Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU

NAMA
NIM
TANGGAL
PERTEMUAN

: Rosnia Safitri, S.Kep


: 1511438004
: 02 Mei 2016 07 Mei 2016
: Minggu Ke-1 (Kunjungan 1 - 6)

1. Latar Belakang
a. Karakteristik Lansia
Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas baik pria maupun wanita,
yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk
mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi dirinya
(Ineko, 2012).
Proses menua merupakan proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa
anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh individu. Menurut
organisasi kesehatan dunia (WHO), sesorang yang dikatakan lanjut usia (lansia) meliputi
usia pertengahan (middle age) dengan rentang usia 45 sampai 59 tahun, usia lanjut
(elderly) antara 60 sampai 74 tahun, usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun, dan usia
sangat tua (very old) di atas 90 tahun (Mubarak dkk, 2006). Departemen kesehatan RI
(2006) memberikan batasan lansia dengan 3 kategori yaitu Virilitas (prasenium) yang
merupakan masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa yakni dengan
rentang usia 55 sampai 59 tahun, usia lanjut dini (senescen) yakni kelompok yang mulai
memasuki masa usia lanjut dini dengan rentang usia 60 sampai 64 tahun, dan lansia
berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif yakni dengan usia di atas 65
tahun (Fatmah, 2010). Sedangkan menurut Undang-Undang No.4 tahun 1965 pasal 1
seseorang dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan
mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri
untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
Golongan di atas merupakan orang-orang yang mengalami pertambahan usia
dimana pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan

fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses
ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan
lambat, dan kelainan di berbagai organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi
peningkatan sensitivitas emosional, menurunnya gairah, bertambahnya minat terhadap diri,
berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatnya minat terhadap material, dan
minat kegiatan rekreasi tidak berubah hanya orientasi dan subyek yang berbeda.
Kemunduran-kemunduran yang dialami oleh lansia berdampak pada penyakit yang
dideritanya. Beberapa penyakit yang ditemukan pada lansia memiliki karakteristik tertentu
yaitu penyakit yang sering multiple (berhubungan satu sama lain), penyakit bersifat
degenerative (sering menimbulkan kecacatan), gejala sering tidak jelas yakni berkembang
secara perlahan), sering bersama-sama problem psikologis dan sosial, lansia sangat peka
terhadap penyakit infeksi akut, dan sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik
(Mubarak, 2006).
Proses asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu proses kompleks dengan
pendekatan yang sistematis berdasarkan konseptualisasi kperawatan keluarga untuk bekerja
sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga digunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi serta evaluasi. Pengkajian merupakan tahap
utama dimana seorang perawat harus mengumpulkan data dan menggali informasi secara
bertahap dan terus-menerus terhadap lansia. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa
sehingga mendapatkan suatu rumusan masalah dan dapat ditegakkan suatu diagnosa
keperawatan. Setelah diagnosa keperawatan ditegakkan maka perawat akan merumuskan
rencana asuhan keperawatan yang kemudian akan di implementasikan kepada lansia
binaan.

b. Data yang perlu dikaji


Data yang perlu dikaji pada tahap penjajakan 1, meliputi :
1. Data umum yang terdiri dari nama kepala keluarga, alamat dan nomor telepon,
komposisi keluarga, suku, agama, status social ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi.
2. Riwayat kesehatan sebelumnya dan alasan masuk ke PSTW.

3. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga,
struktur peran serta nilai dan norma budaya.
4. Stress dan koping terdiri dari stress jangka pendek, stress jangka panjang, kemampuan
keluarga berespon terhadap masalah, strategi koping yang digunakan, dan strategi
adaptasi disfungsional.
5. Pemeriksaan fisik secara head to toe.
c. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan belum dapat dirumuskan karena mahasiswa belum melakukan
pengkajian terhadap klien. Masalah kesehatan baru bisa ditemukan pada hari ketiga setelah
melakukan pengkajian terhadap klien.
2. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum bisa ditegakkan karena belum melakukan pengkajian
terhadap klien. Pengkajian dilakukan mulai tanggal 02 Mei 2016. Diagnosa keperawatan
bisa ditegakkan pada hari ketiga pada tanggal 04 Mei 2016.
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 6 pertemuan x 60 menit dapat mengidentifikasi dan membuat asuhan
keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga dimulai dari tahap
pengkajian, diagnosa, dan menyusun rencana asuhan keperawatan.
c. Tujuan Khusus
1) Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dan terbina hubungan saling percaya dalam 1
x 60 menit.
2) Keluarga memberikan informasi masalah kesehatan yang dialami lansia, pemeriksaan
fisik.
3) Teridentifikasi masalah keperawatan
3. Implementasai Tindakan Keperawatan
a. Topik
Melakukan pengkajian secara menyeluruh dari berbagai aspek lansia binaan.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data yaitu dengan cara
wawancara, observasi, pemerikasaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi).
c. Media dan alat
Media dan alat yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data yaitu format
pengkajian, nursing kit, alat tulis.
d. Waktu dan tempat

Waktu kunjungan dengan keluarga binaan berlangsung yang dimulai dari tahap pengkajian
sampai dengan implementasi dan evaluasi selama dua minggu dimulai dari tanggal 02 Mei
2016 sampai 14 Mei 2016 di PSTW Khusnul Khotimah.
4. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria terstruktur
1) Menyiapkan laporan pendahuluan.
2) Menyiapkan alat bantu dan media yang digunakan.
3) Mendapatkan lansia binaan dan membuat kontrak selanjutnya.
b. Kriteria proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan tempat yang ditetapkan
2) Keluarga menerima mahasiswa dan aktif dalam kegitan.
c. Kriteria hasil
1) Diperoleh data umum keluarga, riwayat kesehatan, kebiasaan sehari hari dan
2)
3)
4)
5)

pemeriksaan fisik.
Teridentifikasi masalah kesehatan dalam keluarga.
Diagnosa dapat ditegakkan.
Menetapkan skala prioritas dari diagnosa yang sudah diangkat.
Rencana tindakan keperawatan disusun sesuai dengan diagnosa.

Anda mungkin juga menyukai