Askep DM PDF
Askep DM PDF
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal ,yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata , ginjal, saraf dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskopik
electron
(Mansjoer, 2001)
(Price, 2000)
metabolisme
karbohidrat
dimana
seseorang
tidak
dapat
Kelenjar pineal
Kelenjar pituitari
Kelenjar tiroid
Kelenjar timus
Kelenjar adrenal
Pankreas
(sel-sel
pulau
langerhans
Kelenjar ovarika
Kelenjar testika
Gambar 2 Pankreas
3. Kelenjar Tiroid
Terdiri dari 2 lobus yang berada disebelah kanan dari trakea, yang terletak
didalam leher bagian depan bawah melekat pada dinding laring. Adapun
fungsi kelenjar tiroksin adalah mengatur pertukaran metabolisme dalam
tubuh damn mengatur pertumbuhan. Selain itu juga kelenjar tiroid
mempunyai fungsi:
a. Bekerja sebagai perangsang kerja oksidasi
b. Mengatur penggunaan oksidasi
c. Mengatur pengeluaran karbondioksida.
d. Pengaturan susunan kimia darah, jaringan
4. Kelenjar Timus
Kelenjar ini
terletak di dalam thorak yang terdiri dari 2 lobus. Adapun fungsi dari
kelenjar timus adalah:
a. Mengaktifkan pertumbuhan badan.
b. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
10
5. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal ada 2 bagian yaitu:
a. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol
disebut korteks.
b. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epineprin) dan non
adrenalin (non epineprin)
Non adrenalin dapat menaikkan tekanan darah dengan cara
merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk
berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan cara
menambah pengeluaran glukosa dalam hati.
Adapun fungi kelenjar adrenal bagian korteks adalah:
a. Mengatur keseimbangan air, elektolit, dan garam.
b. Mempengaruhi metabolisme hidrat arang dan protein
c. Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid.
Dan fungsi kelenjar adrenal bagian medula adalah:
a. Vaso kontriksi pembuluh darah perifer.
b. Relaksasi bronkus.
6. Pankreas.
Terdapat di belakang lambung di depan vertebra lumbalis 1 dan 2 terdiri
dari sel- sel alpha dan beta. Sel alpha menghasilkan hormon glukagon dan
sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang di gunakan untuk
pengobatan diabetes adalah hormon insulin yang merupakan sebuah
protein yang turut di cernakan oleh enzim pencernaan protein.
11
12
C. Etiologi
1. Diabetes Mellitus tipe 1/ IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
DM tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas; faktor
genetik; imunologi; dan mungkin pula lingkungan (virus) diperkirakan
turut menimbulkan distruksi sel beta.
a. Faktor genetik
Penderita DM tipe I mewarisi kecenderungan genetik kearah DM tipe
I, kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe
HLA (Human Leucocyt Antigen) tertentu. Resiko meningkat 20 x
pada individu yang memiliki tipe HLA DR3 atau DR4.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana anti bodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi jaringan tersebut sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus / toksin tertentu dapat memacu proses yang dapat menimbulkan
destruksi sel beta.
2. DM tipeII / NIDDM
Mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan sekresi insulin
pada DM tipe 11 masin belum diketahui. Faktor resiko yang berhubungan
adalah obesitas, riwayat keluarga, usia (resistensi insulin cenderung
meningkat pada usia > 65 tahun.
13
D. Patofisiologi
Diabetes Mellitus mengalami
defisiensi
insulin
menyebabkan
14
E. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Mansjoer, 2001 Diabetes Mellitus awalnya diperkirakan
dengan adanya gejala yaitu:
a.
b.
c.
d.
Lemas
e.
f.
Kesemutan
g.
Mata kabur
h.
i.
15
F. KOMPIKASI
Komplikasi DM terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik
1. Komplikasi Akut, adalah komplikasi akut pada DM yang penting dan
berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka
pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah:
a. Diabetik Ketoasedosis (DKA)
Ketoasidosis diabetik merupakan defesiensi insulin berat dan akut dari
suatu perjalanan penyakit DM. Diabetik ketoasidosis disebabkan oleh
tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata
(Smeltzer,20002)
b. Koma Hiperosmolar Nonketonik(KHHN)
Koma Hipermosolar Nonketonik merupakan keadaan yang didominasi
oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan
tingkat kesadaran. Salah satu perubahan utamanya dengan DKA
adalah
tidak
tepatnya
ketosis
dan
asidosis
pada
KHHN
(SMELTZER,2000)
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi kalau kadar gula dalam darah turun dibawah 5060 mg/dl keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin
atau preparat oral berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit
(Smeltzer, 2000)
16
2. Komplikasi Kronik
Diabetes Mellitus pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah diseluruh
bagian tubuh (Angiopati Diabetik) dibagi menjadi 2 :
1. Mikrovaskuler
a.Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan-perubahan mikrovaskuler
adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal.Bila kadar glukosa
dalam darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan
mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam
urine (Smeltzer,2000)
b. Penyakit Mata
Penderita DM akan mengalami gejala pengelihatan sampai kebutaan
keluhan pengelihatan kabur tidak selalu disebabkan neuropati.
Katarak
disebabkan
karena
hiperglikemia
yang
berkepanjangan
17
2). Makrovaskuler
a). Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes maka terjadi
penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya ke seluruh tubuh
sehingga tekanan darah akan naik. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh
darah menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis) dengan resiko
penderita penyakit jantung koroner atau stroke.
b). Pembuluh Darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf- saraf sensorik, keadaan
ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya
infeksi yang menyebabkan ganggren. Infeksi di mulai dari celah celah
kulit yang mengalami hipertropi, pada sel-sel kuku kaki yang menebal
dan kalus demikian juga pada daerah daerah yang terkena trauma
c). Pembuluh Darah ke Otak
Pada pembuluh darah otak daoat terjadi penyumbatan sehingga suplai
darah ke otak menurun (long,1996)
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan secara medis
a. Obat Hipoglikemik Oral
1). Golongaan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan
denagan obat golongan lain, yaitu biguanid inhibitor alfa
glukosidase atau insulin. Obat golongan ini mempunyai efek utama
18
meningkatkan produksi insulin oleh sel- sel beta pankreas, karena itu
menjadi pilihan utama para penderita DM tipe 2 dengan berat badan
berlebihan
2). Golongan Biguanad /metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati,
memperbaiki pengambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer)
dianjurkan sebagai obat tinggal pada pasien kelebihan berat badan.
3). Golongan Inhibitor Alfa Glikosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran
pencernaan sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah makan.
Bermanfaat untuk pasien dengan kadar gula puasa yang masih
normal.
b.Insulin
1). Indikasi insulin
Pada DM tipe 1 yang tHuman Monocommponent Insulin (40 UI dan
100 UI/ml injeksi) yang beredar adalah actrapid
Injeksi insulin dapat diberikan kepada penderita DM tipe11 yang
kehilangan berat badan secara drastis. Yang tidak berhasil dengan
penggunaan obat-obatan anti DM
19
2. Jenis insulin
a. insulin kerja cepat
jenisnya adalah reguler insulin, cristalin zink, dan semilente
b. Insulin kerja sedang
Jenisnya adalah NPH (Netral Protamine Hagerdon)
c. Insulin kerja lambat
Jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc Insulin)
2. Penatalaksanaan Secara Keperawatan
a. Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makanan
walaupun telah mendapat penyuluhan perencanaan makanan, lebih
dari 50% pasien tidak melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya
mempertahankan menu yang seimbang dengan komposisi Idealnya
sekigtar 68% karbohidrat, 20% lemak dan 12% protein. Karena itu
diet yang tepat untuk mengendalikan dan mencugah agar berat
badan ideal dengan cara:
1. Kurangi Kalori
2. Kurangi Lemak
3. Kurangi Karbohidrat komplek
4. Hindari makanan manis
5. Perbanyak konsumsi serat
b. Olahraga
20
21
22
,kelompok resiko DM yaitu kelompok usia dewasa tua (lebih dari 40 tahun),
obesitas, hipertensi, riwayat keluarga DM riwayat kehamilan dengan bayi
lebih dari 4000 gram, riwayat DM selama kehamilan.
Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan gula darah sewaktu
kemudian dapat diikuti dengan Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) Untuk
kelompok resiko yang hasil pemeriksaan nya negatif, perlu pemeriksaan ulang
setiap tahunnya.
Pada pemeriksaan dengan DM dipemeriksaan akan didapatkan hasil
gula darah puasa >140 mg/dl pada dua kali pemeriksaan .Dan gula darah post
prandial >200mg/dl.
Selain itu juga dapat juga dilakukan pemeriksaan antara lain:
2. Aseton plasma (keton) > positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas:kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Elektrolit :natrium naik ,turun kalium naik, turun, fosfor turun
5. Gas Darah Arteri :menunjukkan PH menurun dan HCO3 menurun
(Asidosis Metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
6. Urine: Gula dan aseton positif (berat jenis dan osmolaritas meningkat)
7. Kultur dan Sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih
infeksi saluran pernafasan, dan infeksi pada luka
23
I. Pathways Keperawatan
Pankreas Rusak (sel beta)
Defisiensi insulin
Gangguan glukosa
oleh sel
Produksi energi
Glukoneogenesis
metabolisme
Hiperglikemia
Metabolisme fisik
Metabolisme lemak
Deuresis osmotis
Ketogenesis
Glukosuria
Glukagon
Poliuria
Ketonemia
nefropati
PH serum
Mual, muntah,
nafsu makan
Kelemahan
Ketidakberdayaan
Dehidrasi
Ketonuria
Natrium
Polidipsi
Gangguan
pembuluh darah
Defisit
Volume
cairan
Neuropati
Suplai darah ke
jaringan perifer
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Gangguan perfusi
jaringan perifer
Daya tahan
tubuh
Luka tidak
sembuh
Risiko infeksi
Ulkus / gangren
Peredaran darah
karena terganggu
Retinopati
Pandangan
keluar
Perubahan persepsi
sensori penglihatan
Resti cidera
Kerusakan
integritas jaringan
24
25
Tidak
terjadi
infeksi
keperawatan
Kriteria Hasil : Tanda Tanda Vital Stabil
26
Intervensi:
a. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan, seperti: demam,
kemerahan, adanya pus pada luka urine warna keruh atau
berkabut.
Rasional : Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya
telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat mengalami
infeksi nosokomial.
b. Pertahankan teknik aseptic pada prosedur invasif (seperti
pemasangan infus, kateter, dll)
Rasional : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi
media terbaik bagi pertumbuhan kimia.
c. Tingkatkan yang berhubungan dengan pasien termasuk
pasiennya sendiri upaya pencegahan dengan melakukan cuci
tangan yang baik pada semua orang
Rasional
Mencegah
timbulnya
infeksi
silang
(infeksi
nosokomial)
d. Kolaborasi pemberian antibiotik yang sesuai
Rasional : Penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya
sepsis.
4. Resiko perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan
zat kimia andogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa dan
insulin.
27
28
Kriteria Hasil :
Intervensi
a. Catat penurunan nadi, pengisian kapiler lambat
Rasional : Perubahan ini menunjukkan kemajuan / proses kronis
b. Evaluasi sensasi bagian yang sakit, contoh tangan / lutut, panas /
dingin
Rasional : Sensasi sering menurun selama serangan / kronis pada
penyakit tahap lanjut
c. Lihat dan kaji kulit untuk laserasi, lesi, area ganggren
Rasional : Lesi dapat terjadi dari ukuran jarum peniti sampai
melibatkan seluruh ujung jari dan dapat mengakibatkan infeksi /
kerusakan/ kehilangan jaringan serius
d. Dorong nutrisi dan vitamin yang tepat
Rasional : Keseimbangan diet yang baik meliputi protein dan
hidrasi adekuat, perlu untuk penyembuhan dan regenerasi
jaringan.
6. kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi metabolisme
energi , defesiensi insulin dan peningkatan kebutuhan energi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan aktifitas dan latihan pasien
tidak terganggu dan tidak mudah lelah
29
perbaikan
kemampuan
untuk
aktifitas
Rasional . Untuk memantau keadaan umum pasien.
d.Diskusikan cara menghemat kalori beraktifitas
Rasional : Untuk mengetahui seberapa kalori tubuh yang
dibutuhkan.
e.Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktifitas seharihari sesuai toleransi
Rasional : Meningkatkan perasaan dan kondisi pasien dalam
beraktifitas
30
Anjurkan
pasien
atau
keluarga
untuk
mengekpresikan
Pengetahuan
gaya
individu
membantu
untuk
dapat
mengakibatkan
frustasi
atau
kehilangan
kemampuan koping.
31
sehari-
hari
c. Berikan penerangan lampu yang cukup
Rasional . Mempermudah mengenali lingkungan
d. Jauhkan benda-benda yang dapat menyebabkan cidera
32
33
34
35
36
37
38