Anda di halaman 1dari 4

Sabtu, 24 September 2011

Blighted Ovum
Blighted Ovum
A. Definisi
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan
hamil tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang
mengalaminya

juga

merasakan

gejala-gejala

kehamilan

seperti

terlambat

menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara
mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan
baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.
Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang telah
dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel
berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu
sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang
wanita tahu tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya
menyebabkan tubuh wanita secara alami mengalami keguguran.
B.

Etiologi
Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan
penyebab sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali
kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak
meneruskan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal
dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau
kualitas sperma atau ovum yang buruk.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit
kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG
serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat
menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri
semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.

C. Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun

demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan


hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan
sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah
terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan
munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan
tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun
laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic
gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.
D. Gejala dan Tanda
Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan
tanda-tanda mungkin termasuk:

Periode menstruasi terlambat

Kram perut

Minor vagina atau bercak perdarahan

Tes kehamilan positif pada saat gejala

Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan


perdarahan

Hampir sama dengan kehamilan normal

E.

Diagnosis

1.

Anamnesis

2.

Pemeriksaan Fisik

3.

Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan saat kehamilan


memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih
besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak,
adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilan
anembriogenik dapat ditegakkan ilapada kantong gestasi yang berdiameter
sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya strukturmudigah dan kantong kuning telur.

F. Pencegahan
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa
pasangan seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran
berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan
jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita.

Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan


beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella
pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu,
dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di
atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik,
memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
G.

Penatalaksanaan
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis
untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika
karena infeksi maka maka dapat diobatai agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika
penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak
dapat hamil sungguhan. Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang
ditemukan, namun masih dapat diupayakan jika kemungkinan penyebabnya
diketahui.

Sebagai

contoh,

tingkat

hormon

yang

rendah

mungkin

jarang

menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini, pil hormon seperti progesteron
dapat bekerja. Namun efek samping dari pemakaian hormon adalah sakit kepala,
perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika terjadi kematian telur di awal kehamilan
secara berulang, maka pembuahan buatan mungkin efektif dalam memproduksi
kehamilan. Dalam hal ini perlu donor sperma atau ovum untuk memiliki anak. Akan
tetapi, pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko kelahiran
kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah pilihan lain
bagi banyak pasangan.
Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol, setelah
terjadi dilatasi serviks kemudian dilakukan kuretase.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Blighted Ovum (Kehamilan Kosong). www.dokter sehat.com
Anne

Jackson

Bracker.

2006.

Blighted

Ovum

Anembryogenic

Pregnancy.http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted
%20ovum.pdf
Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic
Diagnosis & Treatment-Ninth Ed. DeCherney.http://www.marchofdimes.com
Nasrudin AM, Eddy R Moeljono, Putra Rimba. 2006. Efektivitas Misoprostol
400 mcg Pervaginam Untuk Dilatasi Serviks Pada Kasus Blighted Ovum. Bagian
Obstetri

dan

Ginekologi

Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin.


Agoes Oerip Poerwoko, Anantyo Binarso Mochtar, Hary Tjahjanto. 2008. Efek
Misoprostol Sublingual pada Kasus Blighted Ovum dan Missed Abortion. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro : Media Medika Indonesiana
Juminten Saimin, Eddy R. Moeljono, Retno B. Farid. 2008. Pemakaian Tablet
Misoprostol 100 Mikrogram Per Vaginam Untuk Dilatasi Servix Sebelum Tindakan
Kuretase. Subbagian Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin
Diposkan oleh dr. Reza di 01.09

Anda mungkin juga menyukai