih berat daripada lesi sentral. Pada lesi
perifer nistagmus akan capai; maksudnya ialah setelah beberapa saat nistagmus akan
berkurang dan kemudian berhenti, walaupun kepala masih tetap dalam posisinya.
Selain itu, pada lesi perifer, bila manuver ini diulang-ulang, jawaban nistagmus akan
berkurang dan kemudian tidak muncul lagi. Hal ini disebut habituasi. Pada lesi
vestibular sentral tidak didapatkan masa laten. Nistagmus segera muncul. Selain itu,
pada lesi sentral nistagmus tidak berkurang atau mereda, tidak menjadi capai dan
nistagmus akan tetap timbul bila manuver ini diulang-ulang. Jadi, tidak didapatkan
habituasi.

Ciri Nistagmus Posisional


18

Keterangan
Vertigo
Masa Laten
Jadi Capai/lelah
Habituasi

Lesi Perifer
Berat
Ya
Ya
Ya

Lesi Sentral
Ringan
Tidak
Tidak
Tidak

Manuver Nylen-Barany atau manuver Hallpike

Tes kalori.

19

Tes kalori mudah dilakukan dan mudah diduplikasi. Tes ini membutuhkan
peralatan yang sederhana, dan dapat diperiksa pada kedua telinga. Kepekaan
penderita terhadap rangsang kalori bervariasi, karenanya lebih baik dimulai dengan
stimulasi yang ringan; dengan harapan bahwa stimulasi ringantelah menginduksi
nistagmus dengan rasa vertigo yang ringan dan tidak disertai nausea atau muntah.
Stimulasi yang lebih kuat selalu dapat diberikan bila penderita ternyata kurang
sensitif.
Cara melakukan tes kalori:
Kepala penderita diangkat ke belakang (menengadah) sebanyak 60 derajat
(tujuannya ialah agar bejana lateral di iabirin berada dalam posisi vertikal, dengan
demikian dapat dipengaruhi secara maksimai oleh aliran konveksi yang diakibatkan
oleh aliran endolimf).
Tabung suntik berukuran 20 cc dengan jarum ukuran nomor 15 yang ujungnya
dilindungi karet diisi dengan air bersuhu 30 C (kira-kira 7 derajat dibawah suhu
badan). Air disemprotkan ke liang telinga dengan kecepatan 1cc per detik. Dengan
demikian gendangan telinga tersiram air selama kira 20 detik. Kemudian, bola mata
penderita segera diamati terhadap adanya nistagmus. Arah gerak nistagmus ialah ke
sisi yang berlawanan dengan sisi telinga yang diairi (karena air yang disuntikkan
lebih dingin suhu badan). Arah gerak nistagmus dicatat, demikian juga freku
(biasanya 3 - 5 kali per detik) dan lamanya nistagmus berlangsung Lamanya
nistagmus berlangsung berbeda pada tiap penderita, biasanya berlangsung antara 1/22 menit.
Setelah beristirahat selama 5 menit, telinga ke dua dites. Hal penting diperhatikan
ialah membandingkan lamanya nistagmus pada sisi, yang pada keadaan normal
hampir serupa. Pada sekitar 5% normal, stimulasi minimal tidak akan
mencetuskan nistagmus. penderita demikian, 5 ml air es diinjeksikan ke telinga,
secara sehingga lamanya injeksi berlangsung ialah 20 detik. Pada keadaan hal ini
akan mencetuskan nistagmus yang berlangsung 2 - 21/2 menit masih tidak timbul
nistagmus, kemudian dapat disuntikkan 20 ml ; selama 30 detik. Bila stimulasi ini
20

juga tidak menimbulkan nistagmus dapat dianggap bahwa labirin tidak berfungsi.
Tes kalori untuk mengevaluasi fungsi vestibular ini dilaksanakan
dan

mudah

diinterpretasi.

Tes

ini

memungkinka kita menentukan apakah

keadaan labirin normal, hipoaktif atau tidak berfungsi. Dalam hal ini kita bandingkan
sensitivitas labirin pada kedua sisi. demikian, pada tes kalori, pemeriksa harus
mengobservasi gerak boia selain
lamanya

itu,

gerakan

dan

arah

nistagmus

serta

nistagmus berlangsung harus diamati. Karena pengamatan dilakukan

langsunc pemeriksa, kesalahan yang manusiawi dapat terjadi. Untuk kemungkinan


kesalahan ini dikembangkan pemeriksaan elektronistagmografi.
;

Elektronistagmografi
Pada pemeriksaan dengan alat ini stimulus kalori ke liang telinga dan
lamanya serta cepatnya nistagmus timbul dapat dicatat pada kertas, menggunakan
teknik yang mirip elektrokardiografi.
Hubungan saraf antara inti vestibuler di batang otak dengan inti saraf
penggerak bola mata, yaitu saraf III, IV dan VI, bertanggung jawab terhadap
terjadinya nistagmus bila sistem vestibular dirangsang. Jenis nistagmus yang terjadi
dapat memberi petunjuk mengenai letak lesi menyebabkan vertigo.
Nistagmus ialah gerak involunter yang bersifat ritmik dari bola mata. Gejala
objektif dari vertigo ialah adanya nistagmus. Jadi, bila didapat keluhan vertigo kita
harus mencari adanya nistagmus dengan memeriksa gerakan bola mata, atau bila
perlu, dilakukan tes khusus untuk menimbulkan nistagmus.
Nistagmus mempunyai ciri sesuai gerakannya, misalnya "jerk" dan penduler;
menurut bidang gerakannya (horisontal, rotatoar, vertikal, campuran), arah gerakan,
amplitude dan lamanya nistagmus berlangsung. Selain itu pengaruh dari sikap kepala
juga perlu diperhatikan.

21

Sebagai pegangan sederhana gejala berikut dapat dianggap sebagai berasal


dari susunan saraf pusat (sentral) yaitu: nistagmus yang vertikai murni; nistagmus
yang berubah arah; nistagmus yang sangat aktif namun tanpa vertigo. Sebaliknya,
nistagmus yang rotatoar umum didapatkan pada gangguan vestibuler perifer.
Nistagmus dapat lebih mudah dievaluasi dengan menggunakan lensa Frenzel.
Lensa ini ialah suatu kaca mata dengan Iensa positif 20 dioptri. Lensa ini membuat
penderita tidak dapat memfiksasi pandangannya dan pemeriksa dapat menilai gerakan
mata penderita dengan lebih mudah (karena Iensa ini berfungsi sebagai kaca
pembesar).
;

Tes untuk menilai keseimbangan


Untuk menilai keseimbangan penderita, dapat dilakukan tes Romberg yang
dipertajam dan tes melangkah di tempat (stepping test).

Tes Romberg yang dipertajam.


Pada tes ini penderita_berdiri dengan kaki yang satu di depan kaki yang
lainnya; tumit kaki yang satu berada di depan jari-jari kaki yang lainnya (tandem).
Lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Tes ini berguna menilai adanya
disfungsi sistem vestibular. Orang yang normal mampu berdiri dalam sikap Romberg
yang dipertajam selama 30 detik atau lebih.
;

Tes melangkah di tempat (stepping test).


Penderita disuruh berjalan di tempat, dengan mata ditutup, sebanyak 50

langkah dengan kecepatan seperti berjalan biasa. Sebelumnya dikatakan kepadanya


bahwa ia harus berusaha agar tetap di tempat, dan tidak beranjak dari tempatnya
selama tes ini. Tes ini dapat mendeteksi gangguan sistem vestibular.
Hasil tes ini dianggap abnormal bila kedudukan akhir penderita teranjak lebih
dari 1 meter dan tempatnya semuia, atau badan terputar lebih dari 30 derajat.
22

Salah tunjuk (past pointing)


Penderita

menyentuh

disuruh

telunjuk

merentangkan

pemeriksa.

Kemudian

lengannya
ia

disuruh

dan

telunjuknya
menutup mata,

mengangkat lengannya tinggi-tinggi (sampai vertikal) dan kemudian kembali ke


posisi semula.

Pada gangguan

vestibular didapatkan salah

tunjuk (deviasi),

demikian juga dengan gangguan serebelar. Tes ini dilakukan dengan lengan kanan
dan lengan kiri, selain penderita disuruh mengangkat lengannya tinggi-tinggi, dapat
pula dilakukan dengan menurunkan lengan kebawah sampai vertikal dan kemudian
kembali ke posisi semula.
2.7. Tatalaksana
Prinsip umum terapi Vertigo
A Medikasi
Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa
sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan
pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar
kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan yang
sering digunakan:
1 ANTIHISTAMIN
Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo.
Antihistamin yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat,
difenhidramin, meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti
vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat.
Mungkin sifat anti-kholinergik ini ada kaitannya dengan kemampuannya
sebagai obat antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah
sedasi (mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek samping ini
memberikan dampak yang positif. Senyawa Betahistin (suatu analog
histamin) yang dapat meningkatkan sirkulasi ditelinga dalam, dapat
diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Efek samping Betahistin ialah
gangguan di lambung, rasa enek, dan sesekali rash di kulit.

23

Betahistin Mesylate (Merislon) Dengan dosis 6 mg (1 tablet)12 mg,


3 kali sehari per oral.
Betahistin di Hcl (Betaserc)Dengan dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali
sehari. Maksimum 6 tablet dibagidalam beberapa dosis.
Dimenhidrinat (Dramamine) Lama kerja obat ini ialah 4 6 jam.
Dapat diberi per oral atau parenteral(suntikan intramuscular dan
intravena). Dapat diberikan dengan dosis 25 mg 50mg (1 tablet), 4
kali sehari. Efek samping ialah mengantuk.
Difhenhidramin Hcl (Benadryl)Lama aktivitas obat ini ialah 4 6
jam, diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul) 50 mg, 4 kali sehari
per oral. Obat ini dapat juga diberikan parenteral. Efek samping
mengantuk.
ANTAGONIS KALSIUM
Antagonis kalsium seperti Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine
(Sibelium) sering digunakan. Merupakan obat supresan vestibular
karena sel rambut vestibular mengandung banyak channel kalsium.
Namun, antagonis kalsium sering mempunyai khasiat lain seperti
anti kholinergik dan antihistamin. Sampai dimana sifat yang lain ini
berperan dalam mengatasi vertigo belum diketahui.
Cinnarizine (Stugerone) mempunyai khasiat menekan fungsi
vestibular mengurangi respons terhadap akselerasi angular dan
linier, dosis biasanya 1530 mg, 3 kali sehari atau 1 x 75 mg
sehari. Efek samping ialah rasa mengantuk (sedasi), rasa capek,
diare atau konstipasi, mulut rasa kering dan rash di kulit.

FENOTIAZINE
Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti
muntah). Namun tidak semua mempunyai sifat anti vertigo.
Khlorpromazine (Largactil) dan Prokhlorperazine (Stemetil) sangat
efektif untuk nausea yang diakibatkan oleh bahan kimiawi namun
kurang berkhasiat terhadap vertigo.
24

Promethazine (Phenergan) merupakan golongan Fenotiazine yang


paling efektif mengobati vertigo. Lama aktivitas obat ini ialah
4 6 jam. Diberikan dengan dosis 12,5 mg 25 mg (1draze), 4
kali sehari per oral atau parenteral (suntikan intramuscular
atauintravena). Efek samping yang sering dijumpai ialah sedasi
(mengantuk), sedangkan efek samping ekstrapiramidal lebih
sedikit dibanding obat Fenotiazinelainnya.
Khlorpromazine (Largactil) dapat diberikan pada penderita
dengan serangan vertigo yang berat dan akut, diberikan per oral
atau parenteral (suntikan intramuscular atau intravena). Dosis
lazim ialah 25 mg (1 tablet)50 mg, 34 kali sehari.Efek samping
ialah sedasi (mengantuk).

OBAT SIMPATOMIMETIK
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya
obat simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo
ialah efedrin.
Efedrin lama aktivitas ialah 46 jam. Dosis dapat diberikan 10-25
mg, 4 kali sehari. Khasiat obat ini dapat sinergistik bila
dikombinasi dengan obat anti vertigolainnya. Efek samping ialah
insomnia, jantung berdebar (palpitasi) dan menjadi gelisah.

OBAT PENENANG MINOR


Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi
kecemasan
yang sering menyertai gejala vertigo.efek samping
seperti mulut kering danpenglihatan menjadi kabur.
Lorazepam dosis dapat diberikan 0,5 mg1 mg
Diazepam dosis dapat diberikan 2 mg 5 mg.
6 OBAT ANTI KHOLINERGIK
Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas
sistemvestibular dan dapat mengurangi gejala vertigo.
5

25

Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau


efedrin dan mempunyai khasiat sinergistik. Dosis skopolamin
ialah 0,3 mg0,6 mg, 3 4 kali sehari.

26

BAB III
ANALISIS KASUS

a;

Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar


Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau

lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan
otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh
gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit. Jadi
pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan keadaaan rumah
dan lingkungan sekitar dengan penyakit yang diderita pasien.
b;

Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga


Pada dasarnya keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang

mendapat informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di


telinga tengah dan mata. Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga
tengah dan dalam atau gangguan penglihatan. Gangguan pada otak kecil
yang mengakibatkan vertigo jarang sekali ditemukan. Namun, pasokan
oksigen ke otak yang kurang dapat pula menjadi penyebab. Beberapa jenis
obat, seperti kina, streptomisin, dan salisilat, diketahui dapat menimbulkan
radang kronis telinga dalam. Keadaan ini juga dapat menimbulkan vertigo.
Gangguan ini diatasi dengan menangani penyebabnya, biasanya pemberian
vitamin B12, B1, antihistamin, diuretika, dan pembatasan konsumsi garam
dapat mengurangi keluhan. Terkadang vertigo juga merupakan salah satu
gejala awal terjadinya stroke ringan, sebagai akibat pecahnya pembuluh darah
akibat tekanan darah tinggi (hipertensi). Biasanya vertigo yang diakibatkan
oleh kurangnya oksigen ke otak ini akan disertai dengan mual dan muntah-

27

muntah. Jadi pada kasus ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara
Keadaan keluarga dengan penyakit yang diderita pasien.

c;

Hubungan diagnosa dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan


lingkungan sekitar
Dari keluhan vertigo kita sudah dapat membedakan dengan penyakit

yang lainnya yang mempunyai gejala vertigo, seperti penyakit meniere, tumor
N.VIII, sklerosis multipel, neuritis vestibuler atau vertigo posisi paroksismal
jinak (VPPJ). Pada Penyakit Meniere terdapat trias atau sindrom meniere
yaitu vertigo, tinitus, dan tuli saraf. Serangan pertama sangat berat, yaitu
vertigo disertai muntah.
Pada tumor N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan
makin lama makin kuat. Pada sklerosis multipel, vertigo periodik, tetapi
intensitas serangan sama pada tiap serangan. Pada neuritis vestibuler serangan
vertigo tidak periodik dan makin lama makin menghilang. Biasanya penyakit
ini timbul setelah menderita influenza. Vertigo hanya didapatkan pada
permulaan penyakit. Penyakit ini akan sembuh total bila tidak disertai dengan
komplikasi. Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ), keluhan vertigo datang
secara tiba-tiba terutama pada perubahn posisi kepala dan keluhan vertigonya
terasa sangat berat, kadang-kadang disertai rasa mual sampai muntah,
berlangsung tidak lama. Penyakit ini tidak mempunyai hubungan dengan
perilaku kesehatan dan lingkungan sekitar

28

Analisis kemungkinan faktor resiko atau etiologi penyakit pada pasien


Penegakan diagnosis pada kasus ini hanya didasarkan pada keluhan
pasien yang mengarah pada vertigo vestibular perifer. Dimana sifat vertigo
merupakan rasa berputar, serangan tidak kontinyu,terdapat mual dan muntah.
Penyebab BPPV itu tidak diketahui. Namun pada beberapa kasus dapat
dijumpai setelah mengalami trauma kepala. Dan pada kasus ini kemungkinan
yang menjadi faktor resikonya adalah adanya riwayat trauma kepala
sebelumnya. Benign Paroxysmal Positional Vertigo, merupakan penyakit yang
d;

sering ditemukan, di mana vertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung


kurang dari 1 menit. Perubahan posisi kepala (biasanya terjadi ketika
penderita berbaring, bangun, berguling di atas tempat tidur atau menoleh ke
belakang)
biasanya
memicu
terjadinya
vertigo
ini.
Penyakit ini disebabkan oleh adanya endapan kalsium di dalam salah satu
kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam. Vertigo jenis ini
mengerikan, tetapi tidak berbahaya dan biasanya menghilang dengan
sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan. Tidak disertai hilangnya
pendengaran maupun telinga berdenging.
Analisis untuk mengurangi paparan
Karena serangan bisa muncul kapan saja, pasien sebaiknya istirahat
untuk pemulihan terlebih dahulu dan mengurangi aktivitas yang menyebabkan
kelelahan baik secara fisik ataupun mental.
e;

DAFTAR PUSTAKA

1; Ginsberg Lionel. Lecture Notes. Neurologi. Edisi kedelapan. Jakarta.

Penerbit: Erlangga Medical Series. 2007. Hal. 36

29

2; Misbach Jusuf, Hamid Bar. A, Masyza. A. Buku Pedoman Standar Pelayanan

Medis (SPM) dan Standar Prosedur Operasional (SPO). Neurologi. Jakarta.


Penerbit: Perhimpuanan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2006. Hal. 217220.
3; Anggraini. B. Apa itu Vertigo. Serial Online (13 Agustus 2015). Diunduh dari
URL: http://kesehatan.kompasiana.com
4; Mandal. A. Penyebab Vertigo. Serial Online (13 Agustus 2015) Diunduh dari
URL:http://www.news-medical.net/health/Causes-of-vertigo-%28Indonesian
%29.asp
5; Lumbantobing S.M. Neurologi Klinik. Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta.

Penerbit: FK UI. Hal.69-75.


6; Mardjono Mahar, Sidharta. P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta. Penerbit: Dian
Rakyat. IKAPI. 2009. Hal. 169-170.
7; Iskandar Nurbaiti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan. Telinga-Hidung-Tenggorok
Kepala Leher. Edisi Kelima. Jakarta. Penerbit FK UI. 2001. Hal. 81-82.

30

Anda mungkin juga menyukai