Anda di halaman 1dari 13

1.

Mengerti definisi:
a. Tumor paru
Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang
abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga
dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC (Small Cell Lung
Cancer) dan NSLC (Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa,
adenokarsinoma, karsinoma sel besar )
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru
berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang
terkena
b. Stage tumor paru
Stadium awal: Terlokalisir dan ukuran kecil
Stadium IA: Mengenai dua cabang bronkeolus
Stadium IIB: percabangan pada bronkus sebelah kanan atau di sebelah kiri
Stadium III: Mengenai bronkus, atau terletak pada pinggir baru
Stadium IV: di ekstra paru
c. BSA (Body Surface Area)
Total luas permukaan tubuh manusia. Luas permukaan tubuh digunakan dalam
banyak hal yaitu untuk pengukuran dalam pengobatan, termasuk perhitungan dosis obat
dan jumlah cairan yang akan diberikan secara IV.
Sejumlah formula yang berbeda telah dikembangkan selama bertahun-tahun untuk
menghitung luas permukaan tubuh dan mereka memberikan hasil yang sedikit berbeda.
Rumus yang paling umum digunakan saat ini adalah bahwa dari Mosteller, diterbitkan
pada tahun 1987 dalam The New England Journal of Medicine. Menurut Mosteller
"perhitungan sederhana dari luas permukaan tubuh Dalam hal metrik" luas permukaan
tubuh = akar kuadrat dari produk berat di kali kg tinggi dalam cm dibagi dengan 3600.
"Normal" luas permukaan tubuh umumnya diambil menjadi 1,7 m2 tetapi, dalam
kenyataannya, luas permukaan tubuh tergantung pada lebih dari sekedar tinggi dan berat
badan. Faktor-faktor yang berpengaruh lainnya termasuk usia dan jenis kelamin individu.
Sebagai contoh:
Rata-rata luas permukaan tubuh untuk pria dewasa: 1,9 m2
Rata-rata luas permukaan tubuh untuk wanita dewasa: 1,6 m2
luas permukaan tubuh rata-rata untuk anak-anak (9 tahun): 1.07 m2
luas permukaan tubuh rata-rata untuk anak-anak (10 tahun): 1,14 m2
luas permukaan tubuh rata-rata untuk anak-anak (12-13 tahun): 1.33 m2
luas permukaan tubuh digunakan untuk menentukan tindakan medis lainnya.
d. CrCl
Definisi Creatinine clearance adalah sebuah tes yang mengukur seberapa efisien ginjal
membuang limbah kreatinin dan lainnya dari darah. Creatinine clearance yang rendah
menunjukkan fungsi ginjal terganggu.
e. AUC

AUC (Area Under Curve) adalah permukaan di bawah kurva (grafik) yang
menggambarkan naik turunnya kadar plasma sebagai fungsi dari waktu. AUC dapat
dihitung secara matematis

dan merupakan ukuran untuk bioavailabilitas suatu obat.

AUC dapat digunakan untuk membandingkan kadar masing-masing plasma obat bila
penentuan kecepatan eliminasinya tidak mengalami perubahan. Selain itu antara kadar
plasma puncak dan bioavailabilitas terdapat hubungan langsung (Waldon, 2008)
f. Hematokrit
Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Tingkat
hematokrit (HCT) dinyatakan dalam persentase. Misalnya, hematokrit 25% berarti ada 25
mililiter sel darah merah dalam 100 mililiter darah.Ini adalah metode utama untuk
mengetahui persentase hemoglobin yang tersedia dalam tubuh. Tingkat hematokrit normal
bervariasi pada pria dan wanita, anak-anak dan dewasa.Metode yang digunakan untuk
mengukur tingkat hematokrit biasanya adalah dengan pengambilan sampel darah ke
dalam tabung silinder dan kemudian memutarnya pada centrifuge. Dengan pemutaran ini,
darah akan memisahkan diri menjadi 3 bagian yaitu plasma atau komponen cairan, sel-sel
darah merah dan sel-sel lainnya. Ketika pemisahan selesai, teknisi medis akan mampu
mengidentifikasi proporsi sel darah merah terhadap volume darah.
g. Hemoglobin
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 1015 gram/dLNilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL,
neonatus 14-27 gram/dL.
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab
lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik,
lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat
antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya
adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD
(bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera,
dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan
gentamisin.
h. Leukosit

Nilai normal 4500-10000 sel/mm3, Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita
rata-rata 5700-18000 sel/mm3, Anak 10 tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil rata-rata 600017000 sel/mm3, postpartum 9700-25700 sel/mm3.
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit,
dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
1) Anemia hemolitik
2) Sirosis hati dengan nekrosis
3) Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
4) Keracunan berbagai macam zat
5) Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis,
anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue),
keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi,
sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa
antibiotik lainnya.
i. Trombosit
Nilai normal dewasa 150.000-400.000 sel/mm3, anak 150.000-450.000 sel/mm3.
Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah dengue,
anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3.
Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit keganasan,
sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian
kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya, kecuali
jika >1.000.000 sel/mm3.
j. Eritrosit
Nilai normal dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.

Nilai normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3, anak 3.6-4.8 juta sel/mm 3. Peningkatan jumlah
eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar, perdarahan berat, setelah
beraktivitas berat, polisitemia, anemia sickle cell.
Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan,
penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat
(kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)
2. Konseling
a. Prinsip perawatan psikologis
Anggota keluarga pasien harus memperkuat perawatan psikologis, memberikan
kenyamanan psikologis pasien, untuk membantu membangun mood yang positif,
sehingga membantu pasien menghilangkan kecemasan, ketakutan, suasana hati,
menghindari stres yang tidak perlu, dengan diagnosa dan pengobatan keadaan psikologis
yang normal. Keluarga dan pasien harus lebih dekat dan banyak berkomunikasi, ini
mendorong pasien untuk mengungkapkan pikirannya. Untuk memahami kondisi
psikologis pasien, ini merupakan konseling psikologis terbaik. Untuk pasien yang tidak
ingin berbicara atau saat itu tidak ingin berbicara, juga tidak bisa dipaksakan. Rumah
sakit juga akan memahami kerja keras dari keluarga, sehingga dapat mengatur istirahat
dan pola makan, dan memberikan perhatian tertentu kepada keluarga, juga kenyamanan
yang besar kepada pasien.
b. Prinsip perawatan pola makan
Berdasarkan keadaan penyakit dan kapasitas penyerapan pencernaan dapat dibagi
menjadi beras biasa, beras semiflows dan jus. Pasien yang diobati dengan terapi radiasi
dan kemoterapi mungkin memiliki nafsu makan yang buruk, atau nafsu makan tidak
seperti biasanya, oleh karena itu harus menciptakan lingkungan makan yang
menyenangkan dan nyaman, untuk memastikan bahwa publisitas gizi meningkat dan
pendidikan tentang perlunya pengobatan, cocok untuk meningkatkan rasa makanan.
Selama rawat inap, perlu memilih nutrisi yang berbeda sesuai dengan kondisi pasien.
Kondisi pasien berbeda, tidak boleh memaksa semuanya sama, harus didasarkan pada
situasi tertentu, berkonsultasi dengan dokter, perawat, ahli gizi, membuat kualitas dan
kuantitas untuk memberikan gizi menjadi tepat.
c. Prinsip perawatan nyeri
Kanker yang menyebabkan nyeri disebabkan oleh berbagai alasan, untuk alasan yang
berbeda juga ditangani dengan cara yang berbeda, dan beberapa bisa radioterapi,

beberapa harus melakukan operasi, ada beberapa yang membutuhkan obat. Jika pasien
dengan stres dan kecemasan yang berlebihan, sering membuat rasa sakit bertambah parah.
Saat ini, untuk membicarakan kepentingan pasien, mendengarkan musik, menonton TV
bisa mengalihkan perhatian, menghilangkan iritabilitas dan kecemasan pasien. Kedua,
bisa juga menghentikan rasa nyeri dengan metode basah dingin dan metode berpakaian
panas basah. Saat yang bersamaan, merawat rasa nyeri dengan bersemangat dapat
membantu menghilangkannya. Oleh karena itu, keluarga bisa tinggal selama beberapa
saat dalam perawatan pasien di samping tempat tidur, membersihkan wajah dengan air
panas, menggantikan posisi pasien, dapat member kenyamanan psikologis pasien, juga
dapat menghilangkan rasa sakit. Bahkan penggunaan obat penghilang rasa sakit juga
perlu menggunakan bahasa yang ramah dan bersahabat. Singkatnya, anggota keluarga
pasien kanker dalam perawatan pola makan, psikologis dan menghilangkan rasa sakit
menempati peran penting dalam perawatan, tanpa adanya perhatian dari keluarga, pasien
akan sangat sulit menanggung penyakitnya sendiri. Pasien dalam rangka untuk mencapai
efek terapi yang baik, perlu mengikuti tiga prinsip penting perawatan pada keluarga yang
baik, untuk menemani pasien melalui masa-masa sulitnya.
3. Penanganan Obat Sitostatika
a. Definisi Sitotoksik
Senyawa sitotoksik adalah suatu senyawa atau zat yang dapat merusak dan sel normal
dan juga sel kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan dari sel tumor
maliginan. Istilah dari toksisitas juga dapat digunakan untuk zat-zat yang bersifat
genotoksik, mutagenik, onkogenik, teratogenik, dan zat-zat yang bersifat berbahaya.
Obat sitotoksik adalah agen yang ditujukan untuk terapi, khususnya pada pengobatan
kanker.

Obat

tindakannya

ini diketahui sangat beracun bagi sel-sel,

pada

reproduksi

sel.

Obat

sitotoksik

semakin

terutama melalui
sering digunakan

dalam berbagai pengaturan kesehatan, laboratorium dan klinik hewan untuk pengobatan
kanker dan kondisi medis lainnya seperti rheumatoidarthritis, multiple sclerosis dan
kelainan auto-imun.
b. Penanganan sitotoksik
Bahan Sitostatika adalah zat/obat yang merusak dan membunuh sel normal dan sel
kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan tumor malignan. Istilah
sitostatika biasa digunakan untuk setiap zat yang mungkin genotoksik, mutagenik,
onkogenik, teratogenik, dan sifat berbahaya lainnya. Sitostatika tergolong obat beresiko
tinggi karena mempunyai efek toksik yang tinggi terhadap sel, terutama dalam reproduksi

sel sehingga dapat menyebabkan karsinogenik, mutagenik dan tertogenik. Oleh karena
itu, penggunaan obat sitostatika membutuhkan penanganan khusus untuk menjamin
keamanan, keselamatan penderita, perawat, profesional kesehatan, dan orang lain yang
tidak menderita sakit. Tujuan penanganan bahan sitostatika adalah untuk menjamin
penanganannya yang tepat dan aman di rumah sakit. Penanganan sitostatika harus
memperhatikan :
1) Dilakukan dengan Tehnik aseptik
2) Penanganan dilakukan dalam ruangan khusus dan dalam biological safety cabinet
3) Petugas yang bekerja harus menggunakan alat pelindung diri yang lengkap
4) Jaminan mutu produk
5) Dilaksanakan oleh petugas yang terlatih serta tidak dalam kondisi sakit atau hamil
6) Dilakukan sesuai protap dan SPO (standar operasional prosedur) yang berlaku
7) Apabila terjadi kecelakaan maka ditangani sesuai SPO

FORM DATA BASE PASIEN


UNTUK ANALISIS PENGGUNAAN OBAT

A. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny.X (70 tahun)

No Rek Medik

: 613971

Tinggi Badan

: 145 cm

Dokter yg merawat

Berat Badan

: 40 kg

Riwayat masuk RS

:-

Diagnosa

: tumor paru kiri, karsinoma sel kanker stage IIIb

Riwayat Sosial
Kegiatan
Pola makan/diet
-

Vegetarian

tidak

Merokok

tidak ................batang/hari

Meminum Alkohol

tidak
tidak

Meminum Obat herbal


Riwayat Alergi :Keluhan / Tanda Umum
Tanggal
16/9

Subyektif
Nyeri dada
Demam

17/9

Lemas
Nyeri dada
Demam
Lemas

Parameter
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Eritrosit

Hasil
(16/9/15)
8,9 low
19600 high
26 low
40000 low
3,0 low

Hasil
(17/9/15)
8,9 low
29540 high
28 low
50000 low
3,4 low

Obyektif
TD (mmHg): 90/60
HR (x/menit): 76
RR (x/menit): 16
Suhu (oC): 40
TD (mmHg): 100/60
HR (x/menit): 70
RR (x/menit): 16
Suhu (oC): 40

Nilai Normal
12-16 gr/dL
4800-10800 10 /Ul
37-47 %
150000-450000 /uL
4,2-5,4 6 / -UL

B. RIWAYAT PENYAKIT DAN PENGOBATAN


Tgl
16/9

17/9

No.

1.

2.

Keterangan
BSA = 1,27
CrCl= 66,11
Carboplatin 6 AUC = 546,66 (550)
Docetaxel 75 mg/m2 = 95,25 (100)
Premed
Dexamethason 4 amp
Dimenhidramin 1 amp
Pantoprazol 1 vial
Odansetron 8 mg 1 amp
Protokol
00.00 = NaCl 0,9% 500 cc 20 tpm, inj dexamethasone 2 A iv
07.30 = odansetron 1 A iv
Dimenhidramin 1A im
08.00 = Docetaxel 100 mg dlm NS botol kaca 3 jam
11.00 = Carboplatin 550 mg dalam NS 500 cc 3 jam
14.00 = Odansetron 1 A iv, NaCl 0,9% inf 6 jam

Nama obat

Carboplatin 6
AUC = 546,66
(550)

Docetaxel 75
mg/m2 = 95,25
(100)

Indikasi

Antikanker paru

small cell lung


anticancer

OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI


Interaksi
ESO
-Nyeri 23 %
-Hiponatremia 29-47 %
-Hipomagnesemia 29-43 %
-Hipokalsemia 22-31 %
-Hipokalemia 20-28 %
-Muntah 65-81 %
Tidak ada
-Mual 10-15 %
interaksi dengan
-Anemia 71-90 %
obat yang
-Neutropenia 67 %
digunakan
-Trombositopenia 62 %
-Peningkatan alkalin fosfat 24-37
%
-Lemas 11 %
-Penurunan CrCl 27 %
-Peningkatan BUN 14-22 %
Tidak ada
-Retensi cairan 13-60 %
interaksi dengan
tergantung dosis
-Demam 31-35 %
obat yang

M
-

digunakan

3.

4.

5.

6.

Tidak ada
interaksi dengan
obat yang
digunakan

Dexamethason 4
amp

Kortikosteroid

Dimenhidramin
1 amp

Antihistamin,
relief of nasal
mucosal
congestion

Tidak ada
interaksi dengan
obat yang
digunakan

Pantoprazol 1
vial

Stress ulcer
profilaksis

Tidak ada
interaksi dengan
obat yang
digunakan

Ondansetron 8
mg 1 amp

Antiemetic
sedang-tinggi pada
pasien kemoterapi

Tidak ada
interaksi dengan
obat yang
digunakan

-Alopecia 56-76 %
-Stomatitis 19-53 %
-Diare 23-43 %
-Mual 34-42 %
-Muntah 22-23 %
-Neutropenia 84-99 %
-Anemia 65-94 %
-Lemas 53-66 %
-Gangguan pulmonary 41 %
-Hipersensitifitas 1-21 %
Pada terapi kanker, potensi
menyebabkan muntah sangat
rendah <10 %, menyebabkan
mual bila digunakan secara oral
pada perut kosong
Efek samping jarang terjadi
-Sesak pada dada
-Hipersensitifitas
-Mual-muntah
-Anemia hemolitik
-Sakit kepala 2-9 %
-Diare 2-6 %
-Mual muntah 2 %
-Kulit kemerahan 2 %
-Sakit kepala 9-27 %
-Lemas 9-13 %
-Konstipasi 6-11 %

M
-

C. ASSESMENT
Problem
Medik
Tumor Paru

Subyektif

Obyektif

Terapi

Nyeri dada

TD (mmHg): 100/60
HR (x/menit): 70
RR (x/menit): 16
Suhu (oC): 40

Premed:
Carboplatin 6 AUC =
546,66 (550)
Docetaxel 75 mg/m2 =
95,25 (100)

Demam

Assesment

Pemberian terapi
antikanker kombinasi
carboplatin dan docetax
sudah tepat karena
merupakan lini pertam

Leukosit: 29540 10/Ul

Protokol:
08.00 = Docetaxel 100 mg
dlm NS botol kaca 3 jam
11.00 = Carboplatin 550 mg
dalam NS 500 cc 3 jam

Premed:
Dexamethason 4 amp
Dimenhidramin 1 amp
Pantoprazol 1 vial
Odansetron 8 mg 1 amp
Protocol:
00.00 = NaCl 0,9% 500 cc
20 tpm, inj dexamethasone
2 A iv
07.30 = odansetron 1 A iv
Dimenhidramin 1A im
14.00 = Odansetron 1 A iv,
NaCl 0,9% inf 6 jam

untuk kanker paru, dan


terapi kombinasi ini
digunakan dalam
pengobatan pasien
kanker paru non
small cell stadium
lanjut atau metastas
yang gagal diobati
dengan kemoterapi
sebelumnya.
-Penggunaan pantoprazo
sudah tepat, yaitu
sebagai terapi
profilaksis stress ulce
untuk pasien yang
akan kemoterapi
-Penggunaan
kortikosteroid sudah
tepat untuk meredaka
nyeri dada pada pasie
akibat peradangan
-Penggunaan ondansetro
dan difenhidramin
untuk mengatasi mua
dan muntah pada
pasien kemoterapi.
Ondansetron sebaga
antiemetic kuat dan
difenhidramin sebag
antikolinergik
Data lab menunjukkan
leukosit meningkat da
adanya demam dan nye
yang mengindikasikan
adanya infeksi, tetapi
pasien tidak
mendapatkan terapi
antibiotic.
Pasien mengalami
demam dengan suhu
tubuh 40 oC, tetapi tida
mendapatkan terapi
penurun panas

Anemia

Hemoglobin: 8,9
gr/dL

Lemas

Hematokrit: 28 %

Trombosit: 50000 /uL

Eritrosit: 3,4 6 / -UL

Pasien mengalami
anemia hemolisis dan
defisiensi Fe tetapi tida
mendapatkan terapi.
-

D. PERHITUNGAN DOSIS
Diketahui: BSA (Body surface Area) = 1,27
CrCl
= 66,11
Perhitungan dosis dan konsentrasi obat
1. Docetaxel
Dosis referensi
: 75 mg/m2 untuk non small carcinoma
(Dipiro, NCCN)
Dosis yang seharusnya diberikan (berdasarkan dosis referensi)
Dosis = dosis referensi x BSA
= 75 mg/m2 x 1,27
= 95,25 mg
Sediaan Docetaxel yang digunakan: 100 mg/ vial.
= 95,25 mg/100 mg/vial
= 0,95 vial ~ 1 vial
2. Carboplatin
Dosis referensi
: AUC 6 mcg*h/mL IV day (DIH,2010)
Dosis untuk Carboplatin dihitung dengan Calvert Formula yaitu perhitungan dosis yang
didasarkan pada Glomerulus Filtration Rate (GFR dalam ml/menit)
Dosis (mg) = target AUC x (GFR + 25)
Karena pada data telah diketahui CrCl maka digunakan data CrCl, maka:
Dosis (mg) = 6 mcg*h/mL x (66,11 + 25)
= 6 mcg*h/mL x 91,11
= 546,66 mg
Sediaan Carboplatin yang digunakan: 550 mg/ vial
= 546,66 mg/550 mg/vial
= 0,994 vial ~ 1 vial
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dosis yang diberikan pada pasien telah sesuai
E. PLAN (Care Plan)
1. Pengobatan secara kemoterapi tetap dilanjutkan dengan dosis yang telah sesuai, dimana sebelum
melakukan kemoterapi pasien harus melakukan pemeriksaan data lab dan tanda vital sehingga
pemberian terapi dapat disesuaikan dengan keadaan pasien
2. Pasien mengalami infeksi peradangan yang ditunjukkan dengan tingginya leukosit serta adanya
nyeri dada dan demam, maka dianjurkan agar pasien diterapi antibiotic yaitu ampicilin 250 mg
(jika tidak memungkinkan pemberian oral maka dapat diberikan secara I.V), yang merupakan
antibiotic spectrum luas dan lini pertama untuk infeksi saluran pernafasan bawah, selain itu juga
karena tidak menyebabkan interaksi dan efek samping yang merugikan. Selain itu pasien juga
dianjurkan diberi antipiretik yaitu paracetamol 500 mg, untuk mengatasi demam pasien yang
mencapai 40 oC. terapi antipiretik dapat dihentikan bila suhu tubuh pasien telah normal
3. Penggunaan kortikosteroid tetap digunakan untuk menangani nyeri akibat peradangan pada
pasien. Terapi dapat dihentikan ketika gejala peradangan telah hilang

4. Terapi antiemetic ondansetron dan difenhidramin tetap digunakan pada saat sebelum dan sesudah
pasien menjalani kemoterapi sesuai protokol. Tetapi dapat dimonitor lagi frekuensi mual dan
muntah yang dialami pasien, bila tidak terlalu tinggi dapat digunakan ondansetron saja karena
merupakan antiemetic kuat, tetapi bila frekuensi tinggi dapat dikombinasi dengan antikolinergik
yaitu difenhidramin
5. Pasien mengalami anemia akibat hemolisis dan defisiensi Fe, maka dianjurkan untuk diberi terapi
Fe (Ferrum fumarat atau Ferrum gluconat). Apabila setelah terapi Fe tidak terjadi perubahan atau
penurunan maka dapat dilakukan transfuse darah.
F. MONITORING
1. Monitoring anamnesis seperti, nyeri, demam, sakit kepala, batuk dan sesak nafas
2. Pemeriksaan fisik seperti ada tidaknya benjolan, berat badan menurun, suara nafas yang tidak
normal, atau adanya asites
3. Pemeriksaan laboratorium darah rutin seperti Hb, leukosit, trombosit, fungsi hati, ginjal,
pemeriksaan sitologi (sputum, specimen hasil aspirasi) atau hispatologi (specimen hasil biopsy)
4. Pemeriksaan radiologi seperti foto toraks, CT Scan toraks, USG abdomen, atau bone scan
5. Pemeriksaan lainnya seperti tumor marker (digunakan untuk evaluasi pengobatan), molecular
marker (gen EGFR, gen KRAS, fusigen EML-ALK), digunakan untuk pemilihan obat sistemik
berupa terapi target (targeted therapy) pada jenis adenokarsinoma dan jika fasilitas dan bahan
pemeriksaan memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai