Pembimbing :
dr. Gunawan Koeswondo, Sp.OG
Disusun oleh :
Samsul Arifin
01.209.5973
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015
A. IDENTITAS
Nama penderita
: Ny. R
Umur
: 32 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
No CM
: 01.24.67.09
Agama
: Islam
Pekerjaan
Pendidikan
: SMA
Status
: Menikah
Alamat
Nama suami
: Tn. S
B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 28 Juli 2015 jam
13.00 WIB
Keluhan Utama :
Pasien mengeluh keluar air merembes dari jalan lahir jam 05.00 WIB.
Riwayat Obstetri :
G2P1A0
HPHT : 19 10 - 2014
HPL : 26 7 2015
Usia kehamilan: 40 minggu 2 hari
G1: Perempuan, 3000 gram, spontan di bidan, usia sekarang
2tahun, sehat.
GII: Hamil ini.
Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan. Pemeriksaan kehamilan
dilakukan 1 bulan sekali dan diberikan vitamin dan suplemen besi. Tidak
Menarche
: 12 tahun
Siklus mestruasi
: teratur, 28 hari
Lama menstruasi
: 7 hari
Dismenore : (-)
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami yang sekarang.
Usia pernikahan 4 tahun.
Riwayat KB :
Tidak menggunakan KB
Riwayat Penyakit Dahulu
-
Riwayat DM disangkal.
Riwayat DM disangkal.
Riwayat Gizi
Selama kehamilan pasien ada gangguan nafsu makan karena mual dan
muntah selama usia kehamilan trimester pertama sampai pertengahan
trimester kedua.
C. PEMERIKSAAN FISIK
: 20x/menit
Suhu : 36,6C.
Status Internus :
-
Kepala
: Mesocephale
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Leher
Kulit
Mamae
Paru paru:
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
tambahan (-)
Abdomen :
-
Inspeksi
operasi (-)
-
Palpasi
: 31 cm
TBJ
His
-
Auskultasi
: jarang
: DJJ 12-12-12
- Ekstremitas :
Superior
Inferior
Oedem
-/-
-/-
Varises
-/-
-/-
Reflek fisiologis
+/+
+/+
Reflek patologis
-/-
-/-
Anogenitalia :
Inspeksi : lendir (-), darah (-), air ketuban (+), luka parut (-), varices(-),
oedem vagina (-). Anus : hemoroid (-)
: tenang
o Pembukaan
: 2cm
o Penipisan
: 20%
o Portio
: tipis, lembut
o Kulit ketuban
: (-)
:-
o POD
:-
o Hodge
:I
o Sarung tangan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium : 28 juli 2015
Hematologi
Hemoglobin
: 12,2 gr/dl
Hematokrit
: 34,4%
Leukosit
: 11,9 ribu/uL
Trombosit
: 205 ribu/uL
Golongan darah
: B, Rhesus (+)
Waktu Perdarahan/BT
: 1:44
Waktu Pembekuan/CT
: 3:50
Kimiawi
GDS
: 72 mg/dL
Urine lengkap
Warna
Kejernihan
: Kuning
: jernih
Protein
: Negatif
Reduksi
: Negatif
Bilirubin
: Negatif
Reaksi /pH
: 7,5 mg/dl
Urobilinogen : 0,2
Benda Keton : Negatif
Nitrit
: Negatif
Berat Jenis
Blood
: 1.010
: Negatif
Leukosit
: Negatif
Urin Mikroskopis
Epitel Sel
: 1-3/LPK
Erytrosit
: 0-1/LPB
Leukosit
: 0-1/LPB
Silinder
: Negatif
Parasit
: Negatif
Bakteri
: Positif 1
Jamur
: Negatif
Kristal
: Negatif
Benang Mukus
: Negatif
Pemeriksaan serologis
HbsAg
: Non reaktif
E. RESUME
Pasien G2P1A0 usia 32 tahun hamil 40 minggu datang dengan keluhan
keluar air dari jalan lahir dan sekarang masih merembes sejak jam 05.00 WIB,
cairan yang keluar berwarna bening dan tidak berbau. Belum keluar lendir
darah. Pasien belum merasa kenceng-kenceng. Keluhan adanya demam
disangkal oleh pasien. Pasien masih merasakan adanya gerakan janin.
Status kehamilan:
HPHT : 19 10 - 2014
HPL
: 26 7 2015
Status obstetrik:
Inspeksi: Perut tampak membesar, striae gravidarum (+), bekas op (-)
Palpasi : Pada pemeriksaan leopold didapatkan besar janin sesuai dengan
kehamilan 40 minggu dengan situs membujur punggung kanan dengan
bagian bawah berupa kepala yang sudah masuk rongga panggul (Hodge I).
TBJ
: (31-11) x 155
: 3100 gr
His
: jarang
Auskultasi : DJJ 12-12-12
Genitalia:
Inspeksi
: air ketuban (+)
Hasil VT
: pembukaan 2cm, portio tipis lembut, penipisan 20%,
lendir (+)
F. DIAGNOSA
Pasien G2P1A0 usia 32 tahun hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup
intra uterin, letak kepala, punggung kanan, belum inpartu dengan ketuban
pecah dini.
G. SIKAP
Rawat inap
Observasi inpartu
H. PROGNOSA
Kehamilan : dubia ad bonam
J. EDUKASI
1. Memberitahu kondisi pasien kepada keluarga
2. Memberitahu pasien untuk istirahat total
K. TERAPI
1. Pemberian antibiotik cefotaxim 2x1
2. Observasi inpartu
RIWAYAT PERJALANAN
Tanggal/ jam
28 juli 2015
jam 15.00
Vital sign
T : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x /menit
Suhu : 36,60C
Keterangan
His jarang
VT : pembukaan 2
jari ,portio tipis
lembut, kulit
ketuban (-), kepala
turun hodge 1
DJJ: 12-11-12
Terapi
Infus RL
Inj. Cefotaxim 2x1 mg
Observasi inpartu
Jam 17.00
T : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x /menit
Suhu : 36,60C
His jarang
VT : pembukaan
4,portio tebal
lembut, kulit
ketuban (-), kepala
turun hodge 1
DJJ: 11-12-11
Observasi 3 jam
Jam 20.00
T : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x /menit
Suhu : 36,60C
His 3-35
VT : pembukaan 8,
portio atas oedem,
kulit ketuban (-),
kepala turun hodge
2
DJJ: 12-11-11
Advice dokter :
Motivasi keluarga
untuk SC
Jam 22.00
T : 120/80 mmHg
His 3- 40
N : 84 x/menit
RR : 20 x /menit
Suhu : 36,60C
VT : pembukaan 8,
portio atas oedem,
kulit ketuban (-),
kepala turun hodge
2
DJJ: 11-11-11
SC.
29 juli 2015
T : 110/60 mmHg
N : 76 x/menit
RR : 20 x /menit
Suhu : 36, 0C
- ceftriaxon 3x1
-Kalnex 3x1
-Allinamin F 3x1
13.00
T : 110/70mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 37,3 C
Terapi lanjut
17.45
T : 120/70mmHg
N : 84x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,5 C
Terapi lanjut
30 juli 2015
T : 120/80mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,5 C
Nyeri perut
kembung (+)
Terapi lanjut
Kaltrofen Supp.
Mobilisasi
31 juli 2015
T : 120/80mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36 C
Nyeri perut
berkurang, kembung
berkurang,
sudah bisa
mobilisasi,
1 Agustus 2015
V\ T :
120/80mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36 ,1 C
Definisi KPD
Ketuban pecah dini atau spontaneus/early/premature rupture of membrans
(PROM) merupakan pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum
menunjukkan tanda-tanda persalinan/inpartu (keadaan inpartu didefinisikan
sebagai kontraksi uterus teratur dan menimbulkan nyeri yang menyebabkan
terjadinya efficement atau dilatasi serviks) atau bila satu jam kemudian tidak
timbul tanda-tanda awal persalinan atau secara klinis bila ditemukan pembukaan
kurang dari 3 cm pada primigravida dan kurang dari 5 cm pada multigravida.
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi kapan saja baik pada kehamilan aterm
maupun preterm. Saat aterm sering disebut dengan aterm prematur rupture of
membrans atau ketuban pecah dini aterm. Bila terjadi sebelum umur kehamilan 37
minggu disebut ketuban pecah dini preterm / preterm prematur rupture of
membran (PPROM) dan bila terjadi lebih dari 12 jam maka disebut prolonged
PROM.
.II
Etiologi KPD
Secara
teoritis
pecahnya
selaput
ketuban
disebabkan
oleh
intrleukin-1
dan
prostaglandin.
Adanya
infeksi
dan
jaringan
sehingga
terjadi
depolimerisasi
kolagen
spontan.
Selain
itu
mediator
terebut
membuat
uterus
Keadaansosialekonomi
Faktor lain
o Faktor golongan darah
Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat
menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jarinngan
kulit ketuban.
o Faktordisproporsiantarkepalajanindanpanggulibu.
o Faktor multi graviditas, merokokdanperdarahan antepartum.
o Defisiesnsigizidaritembagaatauasamaskorbat (Vitamin C).
III.
Insidensi
Insidensi KPD berkisarantara 8 - 10 % darisemuakehamilan.Hal yang
menguntungandariangkakejadian
bahwalebihbanyakterjadipadakehamilan
kurangbulan,
KPD
yang
yang
dilaporkan,
cukupbulandaripada
yaitusekitar
95
yang
%,
merupakankomplikasi
yang
padakehamilankurangdari
34
minggusangatkomplek,
bertujuanuntukmenghilangkankemungkinanterjadinyaprematuritas.
IV.
Patofisiologi KPD
Kantung ketuban adalah sebuah kantung berdinding tipis yang berisi
cairan dan janinselama masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari dua
bagian. Bagian pertamadisebut amnion, terdapat di sebelah dalam. Sedangkan,
bagian kedua, yang terdapat disebelah luar disebut chorion.
Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan
ketuban initerdiri dari 98 persen air dan sisanya garam anorganik serta bahan
organik. Cairan inidihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel
amnion, ditambah air kencingjanin, serta cairan otak pada anensefalus. Pada ibu
hamil, jumlah cairan ketuban iniberagam. Normalnya antara 1 liter sampai 1,5
liter. Namun bisa juga kurang dari jumlahtersebut atau lebih hingga mencapai 3-5
liter. Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen
dari seluruh volume dalam tiap jam.
Manfaat air ketuban pada ibu hamil, air ketuban ini berguna untuk
mempertahankan ataumemberikan perlindungan terhadap bayi dari benturan yang
diakibatkan olehlingkungannya di luar rahim. Selain itu air ketuban bisa
membuat janin bergerakdengan bebas ke segala arah. Tak hanya itu, manfaat lain
dari air ketuban ini adalahuntuk mendeteksi jenis kelamin, memerikasa
kematangan paru-paru janin, golongandarah serta rhesus, dan kelainan kongenital,
susunan genetiknya, dansebagainya. Caranya yaitu dengan mengambil cairan
ketuban melalui alat yangdimasukkan melalui dinding perut ibu.
Pecahnya selaput ketuban saat persalinan disebabkan oleh melemahnya
selaputketuban karena kontraksi uterus dan peregangan yang berulang. Daya
regang inidipengaruhi oleh keseimbangan antara sintesis dan degradasi komponen
matriksekstraseluler pada selaput ketuban.
ketuban
pecah
dini
terjadi
perubahan-perubahan
seperti
kolagenolitik.
Degradasi
kolagen
tersebut
terutama
didegradasi oleh MMP-2dan MMP-9 yang juga memecah kolagen tipe IV. Pada
selaput ketuban jugadiproduksi penghambat metaloproteinase / tissue inhibitor
metalloproteinase(TIMP). TIMP-1 menghambat aktivitas MMP-1, MMP-8,
MMP-9 dan TIMP-2menghambat aktivitas MMP-2. TIMP-3 dan TIMP-4
mempunyai aktivitas yangsama dengan TIMP-1.
Keutuhan dari selaput ketuban tetap terjaga selama masa kehamilan
olehkarena aktivitas MMP yang rendah dan konsentrasi TIMP yang relatif
lebihtinggi. Saat mendekati persalinan keseimbangan tersebut akan bergeser,
yaitudidapatkan kadar MMP yang meningkat dan penurunan yang tajam dari
TIMPyang akan menyebabkan terjadinya degradasi matriks ektraseluler
selaputketuban. Ketidakseimbangan kedua enzim tersebut dapat menyebabkan
degradasipatologis pada selaput ketuban. Aktivitas kolagenase diketahui
meningkat padakehamilan aterm dengan ketuban pecah dini. Sedangkan pada
preterm didapatkankadar protease yang meningkat terutama MMP-9 serta kadar
TIMP-1 yangrendah.
Gangguan nutrisi merupakan salah satu faktor predisposisi adanya
gangguan pada struktur kolagen yang diduga berperan dalam ketuban pecah
dini.Mikronutrien lain yang diketahui berhubungan dengan kejadian ketuban
pecahdini adalah asam askorbat yang berperan dalam pembentukan struktur triple
helixdari kolagen. Zat tersebut kadarnya didapatkan lebih rendah pada wanita
denganketuban pecah dini. Pada wanita perokok ditemukan kadar asam askorbat
yangrendah.
Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan ketuban pecah dini melalui beberapa
mekanisme.Beberapa flora vagina termasuk Streptokokus grup B, Stafilokokus
aureusdanTrikomonas vaginalis mensekresi protease yang akan menyebabkan
terjadinyadegradasi membran dan akhirnya melemahkan selaput ketuban.Respon
terhadap infeksi berupa reaksi inflamasi akan merangsangproduksi sitokin, MMP,
dan prostaglandin oleh netrofil PMN dan makrofag.Interleukin-1 dan tumor
nekrosis faktor yang diproduksi oleh monosit akanmeningkatkan aktivitas
MMP-1 dan MMP-3 pada sel korion. Infeksi bakteri dan respon inflamasi juga
merangsang
produksiprostalglandin
oleh
selaput
ketuban
yang
diduga
oleh
siklooksigenase
monosit.
II
yang
Sitokin
berfungsi
juga
terlibatdalam
mengubah
induksi
asamarakidonat
enzim
menjadi
diketahui
mengganggu
sintesis
kolagen
padaselaput
ketuban
dan
meningkatkan aktivitas dari MMP-1 dan MMP-33.Indikasi terjadi infeksi pada ibu
dapat ditelusuri metode skrining klasik, yaitu temperatur rektal ibu dimana
dikatakan positif jika temperatur rektal lebih38C, peningkatan denyut jantung ibu
lebih dari 100x/menit, peningkatan leukositdan cairan vaginal berbau.
Hormon
Progesteron
dan
estradiol
menekan
proses
remodeling
matriks
Hal-hal
tersebut
akan
menyebabkan
terganggunya
Diagnosis KPD
Menegakkan diagnosis KPD secara tepat sangat penting, karena diagnosis
yang positif palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi terlalu
awal atau melakukan seksio yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya
diagnosis yang negatif palsu berarti akan membiarkan ibu dan janin mempunyai
resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan janin, ibu atau keduanya. Oleh
karena itu, diperlukan diagnosis yang cepat dan tepat. Diagnosis KPD ditegakkan
dengan cara:
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Anamnesa
pasien
dengan
KPD
merasa
basah
pada
vagina
KPD
uteri
uteri
megejanataumegadakanmanuvervalsava,
eksternum
ditekan,
(OUE),
penderitadimintabatuk,
ataubagianterendahdigoyangkan,
lesitin-sfingomielin
dan
fosfatidilgliserol
membantudalam
evaluasi
3. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan penipisan dan dilatasi
serviks. Pemeriksaan vagina juga mengindentifikasikanbagian presentasi janin
dan menyingkirkan kemungkinan prolapstali pusat. Periksa dalam harus dihindari
kecuali jika pasien jelasberada dalam masa persalinan atau telah ada keputusan
untukmelahirkan.4
4. Pemeriksaan penunjang
adainfeksi.
USG untuk menentukan indeks cairan amnion, usia kehamilan, letakjanin,
VII.
Penatalaksanaan KPD
Konservatif
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah in partu, tidak ada infeksi,
induksi.
Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid untuk memacu
kematangan paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal
selama 2 hari, deksametason i.m 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
Aktif
terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34
minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26
minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini.
Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia,
pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin
terinfeksi. Pada ketuban pecah dini prematur, infeksi lebih sering daripada
aterm. Secara umum, insiden infeksi sekunder pada ketuban pecah dini
meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.1
Hipoksia dan Asfiksia
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan
tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara
terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air
ketuban, janin semakin gawat.1
Sindroma deformitas janin
Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan
anggota badan janin, serta hipoplasia pulmonal.