PADA
MELLITUS
DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
PADANGSARI, SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktik Keperawatan Komprehensif
Dosen Pembimbing : Agus Santoos, S.Kp, M.Kep
Oleh :
RINDA WINANDITA
22020115220085
I.
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan mulai hari Jumat, 6 Januari 2017 dan dilaksanakan di
rumah Ny. S
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga
2. Umur
3. Pendidikan Terakhir
4. Pekerjaan
5. Alamat
6. Telepon
7. Komposisi Keluarga
: Tn. K
: 63 tahun
: SD
: Tidak Bekerja
: RT 06 RW I Kel. Pedalangan
::
No
Nama
(Inisial)
Hub.
dgn
KK
Umu
r
L/
P
Status
Perkawinan
Pendidkan
Pekerjaan
Ket.
Imunisasi
1.
Ny. S
Ibu
64th
Janda
SD
Lengkap
2.
Tn. K
Suami
37 th
Kawin
SMA
Swasta
Lengkap
3.
Ny. S
Istri
32 th
Kawin
SMA
Swasta
Lengkap
4.
An. A
Anak
8 th
TK
Lengkap
5.
An. A
Anak
6 th
TK
Lengkap
8. Genogram 3 generasi
Belum
kawin
Belum
kawin
Keterangan Genogram :
: laki-laki meninggal
: Klien
: perempuan meninggal
: garis keturunan
: laki-laki
: garis pernikahan
: perempuan
9. Tipe Keluarga
:
Tipe keluarga Ny. S adalah keluarga dengan usia lanjutyang
terdiri dari 2 anggota keluarga yaitu suami (Tn. S) dan istri (Ny. S)
yang sudah usia lanjut.
10. Budaya
a. Suku bangsa
: Suku Jawa
b. Bahasa yang digunakan
Ny. S berkata, komunikasi sehari-hari ya pakai bahasa jawa
mbak, kadang nganggo bahasa Indonesia karo putune
c. Pantangan
Ny. S berkata, duh pantangan opo ya mbak, paling maem
apa minum sing manis-manis dikurangi. Maem nasi yo paling tak
kurangi. Makan-makanan sing santan, jeroan yo nek pingin tok.
Padahal aku wes ati-ati nek maem tapi kok jek dhuwur terus
gulone nek priksa.
d. Nilai-nilai Kebudayaan
Ny. S berkata, Saya ndak pernah terapi-terapi gitu mbak.
Paling minum daun sirsat mbak dikandani tetangga. Aku nek
priksa ning puskesmas dikasih obat.
11. Agama
a. Agama
Ny. S berkata, Saya sekeluarga Islam mbak
b. Kegiatan Rutin Keagamaan
Ny. S berkata, aku melu pengajian giliran di RT, seminggu
ping 2 nek ora 3.
c. Persepsi Keluarga tentang Agama
Ny. S berkata, Iya, memang saya kena gula. Ndak tau punya
penyakit sejak kapan. Aku lupa mbak pokoke wes lama ki.
Pertamane aku merasakan lemes, awake pokoke rak enak kabeh
terus sering pipis,pokoke mbiyen sampe ambruk mbak dibawa ke
rumah sakit kok jebule gulane dhuwur. Di keluargaku sendiri ndak
ada yang kena gula mbak. Cuma saya saja. Kalo keturunan
hipertensi yo ada malahan mbak. Sekarang lagi sering
gringgingan kakinya. Saya sering merasa kesemutan lebih dari 5
kali sehari sekitar 10 menit timbul dan hilang. Ndak nyaman
sekali. Sulit tidur.Gara-gara itu sering terbangun di malam hari
karena nyeri (2-3 kali).
c. Perhatian terhadap pencegahan penyakit
Ny. S berkata, Saya kan sakit gula jadi harus tekan pola
makannya. Saya kurangi makan nasi putih. Saya kadang makan
nasi putih yang dingin. Minum teh mesti pas pagi, untuk tenaga
mbak. Ini mbak kalo kaki saya gringgingan saya kasih minyak
GPU. Yang mempan hanya yang panas-panas saja. Abis dikasih
lumayan.
d. Sumber pelayanan kesehatan
Ny. S berkata, Sebelum saya kena gula saya jarang periksa
mbak. Saya nda pernah ikut posyandu atau ke puskesmas tapi,
setelah sakit aku periksa di puskesmas terus
4. Riwayat keluarga sebelumnya
a. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny. S berkata, Di keluarga saya sendiri ndak ada yang kena
gula mbak. Cuma saya saja. Kalo keturunan hipertensi yo ada
malahan mbak dulu Bapak, kakak saya juga ada.
b. Riwayat kebiasaan atau gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan
Ny. S berkata, Mangkanya itu mbak, saya sadar kalo saya
resiko tinggi. Saya atur pola makan sendiri karena saya sadar
punya
resiko
tinggi.
Padahal
dulu
saya
kalau
makan
ya
kadang-kadang
tapi,
ndak
yang
berat-berat.
b) Penyebab
Ny. S berkata, Penyebabnya karena makan apa
minuman yang manis manis kebanyakan.
c) Tanda dan gejala
Ny. S berkata, tandane kalo lagi tinggi gulanya ya
suka kepengin pipis, ngantuk terus hawane. Gringgingen
kaki sama tangannya.
d) Identifikasi tingkat keseriusan
ny. S berkata, Dulu pertama kali sakit gulanya sampe
400 periksa di rumah sakit.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Ny. S berkata, Kalo saya sakit dan ngerasa nda enak
badan yo ke dokter sendiri jalan kaki, sebentar deket disitu apa
minta dianter anak.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. S berkata, anak seng ngrumati aku kalo sakit, dianter
ke dokter atau puskesmas.
4) Kemampuan keluarga modifikasi lingkungan
Ny. S berkata, Saya sering jalan kaki kalo pagi juga loh
mbak. Saya ndak suka pakai sandal. Soalnya enak kakinya
kalo kena panas aspal. Kaki saya udah kerasa tebal
bawahnya. Selain itu, paling jaga pola makan. Nasinya
dikurangi, manis manis juga dikurangi. Saya kan sakit gula
jadi harus tekan pola makannya. Kalo gringgingen tak usap
pake minyak GPU.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ny. S berkata, Saya dulu ga pernah ke puskesmas apa ke
dokter mbak tapi setelah tau kena gula mesti periksa ke
puskesmas dikasih obat atau ke dokter deket situ lho mbak
E. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan
Ny. S
Praktik Diet
Keluarga
(Nutrisi
dan
Cairan)
Oksigenasi
Istirahat
Tidur
dan
Olah
raga/
Mobilisasi
Eliminasi
Personal
Hygiene
F. Pengkajian Psikiatrik
1. Konsep Diri
Pemeriksaan
Citra Tubuh
Identitas Diri
Harga Diri
Peran Diri
Ideal Diri
Ny. S
Ny. S berkata, alhamdulillah saya selalu bersyukur atas
pemberian Allah SWT mbak. Dikasih penyakit kayak gini cuma
bisa pasrah.
Ny. S berkata, nama saya S, umur saya 63 tahun.
Ny. S berkata, saya bersyukur aja lah mbak, yang penting bisa
hidup berkecukupan.
Ny. S berkata, saya seorang ibu, seorang nenek dan saya
bertanggung jawab untuk mengurus keluarga.
Ny. S berkata, saya ingin menjadi ibu yang baik buat anak-anak
saya dan nenek yang baik. Nggak neko-neko lah pengennya.
Sehat terus, bahagia terus.
2.
Pemeriksaan
Keadaan
Umum
Ny. S
KU baik
Kesadaran composmentis
Ny. S berkata, Gringgingen terus kaki saya. Tidak
nyaman. Telapak terasa tebal.
TTV
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 86 kali/ menit
RR : 18 kali/ menit
Suhu : 36,3oC
3.
Kepala
Inspeksi
Bentuk kepala Mesocephal, penyebaran rambut merata,
rambut bersih dan beruban, tidak ada lesi dan tidak
berketombe.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan benjolan.
4.
Mata
Inspeksi
Bentuk mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis, bola mata berwarna hitam, pupil isokor,
penyebaran bulu mata dan alis merata, tidak ada lesi dan
kantung mata sedikit gelap, peglihatan agak kabur.
Palpasi
Tidak terdapat tonjolan pada kelopak mata
5.
Telinga
Inspeksi
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak menggunakan alat
bantu dengar, tidak ada sekret.
Palpasi
Tidak ada krepitasi dan nyeri tekan.
6.
Hidung
Inspeksi
Bentuk simetris, warna kulit sekitar merata, tidak ada lesi,
tidak ada kotoran hidung, tidak menggunakan alat bantu
pernapasan.
Palpasi
Tidak terkaji
7.
Mulut
Inspeksi
Mukosa bibir sedikit kering, bibir berwarna cokelat, tidak
ada pembesaran tonsil, tidak ada perdarahan pada gusi,
tidak ada stomatitis, beberapa gigi tanggal.
8.
Leher
Inspeksi
Warna merata dengan tubuh, tidak ada pembengkakan
pada kelenjar tiroid, tidak terdapat lesi dan jaringan parut.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan parotis
9.
Dada dan
Paru
Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi dan ekspansi
dada normal
Palpasi
Ekspansi dada normal dan taktil fremitus positif
Perkusi
Terdengar bunyi resonan pada kedua lapang paru
Auskultasi
Terdapat bunyi vesikuler di kedua lapang paru
10.
Jantung
Inspeksi
Tidak terlihat ictus cordis
Palpasi
Teraba detak jantung di intercosta ke 5
Perkusi
Terdengar bunyi pekak
Auskultasi
Suara jantung S1, S2 normal lub-dup
11.
Abdomen
Inspeksi
Perut tidak terdapat lesi dan jaringan parut
Auskultasi
Bising usus 7 kali/menit
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan asites
Perkusi
Bunyi redup pada abdomen kanan atas (hati), bunyi
timpani pada abdomen bagian kiri atas (lambung)
12.
Ekstremitas
Atas
Inspeksi
Tidak terdapat luka .kulit tampak keriput dan kering
Palpasi
Kulit tidak pucat, capillary refill < 3 detik, turgor kulit
elastis, akral hangat, terdapat luka hitam berbenjol.
Kekuatan otot
5 | 5
13.
Ekstremitas
Bawah
Inspeksi
Tidak terdapat luka, tampak bintik-bintik hitam pada kaki klien
Palpasi
Kulit tidak pucat, capillary refill < 3 detik, turgor kulit
elastis, akral hangat
Kekuatan otot
5 | 5
15.
16.
Genitalia dan
Anus
Antropometri
Tidak terkaji
BB = 58 kg
TB = 155 cm
IMT =
BB
58
=
=24,1
2
2
TB 1,55
II.
N
o
1
ANALISA DATA
Data Fokus
Masalah
Etiologi
DS:
Gangguan rasa
nyaman:
kesemutan
&
rasa perih pada
kaki
Kadar
gula
darah tinggi
Risiko Cedera
Kondisi
gangguan
metabolik
DO:
- Klien terlihat memijat kakinya dengan minyak
gosok
- Riwayat DM klien sejak beberapa tahun yang lalu,
kadar gula darah: 400 mg/dl
- Gula darah saat ini: 234 mg/dl
DS :
- Ny. S berkata, Sering merasa kesemutan (>5 kali
sehari sekitar 10 menit)
III.
tubuh;
perubahan
turgor
kulit,
gangguan
sirkulasi
Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa
darah
Manajemen DM
dan pemantauan
kadar glukosa
darah
yang
kurang tepat.
Diagnosa Keperawatan
No
1
Dx. Keperawatan
Gangguan rasa nyaman: kesemutan& rasa
perih pada kakiberhubungan dengan kadar
gula darah tinggi
Tanggal ditemukan
7 Januari 2017
Tanggal Teratasi
Teratasi sebagian
7 Januari 2017
Teratasi sebagian
7 Januari 2017
Teratasi sebagian
IV.
Tgl
7/1/17
RENCANA KEPERAWATAN
Dx
1
Intervensi
1. Kaji kondisi lingkungan yang dapat menjadi faktor kekambuhan
2. Hindari klien dengan faktor yang menyebabkan kesemutan
3. Hindari klien melakukan hal yang dapat membahayakan atau
menimbulkan komplikasi lainnya (seperti memukul-mukul kaki
saat timbul rasa perih)
4. Berikan terapi non-farmakologi (senam kaki) untuk mengurangi
frekuensi kesemutan
5. Amati respon klien
6. Evaluasi hasil terapi
1. Kaji warna dan temperatur kulit
2. Observasi ekstermitas, seperti kehangatan, tekanan nadi, ruam,
lecet, tekstur dan edema
3. Kaji kulit; lecet, iritasi, maserasi, kallus, corn, deformitas atau
edema
4. Kaji sensitivitas kaki klien dengan Diabetes Foot Screening & Risk
Stratification Score
5. Ajarkan dan motivasi klien untuk senam kaki secara rutin.
6. Beri pendidikan kesehatan mengenai cara perawatan kaki diabetik
7. Bantu buat jadwal senam kaki klien
8. Ajarkan dan motivasi klien atau keluarga untuk melakukan masase
kaki secara rutin
I. Implementasi Keperawatan
Hari/tanggal
9/1/2017
Dx
1
Waktu
10:30
Implementasi
1. Mengkaji kondisi lingkungan yang dapat
menjadi faktor kekambuhan
2. Menghindari klien dengan faktor yang
menyebabkan kesemutan
3. Menghindari klien melakukan hal yang
dapat membahayakan atau menimbulkan
komplikasi lainnya (seperti memukulmukul kaki saat timbul rasa perih)
4. Memberikan terapi non-farmakologi
(senam kaki) untuk mengurangi frekuensi
kesemutan
5. Amati respon klien
6. Evaluasi hasil terapi
11/1/ 2017
09:00
Evaluasi sumatif
S:
- Ny. S mengatakan Alhamdulillah jauh
lebih nyaman setelah senam kaki
- Ny. S berkata, ini kesemutannya sudah
berkurang belum terasa lagi.
O:
- Klien terlihat mengoleskan minyak
pada kakinya sebelum melakukan
senam
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi :
- Amati respon klien
- Evaluasi hasil terapi
- Motivasi senam kaki secara rutin
S:
- Ny. S berkata, baik mbak, nanti saya
kalo jalan pake sandal terus mbak.
Biar nanti saya kontrol kepuskesmas
juga.
- Ny. S berkata, semoga tidak terjadi
apa-apa,
keluhannya
semakin
berkurang. Aamiin.
O:
-
13/1/ 2017
10:00
S:
-
O:
-
16/1/2017
10:30
09:30
S:
-
O:
- Klien tampak senang
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi :
- Amati respon klien
- Evaluasi hasil terapi
- Motivasi senam kaki secara rutin
S:
- Ny. S berkata, saya sekarang kalo
jalan pake sandal terus mbak. Saya
juga pakenya salep dari dokter biar gk
hitam-hitam gini.
- Ny. S berkata,
Intensitas
Sering
merasa
kesemutan
kesemutan
(3-5
kali sehari sekitar
5-8 menit)
Nyeri tungkai Tidak ada
saat berjalan
(klaudilasio
intermitten)
Nyeri saat
istirahat
Kerusakan
jaringan
(necrosis,
ulkus)
Terbangun
di
malam hari karena
nyeri (1-2 kali)
Tidak
terdapat
pada kaki klien
O:
-
Kategori
derajat
DFU
dengan
Diabetes Foot Screening & Risk
Stratification Score adalah Resiko
tinggi (2 tanda faktor resiko) =
Merasakan nyeri neuropati (tajam dan
terbakar), nyeri di malam hari/
istirahat
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
- Motivasi masase kaki diabetik secara
rutin
- Kaji sensitivitas kaki klien dengan
Diabetes Foot Screening & Risk
Stratification
- Motivasi melakukan perawatan kaki
18/1/2017
10:10
O:
- GDS = 202 mg/dl
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
a. Monitor gula darah secara rutin
b. Identifikasi pola makan klien
c. Motivasi mengurangi konsumsi gula dan
diit DM sesuai 3J
Hari/Tanggal
18/1/2017
18/1/2017
Diagnosa keperawatan
Evaluasi sumatif
S:
Risiko
cedera
berhubungan
dengan
kondisi
gangguan
metabolik
tubuh;
perubahan turgor kulit,
gangguan sirkulasi
O:
- Tidak terlihat luka basah/ kemerahan pada kaki klien
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi :
- Amati respon klien
- Evaluasi hasil terapi
- Motivasi senam kaki secara rutin
S:
- Ny. S berkata, saya sekarang kalo jalan pake sandal terus mbak. Saya
juga pakenya salep dari dokter, ndak pake salep 88 lagi.
- Ny. S berkata,
Intensitas
Sering
merasa
kesemutan
kesemutan
(3-5
kali sehari sekitar
5-8 menit)
Nyeri tungkai Tidak ada
saat berjalan
(klaudilasio
intermitten)
Nyeri saat
Terbangun
di
istirahat
malam hari karena
nyeri (1-2 kali)
Kerusakan
Tidak
terdapat
jaringan
pada kaki klien
(necrosis,
ulkus)
O:
-
18/1/2017
Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah
berhubungan
dengan
manajemen DM dan
pemantauan
kadar
glukosa darah yang
kurang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Alih bahasa: Made Sumarwati, dkk. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. dan Ahern, Nancy R. 2012. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan; Edisi 9. Alih bahasa: Esty Wahyuningsih. Jakarta : EGC.
Oleh:
RINDA WINANDITA
22020115220085
1. Pengkajian
Ny. R usia 52 tahun tinggal di RT 01/ RW I Kelurahan Pedalangan,
Semarang memiliki riwayat diabetes melitus sejak 3 tahun yang lalu.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 Januari 2017 bertempat di rumah klien.
Perawat mendapatkan info mengenai keadaan Ny. R dari petugas puskesmas
dan kader kesehatan setempat. Pengkajian yang dilakukan berupa observasi
dan wawancara kepada klien secara langsung. Saat dilakukan kunjungan
rumah, perawat melakukan pengkajian dan didapatkan beberapa data
subjektif
Saat ini keluhan utama yang klien alami adalah rasa kesemutan di kaki
dan telapak kaki terasa tebal serta bagian leher terasa pegal. Klien bekerja
sebagai penjual makanan cattering. Klien mengatakan sering merasa lemas,
mudah lelah atau pusing karena terlalu banyak bekerja. Klien mengatakan
bahwa dirumah hidup bersama dengan suaminya yang bekerja sebagai
wirausaha furniture dengan jam kerja yang tidak menentu dan bersama 2
anaknya. Klien memiliki keturunan diabetes melitus dari ibu dan neneknya.
kakak klien pun ada yang terkena diabetes melitus Klien menopause sejak
usia 48 tahun. Klien mengetahui tentang pola diit 3J pada diabetesi, namun
klien mengatakan sangat sulit menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
Klien merasa lemas jika tidak dibarengi dengan konsumsi gula. Setiap hari
klien dapat mengkonsumsi gula 3-4 sdm. Klien mengatur diitnya dengan
mengurangi porsi saat mengkonsumsi nasi putih dan mengurangi makanan
yang manis-manis.
Klien sering memeriksakan keadaannya ke dokter dekat rumah tidak
pernah ikut posyandu maupun ke puskesmas. Klien rutin meminum obat dan
memiliki pengetahuan tentang diabetes melitus yang baik terkait diet pada
diabetesi. Pekerjaan Ny. R yang menerima pesanan makanan setiap hari
membuat Ny. R lebih cepat lelah dan sering merasa lemah saat beraktivitas.
Saat dilakukan pemeriksaan gula darah diapatkan hasil 206 mg/dl. Klien
mengatakan satu bulan lalu periksa gula darah di dokter dan didapatkan hail
274 mg/dl.
Klien mengatakan tidak memiliki waktu untuk melakukan perawatan
kaki dan olahraga karena kesibukan dan kurangnya waktu luang. Dukungan
Ny. R
Resiko rendah (1 tanda faktor resiko)
Merasakan nyeri neuropati (merasa kesemutan)
Terkadang merasa kesemutan (3-5 kali sehari sekitar 5 menit)
Tidak ada
Rasa tidak nyaman ketika tengah malam
Tidak ada
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data subjektif dan data objektif diperoleh satu masalah
keperawatan utama yaitu resiko cedera: ulkus diabetik berhubungan dengan
kondisi gangguan metabolik tubuh; gangguan sirkulasi; kurang dukungan
keluarga.
Masalah
keperawatan
lain
yang
muncul
adalah
Risiko
membuatkan
jadwal diit DM untuk klien dan ajurkan klien untuk mempraktekannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Ny. E
Resiko rendah (1 tanda faktor resiko)
Merasakan nyeri neuropati (merasa kesemutan)
Terkadang merasa kesemutan (1-2 kali sehari sekitar 3 menit)
Tidak ada
Rasa tidak nyaman ketika tengah malam
Tidak ada
LAMPIRAN
1. Leaflet DM
2. Leaflet diit dm
MAHASISWA PROFESI 27
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
2017
3. Jadwal Makan
RINDA
WINANDITA
PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI NERS
ANGKATAN XXVII
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017