KASUS 1
BLOK REPRODUKSI
TUTOR :
dr. Mohamad Fakih, MM
Disusun Oleh :
Kelompok 7
Kelli Julianti
G1A011018
G1A011034
G1A011040
G1A011041
G1A011044
G1A011088
G1A011095
G1A011106
Sigit Unggul P.
G1A007058
BAB I
PENDAHULUAN
INFO I :
Seorang pasien nama Ny. Zaskia, usia 27 tahun datang yang pertama kali ke
Puskesmas sokaraja untuk memeriksakan kehamilannya. Dia datang ditemani oleh
suaminya bernama Tn. Vicky, usia 29 tahun.
INFO II:
HPHT : 8 Januari 2013, Paritasnya : G2P1A0, Menikah selama 8 tahun dengan
suami sekarang, belum pernah menggunakan kontrasepsi selama menikah dan
berhubungan seksual teratur normal.
RPS : - Gerakan janin masih dirasakan baik dan sering
- Sudah merasakan kenceng-kenceng sejak 4 jam yang lalu, lendir-darah
sudah keluar
dari jalan lahir sejak 4 jam yang lalu, air ketuban belum dirasakan keluar.
Riwayat persalinan sebelumnya :
Hamil pertama sehat, anak lahir normal saat usia kandungan 9 bulan di
bidan, jenis kelamin perempuan, berat badan saat lahir 2600 gram saat ini
usia anak 2 tahun dan sehat.
Riwayat penyakit dahulu atau keluarga : tidak ada
INFO III :
Hasil Pemeriksaan fisik :
Keadaan Umum : Baik, kesadaran compos mentis, tidak anemis, tidak sesak
napas.
Tanda-tanda vital : tekanan darah 110 / 90 mmHg, Nadi : 88 x / menit ; RR : 22x /
menit ; Temperatur tubuh : 36,40C axiller.
Status Internus : dalam batas nomal
Status Obstetrikus : Janin hidup intrauterine, presentasi belakang kepala, kepala
masuk rongga panggul > 1/3 bagian kepala, His : 3-4 x dalam 10 menit / durasi 20
detik, intensitas sedang, serta fundus dominant dan simetris.
Pemeriksaan dalam :
Vaginal Toucher (VT) :
Hasilnya :
Vulva, vagina dan urethra teneng (tdk ada kelainan), porsio konsistensi
agak lunak, pendataran 80%, posisi ditengah, pembukaan 2-3 cm, Kulit
ketuan (KK) positif (utuh), presentasi belakan kepala, kepala sudah turun
dibidang khayal Hodge I-II; penunjuk (point of direction) ubun-ubun kecil
di jam 5; air ketuban (-); Sarung Tangan Lendir Darah (STLD) (+).
Pemeriksaan laboratorium : Hb normal, tidak ada protein urin.
INFO IV
Diagnosis :
Seorang wanita G1P0A0, usia 2 tahun hamil 39 minggu, janin tinggal hidup
intrauterine, presentasi belakang kepala sudah dalam persalinan Kala I fase laten.
Persalinan telah berlangsung 4 jam, dengan riwayat infertil sekunder 5 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klarifikasi Istilah
1. Kehamilan : fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Adriaansz, 2009).
2. Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Adriaansz,
2009).
3. Chloasma gravidarum : macula coklat yang berbatas tegas, berbintilbintil dan biasanya tersebar simetris pada pipi dan dahi serta kadang bibir
atas dan leher pada masa kehamilan (Dorland, 2002).
B. Batasan Masalah
Nama : Ny.Zaskia
Umur : 27 tahun
C. Analisis Masalah
1. Anamnesis
a. Data umum pribadi
1) Nama
2) Usia
3) Alamat
4) Pekerjaan ibu/suami
b. Keluhan umum
Keluhan apa yang dialami?
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Onset
2) Lokasi
3) Durasi
4) Kualitas
5) Kuantitas
6) Progresivitas
7) Kronologi
8) Faktor memperberat
9) Faktor memperingan
10) Gejala penyerta
d. Riwayat menstruasi
1) HPHT untuk menaksir usia gestasi dan tanggal persalinan
2) Menarche
3) Dismenorrhea
4) Siklus menstruasi
e. Riwayat kehamilan dan persalinan
1) Kehamilan yang keberapa
f.
g.
h.
i.
j.
ektopik.
k. Riwayat penyakit dahulu
Diabetes mellitus, ISK, kelainan jantung, asma, infeksi virus berbahaya,
alergi obat atau makanan, transfusi darah, paparan sinar X.
l. Riwayat sosial ekonomi
1) Higenitas
2) Aktivitas sehari-hari dan olahraga
3) Merokok atau alkohol
4) Konsumsi obat-obatan tertentu (sebelum atau selama hamil)
m. Riwayat ANC
2. Definisi Antenatal Care
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan
2006).
3. Tujuan Antenatal Care
a. Mengurangi penyulit
b. Persalinan aman
c. Sehat postpartum
d. Memenuhi kebutuhan janin (sanusi, 2013).
4. Komponen Antenatal Care
(Depkes RI,
kunjungan
Setiap
Kunjungan
15-20 minggu
24-28 minggu
28 minggu
indikasi
Pemeriksaan antibody pada wanita negatif-D (Rh-) ;
pemberian globulin imun anti-D apabila ada indikasi
(Cunningham, 2010)
Hamil
2500
60
Menyusui
2600
65
800
10
10
65
1300
12
12
65
70
400
17
1,6
1,5
2,2
2,2
95
280
20
1,8
1,6
2,1
2,6
1200
1200
175
30
320
15
1200
1200
200
15
355
19
(Cunningham, 2010)
dianjurkan
Pon
Kilogram
Rendah (BMI < 19,8)
28-40
12,5-18
Normal (BMI 19,8-26)
25-35
11,5-16
Tinggi (BMI >26-29)
15-25
7-11,5
Kegemukan (BMI > 29)
<15
<7
Kisaran untuk wanita dengan janin kembar adalah 35-45 lb (16-20kg)
BMI = indeks massa tubuh sebelum hamil
(Cunningham, 2010)
Meskipun eritropoiesis ditingkatkan, konsentrasi hemoglobin dan
hematokrit sedikit menurun selama kehamilan normal. Akibatnya viskositas
darah menurun secara keseluruhan. Konsentrasi hemoglobin rata-rata saat
aterm adalah 12,5 g/dL dan pada 6 persen wanita kadarnya dibawah 11,0
g/dL. Sehingga pada wanita dengan konsentrasi hemoglobin kurang dari 11,
0 g/dL terutama pada akhir kehamilan hendaknya dianggap abnormal,
biasanya disebabkan oleh defisiensi besi bukan hipervolemia gravidarum
(Cunningham, 2005).
Tabel 4. Konsentrasi Hemoglobin selama Kehamilan pada Wanita Tanpa
Anemia Nyata serta Tidak diberi Suplemen Zat Besi dalam Diet
Waktu
Tidak Hamil
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Saat pelahiran
Postpartum
(Cunningham, 2010)
5. Pelayanan yang diberikan pada ANC
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan
standar minimal 7T yang terdiri dari:
1) Timbang berat badan dan tinggi badan
2) Mengukur tekanan darah
3) Mengukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian tetanus toksikoid
5) Pemberian tablet tambah darah
6) Tes laboratorium
7) Temu wicara (konseling)
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, ibu hamil akan
mendapatkan serangkaian pemeriksaan rutin dan penulusuran penyulit
selama kehamilan. Dalam pemeriksaan rutin, yang akan dilakukan, yaitu
(Adriaansz, 2010):
1) Pencatatan data klient dan keluarganya, identifikasi dan riwayat
kesehatan (anamnesis)
2) Pemeriksaan fisik dan obstetrik
Keadaan umum:
a) Tanda vital
b) Pemeriksaan jantung dan paru
c) Pemeriksaan payudara
d) Kelainan otot dan rangka serta neurologik
Pemeriksaan abdomen:
a) Inspeksi
Bentuk dan ukuran abdomen, perut bekas operasi, tanda-tanda
kehamilan, gerak janin, varises atau pelebaran vena, hernia, edema,
dan posisi janin (membujur atau melintang).
b) Palpasi
Tingggi fundus uteri, punggung bayi, presentasi, dengan metode
Leopold I-IV dan sejauh mana bagian bawah bayi masuk pintu atas
panggul dengan metode Hodge.
Metode Leopold I-IV
Palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu (Bagian
Obstetri dan Ginekologi, 1983) :
1. Leopold I
- kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha
- pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat ke
-
rintangan terbesar.
Kadang di samping terdapat kepala atau bokong pada letak
lintang
Leopold II terutama untuk menentukan di mana letaknya
punggung anak dan di mana letaknya bagian-bagian kecil
penderita
Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian
bawah
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke
dalam rongga panggul
Jadi, Leopold IV bertujuan untuk menentukan apa yang
Metode Hodge
Bidang-bidang Hodge ini depelajari untuk menentukan sampai
dimanakah bagian terendah janin turun dalam panggul pada
persalinan (Winkjosastro, 2006) :
1. Bidang Hodge I
Bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul dengan
bagian atas simfisis dan promontorium.
2. Bidang Hodge II
Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I dan II terletak
setinggi bagian bawah simfisis.
3. Bidang Hodge III
Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I, II, dan III,
terletak setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV
Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I, II, dan III,
terletak setinggi os koksigis.
c) Auskultasi
10 minggu dengan doppler dan 20 minggu dengan fetoskop pinard.
Cara
menghitung
bunyi
jatung
bayi
adalah
dengan
5 det
5 det
Kesimpulan
(1)
11
10
8
(2)
12
14
7
(3)
11
9
8
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
Bh, MCV
Golongan darah
Hitung jenis sel darah
Gula darah
Antigen hepatitis B virus
Antibodi rubela
HIV/VDRL
USG (rutin pada kehamilan 18-12 minggu untuk identifikasin kelainan
janin).
6. Diagnosis Kehamilan
Diagnosis Kehamilan (Cunningham, 2005)
1. Anamnesis
a. HPHT
b. siklus menstruasi
c. persepsi adanya gerakan janin
d. perubahan pada payudara
e. perubahan warna mukosa vagina
f. mual dan muntah
g. fatigue
h. gangguan berkemih
i. riwayat obstretis sebelumnya
j. penggunaan obat, bentuk olahan tembakau, atau alkohol 2 bulan
terakhir
k. penggambaran tingkat stress yang dialami (rendah/tinggi)
l. riwayat penyakit dahulu
2. Pemeriksaan Fisik
a. perubahan pada payudara
b. pembesaran abdomen
c. persepsi gerakan janin aktif pemeriksa
d. kontur fisik janin
e. ballottement
f. perubahan warna mukosa vagina
g. perubahan anatomis serviks
h. perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus
i. kontraksi Braxton Hicks
j. DJJ
3. Pemeriksaan Penunjang
a. adanya gonadotropin korionik (hCG) di urin atau serum
b. usg ( 4-5 minggu setelah HPHT )
7. Tanda-tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan (Cunningham et al., 2005)
yang
sering
terjadi
pada
wanita
hamil
(Prawirohardjo,2010)
a) Mual dan muntah : biasanya pada bulan ke-2 hingga bulan ke-3
terutama pada pagi hari (morning sickness)
b) Sakit pinggang : perubahan sikap badan, titik berat badan pindah
kedepan sehingga tubuh mengimbangi dengan lordosis berlebihan
sehingga terjadi spasme otot.
c) Varises/hemoroid : faktor hormonal dan bendungan dalam panggul
d) Sesak nafas : Rahim yang membesar dan mendesak diafragma
sehingga menyebabkan sesak nafas.
9. Teknik Pemeriksaan Dalam (VT)
Teknik Vaginal toucher (Yulia, 2010) :
a. Didahului dengan melakukan inspeksi pada organ genitalia
eksterna.
b. Tahap berikutnya, pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan
jalan lahir.
c. Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri dari sisi kranial untuk memaparkan
vestibulum.)
d. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi lurus dan
rapat dimasukkan kearah belakang - atas vagina dan melakukan
palpasi pada servik.
10. Penilaian sewaktu VT
Yang di nilai saat VT (Cunningham, 2010)
a. Dilatasi (cm) dan pendataran serviks
b. Konsistensi, panjang, dan pembukaan serviks
c. Arsitektur tulang-tulang panggul
d. Keadaan selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, bila sudah
pecah tentukan warna, bau dan volume cairan
e. Anomali vagina dan perineum termasuk sistokel, rektokel, dan
perineum yang telah sobek
f. Presentasi (bagian terendah) dan posisi (berdasarkan denominator )
serta derajat penurunan janin berdasarkan station
g. Menentukan apakah terdapat bagian-bagian kecil janin lain atau
talipusat yang berada disamping bagian terendah janin (presentasi
rangkap-compound presentation)
11. Indikasi dan Kontraindikasi VT
Pemeriksaan vagina secara aseptik paling sering dilakukan, kecuali jika
sudah ada perdarahan bloody show yang berlebihan (Cunningham, 2005).
Harus diinsafi bahwa tiap pemeriksaan dalam pada waktu persalinan selalu
menimbulkan bahaya infeksi dan rasa nyeri pada penderita, maka pemeriksaan
dalam hendaknya dilakukan bila ada indikasi ibu maupun janin atau bila akan
diadakan tindakan, disamping bila perlu diketahui kemajuan partus (Winkjosastro,
2006).
Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau
persalinan (Yulia, 2010) :
a. menegakkan diagnosa kehamilan muda.
b. primigravida lebih dari 37 minggu untuk melakukan evaluasi
kapasitas panggul (pelvimetri klinik) dan menentukan apakah ada
kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu
jalannya proses persalinan pervaginam.
c. Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase
persalinan dan diagnosa letak janin.
d. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses
persalinan sesuai dengan yang diharapkan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Prosedur kerja :
1.
2.
3.
4.
Hb Normal
Lahir (aterm)
13.5-18.5
(gr/dl)
13.5
Perempuan
12.0-15.0
12.0
15.dewasa tidak
15.hamil
Perempuan
Ya
ng
dewasa hamil:
Trimester Pertama 11.0-14.0
11.0
: 0-12 minggu
Trimester Kedua :
10.5-14.5
10.5
13-28 minggu
Trimester ketiga :
11.0-14.0
11.0
29 aterm
diamati saat VT
Yang diamati saat VT adalah (Cunningham, 2010):
1)
2)
3)
4)
5)
4) Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi lurus dan rapat
dimasukkan kearah belakang - atas vagina dan melakukan palpasi
pada servik.
16. Kala dalam Inpartu
Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat (frekuensi dan kekuatan) hingga serviks membuka lengkap
(10 cm) kala satu persalinan terdiri atau dua fase, yaitu fase laten dan fase
aktif
a. Fase laten
- Dimulai sejak awal berkontrasksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap.
- Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
- Pada umumnya, fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam.
- Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30
detik.
b. Fase aktif
-
sempurna
digolongkan
kedalam
malposisi
atau
malpresentasi
c. Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya
persalinan lama tangani penyebab tersebut.
3) Kemajuan pada kondisi ibu
a. Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
b. Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui
oral atau IV dan berikan analgesia secukupnya.
c. Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
d. Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi
yang kurang segera berikan dektrose IV.
Kala II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih
lama. Kira-kira 2-5 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ke ruang
panggul, sehingga terjadilah tekanan pasa otot-otot dasar panggul yang
secara reflektoris yang menimbulkan masa mengedan karena tekanan pada
rectum, ibu seperti merasa mau buang air besar, dengan terasa tanda anus
membuaka pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan. Vulva membuka
dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan
lahirlah kepala dengan diikuti badan rahim (Sinopsis Obstetri 1998:95)
Kala III
Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit
dengan lahirnnya bayi, sudah melepaskan plasenta. Lepasnya plasenta
sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda dibawah ini:
-
bawah rahim
tali pusat bertambah panjang
terjadi perdarahan
tekanan
darah,
nadi,
pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc
(Manuaba, 1996).
17. Manajemen Persalinan
1. Pimpinan Persalinan Pada Kala I
a. Kandung kemih dan rektum dikosongkan. Pengosongan rektum dapat
dibantu dengan klisma cairan gliserin 20-40cc atau supositoria.
b. Pemeriksaan luar, tentukan letak dan presentasi janin.
c. Observasi his dengan meraba uterus daerah fundus, kira-kira di atas
umbilicus.
d. Observasi bunyi jantung janin dengan auskultasi Laennec atau Doppler
(jika
memungkinkan,
nilai
kesejahteraan
janin
dengan,
yang
terbesar,
kadang
dilakukan
pada
keadaan
Kala II:
a. Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase acme atau puncak his
dan minta ibu untuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada
lipat siku agar tekanan abdomen menjadi efektif
b. Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakkan kembali tungkai ibu
di atas ranjang persalinan dan dengar denyut jantung bayi pada waktu
tersebut
c. Pimpin berulang-ulang hingga kepala bayi makin maju ke arah vulva
Asuhan sayang ibu saat persalinan (Mose, 2009):
a. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai
martabatnya
b. Jelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum
memulai asuhan tersebut
c. Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarganya
d. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau
khawatir
e. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu
f. Berikan dukungan, besarkan hati, dan tentramkan perasaan ibu beserta
anggota keluarganya
g. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota keluarga lainnya
h. Ajarkan pada suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara
bagaimana memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan
kelahiran bayinya
i. Lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik dan konsisten
j. Hargai privasi ibu
k. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi
l. Anjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia
menginginkannnya
m. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak memberi
pengaruh merugikan
n. Hindari tindakan berlebihan yang mungkin membahayakan seperti
episiotomi, pencukuran dan klisma
o. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir
p. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi.
q. Siapkan rencana rujukan
Tanda- tanda persalinan sudah dekat adalah sebagai berikut (Burd, 2013):
a. Lightening
Hal ini terjadi apabila kepala janin sudah turun ke dalam rongga pelvis.
Perut akan menjadi lebih rendah dan ibu akan lebih mudah untuk
bernapas dibandingkan sebelum fase ini terjadi. Namun, janin akan
menekan kandung kemih yang meningkatkan rasa ingin berkemih.
b. Bloody show
Apabila terdapat bercak darah atau discharge vagina yang berwarna
kecoklatan, hal ini berarti serviks sudah cukup berdilatasi untuk
melepaskan mucus, yang menyumbat serviks selama kehamilan. Ini
pertanda baik.
c. Pecah ketuban
Ketika ketuban pecah, ibu akan merasa terdapat cairan yang keluar
dengan menetes ataupun memancar. Pada kebanyakan wanita,
kontraksi akan terjadi setelah ketuban pecah.
24. Derajat Laserasi
Laserasi vagina dan perineum diklasifikasikan menjadi 4 derajat yaitu
a. Derajat 1 :mengenai fourchette, kulit perineal, dan membrane mukosa
vagina tetapi tidak mengenai vagina dan otot dibawahnya. Klasifikasi ini
juga mencakup laserasi periuretra, yang dapat menimbulkan banyak
pendarahan.
b. Derajat 2 : melibatkan fasia dan otot korpus perineum tetapi tidak
mengenai sfingter ani. Robekan ini biasanya meluas keatas pada salah
satu atau kedua sisi vagina, membentuk cedera berbentuk segitiga yang
irregular.
c. Laserasi derajat 3 meluas lebih jauh hingga melibatkan sfingter ani.
d. Laserasi derajat 4 meluas sampai ke mukosa rectum sehingga lumen
rectum dapat terlihat.
25. Partograf
Definisi
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan
utama penggunaan partograf adalah untuk mencata hasil observasi dan
kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses persalinan berjalan
secara normal. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan ibu
dan janin telah mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat
waktu dan dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam
keselamatan jiwa mereka (Keman, 2010).
b. Penggunaan patograf
Pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan
serviks 4cm. Partograf harus digunakan untuk semua ibu dalam fase
akttif kala satu persalinan sampai dengan kelahiran bayi, semua tempat
tulang-tulang
kepala
janin,
menggunakan lambang-lambang berikut ini: (a) 0 jika tulangtulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi; (b) 1 jika tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan; (c) 2 jika tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tindih, tapi masih dapat dipisahkan; (d) 3 jika tulang-tulang
kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan. Hasil
i.
ii.
e) Kontraksi uterus
Mencatat kontraksi uterus pada bawah lajur waktu yaitu ada
lima lajur kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" di
sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi
daiam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10
menit menggunakan simbol:a) bila kontraksi lamanya kurang
dari 20 menit; b) bila kontraksi lamanya 20 menit sampai
dengan 40 menit; c) bila kontraksi lamanya lebih dari 40
menit (Keman, 2010).
f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur
kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obatan lainnya dan
cairan IV (Keman, 2010).
g) Kesehatan dan kenyaman ibu
i.
berkemih
memungkinkan
spontan
setiap
atau
kali
dengan
ibu
kateter.
berkemih,
Jika
lakukan
(Keman,2010):
Jumlah cairan peroral yang diberikan
Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur
Konsultasi dengan penolong persalinan lain
Persiapan sebelum melakukan rujukan
Upaya rujukan
Lembar belakang partograf
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk
mencata hal-hal yang terjadi selama proses bersalin dan
kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak
persalinan kala I hingga kala IV (Keman, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi, 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : UNPAD.
Cunningham, F.Garry. et al. 2013. Obstetri Willliams. Volume 1. Edisi
23. Jakarta: EGC
Dorland. 2002. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.
Cunningham, FG, Norman FG, Kenneth JL, Larry CG III, John CH, dan
Katharina DW. 2010. Obstetri William Edisi 21 Volume 1. Jakarta : EGC.
Keman, K. 2010. Partograf dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, IBG. 2004. Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi Ed.2. Jakarta:
EGC.
Mose JC. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirorahardjo. Jakarta :
P.T. Bina