Anda di halaman 1dari 38

Home

Tentang Kami

Kontak

Daftar Isi

Privacy Policy

RSS

RHEY SCIENCE

HOME

Home Unlabelled PENGARUH PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PRESTASI


BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN HANDPHONE


TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Rheyna Janeeta Asyifa Ramadhani
Add Comment

Friday, 6 March 2015

PENGARUH PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP


PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS XII SMA

Diajukan untuk menyelesaikan tugas Mata Pelajaran Sosiologi dan sebagai


syarat kelengkapan tugas akhir semester VI

Disusun oleh :
1. Dea Sonia Natalia
2. Intan Arifah
3. Firgi Irvan Erlangga

4. M . Uli Amri
5. Triyuni Antika

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswasiswi mengenai penggunaan handphone di dalam lingkungan SMA
Negeri khususnya kelas XII IPS dan untuk mengetahui pemahaman siswa-siswi
terhadap penggunaan handphone di dalam lingkungan SMA Negeri
.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel dan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, dengan populasi penelitian
adalah seluruh siswa kelas XII IPS SMA Negeri. Mengingat jumlah populasi
dalam penelitian ini cukup besar maka penulis menarik sampel dari siswa
kelas XII IPS yang terdiri dari 12 orang perwakilan dari setiap kelas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa handphone cukup menunjang


terhadap prestasi
belajar siswa,hal ini terjadi tidak terlepas dari berbagai pengaruh positif
penggunaan handphone yang dapat di manfaatkan dengan baik oleh siswa-

siswi SMA Negeri, namun pengaruh negatif juga terjadi pada beberapa siswasiswi seperti penggunaan handphone pada saat jam pelajaran yang juga dapat
mengganggu konsentrasi siswa-siswi,kemudian beberapa siswa-siswi yang juga
menyimpan video porno yang juga dapat merusak karakter dan aqidah siswasiswi.

Oleh karena itu, dengan memberikan gambaran Pengaruh Penggunaan


Handphone TerhadapPrestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS SMA penulis berharap
seluruh siswa dan guru dapat mengetahui pengaruh penggunaan handphone
terhadap prestasi belajar siswa

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL.....................................................................................
ABSTRAK.....................................................................................................
ii

KATA
PENGANTAR...................................................................................

iii

DAFTAR ISI.................................................................................................
iv

BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................ 2
C.
Tujuan
Penelitian......................................................................... 3
D.

Manfaat Penelitian.......................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.

Deskripsi Umum.
............................................................

BAB III METODE PENELITIAN


A.
Jenis
Peneltian...............................................................................
B.
Populasi dan
Sampel.....................................................
C.
Pengumpulan
Data........................................................................

9
10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.
Hasil
Penelitian..
B.
.

11

Pembahasan..................................................................................
15

BAB V PENUTUP
5.1

Kesimpulan...................................................................................
20

5.2

Saran.............................................................................................
20

DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................

21

LAMPIRAN...............................................................................................................
22

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu titik terang yang bermula pada suatu kesederhanaan pada kehidupan
manusia, telah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk mempermudah semua aspek
kehidupan yang bernama TEKNOLOGI. Dunia informasi saat ini seakan tidak bisa
terlepas dari teknologi. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan dunia
teknologi semakin lama semakin canggih komunikasi yang dulunya memerlukan
waktu yang lama dalam penyampaiannya kini dengan teknologi segalanya menjadi
sangat dekat dan tanpa jarak.

Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan


manusia. Lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah
kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam kehidupan. Kini teknologi
telah berkembang pesat dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman
sehingga terjadi pengalihan fungsi teknologi. Contohnya pada salah satu fasilitas
canggih pada masa ini yang akan dibahas yaitu mengenai telepon genggam yang
lebih dikenal dengan sebutan handphone.

Beberapa tahun yang lalu handphone hanya dimiliki oleh kalangan


pembisnis yang memang benar-benar membutuhkan itu untuk kelancaran
pekerjaannya. Seiring berjalannya waktu handphone bisa dimiliki oleh semua
kalangan. Baik yang sangat membutuhkan maupun yang kurang
membutuhkan. Termasuk pelajar perkembangan teknologi semakin memasyarakat
dikalangan pelajar. kini handphone (Hp) adalah sakunya seorang pelajar,hampir
semua anak didik mengantongi handphone. Hal ini merupakan kebanggan bagi
Orang tua, karena mempunyai anak yang tidak ketinggalan zaman. Orang tua
menyadari akan pentingnya handphone bagi anaknya dengan berbagai alasan,
namun Orang tua tidak menyadari bahwa disamping itu handphone juga
mempunyai dampak negatif.

Tantangan dunia pendidikan adalah etika, etika moral seorang siswa, hal ini
tercermin dari ditemukannya beberapa handphone siswa yang berisikan video
porno, hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran siswa akan moral. Kini
dunia handphone adalah dunia untuk berkomunikasi, berbagi, mencipta dan
menghibur dengan suara, tulisan, gambar, musik dan video. Disamping harga yang
ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur handphone juga diberikan sebagai
penunjang majunya teknologi.Namun terkadang juga handphone dapat
mengganggu atau memiliki beberapa hal negatif diantaranya tempat untuk
menyimpan gambar-gambar porno,atau menggunakan handphone saat tengah
diadakan proses belajar yang dapat mengganggu siswa atau perhatian dan minat
mereka dalam belajar menjadi berkurang di karenakan mereka lebih sibuk untuk
saling berkiriman pesan.
B.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat di ambil dari latar belakang di atas
yaitu Bagaimana pengaruh penggunaan handphone dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri 2 Pringsewu?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

penggunaan handphone dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII


IPS SMA Negeri 2 Pringsewu .

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin di capai dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar penulis dapat mengembangkan pengetahuannya dalam penulisan karya
tulis ilmiah.
2. Agar pembaca dapat mengetahui pengaruh penggunaan handphone terhadap
prestasi belajar siswa.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dekskripsi umum

1.

Handphone
Handphone adalah salah satu alat telekomunikasi yang didalamnya terdapat
fasilitas seperti ; SMS, MP3, Video , Kamera, Record sehingga handphone
menjadi alat multimedia

2.

Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah
terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar ini termasuk
buku, guru, atau sesame teman. Yang dimaksud dengan perubahan sikap
disini, apabila sseorang yang semula tidak tahu , maka setelah mempelajari
sesuatu ia akan berubah menjadi tahu yang selanjutnya akan terjadi
perubahan tingkah laku.
Keberhasilan atau kegagalan seseorang siswa menunjukkan prestasi belajar
yang dicapai, sedangkan kecerdasan seseorang akan mempengaruhi prestasi
belajar.

3.

Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan / keterampilan yang
dikembangkan dengan nilai tes (nilai/angka) yang diberikan oleh guru /
pendidik. Dengan demikian, jika peran serta orang tua tinggi diharapkan
tingkat prestasi peserta didik juga tinggi.

Handphone teknologi ini mulai digunakan tahun 1970 yang diawali dengan
penggunaan mikroprosesor untuk teknologi komunikasi. Dan pada tahun 1971,
jaringan handphone pertama dibuka di Finlandia bernama ARP. Menyusul
kemudian NMT di Skandinavia pada tahun 1981 dan AMPS pada tahun 1983.
Penggunaan teknologi analog pada generasi pertama menyebabkan banyak
keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas trafik yang kecil, jumlah pelanggan
yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, dan penggunaan spektrum frekuensi
yang boros.

Di sisi lain, meningkatnya jumlah pelanggan tidak bisa ditampung generasi


pertama. Selain itu, teknologi 1G hanya bisa melayani komunikasi suara, tidak
seperti 2G yang bisa digunakan untuk SMS. NMT atau Nordic Mobile Telephone

adalah jaringan handphone analog yang pertama kali digunakan secara


internasional di Eropa Utara. Jaringan ini beroperasi pada frekuensi 450 MHz
sehingga sering disebut NMT-450, ada juga NMT-900 yang beroperasi pada
frekuensi 900 MHz.

Mengingat tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas yang semakin baik,
lahirlah teknologi generasi ke dua atau 2G. Generasi ini sudah menggunakan
teknologi digital. Teknologi 2G lainnya adalah IS-95 CDMA, IS-136 TDMA dan
PDC. Generasi kedua selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa untuk
SMS dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second).
Sebagai perbandingan, modem yang banyak digunakan untuk koneksi internet
berkecepatan 56.000 bps (5,6 kbps). Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan
yang lebih baik, dari segi kapasitas juga lebih besar. Karena pada 2G, satu
frekuensi bisa digunakan beberapa pelanggan dengan menggunakan mekanisme
Time Division Multiple Access (TDMA).

Standar teknologi 2G yang paling banyak digunakan saat ini adalah GSM
(Global System for Mobile Communication), seperti yang dipakai sebagian besar
handphone saat ini. GSM beroperasi pada frekuensi 900, 1800 dan 1900 MHz.
GSM juga mendukung komunikasi data berkecepatan 14,4 kbps.

Sejarah GSM diawali dengan diadakannya konferensi pos dan telegraf di


Eropa pada tahun 1982. Konferensi ini membentuk suatu study group yang
bernama Groupe Special Mobile (GSM) untuk mempelajari dan mengembangkan
sistem komunikasi publik di Eropa. Pada tahun 1989, tugas ini diserahkan kepada
European Telecommunication Standards Institute (ETSI) dan GSM fase I
diluncurkan pada pertengahan 1991.

Pada tahun 1993, sudah ada 36 jaringan GSM di 22 negara. Keunikan GSM
dibanding generasi pertama adalah layanan SMS. SMS atau Short Message
Service adalah layanan dua arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak 160
karakter. GSM yang saat ini digunakan sudah memasuki fase 2.

Setelah 2G, lahirlah generasi 2,5 G yang merupakan versi lebih baik dari
generasi kedua. Generasi 2,5 ini mempunyai kemampuan transfer data yang lebih
cepat. Yang terkenal dari generasi ini adalah GPRS (General Packet Radio
Service) dan EDGE.
Baru-baru ini, tren komunikasi seluler mulai beralih kepada generasi berikutnya
yang diprediksikan akan menjadi teknologi komunikasi seluler yang menjanjikan.
Generasi 3 atau 3G merupakan teknologi terbaru dalam dunia seluler. Generasi ini
lebih dikenal dengan sebutan UMTS (Universal Mobile Telecommunication

System) atau WCDMA (Wideband Coded Division Multiple Access). Kelebihan


generasi terbaru ini terletak pada kecepatan transfer data yang mencapai 384 kbps
di luar ruangan dan 2 Mbps untuk aplikasi indoor.

Selain itu, generasi ini dapat menyediakan layanan multimedia seperti


internet, video streaming, video telephony, dan lain-lain dengan lebih baik.
Generasi ketiga ini menggunakan teknologi CDMA yang awalnya muncul dari
teknologi militer Amerika Serikat dan dikhususkan pada standar IS-95. Beberapa
paten pada jaringan-jaringan yang ada sekarang yang berbasis pada teknologi
CDMA dimiliki Qualcomm Inc., sehingga pembuat peralatan membayar royalti.
Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar
dibanding sistem GSM karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi
memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan
menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan
cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang
disediakan untuk tiap sel.

Sistem komunikasi wireless berbasis CDMA pertama kali digunakan pada


tahun 1995 dan sampai sekarang, CDMA merupakan saingan utama dari sistem
GSM di banyak negara. Pada tahun 1999, the International Telecommunication
Union (ITU) memilih CDMA sebagai standar teknologi untuk generasi ketiga
(3G). Varian CDMA yang banyak digunakan adalah WCDMA dan TD-SCDMA.

Pada bulan Mei 2001 sudah terdapat 35 juta pelanggan CDMA di seluruh
dunia. Dan pada tahun 2003, terdapat 100 juta pelanggan yang menggunakan
CDMA di seluruh dunia. Kelebihan utama yang dimiliki generasi ketiga adalah
kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi.

Tingginya bit rate yang dimiliki menyebabkan banyak operator CDMA dapat
menyediakan berbagai aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan
menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Bayangkan saja, hanya dengan
sebuah handphone, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo dan
radio. Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip,
keadaan lalu lintas secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan
tempat di restoran, cukup dengan menekan tombol di handphone.

Ketika kita duduk di rumah pun, kita masih bisa melakukan berbagai hal
tanpa harus keluar ruangan, seperti mencek saldo bank, membayar SPP untuk
kuliah anak-anak, memesan makanan dan lain-lain.

Dalam jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM


akan dibandingkan berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan
infrastruktur dan harga pesawat telefon.Dengan 3G, komunikasi murah dan
berkualitas bukan impian belaka.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Mengetahui bagaimana tanggapan siswa kelas XII SMA Negeri 2 Pringsewu


dengan melakukan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang cenderung
menggambarkan apa suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara
teratur, mengutamakan obyektifitas, dan dilakukan secara cerma. Salah satu bentuk
penelitian deskriptif adalah metode survei (angket), bentuk peneltian pengumpulan
data yang relative terbatas dari kasus-kasus yang relative besar jumlahnya.
Menjalankan metode survey boleh berupa penyebaran angket, yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang variabel. Angket berisi pertanyaan-pertanyaan
tentang rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian. Survei di lakukan kepada
minimal 30% dari jumlah populasi. Penelitian deskriptif juga dapat dikembangkan
ke arah penelitian naturalisticyang menggunakan kasus spesifik melalui deskriptif
mendalam atau dengan penelitian setting alami fenomenologis.

B. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya dalah siswa-siswi kelas XII IPS SMA Negeri 2
Pringsewu

2. Sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 12 siswa perwakilan setiap kelas dengan
objek penelitiannya adalah latar belakang pengaruh penggunaan handphone
terhadap kepribadian dengan prestasi belajar siswa.

C. PENGUMPULAN DATA

Cara pengambilan data untuk memperoleh tujuan dari penelitian ini adalah dengan
cara penyebaran angket kepada sampel yang disebar ke 60 siswa/siswi kelas XII
IPS SMAN 2 Pringsewu. (angket terlampir)

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Menurut anda, apakah Handphone merupakan kebutuhan yang


harus terpenuhi ?
Dari hasil penelitian diperoleh jawaban sebagai berikut:

Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

41

68%

Tidak

18

30%

Tidak menjawab

2%

Jumlah

60

100%

Tabel 4.1. Frekuensi Handphone merupakan kebutuhan yang harus


terpenuhi

2. Apakah Orang tua anda mengizinkan anda


menggunakan Handphone di sekolah?

Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

45

75%

Tidak

13

22%

Tidak menjawab

3%

Jumlah

60

100%

Tabel 4.2. Frekuensi orang tua yang mengizinkan penggunaan


handphone di sekolah

3. Apakah pada saat belajar di rumah handphone anda di


Nonaktifkan?

Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

16

26%

Tidak

43

72%

Tidak menjawab

2%

Jumlah

60

100%

Tabel 4.3. Penonaktifan handphone saat belajar di rumah

4. Apakah anda sering menggunakan handphone pada saat jam


pelajaran di sekolah?
Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

21

35%

Tidak

34

57%

Tidak menjawab

5%

Kadang-kadang

Jumlah

60

100%

Tabel 4.4. Penggunaan handphone saat jam pelajaran

5. Apakah penggunaan handphone membuat anda merasa malas


belajar?
Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

21

35%

Tidak

37

62%

Tidak menjawab

3%

Jumlah

60

100%

4.5. Hubungan penggunaan handphone dengan rasa malas belajar

6. Apakah anda merasa adanya pengaruh positif setelah


menggunakanhandphone ?

Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

49

82%

Tidak

15%

Tidak menjawab

3%

Jumlah

60

100%

Tabel 4.6. Pengaruh positif penggunaan handphone

7. Apakah anda pernah merasa adanya pengaruh negatif dalam


penggunaanhandphone?

Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

40

67%

Tidak

18

30%

Tidak menjawab

3%

Jumlah

60

100%

Tabel 4.7. Pengaruh negatif penggunaan handphone

8. Apakah waktu belajar anda lebih banyak dibandingkan dengan


memainkanHandphone?

Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

23

38%

Tidak

36

60%

Tidak menjawab

2%

Jumlah

60

100%

Tabel 4.8. Perbandingan waktu belajar dan memainkan handphon

9. Apakah handphone merupakan salah satu alat motivasi belajar


anda?

Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

34

57%

Tidak

25

41%

Tidak menjawab

2%

Jumlah

60

100%

Tabel 4.9. Handphone sebagai salah satu motivasi belajar

10. Menurut anda, apakah ada cara yang efektif untuk mengurangi
kebiasaan menggunakan handphone?

Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

42

70%

Tidak

14

23%

Tidak menjawab

7%

Jumlah

60

100%

Tabel 4.10. Cara efektif untuk mengurangi kebiasaan menggunakan


Handphone

11. setujukah anda dengan adanya larangan


membawa handphone ke sekolah ?

Jawaban

Jumlah (Frekuensi)

Persentase

Ya

14

23%

Tidak

45

75%

Tidak menjawab

2%

Jumlah

60

100%

Tabel 4.11. Larangan membawa handphone ke sekolah

B. Pembahasan

1. Handphone sebagai kebutuhan


Dari data hasil penelitian pada soal No. 1, yaitu mengenai handphone
merupakan kebutuhan.Hasil dari data tersebut menunjukkan bahwa 68%
siswa/siswi SMA NEGERI yang setuju bahwa handphone merupakan
suatu kebutuhan yang harus terpenuhi sedangkan 30 % siswa/siswi
SMA yang setuju bahwa handphone merupakan suatu kebutuhan yang
tidak harus terpenuhi.hal ini menunjukkan bahwa handphone juga
merupakan salah satu hal yang sangat di butuhkan.

2. Izin penggunaan handphone dari orang tua di sekolah


Dari data hasil penelitian pada soal No. 2, yaitu mengenai Izin
penggunaan handphone dari orang tua di sekolah dari data diperoleh
bahwa 75% dari orang tua siswa/siswi SMA NEGERI mengizinkan
penggunaan handphone di sekolah dan 22% orangtua siswa/siswi SMA
NEGERI tidak mengizinkan penggunaan handphone di sekolah.yang

menunjukkan bahwa sebagian orang tua menginginkan anaknya lebih


serius belajar karena sebagian anak kadang lebih memilih memainkan
handphone di bandingkan memperhatikan guru yang sedang mengajar.

3. Penonaktifan handphone saat belajar di rumah


Dari data hasil penelitian pada soal No. 3, yaitu mengenai penonaktifan
handphone saat belajar di rumah dari data di peroleh bahwa 26%
siswa/siswi SMA NEGERI menonaktifkan handphone mereka saat
belajar di sekolah dan 72% siswa /siswi SMA NEGERI tidak
menonaktifkan handphone mereka saat sedang belajar.ini menunjukkan
kurangnya siswa

4. Penggunaan handphone saat jam pelajaran


Dari data hasil penelitian pada soal No. 4, yaitu mengenai Penggunaan
handphone saat jam pelajaran,menunjukkan bahwa 35% siswa/siswi
SMA NEGERI sering menggunakan handphone saat jam pelajaran dan
57% siswa/siswi SMA NEGERI tidak menggunakan handphone saat
jam pelajaran,serta 3% siswa/siswi SMA NEGERI kadang
menggunakan handphone saat jam pelajaran,hal ini menunjukkan bahwa
lebih dari 50% siswa/siswi SMA NEGERI juga lebih memilih
memperhatikan guru yang sedang mengajar di bandingkan memainkan
handphone

5. Hubungan penggunaan handphone dengan rasa malas belajar


Dari data hasil penelitian pada soal No. 5, yaitu mengenai Hubungan
penggunaan handphone dengan rasa malas belajar,sebanyak 35 %
siswa/siswi SMA NEGERI 2 merasa malas belajar karena menggunakan
handphone dan 62 % siswa/siswi SMA NEGERI tidak merasa malas
belajar ketika menggunakan handphone.

6. Pengaruh positif penggunaan handphone


Dari data hasil penelitian pada soal No. 6, yaitu mengenai Pengaruh
positif penggunaan handphone,bahwa 82% siswa/siswi SMA NEGERI
merasa bahwa handphone memiliki dampak yang positif bagi mereka
dan5% siswa/siswi SMA NEGERI merasa handphone tidak memiliki

dampak positif bagi mereka,hal ini menunjukkan bahwa handphone


memiliki plus minus dalam penggunaan misalnya saja dampak positif
yang di dapatkan bahwa dengan menggunakan handphone beberapa
siswa dapat menyelesaikan tugas mereka baik melalui bertukar pendapat
melalui pesan singkat bersama teman ataupun membuka beberapa
aplikasi internet yang terkadang tersedia di handphone seperti misalnya
google yang menyimpan banyak informasi yang dapat membantu para
siswa dalam menyelesaikan tugas mereka.

7. Pengaruh negatif penggunaan handphone


Dari data hasil penelitian pada soal No. 7, yaitu mengenai Pengaruh
negatif penggunaan handphone,bahwa 67 % siswa/siswi SMA NEGERI
merasa handphone memiliki dampak negatif dan 30 % siswa/siswi SMA
NEGERI merasa handphone tidak memiliki dampak negatif. hal ini
menunjukkan bahwa handphone memiliki plus minus dalam penggunaan
misalnya saja beberapa siswa malas belajar ketika menggunakan
handphone,dan juga handphone merupakan alat beberapa siswa untuk
menyimpan gambar-gambar porno di handphone mereka.

8. Perbandingan waktu belajar dan memainkan handphone


Dari data hasil penelitian pada soal No. 8, yaitu mengenai Perbandingan
waktu belajar siswa/siswi SMA NEGERI dan waktu memainkan
handphone,bahwa 38% siswa/siswi SMA NEGERI waktu belajar
mereka lebih banyak di bandingkan memainkan handphone sedangkan
60% siswa/siswi SMA NEGERI waktu belajar mereka kurang di
bandingkan waktu mereka memainkan handphone,hal ini menunjukkan
saat menggunakan handphone minat belajar siswa kurang di bandingkan
saat tidak menggunakan handphone

9. Handphone sebagai salah satu motivasi belajar


Dari data hasil penelitian pada soal No.9, yaitu mengenai Handphone
sebagai salah satu motivasi belajar, Hasil dari data tersebut
menunjukkan bahwa 57% siswa/siswi SMA NEGERI mengungkapkan
bahwa handphone juga merupakan salah satu alat motivasi belajar
mereka.sedangkan 41 % siswa/siswi SMA NEGERI mengungkapkan
bahwa handphone bukan alat motivasi beajar mereka.

10. Cara efektif untuk mengurangi kebiasaan menggunakan


handphone

Dari data hasil penelitian pada soal No. 10, yaitu mengenai Cara efektif
untuk mengurangi kebiasaan menggunakan handphone,bahwa 70%
siswa/siswi SMA NEGERI mengatakan bahwa ada beberapa cara untuk
mengurangi kebiasaan menggunakan handphone.seperti
menonaktifkannya saat belajar dan kembali mengaktifkannya ketika
sedang istirahat dan pulang.dan 23% siswa mengatakan bahwa tidak ada
cara untuk mengurangi kebiasaan mereka menggunakan handphone.

11. Larangan membawa handphone ke sekolah


Dari data hasil penelitian pada soal No. 11, yaitu mengenai Larangan
membawa handphone ke sekolah,bahwa 23 % siswa/siswi SMA
NEGERI 2 setuju dengan adanya larangan membawa handphone ke
sekolah dan 75 % siswa/siswi SMA NEGERI tidak setuju dengan
adanya larangan membawa handphone ke sekolah.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan menggunakan teknik kajian


kepustakaan, maupun kegiatan lapangan yang meliputi kuisioner dan pengamatan
secara langsung maka didapatkan kesimpulan yaitu siswa kelas XII SMA Negeri
berpendapat bahwa Handphone cukup menunjang terhadap prestasi belajar siswa.

B. Saran

Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini,


maka penulis menyarankan sebagai berikut :
a.

Perlunya peningkatan peraturan sekolah mengenai penggunaan


handphone di area sekolah khususnya di dalam kelas karena sangat
berpengaruh terhadap karakter siswa dan aqidah siswa serta prestasi
belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
http://rana08.wordpress.com/2008/10/06/sejarah-dan-perkembangan-handphone/
www.google.com

Banyak orang percaya bahwa banyak sekali pengaruh handphone terhadap


prestasi belajar siswa. Handphone sendiri atau yang biasa disebut dengan
HP ini tentu bukan hal asing lagi bagi para siswa sekolah. Bila dulu
penggunaannya mungkin hanya terbatas pada siswa sekolah tingkat atas dan
universitas, zaman sekarang siswa SD pun sudah banyak yang memiliki HP.

Perkembangan Teknologi Komunikasi


Komunikasi adalah sesuatu hal yang sangat diperlukan oleh semua makhluk,
terutama manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan
interaksi dengan orang lain dalam menjalani kehidupannya.
Bahasa lisan dan bahasa tubuh adalah salah satu cara manusia
berkomunikasi satu sama lainnya. Bahasa lisan ini sudah ada sejak manusia
diciptakan di muka bumi ini. Dalam berinteraksi dengan orang lain, manusia
memakai bahasa lisan untuk menyampaikan maksud dan tujuannya.
Untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang sangat jauh, dahulu hanya
menggunakan surat yang diantar oleh seseorang atau oleh hewan, seperti
burung. Komunikasi dengan menggunakan surat ini sangat lama sekali
sampainya. Waktu yang dibutuhkan bisa berminggu-minggu atau bahkan
berbulan-bulan.

Komunikasi dengan menggunakan surat ini pun mulai berkembang seiring


dengan perkembangan zaman juga. Kecanggihan teknologi yang mulai
berkembang membuat pengiriman surat menjadi lebih cepat.
Kantor pos adalah salah satu alternatif untuk mengirimkan surat dengan cara
yang paling cepat dan mudah. Komunikasi jarak jauh menjadi lebih cepat
tersampaikan dengan adanya kantor pos.
Teknologi yang semakin berkembang membuat teknologi komunikasi
berkembang juga. Penemuan-penemuan teknologi canggih untuk
berkomunikasi semakin banyak.
Komunikasi jarak jauh dapat dilakukan secara langsung dengan adanya
teknologi telepon. Masyarakat yang mampu membeli telepon mulai
memasang telepon di rumahnya untuk memudahkan berkomunikasi dengan
orang yang jauh darinya.
Telepon mulai dipasang di mana-mana, bahkan telepon umum pun
disediakan untuk orang-orang yang tidak mempunyai telepon atau untuk
orang-orang yang sedang berada dalam perjalanan.
Teknologi komunikasi yang ada di Indonesia dari tahun ke tahun mulai
berkembang, mengikuti perkembangan teknologi di dunia internasional.
Setelah telepon dianggap kurang efektif untuk berkomunikasi jarak jauh
karena tidak dapat dibawa ke mana-mana, maka muncullah telepon
genggam.
Telepon genggam mulai diperkenalkan di dunia internasional dan Indonesia
mengikuti perkembangan tersebut karena tidak ingin ketinggalan zaman.
Pada awal peredarannya, telepon genggam masih jarang yang mempunyai
karena harganya yang relatif mahal, juga masih jarang yang menjualnya.
Dari tahun ke tahun, negara-negara yang memproduksi telepon genggam
semakin banyak. Telepon genggam menjadi barang yang sudah tidak asing
lagi sebagai alat komunikasi jarak jauh yang mudah dibawa ke mana-mana.
Telepon genggam mulai meramaikan pasar Indonesia pada tahun 2000-an.
Produksi telepon genggam semakin banyak, sehingga harga telepon
genggam pun semakin terjangkau.
Berbagai merk telepon genggam mulai memasuki pasar Indonesia untuk ikut
bersaing dengan merk-merk lain. Perusahaan telepon genggam, sekarang
disebut handphone, mulai memainkan harga agar barang yang dijualnya laris
di pasaran Indonesia.
Handphone yang pada awalnya hanya untuk kalangan ekonomi menengah ke
atas, sekarang sudah dapat dimiliki oleh masyarakat kalangan ekonomi
menengah ke bawah karena harga handphone yang murah.

Sekarang ini, handphone sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat


Indonesia. Apabila tidak memiliki handphone, maka orang itu akan merasa
ketinggalan zaman dan ketinggalan informasi.
Fungsi handphone pun mulai berkembang, bukan sebagai alat komunikasi
lagi, tapi juga sebagai alat untuk mendapatkan informasi. Selain itu, fitur yang
ada di dalam handphone mulai beragam, seperti fasilitas kamera, musik,
internet, permainan, 3G, dan lain sebagainya.
Hal tersebut membuat seseorang tertarik untuk membeli handphone dengan
fitur yang lengkap. Seseorang sudah tidak perlu lagi bersusah payah
membawa alat komunikasi, alat musik, dan kamera. Dengan satu barang
saja, yaitu handphone, orang sudah dapat menikmati fasilitas yang komplit.
Tak bisa dipungkiri bahwa handphone memang punya beragam manfaat, tak
hanya bagi orang kantoran atau orang dewasa lainnya, tapi juga bagi para
pelajar. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak pula dampakdampak negatif handphone yang merugikan para siswa.

Dampak Positif Handphone pada Siswa


Untuk mengetahui lebih jauh apa saja pengaruh handphone terhadap prestasi
belajar siswa, berikut adalah beberapa contoh kegunaan handphone dari segi
positif.

Sebagai alat komunikasi jarak jauh, handphone menjadi andalan siswa


untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Hal ini bisa
mempermudah siswa untuk mengkoordinasi teman-temannya bila ingin
belajar kelompok atau mengerjakan tugas bersama.

Handphone diciptakan untuk memudahkan kehidupan, dan sudah


terbukti bahwa hidup siswa pun memang cukup terbantu oleh
keberadaan handphone. Misalnya, di luar jam sekolah, siswa bisa
berkomunikasi dengan temannya untuk menanyakan materi tugas atau
PR tanpa harus keluar rumah yang bisa menghabiskan banyak waktu.

Handphone bisa menyimpan suatu data dan mudah dibawa kemanamana, ini tentu sangat berguna. Manfaat handphone bagi siswa
berdasarkan hal ini misalnya siswa bisa mencatat materi pelajaran dan
bisa menghapalnya di mana pun dan kapan pun. Contoh lain, siswa
mencatat beberapa informasi penting dan menyimpannya dalam HP,
misal pengumuman ujian, suatu materi yang ia lihat di sebuah buku di
toko buku, dll.

Pengaruh handphone terhadap prestasi belajar siswa tak hanya dalam


bidang pelajaran. Handphone memiliki fitur-fitur hiburan, seperti musik
(MP3) atau game. Fitur ini bisa menghibur para siswa yang mungkin
penat saat belajar. Dengan demikian otak siswa akan kembali segar
dan mampu menampung materi pelajaran dengan baik.

Saat ini telah banyak diproduksi handphone berfitur internet. Hal ini
cukup memudahkan para siswa untuk mencari informasi tentang
materi pelajaran lewat internet yang sudah tersedia di handphone.

Dampak Negatif Handphone pada Siswa


Pengaruh handphone terhadap prestasi belajar siswa memang cukup banyak.
Selain dari segi positif, banyak pula pengaruh negatif handphone yang patut
diwaspadai dan seharusnya dihindari.

Hal negatif handphone yang mungkin paling menonjol adalah fitur


internetnya. Walau memudahkan siswa untuk mencari informasi
pelajaran, pada kenyataannya hampir semua siswa menggunakan fitur
ini untuk hiburan semata. Apakah itu adalah hal yang salah? Tentu saja
tidak, asalkan digunakan sesuai kapasitas. Namun faktanya, cukup
banyak prestasi siswa yang menurun hanya karena terlalu asyik
dengan dunia maya yang ada dalam HP, misal asyik dengan jejaring
sosial yang kini sedang marak.

Selain fitur internet, fitur game dalam HP pun cukup mempengaruhi


prestasi belajar siswa di sekolah. Sama seperti internet, game tidak
akan merugikan bila digunakan sesuai aturan dan memiliki batasan.
Tapi, umumnya siswa malah keasyikan bermain game dan lupa untuk
belajar.

Hal negatif lain adalah penggunaan handphone di saat ujian. Hal


seperti ini sudah sering sekali ditemukan di sekolah-sekolah Indonesia.
Keberadaan handphone yang digunakan untuk mencontek, mungkin
memang akan meningkatkan nilai ujian, tapi akan sangat
memperburuk mental siswa. Mereka menjadi selalu tergantung pada
teman atau pada contekan yang disiapkan di dalam HP. Bila nilai
bagus tidak seiring dengan kecerdasan, hal ini sangat merugikan
sekali, bukan?

Itulah beberapa pengaruh handphone terhadap prestasi belajar siswa, baik


dari segi positif maupun negatif. Handphone memang mempermudah, tapi
penggunaannya pada siswa harus diawasi agar tidak terjadi hal-hal yang
merugikan.
Untuk itu, peran orang tua pun sangat dibutuhkan. Sebagai orang tua,
sebaiknya tetap mengawasi anaknya yang sudah memegang handphone.
Bukan berarti protektif terhadap anak, tapi itu adalah salah satu bentuk
sayang orang tua kepada anaknya.
Orang tua dapat memberikan penjelasan atau pengertian kepada anaknya,
ketika memberikan handphone pada anaknya, apa manfaat handphone dan
dampak negatif kepada sang anak, jika handphone tersebut tidak digunakan
dengan semestinya.

Sebagai orang tua, tentu saja tidak menginginkan prestasi anaknya di sekolah
menurun karena pengaruh handphone, yang pada awalnya memang
diberikan oleh orang tua untuk mempermudah mengawasi anaknya.
Jika memang handphone sangat diperlukan oleh sang anak, orang tua
sebaiknya membelikan handphone yang tidak terlalu banyak fiturnya. Hanya
fasilitas komunikasi jarak jauh saja itu sudah cukup.
Hal tersebut untuk mencegah terjadinya pengaruh handphone terhadap
prestasi belajar siswa. Apabila tidak terlalu dibutuhkan, maka anak tersebut
jangan dulu dibelikan handphone.
Demikian penjelasan mengenai pengaruh handphone terhadap prestasi
belajar siswa. Semoga informasi yang diberikan bermanfaat dan dapat
menambah wawasan Anda. Selamat mencoba.

Profil

Redaksi

Kontak

Disclaimer

Sitemap

Artikel

Pendidikan

Teknologi

Feature

Layanan Training

Inspirasi

Tutorial

Informasi

HomeArtikelPendidikanTeknologiTeknologikaPengaruh Gadget Terhadap


Menurunnya Daya Konsentrasi Belajar

Pengaruh Gadget Terhadap


Menurunnya Daya
Konsentrasi Belajar
LaMPeran 14:03:00 Artikel , Pendidikan , Teknologi , Teknologika

Pesatnya perkembangan teknologi terutama teknologi informasi dan


komunikasi telah menjadikan sebagian besar orang-orang di seluruh
dunia semakin dimanjakan dengan hadirnya perangkat gadget seperti
handphone atau smartphone. Smartphone yang sering disebut-sebut
sebagai handphone pintar ini mampu menjelajah seluruh jangkauan
keinginan sang pemiliknya. Selain fitur- fitur yang canggih di dalam
smartphone tersebut, para pemilik smartphone tersebut dimanjakan
dengan akses internet yang cepat dan dipenuhi dengan aplikasi yang
begitu banyak, sehingga pemilik smartphone sering merasa bahwa dunia
mereka berada di dalam genggaman smartphone tersebut.
Dalam kondisi lanjut, terkadang pemilik smartphone terasa mendewakan
perangkatnya tersebut. Pemakaian berlebihan terhadap perangkat
komunikasi ini telah menyebabkan sindrom ketergantungan, sehingga
apabila orang yang memiliki smartphone tidak menyentuh atau sekedar
membawanya dalam aktivitas sehari-harinya maka dia merasa ada yang
kurang dalam dirinya yang dapat menimbulkan perasaan kurang percaya
diri. Dalam hal pengguna atau user pada awal mulanya smartphone ini
hadir hanya beberapa orang kalangan tertentu yang dapat memiliki dan
menikmatinya, semisal orang kantoran, pekerja yang mendapatkan
penghasilan yang lebih dari rata-rata. Namun dengan semakin
berkembangnya teknologi dan permintaan pasar yang begitu besar, maka
banyak para produsen yang berlomba-lomba untuk memproduksi secara
masal.

Produksi besar-besaran yang dilakukan oleh para perusahaan


telekomunikasi berimbas pada jumlah konsumen yang meluas baik level
bawah hingga atas, baik muda maupun tua, pelajar hingga pejabat publik
pun juga menggunakannnya. Bagi para eksekutif atau pekerja
smartphone sangat membantu dalam hal bisnis dan investasi usahanya
karena dapat menghubungkan ke banyak mitra kerjanya. Bagi para
pelajar pun juga memiliki manfaat yang begitu besar, karena dapat
memberikan informasi dan beberapa kebutuhan yang diinginkan oleh
pelajar yang berkaitan dengan pelajaran ataupun tugas-tugas yang
diberikan oleh guru. Begitu pun juga para mahasiswa yang membutuhkan
informasi tentang lowogan pekerjaan ketika dia lulus nanti, ataupun info
tentang
tugas
mata
kuliah.
Seiring dengan semakin matangnya kecanggihan dalam hal akses
internet dan kebutuhan komunikasi smartphone tidak hanya terbatas
pada fitur pesan dan panggilan, namun juga sebagai alat yang punya
peran penting dalam kehidupan. Pada sebuah riset di AS ditemukan
bahwa telah banyak sisi negatif yang ditimbulkan dari penggunaan
aplikasi gadget secara kontinyu bagi pelajar. Salah satunya, contoh fakta
yang disajikan bedasarkan hasil riset Statistika mengemukakan bahwa:
"sebanyak 17% anak berusia di bawah 20 tahun di Amerika Serikat
menggunakan komputer, tablet atau smartphone setiap hari. Angka ini
merupakan satu per tiga dari jumlah anak yang menghabiskan aktivitas
sehari-harinya dengan membaca buku oleh orang tuanya". Hal ini

membuktikan begitu besar anggapan yang ada pada pemikiran para


pelajar bahwa dengan gadget yang dia miliki mampu mengalahkan peran
buku yang secara ilmu lebih nyata isinya.
Selain dampak ketergantungan yang begitu hebat yang ditimbulkan,
gadget juga dapat membuat konsenstrasi siswa atau mahasiswa
menurun ketika menerima sebuah pemaparan materi yang disampaikan
oleh pendidik. Untuk para mahasiswa, sering kali kita jumpai ketika ada
kawannya yang sedang memaparkan hasil makalah, mereka kebanyakan
yang duduk sebagai peserta diskusi hanya asyik dengan gadget yang
dimilikinya tanpa sedikitpun memberikan perhatian untuk materi yang
disampaikan oleh temannya tersebut. Termasuk juga ketika dosen
memberikan materi pembelajaran, mahasiswa terlihat sibuk memainkan
gadgetnya. Aplikasi- aplikasi yang tersedia atau yang telah diunduh
seperti sosial media, game dan fitur lainnya membuat penggunanya
seakan-akan telah terhipnotis untuk terus memainkannya termasuk
dalam kelas kuliah, tentunya ini fakta yang ironis terutama dalam hal
konsentrasi belajar dan penerimaan materi pembelajaran.
Menurunnya daya konsentrasi pada saat proses pembelajaran
berlangsung sangat berdampak pada hasil yang diterima ketika
pembelajaran tersebut selesai. Kurangnya pemahaman sewaktu
menerima materi pembelajaran di kelas dikarenakan rendahnya
konsentrasi belajar ini akan berdampak pada penyelesaian tugas belajar.
Ketika mahasiswa mendapatkan tugas ia hanya cukup dengan
mencarinya disebuah situs internet saja tanpa melihat isi kesuaian pada
tema tugas tersebut. Sehingga kalau hasil tugas seperti makalah atau
hasil penelitian tidak bermutu dan berbobot, tentu itu adalah fakta ironis
berikutnya dari kebiasaan mereka yang gemar copy-paste dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
Pada sebuah penelitian terhadap dampak gadget terhadap penurunan
daya konsentrasi siswa menunjukkan bahwa ketika seorang anak terlalu
banyak menggunakan gadget, ia akan mengandalkan gadget untuk
mengerjakan berbagai hal. Kebiasaan main game yang berlebihan juga
menyebabkan anak lebih senang berimajinasi seperti tokoh game yang
sering dimainkan dengan gadget-nya. Hal ini menyebabkan konsentrasi
anak menjadi lebih pendek, dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar.
Hal ini tentunya dapat menyebabkan anak sulit berkonsentrasi saat
belajar, yang berdampak pada penurunan prestasi di sekolah.
Dengan menggunakan gadget, anak memang jadi lebih mudah dalam
belajar. Namun jika terlalu mengandalkan gadget, anak jadi mengalami
ketergantungan, sehingga jika tidak menggunakannya, ia akan merasa
sulit untuk melakukan pekerjaannya. Selain itu, tampilan visual pada
gadget yang menarik dan menggoda dapat membuat anak malas
mengembangkan imajinasinya. Keberadaan gadget yang membuat
segala sesuatu menjadi instan alias serba cepat membuat anak tidak

tertantang untuk melakukan analisis dalam menghadapi permasalahan.


Dengan begitu besarnya daya komsumtif terhadap gadget yang
menyebabkan sang anak menjadi kurang mampu mengendalikan emosi
dan jiwanya dalam suatu hal.
Tidak terkendalinya emosi dan jiwa adalah suatu akibat dari daya
konsentrasi yang berkurang dikarenakan ketika mendapati sebuah
masalah siswa tidak mau untuk menganalisis suatu masalah tersebut dan
langsung memberikan action agar cepat terselesaikan masalah itu
dengan cepat tanpa mengetahui proses penyelesaiannya. Hal ini akan
menjadi sebuah gaya baru yang akan menjadi sebuah kebiasaan yang
membudaya yang menjadikan anggapan yang penting selesai, tanpa
harus tahu proses pemecahan masalah. Dampaknya apabila mendapati
suatu masalah besar dimana sebuah gadget tidak mampu lagi
membantunya dalam pemecahan masalahnya, hal itu akan membuat
otak atau pikiran stres dan membuat siswa akan menghalalkan segala
cara dalam pemecahan masalahnya.

(Arif Yuswanto)
Edisi Cetak: Buletin Lamperan Edisi III/ September/ 2014

NOV

24

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PENGGUNAAN


GADGET TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Kerangka Konsep :
I. Pendahuluan
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B.
Braphy (1986) mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi
penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong
seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang
tergantung motivasi yang mendasarinya. John W. Santrock (2008)
mengatakan bahwa motivasi merupakan proses memberi semangat,
arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi
perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Sedangkan
secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan
dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756). Dari pendapat di atas,
dapat disimpukan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya
penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada
kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat
tercapai. Menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata,
1983). Sedangkan menurut Moh. Surya (1981:32), belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan

lingkungan Dari pengertian motivasi dan belajar dapat disimpulkan


motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari
dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu)
yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam
memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar
sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang
banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa mempunyai
motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat
sedikit pula kesalahan dalam belajarnya (Palardi, 1975) Ada
beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi.
Ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas
sebagaimana dikemukakan Brown (1981) sebagai berikut: 1. tertarik
kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh;
2. tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan; 3. mempunyai
antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama
kepada guru; 4. ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas; 5.
ingin identitasnya diakui oleh orang lain; 6. tindakan, kebiasaan dan
moralnya selalu dalam kontrol diri; 7. selalu mengingat pelajaran
dan mempelajarinya kembali; 8. dan selalu terkontrol oleh
lingkungannya. Keberhasilan belajar sangat dipengaruh oleh
motivasi. Dalam proses belajar mengajar motivasi merupakan
masalah yang sangat penting dan syarat mutlak dalam belajar.
Banyak bakat siswa yang tidak berkembang karena tidak diperoleh
motivasi yang tepat. Motivasi memberi dorongan bertingkah laku
mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi-motivasi tersebut.
Motivasi dibagi menjadi dua 2 yaitu motivasi intirnsik (motivasi yang
berasal dari dalam diri anak) dan motivasi ekstrinsik (motivasi yang
berasal dari luar diri anak). Yang termasuk motivasi intrinsik adalah
adanya kebutuhan, adanya pengetahuan tentang kemajuannya
sendiri dan adanya aspirasi atau cita-cita. Sedangkan yang
termasuk motivasi ekstrinsik adalah pujian, hukuman, hadiah,
penghormatan, dan lain-lain.
Gadget adalah sebuah benda (alat atau barang elektronik)
teknologi kecil yang memilki fungsi khusus, tetapi sering
diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau barang baru. Gadget
selalu diartikan lebih tidak biasa atau didesain secara lebih pintar
dibandingkan dengan teknologi normal pada masa penemuannya.
Sekarang gadget bukanlah benda yang asing lagi, hampir setiap
orang memilikinya. Tidak hanya masyarakat perkotaan, gadget juga
dimiliki oleh masyarakat pedesaan. Contohnya saja televisi dan
handphone yang kini telah dinikmati oleh masyarakat pedesaan.
Selain itu, disetiap rumah paling tidak kita akan menemukan
sedikitnya dua buah macam gadget. Gadget mutakhir seperti
Blackberry (BB) atau iPhone kini sudah menjadi bagian vital dari
kehidupan seseorang sehingga selalu dibawa ke mana pun.

Dizaman modern gedget sudah merupakan bagian hidup seseorang.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar dapat
diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yangdikembangkan oleh matapelajaran, laimnya ditunjukan dengan
nilai tes atau angka yang diberikan guru. Dapat pula diartikan
sebagai kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau dapat
diamati atau dapat diukur dengan tes tertentu. Prestasi belajar
adalah hasil usaha siswa yang dapat diperoleh berupa penguasaan
pengetahuan, kemampuankebiasaan dan keterampilan serta sikap
setelah mengikuti proses pembelajaran yang dapat dibuktikan
dengan hasil tes. Prestasi belajar merupakan hal yang dibutuhkan
untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh dari suatu kegiatan
yang disebut belajar.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalahnya adalah :
1 ) adakah hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan
prestasi belajar;
2) adakah hubungan yang signifikan antara penggunaan gedget
dengan prestasi belajar;
3) 3) adakah hubungan yang signifikan antara motivasi belajan
dan penggunaan gedget secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar
III. Anggapan Dasar dan Hipotes Penelitian
Anggapan dasar dalam dalam penelitian :
1. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menunjang
meningkatnya prestasi belajar siswa.
2. Penggunaan gedget mempunyai pengaruh terhadap prestasi
hasil belajar siswa.
Hipotesis dalam penelitian :
A. Hipotesis kerja (Hi) :
1. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi hasil belajar siswa
2. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan gedget
dengan prestasi hasil belajar siswa

3. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan


penggunaan gedget secara bersama-sama terhadap prestasi
hasil belajar siswa
B. Hipotesis Nihil (Ho) :
1. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar
dengan prestasi hasil belajar siswa
2. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan
gedget dengan prestasi hasil belajar siswa
3. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar
dan penggunaan gedget secara bersama-sama terhadap
prestasi hasil belajar siswa
IV. Metodologi Penelitian
Metode dan Analisa Data Penelitian Dalam Penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif. Uji validitas instrumen
mengunakan korelasi Product Moment dari Pearson dan uji
reliabilitas Cronbach Alpha. Pengujian Hipotesis 1 dan Hipotesis 2
menggunakan analisis regresi sederhana, sedangkan pengujian
hipotesis 3 menggunakan analisis ganda dua prediktor.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui : angket dan dokumentasi
V. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
2. Pengaruh penggunaan gedget terhadap prestasi belajar siswa
3. Pengaruh motivasi belajar dan penggunaan gedget secara
bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa.
VI. Manfaat Penelitian
1. Di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi guru dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa dalam kaitannya dengan pencapaian prsetasi
siswa.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi orang tua untuk memantau
penggunaan gedget bagi anak-anaknya, terutama demi
meningkatkan prestasi belajar dari anak mereka.
VII. Referensi

A. Jurnal
1. http://jurnalilmiahtp.blogspot.com : Pentingnya Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak. Peningkatan motivasi belajar bertujuan
untuk menjadikan pribadi yang disiplin dan bertanggung
jawab dalam mejalankan kewajibannya sebagai pelajar.
Namun pada kenyataannya, hal ini biasanya dianggap sepele
oleh anak, lingkungan keluarga, bahkan lingkungan sekolah.
Pihak-pihak terkait sering berpendapat bahwa motivasi akan
muncul dengan sendirinya tanpa ada dorongan dan asahan
dari pihak luar. Inilah yang menyebabkan minimnya motivasi
anak dalam meningkatkan prestasi akademik.
2. http://www.slideshare.net : Hubungan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa ( Studi kasus pada
mahasiswa Ekonomi Univ. Muria Kudus) Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi
belajar dan prestasi belajar ekonomi mahasiswa universitas
Muria Kudus. Data dianalisa menggunakan analisa korelasi
sederhana.
3. http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com : Pengaruh Game
Online Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Artikel ini berisikan
tentang pengaruh game online terhadap prestasi belajar
siswa. Game online sendiri merupakan wadah bermain yang
sangat digemari remaja, dimana game online sendiri
mempunyai beberapa daya tarik yang membuat remaja lebih
memilih bermain dari pada belajar. Tujuan dari penelitian ini
adalah menjelaskan dan mendiskripsikan faktor-faktor
penyebab
remaja
lebih
suka
game
online,
serta
mengidentifikasi pengaruh game online terhadap prestasi
remaja dan mendiskripsikan cara mengatasi kecanduan game
online. Dari hasil penelitian yang ditemukan faktor-faktor
penyebab game online lebih disukai adalah game online lebih
menarik daripada pelajaran disekolah, pengaruhnya bagi
prestasi remaja tersebut yaitu menurunya prestasi belajar
remaja, dan cara mengatasi kecanduan game online yaitu
didikan orang tua sangat diperlukan terutama dalam masalah
belajar, remaja lebih ditekankan untuk belajar dari pada
bermain game online, pemberian motivasi belajar bagi
remaja.
4. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12, no. 1 April 2011.
Universitas Pendidikan Indonesia. Pengaruh Motivasi Belajar
Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar ( Studi
Kasus ) terhadap Siswa Kelas IV SDN Taruma Negara
Kecamatan Tawang Kota Tasik Malaya), Jurnal Penelitian
Pendidikan Vol. 12, no. 1 April 2011. Universitas Pendidikan
Indonesia. Motivasi berpengaruh pada kesuksesan aktifitas

pembelajaran siswa. Tanpa motivasi, pembelajaran akan sulit


mencapai kesuksesan yang optimum. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menggambarkan level dari pengaruh motivasi
siswa terhadap prestasi belajar IPA.
5. http://www.bpkpenabur.or.id : Minat dan Motivasi dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penelitian
ini beranggapan bahwa minat dan motivasi belajar penting
dalam menentukan hasil belajar, juga mengidentfikasi faktorfaktor yang mempengaruhi minat dan motivasi belajar siswa.
B. Buku Sumber
1. Handbook : Psikologi Pendidikan ( Edisi kedua ) oleh John W
Santrock
2. Dr. Dimyati, Drs. Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai