Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA DAN KONTRASEPSI


A. DEFINISI KB
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997:
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur
interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak
dalam keluarga (Suratun, 2008).
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah
dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1998).
B. TUJUAN PROGRAM KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera
yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi
pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan

6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya


7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C. SASARAN PROGRAM KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar
1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional,
efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan
menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh
kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan Program KB Nasional.
D. RUANG LINGKUP KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan
reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan
pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan
kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan
kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan
akuntabilitas aparatur negara.

E. STRATEGI PROGRAM KB
Terbagi dalam 2 hal
a. Strategi dasar
- Meneguhkan kembali program di daerah
- Menjamin kesinambungan program
b. Strategi operasional
- Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
- Peningkatan kualitas dan prioritas program
- Penggalangan dan pemantapan komitmen
- Dukungan regulasi dan kebijakan
- Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
F. PERAN PERAWAT DALAM PROGRAM KB
Peran perawat dalam program KB sebagai konselor dan edukator. Untuk
hal ini, perawat harus memiliki informasi terbaru dan akurat tentang
metode kontrasepsi. Hampir sebagian dari kehamilan yang tidak
direncanakan terjadi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi
yang tidak tepat dan konsisten dalam penggunaannya. Maka perawat
memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik
kontrasepsi sesuai kebutuhan. Cara penggunaan yang tepat dan fokus
konselingnya haruslah pada kebutuhan dan kenyamanan pasangan
yang akan menggunakan alat kontrasepsi.
G. PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH METODE KONTRASEPSI
- Keamanan
- Perlindungan terhadap PMS
- Efektifitas
- Pilihan pribadi dan kecenderungan
- Education need
- Efek samping
- Pengaruh dan kepuasaan seksual
- Ketersediaan
- Biaya
- Budaya
- Informed consent
H. AKSEPTOR KB MENURUT SASARANNYA
Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu
a. Fase menunda kehamilan

Masa

menunda

kehamilan

pertama,

sebaiknya

dilakukan

oleh

pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena umur


dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak
dulu karena berbagai alasan. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan
yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya
kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena
pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas
yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil
KB, AKDR dan cara sederhana.

b. Fase mengatur/menjarangkan kehamilan


Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling
baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara
kelahiran adalah 24 tahun. Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan
adalah usia antara 20-30 tahun. Kriteria kontrasepsi yang perlukan
yaitu : efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan masih
mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 34 tahun sesuai jarak
kelahiran yang direncanakan, serta tidak menghambat produksi air
susu ibu (ASI). Kontrasepsi yang cocok dan disarankan menurut
kondisi ibu yaitu : AKDR, suntik KB, Pil KB atau Implan
c. Fase mengakhiri kesuburan/tidak hamil lagi
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih
dari 30 tahun tidak hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat
menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena
jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Disamping itu jika
pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi,
kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR,
Implan, Suntik KB dan Pil KB (Suratun, 2008).
I. SYARAT-SYARAT KONTRASEPSI

Hendaknya Kontrasepsi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
2. Efek samping yang merugikan tidak ada
3. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
4. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
5. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama
pemakaiannya
6. Cara penggunaannya sederhana
7. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas
8. Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Mochtar, 1998).
J. JENIS METODE KONTRASEPSI
Beberapa jenis metode kotrasepsi adalah:
a. Metode biologis atau alamiah
Kontrasepsi yang memberikan ASI sebagai alat kontrasepsi, bila
- Menyusui secara penuh (Full Breast Feeding)
- Belum haid
- Umur bayi kurang dari 6 bulan
- Harus dilanjutkan denganmetode kontrasepsi lain
Cara kerja: penundaan atau penekanan ovulasi
Keuntungan kontrasepsi:
- Efektifitas tinggi (keberhasilan 98 % dalam 6 bulan pertama
postpartum)
- Segera efektif
- Tidak mengganggu senggama
- Tidak ada efek samping sistemik
- Tidak perlu pengawasan medik
- Tidak perlu obat/alat
- Tanpa biaya
Keuntungan non-kontrasepsi (untuk bayi)
- Mendapatkan kekebalan pasif
- Sumber asupan gizi terbaik dan sempurna untuk tumbuh
-

kembang bayi yang optimal


Terhindar dari paparan kontaminasi air, susu lain atas alat minum

yanng dipakai.
Keuntungan non-kontrasepsi (untuk ibu)
- Mengurangi perdarahan postpartum
- Mengurangi resiko anemia
- Meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi
Keterbatasan:

Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui

dalam 30 menit postpartum


Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
Efektifitas tinggi hanya sampai haid kembali atau sampai 6 bulan
Tidak melindungi terhadap IMS termasuk hepatitis B/HBV dan

HIV/AIDS
Yang dapat menggunakan MAL atau ASI:
Ibu yang menyusui secara eksklusif bayinya kurang dari 6 bulan dan
belum haid setelah melahirkan. Yang seharusnya tidak
menggunakan MAL:
- Sudah haid setalah bersalin
- Tidak menyusui secara eksklusif
- Bayi lebih dari 6 bulan
b. Metode KB alamiah (KBA)
Ibu harus mengetahui kapan masa suburnya berlangsung dan efektif
dipakai bila tertib dan tidak ada efek samping. Metode KBA harus
berdasarkan kesadaran penuh dari siklus reproduksi wanita
Cara kerja:
Metode lendir serviks atau metode ovulasi billing (MOB) adalah
paling efektif. Cara yang kurang efektif misalnya sistem kalender
atau pantang berkala dan metode suhu berkala yang sudah tidak
diajarkan lagi.
Metode kerja:
- Untuk kontrasepsi: senggama dihindari pada masa subur, yaitu
-

pada fase siklus mens dimana terjadi kemungkinan konsepsi


Untuk konsepsi: senggama direncanakan pada masa subur, yaitu
dekat pertengahan siklus (hari ke 10-15) atau tanda-tanda

kesuburan.
Manfaat kontrasepsi
- Dapat menghindari atau mencapai kehamilan
- Tidak ada resiko kesehatan berhubungan dengan kontrasepsi
- Tidak ada efek samping
- Murah atau tanpa biaya
Manfaat non-kontrasepsi
- Meningkatkan keterlibatan suami dalam KB
- Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi
- Memungkinkan mengeratkan hubungan melalui peningkatan
komunikasi pasangan.
Keterbatasan

sebagai kontraseptif sedang (9-12 kehamilan perwanita selama

tahun pertama pemakaian


keefektifan tergantung kemauan dan disiplin pasangan
perlu pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis

KBA yang efektif secara benar


- dibutuhkan pelatih KBA (bukan tenaga medis)
- perlu pantang masa subur
- perlu pencatatan tiap hari
- infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai
- termometer basal diperlukan untuk metode tertentu
- tidak terlindungi dari HBV atau IMS
Metode simtomtermal
Ibu harus mendapatkan intruksi untuk metode serviks dan suhu
basal. Ibu dapat menentukan masa subur dengan mengamati suhu
tubuh dan lendir serviks
Coitus interuptus
Adalah mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi. Meskipun
keefektifan metode ini 80%, tetapi metode ini membutuhkan kontrol
yang baik dari pria. Metode ini mengurangi kepuasan pasangan.
Meskipun ejakulasi keluar dari vagina, cairan preejakulasi terkadang
juga mengandung sperma sehingga pembuahan dapat terjadi.
c. Metode mekanik
Kondom
Merupakan selaput/selubung karet yang dapat terbuat dari lateks,
plastik atau bahan alami yang dipasang pada penis selama
senggama.
Cara kerja: kondom mengurangi terjadinya pertemuan sperma dan
ovum dengan mengemas pada ujung selubung karetnya. Selain
itu, kondom juga mencegah penularan mikroorganisme dari
pasangan.
Efektifitas: kondom cukup efektif bila dipakai secara benar.
Selama ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom
yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan pertahun
Keterbatasan
- Cara penggunaan mempengaruhi keberhasilan
- Efektifitas tidak terlalu tinggi
- Agak mengganggu hubungan seks karena mengurangi
-

sentuhan langsung
Pada beberapa klien agak sulit mempertahankan ereksi.

- Harus selalu tersedia saat hubungan seks


- Beberapa klien malu untuk membeli kondom
- Pembungan kondom bekas menimbulkan limbah
Manfaat
- Efektif bila digunakan dengan benar
- Tidak mennganggu produksi ASI
- Tidak mengganggu kesehatan
- Tidak memiliki pengaruh sistemik
- Murah dan dapat dibeli secara umum
- Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaab kesehatan khusus
- Dapat digunakan sebagai metode kontrasepsi sementara
Spermisida
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan atau
membunuh sperma, dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet
vaginal, supositoria, disolvable film dan krim
Cara kerja: spermisida menyebabkan sel membran sperma
terpecah, memperlambat gerakan sperma dan menurunkan
kemampuan sperma untuk membuahi
Manfaat
- Efektif seketika
- Tidak mengganggu produksi ASI dan melindungi dari PMS.
- Bisa sebagai pendukung metode lain
- Tidak mengganggu kesehatan klien
- Tidak mempengaruhi sistemik
- Mudah digunakan
- Meningkatkan lubrikasi selama berhubungan seks
- Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Keterbatasan
- Efektifitas kurang
- Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
- Ketergantungan pengguna dengan memakainya, tiap
-

melakukan hubungan seks


Pengguna harus menunggu 10-15 menit untuk tablet vaginal,

supositoria, disolvable film


- Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam
Efek samping
- Iritasi vagina atau penis (kemungkinan adanya PMS)
- Gangguan rasa panas divagina (kemungkinan alergi)
Diafragma
Adalah cup berbentuk bulat cembung dari latex yang diinsersikan
ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks. Jenis diafragma: flat, spring, coil spring.

Cara kerja: menahan sperma agar tidak mencapai saluran


reproduksi bagian atas (uterus, tuba fallopi) dan sebagai alat
tempat spermisida.
Manfaat
- Efektif bila digunakan dengan benar
- Tidak mengganggu produksi
- Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang 2
jam sebelumnya.
- Tidak mengganggu kesehatan
- Tidak mengganggu sistemik
Keterbatasan
- Efektifitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka
-

kegagalan 6-18 kehamilan per 100 wanita pertahun pertama)


Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
Motivasi diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan
Motivasi diperlukan berkesinambungan
Pemeriksaan pelviks diperlukan untuk memastikan ketepatan

pemasangan
Pada beberapa pengguna menyebabkan UTI (infeksi)
Pada 6 jam pasca berhubungan seksual, alat masih harus

berada diposisi semula


Efek samping
- Infeksi saluran uretra
- Reaksi alergi diafrgama
- Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih atau rektum
- Timbul cairan vagina dan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam
Cup serviks
Bentuk dan cara penggunaan cup serviks sama dengan diafragma
tapi memiliki ukuran lebih kecil. Cup serviks tidak menyebabkan
tekanan pada VU sehingga dipakai selama 48 jam dan tambahan
ulang spermisida tidak diperlakukan. Cup ini tidak harus dilepas
selama 6 jam pasca coitu terakhir. Cara pemasangan dan

pelepasan lebih sulit karena ukuran lebih kecil.


Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, haid menjadi
lebih lama, panjang dan banyak. Dapat dipakai oleh semua
perempuan usia produktif. Tidak boleh dipakai wanita terpapar
IMS.
Jenis: inert (dari plastik) mengandung tembaga, mengandung
hormon steroid.

Cara kerja: belum diketahui secara pasti. Pendapat terbanyak,


AKDR menimbulkan reaksi radang pada endometrium dengan
serbukan leukosit yang dapat menghancurkan sperma.
Kontra indikasi pemasangan IUD / AKDR

Adanya sangkaan kehamilan

Pendarahan di saluran kencing

Implant
Adalah alat kontrasepsi yang berbentuk kecil seperti karet elastis
yang ditanam dibawah kulit dan pemakain alat ini dalam jangka
waktu 3 5 tahun.
Kontraindikasi penggunaan implant: Pada kebanyakan klien dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa bercak Pendarahan
( spotting, hipermenorea serta amenorea ).
Evektivitas : Sangat efektif ( kegagalan 0,2 1 kehamilan per 100
perempuan ).

MOW (Metode Operatif Wanita)


Metode Operatif Wanita adalah metode operasi melalui operasi
rongga perut dengan pemotongan pada tubapalopi. Sehingga
dengan demikian tidak akan terjadi pembuahan.
Kontraindikasi penggunaan MOW : Alergi terhadap obat anastesi,
berat badan berlebihan ( obesitas ), infeksi pada saat melahirkan

(intrapartum) dan nifas.


Efektivitas : Sangat efektif ( gagal 0,1 0,7 per 100 perempuan.
MOP (Metode Operatif pria)
Metode operatif Pria adalah pemotongan vas deferens (saluran
yang membawa sperma dari testis).
MOP atau Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan
memerlukan waktu sekitar 20 menit.Pria yang menjalani
vasektomi sebaiknya tidak segera menghentikan pemakaian
kontrasepsi, karena biasanya kesuburan masih tetap ada sampai
sekitar 15-20 kali ejakulasi.
Setelah pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali ejakulasi
menunjukkan tidak ada sperma, maka dikatakan bahwa pria
tersebut telah mandul.

Komplikasi dari vasektomi adalah:


- Perdarahan
- Respon peradangan terhadap sperma yang merembes
- Pembukaan spontan
Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormon yang diberikan secara injeksi
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan
hormon ini ada yang terdiri atas satu hormon, dan ada pula yang
terdiri atas dua hormon sebagai contoh jenis suntikan yang terdiri
satu hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston
dan Noristerat. Sedangkan yang terdiri dari atas dua hormone
adalah Cyclofem dan Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita
pada semua usia reproduksi yang menginginkan kontrasepsi yang
efektif, reversibel, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
Cara kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat
setiap 2 bulan. Wanita yang mendapat suntikan KB tidak
mengalami ovulasi.
Efektivitas
- Dalam teori: 99,75 %
- Dalam praktek: 95-97 % 14
Keuntungan
- Mengurangi kunjungan
- Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
- Dapat dipakai dalam waktu yang lama
Kontraindikasi
- Hamil atau disangka hamil
- Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
- Tumor/keganasan
- Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis,
- Penyakit paru berat, varices
Efek Samping
Efek samping dari dari suntikan Cyclofem yang sering ditemukan
adalah mual, berat badan bertambah, sakit kepala, pusing-pusing
dan kadang-kadang gejala tersebut hilang setelah beberapa bulan
atau setelah suntikan dihentikan. Sedangkan efek samping dari
suntikan Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan
Noristeat yang sering dijumpai adalah mensturasi tidak teratur,

masa mensturasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan

bahkan mungkin menjadi anemia pada beberapa klien.


Kontrasepsi Pil
Pil KB biasanya megandung Estrogen dan Progesteron. Cara kerja
pil KB adalah dengan cara menggantikan produksi normal
Estrogen dan Progesteron dan menekan hormon yang dihasilkan
ovarium dan releasing factor yang dihasilkan otak sehingga
ovulasi dapat dicegah. Efektivitas metode ini secara teoritis
mencapai 99% atau 0,1 5 kehamilan per 100 wanita pada
pemakaian di tahun pertama bila digunakan dengan tepat. Tetapi
dalam praktek ternyata angka kegagalan pil masih cukup tinggi
yaitu mencapai 0,7 - 7%.
Keuntungan dan kerugian pemakaian pil KB antara lain :
Keuntungan pil KB :
a. Efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin
b. Nyaman, mudah digunakan, dan tidak mengganggu senggama
c. Reversibilitas tinggi
d. Efek samping sedikit
e. Mudah didapatkan, tidak selalu perlu resep dokter karena pil KB
dapat
diberikan oleh petugas non medis yang terlatih
f. Dapat menurunkan resiko penyakit-penyalit lain seperti kanker
ovarium, kehamilan ektokpik, dan lain-lain
g. Relatif murah
Kerugian pil KB :
a. Efektivitas tergantung motivasi akseptor untuk meminum
secara rutin tiap hari
b. Rasa mual, pusing, kencang pada payudara dapat terjadi
c. Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu
d. Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa
e. Tidak dapat melindungi dari resiko tertularnya Penyakit Menular
Seksual

Cara kerja:
- Menekan ovulasi
- Mencegah implantasi
- Mngentalkan lender serviks
Jenis Pil KB
Pil kombinasi
Pil kombinasi berisi estrogen maupun progesterone.
a.
Monofasik: pil 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen dan progesterone dalam jumlah dosis
b.

yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif


Bifasik: pil yang tersedia dalam 21 tablet,
mengandung hormon aktif estrogen dan progesterone dalam
jumlah dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif

c.

Trifasik : pil yang tersedia dalam 21


tablet, mengandung hormon aktif estrogen dan progesterone
dalam jumlah dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa

hormon aktif
Pil mini
Pil KB yang digunakan untuk ibu menyusui dengan dosis
progestin lebih rendah dibandingkan dengan pil kombinasi dan
tidak mengandung estrogen.
Keuntungan:
- Sangat efektif jika digunakan dengan benar
- Tidak mengurangi produksi ASI
- Aman dan mudah digunakan
Kerugian:
- Relative mahal, keefektifan berkurang jika tidak menyusui
dengan benar
- Siklus haid terganggu
- Harus diminum rutin tiap hari
Pil pasca senggama
Jenis pil KB yang digunakan pasca melakukan hubungan suami
istri dan tidak dapat ditunda. Berisi levonorgestron 0.75 mg
Keuntungan:
- Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
- Cara kerja fisiologis, tidak menggangu kesuburan
Cara penggunaan:

- Pil I diminum segera setelah senggama dan pil II diminum 12


jam setelah pil 1
- Dosis obat harus diminum ulang jika klien muntah dalam 12
jam setelah pil 1

DAFTAR PUSTAKA
Arum, S & Sujiyatini. (2008). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini,
Jogjakarta. Mitra Cendikia Press.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta: EGC
Suratun dkk, 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan
Kontrasepsi. Trans Info Media. Jakarta.
Prawirohardjo, S. (2004), Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.
Diunduh dari http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6154/25. 09
oktober 2016 pukul 16.04
Kemkes RI., 2009. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 20102014. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai