Anda di halaman 1dari 18

Pertukaran Intraselular: Metabolisme Aerobik Laktat

Laktat merupakan suatu metabolit berdinamis tinggi yang dapat digunakan


sebagai bahan bakar (energi) oleh beberapa sel dalam tubuh manusia, utamanya saat
latihan fisik. Sejak dulu, hal tersebut telah dipercaya bahwa tahap pertama oksidasi
laktat terjadi di dalam sitosol. Meskipun pendapat ini sekarang masih diperdebatkan.
Sebuah hipotesis baru telah diajukan berdasarkan fakta bahwa konversi laktat
menjadi piruvat tidak dapat terjadi di dalam sitosol. Karena karakteristik enzim LDH
dan lingkungan sitosol tidak mendukung terjadinya reaksi ini. Meskipun hipotesis
pertukaran laktat intraselular menyatakan bahwa laktat mula- mula masuk ke dalam
mitokondria dan hanya termetabolisme di sana. Di beberapa jaringan dalam tubuh
manusia, pendapat ini dapat diterima tetapi pendapat ini tidak berlaku di jaringan
skeletal. Di dalam jurnal ini, akan dipaparkan tidak hanya studi yang mendukung
diskusi ini, tetapi juga mekanisme potensial bagaimana oksidasi ini terjadi dan juga
penghubung antara laktat dan proliferasi mitokondria. Pandangan ini membawa
beberapa implikasi dan mengubah pemahaman kita terhadap interaksi antara sistem
energi, sebab salah satu produknya bertindak sebagai substrat terhadap yang lain.
1. Pendahululan
Berlawanan dengan pemikiran sebelumnya, laktat merupakan hasil glikolisis
yang dapat diproduksi dan digunakan secara kontinyu oleh berbagai sel tubuh, di
saat istirahat, dan bahkan dibawah kondisi- kondisi oksigenasi yang adekuat [13]. Laktat merupakan metabolit yang berdinamis tinggi, dan bertukar melalui
jaringan interstisiel dan aliran darah bekerja sebagai sumber karbon yang penting
untuk proses oksidasi di berbagai jaringan [4-7] atau untuk proses
glukoneogenesis di hepar [8-9], khususnya dalam situasi dimana fisik harus
bekerja keras [10-11]. Sebagai tambahan, hal tersebut telah ditunjukkan bahwa
paparan laktat menurunkan aktivitas enzim heksokinase dan enzim Fosfofrukto
Kinase (PFK) sehingga glikolisis otot berada dalam ketergantungan dosis [12-13].

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa studi tentang metabolisme laktat


telah dipublikasikan, terutama yang berkaitan dengan jalur perpindahannya di
dalam sel, dan sebuah hipotesis baru muncul. Hal ini lebih baik daripada
pandangan sebelumnya oleh Stains dan Brooks [1], dimana perubahan laktat
menjadi piruvat terjadi pada mitokondria yang berdekatan, hipotesis pertukaran
laktat intraselular saat ini diusulkan bahwa reaksi kimia ini terjadi di dalam
mitokondria, lebih tepatnya di ruang antar membran sel [14-15].
Dibutuhkan peran beberapa protein yang telah dikenal dalam dinamika laktat,
terutama enzim Laktat Dehidrogenase (LDH) - protein tersebut bekerja dalam
oksidasi dan reduksi laktat- dan MCT1, merupakan satu isoform transporter
monokarboksilase yang mendorong perpindahan laktat di antara jaringan.
Kemungkinan tempat kedua struktur ini dalam mitokondria akan mendukung
reaksi oksidasi laktat dan perpindahan piruvat yang baru terbentuk ke matriks
mitokondria dapat terjadi. Banyak studi mendukung hipotesis ini [16-21].
Meskipun ada pertentangan keras mengenai adanya kedua protein tersebut
sehingga oksidasi laktat di dalam retikulum mitokondria, sebagian besar di dalam
jaringan otot rangka.
Oleh karena itu, tujuan dari tinjauan ini adalah (1) memaparkan seluruh
perdebatan mengenai ada/ketiadaan ILS dalam jaringan kunci yang berhubungan
dengan latihan

fisik, (2) Membuat sebuah penilaian kritis terhadap Lactate

Oxidation Complex (LOX), mekanisme yang memungkinkan laktat digunakan


sebagai sumber energi oleh sel, dan (3) mengomentari penemuan terkini
mengenai laktat sebagai molekul penanda dan juga asumsi perannya dalam
biogenesis mitokondria. Pengetahuan mengenai isu ini dibutuhkan dalam
pemahaman fungsi sistem suplai energi dan bagaimana interaksinya satu sama
lain terhadap kebutuhan energi tubuh.

2. Latar Belakang Teori


Sebelum mempelajari lebih spesifik tema yang diajukan dalam jurnal ini,
beberapa penjelasan dibutuhkan mengenai struktur dan cara kerja komponen
utama yang memainkan peran sentral dalam ILS: LDH dan MCT1.
3. Enzim Laktat Dehidrogenase (LDH)
LDH adalah suatu enzim tetramerik, yang terdiri dari empat subunit. Unit
yang lebih kecil ini dapat dibedakan, menjadi dua tipe: otot (M) dan hepar (H).
Oleh karena itu, kombinasi berbeda yang memungkinkan mendukung adanya
lima isoform (LDH1 LDH5) yang merupakan seluruh produksi laktat yang
cocok [22]. Secara umum, penggunaan fisiologis atau buku biokimia
menyinggung arah reaksi LDH termediasi (1) terhadap kinerja isoform [23-25],
dimana M-isoform yang terkait akan berperan besar dalam pembentukan laktat,
sedangkan isoform yamg menunjukkan dominasi H akan memfasilitasi reaksi
sebaliknya.

Meskipun, telah diusulkan pandangan yang lebih baik daripada

pandangan konservatif ini bahwa kompartementalisasi sel dan kumpulan LDH


dengan struktur sel yang spesifik (mis: sarkoplasma atau retikulum mitokondria)
dapat berperan penting dalam penentuan konsentrasi laktat dan piruvat di tiap
ruang intaselular, berkenaan dengan adanya isoform enzimatik (26).
Pyruvate + NADH + H+ Lactate + NAD+
Keadaan ini kemungkinan terjadi di antara beberapa alasan, karena LDH
merupakan enzim yang cukup stabil, dimana enzim ini tidak teregulasi secara
alosterik atau dalam keadaan kovalen, malahan berdasarkan konsentrasi produk
dan substratnya [22].

4. Transporter Monokarboksilat (MCT)


Transpor laktat melalui jaringan yang berbeda dilakukan oleh sekumpulan
protein yang dinamakan Transporter Monokarboksilat (MCTs) [14,27-31], yang
secara stereospesifik tergolong L- laktat [32]. Dalam jenis perpindahan tersebut,
tiap molekul dibawa keluar melalui membran bersamaan dengan satu ion
hidrogen (H+), yang memberikan MCTs suatu peran penting dalam regulasi Ph
selama beraktifitas [28-33].
Sehubungan dengan transposisi laktat, secara spesifik,

beberapa isoform

MCT, terlihat memainkan fungsi yang sedikit berbeda. Sebagai contoh, MT1 dan
MCT4 nampak menjadi pengantar yang paling penting dalam aktivitas
sehubungan dengan pertukaran laktat di antara jaringan, dan utamanya di otot
rangka. Saat MCT4 benar- benar dihubungkan dengan efflux laktat dari serat
otot yang mengandung glikolitik tinggi, MCT1 telah dihubungkan dengan
pengambilan untuk oksidasi selanjutnya [14, 28, 30, 31 34-36].
Hanya dari golongan MCT lah yang memungkinkan terjadinya transfer laktat
diantara banyak barrier di dalam tubuh, protein ini jugamampu membawa bentuk
lain dari monokarboksilat melewati membran sel, khususnya piruvat. Informasi
ini akan berguna di masa masa mendatang ketika memahami kontroversi yang
muncul yang disebabkan adanya MCT1 pada retikulum mitokondria.
5. Pertukaran Laktat Intraselular (ILS) - Konsep Dasar
ILS pertama kali diajukan pada tahun 1998. Prinsip umumnya berdasarkan
pada fakta bahwa konversi laktat ke piruvat akan sulit terjadi di dalam sitosol,
Sekali itu, (1) LDH memiliki afinitas yang tinggi untuk substratnya (mis. Km
lebih rendah), (2) Vmax adalah yang terbaik di antara jalur enzim glikolitik, dan [3].
Konstanta keseimbangannya cocok terhadap reaksi pembentukan laktat [17-18].

Dengan kata lain, bagaimana mungkin suatu oksidasi molekul laktat yang
tertahan terjadi di dalam lingkungan sitosol jika seluruh sifat LDH mendukung
reaksi pada arah yang berlawanan?
Menurut konsep ILS, laktat merupakan suatu produk yang tak tereelakkan
dari proses glikolisis yang secara langsung dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi oleh berbagai mitokondria di dalam sel tubuh, seperti sel-sel otot lurik dan
saraf, utamanya saat beraktifitas fisik. Selain itu, ILS mendukung dan membantu
dalam menjelaskan fungsi dari teori pertukaran laktat antar sel [11, 37] utamanya
laktat yang terbentuk dalam sel dengan kapasitas glikolitik yang tinggi (mis. serat
otot tipe II) dapat diekstrusi ke kompartemen ekstraselular dan ditangkap oleh
hepar untuk glukoneogenesis atau sel-sel beroksidatif tinggi (mis. Serat otot tipe
I)

untuk oksidasi mitokondria selanjutnya,

sebagian besar di subsarkolema

mitokondria jaringan otot [3].


Meskipun retikulum mitokondria menjadi suatu ciri yang lazim untuk hampir
semua sel mamalia, kita hendaknya berhati- hati dalam menginterpretasi studi
yang berbeda mengenai metode dan jaringan yang terlibat. Oleh karena itu, kami
memilih untuk membagi topik berdasarkan jaringan dan dalam beberapa kasus
berdasarkan struktur, untuk membantu dalam pemahaman dan mengorganisir
lebih baik status dalam literatur.
6. Jantung
Beberapa studi telah mendukung pandangan terhadap oksidasi laktat
mitokondria oleh miokardium. Di tahun 1988, Gertz dkk. [5] pertama kali
menunjukkan peningkatan konsumsi laktat oleh serat otot jantung selama aktifitas
ringan pada manusia. Setelah itu, Laughlin dkk. [38] memasukkan secara isotopik
penanda laktat ke dalam sirkulasi koroner anjing dan medeteksi penggabungan

dan penggunaannya sebagai sumber energi. Namun, seperti yang dinyatakan oleh
Brooks [39], tidak ada tracer yang terlihat sebagai bentuk piruvat atau alanin,
yang bisa diharapkan apabila oksidasi laktat telah tercapai di dalam sitosol.
Sejalan dengan studi ini, oksidasi laktat secara langsung diamati pada sel
mitokondria tikus yang diisolasi [18] dan dengan menggunakan

magnetic

resonance spectroscopy (MRS) jantung tikus diisolasi secara perfusi [40]. Selain
itu, kompartementalisasi metabolisme juga ditunjukkan dalam sel-sel ini, dengan
glikolisis derived laktat yang lebih dulu dikeluarkan melalui serat, sedangkan
eksogen laktat diserap dan dikirim ke mitokondria sebagai sumber energi
potensial.
Namun, agar energi ini tergali dan dapat digunakan secara efektif, maka
energi tersebut harus mendapatkan suatu perintah untuk konversi laktat menjadi
piruvat ketika di dalam retikulum mitokondria. Memang, beberapa penelitian
telah melaporkan adanya LDH dalam mitokondria jantung [18, 41, 42]. Studi ini
menguatkan penemuan awal dari Baba dan Sharma [16], langkah awal untuk
mendemonstrasikan keberadaan LDH mitokondria (mLDH) pada jaringan ini
menggunakan kombinasi teknik imunohistokimia dan mikroskop elektron, yang
menginisiasikan spekulasi pada keterlibatan organel ini dalam metabolisme
aerobik laktat.
Sejauh ini, hanya satu studi yang menyatakan penolakan terhadap ILS dalam
jantung, karena studi tersebut telah gagal memperoleh oksidasi laktat yang
ekspresif dalam mitokondria tikus in situ [43]. Namun hal tersebut diperdebatkan
bahwa metode pekerjaan ini mengakibatkan hilangnya mLDH selama persiapan
sampel dan bahwa nilai yang rendah dari oksidasi yang diperoleh merefleksikan
suatu jumlah sisa yang kecil di dalam mitokondria intermiofibrilar yang terdapat
di bagian paling dalam serat tersebut [20].

Bisa saja kontradiksi nyata yang berkenaan dengan ILS di dalam


cardiomyocite

merupakan

mekanisme

sebenarnya

bagaimana

oksidasi

mitokondria terjadi. Sebagai tambahan untuk mendemonstrasikan ulang mLDH


dan oksidasi laktat mitokondria, Brooks dkk. [17] telah menunjukkan adanya
mitokondria MCT1 (mMCT1), suatu hasil yang selanjutnya direplikasi [19].
Penemuan ini mengarahkan pada asumsi bahwa transporter ini akan memiliki
peran kunci dalam oksidasi laktat. Sebaliknya, hal tersebut juga diusulkan bahwa
suatu sistem yang melibatkan suatu antiporter laktat/piruvat mitokondria (selain
MCT) bertugas mengontrol pemasukan mitokondria dari penurunan ekivalen
[42]. Namun, penemuan-penemuan terakhir ini telah dihubungkan dengan
kesalahan interpretasi data [19].
Berdasarkan penemuan-penemuan ini, hal tersebut cukup beralasan untuk
dikatakan bahwa mitokondria jantung mampu mengoksidasi laktat secara
langsung, dan meskipun sedikit ketidaksesuaian di sekitar mesin terlibat, bukti
menunjuk pada MCT1 sebagai sebuah transporter

pada oksidasi laktat

mitokondria di dalam sel-sel ini. Penegasan terakhir ini akan diperkuat ketika
menganalisis studi yang ditunjukkan dalam jaringan tubuh lainnya.
7. Saraf
Meskipun jaringan saraf bukan sisi utama tubuh yang bergerak, sel saraf
memang dapat menggunakan laktat sebagai sumber energi [7, 44]. Oleh karena
itu, dugaan mengenai adanya ILS dalam otak membantu untuk mendukung
pertukaran laktat astrosit-neuron yang telah didemonstrasikan [45], yang dapat
disimpulkan sebagai contoh pertukaran laktat antar sel tetapi hanya di antara
dua sel saraf ini.
Sekarang ini, hal tersebut telah ditunjukkan bahwa mitokondria sel granular
serebral tikus mampu mengoksidasi laktat secara langsung, sebagaimana adanya
mLDH dalam ruang dalam mitokondria oleh analisis imunologik [46]. Selain itu,

hal

tersebut

diobservasi,

imunohistologikimia,

menggunakan

elektroforetik

dan

analisis

13

C-NMR, dan HPLC, bahwa mLDH bekerja dalam

oksidasi laktat dalam kultur sel astrositoma manusia, yang mendemonstrasikan


untuk pertama kalinya kemampuan mitokondria astrosit mengonsumsi metabolit
ini [47]. Penelitian ini tersaji sebagai dasar bagi penemuan terbaru oleh
Hashimoto dkk. [21], yang menyediakan bukti in vivo dan in vitro dari LOX
model terbaru oksidasi laktat oleh mitokondria (tetapi itu dapat menunggu
nantinya) dan akhirnya ILS dalam otak tikus, lebih tepatnya dalam hipokampus,
talamus, dan korteks. Namun, di luar MCT1, penulis juga melaporkan adanya
isoform MCT2 dalam retikulum mitokondria. Hal ini menjadi sesuatu yang baru,
mereka menyimpulkan bahwa LOX dapat mewujudkan dirinya dalam dua bentuk:
dengan MCT1 dan MCT4. Variasi ini dapat menjadi sangat penting, karena kedua
isoform

itu memiliki afinitas yang sangat berbeda dari substrat dan oleh

karenanya mendukung beberapa fleksibilitas untuk menyertai perubahan pada


konsentrasi ekstraseluler laktat yang berada dalam situasi yang berbeda.
8. Otot Rangka
Otot rangka merupakan sisi utama produksi laktat dan pergerakan tubuh.
Dalam beberapa jenis latihan, laktat dilepaskan ke dalam aliran darah untuk
sementara waktu, dan setelah beberapa waktu, sebuah pertukaran terjadi dan otot
yang aktif mulai mengonsumsi, lebih daripada menghasilkan, laktat sebagai
sumber energi [6]. Situasi ini terjadi terutama dalam serat otot tipe I dan tipe IIa,
dimana laktat dioksidasi (pada fiber otot tipe IIx rute utama gerakan adalah
melalui glikogenesis) [6, 48]. Hal ini benar-benar terjadi latihan submaksimal
terus-menerus, ketika konsentrasi laktat darah di atas nilai konsentrasi laktat
ketika beristirahat, membuat suatu gradien konsentrasi ideal bagi laktat [49].
Sebagai tambahan, beberapa faktor lainnya menentukan intensitas konsumsi
laktat melalui otot yang bekerja, seperti kecepatan metabolik otot, level optimum
pH intra- dan ekstraseluler, aliran darah yang cukup, dan kecocokan level [50].

Dalam jaringan utama ini, ILS bersifat sangat polemik. Karena hal ini
merupakan topik utama perdebatan, kami memilih untuk membaginya menjadi
bagian-bagian utamanya. Pertama, studi yang telah dicoba untuk memperoleh
respirasi mitokondria yang signifikan dari laktat dan mencari untuk menempatkan
mLDH di dalam retikulum mitokondria akan disajikan. Kemudian, kami akan
menggambarkan diskusi mengenai isoform MCT yang bekerja dalam proses ini,
dan pada akhirnya, kami akan menguraikan LOX, dalam menduga bagaimana
mekanisme oksidasi laktat terjadi ke dalam mitokondria.
8.1 Oksidasi Laktat Mitokondria dan mLDH. Ada banyak sekali perdebatan
dalam literatur apakah mitokondria mengandung suatu isoform LDH dan
menunjukkan okidasi laktat secara langsung. Penyelidikan terhadap LDH yang
diduga di dalam mitokondria pada dasarnya bersandar pada dua pendekatan: (1)
isolasi fraksi mitokondria yang bebas dari konstituen selular lainnya yang diikuti
oleh pernafasan uji aktivitas enzim dan (2) histologi jaringan yang diikuti oleh
kolokalisasi mitokondria dan immunolabelling LDH. Tiap metode ini memiliki
hakikat yang sangat rumit yang dapat menjelaskan ketidaksesuaian antara studistudi yang ditinjau di bawah ini.
Oksidasi laktat oleh otot rangka tikus telah dibuktikan melalui analisis karbon
berlabel metabolisme substrat. Data ini menunjukkan bahwa konversi laktat
menjadi piruvat berlangsung dalam mitokondria bukan di sitosol [ 51 ] . Di tahun
yang sama, Brooks dkk. [18] menunjukkan oksidasi laktat eksogen dalam
mitokondria tikus yang terisolasi, serta terjadinya suatu mLDH pada jaringan ini
dengan menggunakan immunolabelling partikel emas dan mikroskop elektron.
Selain itu, isoform mLDH dan pola distribusinya yang berbeda dari LDH
ditemukan di kompartemen seluler sekitarnya,

dan berpendapat untuk

menyingkirkan kemungkinan kontaminasi dengan isoform sitosol (cLDH).


Demikian pula pada mitokondria jantung, penelitian ini telah mengkonfirmasi

temuan sebelumnya oleh Baba dan Sharma [16], mengenai kehadiran mLDH di
otot rangka, dan Nakae dkk. [52], yang menunjukkan kolokalisasi LDH dengan
mitokondria enzim suksinat dehidrogenase pada tikus, dan karenanya telah
memberikan kesimpulan oleh Brooks dkk. [18] bahwa laktat

merupakan

monokarboksilat utama yang teroksidasi oleh mitokondria otot rangka secara in


vivo, terutama ketika rasio laktat /piruvat tinggi, seperti pada latihan fisik.
Setelah itu, sejumlah makalah menentang konsep ILS, dan beberapa
kekhawatiran yang diangkat tentang unsur pokok mitokondria dihilangkan dan
kontaminasi sampel oleh komponen sitosol. Pertama, Rasmussen dkk. [53] dan
Sahlin dkk. [54] tidak mengamati respirasi mitokondria dengan laktat sebagai
substrat dalam organel yang diisolasi dari otot rangka tikus dan manusia;
sehingga menunjukkan bahwa hasil Brooks dkk. [18] kemungkinan merupakan
sebuah artefak dari kontaminasi dengan cLDH, yang bisa tetap tinggal dalam
retikulum mitokondria selama persiapan sampel. Sebagai tanggapan, Brooks [39]
menyediakan argumen teoritis yang memihak ILS dan mengklaim bahwa temuantemuan yang bertentangan ini dapat terjadi karena perbedaan metodologi seperti
penggunaan protease dalam proses isolasi mitokondria, yang akan mengakibatkan
hilangnya mLDH selama persiapan.
Pernyataan terakhir ini siap diperdebatkan oleh beberapa studi [55, 56], yang
mengacu kepada hasil penelitian Ponsot dkk. [43]dengan serat otot berkulit, di
mana tidak ada protease yang digunakan dan masih ada oksidasi laktat
mitokondria yang terjadi secara signifikan. Namun, pernyataan ini dibantah oleh
kelompok Brook, dan hasil terakhir yang terkait saat ini untuk perawatan saponin,
yang juga menyebabkan kehilangan mLDH selama prosedur persiapan [20].

10

Selain itu, terdapat argumen lain yang dikutip oleh Yoshida dkk. [56] sebagai
upaya untuk membantah konsep ILS. Mereka menggunakan studi SzczesnaKaczmarek [57], yang pertama menunjukkan oksidasi laktat secara langsung
oleh mitokondria (dan satu sama lain yang menunjukkan mLDH dalam otot
tikus),

tetapi

dalam

penelitian

berikutnya

dengan

manusia

mereka

menghubungkan temuan sebelumnya dengan adanya kontaminasi [58]. Selain itu,


Yoshida dkk. [56] telah memberikan suatu penghalang utama terhadap ILS.
Mereka mengisolasi serat otot yang sangat oksidatif dan serat otot glikolitik
(gastrocnemius dan tibialis anterior) dari tikus dan membandingkannya dengan
tingkat oksidasi laktat dan piruvatnya langsung. Mereka juga menyelidiki apakah
terdapat perbedaan dalam kapasitas metabolisme antara dua sub-populasi laktat
oleh mitokondria (subsarcolemmal dan intermyofibrillar) sebagai upaya dalam
membenarkan temuan Brooks dkk. [18]. Di antara hasil temuan Yoshida dkk.
[56] adalah (1) pengabaian oksidasi laktat oleh kedua populasi mitondria (1/31th 1/186th terhadap piruvat ), (2) aktivitas LDH yang sangat rendah (1/200th 1/240th dari seluruh otot homogenat), dan (3) penambahan eksogen LDH yang
dipromosikan oleh oksidasi laktat. Menurut penulis, penggunaan piruvat dengan
tingkat yang lebih tinggi daripada

laktat akan konsisten dengan penelitian

sebelumnya [43, 53, 54, 58] dan mencerminkan ketiadaan mLDH dan dan
begitupun pada ILS.
Sebenarnya, hal ini cukup menarik bahwa tidak ada kelompok lain yang
berhasil meniru hasil Brooks dkk. [18]. Oleh karena itu, begitu banyak yang
mengemukakan bahwa hasil penelitian ini dapat mencerminkan beberapa tingkat
kontaminasi oleh LDH sitosol atau oksidasi malat yang lebih baik dibandingkan
dengan laktat [55, 56]. Namun demikian, petunjuk- petunjuk ini ditolak oleh
Brooks dan Hashimoto [59]. Mereka menyatakan bahwa kehadiran struktur yang
diperlukan untuk ILS ditunjukkan beberapa kali dan dengan berbagai pendekatan

11

metodologi. Selain itu, mereka menyatakan bahwa protease yang digunakan oleh
Yoshida dkk. [56] (Subtilisin A) memuncak dengan hilangnya komponen dasar
dari ILS: mLDH dan MCT1.
Mungkin, perlakuan protease betul- betul merupakan suatu kejahatan dalam
hal ketidaksepakatan tentang ILS pada otot rangka ;. Baru-baru ini, kelompok
peneliti lain mengaku telah meniru hasil penelitian dari Brooks dkk. [18] dalam
sebuah uji pendahuluan [60]. Dengan menggunakan mitokondria dari otot
gastrocnemius kelinci, didapatkan peningkatan fluoresensi dari intramitochondrial
NAD(P)H. Secara bersamaan, mereka juga melaporkan adanya

mLDH.

Hebatnya, tak ada satu pun dari hasil ini yang dapat diproduksi ulang ketika
protease digunakan. Mengenai masalah protease ini, dapat dikatakan bahwa
dugaan hilangnya mLDH saat terjadi proses di jaringan dengan kehadiran dari
protease mengartikan bahwa mLDH terletak di kompartemen selular yang mudah
diakses oleh protease, yaitu di luar membran mitokondria bagian dalam.
The

MitoCarta

available

at

http://mitominer.mrc-mbu.cam.ac.uk/

menunjukkan studi proteomik yang telah mengidentifikasi LDH sebagai protein


mitokondria pada manusia. Namun, hal ini bukanlah akhir dari perdebatan karena
pendekatan proteomik dapat dikatakan layak, utuh dan murni sepenuhnya jika
menggunakan analisa sampel (yaitu, mitokondria yang terisolasi). Oleh karena
itu, ada beberapa kekhawatiran mengenai uji respirasi dan uji bendung enzimatik
yang juga memakai pendekatan proteomik. Namun demikian, ada kemungkinan
bahwa mitokondria dari otot rangka juga mampu mengadakan oksidasi laktat
secara langsung. Namun, dalam sudut pandang kita, dan yang lainnya [61], hanya
kemajuan metodologi yang terkait dengan

isolasi laktat-lah yang mampu

mengakhiri diskusi ini.

12

8.2. Transporter Monokarboksilasi Mitokondria dan Kompleks Oksidasi


Laktat. Brooks dkk. [17] menempatkan MCT mitokondria (mMCT) ke dalam
dua sub-populasi mitokondria tikus dan menemukan bahwa itu merupakan
MCT1. Setelah itu, sebuah studi yang cermat meniru temuan ini [19]. Hasilnya
memberikan dukungan bagi Dubouchaud dkk. [62], yang memberikan penilaian
terhadap efek selama sembilan minggu penggunaan otot vastus lateralis terhadap
subjek yang menetap. Mereka menemukan bahwa peningkatan konten MCT1
dalam mitokondria sejalan dengan tingginya aktivitas mLDH (terkait dengan
peningkatan massa mitokondria), hal ini juga memperkuat konsep ILS pada
manusia.
Di sisi lain, studi lain menemukan hasil yang sangat berbeda [56, 63].
Penelitian ini menyatakan bahwa isoform MCT1 dan MCT4 terletak di
subsarkolema, tapi sama sekali tidak ada di intermyofibrillar mitokondria tikus,
sementara MCT2 terdapat di kedua sub-populasi ini. Berdasarkan hasil ini,
Benton dkk. [63] mengatakan bahwa subpopulasi mitokondria mungkin memiliki
kemampuan metabolik yang berbeda dan apabila mitokondria betul- betul dapat
mengoksidasi laktat, kemungkinannya terdapat pada kelas sub-sarkolema.
Dengan tujuan untuk menganalisis ketidaksesuaian dari penelitian tersebut di
atas, Hashimoto dkk. [14] menggunakan Confocal Laser Scanning Microscopy
(CLSM) untuk memeriksa domain intraseluler yang ditempati oleh MCT dalam
berbagai jenis serat otot yang berbeda pada otot rangka tikus . Hasilnya, hanya
sinyal lemah dari MCT2 lah yang ditemukan (di sarcolemma), dimana MCT1
terdapat di seluruh bagian dalam serat otot tipe I dan IIa, serta di subsarkolema
dan intermyofibrillar mitokondria. Selanjutnya`, hasil ini lebih diperkuat [20].
Selain itu, mereka berkomentar bahwa kedua penelitian ini menentang gagasan
MCT1 sebagai transporter monokarboksilat mitokondria. Bagi mereka [14, 59],

13

Yoshida dkk. [56] dan Benton dkk. [63] mengabaikan bukti kuat bahwa
mitokondria terdapat dalam sebuah struktur retikulum [64] yang sebenarnya
betul - dan bahwa metodologi yang digunakan oleh mereka mengacaukan
mitokondria

dan

karenanya

hilanglah

beberapa

konstituen

dan

fungsi

mitokondria, dan juga adanya kontaminasi sampel oleh isoform MCT yang
berkaitan dengan struktur selular lainnya.
Pada poin ini, gagasan MCT1 sebagai mMCT menjadi lebih kuat dan studi ini
telah mengambil sebuah pembelajaran baru. Sebagai contoh, Hashimoto dkk. [20]
menggunakan

kombinasi

kuat

confocal

scanning

microscopy,

immunoprecipitation, dan western blotting setelah fraksinasi sel untuk


menunjukkan kolokalisasi dari LDH, MCT1, dan protein capherone CD 147
(basigin)- suatu protein yang diduga menjangkar MCT1- dari retikulum
mitokondria sel L6 yang terkultur. Metode Western Blot menunjukkan banyaknya
NADH dehydrogenase (NADHDH), sitokrom oksidase (COX), LDH, MCT1, dan
CD147 pada fraksi mitokondria sel ini, dan metode imunopresipitasi
menunjukkan interaksi dengan COX, MCT1, dan CD147. Hasil dari novel ini
yang sebelumnya ditunjukkan, dimana hal itu telah menunjukkan kolokalisasi
MCT1 dan COX di kedua domain mitokondria, dan dengan demikian
memungkinkan kelompok yang mengusulkan adanya lactate oxidation complex
(LOX) mitokondria , yang terkait dengan IV kompleks rantai transpor elektron
dalam membran mitokondria, yang melibatkan protein MCT1, mLDH, CD147,
dan COX (lihat skema [20]).
Menurut model dari LOX, konsentrasi sitosol yang tinggi pada laktat,
laktat/piruvat, dan H+ -serta rasio laktat/piruvat yang tinggi dalam kompartemen
ini disejajarkankan dengan konsentrasinya yang lebih rendah dalam matrix
mitokondria. Selain itu, berbeda dengan perubahan yang diamati pada sitosol,

14

rantai transpor elektron relatif lebih teroksidasi selama aktivitas. Faktor-faktor ini
memfasilitasi masuknya laktat dan terjadinya oksidasi di mitokondria, sebab
lingkungan mendukung adanya piruvat dan perpindahan H + melalui siklus asam
sitrat dan ATP-ase mitokondria, secara berturut- turut. Selain itu, seperti yang
disebutkan sebelumnya, karakteristik LDH tidak mendukung terjadinya oksidasi
laktat di sitosol. Sehingga, model mekanismenya mengarahkan laktat yang
teroksidasi oleh mLDH, yang memungkinkan berlabuh ke luar membran
mitokondria dalam hubungannya dengan COX.
Reaksi endergonik ini tampaknya digabungkan dengan perubahan eksergonik
redoks pada COX selama transpor elektron di mitokondria. Dengan kata lain,
suasana pengoksidasi pada COX mendukung terjadinya konversi laktat- piruvat.
Setelah reaksi ini terjadi, molekul piruvat yang baru dibentuk akan meninggalkan
ruang intermembran di mana ia terbentuk dan diangkut oleh MCT1 ke matriks
mitokondria, untuk selanjutnya dikatabolisme oleh proses respirasi selular [15,
20, 37].
Sebagai kesimpulan, berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam jaringan
otot rangka, kita dapat menyimpulkan bahwa (1) laktat memang dapat dioksidasi
oleh mLDH pada otot rangka mitokondria dan (2) proses oksidasi menggunakan
MCT1 untuk transport piruvat berikutnya ke matrix mitokondria. Meski menjadi
model yang relatif masih baru, dan hanya didukung oleh beberapa studi, LOX
memiliki beberapa kemungkinan mekanisme konsumsi laktat pada otot rangka
dan dengan demikian dapat membantu untuk menjelaskan mengapa pelatihan
meningkatkan laktat yang dihilangkan oleh otot-otot aktif dan juga mengerahkan
peran dalam akumulasi laktat selama latihan [20, 65]. Adanya LOX pada
mitokondria cukup masuk akal karena titik penguatan lainnya adalah bahwa

15

struktur ini telah dilaporkan dalam berbagai studi tentang proteome mitokondria
[66, 67].
9. Peran Laktat dalam Biogenesis Mitokondria
Setelah proposal LOX, hashimoto dkk [68] menyelidiki efek paparan laktat
dalam kultur sel L6 dan menemukan hubungan dengan metabolit dan juga
peningkatan konsumsi O2, memacu terbentuknya reactive oxygen specires (ROS)
seperti hidrogen peroksida (H2O2). Sebagai hasilnya, satu peristiwa kaskade
dimulai, yang meningkatkan ekspresi beberapa gen yang berhubungan dengan
biogenesis mitokondria dan seterusnya meningkatkan massa mitokondria. Selain
itu, paparan laktat juga meningkatkan seluruh protein yang berhubungan dengan
LOX. Sebagai tambahan, hal ini juga telah dibuktikan bahwa wujudnya sebagai
suatu jaringan yang dinamis, dimana mitokondria terbentuk secara individual
hanya sementara.

Oleh karena itu, keseimbangan antara kadar fusi dan fisi

mendefinisikan suatu morfologi aktual seluruh retikulum. Berdasarkan kegunaan


penelitian ini, Fan dkk (64) baru- baru ini mendemonstrasikan bahwa paparan
H2O2 hanya mempengaruhi index ini sementara saja dan mengusulkan bahwa
stress oksidatif mungkin berkontribusi pada saat latihan dalam morfologi
mitokondria secara in vivo.
Secara keseluruhan, temuan laktat yang dimediasi oleh stimulasi genetik
dan modifikasi morfologi mitokondria akut menunjukkan peran penting dalam
penanda sel yang ditunjukkan oleh laktat, dan, oleh karena itu, istilah lactormone
telah digunakan sebagai sebuah julukan, yang dapat mempengaruhi ekspresi
protein transport, biogenesis mitokondria, dan respon adaptif lainnya yang
dihasilkan oleh latihan stres [ 15 , 69 ] .

16

10. Kesimpulan
Sebagai ringkasan, laktat tampaknya menjadi monokarboksilat yang
dioksidasi oleh retikulum mitokondria secara in vivo, khususnya di situasi dimana
ratio laktat/piruvat meninggi, seperti selama usaha latihan fisik yang intens. Lebih
lanjut, laktat bertindak sebagai bargaining chip di antara jaringan, dan
perpindahan glikogen,yang

mampu menyediakan material mentah untuk

resintesis ATP dalam berbagai macam mitokondria di dalam sel tubuh. ILS dapat
menjelaskan bagaimana mekanisme ini terjadi. Melalui ILS, metabolisme ini
dapat langsung dikirim oleh mitokondria ke jaringan yang terpenting saat latihan
dan dioksidasi oleh LOX, paling tidak di jaringan lurik dan saraf, dimana
keberadaan berbagai komponen telah diperlihatkan. Situasi ini menyatakan bahwa
banyaknya bentuk laktat yang dioksidasi tanpa pernah berpindah dari otot, dan
bahkan tanpa berpindah dari proses produksi sel. Lebih lanjut, hal ini
menunjukkan bahwa paparan laktat menuju ROS berikutnya dan bahwa stress
oksidatif ini bertanggung jawab terhadap (1) Aktivasi beberapa gen yang cocok
dengan biogenesis mitokondria dan (2) dan bahkan mungkin mempengaruhi
morfologi pada seluruh retikulum mitokondria, dan turut pula berpengaruh di
kedua rate fusi dan fisi mitokondria. Utamanya di otot rangka, Konsep ILS
datang untuk mengubah pemahaman kita terhadap sistem energi maupun interaksi
yang terjadi diantaranya. Dalam pandangan baru ini, lebih dari dua sistem energi
relatif yang terisolasi, dapat terlihat sebagai dua bagian yang terpisah pada sistem
interkoneksi yang sama, sebab yang satu bertindak sebagai bahan bakar bagi yang
lain [37, 70]. Kadar suplai ATP dari kedua sistem ini berbeda dan diregulasi
secara berbeda pula.
Ucapan Terima Kasih
Para penulis hendak mengucapakan terima kasih pada Tiago Rezende Figueira
atas komentarnya pada penelitian ini. Tidak ada sedikitpun pendanaan yang diterima

17

untuk pekerjaan ini dari organisasi manapun, dan tidak ada sedikitpun konflik yang
menjadi perhatian.

18

Anda mungkin juga menyukai