PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Dewasa ini Indonesia sedang mengalami pembangunan di segala bindang,
diantaranya pembangunan pembangunan ekonomi. Sejalan dengan perkembangan
ini maka diperlukan sarana penunjang salahsatunya yaitu bank. Bank yang
memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia guna
meningkatkan elektabilitas kegiatan dan transaksi ekonomi.
BCA sebagai salah satu perusahaan perbankan swasra yang cukup besar di
Indonesia berusaha mengimbangi dan memfasilitasi kegiatan perekonomian di
Indonesia dengan cara mendirikan bangunan kantor cabang baru di salah satu kota
di Indonesia yaitu kota Bogor. Kota Bogor di pilih sebagai lokasi pembangunan
kantor cabang baru BCA dikarenakan geliat perekonomian di kota Bogor yang
semakin meningkat dari hari ke hari. Sehingga menjadi lokasi yang potensial
untuk dijadikan lokasi kantor cabang baru BCA.
Pembangunan kantor cabang baru BCA direncakan berrlokasi di Jl. Oto
Iskandar Dinata kota Bogor provinsi Jawa Barat. Kantor cabang BCA ini
ditargetkan rampung dalam waktu 8 bulan dengan jumlah lantai yaitu delapan
lantai. Guna mencapai target waktu yang ditentukan tersebut tentu diperlukan
manajemen proyek yang baik. Maka dari itu penulis memilih proyek
pembangunan kantor cabang BCA ini menjadi lokasi kerja praktek yang akan di
laksanakan dalam waktu kurang lebih tiga bulan. Adapun judul yang di buat oleh
penulis yaitu manajemen konstruksi pekerjaan pondasi pembangunan kantor
cabang BCA kota Bogor.
kerja
praktek
ini
mahasiswa
dapat
mengetahui
sistem
1.7.2
Pengumpulan Data
Dalam kerja praktek ini pengumpulan data diperoleh dari berbagai sumber,
baik di lapangan maupun perkuliahan. Data-data diperoleh melalui cara:
1. Data Primer
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen proyek
Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk
menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.
Manajemen proyek konstruksi mengacu pada sumber daya yang tersedia dalam
proyek, yaitu lima M:
1. Manpower (tenaga kerja).
2. Machiners (alat dan peralatan).
3. Material (bahan bangunan).
4. Money (uang).
5. Method (metode).
2.2.3
suatu
tindakan
mempersatukan
personel.
Pada tahap Pelaksanaan/Actuating
Pelaksanaan/actuating adalah upaya untuk menggerakan anggota organisasi
sesuai dengan keinginan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan
perusahaan serta anggota di organisasi karena setiap anggota juga memiliki
tujuan pribadi. Tindakan yang dilakukan antara lain:
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan.
b. Menyusun prosedur prosedur lapangan
c. Mengontrol rencana konstruksi agar sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan.
d. Menyusun perijinan yang diperlukan
e. Menyusun jadwal pelaksanaan pembangunan.
f. Mengkoordinasikan pekerjaan pekerjaan servis pendukung seperrti
pengadaan air kerja, listrik, gudang semenrtara, jalan sementara dan
2.2.5
lainnya.
g. Mendistribusikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
h. Memberikan pengarahan, penugasan, dan motivasi.
i. Berusaha memperbaiki pengarahan sesuai petunjuk pengawasan.
Pada tahap Pengendalian/Controlling
Pengendalian/controlling merupakan tindakan pengukuran kualitas dan
evaluasi kinerja. Tindakan ini juga diikuti dengan perbaikan yang harus
diambil terhadap penyimpangan yang terjadi, khususnya diluar batas-batas
toleransi. Tindakan tersebut meliputi:
a. Mengukur kualitas hasil.
b. Membandingkan hasil terhadap standar kualitas.
c. Mengevalusi penyimpangan yang terjadi.
d. Memberikan saran-saran perbaikan.
e. Menyusun laporan kegiatan.
2.3.1
2.3.2
2.3.3
Segi Kualitas
a. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontraktor dalam
hal metode pelaksanaan , implementsi, dan Quality Control.
b. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh
pemilik proyek dibantu dengan tim MK.
c. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak karena
2.3.4
paket yang dilelang dilakukan secara bertahap dan paket per paket.
Segi Program Pemerintah
a. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada
pengusaha kontraktor yang baru berkembang dapat direalisir.
b. Pemilik proyek tidak perlu menyediakan banyak staf karena praktis
semua keinginannya dapat ditangani dengan baik melalui pendekatan
metode MK.
2.4 Tahapan operasional di dalam sistem manajemen proyek koonstruksi
2.4.1 Pengembangan Konsep
Tahap pengembangan konsep ini berupa :
a. Pengembangan sasaran proyek baik dilihat dari aspek biaya dan waktu.
b. Mengidentifikasikan batasan utama.
c. Membuat TOR dan organizing.
d. Saran-saran prinsip konsep desain kepada konsultan perencana.
e. Tahapan pekerjaan.
f. Master, coordinating schedule.
g. Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal konsultan
2.4.2
perencana.
h. Cash flow (Proyeksi Arus Dana).
Perencanaan
10
dimensi
serta
kapasitas
ruangan-ruangan,
dan
kelayakan proyek.
Estimasi pendahuluan oleh konsultan perencana (dasar untuk
Kontraktor).
Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai (Real Cost).
b. Rencana Detail
Tahap rencana detail atau rancangan final mencakup kegiatan
menjabarkan seluruh perncanaan termasuk rancanan elemen bangunan
terkecil secara sistematis dan berurutan. Perancangan dan analisis yang
2.4.3
11
2.4.4
2.4.5
Pimro.
i. Menyiapkan dokumen kontrak antara Pimpro dengan Kontraktor.
Pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan berupa :
a. Membuat rencana induk pelaksanaan.
b. Menyusun prosedur di lapangan.
c. Free construction meeting.
d. Mengkoordinasi membuat prasarana kerja.
e. Mengarahkan rencana kerja masing-masing kontraktor.
f. Mengkoordinir, mengarahkan, mengendalikan pekerjaan kontraktor
dilihat dari aspek waktu, mutu dan kesempatan kerja.
g. Memproses ijin yang diperlukan.
h. Mengkoordinir asuransi masing-masing pekerjaan.
i. Memeriksa gambar detail dan contoh material.
j. Memimpin rapat koordinasi proyek.
k. Laporan kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan .
l. Change order : biaya, mutu, waktu.
m. Menghitung pekerjaan tambah kurang.
n. Mengevaluasi RAB secara periodic.
o. Memeriksa dan menyiapkan dokumen pembayaran.
p. Evaluasi terhadap klaim kontrak.
q. Dokumen pembangunan proyek berupa gambar dan foto-foto.
r. Pemeriksaan akhir sebelum serah terima pertama.
s. Memeriksa berita acara serah terima pertama.
Pemeliharaan dan pengoperasian
Tahap Pemeliharaan dan Pengoperasian berupa :
a. Mengkoordinir, mengarahkan, mengontrol.
b. Mengkoordinir pelaksanaan operasional.
c. Mengarahkan dan memeriksa as build drawing.
d. Mengarahkan dan memeriksa secara manual.
e. Memproses : garansi, jaminan, sertifikat, peralatan, dan training
operator.
Organisasi
Bentuk organisasi akan terlihat dalam struktur organisasi. Secara fisik
struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran grafik (bagan)
yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis wewenang
yang ada, bagan ini merupakan suatu hasil keputusan tentang struktur
organisasi yang bersangkutan yang sesuai dengan hubungan fungsi-fungsi
12
yang ada
13
konstruksi, yaitu :
1.
dengan
didasarkan
pada
kondisi
pendekatan
biasa/umum.
pembentukan
Ide
pembentukannya
organisasi
terpisah
14
15
b. Swakelola (Owner-Builder )
Bentuk organisasi swakelola mirip dengan organisasi tradisional,
hanya saja unit organisasi pemberi tugas (pemilik) konsultan dan
kontraktor merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan
organisasi pemilik proyek meskipun proyek telah selesai. Hal tersebut
sekaligus menjelaskan bahwa ide pembentukan organisasi semacam ini
didasarkan pada organisasi terpadu (integration of organisation).
Dalam bentuk organisasi swakelola, tenaga kerja dan pengadaan bahan
serta peralatan dapat dikontrakkan kepada pemasok (supplier). Untuk
proyek-proyek
pemerintah
bentuk
organisasi
swakelola
hanya
16
konsultan
).
Pekerjaan
dapat
dilaksanakan
dengan
kontrak
konstruksi
yang
dinegosiasikan.
c. Organisasi
Manajemen
Konstruksi
(Professional
Construction
Management)
Perkembangan proyek konstruksi dengan dana yang semakin besar
menyebabkan kegiatan didalam proyek menjadi semakin banyak. Hal
ini mengakibatkan pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek menjadi
semakin banyak pula . Misalnya dengan semakin banyaknya kegiatan
proyek maka dibutuhkan semakin banyak kontraktor spesialis. Oleh
sebab itu owner tidak cukup mampu untuk mengelola proyeknya
17
proyek
terdiri
dan
manajer
proyek
(professional
merupakan
suatu
perusahaan
atau
pemilikan
teknologi
dan
metoda
konstruksi,
18
owner).
Tim meliputi kelompok yang terdiri dari pemilik dan manajer
konstruksi, perencana dan kontraktor.
19
d. Organisasi Turnkey
Pada proyek-proyek tertentu pemilik proyek memiliki keterbatasan
kemampuan teknis dan biaya untuk merealisasikan suatu proyek, dan
untuk mengatasi masalah tersebut pemilik proyek menyerahkan
tanggung jawab disain dan pelaksanaan konstruksi (termasuk
pembiayaan) pada suatu organisasi (investor, kontraktor) pengaturan
seperti hal tersebut dinamakan proyek atau organisasi turnkey. Ide
dasar pembentukan organisasi turnkey didasarkan pada organisasi
terpadu (integration of organization) yang menyerahkan semua
kegiatan (disain dan pelaksanaan konstruksi) pada satu pihak. Di
Indonesia telah lama dilakukan proyek secara turnkey seperti proyekproyek industri dan jalan tol.
Pada organisasi semacam ini perencanaan menjadi tanggung jawab
kontraktor sesuai kontrak antara kontraktor dengan pemilik, dalam hal
ini kontraktor menjadi konsultan perencana.
20
konstruksi
sekaligus
atau
biasa
dikenal
dengan
(specialty subcontractors)
Jenis kontrak yang diterapkan pada bentuk organisasi seperti
spesialis
21
2.
Berdasarkan Strukturnya
Struktur organisasi berdasarkan strukturnya mengatur hubungan antar
pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan proyek konstruksi di dalam
(internal) suatu perusahaan, sering disebut pula sebagai organisasi internal.
Bentuk organisasi internal ini sangat bervariasi, didasarkan pada lingkup
pekerjaan, skala pekerjaan, spesialisasi pekerjaan, juga kemudahan
koordinasi, cara pengendalian, pendelegasian wewenang, dan lain-lain.
a. Organisasi garis (line) / Satuan Tugas
Dengan adanya item kegiatan proyek yang semakin bertambah dan
beraneka ragam menyebabkan pimpinan proyek mengalami kesulitan
dalam mengelola proyek. Untuk itu kemudian timbul ide untuk
medelegasikan kewenangan kepada level dibawahnya yang bersifat
mandiri (independent organization) sehingga pimpinan proyek lebih
mudah dalam melakukan pengaturan.
Dalam organisasi ini terdapat
garis
wewenang
yang
22
sering
disebut
juga
organisasi
sederhana
Pimpinan dan
karyawan
saling
mengenal
dan
dapat
tidak bertele-tale
Garis pimpinan tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangan
23
dilaksanakan
Kelemahan Organisasi Line
Tujuan pribadi pimpinan seringkali tidak dapat dibedakan
diktator
Organisasi secara keseluruhan bergantung pada satu orang
Adanya rangkap jabatan dalam pekerjaan sehingga tidak
efesien
Kurang tersedianya staf ahli
Kemungkinan pekerjaan dilaksanakan kurang sempurna.
Bakat para bawahan sulit untuk berkembang karena sukar
b. Organisasi Fungsional
24
tingkat atas.
Pembagian unit-unit
kegiatan.
Para pembantu pimpinan atau pimpinan unit mempunyai
organisasi
berdasarkan
spesialisasi
kebutuhan
jumlah
personil
bertambah
sehingga
sebab
itu
kemudian
timbul
organisasi
matriks
yang
vertikal
dan horizontal
sehingga
menyebabkan
25
26
pelaksana.
Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan
pekerjaan
27
28
29
jawab mengelola
30
31
BAB III
TINJAUAN PROYEK
3.1 Maksud dan tujuan proyek
1. Mendirikan tempat transaksi keuangan perbankan di kota Bogor
2. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat kota Bogor
3. Meningkatkan perekonomian masyarakat kota Bogor
4. Mempermudah akses transaksi keuangan bagi masyarakat kota Bogor.
3.2 Lokasi proyek
Proyek pembangunan kantor cabang baru BCAterletak di jl. Oto Iskandar
Dinata kota bogor. Secara geografis kantor cabang BCA kota Bogor mempunyai
batas batas sebagai berikut:
1. Sebelah utara
: Warung warung kelontong
2. Sebelah selatan : Hotel Santika
3. Sebelah barat
: Rumah warga
4. Sebelah timur
: Jl. Oto Iskandar Dinata
3.3 Data proyek
3.3.1 Data umum
1. Nama proyek
: KCP BCA PURI BEGAWAN
2. Lokasi proyek
: Jl. Oto Iskandar Dinata Bogor
3. Fungsi bangunan
: Bank
4. Pemilik proyek
: BCA
5. Konsultan perencana
: PT. Mitratalenta Konsultindo
6. Konsultan arsitektur
: PT. Ekamitra Talentama
7. Konsultan MK
: PT. Mitratalenta Konsultindo
8. Jenis kontrak
: lump sum
9. Nilai kontrak
: Rp 12.470.000.000,00
10. Waktu pelaksanaan
: 16 Agustus 2016 30 April
2017
11. Masa pelaksanaan
: 238 hari kalender
12. Kontraktor utama
: PT. INTI INDAH
32
33
a. Pekerjaan instalasi pipa untuk air bersih dan air kotor pada
ground water tank.
b. Pekerjaan air holding unit, sebagai pengatur suhu dan
kelembaban di dalam ruangan.
c. Pekerjaan instalasi listik dan AC.
B. Lingkup kerja praktek
Ruang lingkup pekerjaan yang akan dibahas pada laporan kerja
praktek hanya fokus terhadap pekerjaan pondasi tiang pancang beton.
3.5 Fasilitas proyek
Pada proyek pembangunan kantor cabang baru BCA kota Bogor, ada
beberapa fasilitas proyek yang di sediakan oleh pihak kontraktor yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
34
35
36
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROYEK
4.1 Uraian Umum
Manajemen proyek merupakan penerapan fungsi fungsi manajemen
(perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian) secara sistematis pada suatu proyek
dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, agar
tercapai tujuan proyek secara optimal.
Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Usaha
tersebut dibatasi oleh tiga variable proyek, yaitu waktu (time), mutu (quality) dan
harga (cost). Kegiatan kegiatan ini menghasilkan suatu output, baik berupa
software (design) maupun hardware (pelaksanaan fisik)
Unsur unsur yang dikelola dalam sebuah proyek yaitu:
Money (uang)
Man (tenaga kerja)
Machine (alat alat untuk mempermudah pelaksanaan proyek)
Methode (mekanisme dan prinsip kerja yang diterapkan dalam menjalankan
suatu proyek)
Sebuah proyek diawali leh adanya gagasan atau ide dari pihak pengguna jasa
37
banyak kantor cabang BCA yang pembangunannya diserahkan kepada PT. INTI
INDAH.
4.3 Perencanaan dan pelaksanaan proyek
4.3.1 Tujuan dan sasaran proyek pembangunan kantor cabang BCA kota
Bogor
a. Tujuan proyek pembangunan kantor cabang BCA kota Bogor
Tujuan dari proyek pembangunan kantor cabang BCA di kota bogor
adalah :
Memberikan sarana perbankan bagi masyarakat
Meningkatkan jumlah nasabah BCA
Menunjang kegiatan perekonomian masyarakat kota Bogor
Meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat kota Bogor
Memperluas jaringan perusahaan
b. Sasaran proyek pembangunan kantor cabang BCA kota Bogor
Sasaran dari pembangunan kantor cabang BCA kota Bogor adalah
Terpeliharanya stabilitas sistem keuangan
Terpeliharanya kondisi keuangan bank yang sehat dan stabil
Mengoptimalkan pencapaian dan manfat inisiatif bank BCA
4.3.2 Sumber daya proyek pembangunan kantor cabang BCA kota Bogor
4.3.2.1 Sumber daya manusia
A. Tipe tenaga kerja
Pada proyek pembangunan kantor cabang BCA kota Bogor ini
tenagan kerja di bedakan menjadi 3 yaitu:
1. Tenaga kerja tetap
Tenaga kerja tetap merupakan karyawan yang sudah di angkat dan
mendapat gaji tetap dari kantor pusat (PT INTI INDAH). Jumlah
tenaga kerja tetap pada proyek pembangunan kantor cabang BCA yaitu
sebagai berikut:
38
berdasarkan
hasil
wawancara
di
lapangan
dipilih
guna
39
40
dimensi yang besar seperti pile cap untuk ground water tank. Pemilihan
excavator sebagai alat berat yang digunakan pada proyek ini yaitu untuk
mempercepat pekerjaan pondasi tiang pancang yang sebelumnya
mengalami hambatan baik dari factor alat maupun factor lainnya.
Sehingga hambatan yang terjadi sebelumnya tidak akan menghambat
pekerjaan pondasi tiang pancang juga pekerjaan lain nantinya.
Excavator pada proyek ini di operasikan oleh operator dengan jumlah
operator yaitu satu orang. Jam kerja alat ini disesuaikan dengan jumlah
prestasi pekerjaan harian yang ingin dicapai, kurang lebih ddalam satu
hari alat ini beroperasi selama 8 jam, dimulai dari jam 8 pagi hingga
jam 4 sore. Jumlah excavator yang digunakan pada pekerjaan pondasi
tiang pancang ini hanya I unit saja, berikut ini dokumentasi excavator:
41
42
43
C. Genset
Pada proyek ini khususnya untuk pekerjaan pondasi, genset
merupakan alat yang satu paket dengan HSPD. Genset digunakan untuk
menghasilkan daya listrik guna menunjang pengoperasian alat HSPD.
Genset dan HSPD bekerja dalam durasi waktu yang sama karena kedua
alat ini memang tidak bisa dioperasikan dalam waktu yang berbeda.
Berikut ini adalah dokumentasi genset yang digunakan:
44
45
46
47
Pompa air pada proyek ini digunakan untuk mengeluarkan air yang
ada pada lubang galian pile cap sebelum dilakukannya pekerjaan
urugan pasir dan pembuatan lantai kerja pile cap. Berikut ini adalah
gambar dokumentasi penggunaan pompa air pada proyek pembangunan
kantor cabang BCA kota Bogor :
48
49
50
51
52
2.
3.
53
4.
5.
54
Baja tulangan merupakan salah satu faktor penentu dalam kuat atau
tidaknya konstruksi struktur beton. Pada pekerjaan pondasi tiang
pancang, baja tulangan digunakan pada pembuatan pile cap dan sloof.
Berikut ini gambar tulangan yang digunakan :
6.
55
56
57
58
direncanakan.
Pekerjaan pemancangan dilakukan dengan menggunakan mesin
59
Untuk tiang pancang bagian dalam harus diberi tekanan 100 ton.
Harus dilakukan pencatatan kedalaman tiang yang tertanam dan
dalam pekerjaan.
4.3.2.7 Sistem pelaporan proyek
Laporan pekerjaan dibuat pada saat proyek sedang berjalan
maupun setelah proyek berakhir yang dijadikan sebagai bahan evaluasi
hasil pekerjaan dan untuk penyempurnaan proyek di masa mendatang.
Pada proyek pembangunan kantor cabang baru BCA ini, sistem laporan
terdiri dari laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
a. Laporan harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana
proyek
dalam
melakukan
tugasnya
dan
dalam
sebelumnya
serta
kemajuan
pekerjaan
yang
telah
60
laporan
mingguan
ini
mencakup
waktu
setiap
minggu
dan
c. Laporan bulanan
Laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor yaitu oleh site manager
dimaksudkan agar penggunaan dana dan prestasi kerja selama satu
bulan dapat dikontrol oleh pemilik proyek sesuai dengan kesepakatan
yang telah disepakati dalam tender proyek. Kemajuan proyek selama
satu bulan juga dapat diketahui melalui laporan bulanan ini. Laporan
bulanan merupakan akumulasi dari laporan mingguan, yang telah
dilengkapi dengan foto dokumentasi sebagai tolak ukur realisasi
kemajuan pelaksanaan proyek dan evaluasi kemajuan pekerjaan
terhadap rencana awal.
Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek, baik
pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya terdapat dalam
hal-hal sebagai berikut:
1. Data umum proyek
61
2. Master schedule
3. Monthly progress report
4. Permasalahan yang terjadi beserta solusinya
5. Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap
6. Foto dokumentasi kemajuan proyek
4.3.2.8 K3 proyek
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis di
lapangan selama kerja praktek, bahwa kelengkapan K3 khususnya pada
pekerjaan pondasi tiang pancang di proyek pembangunan kantor cabang
baru BCA kota Bogor yaitu sebagai berikut:
a. Perangkat APD yang digunakan :
1. Helm proyek
2. Sepatu boot karet
b. Rambu-rambu K3
1. Gunakan selalu safety belt
62
63
64
pekerja
khususnya
pekerja
borongan
yang
masih
tidak
ancaman
membahayakan pekerja.
longsoran
timbunan
tanah
yang
bisa
65
Bogor.
Unsur-unsur organisasi proyek
Unsur-unsur yang terlibat langsung didalam proyek pembangunan
kantor cabang BCA kota Bogor pada dasarnya dibagi menjadi:
a. Pemilik proyek (owner)
b. Konsultan
c. Kontraktor
66
pelaksana
(PT
INTI
INDAH)
berkewajiban
(BCA)
berkewajiban
untuk
membayar
seluruh
biaya
67
yang di tanda tangani oleh kedua belah pihak (PT. INTI INDAH &
BCA).
c. Konsultan dan kontraktor
Konsultan (PT. MITRATALENTA KONSULTINDO) terlebih
dahulu menyampaikan perencanaan proyek, sedangkan kontraktor (PT.
INTI INDAH) bertugas untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai
dengan
perencanaan
konsultan
(PT.
MITRATALENTA
Rapat organisasi
Rapat organisasi adalah pertemuan yang diadakan dan dihadiri oleh
pemilik proyek, konsultan, kontraktor utama dan sub kontraktor. Di proyek
pembangunan kantor cabang baru BCA dilakukan satu minggu sekali pada
hari senin atau selasa pagi. Dan rapat organisasi juga di laksanakan pada
kondisi-kondisi tertentu misalnya pada saat akan di lakukan core drill test
dan PDA test. Rapat ini merupakan media untuk membahas masalahmasalah yang terjadi dan rencana penyelsaiannya. Masalah-masalah yang
di bahas dalam rapat ini antara lain:
1. Kesulitan yang di hadapi oleh pihak kontraktor (PT. INTI INDAH)
dalam pelaksanaan di lapangan.
68
69
4.5.2
waktu
Pengendalian mutu
a. Alat pengendalian mutu (pekerjaan dan bahan)
Spesifikasi (RKS)
Metode pelaksanaan (RKS)
Gambar kerja
Peraturan pemerintah (PBI 1971) 15 Peraturan khusus dalam kontrak
70
semen.
Untuk mengetahui mutu tiang pancang yang terpasang apakah sesuai
dengan rencana, maka dilakukan core drill test pada tiang yang telah
tertanam. Khusus tiang pancang harus disertai oleh sertifikat dari
pihak pabrik pembuat. Jumlah tiang pancang dan titik tiang pancang
yang akan di uji ditentukan oleh pihak owner yang diwakilkan oleh
tiang
harus
dilakukan
pengawasan
dengan
memastikan nilai tekanan oli pada alat HSDP mencapai nilai 12-15
mpa untuk tekanan tiang (65-70 ton) dan 20 mpa untuk tekanan tiang
(100-120 ton). Dan untuk memastikan vertikalitas tiang harus
dilakukan pengecekan gelembung nivo HSDP tepat berada di tengah.
Selain itu untuk mengetahui dalamnya tiang yang tertanam harus
71
4.5.3
72
sloof.
Melakukan analisis jenis pekerjaan dengan metode CPM (Critical
Patch Methode) sehingga dapat ditentukan jenis pekerjaan yang
bisa dikerjakan dalam satu waktu secara bersamaan. Sehingga
diharapkan pekerjaan pondasi dapat selesai tepat waktu atau
walaupun terlambat tidak mengalami keterlambatan yang terlalu
lama.
Memprioritaskan pekerjaan dengan bobot yang lebih besar.
Mempercepat pekerjaan dengan cara menambah alat berat
excavator untuk pekerjaan galian pile cap dan perataan bidang
kerja pile cap. Alat berat tersebut didatangkan pada tanggal 19
Oktober 2016.
Menambah tenaga kerja pada jenis pekerjaan dengan bobot yang
besar yang tidak dapat dilakukan dengan alat berat.
73
74
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pelaksanaan kerja praktek ini sangat berguna bagi penulis karena bisa
menambah wawasan baru bagi mahasiswa diluar perkuliahan di kampus.
Penulis menjadi tahu mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan dalam
sebuah proyek konstruksi khususnya pada proyek pembangunan kantor
cabang baru BCA kota Bogor.
Setelah melakukan kerja praktek di proyek pembangunan kantor cabang
BCA kota Bogor, maka dapat di ambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Proses tender atau lelang dilakukan dengan cara penunjukan langsung
karena telah adanya hubungan kerjasama yang cukup lama antara
pihak owner (BCA) dengan pihak kontraktor (PT. INTI INDAH ).
2. Konsultan perencana dan konsultan manajemen konstruksi proyek
pembangunan kantor cabang baru BCA kota Bogor ini dikerjakan oleh
PT. MITRATALENTA KONSULTINDO.
3. Penyelsaian pekerjaan pemancangan tiang pancang mengalami
keterlambatan. Pekerjaan pemancangan yang dimulai harusnya dimulai
pada tanggal 29 September 2016 dan selesai pada tanggal 19 Oktober
2016, baru bisa dilaksanakan pada tanggal 30 September 2016 dan
selesai pada tanggal 22 Oktober 2016.
4. Hubungan kerja antar stakeholder pada proyek pembangunan kantor
cabang BCA kota Bogor ini cukup baik, hal ini dapat di lihat adanya
koordinasi dalam pemecahan masalah yang terjadi di lapangan.
5. Prosedur kerja pada proyek pembangunan kantor cabang baru BCA
kota Bogor ini sudah cukup baik karena adanya komunikasi yang baik
antara owner, konsultan dan juga kontraktor.
6. Sistem manajemen k3 pada pekerjaan pondasi di proyek pembangunan
kantor cabang baru BCA kota Bogor masih sangat buruk. Karena
masih kurangnya tingkat pengawasan dari pihak pelaksana dan
kurangnya kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dari para
pekerja. Sistem k3 pada proyek ini masih berupa rambu-rambu saja
tanpa adanya pelaksanaan yang baik dan benar di lapangan.
75
7.
Berdasarkan dokumentasi foto yang ada pada laporan ini, bisa dilihat
bahwa penyimpanan material khususnya pasir dan semen masih kurang
tepat.
8. Pada proyek ini terjadi beberapa kali perubahan desain gambar kerja
yang diakibatkan ketidaksesuaian gambar kerja yang dikeluarkan oleh
pihak konsultan dengan topografi di lapangan.
9. Pengujian PDA dilakukan pada 4 titik pancang yaitu pada tiang P4
(titik 29), P2(titik 207), P1 (titik 208) dan P5 (titik 100).
10. Jumlah titik pancang pada proyek pe,bangunan kantor cabang baru
BCA kota Bogor yaitu sebanyak 208 titik pancang. Dengan
menggunakan tiang pancang sepanjang 12 m per tiangnya.
11. Pengadaan material dan alat harus di setujui oleh pihak MK dan owner.
12. Setiap pekerjaan yang akan dan telah dilaksanakan harus dilakukan
pelaporan kepada pihak MK dan owner.
13. Shop drawing yang direvisi harus atas persetujuan MK, perencana dan
owner.
14. Laporan pekerjaan dilakukan secara berkala yaitu laporan perminggu,
dan perbulan.
15. Sistem kontrak yang digunakan pada proyek ini ada lump sum dengan
sistem pembayaran termin.
16. Pihak kontraktor dapat melakukan penagihan kepada owner setelah
pekerjaan mencapai prestasi 15 %, 30 %, 60%, 70%, 80% dan 90%,
sisa 10% ditahan sebagai jaminan.
17. Keterlambatan proyek akibat factor cuaca masih bisa dimaklumi
dengan mengajukan perpanjangan waktu kepada pihak owner, namun
bila terjadi keterlambatan akibat kesalahan kontraktor maka pihak
kontraktor akan mendapatkan penalty dari pihak owner.
18. Sistem subcon hanya dilakukan pada pekerjaan pemancangan tiang
pancang.
19. Metode pemancangan yang digunakan yaitu metode jackin pile dengan
menggunakan alat HSPD.
20. Sumber dana proyek berasal dari pihak owner (BCA) sepenuhnya.
21. Konflik yang terjadi khususnya pada pekerjaan pondasi tiang pancang
bisa di tangani dengan baik.
22. Adanya pergantian pekerja borongan pada tiap jenis pekerjaan.
5.2 Saran
1. Kesejahteraan pegawai harus lebih ditingkatkan.
76
DAFTAR PUSTAKA
MT Lenggogeni, dan Widiasanti Irika Ir, Manajemen Konstruksi, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013.
Karaini, Armaini Akhirson, Pengantar Manajemen Proyek, Universitas
Gunadarma, Depok, 2014.
MT Husen, Abrar Ir, Manjemen Proyek Edisi Revisi, Andi Publisher,
Yogyakarta, 2011.
Wulfram I. Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi), Andi,
Yogyakarta, 2005.
77
78