Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA

KELUARGA Ny. S (63 TAHUN)


DENGAN DIABETES

MELLITUS

DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS

PADANGSARI, SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktik Keperawatan Komprehensif
Dosen Pembimbing : Agus Santoos, S.Kp, M.Kep

Oleh :
RINDA WINANDITA
22020115220085

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXVII


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny. S
DENGAN DIABETES MELLITUS DI RT 06 RW I
KEL. PEDALANGAN SEMARANG

I.

PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan mulai hari Jumat, 6 Januari 2017 dan dilaksanakan di
rumah Ny. S
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga
2. Umur
3. Pendidikan Terakhir
4. Pekerjaan
5. Alamat
6. Telepon
7. Komposisi Keluarga

: Tn. K
: 63 tahun
: SD
: Tidak Bekerja
: RT 06 RW I Kel. Pedalangan
::

No

Nama
(Inisial)

Hub.
dgn
KK

Umu
r

L/
P

Status
Perkawinan

Pendidkan

Pekerjaan

Ket.
Imunisasi

1.

Ny. S

Ibu

64th

Janda

SD

Lengkap

2.

Tn. K

Suami

37 th

Kawin

SMA

Swasta

Lengkap

3.

Ny. S

Istri

32 th

Kawin

SMA

Swasta

Lengkap

4.

An. A

Anak

8 th

TK

Lengkap

5.

An. A

Anak

6 th

TK

Lengkap

8. Genogram 3 generasi

Belum
kawin
Belum
kawin

Keterangan Genogram :
: laki-laki meninggal

: Klien

: perempuan meninggal

: garis keturunan

: laki-laki

: garis pernikahan

: perempuan

: tinggal satu rumah

9. Tipe Keluarga
:
Tipe keluarga Ny. S adalah keluarga dengan usia lanjutyang
terdiri dari 2 anggota keluarga yaitu suami (Tn. S) dan istri (Ny. S)
yang sudah usia lanjut.
10. Budaya
a. Suku bangsa
: Suku Jawa
b. Bahasa yang digunakan
Ny. S berkata, komunikasi sehari-hari ya pakai bahasa jawa
mbak, kadang nganggo bahasa Indonesia karo putune
c. Pantangan
Ny. S berkata, duh pantangan opo ya mbak, paling maem
apa minum sing manis-manis dikurangi. Maem nasi yo paling tak
kurangi. Makan-makanan sing santan, jeroan yo nek pingin tok.
Padahal aku wes ati-ati nek maem tapi kok jek dhuwur terus
gulone nek priksa.
d. Nilai-nilai Kebudayaan
Ny. S berkata, Saya ndak pernah terapi-terapi gitu mbak.
Paling minum daun sirsat mbak dikandani tetangga. Aku nek
priksa ning puskesmas dikasih obat.
11. Agama
a. Agama
Ny. S berkata, Saya sekeluarga Islam mbak
b. Kegiatan Rutin Keagamaan
Ny. S berkata, aku melu pengajian giliran di RT, seminggu
ping 2 nek ora 3.
c. Persepsi Keluarga tentang Agama

Ny. S berkata, Agama itu ya kepercayaan kita kepada maha


pencipta kita.
d. Kepercayaan dan Nilai-nilai Agama
Ny. S berkata, Aku sih selalu percaya ya mbak karo ajaranajaran Agama, opo sing di paringi Allah SWT kuwi terbaik nggo
aku, koyo diparingi penyakit mergo aku kuat, jadi yo pasrah wae
mbak tetapi aku yo usaha menjaga pola hidup.
12. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Kelas Sosial
Keluarga Ny. S merupakan tipe keluarga sejahtera II, dimana
keluarga Ny. S dapat memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan
psikologis tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan
(menabung dan memperoleh informasi). Keluarga Ny. S juga
termasuk dalam keluarga mandiri II, yaitu keluarga memiliki
perilaku:
1 Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas
2 Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana
3 Menyatakan masalah secara benar
4 Memanfaatkan sarana kesehatan sesuai anjuran
5 Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran
b. Pekerjaan Anggota Keluarga
Ny. S berkata, Aku saiki rak kerjo mbak biyen yo kerja dadi
jek nduwe tabungan lah sitik. Saiki yo aku melu anakku mbak,
anaku kerjo ning pabrik
c. Penghasilan Anggota Keluarga
Ny. S berkata, Meh sitik yo wes alhamdullilah mbak isih iso
urip. Nek aku dikasih anak yo terimakasih.Tapi aku yo rak pernah
minta-minta juga sih.
d. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Tn.K berkata, Saya ngatur to yo. Walaupun sedikit, tapi
saya tetap ngatur. Cukup lah kalau untuk makan. Kadang saya
sama ibu tahan buat beli barang-barang yang kiranya gak
penting-penting banget. Mendingan untuk ditabung.
e. Tabungan/asuransi
Ny. S berkata, Ada tabungan kok mbak.. Saya nabungnya di
lingkungan. Saya ngikut arisan juga di RT ini.
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga

a. Rekreasi di dalam rumah


Ny. S berkata, Ya biasa mbak nonton televisi tapi, yo
kadang-kadang soale agak sedikit kabur, ya namanya juga orang
tua.
b. Rekreasi di luar rumah
Ny. S berkata, Palingan jalan-jalan atau ke rumah tetangga
saja.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny. S pada tahap VIII, tahap
perkembangan keluarga dengan usia lanjut yaitu terdiri dari 2 anggota
keluarga yaitu suami (Tn. S) dan istri (Ny. S) yang sudah usia lanjut.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Ny. S berkata, Saya bersyukur aja lah mbak, yang penting bisa
hidup berkecukupan. Semoga rejekinya lancar ke anak sama cucu
saya.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Ny. S berkata, Kalo untuk kurang-kurang yo mesti kurang mbak,
wajar. Saya mau kerja sudah nggak punya tenaga. Untuk
kehidupan sehari-hari cuma mengandalkan dari anak-anak. Saya
tahan buat beli keperluan yang kiranya gak penting-penting
banget. Mendingan untuk ditabung.
c. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
Ny. S berkata, Kalo sore atau pulang sekolah juga ngurusi cucu
saya. Anak saya yang lain juga kadang mampir Sing penting
ditengok saben hari saya sudah ayem mbak. Wong namanya orang
tua. Sebisa mungkin komunikasi selalu terjaga sih mbak. Sama
anak, saudara harus akur.
3. Riwayat keluarga inti
a. Proses pembentukan keluarga
Ny. S berkata, Saya dan almarhum bapak menikah pada
tahun 1972. Tahun 1973 punya anak kesatu terus punya anak
kedua dan ketiga.
b. Riwayat kesehatan anggota keluarga inti

Ny. S berkata, Iya, memang saya kena gula. Ndak tau punya
penyakit sejak kapan. Aku lupa mbak pokoke wes lama ki.
Pertamane aku merasakan lemes, awake pokoke rak enak kabeh
terus sering pipis,pokoke mbiyen sampe ambruk mbak dibawa ke
rumah sakit kok jebule gulane dhuwur. Di keluargaku sendiri ndak
ada yang kena gula mbak. Cuma saya saja. Kalo keturunan
hipertensi yo ada malahan mbak. Sekarang lagi sering
gringgingan kakinya. Saya sering merasa kesemutan lebih dari 5
kali sehari sekitar 10 menit timbul dan hilang. Ndak nyaman
sekali. Sulit tidur.Gara-gara itu sering terbangun di malam hari
karena nyeri (2-3 kali).
c. Perhatian terhadap pencegahan penyakit
Ny. S berkata, Saya kan sakit gula jadi harus tekan pola
makannya. Saya kurangi makan nasi putih. Saya kadang makan
nasi putih yang dingin. Minum teh mesti pas pagi, untuk tenaga
mbak. Ini mbak kalo kaki saya gringgingan saya kasih minyak
GPU. Yang mempan hanya yang panas-panas saja. Abis dikasih
lumayan.
d. Sumber pelayanan kesehatan
Ny. S berkata, Sebelum saya kena gula saya jarang periksa
mbak. Saya nda pernah ikut posyandu atau ke puskesmas tapi,
setelah sakit aku periksa di puskesmas terus
4. Riwayat keluarga sebelumnya
a. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny. S berkata, Di keluarga saya sendiri ndak ada yang kena
gula mbak. Cuma saya saja. Kalo keturunan hipertensi yo ada
malahan mbak dulu Bapak, kakak saya juga ada.
b. Riwayat kebiasaan atau gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan
Ny. S berkata, Mangkanya itu mbak, saya sadar kalo saya
resiko tinggi. Saya atur pola makan sendiri karena saya sadar
punya

resiko

tinggi.

Padahal

dulu

saya

kalau

makan

sembarangan. Misal pengen apa ya beli, ya masak. Dari dulu suka


makan atau minuman manis memang makane aku gendut ngene.
c. Riwayat hubungan keluarga

Ny. S berkata, Masih baik kok mbak kalo sama anak-anak


saya. Kalau sama saudara baik juga to ya mbak. Lagian saudara
saya jauh-jauh. Sama anak juga baik. Silaturahmi kan penting
mbak. Saya juga kalau main ke tetangga pasti biar silaturahminya
nggak putus aja, apalagi rumahe berdekatan.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Lingkungan Fisik
a. Karakteristik rumah
1) Status rumah
Ny. S berkata, Ini rumah pribadi mbak. Disyukuri saja
punya hanya ini.
2) Perincian denah rumah
Ny. S berkata, luas rumah ini 90 meter persegi. Kamar
ada 3 mbak. Kamar mandi ada satu. Ini ruang TV. Kalo ruang
tamunya itu di sebelah sini.
3) Keadaan rumah
Kondisi lingkungan rumah terlihat bersih namun sedikit
berantakan. Air tidak terlihat jentik nyamuk. Kamar terlihat
rapi, ada sawang di beberapa sudut atas bagian rumah.
Perabotan rumah tangga sedikit. Terdapat 4 jendela. Terlihat
beberapa sandal dan barang berserakan dan tidak rapi di teras.
4) Kebiasaan keluarga dalam perawatan rumah
Tn. K berkata, saya sama istri mbak yang bersih-bersih.
Ibu

ya

kadang-kadang

tapi,

ndak

yang

berat-berat.

punggungnya suka sakit. Tidak tahan dengan kerja berat.


5) Sistem pembuangan sampah
Tn. K berkata, Iya mbak setiap hari. Saya buang di
tempat sampah depan sana.
6) Sistem drainage air
Ny. S berkata, disini pake sumur mbak
7) Penggunaan jamban
Tn. K berkata, disini kamar mandinya dan wc cuma 1
8) Kondisi air
Tn. K berkata, Saya pake sumur mbak. Air minum juga
bikin sendiri. Masih bagus kok airnya.
9) Perasaan subyektif terhadap rumah

Ny. S berkata, ya saya betah-betah aja mbak wong udah


puluhan tahun. Banyak kenangannya tinggal disini, walopun
saya asalnya bukan dari sini. Disini juga tetanggatetangganya baik dan perhatian mbak alhamdulillah.
10) Bahaya-bahaya keamanan
Ny. S berkata, Terjamin lah mbak. Orang maling kesini
juga mau maling apa? Dulu ada ronda, sekarang saya sudah
ndak diikutkan. Sudah tua.
11) Kepuasan dengan penataan rumah
Ny. S berkata, Seadanya aja lah mbak. Saya sudah
nggak mikir mau nambahi apalagi. Begini saja sudah
bersyukur punya tempat tinggal
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
a. Bagaimana Keluarga Mengapresiasikan Perasaan Kasih Sayang
Ny. S berkata, Sudah tua mbak, susah seneng bareng sama
anak. Wong nduwene anak putu dadi sama anak hubungan harus
baik-baik saja.
b. Perasaan Saling Memiliki
Ny. S berkata, Sebisa mungkin komunikasi selalu terjaga
sih mbak. Sama anak, saudara harus akur.
c. Dukungan Terhadap Anggota Keluarga
Ny. S berkata, Saya sih nggak pernah bedain anak. Anak
saya nasehati. Saya selalu ndukung kerjaan anak dan mereka juga
suka mendukung hal positif yang saya lakuin. Tapi catetannya
jangan sampe kecapekan katanya. Saya juga sering bilangin anak
yang lain kalo kerja jangan jauh-jauh. Kasian ntar di luar kota
malah susah.
d. Kedekatan Antar Keluarga
Ny. S berkata, Saya sama anak deket kok mbak. Kalo pada
main suka tak ajak cerita. Kalo cucu yo tak momong.
2. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
1) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
a) Pengertian
Ny. S berkata, Setahuku penyakit gula itu gula di
badanku tinggi diatas 200.

b) Penyebab
Ny. S berkata, Penyebabnya karena makan apa
minuman yang manis manis kebanyakan.
c) Tanda dan gejala
Ny. S berkata, tandane kalo lagi tinggi gulanya ya
suka kepengin pipis, ngantuk terus hawane. Gringgingen
kaki sama tangannya.
d) Identifikasi tingkat keseriusan
ny. S berkata, Dulu pertama kali sakit gulanya sampe
400 periksa di rumah sakit.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Ny. S berkata, Kalo saya sakit dan ngerasa nda enak
badan yo ke dokter sendiri jalan kaki, sebentar deket disitu apa
minta dianter anak.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. S berkata, anak seng ngrumati aku kalo sakit, dianter
ke dokter atau puskesmas.
4) Kemampuan keluarga modifikasi lingkungan
Ny. S berkata, Saya sering jalan kaki kalo pagi juga loh
mbak. Saya ndak suka pakai sandal. Soalnya enak kakinya
kalo kena panas aspal. Kaki saya udah kerasa tebal
bawahnya. Selain itu, paling jaga pola makan. Nasinya
dikurangi, manis manis juga dikurangi. Saya kan sakit gula
jadi harus tekan pola makannya. Kalo gringgingen tak usap
pake minyak GPU.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ny. S berkata, Saya dulu ga pernah ke puskesmas apa ke
dokter mbak tapi setelah tau kena gula mesti periksa ke
puskesmas dikasih obat atau ke dokter deket situ lho mbak
E. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan

Ny. S

Praktik Diet
Keluarga
(Nutrisi
dan
Cairan)

Oksigenasi
Istirahat
Tidur

dan

Olah
raga/
Mobilisasi
Eliminasi
Personal
Hygiene

Ny. S berkata, saya makan 2 atau 3x/hari mbak sama jarang


ngemil, nasi juga nasi dingin. Soalnya kan katanya kadar gula
dalam nasinya sudah menurun. Kalo pas gulanya nggak tinggi
saya agak banyakin makannya buat tenaga.Makan banyak
sedikit masih nggak apa-apa kan kalo gitu. Kalau minum saya
suka air putih. Saya nggak pernah pake gula yang rendah kalori
itu mbak. Saya nggak punya tenaga kalo minumnya cuma pake
tropicana. Saya minum pake gula biasa tapi sedikit. Kalo saya
lemes, saya langsung buat air teh anget, kasih gula sedikit. gatau
maksimal harus pakai gula berapa sendok. Biasanya sih saya
Tapi saya tetap mengatur pola makan sendiri. Kalo makan,
biasanya lauknya saya banyakin. Makan seadanya saja mbak,
Yang masak yo saya.
Ny. S berkata, Saya nggak merasa sesak. Nafasnya lega seperti
biasa. Tidak pernah ada keluhan sama pernapasan. Batuk juga
paling nek flu gitu.
Ny. S berkata, Saya kalo tidur memang biasa jam 22.00.
Bangunnya tapi tetap pagi jam 04.30 kalo subuh. Tidur pasti
kebangun gara gara sakit kakinya, rasanya seperti kram.Sering
terbangun di malam hari karena nyeri (2-3 kali)
Ny. S berkata, Olahraga saya ya palingan jalan pagi keliling
kampung sini .Saya ikut senam dari posyandu.
Ny. S berkata, Oh, nggak ada masalah kok mbak. BAB minimal
sehari sekali pas pagi. Cuma pipisnya agak sering. 8-9 x/hari.
Cuma kalo bisa ngatur, ya nggak akan.
Ny. S berkata, saya mandi pagi sama sore, sikat gigi setiap hari,
keramas 3x sehari, potong kuku kalau sudah panjang aja mbak.

F. Pengkajian Psikiatrik
1. Konsep Diri
Pemeriksaan
Citra Tubuh
Identitas Diri
Harga Diri
Peran Diri
Ideal Diri

Ny. S
Ny. S berkata, alhamdulillah saya selalu bersyukur atas
pemberian Allah SWT mbak. Dikasih penyakit kayak gini cuma
bisa pasrah.
Ny. S berkata, nama saya S, umur saya 63 tahun.
Ny. S berkata, saya bersyukur aja lah mbak, yang penting bisa
hidup berkecukupan.
Ny. S berkata, saya seorang ibu, seorang nenek dan saya
bertanggung jawab untuk mengurus keluarga.
Ny. S berkata, saya ingin menjadi ibu yang baik buat anak-anak
saya dan nenek yang baik. Nggak neko-neko lah pengennya.
Sehat terus, bahagia terus.

2. Status Kesehatan Mental


a. Penampilan

Penampilan Ny. S rapi, baju lusuh, santai, terlihat lemas.


b. Pembicaraan
Ny. S berbicara dengan intonasi yang jelas, suara terdengar
jelas dan pertanyaan dijawab sesuai konteks yang ditanyakan.
c. Aktivitas Motorik
Ny. S, terlihat masih aktif melakukan kegiatan sehari-hari.
Hanya saja terkadang Ny. S merasakan lelah dan kesemutan
dibagian kaki dan tangannya.
d. Afek
Ny. S berkata, saya beryukur dengan keadaan saya
sekarang.
e. Interaksi Selama Wawancara
Ny. S kooperatif saat wawancara dan menunjukkan
antusiasme dan Ny. S sangat terbuka dan hangat selama
wawancara.
3. Pengkajian Risiko
Ny. S memiliki risiko tinggi terhadap ketidakstabilan gula darah
dan resiko cedera karena Ny. S kurang mengetahui tentang Diit DM
yang tepat dan sesuai untuknya, serta tidak mengetahui bahwa
persepsinya salah tentang proteksi kaki diabetesi.
4. Efikasi Diri
Efikasi diri Ny. S terkait Diabetes Melitus kurang baik.
G. Pemeriksaan Penunjang
Saat pengkajian, gula darah klien diukur dan didapatkan hasil yaitu 234
mg/dl. Sekitar beberapa tahun yang lalu Ny. S pernah melakukan
pemeriksaan gula darah dan didapatkan GDS sekitar 400 mg/dl.
H. Pemeriksaan Fisik
No.
1.

2.

Pemeriksaan
Keadaan
Umum

Ny. S
KU baik
Kesadaran composmentis
Ny. S berkata, Gringgingen terus kaki saya. Tidak
nyaman. Telapak terasa tebal.

TTV

TD : 130/80 mmHg
Nadi : 86 kali/ menit
RR : 18 kali/ menit
Suhu : 36,3oC

3.

Kepala

Inspeksi
Bentuk kepala Mesocephal, penyebaran rambut merata,
rambut bersih dan beruban, tidak ada lesi dan tidak
berketombe.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan benjolan.

4.

Mata

Inspeksi
Bentuk mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis, bola mata berwarna hitam, pupil isokor,
penyebaran bulu mata dan alis merata, tidak ada lesi dan
kantung mata sedikit gelap, peglihatan agak kabur.
Palpasi
Tidak terdapat tonjolan pada kelopak mata

5.

Telinga

Inspeksi
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak menggunakan alat
bantu dengar, tidak ada sekret.
Palpasi
Tidak ada krepitasi dan nyeri tekan.

6.

Hidung

Inspeksi
Bentuk simetris, warna kulit sekitar merata, tidak ada lesi,
tidak ada kotoran hidung, tidak menggunakan alat bantu
pernapasan.
Palpasi
Tidak terkaji

7.

Mulut

Inspeksi
Mukosa bibir sedikit kering, bibir berwarna cokelat, tidak
ada pembesaran tonsil, tidak ada perdarahan pada gusi,
tidak ada stomatitis, beberapa gigi tanggal.

8.

Leher

Inspeksi
Warna merata dengan tubuh, tidak ada pembengkakan
pada kelenjar tiroid, tidak terdapat lesi dan jaringan parut.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan parotis

9.

Dada dan
Paru

Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi dan ekspansi
dada normal
Palpasi
Ekspansi dada normal dan taktil fremitus positif
Perkusi
Terdengar bunyi resonan pada kedua lapang paru
Auskultasi
Terdapat bunyi vesikuler di kedua lapang paru

10.

Jantung

Inspeksi
Tidak terlihat ictus cordis
Palpasi
Teraba detak jantung di intercosta ke 5
Perkusi
Terdengar bunyi pekak
Auskultasi
Suara jantung S1, S2 normal lub-dup

11.

Abdomen

Inspeksi
Perut tidak terdapat lesi dan jaringan parut
Auskultasi
Bising usus 7 kali/menit
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan asites
Perkusi
Bunyi redup pada abdomen kanan atas (hati), bunyi
timpani pada abdomen bagian kiri atas (lambung)

12.

Ekstremitas
Atas

Inspeksi
Tidak terdapat luka .kulit tampak keriput dan kering
Palpasi
Kulit tidak pucat, capillary refill < 3 detik, turgor kulit
elastis, akral hangat, terdapat luka hitam berbenjol.
Kekuatan otot
5 | 5

13.

Ekstremitas
Bawah

Inspeksi
Tidak terdapat luka, tampak bintik-bintik hitam pada kaki klien

Palpasi
Kulit tidak pucat, capillary refill < 3 detik, turgor kulit
elastis, akral hangat
Kekuatan otot
5 | 5
15.
16.

Genitalia dan
Anus
Antropometri

Tidak terkaji
BB = 58 kg
TB = 155 cm
IMT =

BB
58
=
=24,1
2
2
TB 1,55

II.
N
o
1

ANALISA DATA
Data Fokus

Masalah

Etiologi

DS:

Gangguan rasa
nyaman:
kesemutan
&
rasa perih pada
kaki

Kadar
gula
darah tinggi

Risiko Cedera

Kondisi
gangguan
metabolik

Ny. S berkata, Saya sering merasa


kesemutan lebih dari 5 kali sehari
sekitar 10 menit timbul dan hilang.
Mengganggu sekali rasanya
Ny. S berkata, Gara-gara itu sering
terbangun di malam hari karena
nyeri (2-3 kali)

DO:
- Klien terlihat memijat kakinya dengan minyak
gosok
- Riwayat DM klien sejak beberapa tahun yang lalu,
kadar gula darah: 400 mg/dl
- Gula darah saat ini: 234 mg/dl
DS :
- Ny. S berkata, Sering merasa kesemutan (>5 kali
sehari sekitar 10 menit)

III.

Ny. S berkata, Gringgingen terus kaki saya. Tidak


nyaman. Kalo kena air rasanya perih. Telapak
terasa tebal.
- Ny. S berkata, Saya kalo pagi suka jalan nggak
pake sandal soalnya lebih enak kayak dipijet. Kalo
gringgien dipijeti pake minyak GPU.
DO :
- Terlihat bintik-bintik hitam pada kedua kaki klien.
Kulit klien tampak kering, klien terlihat menggaruk
kakinya beberapa kali.
- Diabetes Foot Screening & Risk Stratification
Score: Resiko tinggi (3 tanda faktor resiko):
Merasakan nyeri neuropati (tajam dan terbakar),
nyeri di malam hari/ istirahat, serta terdapat luka/
ulserasi
- Riwayat DM klien beberapa tahun yang lalu, kadar
gula darah: 400 mg/dl
- Gula darah saat ini: 234 mg/dl
DS :
- Ny. S berkata, saya jarang periksa ke puskesmas
apa dokter gitu. Sampe udah ngerasa ada yang gak
bener, suka lemes, BB turun drastis, kesemutan
terus, lapar dan mudah mengantuk. Baru deh ke
dokter ternyata gulanya tinggi sampe 400-an.
- Ny . S berkata,Kalo pas gulanya nggak tinggi
saya agak banyakin makannya.Saya nggak pernah
pake gula yang rendah kalori itu mbak. Saya
nggak punya tenaga kalo minumnya cuma pake
tropicana dan nggak doyan. Saya minum pake gula
biasa tapi sedikit.
- Ny. S berkata, Saya gatau maksimal harus pakai
gula berapa sendok. Biasanya sih saya 5-6 sendok
makan sehari.
- Ny. S berkata, Saya sering merasa mudah haus,
lapar, BAK dan mengantuk.
DO :
- GDS klien 234 mg/dl
- Klien BAK 8-9x /hari

tubuh;
perubahan
turgor
kulit,
gangguan
sirkulasi

Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa
darah

Manajemen DM
dan pemantauan
kadar glukosa
darah
yang
kurang tepat.

Diagnosa Keperawatan
No
1

Dx. Keperawatan
Gangguan rasa nyaman: kesemutan& rasa
perih pada kakiberhubungan dengan kadar
gula darah tinggi

Tanggal ditemukan
7 Januari 2017

Tanggal Teratasi
Teratasi sebagian

Risiko cedera berhubungan dengan


kondisi gangguan metabolik tubuh;
perubahan turgor kulit, gangguan sirkulasi
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa
darah berhubungan dengan manajemen
DM dan pemantauan kadar glukosa darah
yang kurang tepat.

7 Januari 2017

Teratasi sebagian

7 Januari 2017

Teratasi sebagian

IV.
Tgl
7/1/17

RENCANA KEPERAWATAN
Dx
1

Tujuan dan Kriteria hasil


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali
pertemuan selama 45 menit selama 2 minggu, diharapkan
masalah keperawatan gangguan rasa nyaman: kesemutan
pada kaki dapat teratasi, dengan kriteria hasil:
- Klien mengatakan sudah lebih nyaman
- Klien mengatakan intensitas kesemutan sudah
berkurang
- Tidak terjadi luka pada kaki

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali


pertemuan selama 45 menit selama 2 minggu, diharapkan
masalah keperawatan resiko cedera dapat teratasi, dengan
kriteria hasil:
- Tanda faktor resiko tidak bertambah atau minimal
tetap ditunjukkan oleh Diabetes Foot Screening &
Risk Stratification Score
- Klien mengatakan terjadi penurunan intensitas
kesemutan
- Klien mengatakan tidak terdapat nyeri tungkai saat
berjalan
- Klien mengatakan tidak terdapat nyeri saat istirahat
- Tidak terjadi kerusakan jaringan (necrosis/ulkus)
- Tidak menunjukkan perilaku beresiko seperti berjalan
dengan menggunakan sandal
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali
pertemuan selama 45 menit selama 2 minggu, diharapkan
masalah risiko ketidakstabilan kadar gula darah dapat
teratasi, dengan kriteria hasil:
- Kadar gula darah sewaktu dapat terkontrol

Intervensi
1. Kaji kondisi lingkungan yang dapat menjadi faktor kekambuhan
2. Hindari klien dengan faktor yang menyebabkan kesemutan
3. Hindari klien melakukan hal yang dapat membahayakan atau
menimbulkan komplikasi lainnya (seperti memukul-mukul kaki
saat timbul rasa perih)
4. Berikan terapi non-farmakologi (senam kaki) untuk mengurangi
frekuensi kesemutan
5. Amati respon klien
6. Evaluasi hasil terapi
1. Kaji warna dan temperatur kulit
2. Observasi ekstermitas, seperti kehangatan, tekanan nadi, ruam,
lecet, tekstur dan edema
3. Kaji kulit; lecet, iritasi, maserasi, kallus, corn, deformitas atau
edema
4. Kaji sensitivitas kaki klien dengan Diabetes Foot Screening & Risk
Stratification Score
5. Ajarkan dan motivasi klien untuk senam kaki secara rutin.
6. Beri pendidikan kesehatan mengenai cara perawatan kaki diabetik
7. Bantu buat jadwal senam kaki klien
8. Ajarkan dan motivasi klien atau keluarga untuk melakukan masase
kaki secara rutin

1. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien mengenai pengertian,


penyebab, tanda gejala, penatalaksanaan dan komplikasi penyakit
DM dengan menggunakan media leaflet
2. Minta klien untuk menghindari stress
3. Berikan dan ajarkan terapi relaksasi otot progressif

(minimal ataupun tidak naik signifikan dari 200


mg/dl) dengan memeriksakan ke puskesmas
minimal 1 bulan sekali
Ny. S mengurangi konsumsi gula sesukanya
menjadi 2-3 sdm/hari
Tanda dan gejala peningkatan kadar gula darah
seperti kaki kesemutan, sering BAK, merasa haus,
cepat lapar dapat berkurang,
Ny. S mengungkapkan memiliki pola diit DM
yang baik yaitu sesuai 3J

4. Motivasi klien dan keluarga dalam memperhatikan jadwal cek gula


darah rutin minimal 2 kali dalam sebulan.
5. Anjurkan klien meminum susu kedelai untuk menurunkan kadar
gula dalam darah (jika tidak ada efek samping lanjutkan)
6. Pantau makanan klien setiap hari dengan menggunakan buku diary
makan
7. Buatkan jadwal diit DM untuk klien dan ajurkan klien untuk
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari
8. Minta keluarga untuk mendukung diit DM untuk klien dengan
mengingatkan atau menyediakan pola makan yang benar.

I. Implementasi Keperawatan
Hari/tanggal
9/1/2017

Dx
1

Waktu
10:30

Implementasi
1. Mengkaji kondisi lingkungan yang dapat
menjadi faktor kekambuhan
2. Menghindari klien dengan faktor yang
menyebabkan kesemutan
3. Menghindari klien melakukan hal yang
dapat membahayakan atau menimbulkan
komplikasi lainnya (seperti memukulmukul kaki saat timbul rasa perih)
4. Memberikan terapi non-farmakologi
(senam kaki) untuk mengurangi frekuensi
kesemutan
5. Amati respon klien
6. Evaluasi hasil terapi

11/1/ 2017

09:00

1. Mengajarkan dan motivasi klien untuk


senam kaki secara rutin.
2. Memberi pendidikan kesehatan mengenai
cara perawatan kaki diabetik
3. Membantu buat jadwal senam kaki klien
4. Mengajarkan dan memotivasi klien atau
keluarga untuk melakukan masase kaki
secara rutin

Evaluasi sumatif
S:
- Ny. S mengatakan Alhamdulillah jauh
lebih nyaman setelah senam kaki
- Ny. S berkata, ini kesemutannya sudah
berkurang belum terasa lagi.
O:
- Klien terlihat mengoleskan minyak
pada kakinya sebelum melakukan
senam
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi :
- Amati respon klien
- Evaluasi hasil terapi
- Motivasi senam kaki secara rutin
S:
- Ny. S berkata, baik mbak, nanti saya
kalo jalan pake sandal terus mbak.
Biar nanti saya kontrol kepuskesmas
juga.
- Ny. S berkata, semoga tidak terjadi
apa-apa,
keluhannya
semakin
berkurang. Aamiin.
O:
-

Klien tampak kooperatif dan mau


bekerja sama
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :

1. Kaji warna dan temperatur kulit


2. Observasi
ekstermitas,
seperti
kehangatan, tekanan nadi, ruam, lecet,
tekstur dan edema
3. Kaji kulit; lecet, iritasi, maserasi,
kallus, corn, deformitas atau edema
4. Kaji sensitivitas kaki klien dengan
Diabetes Foot Screening & Risk
Stratification Score

13/1/ 2017

10:00

a. Memberikan pendidikan kesehatan kepada


klien mengenai pengertian, penyebab,
tanda gejala, penatalaksanaan dan
komplikasi penyakit DM dengan
menggunakan media leaflet
b. Meminta klien untuk menghindari stress
c. Memberikan dan ajarkan terapi relaksasi
otot progressif
d. Membuatkan jadwal diit DM untuk klien
dan ajurkan klien untuk mempraktekannya
dalam kehidupan sehari-hari
e. Memantau makanan klien setiap hari
dengan menggunakan buku diary makan

S:
-

O:
-

Ny. S mengatakan Baik mbak saya


nanti akan mengurangi gula. Nanti
saya ikutin mana makanan yang boleh
dan ndak buat dimakan sesuai dengan
catetan. Insha Allah akan lebih rutin
cek gula sebulan dua kali.

Klien tampak antusias dan mau


bekerjasama dalam mengatur pola diit
dan kontrol glikemik
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervnsi :
- Ajarkan dan motivasi klien untuk
senam kaki secara rutin.
- Beri pendidikan kesehatan mengenai
cara perawatan kaki diabetik
- Bantu buat jadwal senam kaki klien
- Ajarkan dan motivasi klien atau

keluarga untuk melakukan masase kaki


secara rutin
14/1/ 2017

16/1/2017

10:30

09:30

a. Memberikan terapi non-farmakologi


(senam kaki) untuk mengurangi frekuensi
kesemutan
b. Mengingatkan klien untuk menghindari
klien dengan faktor yang menyebabkan
kesemutan
c. Mengingatkan klien untuk menghindari
klien melakukan hal yang dapat
membahayakan atau menimbulkan
komplikasi lainnya (seperti memukulmukul kaki saat timbul rasa perih)
d. Mengamati respon klien
e. Mengevaluasi hasil terapi

a. Melakukan masase kaki diabetik


b. Memotivasi keluarga untuk melakukan
masase dan perawatan kaki kepada klien
c. Mengobservasi warna dan temperatur
kulit
d. Mengobservasi
ekstermitas,
seperti
kehangatan, tekanan nadi, ruam, lecet,
tekstur dan edema
e. Mengobservasi kulit; lecet, iritasi,
maserasi, kallus, corn, deformitas atau
edema
f. Mengkaji ulang sensitivitas kaki klien
dengan Diabetes Foot Screening & Risk
Stratification Score

S:
-

Ny. S mengatakan Alhamdulillah jauh


lebih nyaman setelah senam kaki.
Rasanya lebih enakan kakinya gerak
gerak terus.
Ny. S berkata, ini kesemutannya sudah
jauh berkurang mbak, 3-5 kali sehari
sekitar 5-8 menit kadang tiap harinya.

O:
- Klien tampak senang
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi :
- Amati respon klien
- Evaluasi hasil terapi
- Motivasi senam kaki secara rutin
S:
- Ny. S berkata, saya sekarang kalo
jalan pake sandal terus mbak. Saya
juga pakenya salep dari dokter biar gk
hitam-hitam gini.
- Ny. S berkata,
Intensitas
Sering
merasa
kesemutan
kesemutan
(3-5
kali sehari sekitar
5-8 menit)
Nyeri tungkai Tidak ada
saat berjalan
(klaudilasio
intermitten)

Nyeri saat
istirahat
Kerusakan
jaringan
(necrosis,
ulkus)

Terbangun
di
malam hari karena
nyeri (1-2 kali)
Tidak
terdapat
pada kaki klien

O:
-

Kategori
derajat
DFU
dengan
Diabetes Foot Screening & Risk
Stratification Score adalah Resiko
tinggi (2 tanda faktor resiko) =
Merasakan nyeri neuropati (tajam dan
terbakar), nyeri di malam hari/
istirahat
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
- Motivasi masase kaki diabetik secara
rutin
- Kaji sensitivitas kaki klien dengan
Diabetes Foot Screening & Risk
Stratification
- Motivasi melakukan perawatan kaki

18/1/2017

10:10

a. Memotivasi klien dan keluarga dalam


S:
memperhatikan jadwal cek gula darah
rutin minimal 2 kali dalam sebulan.
b. Menganjurkan klien meminum susu
kedelai untuk menurunkan kadar gula
dalam darah (jika tidak ada efek samping
lanjutkan)
c. Memantau makanan klien setiap hari
dengan menggunakan buku diary makan d. Meminta keluarga untuk mendukung diit
DM untuk klien dengan mengingatkan
atau menyediakan pola makan yang benar.
-

Ny. S berkata, sekarang saya lebih takut


mbak. Kemarin saya kontrol kulit ke dokter
spesialis terus dikasih obat salep, sekarang
lumayan. Gara-gara mbak rinda bilangin,
nanti kalo saya merasa ga enak saya akan
ke dokter buat berobat dan cek rutin tiap
bulan.
Ny. S berkata, saya sudah ngurangi
makan gula banyak mbak. Sehari
maksimal 4 sdm. Susah kalo 2-3 aja.
Ny. S berkata, Masih sering mbak
ngerasa gringgingen, pipis terus, laper dan
haus walopun udah berkurang. Tidak
seperti dulu.
Ny. S berkata, saya sudah ikuti jadwal
makan mbak, saya jaga jadwal, jumlah
dan jenisnya menghindari yang daftar
kemarin ndak boleh.

O:
- GDS = 202 mg/dl
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
a. Monitor gula darah secara rutin
b. Identifikasi pola makan klien
c. Motivasi mengurangi konsumsi gula dan
diit DM sesuai 3J

II. Evaluasi Sumatif

Hari/Tanggal
18/1/2017

18/1/2017

Diagnosa keperawatan

Evaluasi sumatif

Gangguan rasa nyaman:


kesemutan& rasa perih
pada kakiberhubungan
dengan kadar gula darah
tinggi

S:

Risiko
cedera
berhubungan
dengan
kondisi
gangguan
metabolik
tubuh;
perubahan turgor kulit,
gangguan sirkulasi

Ny. S mengatakan Alhamdulillah jauh lebih nyaman setelah senam kaki.


Rasanya lebih enakan kakinya gerak gerak terus.
Ny. S berkata, ini kesemutannya sudah jauh berkurang mbak, 3-5 kali
sehari sekitar 5-8 menit kadang tiap harinya.

O:
- Tidak terlihat luka basah/ kemerahan pada kaki klien
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi :
- Amati respon klien
- Evaluasi hasil terapi
- Motivasi senam kaki secara rutin
S:
- Ny. S berkata, saya sekarang kalo jalan pake sandal terus mbak. Saya
juga pakenya salep dari dokter, ndak pake salep 88 lagi.
- Ny. S berkata,
Intensitas
Sering
merasa
kesemutan
kesemutan
(3-5
kali sehari sekitar
5-8 menit)
Nyeri tungkai Tidak ada
saat berjalan
(klaudilasio
intermitten)
Nyeri saat
Terbangun
di
istirahat
malam hari karena
nyeri (1-2 kali)
Kerusakan
Tidak
terdapat
jaringan
pada kaki klien
(necrosis,

ulkus)
O:
-

18/1/2017

Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah
berhubungan
dengan
manajemen DM dan
pemantauan
kadar
glukosa darah yang
kurang tepat.

Kategori derajat DFU dengan Diabetes Foot Screening & Risk


Stratification Score adalah Resiko tinggi (2 tanda faktor resiko) =
Merasakan nyeri neuropati (tajam dan terbakar), nyeri di malam hari/
istirahat
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
- Motivasi masase kaki diabetik secara rutin
- Kaji sensitivitas kaki klien dengan Diabetes Foot Screening & Risk
Stratification
- Motivasi melakukan perawatan kaki
S:
- Ny. S berkata, sekarang saya lebih takut mbak. Kemarin saya kontrol kulit
ke dokter terus dikasih obat salep, sekarang lumayan. Gara-gara mbak
Rinda bilangin, nanti kalo saya merasa ga enak saya akan ke dokter buat
berobat dan cek rutin tiap bulan.
- Ny. S berkata, saya sudah ngurangi makan gula banyak mbak. Sehari
maksimal 4 sdm. Susah kalo 2-3 aja.
- Ny. S berkata, Masih sering mbak ngerasa gringgingen, pipis terus, laper
dan haus walopun udah berkurang. Tidak seperti dulu.
- Ny. S berkata, saya sudah ikuti jadwal makan mbak, saya jaga jadwal,
jumlah dan jenisnya menghindari yang daftar kemarin ndak boleh.
O:
- GDS = 202 mg/dl
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
d. Monitor gula darah secara rutin
e. Identifikasi pola makan klien
f. Motivasi mengurangi konsumsi gula dan diit DM sesuai 3J

DAFTAR PUSTAKA
Nanda International. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Alih bahasa: Made Sumarwati, dkk. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. dan Ahern, Nancy R. 2012. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan; Edisi 9. Alih bahasa: Esty Wahyuningsih. Jakarta : EGC.

RESUME KASUS KOMPREHENSIF


PADA NY. R DENGAN DIABETES MELITUS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGSARI, SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Stase Komprehensif
Pembimbing : Agus Santoso.,S.Kp M.Kep.

Oleh:
RINDA WINANDITA
22020115220085

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVII


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017

1. Pengkajian
Ny. R usia 52 tahun tinggal di RT 01/ RW I Kelurahan Pedalangan,
Semarang memiliki riwayat diabetes melitus sejak 3 tahun yang lalu.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 Januari 2017 bertempat di rumah klien.
Perawat mendapatkan info mengenai keadaan Ny. R dari petugas puskesmas
dan kader kesehatan setempat. Pengkajian yang dilakukan berupa observasi
dan wawancara kepada klien secara langsung. Saat dilakukan kunjungan
rumah, perawat melakukan pengkajian dan didapatkan beberapa data
subjektif
Saat ini keluhan utama yang klien alami adalah rasa kesemutan di kaki
dan telapak kaki terasa tebal serta bagian leher terasa pegal. Klien bekerja
sebagai penjual makanan cattering. Klien mengatakan sering merasa lemas,
mudah lelah atau pusing karena terlalu banyak bekerja. Klien mengatakan
bahwa dirumah hidup bersama dengan suaminya yang bekerja sebagai
wirausaha furniture dengan jam kerja yang tidak menentu dan bersama 2
anaknya. Klien memiliki keturunan diabetes melitus dari ibu dan neneknya.
kakak klien pun ada yang terkena diabetes melitus Klien menopause sejak
usia 48 tahun. Klien mengetahui tentang pola diit 3J pada diabetesi, namun
klien mengatakan sangat sulit menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
Klien merasa lemas jika tidak dibarengi dengan konsumsi gula. Setiap hari
klien dapat mengkonsumsi gula 3-4 sdm. Klien mengatur diitnya dengan
mengurangi porsi saat mengkonsumsi nasi putih dan mengurangi makanan
yang manis-manis.
Klien sering memeriksakan keadaannya ke dokter dekat rumah tidak
pernah ikut posyandu maupun ke puskesmas. Klien rutin meminum obat dan
memiliki pengetahuan tentang diabetes melitus yang baik terkait diet pada
diabetesi. Pekerjaan Ny. R yang menerima pesanan makanan setiap hari
membuat Ny. R lebih cepat lelah dan sering merasa lemah saat beraktivitas.
Saat dilakukan pemeriksaan gula darah diapatkan hasil 206 mg/dl. Klien
mengatakan satu bulan lalu periksa gula darah di dokter dan didapatkan hail
274 mg/dl.
Klien mengatakan tidak memiliki waktu untuk melakukan perawatan
kaki dan olahraga karena kesibukan dan kurangnya waktu luang. Dukungan

keluarga yang kurang, memaksa Ny. R untuk lebih menjaga kondisi


kesehatannya sendiri dan sering merasa mudah lelah. Klien lebih suka
memanfaatkan waktu luangnya untuk beristirahat. Selain itu, perawat juga
mengkaji kondisi kaki Ny. R untuk mendeteksi apakah ada komplikasi kaki
diabetik yang mengarah ke active foot. Dan didapatkan hasil sebagai berikut.
Pembanding
Kategori Skor DFU
Intensitas kesemutan
Nyeri tungkai saat berjalan
(klaudilasio intermitten)
Nyeri saat istirahat
Kerusakan jaringan (necrosis,
ulkus)

Ny. R
Resiko rendah (1 tanda faktor resiko)
Merasakan nyeri neuropati (merasa kesemutan)
Terkadang merasa kesemutan (3-5 kali sehari sekitar 5 menit)
Tidak ada
Rasa tidak nyaman ketika tengah malam
Tidak ada

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data subjektif dan data objektif diperoleh satu masalah
keperawatan utama yaitu resiko cedera: ulkus diabetik berhubungan dengan
kondisi gangguan metabolik tubuh; gangguan sirkulasi; kurang dukungan
keluarga.

Masalah

keperawatan

lain

yang

muncul

adalah

Risiko

ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan manajemen DM dan


pemantauan kadar glukosa darah yang kurang tepat.
3. Intervensi dan Implementasi
Intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk diagnose pertama
adalah masase kaki untuk mempertahankan sensasi proteksi kaki dan
mencegah ulkus diabetik, pengkajian terhadap resiko ulkus diabetik dengan
Diabetes Foot Screening & Risk Stratification Score, dilakukan juga
pendidikan kesehatan untuk perawatan kaki dan senam kaki. Intervensi yang
dilakukan untuk diagnose kedua adalah memberikan pendidikan kesehatan
kepada klien mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala, penatalaksanaan
dan komplikasi penyakit DM dengan menggunakan media leaflet,
menganjurkan klien meminum susu kedelai untuk menurunkan kadar gula
dalam darah (jika tidak ada efek samping lanjutkan) serta

membuatkan

jadwal diit DM untuk klien dan ajurkan klien untuk mempraktekannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Implementasi masase kaki dilakukan 2 kali dalam seminggu kali


selama kurang lebih 15 menit berdasarkan jurnal pendukung dan teori yang
ditemukan oleh perawat.
4. Evaluasi
Evaluasi setelah dilakukan intervensi untuk diagnose 2 adalah klien
mengatakan jauh lebih nyaman setelah pemberian masase kaki. Walaupun
masih sering terdapat tanda-tanda seperti kesemutan dan telapak kaki terasa
tebal. Selain itu dilakukan wawancara dan observasi dengan menggunakan
instrumen yang sama yaitu Diabetes Foot Screening & Risk Stratification,
diperoleh hasil sebagai berikut.
Pembanding
Kategori Skor DFU
Intensitas kesemutan
Nyeri tungkai saat berjalan
(klaudilasio intermitten)
Nyeri saat istirahat
Kerusakan jaringan
(necrosis, ulkus)

Ny. E
Resiko rendah (1 tanda faktor resiko)
Merasakan nyeri neuropati (merasa kesemutan)
Terkadang merasa kesemutan (1-2 kali sehari sekitar 3 menit)
Tidak ada
Rasa tidak nyaman ketika tengah malam
Tidak ada

Evaluasi intervensi untuk diagnose 2 adalah kadar gula darah klien


turun menjadi 186 mg/dl dan klien mengatakan bahwa masih merasakan
kesemutan dan tidak nyaman pada kaki, sering haus dan lapar, serta
mengantuk. Klien mengatakan sudah mencoba merubah sedikit gaya
hidupnya dengan menaati diit yang sudah dibuatkan oleh perawat pada jadwal
makan.

LAMPIRAN
1. Leaflet DM

2. Leaflet diit dm

MAHASISWA PROFESI 27
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
2017

3. Jadwal Makan

4. Leaflet senam kaki dm

Media Pendidikan Kesehatan

RINDA
WINANDITA
PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI NERS
ANGKATAN XXVII
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017

DOKUMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.S & NY.R

Anda mungkin juga menyukai