TO 1
FEBRUARI 2016
Satu Tujuan: LULUS!
Etiologi: trombus/emboli
Etiologi: perdarahan intraserebral
Klinis:
Klinis:
Anamnesis: defisit neurologis akut
Anamnesis: defisit neurologis akut
(seringnya hemiparesis)
+penurunan kesadaran+nyeri
kepala+muntah proyektil
PF: kesadaran umumnya tidak menurun
PF: tanda lesi UMN, hipertensi
tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada refleks
patologis)
Penunjang (CT Scan): area
hiperdens di serebrum
Penunjang (CT Scan): area hipodens
serebrum
Tatalaksana:
Tatalaksana:
Bedah, Medikamentosa
Trombolitik (r-TPA)
Antihipertensi
3-4,5 jam setelah onset
Agen diuretik osmotik
Aspirin 325 mg
(misal manitol)
Clopidogrel 300 mg
Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200 mg
Updates AHA/ASA Stroke Recommendations
Pilihan Lainnya
2. C. BPPV
Keyword
Laki 60 tahun
Pusing berputar diperberat dengan gerakan kepala
tidak ada keluhan telinga berdenging, penurunan
pendengaran, ataupun nyeri
Riwayat trauma dan obat disangkat
PF: nistagmus (+) ke kanan.
BPPV
BPPV : vertigo yang
dicetuskan oleh
perubahan posisi kepala,
ada nistagmus rotatory ke
arah telinga yang sakit.
PF yang menunjang
adalah maneuver DixHallpike
Diagnosis Banding
Tatalaksana:
Vestibulosupresan
CRP (canalith repositioning procedure) dengan
maneuver Epley kanalitiasis pada kanal anterior
& posterior, dilakukan setelah Dix-Hallpike
Perasat Liberatory (Semont) kupulolitiasis
Latihan Brandt-Daroff untuk gejala sisa ringan,
dapat dilakukan mandiri
https://www.youtube.com/watch?v=r
tS2muvjFbM
Brandt-Daroff
Liberatory / Semont
Pilihan Lainnya
A. Meniere Tinnitus, penurunan
pendengaran, pusing berputar
B. Labirinitis Vertigo + penurunan
pendengaran
D. MS Gangguan disertai keluhan pada otot
dan gangguan otonom lain
E. Neuritis Vestibularis Nyeri + Vertigo
C.BPPV
3. A. Neuralgia Trigeminal
Keywords:
Wanita, 32 tahun
Nyeri seperti diiris di wajah sisi kanan saat
mengunyah, sikat gigi, ataupun tersentuh
Tidak diketahui riwayat penyakit sebelumnya.
Neuralgia Trigeminal
Penyakit saraf idiopatik pada
N.V.
Keluhan nyeri wajah unilateral
seperti tertusuk, dapat
dicetuskan dengan
pergerakan ataupun sentuhan
Tatalaksana umumnya dengan
karbamazepin (1st) atau
gabapentin (2nd)
Sumber : Harrison Manual of Medicine
Pilihan Lainnya
B. Nyeri post herpetik Tidak ada riwayat
cacar air, tidak ada keluhan lenting
C,D,E Nyeri kepala primer Keluhan nyeri
pada wajah, bukan dikeluhkan pada kepala
A.Neuralgia Trigeminal
4. D. Migraine
Keywords:
Perempuan, 20 tahun
Nyeri kepala kanan, berdenyut, disertai mual
muntah
Didahului gejala penglihatan
Tidak ada defisit neurologis
Migraine
Migraine = nyeri kepala
paroksismal, unilateral,
berdenyut, 4-72 jam,
disertai mual-muntah
dan/fotofobia, dapat
didahului dengan aura.
Kualitas
Intensitas
Lokasi
Memberat dengan
aktivitas
Mual
Muntah
Fotofobia
Fonofobia
Aura
Gejala penyerta
Tension
headache
Ditekan/diikat
Ringan atau
sedang
Bilateral
Migraine headache
Cluster headache
Berdenyut
Menusuk
Berat sekali
Unilateral
Unilateral
Tidak
Ya
Tidak
Ada/tidak
Tidak ada
Ada/tidak
Ada/tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada (classic)/tidak
(common)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Lakrimasi, injeksi
konjungtiva, rinorea,
dan perspirasi wajah
yang ipsilateral
Pilihan Lainnya
D.Migraine
GBS
Penyakit yang menyebabnya demielinisasi
sebagai akibat dari aktivitas sistem imun
setelah terjadinya infeksi.
Gejala yang muncul meliputi kelemahan yang
ascending disertai penurunan refleks.
Tatalaksana definitif meliputi IVIG ataupun
plasmapheresis
Tatalaksana suportif dapat berupa steroid,
analgesik dan dapat diberikan fisioterapi
Harrison Manual of Medicine
Pilihan Lainnya
A. Myasthenia Gravis Lelah pada sore hari,
wartenberg (+)
B. ALS Terjadi dari tangan dan lengan,
sering pada usia 50an
D. MS Kelemahan otot sering disertai
diplopia, dysarthria, urinary retention,
konstipasi, dan vertigo
E. Poliomielitis paralisis asimetris
6. D. Parasetamol
Keywords:
Perempuan, 23 tahun
Nyeri seluruh kepala, diikat, disertai kaku leher
Sering dirasakam sebelumnya
Tanda vital dalam batas normal
Tidak ada defisit neurologis
Diagnosis TTH
Tatalaksana awal yang sesuai?
Kualitas
Intensitas
Lokasi
Memberat dengan
aktivitas
Mual
Muntah
Fotofobia
Fonofobia
Aura
Gejala penyerta
Tension
headache
Ditekan/diikat
Ringan atau
sedang
Bilateral
Migraine headache
Cluster headache
Berdenyut
Menusuk
Berat sekali
Unilateral
Unilateral
Tidak
Ya
Tidak
Ada/tidak
Tidak ada
Ada/tidak
Ada/tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada (classic)/tidak
(common)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Lakrimasi, injeksi
konjungtiva, rinorea,
dan perspirasi wajah
yang ipsilateral
Pilihan Lainnya
A&B. Tramadol&MorfinBkn Tx awal
C&E. Ergotamin&Sumatriptan Abortif
Migraine dan cluster
D. Parasetamol
7. A. TIA
Keywords:
Laki, 53 tahun
Anggota gerak kanan melemah saat nonton film
porno
Membaik sendiri dalam 15-30 menit
Pernah keluhan serupa 1 tahun lalu
Etiologi: trombus/emboli
Etiologi: perdarahan intraserebral
Klinis:
Klinis:
Anamnesis: defisit neurologis akut
Anamnesis: defisit neurologis akut
(seringnya hemiparesis)
+penurunan kesadaran+nyeri
kepala+muntah proyektil
PF: kesadaran umumnya tidak menurun
PF: tanda lesi UMN, hipertensi
tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada refleks
patologis)
Penunjang (CT Scan): area
hiperdens di serebrum
Penunjang (CT Scan): area hipodens
serebrum
Tatalaksana:
Tatalaksana:
Bedah, Medikamentosa
Trombolitik (r-TPA)
Antihipertensi
3-4,5 jam setelah onset
Agen diuretik osmotik
Aspirin 325 mg
(misal manitol)
Clopidogrel 300 mg
Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200 mg
Updates AHA/ASA Stroke Recommendations
Stroke in evolution
Episode dalam stroke iskemik saat gejala perlahan-lahan
memberat mencapai maksimal (permanen)
Pilihan Lainnya
B. RIND membaik < 72 jam
C. Stroke in Evolution perburukan keluhan
neurologis
D. On Going Stroke Istilah tidak digunakan
E. Konversi Kejadian traumatik
menyebabkan gangguan saraf
A.TIA
Diagnosis MG
Patofisiologi penyakit?
Myasthenia Gravis
Penyakit Autoimun yang jarang, menyerang
reseptor asetilkolin pada Neuromuscular
Junction
Keluhan awalnya muncul kelemahan otot
pada sekitar mata, tetapi dapat muncul pada
tungkai
Tatalaksana meliputi pemberian
Asetilkolinesterase inhibitor (piridostigmin),
plasmaferesis, steroid serta timektomi.
Harrison Manual of Medicine
Pilihan Lainnya
A. Mielin Saraf pusat Multiple Sclerosis
C & D. MG hanya menyerang asetilkolin
saja
E. Demielinisasi saraf perifer GBS
B. Autoantibodi yang
merusak reseptor
asetilkolin di taut otot-saraf
Pilihan Lainnya
A. Mioklonik Gerakan cepat melempar
barang
B. Petit mal Bengong beberapa saat
D. general sekunder dari sebagian tubuh,
menjalar ke seluruh tubuh
E. Kejang Demam perlu ada demam
C.Grand Mal
10. B. Fenitoin
Keywords:
Laki, 22 tahun, dibawa ke IGD kejang > 10 x
Di sela kejang perbaikan kesadaran (-)
Epilepsi, tidak minum obat teratur 1 bln terakhir
B.Fenitoin
11. B. CTS
Keywords:
Perempuan, 40 tahun
Nyeri pergelangan tangan, menjalar ke siku dan
telapak tangan.
Kesemutan, sampai terbangun saat tidur
Phalen test +
Diagnosis?
Terapi:
Pilihan Lainnya
B.CTS
Bells Palsy
Etiologi
Paralisis akut nervus VII perifer unilateral, biasanya
karena terkena angin/udara dingin dalam waktu lama.
Diagnosis
Dahi dan pipi tidak bisa digerakkan, kelopak mata
tidak bisa menutup (lagoftalmus), bibir tertarik ke sisi
yang sehat.
Terapi
Steroid, plester mata ketika tidur, rehabilitasi fisik.
Artificial tears untuk mata yang lagoftalmus
Bells Palsy
Gejala:
Dahi tidak bisa
digerakkan
Lagoftalmus (tidak
bisa menutup mata)
Tidak bisa
menggembungkan
pipi
Tidak bisa senyum
atau bersiul
Mulut mencong ke
sisi sehat
Pilihan Lainnya
A. Fisioterapi dilakukan di akhir setelah
kelemahan otot membaik
B. masase tidak digunakan pada Bells palsy
D. Acetaminofen pereda nyeri
E. Piracetam memperbaiki kognitif
C.Prednison 1 mg/kgBB
selama 10 hari
Laki-laki, 37 tahun
Penurunan kesadaran sejak 3 hari,Nyeri kepala, demam.
Keluar cairan dari telinga (OMA / OMSK)
GCS 10, kaku kuduk +
Hb 13, Leukosit 15000, Trombosit 250000
Diagnosis?
Infeksi telinga memiliki komplikasi tersering berupa
Abses otak, tetapi juga dapat menyebabkan meningitis
/ meningoensefalitis bakterial
Ensefalitis
Meningitis
bakterial
Mening.TBC
Mening.virus
Ensefalopati
Onset
Akut
Akut
Kronik
Akut
Akut/kronik
Demam
< 7 hari
< 7 hari
> 7 hari
< 7 hari
</> 7 hari/(-)
Kejang
Umum/fok
al
Umum
Umum
Umum
Umum
Penurunan
kesadaran
Paresis
Somnolen
- sopor
+/-
Apatis
CM - Apatis
Apatis - Somnolen
+/-
++/-
Perbaikan
kesadaran
Lambat
Cepat
Lambat
Cepat
Cepat/Lambat
Etiologi
Tidak dpt
diidentifik
asi
++/-
TBC/riw. kontak
Ekstra SSP
Terapi
Simpt/anti
viral
Antibiotik
Tuberkulostatik
Simpt.
Atasi penyakit
primer
Viral men
TBC men
Tekanan
Normal/
Makros.
Keruh
Jernih
Xantokrom
Jernih
Jernih
Lekosit
> 1000
10-1000
500-1000
10-500
< 10
PMN (%)
+++
MN (%)
+++
+++
++
Protein
Normal/
Normal
Normal
Glukosa
Normal
Normal
Normal
Gram /Rapid
T.
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Sumber : www.emedicine.Medscape.com
Encephalitis Encephalopa
thy
B.Meningitis Bakterial
Pilihan Lainnya
B. panik tanpa agorafobia Panik muncul
tidak terkait dengan kesendirian di umum
C&D. Ggnkepribadian tidak muncul keluhan
nyeri dada dan cemas sampai takut mati
E. Gangguan Somatisasi Muncul banyak
keluhan pada berbagai organ tanpa sebab dan
pemicu yang jelas
15. E. Fluoxetine
Keywords:
Perempuan, 33 tahun
Lelah, murung, hilang minat
Tidak mau bertemu tetangga
Belum memiliki keturunan
Merasa tidak berguna dan tidak beruntung
Diagnosis? Depresi
Tatalaksana?
GEJALA TAMBAHAN
0 Konsentrasi berkurang
0 Percaya diri berkurang
0 Rasa bersalah dan tidak
0
0
0
0
berguna
Pandangan masa depan
suram
Ide bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan kurang
Depresi
Gangguan suasana perasaan berupa mood yang
turun, berlangsung minimal 2 minggu.
MLM M-ood turun, L-elah terus, M-inat hilang
Klasifikasi:
Ringan: gangguan ringan dalam keseharian
Sedang: gangguan dalam beberapa aspek kehidupan,
biasanya muncul beberapa gejala somatis seperti
gangguan seksual, keluhan tubuh, sakit kepala, dll.
Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham,
halusinasi) atau upaya bunuh diri
fluoxetine
Pilihan Lainnya
A. Asam Valproat Mood Stabilizer
B. Lorazepam Anti Anxietas
C&D. Risperidon & Olanzapin Anti psikotik
E.Fluoxetine
16 E. Skizofrenia Paranoid
Keywords:
Laki 40 tahun
Diam dan tidak mau makan
Mencurigai disantet, diracuni, dikendalikan
tubuh dan pikiran
- Tidak mau bertemu orang lain
Kemungkinan diagnosis ?
Skizofrenia
Diagnosis
Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala
negatif (afek datar, kehilangan gairah)
Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara
berbicara satu sama lain
Gejala lebih dari satu bulan
Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone
Klasifikasi Skizofrenia
Paranoid: waham dan halusinasi
Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme,
menolak untuk bergerak (negativisme)
Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik,
ataupun katatonik
C.Skizofrenia Paranoid
17 C. Gangguan Somatisasi
Keywords:
- Wanita 33 tahun
- Mengeluh lemas, pusing, kembung, diare,
gatal, nyeri dada
- Pemeriksaan fisik tidak ada kelainan
Kemungkinan diagnosis ?
Gangguan Somatisasi
banyak keluhan fisik, tapi PF tidak ada kelainan
Gangguan-Gangguan Somatoform
Malingering
Pura-pura sakit dengan tujuan eksternal, seperti malas
kerja atau mendapatkan narkoba bukan penyakit
Factitious disorder
Pura-pura sakit karena ingin mendapat perhatian atau
perawatan, bukan karena tujuan eksternal penyakit
Penyakit psikosomatik
Penyakit-penyakit fisik yang memiliki aspek mental (co/
hipertensi dengan stres) pasiennya beneran sakit
Sumber : Gabbards Treatment of Psychiatric Disorder
Pilihan Lainnya
A. Hipokondriasis Pasien yakin dengan satu
diagnosis tertentu
B. Konversi Hilangnya fungsi tubuh tertentu
D. Disosiasi Hilang identitas ataupun ingatan
masa lalu
E. Psikotik Muncul halusinasi dan waham
C. Gangguan Somatisasi
18. C. Katalepsi
Keywords:
Perempuan 20 tahun
Terlihat seperti patung. Pasien sering berdiam diri
seperti orang bengong, terkadang mondar-mandir,
kaku saat berjalan, kalau ditanya hanya
mengangguk, tidak mau makan dan minum
kecuali disuapi.
Pilihan Lainnya
A. Flexibilitas Cerea Kaku tetapi masih dapat
digerakkan
B. Rigiditas Hilangnya fungsi tubuh tertentu
D. Disosiasi Hilang identitas ataupun ingatan
masa lalu
E. Psikotik Muncul halusinasi dan waham
C. Katalepsi
Pilihan Lainnya
B. Hipokondriasis Yakin dirinya menderita
suatu penyakit
C. Skizofrenia Muncul Gejala Psikotik
D. Somatoform Pura-pura dirinya memiliki
penyakit, terdiri atas factitious, malingering,
ataupun psikosomatis
E. Depresi Muncul gangguan Mood
A. Gangguan Cemas
Menyeluruh
Retardasi Mental
Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau
tidak lengkap, ditandai oleh hendaya ketrampilan
selama masa perkembangan, sehingga mempengaruhi
tingkat kecerdasan secara menyeluruh dapat terjadi
dengan / tanpa gangguan jiwa/fisik lainnya
Klasifikasi menurut IQ
Ringan 50-69
Sedang 35-49
Berat 20-34
Sangat berat < 20
21 D. Pedofilia
Keywords:
- Gemar bermain dengan anak-anak
- Malkukan kekerasan seksual pada anak-anak
Gangguan seksual ?
A. Pedofilia
1/11/16
Tekanan
darah
Frekuensi
nadi
Frekuensi
napas
Suhu
Ukuran
pupil
Bising usus
Keringat
Antikolinergik
Naik
Naik
Naik
Turun
Turn
Kolinergik
Turun
Turun
Naik
Halusinogenik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Opioid
Turun
Turun
Turun
Turn
Turun
Turun
Turun
Simpatomimetik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Sedatif-hipnotik
Turun
Turun
Turun
Turun
Turun
Turun
Gejala Intoksikasi
Antikolinergik
Kolinergik
Contoh: organofosfat (obat nyamuk,
obat hama)
Gejala: bronkorea, bronkospasme,
salivasi, lakrimasi, urinasi, diare,
muntah
Halusinogenik
Contoh: amfetamin, kokain, fensiklidin
Gejala: disorientasi, halusinasi, bising
usus meningkat, panik, kejang
Sedatif-hipnotik
Contoh: antikonvulsan, barbiturat,
benzodiazepine, GABA, etanol
Gejala: penurunan kesadaran,
pandangan kabur, ataxia,
parastesia, halusinasi, nistagmus
Simpatomimetik
Contoh: amfetamin, kokain,
metamfetamin, efedrin,
fenilpropanolamin
Gejala: cemas, waham,
hiperrefleks, piloeereksi, kejang
A. Intoksikasi Opioid
Perdarahan SAH
Perdarahan pada rongga
diantara membran
arachnoid dan piamater
yang melapisi otak,
seringnya terjadi pada
ruptur aneurisma atau
trauma otak
Pemeriksaan terbaik
menggunakan CT scan
melihat perdarahan pada
otak
1/11/16
Sumber : Medscape
Intraventricular Hemorrhage
Perdarahan Subdural
Pilihan Lainnya
A. Laserasi Serebri Robeknya antara lapisan
duramater dan Piamater
B. Commotio penurunan kesadaran
sementara akibat trauma
C. Fr Basis Cranii Battle sign +, Racoon Eye +
E. Perdarahan Intraventrikuler Meningeal
sign (-).
D. Perdarahan subarachnoid
24. C. Temperatur
Keyword
Anak 18 bulan, kejang selama 10 menit kemudian
menangis 5 jam lalu
Menderita batuk pilek sejak kemarin
Keluarga riwayat epilepsi
Suhu 38,2 C, Faring Hiperemis, tonsil T2/T2
Kejang berulang di UGD selama 5 menit
Diagnosis: kejang demam kompleks
Faktor Resiko?
Kejang Demam
Bangkitan kejang saat kenaikan suhu tubuh (rektal > 38oC),
disebabkan proses ekstrakranial
Pungsi lumbal:
Elektroensefalografi
Pencitraan:
Pilihan Lainnya
A-B-E Usia, jenis kelamid, dan durasi kejang
bukan faktor resiko
E. Riwayat Epilepsi Perlu ada riwayat kejang
tanpa demam
C. Temperatur
Sumber : Medscape
Sumber : Medscape
Pilihan Lainnya
A. Dizziness Keluhan kepala ringan atau
melayang
B. Giddiness Perasaan berputar dan ketidak
seimbangan
C. Vertigo perifer Keluhan diperberat
dengan pergerakan, tidak ada defisit
neurologis lain
E. Vertigo campuran keluhan diperberat
dengan pergerakan
26 B. Glaukoma kronis
Keywords:
Sering tersandung
TIO 20 mmHg
Segmen anterior mata: kekeruhan pada lensa
Segmen posterior : CD rasio 0,8.
Diagnosis ? Glaukoma kronis
Glaukoma
Glaukoma dibedakan menjadi:
Glaukoma Primer
Dewasa(Simpleks/sudut terbuka dan terutup)
Kongenital
Pilihan Lain
A. Glaukoma akut mata merah & nyeri,
melihat halo, mual muntah, pupil midriasis, TIO
>>
B. Glaukoma kronis tunnel vision, CDR > 0,5
C. Glaukoma definitif
D. Glaukoma fakolitik glaukoma yang timbul
akibat proses pencairan nukleus lensa pada
katarak hipermatur. bagian dari glaukoma
sekunder.
27 D. Keratitis
Keywords:
Penurunan penglihatan mata kanan
Mata kanan nyeri, berair, dan silau
Menggunakan kontak lens kosmetik
Injeksi kornea, sekret, visus OD 6/15 dan OS 6/6.
Diagnosis ? Keratitis
Keratitis
Mata Merah Visus turun
Injeksi silier
Edema kornea
Keratitis
Etiologi keratitis
ETIOLOGI
KARAKTERISTIK
TATALAKSANA
Keratitis bakterial
Sekret purulen
antibiotik topikal
Lesi dendritik
antiviral topikal
Keratitis fungal
antifungal topikal
Keratitis amuba
amebisida
Terapi Keratitis
Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: a systematic approach 7th ed. USA: Elsevier. 2011
Pilihan Lain
A. Iritis radang/ infeksi iris
B. Planitis radang pars plana dari korpus
siliaris.
C. Skleritis radang / infeksi sklera
(profundal); tonjolan merah yang nyeri hebat
& injeksi tidak hilang dengan fenilefrin topikal.
E. Episkeleritis radang jaringan episklera
(sklera superfisial)
D. Keratitis
28 C. Ablatio retina
Keywords:
Pandangan kabur dan sering silau
Pandangan seperti tertutup tirai yang
bergoyang - goyang.
Diagnosis ? Ablatio retina
Retinal Detachment
Ablasio retina
Ablasio Retina
Pemeriksaan untuk memastikan : Funduskopi.
Pada pemeriksaan oftalmologis dapat ditemukan
adanya: defek relatif pupil aferen (RAPD), tekanan
intraokular yang menurun, iritis ringan, adanya
gambaran tobacco dust atau Schaffer sign,
robekan retina pada funduskopi.
Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina
yang terangkat berwarna pucat dengan
pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya
robekan retina berwarna merah. Bila bola mata
bergerak akan terlihat retina yang terlepas
bergoyang.
Ablasio retina
Dikelompokan dalam 3 jenis :
Ablatio retina regmatogen karena adanya
robekan/lubang pada retina
Ablatio retina traksional oleh karena tarikan terhadap
retina
Ablatio retina eksudatif akibat komplikasi penyakit lain
misalnya adanya tumor, hipertensi, peradangan dll.
Pilihan Lain
A. Glaukoma akut nama lain: glaukoma primer
sudut tertutup.
B. Katarak mata tenang visus turun perlahan,
shadow test.
D. Degenerasi makula karena usia mata tenang
visus turun mendadak, funduskopi : badan
drusen
E. Retinitis pigmentosa degenerasi sel batang
dan kerucut terkait genetik (timbul rabun senja
hingga buta total), funduskopi : pigmentasi
spikula
C. Ablatio retina
29 C. Anisometropia
Keywords:
Pemeriksaan koreksi lensa mata kanan
s+2,50 5/15
s+3,00 5/10
s+3,50 5/6
s+4,00 5/5
s+4,25 5/5.
Pada mata kiri s-0,50
Diagnosis ? Anisometropia
ANISOMETROPIA
Anisometropia adalah suatu keadaan yang terjadi
pada mata yang memiliki kekuatan refraksi yang
berbeda, yakni perbedaan besar miopia,
hipermetropia, atau antimetropia (satu mata
miopia, yang lainnya hipermetropia), serta
silindris (astigmatisma).
memicu mata cepat lelah dan diplopia, hingga
ambliopia.
Tatalaksana: kacamata dengan koreksi iseikonik
(penyesuaian besar gambar yang dihasilkan
kedua mata) atau lensa kontak.
Pilihan Lain
A. Emetropia mata normal
B. Aniseikonia tidak samanya bentuk dan
ukuran bayangan pada kedua retina.
D. Astigmatisma kelainan kurvatura kornea
sehingga bayangan jatuh pada 2 titik fokus di
sumbu retina.
E. Afakia tidak adanya lensa mata
C. Anisometropia
30 B. Kortikosteroid topikal
Keywords:
Mata kanan terasa mengganjal
Sekret, gatal
Sering berin-bersin pada pagi hari
Visus ODS 20/20, injeksi episklera (+)
Terapi ? Kortikosteroid topikal
Konjungtivitis Vernal
TATALAKSANA :
1. Menghindari alergen
2. Mast cell stabilizer
3. Steroid
4. Antihistamin
Cobblestone Appearance
http://emedicine.medscape.com/article/1211763-treatment
Konjungtivitis
Inflamasi atau infeksi konjungtiva
Patologi
Etiologi
Tatalaksana
Bakteri
staphylococci
streptococci,
gonocci
Corynebacteri
um strains
Virus
Adenovirus
herpes
simplex virus
or varicellazoster virus
http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
Patologi
Etiologi
Tatalaksana
Jamur
Candida spp.
can cause
conjunctivitis
Blastomyces
dermatitidis
Sporothrix
schenckii
Vernal
Alergi
Inklusi
Chlamydia
trachomatis
Doxycycline 100 mg
bid for 21 hari atau
Erythromycin 250 mg
PO qid 21 days
Antibiotik topikal
Pilihan Lain
A. Antibiotik Topikal untuk infeksi bakteri
C. Miotika Topikal agen penyebab miosis pupil
(misal pilokarpin)
D. Sikloplegik Topikal agen pelumpuh otot iris
(pupil midriasis), misal atropin.
E. Anestesi Topikal
Kortikosteroid topikal
31 C. Dakrioadenitis
Keywords:
Benjolan mata kanan
Mata terasa silau dan air mata banyak, kotoran
mata (-).
Kesulitan menutup mata dengan sempurna.
Regio margo superior berbentuk seperti S
terbalik.
Diagnosis? Dakrioadenitis
Dakrioadenitis
http://optometrist.com.au/wpcontent/uploads/2012/11/Dacryoadenitis.jpg
Blefaritis
Pilihan Lain
A. Blefaritis -> pembengkakan cenderung
menyeluruh pada palpebra
B. Dakriosistitis radang pada saluran air mata.
Bedakan dengan dakrioadenitis = radang pada
kelenjar air mata.
C. Dakrioadenitis
D. Keratitis radang / infeksi kornea, mata
merah visus turun.
E. Konjungtivitis radang / infeksi konjungtiva,
mata merah visus normal
A. Blefaritis
32 D. S + 2,0 D
Keywords:
Laki-laki 50 tahun
Dokter ingin menambahkan koreksi addisi
lensa sesuai usia
PRESBIOPI
Daya akomodasi mata melemah
Ditolong dengan lensa positif
Usia 40 44
tahun
Usia 45-49
tahun
Usia 50 54
tahun
Usia 55 59
tahun
Usia 60 tahun
+1
+1,5
+2
+2,5
+3
Pilihan Lain
A. S + 0,5 D
B. S + 1,0 D usia 40 tahun
C. S + 1,5 D usia 45 tahun
E. S + 2,5 D usia 55 tahun
D. S + 2,0 D
33 B. Paresis N. VI dekstra
Keywords:
Matanya terlihat tidak sejajar
Tes Hirschberg : esotropia dekstra.
Letak lesinya ? Paresis N. VI dekstra
Tes Hirshberg
It is performed by shining a
light in the eyes and observing
where the light reflects off the
corneas.
Pilihan Lain
A. Paresis N. III dekstra
eksotropia OD
C. Paresis N. III sinistra
eksotropia OS
D. Paresis N. VI sinistra
esotropia OS
E. Paresis N. IV dekstra
gangguan gerak mata ke inferior nasal
B. Paresis N VI dekstra
34 C. Pterigium
Keywords:
Mata kanan berair seperti ada yang
mengganjal
Selaput kekuningan berbentuk segitiga yang
mencapai tepi limbus kornea.
Pasien adalah seorang petani.
Diagnosis ? Pterigium
Pterigium
Eyeworld.org
Pilihan Lain
A. Hordeolum : papul merah, nyeri
interna : di balik kelopak mata
eksterna : di sudut kelopak mata
B. Kalazion : papul tidak merah, tidak nyeri
D. Pinguekula
nodul kekuningan (Bedakan dengan pterigium)
E. Pseudopterigium
selaput kekuningan terkait riwayat trauma, tes
sonde : sonde bisa lewat.
Pinguekula
Nodul kekuningan
Iritasi kronik
Penebalan konjungtiva disertai jaringan elastin
dan hialin.
Tatalaksana : suportif (kaca mata gelap, air
mata buatan)
Pilihan Lain
Pterigium dan
pseudopterigium
dibedakan dengan tes
sonde. Selaput pada
pterigium tidak dapat
dilewati oleh sonde.
Pilihan Lain
C. Pterigium
35 A. Glaukoma akut
Keywords:
Mata kiri merah, nyeri, seperti melihat
pelangi.
Mual dan muntah
Edema kornea, injeksi silier, pupil midriasis,
COA dangkal.
Diagnosis ? Glaukoma akut
Glaukoma
Glaukoma dibedakan menjadi:
Glaukoma Primer
Dewasa(Simpleks/sudut terbuka dan terutup)
Kongenital
Trabekulektomi vs trabekuloplasti
Pilihan Lain
B. Glaukoma kronik
tunnel vision, cup disk ratio menggaung.
C. Retinopati hipertensi
visus turun perlahan, copper wire, av
crossing.
D. Keratitis
visus turun, injeksi silier
E. Uveitis
anterior : nyeri mata, fotofobia, miosis, flare,
keratik presipitat.
A. Glaukoma akut
36 C. Kalazion
Keywords:
Bintitan pada kelopak atas mata kiri.
Papul di palpebra superior, tidak merah dan
tidak nyeri.
Diagnosis ? Kalazion
Khalazion
Pilihan Lain
A. Hordeolum interna papul merah & nyeri
di balik kelopak mata
B. Hordeolum eksterna papul merah &
nyeri di sudut mata
D. Blefaritis edema palpebra, sekret
E. Pterigium selaput kekuningan berbentuk
segitiga, tes sonde tidak bisa lewat.
C. Kalazion
ASTIGMATISME
Klasifikasi astigmatisma
1) MAS (Miopia Astigmat Simpleks) --> Lensa C(-) as
2) HAS (Hipermetropia Astigmat Simpleks) --> Lensa C(+) as
Hanya ada komponen silindris
3) MAC (Miopia Astigmat Compositus) --> Lensa S(-), Lensa C(-) as
4) HAC (Hipermetropia Astigmat Compositus) --> Lensa S(+), Lensa C(+) as
Ada komponen sferis dan silindris, tanda sama
5) MAM atau HAM
MAM (Miopia Astigmat Mixtus ) --> Lensa S(-), Lensa C(+) as
HAM (Hipermetrop Astigmat Mixtus) --> Lensa S(+), Lensa C(-) as
Ada komponen sferis dan silindris , tanda beda
Pilihan Lain
A. Astigmat mikstus
Ada komponen sferis dan silindris , tanda
beda
B. Astigmat Miop simplex
Hanya ada komponen silindris negatif
C. Astigmat Hipermetrop simplex
Hanya ada komponen silindris positif
E. Astigmat Hipermetrop composites
Ada komponen sferis dan silindris, tanda sama
38 A. Serumen prop
Keywords:
Telinga terasa penuh dan pendengaran
berkurang setelah berenang.
Otoskopi: membran timpani sulit dinilai.
Diagnosis? Serumen prop
Serumen Prop
IMPAKSI SERUMEN: ADANYA SUMBATAN LIANG TELINGA OLEH SERUMEN (KASUS
TERSERING)
FAKTOR RISIKO: manipulasi mekanik liang telinga kronik
GEJALA DAN TANDA: gangguan pendengaran tipe konduktif
DIAGNOSIS: ditemukan serumen dengan otoskop
TATALAKSANA:
IRIGASI (EAR TOILET)
Ekstrasksi manual
Seruminolitik untuk melunakan serumen (contoh karbogliserin)
Tatalaksana
Menghindari membersihkan
telinga secara berlebihan
Menghindari memasukkan air
atau apapun ke dalam telinga
Indikasi mengeluarkan serumen:
Kontraindikasi: perforasi
membran timpani
Pilihan Lain
SIRKUMSKRIPTA
1/3 luar adnexa kulit (+) furunkel
ETIOLOGI: S.aureus
GEJALA: nyeri (tidak ada jar. Longgar)
saat menekan perikondrium atau
membuka mulut, ggn pendengaran
OE AKUT
DIFUS
2/3 dalam kulit liang telinga
hiperemis dan edema tidak jelas
batasnya
ETIOLOGI: Pseudomonas
GEJALA: nyeri tekan tragus, liang telinga
sempit, sekret bau
KLASIFIKASI
OTITIS EKSTERNA
Infeksi difus
Terutama pada orang tua atau
imunokompromise
ETIOLOGI: P. Aeruginosa
GEJALA: rasa gatal + nyeri,
pembekakan liang telinga, paralisis
facial jika iritasi n.VII
OE MALIGNA
TATALAKSANA UMUM
BERSIHKAN LIANG TELINGA
Antibiotik dalam bentuk tampon lebih
efektif
Topikal antibiotik neomisin
Topikal antifungal polimiksin B
Topikal steroid
A. Serumen prop
39 A. Klebsiella ozaena
Keywords:
Keluhan hidung buntu sejak 1 bulan ini.
Rinoskopi anterior : krusta kehijauan, ingus
berwarna hijau, kental, dan berbau busuk.
Etiologi? Klebsiella ozaena
Rinitis atrofi
Infeksi hidung kronik
Adanya atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka
Mukosa hidung menghasilkan sekret yang kental dan
cepat mengering sehingga terbentuk krusta yang
berbau busuk
Wanita lebih sering terkena, usia dewasa muda
Pada pemeriksaan histopatologi tampak metaplasia
epitel torak bersilia menjadi epitel kubik atau epitel
gepeng berlapis, silia menghilang, lapisan submukosa
menjadi lebih tipis, kelenjar berdegenerasi atau atrofi.
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
Rinitis atrofi
Etiologi: infeksi oleh Klebsiella ozaena, defisiensi Fe,
defisiensi vitamin A, sinusitis kronik, kelainan
hormonal, penyakit kolagen.
Gejala dan tanda klinis: napas berbau, ingus kental
berwarna hijau, ada krusta/kerak hijau, gangguan
penghidu, sakit kepala, dan hidung tersumbat.
Pemeriksaan hidung: rongga hidung sangat lapang,
konka inferior dan media menjadi hipotrofi atau atrofi,
ada sekret purulen, dan krusta berwarna hijau.
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan histopatologi
dari biopsi konka media, pem.mikrobiologi, uji
resistensi kuman, dan ct scan sinus paranasal.
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
SEKILAS MATERI
STADIUM OTITIS MEDIA AKUT
TATALAKSANA
Antibiotik + miringotomi
antibiotik
Pilihan Lain
A. OMA demam, nyeri telinga, tidak
berulang (bisa mengalami resolusi).
B. Otitis eksterna difusa nyeri tragus, liang
telinga menyempit.
C. Otitis media serosa nama lain: otitis
media efusi
D. Otitis media pre supuratif nama lain :
otitis media akut hiperemis.
41 A. Rhinitis akut
Keywords:
Hidung tersumbat sejak 2 hari.
Demam, bersin berulang dan ingus encer.
Rhinoskopi anterior : mukosa merah, eritema
dan sekret serous.
Kemungkinan diagnosis? Rhinitis akut
Rinitis Medikamentosa
Gangguan respon normal vasomotor hidung akibat
pemakaian vasokonstriktor topikal lama dan berlebihan
Gejala
Hidung tersumbat terus menerus
Edema / hipertrofi konka, tidak berkurang dengan tampon
adrenalin
Tatalaksana:
Hentikan emakaian vasokonstriktor
Kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek lalu tapp-off
Dekongestan oral
Rinitis vasomotor
Keadaan idiopatik
Dicetuskan rangsangan non-spesifik
Pencetus non-alergik. eklusi alergik bisa dengan pemeriksaan
ige total
Pencetus: bau tertentu (rokok, parfum, paint, ink), makanan
pedas, bahkan cahaya silau
Gejala klinis
Hidung tersumbat bergantian sesuai posisi,
Sekret mukoid / serosa
Golongan
Bersin
Rinore
Tersumbat
Terapi:
Hindari stimulus
Pengobatan simptomatis
Golongan bersin antihistamin, glukokortikosteroid
topikal
Golongan rinore antikolinergik topikal
Golongan tersumbat glukokortikosteroid topikal,
vasokonstriktor oral
Operasi
Neurektomi N.vidianus
Rinitis Alergi
Terkait atopi reaksi
hipersensitivitas tipe I
Gejala
Bersin
Hidung tersumbat
Rhinorea + gatal
Konjungtivitis
PND
PF:
Stigmata atopi: nasal
crease, allergic shiner
Mukosa pucat/livid
Pencetus: alergen
Tatalaksana
Avoidance
Dekongestan
Antihistamin
Steroid intranasal
Alergic shiner
Alergic salute
Alergic crease
Konjungtivitis alergi
Dermatitis atopi
A. Rhinitis akut
OTITIS
MEDIA EFUSI
Peradangan non bakterial mukosa
kavum timpani
Ditandai terkumpulnya cairan
yang tidak purulen (serous atau
mucus) tanpa tanda infeksi
Etiologi
Anamnesa14
Pemeriksaan fisik :
:
DEKONGESTAN, ANTIBIOTIK,
MIRINGOTOMI, PIPA GROMET
TATALAKSANA
Terapi farmakologis
Antibiotik,
Steroid
Antihistamin
Dekongestan
Mukolitik.
Terapi nonfarmakologis
Miringotomi
Tube ventilasi (Grommet
tube)
43 A. Mastoiditis akut
Keywords:
Nyeri belakang telinga sebelah kiri.
Keluar cairan dari telinga kiri, sekret sangat
berbau, mastoid kiri merah, dan palpasi
teraba lunak.
Perforasi atik membrane timpani
Kemungkinan diagnosis ? Mastoiditis akut
Mastoiditis akut
Mastoiditis akut adalah suat infeksi bakteri
pada prosesus mastoideus hasil dari infeksi
yang lama pada telinga tengah
bakteri yang didapat pada mastoiditis
biasanya sama dengan bakteri yang didapat
pada infeksi telinga tengah
Bakteri paling sering: streptococcus aureus
(gram negatif)
Mastoiditis akut
Pemeriksaan fisik didapatkan
Kemerahan pada kompleks mastoid
Keluarnya cairan baik bening maupun berupa
lendir (warna bergantung dari bakteri)
Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan)
Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah)
Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian
dan organ lainnya.
Riwayat infeksi pada telinga tengah sebelumnnya
Mastoiditis
Mastoiditis
Infeksi bakteri pada tulang
mastoid.
Dapat menyebabkan meningitis
dan abses otak.
Biasanya didahului oleh OMA
yang tidak mendapatkan
pengobatan adekuat.
Diagnosis
Demam tinggi
Pembengkakan di mastoid.
Tatalaksana
Anak dirawat di rumah sakit.
Ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis, paling sedikit
selama 14 hari.
Jika hipersensitif: eritromisin
ditambah sulfa kotrimoksazol
Penunjang
Schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus
eksternus, TMJ
Pilihan Lain
B. Abses bezold abses leher dalam (otot
sternokleidomastoid), komplikasi jarang dari
mastoiditis.
C. Abses postaurikuler massa yang
berfluktuasi di belakang telinga. Bentuk lebih
lanjut dari mastoiditis.
D. Abses zygomatikus
E. Abses temporal
A. Mastoiditis akut
Tonsilitis Akut
Tonsilitis Kronik
Etiologi
Gejala
PF
Terapi
45 D. Antibiotik, dekongestan,
parasetamol
Keywords:
Demam dan nyeri pipi kanan sejak 3 hari yang
lalu.
Ingus kental, merasa ada lendir di tenggorokan.
Konka media kanan: edema, sekret(+), konka
media kiri: sekret (-), post nasal drip (+).
SINUSITIS
SINUSITIS
KUMAN TERSERING: STREPTOCOCCUS PNEUMONIA,
HAEMOPHILUS INFLUENSA
SINUSITIS AKUT < 4 MINGGU
PENUNJANG:
FOTO POLOS (OPASIFIKASI PADA SINUS)
WATERS (MAXILA, FRONTALIS)
CALDWELL (ETMOID)
LATERAL (SPHENOID)
CT-SCAN GOLD STANDAR
TATALAKSANA:
TOPIKAL STEROID, DEKONGESTAN ATAUPUN
ORAL DEKONGESTAN, MUKOLITIK
AMOXICILIN 3X500 MG 10 HARI
TATALAKSANA
SINUSITIS AKUT
Antibiotik
Dekongestan
Analgetika
SINUSITIS KRONIK
Antibiotik
Irigasi sinus
Steroid
Pembedahan
SIRKUMSKRIPTA
1/3 luar adnexa kulit (+) furunkel
ETIOLOGI: S.aureus
GEJALA: nyeri (tidak ada jar. Longgar)
saat menekan perikondrium atau
membuka mulut, ggn pendengaran
OE AKUT
DIFUS
2/3 dalam kulit liang telinga
hiperemis dan edema tidak jelas
batasnya
ETIOLOGI: Pseudomonas
GEJALA: nyeri tekan tragus, liang telinga
sempit, sekret bau
KLASIFIKASI
OTITIS EKSTERNA
Infeksi difus
Terutama pada orang tua atau
imunokompromise
ETIOLOGI: P. Aeruginosa
GEJALA: rasa gatal + nyeri,
pembekakan liang telinga, paralisis
facial jika iritasi n.VII
OE MALIGNA
TATALAKSANA UMUM
BERSIHKAN LIANG TELINGA
Antibiotik dalam bentuk tampon lebih
efektif
Topikal antibiotik neomisin
Topikal antifungal polimiksin B
Topikal steroid
Miringitis Bulosa
miringitis akut yang ditandai oleh adanya
pembentukan bulla pada membran timpani
penyakit self limiting disease, kadang-kadang
menjadi rumit oleh infeksi sekunder yang purulen
Gejala: nyeri pada daerah telinga yang onsetnya
2-3 hari terakhir sebab bulla terbentuk pada area
yang kaya akan persarafan pada epitel terluar
membran timpani, cairan yang keluar dari telinga,
gangguan pendengaran,
Miringitis Bulosa
Terdapat tanda-tanda inflamasi
pada membran impani, seperti
warna membran terlihat lebih
merah, serta tampak mengalami
deformasi, dan refleks cahaya
memendek atau bahkan
menghilang sama sekali
Karakteristik dari miringitis
bulosa adalah adanya bulla pada
membran timpani.
nyeri ketika pinna ditarik.
Ebmedicine.net
48 B. Alergic shiner
Keywords:
Keluar cairan encer dan bening dari hidung
setiap pagi hari
Ibu memiliki riwayat asma.
Konka livid dengan sekret serosa.
Bayangan gelap di bawah mata.
Tanda ini disebut? Alergic shiner
Rinitis Alergi
Terkait atopi reaksi
hipersensitivitas tipe I
Gejala
Bersin
Hidung tersumbat
Rhinorea + gatal
Konjungtivitis
PND
PF:
Stigmata atopi: nasal
crease, allergic shiner
Mukosa pucat/livid
Pencetus: alergen
Tatalaksana
Avoidance
Dekongestan
Antihistamin
Steroid intranasal
Alergic shiner
Alergic salute
Alergic crease
Konjungtivitis alergi
Dermatitis atopi
Pilihan Lain
A. Alergic salute kebiasaan menggosokgosok hidung yang gatal pada pasien rinitis
alergi.
C. Alergic crease lekukan pada dorsum
nasal akibat kebiasaan menggosok hidung
pada pasien rinitis alergi.
D. Facies adenoid muka bodoh, bernafas
lewat mulut pada pasien hipertrofi adenoid.
E. Atopi
B. Alergic shiner
49 B. Eritromisin
Keywords:
Nyeri tenggorokan.
Faring hiperemis, tonsil T2-T2 hiperemis,
selaput membran warna putih (+) yang mudah
berdarah.
Riwayat imunisasi tidak lengkap.
Terapi? Tonsilofaringitis difteri
Tonsilitis difteri
Penyebab: Corynebacterium
diphteriae (gram positif)
Gejala dan tanda klinis:
- demam
- nyeri menelan
- tonsil membengkak
ditutupi bercak putih kotor.
-Membran akan berdarah
bila diangkat.
-Kelenjar limfa leher akan
membengkak bull neck
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
Tonsilitis difteri
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan
pemeriksaan preparat langsung kuman yang diambil
dari permukaan bawah membran semu dan didapatkan
kuman Corynebacterium diphteriae
Terapi: ADS (anti difteri serum) diberikan segera tanpa
menunggu hasil kultur, dengan dosis 20.000-100.000
unit tergantung umur dan beratnya penyakit. Antibiotik
penisilin/eritromisin 25-50 mg/kgBB dibagi dalam 3
dosis selama 14 hari. Kortikosteroid 1,2mg/kgBB per
hari. Antipiretik.
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
B. Eritromisin
50 C. Laringitis akut
Keywords:
Keluhan nyeri di daerah tenggorok sejak 2 hari
Suara serak kemudian suaranya hilang.
Pasien adalah seorang guru di sebuah sekolah.
Laringitis akut
Batuk, demam, nyeri
menelan, suara serak
Laringoskopi : laring
hiperemis.
Etiologi : virus
Pilihan Lain
A. Tonsilitis akut radang tonsil
B. Faringitis akut radang faring
D. Epiglotitis akut sesak , gambaran thumb
print sign
E. Laringotrakeobronkitis akut batuk
menggonggong, sesak, gambaran steeple
sign / wine bottle (penyempitan)
C. Laringitis akut
Sirosis Hepatis
Fibrosis dan nodul regeneratif hepar
Tanda: hipertensi portal, ensefalopati hepatiku,
dan perdarahan varises
Penyebab:
Alkohol
Obat-obatan (seperti asetaminofen)
Hepatitis kronis (B, C)
Penyakit hepar lain( Wilson, amiloidosis)
Penyakit sistemik lain (gagal jantung kongesntif,
tromobsis vena hepatik, dan lain-lain)
http://discourse.apn.af/wp-content/uploads/2012/10/portal.gif
Pilihan lainnya
B. Injeksi asam traneksamat tidak definitif
C. Injeksi vitamin K tidak definitif
D. Miringkan dan lakukan suction bukan
tatalaksananya
E. Resusitasi cairan dilakukan bila syok,
bukan definitif PVO
Disentri
Disentri diare disertai darah terutama
akibat Shigella sp (disentri basiler)
Etiologi:
Sebagian besar karena Shigella
Yersinia enterocolica, C.jejuni (bayi)
Salmonella, E.coli enteroinvasive (jarang tetapi
berat)
E. hystolitica (jarang pada balita)
Amoeba
Disentri
BAB cair disertai darah
Pemeriksaan penunjang: analisis tinja
Tatalaksana:
Antibiotik
Dianggap sebagai Shigella kotrimoksazol tidak
membaik Sefiksim dan asam nalidiksat
Amoeba: metronidazole
Amebiasis
Shigelosis
Shigella termasuk non-lactose fermenter. Apabila ditanam pada agar miring TSI,
Shigella Grup A, B, C, dan D akan memberikan gambaran Alkalin/Asam Gas (-) H2S
(-).
Hasil uji biokimiawi Shigella Grup A, B, dan C, antara lain adalah MR (+), VP (-) Ind
(-/+), Cit (-), Ure (-). Mot (-), Orn (-) dan ONPG (-).
Hasil uji biokimiawi Shigella Grup D adalah MR (+), VP (-) Ind (-), Cit (-), Ure (-).
Mot (-), Orn (+) dan ONPG (+).
Kode Orn bermakna Ornithine Decarboxylase. Kode ONPG
bermaknaOrthoNitroPhenyl--D-Galactopyranoside.
Untuk membedakan secara lebih terperinci keempat spesies Shigella dapat
dilakukan uji fermentasi.
Shigella Grup A: laktosa (-), manitol (-), L-ramnosa (-), rafinosa (-), sukrosa (-), dan
xilosa (-).
Shigella Grup B : laktosa (-), manitol (+), L-ramnosa (-), rafinosa (D), sukrosa (-),
dan xilosa (-).
Shigella Grup C : laktosa (-), manitol (+), L-ramnosa (-), rafinosa (-), sukrosa (-), dan
xilosa (D)
Shigella Grup D : laktosa (-), manitol (+), L-ramnosa (+), rafinosa (-), sukrosa (-),
dan xilosa (-).
Pedoman tatalaksana TB
Pedoman tatalaksana TB
Sumber : http://health.utah.gov/epi/diseases/TB/resources/treatment/management_common_side.pdf
Infeksi H pylori
Infeksi H pylori menyebabkan perubahan
metaplasia pada lambung dan diasosiasikan
dengan ulkus peptikum.
Rute infeksi melalui kontak oral-oral atau
fekal-oral
Tanda dan gejala:
Pada umumnya asimtomatik, jika ada biasanya
mual, muntah, nyeri perut, rasa terbakar pada ulu
hati, diare, rasa lapar, halitosis
Buku ajar ipd
Infeksi H pylori
Diagnosis:
Tatalaksana:
Triple therapy
Omeprazole, amoxicillin, clarithromycin (OAC) selama 10
hari
Bismuth subsalicylate, metronidazole, tetracycline (BMT)
selama 14 hari
Lansoprazole, amoxicillin, clarythromycin (LAC) selama 10
atau 14 hari
Buku ajar ipd
Infeksi H pylori
Quadruple therapy (selama 10-14 hari)
Sequential therapy
PPI+amoxicillin selama 5 hari pertama, dilanjutkan
PPI+clarithromycin+tinidazol selama 5 hari berikutnya
55. A. 6
nyeri perut bagian kanan.
mual, muntah
tidak mau makan.
suhu tubuh 37.8 C,
nyeri tekan Mc Burney (+)
nyeri tekan lepas (+).
leukosit 9000 dan segmen 86%.
Berapakah skor Alvarado pada kasus diatas?
Elevated temperatur
= > 37,3
Leukositosis > 10.000
Shift to the left,
neutrofil batang >
10%
Keywords :
Dokter Widi, 25 tahun, cek lab lengkap
Hasil pemeriksaan HbsAg (-), anti HbS (+).
Arti hasil pemeriksaan ini ?
http://hepatmon.com/567.fulltext
Pilihan lainnya
Tonsilitis difteri
Penyebab: Corynebacterium diphteriae (gram positif)
Sering ditemukan pada anak usia kurang dari 10 tahun
Gejala dan tanda klinis: demam, nyeri kepala, nyeri
menelan, tonsil membengkak ditutupi bercak putih
kotor. Membran tersebut dapat meluas ke palatum
mole, uvula, nasofaring, laring, trakea, bronkus, dan
dapat menyumbat saluran napas. Membran akan
berdarah bila diangkat. Kelenjar limfa leher akan
membengkak bull neck (menyerupai leher sapi) atau
disebut juga Burgemeesters hals.
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
Pilihan lainnya
A. Tonsilitis akut nyeri menelan, demam,
tonsil hiperemis
B. Tonsilitis kronik ada kripta melebar,
detritus
C. Faringitis akut nyeri menelan, demam,
tidak ada membran
E. Laringitis akut serak, tidak ada membran
Tatalaksana
Rawat jalan
Antibiotik:
Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3
hari
Amoksisilin (25 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari.
Pasien HIV diberikan selama 5 hari.
Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
Tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam
Foto dada menunjukkan gambaran
pneumonia (infiltrat luas, konsolidasi,
dll)
Crackles (ronki)
Suara pernapasan menurun
Suara pernapasan bronkial
Bronkiolitis vs Pneumonia
Terapi Oksigen
Beri oksigen pada semua anak
dengan pneumonia berat
Pulse oximetry: panduan untuk
terapi oksigen
Saturasi oksigen < 90%
Pilihan lainnya
60. D. Attapulgit
Keywords :
tidak bisa BAB, sering buang gas, perut terasa
penuh, dan mual selama 2 hari.
3 hari sebelumnya diberikan obat diare oleh
dokter.
Obat diare penyebab keluhan?
Efek Samping
Kaolin konstipasi terutama pada anak dan usia
tua
Norit mual, muntah, konstipasi, BAB warna
hitam, hiperNa, hiperMg, dehidrasi, syok
Loperamid pusing, mengantuk, mulut kering,
muntah, konstipasi, lemas, nyeri perut
Attalpugite konstipasi, dispepsia, flatulens,
mual
Papaverin konstipasi, diare, pusing, pingsan,
berdebar-debar, kulit gatal, grogi
61. A. Peritonitis
Keywords :
- tidak bisa BAB dan perut kembung sejak 3 hari
yang lalu.
- awalnya nyeri di daerah ulu hati.
- perut kembung, BU (+) menurun
- defans muskuler (+).
Diagnosis yang tepat yaitu.?
Peritonitis
Inflamasi membran serosa pada rongga
abdomen
Peritonitis sering disebabkan oleh infeksi pada
peritoneal yang steril karena perforasi organ
atau iritan lain seperti benda asing, bilus,
asam lambung
Klasifikasi infeksi peritoneum:
Umum (peritonitis)
Terlokalisasi (abses intraabdomen)
http://emedicine.medscape.com/article/180234
Peritonitis
Primer: infeksi monomikrobial;
ekstraperitoneal yang menyebar secara
hematogen
Contoh: sirosis hepatis dgn asites, sindrom
nefrotik, peritoneal dialisis
Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda
Demam (80% pasien)
Nyeri abdomen
Ensefalopati
perburukan
Diare
Asites
Perburukan gagal ginjal
Ileus
PF:
Peningkatan suhu
Takikardia
Hipovolemia
intravaskular karena
anoreksia, muntah
Abdomen: defnas
muskular
RT: peningkatan nyeri
abdomen
http://emedicine.medscape.com/article/18023
4
Tatalaksana
Perbaikan proses yang mendasari
Antibiotik sistemik patologi yang
mendasari, beratnya infeksi, respon pasien
terhadap terapi
Terapi suportif
Operasi
http://emedicine.medscape.com/article/180234
Pilihan Lain
Pankreatitis akut peradangan pankreas
dengan gejala nyeri hebat abdomen dengan
onset akut menjalar ke punggung, kenaikan
enzim pankreas, gambaran pada CT Scan
dengan kontras
Volvulus: terpuntir usus, gambaran coffee
bean
Intusepsi: usus distal masuk ke usus proksimal
Kolesistitis: peradangan kandung empedu
Tatalaksana Ca paru
Bedah
Kemoterapi
Radiasi
Terapi target: bevacizumab, erlotinib, crizotinib
Terapi paliatif
Sumber: http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/lung-cancer/basics/treatment/con20025531
Pilihan lain
Asma sesak, suara nafas mengi, riwayat atopi.
PPOK riwayat merokok, barrel chest, Foto : sela iga
melebar, gambaran jantung pendulum, diafragma
mendatar.
TB paru batuk kronik dengan atau tanpa darah, foto :
kavitas / infiltrat di apeks paru, periksa sputum SPS
Pneumonia batuk+demam. PF: ronki basah kasar
63. C.Empyema
Keywords :
- batuk berdahak seperti nanah dan berbau
amis.pus
- Riwayat batuk darah disangkal.
- Tidak ada riwayat trauma.
- PF : redup pada lapangan paru bawah.
Kemungkinan diagnosis pasien di atas ialah?
Diagnosis empiema
Anamnesis
- Riwayat pneumonia
- Riwayat trauma
dada/trauma diafragma
- Batuk produktif
- Demam
- Sesak
- Anoreksia
- Penurunan BB
- Keringat malam
- Nyeri dada pleuritik
PF
-Febris
-Takipneu
-Ronki
-Rales
-Penurunan suara nafas
-Perkusi redup
-Egofoni
-Suara nafas tubular
Tatalaksana
- Drainase WSD
Pilihan lainnya
A. TB paru : batuk 2 minggu, keringat malam,
demam, sputum BTA +
B. Pneumonia : demam, batuk, sesak nafas ,
PF : ronki
D. Kanker paru : penurunan BB, batuk darah,
perokok berat, pf : fremitus meningkat, suara
napas menurun, redup pd perkusi
E. Bronkiektasis : sputum 3 lapis, honeycomb
appearance
Pertusis
Etiologi: Bordetella pertusis
http://www.cdc.gov/pertussis/images/pertussis-timeline.jpg
Diagnosis: klinis!
Penunjang
Tatalaksana
Antibiotik: eritromisin oral (12.5
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari)
selama 10 hari atau jenis
makrolid lainnya.
Oksigen: bila pernah terjadi
sianosis atau berhenti napas atau
batuk paroksismal berat.
Tatalaksana jalan napas: Selama
batuk paroksismal, letakkan anak
dengan posisi kepala lebih
rendah dalam posisi telungkup,
atau miring, untuk mencegah
aspirasi muntahan dan
membantu pengeluaran sekret.
Perawatan penunjang
Hindarkan sejauh mungkin segala
tindakan yang dapat merangsang
terjadinya batuk
Jangan memberi penekan batuk,
obat sedatif, mukolitik atau
antihistamin.
Obat antitusif dapat diberikan bila
batuk amat sangat mengganggu.
Jika anak demam ( 39 C) yang
dianggap dapat menyebabkan
distres, berikan parasetamol.
Beri ASI atau cairan per oral. Jika
anak tidak bisa minum, pasang pipa
nasogastrik dan berikan makanan
cair porsi kecil tetapi sering untuk
memenuhi kebutuhan harian anak.
http://www.ichrc.org/47-pertusis
Pilihan lainnya
Volume Paru
http://www.clevelandclinicmeded.com/medica
lpubs/diseasemanagement/pulmonary/pulmo
nary-function-testing/
Obstructive
disorder:
Airflow limitation
Increased lung
volumes with air
trapping
Normal or
increased
compliance
Restrictive
disorders
Reduced lung
volumes
Increase in
stiffness of the
lungs
Hasil Spirometri
https://www.brit-thoracic.org.uk/document-library/delivery-ofrespiratory-care/spirometry/spirometry-in-practice/
Spirometri
Ileus obstruksi
Tidak bisa BAB, kembung,
muntah, nyeri perut
Bising usus meningkat, dapat
menghilang jika sudah lama
Dilatasi usus proksimal saja, distal
cenderung tidak ada udara
Gambaran foto khas: step ladder,
herring bone
Dekompresi dengan NGT,
laparotomi
Ileus paralitik
Tidak bisa BAB, kembung, nyeri
perut (-)
Bising usus menghilang
Dilatasi usus proksimal distal
Pilihan Lain
Gastroenteritis: diare dengan muntah
Peritonitis: inflamasi pada peritoneum dengan
PF defans muskular
Gastritis akut: nyeri ulu hati, mual, muntah
Lintas Diare:
Lima Langkah Tuntaskan Diare
Kategori :
Kat A untuk diare tanpa dehidrasi
Kat B untuk diare dengan dehidrasi ringan sedang
(tanda dehidrasi > 2)
Kat C untuk diare dengan dehidrasi berat
Pemberian Makan
ASI tetap diberikan
Meskipun nafsu makan anak belum membaik,
pemberian makan tetap diupayakan pada anak
berumur 6 bulan atau lebih
Sirosis Hepatis
Fibrosis dan nodul regeneratif hepar
Tanda: hipertensi portal, ensefalopati hepatiku,
dan perdarahan varises
Penyebab:
Alkohol
Obat-obatan (seperti asetaminofen)
Hepatitis kronis (B, C)
Penyakit hepar lain( Wilson, amiloidosis)
Penyakit sistemik lain (gagal jantung kongesntif,
tromobsis vena hepatik, dan lain-lain)
MELENA = BAB
Kehitaman akibat
perdarahan = tarry
faeces
Melena diasosiasikan
dengan perdarahan
saluran cerna atas
Sumber : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK411/
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum adalah defek
pada mukosa lambung /
duodenum yang melebar
hingga muscularis mucosa.
Anamnesis + PF
- riwayat pemakaian NSAID
- riwayat infeksi H pylori
- merokok
- nyeri epigastrik/duodenal
- gejala dispepsia
- heart burn
- rasa tidak nyaman didada
- hematemesis /melena
- gejala anemia
Pilihan lainnya
A. IBS gangguan pola BAB, pemicu :
stressor psikir
B. Kolitis : golongan IBD, diare berdarah kronik
D. Perdarahan divertikulitis : umumnya di
kolon perdarahan saluran cerna bawah
hematoschezia / bab darah merah segar
E. Pecahnya varises esofagus : ada tandatanda peningkatan vena porta, sirosis hepatis
Sumber : petunjuk teknis tata laksana klinis ko infeksi TB HIV 2012, kemenkes
http://spiritia.or.id/dokumen/juknis-tbhiv2013.pdf
71. A.Nistatin
Keywords :
keluhan adanya bercak keputihan pada
mukosa pipi kanan dan kiri serta lidah.
bayi masih asi eksklusif.
oral thrush (+).
Terapi yang tepat untuk kasus di atas adalah...
Candidiasis oral
= oral thrush
Penyebab tersering: Candida
albicans
Pada membran mukosa
Sering terjadi pada bayi atau
penggunaan kortikosteroid
inhalasi pasien asma
Gejala:
Pilihan lainnya
B. Kloramfenikol antibiotik, bukan untuk
jamur
C. Amoksisilin antibiotik, bukan untuk
jamur
D. Kotrimoksazol antibiotik, bukan untuk
jamur
E. Cefadroxil antibiotik, bukan untuk jamur
Pneumonia
Definisi: peradangan pada parenkim paru, distal
dari bronkiolus terminalis menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat.
Etiologi:
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Klasifikasi
CAP
Pneumonia nosokomial
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada imunokompromais
Pneumonia bakterial / tipikal
Pneumonia atipikal
Pneumonia virus
Pneumonia jamur
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
P. atipik
Gradual
Kurang tinggi
Non produktif
Mukoid
Nyeri kepala, mialgia, sakit
tenggorokan, suara parau,
nyeri telinga
P. tipik
Akut
Tinggi, menggigil
Produktif
Purulen
Jarang
Sering
Lebih jarang
Pewarnaan gram
Radiologis
Laboratorium
sering
Jarang
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Gambaran klinis
Batuk berdahak (hijau kekuningan, batuk berdah)
Demam
Menggigil
Sesak napas, ketika beraktivitas berat
Kebingungan terutama pada org tua dan lansia
Keringat yang berlebihan
Nyeri kepala
Nyeri dada tajam seperti ditusuk dan memburuk ketika
batuk
Penurunan nafsu makan dan berujunga pada penurunan
berat badan
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Pilihan lainnya
A. Pneumonia komunitas
C. Hospital acquired pneumonia
D. Ventilator associated pneumonia
E. Pneumonia atipikal
BB pasien: 15kg
15 x 75 = 1125
cc oralit dalam
3 jam
74. C. Labiopalatoschisis
Keywords :
celah di bibir dan langit-langit
Diagnosis yang tepat untuk kasus diatas
adalah?
Labiopalatoschizis
Terdapat celah pada bibir dan langit-langit
pasien sehingga terdapat hubungan antara
hidung dan mulut.
Gnathoschisis = cleft jaw a congenital facial
anomaly of the jaw resulting from failure of
fusion of the mandibular prominences.
Labioschisis
Palatoschisis
Labio-gnatoschisis
Labio-gnato-palatoschisis
75. D. Atelektasis
Keywords :
Sesak
perokok berat
dada kiri tertinggal dalam hal pergerakan,
perkusi redup, dengan deviasi trakea ke kiri.
Pada pemeriksaan radiologi : gambaran
segitiga opak di basal paru kiri
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien?
Atelektasis
Adalah kolapsnya paru
(atau berkurangnya
volume paru) akibat:
Obstruksi (benda asing,
mukus, atau tumor di
bronkus atau bronkiolus)
Non-obstruksi
Relaksasi [efusi pleura,
pneumotoraks]
Kompresi [tumor]
Adesi [defisiensi surfaktan]
Sikatriks [bekas TB]
Atelektasis
Pilihan lainnya
A. Pneumotoraks : CXR : hiperlusen avaskular
dengan garis pleura
B. Emboli paru : sesak mendadak,
menggunakan skor Well, predisposisinya DVT
C. Efusi pleura : cxr : meniscus sign/ ellis
damoseau
E. Pneumonia : batuk, demam, sesak, cxr :
patchy infiltrat/ lobar infiltrat
Tamponade jantung
Kegawatdaruratan medik
Cairan mengisi ruang perikardium jantung
sulit mengembang diastolic failure
Trias beck hipotensi, distensi JVP, suara
jantung menjauh (muffled heart sound)
Tatalaksana utama pericardiocentesis
ATLS
Gagal jantung
Pathophysiology of
heart disease Lilly
Batwing appearance
Pilihan lainnya
A. Pneumotoraks menyerupai tamponade, tapi
tidak ada suara jantung menjauh, ciri khas
tension pneumotoraks, hipotensi, peningkatan
JVP, suara nafas menghilang, perkusi hipersonor,
radiologi area hiperlusen avaskular
B. Bronkiektasis honeycoomb appearance
C. PPOK riwayat merokok, barrel chest, jantung
pendulum dan diafragma mendatar
D. Asma riwayat atopik, suara wheezing
78. D. Valsartan
Keywords:
Tn. Alfa 47 tahun kontrol tekanan darah
Selama ini meminum kaptopril 25 mg
Tekanan darah berhasil terkontrol baik
Pasien mengeluhkan batuk tidak berdahak
selama 1 bulan terakhir
Obat pengganti apa yang sebaiknya diberikan
dokter?
Hipertensi
Definisi: Kenaikan tekanan darah > 120/80
mmHg setelah 2 x pengukuran
Klasifikasi:
JNC 7
Hipertensi urgensi kenaikan tekanan darah
hingga melebihi 180/120 mmHg
Hipertensi emergensi hipertensi urgensi +
kerusakan organ target
JNC 7
2014
guidelines
for
hypertensi
on JAMA
Angina pektoris
stabil
Unstable
angina
Acute coronary
syndrome
STEMI
NSTEMI
Pathophysiology of
heart disease Lilly
81. C. Defibrilasi
Keywords:
Tn. Sugih 60 tahun tiba-tiba tidak sadarkan diri
Riwayat hipertensi dan diabetes 10 tahun
Nadi tidak teraba, dilakukan RJP
Setelah RJP, gambaran EKG terlihat VF
Apa yang berikutnya dilakukan?
Algoritma ACLS
Sumber: AHA
Ventricular
fibrillation
Supraventrikular takikardi
Ventrikular ekstrasistol /
premature ventricle
contraction
Asistol vs PEA
Asistol
Tidak teraba nadi
Gambaran EKG flat
82. D. PDA
Keywords:
Bayi Nur 1 bulan
Terlihat cepat lelah, menyusu sebentar
Riwayat kelahiran prematur dengan BL 1800 gram
Pasien tidak sianosis, nadi 142 x/menit, nafas 41
x/menit
Auskultasi terdengar murmur kontinyu 4/6 di sela iga 2
linea sternalis sinistra hingga sepanjang garis sternal
Apa yang paling mungkin dialami pasien ini?
Pilihan lainnya
A. ASD fixed splitting
B. VSD murmur pansistolik
C. ToF sering sianosis dari lahir, lebih suka
posisi jongkok, murmur sistolik
E. Koarktasio aorta differential pulse
Kriteria Jones
Mayor
Karditis
Poliartritis
Korea
Nodul subkutan
Eritema marginatum
Minor
Demam
Arhtralgia
Pemanjangan interval PR
Peningkatan LED
Ada C-reactive protein
leukositosis
Pilihan lainnya
A. PDA continous murmur
C. Endokarditis infektif riwayat cabut gigi atau
penggunaan obat suntik
D. Kardiomiopati tergantung jenis, terdapat
kelainan struktural pada jantung, biasanya
genetik
E. ASD Fixed splitting
Tetralogi of Fallot
Stenosis pulmonal
RVH
VSD
Overriding aorta
Pathogenesis:
mikrodelesi
kromosom 22
(22q11)
Gejala klinis:
DOE
Cyanosis spell
Squatting
Diagnostic studies
CXR: boot shape
ECG: RVH, RAD
Pilihan lainnya
A. Barrel chest PPOK
B. Area hiperlusen avaskular tension
pneumotoraks
C. Jantung pendulum dan diafragama mendatar
PPOK
E. Batwing appearance edema paru
85. C. Miokarditis
Keywords:
Tn. Tono 24 tahun
Keluhan berdebar-debar sejak 3 hari
Tidak ada nyeri dada, riwayat hipertensi dan sakit jantung
disangkal
Ada demam dan sakit tenggorokan sejak 1 minggu lalu
Tekaan darah 100/60 mmHg, nadi 100 x/menit ireguler,
nafas 20 x/menit, suhu 380C
PF thrilling di apeks dan terdapat selaput membran
putih mudah berdarah di tenggorokan
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?
Miokarditis difteri
Komplikasi yang ditakutkan dari difteri
Inflamasi miokardium gejala tidak spesifik,
hanya mengarah ke jantung (sesak nafas,
berdebar-debar, keringat dingin)
Terjadi dalam 1-2 minggu pasca infeksi (60%
pasien terutama yang tidak diimunisasi)
Toksin menyebabkan proses katalitik perubahan
NAD dalam sel menjadi diphtamide inaktivasi
eEF2 blok sintesis protein sel kematian sel
Menyebar ke organ lain secara limfatik dan
hematogenik
Medscape
Pilihan lainnya
A. Perikarditis ST elevasi di semua lead,
frictional rub
B. Endokarditis riwayat cabut gigi atau
penggunaan obat-obatan terlarang
D. VF biasanya tidak sadar, butuh defibrilasi
E. AF hilang gelombang P, ireguler pada EKG
Duh tubuh
Kriteria
Gonorea
BV
Candida
Trichomonas
Klamidia
Duh
Tidak spesifik
Amis setelah
berhubungan
Seperti susu
Kuning
kehijauan
Tidak spesifik
Mikroskopis
Diplokokus
gram negatif
Clue cell
Pseudohifa
dan
blastospora
Parasit
Badan inklusi
berflagel dan
pergerak
Etiologi
Neisseria
gonorrhea
Gardnerella
vaginalis
Candida
albicans
Trichomonas
vaginalis
Chlamidia
trachomatis
Pilihan lainnya
A. Hifa sejati panjang bersekat tinea
C. Hifa pendek dan spora bergerombol
malasezia furfur
D. Clue cell BV
E. Badan inklusi Klamidia
87. D. Varikokel
Keywords:
Tn. Moscow 30 tahun
Belum memiliki anak setelah 2 tahun menikah
dan berhubungan rutin tanpa kontrasepsi
Nyeri hilang timbul tidak berat pada buah pelir
PF umum normal, PF testis terdapat sensasi
kantung cacing di testis kanan
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
Varikokel
Terjadi pada 15-20% laki-laki dan 40% pada
laki-laki infertil
Keluhan utama sulit mendapatkan
keturunan
Biasanya asimptomatik
Ciri khas bag of worm pada palpasi testis
(gambaran kantung cacing)
Hidrokel vs Varikokel
Hidrokel
Biasanya asimptomatik,
hanya teraba testis
membesar dan tidak
simetris
Testis teraba
Tes transiluminasi (+)
Varikokel
Asimptomatik, namun
berhubungan dengan
infertilitas dan terkadang
bisa nyeri skrotal
Teraba kantong cacing
Tes transiluminasi (-)
Varikokel
Pilihan lainnya
A. Torsio testis nyeri akut, Phrens sign (-)
B. Epididimitis nyeri, hitungan hari, phrens
sign (+)
C. Hidrokel transiluminasi (+)
E. Omfalokel defek dinding abdominal
kongenital
GNAPS
Glomerulonefritis akut atau sindrom nefritik
Azotemia
Hipertensi
Edema
Hematuria
Proteinuria
Edema diuretik
Hipertensi ACEI atau CCB, lebih diutamakan ACEI karena
renoprotektif
Nefritik vs Nefrotik
Nefritik
Dominan hematuria
Hipertensi
Biasanya post-streptoccal
Nefrotik
Dominan proteinuria
Hipoalbuminemia
Gejala yang sering
dikeluhkan bengkak
90. C. Prazosin
Keywords:
Tn. Seal 65 tahun
Sulit buang air kecil sejak 2 minggu
Kencing keluar sedikit, terkadang perlu mengedan, nyeri
disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi pada keluarga (+)
PF tekanan darah 140/90 mmHg, lain-lain normal
RT prostat teraba kenyal, nyeri tekan (-), pool atas tidak
teraba BPH
Pasien minta obat sekalian untuk hipertensi
Obat apa yang sebaiknya diberikan dokter?
Medscape
Demam
RT
Hematuria
BPH
Prostat teraba
lunak, Pool atas
tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Prostatitis
Prostat teraba
kenyal, pool atas
teraba, nyeri tekan
(+)
Ca prostat
Prostat teraba
keras, dapat
berbenjol-benjol,
pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)
Torsio testis
Emergensi dalam bidang urologi
Torsio dari korda spermatikus penurunan suplai darah iskemia
testis ipsilateral
Gejala utama adalah nyeri dadakan dan akut serta sangat hebat
Dd/ utama adalah epididimitis
Pemeriksaan penunjang yang disarankan USG doppler, dapat
memperlihatkan kekurangan blood supply
PF sederhana yang bisa membantu membedakan Phren sign
Phren sign (+) apabila ketika testis diangkat, nyeri berkurang atau
menghilang suggestive epididimitis, bila (-), suggestive torsio
testis
Tatalaksana utama bedah detorsio
Pilihan lainnya
A. TenHorn sign nyeri yang timbul saat traksi
korda spermatikus, suggestive appendisitis
B. Blumberg sign nyeri lepas pada
pemeriksaan abdomen, suggestive
appendisitis
D. Tes transiluminasi pada hidrokel
E. Tes phalen untuk carpal tunnel syndrome
92. A. Fimosis
Keywords:
An. Bayu 3 tahun
Kemaluan menggembung dan sering
menangis bila buang air kecil
PF ujung penis menggembung dan
prepusium sulit ditarik ke belakang
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?
Fimosis
Ketidakmampuan kulit prepusium untuk
ditarik ke belakang
Klasifikasi:
Fisiologis newborn
Patologis setelah pubertas atau setelah
sebelumya bisa ditarik
Fimosis vs Parafimosis
Fimosis
Bukan emergensi
Prepusium tidak bisa ditarik
ke belakang
Gejala umum ujung
penis menggembung
Tatalaksana sirkumsisi,
rujuk ke urologi
Parafimosis
Emergensi
Prepusium yang ditarik ke
belakang tidak bisa ditarik
kembali terjepit dan edema
Gejala umum kulit prepusium
edema, terdapat cincin menjepit
penis bisa iskemia
Tatalaksana:
Manual reduksi
Cairan hipertonik kompres
Pungsi
Aspirasi
Insisi vertikal
Sirkumsisi urologi
Pilihan lainnya
B. Parafimosis cincin edema, kulit tidak bisa
ditarik ke depan
C. Torsio testis nyeri akut di testis, phren sign
(-)
D. Epididimitis nyeri di testis, phren sign (+)
E. Uretritis biasanya ISK, ada gejala disuria
atau duh
93. A. Nefrolitiasis
Keywords:
Tn. Anton 35 tahun
Nyeri pada pinggang kiri sejak 3 hari lalu
Kencing terasa lebih sedikit, pasien juga jarang minum
PF Nyeri ketok CVA kiri
Radiologi gambaran tanduk rusa di paravertebra kiri
setinggi L2-L4 staghorn
Apa diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini?
Nefrolitiasis
Batu berada di ginjal
Nyeri di pinggang biasanya tidak menjalar
Gambaran pada foto rontgen bisa didapatkan
tanduk rusa (staghorn)
Pemeriksaan penunjang sederhana BNO
IVP
Staghorn
Ruptur organ
Organ
Gejala
Ginjal
Ureter
Buli/kandung kemih
Uretra anterior
Uretra posterior
Bubo inguinalis
Pembesaran kelenjar getah bening
termasuk PMS, dapat disebabkan
limfogranuloma venerum (LGV) atau
canchroid
LGV sering didahului dengan self-limiting
ulcer, dilanjutkan dengan nyeri pada kelenjar
getah bening femoral etiologi = Chlamydia
trachomatis
Ruptur organ
Organ
Gejala
Ginjal
Ureter
Buli/kandung kemih
Uretra anterior
Uretra posterior
Kriteria
II
III
IV
Klasifikasi ini khusus untuk cedera uretra anterior, distal dari diafragma
urogenital, biasanya terdapat pada straddle injury
Medscape
ISK
Infeksi pada saluran kemih, terdiri atas sistisis,
prostatitis, pyelonefritis, asimptomatik
bakteriuria patofisiologi infeksi ascenden
Klasifikasi:
Pilihan lainnya
A. Batu oksalat urin oksalat >75 mg /24 jam,
batu merupakan batu kalsium radioopak
B. Batu sistine sistinuria hingga 300 mg/hari,
kristal hexagonal, platelike, sediaan urin pagi
D. Batu struvit biasanya karena infeksi
Proteus, degradasi urea, menaikkan pH urin
presipitasi pembentukan batu struvit
(magnesium ammonia fosfat
E. Batu ammonia fosfat struvit