atau
dada terasa berat yang bersifat episodik dan berkaitan dengan musim
serta terdapat riwayat asma atau penyakit atopi pada anggota
keluarga. Walaupun informasi akurat mengenai hal-hal tersebut tidak
mudah didapat, beberapa pertanyaan berikut ini sangat berguna
dalam pertimbangan diagnosis asma :
1. Apakah anak mengalami serangan mengi atau serangan mengi
berulang?
2. Apakah anak sering terganggu oleh batuk pada malam hari?
3. Apakah anak mengalami mengi atau batuk setelah berolahraga?
4. Apakah anak mengalami gejala mengi, dada terasa berat, atau
batuk setelah terpajan alergen atau polutan?
5. Apakah jika mengalami pilek, anak membutuhkan >10 hari untuk
sembuh?
6. Apakah gejala klinis membaik setelah pemberian pengobatan antiasma?
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, umumnya tidak ditemukan kelainan saat
pasien tidak mengalami serangan. Pada sebagian kecil pasien yang
derajat asmanya lebih berat, dapat dijumpai mengi di luar serangan.
Dengan adanya kesulitan ini, diagnosis asma pada bayi dan anak
-439-
asma
menunjukkan
batuk
perlu
dipikirkan
sebagai
pada
satu-satunya
anak
gejala
yang
dan
hanya
pada
Asma episodik
jarang
(Asma ringan)
< 1 x/bulan
Asma episodik
sering
(Asma sedang)
>1 x/bulan
Asma persisten
(Asma berat)
< 1 minggu
1 minggu
Diantara
serangan
Tidur dan
aktivitas
Pemeriksaan fisik
di luar serangan
Obat pengendali
(anti inflamasi)
Tanpa gejala
Tidak terganggu
Sering terganggu
Hampir sepanjang
tahun tidak ada
remisi
Gejala siang dan
malam
Sangat terganggu
PEF/VEP1 > 80 %
Mungkin terganggu
(ada kelainan)
Nonsteroid/steroid
hirupan dosis
rendah
PEF/VEP1 60-80%
Variabilitas faal
paru (bila ada
serangan)*
Variabilitas > 15
%
Variabilitas > 30 %
Sering
Tidak pernah
normal
Steroid
hirupan/oral
PEF/VEP1 < 60 %
Variabilitas 20-30
%
Variabilitas > 50
%
Asma Eksaserbasi
Eksaserbasi (serangan) asma adalah episode perburukan gejala-gejala
asma secara progresif. Gejala yang dimaksud adalah sesak napas,
batuk, mengi, dada rasa tertekan, atau berbagai kombinasi gejala
tersebut. Pada umumnya, eksaserbasi disertai distres pernapasan.
Serangan asma ditandai oleh penurunan PEF atau FEV1. Pengukuran
ini merupakan indikator yang lebih dapat dipercaya
daripada
Sedang
Berat
Parameter
klinis, fungsi
paru,
Sesak
(breathless)
Tanpa ancaman
henti napas
Istirahat
Bayi: tidak mau
minum/makan
Posisi
Bisa
berbaring
Berbicara
Bayi :
tangis pendek
dan lemah
kesulitan
menyusu/makan
Lebih suka
duduk
Bicara
Kalimat
Penggal kalimat
Kesadaran
Mungkin
iritable
Biasanya iritable
Biasanya
irritable
Kebingung
an
Sianosis
Mengi
Tidak ada
Sedang.
Sering
hanya
pada akhir
ekspirasi
Tidak ada
Nyaring,
sepanjang
ekspirasi
inspirasi
Nyata
Sulit/
tidak
terdengar
Penggunaan
otot bantu
respiratorik
Biasanya
tidak
Biasanya ya
Ada
Sangat nyaring,
terdengar tanpa
stetoskop
sepanjang
ekspirasi dan
inspirasi
Ya
Retraksi
Dangkal,
retraksi
interkostal
Frekuensi
napas
Takipnea
Sedang,
ditambah
retraksi
suprasternal
Takipnea
Frekuensi
nadi
Pulsus
paradoksus
Berjalan
Bayi:
menangis
keras
Ancaman
henti
napas
Duduk
bertopang
lengan
Kata-kata
Dalam,
diatambah napas
cuping hidung
Takipnea
Gerakan
paradox
torakoabdominal
Dangkal/
hilang
Bradipnea
Bradikardi
Pedoman nilai baku frekuensi nadi pada anak:
Usia
Laju nadi normal
2-12 bulan
< 160 / mnt
1-2 tahun
< 120 / mnt
3-8 tahun
< 110 / mnt
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada,
< 10 mmHg 10-20 mmHg
> 20 mmHG
tanda
Parameter
klinis, fungsi
paru,
laboratorium
(pemeriksaany
Ringan
Sedang
a tidak
praktis)
Berat
Tanpa ancaman Ancaman
henti
henti napas
napas
kelelahan
otot napas
> 95 %
91-95%
90%
PaO2
Normal
(biasanya
tidak perlu
diperiksa)
> 60 mmHg
< 60 mmHg
PaCO2
> 45 mmHg
Obat pereda : -agonis atau teofilin (hirupan atau oral) bila perlu
Asma episodik jarang
Respons 4-6 minggu
> 3x dos
is/ mengi
is/ mengi
3x dos
Asma persisten
(-)
(+)
(-)
(+)
(+)
(-)
P
E
N
G
H
I
N
D
A
R
A
Asma Eksaserbasi
Global initiative for asthma (GINA) membagi tatalaksana serangan
asma menjadi dua yaitu tatalaksana di rumah dan di rumah sakit.
Tatalaksana di rumah dilakukan oleh pasien (atau orang tuanya)
sendiri di rumah. Hal ini dapat dilakukan oleh pasien yang
sebelumnya telah menjalani terapi dengan teratur dan mempunyai
pendidikan yang cukup. Pada panduan pengobatan di rumah,
disebutkan bahwa terapi awal adalah inhalasi B2agonis kerja cepat
sebanyak 2 kali dengan selang waktu 20 menit. Bila belum ada
perbaikan, segera mencari pertolongan ke dokter atau sarana
kesehatan.
Tatalaksana awal
nebulisasi B2agonis 1-2x, selang 20 menit
nebulisasi kedua + antikolinergik jika serangan sedang/berat
nebulisasi langsung dengan B2agonis+antikolinergik
Serangan ringan
Serangan
(nebulisasi
sedang
1x,
(nebulisasi
respons baik)
2x, respons parsial)
Serangan berat
Observasi Berikan
1-2 jam oksigen
(bila telah nebulisasi 3x, respons buruk)
Jika efek bertahan,
Nilai kembali
boleh pulang
derajat serangan, jika sesuai dengan serangan sedang,
Sejak awal
observasi
berikan
di O
Ruang
2 saat/di
Rawat
luarSehari
nebulisasi
Jika gejala Berikan
timbul lagi,
steroid
perlakukan
oral sebagai Pasang
serangan
jalur
sedang
parenteral, nilai ulang keadaan klinis, jika seuai dgn serangan berat, rawat di Ru
Pasang jalur parenteral
Foto rontgen toraks
Boleh pulang
Ruang rawat sehari/observasi
Ruang rawat inap
Bekali dengan obat Teruskan
-agonis
Teruskan pemberian oksigen
oksigen
(hirupan/oral) Atasi dehidrasi dan asidosis jika ada
Steroid IV tiap Lanjutkan
6-8 jam steroid oral
Jika sudah ada obat Nebulisasi tiap 1-2 jam
pengendali, teruskan
Nebulisasi
tiap 2 rumatan
jam
Aminofilin IV awal,
lanjutkan
Jika membaik dalam 4-6x nebulisasi, interval jadi 4-6 jam
Jika pencetusnya adalah
Bilaperbaikan
dalam 12 jam
perbaikan
Jika dalam 24 jam
klinis
stabil, boleh pulang
infeksi virus, dapat
Jika dengan steroid
danstabil,
aminofilin
parenteral tidak membaik, bahkan timbul ancaman henti napas, alih r
klinis
boleh pulang.
diberikan steroid oral
Tetapi jika klinis tetap belum
membaik/memburuk, alih
Dalam 24-48 jam control ke
rawat ke Ruang rawat inap.
klinik rawat jalan.
Catatan:
Jika menurut penilaian serangannya sedang/berat, nebulisasi pertama kali
langsung dengan -agonis + antikolinergik
Bila terdapat tanda ancaman henti napas segera ke Ruang Rawat Intensif
Jika alat nebulisasi tidak tersedia, nebulisasi dapat diganti dengan adrenalin subkutan 0,01 ml/kgBB/kali, maksimal 0,3 ml/kali
Untuk serangan sedang dan terutama berat, oksigen 2-4 L/menit diberikan sejak awal, termasuk pada saat nebulisasi
penggunaan
pra-aktivitas
fisik),
atau
serangan
hirupan
yang
sering
digunakan
pada
anak
adalah
rendah
tergantung
pada
beratnya
penyakit
dan
ketepatan
penanganan.
Referensi
1. Konsensus Nasional Asma Anak. Unit Koordinasi Kerja Pengurus
Prevention.
National
Institute
www.ginasthma.com/download.asp?intId=214 . 2006
of
Health.