" AKU BUKANLAH SEORANG JUARA SAAT PERTAMA KALI TAMPIL . AKU HARUS
MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI BAHWA AKU MEMILIKI KEMAMPUAN
UNTUK MENANG " .
ilmuwebsite.com
Cara Gampang Mengecek Kinerja Baterai Laptop Anda Dengan Command Line
5 minggu yang lalu
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Adapun judul dari makalah kami ini adalah ETIKA DALAM BERPACARAN.
Etika pergaulan adalah bagian dari hidup kita dalam bermasyarakat. Sehingga seakan-akan
hidup kita dibatasi oleh suatu jaringan norma berupa larangan, ketentuan, kewajiban, dan
sebagainya. Sekarang yang menjadi bahan pertanyaan dengan norma apakah kita memikirkan
etika pergaulan kita, karena etika sendiri merupakan penyelidikan filsafat tentang bidang
moral, mengenai kewajiban manusia serta tentang yang baik dan yang buruk.
Etika dalam Alkitab menitik beratkan bukan hanya pada ekspresi lahiriah, melainkan juga
pada pikiran dalam hati, motivasi, perasaan, imajinasi, dan sebagainya. Etika sendiri tidak
mempersoalkan apa atau siapa manusia itu, tetapi bagaimana manusia seharusnya
bertindak atau berbuat. Etika adalah pertimbangan tingkah laku yang harus bertanggung
jawab terhadap Allah dan manusia, bagaimana kita berbuat dan bertindak menurut Firman
Tuhan.
Untuk urusan berpacaran, remaja juga harus punya etiket. Menembak atau mengutarakan
cinta juga ada etiketnya, demikian halnya sopan-santun dalam berkencan, yang paling utama
adalah say no to sex. Jangan tertipu oleh janji-janji manis cowok. Misalnya, Aku akan
bertanggungjawab kok, aku akan nikahin kamu. Cowok yang gampang berjanji biasanya
gampang mengingkari.
Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat pada pokok pembahasan apa saja yang berkaitan
dalam pacaran.
Namun kami menyadari bahwa di dalam makalah kami ini masih banyak terdapat kelemahankelemahan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari segenap pembaca,agar dilain
kesempatan kami dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Atas perhatian nya kami mengucapkan terima kasih. Sekian.
Pematangsiantar , 16 Januari 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Etika merupakan falsafah moral yang dilandasi agama, budaya, perilaku mana yang baik dan
buruk. Etiket itu penjabarannya berdasarkan etika. Etiket adalah aturan sopan santun dan tata
cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Etiket bisa disebut sebagai golden rules
yang menyatakan perlakukan orang lain sebagaimana kamu yang ingin diperlakukan. Karena
itu, orang yang memahami etiket memperlakukan orang lain dengan baik dan respek,
sehingga akan lebih diterima dalam pergaulan.
Etiket bisa diartikan sebagai rambu-rambu yang membantu mengetahui apa yang harus
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam situasi tertentu. Hal utama yang juga
menjadi dasar dari etiket adalah adat-istiadat atau tradisi dari daerah dan negara tertentu.
Prinsip-prinsip dalam etiket selalu tetap, tidak berubah, bersifat universal, dan tak terbatas
waktu dan tempat. Terdapat tiga prinsip dalam etiket, yaitu respek, empati dan kejujuran.
Sangat penting untuk menunjukkan penghargaan kepada setiap orang dengan kelebihan,
kekurangan, kesamaan dan perbedaan yang ada.
Pacaran merupakan suatu tahap menuju jenjang yang lebih tinggi atau pernikahan, atau
pacaran dapat juga sebagai tahap membentuk pribadi, atau belajar mempelajari sikap lawan
jenis, juga belajar bagaimana dalam menghadapi masalah dalam suatu hubungan, dan
bagaimana cara kita menyelesaikan masalah itu.
Pacaran merupakan dua orang dan dua sifat berbeda bertemu menjadi satu, tentu akan banyak
perbedaan, maka sangat diperlukan sikap pengertian. dan apabila terjadi ketidakcocokan
sangat diperlukan rekonsiliasi. tuntutan tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi malah
menambah masalah baru, maka sifat pengertian sangat diperlukan, disamping itu tentu harus
ada sikap kejujuran dan keterbukaan, dan kepercayaan.
Nah, bagaimana sesungguhnya pacaran yang sesuai etika,nilai dan norma yang berlaku??
Jawaban nya dapat kita temukan pada bagian PEMBAHASAN.
2. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan makalah kami ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan Arti Atika
2. Menjelaskan Jenis jenis Etika
3. Menjelaskan Arti Etika dalam Berpacaran
4. Menjelaskan Dampak Positif dan Negatif dalam Pacaran
5. Menjelaskan Bagaimana Berpacaran Sesuai Etika yang Baik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Arti Etika
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin [1993], etika
didefinisikan sebagai the discipline which can act as the performance index or reference for
our control system.
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya
dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri.
Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat built-in mechanism berupa kode etik profesi
dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di
sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan
keahlian (Wignjosoebroto, 1999).
Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri
para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat
mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis
(tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan
bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam
norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan
norma sopan santun.
Norma hukum berasal dari hukum dan perundangundangan, norma agama berasal dari agama
sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan
sehari-hari, sedangkan norma moral berasal dari etika. Etika (ethics) berarti moral sedangkan
etiket (etiquette)berarti sopan santun
2. Jenis-jenis Etika
Beberapa pandangan terhadap etika.
Etika dapat ditinjau dari beberapa pandangan. Dalam sejarah lazimnya pandangan ini dilihat
dari segi filosofis yang melahirkan etika filosofis, ditinjau dari segi teologis yang melahirkan
etika teologis, dan ditinjau dari pandangan sosiologis yang melahirkan etika sosiologis.
A ) Etika filosofis
Etika filosofis adalah etika yang dipandang dari sudut filsafat. Kata filosofis sendiri berasal
dari kata philosophis yang asalnya dari bahasa Yunani yakni: philos yang berarti cinta,
dan sophia yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Etika filosofis adalah etika yang
menguraikan pokok-pokok etika atau moral menurut pandangan filsafat. Dalam filsafat yang
diuraikan terbatas pada baik-buruk, masalah hak-kewajiban, maslah nilai-nilai moral secara
mendasar. Disini ditinjau hubungan antara moral dan kemanusiaan secara mendalam dengan
menggunakan rasio sebagai dasar untuk menganalisa.
B ) Etika teologis
Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan
ajaran-ajaran agama. Etika ini memandang semua perbuatan moral sebagai:
C ) Etika sosiologis
Etika sosiologis berbeda dengan dua etika sebelumnya. Etika ini menitik beratkan pada
keselamatan ataupun kesejahteraan hidup bermasyarakat. Etika sosiologis memandang etika
sebagai alat mencapai keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan hidup bermasyarakat. Jadi
etika sosiologis lebih menyibukkan diri dengan pembicaraan tentang bagaimana seharusnya
seseorang menjalankan hidupnya dalam hubungannya dengan masyarakat.
penilaian bagi manusia baik atau buruk, salah atau benar. Secara umum norma-norma
tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a) Norma khusus
Norma khusus adalah norma yang mengatur tingkah laku dan tindakan manusia dalam
kelompok/bidang tertentu. Seperti etika medis, etika kedokteran, etika lingkungan, eyika
wahyu, aturan main catur, aturan main bola, dll. Di mana aturan tersebut hanya berlaku untuk
bidang khusus dan tidak bisa mengatur semua bidang. Misal: aturan main catur hanya bisa
dipakai untuk permainan catur dan tidak bisa dipakai untuk mengatur permainan bola.
b) Norma Umum
Norma umum justru sebaliknya karena norma umum bersifat universal, yang artinya berlaku
luas tanpa membedakan kondisi atau situasi, kelompok orang tertentu. Secara umum norma
umum dibagi menjadi tiga (3) bagian, yaitu :
Norma sopan santun.Norma ini menyangkut aturan pola tingkah laku dan sikap
lahiriah seperti tata cara berpakaian, cara bertamu, cara duduk, dll. Norma ini lebih
berkaitan dengan tata cara lahiriah dalam pergaulan sehari-hari, amak penilaiannnya
kurang mendalam karena hanya dilihat sekedar yang lahiriah.
Norma hukum.Norma ini sangat tegas dituntut oleh masyarakat. Alasan ketegasan
tuntutan ini karena demi kepentingan bersama. Dengan adanya berbagai macam
peraturan, masyarakat mengharapkan mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan
bersama. Keberlakuan norma hukum dibandingkan dengan norma sopan santun lebih
tegasdan lebih pasti karena disertai dengan jaminan, yakni hukuman terhadap orang
yang melanggar norma ini. Norma hukum ini juga kurang berbobot karena hanya
memberikan penilaian secara lahiriah saja, sehingga tidak mutlak menentukan
moralitas seseorang.
Norma moral. Norma ini mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.
Norma moral menjadi tolok ukur untuk menilai tindakan seseorang itu baik atau
buruk, oleh karena ini bobot norma moral lebih tinggi dari norma sebelumnya. Norma
ini tidak menilai manusia dari satus segi saja, melainkan dari segi manusia sebagai
manusia. Dengan kata lain norma moral melihat manusia secara menyeluruh, dari
seluruh kepribadiannya. Di sini terlihat secara jelas, penilannya lebih mendasar karena
E ) Etika Deontologis
Istilah deontologis berasal dari kata Yunani yang berati kewajiban, etika ini menetapkan
kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Argumentasi dasar yang dipakai adalah
bahwa suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan
baik dari suatu tindakan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri baik pada dirinya
sendiri.
Dari argumen di atas jelas bahwa etika ini menekankan motivasi, kemauan baik, dan watak
yang kuat dari pelaku, lepas dari akibat yang ditimbulkan dari pelaku. Menanggapi hal ini
Immanuel kant menegaskan dua hal:
Tidak ada hal di dinia yang bisa dianggap baik tanpa kualifikasi kecuali kemauan
baik. Kepintaran, kearifan dan bakat lainnya bisa merugikn kalau tanpa didasari oleh
kemauan baik. Oleh karena itu Kant mengakui bahwa kemauan ini merupakan syarat
mutlak untuk memperoleh kebahagiaan.
Dengan menekankan kemauan yang baik tindakan yang baik adalah tindakan yang
tidak saja sesuai dengan kewajiban, melainkan tindakan yang dijalankannya demi
kewajiban. Sejalan dengan itu semua tindakan yang bertentangan dengan kewajiban
sebagai tindakan yang baik bahkan walaupun tindakan itu dalam arti tertentu berguna,
harus ditolak.
Namun, selain ada dua hal yang menegaskan etika tersebut, namun kita juga tidak bisa
menutup mata pada dua keberatan yang ada yaitu:
Bagaimana bila seseorang dihadapkan pada dua perintah atau kewajiban moral dalam
situasi yang sama, akan tetapi keduanya tidak bisa dilaksankan sekaligus, bahkan
keduanya saling meniadakan.
Sesungguhnya etika seontologist tidak bisa mengelakkan pentingnya akibat dari suatu
tindakan untuk menentukan apakah tindakan itu baik atau buruk.
F ) Etika Teleologis
Teleologis berasal dari bahasa Yunani, yakni telos yang berati tujuan. Etika teleologis
menjadikan tujuan menjadi ukuran untuk baik buruknya suatu tindakan. Dengan kata lain,
suatu tindakan dinilai baik kalau bertujuan untuk mencapai sesuatu yang baik atau kalau
akibat yang ditimbulkan baik.
Guna Etika:
1. Etika membuat kita memiliki pendirian dalam pergolakan berbagai pandangan moral yang
kita hadapi.
2. Etika membenatu agar kita tidak kehilangan orientasi dalam transformasi budaya, sosial,
ekonomi, politik dan intelektual dewasa ini melanda dunia kita.
3. Etika juga membantu kita sanggup menghadapi idiologi-idiologi yang merebak di dalam
masyarakt secara kritis dan obeyktif.
4. Etika membantu agamawan untuk menemukan dasar dan kemapanan iman kepercayaan
sehingga tidak tertutup dengan perubahan jaman.
Dalam berpacaran juga sangat diperlukan restu orang tua, karena orang tua merupakan wali
Tuhan di dunia dan orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi kita
Pacaran merupakan dua orang dan dua sifat berbeda bertemu menjadi satu, tentu akan banyak
perbedaan, maka sangat diperlukan sikap pengertian. dan apabila terjadi ketidakcocokan
sangat diperlukan rekonsiliasi. tuntutan tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi malah
menambah masalah baru, maka sifat pengertian sangat diperlukan, disamping itu tentu harus
ada sikap kejujuran dan keterbuakaan, dan kepercayaan.
Pacaran itu pasti akan timbul hal-hal yang baik maupun tidak, artinya kalau pacaran itu
dijalankan sesuai dengan aturannya, kemudian tidak macam-macam yang artinya tidak
melanggar jalur yang ditetapkan Tuhan, maka sebagian besar akan menjalankannya dengan
penuh kebahagiaan. Namun sebaliknya, apabila pacaran itu dijalankan dengan semau saya,
kemudian
tidak
takut
pada
Tuhan,
maka
jangan
harap
berkibat
baik.
Di dunia bebas apalagi di Negara kita yang sudah 60 tahun merdeka, Anda bebas berpacaran,
tetapi bebas dalam pengertian bukan sembarangan. Tetap saja ada batas-batasnya, ada batas
etika, moral ,sopan santun. Kalau anda berani melanggarnya, maka resiko akan ditanggung
sendiri.
Lalu
sekarang
apa
yang
dimaksud
dengan
berpacaran
yangwajar?
dapat dibayangkan seandainya sudah menikah. Kira-kira belasan tahun lalu ketika saya masih
menjadi guru, ada seorang rekan kerja saya yang wanita, pacarnya itu pencemburu sekali.
Pernah terjadi karena pacarnya tidak dapat menjemputnya hari itu, lalu ada seorang rekan lain
guru Fisika mengantarnya ke stasiun bis, maka keesokan harinya timbul masalah. Cowoknya
itu datang mencarinya, dan timbul perkelahian, sungguh memalukan.
3. Dewasa
Dalam hal berpacaran juga diperlukan kedewasaan, di depan kita sudah sebutkan bahwa
pacaran yang hanya hura-hura, makan-makan, jalan-jalan, nampaknya hanya menghamburhamburkan uang dan waktu. Tidak ada waktu untuk saling mengenal satu dengan yang lain.
Setiap orang itu unik, latar belakang berbeda, sifat dan cara didik dari orang tua juga berbeda.
Semua perbedaan ini akan coba dipersatukan dalam jangka waktu yang tidak diketahui
namun singkat. Ada orang yang hanya pacaran setengah tahun sudah menikah, ada yang lebih
dari itu. Diperkirakan tidak cukup waktu untuk mengenal lebih dalam, oleh sebab itu pacaran
merupakan kesempatan yang ada untuk kedewasaan kita mengenal satu dengan lainnya.
Perbedaan pendapat dan konsep ada kemungkian terjadi, namaun mereka yang dewasa
memiki sikap hormat dan menghargai pendapat orang lain.
4. Seimbang
Seimbang di dalam arti yang luas, ekonomi, pendidikan, umur dan iman kepercayaannya.
Terlalu banyak ditemuakn persoalan kalau merka yang berpacaran dan tidak memperhatikan
keseimbangan ini. Memang tidak semua, tetapi umumnya, mereka yang dari keluarga kaya
akan menganggap remeh yang miskin, mereka yang berpendidikan akan merasa lebih hebat.
Demikian juga umur, memang cukup mengagetkan kalau kita melihat ternyata ada pasangan
yang perbedaan umurnya menyolok. Beberapa pasangan menjalani hubungan dengan penuh
kesetiaan, namun tidak jarang juga mereka menjalaninya dengan berbagai motivasi, ada yang
karena melihat harta kekayaan sehingga si cewek bersedia menikah dengan yang beruban,
walaupun yang ganteng dan muda banyak menanti.
5. Kasih
Saling mengasihi adalah kunci utama di dalam berpacaran yang wajar. Mengasih juga bukan
di dalam pengertian merasa kasihan kepada pacar kita. Tetapi kasih yang muncul dari hati
yang terdalam, yang dimulai dengan pandangan pertama, kemudian diteruskan dengan saling
mengenal satu dengan yang lain. Pacaran yang wajar seharusnya terjlain saling kasihmengasihi, sebab ini merupakan pondasi pentingnya. Tanpa cinta kasih namanya bukan
pacaran , itu hanya teman atau sahabat karib.
6. Sabar & Menguasai diri
Cinta kasih itu menghasilkan kesabaran, dan pacaran yang wajar juga perlu kesabaran, tidak
boleh mendahului apabila belum saatnya. Mereka yang berpacaran mesti menahan diri, tidak
boleh melanggar wilayah dan batas etika serta moral, terutama di dalam keeratan hubungan.
Berpacaran bukan patokan mati untuk menikah, itu sebabnya kalau suatu saat memang tidak
cocok, maka tatkala kedua insan itu mengambil keputusan untuk pisah, maka perpisahannya
juga merupakan perpisahan yang baik-baik, artinya mereka bukan menjadi musuh, tetapi
terjadi perubahan dari teman istimewa menjadi teman biasa.
1.
dalam pacaran hendaknya tolong menolong dalam berbuat kebaikan. Sehingga hubungan
3.
khusus pria jangan serakah untuk menikmati tubuh pacar kalian. Karena itu bukan hak
kalian
Tuhan menginginkan yang terbaik untuk kita dalam setiap aspek kehidupan. Termasuk
diantaranya hubungan kita dengan kekasih/pacar. Kita berkencan untuk mendapatkan
kesenangan, persahabatan, pengembangan kepribadian dan memilih kawan, bukan untuk
popularitas atau untuk merasa aman. Jangan biarkan lingkungan pergaulan memaksa kamu
memasuki situasi kencan yang kurang pantas. Ketahuilah bahwa lebih dari 50% remaja putri
dan lebih dari 40% remaja putra tidak pernah berkencan pada masa-masa SMA. Alkitab
memberikan kita beberapa pegangan yang jelas untuk membimbing kita dalam membuat
keputusan mengenai soal kencan/pacaran.
1. Jagalah hatimu.
Alkitab mengatakan kepada kita untuk berhati-hati dalam
memberikan/menyampaikan kasih sayang kita , karena hati kita mempengaruhi segala
sesuatu dalam hidup kita.
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."
( Amsal 4:23 )
2. Kamu akan menjadi seperti teman-temanmu bergaul.
Kita juga cenderung menjadi seperti teman-teman sepergaulan kita. Prinsip ini
berhubungan erat dengan yang hal yang pertama dan sama pentingnya dalam
pergaulan seperti dalam hubungan kencan/pacaran.
"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." ( 1 Korintus
15:33)
Ia tahu bahwa banyak pria tidak mau menikahi wanita yang pernah berhubungan
terlalu intim dengan pria lain
Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berbeza jenis, harus disampaikan dari balik
tabir pembatas.Sebagaimana firman-NYA; Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada
mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab. (Al-Ahzaab: 53)
4. Tidak berdua-duaan Di Antara Lelaki Dan Perempuan
Dari Ibnu Abbas .a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang
lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya. (Hadis Riwayat
Bukhari & Muslim)
Dari Jabir bin Samurah berkata; Rasulullah SAW bersabda: Janganlah salah seorang dari
kalian berdua-duan dengan seorang wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya.
5. Tidak Melunakkan Ucapan (Percakapan)
Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada suaminya.
Firman ALLAH SWT; Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain,
jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (berkata-kata yang
menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit di dalam hatinya tetapi
ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik. (Al-Ahzaab: 32)
Berkata Imam Ibnu Kathir; Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh ALLAH
kepada para isteri Rasulullah SAW serta kepada para wanita mukminah lainnya, iaitu
hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam pengertian
janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan
suaminya. (Tafsir Ibnu Kathir 3/350)
6. Tidak Menyentuh Kaum Berlawanan Jenis
Dari Maqil bin Yasar .a. berkata; Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu
masih lebih baik daripada menyentuh kaum wanita yang tidak halal baginnya. (Hadis Hasan
Riwayat Thabrani dalam Mujam Kabir) Berkata Syaikh al-Abani Rahimahullah; Dalam hadis
ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal
baginya. (Ash-Shohihah 1/44 Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita meskipun
dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lainnya. Dari Aishah berkata; Demi
ALLAH, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun
saat membaiat. (Hadis Riwayat Bukhari)
Inilah sebahagian etika pergaulan lelaki dan wanita selain mahram, yang mana apabila
seseorang melanggar semuanya atau sebahagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW; Dari Abu Hurairah .a. dari Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya ALLAH menetapkan untuk anak adam bahagiannya dari zina, yang pasti akan
mengenainya. Zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa
berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan membenarkan atau mendustakan
semuanya. (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim & Abu Daud)
Padahal ALLAH SWT telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang boleh
mendekati kepada perbuatan zina. Sebagaimana Firman-NYA; Dan janganlah kamu
mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang
buruk. (al-Isra: 32)
terangsang, engkau lain dengan cowokmu, ketika engkau belum apa-apa, cowokmu sudah
mengelora. Laki-laki sangat mudah terangsang hanya karena punggungnya tersentuh oleh
buah dadamu ketika engkau membonceng dibelakang motornya, atau dia sekejap saja
melihat beberapa bagian tubuhmu, atau ketika tangannya menyentuh beberapa area
wilayahmu. Ketika engkau hanya geli si dia sudah gelisah.
2. Point of No Return'
Ada titik tertentu dimana seseorang terangsang dan tidak mungkin kembali lagi untuk bisa
menguasai dirinya secara normal. Akan muncul rasa gelisah, tidak bisa tidur dengan tenang.
Beberapa orang tidak bisa mengendalikan dan terus melangkah lebih intim sampai
mengalami orgasme atau ejakulasi (pria) walaupun tanpa melakukan persetubuhan. Beberapa
orang tidak bisa meneruskan karena kondisi, tetapi karena telah mencapai titik ini, maka
menyalurkannya melalui onani dan masturbasi setelah pulang pacaran.
Sering timbul pertengkaran ketika pacaran telah mencapai tahap keintiman dan mulai
melakukan kemesraan semacam ini. Terjadi tarik ulur antara tuntutan, permintaan dan
penolakan. Sering masuk dalam konflik batin bahwa si dia tidak suka, tidak sayang sama
saya, buktinya tidak mau melakukan keintiman yang diinginkan, sedang pihak lainnya masuk
dalam konflik batin bahwa si dia tidak mengasihi saya, tetapi bernafsu dengan saya.
Setiap orang memiliki tingkat penguasaan diri berbeda-beda, tergantung dengan jenis
kelamin, usia, kedewasaan dan kerohaniannya. Secara umum wanita lebih mampu menguasai
diri dan butuh waktu lebih lama dan terlibat perasaan yang mendalam untuk mencapai titik
ini, sedangkan laki-laki secara umum sangat mudah untuk terangsang dan mencapai titik ini.
3.Positif dan Negatif Kemesraan dalam Pacaran
Kemesraan, keintiman dalam pacaran diperlukan untuk membedakan dengan persahabatan.
Kemesraan menumbuhkan rasa sangat dekat, intim, rasa diperlukan dan memerlukan serta
memperkuat rasa sayang, rasa cinta satu dengan lain. Keintiman adalah ungkapan rasa cinta
dan sayang secara fisik. Kemesraan membuat hubungan menjadi istimewa. Kemesraan dalam
batas-batas etika dan moral bisa dilakukan dalam berpacaran.
Sisi negatif yang timbul jika dalam pacaran memfokuskan hal-hal sex dan bermesraan adalah
gejolak perasaan yang kuat, seperti yang dialami Amnon dalam kisah dengan Tamar, antara
cinta dan kesal, senang dan gelisah, sayang dan benci bisa muncul dengan gelombang yang
kuat, yang sebenarnya muncul sebagai dampak psikologis dicapainya titik Point of No
Return yang tidak tersalurkan. Sering pasangan masuk dalam pertengkaran, kesal, marahmarah dan gejolak emosi bahkan putus pacar.
Banyak laki-laki segera mengambil keputusan bahwa pacarnya bukanlah calon isteri yang
dicarinya, karena dia begitu mudah. Laki-laki ada yang egois dan tetap mempertahankan
ceweknya yang mudah sebagai pacarnya untuk hiburannya, untuk temannya, tetapi bukan
untuk isterinya.
Sisi negatif lainnya dengan sibuk bermesraan dalam pacaran adalah tenggelamnya issue-issue
lain yang seharusnya didiskusikan sebagai persiapan pernikahan, menjadi tidak terpikirkan,
terabaikan, terlupakan, karena memang cinta, sex itu kuat seperti maut. Makanya Salomo
sering menulis; Jangan membangkitkan cinta sebelum waktunya.
Jika hubungan hanya dibangun atas kenikmatan sexual, maka hubungan itu rapuh, beberapa
tahun setelah menikah, ketika kekecewaan, kekesalan, pertengkaran terjadi, saat itu sex tidak
nikmat lagi, membosankan, mencapai kejenuhan, tidak mengairahkan lagi dan dengan
mudahnya akan jatuh cinta, kagum dan simpati dengan orang lain yang berkarakter, yang
memiliki integritas, tujuan hidup mulia.
2. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan
karena jiwa dan fisiknya belum siap.
3. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena
terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
4. Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
5. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis
(dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis.
6. Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali
indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan
kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang
mengantar dapat dihukum.
7. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan
saat ia dewasa.
8. Disamping terjadinya kehamilan yang tidak dikehendaki, seks yang dilakukan
sebelum menikah akan mengandung berbagai masalah antara lain tuntutan suami akan
keperawanan
9. Berbagai penyakit kelamin PMS (Penyakit Menular Seksual) seperti AIDS, sifilis,
gonoroe stress berkepanjangan, kemandulan (karena infeksi) dan lain-lain akan dapat
terjadi.
Hindari Berhubungan fisik lebih jauh. Setelah melalui fase ketertarikan maka
mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias berpacaran. Saat ini adalah saat
paling tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing pasangan. Sayangnya, tujuan
untuk mengenal pribadi lebih dekat, sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan.
Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu dari masingmasing pasangan. Ungkapan kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan dalam bentuk
aktivitas seksual.
memegang baik ajaran agama. Justru penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai
saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang
dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Seandainya
iapun menjadi suami atau istri kelak tentunya keinginan untuk melanggar normanorma pun selalu ada. Untuk itu, Say Good Bye sajalah! Masih banyak kok pria
dan wanita yang mempunyai iman dan moral yang baik yang kelak dapat membantu
keluarga bahagia.
Kiat Sadar Diri Yang sering terjadi adalah pasangan lepas kendali karena terbuai
aktivitas berpacaran. untuk itu beberapa tips agar tidak terbuai:
o Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat.
o Hindari tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung aktivitas
seksual.
o Hindari makan makanan yang merangsang sebelum/selama pacaran.
o Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
o Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan,
sambil mengingatkan bahwa hal itu akan mengotori tujuan dari berpacaran.
Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat.
Hindari tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung aktivitas seksual.
Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan, sambil
mengingatkan bahwa hal itu akan mengotori tujuan dari berpacaran.
Gaya pacaran yang sehat mencakup berbagai unsur yaitu sebagai berikut:
1. Sehat Fisik.
Tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Dilarang saling memukul, menampar ataupun
menendang.
2. Sehat Emosional.
Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus
mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu mengungkapkan
dan mengendalikan emosi dengan baik.
3. Sehat Sosial.
Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus tetap
dijaga agar tidak merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak baik apabila seharian
penuh bersama dengan pacar.
4. Sehat Seksual.
Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang
beresiko. Jangan sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko,apalagi
melakukan hubungan seks.
ETIKA DAN ETIKET BERPACARAN YANG BAIK DAN BENAR
Kasihnya bersifat obyektif, dengan memberi apa yang baik dan dibutuhkan dengan
tidak memanipulatif
Ubah rasa cemburu buta menjadi cemburu yang obyektif yang menuntut sesuatu yang
memang sudah menjadi haknya
Pahami cinta romantis menjadi cinta yang realistis, sehingga tidak hanya berkisar
pada hal-hal yang indah dan romantis saja, melainkan realistis sesuai keadaan
Fokus utama pada kegiatan-kegiatan menjadi berpusat pada komunikasi dan dialog,
sehingga dapat lebih mengenal secara pribadi
Pemusatan perhatian dialihkan dari orientasi seksual menjadi orientasi masa depan
Menerapkan dan menjujung tinggi nilai moral, budaya dan agama dalam seluruh
aktifitas berpacaran
Buat kesepakatan dengan pasangan untuk tidak berbuat lebih jauh yang menyimpang
dari agama dan budaya
Hindari situasi dan kondisi yang merangsang dorongan seks seperti tempat gelap dan
sepi, tempat tertutup dan terkunci
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin [1993], etika
didefinisikan sebagai the discipline which can act as the performance index or reference for
our control system.
Contoh pemahaman tentang etika yang dapat kami berikan adalah salah satu nya mengenai
ETIKA DALAM BERPACARAN.
Pacaran merupakan suatu tahap menuju jenjang yang lebih tinggi atau pernikahan, atau
pacaran dapat juga sebagai tahap membentuk pribadi, atau belajar mempelajari sikap lawan
jenis, juga belajar bagaimana dalam menghadapi masalah dalam suatu hubungan, dan
bagaimana cara kita menyelesaikan masalah itu.
Dalam berpacaran juga sangat diperlukan restu orang tua, karena orang tua merupakan wali
Tuhan
di
dunia
dan
orang
tua
pasti
menginginkan
yang
terbaik
bagi
kita
Pacaran merupakan dua orang dan dua sifat berbeda bertemu menjadi satu, tentu akan banyak
perbedaan, maka sangat diperlukan sikap pengertian. dan apabila terjadi ketidakcocokan
sangat diperlukan rekonsiliasi. tuntutan tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi malah
menambah masalah baru, maka sifat pengertian sangat diperlukan, disamping itu tentu harus
ada sikap kejujuran dan keterbukaan, dan kepercayaan.
Pacaran memang tidak dilarang. Semua agama mengijinkan umatnya melakukan
pacaran.Namun apabila tidak sesuai aturan nilai dan norma yang berlaku,maka wajar bila ada
yang mengatakan bahwa pacaran itu dilarang.
2. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa disarankan untuk memahami mengenai etika dan melaksanakan nya dalam
kehidupan sehari hari.
2. Mahasiswa disarankan memahami arti dari pacaran yang sesuai dengan etika
3. Mahasiswa disarankan menjalani masa pacaran masing-masing sesuai nilai dan norma.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.studiokita.net/2010/06/tips-berpacaran-yang-sesuai-etika-dan.html
http://www.gii-usa.org/viewArticle.php?articleId=24
http://proyekaly.wordpress.com/2010/06/16/pengertian-etika-jenis-jenis-etika/
Pengikut
Ada kesalahan di dalam gadget ini
YOUR List
2013 (1)
2012 (5)
o Desember 2012 (2)
o April 2012 (1)
o Maret 2012 (2)
INSPIRASI Kesehatan
Refresh
your mind
a moment
About Me
The Chun
Lihat profil lengkapku
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.