KETENTUAN UMUM
1.
Dalam rangka mencapai tujuan usaha sesuai dengan visi dan misi
yang telah ditetapkan, BPR perlu menyusun Rencana Bisnis dengan
memperhatikan
faktor
eksternal
dan
internal
yang
dapat
dasar
untuk
memberikan
arah
kebijakan
dalam
-2-
3.
permodalan,
teknologi
informasi
dan
sumber
daya
manusia.
Rencana jangka pendek dan jangka menengah harus disusun dengan
mempertimbangkan rencana strategis jangka panjang dalam periode
5 (lima) tahun yang ditetapkan oleh BPR.
4.
b.
6.
-3-
II.
permodalan,
rencana
pengembangan
organisasi,
teknologi
Ringkasan Eksekutif
Ringkasan eksekutif paling sedikit meliputi rencana dan langkahlangkah strategis yang akan ditempuh oleh BPR, indikator keuangan
utama, serta target jangka pendek dan jangka menengah, sebagai
berikut:
a.
b.
BPR
yang
memiliki
Rp50.000.000.000,00
modal
(lima
inti
puluh
kurang
miliar
dari
rupiah)
b)
c)
-4-
No.
1
2
3
Rasio KPMM
Rasio Modal Inti
Rasio
Aset
Produktif
yang
Diklasifikasikan terhadap Aset Produktif
Rasio PPAP terhadap PPAP yang Wajib
Dibentuk
Rasio Non Performing Loan
a. Gross
b. Netto
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2)
Des
2017
Proyeksi
Tahun 2018
Jun
Des
BPR
yang
memiliki
Rp50.000.000.000,00
modal
(lima
inti
puluh
paling
miliar
sedikit
rupiah)
b)
c)
d)
-5-
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
c.
Kinerja
Okt
2017
Proyeksi
Tahun
Des
2018
2019
Jun
Des
Des
2017
Des
2020
Rasio KPMM
Rasio Modal Inti
Rasio Aset Produktif yang
Diklasifikasikan terhadap Aset
Produktif
Rasio PPAP terhadap PPAP
yang Wajib Dibentuk
Rasio Non Performing Loan
a. Gross
b. Netto
Rasio Kredit terhadap Total Aset
Produktif (%)
Rasio Return On Assets
Rasio Net Interest Margin
Rasio Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
Cash Ratio
Loan to Deposit Ratio
Rasio kredit UMKM terhadap total
kredit
permodalan,
serta
penerapan
tata
kelola
dan
Lampiran I.1
: Ringkasan
Eksekutif
Rencana
dan
Langkah-Langkah Strategis
b.
Lampiran I.2
: Ringkasan
Keuangan
Eksekutif
Utama
(Bagi
BPR
Indikator
dengan
Lampiran I.3
: Ringkasan
Keuangan
Eksekutif
Utama
(Bagi
BPR
Indikator
dengan
Lampiran I.4
-6-
2.
b.
c.
meliputi
menerapkan
informasi
mengenai
manajemen
risiko
langkah-langkah
dan
kebijakan
dalam
dalam
-7-
d.
SWOT
yaitu
Strength
(Kekuatan),
Weakness
untuk
merealisasikan
rencana
penyaluran
kredit
2)
-8-
3)
b.
1)
Lampiran III.1
: Proyeksi Neraca
2)
Lampiran IV.1
BPR
yang
memiliki
modal
inti
paling
sedikit
2)
3)
4)
4.
1)
Lampiran III.2
: Proyeksi Neraca
2)
Lampiran IV.2
-9-
2)
3)
BPR
yang
memiliki
modal
inti
paling
sedikit
2)
3)
4)
b.
- 10 -
b.
c.
6.
a.
Lampiran VI
b.
Lampiran VII
b.
2)
- 11 -
d.
e.
penyaluran
kredit
disajikan
berdasarkan
sektor
persentase
penyaluran
kredit
terbesar
dari
total
penyaluran
kredit
disajikan
berdasarkan
jenis
b.
- 12 -
c.
Dalam
bagian
pertimbangan
ini
diuraikan
yang
juga
digunakan
mengenai
dalam
alasan
menyusun
atau
rencana
Rencana Permodalan
Rencana permodalan paling sedikit meliputi rencana pemenuhan
rasio kewajiban penyediaan modal minimum dan rasio modal inti,
rencana pemenuhan modal inti minimum, dan rencana perubahan
modal, sebagai berikut:
a.
Rencana
Pemenuhan
Rasio
Kewajiban
Penyediaan
Modal
2)
3)
4)
modal
minimum
dan
pemenuhan
modal
inti
minimum BPR.
Rencana pemenuhan rasio KPMM dalam Rencana Bisnis BPR
tahun 2018 sampai dengan tanggal berlaku perhitungan rasio
KPMM dan rasio modal inti sebagaimana diatur dalam peraturan
Otoritas Jasa Keuangan mengenai kewajiban penyediaan modal
minimum dan pemenuhan modal inti minimum BPR disusun
dengan
menggunakan
perhitungan
yang
mengacu
pada
- 13 -
Otoritas
penyediaan
modal
Jasa
Keuangan
minimum
dan
mengenai
pemenuhan
kewajiban
modal
inti
belum
memenuhi
kewajiban
pemenuhan
modal
inti
bagian
pertimbangan
ini
yang
diuraikan
digunakan
juga
mengenai
dalam
alasan
menyusun
atau
rencana
2)
3)
4)
- 14 -
c.
penambahan
modal
lainnya.
Rencana
tersebut
dijelaskan untuk:
1)
2)
3)
4)
Rencana
Pengembangan
Organisasi,
Teknologi
Informasi,
dan
jumlah
SDM
terkini,
rencana
pengembangan
organisasi,
b.
- 15 -
penyajian
rencana
pengembangan
dan
pengadaan
termasuk
pelatihan
rencana
sebagaimana
biaya/anggaran
diatur
dalam
pendidikan
ketentuan
dan
mengenai
perusahaan
penyedia
jasa
melalui
perjanjian
rencana
pelaksanaan
kegiatan
usaha
yang
memerlukan
- 16 -
tidak
pernah
dilaksanakan
sebelumnya
oleh
BPR
yang
bersangkutan; atau
b.
kegiatan
usaha
dan
wilayah
jaringan
kantor
BPR
Kegiatan
Usaha
Baru
penyajian
rencana
Pelaksanaan
b.
c.
d.
mengacu
pada
peraturan
Otoritas
Jasa
Keuangan
mengenai BPR.
Rencana tersebut disajikan untuk periode 1 (satu) tahun ke depan.
Format penyajian rencana pengembangan dan/atau perubahan
jaringan kantor mengacu pada Lampiran XV.
- 17 -
termasuk
dengan
cara
pengambilalihan
agunan
(AYDA)
dan
hapus
buku,
serta
laporan
BPR
sebagai
b.
Proyeksi
kredit
yang
tinggi
tanpa
diimbangi
dengan
2.
- 18 -
perubahan
kepemilikan
BPR
yang
menyebabkan
Sesuai dengan Pasal 21 ayat (1) POJK Rencana Bisnis BPR dan
BPRS, Laporan Realisasi Rencana Bisnis wajib disampaikan BPR
secara semesteran, yaitu posisi akhir bulan Juni dan Desember.
Laporan dimaksud meliputi:
a.
b.
penjelasan
mengenai
penyebab
dan
kendala
terjadinya
b.
realisasi kinerja keuangan pada neraca, laba rugi, serta rasiorasio dan pos-pos keuangan;
c.
d.
e.
realisasi
pemenuhan
rasio
Kewajiban
Penyediaan
Modal
- 19 -
f.
g.
h.
i.
Sesuai dengan Pasal 5 POJK Rencana Bisnis BPR dan BPRS, Dewan
Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
Rencana Bisnis. Hasil pengawasan tersebut selanjutnya dituangkan
dalam Laporan Pengawasan Rencana Bisnis sebagaimana diwajibkan
dalam Pasal 22 ayat (1) POJK Rencana Bisnis BPR dan BPRS.
Cakupan dalam laporan yang disusun Dewan Komisaris tersebut
paling sedikit meliputi penilaian mengenai:
a.
b.
c.
d.
- 20 -
Jangka Waktu
Mengacu pada Pasal 24 ayat (1), Pasal 24 ayat (2), Pasal 25 ayat (1)
dan Pasal 25 ayat (2) POJK Rencana Bisnis BPR dan BPRS, BPR
dinyatakan terlambat menyampaikan Rencana Bisnis, penyesuaian
Rencana
Bisnis,
Laporan
Realisasi
Rencana
Bisnis,
dan/atau
b.
c.
d.
BPR
menyampaikan
Laporan
Pengawasan
Rencana
Bisnis
(tiga
puluh)
hari
kerja
setelah
akhir
batas
waktu
- 21 -
2.
b.
c.
cetak),
dan
softcopy
berupa
media
perekam
data
elektronik.
VII. LAIN-LAIN
Lampiran dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini merupakan
format untuk menyusun Rencana Bisnis, Laporan Realisasi Rencana
Bisnis, dan Laporan Pengawasan Rencana Bisnis sejak tahun 2018.
Lampiran dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
ini.
VIII. PENUTUP
Ketentuan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Desember 2016
Salinan sesuai dengan aslinya
Direktur Hukum 1
Departemen Hukum
ttd
Yuliana