Anda di halaman 1dari 548

PEMBAHASAN

TO 1
FEBRUARI 2016
Satu Tujuan: LULUS!

1. D. Aspilet 325mg 1x1 dan


dipyridamole 200mg 2x1
Keywords:
Laki, 65 tahun
Tidak bisa bicara tiba-tiba sejak 12 jam yang lalu.
Tidak ada gangguan pada tangan ataupun kaki,
sebagian penglihatannya menghilang.
Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan Lesi
hipodens pada hemisfer kiri

Diagnosis Stroke Iskemik


Tatalaksana awal yang tepat:

Stroke iskemik Vs Hemoragik

Ada tanda peningkatan TIK


Penurunan kesadaran
Muntah proyektil
Nyeri kepala
TD amat tinggi

Pasien sadar, datang dengan defisit


neurologis (bicara pelo, hemiparesis)

Untuk memastikan, perlu pemeriksaan penunjang: CT Scan, MRI

Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik

Etiologi: trombus/emboli
Etiologi: perdarahan intraserebral
Klinis:
Klinis:
Anamnesis: defisit neurologis akut
Anamnesis: defisit neurologis akut
(seringnya hemiparesis)
+penurunan kesadaran+nyeri
kepala+muntah proyektil
PF: kesadaran umumnya tidak menurun
PF: tanda lesi UMN, hipertensi
tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada refleks
patologis)
Penunjang (CT Scan): area
hiperdens di serebrum
Penunjang (CT Scan): area hipodens
serebrum
Tatalaksana:
Tatalaksana:
Bedah, Medikamentosa
Trombolitik (r-TPA)
Antihipertensi
3-4,5 jam setelah onset
Agen diuretik osmotik
Aspirin 325 mg
(misal manitol)
Clopidogrel 300 mg
Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200 mg
Updates AHA/ASA Stroke Recommendations

Pilihan Lainnya

A. Aspilet 85 mg Harusnya 325 mg


B. Clopidogrel 150 mg Harusnya 300 mg
D. Dipyridamole 200 mg dipyridamole tidak
diberikan monoterapi
E. Clopidogrel + Dipyridamole Clopidogrel tidak
dikombinasikan dengan dipyridamole
Updates AHA/ASA Stroke Recommendations

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Aspilet 325mg 1x1 dan


dipyridamole 200mg 2x1

2. C. BPPV
Keyword
Laki 60 tahun
Pusing berputar diperberat dengan gerakan kepala
tidak ada keluhan telinga berdenging, penurunan
pendengaran, ataupun nyeri
Riwayat trauma dan obat disangkat
PF: nistagmus (+) ke kanan.

Diagnosis yang tepat?

BPPV
BPPV : vertigo yang
dicetuskan oleh
perubahan posisi kepala,
ada nistagmus rotatory ke
arah telinga yang sakit.
PF yang menunjang
adalah maneuver DixHallpike

Diagnosis Banding

Sumber : Buku Ajar THT FKUI


www.emedicine.medscape.com
www.vestibular.org

Neuritis vestibuler : gejala


spt vertigo perifer, ada
riwayat infeksi virus,
nistagmus horizontal ke
telinga yang sehat. Disertai
nyeri
Labirinitis : Vertigo dan
penurunan pendengaran,
tidak ada tinnitus.
Penyakitnya akut, tidak
kronik seperti Menieres.

Tatalaksana:
Vestibulosupresan
CRP (canalith repositioning procedure) dengan
maneuver Epley kanalitiasis pada kanal anterior
& posterior, dilakukan setelah Dix-Hallpike
Perasat Liberatory (Semont) kupulolitiasis
Latihan Brandt-Daroff untuk gejala sisa ringan,
dapat dilakukan mandiri

https://www.youtube.com/watch?v=r
tS2muvjFbM

Brandt-Daroff

Liberatory / Semont

Pilihan Lainnya
A. Meniere Tinnitus, penurunan
pendengaran, pusing berputar
B. Labirinitis Vertigo + penurunan
pendengaran
D. MS Gangguan disertai keluhan pada otot
dan gangguan otonom lain
E. Neuritis Vestibularis Nyeri + Vertigo

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C.BPPV

3. A. Neuralgia Trigeminal
Keywords:
Wanita, 32 tahun
Nyeri seperti diiris di wajah sisi kanan saat
mengunyah, sikat gigi, ataupun tersentuh
Tidak diketahui riwayat penyakit sebelumnya.

Diagnosis yang paling mungkin:

Neuralgia Trigeminal
Penyakit saraf idiopatik pada
N.V.
Keluhan nyeri wajah unilateral
seperti tertusuk, dapat
dicetuskan dengan
pergerakan ataupun sentuhan
Tatalaksana umumnya dengan
karbamazepin (1st) atau
gabapentin (2nd)
Sumber : Harrison Manual of Medicine

Pilihan Lainnya
B. Nyeri post herpetik Tidak ada riwayat
cacar air, tidak ada keluhan lenting
C,D,E Nyeri kepala primer Keluhan nyeri
pada wajah, bukan dikeluhkan pada kepala

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A.Neuralgia Trigeminal

4. D. Migraine
Keywords:
Perempuan, 20 tahun
Nyeri kepala kanan, berdenyut, disertai mual
muntah
Didahului gejala penglihatan
Tidak ada defisit neurologis

Apa kemungkinan diagnosis ?

Migraine
Migraine = nyeri kepala
paroksismal, unilateral,
berdenyut, 4-72 jam,
disertai mual-muntah
dan/fotofobia, dapat
didahului dengan aura.

Migren tanpa aura = common migraine


Migren dengan aura = classic migraine
Terapi :
Non spesifik : analgetik, OAINS, anti emesis
Spesifik : sumatriptan,
derivate ergotamin (sudah jarang dipakai)
Aura = gejala neurologik fokal Profilaksis :
Amitriptilin, -bloker, asam valproat, CCB
yang mendahului/menyertai
serangan migren. Bisa
berupa visual (co. kilatan
cahaya), sensorik, motorik.
Sumber : Konsensus nasional penanganan nyeri kepala di Indonesia

Tiga tipe nyeri kepala primer :


TTH terikat, tertekan, bilateral, berkaitan dengan stress,
disertai ketegangan otot leher, intensitas ringan-sedang.
Migrain berdenyut, biasanya unilateral, disertai mual,
muntah, fotofobia, fonofobia, dapat disertai aura (classic
migrain) ataupun tidak (common migrain), intensitas
sedang-berat.
Cluster seperti ditusuk, unilateral, periorbita, dapat
menjalar ke temporal/retroorbita, gejala tambahan:
lakrimasi, diplopia, rinore, kongesti nasal, edema palpebra,
injeksi konjungtiva.
Sumber : Konsensus nasional penanganan nyeri kepala di Indonesia

Kualitas
Intensitas
Lokasi
Memberat dengan
aktivitas
Mual
Muntah
Fotofobia
Fonofobia
Aura

Gejala penyerta

Tension
headache
Ditekan/diikat
Ringan atau
sedang
Bilateral

Migraine headache

Cluster headache

Berdenyut

Menusuk

Sedang atau berat

Berat sekali

Unilateral

Unilateral

Tidak

Ya

Tidak

Ada/tidak
Tidak ada
Ada/tidak
Ada/tidak

Ada
Ada
Ada
Ada
Ada (classic)/tidak
(common)

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada
Lakrimasi, injeksi
konjungtiva, rinorea,
dan perspirasi wajah
yang ipsilateral

Tatalaksana nyeri kepala (ringkasan)


Tension headache
Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan parasetamol
Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)
Migraine headache
hindari pencetus
terapi abortif:
non spesifik: acetaminofen, NSAID
spesifik: triptan, ergotamine, DHE
Bila tidak respon opioid dan analgetik yang mengandung
butalbital
Cluster headache
Akut: triptan atau ergot dengan metoclopramide
Preventif: Calcium channel blockers, amitriptilin

Pilihan Lainnya

A. Kluster Tidak ada aura


B. TTH Tidak ada aura, kaku di leher
C. Vertigo pusing berputar
E. Trigeminal neuralgia nyeri wajah

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D.Migraine

5. C. Guillain Barre Syndrome


Keywords;
Laki-laki, 17 tahun
Anamnesis Demam diikuti ascending paralysis
PF Motorik atas 4444/4444, bawah 3333/3333.
refleks fisiologis keseluruhan menurun

Dugaan diagnosis yang paling sesuai?

GBS
Penyakit yang menyebabnya demielinisasi
sebagai akibat dari aktivitas sistem imun
setelah terjadinya infeksi.
Gejala yang muncul meliputi kelemahan yang
ascending disertai penurunan refleks.
Tatalaksana definitif meliputi IVIG ataupun
plasmapheresis
Tatalaksana suportif dapat berupa steroid,
analgesik dan dapat diberikan fisioterapi
Harrison Manual of Medicine

Pilihan Lainnya
A. Myasthenia Gravis Lelah pada sore hari,
wartenberg (+)
B. ALS Terjadi dari tangan dan lengan,
sering pada usia 50an
D. MS Kelemahan otot sering disertai
diplopia, dysarthria, urinary retention,
konstipasi, dan vertigo
E. Poliomielitis paralisis asimetris

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C.Guillain Barre Syndrome

6. D. Parasetamol
Keywords:
Perempuan, 23 tahun
Nyeri seluruh kepala, diikat, disertai kaku leher
Sering dirasakam sebelumnya
Tanda vital dalam batas normal
Tidak ada defisit neurologis

Diagnosis TTH
Tatalaksana awal yang sesuai?

Tiga tipe nyeri kepala primer :


TTH terikat, tertekan, bilateral, berkaitan dengan stress,
disertai ketegangan otot leher, intensitas ringan-sedang.
Migrain berdenyut, biasanya unilateral, disertai mual,
muntah, fotofobia, fonofobia, dapat disertai aura (classic
migrain) ataupun tidak (common migrain), intensitas
sedang-berat.
Cluster seperti ditusuk, unilateral, periorbita, dapat
menjalar ke temporal/retroorbita, gejala tambahan:
lakrimasi, diplopia, rinore, kongesti nasal, edema palpebra,
injeksi konjungtiva.
Sumber : Konsensus nasional penanganan nyeri kepala di Indonesia

Kualitas
Intensitas
Lokasi
Memberat dengan
aktivitas
Mual
Muntah
Fotofobia
Fonofobia
Aura

Gejala penyerta

Tension
headache
Ditekan/diikat
Ringan atau
sedang
Bilateral

Migraine headache

Cluster headache

Berdenyut

Menusuk

Sedang atau berat

Berat sekali

Unilateral

Unilateral

Tidak

Ya

Tidak

Ada/tidak
Tidak ada
Ada/tidak
Ada/tidak

Ada
Ada
Ada
Ada
Ada (classic)/tidak
(common)

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada
Lakrimasi, injeksi
konjungtiva, rinorea,
dan perspirasi wajah
yang ipsilateral

Tatalaksana nyeri kepala (ringkasan)


Tension headache
Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan parasetamol
Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)
Migraine headache
hindari pencetus
terapi abortif:
non spesifik: acetaminofen, NSAID
spesifik: triptan, ergotamine, DHE
Bila tidak respon opioid dan analgetik yang mengandung
butalbital
Cluster headache
Akut: triptan atau ergot dengan metoclopramide
Preventif: Calcium channel blockers, amitriptilin

Pilihan Lainnya
A&B. Tramadol&MorfinBkn Tx awal
C&E. Ergotamin&Sumatriptan Abortif
Migraine dan cluster

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Parasetamol

7. A. TIA
Keywords:
Laki, 53 tahun
Anggota gerak kanan melemah saat nonton film
porno
Membaik sendiri dalam 15-30 menit
Pernah keluhan serupa 1 tahun lalu

Diagnosis yang tepat?

Stroke iskemik Vs Hemoragik

Ada tanda peningkatan TIK


Penurunan kesadaran
Muntah proyektil
Nyeri kepala
TD amat tinggi

Pasien sadar, datang dengan defisit


neurologis (bicara pelo, hemiparesis)

Untuk memastikan, perlu pemeriksaan penunjang: CT Scan, MRI

Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik

Etiologi: trombus/emboli
Etiologi: perdarahan intraserebral
Klinis:
Klinis:
Anamnesis: defisit neurologis akut
Anamnesis: defisit neurologis akut
(seringnya hemiparesis)
+penurunan kesadaran+nyeri
kepala+muntah proyektil
PF: kesadaran umumnya tidak menurun
PF: tanda lesi UMN, hipertensi
tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada refleks
patologis)
Penunjang (CT Scan): area
hiperdens di serebrum
Penunjang (CT Scan): area hipodens
serebrum
Tatalaksana:
Tatalaksana:
Bedah, Medikamentosa
Trombolitik (r-TPA)
Antihipertensi
3-4,5 jam setelah onset
Agen diuretik osmotik
Aspirin 325 mg
(misal manitol)
Clopidogrel 300 mg
Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200 mg
Updates AHA/ASA Stroke Recommendations

TIA dan RIND


Etiologi : iskemia otak yang tidak menyebabkan infark
Tampilan klinis :
TIA: Defisit neurologis akut yang kembali menjadi normal
dalam waktu 24 jam.
RIND : Gejala lebih dari 24 jam, tapi membaik dalam 72 jam

Tatalaksana : Aspirin atau clopidogrel


(untuk mencegah terjadinya stroke)

Stroke in evolution
Episode dalam stroke iskemik saat gejala perlahan-lahan
memberat mencapai maksimal (permanen)

Pilihan Lainnya
B. RIND membaik < 72 jam
C. Stroke in Evolution perburukan keluhan
neurologis
D. On Going Stroke Istilah tidak digunakan
E. Konversi Kejadian traumatik
menyebabkan gangguan saraf

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A.TIA

8. B. Autoantibodi yang merusak


reseptor asetilkolin di taut otot-saraf
Keywords;
Perempuan, 31 tahun
Anamnesis Kelemahan pada tungkai, lengan,
kelopak mata
Lemah terutama pada sore hari

Diagnosis MG
Patofisiologi penyakit?

Myasthenia Gravis
Penyakit Autoimun yang jarang, menyerang
reseptor asetilkolin pada Neuromuscular
Junction
Keluhan awalnya muncul kelemahan otot
pada sekitar mata, tetapi dapat muncul pada
tungkai
Tatalaksana meliputi pemberian
Asetilkolinesterase inhibitor (piridostigmin),
plasmaferesis, steroid serta timektomi.
Harrison Manual of Medicine

Pilihan Lainnya
A. Mielin Saraf pusat Multiple Sclerosis
C & D. MG hanya menyerang asetilkolin
saja
E. Demielinisasi saraf perifer GBS

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Autoantibodi yang
merusak reseptor
asetilkolin di taut otot-saraf

9. C. Tonik Klonik (Grand Mal)


Keywords:
Laki-laki, 7 thn
Teriak diikut kaku seluruh tubuh, diikuti kelojotan
Demam (-), keluhan lain (-)

Kemungkinan kejang pada pasien?

Kapita Selekta Kedokteran

Grand Mal / Tonik Klonik

Status Epileptikus (= Status Konvulsivus)


Bangkitan yang berlangsung >30 menit ATAU
Dua bangkitan atau lebih di antara bangkitan
tersebut tidak terdapat pemulihan kesadaran
PENTING!!
Istilah epilepsi tidak sama dengan kejang.
Seseorang yang menderita epilepsi bisa saja saat ini tidak sedang
dalam bangkitan epilepsi.
Orangnya sedang kejang = bangkitan epilepsi.

Pilihan Lainnya
A. Mioklonik Gerakan cepat melempar
barang
B. Petit mal Bengong beberapa saat
D. general sekunder dari sebagian tubuh,
menjalar ke seluruh tubuh
E. Kejang Demam perlu ada demam

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C.Grand Mal

10. B. Fenitoin
Keywords:
Laki, 22 tahun, dibawa ke IGD kejang > 10 x
Di sela kejang perbaikan kesadaran (-)
Epilepsi, tidak minum obat teratur 1 bln terakhir

Terapi yang tepat adalah Fenitoin

Status Epileptikus (= Status Konvulsivus)


Bangkitan yang berlangsung >30 menit ATAU
Dua bangkitan atau lebih di antara bangkitan
tersebut tidak terdapat pemulihan kesadaran
PENTING!!
Istilah epilepsi tidak sama dengan kejang.
Seseorang yang menderita epilepsi bisa saja saat ini tidak sedang
dalam bangkitan epilepsi.
Orangnya sedang kejang = bangkitan epilepsi.

Algoritme Penanganan Status Konvulsivus

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B.Fenitoin

11. B. CTS
Keywords:
Perempuan, 40 tahun
Nyeri pergelangan tangan, menjalar ke siku dan
telapak tangan.
Kesemutan, sampai terbangun saat tidur
Phalen test +

Diagnosis?

Manifestasi Klinis Carpal tunnel syndrome


Kumpulan tanda dan gejala akibat penekanan nervus
medianus dalam terowongan karpal (carpal tunnel)
Gejala umum: kesemutan, kebas, nyeri pada lokasi yang
dipersarafi nervus medianus (terutama pada malam hari)
Gejala lain: kadang pasien
menjatuhkan barang yang
digenggam tanpa terasa, gejala
intermiten.
Gejala malam hari biasanya cukup
spesifik untuk CTS terutama bila
gejala berkurang jika menggerakgerakkan tangan.
Pemeriksaan dapat dengan EMG
Sumber: emedicine carpal tunnel syndrome

Terapi:

Penggunaan splint pada malam hari (3 minggu)


Medikamentosa: NSAID, injeksi steroid
Terapi lainnya: Yoga

Tarsal Tunnel Syndrome & Lesi Nervus Perifer


Tarsal tunnel syndrome
Akibat kompresi nervus tibialis
Nyeri yang menjalar dari
pergelangan kaki medial ke arah
distal
Klinis:
Tata laksana: injeksi steroid, bedah
kalau tidak mempan
Lesi nervus
radialis: wrist drop
medianus: tidak bisa oposisi,
MCP I-II tidak bisa fleksi, PIP dan
DIP I-II tidak bisa ekstensi
..ulnaris: MCP IV-V tidak bisa fleksi,
PIP dan DIP IV-V tidak bisa ekstensi

Pilihan Lainnya

A. Tarsal Tunnel di kaki


C. Radialis wrist drop
D. Medianus Ape Hand
E. ALS Disertai gangguan neurologis lainnya

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B.CTS

12. C. Prednison 1mg/kgbb selama 10


hari
Keywords:
Perempuan, 25 tahun
Mulut mencong ke kiriketika bangun tidur
Tidak ada defisit neurologis
TTV dbn
Paresis N VII perifer dekstra

Diagnosis Bells palsy


Terapi yang tepat?

Bells Palsy
Etiologi
Paralisis akut nervus VII perifer unilateral, biasanya
karena terkena angin/udara dingin dalam waktu lama.

Diagnosis
Dahi dan pipi tidak bisa digerakkan, kelopak mata
tidak bisa menutup (lagoftalmus), bibir tertarik ke sisi
yang sehat.

Terapi
Steroid, plester mata ketika tidur, rehabilitasi fisik.
Artificial tears untuk mata yang lagoftalmus

Bells Palsy
Gejala:
Dahi tidak bisa
digerakkan
Lagoftalmus (tidak
bisa menutup mata)
Tidak bisa
menggembungkan
pipi
Tidak bisa senyum
atau bersiul
Mulut mencong ke
sisi sehat

Buku Neurologi Klinik Snell

Pilihan Lainnya
A. Fisioterapi dilakukan di akhir setelah
kelemahan otot membaik
B. masase tidak digunakan pada Bells palsy
D. Acetaminofen pereda nyeri
E. Piracetam memperbaiki kognitif

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C.Prednison 1 mg/kgBB
selama 10 hari

13. B. Meningitis Bakterial


Keywords:

Laki-laki, 37 tahun
Penurunan kesadaran sejak 3 hari,Nyeri kepala, demam.
Keluar cairan dari telinga (OMA / OMSK)
GCS 10, kaku kuduk +
Hb 13, Leukosit 15000, Trombosit 250000

Diagnosis?
Infeksi telinga memiliki komplikasi tersering berupa
Abses otak, tetapi juga dapat menyebabkan meningitis
/ meningoensefalitis bakterial

Diagnosis Banding Infeksi SSP


Klinis/Lab.

Ensefalitis

Meningitis
bakterial

Mening.TBC

Mening.virus

Ensefalopati

Onset

Akut

Akut

Kronik

Akut

Akut/kronik

Demam

< 7 hari

< 7 hari

> 7 hari

< 7 hari

</> 7 hari/(-)

Kejang

Umum/fok
al

Umum

Umum

Umum

Umum

Penurunan
kesadaran
Paresis

Somnolen
- sopor
+/-

Apatis

Variasi, apatis sopor

CM - Apatis

Apatis - Somnolen

+/-

++/-

Perbaikan
kesadaran

Lambat

Cepat

Lambat

Cepat

Cepat/Lambat

Etiologi

Tidak dpt
diidentifik
asi

++/-

TBC/riw. kontak

Ekstra SSP

Terapi

Simpt/anti
viral

Antibiotik

Tuberkulostatik

Simpt.

Atasi penyakit
primer

Cairan Serebrospinal pada Infeksi SSP


Bact.men

Viral men

TBC men

Tekanan

Normal/

Makros.

Keruh

Jernih

Xantokrom

Jernih

Jernih

Lekosit

> 1000

10-1000

500-1000

10-500

< 10

PMN (%)

+++

MN (%)

+++

+++

++

Protein

Normal/

Normal

Normal

Glukosa

Normal

Normal

Normal

Gram /Rapid
T.

Positif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Sumber : www.emedicine.Medscape.com

Encephalitis Encephalopa
thy

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B.Meningitis Bakterial

14. A. Serangan panik dengan agorafobia


Keywords:
Perempuan 50 tahun
Cemas di tempat keramaian
Nyeri dada dan takut mati, beberapa menit
Tidak berani keluar rumah sendirian dan takut di
tempat ramai

Diagnosis: Serangan panik dengan agorafobia.


Tatalaksana akut: alprazolam, tatalaksana
jangka panjang: SSRI (fluoxetin).
Sumber : www.emedicine.Medscape.com

Pilihan Lainnya
B. panik tanpa agorafobia Panik muncul
tidak terkait dengan kesendirian di umum
C&D. Ggnkepribadian tidak muncul keluhan
nyeri dada dan cemas sampai takut mati
E. Gangguan Somatisasi Muncul banyak
keluhan pada berbagai organ tanpa sebab dan
pemicu yang jelas

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Serangan panik dengan


agorafobia

15. E. Fluoxetine
Keywords:

Perempuan, 33 tahun
Lelah, murung, hilang minat
Tidak mau bertemu tetangga
Belum memiliki keturunan
Merasa tidak berguna dan tidak beruntung

Diagnosis? Depresi
Tatalaksana?

Klasifikasi Depresi PPDGJ


GEJALA UTAMA
0 Mood depresif (selalu murung,
menangis)
0 Lelah, energi menurun, tidak
bersemangat beraktivitas
0 Minat dan kegembiraan hilang
0 KASUS
0 Depresi sedang ada

gangguan dalam melakukan


kegiatan sosial/pekerjaan
0 tanpa gejala psikotik

GEJALA TAMBAHAN
0 Konsentrasi berkurang
0 Percaya diri berkurang
0 Rasa bersalah dan tidak
0
0
0
0

berguna
Pandangan masa depan
suram
Ide bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan kurang

Sumber: Panduan pelayanan departemen psikiatri FKUI

Depresi
Gangguan suasana perasaan berupa mood yang
turun, berlangsung minimal 2 minggu.
MLM M-ood turun, L-elah terus, M-inat hilang
Klasifikasi:
Ringan: gangguan ringan dalam keseharian
Sedang: gangguan dalam beberapa aspek kehidupan,
biasanya muncul beberapa gejala somatis seperti
gangguan seksual, keluhan tubuh, sakit kepala, dll.
Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham,
halusinasi) atau upaya bunuh diri

Mekanisme kerja SSRI (fluoxetine)

fluoxetine

Pilihan Lainnya
A. Asam Valproat Mood Stabilizer
B. Lorazepam Anti Anxietas
C&D. Risperidon & Olanzapin Anti psikotik

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E.Fluoxetine

16 E. Skizofrenia Paranoid
Keywords:
Laki 40 tahun
Diam dan tidak mau makan
Mencurigai disantet, diracuni, dikendalikan
tubuh dan pikiran
- Tidak mau bertemu orang lain

Kemungkinan diagnosis ?

Skizofrenia
Diagnosis
Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala
negatif (afek datar, kehilangan gairah)
Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara
berbicara satu sama lain
Gejala lebih dari satu bulan
Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone

Sumber: PPDGJ + Medscape

Klasifikasi Skizofrenia
Paranoid: waham dan halusinasi
Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme,
menolak untuk bergerak (negativisme)
Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik,
ataupun katatonik

Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia


di masa lalu, tapi sekarang hanya tinggal
gejala negatifnya saja.

Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri


dari lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa
lalu
Sumber: PPDGJ + Medscape

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C.Skizofrenia Paranoid

17 C. Gangguan Somatisasi
Keywords:
- Wanita 33 tahun
- Mengeluh lemas, pusing, kembung, diare,
gatal, nyeri dada
- Pemeriksaan fisik tidak ada kelainan
Kemungkinan diagnosis ?

Gangguan Somatisasi
banyak keluhan fisik, tapi PF tidak ada kelainan

Gangguan-Gangguan Somatoform
Malingering
Pura-pura sakit dengan tujuan eksternal, seperti malas
kerja atau mendapatkan narkoba bukan penyakit
Factitious disorder
Pura-pura sakit karena ingin mendapat perhatian atau
perawatan, bukan karena tujuan eksternal penyakit
Penyakit psikosomatik
Penyakit-penyakit fisik yang memiliki aspek mental (co/
hipertensi dengan stres) pasiennya beneran sakit
Sumber : Gabbards Treatment of Psychiatric Disorder

Pilihan Lainnya
A. Hipokondriasis Pasien yakin dengan satu
diagnosis tertentu
B. Konversi Hilangnya fungsi tubuh tertentu
D. Disosiasi Hilang identitas ataupun ingatan
masa lalu
E. Psikotik Muncul halusinasi dan waham

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Gangguan Somatisasi

18. C. Katalepsi
Keywords:
Perempuan 20 tahun
Terlihat seperti patung. Pasien sering berdiam diri
seperti orang bengong, terkadang mondar-mandir,
kaku saat berjalan, kalau ditanya hanya
mengangguk, tidak mau makan dan minum
kecuali disuapi.

Gejala yang tampak ? Katalepsi

Catalepsy: motionlessness maintained over a long period of time.


Catatonic excitement: agitation and seemingly pointless movement.
Catatonic stupor: markedly slowed motor activity, often to the point
of immobility and seeming unawareness of the environment.
Catatonic rigidity: the person assumes a rigid position and holds it
against all efforts to move him or her.
Catatonic posturing: the person assumes a bizarre or inappropriate
posture and maintains it over a long period of time.
Waxy flexibility: the limb or other body part of a catatonic person
can be moved into another position that is then maintained.
Akinesia: absence of physical movement.
http://www.minddisorders.com/Br-Del/Catatonicdisorders.html#ixzz3eO8hC3Ae

Pilihan Lainnya
A. Flexibilitas Cerea Kaku tetapi masih dapat
digerakkan
B. Rigiditas Hilangnya fungsi tubuh tertentu
D. Disosiasi Hilang identitas ataupun ingatan
masa lalu
E. Psikotik Muncul halusinasi dan waham

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Katalepsi

19. A. Gangguan cemas menyeluruh


Keywords:
Perempuan, 43 thn
Nyeri dada dan berdebar
Setiap suami dan anak belum pulang, setiap hari
Lebih dari 6 bulan

Gangguan yang dialami?

Gangguan cemas menyeluruh Objek cemasnya:


menyeluruh & menetap dalam 6 bulan.
Gangguan penyesuaian cemas atau depresi
berlebihan terkait suatu stressor < 6 bulan. Bila
stressor hilang, gejala cemas atau depresi turut
menghilang.

Pilihan Lainnya
B. Hipokondriasis Yakin dirinya menderita
suatu penyakit
C. Skizofrenia Muncul Gejala Psikotik
D. Somatoform Pura-pura dirinya memiliki
penyakit, terdiri atas factitious, malingering,
ataupun psikosomatis
E. Depresi Muncul gangguan Mood

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Gangguan Cemas
Menyeluruh

20. B. Retardasi Mental Ringan


Keywords:
Anak 8 tahun
Lambat belajar, sudah 2x tidak naik kelas, susah
menerima pelajaran
IQ 54

Diagnosis? Retardasi Mental Ringan (IQ 50-69)

Retardasi Mental
Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau
tidak lengkap, ditandai oleh hendaya ketrampilan
selama masa perkembangan, sehingga mempengaruhi
tingkat kecerdasan secara menyeluruh dapat terjadi
dengan / tanpa gangguan jiwa/fisik lainnya
Klasifikasi menurut IQ

Ringan 50-69
Sedang 35-49
Berat 20-34
Sangat berat < 20

Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Retardasi Mental Ringan

21 D. Pedofilia
Keywords:
- Gemar bermain dengan anak-anak
- Malkukan kekerasan seksual pada anak-anak
Gangguan seksual ?

Pedofilia preferensi seksual pada anak2


Fetihisme kepuasan seksual dengan
mengandalkan benda2 tertentu sebagai objek
fantasi partner seksual yang memakainya.
Bedakan dengan transvestisme kepuasan seksual
dengan memakai pakaian lawan jenis untuk
menghayatinya (riasan lengkap, rambut palsu).
Masokisme preferensi seksual untuk menjadi
korban disiksa
Sadisme preferensi seksual untuk menjadi pelaku
yang menyiksa
Nekrofilia preferensi seksual pada mayat.

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Pedofilia

22. A. Intoksikasi opioid


Keywords:
Laki, 18 tahun IGD kesadaran
PF: TD 70/30 mmHg, FN 44 x/m, FP 12 x/m, T 35C
Pinpoint pupil, bibir sianosis, bising usus, kulit
kering.

Diagnosis? Intoksikasi opioid

Trias penurunan kesadaran + miosis pupil +


depresi napas adalah khas untuk intoksikasi
opioid
Contoh opioid: heroin, kodein, morfin

1/11/16

Sumber : Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik

Tanda Intoksikasi (Toxidromes)


Tanda

Tekanan
darah

Frekuensi
nadi

Frekuensi
napas

Suhu

Ukuran
pupil

Bising usus

Keringat

Antikolinergik

Naik

Naik

Naik

Turun

Turn

Kolinergik

Turun

Turun

Naik

Halusinogenik

Naik

Naik

Naik

Naik

Naik

Opioid

Turun

Turun

Turun

Turn

Turun

Turun

Turun

Simpatomimetik

Naik

Naik

Naik

Naik

Naik

Naik

Naik

Sedatif-hipnotik

Turun

Turun

Turun

Turun

Turun

Turun

Gejala Intoksikasi

Antikolinergik

Contoh: antipsikotik, antidepresan,


antiparkinson
Gejala: pandangan kabur, penurunan
kesadaran, halusinasi, flushing,
demam, kulit kering, ileus, retensi urin,
takikardia

Kolinergik
Contoh: organofosfat (obat nyamuk,
obat hama)
Gejala: bronkorea, bronkospasme,
salivasi, lakrimasi, urinasi, diare,
muntah
Halusinogenik
Contoh: amfetamin, kokain, fensiklidin
Gejala: disorientasi, halusinasi, bising
usus meningkat, panik, kejang

Sedatif-hipnotik
Contoh: antikonvulsan, barbiturat,
benzodiazepine, GABA, etanol
Gejala: penurunan kesadaran,
pandangan kabur, ataxia,
parastesia, halusinasi, nistagmus
Simpatomimetik
Contoh: amfetamin, kokain,
metamfetamin, efedrin,
fenilpropanolamin
Gejala: cemas, waham,
hiperrefleks, piloeereksi, kejang

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Intoksikasi Opioid

23. D. Perdarahan Subarachnoid


Keywords:
Perempuan, 20 tahun KLL
Pusing, muntah, nyeri belakang kepala
Kaku kuduk, refleks patologis, suhu tubuh
meningkat

Apa yang mungkin terjadi?

Perdarahan SAH
Perdarahan pada rongga
diantara membran
arachnoid dan piamater
yang melapisi otak,
seringnya terjadi pada
ruptur aneurisma atau
trauma otak
Pemeriksaan terbaik
menggunakan CT scan
melihat perdarahan pada
otak
1/11/16

Gejala dan tanda :


Nyeri kepala hebat
(Thunderclap headache)
Muntah
Penurunan Kesadaran
Kejang
Rangsang Meningeal (+)

Sumber : Medscape

Jenis Perdarahan Pada CT Scan


Subarachnoid Hemorrhage

Intraventricular Hemorrhage

Jenis Perdarahan Pada CT Scan


Perdarahan Epidural

Perdarahan Subdural

Pilihan Lainnya
A. Laserasi Serebri Robeknya antara lapisan
duramater dan Piamater
B. Commotio penurunan kesadaran
sementara akibat trauma
C. Fr Basis Cranii Battle sign +, Racoon Eye +
E. Perdarahan Intraventrikuler Meningeal
sign (-).

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Perdarahan subarachnoid

24. C. Temperatur
Keyword
Anak 18 bulan, kejang selama 10 menit kemudian
menangis 5 jam lalu
Menderita batuk pilek sejak kemarin
Keluarga riwayat epilepsi
Suhu 38,2 C, Faring Hiperemis, tonsil T2/T2
Kejang berulang di UGD selama 5 menit
Diagnosis: kejang demam kompleks
Faktor Resiko?

Kejang Demam
Bangkitan kejang saat kenaikan suhu tubuh (rektal > 38oC),
disebabkan proses ekstrakranial

Umumnya usia 6 bulan 5 tahun di luar usia


ini, pikirkan penyebab lain!
infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi
bersama demam.

Sederhana: <15 menit; kejang umum tonik


dan/atau klonik; tanpa gerakan fokal; tidak
berulang dalam 24 jam.

Kompleks jika ada kriteria sederhana tidak terpenuhi


Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI

Penunjang pada Kejang Demam


Pemeriksaan laboratorium:

tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam,


dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab
demam,
Darah perifer, elektrolit dan gula darah

Pungsi lumbal:

Menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.


Dianjurkan pada:
Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan
Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan
Bayi > 18 bulan tidak rutin

Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan


pungsi lumbal.

Elektroensefalografi

Tidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau


memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien
kejang demam tidak direkomendasikan
Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang
demam yang tidak khas. Misalnya: kejang demam kompleks
pada anak usia lebih dari 6 tahun, atau kejang demam fokal.

Pencitraan:

Foto X-ray kepala dan pencitraan seperti CT-scan atau MRI


jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas indikasi
seperti:
Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
Paresis nervus VI
Papiledema

Pilihan Lainnya
A-B-E Usia, jenis kelamid, dan durasi kejang
bukan faktor resiko
E. Riwayat Epilepsi Perlu ada riwayat kejang
tanpa demam

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Temperatur

25.D. Vertigo tipe sentral


Keywords:
Perempuan, 18 tahun
Pusing berputar sejak 3 hari terus menerus
Penglihatan ganda, nistagmus vertikal
Limb ataxia (Gangguan koordinasi otot umumnya
akibat lesi serebelum)
Diagnosis yang paling mungkin?

Sumber : Medscape

Sumber : Medscape

Pilihan Lainnya
A. Dizziness Keluhan kepala ringan atau
melayang
B. Giddiness Perasaan berputar dan ketidak
seimbangan
C. Vertigo perifer Keluhan diperberat
dengan pergerakan, tidak ada defisit
neurologis lain
E. Vertigo campuran keluhan diperberat
dengan pergerakan

Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Vertigo tipe sentral

26 B. Glaukoma kronis
Keywords:
Sering tersandung
TIO 20 mmHg
Segmen anterior mata: kekeruhan pada lensa
Segmen posterior : CD rasio 0,8.
Diagnosis ? Glaukoma kronis

Glaukoma
Glaukoma dibedakan menjadi:
Glaukoma Primer
Dewasa(Simpleks/sudut terbuka dan terutup)
Kongenital

Glaukoma Sekunder komplikasi dari kondisi


tertentu (ex. Trauma, katarak, hifema, dll)
Glaukoma absolut: end stage glaukoma

Kenapa bukan sekunder akibat


katarak?
Glaukoma akibat katarak tergolong glaukoma
akut (glaukoma fakomorfik) dan klinis sesuai
glaukoma akut (mendadak, nyeri, mata
merah) dengan sifat akut dan visus sangat
menurun.
Pada soal, walaupun terapat arah lensa
katarak, namun penyebab utama adalah
glaukoma kronik (karena masalah utama di
lapangan pandang dan CDR yang meningkat)

Pilihan Lain
A. Glaukoma akut mata merah & nyeri,
melihat halo, mual muntah, pupil midriasis, TIO
>>
B. Glaukoma kronis tunnel vision, CDR > 0,5
C. Glaukoma definitif
D. Glaukoma fakolitik glaukoma yang timbul
akibat proses pencairan nukleus lensa pada
katarak hipermatur. bagian dari glaukoma
sekunder.

Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah


E. Glaukoma sekunder

27 D. Keratitis
Keywords:
Penurunan penglihatan mata kanan
Mata kanan nyeri, berair, dan silau
Menggunakan kontak lens kosmetik
Injeksi kornea, sekret, visus OD 6/15 dan OS 6/6.

Diagnosis ? Keratitis

Keratitis
Mata Merah Visus turun
Injeksi silier
Edema kornea

Keratitis

Etiologi keratitis
ETIOLOGI

KARAKTERISTIK

TATALAKSANA

Keratitis bakterial

Sekret purulen

antibiotik topikal

Keratitis herpes simpleks

Lesi dendritik

antiviral topikal

Keratitis fungal

Riwayat trauma dengan


tumbuhan
Lesi satelit

antifungal topikal

Keratitis amuba

Riwayat berenang dan


lensa kontak.

amebisida

Terapi Keratitis

Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: a systematic approach 7th ed. USA: Elsevier. 2011

Pilihan Lain
A. Iritis radang/ infeksi iris
B. Planitis radang pars plana dari korpus
siliaris.
C. Skleritis radang / infeksi sklera
(profundal); tonjolan merah yang nyeri hebat
& injeksi tidak hilang dengan fenilefrin topikal.
E. Episkeleritis radang jaringan episklera
(sklera superfisial)

Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah

D. Keratitis

28 C. Ablatio retina
Keywords:
Pandangan kabur dan sering silau
Pandangan seperti tertutup tirai yang
bergoyang - goyang.
Diagnosis ? Ablatio retina

Retinal Detachment

Ablasio retina

ILMU PENYAKIT MATA NANA WIJANA

Ablatio retina adalah lepasnya lapisan sensoris


retina (sel batang dan sel kerucut) dari lapisan
epitel pigmen retina.
Keluhan khas :
- Ada bintik bintik hitam pada lapangan
penglihatannya (floaters)
- Sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi)
- Penglihatan seperti tertutup tirai dan bahkan
gelap sama sekali.

Ablasio Retina
Pemeriksaan untuk memastikan : Funduskopi.
Pada pemeriksaan oftalmologis dapat ditemukan
adanya: defek relatif pupil aferen (RAPD), tekanan
intraokular yang menurun, iritis ringan, adanya
gambaran tobacco dust atau Schaffer sign,
robekan retina pada funduskopi.
Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina
yang terangkat berwarna pucat dengan
pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya
robekan retina berwarna merah. Bila bola mata
bergerak akan terlihat retina yang terlepas
bergoyang.

Ablasio retina
Dikelompokan dalam 3 jenis :
Ablatio retina regmatogen karena adanya
robekan/lubang pada retina
Ablatio retina traksional oleh karena tarikan terhadap
retina
Ablatio retina eksudatif akibat komplikasi penyakit lain
misalnya adanya tumor, hipertensi, peradangan dll.

Tatalaksana : pneumatic retinopexy, pembedahan


scleral bucling dan vitrektomi

Pilihan Lain
A. Glaukoma akut nama lain: glaukoma primer
sudut tertutup.
B. Katarak mata tenang visus turun perlahan,
shadow test.
D. Degenerasi makula karena usia mata tenang
visus turun mendadak, funduskopi : badan
drusen
E. Retinitis pigmentosa degenerasi sel batang
dan kerucut terkait genetik (timbul rabun senja
hingga buta total), funduskopi : pigmentasi
spikula

Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah

C. Ablatio retina

29 C. Anisometropia
Keywords:
Pemeriksaan koreksi lensa mata kanan
s+2,50 5/15
s+3,00 5/10
s+3,50 5/6
s+4,00 5/5
s+4,25 5/5.
Pada mata kiri s-0,50

Diagnosis ? Anisometropia

ANISOMETROPIA
Anisometropia adalah suatu keadaan yang terjadi
pada mata yang memiliki kekuatan refraksi yang
berbeda, yakni perbedaan besar miopia,
hipermetropia, atau antimetropia (satu mata
miopia, yang lainnya hipermetropia), serta
silindris (astigmatisma).
memicu mata cepat lelah dan diplopia, hingga
ambliopia.
Tatalaksana: kacamata dengan koreksi iseikonik
(penyesuaian besar gambar yang dihasilkan
kedua mata) atau lensa kontak.

Pilihan Lain
A. Emetropia mata normal
B. Aniseikonia tidak samanya bentuk dan
ukuran bayangan pada kedua retina.
D. Astigmatisma kelainan kurvatura kornea
sehingga bayangan jatuh pada 2 titik fokus di
sumbu retina.
E. Afakia tidak adanya lensa mata

Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah

C. Anisometropia

30 B. Kortikosteroid topikal
Keywords:
Mata kanan terasa mengganjal
Sekret, gatal
Sering berin-bersin pada pagi hari
Visus ODS 20/20, injeksi episklera (+)
Terapi ? Kortikosteroid topikal

Konjungtivitis Vernal

Gejala dan tanda :


Mata merah dan gatal
Sekret berair
Injeksi konjungtiva
Giant papil = cobble stone

TATALAKSANA :
1. Menghindari alergen
2. Mast cell stabilizer
3. Steroid
4. Antihistamin

Cobblestone Appearance

http://emedicine.medscape.com/article/1211763-treatment

Konjungtivitis
Inflamasi atau infeksi konjungtiva
Patologi

Etiologi

Tanda dan gejala

Tatalaksana

Bakteri

staphylococci
streptococci,
gonocci
Corynebacteri
um strains

Mata merah, terasa berpasir,


Antibiotik topikal
sensasi terbakar, biasanya bilateral, Air mata buatan
kelopak mata susah membuka,
injeksi konjungtiva difus, discharge
mukopurulen, papil (+)

Virus

Adenovirus
herpes
simplex virus
or varicellazoster virus

Mata berair unilateral, merah, rasa


tidak nyaman, fotofobia, edema
kelopak mata, limfadenopati
preaurikular, konjungtivitis folikular,
pseudomembran (+/-)

Memburuk pada hari 3-5,


sembuh sendiri dalam 7-14
hari
Air mata buatan: mencegah
kekeringan dan mengurangi
inflamasi
Antiviral herpes simplex
virus atau varicella-zoster
virus

http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html

Patologi

Etiologi

Tanda dan Gejala

Tatalaksana

Jamur

Candida spp.
can cause
conjunctivitis
Blastomyces
dermatitidis
Sporothrix
schenckii

Jarang, biasanya pd pasien


Antijamur topikal
imunokompromais, pasien yg
memakai kortikosteroid, pasien
yang mendapat terapi
antibiotik

Vernal

Alergi

Peradangan konjungtiva kronis, Hindari alergen


riwayat keluarga atopik, gatal, Antihistamin topikal,
fotofobia, sensasi benda asing, mast cell stabilizer
blefarospasme, cobblestone
pappilae.

Inklusi

Chlamydia
trachomatis

Mata merah dan nyeri selama


beberapa minggu/bulan,
sekret mukopurulen, lengket,
sensasi benda asing, mata
berair, kelopak mata
bengkak,kemosis,Folikel

Doxycycline 100 mg
bid for 21 hari atau
Erythromycin 250 mg
PO qid 21 days
Antibiotik topikal

Pilihan Lain
A. Antibiotik Topikal untuk infeksi bakteri
C. Miotika Topikal agen penyebab miosis pupil
(misal pilokarpin)
D. Sikloplegik Topikal agen pelumpuh otot iris
(pupil midriasis), misal atropin.
E. Anestesi Topikal

Jadi, terapi pada pasien ini adalah

Kortikosteroid topikal

31 C. Dakrioadenitis
Keywords:
Benjolan mata kanan
Mata terasa silau dan air mata banyak, kotoran
mata (-).
Kesulitan menutup mata dengan sempurna.
Regio margo superior berbentuk seperti S
terbalik.
Diagnosis? Dakrioadenitis

Dakrioadenitis

http://optometrist.com.au/wpcontent/uploads/2012/11/Dacryoadenitis.jpg

Blefaritis

Pilihan Lain
A. Blefaritis -> pembengkakan cenderung
menyeluruh pada palpebra
B. Dakriosistitis radang pada saluran air mata.
Bedakan dengan dakrioadenitis = radang pada
kelenjar air mata.
C. Dakrioadenitis
D. Keratitis radang / infeksi kornea, mata
merah visus turun.
E. Konjungtivitis radang / infeksi konjungtiva,
mata merah visus normal

Jadi, diagnosis yang tepat adalah

A. Blefaritis

32 D. S + 2,0 D
Keywords:
Laki-laki 50 tahun
Dokter ingin menambahkan koreksi addisi
lensa sesuai usia

addisi lensa yg dipakai ? S + 2,0 D

PRESBIOPI
Daya akomodasi mata melemah
Ditolong dengan lensa positif
Usia 40 44
tahun

Usia 45-49
tahun

Usia 50 54
tahun

Usia 55 59
tahun

Usia 60 tahun

+1

+1,5

+2

+2,5

+3

Pilihan Lain

A. S + 0,5 D
B. S + 1,0 D usia 40 tahun
C. S + 1,5 D usia 45 tahun
E. S + 2,5 D usia 55 tahun

Jadi addisi lensa pada pasien ini adalah

D. S + 2,0 D

33 B. Paresis N. VI dekstra
Keywords:
Matanya terlihat tidak sejajar
Tes Hirschberg : esotropia dekstra.
Letak lesinya ? Paresis N. VI dekstra

Tes Hirshberg
It is performed by shining a
light in the eyes and observing
where the light reflects off the
corneas.

Normal: light reflex lies slightly


nasal from the center of the
cornea (approximately 11 prism
diopters -- or 0.5mm from the
pupillary axis).
exotropia (abnormal eye is
turned out),
esotropia (abnormal eye is
turned in),
hypertropia (abnormal eye
higher than the normal one)
hypotropia (abnormal eye is
lower than the normal one).

Otot Gerak Mata & Inervasinya

Pilihan Lain
A. Paresis N. III dekstra
eksotropia OD
C. Paresis N. III sinistra
eksotropia OS
D. Paresis N. VI sinistra
esotropia OS
E. Paresis N. IV dekstra
gangguan gerak mata ke inferior nasal

Jadi, letak lesinya adalah

B. Paresis N VI dekstra

34 C. Pterigium
Keywords:
Mata kanan berair seperti ada yang
mengganjal
Selaput kekuningan berbentuk segitiga yang
mencapai tepi limbus kornea.
Pasien adalah seorang petani.
Diagnosis ? Pterigium

Pterigium

Ilmu Penyakit Mata Nana


Wijana

Membran segitiga dengan puncak di kornea


Kebanyakan di bagian nasal
Faktor risiko : iritasi debu, sinar matahari kronik
Tes sonde : sonde TIDAK bisa lewat (bedakan
dengan pseudopterigium).
Tatalaksana : suportif (artificial tear, kacamata
hitam), operatif (bila telah mencapai pupil).

Grade I : mencapai limbus


Grade II : mencapai tepi pupil
Grade III : melewati pupil

Eyeworld.org

Pilihan Lain
A. Hordeolum : papul merah, nyeri
interna : di balik kelopak mata
eksterna : di sudut kelopak mata
B. Kalazion : papul tidak merah, tidak nyeri
D. Pinguekula
nodul kekuningan (Bedakan dengan pterigium)
E. Pseudopterigium
selaput kekuningan terkait riwayat trauma, tes
sonde : sonde bisa lewat.

Pinguekula
Nodul kekuningan
Iritasi kronik
Penebalan konjungtiva disertai jaringan elastin
dan hialin.
Tatalaksana : suportif (kaca mata gelap, air
mata buatan)

Pilihan Lain
Pterigium dan
pseudopterigium
dibedakan dengan tes
sonde. Selaput pada
pterigium tidak dapat
dilewati oleh sonde.

Pilihan Lain

Jadi, diagnosisnya adalah

C. Pterigium

35 A. Glaukoma akut
Keywords:
Mata kiri merah, nyeri, seperti melihat
pelangi.
Mual dan muntah
Edema kornea, injeksi silier, pupil midriasis,
COA dangkal.
Diagnosis ? Glaukoma akut

Glaukoma
Glaukoma dibedakan menjadi:
Glaukoma Primer
Dewasa(Simpleks/sudut terbuka dan terutup)
Kongenital

Glaukoma Sekunder komplikasi dari kondisi


tertentu (ex. Trauma, katarak fakolitik, hifema, dll)
Glaukoma absolut: end stage glaukoma

Glaukoma sudut terbuka primer:

keluhan mata buram (penglihatan perifer)


penurunan tajam penglihatan, cupping (penggaungan papil
> 0,5 diameter papil)
gonioskopi sudut terbuka
TIO normotensi
tidak ditemukan edema atau injeksi konjugtiva/subkonjungtiva
Sering disebut sebagai glaukoma kronik.
Tatalaksana : medikamentosa (timolol, latanapros, pilokarpin),
operatif (trabekulektomi)

Glaukoma sudut tertutup primer :


- peningkatan TIO mendadak
- nyeri mata/sakit kepala dominan
- mual muntah, melihat halo
- pupil midriasis
Sering juga disebut sebagai glaukoma akut.
Tatalaksana awal : asetazolamid, pilokarpin operatif
(iridektomi)
Ilmu Penyakit Mata Nana
Wijana

Glaukoma akut/sudut tertutup


Etiologi: obstruksi
trabekula oleh iris
Anamnesis: mata merah
visus turun mendadak,
nyeri, mual, muntah, halo
PF: TIO > 21, injeksi,
edema kornea, COA
dangkal
Tx: Inisial: acetazolamide,
timolol, pilokarpin
Definitif: iridotomi
(iridektomi)

Glaukoma kronik/sudut terbuka


Etiologi: disfungsi trabekula penurunan
ekskresi aquaeus humour neuropati optik
Anamnesis: tunnel vision atau asimptomatik
PF: TIO normal, cup to disc ratio > 0.5. Lapang
pandang menyempit
Penunjang: perimetri
Tatalaksana: beta bloker topikal.
Trabekuloplasti

Trabekulektomi vs trabekuloplasti

Pilihan Lain
B. Glaukoma kronik
tunnel vision, cup disk ratio menggaung.
C. Retinopati hipertensi
visus turun perlahan, copper wire, av
crossing.
D. Keratitis
visus turun, injeksi silier
E. Uveitis
anterior : nyeri mata, fotofobia, miosis, flare,
keratik presipitat.

Jadi, diagnosisnya adalah

A. Glaukoma akut

36 C. Kalazion
Keywords:
Bintitan pada kelopak atas mata kiri.
Papul di palpebra superior, tidak merah dan
tidak nyeri.
Diagnosis ? Kalazion

Khalazion

Inflamasi idiopatik, steril, dan kronik dari kelenjar Meibom


Ditandai oleh pembengkakan yang tidak nyeri, muncul berminggu-minggu.
Dapat diawali oleh hordeolum, dibedakan dari hordeolum oleh ketiadaan tandatanda inflamasi akut.
Pada pemeriksaan histologik ditemukan proliferasi endotel asinus dan peradangan
granullomatosa kelenjar Meibom
Tanda dan gejala:
Benjolan tidak nyeri pada bagian dalam kelopak mata. Kebanyakan kalazion
menonjol ke arah permukaan konjungtiva, bisa sedikit merah. Jika sangat besar,
dapat menekan bola mata, menyebabkan astigmatisma.
Tatalaksana: steroid intralesi (untuk lesi kecil), eksisi

Sumber: Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan


and Asburys General Ophtalmology 17th ed.
Philadephia: McGraw-Hill, 2007.

Pilihan Lain
A. Hordeolum interna papul merah & nyeri
di balik kelopak mata
B. Hordeolum eksterna papul merah &
nyeri di sudut mata
D. Blefaritis edema palpebra, sekret
E. Pterigium selaput kekuningan berbentuk
segitiga, tes sonde tidak bisa lewat.

Hordeolum interna vs Hordeolum


eksterna

Jadi, diagnosisnya adalah

C. Kalazion

37 D. Astigmat Miop compositus


Keywords:
Pandangan kabur.
Visus OD -2,50 OS -2,75 C-1,50 aksis 180.
Diagnosis ? Astigmat Miop compositus

ASTIGMATISME
Klasifikasi astigmatisma
1) MAS (Miopia Astigmat Simpleks) --> Lensa C(-) as
2) HAS (Hipermetropia Astigmat Simpleks) --> Lensa C(+) as
Hanya ada komponen silindris
3) MAC (Miopia Astigmat Compositus) --> Lensa S(-), Lensa C(-) as
4) HAC (Hipermetropia Astigmat Compositus) --> Lensa S(+), Lensa C(+) as
Ada komponen sferis dan silindris, tanda sama
5) MAM atau HAM
MAM (Miopia Astigmat Mixtus ) --> Lensa S(-), Lensa C(+) as
HAM (Hipermetrop Astigmat Mixtus) --> Lensa S(+), Lensa C(-) as
Ada komponen sferis dan silindris , tanda beda

Pilihan Lain
A. Astigmat mikstus
Ada komponen sferis dan silindris , tanda
beda
B. Astigmat Miop simplex
Hanya ada komponen silindris negatif
C. Astigmat Hipermetrop simplex
Hanya ada komponen silindris positif
E. Astigmat Hipermetrop composites
Ada komponen sferis dan silindris, tanda sama

Jadi, diagnosisnya adalah


D. Astigmat Miop
compositus

38 A. Serumen prop
Keywords:
Telinga terasa penuh dan pendengaran
berkurang setelah berenang.
Otoskopi: membran timpani sulit dinilai.
Diagnosis? Serumen prop

Serumen Prop
IMPAKSI SERUMEN: ADANYA SUMBATAN LIANG TELINGA OLEH SERUMEN (KASUS
TERSERING)
FAKTOR RISIKO: manipulasi mekanik liang telinga kronik
GEJALA DAN TANDA: gangguan pendengaran tipe konduktif
DIAGNOSIS: ditemukan serumen dengan otoskop
TATALAKSANA:
IRIGASI (EAR TOILET)
Ekstrasksi manual
Seruminolitik untuk melunakan serumen (contoh karbogliserin)

Tatalaksana
Menghindari membersihkan
telinga secara berlebihan
Menghindari memasukkan air
atau apapun ke dalam telinga
Indikasi mengeluarkan serumen:

sulit melakukan evaluasi membran


timpani,
otitis eksterna,
Oklusi serumen
bagian dari terapi tuli konduktif.

Kontraindikasi: perforasi
membran timpani

Serumen yang lembek,


dibersihkan dengan kapas yang
dililitkan pada pelilit kapas
Serumen yang keras dikeluarkan
dengan pengait atau kuret.

serumen dilunakkan lebih dahulu


dengan tetes karbogliserin 10%
selama 3 hari.

Serumen yang sudah terlalu jauh


terdorong kedalam liang teling
dikeluarkan dengan mengalirkan
(irigasi) air hangat yang suhunya
disesuaikan dengan suhu tubuh.

Pilihan Lain

Buku ajar ilmu THT


FKUI

B. Otomikosis otitis eksterna karena jamur


C. Otitis eksterna sirkumskripta furunkel
pada liang telinga sebelah luar, liang telinga
masih lapang.
D. OMA supurasi demam, nyeri telinga,
membran timpani pulsasi/ bulging.
E. OMA perforasi demam, nyeri telinga,
keluar cairan.

SIRKUMSKRIPTA
1/3 luar adnexa kulit (+) furunkel
ETIOLOGI: S.aureus
GEJALA: nyeri (tidak ada jar. Longgar)
saat menekan perikondrium atau
membuka mulut, ggn pendengaran
OE AKUT

DIFUS
2/3 dalam kulit liang telinga
hiperemis dan edema tidak jelas
batasnya
ETIOLOGI: Pseudomonas
GEJALA: nyeri tekan tragus, liang telinga
sempit, sekret bau

KLASIFIKASI
OTITIS EKSTERNA

Infeksi difus
Terutama pada orang tua atau
imunokompromise
ETIOLOGI: P. Aeruginosa
GEJALA: rasa gatal + nyeri,
pembekakan liang telinga, paralisis
facial jika iritasi n.VII

OE MALIGNA

TATALAKSANA UMUM
BERSIHKAN LIANG TELINGA
Antibiotik dalam bentuk tampon lebih
efektif
Topikal antibiotik neomisin
Topikal antifungal polimiksin B
Topikal steroid

Jadi, diagnosisnya adalah

A. Serumen prop

39 A. Klebsiella ozaena
Keywords:
Keluhan hidung buntu sejak 1 bulan ini.
Rinoskopi anterior : krusta kehijauan, ingus
berwarna hijau, kental, dan berbau busuk.
Etiologi? Klebsiella ozaena

Ozaena (rinitis atrofi)

Rinitis atrofi
Infeksi hidung kronik
Adanya atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka
Mukosa hidung menghasilkan sekret yang kental dan
cepat mengering sehingga terbentuk krusta yang
berbau busuk
Wanita lebih sering terkena, usia dewasa muda
Pada pemeriksaan histopatologi tampak metaplasia
epitel torak bersilia menjadi epitel kubik atau epitel
gepeng berlapis, silia menghilang, lapisan submukosa
menjadi lebih tipis, kelenjar berdegenerasi atau atrofi.
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI

Rinitis atrofi
Etiologi: infeksi oleh Klebsiella ozaena, defisiensi Fe,
defisiensi vitamin A, sinusitis kronik, kelainan
hormonal, penyakit kolagen.
Gejala dan tanda klinis: napas berbau, ingus kental
berwarna hijau, ada krusta/kerak hijau, gangguan
penghidu, sakit kepala, dan hidung tersumbat.
Pemeriksaan hidung: rongga hidung sangat lapang,
konka inferior dan media menjadi hipotrofi atau atrofi,
ada sekret purulen, dan krusta berwarna hijau.
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan histopatologi
dari biopsi konka media, pem.mikrobiologi, uji
resistensi kuman, dan ct scan sinus paranasal.
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI

Jadi, etiologinya adalah


A. Klebsiella ozaena

40 E. Otitis media supuratif kronis


Keywords:
Keluar cairan berwarna kuning kehijauan dari
liang telinga kanan, tidak nyeri, riwayat
demam dan batuk pilek (+).
Pasien pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Membran timpani perforasi letak sentral.
Diagnosis? Otitis media supuratif kronis

SEKILAS MATERI
STADIUM OTITIS MEDIA AKUT

OKLUSI: Retraksi membran timpani

HIPEREMIS: membran timpani hiperemis +


edema

SUPURASI: BULGING + SANGAT NYERI

PERFORASI: membran timpani RUPTUR, pasien


merasa sembuh karena nyeri berkurang

RESOLUSI: membran timpani menutup. Resolusi


gagal jadi otitis media supuratif kronik (OMSK) > 6
minggu

TATALAKSANA

Tetes hidung (efedrin hcl 0.5%)

Antibiotik + tetes hidung + analgetik +


miringotomi

Antibiotik + miringotomi

Antibiotik + cuci dengan H2O2 3% (3-5 hari)

antibiotik

Otitis Media Supuratif Kronis


OMSK OMA yang gagal resolusi (dicetuskan infeksi
pseudomonas)
Tampilan klinis : Membran timpani perforasi, sekret
keluar terus sampai di atas 6 minggu.
tipe benigna: kolesteatoma (-). Perforasi sentral
tipe maligna: kolesteatoma (+). Perforasi marginal/atik
komplikasi ke jaringan sekitar defisit neurologis

Penunjang : CT-Scan bila dicurigai ada komplikasi


Tatalaksana :
Benigna : Tetes telinga antibiotik, ear toilet (H2O2 3% selama 35 hari), dan kauterisasi bila ada jaringan granulasi
Maligna : Operasi eradikasi kolesteatoma
+timpanoplasti/miringoplasti

Pilihan Lain
A. OMA demam, nyeri telinga, tidak
berulang (bisa mengalami resolusi).
B. Otitis eksterna difusa nyeri tragus, liang
telinga menyempit.
C. Otitis media serosa nama lain: otitis
media efusi
D. Otitis media pre supuratif nama lain :
otitis media akut hiperemis.

Jadi, diagnosisnya adalah


E. Otitis media supuratif kronis

41 A. Rhinitis akut
Keywords:
Hidung tersumbat sejak 2 hari.
Demam, bersin berulang dan ingus encer.
Rhinoskopi anterior : mukosa merah, eritema
dan sekret serous.
Kemungkinan diagnosis? Rhinitis akut

Rhinitis akut = common cold


Hidung tersumbat
Demam dan bersin berulang-ulang
Sekret ingus encer
Rhinoskopi anterior: kavum nasi edema,
merah dan sekret (+).
Etiologi: viral

Rinitis Medikamentosa
Gangguan respon normal vasomotor hidung akibat
pemakaian vasokonstriktor topikal lama dan berlebihan
Gejala
Hidung tersumbat terus menerus
Edema / hipertrofi konka, tidak berkurang dengan tampon
adrenalin

Tatalaksana:
Hentikan emakaian vasokonstriktor
Kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek lalu tapp-off
Dekongestan oral

Rinitis vasomotor
Keadaan idiopatik
Dicetuskan rangsangan non-spesifik
Pencetus non-alergik. eklusi alergik bisa dengan pemeriksaan
ige total
Pencetus: bau tertentu (rokok, parfum, paint, ink), makanan
pedas, bahkan cahaya silau
Gejala klinis
Hidung tersumbat bergantian sesuai posisi,
Sekret mukoid / serosa
Golongan
Bersin
Rinore
Tersumbat

Terapi:
Hindari stimulus
Pengobatan simptomatis
Golongan bersin antihistamin, glukokortikosteroid
topikal
Golongan rinore antikolinergik topikal
Golongan tersumbat glukokortikosteroid topikal,
vasokonstriktor oral

Operasi
Neurektomi N.vidianus

Rinitis Alergi
Terkait atopi reaksi
hipersensitivitas tipe I
Gejala

Bersin
Hidung tersumbat
Rhinorea + gatal
Konjungtivitis
PND

PF:
Stigmata atopi: nasal
crease, allergic shiner
Mukosa pucat/livid

Pencetus: alergen
Tatalaksana

Avoidance
Dekongestan
Antihistamin
Steroid intranasal

Alergic shiner
Alergic salute
Alergic crease
Konjungtivitis alergi
Dermatitis atopi

Jadi, diagnosisnya adalah

A. Rhinitis akut

42 A. Otitis media efusi


Keywords:
Keluhan pendengaran berkurang.
Nyeri pada telinga (-).
Sering batuk pilek berulang.
Membran timpani suram dengan refleks cahaya
menurun, hidung : mukosa dan konka pucat,
tonsil T1-T1, faring hiperemis.
Diagnosis? Otitis media efusi

OTITIS
MEDIA EFUSI
Peradangan non bakterial mukosa
kavum timpani
Ditandai terkumpulnya cairan
yang tidak purulen (serous atau
mucus) tanpa tanda infeksi
Etiologi

Telinga terasa penuh, terasa ada


cairan (grebeg-grebeg
Pendengaran menurun
Terdengar suara dalam telinga
sewaktu menelan atau menguap

Kegagalan fungsi tuba eustachius


Alergi
Otitis media yang belum sembuh
sempurna
Infeksi virus

Anamnesa14

Pemeriksaan fisik :

imobilitas gendang telinga pada


penilaian otoskop pneumatik.
MT terlihat lebih kusam dan keruh.
Maleus tampak pendek, retraksi
dan berwarna putih kapur.
reflek cahaya berubah atau
menghilang
garpu tala : untuk membuktikan
adanya tuli konduksi10

:
DEKONGESTAN, ANTIBIOTIK,
MIRINGOTOMI, PIPA GROMET
TATALAKSANA

Buku THT FKUI - RSCM

Terapi farmakologis

Antibiotik,
Steroid
Antihistamin
Dekongestan
Mukolitik.

Terapi nonfarmakologis
Miringotomi
Tube ventilasi (Grommet
tube)

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-HidungTenggorokan Kepala Leher. Jakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia. 2005

Jadi, diagnosis yang tepat adalah

A. Otitis media efusi

43 A. Mastoiditis akut
Keywords:
Nyeri belakang telinga sebelah kiri.
Keluar cairan dari telinga kiri, sekret sangat
berbau, mastoid kiri merah, dan palpasi
teraba lunak.
Perforasi atik membrane timpani
Kemungkinan diagnosis ? Mastoiditis akut

Mastoiditis akut
Mastoiditis akut adalah suat infeksi bakteri
pada prosesus mastoideus hasil dari infeksi
yang lama pada telinga tengah
bakteri yang didapat pada mastoiditis
biasanya sama dengan bakteri yang didapat
pada infeksi telinga tengah
Bakteri paling sering: streptococcus aureus
(gram negatif)

Mastoiditis akut
Pemeriksaan fisik didapatkan
Kemerahan pada kompleks mastoid
Keluarnya cairan baik bening maupun berupa
lendir (warna bergantung dari bakteri)
Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan)
Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah)
Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian
dan organ lainnya.
Riwayat infeksi pada telinga tengah sebelumnnya

Mastoiditis

Mastoiditis
Infeksi bakteri pada tulang
mastoid.
Dapat menyebabkan meningitis
dan abses otak.
Biasanya didahului oleh OMA
yang tidak mendapatkan
pengobatan adekuat.
Diagnosis

Demam tinggi
Pembengkakan di mastoid.

Tatalaksana
Anak dirawat di rumah sakit.
Ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis, paling sedikit
selama 14 hari.
Jika hipersensitif: eritromisin
ditambah sulfa kotrimoksazol

Insisi dan drainase abses mastoid


atau mastoidektomi atau
tatalaksana komplikasi intrakranial
otogenik.

Penunjang
Schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus
eksternus, TMJ

Pilihan Lain
B. Abses bezold abses leher dalam (otot
sternokleidomastoid), komplikasi jarang dari
mastoiditis.
C. Abses postaurikuler massa yang
berfluktuasi di belakang telinga. Bentuk lebih
lanjut dari mastoiditis.
D. Abses zygomatikus
E. Abses temporal

Jadi, diagnosisnya adalah

A. Mastoiditis akut

44 A. Streptokokus B hemoliticus grup A


Keywords:
Demam dan nyeri telan sejak 1 hari yang lalu.
Tonsil T3-T3 kripta melebar dengan detritus,
faring hiperemis dengan granulasi.
Etiologi ? Streptokokus B hemoliticus grup A

Tonsilitis Akut

Tonsilitis Kronik

Etiologi

EBV atau streptococcus hemolitikus

Streptococcus hemolitikus, dengan risk


factor: perokok berat, higien mulut,
makanan tertentu, pengaruh cuaca,
kelelahan fisik, pengoabtan tonsilitis
akut yang inadekuat

Gejala

nyeri tenggorokan, odinofagia, demam,


lesu, nyeri sendi, otalgia

Mengganjal ditenggorokan, rasa kering,


napas berbau

PF

Tonsil bengkak, hiperemis, detritus


(leukosit PMN): folikel/lakuna, membran
semu, KGB Submandibula teraba, nyeri
tekan (+)
Viral: istirahat, minum cukup, analgetik
or antivirus jika berat.
Bakteri: penisilin, eritromisin, antipiretik
dan obat kumur.

Tonsil membesar, permukaan tidak rata,


kriptus melebar, kripti yang terisi detritus

Terapi

Menjaga higien mulut, tonsilektomi jika:


infeksi berulang, gejala sumbatan, curiga
neoplasma

Jadi, etiologinya adalah


A. Streptokokus B
hemoliticus grup A

45 D. Antibiotik, dekongestan,
parasetamol
Keywords:
Demam dan nyeri pipi kanan sejak 3 hari yang
lalu.
Ingus kental, merasa ada lendir di tenggorokan.
Konka media kanan: edema, sekret(+), konka
media kiri: sekret (-), post nasal drip (+).

Tatalaksana ? Antibiotik, dekongestan, parasetamol

SINUSITIS
SINUSITIS
KUMAN TERSERING: STREPTOCOCCUS PNEUMONIA,
HAEMOPHILUS INFLUENSA
SINUSITIS AKUT < 4 MINGGU
PENUNJANG:
FOTO POLOS (OPASIFIKASI PADA SINUS)
WATERS (MAXILA, FRONTALIS)
CALDWELL (ETMOID)
LATERAL (SPHENOID)
CT-SCAN GOLD STANDAR
TATALAKSANA:
TOPIKAL STEROID, DEKONGESTAN ATAUPUN
ORAL DEKONGESTAN, MUKOLITIK
AMOXICILIN 3X500 MG 10 HARI

Berbagai Posisi X Ray


Waters: menilai sinus maksila, frontal, etmoid,
sphenoid

Caldwell: Menilai sinus frontal, etmoid, bola


orbita, dinding orbita medial, os zigoma, os
nasal, septum nasi, mandibula

Lateral: menilai sinus sphenoid


Schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus
eksternus, TMJ

TATALAKSANA

SINUSITIS AKUT
Antibiotik
Dekongestan
Analgetika

SINUSITIS KRONIK
Antibiotik
Irigasi sinus
Steroid
Pembedahan

Jadi, terapinya adalah


D. Antibiotik, dekongestan,
parasetamol

46 D. Otitis eksterna sirkumskripta


Keywords:
Keluhan keluar cairan dari kedua telinga.
Sering dikorek kupingnya dan senang berenang.
Otoskopi: ditemukan bisul pada liang telinga,
membrana timpani dalam batas normal.
Apa diagnosis anak tersebut? Otitis eksterna
sirkumskripta

SIRKUMSKRIPTA
1/3 luar adnexa kulit (+) furunkel
ETIOLOGI: S.aureus
GEJALA: nyeri (tidak ada jar. Longgar)
saat menekan perikondrium atau
membuka mulut, ggn pendengaran
OE AKUT

DIFUS
2/3 dalam kulit liang telinga
hiperemis dan edema tidak jelas
batasnya
ETIOLOGI: Pseudomonas
GEJALA: nyeri tekan tragus, liang telinga
sempit, sekret bau

KLASIFIKASI
OTITIS EKSTERNA

Infeksi difus
Terutama pada orang tua atau
imunokompromise
ETIOLOGI: P. Aeruginosa
GEJALA: rasa gatal + nyeri,
pembekakan liang telinga, paralisis
facial jika iritasi n.VII

OE MALIGNA

TATALAKSANA UMUM
BERSIHKAN LIANG TELINGA
Antibiotik dalam bentuk tampon lebih
efektif
Topikal antibiotik neomisin
Topikal antifungal polimiksin B
Topikal steroid

Miringitis Bulosa
miringitis akut yang ditandai oleh adanya
pembentukan bulla pada membran timpani
penyakit self limiting disease, kadang-kadang
menjadi rumit oleh infeksi sekunder yang purulen
Gejala: nyeri pada daerah telinga yang onsetnya
2-3 hari terakhir sebab bulla terbentuk pada area
yang kaya akan persarafan pada epitel terluar
membran timpani, cairan yang keluar dari telinga,
gangguan pendengaran,

Miringitis Bulosa
Terdapat tanda-tanda inflamasi
pada membran impani, seperti
warna membran terlihat lebih
merah, serta tampak mengalami
deformasi, dan refleks cahaya
memendek atau bahkan
menghilang sama sekali
Karakteristik dari miringitis
bulosa adalah adanya bulla pada
membran timpani.
nyeri ketika pinna ditarik.

Jadi, diagnosis yang tepat adalah


D. Otitis eksterna
sirkumskripta

47 B. Mengeluarkan kacang dengan


hook
Keywords:
Anak Tika usia 7 tahun dibawa ke dokter
setelah memasukkan kacang rebus ke
hidungnya. Apa yang harus dilakukan oleh
dokter?
Tindakan dokter? Mengeluarkan kacang
dengan hook.

Ebmedicine.net

BUKU AJAR ILMU THT


FKUI

Benda Asing di hidung

Mengeluarkannya dengan pengait yang


dimasukkan ke dalam hidung di bagian atas,
menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh
nasofaring. Setelah itu pengait diturunkan dan
ditarik ke depan. Dengan ini ini, benda asing akan
ikut terbawa ke luar.
Tidak bijaksana bila mendorong benda asing dari
hidung ke nasofaring dengan maksud supaya
masuk ke dalam mulut. Dengaan cara itu benda
asing dapat terus masuk ke laring dan
menimbulkan sesak nafas.

Jadi, tindakan yang tepat adalah


B. Mengeluarkan kacang
dengan hook

48 B. Alergic shiner
Keywords:
Keluar cairan encer dan bening dari hidung
setiap pagi hari
Ibu memiliki riwayat asma.
Konka livid dengan sekret serosa.
Bayangan gelap di bawah mata.
Tanda ini disebut? Alergic shiner

Rinitis Alergi
Terkait atopi reaksi
hipersensitivitas tipe I
Gejala

Bersin
Hidung tersumbat
Rhinorea + gatal
Konjungtivitis
PND

PF:
Stigmata atopi: nasal
crease, allergic shiner
Mukosa pucat/livid

Pencetus: alergen
Tatalaksana

Avoidance
Dekongestan
Antihistamin
Steroid intranasal

Alergic shiner
Alergic salute
Alergic crease
Konjungtivitis alergi
Dermatitis atopi

Pilihan Lain
A. Alergic salute kebiasaan menggosokgosok hidung yang gatal pada pasien rinitis
alergi.
C. Alergic crease lekukan pada dorsum
nasal akibat kebiasaan menggosok hidung
pada pasien rinitis alergi.
D. Facies adenoid muka bodoh, bernafas
lewat mulut pada pasien hipertrofi adenoid.
E. Atopi

Jadi, tanda ini disebut

B. Alergic shiner

49 B. Eritromisin
Keywords:
Nyeri tenggorokan.
Faring hiperemis, tonsil T2-T2 hiperemis,
selaput membran warna putih (+) yang mudah
berdarah.
Riwayat imunisasi tidak lengkap.
Terapi? Tonsilofaringitis difteri

Tonsilitis difteri
Penyebab: Corynebacterium
diphteriae (gram positif)
Gejala dan tanda klinis:
- demam
- nyeri menelan
- tonsil membengkak
ditutupi bercak putih kotor.
-Membran akan berdarah
bila diangkat.
-Kelenjar limfa leher akan
membengkak bull neck
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI

Tonsilitis difteri
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan
pemeriksaan preparat langsung kuman yang diambil
dari permukaan bawah membran semu dan didapatkan
kuman Corynebacterium diphteriae
Terapi: ADS (anti difteri serum) diberikan segera tanpa
menunggu hasil kultur, dengan dosis 20.000-100.000
unit tergantung umur dan beratnya penyakit. Antibiotik
penisilin/eritromisin 25-50 mg/kgBB dibagi dalam 3
dosis selama 14 hari. Kortikosteroid 1,2mg/kgBB per
hari. Antipiretik.
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI

Jadi, terapinya adalah

B. Eritromisin

50 C. Laringitis akut
Keywords:
Keluhan nyeri di daerah tenggorok sejak 2 hari
Suara serak kemudian suaranya hilang.
Pasien adalah seorang guru di sebuah sekolah.

Diagnosis? Laringitis akut

Laringitis akut
Batuk, demam, nyeri
menelan, suara serak
Laringoskopi : laring
hiperemis.
Etiologi : virus

Pilihan Lain
A. Tonsilitis akut radang tonsil
B. Faringitis akut radang faring
D. Epiglotitis akut sesak , gambaran thumb
print sign
E. Laringotrakeobronkitis akut batuk
menggonggong, sesak, gambaran steeple
sign / wine bottle (penyempitan)

Jadi, diagnosisnya adalah

C. Laringitis akut

51. A. Ligase varises esofagus


Keywords :
muntah darah
seorang peminum alkohol sejak lama risiki fatty liver
sirosis
perut membesar asites
telapak tangan kemerahan palmar eritema
mata menguning ikterus
Diagnosis : pecah varises esofagus e.c sirosis hepatis
Tatalaksana definitif untuk penanganan perdarahan
pada pasien tersebut ialah.?

Sirosis Hepatis
Fibrosis dan nodul regeneratif hepar
Tanda: hipertensi portal, ensefalopati hepatiku,
dan perdarahan varises
Penyebab:

Alkohol
Obat-obatan (seperti asetaminofen)
Hepatitis kronis (B, C)
Penyakit hepar lain( Wilson, amiloidosis)
Penyakit sistemik lain (gagal jantung kongesntif,
tromobsis vena hepatik, dan lain-lain)

http://discourse.apn.af/wp-content/uploads/2012/10/portal.gif

Pecah Varises Esofagus


Pemeriksaan terbaik: endoskopi
(esofagoduodenoskopi)
Penatalaksanaan:
Jika hemodinamik tidak stabil: resusitasi cairan,
transfusi darah, antibiotik, lindungi jalan napas,
pemberian octreotide atau somatostatin

Ligasi secara endoskopi


Profilaksis: propanolol (untuk menjaga HR
<55x/menit), tatalaksana sirosis hepatis dengan
adekuat

Pilihan lainnya
B. Injeksi asam traneksamat tidak definitif
C. Injeksi vitamin K tidak definitif
D. Miringkan dan lakukan suction bukan
tatalaksananya
E. Resusitasi cairan dilakukan bila syok,
bukan definitif PVO

Dengan demikian jawabannya adalah


A. Ligase varises esofagus

52.E. Shigella disentriae


Keywords :
- kram perut
- diare berdarah, demam dan mual muntah
- sering jajan sembarangan
- Pemeriksaan abdomen: nyeri tekan di LLQ disertai peningkatan
bising usus dan sedikit distensi abdomen
- Pemeriksaan hematologi rutin: leukositosis dan shift to the left.
- Pemeriksaan feses : bau amis, banyak leukosit dan eritrosit serta
bakteri.
- Pada pemeriksaan mikrobiologi didapatkan bakteri batang gram
negatif dengan KIA Alk/As (), gas (-), H2S (-), MIU (-/-/-), Citrat (-).
Diagnosis : Disentri basiler
Penyebab dari penyakit ini adalah?

Disentri
Disentri diare disertai darah terutama
akibat Shigella sp (disentri basiler)
Etiologi:
Sebagian besar karena Shigella
Yersinia enterocolica, C.jejuni (bayi)
Salmonella, E.coli enteroinvasive (jarang tetapi
berat)
E. hystolitica (jarang pada balita)
Amoeba

Disentri
BAB cair disertai darah
Pemeriksaan penunjang: analisis tinja
Tatalaksana:
Antibiotik
Dianggap sebagai Shigella kotrimoksazol tidak
membaik Sefiksim dan asam nalidiksat
Amoeba: metronidazole

Tatalaksana lain seperti tatalaksana diare akut

Amebiasis

Shigelosis

Berdasarkan antigen somatik karbohidrat lipopolisakarida, Shigella


dibagi menjadi 4 spesies.
Empat spesies tersebut adalah S. dysenteriae (Grup A), S.
flexneri (Grup B), S. boydii (Grup C), dan S. sonnei (Grup D).
S. Dysenteriae menimbulkan penyakit yang paling berat. Sementara
itu, S. sonnei menyebabkan penyakit yang paling ringan. Atau,
dengan kata lain, Shigella menyebabkan spektrum penyakit yang
sangat luas, mulai dari diare encer ringan (mild watery
diarrhea) sampai dengan disentri berat (severe dysentery).
Paling tidak terdapat 2 mekanisme yang dipunyai Shigella dalam
merusak sel epitel usus. Pertama, proses invasi terkait dengan
perubahan struktural sitoskeleton sel epitel dan dapat berakibat
pada kerusakan mukosa. Kedua, kemampuan Shigellamemproduksi
sitotoksin yang dpaat menimbulkan kematian sel epitel. Contoh
sitotoksin adalah toksin Shiga/Shigella (Shiga berasal dari nama
seorang dokter dari Negeri Sakura, Kiyoshi Shiga) yang diproduksi
oleh S. dysenteriae tipe 1. Seperti diketahui, S dysenteriae terdiri
dari 10 serotipe. Mekanisme toksin ini adalah inaktivasi ribosom
60S.

Shigella termasuk non-lactose fermenter. Apabila ditanam pada agar miring TSI,
Shigella Grup A, B, C, dan D akan memberikan gambaran Alkalin/Asam Gas (-) H2S
(-).
Hasil uji biokimiawi Shigella Grup A, B, dan C, antara lain adalah MR (+), VP (-) Ind
(-/+), Cit (-), Ure (-). Mot (-), Orn (-) dan ONPG (-).
Hasil uji biokimiawi Shigella Grup D adalah MR (+), VP (-) Ind (-), Cit (-), Ure (-).
Mot (-), Orn (+) dan ONPG (+).
Kode Orn bermakna Ornithine Decarboxylase. Kode ONPG
bermaknaOrthoNitroPhenyl--D-Galactopyranoside.
Untuk membedakan secara lebih terperinci keempat spesies Shigella dapat
dilakukan uji fermentasi.
Shigella Grup A: laktosa (-), manitol (-), L-ramnosa (-), rafinosa (-), sukrosa (-), dan
xilosa (-).
Shigella Grup B : laktosa (-), manitol (+), L-ramnosa (-), rafinosa (D), sukrosa (-),
dan xilosa (-).
Shigella Grup C : laktosa (-), manitol (+), L-ramnosa (-), rafinosa (-), sukrosa (-), dan
xilosa (D)
Shigella Grup D : laktosa (-), manitol (+), L-ramnosa (+), rafinosa (-), sukrosa (-),
dan xilosa (-).

Interpretasi pemeriksaan mikrobiologi


pemeriksaan mikrobiologi didapatkan bakteri
batang gram negatif dengan KIA Alk/As (), gas
(-), H2S (-), MIU (-/-/-), Citrat (-).
KIA = kliger iron agar
Alk/as = alkalin
MIU = motility indole urease

A. E.coli : motil, indole (+)


B. Vibrio Cholera : diare profus, air cucian
beras tanpa darah
C. Klebsiella : citrat (+), urease (+)
D. Salmonella : demam tifoid : demam, nyeri
ulu hati, awalnya diare lama-lama konstipasi,
coated tongue (+), alkalin +, citrat +, motil

Dengan demikian jawabannya adalah


E. Shigella dysentriae

53. A. INH + pirazinamid


Keywords :
- mata menguning, mual dan muntah sejak 3
hari yang lalu.
- pasien TB paru kasus baru yang rutin berobat..
Diagnosis : drug induced hepatitis
Obat antituberkulosis yang paling sering
menyebabkan kerusakan hepar adalah?

Pedoman tatalaksana TB

Pedoman tatalaksana TB

Sumber : http://health.utah.gov/epi/diseases/TB/resources/treatment/management_common_side.pdf

Dengan demikian jawabannya adalah


A. INH + pirazinamid

54. D. Omeprazole, amoxicillin,


clarithromycin
Keywords :
- nyeri epigastrium sejak 2 bulan terakhir.
- kembung dan merasa mual.
- H.pylori positif.
Regimen apakah yang tepat diberikan untuk
kasus ini?

Infeksi H pylori
Infeksi H pylori menyebabkan perubahan
metaplasia pada lambung dan diasosiasikan
dengan ulkus peptikum.
Rute infeksi melalui kontak oral-oral atau
fekal-oral
Tanda dan gejala:
Pada umumnya asimtomatik, jika ada biasanya
mual, muntah, nyeri perut, rasa terbakar pada ulu
hati, diare, rasa lapar, halitosis
Buku ajar ipd

Infeksi H pylori
Diagnosis:

Tes antigen fekal H pylori


Carbon-13 urea breath test
Serologi H pylori

Tatalaksana:

Triple therapy
Omeprazole, amoxicillin, clarithromycin (OAC) selama 10
hari
Bismuth subsalicylate, metronidazole, tetracycline (BMT)
selama 14 hari
Lansoprazole, amoxicillin, clarythromycin (LAC) selama 10
atau 14 hari
Buku ajar ipd

Infeksi H pylori
Quadruple therapy (selama 10-14 hari)

PPI atau H2RA


Bismuth subsalicylate
Metronidazole
Tetracycline

Sequential therapy
PPI+amoxicillin selama 5 hari pertama, dilanjutkan
PPI+clarithromycin+tinidazol selama 5 hari berikutnya

Dengan demikian jawabannya adalah


D. Omeprazole, amoxicillin, clarithromycin

55. A. 6
nyeri perut bagian kanan.
mual, muntah
tidak mau makan.
suhu tubuh 37.8 C,
nyeri tekan Mc Burney (+)
nyeri tekan lepas (+).
leukosit 9000 dan segmen 86%.
Berapakah skor Alvarado pada kasus diatas?

Elevated temperatur
= > 37,3
Leukositosis > 10.000
Shift to the left,
neutrofil batang >
10%

nyeri perut bagian kanan keluhan bukan nyeri


berpindah ke bagian kanan, skor= 0
mual, muntah skor = 1
tidak mau makan anoreksia skor = 1
suhu tubuh 37.8 C skor =1
nyeri tekan Mc Burney (+) skor = 2
nyeri tekan lepas (+) skor = 1
leukosit 9000 dan segmen 86%. tidak
leukositosis dan tidak shift to the left, skor = 0
Total skor = 6

Dengan demikian jawabannya adalah


A. 6

56. B. Dokter widi sudah mendapat


vaksinasi hepatitis B

Keywords :
Dokter Widi, 25 tahun, cek lab lengkap
Hasil pemeriksaan HbsAg (-), anti HbS (+).
Arti hasil pemeriksaan ini ?

http://hepatmon.com/567.fulltext

Dengan demikian jawabannya adalah


B. Dokter Widi sudah mendapatkan vaksinasi
hepatitis B

57. A. OAT kategori I


Keywords :
- Ny. Yuki, 22 tahun, hamil 6 minggu
- batuk sejak 3 bulan yang lalu.
- Berat badan pasien selama kehamilan belum
bertambah
- keringat malam
- BTA Sputum SPS +/+/Diagnosis : TB pada ibu hamil
Terapi apakah yang sesuai untuk keadaan pasien
ini?

TB Paru pada kehamilan dan menyusui


Tidak ada indikasi pengguguran pada penderita TB dengan
kehamilan
OAT tetap dapat diberikan kecuali streptomisin karena efek
samping streptomisin pada gangguan pendengaran janin
Pada penderita TB dengan menyusui, OAT & ASI tetap
dapat diberikan, walaupun beberapa OAT dapat masuk ke
dalam ASI, akan tetapi konsentrasinya kecil dan tidak
menyebabkan toksik pada bayi
Wanita menyusui yang mendapat pengobatan OAT dan
bayinya juga mendapat pengobatan OAT dianjurkan tidak
menyusui bayinya, agar bayi tidak mendapat dosis
berlebihan

Pedoman Penatalaksanaan TB Perhimpunan


Respirologi Indonesia

Pilihan lainnya

B. OAT kat II tb gagal, kambuh, default


C. INH profilaksis pada anak
D. Tidak perlu diterapi harus diterapi
E. INH dan bisoprolol bukan terapi TB

Dengan demikian jawabannya adalah


A. OAT kategori 1

58. D. Tonsilofaringitis difteri


Keywords :
An.Dimas, 5 tahun
nyeri tenggorokan.
suhu 38 C, faring hiperemis, tonsil T2-T2
hiperemis
selaput membran warna putih (+) yang apabila
diangkat mudah berdarah. pseudomembran
Diagnosis pada anak ini adalah...

Tonsilitis difteri
Penyebab: Corynebacterium diphteriae (gram positif)
Sering ditemukan pada anak usia kurang dari 10 tahun
Gejala dan tanda klinis: demam, nyeri kepala, nyeri
menelan, tonsil membengkak ditutupi bercak putih
kotor. Membran tersebut dapat meluas ke palatum
mole, uvula, nasofaring, laring, trakea, bronkus, dan
dapat menyumbat saluran napas. Membran akan
berdarah bila diangkat. Kelenjar limfa leher akan
membengkak bull neck (menyerupai leher sapi) atau
disebut juga Burgemeesters hals.
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI

Pilihan lainnya
A. Tonsilitis akut nyeri menelan, demam,
tonsil hiperemis
B. Tonsilitis kronik ada kripta melebar,
detritus
C. Faringitis akut nyeri menelan, demam,
tidak ada membran
E. Laringitis akut serak, tidak ada membran

Dengan demikian jawabannya adalah


D. Tonsilofaringitis difteri

59. D. Streptococcus pneumoniae


An. usia 3 tahun
sesak nafas, batuk dan panas tinggi.
RR 54x/menit, nafas cuping hidung
retraksi intercostal serta subcostal,
suara dasar vesikuler dan ronkhi basah kasar di
kedua lapangan
paru.
Diagnosis : Bronkopneumonia
Bakteri yang paling sering menyebabkan keluhan
di atas ialah?

Sumber : PPM IDAI jilid 1

Diagnosis Pneumonia Ringan


Diagnosis
Di samping batuk atau kesulitan bernapas, hanya
terdapat napas cepat saja.
Tidak mempunyai tanda-tanda pneumonia berat

Tatalaksana
Rawat jalan
Antibiotik:
Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3
hari
Amoksisilin (25 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari.
Pasien HIV diberikan selama 5 hari.

Diagnosis Pneumonia Berat

Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
Tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam
Foto dada menunjukkan gambaran
pneumonia (infiltrat luas, konsolidasi,
dll)

Suara merintih (grunting) pada bayi


muda
Pada auskultasi terdengar:

Batuk dan atau kesulitan bernapas


ditambah minimal salah satu:

Selain itu bisa didapatkan pula tanda


berikut ini:
Napas cepat:
< 2 bulan : 60 kali/menit
2 11 bulan : 50 kali/menit
1 5 tahun : 40 kali/menit
5 tahun : 30 kali/menit

Crackles (ronki)
Suara pernapasan menurun
Suara pernapasan bronkial

Dalam keadaan yang sangat berat


dapat dijumpai:
Tidak dapat menyusu atau
minum/makan, atau memuntahkan
semuanya
Kejang, letargis atau tidak sadar
Sianosis
Distres pernapasan berat.

Buku Saku Pedoman Pelayanan Kesehatan


Anak di Rumah Sakit, WHO

Bronkiolitis vs Pneumonia

Terapi Pneumonia Berat

Anak dirawat di rumah sakit


Terapi Antibiotik
Ampisilin/amoksisilin (25-50
mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam)

Dilanjutkan amoksisilin oral (15 mg/


kgBB/kali tiga kali sehari) untuk 5 hari
berikutnya.

Klinis berat: oksigen dan pengobatan


kombinasi ampilisin-kloramfenikol
atau ampisilin-gentamisin.
Alternati: seftriakson (80-100
mg/kgBB IM atau IV sekali sehari).
Pneumonia stafilokokal
Gentamisin (7.5 mg/kgBB IM sekali
sehari) dan kloksasilin (50 mg/kgBB
IM atau IV setiap 6 jam) atau
klindamisin (15 mg/kgBB/hari 3 kali
pemberian).

Terapi Oksigen
Beri oksigen pada semua anak
dengan pneumonia berat
Pulse oximetry: panduan untuk
terapi oksigen
Saturasi oksigen < 90%

Lanjutkan pemberian oksigen


sampai tanda hipoksia (seperti
tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam yang berat atau
napas > 70/menit) tidak
ditemukan lagi.

Pilihan lainnya

A. Bordetella pertussis -> pertusis


B. Eschericia coli diare
C. Staphylococcus aureus SSSS, infeksi kulit
E. Klebsiella pneumonia sering pneumonia
nosokomial

Dengan demikian jawabannya adalah


D. Streptococcus pneumoniae

60. D. Attapulgit
Keywords :
tidak bisa BAB, sering buang gas, perut terasa
penuh, dan mual selama 2 hari.
3 hari sebelumnya diberikan obat diare oleh
dokter.
Obat diare penyebab keluhan?

Efek Samping
Kaolin konstipasi terutama pada anak dan usia
tua
Norit mual, muntah, konstipasi, BAB warna
hitam, hiperNa, hiperMg, dehidrasi, syok
Loperamid pusing, mengantuk, mulut kering,
muntah, konstipasi, lemas, nyeri perut
Attalpugite konstipasi, dispepsia, flatulens,
mual
Papaverin konstipasi, diare, pusing, pingsan,
berdebar-debar, kulit gatal, grogi

Dengan demikian jawabannya adalah


D. Attapulgit

61. A. Peritonitis
Keywords :
- tidak bisa BAB dan perut kembung sejak 3 hari
yang lalu.
- awalnya nyeri di daerah ulu hati.
- perut kembung, BU (+) menurun
- defans muskuler (+).
Diagnosis yang tepat yaitu.?

Peritonitis
Inflamasi membran serosa pada rongga
abdomen
Peritonitis sering disebabkan oleh infeksi pada
peritoneal yang steril karena perforasi organ
atau iritan lain seperti benda asing, bilus,
asam lambung
Klasifikasi infeksi peritoneum:
Umum (peritonitis)
Terlokalisasi (abses intraabdomen)
http://emedicine.medscape.com/article/180234

Peritonitis
Primer: infeksi monomikrobial;
ekstraperitoneal yang menyebar secara
hematogen
Contoh: sirosis hepatis dgn asites, sindrom
nefrotik, peritoneal dialisis

Sekunder: infeksi intraabdomen akibat


perforasi organ berongga
Tersier: kegagalan respon inflamasi;
superinfeksi
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34725/4/Chapter%20II.pdf

Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda
Demam (80% pasien)
Nyeri abdomen
Ensefalopati
perburukan
Diare
Asites
Perburukan gagal ginjal
Ileus

PF:
Peningkatan suhu
Takikardia
Hipovolemia
intravaskular karena
anoreksia, muntah
Abdomen: defnas
muskular
RT: peningkatan nyeri
abdomen

http://emedicine.medscape.com/article/18023
4

Tatalaksana
Perbaikan proses yang mendasari
Antibiotik sistemik patologi yang
mendasari, beratnya infeksi, respon pasien
terhadap terapi
Terapi suportif
Operasi
http://emedicine.medscape.com/article/180234

Pilihan Lain
Pankreatitis akut peradangan pankreas
dengan gejala nyeri hebat abdomen dengan
onset akut menjalar ke punggung, kenaikan
enzim pankreas, gambaran pada CT Scan
dengan kontras
Volvulus: terpuntir usus, gambaran coffee
bean
Intusepsi: usus distal masuk ke usus proksimal
Kolesistitis: peradangan kandung empedu

Dengan demikian jawabannya adalah


A. Peritonitis

62. E. Kanker Paru


Keywords :
- 76 tahun,
- Lemas
- batuk berdahak tanpa demam sejak 1 bulan lalu.
- batuk disertai bercak darah sebanyak 3 kali.
- Berat badan dirasakan menurun kurang lebih 5 kg.
- PF : fremitus meningkat pada paru kanan bawah,
redup pada paru kanan, dan suara vesikular menurun
pada paru kanan menurun.
Kecurigaan diagnosis yang paling tepat untuk kasus di
atas ialah?

Tatalaksana Ca paru
Bedah

Wedge resection: bagian kecil paru yang mengandung


tumor dengan batas jaringan sehat
Reseksi segmental
Lobektomi
Pneumonektomi

Kemoterapi
Radiasi
Terapi target: bevacizumab, erlotinib, crizotinib
Terapi paliatif
Sumber: http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/lung-cancer/basics/treatment/con20025531

Pilihan lain
Asma sesak, suara nafas mengi, riwayat atopi.
PPOK riwayat merokok, barrel chest, Foto : sela iga
melebar, gambaran jantung pendulum, diafragma
mendatar.
TB paru batuk kronik dengan atau tanpa darah, foto :
kavitas / infiltrat di apeks paru, periksa sputum SPS
Pneumonia batuk+demam. PF: ronki basah kasar

Dengan demikian jawabannya adalah


E. Kanker Paru

63. C.Empyema
Keywords :
- batuk berdahak seperti nanah dan berbau
amis.pus
- Riwayat batuk darah disangkal.
- Tidak ada riwayat trauma.
- PF : redup pada lapangan paru bawah.
Kemungkinan diagnosis pasien di atas ialah?

Diagnosis empiema
Anamnesis
- Riwayat pneumonia
- Riwayat trauma
dada/trauma diafragma
- Batuk produktif
- Demam
- Sesak
- Anoreksia
- Penurunan BB
- Keringat malam
- Nyeri dada pleuritik

PF
-Febris
-Takipneu
-Ronki
-Rales
-Penurunan suara nafas
-Perkusi redup
-Egofoni
-Suara nafas tubular
Tatalaksana
- Drainase WSD

Pilihan lainnya
A. TB paru : batuk 2 minggu, keringat malam,
demam, sputum BTA +
B. Pneumonia : demam, batuk, sesak nafas ,
PF : ronki
D. Kanker paru : penurunan BB, batuk darah,
perokok berat, pf : fremitus meningkat, suara
napas menurun, redup pd perkusi
E. Bronkiektasis : sputum 3 lapis, honeycomb
appearance

Dengan demikian jawabannya adalah


C. Empyema

64. B. Bordetella pertusis


Keywords :
- batuk keras terus menerus sejak 3 bulan lalu.
- diawali dengan tarikan napas panjang
- setelah batuk pasien muntah > whooping cough
- PF : gasping inspirasi.
Diagnosis pertusis/batuk rejan/batuk seratus
hari
Etiologi kasus di atas ialah?

Pertusis
Etiologi: Bordetella pertusis

http://www.cdc.gov/pertussis/images/pertussis-timeline.jpg

Diagnosis: klinis!
Penunjang

Tatalaksana
Antibiotik: eritromisin oral (12.5
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari)
selama 10 hari atau jenis
makrolid lainnya.
Oksigen: bila pernah terjadi
sianosis atau berhenti napas atau
batuk paroksismal berat.
Tatalaksana jalan napas: Selama
batuk paroksismal, letakkan anak
dengan posisi kepala lebih
rendah dalam posisi telungkup,
atau miring, untuk mencegah
aspirasi muntahan dan
membantu pengeluaran sekret.

Perawatan penunjang
Hindarkan sejauh mungkin segala
tindakan yang dapat merangsang
terjadinya batuk
Jangan memberi penekan batuk,
obat sedatif, mukolitik atau
antihistamin.
Obat antitusif dapat diberikan bila
batuk amat sangat mengganggu.
Jika anak demam ( 39 C) yang
dianggap dapat menyebabkan
distres, berikan parasetamol.
Beri ASI atau cairan per oral. Jika
anak tidak bisa minum, pasang pipa
nasogastrik dan berikan makanan
cair porsi kecil tetapi sering untuk
memenuhi kebutuhan harian anak.

http://www.ichrc.org/47-pertusis

Pilihan lainnya

A. Streptococcus pneumonia pneumonia


C. Staphylococcus aureus SSSS, pneumonia
D. Corynebacterium diphteriae difteri
E. Salmonella demam tifoid

Dengan demikian jawabannya adalah


B. Bordetella pertussis

65. E. Campuran, reversibel dengan


bronkodilator
Keywords:
Laki 25 tahun
Sesak dan mengi
Pemicu asap dan debu
PF: wheezing 1/3 tengah kanan paru
Spirometri

FEV1 pre 64%, post 83% reversibilitas 19% (>15%)


FVC pre 76%, post 81%
FEV1/FVC: 68% (2.18 / 3.19)
Diagnosis? Campuran, reversibel dengan bronkodilator

Volume Paru

http://www.clevelandclinicmeded.com/medica
lpubs/diseasemanagement/pulmonary/pulmo
nary-function-testing/

Obstructive
disorder:
Airflow limitation
Increased lung
volumes with air
trapping
Normal or
increased
compliance

Restrictive
disorders
Reduced lung
volumes
Increase in
stiffness of the
lungs

Hasil Spirometri

https://www.brit-thoracic.org.uk/document-library/delivery-ofrespiratory-care/spirometry/spirometry-in-practice/

Gangguan obstruktif (emfisema, asma)


flow berkurang, Residual volume
meningkat (banyak air trapping)
Gangguan restriktif (fibrosis pulmonal)
flow berkurang, residual volume juga
berkurang e.c volume total paru
berkurang

Spirometri

LLN: lower limit of normal


BD: bronchodilator

FEV: Forced Expiratory Volume


FVC: Forced Vital Capacity

66. E. Ileus Paralitik


Keywords :
tidak bisa kentut
mual, muntah,perut nyeri,kembung
Riwayat operasi usus buntu
distensi abdomen, bising usus (-), darm
contour (-)
Apakah diagnosis yang paling mungkin?

Ileus obstruksi
Tidak bisa BAB, kembung,
muntah, nyeri perut
Bising usus meningkat, dapat
menghilang jika sudah lama
Dilatasi usus proksimal saja, distal
cenderung tidak ada udara
Gambaran foto khas: step ladder,
herring bone
Dekompresi dengan NGT,
laparotomi

Ileus paralitik
Tidak bisa BAB, kembung, nyeri
perut (-)
Bising usus menghilang
Dilatasi usus proksimal distal

Atasi penyebabnya, misal


imbalans elektrolit (hipokalemia)

Pilihan Lain
Gastroenteritis: diare dengan muntah
Peritonitis: inflamasi pada peritoneum dengan
PF defans muskular
Gastritis akut: nyeri ulu hati, mual, muntah

Dengan demikian jawabannya adalah


E. Ileus paralitik

67. B. Diare akut dengan dehidrasi


ringan-sedang
Keywords :
diare cair, warna kuning, lendir (-), darah (-),
anak tampak kehausan dan mata cowong.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah...

Penilaian Derajat dehidrasi diare akut


anak menurut WHO

Lintas Diare:
Lima Langkah Tuntaskan Diare

Kategori :
Kat A untuk diare tanpa dehidrasi
Kat B untuk diare dengan dehidrasi ringan sedang
(tanda dehidrasi > 2)
Kat C untuk diare dengan dehidrasi berat

Dosis Zinc menurut usia:


Di bawah umur 6 bulan: tablet (10 mg) per hari
selama 10 hari
6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) per hari selama
10 hari

Pemberian Makan
ASI tetap diberikan
Meskipun nafsu makan anak belum membaik,
pemberian makan tetap diupayakan pada anak
berumur 6 bulan atau lebih

Dengan demikian jawabannya adalah


B. Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang

68. D. Palmar eritema


perut membesar sejak 2 bulan yang lalu
Riwayat minum alkohol 2-3 botol perhari.
Kemungkinan asites e.c sirosis hepatis e.c
alcoholic fatty liver disease
Apakah tanda klinis khas pada penyakit ini
yang mungkin ditemukan?

Sirosis Hepatis
Fibrosis dan nodul regeneratif hepar
Tanda: hipertensi portal, ensefalopati hepatiku,
dan perdarahan varises
Penyebab:

Alkohol
Obat-obatan (seperti asetaminofen)
Hepatitis kronis (B, C)
Penyakit hepar lain( Wilson, amiloidosis)
Penyakit sistemik lain (gagal jantung kongesntif,
tromobsis vena hepatik, dan lain-lain)

Dengan demikian jawabannya adalah


D. Palmar eritema

69. C. Ulkus Peptikum


keluhan BAB berwarna kehitaman.
riwayat nyeri sendi, dan sering membeli obatobatan penghilang rasa nyeri sendiri.
Apakah diagnosis pasien tersebut?

MELENA = BAB
Kehitaman akibat
perdarahan = tarry
faeces
Melena diasosiasikan
dengan perdarahan
saluran cerna atas

Sumber : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK411/

Ulkus peptikum
Ulkus peptikum adalah defek
pada mukosa lambung /
duodenum yang melebar
hingga muscularis mucosa.
Anamnesis + PF
- riwayat pemakaian NSAID
- riwayat infeksi H pylori
- merokok
- nyeri epigastrik/duodenal
- gejala dispepsia
- heart burn
- rasa tidak nyaman didada
- hematemesis /melena
- gejala anemia

Tanda bahaya/alarm symptom utk segera


dirujuk :
Bleeding or anemia
Early satiety
Unexplained weight loss
Progressive dysphagia or odynophagia
Recurrent vomiting
Family history of GI cancer

Pilihan lainnya
A. IBS gangguan pola BAB, pemicu :
stressor psikir
B. Kolitis : golongan IBD, diare berdarah kronik
D. Perdarahan divertikulitis : umumnya di
kolon perdarahan saluran cerna bawah
hematoschezia / bab darah merah segar
E. Pecahnya varises esofagus : ada tandatanda peningkatan vena porta, sirosis hepatis

Dengan demikian jawabannya adalah


C. Ulkus Peptikum

70. D. Terapi TB segera , tidak


bergantung jumlah CD4
Keywords :
- batuk lama dan penurunan berat badan
- penurunan nafsu makan
- diare lama
- oral thrush (+)
- HIV (+) dan CD4 = 17.
Diagnosis : TB-HIV
- Terapi yang tepat untuk pasien adalah?

Sumber : petunjuk teknis tata laksana klinis ko infeksi TB HIV 2012, kemenkes
http://spiritia.or.id/dokumen/juknis-tbhiv2013.pdf

Dengan demikian jawabannya adalah


D. Terapi TB segera , tidak bergantung jumlah
CD4

71. A.Nistatin
Keywords :
keluhan adanya bercak keputihan pada
mukosa pipi kanan dan kiri serta lidah.
bayi masih asi eksklusif.
oral thrush (+).
Terapi yang tepat untuk kasus di atas adalah...

Candidiasis oral
= oral thrush
Penyebab tersering: Candida
albicans
Pada membran mukosa
Sering terjadi pada bayi atau
penggunaan kortikosteroid
inhalasi pasien asma
Gejala:

Nyeri, rewel makan, tampak plak


putih di mulut dan dapat juga di
bibir, lidah, guzi, dan palatum
Mengorek lesi menyebabkan
eritem dan perdarahan di dasarnya

Terapi: Nystatin oral drop

Emedicine Peditric Candidiasis

Pilihan lainnya
B. Kloramfenikol antibiotik, bukan untuk
jamur
C. Amoksisilin antibiotik, bukan untuk
jamur
D. Kotrimoksazol antibiotik, bukan untuk
jamur
E. Cefadroxil antibiotik, bukan untuk jamur

Dengan demikian jawabannya adalah


A. Nistatin

72. B. Pneumonia Aspirasi


Keywords :
sesak napas sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat stroke (+)
sebagian besar waktunya di tempat tidur.
ronki basah kasar di basal paru.
foto toraks : distribusi infiltrat pada segmen
apikal lobus bawah.
Diagnosis yang tepat untuk kasus di atas adalah?

Pneumonia
Definisi: peradangan pada parenkim paru, distal
dari bronkiolus terminalis menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat.
Etiologi:

ISNBA mikroorganisme bakteri


Berbeda-beda letak berdasarkan negara, lokasi, dan
lainnya.
CAP di Amerika S. pneumoniae (60-70%)
CAP di Indonesia Klebsiella pneumoniae (45,18%),
S. pneumoniae (14,04%).

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

Klasifikasi

Berdasar klinis dan epidemiologis

Berdasar bakteri penyebab

CAP
Pneumonia nosokomial
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada imunokompromais
Pneumonia bakterial / tipikal
Pneumonia atipikal
Pneumonia virus
Pneumonia jamur

Berdasar predileksi infeksi


Pneumonia lobaris
Bronkopneumonia
Pneumonia interstisial

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

PNEUMONIA TIPIKAL DAN ATIPIKAL


Tanda dan gejala
Onset
Suhu
Batuk
Dahak
Gejala lain

P. atipik
Gradual
Kurang tinggi
Non produktif
Mukoid
Nyeri kepala, mialgia, sakit
tenggorokan, suara parau,
nyeri telinga

P. tipik
Akut
Tinggi, menggigil
Produktif
Purulen
Jarang

Gejala lain di luar paru

Sering

Lebih jarang

Pewarnaan gram

Flora normal atau spesifik

Gram (+) atau (-)

Radiologis

patchy atau normal

Konsolidasi lobar lebih tinggi

Laboratorium

Leukosit normal kadang rendah Lebih tinggi

Gangguan fungsi hati

sering

Jarang

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

Gambaran klinis
Batuk berdahak (hijau kekuningan, batuk berdah)
Demam
Menggigil
Sesak napas, ketika beraktivitas berat
Kebingungan terutama pada org tua dan lansia
Keringat yang berlebihan
Nyeri kepala
Nyeri dada tajam seperti ditusuk dan memburuk ketika
batuk
Penurunan nafsu makan dan berujunga pada penurunan
berat badan

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

Diagnosis Pneumonia Komunitas


Diagnosis pasti:
foto toraks infiltrate baru atau infiltrate
progresif + dengan 2 atau lebih gejala di
bawah:
- Batuk-batuk bertambah
- Perubahan karakteristik dahak/ purulen
- Suhu tubuh 38C (aksila)/ riwayat demam
- ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara
nafas bronkial dan ronki
- Leukosit 10.000 atau < 4500
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

Perbedaan pneumonia atipik dan tipik

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

Penatalaksanaan pneumonia komuniti


a.Penderita rawat jalan
Pengobatan suportif / simptomatik
istirahat di tempat tidur
minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
bila panas tinggi perlu dikompres atau minum
obat penurun panas
bila perlu dapat diberikan mukolitik dan
ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan kurang
dari 8jam
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

b. Penderita rawat inap di ruang rawat biasa


pengobatan supportif/ simptomatik
- pemberian terapi oksigen
- pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan
elektrolit
- pemberian obat simptomatik antara lain
antipiretik,mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan kurang dari 8 jam.
c. Penderita rawat inap diruang rawat intensif
pengobatan suportif/ simptomatik
- pemberian terapi oksigen
- pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan
elektrolit
- pemberian obat simptomatik antara lain
antipiretik,mukolitik
pengobatan antibiotik,kurang dari 8jam
bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
(respiratory distress )
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

Petunjuk terapi empiris

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

Pengobatan pneumonia atipik


Antibiotik terpilih pada penumonia atipik yang
disebabkan oleh M.pneumoniae,C.pneumoniae
dan Legionella adalah golongan:
makrolid baru: azitromisin, klaritromisin,
roksitromisin
Flurokuinolon respirasi
doksisilin

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

Alur Tatalaksana Penumonia Komuniti

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf

Pilihan lainnya

A. Pneumonia komunitas
C. Hospital acquired pneumonia
D. Ventilator associated pneumonia
E. Pneumonia atipikal

Dengan demikian jawabannya


B. Pneumonia aspirasi

73. E. Oralit per oral 1.125 cc dalam 3


jam pertama
Keywords :
diare.
tampak kehausan dan selalu ingin minum
bola mata agak cekung.
nadi 120 x/menit, napas 36x/menit, akral hangat,
turgor agak lambat, BB 15 kg.
Diagnosis : Diare akut dehidrasi ringan sedang
Berapakah kebutuhan cairan pasien?

BB pasien: 15kg
15 x 75 = 1125
cc oralit dalam
3 jam

Buku Saku Pedoman Pelayanan Kesehatan


Anak di Rumah Sakit, WHO

Dengan demikian jawabannya adalah


E. Oralit per oral 1.125 cc dalam 3 jam pertama

74. C. Labiopalatoschisis
Keywords :
celah di bibir dan langit-langit
Diagnosis yang tepat untuk kasus diatas
adalah?

Labiopalatoschizis
Terdapat celah pada bibir dan langit-langit
pasien sehingga terdapat hubungan antara
hidung dan mulut.
Gnathoschisis = cleft jaw a congenital facial
anomaly of the jaw resulting from failure of
fusion of the mandibular prominences.

Labioschisis

Palatoschisis

Labio-gnatoschisis

Labio-gnato-palatoschisis

Dengan demikian jawabannya adalah


C. Labiopalatoschisis

75. D. Atelektasis
Keywords :
Sesak
perokok berat
dada kiri tertinggal dalam hal pergerakan,
perkusi redup, dengan deviasi trakea ke kiri.
Pada pemeriksaan radiologi : gambaran
segitiga opak di basal paru kiri
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien?

Atelektasis
Adalah kolapsnya paru
(atau berkurangnya
volume paru) akibat:
Obstruksi (benda asing,
mukus, atau tumor di
bronkus atau bronkiolus)
Non-obstruksi
Relaksasi [efusi pleura,
pneumotoraks]
Kompresi [tumor]
Adesi [defisiensi surfaktan]
Sikatriks [bekas TB]

Gejala: sesak napas dan


nyeri dada
Ro toraks:
Opasifikasi
Hilus tertarik ke sisi yang
sakit

Tata laksana bisa medis


atau bedah, tergantung
penyebabnya

PPM ilmu kesehatan paru

Atelektasis

Foto toraks dari kasus

Segitiga opak putih


di basal paru kiri =
kolaps= atelektasis

Pilihan lainnya
A. Pneumotoraks : CXR : hiperlusen avaskular
dengan garis pleura
B. Emboli paru : sesak mendadak,
menggunakan skor Well, predisposisinya DVT
C. Efusi pleura : cxr : meniscus sign/ ellis
damoseau
E. Pneumonia : batuk, demam, sesak, cxr :
patchy infiltrat/ lobar infiltrat

Dengan demikian jawabannya adalah


D. Atelektasis

76. D. Tamponade jantung


Keywords:
Tn. Adam 30 tahun
Kecelakaan, riwayat trauma di dada
Pemeriksaan tidak sadarkan diri, tampak sesak
Hipotensi, distensi vena jugular, suara jantung
menjauh trias Beck
Apa yang dialami pasien ini?

Tamponade jantung
Kegawatdaruratan medik
Cairan mengisi ruang perikardium jantung
sulit mengembang diastolic failure
Trias beck hipotensi, distensi JVP, suara
jantung menjauh (muffled heart sound)
Tatalaksana utama pericardiocentesis
ATLS

Jadi jawabannya adalah


D. Tamponade jantung

77. E. Edema paru akut


Keywords:
Ny. Diva 54 tahun
Sesak nafas memberat sejak 2 jam yang lalu
Sebelumnya pernah sesak hilang timbul terutama saat
beraktivitas atau tidur terlentang
Riwayat sakit jantung (+), tidak rutin kontrol
Pemeriksaan didapatkan murmur pansistolik di apeks dan
ronki basah halus di kedua basal paru
Radiologi Batwing appearance
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah?

Gagal jantung

Klasifikasi gagal jantung (NYHA dan


AHA)

Pathophysiology of
heart disease Lilly

Keywords gagal jantung DOE, PND, OP


Pasien mengalami gagal jantung kongestif,
namun saat ini pasien sedang sesak nafas
sedang dalam keadaan akut
CHF dalam fase akut ADHF (acute
decompensated heart failure)
Dalam kasus ini, ADHF menyebabkan edema
paru akut

Batwing appearance

Pilihan lainnya
A. Pneumotoraks menyerupai tamponade, tapi
tidak ada suara jantung menjauh, ciri khas
tension pneumotoraks, hipotensi, peningkatan
JVP, suara nafas menghilang, perkusi hipersonor,
radiologi area hiperlusen avaskular
B. Bronkiektasis honeycoomb appearance
C. PPOK riwayat merokok, barrel chest, jantung
pendulum dan diafragma mendatar
D. Asma riwayat atopik, suara wheezing

Jadi jawabannya adalah


E. Edema paru akut

78. D. Valsartan
Keywords:
Tn. Alfa 47 tahun kontrol tekanan darah
Selama ini meminum kaptopril 25 mg
Tekanan darah berhasil terkontrol baik
Pasien mengeluhkan batuk tidak berdahak
selama 1 bulan terakhir
Obat pengganti apa yang sebaiknya diberikan
dokter?

Hipertensi
Definisi: Kenaikan tekanan darah > 120/80
mmHg setelah 2 x pengukuran
Klasifikasi:
JNC 7
Hipertensi urgensi kenaikan tekanan darah
hingga melebihi 180/120 mmHg
Hipertensi emergensi hipertensi urgensi +
kerusakan organ target

JNC 7

Algoritma Pengobatan Hipertensi

2014
guidelines
for
hypertensi
on JAMA

Selama ini dapat dikontrol dengan kaptopril


efek samping adalah batuk kering
Pengganti pada pasien dengan intoleransi
ACEI adalah ARB Valsartan

Jadi jawabannya adalah


D. Valsartan

79. A. Angina Pektoris Stabil


Keywords:
Ny. Dinda 55 tahun
Nyeri dada sebelah kiri berulang sejak 2 bulan
lalu seperti ditekan, menjalar ke lengan kiri dan
punggung, berlangsung 5 menit
Terutama saat beraktivitas dan hilang setelah
istirahat atau obat di bawah lidah
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini
adalah?

Nyeri dada tipikal

Angina pektoris
stabil
Unstable
angina

Acute coronary
syndrome

STEMI

NSTEMI

Gejala penyakit jantung iskemik


Angina pektoris stabil nyeri terjadi saat aktivitas, berkurang
bila diberi nitrat atau istirahat, nyeri berlangsung < 15 menit,
EKG normal bila istirahat Stress test / Treadmill test
Acute coronary syndrome nyeri bisa terjadi mendadak dan
lama, tidak membaik dengan istirahat
Unstable angina ACS tanpa peningkatan enzim jantung,
EKG tidak spesifik
NSTEMI No ST elevasi, peningkatan enzim jantung
STEMI ST elevasi, peningkatan enzim jantung

Jadi jawabannya adalah


A. Angina pektoris stabil

80. B. Heart failure class B


Keywords:
Tn. Bambang 50 tahun
Memiliki riwayat hipertensi
Tidak pernah ada keluhan nyeri dada atau sesak
PF dalam batas normal
EKG ditemukan irama sinus reguler, P wave normal, PR
interval normal, jumlah R di V6 dengan S di V1 37 mm
LVH, dan ada ST elevasi di lead I, aVL dan V6
Berdasarkan klasifikasi AHA, diagnosis pasien ini
adalah?

Klasifikasi gagal jantung (NYHA dan


AHA)

Pathophysiology of
heart disease Lilly

Jadi jawabannya adalah


B. Heart Failure Class B

81. C. Defibrilasi
Keywords:
Tn. Sugih 60 tahun tiba-tiba tidak sadarkan diri
Riwayat hipertensi dan diabetes 10 tahun
Nadi tidak teraba, dilakukan RJP
Setelah RJP, gambaran EKG terlihat VF
Apa yang berikutnya dilakukan?

Algoritma ACLS
Sumber: AHA

Ventricular
fibrillation

Supraventrikular takikardi

Ventrikular ekstrasistol /
premature ventricle
contraction

Asistol vs PEA
Asistol
Tidak teraba nadi
Gambaran EKG flat

Pulseless Electrical Activity (PEA)

Gambaran EKG apapun


kecuali VT or VF
Tidak teraba nadi

Jadi jawabannya adalah


C. Defibrilasi

82. D. PDA
Keywords:
Bayi Nur 1 bulan
Terlihat cepat lelah, menyusu sebentar
Riwayat kelahiran prematur dengan BL 1800 gram
Pasien tidak sianosis, nadi 142 x/menit, nafas 41
x/menit
Auskultasi terdengar murmur kontinyu 4/6 di sela iga 2
linea sternalis sinistra hingga sepanjang garis sternal
Apa yang paling mungkin dialami pasien ini?

Patent ductus arteriosus


Menetapnya duktus arteriosus setelah lahir
Normalnya akan menutup 10-18 jam setelah lahir
karena oksigen yang dihirup bayi vasokonstriksi
Darah dari aorta ikut masuk ke arteri pulmonal menuju
paru asianotik
Apabila telah terjadi eisenmenger aliran berbalik,
pulmonal menuju aorta, dapat menyebabkan
diferensial sianosis (kaki biru, tangan tidak)
Continous murmur di sela iga 2 linea parasternal kiri
Medscape

Pilihan lainnya
A. ASD fixed splitting
B. VSD murmur pansistolik
C. ToF sering sianosis dari lahir, lebih suka
posisi jongkok, murmur sistolik
E. Koarktasio aorta differential pulse

Jadi jawabannya adalah


D. PDA

83. B. Penyakit jantung rematik


Keywords:
An. Andri 7 tahun
Keluhan sesak nafas sejak 2 hari lalu dan disertai
demam 1 minggu lalu
Sesak terus menerus dan tidak ada ngik-ngik
Memiliki riwayat sakit tenggorokan 3 minggu lalu
PF didapatkan pasien demam, dan terdapat
opening snap di apeks
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?

Rheumatic heart disease (RHD)


Komplikasi berat dari demam rematik
Faktor risiko riwayat sakit tenggorokan post
infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A
Reaksi imun terjadi beberapa minggu setelah
sakit tenggorokan sembuh demam rematik
Reaksi imun salah mengira jantung sebagai
patogen RHD
Demam rematik kriteria Jones (2 mayor atau 1
mayor + 2 minor)
Medscape

Kriteria Jones
Mayor
Karditis
Poliartritis
Korea
Nodul subkutan
Eritema marginatum

Minor
Demam
Arhtralgia
Pemanjangan interval PR
Peningkatan LED
Ada C-reactive protein
leukositosis

Pilihan lainnya
A. PDA continous murmur
C. Endokarditis infektif riwayat cabut gigi atau
penggunaan obat suntik
D. Kardiomiopati tergantung jenis, terdapat
kelainan struktural pada jantung, biasanya
genetik
E. ASD Fixed splitting

Jadi jawabannya adalah


B. Penyakit jantung rematik

84. D. Jantung seperti sepatu boot


Keywords:
An. Sofia 8 tahun
Bibir dan kuku sering biru terutama bila pasien
olahraga
Sering berjongkok apabila pasien lelah
Anak tampak kecil dan kurus
Murmur sistolik derajat 3/6 di apeks
Hasil apa yang paling sering tampak di
pemeriksaan foto polos dada pasien seperti ini?

Tetralogi of Fallot

Stenosis pulmonal
RVH
VSD
Overriding aorta

Pathogenesis:
mikrodelesi
kromosom 22
(22q11)
Gejala klinis:

DOE
Cyanosis spell
Squatting

Diagnostic studies
CXR: boot shape
ECG: RVH, RAD

Pilihan lainnya
A. Barrel chest PPOK
B. Area hiperlusen avaskular tension
pneumotoraks
C. Jantung pendulum dan diafragama mendatar
PPOK
E. Batwing appearance edema paru

Jadi jawabannya adalah


D. Jantung seperti sepatu boot

85. C. Miokarditis
Keywords:
Tn. Tono 24 tahun
Keluhan berdebar-debar sejak 3 hari
Tidak ada nyeri dada, riwayat hipertensi dan sakit jantung
disangkal
Ada demam dan sakit tenggorokan sejak 1 minggu lalu
Tekaan darah 100/60 mmHg, nadi 100 x/menit ireguler,
nafas 20 x/menit, suhu 380C
PF thrilling di apeks dan terdapat selaput membran
putih mudah berdarah di tenggorokan
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?

Miokarditis difteri
Komplikasi yang ditakutkan dari difteri
Inflamasi miokardium gejala tidak spesifik,
hanya mengarah ke jantung (sesak nafas,
berdebar-debar, keringat dingin)
Terjadi dalam 1-2 minggu pasca infeksi (60%
pasien terutama yang tidak diimunisasi)
Toksin menyebabkan proses katalitik perubahan
NAD dalam sel menjadi diphtamide inaktivasi
eEF2 blok sintesis protein sel kematian sel
Menyebar ke organ lain secara limfatik dan
hematogenik
Medscape

Pilihan lainnya
A. Perikarditis ST elevasi di semua lead,
frictional rub
B. Endokarditis riwayat cabut gigi atau
penggunaan obat-obatan terlarang
D. VF biasanya tidak sadar, butuh defibrilasi
E. AF hilang gelombang P, ireguler pada EKG

Jadi jawabannya adalah


C. Miokarditis

86. B. Pseudohifa dan blastospora


Keywords:
Ny. Maxim 27 tahun datang dengan keputihan 2
minggu lalu
Keputihan disertai gatal dan kemerahan
Putih seperti butiran susu
Riwayat keluarga DM (+)
Disarankan melakukan pemeriksaan mikroskopis
Apa yang diharapkan dari pemeriksaan
tersebut?

Duh tubuh

Kriteria

Gonorea

BV

Candida

Trichomonas

Klamidia

Duh

Tidak spesifik

Amis setelah
berhubungan

Seperti susu

Kuning
kehijauan

Tidak spesifik

Mikroskopis

Diplokokus
gram negatif

Clue cell

Pseudohifa
dan
blastospora

Parasit
Badan inklusi
berflagel dan
pergerak

Etiologi

Neisseria
gonorrhea

Gardnerella
vaginalis

Candida
albicans

Trichomonas
vaginalis

Chlamidia
trachomatis

Pedoman IMS 2011


Depkes

Pilihan lainnya
A. Hifa sejati panjang bersekat tinea
C. Hifa pendek dan spora bergerombol
malasezia furfur
D. Clue cell BV
E. Badan inklusi Klamidia

Jadi jawabannya adalah


B. Pseudohifa dan blastospora

87. D. Varikokel
Keywords:
Tn. Moscow 30 tahun
Belum memiliki anak setelah 2 tahun menikah
dan berhubungan rutin tanpa kontrasepsi
Nyeri hilang timbul tidak berat pada buah pelir
PF umum normal, PF testis terdapat sensasi
kantung cacing di testis kanan
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?

Varikokel
Terjadi pada 15-20% laki-laki dan 40% pada
laki-laki infertil
Keluhan utama sulit mendapatkan
keturunan
Biasanya asimptomatik
Ciri khas bag of worm pada palpasi testis
(gambaran kantung cacing)

Hidrokel vs Varikokel
Hidrokel
Biasanya asimptomatik,
hanya teraba testis
membesar dan tidak
simetris
Testis teraba
Tes transiluminasi (+)

Varikokel
Asimptomatik, namun
berhubungan dengan
infertilitas dan terkadang
bisa nyeri skrotal
Teraba kantong cacing
Tes transiluminasi (-)

Varikokel

Pilihan lainnya
A. Torsio testis nyeri akut, Phrens sign (-)
B. Epididimitis nyeri, hitungan hari, phrens
sign (+)
C. Hidrokel transiluminasi (+)
E. Omfalokel defek dinding abdominal
kongenital

Jadi jawabannya adalah


D. Varikokel

88. B. Sindrom nefritik


89. A. Captopril
Keywords:
An. Infinite 8 tahun
Sakit kepala dan penglihatan kabur 2 hari lalu
Buang air kecil kemerahan
Riwayat demam dan sakit tenggorokan 2 minggu lalu
Urinalisis albumin +2, eritrosit penuh
Pemeriksaan darah, albumin 3.2 g/dL, titer ASTO
meningkat
Apa yang terjadi pada pasien ini?

GNAPS
Glomerulonefritis akut atau sindrom nefritik

Azotemia
Hipertensi
Edema
Hematuria
Proteinuria

Paling sering disebabkan oleh reaksi imun pasca infeksi


streptokokus beta hemolitik grup A
Tatalaksana simptomatik

Edema diuretik
Hipertensi ACEI atau CCB, lebih diutamakan ACEI karena
renoprotektif

Nefritik vs Nefrotik
Nefritik
Dominan hematuria
Hipertensi
Biasanya post-streptoccal

Nefrotik
Dominan proteinuria
Hipoalbuminemia
Gejala yang sering
dikeluhkan bengkak

Jadi jawabannya adalah


88. B. Sindrom nefritik
89. A. Captopril

90. C. Prazosin
Keywords:
Tn. Seal 65 tahun
Sulit buang air kecil sejak 2 minggu
Kencing keluar sedikit, terkadang perlu mengedan, nyeri
disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi pada keluarga (+)
PF tekanan darah 140/90 mmHg, lain-lain normal
RT prostat teraba kenyal, nyeri tekan (-), pool atas tidak
teraba BPH
Pasien minta obat sekalian untuk hipertensi
Obat apa yang sebaiknya diberikan dokter?

BPH (benign prostat hyperplasia)


Pembesaran prostat jinak
Keluhan sulit kencing
RT lunak, pool atas tidak
teraba
2 kelas obat yang dapat
diberikan
-blocker
5-reductase inhibitor

-blocker (terazosin, doxazosin,


prazosin, tamsulosin, alfulosin,
silodosin) menyebabkan relaksasi
otot polos prostat di leher buli,
kapsul prostat dan uretra pars
prostatika.
5-reductase inhibitor (finasteride,
dutasteride) bekerja dengan
mengurangi ukuran kelenjar
prostat.
-blocker bisa digunakan untuk
hipertensi, yang paling sering
digunakan prazosin
Tamsulosin = uroselektif, tidak
efektif untuk menurunkan
tekanan darah!

Medscape

Gejala retensi urin


Penyakit

Demam

RT

Hematuria

BPH

Prostat teraba
lunak, Pool atas
tidak teraba, nyeri
tekan (-)

Prostatitis

Prostat teraba
kenyal, pool atas
teraba, nyeri tekan
(+)

Ca prostat

Prostat teraba
keras, dapat
berbenjol-benjol,
pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)

Jadi jawabannya adalah


C. Prazosin

91. C. Phren sign


Keywords:
Tn. Toni 20 tahun
Nyeri pada buah pelir mendadak saat pasien baru
bangun tidur.
PF testis tidak simetris dan nyeri sangat hebat
kemungkinan besar torsio testis
Tes sederhana apa yang bisa dilakukan untuk
membantu menegakkan diagnosis?

Torsio testis
Emergensi dalam bidang urologi
Torsio dari korda spermatikus penurunan suplai darah iskemia
testis ipsilateral
Gejala utama adalah nyeri dadakan dan akut serta sangat hebat
Dd/ utama adalah epididimitis
Pemeriksaan penunjang yang disarankan USG doppler, dapat
memperlihatkan kekurangan blood supply
PF sederhana yang bisa membantu membedakan Phren sign
Phren sign (+) apabila ketika testis diangkat, nyeri berkurang atau
menghilang suggestive epididimitis, bila (-), suggestive torsio
testis
Tatalaksana utama bedah detorsio

Diagnosis Banding Scrotal Pain

Pilihan lainnya
A. TenHorn sign nyeri yang timbul saat traksi
korda spermatikus, suggestive appendisitis
B. Blumberg sign nyeri lepas pada
pemeriksaan abdomen, suggestive
appendisitis
D. Tes transiluminasi pada hidrokel
E. Tes phalen untuk carpal tunnel syndrome

Jadi jawabannya adalah


C. Phrens sign

92. A. Fimosis
Keywords:
An. Bayu 3 tahun
Kemaluan menggembung dan sering
menangis bila buang air kecil
PF ujung penis menggembung dan
prepusium sulit ditarik ke belakang
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?

Fimosis
Ketidakmampuan kulit prepusium untuk
ditarik ke belakang
Klasifikasi:
Fisiologis newborn
Patologis setelah pubertas atau setelah
sebelumya bisa ditarik

Fimosis vs Parafimosis
Fimosis
Bukan emergensi
Prepusium tidak bisa ditarik
ke belakang
Gejala umum ujung
penis menggembung
Tatalaksana sirkumsisi,
rujuk ke urologi

Parafimosis

Emergensi
Prepusium yang ditarik ke
belakang tidak bisa ditarik
kembali terjepit dan edema
Gejala umum kulit prepusium
edema, terdapat cincin menjepit
penis bisa iskemia
Tatalaksana:

Manual reduksi
Cairan hipertonik kompres
Pungsi
Aspirasi
Insisi vertikal
Sirkumsisi urologi

Pilihan lainnya
B. Parafimosis cincin edema, kulit tidak bisa
ditarik ke depan
C. Torsio testis nyeri akut di testis, phren sign
(-)
D. Epididimitis nyeri di testis, phren sign (+)
E. Uretritis biasanya ISK, ada gejala disuria
atau duh

Jadi jawabannya adalah


A. Fimosis

93. A. Nefrolitiasis
Keywords:
Tn. Anton 35 tahun
Nyeri pada pinggang kiri sejak 3 hari lalu
Kencing terasa lebih sedikit, pasien juga jarang minum
PF Nyeri ketok CVA kiri
Radiologi gambaran tanduk rusa di paravertebra kiri
setinggi L2-L4 staghorn
Apa diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini?

Nefrolitiasis
Batu berada di ginjal
Nyeri di pinggang biasanya tidak menjalar
Gambaran pada foto rontgen bisa didapatkan
tanduk rusa (staghorn)
Pemeriksaan penunjang sederhana BNO
IVP

Tatalaksana batu saluran kemih

Clinical surgery 2nd ed


Harrison 18th ed

Staghorn

Jadi jawabannya adalah


A. Nefrolithiasis

94. C. Kandung Kemih


Keywords:
Ny. Julia 20 tahun
Kecelakaan lalu lintas 2 jam yang lalu
Pasien sadar dan mengerang kesakitan
Tekanan darah 100/60 mmHg, Nadi 120 x/menit,
suhu 370C, nafas 24 x/menit
PF nyeri tekan suprapubik dan ada warna
kemerahan di urin saat dipasang kateter
Organ apa yang bermasalah pada pasien ini?

Ruptur organ
Organ

Gejala

Ginjal

Nyeri di pinggang, hematuria

Ureter

Nyeri dapat menjalar ke selangkangan,


jarang terjadi, hematuria

Buli/kandung kemih

Nyeri di suprapubik, hematuria

Uretra anterior

Nyeri di selangkangan, paling sering


karena straddle injury, butterfly
hematoma

Uretra posterior

Nyeri di selangkangan, biasanya


disebabkan fraktur pelvis, floating
prostate

Jadi jawabannya adalah


C. Kandung kemih

95. B. Ulkus mole


96. D. Hemophillus ducreyi
Keywords:
Tn. Alinda 30 tahun
Luka pada kemaluan timbul sejak 5 hari lalu
Awalnya kecil kemudian membesar dan sangat nyeri
Riwayat berhubungan dengan PSK 2 minggu lalu
PF pada penis terdapat ulkus multipel 2 cm dengan
dasar kotor, bergaung dan tidak ada indurasi
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?

Sifilis vs Ulkus mole


Sifilis (ulkus durum)
Ulkus genitalis tidak
sakit
Etiologi Treponema
pallidum
Ulkus mole
Ulkus genitalis sakit
Etiologi Hemophillus
ducreyi
Pedoman IMS 2011
Depkes

Jadi jawabannya adalah


B. Ulkus mole
96. D. Hemophillus ducreyi

97. B. Chlamydia trachomatis


Keywords:
Tn. Toko 35 tahun
Nyeri pada area lipat paha 2 hari lalu
Nyeri mendadak dan disertai dengan benjolan
Awalnya luka pada kemaluannya 2 minggu lalu namun
sembuh sendiri
Riwayat berhubungan dengan PSK 3 minggu lalu
PF pembesaran KGB inguinal dan ada nyeri tekan
Apa etiologi penyakit pada pasien?

Bubo inguinalis
Pembesaran kelenjar getah bening
termasuk PMS, dapat disebabkan
limfogranuloma venerum (LGV) atau
canchroid
LGV sering didahului dengan self-limiting
ulcer, dilanjutkan dengan nyeri pada kelenjar
getah bening femoral etiologi = Chlamydia
trachomatis

Jadi jawabannya adalah


B. Chlamydia trachomatis

98. E. Ruptur uretra anterior


Keywords:
Tn. Asam 30 tahun
Kecelakaan 4 jam lalu jatuh dari motor dengan posisi
duduk
Pasien compos mentis, mengeluh sulit buang air kecil
PF perdarahan keluar dari uretra dan bercak kupukupu di selangkangan disertai nyeri tekan suprasimfisis
Apa yang terjadi pada pasien ini?

Ruptur organ
Organ

Gejala

Ginjal

Nyeri di pinggang, hematuria

Ureter

Nyeri dapat menjalar ke selangkangan,


jarang terjadi, hematuria

Buli/kandung kemih

Nyeri di suprapubik, hematuria

Uretra anterior

Nyeri di selangkangan, paling sering


karena straddle injury, butterfly
hematoma

Uretra posterior

Nyeri di selangkangan, biasanya


disebabkan fraktur pelvis, floating
prostate

Klasifikasi Goldman untuk ruptur


uretra
Tipe

Kriteria

Uretra intak namun tertarik sehingga ruptur ligamen puboprostatik


prostat bergerak superior, kontras tidak ekstravasasi

II

Kontras ekstravasasi ke rongga ekstraperitoneal namun tidak ada di


perineum, diafragma urogenital inak

III

Diafragma urogenital robek, kontras ekstravasasi di rongga


ekstraperitoneal dan perineum

IV

Robekan hingga ke leher kandung kemih. Kontras dapat dilihat ekstravasasi


di pelvis ekstraperitoneal dekat uretra proksimal berpotensi cedera
spinchter uretra internal (inkontinensia urin)

Klasifikasi ini khusus untuk cedera uretra anterior, distal dari diafragma
urogenital, biasanya terdapat pada straddle injury

Medscape

Tatalaksana ruptur uretra


Simptomatik
Atasi retensi urin lebih baik dengan pungsi
suprapubik
Bedah terutama pada ruptur uretra
posterior yang disertai cedera pelvis (koreksi
uretra dilakukan setelah masalah pelvis
ditangani)

Jadi jawabannya adalah


E. Ruptur uretra anterior

99. D. Urin tengah


Keywords:
Ny. Mei 23 tahun
Sering buang air kecil sejak 3 hari lalu
Buang air kecil sedikit dan sering disertai dengan rasa nyeri
Keputihan disangkan dan mengaku tidak ada merah di
urinnya
PF normal
Urinalisis leukosit penuh dan leukosit esterase (+)
Dokter ingin melakukan kultur urin
Urin manakah yang digunakan dalam pemeriksaan
tersebut?

ISK
Infeksi pada saluran kemih, terdiri atas sistisis,
prostatitis, pyelonefritis, asimptomatik
bakteriuria patofisiologi infeksi ascenden
Klasifikasi:

Uncomplicated tanpa instrumen di saluran kemih,


tanpa abnormalitas struktural, tidak hamil dan rawat
jalan
Complicated all other

Penyebab tersering E. coli


Pemeriksaan urinalisis urin pancar tengah,
pungsi suprapubik atau kateter

Tatalaksana ISK non komplikata

Tatalaksana ISK komplikata

Jadi jawabannya adalah


D. Urin tengah

100. C. Batu asam urat


Keywords:
Tn. Bilbo 46 tahun
Pinggang kiri terasa nyeri 5 hari lalu
Nyeri mendadak dan tidak menjalar
Senang konsumsi kangkung dan kacang-kacangan
PF-> nyeri ketok CVA di pinggang kiri pasien
Foto polos area lumbal tidak ada radioopak
Urinalisis pH urin 5.0
Apakah yang paling mungkin dialami pasien ini?

Batu asam urat


Faktor risiko terpenting pH urin yang asam
Konsentrasi asam urat > 100 mg/L di urin pada pH
asam akan meningkatkan formasi kristal dan batu
Penyebab metabolik sindrom, gout
Gejala sama dengan batu lain, nyeri pada pinggang
Pemeriksaan pH urin asam, asam urat tinggi, batu
radiolusen
Tatalaksana alkali, jaga pH 6-6.5 (jangan lebih dari
itu, meningkatkan risiko batu kalsium fosfat)
Diet rendah purin + allopurinol

Tatalaksana batu saluran kemih

Clinical surgery 2nd ed


Harrison 18th ed

Pilihan lainnya
A. Batu oksalat urin oksalat >75 mg /24 jam,
batu merupakan batu kalsium radioopak
B. Batu sistine sistinuria hingga 300 mg/hari,
kristal hexagonal, platelike, sediaan urin pagi
D. Batu struvit biasanya karena infeksi
Proteus, degradasi urea, menaikkan pH urin
presipitasi pembentukan batu struvit
(magnesium ammonia fosfat
E. Batu ammonia fosfat struvit

Jadi jawabannya adalah


C. Batu asam urat

Anda mungkin juga menyukai