Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang ditandai


adanya mengi episodik, batuk dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran
nafas, termasuk dalam kelompok penyakit saluran pernafasan kronik. World
Health Organization (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia
menderita asma. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga
mencapai 180.000 orang setiap tahun. Sumber lain menyebutkan bahwa pasien
asma sudah mencapai 300 juta orang di seluruh dunia dan terus meningkat selama
20 tahun belakangan ini. Apabila tidak dicegah dan ditangani dengan baik, maka
diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi yang lebih tinggi lagi pada masa
akan datang serta mengganggu proses tumbuh-kembang anak dan kualitas hidup
pasien(1).
Asma

memberi dampak negatif bagi pengidapnya

seperti sering

menyebabkan anak tidak masuk sekolah, membatasi kegiatan olahraga serta


aktifitas seluruh keluarga, juga dapat merusak fungsi sistem saraf pusat,
menurunkan kualitas hidup penderitanya, dan menimbulkan masalah pembiayaan.
Selain itu, mortalitas asma relatif tinggi. WHO memperkirakan terdapat 250.000
kematian akibat asma(2).
Asma dapat diderita seumur hidup sebagaimana penyakit alergi lainnya, dan
tidak dapat disembuhkan secara total. Upaya terbaik yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi permasalahan asma hingga saat ini masih berupa upaya penurunan
frekuensi dan derajat serangan, sedangkan penatalaksanaan utama adalah
menghindari faktor penyebab(2).

Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA

No. RM

Berkas Pembinaan Keluarga

Nama

pasien

: Tn.AK
PKM PAKIS

Nama KK

: Tn.AK

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama Kepala Keluarga

: Tn.AK

Alamat lengkap

: Sumber Pasir 034/10

Bentuk Keluarga

: nuclear Family

Tabel 1. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


No

Nama

Status

L/
P

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Pasien
Klinik

Ket

Tn.AK

Ayah

58 th

SD kelas 5

Buruh
pabrik tahu

Asma
Bronchial

Ny .J

Ibu

48 th

SD

3.

An.M

Anak

12 th

SMP

Buruh
Pabrik
kerupuk
Pelajar

4.

An. S

Anak

9 th

SD

Pelajar

5.

An.D

Anak

8 th

SD

Sumber : Data Primer,15 Agustus 2013


Kesimpulan :
Dalam keluarga Tn.AK yang berbentuk Nuclear Family family, Tn.AK sendiri laki laki
umur 58 tahu penderita Asma Bronchiale.

BAB II
STATUS PENDERITA

A.
1.

ANAMNESIS
Identitas Penderita
Nama

Tn.AK

Umur

58 tahun

Jenis kelamin

Laki - laki

Pekerjaan

Buruh Pabrik Tahu

Pendidikan

SD kelas 5

Agama

Islam

Alamat

Sumber Pasir 034/10

Status Pernikahan

Menikah

Suku

Jawa

Tanggal periksa

15 Agustus 2013

2. Keluhan Utama :

Sesak nafas

3. Riwayat Penyakit Sekarang :


Tn.AK datang ke puskesmas dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari
yang lalu, gejala tersebut datang tiba-tiba pada saat malam hari. Sesak
semakin lama bertambah parah terutama bila pagi hari bangun tidur,
aktifitas yg berat sampai akhirnya pasien dibawa ke PKM. Sesak lebih
ringan jika dipakai tidur posisi setengah duduk
Keluarga pasien mengatakan sesak yang diderita pasien kambuhkambuhan. Lima bulan terakhir sesak kambuh hampir tiap bulan, hal ini
disebabkan karena kelelahan bekerja dan udara yang dinin dan sering
terkena debu saat dijalan. Setiap kali sesak bunyi nafas pasien ngikngik,susah bernafas dan sulit bicara
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
-

MRS dengan keluhan sama

: disagkal

Sakit dengan keluhan sama

: (+), sejak kecil usia 5 tahun sering

sesak nafas jika kelelahan,udara dingin dan terkena debu.


-

Riwayat batuk 2bln tdk sembuh : disangkal

Riwayat batuk darah

: disangkal

Riwayat kejang

: disangkal
3

Riwayat alergi obat

: disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga


-

Riwayat keluarga dengan sesak sering kambuh : (+) Kakek dari ibu

Riwayat anggota keluarga satu rumah batuk lama : -

Riwayat penyakit jantung

: disangkal

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat sakit gula

: disangkal

6. Riwayat Kebiasaan
Riwayat pengisian waktu luang : penderita sehai hari bekerja mejadi
buruh di pabrik tahu dan pulang sore,
sehabis

bekerja

penderita

istirahat

dirmah
Riwayat olahraga

: olah raga tidak pernah

7. Riwayat Psiko Sosio Ekonomi


Penderita sehari hari bekerja sebagai buru pabrik tahu di dekat
kampungnya dengan penghasilan rata rata Rp.10.000/hari dan istri
penderita bekerja sebagai buruh pabrik kerupuk di sekitar rumahnya
dengan penghasilan Rp.15.000/hari dan semenjak sakit sejak 5 bulan ini
penderita tidak bekerja dan hanya istri saja yang bekerja.
8. Riwayat Gizi.
Penderita makan sehari-hari biasanya antara 2 kali kadang-kadang
penderita malas makan jadi makan hanya sedikit saja. Penderita biasanya
makan dengan nasi sepiring, dan lauk pauk seperti tahu-tempejika ada,
dan sayur - sayuran.
9. Anamnesis Sistem
a. Kulit

: Warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)

b. Kepala

: Sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok,


luka pada kepala (-), benjolan/borok di kepala (-)

c. Mata

: Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan kabur


(-), ketajaman baik

d. Hidung

: Tersumbat (-), mimisan (-)


4

e. Telinga

: Pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar cairan


(-)

g. Mulut

: Sariawan (-), mulut kering (-)

h. Tenggorokan

: Sakit menelan (-), serak (-)

i. Pernafasan

: Sesak nafas (+), mengi (+), batuk (-)

j. Kardiovaskuler

: Berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-)

k. Gastrointestinal : Mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan


menurun (+), nyeri perut (-)
l. Genitourinaria

: BAK lancar, 4-6 kali/hari warna dan jumlah biasa

m.Neuropsikiatri

: Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)


Psikiatrik

: emosi stabil, mudah marah (-)

n. Muskuloskeletal : Kaku sendi (-), nyeri tangan (-), nyeri kaki (-), nyeri otot
(-), lemas (+)
o. Ekstremitas

: Atas sebelah kiri

: bengkak (-), luka dan nyeri (-)

Atas sebelah kanan

: bengkak (-), luka dan nyeri (-)

Bawah sebelah kiri

: bengkak (-), luka (-), nyeri (-)

Bawah sebelah kanan: bengkak (-), luka (-), sakit (-)


B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi
kesan cukup
2. Tanda Vital
Tanda Vital
Tensi

: 110/80 mmHg

Nadi

: 90 x/menit, reguler, isi cukup

Pernafasan

: 32 x/menit, dalam dan cepat

Suhu

: 37oC

BB

: 49 kg

3. Kulit Warna

TB

: 160 cm

: Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

4. Kepala

: Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak


mudah dicabut, atrofi m. Temporalis (-), makula (-),
papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells
palsy (-)

5. Mata

: Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil


isokor (3mm/3mm), reflek kornea (+/+), warna
kelopak

(coklat

kehitaman),

katarak

(-/-),

radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
6. Hidung

: Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis(-),


deformitas hidung (-), hiperpigmentasi (-), sadle
nose (-)

7. Mulut

: Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil
lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-)

8. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran


berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal

9. Tenggorokan

: Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)

10. Leher

: JVP (5+2)

cmH2O

ditengah,

pembesaran

tidak

meningkat,

kelenjar

trakea

tiroid

(-),

pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)


11. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (+), retraksi suprasternal (+)
- Cor :I : Ictus cordis tak tampak
P : Ictus cordis tak kuat angkat
P : Batas kiri atas

: SIC II 1 cm lateral LPSS

Batas kiri bawah

: SIC V 1 cm lateral LMCS

Batas kanan atas

: SIC II LSD

Batas kanan bawah : SIC IV LSD


Batas jantung kesan tidak melebar
A: BJ III intensitas normal, regular, bising (-)
- Pulmo: (depan dan belakang)
I : Pengembangan dada kanan = kiri
6

P : Fremitus raba kanan = kiri


P : Sonor / sonor
A: Suara dasar vesikuler

(+ /+)

suara tambahan RBK (-/-), wheezing ekspiratoar(+/+),


ekspirasi memanjang
12. Abdomen
I :Dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
P :Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P :Timpani
A :Peristaltik (+) normal
13. Sistem Collumna Vertebralis
I :Deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P :Nyeri tekan (-)
P :NKCV (-/-)
14. Ektremitas: palmar eritema (-/-), jari tabuh (-/-)
akral dingin
+
+

oedem

+
+

15. Sistem genetalia: Dalam batas normal


16. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur

: Dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : Dalam batas normal


Fungsi Sensorik : Dalam batas normal
Fungsi motorik :
K 5
5
T

5
5
N
17. Pemeriksaan Psikiatrik

RF

RP -

Penampilan

: Sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran

: Kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis

Afek

: Appropriate

Psikomotor

: Normoaktif
7

Proses pikir

Insight

: Bentuk :realistik
Isi

waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

Arus

koheren

: Baik

C. RESUME
Tn.AK datang ke puskesmas dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari yang
lalu, gejala tersebut datang tiba-tiba pada saat malam hari. Sesak semakin
lama bertambah parah terutama bila pagi hari bangun tidur, aktifitas yg berat
sampai akhirnya pasien dibawa ke PKM. Sesak lebih ringan jika dipakai tidur
posisi setengah duduk
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak kesulitan
bernafas, compos mentis, status gizi kesan cukup. Tanda vital T : 110/80
mmHg, N : 90x/menit regular isi cukup, RR : 32 x/menit cepat dan dalam, S :
37oC. Inspeksi thorak terdapat retraksi interkosta dan suprasternal, auskultasi
wheezing ekspiratoar (+/+), ekspirasi memanjang (+), akral dingin (+/+)
D. Diagnosa Kerja
Asma Bronchiale (derajat sedang, episodic sering)
Planing Dx: Ro thorak, Lab
E. PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
- Istirahat yang cukup
- Ganti kasur tidur dengan busa
- Bila membersihkan rumah dipel saja
- Dianjurkan agar tidak menggunakan kipas angin
- Hindari aktifitas yang berat
- Menghindar dari asap rokok,
- tidak memelihara hewan berbulu,
- memperbaiki ventilasi ruangan, mengurangi kelembaban kamar.
Farmakologi

O2 nasal kanul 2-4 lt/mnt

Nebul Combivent

Inj Dexametason 3x 0,5 mg (Intra muscular)

Per Oral :
Salbutamol
Dexamethasone

Follow up
Tgl
19/08/
13.

21/08/
13

Subyektif
Sesak
(+)kadang
-kadang

Sesak (-)

Obyektif
N: 90
S: 36,5
R: 26x/mnt
thorax :
cor : dbn
Pulmo : retraksi (-),
rhonky (-/-), wheezing
(+/+)berkurang
N: 96
S: 36,5
R: 20x/mnt
thorax :
cor : dbn
Pulmo : retraksi (-),
rhonky (-/-), wheezing
(-/-)

Assesment
Asma
Bronchial

Therapy
PO : Salbutamol
Dexamethasone

Asma
bronchial

Stop Obat

IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA

10

A. FUNGSI HOLISTIK
1.

Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari penderita (Tn.AK),istri,dan ketiga anak
pasien. Tn.AK selama sakit, tidak dapat bekerja

karena sesaknya.

Tn.AK dan keluarga dirumah mengetahui sakit apa yang diderita karena
sudah sering kambuh.
2.

Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga mereka terjalin cukup baik, dan saling
memperhatikan satu sama lain, terutama dalam masalah kesehatan.
Meskipun dalam keluarga tersebut penderitta merupakan keluarga yang
kurang mampu tetapi istri dan anak anak pasien selalu mengantarkan
berobat jika pasien sakit.

3.

Fungsi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka hanya anggota masyarakat
biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat.
Dalam kehidupan

sosial Tn.AK

berperan aktif

dalam kegiatan

kemasyarakatan, seperti yasinan warga dan tahlilan.


4.

Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan


Penghasilan keluarga selama ini kurang. Untuk biaya hidup seharihari seperti makan, minum, atau iuran membayar listrik berasal dari
penghasilan penderita dan istrinya yang bekerja sebagai buruh pabrik. Untuk.
Untuk kebutuhan air dengan menggunakan air sumur. Untuk memasak
memakai kompor LPG sumbangan dari pemerintah. Penderita makan seharihari biasanya antara 2 kali dengan nasi putih, dan lauk pauk seperti tahutempe, jika ada. Kalau ada keluarga yang sakit biasa berobat ke puskesmas
atau rumah sakit. Bila sakitnya kambuh pasien pergi puskesmas .

Kesimpulan :
Dari poin satu sampai empat dari fungsi holistik, fungsi psikologis
cukup baik keluarga Tn.AK 58 tahun, karena perhatian tentang pentingnya
10

11

kesehatan dari masing-masing anggota keluarga, kemauan mereka untuk


segera mencari pengobatan, akan tetapi fungsi social ekonomi keluarga Tn.AK
masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE)
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R
SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0.
A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota
keluarga dan kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis
keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 =
baik.
1.

Adaptasi
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga
yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang
lain.

2.

Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.

3.

Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.

4.

Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.

5.

Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu
yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

Tabel 1. APGAR Tn.AK terhadap keluarga


A.P.G.A.R An.R Terhadap Keluarga

Hampir

Kadang-

Hampir

11

12

selalu
A
P
G

A
R

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke


keluarga saya bila saya menghadapi masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
Saya puas dengan cara keluarga
saya
mengekspresikan
kasih
sayangnya
dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama

kadang

tidak
pernah

Total poin = 8
Tabel 2. APGAR Ny.J terhadap keluarga
A.P.G.A.R Tn.M Terhadap Keluarga
A
P
G

A
R

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga


saya bila saya menghadapi masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya membahas
dan membagi masalah dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
Saya puas dengan cara keluarga
saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama

Hampir
selalu

Kadangkadang

Hampir
tidak
pernah

Total poin = 9
Tabel 2. APGAR An.M terhadap keluarga
A.P.G.A.R Ny.S Terhadap Keluarga
A
P
G

A
R

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga


saya bila saya menghadapi masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya membahas
dan membagi masalah dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
Saya puas dengan cara keluarga
saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya

Hampir
selalu

Kadangkadang

Hampir
tidak
pernah

12

13

membagi waktu bersama-sama

Total poin = 5
Tabel 2. APGAR An.S terhadap keluarga
A.P.G.A.R Ny.S Terhadap Keluarga
A
P
G

A
R

Hampir
selalu

Kadangkadang

Hampir
tidak
pernah

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga


saya bila saya menghadapi masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya membahas
dan membagi masalah dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
Saya puas dengan cara keluarga
saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama

Total poin = 5
Tabel 2. APGAR An.D terhadap keluarga
A.P.G.A.R Ny.S Terhadap Keluarga
A
P
G

A
R

Hampir
selalu

Kadangkadang

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga


saya bila saya menghadapi masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya membahas
dan membagi masalah dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
Saya puas dengan cara keluarga
saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama

Hampir
tidak
pernah

Total poin = 5
A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (8+9+5+5+5) / 5= 6,4
Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien sedang
Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R keluarga pasien adalah
32 sehingga rata-rata A.P.G.A.R dari keluarga pasien adalah 6,4. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien dalam
keadaan sedang
C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)

13

14

Fungsi

patologis

dari

keluarga An.R

dinilai

dengan

menggunakan

S.C.R.E.E.M sebagai berikut :


Tabel 4. Fungsi patologis ( S.C.R.E.M ) dari keluarga An.R
SUMBER
Social
Cultural

Religion
Economic
Education

Medical

PATOLOGI
Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga
dengan saudara, partisipasi mereka dalam kegiatan
kemasyarakatan cukup aktif.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga
maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih
diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan,
sunatan, nyadran dll. Menggunakan bahasa jawa, tata
krama dan kesopanan.
Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran juga baik, hal
ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang rutin
menjalankan sholat lima waktu di masjid.
Ekonomi keluarga ini tergolong kurang, untuk kebutuhan
primer.

KET
-

Pendidikan anggota keluarga cukup memadai. Pendidikan


dan pengetahuan penderita kurang. Kemampuan untuk
memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti buku
dan koran kurang memadai.
Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga tidak
mempunyai kartu jaminan kesehatan namun mampu untuk
membiayai biaya kesehatan bila ada anggota keluarga yang
sakit.

Kesimpulan :
Dalam keluarga An.R fungsi patologis didapatkan dua yang positing yaitu
fungsi ekonomi dan fungsi pendidikan(Education).
D. GENOGRAM
Alamat lengkap

: Sumber Pasir 034/10

Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Diagram 1. Genogram Keluarga Tn.AK

Ny.P
14

15

Ny.J

Tn. AK

An.. D
An.S.
Y

An.
M

E. Informasi Pola Interaksi Keluarga


Diagram 2. Pola Interaksi Keluarga An.R
Tn.AK
Ny.J

An.M

An.D

Keterangan :

An.S

hubungan baik

Hubungan jelek

Kesimpulan :
Hubungan antara Tn.AK dengan istri dan anaknya cukup baik. Dalam
keluarga ini tidak pernah terjadi konflik atau hubungan buruk antar anggota
keluarga.
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
1. Faktor Perilaku Keluarga
Tn.AK tinggal dirumah bersama istri dan anaknya, semua keluarga
Tn.AK perduli dengan kesehatan Tn.AK hal ini ditunjukan apabila Tn.AK
sakit pada waktu serangan asma kambuh istri dan anaknya segera
membawa Tn.AK berobag ke UGD puskesmas, dan selalu mengingatkan
waktu minum obat apabila diberikan obat selama sakit.
15

16

Istri dan anak anak Tn.AK sangat khawatir apabila asma yang
dideita Tn.AK kambuh, oleh sebab itu mereka sangat perduli dan telaten
merawat Tn.AK jika sakit, selalu ada dan siap membantu dan
mengantarkan berobat jika penyakit Tn.AK kambuh, selalu menjaga agar
Tn.AK istirahat yang cukup, dan memeberi obat sesuai aturan, meskipun
mereka kelurga yang kurang mampu dari segi ekonomi tetapi mereka
semua perduli dan saying terhadap Tn.AK.
2. Faktor Non Perilaku
Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga
kurang dalam segi ekonomi. Hal ini ditunjukan dengan penghasilan
kelurga meraka per hari sekitar Rp.35.000 dan sekarang sejak sakit Tn.AK
tidak bekerja selama lima bulan dan penghasilan mereka menjadi sekitar
Rp.15.000/hari. Penghasilan mereka dicukup cukupkan untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari hari keluarga mereka. Untuk berobat kelurga
Tn.AK memiliki kartu JAMKESMAS sehingga gratis dan tanpa biaya jika
berobat.
Rumah yang dihuni keluarga ini belum memenuhi standar
kesehatan. Dimana pembuangan limbah keluarga belum memenuhi sanitasi
lingkungan karena limbah keluarga tidak dialirkan melainkan hanya dibiarkan
keluar dari rumah ke belakang rumah serta belum adanya got pembuangan
limbah keluarga. Sampah keluarga dibuang di dua pembuangan sampah yang
ada di belakang rumah.

16

17

Diagram 3. Faktor Perilaku dan Non Perilaku


Lingkungan:
Keluarga kurang memahami
pentingnya kebersihan
lingkungan terhadap kesehatan
penderita

Pengetahuan :
Keluarga kurang
mengetahui penyakit
penderita
Sikap:
Cukup perhatian
keluarga terhadap
penyakit penderita

Keturunan:
Ada faktor keturunan

Keluarga Tn.AK

Tindakan:
Keluarga
mengantarkan
penderita untuk
periksa ke dokter

Pelayanan Kesehatan:
Jika sakit An.R sering berobat ke
puskesmas

: Faktor Perilaku
: Faktor Non Perilaku
B. Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Gambaran Lingkungan
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 7 x 10 m2 yang
berdempetan dengan rumah tetangganya dan menghadap ke utara, tidak
memiliki pekarangan rumah. Terdiri dari ruang kamar tamu dan 3 kamar tidur,
satu dapur, satu kamar mandi yang tidak memiliki fasilitas jamban keluarga.
Pintu masuk dan keluar ada dua, di bagian depan

rumah dan di bagian

belakang rumah pintu ditutup dengan bahan kayu. Jendela kaca tidak ada.
Lantai rumah belum memakai keramik. Ventilasi dan penerangan rumah
kurang baik. Atap rumah tersusun dari genteng. Kamar memiliki satu kasur
untuk tidur. Dinding rumah berupa tembok batu bata. Perabotan rumah tangga
seadanya. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini
menggunakan sumur. Secara keseluruhan kebersihan rumah masih kurang.
Sehari-hari keluarga memasak menggunakan LPG.
2. Denah Rumah
Luas rumah adalah 11m x 10m, menghadap ke arah utara. Jendela kaca
ada, tapi pencahayaan dalam ruangan kurang.
17

18

Kamar Mandi Dapur+ ruang makan

Tempat cuci
baju

Kamar
Kamar

Kamar
Ruang tamu

Kesimpulan :
Lingkungan rumah kurang memenuhi syarat kesehatan.
DAFTAR MASALAH

A. MASALAH MEDIS :
1. Sesak
B. MASALAH NON MEDIS :
1. Tingkat pengetahuan keluarga Tn.AK tentang kesehatan kurang.
2. Kondisi lingkungan dan rumah Tn.AK kurang sehat.
3. Ekonomi kurang
4. Faktor genetik
C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan
faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
Ekonomi kurang

18

19

Kondisi lingkungan dan


rumah Tn.AK kurang
sehat

Pengetahuan
keluarga Tn.AK
tenteng
penyakitnya

Tn.AK dengan asma


bronchiale

Adanya
genetik

faktor

D. MATRIKULASI MASALAH
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996)
Tabel 8. Matrikulasi masalah
No.

Daftar Masalah

1.

Tingkat pengetahuan keluarga


Tn.AK
tentang
kesehatan
kurang
Kondisi lingkungan dan rumah
Tn.AKkurang sehat
Ekonomi kurang

Adanya faktor genetik

2.

P
5

I
S
4

T
Mn
3

R
Mo
3

Ma
3

Jumlah
IxTxR
8.840

SB
4

972

5
3

3
3

4
3

4
3

2
3

2
3

4
3

3840
2187

Keterangan :
I

: Importancy (pentingnya masalah)

: Prevalence (besarnya masalah)

: Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)

SB

: Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)

: Technology (teknologi yang tersedia)

: Resources (sumber daya yang tersedia)

Mn

: Man (tenaga yang tersedia)

Mo

: Money (sarana yang tersedia)

Ma

: Material (pentingnya masalah)

Kriteria penilaian :
1

: tidak penting

: agak penting

: cukup penting

: penting
19

20

: sangat penting

DIAGNOSA HOLISTIK
1.

Aspek Personal
Keluhan Utama: Sesak anafas
Harapan: Pasien dan keluarga berharap agar keluhannya bisa cepat sembuh dan
tidak sering kambuh
Kekhawatiran: Pasien dan keluarga takut sesaknya sering kambuh karena bisa
mengganggu aktifitas dan pekerjaan pasien

2.

Aspek Klinis
Asma Bronchiale (derajat sedang episodic sering)

3.

Aspek Resiko Internal


Faktor genetik, pengetahuan tentang sakit yang diderita pasien masih kurang

4.

Aspek Resiko Eksternal :


Lingkungan rumah kurang menjaga kebersihan, berdebu.

5.

Aspek Fungsional:
Pasien tidak dapat beraktifitas , bisa melakukan sedikit aktifitas ditempat tidur
(derajat 4)

PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
1.

Promotif :
Konseling terhadap keluarga agar mengetahui penyakit Asma, perjalanan
penyakit dan komplikasinya
Menjelaskan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan tapi dapat
dikontrol, karena didukung oleh faktor genetic

2.

Preventif :
Perlu dijelaskan agar menghindari faktor pencetus, serta menjaga kebersihan
diri serta lingkungan rumah.

3.

Kuratif :

Segera pergi ke puskesmas bila sesak kambuh

Dijelaskan mengenai pengobatan rutin asma untuk mengontrol agar tidak


kambuh, Jika perlu konsultasi dengan dokter spesialis Paru

4.

Rehabilitatif :
20

21

Penderita dianjurkan untuk membatasi aktifitas dan tetap aktif sesuai


kemampuan tanpa terganggu dengan sakit yang diderita

Olahraga pernafasan

21

Anda mungkin juga menyukai