Ketika junjunganku melihat kesungguhanku di Tariqa, beliau memerintahkan diriku untuk
mematahkan kebiasaan-kebiasaan nafsuku. Beliau, semoga Allah meridhainya berkata,
"Sebagaimana kita memperoleh ilmu tentang hakikat, begitu pula kita memperoleh beramal atasnya." Saya tidak mengerti. Maka beliau memegang ha'ikku dengan tangan mulianya, semoga Allah ridha padanya, lalu mencopotnya dari kepalaku dan membiarkan kepalaku terbuka. Lalu beliau melipat-lipatnya banyak sekali dan kemudian menggantungnya melingkari leherku. Beliau berkata padaku, "Demikianlah cara menguji kebaikan!" Jiwaku demikian terkejutnya karena perilaku itu sehingga kematian terasa lebih mudah baginya dari pada ia terlihat dalam keadaan seperti ini. Beliau menatapku tanpa bicara hingga ia terasa hampir mati akibat intensitas beratnya keadaan itu baginya. Lalu aku berdiri sebelum shaykhku berdiri. Bukan begitu kebiasaanku kepada beliau. Sebaliknya, aku tidak pernah berdiri sampai beliau telah berdiri. Aku berjalan pergi hingga aku tersembunyi dari beliau oleh dinding zawiyya. Jiwaku berkata kepadaku, "Apa artinya ini?" Aku tidak punya jawaban apapun baginya kecuali keinginanku untuk memakaikan ha'ikku kembali di kepalaku seperti orang-orang lain. Aku tidak melakukannya. Aku berkata, "Shaykh mengetahui maknanya, namun mengapa engkau begitu terkejut dan kesal? Apakah engkau tidak suka menjadi rendah? Apakah kamu? Kedudukan apa yang engkau miliki sehingga engkau tidak puas berada dalam keadaan ini? Apakah engkau hanya ingin tinggal bersama hawa nafsumu dan apa-apa yang disukainya, lepas bebas tanpa kendali di dalamnya? Demi Allah, tidak! Engkau tidak akan menikmati itu dan tidak juga engkau akan memilikinya selama aku mengenalimu dan perilaku menghancurkanmu!" Ia berputus asa dari hawa nafsu yang dimilikinya ketika ia menyadari bahwa ia tidak akan memperoleh apapun setelah melihat betapa merahnya mataku karena marah padanya. Ia mentaatiku dalam apa yang aku kehendaki atasnya. Kekecewaan terbesar dari semuanya adalah jika si faqir bisa melihat dengan jelas bentuk nafsunya dan lalu tidak mencekiknya hingga itu mati! Salam.