Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR


1.1 Tujuan :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi
konus dan hambatan lekat tanah. Perlawanan penetrasi konus adalah
perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya
persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap
selubung bikonus dalam gaya persatuan panjang.
1.2 Alat dan Bahan

a. Mesin sondir ringan (2 ton) atau mesin sondir berat (10 ton).
b. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan
kebutuhan dengan panjang masing masing 1 meter.
c. Manometer masing masing 2buah dengan kapasitas :
- Sondir ringan 0 50 kg/cm2 dan 0 250 kg/cm2.
- Sondir berat 0 50 kg/cm2 dan 0 500 kg/cm2.
d. Konus dan bikonus, gambar no. 1.
e. Empat buah angker dengan perlengkapan (Angker daun atau spiral)
f. Kunci kunci pipa, alat alat pembersih, oli, minyak hidrolik (Kastrol
oli, SAE 10) dan lain lain.
1.3 Prosedur Percobaan
a.

Pasang dan aturlah agar mesin sondir vertikal di tempat yang akan
di periksa dengan menggunakan angker yang dimasukkan secara kuat
kedalam tanah, sedang untuk pengisian minyak hidrolik harus bebas
gelembung gelembung udara.

b.

Pasang konus atau bikonus, sesuai kebutuhan pada ujung pipa


pertama.

c.

Pasang rangkaian pipa pertama bersama konus tersebut (b) pada


mesin sondir.

d.

Tekan pipa untuk memasukkan konus atau bikonus sampai


kedalaman tertentu, umumnya setiap 20 cm.

e.

Tekanlah :
-

Apabila dipergunakan bikonus maka penetrasi ini pertama tama


akan menggerakan ujung konus ke bawah sedalam 4 cm dan bacalah
manometer

sebagai

perlawanan

penetrasi

konus.

Penekanan

selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung ke bawah 8


cm, bacalah manometer sebagai hasil jumlah perlawanan yaitu
perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat.
-

Apabila dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya


dilakukan pada penekanan pertama.

f.

Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang


akan diukur. Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam
20 cm.

1.4 Prosedur Perhitungan :


Pekerjaan sondir ringan diberhentikan pada keadaan sebagai berikut :
Untuk sondir ringan pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut
turut melebihi 150 kg/cm2 atau kedalaman maksimum 30 meter.
a. Hambatan lekat dihitung dengan rumus :
A
HL =(JP PK) B
Keterangan :
A

= Tahap Pembacaan = 20 cm

= Faktor Alat atau


Luas Jacket
Luas Torak

b. Jumlah hambatan lekat :


i

JHLi
Keterangan :

HL
0

= 10

Kedalaman yang dicapai konus

c. Buat grafik
Perlawanan penetrasi konus (PK) terhadap kedalaman, jumlah hambatan
lekat (JHL) terhadap kedalaman.
Laporan penunjang yang perlu dilakukan antara lain :
a. Lokasi titik sondir.
b. Titik nol sondir harus diikat terhadap satu titik tetap.
c. Laporan grafik
-

Perlawanan penetrasi konus terhadap kedalaman.

Jumlah hambatan lekat terhadap kedalaman.

Catatan :
a. Keuntungan yang diperoleh pada penggunaan alat ini adalah :
-

Baik untuk lapisan tanah lempung.

Dapat dengan cepat menentukan letak lapisan keras.

Dapat memperkirakan perbedaan lapisan tanah.

Dapat dipergunakan untuk menghitung daya dukung lapisan tanah


lempung dengan menggunakan rumus empiris.

b. Kerugian pada penggunaan alat ini adalah :


-

Tidak dapat dipergunakan untuk lapisan tanah yang berbutir kasar,


terutama lapisan tanah yang mengandung kerikil dan batu.

Hasil sondir sangat meragukan apabila letak alat tidak vertical,


atau konus/bikonus tidak bekerja dengan baik.

c. Setiap penggunaan alat sondir harus dilakukan kalibrasi dan pemeriksaan


perlengkapan :
-

Manometer manometer yang akan digunakan masih dalam


keadaan baik sesuai dengan standar yang berlaku.

Ukuran konus yang akan dipergunakan harus sesuai dengan


ukuran standar seperti gambar No. 1.

d. Setiap tahap pemeriksaan batang akan dimulai jarum manometer


menunjukan angka nol.
e. Apabila sondir sudah mulai terangkat sedangkan tekanan manometer
belum mencapai 250 kg/cm2 untuk sondir ringan atau 500 kg/cm2 untuk
sondir berat, alat sondir diberi pemberat.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNPAR

DATA SONDIR
ASTM D 2216 71
LOKASI

: Lab. Mektan Teknik sipil

DIKERJAKAN

: KELOMPOK VI

KEDALAMAN

: 8m

DIHITUNG

: HERLINA FITRIANI

TANGGAL

: 27 Februari 2012
Pemb. Manometer

Kedalaman
(m)

0,00
-0,20
-0,40
-0,60
-0,80
-1,00
-1,20
-1,40
-1,60
-1,80
-2,00
-2,20
-2,40
-2,60
-2,80
-3,00
-3,20
-3,40
-3,60
-3,80
-4,00
-4,20
-4,40

HK (qc)

JH

(kg/cm2)

(kg/cm2)

23
10
10
10
10
34
30
45
25
35
20
40
20
20
40
15
15
25
10
10
30
30

28
10
10
10
30
60
60
45
30
40
45
40
45
45
45
30
40
25
35
20
55
40

HG = JH-HK

HP = HG x 20/10

JHP

Hambatan

(kg/cm2)

(kg/cm2)

(kg/cm2)

Setempat

5
0
0
0
20
26
30
0
5
5
25
0
25
25
5
15
25
0
25
10
25
10

10
0
0
0
40
52
60
0
10
10
50
0
50
50
10
30
50
0
50
20
50
20

0
10
10
10
10
50
102
162
162
172
182
232
232
282
332
342
372
422
422
472
492
542
562

Pemb. Manometer
Kedalaman
(m)

HK (qc)

JH

(kg/cm2)

(kg/cm2)

HG = JH-HK
2

(kg/cm )

HP = HG x 20/10
2

(kg/cm )

JHP

Hambatan
2

(kg/cm )

Setempat

-4,60
-4,80
-5,00
-5,20
-5,40
-5,60
-5.80
-6,00
-6,20
-6,40
-6,60
-6,80
-7,00
-7,20
-7,40
-7,60
-7,80
-8,00

10
10
25
20
30
30
40
45
50
50
50
55
50
80
80
100
125
150

35
70
30
30
35
40
45
50
55
60
60
65
70
100
90
120
150
150

25
60
5
10
5
10
5
5
5
10
10
10
20
20
10
20
25
0

50
120
10
20
10
20
10
10
10
20
20
20
40
40
20
40
50
0

612
732
742
762
772
792
802
812
822
842
862
882
922
962
982
1022
1072
1072

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS TEKNIK
GRAFIK SONDIR
TYPE : DUCTH CONE PENETROMETER
Lokasi

: Lab. Mektan

Dikerjakan

Kelompok VI

No.Titik
Tanggal

:
: 27-02-2012

Dihitung

Herlina F.

: qc (kg/cm2)
: Jumlah Hambatan Pelekat (kg/cm2)

BAB II
PENGEBORAN TANAH DAN PENGAMBILAN CONTOH TANAH
ASTM D 1452 65
2.1

Tujuan :
a.

Untuk mengetahui keadaan lapisan tanah di bawah yang akan


menjadi pondasi.

b.

Menetapkan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli atau tidak


asli.

c.

Mengumpulkan data / informasi untuk menggambarkan profil


tanah.

d.

Pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluan


penyelidikan lebih lanjut di laboratorium.

2.2

Alat dan Bahan :


1. Bor tangan

a. Helical Auger (Bor Spiral) alat bor kecil


dengan diameter minimum 1 .
b. Post hole Auger ( Iwan Type, tanpa casing).
c. Drive hand.
d. Stick apparatus.

2. Bor mesin

a. Helical Auger (Bor Spiral) alat bor, diameter 3


6.

b.
Core barel diameter s/d 4.
c. Bucket Auger diameter s/d 48.
3. Casing (jika diperlukan), terdiri dari pipa baja dengan diameter yang
lebih besar dari mata bor yang di pakai atau digunakan.
4. Perlengkapan

2.3

Prosedur Percobaan
1.

: a. Label label.
b.

Formulir profil bor.

c.

Parafin.

d.

Kantong sample.

e.

Dan lain lain.

Titik yang akan di bor, ditentukan terlebih dahulu dan sedapat mungkin
dekat dengan titik sondir yang telah dilakukan.

2.

Bersihkan boring site dari rumput rumput, akar akar dan


sebagainya.

3.

Drat drat pada stang bor harus bersih dari kotoran.

4. Buat lubang dengan cara memutar mata bor sampai kedalaman yang
diperlukan, mata bor dicabut, tanah dikeluarkan untuk dideskripsi dan
diklasifikasikan secara visual.

5. Ulangi pemboran tadi sampai tercapai kedalaman maksimum yang


dikehendaki.
6. Casing dibutuhkan/dipergunakan pada tanah tanah yang tidak stabil,
dimana lubang bor tak dapat terbuka, atau jika pemboran dilakukan di
bawah permukaan air.
7. Jika dipergunakan casing, maka casing harus dimasukan pada
kedalaman tertentu, dengan tidak melebihi kedalaman sample yang
akan diambil.
8. Ambil contoh tanah dengan menggunakan Shelby tube (Tabung) dengan
6,85 cm dengan jalan ditekan atau ditumbuk.
9. Tabung yang sudah terisi penuh dikeluarkan, pada kedua ujung tabung
ini ditutup dengan lilin, untuk menjaga agar kelembaban tidak berubah.
10. Tabung kemudian diberi label, yang mencantumkan lokasi, No. Boring,
kedalaman dan sebagainya.
2.4

Laporan
Data pengeboran diperoleh harus dicatat pada profil bor, antara lain :
a. Tanggal mulai pemboran dan tanggal selesai pemboran.
b. Jenis jenis tanah pada setiap kedalaman tertentu.
c. Diameter bor / core barel yang dipakai, metode pemboran, dan kemajuan
lubang bor.
d. Permukaan air tanah.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

HAND BORING
Lokasi

: Arah Tumbang Rungan

Dikerjakan : Kelompok VI

Total Kedalaman : 135 cm

Tipe Alat : Iwan Auger

Tanggal Test

Sampel Tidak Terganggu

(cm)
0,00

23

Profil

Unit
Tanah Asli

Kedalaman

: 09 November 2011

Deskripsi tanah
Warna : hitam
Kondisi : lembab
Jenis : Pasir
Warna : hitam kecokelat-an
Kondisi : lembab
Jenis : Pasir berlempung
Warna : hitam kecokelatan
Kondisi : agak kering

29

Jenis : pasir berlempung


Warna : cokelat keputihan

33

Kondisi : agak kering

39

Jenis : pasir berlempung


Warna : cokelat keabuan
Kondisi : agak lembab
Jenis : lempung
Warna : putih keabuan
Kondisi : agak lembab

50

Jenis : lempung padat

(cm)
68

Profil

Unit

Deskripsi tanah

Tanah Asli

Kedalaman

Warna : putih keabu-an


Kondisi :lembab ada mata air
Jenis : lempung bergambut
Warna : hitam
Kondisi : sangat lembab

85

Jenis : lempung bergambut


Warna : hitam
Kondisi :basah (terendam air)

114

Jenis : gambut
Warna : cokelat tua
Kondisi :basah (terendam air)

142

Jenis : gambut
Warna : cokelat
Kondisi : lembab

174

Jenis : lempung bergambut


Warna : cokelat kehitaman
Kondisi : agak lembab

190

Jenis : lempung padat


Warna : abu-abu
Kondisi : agak lembab

210

Jenis : lanau berpasir


Warna : putih keabu-an
223

Kondisi : agak lembab


Jenis : lanau padat

BAB III

PEMERIKSAAN KEKUATAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)


(AASHTO T 236 N- 72) (ASTM D 3080 72)
3.1 Tujuan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kohesi (C) dan sudut


geser tanah ().
3.2 Alat dan Bahan

a. Alat geser langsung terdiri dari :


- Stang penekan dan pemberi beban.
- Alat penggeser lengkap dengan cicin penguji (Proving ring) dan 2
buah arloji geser ( Extensiometer).
- Cicin pemeriksa yang terbagi dua dengan penguncinya terletak dalam
kotak.
- Beban beban.
- Dua buah batu pori.
b. Alat pengeluar contoh dan pisau pemotong.
c. Cincin cetak benda uji.
d. Neraca cetak benda uji.
e. Stopwatch.
f. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 5) C.
Benda Uji :
a. Benda uji tanah asli dari tabung contoh
Contoh tanah asli dari dalam tabung ujungnya diratakan dn cicin cetak
benda uji ditekan pada ujung tanah tersebut. Tanah dikeluarkan
secukupnya untuk tiga benda uji. Pakailah tanah dikeluarkan secukupnya
untuk tiga benda uji. Pakailah bagian yang rata sebagai alas dan ratakan
bagian atasnya.
b. Contoh yang digunakan harus cukup besar untuk membuat 3 buah benda
uji. Persiapan benda uji sehingga tidak terjadi kehilangan kadar air.
Bentuk benda uji dengan cincin cetak. Dalam persiapan benda uji

terutama untuk tanah yang peka harus hati hati guna menghindarkan
terganggunya struktur asli dari tanah tersebut.
c. Benda uji buatan (dipadatkan)
Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air dan berat ini yang
dikehendaki. Pemadatan

dapat langsung dilakukan pada cincin

pemeriksaan atau pada tabung pemadatan.


d. Tebal minimum benda uji kira kira 1,3 cm tapi tidak kurang dari 6 kali
diameter butir maksimum.
e. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus minimal 2 : 1 untuk
benda uji yang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar,
perbandingan lebar dan tebal minimal 2 : 1.
Contoh :
Untuk tanah lembek pembebanan harus diusahakan agar tidak merusak
benda uji.
3.3 Prosedur Percobaan
a. Timbang benda uji
b. Masukan benda uji kedalam cincin pemeriksaan yang telah terkunci
menjadi satu dan pasanglah batu pori pada bagian atas dan bawah benda
uji.
c. Setang penekan dipasang vertikal untuk memberi beban normal pada
benda uji dan diatur sehingga beban yang diterima oleh benda uji sama
dengan beban yang diberikan pada setang tersebut.
d. Penggeser benda uji dipasang pada arah mendatar untuk memberikan
beban mandating pada bagian atas cincin pemeriksaan. Atur pembacaan
arloji geser sehingga menunjukan angka nol. Kemudian buka kunci cincin
pemeriksaan.
e. Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan.
Segera setelah pembebanan pertama diberikan isilah kotak cincin
pemeriksaan dengan air sampai penuh diatas permukaan benda uji, jagalah
permukaan ini supaya tetap selama pemeriksaan.

f. Diamkan benda uji sehingga konsolidasi selesai. Catat proses konsolidasi


tersebut pada waktu waktu tertentu sesuai cara pemeriksaaan
konsolidasi.
g. Sesudah konsolidasi selesai hitung t50 untuk menentukan kecepatan
penggeseran. Konsolidasi dibuat dalam tiga beban yang diperlukan.
Kecepatan pengeseran dapat ditentukan dengan membagi deformasi geser
maksimum dengan 50. Deformasi geser maksimum kira kira 10 %
diameter asli benda uji.
h. Lakukan pemeriksaan sehingga tekanan geser konstan dan bacalah arloji
geser setiap 15 detik.
i. Berikan beban normal pada benda uji kedua sebesar dua kali beban
normal yang pertama dan lakukan langkah langkah (f), (g), dan (h).
j. Berikan beban normal pada benda uji ketiga sebesar tiga kali beban
normal pertama dan lakukan langkah langkah (f), (g), dan (h).
3.4 Prosedur Perhitungan
a. Hitunglah gaya geser (P) dengan jalan mengalihkan pembacaan arloji
geser dengan angka kalibrasi cincin penguji, dan hitunglah tegangan geser
maksimum yaitu gaya geser maksimum dibagi luas bidang geser.

P mak
A

Keterangan :

tegangan geser maksimum (kg/cm2)

P mak

gaya maksimum (kg)

Luas bidang geser benda uji (cm2)

b. Buatlah grafik hubungan antara tekanan normal dengan tegangan geser


maksimum (). Hubungan ketiga titik yang diperoleh sehingga
membentuk garis lurus memotong sumbu vertical pada harga kohesi (C)
dan memotong sumbu horizontal () dengan sudut-sudut geser tanah ()
sesuai dngan persamaan :

= tan .

3.5 Laporan
a. Uraian dari jenis alat yang dipakai.
b.

Ciri dan uraian dari pada contoh, apakah contoh tersebut termasuk asli,
buatan, dipadatkan atau apakah tanah tersebut rata.

c. Kadar air, berat isi basah, berat isi kering dan tebal.
d. Semua data-data hasil pemeriksaan termasuk tekanan normal, jarak geser
dan harga tahanan geser dan perubahan tebal dari benda uji.
e. Grafik tegangan geser maksimum terhadap tegangan normal.

KELOMPOK VII
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

PEMERIKSAAN KEKUATAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)


Lokasi

: Lab. Mekanika Tanah

Dikerjakan : Kelompok VI

Tanggal Test

: 29 Februari 2012

Dihitung

: Herlina Fitriani

Kalibrasi

: 0,7353 kg/dlv

Gaya Normal

P1 = 3,167 kg

P2 = 6,334 kg

Teg. Normal

1 = 0,1 kg/cm2

2 = 0,2 kg/cm2
Teg.

Waktu
(menit)

1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Pergeseran

20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420

P3 = 12,668 kg
3 = 0,4 kg/cm2
Teg.

Teg.

Dial

Gaya

Geser

Dial

Gaya

Geser

Dial

Gaya

Geser

Reading

Geser

( )

Reading

Geser

( )

Reading

Geser

( )

5
5,5
6
6,5
8
9
9,5
10
11
11,5
12
12,5
13
14
14
14,5
14
13
12

3,6765
4,0441
4,4118
4,7794
5,8824
6,6177
6,9853
7,3530
8,0883
8,4559
8,8236
9,1912
9,5589
10,294
10,294
10,662
10,294
9,5589
8,8236

0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316
0,3316

4
6
7,5
8,5
9
10
11
13
14
15
17
17
17
17
17
16
15
14

2,9412
4,4118
5,5147
6,2500
6,6177
7,3530
8,0883
9,5589
10,294
11,029
12,500
12,500
12,500
12,500
12,500
11,765
11,029
10,294

0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888
0,3888

6
7
8
9
10
11
13
14
16
18
19
20
20
20
20
20
20
19
19
18
17

4,4118
5,1471
5,8824
6,6177
7,3530
8,0883
9,5589
10,294
11,765
13,235
13,971
14,706
14,706
14,706
14,706
14,706
14,706
13,971
13,971
13,235
12,500

0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574
0,4574

Contoh

Diameter : 6,4 cm
Tinggi
: 2,4 cm
Luas
: 32,15 cm2

Berat sampel = 132,2 gr


Volume tanah = 77,17 cm3
Berat volume = 1,713 gr/cm3

Alat

Kalibrasi = 0,7353 kg/dlv

Hasil

C=

kg/cm2

Kadar air
%

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

GRAFIK HUBUNGAN TEKANAN NORMAL & TEGANGAN GESER


MAKSIMUM
Lokasi

: Lab. Mekanika Tanah

Dikerjakan : Kelompok VI

Tanggal Test

: 29 Februari 2012

Dihitung

: Herlina Fitriani

BAB IV
PEMERIKSAAN KONSOLIDASI
(AASHTO T 216 74) (ASTM D 2435 70)
4.1 Tujuan :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan sifat pemampatan
suatu jenis tanah, yaitu sifat sifat perubahan isi dan proses keluarnya air
dari dalam tanah yang diakibatkan adanya perubahan isi dan proses
keluarnya air dari dalam pori tanah yang diakibatkan adanya perubahan
tekanan vertikal yang bekerja pada tanah tersebut.
4.2 Alat dan Bahan :
a. 1 set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan sel
konsolidasi.
b. Arloji pengukur (ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak tangkai minimal
1,0 cm).
c. Beban beban.
d. Alat pengeluar contoh dari dalam tabung (Extruder).

e. Pemotong yang terdiri dari pisau tipis dan tajam serta pisau kawat.
f. Pemegang cincin contoh.
g. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
h. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai
110 5 C.
i. Stopwatch.
Benda Uji :
Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan dan dikeringkan,
kemudian ditimbang sampai ketelitian 0,1 gram.
a. Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, ujungnya diratakan dulu dengan
jalan mengeluarkan contoh tersebut 1- 2 cm, kemudian dipotong dengan
pisau. Permukaan ujung contoh ini harus rata dan tegak lurus sumbu
contoh.
b. Cincin dipasang pada pemegangnya, kemudian diatur sehingga bagian
yang tajam berada 0,5 cm dari ujung tabung contoh.
c. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung masukan kedalam cincin
sepanjang kira kira 2 cm, kemudian dipotong. Agar diperoleh ujung
yang rata pemotong harus dilebihkan 0,5 cm, kemudian diratakan dengan
alat penentu alat penentu tebal. Pemotong harus dilakukan sehingga pisau
pemotong tidak sampai menekan benda uji tersebut.
4.3 Prosedur Percobaan :
a. Benda uji dan cincin kemudian ditimbang dengan ketelitian 0,1 gram.
b. Tempatkan batu pori dibagian atas dan bawah dari cincin sehingga benda
uji yang sudah dilapisi kertas sering terapit oleh kedua batu pori,
masukan kedalam sel konsolidasi.
c. Pasanglah alat penumpu diatas batu pori.
d. Letakan sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji pada alat konsolidasi
sehingga bagian yang runcing dari pelat penumpu menyentuh tepat pada
alat pembeban.
e. Aturlah kedudukan pada arloji, kemudian dicatat.

f. Pasanglah beban pertama sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,25
kg/cm2, kemudian arloji dibaca dan dicatat pada 9,6 detik, 15 detik, 21,6
detik, 29,4 detik, 38,4 detik, 1 menit dan seterusnya (sesuai dengan
formulir konsolidasi). Setelah beban pertama dipasang. Biarkan beban
pertama ini berkerja sampai pembebanan arloji tetap (tidak terjadi
penurunan lagi), biasanya 24 jam sudah dianggap cukup. Sesudah
pembacaan sel konsolidasi diisi dengan air.
g. Setelah pembacaan menunjukan angka tetap atau setelah 24 jam. Catatlah
pembacaan arloji yang terakhir. Kemudian pasang beban yang kedua
sebesar beban yang pertama sehingga tekanan menjadi dua kali.
Kemudian baca dan catatlah arloji sesuai dengan cara (f) diatas.
h. Lakukan cara (d) dan (g) untuk beban beban selanjutnya. Beban
beban tersebut akan menimbulkan tekanan normal terhadap benda uji
masing masing sebesar : 0,25 kg/cm2, 0,5 kg/cm2, 1,0 kg/cm2, 2,0
kg/cm2, 4,0 kg/cm2, 8,0 kg/cm2 dan seterusnya.
i. Besar beban maksimum ini sebetulnya tergantung kepada kebutuhan,
yaitu sesuai dengan beban yang akan bekerja terhadap lapisan tanah
tersebut.
j. Setelah pembebanan maksimum dan sesudah menunjukan pembacaan
yang tetap, kurangilah beban dalam dua langkah sampai mencapai beban
pertama. Misalnya, jika dipakai harga harga tekanan dari 0,25 sampai
8,00 maka sebaliknya beban dikurangi dari 0,25 kg/cm 2. Pada waktu
beban dikurangi, setiap pebebanan harus dibiarkan bekerja sekurang
kurangnya selama 5 jam. Arloji penunjuk hanya perlu dibaca sesudah 5
jam. Arloji penunjuk hanya perlu dibaca sesudah 5 jam, yaitu saat
sebelum beban dikurangi lagi.
k. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkanlah cincin dan benda
uji dari sel konsolidasi, ambilah 1 pon dari permukaan atas dan bawah.
Keringkan permukaan atas dan bawah benda uji.
l. Keluarkan benda uji dari cincin kemudian timbang dan tentukan berat
keringnya.

4.4 Prosedur Perhitungan :


a. Hitunglah berat tanah basah , berat isi dan kadar air benda uji sebelum dan
sesudah percobaan serta hitung pula berat tanah keringnya (BK).
b. Ada dua cara untuk menggambarkan hasil percobaan konsolidasi. Cara
pertama adalah membuat grafik angka pori terhadap tekanan. Pada kedua
cara ini untuk harga - harga tekanan dipergunakan skala logaritmis. Bila
dipakai cara pertama, maka pembacaan penurunan terakhir pada setiap
pembebanan digambarkan pada grafik terhadap tekanan. Bila dipakai cara
kedua maka dilakukan perhitungan seperti berikut :

Menghitung tinggai efektif benda uji :

Hitung Ht

Keterangan :

Ht
A

= tinggi efektif benda uji


= luas benda uji

= berat jenis tanah

Bk

= berat tanah kering

Hitung besar permukaan total (H) yang terjadi pada setiap


pembebanan.
H

= Pembacaan arloji pada permulaan percobaan


dikurangi pembacaan arloji sesudah pembebanan yang
bersangkutan.
Hitung angka pori semua (angka pori asli = e0) dengan rumus :
Ho Ht
Ht

e0

H0 =

tinggi contoh semula

Hitung angka pori semua (angka asli = e0 ) dengan rumus :

H
e =
Ht
-

Hitung angka pori (e) pada setiap pembebanan dengan rumus :


e

= e0 - e

Gambarkanlah harga harga angka pori ini pada grafik angka pori
terhadap tekanan, dengan mempergunakan skala logaritmis untuk
tekanan.

c. Hitunglah derajat kejenuhan sebelum dan sesudah percobaan dengan


rumus :

Sr =
Keterangan :
Sr = Derajat kejenuhan
W = Kadar air
G = Berat jenis tanah
e = Angka pori
d. Harga Koefesien Consolidasi Cv
Hitunglah tinggi benda uji rata-rata (Hm) pada setiap pembebanan.
Buatlah grafik pembacaan penurunan terhadap akar pangkat dua dari
waktu setiap pembebanan (lihat grafik). Sebagian dari grafik ini
merupakan garis lurus, dan titik potong garis ini dengan ordinat (0)
dianggap sebagai titik nol yang benar. Dari titik nol ditarik garis 0A
dengn membuat jarak b = 1,15.a. Titik potong garis 0A ini dengan
lengkung penurunan adalah harga t90 yaitu waktu untuk mencapai
konsolidasi 90 .

Hitunglah harga koefisien konsolidasi pada setiap pembebanan dengan


rumus :
Cv

0,848 Hm2
t90

Keterangan
Cv
Hm
t90

= koefisien konsolidasi (cm2/detik)


= tinggi benda uji rata-rata pada pembebanan yang
bersangkutan (cm)
= waktu untuk mencapai konsolidasi 90 (detik)

4.5 Prosedur Pelaporan :


Pelaporan harus mencantumkan keteranganketerangan sebagai berikut:
a. Identifikasi (pengenalan) dan deskripsi (uraian) dari benda uji termasuk
apakah aslinya, buatan atau dipadatkan.
b. Kadar air.
c. Berat isi basah.
d. Derajat kejenuhan.
e. Berat jenis
f. Keadaan waktu pemeriksaan (kadar air asli) atau direndam.
g. Grafik hubungan angka pori dan log tekanan atau penurunan dan log
tekanan.
h. Grafik koefisien konsolidasi terhadap log tekanan.
i. Bila cara melakukan berbeda termasuk beban khusus.
Catatan :
a. Setiap alat perlu diperhitungkan besar beban untuk mendapatkan tekanan
sesuai dengan 4h.
b. Untuk memperhitungkan faktor pengaruh alat diadakan koreksi terhadap
pengaruh alat dan dapat ditentukan dengan mempergunakan benda uji
besi yang mempunyai ukuran sama dengan ukuran benda uji.
Pembebanan dilakukan seperti biasa. Penurunan yang dibaca pada setiap
pembebanan adalah harga koreksi yang diperlukan.

c. Untuk menjaga supaya tidak terjadi perubahan pada kadar air semula,
benda uji harus segera diperiksa. Benda uji tidak boleh dipasang dan
dibiarkan dalam alat beberapa lama sebelum beban pertama diberikan.
d. Pada permulaan percobaan, batu pori harus benar benar rapat pada
permukaan benda uji, dan pelat penumpu serta alat pembebanan harus
rapat satu sama lainnya. Jika hal ini tidak diperhatikan, maka pada
pembebanan yang pertama mungkin diperoleh pembacaan penurunan
yang jauh lebih besar dari pada harga sesungguhnya.
e. Selama percobaan, sel konsolidasi harus tetap penuh dengan air.
f. Pada beberapa macam tanah tertentu, ada kemungkinan bahwa pada
pembebanan yang pertama akan terjadi pengembangan (Swelling) setelah
sel konsolidasi diisi air. Bilamana hal ini terjadi, pasanglah beban yang
kedua dan bacalah arloji penurunan seperti diatas jika pada pembebanan
yang kedua ini masih terjadi pengembangan, maka pasanglah beban
ketiga dan seterusnya sampai tidak terjadi pengembangan lagi.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

PEMERIKSAAN KONSOLIDASI
Lokasi

: Lab. Mekanika Tanah

Dikerjakan : Kelompok VI

Waktu mulai

: 09.00 WIB

Dihitung

Jenis tanah

: Lanau

Tanggal Tes : 29 Februari 2012

: Herlina Fitriani

Beban 0,5 kg
Waktu
(menit)

Pembacaan
Dial

0,00
0,25
1,00
2,15
4,00
6,15
9,00
12,15
16,00
20,15
25,00
36,00
64,00
100,00
1.440,00

0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
6
8
10
Final

0
10
12,5
14
16
17,1
18,1
19
19,5
19,9
20
20,9
21
21
23

GRAFIK WAKTU

BAB V
PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGTH
(AASHTO T 208 70) (ASTMD D 2166 66)
5.1

Tujuan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan


tekan bebas contoh tanah dan batuan yang bersifat kohesif dalam keadaan asli
ataupun buatan (Remolded).
Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas ialah besarnya aksial
persatuan luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan pada saat
renggangan aksialnya mencapai 20 .
5.2

Alat dan Bahan :


a. Mesin tekan bebas (Unconfined Compressive Machine)
b. Alat untuk mengeluarkan contoh (Extruder)
c. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 3 kali diameter
d. Pisau tipis dan tajam
e. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram

f. Pisau kawat
g. Stopwatch
Benda Uji :
a. Benda uji yang dipergunakan berbentuk silinder
b. Benda uji mempunyai diameter minimal 3,3 cm dan tingginya diambil
2 x 2 diameter. Biasanya dipergunakan benda uji dengan diameter 6,8 cm
dan tingginya 13,6 cm.
c. - Untuk benda uji berdiameter 3,3 cm besar butir maksimum yang
terkandung dalam benda uji harus 0,1 diameter benda uji.
-

Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm besar butir maksimum yang


terkandung dalam benda uji harus 1/6 diameter benda uji.

Jika setelah pemeriksaan ternyata dijumpai butir yang dari pada


ketentuan tersebut diatas, hal ini dicantumkan dalam laporan.

Menyiapkan benda uji :


1. Menyiapkan benda uji asli dari tabung contoh

Contoh dikeluarkan dari tabung dengan alat


pengeluar contoh, kemudian dipotong dengan pisau kawat dan
diratakan dengan pisau.

Pasang alat cetak benda uji di depan tabung


contoh, keluarkan contoh dengan alat pengeluar contoh
sepanjang alat cetak kemudian dipotong dengan pisau kawat.

Alat cetak yang bervariasi benda uji didirikan


dengan ujung yang sudah dibentuk di atas alas yang rata.
Kemudian ujung sebelah atas diratakan dengan pisau.

Keluarkan benda uji dari alat cetak.

2. Menyiapkan benda uji buatan

Benda uji buatan bisa dipersiapkan dari benda uji bekas atau
dari contoh lain yang tidak asli.

Dalam hal menggunakan benda uji bekas menyiapkan benda uji


asli dari tabung contoh, benda uji tersebut dimasukan dalam
kantong plastik kemudian diremas dengan jari sampai merata.

Pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan hati hati untuk


mencegah udara masuk, memperoleh kepadatan yang merata
dan penguapan air. Padatkan benda uji tersebut pada cetakan.

Apabila menggunakan benda uji contoh tidak asli lain, benda


uji dapat disiapkan dengan kadar air dan kepadatan yang
ditentukan lebih dahulu. Jika dikehendaki benda uji tersebut
dapat dijenuhkan lebih dahulu sebelum diperiksa (harus dicatat
dalam laporan).

5.3

Prosedur Percobaan :
a.

Periksalah tekanan bebas dengan cara mengontrol regangan.

b.

Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram. Letakan benda uji
pada mesin tekan bebas secara sentries. Ataupun mesin diatur sehingga
plat atas menyentuh permukaan benda uji.

c.

Atur jarum arloji tegangan pada angka nol. Atur kedudukan arloji
regangan dan atur arloji pada angka nol.
Pembacaan beban dilakukan pada regangan-regangan 0,5 , 1,

d.

2 dan seterusnya dengan kecepatan renggangan sebesar - 2 per


menit (biasanya diambil 1 per menit).
e.

Percobaan ini dilakukan terus sampai benda uji mengalami


keruntuhan, keruntuhan ini dapat dilihat dari makin kecilnya beban
walaupun renggangan semakin besar.

f.

Jika renggangan telah mencapai 20 tetapi benda uji belum


runtuh, maka pekerjaan dihentikan.

5.4

Prosedur Perhitungan :
a. Besar rengangan aksial dihitung dengan rumus :
L
=
L0
Keterangan :

= renggangan aksial
L

= perubahan panjang benda uji (cm)

L0

= panjang benda uji semula (cm)

b. Luas penampang benda uji rata-rata :


A0
A=
1-
Keterangan :
= luas penampang benda uji semula (cm2)

A0

c. Hitung besar penampang benda uji semula (cm2)

5.5

= P/A (kg/cm2)

= N x n (kg)

= pembacaan arloji tegangan

= angka kalibrasi dari cincin penguji (proving ring)

Prosedur Pelaporan :
a. Hasil pelaporan dalam bilangan desimal 1 angka dibelakang koma.
b. Keterangan mengenai benda uji harus dicantumkan sebagai berikut :
- Contoh asli atau contoh buatan
- Perbandingan tinggi dan diameter
- Diskripsi visual tanah
- Kepadatan, kadar air dan derajat kejenuhan
c. Catat setiap kondisi atau data yang dianggap perlu untuk menilai hasil
pemeriksaan
d. Gambar grafik hubungan antara rengangan dan tegangan, tegangan
sebagai ordinat dan regangan sebagai absis. Tentukan harga maksimum
tegangan atau harga tegangan pada regangan 20.
Catatan :
a. Untuk tanah yang getas kecepatan regangan diambil lebih dari 1 per
menit.
b. Besar sentivitas suatu jenis tanah dapat dihitung dari :
qu

st

=
qu

Keterangan :
st

= sentivitas

qu

= kuat tekan bebas uji asli

qu = kuat tekan bebas uji buatan dengan berat isi yang sama dengan
beda uji asli

Anda mungkin juga menyukai