Anda di halaman 1dari 600

Mempertahankan

Soliditas
Laporan Tahunan 2015

Keberlanjutan
Tema
2013
2011

Tegar di Tengah
Ketidakpastian
Global

Membina Hubungan,
Mendukung
Pertumbuhan
2012

Keberhasilan BCA dalam


mempertahankan pertumbuhan
usaha merupakan hasil kerja keras
dan dedikasi dari seluruh karyawan
serta ditopang oleh pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang kokoh.
Dengan tetap bertumpu pada bisnis
inti sebagai bank transaksi, BCA terus
mengembangkan portofolio kredit dan
membangun inisiatif bisnis lainnya yang
saling melengkapi, serta senantiasa
menyempurnakan kualitas layanannya.
Semua upaya ini menjadi landasan
bagi BCA dalam membina hubungan
dengan para nasabah serta menjalin
hubungan jangka panjang dengan
nasabah-nasabah baru. Melalui sistem
dan layanan perbankan yang andal dan
aman serta beragam layanan produk
keuangan, BCA berada di lini depan
dalam mendukung kebutuhan keuangan
dan pertumbuhan setiap nasabah.

Laporan Tahunan BCA 2011

Membina Hubungan,
Mendukung Pertumbuhan
Kantor Pusat
Menara BCA
Grand Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 1
Jakarta 10310, Indonesia
Tel. 62 21 235 88000
Fax. 62 21 235 88300
www.bca.co.id

Ke depan, BCA akan terus memelihara


hubungan jangka panjang dengan
para nasabah, karyawan, dan
seluruh pemangku kepentingan,
untuk Senantiasa di Sisi Anda. Saat
BCA berkembang bersama dengan
nasabahnya yang setia, pertumbuhan
nasabah yang berkesinambungan
menjadi penopang keberlanjutan
pertumbuhan BCA.

Senantiasa
di Sisi Anda

Kepuasan nasabah adalah fokus dari


strategi bisnis BCA. Bank memahami
pentingnya untuk selalu berada di sisi
nasabah, khususnya dalam menghadapi
periode ekonomi yang sedang volatile.
Kehati-hatian dalam penyaluran kredit
dan pemahaman kebutuhan nasabah
merupakan kunci untuk tetap tegar di
tengah ketidakpastian global.

PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2013

Tegar
di Tengah
Ketidakpastian
Global

Senantiasa di Sisi Anda

Membina Hubungan, Mendukung Pertumbuhan

Laporan Tahunan 2011

PT Bank Central Asia Tbk

Sepanjang sejarah 55 tahun, BCA telah


menjadi penyedia solusi finansial yang
berkualitas.

Laporan Tahunan BCA 2012

Laporan Tahunan BCA 2012

Senantiasa
di Sisi Anda

Tahun 2013 merupakan tahun yang


penuh tantangan bagi perekonomian
Indonesia. Di tengah ketidakpastian
perekonomian global dan melambatnya
pertumbuhan ekonomi dalam
negeri, BCA memanfaatkan posisi
keuangannya yang kokoh untuk
mendukung kebutuhan finansial
para nasabah dan mempertahankan
posisinya sebagai bank transaksi
terkemuka di Indonesia.

Laporan Tahunan

2012

2014
Memberikan Nilai
Tambah di Tengah
Masa Transisi
Mempertahankan
Soliditas

2014

Laporan Tahunan

Laporan Tahunan 2015

2014 merupakan tahun transisi politik


dan ekonomi bagi Indonesia yang ditandai
dengan tingginya volatilitas pasar valuta
asing dan pasar modal, serta berlanjutnya
tekanan terhadap harga-harga komoditas.
Kokohnya fondasi ekonomi yang
diwariskan pemerintahan sebelumnya
telah memberikan pijakan yang kuat untuk
mengatasi berbagai isu ekonomi yang
tengah dihadapi Indonesia. Pemerintahan
yang baru terus mengambil langkahlangkah untuk menangani berbagai isu
tersebut, termasuk dengan melakukan
realokasi sebagian besar anggaran
subsidi bahan bakar minyak ke bidang
strategis lainnya untuk melapangkan
jalan menuju terciptanya pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan di masa
depan.
Pada tahun 2014, industri perbankan
Indonesia dihadapkan pada berbagai
tantangan akibat perlambatan ekonomi
dan pengetatan likuiditas yang
membatasi kapasitas pertumbuhan kredit
dan menyebabkan meningkatnya NPL
sektor perbankan. Dengan meningkatkan
likuiditas dan menerapkan prinsip
pemberian pinjaman secara berhati-hati,
BCA berhasil mempertahankan kinerjanya
yang solid dan mampu memberikan nilai
tambah bagi para pemangku kepentingan
di sepanjang tahun transisi ini.

2015

Mempertahankan
Soliditas
Mengatasi Tantangan, Memanfaatkan Peluang
Perekonomian Indonesia masih dipengaruhi oleh dampak
negatif lemahnya ekonomi global dan berbagai tantangan
makro-ekonomi dalam negeri. Melambatnya perekonomian
Indonesia tercermin pada kinerja industri perbankan Indonesia
yang mengalami penurunan kualitas kredit maupun perlambatan
pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga.
BCA berhasil mempertahankan posisinya yang solid pada tahun
2015. Secara konsisten BCA menerapkan kebijakan hati-hati
yang diarahkan pada upaya mempertahankan kualitas kredit,
menjaga permodalan yang kuat dan mengelola posisi likuiditas
yang sehat.
Dengan posisi keuangan yang kokoh, BCA mampu memberikan
dukungan bagi para nasabah, sekaligus menangkap berbagai
peluang usaha untuk menopang pertumbuhan berkelanjutan.

Daftar isi
13 Profil Singkat
BCA
Mempertahankan
Soliditas
Laporan Tahunan 2015

7 Mempertahankan
Soliditas

14
16
18
22
26
30

Visi, Misi dan Tata Nilai


Riwayat Singkat BCA
Peristiwa Penting 2015
Ikhtisar Data Keuangan
Ikhtisar Saham
Struktur Grup Perusahaan

31 Laporan kepada
Pemegang Saham
32 Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris
40 Laporan Direksi

53 Analisa dan Pembahasan


Manajemen
54
55
62
68
76

8 Posisi Keuangan
yang Solid

10 Kepuasan
Nasabah

80
81
170
176
182
186
188
190
192
193
193
196
197
198
200
200
201
201
209
212
212
214
216
216
217
217
217
218
218
219
219

Tinjauan Bisnis
Perbankan Cabang
Perbankan Korporasi
Perbankan Individu
Perbankan Tresuri dan Internasional
Pendukung Bisnis
Manajemen Risiko
Sumber Daya Manusia
Jaringan dan Operasi
Teknologi Informasi

Tinjauan Keuangan
Tinjauan Ekonomi Makro Indonesia Tahun 2015
Tinjauan Kinerja Perbankan Indonesia Tahun 2015
Tinjauan Kinerja Keuangan BCA Tahun 2015
Ikhtisar Laba Rugi
- Pendapatan Bunga Bersih
- Pendapatan Operasional Selain Bunga
- Beban Operasional
- Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas Aset Keuangan
- Laba Bersih
- Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan Neraca
- Aset
- Liabilitas
- Ekuitas
Arus Kas
Rasio Keuangan
Informasi Keuangan Lainnya
Pencapaian Target Tahun 2015
Struktur Modal dan Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal
- Kebijakan Permodalan
- Kecukupan Permodalan dan Kebijakan Dividen
- Kebutuhan Permodalan Anak-anak Usaha
- Posisi Permodalan BCA
Informasi-Informasi Material Lainnya
Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi dan
Akuisisi
219 Informasi Mengenai Transaksi Material yang Mengandung Benturan
Kepentingan

220 Pemberian Penyediaan Dana, Komitmen Maupun Fasilitas Lain yang


Dapat Dipersamakan dengan Itu dari Setiap Perusahaan atau Badan
Hukum yang Berada dalam Satu Kelompok Usaha dengan Bank
Kepada Debitur yang Telah Memperoleh Penyediaan Dana dari Bank
220 Dampak Perubahan Peraturan Perundang-undangan
221 Perubahan Kebijakan Akuntansi
222 Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)
223 Ikatan Material atas Barang Modal dan Realisasi di Tahun 2014 dan
2015
223 Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan
Akuntan
224 Analisa dan Pembahasan Manajemen per Segmen Usaha
227 Aspek Pemasaran
228 Tinjauan Kinerja Entitas Anak
232 Prospek dan Prioritas Strategis Tahun 2016
232 Prospek Perekonomian dan Sektor Perbankan Indonesia Tahun 2016
233 Prospek Usaha dan Prioritas Strategis BCA Tahun 2016
235 Proyeksi Keuangan dalam Rencana Bisnis Bank 2016

237 Tata Kelola


Perusahaan
242
242
243
243

Pendahuluan
Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Referensi
Pernyataan Komitmen Penerapan tata Kelola Perusahaan Struktur Tata
Kelola

244 Struktur Tata Kelola


245 Hasil GCG Assesment
246 Laporan Pelaksanaan GCG

Laporan Kepada
Pemegang Saham

Analisa dan
Pembahasan
Manajemen

31

53

247 Penerapan Tata Kelola Terintegrasi


247 Persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama
249 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris
Entitas Utama
250
250
251
251
251
252
253
264
264

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata kelola Terintegrasi


Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi
Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Audit Interen Terintegrasi
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
Penyusunan dan Pelaksanaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi
Penilaian Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi
Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi
Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

264
265
265
266
266
266

Tata Cara Penyelenggaraan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015


Penyelenggaraan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015
Kehadiran Pengurus dan Pemegang Saham
Pimpinan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015
Agenda RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015
Mekanisme Penghitungan Suara RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015

267
274
275
275
275
276
276
277
278
279
279
279
280

Keputusan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015 dan Realisasinya


Pernyataan Terkait Keputusan RUPS yang Belum Terealisasi
Pemegang Saham Utama/Pengendali
Dewan Komisaris
Acuan Hukum
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Kewenangan Dewan Komisaris
Jumlah, Komposisi, dan Kriteria Dewan Komisaris
Susunan Anggota Dewan Komisaris BCA per 31 Desember 2015
Keberagaman Komposisi Anggota Dewan Komisaris
Nominasi Anggota Dewan Komisaris
Informasi Mengenai Komisaris Independen dan Pernyataan Independensi
Anggota Dewan Komisaris

237 Tata Kelola


Perusahaan
281 Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris yang Jumlahnya 5% atau
Lebih dari Modal Disetor
281 Rangkap Jabatan Anggota Dewan Komisaris
281 Rapat Anggota Dewan Komisaris, Rapat Gabungan, dan Tingkat
Kehadiran Anggota Dewan Komisaris

Tata Kelola
Perusahaan

Tanggung
Jawab Sosial
Perusahaan

237

378

Laporan
Keuangan
Konsolidasi

403

Data
Perusahaan

559

283
284
284
285
286
286

Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris


Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
Prosedur Penetapan Remunerasi bagi Dewan Komisaris
Struktur Remunerasi Dewan Komisaris
Program Orientasi bagi Anggota Dewan Komisaris Baru
Program Pelatihan dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Anggota
Dewan Komisaris

287
287
287
287
288
289
290
291
291
291
292
292

DIREKSI
Acuan Hukum
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Kewenangan Direksi
Pembidangan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Jumlah, Komposisi dan Kriteria Anggota Direksi
Susunan Anggota Direksi BCA per 31 Desember 2015
Keberagaman Komposisi Anggota Direksi
Nominasi Anggota Direksi
Pernyataan Independensi Anggota Direksi
Kepemilikan Saham Anggota Direksi yang Jumlahnya 5% atau lebih dari
Modal Disetor

293
293
295
295
296
297
297

Rangkap Jabatan Anggota Direksi


Rapat Direksi, Rapat Gabungan dan Tingkat Kehadiran Anggota Direksi
Penilaian Terhadap Kinerja Direksi
Prosedur Penetapan Remunerasi bagi Direksi
Struktur Remunerasi Direksi
Program Orientasi Anggota Direksi Baru
Program Pelatihan dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Anggota
Direksi

300
300
300
300
300
300
301
301
301
301
302
302
303

KOMITEKOMITE DEWAN KOMISARIS


Komite Audit
Tugas Pokok
Acuan Hukum
Piagam Komite Audit
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Wewenang Komite Audit
Keanggotaan Komite Audit
Susunan Anggota Komite Audit per 31 Desember 2015
Masa Jabatan Anggota Komite Audit
Independensi dan Persyaratan Anggota Komite Audit
Rapat Komite Audit
Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite Audit Selama
Tahun 2015

304
304
304
304
304
304
305
305
305
305
306

Komite Pemantau Risiko


Tugas Pokok
Acuan Hukum
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko
Keanggotaan Komite Pemantau Risiko
Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2015
Masa Jabatan Anggota Komite Pemantau Risiko
Independensi dan Persyaratan Anggota Komite Pemantau Risiko
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Rapat Komite Pemantau Risiko
Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite Pemantau Risiko selama
tahun 2015

307
307
307
307
307
307

Komite Remunerasi Dan Nominasi


Tugas Pokok
Acuan Hukum
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi
Keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi
Susunan Keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi per 31
Desember 2015

308 Masa Jabatan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi


308 Independensi dan Persyaratan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
308 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi

309 Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi


310 Kebijakan Mengenai Suksesi Direksi
310 Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi
Selama Tahun 2015
310
310
310
310
311
311
311
311
311
312
312
313

Komite Tata Kelola Terintegrasi


Tugas Pokok
Acuan Hukum
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi
Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi
Susunan Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
Jumlah dan Komposisi Komisaris Independen
Masa Tugas Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
Mekanisme Kerja
Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi
Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi
Selama Tahun 2015

313 Komite-Komite Eksekutif Direksi


313
316
319
321
324
326
329
331
331
331
332

Asset & Liability Committee (ALCO)


Komite Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko Terintegrasi
Komite Kebijakan Perkreditan
Komite Kredit
Komite Pengarah Teknologi Informasi
Komite Pertimbangan Kasus Kepegawaian
Sekretaris Perusahaan
Kedudukan dan Pejabat Sekretaris Perusahaan
Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan
Uraian Singkat Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan pada
tahun 2015

332 Program Pelatihan dalam Rangka Mengembangkan Kompetensi


Sekretaris Perusahaan
332
332
333
333
333
333
334
334
335
335
335
335
335
335
336
336
337
337
338
339

Fungsi Investor Relations


Tugas Pokok Investor Relations
Statistik Aktivitas Investor Relations BCA Tahun 2015 dan 2014
Frekuensi Aktivitas Investor Relations Setiap Bulan pada tahun 2015
Unit Audit Internal
Struktur dan Kedudukan Divisi Audit Internal
Posisi Divisi Audit Internal pada Struktur Organisasi BCA
Bagan Organisasi Divisi Audit Internal
Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Audit Internal
Standar Pelaksanaan
Ruang Lingkup
Independensi
Jumlah Auditor Pada Divisi Audit Internal
Pelaporan
Pelaksanaan Kegiatan Divisi Audit Internal selama tahun 2015
Fokus Rencana Audit 2016
Akuntan Publik (Audit Eksternal)
Fungsi Kepatuhan
Aktivitas Aspek Kepatuhan selama Tahun 2015
Aktivitas terkait Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) selama Tahun 2015

340
341
341
342
346
348
348
350
352
353
353

Indikator Kepatuhan
Penerapan Manajemen Risiko
Sistem Manajemen Risiko
Risiko-risiko yang Dikelola
Sistem Pengendalian Interen (Internal Control)
Pencegahan Tindakan Korupsi
Penerapan Strategi Anti Fraud
Whistleblowing System
Anti Gratifikasi
Penyimpangan Internal
Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Dan Transaksi
Afiliasi

356 Perkara Penting Dan Sanksi Administratif


356 Akses Informasi Dan Data Perusahaan
356 Akses Informasi
356 Website dan Media Sosial BCA

357 Daftar Siaran Pers BCA Tahun 2015


363 Korespondensi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek
Indonesia (BEI)
365
367
368
368
368

Komunikasi Internal
Bakorseni
Kode Etik
Isi Pokok-Pokok Kode Etik Bankir BCA

368
369
369
369
369
370

Upaya Penegakan dan Sanksi Pelanggaran Kode Etik


Budaya Perusahaan (Corporate Culture)
Visi BCA
Misi BCA
Tata Nilai BCA
Opsi Saham

Sosialisasi dan Penegakan Kode Etik

370 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan
Dana Besar (Large Exposure)
371 Rencana Strategis
373 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan yang belum
diungkap dalam Laporan lainnya
373
373
374
374
374
375
375

Transparansi Kondisi Keuangan


Transparansi Kondisi Non-Keuangan
Rasio Gaji Tertinggi Dan Terendah
Pembelian Kembali Saham (Shares Buy Back)
Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial
Pemberian Dana Untuk Kegiatan Politik
Pemenuhan Rekomendasi Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka

378 Tanggung Jawab


Sosial Perusahaan
403 Laporan Keuangan
Konsolidasian
559 Data Perusahaan
560 Penghargaan
566 Struktur Organisasi
568 Profil Dewan Komisaris, Direksi, Komite
dan Sekretaris Perusahaan
582 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
583 Pejabat Senior
585 Struktur Pemegang Saham
586 Laporan Keuangan FarIndo Investments
(Mauritius) Limited dan Entitas Anak
587 Struktur Grup Perusahaan
588 Informasi Entitas Anak
590 Produk dan Layanan
592 Kantor Cabang
595 Bidang Usaha
596 Informasi Umum Perusahaan

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Mempertahankan
Soliditas
Laporan Tahunan 2015

6
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Mempertahankan
Soliditas
Mengatasi Tantangan, Memanfaatkan Peluang
Perekonomian Indonesia masih dipengaruhi oleh dampak negatif
lemahnya ekonomi global dan berbagai tantangan makro-ekonomi dalam
negeri. Melambatnya perekonomian Indonesia tercermin pada kinerja
industri perbankan Indonesia yang mengalami penurunan kualitas kredit
maupun perlambatan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga.
BCA berhasil mempertahankan posisinya yang solid pada tahun 2015.
Secara konsisten BCA menerapkan kebijakan hati-hati yang diarahkan
pada upaya mempertahankan kualitas kredit, menjaga permodalan yang
kuat dan mengelola posisi likuiditas yang sehat.

7
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Posisi Keuangan
yang Solid
Pada tahun 2015 BCA kembali meraih hasil kinerja keuangan
yang positif. BCA mengedepankan pendekatan bisnis yang hatihati dan mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengelola
dan meminimalisasi eksposur risiko yang dihadapi.
Dengan posisi keuangan yang kokoh, BCA mampu memberikan
dukungan bagi para nasabah, sekaligus menangkap berbagai
peluang usaha untuk menopang pertumbuhan berkelanjutan.

8
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Kualitas Kredit

Likuiditas

Kecukupan Modal

Melalui penerapan prinsip


kehati-hatian BCA berhasil
menjaga rasio NPL pada level
yang rendah sebesar 0,7%.

Posisi likuiditas yang kokoh


ditopang oleh dana CASA
yang stabil dan berbiaya
rendah, sebagai sumber
utama likuiditas BCA.

Sebagian besar komponen


modal BCA merupakan Tier I,
mencerminkan struktur permodalan
yang sehat.

Ikhtisar Keuangan*
2015

2014

Aset Produktif & ROA

Profitabilitas (dalam miliar Rupiah)

Aset Produktif (dalam miliar Rupiah)

18.019

16.486

731

669

Pendapatan Bunga Bersih

35.869

32.027

Pendapatan Operasional selain Bunga

12.007

9.346

Laba Bersih**
Laba Bersih per Saham (dalam Rupiah)

Kinerja (%)

ROA (%)

3,8%

3,8%

3,6%

3,9%

483.945
389.093

3,8%
527.407

435.309

334.956

ROA

3,8

3,9

ROE

21,9

25,5

NIM

6,7

6,5

81,1

76,8

Likuiditas (%)

2011

2012

2013

2014

2015

Pendapatan Operasional

LFR

(dalam miliar Rupiah)

Efisiensi (%)
46,5

44,2

Pertumbuhan Kredit

11,9

11,0

Aset Produktif / Total Aset

88,7

87,5

0,7

0,6

5,8

9,4

76,1

75,1

Cost Efficiency Ratio

34.622
24.401

41.373

47.876

28.092

Aset (%)

NPL
Liabilitas (%)
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
Giro dan Tabungan (CASA) terhadap Total Dana Pihak Ketiga
Rasio Permodalan (%)

18,7

16,9

CAR (Tier 1)

17,8

16,0

CAR (Tier 2)

0,9

0,9

13.300

13.125

2012

2013

2014

2015

Laba Bersih
yang dapat diatribusikan kepada Pemilik
Entitas Induk (dalam miliar Rupiah)
16.486

18.019

14.254
10.820

CAR

Harga Saham (dalam Rupiah)

2011

2011

11.721

2012

* Semua rasio keuangan menggunakan data Perusahaan Induk


** Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Catatan: Ikhtisar data keuangan selama lima tahun terakhir disajikan pada halaman 22 - 25

2013

2014

2015

9
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Kepuasan
Nasabah
Hubungan yang kokoh dengan nasabah merupakan fondasi dari
filosofi bisnis BCA. Bank tetap berkomitmen untuk menyediakan
berbagai solusi yang dapat memenuhi beragam kebutuhan finansial
nasabah maupun para mitra bisnis.
BCA mencatat pertumbuhan transaksi yang signifikan dan
mendapatkan pengakuan atas kualitas produk dan layanan yang
ditawarkan, baik secara nasional maupun internasional.

10
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Cabang
15.200
13.811

15.110

14.495

11.987

187

188

187
179

2011

2012

2013

2014

174

2015

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah)

Jumlah Transaksi (dalam juta)

ATM
1.732

1.847

1.541
1.282
1.098

1.678

1.782

Meluncurkan aplikasi
baru berbasis mobile apps,
Sakuku, untuk kenyamanan
nasabah

1.462
1.212

1.045

2011

2012

2013

Jumlah Transaksi (dalam juta)

2014

2015

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah)

Internet Banking
5.935
5.350
4.732
3.599
2.601

1.400
1.165

888

896

2012

2013

608

2011

2014

Pada tahun 2015


memperoleh penghargaan
The Best Bank in Indonesia
dari Euromoney dan
Asias Best Companies dari
FinanceAsia

2015

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah)

Jumlah Transaksi (dalam juta)

Mobile Banking
556
486
390
314
244

591
500

408

Memperoleh Great Workplace


Award 2015 dari Gallup

309
224

2011

2012

2013

Jumlah Transaksi (dalam juta)

2014

2015

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah)

11
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Tata Kelola
Perusahaan
Dewan Komisaris dan Direksi beserta seluruh karyawan memiliki komitmen
yang tinggi untuk mewujudkan sebuah organisasi yang transparan,
akuntabel, bertanggung jawab, wajar dan independen. Upaya-upaya BCA
dalam menerapkan tata kelola perusahaan telah menciptakan landasan
yang kokoh bagi pertumbuhan usaha dari tahun ke tahun.

12
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Laporan Tahunan 2015

Profil
Singkat
BCA
14 Visi, Misi dan Tata Nilai
16 Riwayat Singkat BCA
18 Peristiwa Penting 2015
22 Ikhtisar Data Keuangan
26 Ikhtisar Saham
30 Struktur Grup Perusahaan

13
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Visi
Bank pilihan
utama andalan
masyarakat, yang
berperan sebagai
pilar penting
perekonomian
Indonesia

Misi
Membangun institusi yang
unggul di bidang penyelesaian
pembayaran dan solusi
keuangan bagi nasabah bisnis
dan perseorangan

Visi dan Misi tersebut telah


disetujui oleh Direksi dan Dewan
Komisaris PT Bank Central Asia Tbk
sesuai Surat Keputusan No. 022/
SK/DIR/2006 tertanggal 23 Februari
2006 perihal Visi dan Misi PT Bank
Central Asia Tbk

14
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Memahami beragam kebutuhan


nasabah dan memberikan
layanan finansial yang tepat
demi tercapainya kepuasan
optimal bagi nasabah
Meningkatkan nilai francais dan
nilai stakeholder BCA

Tata
Tata
Kelola
Kelola
Perusahaan
Perusahaan

Laporan
Laporan
Keuangan
Keuangan
Konsolidasian
Konsolidasian

Data
Data
Perusahaan
Perusahaan

Tata Nilai

Fokus pada
Nasabah

Kerjasama
Tim

Integritas

Berusaha
Mencapai
yang Terbaik

Informasi lebih detail mengenai budaya perusahaan dapat dilihat pada bagian Tata Kelola Perusahaan pada halaman 237 377.

15
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Riwayat Singkat BCA


1990an

1957

BCA mengembangkan
alternatif jaringan layanan
melalui ATM (Anjungan Tunai
Mandiri atau Automated Teller
Machine).

BCA mulai beroperasi


pada 21 Februari 1957 dan
berkantor pusat di Jakarta.

1970an
BCA memperkuat jaringan
layanan cabang. Tahun
1977 BCA berkembang
menjadi Bank Devisa.

1955
NV Perseroan Dagang
Dan Industrie Semarang
Knitting Factory berdiri
sebagai cikal bakal Bank
Central Asia (BCA).

1980an
BCA memperluas jaringan
kantor cabang secara agresif
sejalan dengan deregulasi sektor
perbankan di Indonesia.
BCA mengembangkan berbagai
produk dan layanan maupun
pengembangan teknologi informasi,
dengan menerapkan online system
untuk jaringan kantor cabang, dan
meluncurkan Tabungan Hari Depan
(Tahapan) BCA.

Kilas aksi korporasi


periode 2000-2005

Pengembangan bisnis
pada periode 2000an

2002

2005

FarIndo Investment
(Mauritius) Limited
mengambil alih 51% total
saham BCA melalui proses
tender strategic private
placement.

Pemerintah Republik
Indonesia melalui
PT Perusahaan Pengelola
Aset (PPA) melakukan
divestasi seluruh sisa
kepemilikan saham BCA
sebesar 5,02%.

BCA memperkuat dan mengembangkan


produk dan layanan, terutama perbankan
elektronik dengan memperkenalkan Debit
BCA, Tunai BCA, internet banking KlikBCA,
mobile banking m-BCA, EDCBIZZ, dan lainlain.

BCA meningkatkan kompetensi di bidang


penyaluran kredit, termasuk melalui
ekspansi ke bidang pembiayaan mobil
melalui anak perusahaannya,
BCA Finance.

2004
BPPN melakukan divestasi
atas 1,4% saham BCA
kepada investor domestik
melalui penawaran
terbatas.

2007

Catatan: Terdapat efek dilusi atas kepemilikan saham lama sehubungan


dengan penerbitan saham baru dalam rangka program kompensasi
manajemen berbasis saham, dimana periode eksekusi opsi dilakukan
dari November 2001 sampai dengan November 2006

16
PT Bank Central Asia Tbk

BCA mendirikan fasilitas Disaster Recovery


Center di Singapura.

Laporan Tahunan 2015

BCA menjadi pelopor dalam menawarkan


produk kredit kepemilikan rumah dengan
suku bunga tetap. BCA meluncurkan
kartu prabayar, Flazz Card serta mulai
menawarkan layanan Weekend Banking
untuk terus membangun keunggulan di
bidang perbankan transaksi.

Pada tahun 1991, BCA mulai


menempatkan 50 unit ATM di
berbagai tempat di Jakarta.
Pengembangan jaringan dan
fitur ATM dilakukan secara
intensif.
BCA bekerja sama dengan
institusi terkemuka, antara
lain PT Telkom untuk
pembayaran tagihan telepon
melalui ATM BCA. BCA juga
bekerja sama dengan Citibank
agar nasabah BCA pemegang
kartu kredit Citibank dapat
melakukan pembayaran
tagihan melalui ATM BCA.

2008-2009
BCA secara proaktif mengelola
penyaluran kredit dan posisi
likuiditas di tengah gejolak
krisis global, sekaligus tetap
memperkuat kompetensi utama
sebagai bank transaksi.
BCA telah menyelesaikan
pembangunan mirroring IT
system guna memperkuat
kelangsungan usaha dan
meminimalisasi
risiko operasional.
BCA membuka layanan Solitaire
bagi nasabah high net-worth
individual.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Kilas aksi korporasi


periode 2000-2005

1997-1998
Indonesia mengalami krisis
moneter. BCA mengalami
bank rush.
Pada tahun 1998 BCA
menjadi Bank Taken Over
(BTO) dan disertakan dalam
program rekapitalisasi
dan restrukturisasi yang
dilaksanakan oleh Badan
Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN), suatu
institusi Pemerintah.

Data Perusahaan

1999
Proses rekapitalisasi BCA
selesai, dimana Pemerintah
Indonesia melalui BPPN
menguasai 92,8% saham BCA
sebagai hasil pertukaran
dengan Bantuan Likuiditas
Bank Indonesia. Dalam proses
rekapitalisasi tersebut,
kredit pihak terkait
dipertukarkan dengan
Obligasi Pemerintah.

2000

2001

BPPN melakukan divestasi


22,5% dari seluruh
saham BCA melalui
Penawaran Saham Publik
Perdana (IPO), sehingga
kepemilikan BPPN
berkurang menjadi 70,3%.

Penawaran Publik
Kedua (Secondary
Public Offering) 10%
dari total saham BCA.
Kepemilikan BPPN
atas BCA berkurang
menjadi 60,3%.

2010-2013

2014

2015

BCA memasuki lini bisnis baru yaitu


perbankan Syariah, pembiayaan sepeda
motor, asuransi umum dan sekuritas. Di
tahun 2013, BCA menambah kepemilikan
efektif dari 25% menjadi 100% pada
perusahaan asuransi umum, PT Asuransi
Umum BCA (sebelumnya bernama
PT Central Sejahtera Insurance dan dikenal
juga sebagai BCA Insurance).

BCA menyempurnakan Electronic


Banking Center dengan konsep
dan branding baru MyBCA yang
dilengkapi dengan layanan video
conference HaloBCA dan video
banking.

BCA senantiasa mengembangkan layanan


perbankan transaksi melalui penyempurnaan
layanan cash management menggunakan internet
banking platform, KlikBCA Integrated Business
Solution.

BCA memperkuat bisnis perbankan


transaksi melalui pengembangan produk
dan layanan yang inovatif, diantaranya
aplikasi mobile banking untuk Smartphone
terkini, layanan penyelesaian pembayaran
melalui e-Commerce, dan mengembangkan
konsep baru Electronic Banking Center yang
melengkapi ATM Center dengan tambahan
fitur-fitur yang didukung teknologi terkini.
Guna meningkatkan keandalan layanan
perbankannya, BCA telah menyelesaikan
pembangunan Disaster Recovery Center (DRC)
di Surabaya yang berfungsi sebagai disaster
recovery backup data center yang terintegrasi
dengan dua mirroring data center. DRC yang
baru menggantikan DRC yang sebelumnya
berlokasi di Singapura.

Pada Januari 2014, BCA


menyelesaikan pembelian saham
PT Central Santosa Finance (CS
Finance), anak usaha yang bergerak
di pembiayaan sepeda motor,
sehingga kepemilikan saham BCA
terhadap CS Finance secara efektif
meningkat dari 25% menjadi 70%.
BCA memperoleh izin untuk
memberikan layanan asuransi
jiwa melalui PT Asuransi Jiwa
BCA (BCA Life) yang beroperasi di
bawah entitas anak BCA, yaitu BCA
Sekuritas.

BCA mengembangkan jaringan ATM berbasis


Cash Recycling Machine guna meningkatkan
efisiensi operasional jangka panjang.
BCA meluncurkan produk Sakuku, electronic
wallet dan platform transaksi finansial berbasis
aplikasi.
BCA memperkuat permodalan tiga anak
usahanya, yaitu BCA Syariah, BCA Insurance
dan BCA Life, untuk mendukung pengembangan
usaha di masa-masa mendatang dan sejalan
dengan ketentuan regulator.

BCA menyalurkan kredit dengan


mengutamakan prinsip kehatihatian guna mendukung kebutuhan
pendanaan nasabah di masa
ketidakpastian ekonomi
dan politik.

17
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Peristiwa Penting 2015

Januari
26.01.2015
Co-Branding Flazz dan JakCard
Kesepakatan co-branding membuat
kartu JakCard milik Bank DKI dapat
dipakai di seluruh platform Flazz BCA.

26.02.2015
Co-Branding Flazz BCA dan Bank Woori
Saudara
Layanan e-money Flazz semakin luas
dengan kerja sama BCA dan Bank Woori
Saudara.

Maret

29.01.2015
Flazz BCA Jadi Kartu e-Parking
Pemprov DKI
BCA bekerja sama dengan Dinas
Perhubungan DKI Jakarta meluncurkan
pembayaran parkir menggunakan
e-money di Terminal Parkir Elektronik
(TPE) di wilayah jalan Sabang, Kelapa
Gading dan jalan Falatehan.

17.02.2015
BCA Dukung Sistem Penerimaan
Negara Terintegrasi
BCA turut serta pada grand launching
Modul Penerimaan Negara Generasi
ke-2 (MPN G-2). Membayar pajak kini
lebih mudah dengan sistem MPN G-2
melalui e-channel BCA.

18
PT Bank Central Asia Tbk

02.04.2015
BCA Jalin Kerja Sama Pembayaran PBB
dengan Pemkot Tangsel
BCA menandatangani Nota
Kesepahaman Pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) Pemerintah Kota
Tangerang Selatan.

02.03.2015
BCA Apresiasi Nasabah Melalui
Gebyar BCA
BCA melakukan berbagai rangkaian
kegiatan untuk mengapresiasi nasabah
setianya, salah satunya melalui
penyelenggaraan Gebyar BCA.

30.03.2015
BCA Layani Pembelian Tiket Garuda
Indonesia Melalui Transaksi e-commerce
BCA dan Garuda Indonesia
menandatangani Perjanjian Kerja Sama
(PKS) terkait penerimaan pembayaran
tiket pesawat melalui kartu kredit dan
debit BCA.

Februari

April

Laporan Tahunan 2015

06.04.2015
BCA Luncurkan Tabungan LAKU
BCA mendukung program keuangan
inklusif yang dicanangkan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dengan meluncurkan
produk LAKU di Desa Ngombak,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Produk LAKU merupakan solusi bagi
masyarakat yang tidak terjangkau atau
lokasinya jauh dari kantor cabang.

20.04.2015
BCA Turut Biayai Proyek Kereta Api
Bandara Soekarno-Hatta
BCA bersama tiga bank nasional
mengucurkan kredit sindikasi sebesar
Rp 2,1 triliun untuk membiayai proyek
pembangunan jalur kereta api Bandara
Soekarno-Hatta.

Tata Kelola Perusahaan

09.04.2015
BCA Selenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan dan
Luar Biasa
Dalam RUPS Tahunan Pemegang
Saham BCA menyetujui pembagian
dividen tunai sebesar Rp 3,6 triliun
atau Rp 148 per saham.

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Juni

Juli

2-7.06.2015
BCA Dukung Indonesia Open 2015
BCA kembali mendukung turnamen
bulu tangkis kelas dunia BCA Indonesia
Open Superseries Premier yang
berlangsung di Istora Senayan, Jakarta.

10.07.2015
BCA Ditunjuk Menjadi Bank Pembayaran
Kustodian Sentral Efek Indonesia
BCA dan sejumlah bank lainnya
ditunjuk menjadi Bank Administrator
Rekening Dana Nasabah (RDN)
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) untuk periode 2015-2019. Hal ini
memungkinkan investor semakin mudah
mendapatkan informasi portofolio
efeknya melalui e-channel BCA.

Sementara dalam RUPS Luar Biasa,


telah disetujui penambahan
Anggaran Dasar BCA sesuai
peraturan yang berlaku.

Mei
21-23.05.2015
BCA Dukung Penyelenggaraan Gebyar
Wayang UI 2015
BCA berkomitmen melestarikan seni
dan budaya Indonesia, salah satunya
dengan mendukung penyelenggarakan
Gebyar Wayang UI 2015 yang digelar
oleh Komunitas Wayang Universitas
Indonesia.

27.05.2015
BCA - Royale Open Tournament 2015
BCA kembali mendukung
penyelenggaraan turnamen golf
tahunan yang bertajuk BCA - Royale
Open Tournament 2015.

06.06.2015
BCA Selenggarakan Electro Run 2015
Lomba lari 5K di malam hari ini
diselenggarakan BCA bersama Ismaya
Live dan Mesarace di Dunia Fantasi
Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
13.06.2015
Penyelesaian Kredit Tol Cipali dengan
Dukungan Kredit Sindikasi yang
dipimpin BCA
Presiden RI Joko Widodo meresmikan
penggunaan Jalan Tol Cikopo-Palimanan
(Cipali) sepanjang 116,75 km. Peresmian
ini menandai selesainya pembangunan
jalan tol yang menelan dana sebesar
Rp 12,5 triliun, dimana 70% atau
senilai Rp 8,8 triliun dibiayai dari kredit
sindikasi 21 bank yang dipimpin BCA
sebagai lead arranger.

29.07.2015
BCA Analyst Meeting &
Press Conference Kinerja
Semester I-2015
BCA memberikan paparan kinerja pada
paruh pertama 2015 kepada para analis
dan wartawan media cetak maupun
elektronik.

12-13.06.2015
BCA Kembali Hadirkan
Jazz Gunung 2015
BCA kembali mendukung pergelaran
Jazz Gunung untuk ketujuh kalinya di
panggung terbuka Java Banana, Gunung
Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.

19
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Peristiwa Penting 2015 - lanjutan

Agustus
10.08.2015
Bersama OJK, BCA Operasikan
SiMOLEK di 15 Kota
Untuk meningkatkan indeks
literasi dan inklusi keuangan
masyarakat Indonesia, BCA bersama
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mengoperasikan Mobil Literasi
Keuangan (SiMOLEK) di 15 kota di
Indonesia, di antaranya Jabodetabek,
Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, Medan, Samarinda,
Makassar, Manado, Jayapura.

21.09.2015
Dukung Peningkatan Literasi Keuangan,
BCA Kembangkan Tabungan SimPel
BCA mendukung upaya OJK untuk
membangkitkan budaya menabung
sejak dini melalui produk tabungan yang
diberi nama Simpanan Pelajar (SimPel).
SimPel merupakan tabungan bagi siswa
dari jenjang PAUD/Raudatul Athfal (RA)
hingga SMA/Madrasah Aliyah (MA) dan
Pondok Pesantren yang diterbitkan
secara nasional oleh perbankan di
Indonesia, termasuk BCA.
BCA Salah Satu Agen Penjual Obligasi
Negara Terbaik
BCA meraih penghargaan sebagai
salah satu Agen Penjual Obligasi
Negara Ritel Terbaik seri SBR001 dan
ORI011 tahun 2014.

September
04.09.2015
BCA Rayakan Hari Pelanggan Nasional
Direktur BCA, Armand W. Hartono
mengunjungi KCU Pasar Baru
dan KCU Gajah Mada, menyapa
nasabah secara langsung

28.09.2015
BCA Luncurkan e-money Sakuku
BCA meluncurkan uang elektronik
Sakuku berbasis aplikasi smartphone
yang dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran belanja, isi pulsa, dan
transaksi perbankan lainnya.

20
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Oktober
01.10.2015
MoU BCA dan Sriwijaya Air Group
BCA dan PT Sriwijaya Air melakukan
penandatanganan perjanjian kerja
sama yang menandai dukungan
penuh BCA terhadap akses informasi
dan pelayanan pembayaran yang
praktis, nyaman, aman, dan efisien
untuk agen tiket yang menyediakan
tiket penerbangan Sriwijaya Air Group
melalui fasilitas KlikBCA Bisnis.
07-08.10.2015
BCA Selenggarakan Indonesia
Knowledge Forum (IKF)
BCA menggelar Indonesia Knowledge
Forum (IKF) IV dengan tema Moving
Our Nation to the Next Level: Utilizing
Knowledge for Sustainable Innovation
Across Generation. IKF merupakan ajang
rutin tahunan yang diselenggarakan
BCA melalui BCA Learning Service.
08.10.2015
BCA dan Garuda Indonesia Melakukan
Kerja Sama
BCA dan PT Garuda Indonesia (Persero)
menandatangani perjanjian kerja sama
di bidang corporate sales dan ticket
payment melalui sistem payment online
dan corporate business account.
Wayang Day on School
BCA membuktikan komitmennya
mendukung pelestarian wayang
Indonesia melalui program Wayang
Day on School yang bertajuk FUNtastic Wayang di beberapa sekolah di
Semarang, antara lain di SMP Pangudi
Luhur Dominico Savio, SMP Negeri 18,
dan SMP St. Yoris.

Tata Kelola Perusahaan

27.10.2015
BCA Gelar Kompetisi Film Pendek
BCA menyelenggarakan kompetisi
film bertajuk BCA Short Movie Award
(Shovia) 2015 yang mengusung tema
Indonesia Muda, Indonesia Kaya
Budaya. Sebelum berkompetisi, para
mahasiswa mengikuti workshop di
beberapa kampus.

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

21.11.2015
BCA Career Land Kenalkan Industri
Perbankan Kepada Mahasiswa
Melalui BCA Career Land, perusahaan
menginisiasi upaya mendorong
mahasiswa dan lulusan terbaik dari
berbagai universitas untuk memilih
industri perbankan sebagai tempat
meniti karir dan masa depan.
23.11.2015
Program Sustainable Finance
Mantabkan BCA di Jalur Pembiayaan
Berkelanjutan
BCA berkomitmen menerapkan prinsip
pembiayaan berkelanjutan (sustainable
finance) yang mengintegrasikan aspek
lingkungan, sosial, dan tata kelola
(LST) bagi perbankan ke depan. Demi
komitmen tersebut, BCA terlibat
dalam proyek perintis First Step to
Implement Sustainable Finance 2015
yang diselenggarakan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).

16.11.2015
Network Data Center BCA Terapkan ISO
9001:2008
BCA menerima sertifikasi ISO
9001:2008 mengenai Sistem
manajemen Mutu untuk Network Data
Center BCA.

08-12.12.2015
BCA Dukung e-Shopping Carnival 2015
BCA memberikan solusi total bagi
layanan transaksi online yang
mengedepankan keamanan dan
kenyamanan bagi pemegang kartu
Visa, MasterCard, JCB, dan American
Express yang telah dilengkapi
metode otentifikasi 3D-Secure untuk
menghindari penyalahgunaan kartu.
Melalui acara e-Commerce Carnival,
BCA memperkuat posisi sebagai
e-Commerce Acquiring Bank.
21-12.12.2015
BCA dan Indepay Luncurkan Lowcost
Payment Network
BCA memperkuat layanan branchless
banking atau Layanan Keuangan Tanpa
Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif
(Laku Pandai) dengan menjalin kerja
sama dengan Indepay Network.

November
13.11.2015
BCA Siapkan Pembiayaan untuk
Pengembangan Sektor Kelautan dan
Perikanan
BCA mendukung penuh upaya
pengembangan sektor kelautan dan
perikanan dengan berpartisipasi dalam
program JARING (Jangkau, Sinergi, dan
Guideline) yang bertujuan meningkatkan
pembiayaan di sektor kelautan dan
perikanan, serta mendorong perluasan
akses masyarakat terhadap sektor jasa
keuangan.

Desember

25.11.2015
BCA Teken MoU denggan Hokkaido
Bank
BCA memperkuat ekspansi layanan
perbankan di luar negeri melalui
penandatanganan nota kesepahaman
bersama Hokkaido Bank, salah satu
bank regional Jepang.
30.11.2015
BCA dan Ashmore Menandatangani
Kerja Sama Pemasaran Produk
Reksadana
BCA bekerja sama dengan PT Ashmore
Asset Management Indonesia
(Ashmore) untuk memasarkan produk
reksa dana yang dikelola Ashmore.
Kerja sama ini merupakan wujud
komitmen BCA dalam pemberian solusi
investasi kepada nasabah.

21
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Ikhtisar Data Keuangan


Ikhtisar Data Keuangan 5 tahun terakhir (Audit, Konsolidasi, pada atau untuk tahun yang berakhir 31 Desember)
(dalam miliar Rupiah)

2015

2014

2013

2012

2011

Neraca
Total Aset

594.373

553.156

496.849

442.994

381.908

Total Aset Produktif

527.407

483.945

435.309

389.093

334.956

Kredit yang diberikan - bruto

387.643

346.563

312.290

256.778

202.255

Kredit yang diberikan - bersih

378.616

339.859

306.679

252.761

198.440

Efek-efek
(termasuk Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali)

52.521

98.589

90.211

82.388

73.773

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain

56.259

12.020

12.254

28.802

43.010

504.748

477.430

434.517

391.096

339.881

Dana Pihak Ketiga

473.666

447.906

409.486

370.274

323.428

Giro

115.653

107.419

103.157

96.456

76.020

Total Liabilitas1
2

Tabungan

244.608

228.993

219.738

200.802

172.990

Deposito

113.405

111.494

86.591

73.016

74.418

Pinjaman yang diterima

5.899

6.835

3.802

2.458

3.916

Efek-efek Utang yang Diterbitkan4

2.821

2.504

3.133

2.522

1.481

Total Ekuitas

89.625

75.726

62.332

51.898

42.027

594.373

553.156

496.849

442.994

381.908

47.876

41.373

34.622

28.092

24.401

Pendapatan Bunga Bersih

35.869

32.027

26.425

21.238

18.054

Pendapatan Operasional selain Bunga

12.007

9.346

8.197

6.854

6.347

Total Liabilitas dan Ekuitas

Laba Rugi Komprehensif5


Pendapatan Operasional

Beban Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

Beban Operasional

(3.505)

(2.239)

(2.016)

(499)

161

(21.714)

(18.393)

(14.790)

(12.907)

(10.943)

Laba Sebelum Pajak Penghasilan

22.657

20.741

17.816

14.686

13.619

Laba Bersih

18.036

16.512

14.256

11.718

10.818

Pendapatan / (Beban) Komprehensif Lainnya


Total Laba Komprehensif

(344)

(147)

(777)

(267)

(48)

17.692

16.365

13.479

11.451

10.770

18.019

16.486

14.254

11.721

10.820

17

26

(3)

(2)

17.674

16.339

13.477

11.454

10.772

18

26

(3)

(2)

731

669

579

480

444

Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada:


Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non-Pengendali
Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non-Pengendali
Laba Bersih per Saham (dalam Rupiah penuh)

Semua angka dalam laporan tahunan ini menggunakan aturan dalam Bahasa Indonesia, kecuali dinyatakan lain.
Pada tahun 2015, Bank menerapkan PSAK 1 (Revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan, sehingga untuk tujuan perbandingan, beberapa akun dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, dan 2011 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian akun di laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. Pos pendapatan non operasional telah direklasifikasi ke dalam pendapatan operasional selain bunga dan
beban operasional.
1. Termasuk dana syirkah temporer sebesar Rp 2.802 miliar di tahun 2015, Rp 1.952 miliar di tahun 2014, Rp 1.444 miliar di tahun 2013, Rp 1.029 miliar di tahun 2012 dan
Rp 716 miliar di tahun 2011.
2. Dana pihak ketiga tidak termasuk simpanan dari bank lain.
3. Pinjaman yang diterima termasuk simpanan dari bank lain.
4. Efek-efek utang yang diterbitkan merupakan obligasi dan wesel bayar jangka menengah (medium-term notes) yang diterbitkan oleh BCA Finance, anak perusahaan BCA yang
bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor roda empat.
5. Konsolidasi BCA Insurance dilakukan sejak September 2013 sejalan dengan bertambahnya kepemilikan efektif BCA menjadi 100% dan konsolidasi CS Finance dilakukan sejak
Januari 2014 setelah kepemilikan efektif BCA menjadi 70%.
6. Untuk periode tahun 2011, termasuk beban/pemulihan kerugian penurunan nilai aset non keuangan dan beban estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif (terutama
cadangan untuk fasilitas kredit yang belum digunakan).

22
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

2015

Rasio Keuangan

Data Perusahaan

2014

2013

2012

2011

Permodalan
Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio - CAR)8

18,7%

16,9%

15,7%

14,2%

12,7%

CAR Tier 1

17,8%

16,0%

14,8%

13,3%

11,6%

CAR Tier 2

0,9%

0,9%

0,9%

0,9%

1,1%

18,6%

21,2%

21,8%

24,0%

22,1%

Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non Produktif Bermasalah


terhadap Total Aset Produktif dan Aset Non Produktif

0,6%

0,5%

0,4%

0,3%

0,3%

Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif

0,7%

0,6%

0,5%

0,4%

0,4%

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Aset Keuangan


terhadap Aset Produktif

2,0%

1,6%

1,5%

1,2%

1,4%

Rasio Kredit Bermasalah (Non-Performing Loans - NPL) - bruto9

0,7%

0,6%

0,4%

0,4%

0,5%

Rasio Kredit Bermasalah (Non-Performing Loans - NPL) - bersih

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

3,8%

3,9%

3,8%

3,6%

3,8%

21,9%

25,5%

28,2%

30,4%

33,5%

6,7%

6,5%

6,2%

5,6%

5,7%

Cost Efficiency Ratio

46,5%

44,2%

42,9%

46,4%

47,2%

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

63,2%

62,4%

61,5%

62,4%

60,9%

Rasio Kredit terhadap Pendanaan (Loan to Funding Ratio - LFR)13

81,1%

76,8%

75,4%

68,6%

61,7%

Rasio Dana Murah (CASA Terhadap Dana Pihak Ketiga)

76,1%

75,1%

78,9%

80,3%

77,0%

570,4%

635,8%

701,2%

763,9%

831,7%

85,1%

86,4%

87,5%

88,4%

89,3%

a. Pihak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

b. Pihak Tidak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

a. Pihak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

b. Pihak Tidak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

a. GWM Utama Rupiah

7,5%

8,4%

8,3%

9,0%

9,9%

b. GWM Valuta Asing

9,1%

8,6%

8,5%

8,3%

8,5%

Posisi Devisa Neto (PDN)

0,4%

0,6%

0,2%

0,9%

0,5%

14.129

13.370

12.486

11.447

10.233

1.182

1.111

1.062

1.011

942

Jumlah ATM

17.081

16.694

14.048

12.026

8.578

Jumlah Kartu ATM (dalam ribuan)

13.090

12.429

11.639

10.674

9.620

2.748

2.583

2.458

2.357

2.062

Aset Tetap Terhadap Ekuitas


Aset Produktif

Rentabilitas
Tingkat Pengembalian atas Aset (Return on Asset - ROA)10
Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity - ROE)

11

Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin - NIM)12

Likuiditas

Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas


Rasio Liabilitas terhadap Aset
Kepatuhan
Persentase Pelanggaran BMPK

Persentase Pelampauan BMPK

Giro Wajib Minimum (GWM)

Indikator Utama Lainnya


Jumlah Rekening (dalam ribuan)
Jumlah Cabang14

Jumlah Kartu Kredit (dalam ribuan)

7. Induk perusahaan saja, rasio keuangan disajikan sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.11/SEOJK.03/2015 tanggal 17 April 2015 tentang Transparansi dan
Publikasi Laporan Bank Umum Konvensional.
8. Rasio CAR memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional, dan risiko pasar sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 mengenai
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID).
9. Dihitung dari total kredit bermasalah (kurang lancar, diragukan, macet) dibagi total kredit.
10. Dihitung dari laba (rugi) sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aset.
11. Dihitung dari laba (rugi) setelah pajak dibagi dengan rata-rata total ekuitas (Tier 1).
12. Dihitung dari pendapatan (beban) bunga bersih dibagi dengan rata-rata aset produktif.
13. Dihitung dari total kredit pihak ketiga dibagi dengan dana pihak ketiga dan surat berharga yang memenuhi persyaratan tertentu yang diterbitkan oleh Bank untuk memperoleh
sumber pendanaan.
14. Termasuk kantor kas.

23
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Ikhtisar Data Keuangan


Total Aset

Kredit - bruto

(dalam miliar Rupiah)

(dalam miliar Rupiah)

381.908

442.994

496.849

553.156

387.643

594.373
312.290

346.563

256.778
202.255

2011

2012

2013

2014

2015

2011

2012

Dana Pihak Ketiga

Total Ekuitas

(dalam miliar Rupiah)

(dalam miliar Rupiah)

323.428

370.274

409.486

447.906

2013

2014

2015

89.625

473.666
75.726
62.332
51.898
42.027

2011

2012

2013

2014

2015

2011

2012

2013

yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk


(dalam miliar Rupiah)

(dalam miliar Rupiah)

47.876

16.486

41.373
10.820

28.092

2012

2013

2014

2015

24
PT Bank Central Asia Tbk

18.019

14.254

34.622

2011

2015

Laba Bersih

Pendapatan Operasional

24.401

2014

Laporan Tahunan 2015

2011

11.721

2012

2013

2014

2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Tingkat Pengembalian atas Aset


Return on Assets (ROA)
3,8%

2011

3,6%

2012

3,8%

2013

3,9%

2014

3,8%

2015

Marjin Bunga Bersih


Net Interest Margin (NIM)

5,7%

5,6%

6,2%

6,5%

Data Perusahaan

Tingkat Pengembalian atas Ekuitas


Return on Equity (ROE)
33,5%

2011

2012

2013

2014

61,7%

2011

68,6%

2012

2013

76,8%

2014

2013

25,5%

2014

21,9%

2015

18,7%

6,7%

2015

Rasio Kredit terhadap Pendanaan


Loan to Funding Ratio (LFR)

75,4%

2012

28,2%

Rasio Kecukupan Modal


Capital Adequacy Ratio (CAR)

12,7%

2011

30,4%

2011

14,2%

2012

15,7%

2013

2014

2015

Rasio Kredit Bermasalah - bruto


Non-Performing Loans (NPL)

81,1%
0,5%

2015

16,9%

2011

0,6%
0,4%

0,4%

2012

2013

2014

0,7%

2015

25
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Ikhtisar Saham
Kinerja Saham BCA Tahun 2011 2015
80.000

16.000

Volume
Harga Saham

70.000

12.000

60.000

10.500

50.000

8.000

40.000

6.000

30,000

4.000

20.000

2.000

10.000

Volume (dalam ribuan)

Harga Saham (dalam Rupiah)

14.000

0
Jan-11

Mar-11

Jun-11

Sep-11

Des-11

Mar-12

Jun-12

Sep-12

Des-12

Mar-13

Jun-13

Sep-13

Des-13

Mar-14

Jun-14

Sep-14

Des-14

Mar-15

Jun-15

Sep-15

Des-15

Sumber: Bloomberg

2015

2014

2013

2012

Harga Tertinggi (dalam Rupiah)

15.600

13.575

12.500

9.500

8.850

Harga Terendah (dalam Rupiah)

11.000

9.250

8.450

6.750

5.300

Harga Penutupan (dalam Rupiah)


Kapitalisasi Pasar (dalam miliar Rupiah)

2011

13.300

13.125

9.600

9.100

8.000

327.912

323.597

236.688

224.361

197.240

Laba Bersih per Saham (dalam Rupiah)


Nilai Buku per Saham (dalam Rupiah)

731

669

579

480

444

3.625

3.151

2.592

2.124

1.725

18,2

19,6

16,6

19,0

18,0

3,7

4,2

3,7

4,3

4,6

P/E (x)
P/BV (x)

Harga, Volume dan Kapitalisasi Pasar dari Saham BCA Periode 2011 - 2015
Harga
Tahun

Triwulan

Tertinggi

(dalam Rupiah)

2015

2014

2013

2011

(dalam Rupiah)

Penutupan

(dalam Rupiah)

Volume
Transaksi

(dalam ribuan)

Kapitalisasi
Pasar

(dalam miliar Rupiah)

14.825

12.800

14.825

771.201

365.511

II

15.600

12.900

13.500

977.269

332.843

III

13.900

11.000

12.275

850.501

302.640

IV

13.800

11.875

13.300

891.297

327.912

11.125

9.250

10.600

1.009.917

261.343

II

11.525

10.425

11.000

816.759

271.205
322.364

III

13.125

10.875

13.075

780.993

IV

13.575

12.050

13.125

734.021

323.597

11.400

8.850

11.400

695.468

281.067

II

11.250

8.900

10.000

964.072

246.550

III

12.500

8.450

10.000

762.881

246.550

IV

10.800

9.250

9.600

606.268

236.688

8.250

7.200

8.000

852.037

197.240
179.982

I
2012

Terendah

II

8.250

6.750

7.300

738.340

III

8.150

7.250

7.900

730.666

194.775

IV

9.500

7.800

9.100

600.935

224.361
171.352

7.000

5.300

6.950

1.001.283

II

7.700

6.800

7.650

559.391

188.611

III

8.850

6.950

7.700

930.543

189.844

IV

8.400

7.050

8.000

724.140

197.240

Sumber: Bloomberg

26
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Struktur Permodalan BCA Periode 2011 - 2015


2015

2014

2013

2012

2011

Modal Dasar
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)

88.000.000.000

88.000.000.000

88.000.000.000

88.000.000.000

88.000.000.000

5.500.000.000.000

5.500.000.000.000

5.500.000.000.000

5.500.000.000.000

5.500.000.000.000

63.344.990.000

63.344.990.000

63.344.990.000

63.344.990.000

63.344.990.000

3.959.061.875.000

3.959.061.875.000

3.959.061.875.000

3.959.061.875.000

3.959.061.875.000

Belum Ditempatkan
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)

24.655.010.000

24.655.010.000

24.655.010.000

24.655.010.000

24.655.010.000

1.540.938.125.000

1.540.938.125.000

1.540.938.125.000

1.540.938.125.000

1.540.938.125.000

Saham Tresuri
Jumlah Saham

198.781.000

289.767.000

Jumlah Nominal (Rp)

12.423.812.500

18.110.437.500

Saham Beredar
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)

24.655.010.000

24.655.010.000

24.655.010.000

24.456.229.000

24.365.243.000

1.540.938.125.000

1.540.938.125.000

1.540.938.125.000

1.528.514.312.500

1.522.827.687.500

Pemegang Saham Pengendali BCA


Per 31 Desember 2015

Robert Budi Hartono

Bambang Hartono

(Pemegang Saham Pengendali)

(Pemegang Saham Pengendali)

51,00%

49,00%

Brolonna Investment Ltd.


100,00%

Alaerka Investment Ltd.


92,18%*

FarIndo Investments
(Mauritius) Ltd.
47,15%*

Masyarakat
52,85%**

Keterangan:
Pengendali
Jalur Pengendalian

* Alaerka Investment Ltd. memiliki 92,18% saham pada FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. (FarIndo). Saham Tresuri FarIndo adalah
sebesar 7,82%.

** Pada komposisi saham yang dimiliki masyarakat, sebesar 2,96% dimiliki oleh pihak yang terafiliasi dengan Ultimate Shareholders, sebesar
0,02% dimiliki oleh Robert Budi Hartono dan sebesar 0,02% dimiliki oleh Bambang Hartono.


Selain itu, Dewan Komisaris dan Direksi memiliki 0,25% saham BCA. Masing-masing pemegang saham masyarakat memiliki kurang dari 5%
saham BCA.

Komposisi saham yang dimiliki masyarakat juga termasuk kepemilikan Anthony Salim terhadap saham BCA sebesar 1,76%.

PT Bank Central Asia Tbk

27

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Riwayat Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia


Waktu

Keterangan

Jumlah Saham Beredar

11 Mei 2000

Penawaran umum saham perdana (IPO)

15 Mei 2001

Stock split I dengan rasio 1:2

2001

Saham yang diterbitkan dalam rangka program


kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)
Saham yang diterbitkan dalam rangka program
kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)

2002
2003

Saham yang diterbitkan dalam rangka program


kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)

8 Juni 2004

Stock split II dengan rasio 1:2

2004

Saham yang diterbitkan dalam rangka program


kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)
Saham yang diterbitkan dalam rangka program
kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)
Saham yang diterbitkan dalam rangka program
kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)
Stock split III dengan rasio 1:2

2005
2006
31 Januari 2008

2.943.986.000

2.943.986.000

x2

5.887.972.000

58.025.000

5.945.997.000

71.526.000

6.017.523.000

113.611.500

6.131.134.500

x2

12.262.269.000

40.944.500

12.303.213.500

15.888.000

12.319.101.500

8.403.500

12.327.505.000

x2

24.655.010.000

Keterangan:
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 12 April 2001 memutuskan untuk meningkatkan modal ditempatkan melalui penerbitan 147.199.300 saham melalui program
kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP). Opsi tersebut dapat dieksekusi dari tanggal 10 November 2001 hingga 9 November 2006. Saham yang diterbitkan dalam rangka
program MSOP yang tercantum dalam tabel di atas telah memperhitungkan stock split yang dilakukan oleh BCA

Dividen Tunai BCA Periode 2011 2015


Tahun Dividen
Laba Bersih per Saham (Rp)

2015

2014

2013

2012

2011

731

669

579

480

444

Dividen Tunai per Saham (Rp)

N.A

148,0

120,0

114,5

113,5

Jumlah Dividen Tunai (Rp)

N.A

3.648.941.480.000

2.958.601.200.000

2.814.351.671.500

2.765.455.080.500

55,0

50,0

45,0

43,5

43,5

Pasar Reguler & Negosiasi

12 Nov 2015

4 Des 2014

28 Nov 2013

3 Des 2012

6 Des 2011

Pasar Tunai

17 Nov 2015

9 Des 2014

3 Des 2013

6 Des 2012

9 Des 2011

N.A

98,0

75,0

71,0

70,0

Dividen Interim (Rp)


Cum Dividen untuk Perdagangan di:

Dividen Final (Rp)


Cum Dividen untuk Perdagangan di:
Pasar Reguler & Negosiasi

N.A

16 Apr 2015

29 Apr 2014

28 Mei 2013

8 Jun 2012

Pasar Tunai

N.A

21 Apr 2015

5 Mei 2014

31 Mei 2013

13 Jun 2012

Dividend Payout Ratio

N.A

22,1%

20,8%

24,0%

25,6%

28
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Cum-Dividen

Tanggal
Pencatatan

Riwayat Dividen BCA*


Keterangan

Nilai per Saham

Diumumkan

Tanggal
Pembayaran

2015 Interim

Rp 55,0

9 Nov 2015

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

12 Nov 2015
17 Nov 2015

17 Nov 2015

9 Des 2015

2014 Final

Rp 98,0

13 Apr 2015

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

16 Apr 2015
21 Apr 2015

21 Apr 2015

13 Mei 2015

2014 Interim

Rp 50,0

17 Nov 2014

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

4 Des 2014
9 Des 2014

9 Des 2014

23 Des 2014

2013 Final

Rp 75,0

10 Apr 2014

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

29 Apr 2014
5 Mei 2014

5 Mei 2014

20 Mei 2014

2013 Interim

Rp 45,0

11 Nov 2013

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

28 Nov 2013
3 Des 2013

3 Des 2013

17 Des 2013

2012 Final

Rp 71,0

8 Mei 2013

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

28 Mei 2013
31 Mei 2013

31 Mei 2013

17 Jun 2013

2012 Interim

Rp 43,5

12 Nov 2012

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

3 Des 2012
6 Des 2012

6 Des 2012

20 Des 2012

2011 Final

Rp 70,0

22 Mei 2012

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

8 Jun 2012
13 Jun 2012

13 Jun 2012

27 Jun 2012

2011 Interim

Rp 43,5

17 Nov 2011

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

6 Des 2011
9 Des 2011

9 Des 2011

23 Des 2011

2010 Final

Rp 70,0

16 Mei 2011

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

6 Jun 2011
9 Jun 2011

9 Jun 2011

23 Jun 2011

2010 Interim

Rp 42,5

1 Nov 2010

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

19 Nov 2010
24 Nov 2010

24 Nov 2010

9 Des 2010

2009 Final

Rp 70,0

7 Mei 2010

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

31 Mei 2010
3 Jun 2010

3 Jun 2010

17 Jun 2010

2009 Interim

Rp 40,0

26 Okt 2009

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

12 Nov 2009
17 Nov 2009

17 Nov 2009

2 Des 2009

2008 Final

Rp 65,0

20 Mei 2009

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

9 Jun 2009
12 Jun 2009

12 Jun 2009

26 Jun 2009

2008 Interim

Rp 35,0

22 Des 2008

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

15 Jan 2009
20 Jan 2009

20 Jan 2009

30 Jan 2009

2007 Final

Rp 63,5

26 Mei 2008

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

12 Jun 2008
17 Jun 2008

17 Jun 2008

1 Jul 2008

2007 Interim

Rp 55,0

12 Nov 2007

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

29 Nov 2007
4 Des 2007

4 Des 2007

18 Des 2007

2006 Final

Rp 115,0

21 Mei 2007

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

8 Jun 2007
13 Jun 2007

13 Jun 2007

27 Jun 2007

2006 Interim

Rp 55,0

21 Sep 2006

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

10 Okt 2006
13 Okt 2006

13 Okt 2006

3 Nov 2006

2005 Final

Rp 90,0

17 Mei 2006

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

6 Jun 2006
9 Jun 2006

9 Jun 2006

23 Jun 2006

2005 Interim

Rp 50,0

15 Sep 2005

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

6 Okt 2005
11 Okt 2005

11 Okt 2005

25 Okt 2005

2004 Final

Rp 80,0

28 Jun 2005

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

19 Jul 2005
22 Jul 2005

22 Jul 2005

5 Agt 2005

2004 Interim

Rp 50,0

27 Okt 2004

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

22 Nov 2004
25 Nov 2004

25 Nov 2004

8 Des 2004

2003 Final

Rp 112,5

8 Jun 2004

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

30 Jun 2004
6 Jul 2004

6 Jul 2004

20 Jul 2004

2002 Final

Rp 225,0

7 Nov 2003

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

3 Des 2003
8 Des 2003

8 Des 2003

19 Des 2003

2001 Final

Rp 140,0

10 Okt 2002

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

29 Okt 2002
1 Nov 2002

1 Nov 2002

15 Nov 2002

2001 Interim

Rp 85,0

29 Okt 2001

Pasar Regular dan Negosiasi


Pasar Tunai

14 Nov 2001
20 Nov 2001

20 Nov 2001

4 Des 2001

BCA melakukan pemecahan saham (stock split) dengan rasio 1:2 atau pemecahan dari 1 lembar saham menjadi 2 lembar saham efektif
pada tanggal 15 Mei 2001, 8 Juni 2004 dan 31 Januari 2008

Ikhtisar Obligasi
Tidak terdapat obligasi atau surat hutang yang diterbitkan oleh BCA pada tahun 2015. Namun secara konsolidasi, BCA memiliki
kewajiban berupa Obligasi yang diterbitkan oleh BCA Finance selaku entitas anak, dimana per 31 Desember 2015 tercatat sebesar
Rp 2,4 triliun. Informasi mengenai obligasi yang diterbitkan oleh BCA Finance dapat dilihat pada Laporan Keuangan Konsolidasian
yang Diaudit halaman 504 - 507.

29
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Struktur Grup Perusahaan


Per 31 Desember 2015

Bidang Usaha Entitas Anak


Pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna,
sewa operasi, kegiatan pembiayaan lain berdasarkan persetujuan
instansi yang berwenang

PT BCA Finance

BCA Finance Limited

Money lending dan remittance

PT Bank BCA Syariah

Perbankan Syariah

PT BCA Sekuritas

Perantara perdagangan efek dan penjamin emisi efek

PT Asuransi Umum BCA (BCA Insurance)

Asuransi umum atau kerugian

Pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna,


sewa operasi, kegiatan pembiayaan lain berdasarkan persetujuan
instansi yang berwenang

PT Central Santosa Finance (CS Finance)

PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life)

Asuransi jiwa

Struktur Kepemilikan Entitas Anak

100%

BCA Finance 0,424%


Limited
100%

99,576%

BCA
Finance
100%

0,0001%

99,9999%

BCA
Syariah
100%

25%

45%

CS
Finance
70%

25%

75%

75%

BCA
Insurance
100%

BCA
Sekuritas
75%
99,9996%

0,0004%

Catatan: Informasi lebih detail mengenai kepemilikan saham entitas anak dapat dilihat pada halaman 588 - 589

30
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

BCA Life
100%

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Laporan Tahunan 2015

Laporan
kepada
Pemegang
Saham
32 Laporan Tugas Pengawasan
Dewan Komisaris
40 Laporan Direksi

31
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Laporan Tugas Pengawasan


Dewan Komisaris
BCA berhasil menjaga keseimbangan antara target-target jangka
pendek maupun jangka panjang untuk mencapai tujuan strategis
sesuai dengan visi dan misi Bank

Para Pemegang Saham yang kami hormati,


Sepanjang tahun 2015, Dewan Komisaris secara aktif
menjalankan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan
Bank oleh Direksi. Kami melaporkan bahwa pada tahun
2015 BCA kembali meraih hasil positif di tengah berbagai
tantangan yang dihadapi oleh perekonomian maupun sektor
perbankan Indonesia. Dalam situasi ekonomi yang diliputi
oleh ketidakpastian, BCA mengutamakan pertumbuhan
kredit berkualitas dan menjaga posisi likuiditas yang
memadai dengan didukung oleh basis permodalan yang
kokoh.
Menghadapi kondisi usaha yang belum sepenuhnya
kondusif, di sepanjang tahun 2015 BCA menerapkan prinsip
kehati-hatian dalam mengelola bisnis Bank dan tetap
berupaya mencapai tujuan-tujuan strategis jangka panjang.
Komunikasi antara Dewan Komisaris dan Direksi yang terjalin
dengan baik telah menciptakan keselarasan pandangan
dalam menghadapi berbagai permasalahan maupun dalam
meraih berbagai peluang bisnis.
BCA terus meningkatkan efisiensi operasional serta
memperkuat
kapabilitas
jangka
panjang
secara
berkelanjutan di setiap lini bisnis usaha Bank dan anak-anak
usaha. Kami meyakini langkah-langkah yang ditempuh akan
meningkatkan kualitas layanan nasabah dan memberikan
pengaruh positif terhadap kinerja BCA secara keseluruhan.
TINJAUAN EKONOMI 2015
Dalam beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami
siklus ekonomi yang melambat. Kondisi perekonomian
dan pasar keuangan global yang diliputi ketidakpastian
memberi tantangan tersendiri bagi perekonomian
Indonesia setelah melewati masa commodity boom dan
arus modal asing yang melimpah. Perekonomian dunia
memperlihatkan kecenderungan pertumbuhan yang lebih

32
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

rendah dari perkiraan semula meskipun berbagai stimulus


terus dilakukan di negara-negara maju. Proses pemulihan
ekonomi global diperkirakan akan membutuhkan waktu
beberapa tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan
seperti di tahun-tahun sebelumnya.
Perekonomian Amerika Serikat (AS) relatif terlihat membaik
sebagaimana tercermin pada peningkatan belanja rumah
tangga dan investasi bisnis serta membaiknya sektor
perumahan. Sebagai bentuk keyakinan terhadap prospek
perekonomian negaranya, pada Desember 2015 Bank
Sentral AS (The Fed) meningkatkan suku bunga acuan
Fed Funds Rate untuk pertama kalinya sejak terjadi krisis
keuangan. Meskipun demikian, pemulihan ekonomi AS
masih relatif terbatas sejalan dengan menurunnya aktivitas
ekspor serta masih belum stabilnya tingkat konsumsi dan
tingkat pengangguran domestik AS. Oleh karena itu, The
Fed kerap kali menunda rencana kenaikan Fed Funds Rate di
tengah kekhawatiran terhadap situasi ekonomi AS maupun
pasar keuangan. Beberapa penundaan kenaikan Fed Funds
Rate yang telah direncanakan cukup lama, menciptakan
ketidakpastian bagi para pelaku pasar. Pada tahun
2015 perekonomian kedua terbesar di dunia, Tiongkok,
menunjukkan tren pelemahan akibat dari aktivitas ekspor
yang melambat dan kekhawatiran atas tingkat hutang
terhadap PDB yang tinggi. Secara bersamaan, perekonomian
di zona Eropa masih rentan meskipun telah menunjukkan
perbaikan yang didorong oleh meningkatnya permintaan
domestik.
Secara keseluruhan keadaan ekonomi dunia di tahun
2015 masih diliputi ketidakpastian dan volatilitas yang
tinggi. Konsekuensinya, harga berbagai komoditas masih
mengalami tekanan sehingga berdampak negatif terhadap
aktivitas pergerakan ekspor komoditas Indonesia. Faktor-

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Djohan Emir Setijoso


Presiden Komisaris

33
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

faktor eksternal tersebut diperburuk oleh rendahnya


realisasi investasi langsung asing dan belanja Pemerintah
serta konsumsi domestik yang relatif stagnan. Sebagai
konsekuensinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat
sebesar 4,8%, merupakan salah satu yang terendah dalam
6 tahun terakhir.
Sejak triwulan keempat 2011, posisi transaksi berjalan
Indonesia telah bergeser dari posisi surplus menjadi defisit.
Bank Indonesia dan Pemerintah terus melakukan berbagai
upaya untuk meredam besarnya defisit transaksi berjalan
sehingga mendorong perbaikan defisit menjadi 2,1% dari
PDB di tahun 2015, dibandingkan tahun sebelumnya yang
sebesar 3,1% dari PDB. Perbaikan tersebut merupakan
hasil dari neraca perdagangan Indonesia yang mengalami
surplus, seiring dengan penurunan impor yang lebih besar
dibandingkan dengan penurunan ekspor. Namun yang
perlu diwaspadai adalah risiko peningkatan defisit transaksi
berjalan apabila roda ekonomi domestik kembali berputar
lebih cepat, mengingat besarnya ketergantungan impor
untuk konsumsi domestik dan untuk memenuhi kebutuhan
barang modal dan bahan baku berbagai aktivitas manufaktur
nasional. Peranan peningkatan dan kestabilan arus investasi
sebagai penyeimbang defisit transaksi berjalan akan sangat
membantu bagi keseluruhan perekonomian nasional.
Kondisi defisit transaksi berjalan dan tingginya permintaan
valuta asing untuk pembayaran hutang luar negeri telah
memberi tekanan kepada nilai tukar Rupiah terhadap
US Dollar. Lebih lanjut, ketidakpastian arah Fed Funds Rate
telah menambah volatilitas mata uang dalam negeri secara
signifikan. Keputusan untuk meningkatkan Fed Funds Rate
pada Desember 2015 telah memberi para pelaku pasar sedikit
gambaran atas kebijakan suku bunga The Fed kedepannya.
Sementara itu, kebijakan pemerintah Tiongkok untuk
mendevaluasi nilai mata uang Yuan juga turut berpengaruh
terhadap nilai tukar mata uang negara-negara Asia termasuk
Indonesia. Nilai tukar Rupiah terhadap USD mencapai
titik terendah pada tingkat Rp 14.693 per 1 USD di bulan
September 2015. Nilai Rupiah terdepresiasi 10,2% menjadi
Rp 13.788 per 1 USD pada akhir 2015 dibandingkan
Rp 12.388 per 1 USD pada akhir 2014.
Bank Indonesia dan Pemerintah Indonesia terus melakukan
upaya-upaya proaktif dalam menjaga nilai tukar Rupiah pada
tingkat yang sesuai dengan fundamental perekonomian.
Bank Indonesia mempertahankan BI Rate sebesar 7,5%
sejak Februari 2015 sampai dengan akhir tahun 2015 untuk
menjaga kestabilan Rupiah dan sekaligus mengarahkan
defisit transaksi berjalan menuju tingkat yang lebih sehat.

34
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Pemerintah telah mencanangkan berbagai program kerja


dan paket kebijakan di bidang fiskal untuk mendorong
pergerakan ekonomi yang lebih cepat dalam beberapa
tahun mendatang. Secara khusus, Pemerintah melakukan
reformasi subsidi energi; menyusun program-program
percepatan berbagai proyek pembangunan infrastruktur;
mendorong perekonomian di wilayah luar Jawa melalui
pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK); serta
memperbaiki iklim investasi melalui percepatan proses
perolehan izin investasi, tax allowance & tax holiday, dan
melalui pelayanan investasi terpadu satu pintu (PTSP).
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, kami
optimis terhadap prospek jangka panjang perekonomian
Indonesia. Kami menyambut positif upaya-upaya yang
dilakukan oleh Pemerintah maupun regulator dalam
mendorong aktivitas perekonomian Indonesia menuju ke
arah yang lebih baik. Kami melihat bahwa secara umum
masyarakat Indonesia tetap memiliki pandangan positif
terhadap prospek jangka panjang ekonomi Indonesia, dan
kami tidak melihat adanya panic buying terhadap mata uang
asing atau pemindahan dana ke luar negeri seperti yang
terjadi pada tahun 1997-1998. Pertumbuhan perekonomian
Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi dibandingkan
negara-negara G-20 lainnya. Dengan latar belakang populasi
penduduk usia produktif yang tinggi, kestabilan sistem
demokrasi yang telah berjalan dan sumber daya alam yang
berlimpah, kami meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi
ekonomi jangka panjang yang menjanjikan.
TINJAUAN SEKTOR PERBANKAN INDONESIA
Sektor perbankan Indonesia dihadapkan pada perlambatan
pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga sepanjang tahun
2015 sejalan dengan lemahnya kondisi perekonomian
Indonesia secara keseluruhan. Portofolio kredit dan dana
pihak ketiga sektor perbankan masing-masing tumbuh 10,5%
dan 7,3%, lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan
pada tahun 2007-2012 yang sebesar 22,0% dan 16,4%.
Secara keseluruhan, perlambatan kredit sektor perbankan
terjadi di semua segmen dengan melemahnya pinjaman
untuk kebutuhan bisnis maupun konsumsi.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi berdampak pada
meningkatnya rasio kredit bermasalah (Non-Performing
Loans - NPL) sektor perbankan di Indonesia, dimana pada
akhir tahun 2015 mencapai 2,5%, lebih tinggi dibandingkan
2,2% di tahun 2014, serta mengakibatkan peningkatan
jumlah kredit yang direstrukturisasi. Meskipun lebih tinggi
dibandingkan beberapa tahun terakhir, kualitas kredit secara
umum masih terkendali dimana posisi NPL sektor perbankan

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

masih berada di bawah ketentuan yang ditetapkan regulator


sebesar 5%. Reformasi yang dijalankan dalam beberapa
tahun terakhir serta penerapan budaya manajemen risiko
di perbankan nasional jauh lebih efektif dibandingkan saat
krisis 1997/1998. Kami meyakini industri perbankan akan
mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi
perekonomian nasional.
Sebagai dampak dari perlambatan pertumbuhan kredit dan
dana pihak ketiga, serta kenaikan biaya cadangan kredit
bermasalah maupun beban operasional, sektor perbankan
Indonesia menghadapi tekanan profitabilitas pada tahun
2015. Meskipun demikian, kami melihat bahwa industri
perbankan nasional berada pada kondisi yang cukup solid
ditopang oleh rasio permodalan yang kokoh dan ruang
likuiditas yang sehat. Rasio kecukupan modal (Capital
Adequacy Ratio CAR) perbankan nasional terjaga di level
21,4%, sementara posisi kredit terhadap dana pihak ketiga
(Loan to Deposit Ratio LDR) tergolong memadai sebesar
92,1%. Lebih lanjut, Bank Indonesia memberikan pelonggaran
persyaratan Giro Wajib Minimum sehingga perbankan
nasional memiliki fleksibilitas cadangan likuiditas yang lebih
besar. Pada akhir tahun 2015 Bank Indonesia menurunkan
tingkat Giro Wajib Minimum dari 8,0% menjadi 7,5%.
PENILAIAN TERHADAP KINERJA DIREKSI
Berdasarkan hasil pengawasan yang telah dilakukan pada
tahun 2015, Dewan Komisaris berpendapat bahwa Direksi
telah menjalankan berbagai fungsinya dengan baik dan kami
menilai bahwa langkah-langkah yang dilakukan oleh Direksi
selaras dengan pandangan Dewan Komisaris. Sepanjang
tahun, Direksi dan Dewan Komisaris melakukan komunikasi
secara aktif dalam mengambil tindakan untuk menghadapi
berbagai tantangan, serta untuk memanfaatkan peluangpeluang bisnis yang ada.
Secara proaktif, Direksi telah mengutamakan pertumbuhan
kredit yang berkualitas, serta menjaga posisi likuiditas dan
permodalan yang solid. Investasi dan inisiatif, baik yang
bersifat jangka panjang maupun jangka pendek, terus
diterapkan untuk memperkuat kapabilitas bisnis dan daya
saing Bank. BCA melanjutkan pengembangan produk
dan layanan perbankan transaksi dan perkreditan sesuai
perkembangan pasar dan evolusi kebutuhan nasabah.
Dengan menjaga fokus yang berimbang atas target-target
jangka pendek maupun jangka panjang, BCA mampu untuk
mencapai tujuan strategis sesuai dengan visi dan misinya.
BCA mempertahankan keunggulan di bidang perbankan
transaksi melalui investasi infrastruktur perbankan
secara berkesinambungan, termasuk perluasan jaringan

Data Perusahaan

cabang dan penyempurnaan berbagai jaringan perbankan


elektronik. Sebagai salah satu bank komersial terkemuka di
Indonesia, BCA senantiasa berupaya memperluas jaringan
layanan multi-channel terintegrasi untuk meraih peluang
pertumbuhan bisnis di berbagai wilayah yang menjanjikan
di seluruh Indonesia. Langkah strategis ini ditujukan
guna mengoptimalkan kenyamanan nasabah sekaligus
memberikan layanan sesuai ekspektasi nasabah BCA.
BCA mencatat pertumbuhan volume transaksi perbankan
elektronik yang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir.
Pertumbuhan tersebut terus berlanjut pada tahun 2015.
Peran perbankan elektronik menjadi semakin penting, dan
pada gilirannya melengkapi peran kantor cabang dalam
menyediakan solusi perbankan terintegrasi. BCA melihat
pergeseran preferensi nasabah ke penggunaan perbankan
elektronik dari layanan transaksi kantor cabang sebagai hal
yang positif. Di samping meningkatkan kenyamanan dan
kepuasan nasabah dalam bertransaksi, pengembangan
perbankan elektronik, terutama layanan internet dan mobile
banking, juga telah meningkatkan efisiensi operasional Bank
dan menghasilkan struktur biaya per transaksi yang jauh
lebih rendah dibandingkan layanan transaksi melalui kantor
cabang. BCA berkeyakinan bahwa perbankan elektronik akan
terus tumbuh dan menjadi fokus Bank di masa mendatang.
Dewan Komisaris melihat posisi BCA yang unggul dalam
mempertahankan soliditas neraca dan profitabilitas di tahun
2015. Bertumpu pada kondisi keuangan Bank yang kokoh,
Dewan Komisaris mendukung langkah strategis Direksi
dalam melanjutkan aktivitas investasi di tahun 2015 dan
kedepannya guna meningkatkan franchise value perbankan
transaksi BCA sekaligus menciptakan efisiensi jangka
panjang. Melalui jaringan transaksi perbankan yang nyaman,
aman dan andal, BCA menyediakan layanan penyimpanan
dana yang mapan bagi para nasabah, sehingga BCA
memperoleh kepercayaan nasabah yang pada gilirannya
memberikan sumber pendanaan yang stabil bagi Bank.
Keunggulan utama BCA terletak pada struktur pendanaan
yang sebagian besar merupakan rekening dana transaksional
giro dan tabungan (Current Accounts and Savings Accounts
CASA) yang stabil dan berbiaya bunga rendah. Dana CASA
tetap merupakan porsi terbesar terhadap dana pihak ketiga
Bank yang pada akhirnya memberi keunggulan kompetitif
bagi BCA dalam penyaluran kredit, terutama dalam
penentuan suku bunga kredit.
Dengan memanfaatkan solidnya posisi likuiditas Bank,
BCA mampu menyalurkan kredit yang berkualitas. BCA
memprioritaskan penyaluran kredit kepada para nasabah
dengan rekam jejak yang baik guna semakin meningkatkan

35
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

peran Bank sebagai mitra bisnis yang terpercaya dan


dapat diandalkan. BCA berupaya melakukan penyaluran
kredit di semua segmen sejalan dengan kebutuhan kredit
yang riil dan sehat. Pada paruh kedua tahun 2015, BCA
melihat permintaan kredit dari sektor korporasi mengalami
peningkatan cukup signifikan seiring dengan lebih aktifnya
kegiatan usaha terutama menjelang akhir tahun. Permintaan
kredit korporasi yang lebih tinggi juga disebabkan adanya
pengalihan fasilitas kredit dalam valuta asing dari beberapa
bank lain ke fasilitas kredit BCA dalam mata uang Rupiah.
Hal ini dilakukan oleh nasabah-nasabah korporasi untuk
meminimalisasi risiko nilai tukar yang berfluktuasi. Adanya
kebijakan Pemerintah yang mewajibkan semua transaksi
di Indonesia untuk menggunakan mata uang Rupiah juga
turut meningkatkan permintaan akan fasilitas kredit dalam
Rupiah.
Di segmen kredit konsumer, BCA berupaya menangkap
peluang pasar pembiayaan rumah dan kendaraan bermotor
melalui produk kredit pemilikan rumah dan kredit kendaraan
bermotor dengan tingkat suku bunga yang kompetitif.
Pemberian pinjaman dilakukan dengan mempertahankan
prinsip kehati-hatian untuk memastikan bahwa kualitas
portofolio kredit konsumer tetap tinggi.
Peluang penyaluran kredit dilakukan dengan memperhatikan
risk appetite dan diversifikasi portofolio pada berbagai
sektor industri dan segmen kredit. Total portofolio kredit
BCA meningkat 11,9% di tahun 2015, yang berasal dari
pertumbuhan portofolio kredit korporasi sebesar 17,2%, kredit
komersial & UKM sebesar 8,8% dan kredit konsumer sebesar
8,9%. Kualitas aset BCA dapat terjaga dengan baik, dimana
rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loans - NPL) Bank
tercatat sebesar 0,7%, jauh di bawah ketentuan maksimum
yang diatur oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5% dan di
bawah rata-rata sektor perbankan Indonesia yang sebesar
2,5%. Meskipun demikian, dalam jangka pendek, kami tetap
mewaspadai potensi peningkatan kredit bermasalah hingga
roda perekonomian Indonesia pulih kembali.
Dalam beberapa tahun terakhir BCA telah berinvestasi
dan mengembangkan bisnis anak-anak usahanya. Di
samping BCA Finance, yang telah dikenal luas dalam
bisnis pembiayaan kendaraan roda empat, saat ini BCA
telah memiliki anak-anak usaha yang bergerak di bisnis
pembiayaan kendaraan bermotor roda dua; bisnis asuransi
umum; bisnis asuransi jiwa; layanan perbankan Syariah;
layanan remittance; dan sekuritas. Bisnis melalui anak-anak
usaha tersebut ditujukan untuk melengkapi lini bisnis inti
BCA, serta memberikan solusi keuangan menyeluruh bagi

36
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

para nasabah, yang pada gilirannya akan memperluas bisnis


perbankan BCA. Kami juga berharap sinergi dengan anak
usaha Bank akan mendorong peningkatan fee-based income.
Dewan Komisaris melihat bahwa perkembangan ruang
lingkup dan kinerja anak usaha yang stabil berjalan sesuai
dengan rencana strategis BCA.
Kami melaporkan bahwa pada tahun 2015 berbagai
program kerja serta inisiatif jangka pendek dan jangka
panjang yang dijalankan oleh Direksi, telah mendukung BCA
dalam mempertahankan kualitas kredit dan kinerja usaha
yang solid, serta mendorong pertumbuhan Laba Bersih
sebesar 9,3% menjadi Rp 18,0 triliun. Rasio kecukupan
modal (Capital Adequacy Ratio CAR) tercatat sebesar 18,7%
dan rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio
LFR) tercatat sebesar 81,1% pada akhir tahun 2015, berada
dalam kisaran target yang sehat. Sementara itu tingkat
pengembalian atas aset (Return on Assets ROA) tercatat
sebesar 3,8% dan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return
on Equity ROE) sebesar 21,9% disertai dengan rasio NPL
yang terkendali sebesar 0,7%.
PENINGKATAN TATA KELOLA PERUSAHAAN SECARA
BERKESINAMBUNGAN
Dewan Komisaris senantiasa memantau terselenggaranya
prinsip dan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(Good Corporate Governance GCG) pada seluruh jenjang
organisasi dengan mengevaluasi hasil self-assessment GCG
dan mendorong penyempurnaan praktik-praktik GCG yang
mengacu kepada peraturan yang berlaku serta international
best practices. Prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran, menjadi
pedoman utama dalam pengelolaan bisnis Bank. BCA
percaya bahwa penerapan praktik-praktik GCG merupakan
aset penting dalam menciptakan budaya organisasi yang
kokoh dan unggul guna meraih pertumbuhan bisnis yang
berkelanjutan serta mampu memberikan nilai tambah bagi
nasabah.
Di tahun 2015, sejalan dengan peraturan Otoritas Jasa
Keuangan, BCA telah membentuk Komite Tata Kelola
Terintegrasi yang membantu Dewan Komisaris dalam
mengevaluasi penerapan Tata Kelola Perusahaan antara
lain melalui penilaian kecukupan pengendalian internal dan
pelaksanaan fungsi kepatuhan di BCA maupun anak-anak
usaha Bank secara terintegrasi.
Komite Tata Kelola Terintegrasi memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris dalam penyempurnaan
pedoman tata kelola perusahaan terintegrasi. BCA terus

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

menyempurnakan tugas dan tanggung jawab satuan kerja


terkait dalam penerapan tata kelola perusahaan, audit dan
manajemen risiko yang terintegrasi. Keselarasan tata kelola
antara BCA dan anak-anak usahanya menjadi semakin
penting sejalan dengan berkembangnya bisnis anak-anak
usaha Bank. Penerapan manajemen risiko dan pengendalian
internal yang efektif berperan penting dalam memitigasi
dampak negatif yang dapat timbul dari berbagai macam
risiko yang dihadapi setiap anak usaha.
BCA secara berkala melakukan self-assessment terhadap
pelaksanaan GCG sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.
Self-assessment tersebut dimaksudkan untuk menjaga
dan meningkatkan kualitas penerapan GCG di BCA.
Kami melaporkan bahwa hasil self-assessment terhadap
pelaksanaan GCG di BCA pada tahun 2015 menghasilkan
peringkat komposit dengan predikat Sangat Baik.
Sementara itu, hasil self-assessment pelaksanaan tata
kelola terintegrasi juga menghasilkan peringkat Sangat
Baik. Komitmen pelaksanaan GCG tercermin dari berbagai
penghargaan yang diterima Bank, antara lain, dari Indonesian
Institute for Corporate Directorship (IICG) dan majalah
SWA sebagai Perusahaan Indonesia Sangat Terpercaya,
serta penghargaan dari Finance Asia sebagai salah satu
perusahaan yang memiliki tata kelola perusahaan terbaik di
Indonesia. Dewan Komisaris meyakini bahwa BCA memiliki
struktur tata kelola perusahaan yang kokoh dan efektif
dalam mendukung perkembangan bisnis Bank dan anakanak usaha.
PERUBAHAN KOMPOSISI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris BCA terdiri dari lima anggota dengan
tiga diantaranya adalah Komisaris Independen. Dengan
pengetahuan, pengalaman dan latar belakang yang berbedabeda, para anggota Dewan Komisaris saling melengkapi dan
membentuk tim yang solid dan efektif dalam menjalankan
fungsi pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan oleh
Direksi. Dalam menjalankan tugasnya, sepanjang tahun
2015 Dewan Komisaris mengadakan 47 kali rapat dan 13
kali rapat gabungan dengan Direksi.
Kami menyampaikan bahwa pada tahun 2015 tidak terdapat
perubahan komposisi dalam keanggotaan Dewan Komisaris.
PENILAIAN KINERJA KOMITE-KOMITE DI BAWAH DEWAN
KOMISARIS
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan
Komisaris didukung oleh Komite Audit, Komite Pemantau
Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, serta Komite Tata

Data Perusahaan

Kelola Terintegrasi. Komite-komite tersebut bekerja dengan


menjunjung standar kompetensi dan kualitas terbaik.
Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam rangka
mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi
pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan laporan
keuangan, sistem pengendalian internal, pelaksanaan
fungsi audit internal dan eksternal, implementasi GCG
serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Sepanjang tahun 2015, Komite Audit telah
menyelenggarakan 20 kali rapat, 8 kali bertemu dengan Divisi
Audit, dan mengkaji 179 laporan audit internal. Sementara
itu Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan 10 kali
rapat untuk memastikan bahwa kerangka kerja manajemen
risiko telah memberikan perlindungan yang memadai
terhadap seluruh risiko yang dihadapi BCA; sedangkan
Komite Remunerasi dan Nominasi telah menyelenggarakan
4 kali rapat. Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki
peran penting dalam melakukan evaluasi kebijakan
remunerasi Dewan Komisaris, Direksi, pejabat eksekutif,
dan karyawan BCA secara keseluruhan. Pada tahun 2015,
Komite Tata Kelola Terintegrasi menyelenggarakan 2
kali rapat untuk memastikan penerapan GCG di BCA dan
anak-anak usaha berjalan dengan baik. Dewan Komisaris
menghargai dukungan dan upaya dari ke empat komite
tersebut, sehingga Dewan Komisaris dapat melakukan
fungsi pengawasan secara efektif terhadap seluruh area
bisnis yang dijalankan oleh BCA dan anak-anak usaha.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Kami menyadari bahwa keberhasilan BCA dalam
mengembangkan bisnis, tidaklah terlepas dari dukungan
dan hubungan yang harmonis dengan masyarakat. Untuk itu,
BCA secara aktif memberi kontribusi terhadap masyarakat
melalui aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility CSR). Program CSR BCA
diarahkan pada bidang pendidikan, kesehatan, olah raga,
serta pelestarian budaya dan lingkungan. Untuk memastikan
efektivitas pelaksanaan program CSR, BCA secara aktif
bekerja sama dengan institusi-institusi terkemuka termasuk
WWF, UNICEF, berbagai universitas serta Palang Merah
Indonesia.
Salah satu program yang aktif dijalankan oleh BCA dalam
beberapa tahun ini adalah pelestarian wayang sebagai
warisan budaya Indonesia. BCA bekerja sama dengan
organisasi-organisasi pelestarian budaya wayang dalam
menyelenggarakan berbagai kegiatan dengan tema BCA
untuk Wayang Indonesia. Tayangan mengenai wayang di

37
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

kiri ke kanan
berdiri :
Sigit Pramono
Komisaris Independen

duduk :
Raden Pardede
Komisaris Independen

Dewan Komisaris
38
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Cyrillus Harinowo
Komisaris Independen

Djohan Emir Setijoso


Presiden Komisaris

Tonny Kusnadi
Komisaris

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

salah satu televisi nasional Indonesia yang disponsori oleh


BCA telah menemani masyarakat setiap minggunya sejak 3
tahun yang lalu.

lainnya akan terus dijalankan di tahun 2016. Dewan


Komisaris akan senantiasa mendukung fungsi intermediasi
Bank dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.

Melanjutkan program pada tahun sebelumnya, BCA kembali


menjadi sponsor utama dalam penyelenggaraan BCA
Indonesian Open 2015, turnamen bulutangkis internasional
yang masuk kategori Superseries Premier. Hal ini merupakan
komitmen BCA untuk turut mengembangkan bulu tangkis
sebagai salah satu cabang olah raga andalan di Indonesia.

Secara keseluruhan, Dewan Komisaris menilai bahwa


rencana kerja Bank ke depan yang disusun oleh Direksi
telah mempertimbangkan berbagai peluang bisnis sekaligus
risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank. Kami berkeyakinan
bahwa prospek usaha dan rencana kerja strategis Bank
akan mengantar BCA untuk menjadi lebih kuat dan lebih
kompetitif di masa-masa mendatang.

Di tahun-tahun mendatang, BCA akan terus melaksanakan


program CSR sebagai komitmen Bank untuk tumbuh
berkembang bersama masyarakat.
PANDANGAN ATAS PROSPEK USAHA YANG DISUSUN
DIREKSI
Kami melihat bahwa tantangan yang dihadapi perekonomian
Indonesia masih akan berlanjut pada tahun 2016 sejalan
dengan masih belum adanya tanda-tanda pemulihan
perekonomian global. Namun demikian, kami tetap optimis
bahwa Indonesia memiliki modal yang memadai dalam
menghadapi berbagai tantangan global. Berbagai program
dan kebijakan Pemerintah dan regulator untuk mengatasi
berbagai hambatan struktural menjadi salah satu modal
dasar bagi perekonomian nasional menjadi lebih berdaya
saing.
Dewan Komisaris menilai bahwa langkah Direksi untuk tetap
optimis sekaligus hati-hati dalam menyongsong tahun 2016
merupakan langkah yang tepat. Kami juga menghargai
berbagai upaya Direksi dalam meningkatkan investasi
infrastruktur perbankan, khususnya untuk perbankan
elektronik dan digital banking, dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia serta dalam mengembangkan
platform bisnis anak-anak usaha. Penyempurnaan sistem
GCG, manajemen risiko dan berbagai prosedur internal

APRESIASI KEPADA PEMANGKU KEPENTINGAN


Atas nama Dewan Komisaris, saya ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pemegang saham, nasabah,
mitra bisnis, karyawan dan seluruh pemangku kepentingan.
Keberhasilan yang dicapai oleh BCA pada tahun 2015 tidak
mungkin terwujud tanpa dukungan yang berkesinambungan
dari berbagai pihak tersebut. Dewan Komisaris menghargai
kerja keras dan pengelolaan perusahaan yang efektif
dari Dewan Direksi sehingga dapat mempertahankan
stabilitas dan kinerja keuangan yang kuat sepanjang tahun
2015. Dewan Komisaris juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh anak usaha atas peran penting mereka
dalam keberhasilan Bank dan kontribusi mereka terhadap
pengembangan BCA secara keseluruhan.
Kami berterima kasih kepada regulator, Otoritas Jasa
Keuangan dan Bank Indonesia, atas arahan dan dukungan
yang telah diberikan kepada BCA dan industri perbankan
Indonesia.
Kami yakin bahwa dengan komitmen tanpa henti dari
semua pemangku kepentingan, BCA mampu meningkatkan
kinerjanya serta terus memberikan nilai tambah dan manfaat
bagi nasabah dan pemegang saham, serta masyarakat
Indonesia.

Jakarta, Maret 2016


Atas nama Dewan Komisaris,

Djohan Emir Setijoso


Presiden Komisaris

39
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Jahja Setiaatmadja
Presiden Direktur

40
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Laporan Direksi
BCA membukukan kinerja usaha positif yang diraih melalui
langkah proaktif dalam mengelola portofolio kredit, menjaga
kualitas kredit, mendukung kebutuhan keuangan para nasabah
berkualitas, meningkatkan kapabilitas perbankan transaksi, dan terus
mengembangkan bisnis anak-anak usaha.

Para Pemegang Saham dan Nasabah yang kami hormati,


Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi

Melemahnya perekonomian beberapa negara yang memiliki

perekonomian dan industri perbankan Indonesia. Meskipun

Produk Domestik Bruto (PDB) nominal berskala besar telah

demikian, kami melaporkan bahwa di sepanjang tahun

memberikan tekanan terhadap aktivitas ekspor Indonesia.

ini BCA berhasil mempertahankan soliditas di perbankan

Pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan kawasan Eropa

nasional serta mampu memanfaatkan berbagai peluang

yang berjalan lambat, disertai dengan masih rendahnya

bisnis yang ada.

pertumbuhan ekonomi, telah menyebabkan ketidakpastian


perekonomian global meskipun berbagai program stimulus

Perkembangan positif BCA tersebut diraih dengan tetap

ekonomi telah diterapkan. Selanjutnya, perekonomian

fokus dalam memberikan layanan yang konsisten kepada

Tiongkok, yang secara umum merupakan pendorong

para nasabah, memperkuat franchise perbankan transaksi

perekonomian Asia, menghadapi perlambatan ekonomi

serta secara proaktif memelihara kualitas kredit.

secara struktural. Perekonomian Tiongkok yang tumbuh dua


digit dalam satu dekade sebelumnya, melambat signifikan

BCA mengedepankan pendekatan bisnis yang berhati-

hingga di bawah 7% pada tahun 2015.

hati di tengah ketidakpastian lingkungan usaha dan


mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengelola

Perlambatan perekonomian Tiongkok, salah satu pengguna

dan meminimalisasi eksposur risiko. Menutup tahun 2015,

terbesar komoditas sumber daya alam di dunia, telah

kami membukukan pertumbuhan kredit yang positif di

memberikan dampak negatif pada harga komoditas global.

semua segmen kredit dengan rasio kredit bermasalah

Harga komoditas ekspor Indonesia, termasuk kelapa sawit,

(Non Performing Loans NPL) yang rendah serta tetap

batu bara, minyak mentah, gas alam, nikel dan tembaga,

mampu menjaga posisi likuiditas dan permodalan yang

berada atau mendekati level terendah dalam beberapa

kokoh.

tahun terakhir. Selain itu, ketidakstabilan arus modal global


telah berdampak cukup besar pada kondisi makro-ekonomi

TINJAUAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Indonesia, terutama pada volatilitas nilai tukar Rupiah

Perlambatan perputaran roda ekonomi Indonesia masih

maupun tingkat suku bunga di Indonesia.

berlanjut pada tahun 2015, dipengaruhi oleh pelemahan


perekonomian global dan berbagai tantangan makro di dalam

Dari tahun 2008 sampai 2012, arus modal global telah

negeri. Di tahun 2015 Indonesia mencatat pertumbuhan

menguntungkan negara-negara berkembang, termasuk

ekonomi sebesar 4,8%, melambat dari tahun 2014 dan telah

Indonesia, sejalan dengan stimulus yang dilaksanakan oleh

berada di bawah 6% dalam 3 tahun terakhir.

Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) dalam upaya untuk


memacu pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Arus modal

41
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

global tersebut turut mendukung perekonomian Indonesia

panjang. Berbagai program kerja serta serangkaian paket

serta berperan sebagai salah satu penyeimbang dampak

kebijakan ekonomi dan peraturan baru diterapkan dalam

negatif dari fluktuasi harga-harga komoditas pada periode

upaya untuk menggerakkan perekonomian Indonesia. Paket-

tersebut. Namun demikian, pada tahun 2013, pergerakan

paket ekonomi ini difokuskan untuk memperbaharui program

modal global yang mengalir ke pasar negara berkembang

subsidi BBM, program pembangunan infrastruktur strategis,

mulai berfluktuasi sejalan dengan antisipasi pasar atas

pelayanan investasi satu atap, kebijakan satu peta untuk

rencana the Fed untuk menormalisasi suku bunga. Pada

pembenahan status pertanahan dan hutan, pembentukan

Desember 2015, the Fed mulai menaikkan suku bunga

kawasan ekonomi khusus, serta berbagai program stimulus

acuan jangka pendek sebesar 25 bps setelah cukup lama

untuk segmen Usaha Kecil & Menengah (UKM). Selaras

berada pada tingkat yang sangat rendah. Tekanan semakin

dengan perubahan kebijakan Pemerintah, Otoritas Jasa

bertambah ketika otoritas moneter Tiongkok tanpa diduga

Keuangan meninjau rencana kerja dan anggaran bank, dan

melakukan devaluasi mata uang Yuan, sehingga memicu

melakukan diskusi secara proaktif dengan sektor perbankan

terjadinya gejolak di pasar keuangan Indonesia maupun

guna menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis

global.

dan risiko. Bank Indonesia melakukan pengawasan terhadap


situasi ekonomi makro secara hati-hati di sepanjang tahun

Selama tahun 2015, ketidakstabilan arus modal global ke

2015 serta mempertahankan tingkat suku bunga acuan

Indonesia memberikan tekanan pada nilai tukar Rupiah

untuk meredam ketidakpastian arus modal global dan

dan menyebabkan stagnasi realisasi penanaman modal di

mengarahkan defisit transaksi berjalan pada level yang

Indonesia. Situasi arus modal ini diperburuk oleh masalah

rendah. Di sisi lain, Bank Indonesia juga menurunkan

struktural pergeseran transaksi berjalan dari kondisi surplus

batasan giro wajib minimum bank untuk mendukung posisi

menjadi defisit secara material, yang terlihat pertama

likuiditas bank. Langkah-langkah prudent ini dilakukan oleh

kali pada tahun 2012, sebagai akibat dari pelemahan

Pemerintah beserta regulator keuangan dalam mengarahkan

ekspor komoditas-komoditas unggulan serta tingginya

agar Indonesia terhindar dari krisis ekonomi dan keuangan,

ketergantungan perekonomian nasional terhadap barang

serta sebagai upaya dalam membangun struktur ekonomi

impor dan penggunaan jasa luar negeri. Defisit transaksi

yang stabil.

berjalan menambah tekanan pada nilai tukar Rupiah. Mata


uang Rupiah terdepresiasi sebesar 10,2% pada tahun 2015

Secara keseluruhan, BCA melihat perekonomian Indonesia

dan secara total terdepresiasi 29,0% sejak akhir tahun 2012.

telah mengalami penyesuaian-penyesuaian struktural yang


tidak mudah pada tahun 2014-2015. Kami percaya bahwa

Di sektor Pemerintah, realisasi belanja negara tahun 2015

kebijakan Pemerintah dapat mengatasi berbagai tantangan

lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Setelah

tersebut dan kami tetap optimis terhadap prospek jangka

pemilihan umum nasional pada semester kedua 2014, kabinet

panjang perekonomian Indonesia. Sumber daya manusia

kerja Joko Widodo memerlukan waktu untuk menyelesaikan

dengan populasi usia produktif yang besar, kekayaan sumber

perencanaan anggaran, menerapkan konsolidasi dengan

daya alam, pertumbuhan kelas menengah, stabilitas sistem

Dewan Perwakilan Rakyat dan mendorong realisasi anggaran

politik dan berbagai program kerja dan upaya Pemerintah

belanja negara. Secara keseluruhan, isu-isu ekonomi dan

merupakan daya tarik investasi Indonesia.

politik dalam negeri serta faktor-faktor ekonomi makro telah


menciptakan lingkungan ekonomi yang kurang kondusif

KINERJA BCA 2015: FOKUS PADA KUALITAS

yang menyebabkan pelemahan daya beli dan belanja

Perlambatan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga

domestik, hingga akhirnya membatasi pertumbuhan PDB

yang diiringi dengan ketatnya kompetisi serta peningkatan

Indonesia.

kredit bermasalah, telah memberi pengaruh terhadap


industri perbankan Indonesia di tahun 2015. Di tengah

Dalam menanggapi situasi ekonomi yang terjadi, Pemerintah

berbagai tantangan industri perbankan, BCA kembali

Indonesia mengambil langkah-langkah strategis untuk

berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu

mendukung perekonomian Indonesia dan mengembangkan

bank terkemuka di Indonesia, membukukan kinerja usaha

landasan yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi jangka

yang positif dan senantiasa memberikan nilai tambah

42
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

bagi para pemegang saham. Hasil tersebut diraih melalui

kendaran bermotor dengan tingkat suku bunga yang atraktif

pelaksanaan berbagai program kerja yang bertujuan untuk

untuk mendorong pertumbuhan kredit konsumer Bank,

menjaga kualitas kredit, mendukung kebutuhan kredit para

disamping tetap menjaga kebijakan manajemen risiko

nasabah berkualitas, meningkatkan kapabilitas BCA di

yang ketat. Langkah terukur ini dijalankan setelah meyakini

bidang perbankan transaksi, dan terus mengembangkan

terjaganya kualitas kredit di segmen konsumer, dimana

bisnis anak-anak usaha.

rasio kredit bermasalah tetap stabil dan berada pada level


yang rendah. Kredit komersial & UKM tumbuh moderat pada

Penyaluran Kredit Secara Hati-hati

tahun 2015, dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Indonesia.

Meskipun masih dalam kisaran yang terkendali, kualitas

Pencegahan terjadinya penurunan kualitas kredit segmen

kredit sektor perbankan secara keseluruhan mengalami

kredit komersial merupakan fokus utama BCA baik dari sisi

tekanan pada tahun 2015, terutama di sektor komoditas

unit bisnis maupun unit risiko.

pertambangan serta sektor-sektor yang terkait. Guna


mengantisipasi penurunan kualitas kredit, serta berdasarkan

BCA melakukan pengawasan secara intensif terhadap

revisi pedoman restrukturisasi yang dikeluarkan oleh

keseluruhan portofolio kredit dan mengambil langkah-

Otoritas Jasa Keuangan, sektor perbankan Indonesia secara

langkah proaktif untuk menangani masalah yang mungkin

proaktif melakukan restrukturisasi kredit dan meningkatkan

timbul apabila terdapat indikasi penurunan kualitas kredit.

pencadangan untuk kredit bermasalah.

Sistem peringatan dini (early warning system) secara


berkala terus diperkuat agar dapat mengidentifikasi adanya

BCA menerapkan pendekatan yang berhati-hati dalam

penurunan kualitas kredit, sehingga BCA dapat mengambil

penyaluran kredit melalui penerapan kebijakan manajemen

langkah antisipasi apabila diperlukan. Restrukturisasi kredit

risiko kredit yang prudent guna menjaga kualitas kredit dan

secara dini diterapkan sebagai langkah preventif terhadap

meminimalkan peningkatan kredit bermasalah. Aktivitas

kredit-kredit yang berpotensi memiliki masalah namun

penyaluran kredit terutama diarahkan untuk memenuhi

masih memiliki prospek pemulihan kualitas.

permintaan kredit yang riil dan sehat dari nasabah berkualitas


yang memiliki rekam jejak di semua segmen kredit.

Portofolio kredit BCA tercatat sebesar Rp 387,6 triliun


pada tahun 2015, tumbuh 11,9%, terutama ditopang oleh

Segmen korporasi masih memegang peran penting dalam

penyaluran kredit di segmen korporasi pada semester kedua

mendorong pertumbuhan portofolio kredit Bank di tahun

2015. Secara keseluruhan, sampai dengan akhir tahun 2015,

2015. Pada semester pertama terdapat pelunasan kredit

kualitas kredit Bank dapat terjaga dengan baik, dimana rasio

yang cukup besar oleh sejumlah nasabah korporasi sejalan

NPL BCA tercatat sebesar 0,7%, di bawah rata-rata industri

dengan perlambatan aktivitas usaha. Namun, pada semester

perbankan sebesar 2,5%. Secara umum, kami menyadari

kedua, permintaan kredit di sektor korporasi mengalami

bahwa kredit bermasalah merupakan lagging indicator, dan

peningkatan lebih besar seiring mulai lebih aktifnya kegiatan

masih memiliki kemungkinan akan meningkat dalam waktu

usaha yang ditandai dengan tingkat konsumsi domestik

dekat sehingga berpotensi memberikan tekanan terhadap

yang lebih tinggi menjelang akhir tahun. Selain itu, dengan

kinerja Bank. Namun demikian peningkatan tersebut

mempertimbangkan risiko nilai tukar valuta asing yang lebih

diperkirakan masih dalam tingkat yang terkendali sesuai risk

tinggi, nasabah korporasi berusaha untuk meminimalisasi

appetite Bank.

eksposur dalam mata uang asing dengan mengkonversi


pinjaman mata uang asing dari bank lain ke fasilitas kredit

Pengembangan Franchise Perbankan Transaksi

BCA dalam mata uang Rupiah. Peraturan Pemerintah yang

Perbankan transaksi merupakan pusat dari semua aktivitas

mewajibkan penggunaan Rupiah untuk transaksi di wilayah

bisnis BCA. Kami terus memperkuat jaringan dan menjaga

Indonesia turut berperan terhadap peningkatan kebutuhan

reputasi sebagai salah satu bank transaksi yang terkemuka

modal kerja dalam mata uang Rupiah.

di Indonesia. Kenyamanan, keamanan dan keandalan sistem


perbankan transaksi BCA merupakan modal utama dalam

Pada segmen kredit konsumer, di tahun 2015 BCA

menjaga kepercayaan nasabah.

menawarkan produk kredit pemilikan rumah dan kredit

43
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

kiri ke kanan
berdiri :
Rudy Susanto
Direktur

duduk :
Armand Wahyudi Hartono
Direktur

Direksi
44
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Subur Tan
Direktur

Eugene Keith Galbraith


Wakil Presiden Direktur

Dhalia Mansor Ariotedjo


Direktur

Tata Kelola Perusahaan

berdiri :
Henry Koenaifi
Direktur

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

duduk :
Erwan Yuris Ang
Direktur Independen

Suwignyo Budiman
Direktur

Jahja Setiaatmadja
Presiden Direktur

Anthony Brent Elam


Direktur

45
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

BCA terus meningkatkan kemampuan jaringan multi-channel

terukur yang didesain untuk menciptakan keseimbangan

Bank dengan melakukan pengembangan yang cepat pada

antara manfaat jangka panjang dengan biaya investasi yang

platform perbankan elektronik. Dalam beberapa tahun

dikeluarkan.

terakhir, Bank mengarahkan nasabah untuk meningkatkan


penggunaan solusi internet banking dan mobile banking

Keunggulan

di

bidang

perbankan

transaksi

telah

sebagai channel transaksi yang lebih nyaman dan mudah

memungkinkan BCA untuk memiliki sumber dana inti yang

digunakan, dibandingkan jaringan kantor cabang maupun

berkelanjutan, berupa dana rekening transaksi yaitu dana giro

ATM. Upaya ini menunjukkan hasil yang positif di mana

dan tabungan (Current Accounts and Saving Accounts - CASA).

peningkatan volume transaksi di internet banking dan

Meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, BCA

mobile banking lebih cepat dibandingkan pertumbuhan

mampu meningkatkan saldo CASA secara keseluruhan

volume transaksi kantor cabang dan ATM. Perkembangan

sebesar 7,1% menjadi Rp 360,3 triliun. CASA tetap menjadi

teknologi internet dan telekomunikasi yang sangat pesat

kontributor utama basis pendanaan BCA dimana porsi

serta adaptasi masyarakat Indonesia yang cukup tinggi

CASA mencapai 76,1% dari total dana pihak ketiga. Kami

telah menjadi katalis keberhasilan BCA dalam area tersebut.

melaporkan bahwa layanan perbankan transaksi BCA

Kinerja mobile banking semakin terlihat solid dalam beberapa

tetap kokoh, sebagaimana tercermin pada pertumbuhan

tahun terakhir setelah BCA melakukan integrasi internet

pendanaan CASA yang stabil dan berkelanjutan di sepanjang

banking KlikBCA dan mobile banking m-BCA melalui mobile

tahun 2015.

app dengan branding BCA Mobile. Perkembangan ini sejalan


dengan upaya BCA untuk meningkatkan efisiensi operasional

Pengembangan Bisnis Anak-anak Usaha

dimana struktur biaya internet dan mobile banking jauh lebih

Keunggulan BCA dalam layanan perbankan transaksi telah

rendah dibandingkan kantor cabang maupun ATM.

menghasilkan basis nasabah yang luas. Hal ini menjadi


landasan kuat bagi perkembangan bisnis inti Bank,

Sementara itu, jaringan kantor cabang dan ATM tetap

sekaligus menjadi peluang untuk mengembangkan produk

memiliki peranan penting, dimana jumlah nilai transaksi

dan layanan keuangan baru melalui anak-anak usaha Bank.

melalui jaringan tersebut masih signifikan. BCA senantiasa

Di samping BCA Finance, entitas anak yang bergerak di

berupaya meningkatkan kualitas layanan serta memperluas

bidang pembiayaan kendaraan bermotor roda empat,

jangkauan di dua jaringan tradisional ini. Saat ini BCA

dan BCA Finance Ltd., entitas anak di bidang remittance

mengoperasikan 1.182 kantor cabang dan 17.081 ATM di

yang telah beroperasi lebih dari 15 tahun, BCA melakukan

seluruh Indonesia, masing-masing meningkat sebesar 25,5%

investasi pada beberapa anak-anak usaha yang relatif baru,

dan 99,1% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

sebagai upaya untuk memberikan layanan keuangan yang


lebih beragam. Anak-anak usaha baru tersebut bergerak di

Kedepannya, kami melihat bahwa pendekatan layanan multi-

bidang asuransi umum, asuransi jiwa, sekuritas, perbankan

channel yang didukung jaringan kantor cabang tradisional

Syariah dan pembiayaan kendaraan bermotor roda dua.

dan diperkuat oleh layanan perbankan digital akan menjadi


tren utama di sektor perbankan. BCA memahami bahwa

Secara keseluruhan, perkembangan anak-anak usaha

pengembangan kapabilitas dan kapasitas infrastruktur

BCA memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja

teknologi informasi merupakan fondasi penting untuk

bisnis Bank. BCA Finance telah bertumbuh menjadi salah

transisi perbankan elektronik BCA ke tahap selanjutnya.

satu perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor roda

BCA berupaya secara aktif memanfaatkan perkembangan

empat terbesar di Indonesia, dan memberikan kontribusi

tren perbankan digital dan teknologi yang sangat dinamis di

yang signifikan terhadap profitabilitas BCA. Entitas anak

sepanjang tahun. Pada tahun 2015, beberapa inisiatif baru

BCA Syariah telah membukukan kinerja yang baik dan

di layanan perbankan elektronik telah diluncurkan, antara

mulai masuk dalam kategori bank syariah BUKU II dengan

lain Sakuku suatu produk uang elektronik berbasis server,

modal diatas Rp 1 triliun pada tahun 2015. CS Finance yang

serta Laku dan Duitt yang merupakan layanan perbankan

bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor roda

nirkantor untuk ekstensifikasi di luar basis nasabah yang

dua juga menunjukkan kinerja bisnis yang positif dan terus

ada. Berbagai investasi jaringan perbankan dilakukan secara

membangun sistem pendukung dan kapasitas manajemen

46
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

risiko. BCA Sekuritas terus memperkuat landasan bisnis di

Ditopang oleh pertumbuhan kredit dan penurunan cost of

bidang sekuritas melalui bisnis underwriting dan brokerage.

funds, pendapatan bunga bersih BCA tumbuh cukup baik

Entitas anak di bidang asuransi umum, BCA Insurance,

pada level 12,0% menjadi Rp 35,9 triliun pada tahun 2015.

mencatat kemajuan yang berarti melalui peningkatan

Sementara itu, BCA berupaya meningkatkan pendapatan

pendapatan premi dan pengembangan sinergi usaha

operasional selain bunga baik dari provisi dan komisi

dengan produk kredit pemilikan rumah dan kredit kendaraan

(fee-based income) perbankan transaksi maupun dari

bermotor BCA. BCA Life, yang mulai beroperasi pada triwulan

aktivitas tresuri pada semester II 2015. Untuk menopang

keempat tahun 2014, fokus untuk membangun landasan

profitabilitas lebih lanjut, upayaupaya efisiensi terus

operasional yang solid dan memperkuat sistem pendukung

dilakukan dalam menekan kenaikan biaya operasional,

bisnis dalam pengembangan produk-produk asuransi jiwa.

namun BCA tetap berkomitmen untuk terus melakukan


berbagai investasi jaringan maupun teknologi informasi

BCA meyakini bahwa masih terdapat potensi bisnis yang

yang merupakan bagian signifikan dari keseluruhan biaya

cukup besar bagi anak-anak usaha untuk bertumbuh

operasional. Faktor pelemahan nilai tukar Rupiah juga turut

di bidang usahanya masing-masing. Di tahun-tahun

berkontribusi atas kenaikan biaya-biaya pengadaan jaringan

mendatang, BCA akan terus mendukung pertumbuhan

elektronik maupun software yang berhubungan erat dengan

bisnis dan meningkatkan sinergi bisnis antara masing-

pergerakan mata uang US Dollar. Secara keseluruhan, BCA

masing anak usaha dengan bisnis utama Bank, dengan

dapat mengendalikan rasio efisiensi biaya (cost efficiency

tetap memperhitungkan risiko-risiko yang mungkin timbul di

ratio) pada level 46,5% di tahun 2015, dibandingkan dengan

setiap bidang usaha yang dimasuki BCA.

44,2% di tahun 2014.

TANTANGAN YANG DIHADAPI PADA TAHUN 2015 SERTA

Menutup tahun 2015, BCA membukukan kredit sebesar

TARGET VS PENCAPAIAN

Rp 387,6 triliun, meningkat 11,9% berada pada kisaran target

Seperti yang telah kami sampaikan di atas, perekonomian

pertumbuhan sebesar 10%-12%. Sedangkan dana pihak

Indonesia dan industri perbankan Indonesia menghadapi

ketiga tumbuh menjadi Rp 473,7 triliun, naik sebesar 5,8%

tantangantantangan yang tidak mudah di tahun 2015.

pada tahun 2015, di bawah target kisaran pertumbuhan

Profitabilitas industri perbankan Indonesia mengalami

dana pihak ketiga yang sebesar 8%-11%. Sejalan dengan

tekanan sebagai dampak dari perlambatan pertumbuhan

melonggarnya likuiditas perbankan Indonesia dan upaya

aset produktif dan dana pihak ketiga, serta penurunan

BCA untuk menyeimbangkan profitabilitas, BCA tidak

kualitas kredit. Meskipun demikian, BCA berhasil mencatat

berkompetisi secara agresif dalam penghimpunan dana

pertumbuhan Laba Bersih sebesar 9,3% menjadi Rp 18,0

deposito, sehingga total dana pihak ketiga lebih rendah dari

triliun di tahun 2015, dan menghasilkan Return on Asset dan

anggaran awal. Secara keseluruhan, posisi keuangan BCA

Return on Equity yang lebih tinggi dari perkiraan.

terjaga dengan baik. BCA membukukan tingkat NPL yang


rendah sebesar 0,7%. Rasio Loan to Funding Ratio (LFR)

Pencapaian kinerja keuangan BCA


keberhasilan

dalam

menjaga

sejalan dengan

kualitas

kredit

dan

terjaga pada posisi yang sehat sebesar 81,1%, berada pada


kisaran bawah rasio yang direkomendasikan oleh regulator.

mempertahankan kinerja bisnis intinya pada tahun 2015.

Sementara itu, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy

Perbankan transaksi BCA kembali dapat mempertahankan

Ratio CAR) mencapai 18,7%, lebih tinggi dari persyaratan

pendanaan yang berkelanjutan dari rekening transaksional

minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, serta siap

dan memelihara likuiditas BCA secara kokoh. Hal ini

menyambut potensi revisi regulatory benchmark berdasarkan

memungkinkan BCA untuk menurunkan tingkat suku bunga

perkembangan metode perhitungan BASEL.

maksimum deposito secara bertahap pada tahun 2015,


sehingga menurunkan cost of funds.

47
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Ikhtisar Keuangan BCA (dalam miliar Rupiah)


2015

2014

Total Aset

594.373

553.156

7,5%

Kredit

387.643

346.563

11,9%

Dana Pihak Ketiga

473.666

447.906

5,8%

35.869

32.027

12,0%

Pendapatan Bunga Bersih


Pendapatan Operasional selain Bunga

12.007

9.346

28,5%

Beban Operasional

(21.714)

(18.393)

18,1%

Laba Sebelum Pajak

22.657

20.741

9,2%

Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

18.019

16.486

9,3%

731

669

9,3%

bps

EPS (dalam Rupiah)

Rasio-Rasio Keuangan Utama (tidak konsolidasi)


2015

2014

ROA

3,8%

3,9%

(10)

ROE

21,9%

25,5%

(360)

NIM

6,7%

6,5%

20

LFR

81,1%

76,8%

430

NPL

0,7%

0,6%

10

Cost Efficiency Ratio (CER)

46,5%

44,2%

230

CAR (risiko kredit, pasar dan operasional)

18,7%

16,9%

180

PENINGKATAN KUALITAS PENERAPAN TATA KELOLA

tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan

PERUSAHAAN

Kerja Manajemen Risiko dan Divisi Audit Internal untuk

BCA menyadari pentingnya Tata Kelola Perusahaan yang

memperhitungkan risiko terintegrasi.

Baik dalam mendukung kinerja bisnis serta memberi nilai


tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. Direksi dan

Kami merasa bangga bahwa upaya-upaya BCA dalam

Dewan Komisaris beserta seluruh karyawan Bank memiliki

menerapkan tata kelola perusahaan telah menciptakan

komitmen yang tinggi untuk mewujudkan sebuah organisasi

landasan yang kokoh bagi organisasi BCA untuk terus

yang transparan, akuntabel, bertanggung jawab, wajar dan

bertumbuh. Selain itu, masyarakat maupun kalangan

independen.

profesional juga memberikan apresiasi dan pengakuan atas


upaya tersebut. Hal ini tercermin dari berbagai penghargaan

BCA menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dengan

yang diterima oleh BCA diantaranya Top 10 Public Listed

mengacu pada ketentuan dan peraturan yang berlaku. Praktik

Companies dan The Best Responsibility of The Board dalam

Tata Kelola Perusahaan yang Baik terus disempurnakan

ajang The 7th IICD Corporate Governance Award.

sesuai dengan best practices, termasuk Road Map Tata Kelola


Perusahaan Indonesia yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa

PERUBAHAN KOMPOSISI ANGGOTA DIREKSI

Keuangan dan ASEAN Corporate Governance Scorecard.

Direksi BCA terdiri dari 10 anggota yang memiliki deskripsi


pekerjaan, pembidangan tugas dan tanggung jawab

Sebagai upaya untuk terus memperbaiki struktur tata kelola

masing-masing. Komunikasi dan koordinasi yang efektif

perusahaan, dengan mengacu kepada Peraturan Otoritas

terjaga baik di antara anggota Direksi dalam membahas

Jasa Keuangan, BCA sebagai salah satu konglomerasi

tanggung jawab secara individu dan strategi bisnis Bank

keuangan menerapkan struktur tata kelola perusahaan

secara keseluruhan. Dalam menjalankan tugasnya, pada

terintegrasi pada tahun 2015. Penerapan tersebut meliputi

tahun 2015 Direksi menyelenggarakan 40 rapat sebagai

pembentukan Komite Tata Kelola Terintegrasi, penyusunan

mekanisme pengambilan keputusan serta tukar pendapat

Pedomanan Tata Kelola Terintegrasi dan penyesuaian

antar anggota Direksi.

48
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Direksi melaksanakan tugasnya dalam mengimplemen-

kredit yang berlaku. Komite Pengarah Teknologi Informasi

tasikan program kerja sesuai dengan visi dan misi BCA

telah mengkaji dan membuat rekomendasi mengenai

dan dengan berpegang pada tata nilai utama perusahaan.

rencana strategis penerapan teknologi informasi sesuai

Mengacu pada tata kelola perusahaan yang telah dirancang

dengan rencana bisnis BCA. Komite Pertimbangan Kasus

secara prudent, para komite eksekutif di bawah Direksi secara

Kepegawaian telah memberikan rekomendasi kepada

proaktif memberikan kontribusi sesuai dengan bidang tugas

Direksi mengenai penyelesaian kasus-kasus pelanggaran

dan tanggung jawab masing-masing.

yang dilakukan pegawai berdasarkan fakta-fakta yang


diperoleh serta prinsip kesetaraan dan keadilan. Komite

Komposisi

Direksi

BCA

mencerminkan

keberagaman

yang baru dibentuk, Komite Manajemen Risiko Terintegrasi,

anggotanya, baik dalam hal pendidikan, pengalaman kerja

merumuskan

maupun keahlian, dan masing-masing memiliki kompetensi

terintegrasi, termasuk penyempurnaan profil risiko yang

yang diperlukan untuk mendukung peningkatan kinerja

terintegrasi.

dasar-dasar

manajemen

risiko

yang

perusahaan.
Komite-komite tersebut melaksanakan tugas dan tanggung
Kami sampaikan bahwa pada tahun 2015 tidak terdapat

jawabnya sesuai dengan kewenangan yang tertuang dalam

perubahan komposisi anggota Direksi. Profil Direksi dapat

pedoman kerja setiap komite.

dilihat pada bagian Data Perusahaan, halaman 570-573


TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

pada Laporan Tahunan ini.

Sebagai korporasi yang bertanggung jawab, BCA senantiasa


PENILAIAN KINERJA KOMITE-KOMITE DI BAWAH DIREKSI

memastikan bahwa produk dan layanan yang ditawarkan

Per 31 Desember 2015, terdapat 7 Komite Eksekutif yang

dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas. Kami merasa

membantu Direksi, yaitu Asset & Liability Committee (ALCO);

bangga bahwa BCA dapat memfasilitasi beragam kebutuhan

Komite Kebijakan Perkreditan; Komite Kredit; Komite

layanan perbankan untuk masyarakat Indonesia.

Manajemen Risiko; Komite Manajemen Risiko Terintegrasi;


Komite

Pengarah

Teknologi

Informasi;

dan

Komite

Pertimbangan Kasus Kepegawaian.

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan usaha,


BCA aktif terlibat dalam berbagai kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility CSR).

Kami melaporkan bahwa pada tahun 2015 komite-

BCA berupaya untuk memberikan kontribusi nyata kepada

komite tersebut telah menjalankan tugasnya dengan baik,

masyarakat Indonesia melalui berbagai inisiatif di bidang

memberikan opini yang bermanfaat dan obyektif kepada

pendidikan, kesehatan, serta pelestarian budaya dan

Direksi, yang pada akhirnya membantu pelaksanaan tugas

lingkungan hidup. Dalam menjalankan inisiatif tersebut, BCA

Direksi secara efektif dan sistematis.

berkolaborasi dan melibatkan institusi-institusi terkemuka


yang kompeten di bidangnya, termasuk diantaranya WWF,

Asset & Liability Committee (ALCO) menerapkan strategi

UNICEF, Palang Merah Indonesia dan beberapa universitas

terhadap aset dan liabilitas untuk menjaga posisi likuiditas

terkemuka di Indonesia.

BCA sekaligus memberikan tingkat profitabilitas yang optimal


bagi Bank dengan tingkat risiko yang terkendali. Komite

Di bidang pendidikan, beragam program dikembangkan

Manajemen Risiko telah memastikan bahwa kerangka kerja

sebagai implementasi peran aktif BCA dalam mendukung

manajemen risiko mampu memberikan perlindungan yang

pengembangan

memadai terhadap risiko yang dihadapi oleh BCA.

sebagai penerus masa depan bangsa. BCA meyakini bahwa

pendidikan

generasi

muda

Indonesia

sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan


Komite Kebijakan Perkreditan telah merekomendasikan

pembangunan suatu negara karena dengan penduduk

beberapa kebijakan perkreditan, termasuk pengaturan

yang berkualitas dan kompeten, berbagai potensi ekonomi

wewenang persetujuan kredit untuk kredit korporasi dan

dan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dapat diolah

komersial. Komite Kredit telah membantu Direksi dalam

dan dikelola dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut,

mengevaluasi aplikasi kredit sesuai dengan kebijakan

BCA menyelenggarakan berbagai program pendidikan di

49
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

bidang akuntansi dan teknologi informasi, serta program

pelestarian lingkungan. BCA telah menerima pengakuan dari

Magang Bakti BCA, dimana melalui program tersebut

pihak luar atas inisiatif ini yang berupa sertifikasi Greenship

BCA memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia

EB Platinum dari Green Building Council Indonesia.

di bidang perbankan, dengan menyediakan kesempatan


mengikuti pelatihan di dalam kelas (in-class training) maupun

Melalui berbagai program CSR di bidang-bidang yang

praktik kerja nyata (on-the-job training) bagi lulusan sekolah

menjadi sendi utama negeri ini, BCA sebagai bagian dari

menengah dari seluruh Indonesia.

bangsa Indonesia, terus memberikan kontribusi nyata bagi


masyarakat.

BCA turut aktif memfasilitasi kegiatan layanan kesehatan


masyarakat, antara lain pengembangan layanan kesehatan

TINJAUAN PROSPEK USAHA DAN STRATEGI 2016

yang terjangkau bagi masyarakat kurang mampu. Bank

Kami memperkirakan perekonomian Indonesia masih akan

menyediakan program layanan medis melalui kerja sama

melalui berbagai tantangan dan bertumbuh secara moderat

dengan beberapa lembaga yang memiliki kompetensi dan

pada tahun 2016. Ketidakpastian dan stagnasi ekonomi

kredibilitas tinggi di bidang tersebut. Pada tahun 2015, BCA

di negara-negara maju diperkirakan masih akan berlanjut

menyelenggarakan operasi katarak di berbagai daerah,

di tahun 2016. Perekonomian Tiongkok, sebagai motor

mendonasikan alat bantu operasi katarak, dan mengadakan

utama penggerak perekonomian Asia, masih akan mencari

kegiatan donor darah. Dalam rangka memperluas cakupan

keseimbangan baru. Hal ini menunjukkan bahwa perkiraan

layanan kesehatan yang berkualitas dengan biaya terjangkau,

probabilitas pemulihan harga ekspor komoditas utama

BCA bekerja sama dengan Klinik Bakti Medika yang berlokasi

Indonesia masih akan tetap kecil pada tahun 2016. Manfaat

di Mangga Dua, Jakarta Utara, setelah sebelumnya bekerja

dari pembangunan infrastruktur di Indonesia membutuhkan

sama dengan Klinik Duri Utara, Jakarta Barat.

waktu untuk dapat berfungsi sepenuhnya dan memberikan


manfaat dalam jangka menengah-panjang. Efektivitas

Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, BCA senantiasa

realisasi belanja pemerintah dan implementasi paket-paket

berperan aktif dalam upaya melestarikan dan mendukung

kebijakan Pemerintah akan menjadi katalis untuk menopang

pengembangan kebudayaan nasional. BCA secara aktif

perekonomian Indonesia dalam tahun mendatang di tengah

mempromosikan tradisi wayang, melalui program BCA

ketidakpastian ekonomi global.

untuk Wayang Indonesia. Sejak tahun 2012, sejumlah


program rutin telah dilakukan, termasuk program edukasi

Kami menyadari bahwa kondisi perekonomian akan

wayang melalui media televisi, World of Wayang (WOW);

memberikan dampak terhadap kinerja sektor perbankan

program edukasi wayang yang diperuntukan bagi siswa

Indonesia, termasuk BCA. Untuk itu, memasuki tahun 2016,

sekolah menengah pertama, Wayang for Students; Wayang

kami akan tetap mengutamakan penerapan kebijakan

Goes to Campus yang diadakan di Universitas Indonesia; dan

dan langkah yang berhati-hati. Kami tetap menyadari

Wayang Masuk Mal di Grand Indonesia, Jakarta.

bahwa potensi peningkatan kredit bermasalah pada sektor


perbankan Indonesia secara keseluruhan dapat memberikan

Program CSR BCA lainnya juga memberikan perhatian

efek berantai kepada kualitas kredit BCA, meski kredit

terhadap

bermasalah masih diperkirakan berada pada tingkat risk

kelestarian

lingkungan

hidup

dimana

BCA

terus berpartisipasi dalam program penghijauan dengan

appetite yang dapat diterima.

menanam pohon-pohon bakau di sejumlah daerah di


Indonesia. Pada tahun 2015, BCA bekerja sama dengan

Kami melihat bahwa pendapatan bunga dari sektor

WWF Indonesia untuk melakukan penanaman 18.000 pohon

perbankan masih akan mengalami tekanan seiring dengan

bakau di sembilan wilayah di Indonesia, termasuk Aceh,

perlambatan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga

Lampung, Jakarta, Bali dan Kalimantan Barat. Selain itu,

di sektor perbankan Indonesia, yang diperkirakan masih

konsep Green Building yang diterapkan pada kantor pusat

tumbuh

BCA merupakan salah satu wujud komitmen Bank dalam

sebelumnya. Untuk mempertahankan kinerja, kami akan

50
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

moderat

dibandingkan

dengan

tahun-tahun

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

terus menerapkan program-program efisiensi biaya serta

Data Perusahaan

APRESIASI KEPADA SELURUH PEMANGKU KEPENTINGAN

terus menjajaki alternatif sumber pendapatan operasional

Saya dan seluruh anggota Direksi, dan juga segenap

selain bunga.

karyawan, menyadari betapa pentingnya faktor kepercayaan


nasabah, sehingga BCA dapat mencapai kinerja yang

Kami percaya bahwa investasi yang dilakukan untuk

solid di tengah kondisi dengan berbagai ketidakpastian

memperkuat

ini. Kepercayaan dan keyakinan dari nasabah memberikan

kapabilitas

perbankan

transaksi

dan

menyempurnakan infrastruktur kredit tidak bisa berhenti,

motivasi

mengingat prospek jangka panjang industri perbankan

komitmen kami dalam menyediakan produk dan layanan

Indonesia, serta mengantisipasi meningkatnya persaingan

terbaik bagi para nasabah dan seluruh pemangku kepentingan.

kepada

BCA

untuk

tetap

mempertahankan

di era Masyarakat Ekonomi ASEAN dan evolusi digital


banking yang berkembang cepat. Pengembangan sumber

Atas nama Direksi, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih

daya manusia serta penyelarasan organisasi di seluruh unit

kepada Dewan Komisaris atas bimbingan yang konsisten

kerja dan anak-anak usaha Bank merupakan faktor penting

dan pengawasan yang penuh kehati-hatian, sehingga BCA

untuk lebih memperkuat posisi BCA sebagai bank terkemuka

dapat maju dengan pasti dan menghadapi tantangan dengan

di Indonesia.

percaya diri.
Akhirnya, saya ingin berterima kasih kepada semua pemangku
kepentingan, termasuk Otoritas Jasa Keuangan dan Bank
Indonesia, atas semua dukungan dan kepercayaan yang kami
terima sehingga memungkinkan kami untuk dapat melihat ke
depan dengan penuh optimisme.

Jakarta, Maret 2016


Atas nama Direksi,

Jahja Setiaatmadja
Presiden Direktur

51
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

52
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Kinerja keuangan BCA yang


positif diraih dengan tetap fokus
dan konsisten dalam memberikan
layanan keuangan berkualitas
bagi nasabah serta tetap
berupaya memperkuat franchise
perbankan transaksi

Data Perusahaan

Tinjauan Bisnis

54

Pendukung Bisnis

80

Tinjauan Keuangan

186

Daftar Isi

Rasio ROA

3,8

BCA mencatat pertumbuhan


Laba Bersih sebesar 9,3% menjadi
Rp 18,0 triliun pada tahun 2015
dan menghasilkan tingkat
pengembalian atas aktiva (ROA)
yang sehat

PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015

Analisa dan
Pembahasan
Manajemen
53
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Pendukung Bisnis

Tinjauan
Bisnis
55 Perbankan Cabang
62 Perbankan Korporasi
68 Perbankan Individu
76 Perbankan Tresuri dan Internasional

54
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tinjauan Keuangan

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tinjauan Bisnis

Perbankan
Cabang

Dana Pihak Ketiga

Portofolio Kredit Komersial dan UKM

(dalam miliar Rupiah)

(dalam miliar Rupiah)


244.608

228.993

111.494

107.419

2014

91.209
82.919

115.653

113.405

2015

49.387

2014

52.760

2015

Giro

Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Tabungan

Komersial

Perbankan Cabang
menjalankan peran penting
dalam memperkuat
hubungan antara BCA
dengan nasabah melalui
penyediaan layanan
transaksi perbankan
maupun penyaluran
kredit untuk para nasabah
komersial dan UKM

Deposito

55
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Cabang
BCA mengelola jaringan kantor cabang yang saling

(CRM); mesin-mesin EDC untuk melayani pembayaran

terhubung

jaringan

menggunakan kartu kredit dan debit; reader kartu pra-bayar

perbankan elektronik termasuk Automated Teller Machine

secara

online,

didukung

Flazz; serta layanan internet banking dan mobile banking.

(ATM) dan Electronic Data Capture (EDC) yang tersebar di

BCA berupaya untuk memastikan tersedianya layanan

seluruh Indonesia. Perluasan jaringan dilakukan untuk

perbankan yang nyaman, aman dan andal bagi nasabah

mengoptimalkan

kenyamanan

oleh

untuk

melalui investasi secara disiplin di bidang infrastruktur

memanfaatkan peluang usaha di daerah-daerah yang

nasabah

serta

perbankan dan jaringan elektronik. Strategi ini sejalan

menjanjikan di seluruh Indonesia. Jaringan perbankan

dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan

elektronik termasuk internet banking dan mobile banking

komunikasi serta adaptasi masyarakat kelas menengah

menjadi semakin penting dalam memfasilitasi transaksi

terhadap

nasabah sejalan dengan cepatnya adaptasi masyarakat

Indonesia.

layanan

perbankan

berbasis

teknologi

di

Indonesia terhadap teknologi informasi dan telekomunikasi


yang terkini.
Memanfaatkan jaringan cabang yang tersebar luas dan
berlokasi strategis di sentra-sentra perdagangan utama
di Indonesia, BCA berada pada posisi yang tepat dalam
menyediakan fasilitas kredit modal kerja dan investasi
guna memenuhi kebutuhan pembiayaan para nasabah di
segmen komersial dan Usaha Kecil & Menengah (UKM).
Melalui penyediaan layanan transaksi perbankan maupun
fasilitas kredit komersial dan UKM, Perbankan Cabang
memegang

peran

strategis

dalam

pengembangan

hubungan dengan para nasabah.


Perbankan Transaksi
Sebagai salah satu bank transaksi terkemuka di Indonesia,

Seiring dengan pengembangan sentra-sentra bisnis baru,

BCA mengelola lebih dari 14 juta rekening nasabah dan

BCA terus menambah kantor kas dan ATM baru untuk

memproses rata-rata 11 juta transaksi per hari. Jaringan

mendekatkan layanan kepada para nasabah yang sering

transaksi yang tersebar luas dirancang untuk memenuhi

melakukan transaksi dengan uang tunai. Di tahun 2015

berbagai kebutuhan finansial para nasabah perorangan

BCA membuka 71 kantor cabang baru, termasuk 54 kantor

dan perusahaan melalui beragam produk dan layanan yang

kas, dan menambah 387 ATM. Per 31 Desember 2015,

berkualitas.

BCA memiliki 1.182 kantor cabang yang terdiri dari 132


kantor cabang utama, 853 kantor cabang pembantu dan

Perbankan transaksi BCA didukung oleh jaringan multi-

197 kantor kas; 17.081 ATM dan ratusan ribu mesin EDC

channel yang terdiri dari jaringan cabang dan perbankan

di seluruh Indonesia. Selain itu, BCA juga memperluas

elektronik. BCA terus memperluas jaringan cabang di

cakupan layanannya dengan mengembangkan kapabilitas

berbagai wilayah perumahan terkemuka dan pusat bisnis

layanan transaksi mobile banking dan melalui kerja sama

utama di seluruh Indonesia. Guna memberikan keleluasaan

dengan jaringan toko ritel untuk membantu nasabah dalam

bagi nasabah dalam bertransaksi sehari-hari, BCA secara

bertransaksi, seperti penarikan tunai, yang dikenal sebagai

konsisten mengembangkan berbagai jaringan perbankan

layanan Tunai BCA.

elektronik berupa ATM termasuk Cash Recycling Machine

56
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

BCA berupaya menciptakan layanan bernilai tambah untuk

melalui internet banking, mobile banking dan ATM meningkat

memenuhi kebutuhan segmen nasabah yang berbeda.

signifikan dari tahun ke tahun. Di tahun 2015, nilai transaksi

Selain layanan perbankan cabang reguler, BCA juga

perbankan elektronik tertinggi berasal dari transaksi

menyediakan layanan perbankan Prioritas untuk segmen

internet banking yang mencapai Rp 5.935 triliun, meningkat

individu affluent, dan BCA Solitaire untuk segmen high net-

10,9% dari Rp 5.350 triliun pada tahun 2014. Jumlah

worth individual. Layanan Weekend Banking di beberapa

nasabah yang mengakses layanan KlikBCA Individu

pusat perbelanjaan di kota besar Indonesia ditujukan untuk

dan KlikBCA Bisnis mencapai 4,8 juta nasabah di tahun

melayani nasabah yang ingin bertransaksi di kantor cabang

2015. Nilai transaksi melalui m-BCA mencapai Rp 556

BCA di luar hari kerja. Untuk mengakomodasi kebutuhan

triliun pada tahun 2015, meningkat 14,4% dibandingkan

nasabah bisnis kecil dan menengah, BCA mengoperasikan

tahun sebelumnya. Jaringan ATM terus menjadi jaringan

BCABIZZ sebagai layanan tambahan di sentra-sentra bisnis

distribusi elektronik yang paling populer dengan frekuensi

tertentu. Kantor pusat BCA berkoordinasi dengan kantor

transaksi tertinggi sebesar 1.782 juta transaksi pada tahun

cabang dan kantor wilayah untuk mengidentifikasi dan

2015, lebih tinggi dibandingkan frekuensi transaksi tahun

melayani nasabah segmen korporasi dengan menyediakan

sebelumnya yang sebesar 1.678 juta transaksi, dimana

produk dan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan

sebagian besar merupakan transaksi terkait penarikan

pasar dengan kompleksitas tinggi.

uang tunai dan permintaan informasi rekening.

BCA melihat bahwa preferensi nasabah mulai beralih

BCA senantiasa memanfaatkan perkembangan teknologi

ke jaringan perbankan elektronik dalam beberapa tahun

informasi untuk memperkuat bisnis perbankan transaksi.

terakhir ini. Pergeseran ini telah mengurangi antrian di

Pada tahun 2015, BCA meluncurkan layanan Sakuku,

kantor cabang dan pada akhirnya dapat menekan biaya

suatu bentuk uang elektronik (server-based e-money) yang

operasional pengolahan transaksi. Jumlah transaksi

berbasis aplikasi pada smartphone. Sakuku, yang ditujukan

Jumlah Jaringan Layanan (unit)


Kantor Cabang (termasuk kantor kas)
ATM

2015

2014

1.182

1.111

17.081

16.694

2015

2014

Transaksi Melalui Jaringan Layanan Utama


Cabang
Jumlah Transaksi (dalam jutaan)

174

179

14.495

15.110

Jumlah Transaksi (dalam jutaan)

1.782

1.678

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah)

1.847

1.732

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah)


ATM

Internet Banking
Jumlah Transaksi (dalam jutaan)

1.400

1.165

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah)

5.935

5.350

Jumlah Transaksi (dalam jutaan)

591

500

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah)

556

486

Mobile Banking

57
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Cabang
bagi generasi muda, dapat digunakan untuk pembayaran
belanja online, transfer dan pembelian pulsa telepon seluler.
BCA terus mengembangkan Sakuku dan akan menambah
fitur-fiturnya pada tahun 2016. Selain Sakuku, dan untuk
lebih menjangkau kelas menengah ke bawah di Indonesia,
BCA memperkenalkan layanan branchless banking, seperti
Laku (produk tabungan tanpa biaya administrasi) dan
Duitt (uang elektronik yang menggunakan nomor telepon
seluler sebagai bukti kepemilikan) yang dapat diakses
melalui agen independen ataupun SMS.

76,1% dari keseluruhan dana pihak ketiga BCA. Dana


tabungan memberikan kontribusi 67,9% terhadap total
dana CASA dan menunjukkan pertumbuhan positif sebesar
6,8%, mencapai Rp 244,6 triliun pada akhir tahun 2015,
sedangkan dana giro meningkat 7,7% menjadi Rp 115,7
triliun pada periode yang sama.
Produk tabungan Tahapan BCA tetap menjadi pilihan utama
nasabah dan merupakan ikon perbankan transaksi BCA.
Produk Tahapan berkembang dari waktu ke waktu sesuai
dengan kebutuhan dan segmentasi nasabah, sebagai
Pemberian edukasi secara berkelanjutan kepada para

contoh yaitu Tahapan Gold yang dirancang untuk nasabah

nasabah diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan

bisnis dan Tahapan Xpresi yang ditujukan untuk pasar

efektivitas penggunaan layanan perbankan elektronik.

generasi muda. Sejalan dengan besarnya potensi penduduk

Keberadaan call center BCA menjadi bagian penting dari

usia produktif, Tahapan Xpresi bertujuan memperkenalkan

proses edukasi dan komunikasi untuk mendukung transaksi

layanan perbankan transaksi kepada generasi muda dan

internet dan mobile banking, kapan saja dan dimana saja.

menawarkan fitur-fitur yang disesuaikan dengan kebutuhan

Call center BCA dirancang untuk membantu nasabah jika

nasabah segmen ini, seperti dengan adanya beragam

mengalami kesulitan dalam melakukan transaksi atau

pilihan desain kartu ATM. Pada tahun 2015 BCA terus

memiliki pertanyaan maupun keluhan mengenai layanan

mengembangkan dan menyesuaikan fitur khusus untuk

BCA.

nasabah Tahapan Xpresi yang khusus melayani kebutuhan


dan gaya hidup kaum muda.

Pengembangan layanan cabang dan jaringan elektronik


yang berkesinambungan telah mendukung BCA dalam

Sejalan dengan perkembangan gaya hidup terkini dan

mempertahankan

transaksi

untuk mendekatkan hubungan dengan nasabah, BCA

terdepan di Indonesia. Di tengah melemahnya aktivitas

secara proaktif menjalankan pemasaran secara digital

bisnis, BCA tetap dapat menjaga pertumbuhan dana giro

(digital marketing) melalui media sosial sebagai jaringan

dan tabungan (Current Accounts and Savings Accounts

komunikasi dan edukasi alternatif yang efektif. Saat ini

- CASA) yang positif tanpa melakukan kenaikan suku

BCA telah memiliki beberapa akun media sosial yang terus

bunga. Total dana CASA tumbuh sebesar 7,1% menjadi

mendapat respon positif dari nasabah.

posisinya

sebagai

bank

Rp 360,3 triliun pada akhir tahun 2015 dan merupakan

58
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Cash Management
Melalui

Data Perusahaan

dengan perbaikan sarana infrastruktur yang tengah


transaksi

dicanangkan oleh Pemerintah, cash management BCA

perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor industri yang

cash management,

BCA

melayani

terus mengembangkan layanan pengelolaan pembayaran

melakukan transaksi dalam bentuk Business-to-Business

untuk Komunitas Transportasi sebagai salah satu bisnis

(B2B) dan Business-to-Consumer (B2C). Layanan cash

dengan potensi yang menjanjikan di Indonesia. Dengan

management ini berperan penting dalam memfasilitasi

semakin

pengelolaan dana dalam transaksi bisnis sehingga

udara untuk perjalanan, BCA menjalin kerja sama dengan

mendukung penghimpunan dana CASA.

sejumlah maskapai penerbangan untuk memberikan akses

tingginya

penggunaan

sarana

transportasi

informasi dan pelayanan pembayaran bagi agen tiket


cash

melalui penggunaan layanan internet banking, KlikBCA

management untuk meningkatkan hubungan dengan

Bisnis. Pada sektor industri pelayanan masyarakat umum,

nasabah dan memperkuat bisnis inti BCA dalam perbankan

BCA telah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara

transaksi. Layanan cash management BCA menyediakan

Jaminan

solusi pengelolaan kas yang efektif, didukung oleh

memfasilitasi pembayaran premi asuransi kesehatan BPJS

teknologi terkini, jaringan yang luas, produk yang beragam

oleh nasabah korporasi BCA untuk para karyawannya.

BCA

senantiasa

mengembangkan

layanan

Sosial

(BPJS)

Ketenagakerjaan

untuk

dan layanan yang prima. Di tahun 2015, jumlah pengguna


layanan virtual account yang merupakan salah satu

Pada tahun 2015 BCA tetap mempertahankan posisinya

fitur cash management, mengalami peningkatan secara

sebagai salah satu dari lima bank penyelesaian pembayaran

signifikan menjadi 1.700 perusahaan pada tahun 2015, dari

transaksi efek (Payment Bank) di pasar modal, dengan

1.300 perusahaan pada tahun 2014.

melakukan perpanjangan kerja sama antara Kustodian


Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan BCA untuk periode
adalah

2015-2019. Pada Komunitas Pasar Modal, BCA telah

memberikan solusi pada komunitas nasabah dalam suatu

melakukan kerja sama pembukaan Rekening Investor

rantai bisnis dan untuk membantu mereka terhubung satu

dengan 84 perusahaan efek, dimana market share Rekening

sama lain. Beberapa komunitas yang telah dikelola antara

Dana Nasabah mencapai hampir 50% dan total pengelolaan

lain: Komunitas Pasar Modal, Komunitas Pasar Berjangka,

rekening mencapai lebih dari 180 ribu. Selain itu, BCA juga

Komunitas

Komunitas

turut mendukung kemudahan investor dalam bertransaksi

Telekomunikasi dan Komunitas Modern Market. Berbagai

dan memonitor dana investasinya melalui penambahan

event diselenggarakan BCA untuk meningkatkan hubungan

menu AKSes KSEI pada platform KlikBCA Individu.

Salah

satu

fokus

Migas,

cash

management

Komunitas

Semen,

BCA

yang erat dengan anggota komunitas seperti melalui


benchmarking trip, workshop, sosialisasi dan update solusi

BCA tetap dipercaya sebagai Bank Penyimpan Dana Margin

bisnis terbaru, capital market expo, dan business gathering

melalui perpanjangan kerja sama dengan Kliring Berjangka

yang dapat meningkatkan wawasan dan pengalaman serta

Indonesia (KBI) untuk periode 2015-2018. Selain itu, BCA

mempererat hubungan antar anggota komunitas.

juga turut berpartisipasi dalam mengembangkan layanan


untuk mempermudah settlement transaksi investasi emas

Pada Komunitas Migas, sebagian besar SPBU di Jakarta

secara online yang diprakarsai oleh KBI.

telah menjadi merchant BCA yang melakukan pembayaran


produk ke prinsipal melalui sistem BCA. Selanjutnya BCA

Di tahun 2015, BCA menyelesaikan pengembangan aplikasi

juga telah mengembangkan layanan pembayaran pajak

internet banking, KlikBCA Bisnis Integrated Solution

online melalui KlikBCA Bisnis untuk lebih memudahkan

yang menawarkan produk dan layanan corporate cash

dan memberikan kenyamanan pembayaran pajak bagi

management yang lebih lengkap. Dengan solusi baru ini,

para nasabah. Sementara pada Komunitas Modern Market,

BCA memiliki sistem Host to Host yang lebih maju untuk

BCA telah menyediakan layanan sentralisasi pembukaan

mempermudah nasabah melakukan transaksi, terutama

rekening franchisee dimana pada tahun 2015 BCA telah

bagi nasabah dengan intensitas transaksi yang cukup

mengelola lebih dari 6.500 rekening franchisee. Sejalan

besar.

59
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Cabang
Kredit Komersial dan UKM

secara keseluruhan berada pada level yang relatif terkendali

Pada tahun 2015, portofolio kredit komersial dan UKM

sebesar 1,1%.

tumbuh 8,8% menjadi Rp 144,0 triliun. Sejalan dengan


penurunan aktivitas bisnis dalam dua tahun terakhir,

Di segmen perbankan komersial, BCA mengutamakan

pertumbuhan kredit komersial dan UKM lebih lambat

pelayanan bagi perusahaan skala menengah yang bergerak

dibandingkan

Perlambatan

di industri perdagangan, manufaktur dan jasa, dengan

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 ditandai dengan

tahun-tahun

memposisikan BCA sebagai mitra usaha terpercaya yang

penurunan daya beli masyarakat, yang berkolerasi dengan

menawarkan solusi keuangan secara menyeluruh untuk

melambatnya

bisnis mereka. Nilai pinjaman yang diberikan berkisar antara

pertumbuhan

sebelumnya.

pendapatan

perusahaan,

termasuk perusahaan segmen komersial dan UKM.

Rp 10 miliar hingga Rp 350 miliar, dengan sebagian besar


nasabah komersial BCA merupakan pelaku bisnis regional

BCA terus menerapkan kebijakan penyaluran kredit secara

di wilayah Indonesia. Pada tahun 2015, kredit komersial

berhati-hati dengan memprioritaskan pemberian fasilitas

tumbuh 10,0% menjadi Rp 91,2 triliun dan berkontribusi

kredit kepada debitur yang memiliki posisi keuangan

63,4% terhadap total portofolio komersial dan UKM BCA.

yang solid dan telah memiliki hubungan baik dengan


Bank. Portofolio kredit dipantau secara ketat untuk setiap

BCA memanfaatkan Sentra Bisnis Komersial yang berada

cabang, wilayah maupun sektor industri. Peningkatan

di tingkat wilayah untuk mengelola basis nasabah dan

kredit bermasalah di segmen komersial, terutama pada

portofolio kredit komersial. Per akhir tahun 2015, terdapat

industri jasa angkutan, telah diperkirakan sebelumnya

14 Sentra Bisnis Komersial yang berlokasi di kota-

dan telah diambil langkah-langkah yang diperlukan untuk

kota pusat perdagangan di Indonesia seperti Jakarta,

memitigasi dampak negatif dari memburuknya sektor

Semarang, Bandung dan Surabaya maupun di kota-

ini. Menutup tahun 2015, tingkat rasio kredit bermasalah

kota luar Jawa seperti Medan, Palembang, Makassar

(Non-Performing Loans - NPL) segmen komersial dan UKM

dan Denpasar. Dengan adanya Sentra Bisnis Komersial,

60
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

BCA

dapat

memberikan

layanan

Laporan Keuangan Konsolidasian

yang

lebih

baik

Data Perusahaan

Rencana ke Depan

dan kemudahan akses melalui account officer yang

BCA

berpengalaman dalam menawarkan solusi perbankan yang

menopang struktur pendanaan jangka panjang yang

sesuai dengan kebutuhan nasabah komersial.

solid. BCA terus menyempurnakan layanan penyelesaian

memahami

pentingnya

peranan

CASA

dalam

pembayaran untuk meningkatkan pertumbuhan CASA


Di segmen UKM, sebagian besar nasabah UKM BCA terdiri

melalui pengembangan berbagai fitur, produk dan layanan

dari pemilik usaha keluarga, pemilik toko dan restoran serta

penyelesaian pembayaran.

pemilik pabrik skala kecil. Didefinisikan sebagai kredit untuk


bisnis bernilai hingga Rp 10 miliar, penyaluran kredit UKM

BCA akan terus mengembangkan jaringan kantor cabang

dilakukan di tingkat cabang yang didukung oleh sistem

dan perluasan jangkauan dari electronic channels yang

penilaian aplikasi pengajuan kredit serta manajemen

didukung oleh peningkatan kapasitas dan kapabilitas

risiko secara online dan tersentralisasi. Langkah tersebut

infrastruktur

memungkinkan pengawasan risiko yang terpusat sekaligus

dan mobile banking akan terus disempurnakan guna

memaksimalkan keberadaan cabang-cabang BCA secara

meningkatkan efisiensi operasional ke depannya. Beberapa

strategis, berlokasi di pusat-pusat perdagangan di berbagai

inisiatif baru dalam layanan perbankan elektronik yang

kota di Indonesia. Lebih lanjut, BCA menjalin kerja sama

diluncurkan di tahun 2015 seperti uang elektronik berbasis

dengan beberapa mitra institusi, seperti bank perkreditan

aplikasi smartphone Sakuku, produk tabungan tanpa biaya

rakyat dan koperasi untuk memberikan fasilitas pinjaman

administrasi Laku, dan produk electronic money Duitt.

secara langsung melalui program channeling serta

Dalam mengembangkan berbagai inisiatif bisnis di bidang

pinjaman secara tidak langsung. Hal ini dilakukan guna

layanan penyelesaian pembayaran, BCA mempertahankan

mendukung pengembangan usaha di segmen UKM yang

fokus pada faktor kemudahan, keamanan, dan kenyamanan

tidak dapat dijangkau oleh jaringan cabang BCA. BCA juga

nasabah dalam bertransaksi.

teknologi

informasi.

Internet

banking

bekerja sama dengan entitas anak, BCA Syariah, dalam


pengembangan produk dan layanan bagi nasabah usaha

Di segmen komersial dan UKM, BCA akan memfokuskan

mikro, kecil dan menengah. BCA Syariah secara strategis

pemberian pinjaman kepada nasabah dengan prospek

diposisikan untuk memberikan layanan pembiayaan

usaha yang menjanjikan dan memiliki daya tahan yang

UKM. Pada akhir tahun 2015, kredit UKM meningkat 6,8%

teruji dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu. BCA

menjadi Rp 52,8 triliun dan berkontribusi 36,6% terhadap

terus melakukan penyempurnaan sarana dan infrastruktur

total portofolio komersial dan UKM.

kredit dengan memperkuat peran Sentra Bisnis Komersial


di kantor-kantor wilayah serta meningkatkan jumlah tenaga

Secara berkelanjutan, Perbankan Komersial dan UKM

account officer dan relationship officer yang berkualitas

bekerja sama erat dengan tim Perbankan Korporasi BCA

melalui program-program rekrutmen dan pelatihan. BCA

untuk mengembangkan inisiatif bisnis value chain di

akan meningkatkan sinergi pembiayaan kredit korporasi

berbagai industri, seperti pada komunitas pasar modal,

komersial dan UKM melalui pendekatan value chain

pasar berjangka, migas, semen, telekomunikasi, modern

financing, baik distributor financing maupun supplier financing

market, layanan penerbangan dan pelayanan masyarakat

serta berfokus pada perusahaan-perusahaan di sektor

umum. Perekrutan account officer baru terus berlanjut

industri yang berkembang.

di tahun 2015 untuk memenuhi peningkatan kebutuhan


sumber daya manusia. BCA juga terus melakukan pelatihan

Dengan memanfaatkan jaringan yang luas dan posisinya

guna menyempurnakan keterampilan, kualitas layanan dan

yang kokoh di bidang perbankan transaksi, BCA siap untuk

kemampuan account officers dalam menjalin hubungan

memenuhi kebutuhan kredit komersial dan UKM, terutama

yang efektif dengan nasabah; suatu keahlian yang sangat

pada saat perekonomian Indonesia kembali tumbuh lebih

dibutuhkan dalam lingkungan yang semakin kompetitif.

cepat.

61
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Korporasi

Portofolio Kredit Korporasi


(dalam miliar Rupiah)

Kredit Korporasi berdasarkan Penggunaan


(dalam miliar Rupiah)

141.261

141.261

BCA membangun dan


menjaga hubungan yang
erat dengan nasabah
segmen korporasi. Kredit
korporasi merupakan
komponen utama dalam
keseluruhan portofolio
kredit Bank

120.485

120.485

18.914

66.275
56.792
124.727

101.571

62
PT Bank Central Asia Tbk

16.534

Laporan Tahunan 2015

74.986

63.693

2014

2015

Rupiah

Valuta Asing

2014
Investasi

2015
Modal Kerja

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Perbankan Korporasi BCA mengalami pelemahan


permintaan kredit dan penurunan utilisasi plafon kredit
pada paruh pertama 2015 sejalan dengan menurunnya
pendapatan sejumlah besar nasabah korporasi. Pada
semester kedua 2015, permintaan kredit korporasi mulai
membaik ditopang adanya peningkatan aktivitas ekonomi
dan realisasi belanja Pemerintah yang lebih agresif, serta
adanya peningkatan konsumsi domestik mendekati akhir
tahun. Menutup tahun 2015, portofolio kredit korporasi
BCA tercatat sebesar Rp 141,3 triliun, tumbuh 17,2%.
Pertumbuhan portofolio kredit korporasi memegang peran
penting dalam mendorong pertumbuhan portofolio kredit
BCA secara keseluruhan.

Hubungan yang saling menguntungkan ini pada akhirnya


memberikan peluang cross-selling produk dan layanan
keuangan seperti treasury, trade finance dan cash management,
di samping mendukung pertumbuhan portofolio kredit
korporasi. Lebih lanjut, basis nasabah korporasi BCA
terus bertambah seiring dengan berkembangnya usaha
beberapa nasabah segmen komersial menjadi skala usaha
korporasi. Dengan tumbuh bersama untuk membangun
hubungan jangka panjang, BCA dapat lebih memahami
usaha nasabah guna mengukur potensi risiko usaha yang
dihadapi dengan lebih akurat. Melalui strategi pertumbuhan
bersama nasabah, BCA dapat membukukan peningkatan
portofolio kredit korporasi yang sehat dan berkelanjutan.

BCA menerapkan pendekatan yang berhati-hati dalam


penyaluran kredit korporasi kepada nasabah berkualitas
yang telah memiliki rekam jejak yang teruji. Kebijakan
internal yang dirancang untuk menjaga portofolio
kredit tetap terdiversifikasi telah membantu BCA dalam
meminimalkan eksposur risiko atas penurunan kinerja
suatu industri di tahun 2015. Kebijakan kredit yang
prudent ini memungkinkan Grup Perbankan Korporasi
untuk mempertahankan portofolio kredit yang berkualitas
dengan NPL yang relatif rendah bahkan di tengah kondisi
penyaluran kredit yang kurang kondusif.

Didukung oleh Relationship Manager yang andal dan


berpengalaman, BCA secara efektif memberikan
layanan terbaik kepada para nasabah korporasi. BCA
mengelompokkan Relationship Manager ke dalam tim-tim
berdasarkan keahlian masing-masing, yang kemudian
ditugaskan pada sektor-sektor industri atau kelompok
debitur tertentu. Para Relationship Manager secara proaktif
membangun komunikasi dan berupaya memahami
nasabah serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
usaha mereka. Pendekatan ini memungkinkan BCA untuk
mengantisipasi kebutuhan spesifik para nasabah dan dapat
bertindak cepat apabila mereka menghadapi kesulitan
usaha maupun keuangan. BCA terus mengembangkan
kemampuan para staf terkait manajemen risiko kredit
dan pemahaman sektor industri guna mencapai kinerja
perbankan korporasi yang solid.

Pertumbuhan yang Sehat dan Berkelanjutan


BCA membangun dan menjaga hubungan yang erat dengan
nasabah segmen korporasi sehingga menghasilkan
pertumbuhan kredit korporasi jangka panjang yang
berkelanjutan. Kredit korporasi merupakan salah satu
komponen utama portofolio kredit BCA secara keseluruhan.
Memanfaatkan posisi likuiditas yang kokoh dan permodalan
yang solid, BCA berkomitmen untuk mendukung kebutuhan
nasabah korporasi dalam melewati siklus ekonomi dengan
tetap memperhatikan prinsip kehatian-kehatian dalam
penyaluran kredit. BCA mengutamakan penyaluran kredit
kepada nasabah berkualitas yang telah menjalin hubungan
baik dengan Bank dan merupakan perusahaan-perusahaan
terkemuka di masing-masing sektor industrinya.
Dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, BCA telah
membangun hubungan jangka panjang yang solid dengan
nasabah-nasabah korporasi. Sejalan dengan pertumbuhan
usaha para nasabah korporasi, kebutuhan kredit dan
berbagai layanan perbankan korporasi juga berkembang.

63
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Korporasi
BCA telah menjadi salah satu bank utama penyalur kredit
korporasi di Indonesia. Pada tahun 2015, segmen korporasi
memegang peran penting dalam mendorong pertumbuhan
portofolio kredit BCA secara keseluruhan. Kredit korporasi
tumbuh 17,2% dan tercatat sebesar Rp 141,3 triliun pada
akhir tahun 2015, dimana sebagian besar penyaluran kredit
terjadi pada semester kedua. Peningkatan permintaan kredit
korporasi pada paruh kedua 2015 ini didorong oleh sedikit
membaiknya situasi perekonomian dengan adanya paketpaket kebijakan Pemerintah serta meningkatnya realisasi
belanja Pemerintah dan peningkatan konsumsi domestik
menjelang akhir tahun. Selain itu, terdapat kebutuhan
nasabah korporasi untuk mengkonversi pinjaman mata
uang asing dari bank lain ke dalam pinjaman Rupiah
dari BCA di tengah tren melemahnya nilai tukar Rupiah.
Pinjaman mata uang Rupiah juga semakin diperlukan untuk
memenuhi kebijakan Pemerintah baru yang mewajibkan
semua transaksi di Indonesia untuk menggunakan mata
uang Rupiah.
Per Desember 2015, kredit modal kerja berkontribusi 46,9%
terhadap total portofolio kredit korporasi, sedangkan kredit
investasi memberikan kontribusi sebesar 53,1%. Kredit
modal kerja tercatat sebesar Rp 66,3 triliun per 31 Desember
2015 atau tumbuh 16,7%, sedangkan kredit investasi
meningkat 17,7% menjadi Rp 75,0 triliun. Pertumbuhan
kredit investasi pada umumnya merupakan indikasi bahwa
permintaan terhadap produk-produk perbankan korporasi
Bank lainnya, baik pinjaman maupun layanan transaksi
keuangan, akan meningkat di tahun-tahun mendatang.
BCA akan senantiasa memanfaatkan posisinya sebagai
penyedia kredit yang unggul untuk lebih memperkuat bisnis
di sisi liabilitas Bank.

Mempertahankan Kualitas Kredit


BCA senantiasa menjaga kualitas kredit melalui
pengawasan secara cermat portofolio kredit korporasi di
setiap tahapan pemberian fasilitas kredit, sampai dengan
tahap pelunasan kredit. Secara keseluruhan, penerapan
manajemen risiko yang prudent di setiap sektor industri
memungkinkan BCA untuk mempertahankan kualitas
portofolio kredit korporasi yang terdiversifikasi. Portofolio
kredit korporasi BCA terdiversifikasi dengan baik ke berbagai
sektor industri, dimana porsi terbesar adalah pada industri
Perkebunan dan Pertanian, Bahan Kimia dan Plastik, dan
Telekomunikasi. Kecuali sektor Perkebunan dan Pertanian,
eksposur pada setiap industri tersebut di bawah 10% dari
total portofolio kredit korporasi. Per akhir tahun 2015,
10 portofolio kredit korporasi terbesar berdasarkan sektor
industri mencakup 61,3% dari total kredit korporasi BCA.
Diversifikasi yang merata dapat membantu Bank untuk
menghindari risiko konsentrasi kredit.
BCA secara rutin melakukan analisa industri secara
komprehensif serta memantau keseluruhan portofolio
kredit dengan seksama. Hal ini memungkinkan BCA
untuk mengembangkan portofolio kredit korporasi serta
memitigasi risiko-risiko yang dihadapi sektor perbankan
akibat pelemahan kinerja pada sektor-sektor industri
tertentu. BCA secara proaktif menganalisa tren-tren industri
dan mengambil langkah-langkah penyesuaian portofolio
kredit untuk meminimalisasi eksposur pada industriindustri yang berisiko.

10 Portofolio Kredit Korporasi Terbesar Berdasarkan Sektor Industri


Sektor Industri
Perkebunan dan Pertanian

2015

2014

10,5%

11,2%

Bahan Kimia dan Plastik

7,8%

7,3%

Telekomunikasi

7,5%

5,5%

Pembangkit Energi dan Tenaga Listrik

5,8%

6,3%

Transportasi dan Logistik

5,6%

5,9%

Pariwisata

5,5%

4,5%

Bahan Bangunan dan Besi Konstruksi Lainnya

5,1%

4,3%

Pembiayaan Konsumen

4,9%

5,7%

Makanan dan Minuman

4,5%

4,6%

Properti dan Konstruksi

4,1%

4,5%

61,3%

59,8%

Total

64
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor komoditas


mengalami tekanan akibat rendahnya harga komoditas
global sejalan dengan perlambatan ekonomi di negaranegara kawasan Eropa dan Tiongkok. BCA relatif tidak
memiliki eksposur langsung pada sektor pertambangan
batu bara terutama karena karakteristik khusus industri
tersebut, dimana pada umumnya pembiayaan yang
dibutuhkan adalah pinjaman dalam mata uang US Dollar.
Sebagai Bank yang fokus pada pemberian pinjaman
dalam mata uang Rupiah, BCA membatasi pinjaman US
Dollar sehingga mengurangi eksposur Bank pada sektor
pertambangan.
Meskipun BCA tidak memiliki eksposur langsung
secara material pada industri pertambangan, BCA terus
mewaspadai dampak tidak langsung atas pelemahan harga
batu bara dan komoditas pertambangan lainnya terhadap
kelangsungan bidang usaha lainnya. Contohnya, bidang
usaha jasa angkutan mengalami kesulitan keuangan
sejalan dengan penurunan volume pengangkutan hasil
tambang. BCA secara proaktif melakukan restrukturisasi
kredit dan menahan eksposur untuk industri ini selama
beberapa tahun terakhir. Eksposur BCA pada sektor sarana
transportasi dapat dikendalikan, tercatat sebesar Rp 2,2
triliun atau 1,6% dari total portofolio kredit korporasi BCA.

Data Perusahaan

Dalam beberapa tahun terakhir, BCA meminimalisasi


penyaluran kredit untuk industri perhotelan dengan
mempertimbangkan cepatnya pertumbuhan pembangunan
hotel baru di Indonesia serta semakin ketatnya kompetisi
di sektor tersebut. Kredit pada industri ini diberikan secara
terbatas kepada debitur yang berpengalaman di bidang
tersebut serta pada debitur yang memiliki usaha utama
yang mapan dengan pendapatan yang stabil, sebagai
alternatif sumber pembayaran kewajiban kredit apabila
diperlukan.
Penyaluran kredit dalam mata uang asing dilakukan
dengan menerapkan standar kehati-hatian yang dirancang
untuk mengurangi potensi risiko fluktuasi nilai tukar
mata uang Rupiah terhadap US Dollar. BCA sejak lama
menerapkan kebijakan penyaluran kredit US Dollar hanya
kepada nasabah korporasi dengan pendapatan utamanya
dalam mata uang US Dollar. Lebih lanjut, BCA menerapkan
batasan penyaluran kredit dalam US Dollar yang ketat
sejalan dengan mayoritas porsi pendanaan BCA yang
berupa mata uang Rupiah. Pada akhir tahun 2015 portofolio
kredit korporasi dalam mata uang asing tercatat 11,7%
dari total kredit, sedangkan porsi mayoritas sebesar 88,3%
merupakan kredit dalam mata uang Rupiah.

65
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Korporasi
Dengan langkah cermat dan hati-hati, BCA berhasil menjaga
rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loans NPL)
kredit korporasi pada level yang relatif rendah sebesar 0,3%
di akhir tahun 2015, relatif sama dibandingkan posisi akhir
tahun 2014. Dalam upaya mencegah terjadinya NPL, BCA
secara proaktif melakukan diskusi terkait restrukturisasi
kredit dengan memantau portofolio kredit korporasi secara
berhati-hati.

Kredit Sindikasi
Kondisi ekonomi yang kurang kondusif di tahun 2015
telah membatasi partisipasi BCA dalam penyaluran kredit
sindikasi, yang berdampak pada rendahnya pencairan
kredit sindikasi apabila dibandingkan dengan tahun
2014. Namun demikian, dalam jangka panjang BCA tetap
memandang penting untuk menjaga posisinya sebagai
salah satu pemain utama di bidang kredit sindikasi di
Indonesia. Selain memberikan pendapatan bunga, peran
aktif BCA dalam pinjaman sindikasi berkontribusi dalam
peningkatan fee-based income termasuk peluang crossselling dan peningkatan hubungan kerja sama dengan
nasabah.
BCA menyelesaikan kredit sindikasi sebesar Rp 25,9 triliun
pada tahun 2015, turun 42,8% dibandingkan Rp 45,2
triliun pada 2014. Pada tahun 2015, total partisipasi kredit
sindikasi yang dibukukan oleh BCA mencapai Rp 4,2 triliun,
dibandingkan Rp 7,7 triliun pada tahun sebelumnya. Dalam
kredit sindikasi, BCA dapat berperan sebagai sole arranger
atau sekaligus sebagai agen fasilitas, agen jaminan,
atau agen rekening dana sementara, baik kepada debitur
maupun kepada non-debitur.
Pembiayaan infrastruktur termasuk salah satu sumber
permintaan pembiayaan sindikasi sejalan dengan
rencana Pemerintah untuk mempercepat pembangunan
infrastruktur. Kredit sindikasi untuk infrastruktur pada
tahun 2015 diantaranya ditujukan untuk pembangunan
prasarana dan sarana kereta api dari pusat kota Jakarta
menuju bandar udara Soekarno-Hatta sepanjang 36,3
km, serta pembiayaan pengembangan usaha untuk
salah satu perusahaan telekomunikasi dan entitasentitas anaknya. Selanjutnya, BCA telah menuntaskan
penyaluran kredit sindikasi tol Cikopo-Palimanan (Cipali)
yang pembangunannya selesai pada tahun 2015. Sebagian
besar sumber pendanaan proyek tersebut berasal dari
kredit sindikasi 21 bank yang dipimpin oleh BCA.

66
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Di sektor swasta, BCA melakukan pembiayaan sindikasi ke


debitur produsen pakan ternak terkemuka di Indonesia dan
juga ke debitur-debitur yang bergerak di industri konsumer.
Atas peran aktif BCA dalam penyaluran kredit sindikasi,
berdasarkan data Bloomberg, BCA tercatat sebagai salah
satu peringkat teratas dalam loans book runner di Indonesia
untuk periode 2015. BCA menerima penghargaan Best
Project Finance Deal of the Year di Asia Tenggara dari
majalah Alpha Southeast Asia atas proyek kredit sindikasi
pembangunan sarana kereta api untuk bandara SoekarnoHatta di Jakarta sebesar Rp 2,1 triliun (USD 152 juta), dalam
perannya sebagai joint arranger bersama dengan tiga bank
papan atas lainnya.

Layanan Berbasis Komunitas Bisnis


BCA secara aktif menyalurkan kredit di sepanjang mata
rantai (value chain) dengan fokus kepada jaringan-jaringan
komunitas bisnis yang menghubungkan nasabah korporasi
dengan nasabah komersial dan UKM. Layanan berbasis
komunitas ini menyediakan fasilitas pembiayaan kredit
bersama-sama dengan layanan cash management maupun
layanan transaksi lainnya.
Platform layanan cash management terus disempurnakan
untuk
meningkatkan
kemampuan
BCA
dalam
memanfaatkan berbagai peluang di sepanjang rantai suatu
industri. Di tahun 2015 BCA mengembangkan aplikasi
internet banking, KlikBCA Bisnis Integrated Solution
(KBB-IS) yang berisi modul-modul baru untuk semakin
melengkapi layanan corporate cash management secara
lebih holistik dalam memenuhi kebutuhan nasabahnasabah korporasi. Melalui layanan cash management,
BCA menyediakan kemudahan bagi nasabah korporasi
dan para pemasoknya dalam mengatur aktivitas transaksi
pembayaran sehari-hari sehingga proses pengelolaan uang
tunai dapat berjalan dengan lebih efisien.
BCA terus meningkatkan penetrasi pasar cash management
bagi nasabah korporasi dan komersial, serta komunitas
bisnis melalui upaya peningkatan basis nasabah dan
portofolio kredit dalam komunitas tersebut.
Dengan melemahnya peningkatan pendapatan bunga
karena melambatnya pertumbuhan kredit, fee-based income
menjadi semakin penting untuk menopang profitabilitas
BCA. Layanan cash management menjadi salah satu

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

sumber fee-based income yang diharapkan terus meningkat


di masa mendatang dan akan memperkuat posisi dana giro
dan tabungan (CASA) BCA.
Di tahun 2015, BCA mengembangkan pengelolaan transaksi
pada industri transportasi sebagai salah satu bisnis yang
potensial. Dengan semakin tingginya kebutuhan untuk
melakukan perjalanan menggunakan sarana transportasi
udara, BCA menyadari pentingnya memberikan kemudahan
bertransaksi bagi agen-agen tiket yang menawarkan jasa
pemesanan layanan penerbangan, dan untuk itu BCA
telah mengembangkan layanan-layanan khusus untuk
industri ini. Di segmen migas, BCA melanjutkan layanan
cash management pada rantai usaha Stasiun Pengisian
Bahan bakar Umum (SPBU), dimana sebagian besar SPBU
di Jakarta telah menjadi merchant BCA dan melakukan
pembayaran ke prinsipal melalui sistem yang disediakan
oleh BCA. Beberapa komunitas lainnya yang dikelola BCA
antara lain komunitas pasar modal, komunitas pasar
berjangka, komunitas semen, komunitas telekomunikasi,
komunitas pupuk dan komunitas pasar modern.
Guna meningkatkan hubungan dengan nasabah, BCA
menyelenggarakan berbagai business event seperti
benchmarking trip, workshop sosialisasi informasi solusi
bisnis terbaru, capital market expo, dan business gathering
yang dapat meningkatkan wawasan dan pengalaman,
serta mempererat hubungan antar anggota komunitas.

Melangkah ke Depan
BCA optimis dalam menjaga kualitas portofolio kredit
termasuk di segmen korporasi. Kami melihat kredit
korporasi masih akan menjadi pendorong utama
pertumbuhan kredit BCA pada tahun 2016.

BCA akan terus mendukung para nasabah korporasi


yang berkualitas dengan senantiasa memberikan layanan
perbankan terbaik. Menjadi keinginan kami bahwa BCA
dan para nasabah dapat terus tumbuh bersama-sama
dalam melalui periode yang penuh tantangan ini. Saat laju
perekonomian Indonesia kembali bergerak dengan cepat,
BCA bersama-sama dengan nasabahnya akan memperoleh
manfaat dari skala usaha yang dikembangkan.
Perbankan korporasi akan meningkatkan kerja sama serta
sinergi dengan unit-unit bisnis BCA lainnya dan anak-anak
usaha dalam memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin
beragam. Kerja sama dengan bank-bank asing di kawasan
Asia akan terus diperluas guna menangkap peluang dari
meningkatnya aktivitas transaksi antar negara dengan
memberikan layanan trade finance, valuta asing dan cash
management. Lebih lanjut, melalui referral dari bank-bank
asing tersebut, seperti dari Thailand, Jepang, Korea Selatan,
Malaysia dan Filipina, BCA menjajaki peluang permintaan
kredit baru dari para grup usaha investor asing yang
berencana melakukan investasi langsung di Indonesia.
Ke depan, BCA akan tetap mempertahankan komitmennya
dalam memenuhi kebutuhan nasabah korporasi melalui
penyediaan layanan perbankan transaksi dan produk
pembiayaan yang berkualitas.

67
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Individu

Total Kredit Konsumer


(dalam miliar Rupiah)

Portofolio Kredit Konsumer


(dalam miliar Rupiah)

100.510

Pada tahun 2015 BCA


menawarkan kembali
sejumlah produk dan
program kredit konsumer
yang menarik dengan
tetap mengedepankan
prinsip kehati-hatian
dalam penyaluran kredit

59.415

54.652

92.277

31.612

28.853

8.772

2014

2015

9.483

2014
Kartu Kredit
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)
Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

68
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Dalam dua tahun terakhir produk pinjaman perbankan

Untuk menciptakan layanan bernilai tambah sesuai

individu mencatat pertumbuhan yang lebih rendah sejalan

dengan kebutuhan nasabah, BCA Prioritas dan BCA

dengan pelemahan kinerja sektor properti dan penurunan

Solitaire

penjualan mobil di Indonesia. Meskipun demikian, pada

kenyamanan dalam bertransaksi. BCA telah menambah 8

tahun 2015 BCA terus mengembangkan kredit konsumer

jaringan lounge Prioritas menjadi 160 cabang pada tahun

dengan menawarkan kembali sejumlah produk dan

2015 yang didukung oleh relationship officer yang andal.

program kredit konsumer yang menarik dengan tetap

Di tahun 2015, BCA membuka lounge Solitaire terbarunya

mempertahankan standar penyaluran kredit yang ketat.

di Menara Satu Kelapa Gading di Jakarta Utara, untuk

menyediakan

beragam

kemudahan

dan

melengkapi layanan Solitaire yang sebelumnya telah hadir


BCA tetap optimis terhadap prospek bisnis jangka

di Menara BCA Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Layanan

panjang Grup Perbankan Individu. Pertumbuhan jumlah

eksklusif Solitaire didukung oleh para staf yang terlatih

para profesional dan masyarakat kelas menengah akan

dalam membantu dan memberikan layanan personal

mendukung peningkatan kebutuhan produk perbankan

kepada nasabah Solitaire dalam mengelola keuangan

konsumer seperti kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan

pribadinya.

bermotor, kartu kredit, produk asuransi serta produk dan


BCA menawarkan layanan dan solusi keuangan yang

layanan wealth management di masa mendatang.

komprehensif bagi nasabah Solitaire dan Prioritas,


BCA fokus dalam memahami perilaku dan kebutuhan

antara lain layanan transaksi perbankan premium, kredit

nasabah sebagai dasar untuk pengembangan produk

pemilikan rumah, pembiayaan mobil, layanan safe deposit

dan layanannya maupun untuk pendukung kegiatan

box, bancassurance, solusi wealth management dan kartu

pemasaran dan promosi. BCA memanfaatkan dan

kredit premium. Di samping itu, melalui kerja sama dengan

terus meningkatkan infrastruktur dan sistem teknologi

mitra usaha terpercaya, BCA Prioritas dan BCA Solitaire

informasi, sumber daya manusia, kemampuan analisa

menyediakan fasilitas dan program eksklusif di bidang

data, serta sinergi antar unit bisnis, sebagai upaya dalam

pelayanan kesehatan, pendidikan, traveling dan lifestyle.

melayani kebutuhan nasabah lebih baik lagi.


BCA terus mengembangkan produk dan layanan wealth
Perbankan Prioritas dan Wealth Management

management baru untuk memenuhi kebutuhan keuangan


layanan

nasabah Prioritas dan Solitaire yang berkembang.

dan cabang khusus BCA Prioritas yang berfokus

Fasilitas-fasilitas tersebut telah memungkinkan BCA

untuk melayani nasabah segmen affluent. Segmen

menghasilkan fee-based income dan pada saat yang sama

nasabah ini telah berkembang pesat sejak saat itu dan

memenuhi kebutuhan nasabah akan produk asuransi dan

telah memberikan dampak yang signifikan terhadap

berbagai produk investasi termasuk unit-link insurance,

penerimaan produk perbankan individu. Pada tahun

reksa dana, Obligasi Ritel Indonesia, Sukuk Ritel dan

2009 BCA memperkenalkan layanan BCA Solitaire untuk

Saving Bonds Ritel.

Pada

tahun

1996,

BCA

mengembangkan

segmen nasabah high net-worth individual.

69
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Individu
Kredit Pemilikan Rumah

3-tahun 8,88% dan cap maksimum 2-tahun 9,99%). BCA

Pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia

juga melakukan penurunan suku bunga KPR 50 bps

belum sepenuhnya tergali. Hal tersebut dapat dilihat

untuk produk-produk KPR lainnya pada akhir tahun 2014

dari rendahnya tingkat penetrasi KPR terhadap Produk

dan dipertahankan sepanjang tahun 2015. Selain itu,

Domestik Bruto (PDB) maupun jumlah debitur KPR BCA

sebagai bagian dari upaya inovasi sesuai dengan aspirasi

yang relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan

nasabah, pada Agustus 2015 BCA memperpanjang

jumlah seluruh rekening nasabah Bank. BCA melihat

jangka waktu program KPR Fix & Cap selama 1 tahun

bahwa KPR merupakan produk strategis dalam membina

sehingga total jangka waktu program menjadi 6 tahun,

hubungan jangka panjang dengan para nasabah sehingga

dibandingkan sebelumnya yaitu selama 5 tahun. Dana

membuka peluang bagi BCA untuk menawarkan berbagai

CASA sebagai sumber pendanaan inti yang stabil

produk keuangan lainnya (cross selling) kepada debitur

memungkinkan BCA untuk menawarkan produk-produk

KPR.

yang kompetitif di pasar KPR di Indonesia. BCA terus


mempertahankan posisinya sebagai salah satu penyedia

Sejak tahun 2007, portofolio KPR BCA tumbuh secara

layanan KPR terdepan di Indonesia. KPR BCA meningkat

rata-rata 32% per tahun. BCA menyalurkan KPR ke debitur-

8,7% menjadi Rp 59,4 triliun, dimana market share BCA

debitur berkualitas dan fokus terhadap pembiayaan

tercatat sebesar 17,4%. Keseluruhan produk-produk

properti rumah tapak di prime residential areas, sehingga

KPR merupakan komposisi terbesar dalam portofolio

portofolio KPR BCA dapat terus bertumbuh dengan tetap

kredit konsumer BCA. Keputusan Bank Indonesia untuk

menjaga risiko gagal bayar yang rendah. Kualitas KPR

melonggarkan kebijakan mengenai rasio kredit terhadap

yang baik tercermin dari rasio NPL yang rendah sebesar

nilai agunan (Loan to Value) turut memberikan stimulasi

0,4%. Rasio NPL tersebut tetap stabil selama beberapa

dan mendukung pertumbuhan industri properti dan KPR

tahun terakhir.

di tahun 2015 yang penuh tantangan.

Dalam dua tahun terakhir, portofolio KPR tumbuh lebih

Dalam

lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada

bagi nasabah, selama beberapa tahun terakhir BCA

tahun 2014, BCA menerapkan langkah hati-hati untuk

membentuk Kantor Kredit Konsumer yang merupakan

menahan laju pertumbuhan KPR dalam mengantisipasi

pusat administrasi KPR di beberapa kota yang menjadi

risiko yang tidak terduga di tengah kondisi perekonomian

target pemasaran. BCA akan terus membuka Kantor Kredit

yang tidak menentu. Pada tahun 2015, KPR dipengaruhi

Konsumer baru sejalan dengan perkembangan pasar.

secara negatif oleh kondisi pasar properti yang melemah

Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan,

sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi di

Bank telah menggunakan aplikasi KPR online melalui

Indonesia secara keseluruhan.

sistem berbasis web yang berhasil menyederhanakan

rangka

menyempurnakan

tingkat

layanan

proses pengolahan kredit individu secara massal.


Di tengah pasar yang kurang bergairah, BCA terus
menawarkan produk KPR dengan suku bunga yang

Pengakuan atas komitmen BCA dalam memfasilitasi

menarik sebagai upaya untuk menjaga posisi strategis

kebutuhan pembiayaan rumah tercermin dari berbagai

BCA di pasar KPR dan melanjutkan pertumbuhan yang

penghargaan yang diterima sepanjang 2015, termasuk

positif. Pada Februari 2015, BCA meluncurkan kembali

Top Brand Award untuk produk KPR dari Frontier Consulting

produk KPR Fix & Cap dengan suku bunga rendah (fixed

Group dan Majalah Marketing.

70
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Pembiayaan Kendaraan Bermotor

Berbagai promosi menarik dilakukan di tahun 2015

BCA mengelola fasilitas pembiayaan mobil dan sepeda

untuk semakin meningkatkan daya saing BCA di pasar

motor melalui entitas anaknya yaitu BCA Finance dan

pembiayaan mobil. BCA Finance menawarkan program

Central Santosa Finance (CS Finance). Baik BCA Finance

dengan nama Kredit Keren Banget, sebuah program

maupun CS Finance mengelola pembiayaan kendaraan

undian berhadiah yang memberi kesempatan bagi

bermotor melalui skema joint financing dengan porsi

nasabah untuk mendapatkan 3 mobil, apabila mereka

utama dicatat secara langsung pada neraca BCA dan

memenangkan

selebihnya dicatat pada neraca dua entitas anak tersebut.

tanggapan positif dari para nasabah dan mendukung

undian.

Program

ini

mendapatkan

aktivitas pembiayaan BCA Finance di tahun 2015. Selain


Pembiayaan Mobil

itu, BCA Finance menawarkan produk KKB dengan jangka

Pada tahun 2015 BCA dan BCA Finance terus menekankan

waktu yang lebih panjang yaitu sampai dengan 6 tahun

prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan

untuk pembiayaan kendaraan tertentu. Melalui berbagai

mobil di tengah kondisi ekonomi yang kurang kondusif

pengembangan produk yang inovatif dan promosi yang

dan penurunan daya beli masyarakat. Industri otomotif

menarik,

mengalami tekanan signifikan di tahun 2015 dengan

posisinya sebagai top of mind pembiayaan kendaraan

penjualan mobil baru tercatat sebanyak 1,0 juta unit,

mobil terkemuka di Indonesia.

BCA

Finance

berupaya

mempertahankan

mengalami penurunan 16,1% dibandingkan dengan tahun


Berbagai upaya tersebut secara efektif menopang

sebelumnya.

pertumbuhan portofolio kredit mobil BCA. Jumlah new


Melalui tahun 2015 yang penuh tantangan, BCA

booking (dalam unit) penjualan mobil yang dibiayai

menawarkan produk pembiayaan mobil dengan suku

oleh BCA & BCA Finance mengalami peningkatan

bunga yang lebih kompetitif sekaligus tetap disiplin dalam

11,4% mencapai 178.667 unit pada tahun 2015. Hal

mempertahankan kualitas agunan serta proses penagihan

ini merupakan prestasi tersendiri bila dibandingkan

dan lelang yang ketat. BCA menerapkan kebijakan uang

penjualan mobil nasional yang mengalami penurunan di

muka yang tinggi dan memprioritaskan pembiayaan

tahun 2015. Estimasi pangsa pasar BCA Finance dalam

untuk jenis-jenis mobil populer yang telah diterima secara

pasar pembiayaan mobil meningkat menjadi 13,2% pada

luas oleh pasar otomotif Indonesia. Kebijakan tersebut

tahun 2015 dibandingkan 11,1% pada tahun 2014. Dalam

telah mendukung terjaganya rasio kredit bermasalah

nominal Rupiah, jumlah new booking kredit mobil BCA dan

pada level yang rendah dengan recovery rate yang tinggi

BCA Finance meningkat 16,6% mencapai Rp 26,4 triliun di

atas portofolio pembiayaan yang diambil alih, serta di

tahun 2015. Pencapaian penjualan tersebut mendukung

sisi lain tetap mempertahankan pertumbuhan portofolio


pembiayaan mobil secara positif.
BCA Finance mengandalkan layanan dengan proses
yang cepat dan mudah untuk meningkatkan daya saing
dan menjaga tingkat kepuasan yang melebihi harapan
nasabah. Dalam beberapa tahun terakhir, BCA Finance
telah

mengembangkan

memanfaatkan

kemajuan

berbagai

aplikasi

yang

teknologi,

seperti

mobile

entry, mobile approval, mobile collection dan lainnya


untuk meningkatkan efisiensi pengolahan pembiayaan
pelanggan.

71
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Individu
posisi total portofolio kredit mobil BCA, termasuk

daya manusia. Selain melalui jaringan BCA dan jaringan

BCA Finance, sebesar Rp 32,9 triliun pada akhir 2015, naik

cabang CS Finance, untuk melayani pembayaran cicilan

10,6% dibandingkan Rp 29,8 triliun pada akhir 2014. Pada

kredit kendaraan roda dua, CS Finance membuka payment

akhir 2015, portofolio kredit mobil yang dibukukan di BCA

point melalui kerja sama dengan partner lainnya seperti

adalah sebesar Rp 27,3 triliun.

minimarket modern maupun kantor pos.

BCA dan BCA Finance bekerja sama secara erat dan

Di tengah pelemahan ekonomi dan kredit bermasalah

semakin memperkokoh sinergi usaha. Melalui skema

yang lebih tinggi dari perkiraan, CS Finance menahan

pembiayaan bersama secara berkelanjutan, BCA Finance

laju pertumbuhan kredit sepeda motor dan memperkuat

memiliki struktur pendanaan yang kokoh dan stabil

team collection cabang sepanjang tahun 2015. Langkah-

dengan biaya bunga yang rendah. Sinergi pemasaran

langkah aktif dalam menangani kredit bermasalah mulai

melalui jaringan cabang BCA memungkinkan diversifikasi

menunjukkan hasil positif di mana laju pertumbuhan NPL

basis nasabah yang solid antara nasabah cabang BCA

melambat di 2015.

dan nasabah rekomendasi dari para dealer sebagai pihak


ketiga. Sinergi juga tercipta di sisi pemanfaatan teknologi

CS Finance mencatat new booking pembiayaan sepeda

dan sistem operasional antara lain penggunaan platform

motor, gabungan BCA & CS Finance, sebesar 368 ribu

sistem pembayaran BCA untuk mengelola tagihan

unit di tahun 2015, dibandingkan 387 ribu unit di tahun

nasabah BCA Finance serta penggunaan layanan HaloBCA

2014. Dalam nominal Rupiah, jumlah new booking

terkait produk-produk BCA Finance.

tersebut tercatat sebesar Rp 4,6 triliun pada tahun


2015, dibandingkan Rp 4,2 triliun pada tahun 2014,

Pembiayaan Sepeda Motor

menghasilkan posisi total portofolio kredit sepeda motor

CS Finance secara berkesinambungan terus memperkuat

BCA (termasuk CS Finance) sebesar Rp 6,4 triliun pada

kemampuan dan kapabilitas melalui pengembangan

akhir tahun 2015, dibandingkan Rp 6,2 triliun pada akhir

aspek promosi dan pemasaran, infrastruktur jaringan,

tahun 2014. Portofolio kredit sepeda motor keseluruhan

sumber daya manusia maupun pengembangan teknologi

yang dibukukan di BCA adalah sebesar Rp 4,3 triliun pada

dan manajemen risiko.

akhir tahun 2015.

CS

Finance

mengembangkan

strategi

pemasaran

Kartu Kredit

berisiko rendah dengan menawarkan kredit sepeda motor

Melalui penawaran beragam kartu kredit dan program-

kepada basis nasabah BCA maupun melalui dealer-dealer

program menarik, BCA mengukuhkan posisinya sebagai

sepeda motor sesuai dengan kriteria dan standar yang

salah satu penyedia layanan kartu kredit yang terdepan

telah ditetapkan. CS Finance juga melakukan kerjasama

di Indonesia. Pada tahun 2015, BCA mengelola 2,7 juta

eksklusif pemberian fasilitas kredit sepeda motor bagi

kartu kredit dengan nilai transaksi kartu kredit sebesar

anggota salah satu penyedia aplikasi jasa pengantaran

Rp 50,6 triliun, meningkat 9,7% dari tahun sebelumnya,

melalui sepeda motor.

dan membukukan pangsa pasar 18%. Outstanding


kartu kredit tercatat sebesar Rp 9,5 triliun pada akhir

Pada tahun 2015, CS Finance terus memperkuat

2015, meningkat 8,1% dibandingkan tahun sebelumnya.

infrastruktur jaringan serta mengembangkan sumber

Pertumbuhan nilai transaksi dan outstanding kartu kredit

72
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

tersebut diimbangi oleh kualitas kredit yang tetap terjaga

kebutuhan khusus para nasabah. BCA Visa dan

dengan rasio NPL sebesar 1,4%.

MasterCard Black Card ditujukan untuk memfasilitasi


gaya hidup kelas atas nasabah individu segmen mass-

Kinerja BCA yang solid dalam layanan kartu kredit dicapai

affluent. BCA juga telah mengembangkan kartu kredit

di tengah meningkatnya kompetisi dan lebih ketatnya

co-branding melalui kerja sama aliansi strategis dengan

regulasi termasuk pembatasan kepemilikan kartu kredit

berbagai mitra perusahaan. Aliansi ini termasuk kartu

pada segmen tertentu. BCA melakukan promosi secara

kredit BCA Singapore Airlines yang sangat populer,

berkelanjutan dan berupaya mendorong nasabah agar

merupakan kerja sama dengan Singapore Airlines untuk

menggunakan kartu kredit BCA sebagai kartu utamanya.

melayani para nasabah kelas menengah ke atas.

Berbagai pengembangan produk dan layanan bertujuan


untuk memfasilitasi gaya hidup dan kebiasaan konsumsi

Untuk menangkap peluang pertumbuhan dari kebutuhan

nasabah.

masyarakat kelas menengah, BCA melanjutkan program


kemitraan promosi jangka panjang dengan beberapa

BCA adalah satu-satunya bank di Indonesia yang

mitra strategis, seperti Central Department Store,

menerbitkan private label atau proprietary card dengan

Starbucks Coffee, Cineplex 21, Haagen Dazs, dan banyak

nama BCA Card disamping BCA Visa dan BCA

lagi. BCA bekerja sama dengan para mitra pilihan tersebut

MasterCard. BCA Card dapat digunakan secara luas

untuk menawarkan berbagai program promosi, antara lain

di Indonesia dan juga di beberapa outlet di Singapura

potongan harga, penggunaan reward points dan fasilitas

melalui kerja sama dengan jaringan NETS. BCA memiliki

cicilan 0%. Aktivitas promosi juga dikemas dalam bentuk

kerja sama dengan berbagai jaringan internasional

penyelenggaraan berbagai event khusus, diantaranya

terkemuka seperti VISA, MasterCard, American Express

adalah Travel Fair yang bekerja sama dengan maskapai

(AMEX), JCB dan China UnionPay International dalam

penerbangan terkemuka seperti Garuda Indonesia dan

layanan acquiring/acceptance. Sejak November 2014, BCA

Singapore Airlines.

menjadi single acquirer kartu AMEX di Indonesia untuk


memperkuat kapabilitas Bank dalam melayani pengguna

BCA juga melanjutkan pengembangan di sisi perangkat

yang berasal dari luar negeri. AMEX memiliki lebih dari

keras, sistem pendukung dan infrastruktur teknologi

100 juta pengguna kartu yang tersebar di banyak negara.

informasi

Kolaborasi BCA dan AMEX memperkokoh pangsa pasar

keamanan dalam penggunaan kartu kredit. Pada triwulan

jaringan terminal Electronic Data Capture/Point-of-Sales

III tahun 2015, BCA telah mengoperasikan sistem kartu

(POS) BCA yang tersebar luas di Indonesia.

kredit dengan menggunakan PIN, sebagai alternatif sistem

untuk

meningkatkan

kenyamanan

dan

konvensional yang menggunakan tanda tangan.


Pertumbuhan bisnis kartu kredit BCA ditopang oleh brand
image yang kuat serta pengembangan produk dan layanan

Di bidang e-commerce, BCA terus membangun jaringan

yang tidak hanya memenuhi kebutuhan nasabah, namun

mitra kerja sama, sejalan dengan bertumbuhnya teknologi

juga sesuai dengan tren gaya hidup terkini berdasarkan

dan aktivitas e-commerce. Transaksi e-commerce melalui

segmentasi

mengembangkan

BCA mengalami pertumbuhan sangat pesat. Bekerjasama

beragam produk kartu kredit yang disesuaikan dengan

dengan berbagai perusahaan seperti Visa, MasterCard,

nasabah.

BCA

telah

73
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Individu
JCB, dan AMEX, BCA memfasilitasi transaksi e-commerce

minuman siap saji serta minimarket. Pada tahun 2015

serta melakukan berbagai program dan aktivitas promosi.

terdapat 8,6 juta kartu Flazz yang beredar, memfasilitasi

Di tahun 2015, BCA melakukan kerja sama dengan

transaksi nasabah dalam nominal kecil.

maskapai penerbangan Garuda Indonesia di mana


pelanggan yang melakukan pembelian tiket penerbangan

Pengembangan sistem pembayaran berbasis kartu di

melalui website perusahaan dengan menggunakan kartu

sektor transportasi massal, seperti Trans Jakarta, Kereta

kredit BCA dapat menikmati penawaran cicilan BCA 0%

Commuter Jabodetabek dan lainnya, telah mendorong

dengan tenor 3 dan 6 bulan. BCA juga menyelenggarakan

penggunaan kartu Flazz. Regulator juga aktif melakukan

program promo e-Shopping Carnival dengan beberapa

kampanye Gerakan Nasional Non Tunai yang turut

online merchant, dimana seluruh pemegang kartu kredit

berkontribusi terhadap peningkatan penggunaan kartu

dari bank manapun memperoleh potongan harga dan

Flazz.

cash back atas pembelanjaan online di merchant-merchant


tertentu. Program ini bertujuan memperkuat posisi BCA

Di tahun 2015, BCA mulai bekerja sama dengan bank

sebagai e-Commerce Acquiring Bank serta memperluas

lain dalam penerbitan kartu co-branding Flazz. Dengan

awareness solusi penerimaan pembayaran kartu sebagai

menggunakan Flazz, para nasabah bank lain dapat

salah satu layanan dalam industri e-commerce.

melakukan transaksi pembayaran di seluruh merchant


Flazz dan diikutsertakan dalam beragam program dan

Selain kartu kredit dan kartu debit, BCA juga menawarkan

penawaran menarik yang diselenggarakan oleh Flazz,

kartu pra-bayar Flazz sebagai solusi pembayaran alternatif

dengan demikian BCA dapat semakin memperluas basis

dengan kartu. BCA melanjutkan upaya memperluas

pengguna kartu Flazz.

penggunaan kartu Flazz melalui kerja sama dengan


berbagai mitra dalam melayani transaksi dengan nominal

Sebagai bentuk pengakuan atas berbagai inisiatif Bank

kecil, seperti layanan parkir, jalan tol, gerai makanan dan

dalam pengembangan produk dan layanan, kartu kredit


BCA mendapatkan penghargaan Top Brand Award 2015
dari majalah Marketing dan Frontier Consulting Group,
dan Customer Loyalty Award sebagai Net Promoter Leader
2015 dari majalah SWA.
Melangkah ke Depan
Bisnis Perbankan Individu memiliki prospek yang cerah
dan akan menjadi salah satu fokus kegiatan BCA di
masa-masa mendatang. Masyarakat kelas menengah
yang terus bertumbuh akan menciptakan kebutuhan
layanan perbankan seperti kredit pemilikan rumah, kredit
kendaraan bermotor, kartu kredit, bancassurance dan
produk perbankan individu lainnya. Dengan didukung
oleh jaringan cabang dan perbankan elektronik yang solid

74
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

serta beragam produk dan layanan, BCA berada pada

Melalui penerapan secara berhati-hati atas strategi

posisi yang menguntungkan untuk menangkap berbagai

yang tepat dan berimbang, BCA yakin akan dapat terus

peluang yang akan muncul.

memberikan produk dan layanan dengan kualitas yang


terbaik bagi para nasabah perbankan individu.

Ke depan, BCA akan terus memasarkan produk dan


layanan perbankan individu melalui penyempurnaan
kemampuan

analisa

nasabah.

Sistem

Customer

Relationship Management terus ditingkatkan untuk lebih


memahami perilaku dan kebutuhan nasabah sebagai
landasan untuk menentukan strategi pengembangan
produk serta kegiatan pemasaran dan promosi.
BCA

akan

terus

memperkuat

sinergi

antar

unit,

mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan


kebutuhan nasabah, serta melaksanakan pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia, yang dirancang
untuk meningkatkan layanan nasabah.

75
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Tresuri dan Internasional

Portofolio Tresuri

Komposisi Instrumen-instrumen Bank Indonesia

(dalam miliar Rupiah)

Tresuri BCA melakukan


fungsi pengelolaan
likuiditas maupun
memenuhi kebutuhan
nasabah akan produk
dan layanan valuta asing
maupun pasar modal.
Perbankan Internasional
BCA memberikan
layanan trade finance
dan remittance yang
berkualitas, baik kepada
nasabah individu maupun
segmen usaha

111.546
21.895

105.691
15.061

29.018

30,8%

30.143
50,7%

60.487

60.633

2014

18,5%

2015

Instrumen-instrumen Bank Indonesia

Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI)

Obligasi Pemerintah

Term Deposit Bank Indonesia

Surat-surat Berharga Lainnya

Sertifikat Bank Indonesia

76
PT Bank Central Asia Tbk

per 31 Desember 2015

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

PERBANKAN TRESURI
Di tengah tingginya volatilitas pasar keuangan di tahun
2015, Tresuri BCA tetap fokus dalam mengelola struktur
aset dan kewajiban Bank, menjaga posisi likuiditas, serta
secara hati-hati mengoptimalkan imbal hasil penempatan
dana likuid. Tresuri BCA juga selalu berupaya untuk
memenuhi kebutuhan nasabah dengan menawarkan
berbagai produk dan layanan valuta asing maupun pasar
modal.
Memberikan Hasil di Tengah Ketidakpastian Pasar
Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh dengan
tantangan bagi pasar keuangan Indonesia. Perlambatan
ekonomi di dalam negeri serta ketidakpastian arus modal
global telah menyebabkan fluktuasi yang cepat dan meluas
di pasar keuangan. Pasar keuangan Indonesia sangat
dipengaruhi oleh aliran dana asing sebagai akibat dari
perubahan komposisi portofolio keuangan global yang
dinamis.
Nilai tukar Rupiah mengalami tren penurunan sepanjang
tahun 2015, terdepresiasi 10,2% dari akhir tahun
sebelumnya. Penurunan tersebut mengikuti tren depresiasi
terhadap US Dollar yang terjadi pada hampir semua mata
uang utama di dunia. Peningkatkan suku bunga acuan oleh
Bank Sentral AS (The Fed) yang dilakukan pada akhir tahun
2015 dan devaluasi mata uang Yuan pada pertengahan
tahun merupakan faktor-faktor utama yang mempengaruhi
volatilitas Rupiah dan memberi sentimen negatif terhadap
mata uang Rupiah. Selain itu, persepsi pasar terhadap
kondisi kesehatan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh
kondisi transaksi berjalan Indonesia, yang mengalami
defisit sejak tahun 2012. Di sisi positifnya, meskipun
terdapat penarikan likuiditas US Dollar di pasar domestik,
statistik Bank Indonesia menunjukkan cadangan devisa
Indonesia dalam mata uang US Dollar berada pada level
yang sehat, setara dengan nilai impor selama 7 bulan
dan pembayaran utang dalam 1 tahun. Posisi tersebut
cukup memadai dalam mendukung posisi Rupiah di pasar
keuangan. Tingkat inflasi Indonesia yang rendah sebesar
3,4% serta adanya sedikit peningkatan pada pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,8% walaupun lebih
rendah dari beberapa tahun terakhir, merupakan faktorfaktor yang relatif positif pada tahun yang ditandai oleh
indikator-indikator ekonomi yang cukup beragam.
Di tengah volatilitas pasar valuta asing, Tresuri BCA tetap
disiplin dalam mempertahankan prinsip kehati-hatian
dalam mengelola eksposur valuta asing dengan menjaga
posisi devisa neto valuta asing secara konservatif.

Data Perusahaan

Per Desember 2015, posisi devisa neto BCA tercatat


sebesar 0,4%, di bawah batas maksimum sebesar 20%
yang ditetapkan oleh regulator, mencerminkan kedisiplinan
BCA dalam memitigasi risiko pasar terkait valuta asing.
Memanfaatkan posisi likuiditas Bank yang solid dan
melebarnya premi pasar swap US Dollar di tahun 2015,
BCA melakukan penempatan dana valuta asing pada Bank
Indonesia dan secara bersamaan melakukan transaksi
lindung nilai tukar (hedging) melalui pasar swap (sell forward
USD) untuk memitigasi risiko nilai tukar. BCA melihat
peluang tersebut sejalan dengan adanya peningkatan
permintaan pasar yang signifikan pada transaksi di pasar
lindung nilai tukar di tengah volatilitas nilai tukar Rupiah
pada pasar spot. Dari transaksi tersebut, BCA memperoleh
imbal hasil (return) yang lebih baik (melalui premi swap
yang diperoleh) dibandingkan penempatan dana jangka
pendek lainnya, sehingga mendukung peningkatan
Pendapatan Operasional selain Bunga secara keseluruhan.
BCA membukukan Pendapatan Operasional selain Bunga
sebesar Rp 12,0 triliun di tahun 2015, meningkat sebesar
Rp 2,7 triliun atau 28,5%. Langkah BCA tersebut turut
mendukung Bank Indonesia untuk memperkuat posisi
cadangan devisanya sebagai fasilitator utama di pasar
valuta asing.
Secara keseluruhan, penempatan dana jangka pendek
dikelola secara hati-hati dengan menjaga keseimbangan
antara imbal hasil dan tingkat risiko di mana mayoritas
cadangan likuiditas BCA ditempatkan pada instrumeninstrumen jangka pendek Bank Indonesia dan Obligasi
Pemerintah. Sebagian besar dari instrumen jangka pendek
tersebut berupa Fasilitas Simpanan Bank Indonesia
(FASBI), Term Deposit Bank Indonesia, dan Sertifikat Bank
Indonesia. Pada akhir tahun 2015, Tresuri BCA mengelola
investasi senilai Rp 105,7 triliun, turun 5,2% dari Rp 111,5
triliun di tahun 2014. Investasi tresuri tersebut mewakili
22,3% dari total dana pihak ketiga BCA per 31 Desember
2015.
Di sepanjang tahun 2015, BCA secara perlahan menekan
keseluruhan biaya dana pihak ketiga (cost of funds) sejalan
dengan posisi likuiditas BCA yang solid serta likuiditas
sektor perbankan Indonesia yang memadai. BCA secara
bertahap menurunkan tingkat suku bunga deposito
sejak awal Agustus 2014 dan menyesuaikan suku
bunga tabungan sedikit lebih rendah, sehingga secara
keseluruhan cost of funds BCA menjadi 2,3% pada tahun
2015, dibandingkan 2,6% pada tahun 2014. Biaya dana
yang kompetitif dan terjaganya imbal hasil aset produktif

77
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Bisnis

Perbankan Tresuri dan Internasional


mampu menghasilkan marjin yang sehat bagi BCA. Marjin
bunga bersih (Net Interest Margin NIM) BCA tercatat
sebesar 6,7% pada tahun 2015 dibandingkan 6,5% pada
tahun 2014.
Memenuhi kebutuhan Nasabah
Tresuri BCA menyediakan beragam produk dan layanan
valuta asing, agen penjualan obligasi dan layanan kustodian
untuk berbagai basis nasabah Bank. Layanan diberikan
kepada nasabah di semua segmen melalui kerja sama
dengan para frontliner di seluruh jaringan cabang BCA.
Sejalan dengan melemahnya aktivitas ekspor dan impor
pada tahun 2015, frekuensi transaksi valuta asing
nasabah turun menjadi 632,0 ribu transaksi dibandingkan
dengan 673,2 ribu transaksi di tahun 2014. Namun
volume transaksi mengalami peningkatan menjadi
USD 37,5 miliar di tahun 2015 dari USD 36,8 miliar di tahun
2014. Di tengah menurunnya frekuensi transaksi, Tresuri
BCA tetap meningkatkan aktivitas pemasaran termasuk
mengembangkan kerja sama dengan berbagai unit kerja
BCA. Lebih lanjut, guna meningkatkan kenyamanan
dan kemudahan bertransaksi valuta asing, BCA
memperkenalkan fitur nilai tukar e-Rate, dimana nasabah
dapat melakukan transaksi valuta asing secara online
dalam jumlah tertentu dengan kurs yang lebih atraktif
dibandingkan kurs counter. BCA terus mengembangkan dan
meningkatkan produk e-Rate sehingga tren penggunaan
transaksi e-Rate meningkat di tahun 2015.
Di pasar obligasi, BCA kembali dipercaya sebagai salah
satu bank yang menjadi Agen Penjual Obligasi Negara
Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel (SR). Sepanjang
tahun 2015, Tresuri BCA berhasil menjual SR007 senilai
Rp 1,3 triliun dan ORI012 sebesar Rp 3,4 triliun pada pasar
perdana, sehingga total penjualan obligasi ritel di pasar
perdana adalah Rp 4,7 triliun. Volume penjualan meningkat
dibandingkan tahun 2014, dimana total penjualan obligasi
ritel di pasar perdana sebesar Rp 4,3 triliun. Penjualan
SR007 pada tahun 2015 disertai dengan aktivitas kegiatan
sosial yang mengangkat tema Bersama Sukuk Negara
Ritel, Peduli Pendidikan Anak Bangsa. Seluruh donasi yang
terkumpul dari agen penjual Sukuk Negara Ritel Seri SR007
diberikan untuk program Gemari Buku yang merupakan
kegiatan pemberian buku-buku dan pelatihan guru-guru
untuk anak sekolah dasar di daerah terpencil yang bekerja
sama dengan kegiatan sosial Dompet Dhuafa. Sebagai
pengakuan atas prestasi BCA sebagai agen penjual obligasi
negara, di 2015 BCA meraih penghargaan dari Kementerian

Keuangan sebagai salah satu Agen Penjual Obligasi Negara


Ritel terbaik untuk SR006 serta SBR001 dan ORI011.
Selain produk dan layanan pasar obligasi dan valuta asing,
BCA juga menawarkan jasa kustodian yang meliputi jasa
Fund Administration Reksa Dana dan Custody Efek. Kustodian
BCA memastikan bahwa aset yang dikelola terjaga dengan
baik dan seluruh hak pemegang aset akan terpenuhi, seperti
pembagian dividen atau kupon obligasi. Total aset Kustodian
BCA per 31 Desember 2015 tercatat sejumlah ekuivalen
Rp 37,0 triliun dengan lebih dari 20 ribu rekening efek. Jenis
surat berharga yang dapat dikelola oleh Kustodian BCA
meliputi Deposito, Deposito on Call, Negotiable Certificate
Deposit (NCD), Medium-Term Note (MTN), Obligasi Korporasi,
Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia Syariah,
Saham dan turunannya, Unit Reksa Dana dan Efek Beragun
Aset. Sebagai bagian dari upaya BCA untuk terus memenuhi
kebutuhan nasabah, Kustodian BCA menyediakan jasa safe
keeping surat berharga dalam mata uang asing. Pada tahun
2015 Kustodian BCA juga melakukan penyempurnaan
sistem yang digunakan untuk meningkatkan layanan
kustodian yang diberikan kepada nasabah.
PERBANKAN INTERNASIONAL
Layanan Pengiriman Uang (Remittance)
Melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia telah membawa
dampak terhadap penurunan transaksi remittance. Di tahun
2015 volume transaksi remittance BCA tercatat sebesar
USD 75,7 miliar, turun 7,7% dari tahun sebelumnya yang
sebesar USD 82,0 miliar. Meskipun demikian, BCA terus
mempertahankan posisinya sebagai salah satu penyedia
layanan pengiriman valuta asing terbesar di Indonesia.

Volume Bisnis Perbankan Internasional


(dalam USD miliar)
82,0

9,0

8,3

2014
Volume Trade Finance

78
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

75,7

2015
Volume Remittance

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

BCA senantiasa berusaha meningkatkan kualitas


layanannya melalui inovasi dan dengan menambahkan fitur
perbankan yang mempermudah transaksi bisnis nasabah.
BCA mengembangkan sistem remittance serta memperluas
cakupan jaringan domestik dan cakupan jaringan kerja
sama penyedia layanan remittance di luar negeri. Upaya
ini terbukti efektif dalam mendorong pertumbuhan jumlah
transaksi remittance yang dilakukan oleh para pekerja
migran (Tenaga Kerja Indonesia - TKI) pada tahun 2015,
yang mengalami peningkatan 24,4%. Meskipun demikian,
kenaikan yang signifikan ini berlawanan dengan penurunan
jumlah transaksi remittance dari korporasi-korporasi.
Dengan demikian, secara keseluruhan jumlah transaksi
remittance turun 6,0% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sejak tahun 2007, BCA menyediakan sarana bagi TKI untuk
melakukan pengiriman uang melalui layanan Financial
Institution Remittance BCA atau Fire Cash BCA yang
berbasis web. Fire Cash BCA tersedia di lebih dari 100
negara di dunia khususnya negara-negara tujuan TKI. Melalui
penambahan mitra dari negara-negara tempat TKI bekerja
dan peningkatan kerja sama dengan mitra domestik seperti
convenience store yang dapat menjangkau masyarakat
Indonesia secara lebih luas, Bank berharap bisnis remittance
akan terus berkembang dalam jangka panjang.
Layanan Perdagangan Internasional (Trade Finance)
Di tahun 2015, volume layanan perdagangan internasional
BCA mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya perlambatan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia maupun negara-negara
yang selama ini menjadi mitra dagang Indonesia seperti
Tiongkok, Jepang dan Eropa. Melemahnya harga sejumlah
komoditas ekspor utama, khususnya batu bara, minyak
sawit (CPO) dan karet, juga turut menjadi faktor penyebab
penurunan volume trade finance. Total volume layanan trade
finance BCA tahun 2015 mengalami penurunan sebesar
7,0% menjadi USD 8,3 miliar.
Selain itu, BCA juga memfasilitasi pembayaran transaksi
perdagangan dalam negeri melalui Surat Kredit
Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN). Transaksi SKBDN
yang terutama berasal dari industri baja, batubara,
kehutanan, farmasi, dan kimia tercatat sebesar USD 2,1
miliar di tahun 2015.
Di tengah kondisi bisnis yang belum kondusif, Perbankan
Internasional BCA menggunakan kesempatan ini untuk
melakukan pembenahan. Pembenahan ini dilakukan melalui
upaya pengembangan beragam produk dan layanan trade

finance serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia


guna mengakomodir kebutuhan nasabah yang semakin
canggih dan beragam.
MELANGKAH KE DEPAN
Perbankan Tresuri dan Internasional akan senantiasa
memberikan dukungan kepada bisnis korporasi, komersial
& UKM, dan Wealth Management serta meningkatkan
ragam produk dan kualitas layanan. BCA akan berupaya
memanfaatkan berbagai peluang bisnis dari aktivitas
tresuri dan transaksi perdagangan internasional. BCA
berharap akan pertumbuhan bisnis yang lebih baik pada
tahun 2016.
Di masa yang akan datang, Tresuri BCA akan terus
melaksanakan fungsi-fungsi utamanya untuk mengelola
neraca dan likuiditas Bank secara prudent, sekaligus
mengoptimalkan profitabilitas pengelolaan dana likuid
Bank. Tresuri BCA terus mencermati perkembangan
ekonomi, kondisi pasar serta perubahan-perubahan
kebijakan Pemerintah, baik dalam menangkap peluang
usaha maupun memitigasi risiko pasar.
Perbankan Internasional BCA akan terus menyempurnakan
infrastruktur layanan remittance dan perdagangan
internasional (trade). BCA bermaksud untuk memperkuat
layanan transaksi remittance di sektor ritel - individu
melalui kerja sama dengan pihak ketiga seperti Bank
Pembangunan Daerah, Bank Perkreditan Rakyat dan
toko-toko waralaba (toko ritel modern). Menyambut era
Masyarakat Ekonomi ASEAN, Perbankan Internasional
BCA berupaya membangun hubungan kerja yang efektif
dengan para bank koresponden tertentu di ASEAN untuk
membangun kerja sama yang lebih luas dari kegiatan usaha
trade finance secara umum.

79

PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendukung
Bisnis
81 Manajemen Risiko
170 Sumber Daya Manusia
176 Jaringan dan Operasi
182 Teknologi Informasi

80
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Pendukung Bisnis

Manajemen Risiko

0,7

Rasio Kredit Bermasalah


(Non Performing Loans - NPL)

BCA fokus untuk memperkuat


kemampuan dan kebijakan proaktif
manajemen risiko dalam memitigasi
risiko kredit, risiko nilai tukar, risiko
likuiditas, maupun risiko cyber dan
operasional

81
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

BCA menekankan pentingnya prinsip kehati-hatian


dalam penyaluran kredit dan pentingnya peran inti dari
manajemen risiko untuk memastikan kesinambungan
kinerja bisnis maupun keuangan. BCA menyadari bahwa
terdapat risiko yang melekat (inheren) dalam kegiatan
bisnis maupun operasional perbankan. Untuk memitigasi
berbagai risiko yang dihadapi, BCA telah menerapkan
suatu Comprehensive Risk Management Framework yang
terdiri dari strategi, organisasi, kebijakan dan prosedur,
serta infrastruktur manajemen risiko untuk memastikan
bahwa seluruh risiko yang dihadapi oleh Bank maupun
entitas-entitas anak dapat diidentifikasi, diukur, dipantau,
dikendalikan dan dilaporkan dengan benar. Selain itu,
untuk mendukung pelaksanaan manajemen risiko yang
efektif, BCA terus melakukan pengembangan infrastruktur
manajemen risiko dengan mengacu pada peraturan yang
berlaku maupun international best practices.

sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut merupakan


tanda nyata bahwa telah terjadi peningkatan risiko kredit
pada industri perbankan Indonesia. Disamping itu, jumlah
kredit yang direstrukturisasi oleh bank-bank nasional
juga menunjukkan tren yang meningkat, dengan semakin
banyak perusahaan yang ingin melakukan penjadwalan
ulang waktu pembayaran kewajiban hutang.

FOKUS MANAJEMEN RISIKO PADA TAHUN 2015

Berkat penerapan manajemen risiko yang solid, BCA


berhasil menutup tahun 2015 dengan rasio kredit
bermasalah (Non Performing Loans NPL) tetap terjaga
pada level yang rendah sebesar 0,7%. BCA senantiasa
memantau kualitas kredit, yang dilakukan dalam setiap
tahapan pemberian fasilitas kredit dari proses seleksi
nasabah sampai dengan pola kebiasaan pelunasan
fasilitas kredit. Secara keseluruhan, dengan penerapan
prinsip manajemen risiko secara prudent untuk setiap
sektor industri, BCA dapat menjaga diversifikasi
portofolio kredit secara berkualitas dan menghindari
risiko konsentrasi kredit. Per akhir tahun 2015, 10 sektor
industri terbesar mencakup 56,7% dari total kredit pada
segmen korporasi, komersial dan UKM.

Di tengah situasi ekonomi yang kurang kondusif yang


ditandai dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan
volatilitas nilai tukar, pada tahun 2015 BCA fokus dalam
memperkuat kemampuan dan respon pengendalian risiko
terutama terkait risiko kredit, nilai tukar, risiko likuiditas,
dan risiko operasional.
Risiko Kredit
Perlambatan ekonomi yang ditandai oleh penurunan omzet
penjualan dan daya beli masyarakat, telah memperlambat
penyaluran kredit perbankan dan mendorong kenaikan
risiko kredit secara bank wide. Rasio kredit bermasalah
industri perbankan Indonesia meningkat menjadi 2,5%
pada akhir tahun 2015 dibandingkan 2,2% pada posisi yang

BCA terus mewaspadai perkembangan kondisi ekonomi


yang berpotensi meningkatkan risiko penurunan kualitas
aset BCA ke depannya. BCA menjaga kualitas portofolio
kredit melalui penerapan manajemen risiko kredit
yang prudent dan menerapkan sistem early warning
system untuk memantau perubahan kemampuan
bayar debitur dan mengambil langkah-langkah preventif
melalui restrukturisasi dan langkah penyelesaian kredit
bermasalah sedini mungkin.

Top 10 Sektor Industri Segmen Korporasi, Komersial dan UKM (berdasarkan klasifikasi internal BCA)*
2015

2014

Bahan Bangunan dan Konstruksi Lainnya

7,1%

6,5%

Perkebunan dan Pertanian

6,7%

6,9%

Otomotif dan Alat Transportasi

6,1%

6,2%

Distributor, Retailer dan Toserba

6,1%

6,3%
5,8%

Bahan Kimia dan Plastik

6,1%

Transportasi dan Logistik

5,3%

5,8%

Pariwisata

5,1%

4,7%

Makanan dan Minuman

4,9%

4,9%

Tekstil dan Produk Tekstil

4,7%

4,8%

Properti dan Konstruksi


Total
*

Tanpa kredit konsumer dan kredit pegawai

82
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

4,6%

4,6%

56,7%

56,5%

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Dalam beberapa tahun terakhir, BCA telah mengidentifikasi


sektor-sektor yang berpotensi menghadapi tekanan
sejalan dengan penurunan permintaan komoditas
global. BCA tidak memiliki credit appetite terhadap sektor
komoditas pertambangan, terutama batubara, dan relatif
tidak memiliki eksposur langsung pada sektor tersebut.
Pada tahun yang ditandai dengan volatilitas nilai tukar
yang tinggi, BCA senantiasa menjaga kedisiplinan dalam
mengelola eksposur valuta asing dengan membatasi
pemberian kredit US Dollar secara keseluruhan dan
disiplin menerapkan kebijakan dalam menyalurkan kredit
US Dollar hanya kepada nasabah bisnis dengan
pendapatan utamanya dalam mata uang US Dollar.
Risiko Nilai Tukar
Pada tahun 2015, BCA dihadapkan pada meningkatnya
risiko nilai tukar yang merupakan dampak dari volatilitas
nilai tukar Rupiah terhadap USD. Dalam memitigasi risiko
nilai tukar, BCA secara ketat melakukan pemantauan
transaksi-transaksi valuta asing untuk memastikan
transaksi-transaksi tersebut sesuai dengan ketentuan
dan kebijakan internal Bank maupun Peraturan
Bank Indonesia mengenai Posisi Devisa Neto (PDN).
Pengelolaan transaksi valuta asing dipusatkan pada
Divisi Tresuri dengan transaksi-transaksi yang terjadi di
cabang di pantau, di catat dan dilaporkan kepada Divisi
Tresuri pusat. Setiap cabang diharuskan untuk menutup
risiko nilai tukar valuta asingnya pada setiap akhir hari
kerja, dengan diberikan batas toleransi PDN pada jaringan
cabang.

Data Perusahaan

negatif terhadap likuiditas yang dapat terjadi karena


faktor-faktor eksternal di pasar keuangan global.
Ditopang oleh keunggulan perbankan transaksi, BCA
memiliki posisi likuiditas yang solid bersumber dari
penghimpunan dana giro dan tabungan berbunga rendah.
Komposisi dana giro dan tabungan mencapai 76,1% dari
total dana pihak ketiga Bank. Sejalan dengan menurunnya
risiko likuiditas, secara bertahap sejak April 2014 BCA
telah menurunkan tingkat suku bunga Deposito Rupiah.
Pada akhir tahun 2015, tingkat suku bunga maksimum
Deposito Rupiah tercatat sebesar 5,75% dibandingkan
7,75% pada akhir tahun 2014. Rasio kredit terhadap
pendanaan (Loan to Funding Ratio) BCA pada akhir tahun
berada pada kisaran yang sehat sebesar 81,1%.
Guna menjaga posisi dana pihak ketiga secara
keseluruhan, BCA secara proaktif akan terus melakukan
kajian tingkat suku bunga deposito dan dapat
menyesuaikan suku bunga dalam mendukung target
dana pihak ketiga secara keseluruhan.

Di tengah ketidakpastian pasar valuta asing, BCA secara


disiplin mempertahankan prinsip kehati-hatian dalam
mengelola eksposur valuta asing dengan menjaga posisi
devisa neto secara konservatif. Per Desember 2015,
posisi devisa neto BCA tercatat sebesar 0,4%, jauh di
bawah batas maksimum sebesar 20% yang diterapkan
oleh regulator, sehingga risiko pasar terkait valuta asing
termitigasi dengan baik.

Risiko Operasional
Manajemen risiko operasional yang andal dan efektif
merupakan kunci utama dalam mempertahankan posisi
BCA sebagai bank transaksi terkemuka di Indonesia.
BCA menghadapi risiko operasional yang disebabkan
oleh kesalahan manusia atau kesalahan dalam proses
dan kegagalan pengawasan dalam kegiatan operasional
sehari-hari, termasuk yang terjadi di back office dan
cabang, maupun penipuan dan tindakan pelanggaran
kebijakan Bank Lainnya. Pada tahun 2015 Bank
meningkatkan Operational Risk Management Information
System (ORMIS) dengan menerapkan aplikasi Key Risk
Indicator berbasis web untuk menyediakan deteksi dini
terhadap risiko operasional. Sistem ORMIS ini meliputi
Risk Control Self-Assessment dan Loss Event Database,
yang dirancang untuk meningkatkan risk awareness dan
memberikan informasi berguna untuk meminimalkan
risiko operasional.

Risiko Likuiditas
Di tahun 2015, perbankan nasional termasuk BCA
mengalami kondisi likuiditas yang lebih memadai
dibandingkan tahun 2014. Meskipun demikian, BCA
tetap mewaspadai posisi likuiditas Bank mengingat
ketidakpastian perekonomian dan kemungkinan dampak

Untuk memastikan BCA dapat melayani transaksi


perbankan yang berlangsung 24 jam sehari tanpa
gangguan, BCA menjalankan dua data center secara
redudansi
yang
dirancang
untuk
memastikan
kelangsungan usaha apabila terjadi kegagalan sistem
pada salah satu diantara dua lokasi data center tersebut.

83
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Selain dua data center yang bekerja secara mirroring, BCA


juga mengelola suatu Disaster Recovery Center (DRC) di
Surabaya. Saat ini DRC Surabaya terus dikembangkan
sebagai bagian dari Business Continuity Management Bank

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

dan dirancang untuk dapat beroperasi sebagai Crisis and


Command Center apabila terjadi gangguan atau bencana
alam di wilayah Jakarta yang menyebabkan data center di
Jakarta tidak dapat beroperasi.

MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI


Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait konglomerasi keuangan, BCA telah menerapkan suatu
protokol manajemen risiko terintegrasi yang dirancang untuk memitigasi risiko-risiko yang dihadapi oleh BCA maupun
anak-anak usahanya. BCA sebagai konglomerasi keuangan melakukan pemantauan dan mengelola sepuluh jenis
risiko yang didefinisikan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Risiko-risiko ini terdiri dari delapan risiko yang sudah dikelola
sebelumnya pada penerapan manajemen risiko Bankrisiko kredit, pasar, operasional, likuiditas, hukum, stratejik,
reputasi dan kepatuhan ditambah dengan risiko Transaksi Intra Grup dan risiko Asuransi. Penerapan manajemen
risiko terintegrasi meliputi 4 pilar utama dan secara ringkas dijabarkan dalam bagan di bawah ini.
4 Pilar Manajemen Risiko Terintegrasi
1. Pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas
Utama.

Memastikan penerapan Manajemen Risiko


Terintegrasi telah sesuai dengan karakteristik dan
kompleksitas usaha Konglomerasi Keuangan.
Memastikan penerapan Manajemen Risiko di
masing-masing entitas anak

2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit


Manajemen Risiko Terintegrasi

Menyusun kebijakan dan prosedur, dan penetapan


limit Manajemen Risiko Terintegrasi Entitas Utama
dengan memperhatikan tingkat risiko yang akan
diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk
tolerance).

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran,


pemantauan, dan pengendalian risiko secara
terintegrasi, serta sistem informasi Manajemen
Risiko Terintegrasi.

Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Terintegrasi


yang menghasilkan laporan atau informasi
mengenai:
eksposur Risiko
kepatuhan pelaksanaan Manajemen Risiko
Terintegrasi dibandingkan dengan kebijakan dan
prosedur yang disusun
kepatuhan terhadap penetapan limit

4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh


terhadap penerapan Manajemen Risiko
Terintegrasi.

Sistem Pengendalian Intern disusun untuk


memastikan:
dipatuhinya kebijakan atau ketentuan intern serta
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
tersedianya informasi keuangan dan manajemen
yang lengkap, akurat, tepat guna, dan tepat waktu;
efektivitas budaya risiko (risk culture) pada
organisasi Konglomerasi Keuangan secara
menyeluruh.

84
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Informasi lebih lanjut mengenai penerapan manajemen


risiko terintegrasi dapat dilihat pada halaman 102 103.

PENGENDALIAN INTERNAL
Penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian
internal menjadi tanggung jawab bersama seluruh
manajemen dan seluruh karyawan BCA. Kesadaran akan
risiko (risk awareness) terus ditanamkan di setiap jenjang
organisasi dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari budaya BCA.
BCA menerapkan konsep three lines of defenses dalam
pengelolaan risiko, dimana pengelolaan risiko dilakukan
oleh semua lini organisasi, dan dilakukan pengawasan
(oversight) oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Sebagai
risk owner, seluruh unit bisnis dan unit pendukung
berfungsi sebagai First Line of Defense yang mengelola
risiko terkait unit kerjanya. Sementara itu, Satuan
Kerja Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Kepatuhan
berfungsi sebagai Second Line of Defence yang memantau
penerapan kebijakan dan panduan manajemen risiko
secara korporasi. Sedangkan Divisi Audit Internal sebagai
Third Line of Defense bertugas memberikan independent
assurance terhadap penerapan manajemen risiko di BCA.

HASIL PENILAIAN PROFIL RISIKO BCA DAN


ENTITAS-ENTITAS ANAK
Berdasarkan hasil penilaian sendiri (self-asessment),
pada tahun 2015 peringkat profil risiko BCA sebagai
Entitas Utama maupun secara terintegrasi dengan
entitas-entitas anak adalah low to moderate. Peringkat
profil risiko tersebut merupakan hasil penilaian dari
peringkat risiko inheren low to moderate dan peringkat
kualitas penerapan manajemen risiko satisfactory.

PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO


Pengungkapan prinsip-prinsip manajemen risiko dan
eksposur risiko secara bank-wide termasuk posisi
permodalan mengacu kepada Surat Edaran Bank
Indonesia No. 14/35/DPNP tanggal 10 Desember 2012
perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan
Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank
Indonesia.

I.

Data Perusahaan

Penerapan Manajemen Risiko BCA


Pedoman penerapan kebijakan manajemen risiko
BCA mengacu pada Peraturan Bank Indonesia
No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/
PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009, dan dirangkum
sebagai berikut:
I.A.
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris Dan
Direksi
1. Dalam melaksanakan fungsi manajemen
risiko, Dewan Komisaris telah memiliki
tugas dan tanggung jawab yang jelas,
diantaranya:
Menyetujui kebijakan-kebijakan yang
harus mendapat persetujuan dari
Dewan Komisaris.
Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
manajemen risiko dan strategi
manajemen risiko.
Mengevaluasi pertanggungjawaban
Direksi dan memberikan arahan
perbaikan
atas
pelaksanaan
kebijakan manajemen risiko, antara
lain
mengevaluasi
pelaksanaan
manajemen risiko melalui laporan
yang
disampaikan
Direksi
secara
berkala
dan
meminta
penjelasan kepada Direksi jika
dalam pelaksanaannya terdapat
penyimpangan dari kebijakan yang
telah ditetapkan.

Menyetujui
transaksi
yang
memerlukan persetujuan dari Dewan
Komisaris.
2. Dalam melaksanakan fungsi manajemen
risiko, Direksi telah memiliki tugas dan
tanggung jawab yang jelas, diantaranya:
Mengevaluasi
dan
menyetujui
kebijakan-kebijakan serta metodologi
yang digunakan untuk penilaian
berbagai jenis risiko Bank.

Memantau perkembangan risiko Bank
secara periodik dan pelaksanaan
implementasi
Sistem
Informasi
Manajemen (SIM).

85
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Menetapkan kualifikasi sumber daya


manusia serta struktur organisasi
yang jelas menyangkut batasan
wewenang, tugas dan tanggung
jawab serta fungsi dan aktivitas yang
memiliki risiko serta prosedur kaji
ulang risiko.
Mengadakan
program
pelatihan
manajemen risiko secara reguler yang
diikuti oleh seluruh pejabat/karyawan
BCA dalam rangka peningkatan
mutu dan keterampilan sumber daya
manusia di bidang manajemen risiko.
Mengikutsertakan karyawan/pejabat
pada program Sertifikasi Manajemen
Risiko
sesuai
dengan
jenjang
jabatannya.
3. Pelaksanaan pengawasan aktif Dewan
Komisaris dan Direksi (Manajemen)
dilakukan diantaranya:
Pengawasan
Dewan
Komisaris
dilaksanakan sesuai tugas dan
tanggung jawab sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Tugas pengawasan Dewan Komisaris
dibantu oleh Komite Audit, Komite
Pemantau Risiko, Komite Remunerasi
dan Nominasi serta Komite Tata
Kelola Terintegrasi.
a. Komite Audit, dibentuk untuk
memastikan terselenggaranya
sistem pengendalian internal,
proses pelaporan keuangan dan
tata kelola perusahaan yang
efektif.
b. Komite
Pemantau
Risiko,
dibentuk untuk memastikan
bahwa
kerangka
kerja
manajemen
risiko
telah
memberikan perlindungan yang
memadai terhadap risiko-risiko
yang dihadapi oleh Bank.
c. Komite
Remunerasi
dan
Nominasi,
dibentuk
untuk
memberikan
rekomendasi
kepada
Dewan
Komisaris

86
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

mengenai kebijakan remunerasi


serta sistem dan prosedur
pemilihan dan/atau penggantian
anggota Dewan Komisaris dan
Direksi.
d. Komite Tata Kelola Terintegrasi
dibentuk untuk mengevaluasi
penerapan
Tata
Kelola
Perusahaan
antara
lain
melalui penilaian kecukupan
pengendalian
internal
dan
pelaksanaan fungsi kepatuhan
di BCA maupun anak-anak usaha
Bank secara terintegrasi.

Dewan
Komisaris
menjaga
komunikasi yang konstruktif dengan
Direksi.
Dewan Komisaris secara aktif
memberikan saran kepada Direksi
dalam menentukan langkah-langkah
strategis yang perlu dijalankan.
Direksi secara aktif melakukan
diskusi,
memberikan
masukan
serta memantau kondisi internal
dan perkembangan faktor eksternal
yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi strategi
bisnis BCA.
I.B.
Kecukupan
Kebijakan,
Prosedur,
Dan
Penetapan Limit Manajemen Risiko
1. BCA telah memiliki struktur organisasi yang
memadai untuk mendukung penerapan
manajemen risiko dan pengendalian
internal yang baik antara lain Divisi Audit
Internal, Satuan Kerja Manajemen Risiko,
Satuan Kerja Kepatuhan dan Komite
Manajemen Risiko.
2. BCA telah memiliki kebijakan pengelolaan
risiko yang tertuang dalam Rencana
Bisnis Bank & Rencana Kerja Anggaran
Tahunan dan telah disusun sesuai dengan
visi, misi, strategi bisnis, kecukupan
permodalan, kemampuan SDM dan risk
appetite. Kebijakan tersebut dikaji ulang
secara berkala dan disesuaikan dengan
perkembangan/perubahan yang terjadi,
baik internal maupun eksternal.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

3. Kebijakan, prosedur dan penetapan limit


risiko telah didokumentasikan secara
tertulis dan lengkap serta di-review secara
berkala.
4. Dalam melakukan aktivitas bisnisnya,
BCA telah menyusun Rencana Bisnis
Bank dan Rencana Kerja Anggaran
Tahunan yang membahas strategi BCA
secara keseluruhan yang mencakup arah
pengembangan bisnis dan penetapan
strategi tersebut telah memperhitungkan
kemungkinan dampak strategi tersebut
terhadap permodalan Bank, antara lain
proyeksi permodalan dan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
I.C. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran,
Pemantauan Dan Pengendalian Risiko Serta
Sistem Informasi Manajemen Risiko
1. BCA telah memiliki prosedur pemberian
kredit dan prosedur kegiatan operasional
lainnya yang diatur secara jelas dalam
manual ketentuan, panduan kerja, surat
keputusan kebijakan dan surat edaran
manajemen.
2. Pemantauan eksposur risiko dilakukan
secara berkala dan berkesinambungan
oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko
(SKMR) dengan membandingkan risiko
aktual dengan limit risiko yang telah
ditetapkan.
3. Laporan mengenai perkembangan risiko,
yang meliputi antara lain: Laporan Profil
Risiko, Laporan Portofolio Kredit dan
Laporan Pencapaian Rencana Kerja
Perusahaan disampaikan kepada Direksi
secara rutin.

Data Perusahaan

Sistem akuntansi, informasi, dan


komunikasi
Kegiatan pemantauan dan tindakan
koreksi penyimpangan
2. Sistem pengendalian internal terhubung
dengan masing-masing unit bisnis
maupun unit operasional yang merupakan
first line of defense dalam manajemen
risiko. Unit-unit tersebut dilengkapi dengan
fungsi pengawasan, yang dilakukan oleh
Pengawasan Internal di kantor cabang,
kantor wilayah, dan kantor pusat.

Untuk mendukung penerapan manajemen


risiko, BCA telah memiliki kebijakan
manajemen risiko, prosedur dan limit
risiko
dan
mendorong
terciptanya
budaya kepatuhan terhadap ketentuan
yang berlaku. Pengendalian internal ini
dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen
Risiko dan Satuan Kerja Kepatuhan yang
merupakan second line of defense dalam
manajemen risiko.

Kecukupan
dan
efektivitas
sistem
pengendalian internal dikaji ulang secara
berkala oleh Divisi Audit Internal yang
merupakan third line of defense dalam
manajemen risiko, untuk memastikan
pengendalian internal telah dijalankan
secara memadai.
3. Seluruh manajemen dan karyawan BCA
memiliki peran dan tanggung jawab dalam
meningkatkan kualitas dan pelaksanaan
sistem pengendalian internal BCA.

I.D. Sistem Pengendalian Internal Yang Menyeluruh


1. BCA telah memiliki kebijakan sistem
pengendalian internal yang mencakup lima
komponen:
Pengawasan oleh manajemen dan
budaya pengendalian risiko

Identifikasi dan penilaian risiko
Kegiatan pengendalian risiko dan
pemisahan fungsi

87
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Struktur Organisasi Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

DEWAN KOMISARIS

DIREKSI
PRESIDEN
DIREKTUR

Asset & Liability


Committee (ALCO)

Anti Fraud

Komite Kebijakan
Perkreditan

Komite Tata Kelola


Terintegrasi

Audit Internal*

Komite
Kredit

WAKIL
PRESIDEN DIREKTUR

Komite
Manajemen Risiko

Komite
Pemantau
Risiko

Komite Manajemen
Risiko Terintegrasi

Komite
Audit

garis pengawasan

BCA Finance

DIREKTUR
MANAJEMEN
RISIKO

DIREKTUR
KREDIT

DIREKTUR
KEPATUHAN

BCA Finance Ltd.


Hong Kong
BCA Syariah
BCA Sekuritas
Asuransi
Umum BCA
Central
Santosa
Finance
Auransi Jiwa
BCA

Analisa
Risiko
Kredit

Pengamanan
Teknologi
Informasi

Enterprise Risk
Management

Manajemen
Risiko*

Manajemen
Risiko Kredit

Penyelamatan
Kredit

Manajemen
Risiko Pasar

Kepatuhan*

Manajemen Risiko
Operasional

garis komunikasi dan


penyampaian informasi
garis pelaporan/
tanggung jawab
Catatan:
* Termasuk melakukan
pemantauan pelaksanaan fungsi
audit internal / manajemen
risiko / kepatuhan pada Entitas
Anak dalam rangka penerapan
tata kelola terintegrasi dan
manajemen risiko terintegrasi.
Wakil Presiden Direktur
melakukan fungsi pemantauan
dan penyelarasan secara
menyeluruh terhadap
pengelolaan Entitas Anak.
Direktur Manajemen Risiko
melakukan fungsi pemantauan
risiko Entitas Anak dalam rangka
manajemen risiko terintegrasi.

EFEKTIVITAS SISTEM MANAJEMEN RISIKO


BANK
Dalam melakukan evaluasi terhadap efektivitas sistem
manajemen risiko Bank, Dewan Komisaris dan Direksi
dibantu oleh komite-komite di bawah Dewan Komisaris
maupun Direksi. Komite-komite di bawah Dewan
Komisaris adalah Komite Audit, Komite Pemantau Risiko,
Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite Tata
Kelola Terintegrasi. Sedangkan komite-komite di bawah
Direksi yang terkait dengan manajemen risiko adalah
Asset & Liability Committee (ALCO) Komite Kebijakan
Perkreditan, Komite Kredit, Komite Manajemen Risiko
dan Komite Manajemen Risiko Terintegrasi.
Secara periodik, komite-komite tersebut mengadakan
pertemuan untuk membahas dan memberikan masukan
dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi.

88
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Bank juga melakukan evaluasi terhadap kebijakan serta


metodologi yang digunakan dalam penilaian berbagai
jenis risiko; perkembangan berbagai tipe risiko yang
berbeda dan kemungkinan dampaknya; kecukupan
kebijakan, prosedur dan penetapan limit; kecukupan
proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko; serta efektivitas sistem pengendalian
internal yang menyeluruh.
Evaluasi dan pengkinian kebijakan, prosedur dan
metodologi manajemen risiko dilakukan secara berkala
untuk menjaga kesesuaiannya dengan regulasi dan
dengan mempertimbangkan kondisi operasional. Evaluasi
terhadap efektivitas manajemen risiko juga dilakukan
melalui laporan berkala yang dikirimkan kepada Dewan
Komisaris dan Direksi, antara lain: Laporan Pelaksanaan
Kebijakan Manajemen Risiko; Laporan Profil Risiko; dan
Laporan Risk Update.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Penerapan Basel
Bank terus mempersiapkan diri dalam melaksanakan
penerapan Basel di Indonesia. Terkait penerapan Basel
III di Indonesia, baik dari segi permodalan dan likuiditas,
BCA turut berpartisipasi dalam Quantitative Impact Studies
(QIS) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan dan dalam persiapan rencana
penerapan publikasi Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan
Leverage Ratio pada tahun 2015.

berkelanjutan di masa mendatang. Kebijakan ini


juga disusun dengan memperhatikan persyaratan
permodalan yang ditentukan oleh regulator.
BCA memiliki rencana permodalan yang disusun
oleh Direksi sebagai bagian dari Rencana Bisnis Bank
dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Perencanaan
ini diharapkan dapat memastikan tersedianya modal
yang memadai dan terciptanya struktur permodalan
yang sehat. Rencana pengelolaan permodalan BCA
juga memperhatikan pengembangan bisnis para
entitas anak serta kebutuhan permodalannya saat
ini dan perkiraan ke depannya.

Risk Appetite
Bank mendefinisikan risk appetite sebagai tingkat dan
jenis risiko yang bersedia diambil oleh Bank dalam
rangka mencapai sasaran bisnis Bank. Risk appetite
yang ditetapkan oleh Bank tercermin dalam strategi dan
sasaran bisnis Bank.

BCA berupaya untuk terus memperkokoh


permodalan Tier I sebagai salah satu langkah
persiapan diterapkannya Basel III. Pada tahun 2015,
seluruh kebutuhan permodalan BCA dapat terpenuhi
dari pertumbuhan modal secara organik dengan
didukung oleh profitabilitas Bank yang sehat.

Stress Testing
Bank secara berkala melakukan stress testing dengan
berbagai skenario serta berbagai faktor dan parameter
yang dapat mempengaruhi risiko.

Skenario
dalam
pelaksanaan
stress
testing
mempertimbangkan beberapa variabel makroekonomi
seperti BI rate, tingkat inflasi, PDB, nilai tukar, harga
BBM dan lainnya. Metodologi yang digunakan dalam
melakukan stress test selain menggunakan model statistik
yang berdasarkan data historis juga skenario metode
judgement yang memperhitungkan faktor-faktor risiko
kualitatif. Semua itu dilakukan untuk melihat dampak
perubahan faktor makroekonomi diatas terhadap tingkat
NPL, profitabilitas, likuiditas dan permodalan.
Hasil stress testing yang telah dilakukan oleh Bank untuk
risiko kredit, pasar dan likuiditas adalah cukup baik,
dimana modal serta likuiditas Bank masih cukup memadai
untuk mengantisipasi estimasi potensi kerugian.
II. Permodalan BCA

Kebijakan Permodalan
Kebijakan pengelolaan modal bertujuan untuk
memastikan bahwa BCA memiliki modal yang kuat
dalam mendukung strategi pengembangan usaha
Bank saat ini dan memastikan pertumbuhan yang

Data Perusahaan

Kecukupan Permodalan Dan Kebijakan Dividen


BCA memiliki tingkat permodalan yang memadai
dengan modal secara konsolidasi sebesar 19,0% dan
diatas persyaratan minimum sesuai profil risiko yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia, sehingga sangat
memadai untuk mendukung rencana ekspansi
usaha bank maupun mengantisipasi seluruh risiko
yang dihadapi.
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, BCA
secara konsolidasi telah melakukan stress test untuk
risiko kredit, risiko pasar serta risiko likuiditas. Hasil
stress test tersebut menunjukkan bahwa posisi
permodalan BCA masih dapat menutup kerugian
yang ditimbulkan dari potensi risiko-risiko yang
dihadapi Bank maupun seluruh entitas anak.
Dalam
mengelola
permodalan,
BCA
mempertimbangkan kebijakan dividen yang
berimbang dimana penentuan dividend payout
ratio berdasarkan pencapaian profitabilitas BCA
dan permodalan Bank serta mempertimbangkan
kepentingan pemegang saham.

89
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Dalam beberapa tahun terakhir BCA secara


bertahap telah menyesuaikan dividend payout ratio
untuk memperkuat permodalan, terutama dalam
mendukung aktivitas perkreditan dan lini-lini bisnis
baru serta untuk membentuk permodalan dalam
mempersiapkan implementasi Basel III.

BCA bersama BCA Finance telah melakukan


penambahan modal kepada BCA Insurance sebesar
Rp 150 miliar secara keseluruhan (porsi BCA
Rp 112,5 miliar dan porsi BCA Finance Rp 37,5 miliar).
Dana tersebut digunakan untuk pengembangan
usaha, memperkuat modal dan memperkuat tingkat
solvabilitas BCA Insurance agar tetap berada pada
level yang sehat. Penambahan modal ini telah
mendapatkan persetujuan dari OJK pada tanggal 26
Juni 2015.

Dividend Payout Ratio

Selain itu, BCA juga melakukan penambahan modal


sebesar Rp 400 miliar kepada BCA Syariah, yang
digunakan untuk memperkuat modal BCA Syariah
agar dapat masuk ke dalam kategori Bank BUKU II
dengan modal di atas Rp 1 triliun sehingga memiliki
landasan yang lebih kuat untuk mengembangkan
produk-produk yang diijinkan sebagai bank syariah
BUKU II.

32,3%

2011

2012

24,0%

2013

20,8%

2014

22,1%

Pada tahun 2015, BCA dan para pemegang saham


lainnya memberikan pinjaman subordinasi kepada
BCA Sekuritas sebesar Rp 150 miliar secara

90
PT Bank Central Asia Tbk

Dengan adanya penambahan modal dan pinjaman


subordinasi yang telah dilakukan oleh BCA selama
tahun 2015, diharapkan mampu meningkatkan
pengembangan bisnis pada anak-anak usaha dan
memungkinkan BCA beserta anak anak usaha
untuk menyediakan produk dan layanan keuangan
secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan
nasabah, sekaligus dapat berkontribusi bagi
profitabilitas BCA.

2015

Kebutuhan Permodalan Anak-Anak Usaha


Tingkat kebutuhan permodalan anak-anak usaha
BCA saat ini relatif belum signifikan dibandingkan
posisi permodalan BCA. Bisnis anak-anak usaha
diproyeksikan akan tumbuh secara bertahap,
memungkinkan Bank untuk memantau risiko secara
periodik dan untuk memenuhi setiap kebutuhan
permodalan anak-anak usaha.

Laporan Tahunan 2015

Tinjauan Keuangan

keseluruhan, dimana porsi BCA adalah sebesar Rp


112,5 miliar. Selanjutnya, dana tersebut digunakan
oleh BCA Sekuritas untuk melakukan penyertaan
modal kepada BCA Life; guna mendukung
pengembangan bisnis serta memperkuat tingkat
solvabilitas (persyaratan Risk Based Capital - RBC)
BCA Life agar sesuai dengan ketentuan Pemerintah.
Pinjaman subordinasi ini telah mendapatkan
persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada
tanggal 20 Maret 2015.

Sehubungan dengan pembagian dividen terakhir,


berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham
tanggal 9 April 2015, para pemegang saham
menyetujui pemberian dividen tunai sebesar Rp 3,6
triliun atau Rp 148 per saham (dibayarkan melalui
dividen interim sebesar Rp 50 per saham pada 23
Desember 2014 dan dividen final sebesar Rp 98
per saham yang dibayarkan pada 13 Mei 2015).
Pembagian dividen ini setara dengan dividend payout
ratio sebesar 22,1% yang dibayarkan dari laba bersih
tahun 2014. Selanjutnya, BCA mendistribusikan
sebagian porsi laba bersih tahun 2015 dalam bentuk
dividen interim sebesar Rp 55 per saham yang telah
dibayarkan pada 9 Desember 2015.

25,6%

Pendukung Bisnis

Posisi Permodalan BCA


Pada tahun 2015 rasio kecukupan modal (Capital
Adequacy RatioCAR) BCA secara perusahaan
induk tercatat sebesar 18,7% meningkat 180 bps
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
16,9%, sedangkan rasio CAR secara konsolidasi
tercatat sebesar 19,0%.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Modal inti Bank secara perusahaan induk pada akhir


tahun 2015 mencapai Rp 83,7 triliun berkontribusi
95,2% terhadap total modal BCA, sedangkan modal
pelengkap tercatat sebesar Rp 4,2 triliun atau 4,8%
dari total modal BCA.
III. Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan
Manajemen Risiko
Berikut adalah ikhtisar eksposur risiko yang
dihadapi oleh BCA dalam menjalankan usaha serta
penerapan manajemen risiko yang di desain untuk
meminimalkan dampak dari risiko-risiko tersebut.
III.A. Pengungkapan Eksposur Risiko Kredit Dan
Penerapan Manajemen Risiko Kredit

Organisasi Manajemen Risiko Kredit


BCA telah mengembangkan proses manajemen
risiko kredit yang terstruktur guna mendukung
prinsip perkreditan yang kokoh dengan kontrol
internal yang kuat.
1. Dewan
Komisaris,
menyetujui
rencana
perkreditan
Bank
dan
mengawasi
pelaksanaannya; menyetujui Kebijakan Dasar
Perkreditan Bank dan meminta penjelasan
kepada Direksi jika dalam pelaksanaan
pemberian kredit terdapat penyimpangan dari
kebijakan yang telah ditetapkan.
2. Direksi, bertanggung jawab atas penyusunan
rencana dan kebijakan perkreditan, memastikan
kepatuhan Bank terhadap ketentuan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di
bidang perkreditan dan kebijakan perkreditan,
serta melaporkan kepada Dewan Komisaris
mengenai hal-hal seperti pelaksanaan rencana
perkreditan, penyimpangan dalam pelaksanaan
pemberian kredit, perkembangan kualitas
portofolio kredit dan kredit dalam pengawasan
khusus atau bermasalah.
3. Chief
Risk
Officer, yang merupakan
salah satu Direktur BCA, menandatangani
memo pengolahan kredit (MPK) tertentu,
kewenangannya dalam rangka penyelamatan
kredit dan dalam memberikan opini dari
sudut pandang manajemen risiko mengenai
kelayakan atau kesesuaiannya permohonan
tersebut dengan risk appetite BCA dilihat dari
tingkat risikonya.

4.

Data Perusahaan

Unit kerja yang melaksanakan fungsi-fungsi


yang terkait dengan manajemen risiko kredit
(Unit Pengembangan Bisnis dan Unit Analisa
Risiko Kredit), bertanggung jawab terhadap
pengelolaan risiko kredit.

Bank memiliki komite-komite yang didedikasikan


untuk membantu Direksi dalam proses perkreditan,
yaitu:
1. Komite Kebijakan Perkreditan, memiliki
fungsi pokok yaitu membantu Direksi dalam
merumuskan kebijakan perkreditan terutama
yang berkaitan dengan prinsip kehatihatian dalam perkreditan, memantau dan
mengevaluasi penerapan kebijakan perkreditan,
melakukan kajian berkala terhadap kebijakan
kredit, memantau perkembangan dan kondisi
portofolio perkreditan serta memberikan saran
dan langkah perbaikan atas hasil evaluasi yang
telah dijalankan.
2. Komite Kredit, memiliki fungsi pokok untuk
memberikan pengarahan dalam analisis kredit,
memberikan keputusan atau rekomendasi atas
rancangan keputusan kredit yang terkait dengan
debitur besar, industri yang spesifik atau atas
permintaan khusus Direksi serta melakukan
koordinasi dengan Asset and Liability Committee
(ALCO) dalam hal aspek pendanaan kredit dan
penyesuaian suku bunga kredit korporasi.
3. Komite Manajemen Risiko, memiliki fungsi
pokok untuk menyusun kebijakan, strategi
dan pedoman penerapan manajemen risiko,
menetapkan hal-hal yang terkait dengan
keputusan bisnis yang bersifat irregularities, dan
menyempurnakan pelaksanaan manajemen
risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan
proses dan sistem manajemen risiko yang
efektif.
Strategi Manajemen Risiko untuk Aktivitas yang
Memiliki Eksposur Risiko Kredit yang Signifikan
BCA merumuskan strategi manajemen risiko
sesuai strategi bisnis secara keseluruhan dengan
memperhatikan risk appetite dan toleransi
risiko. Strategi manajemen risiko disusun untuk
memastikan bahwa eksposur risiko BCA dikelola
secara terkendali sesuai dengan kebijakan kredit,

91
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

prosedur internal BCA, peraturan dan perundangundangan, serta ketentuan lain yang berlaku.
Strategi manajemen risiko yang terstruktur disusun
berdasarkan prinsip-prinsip umum berikut:
- Strategi manajemen risiko harus berorientasi
jangka
panjang
untuk
memastikan
kelangsungan
usaha
BCA
dengan
mempertimbangkan kondisi/siklus ekonomi,
-
Strategi manajemen risiko secara komprehensif
harus dapat mengendalikan dan mengelola
risiko BCA dan entitas anak, dan
- Mencapai kecukupan permodalan yang
diharapkan disertai alokasi sumber daya yang
memadai.
Strategi manajemen risiko disusun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
- Perkembangan ekonomi dan bisnis serta
dampak yang mungkin terjadi akibat risiko yang
dihadapi oleh BCA.
- Organisasi BCA termasuk kecukupan sumber
daya manusia dan infrastruktur pendukung.
- Kondisi keuangan BCA termasuk kemampuan
untuk menghasilkan laba dan kemampuan BCA
mengelola risiko yang timbul sebagai akibat
perubahan faktor eksternal dan faktor internal.
- Komposisi serta diversifikasi portofolio BCA.
Kebijakan Pengelolaan Risiko Konsentrasi Kredit
Manajemen portofolio melakukan pengelolaan
risiko konsentrasi kredit dengan menentukan
limit antara lain untuk eksposur sektor industri,
pinjaman valuta asing, jenis kredit tertentu serta
eksposur perseorangan dan grup usaha. Disamping
memantau perkembangan rating database, teknologi,
sumber daya manusia, tingkat kompleksitas bank,
pasar serta regulasi yang ada, manajemen portofolio
Bank secara aktif berfungsi untuk mengoptimalisasi
alokasi modal Bank untuk mencapai tingkat risiko
yang dapat diterima sesuai dengan parameter risk
appetite dan risk tolerance.

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pengukuran dan Pengendalian Risiko Kredit


Bank mengukur risiko kredit dengan menggunakan
metode standar sesuai dengan Surat Edaran
Bank Indonesia No.13/6/DPNP perihal Pedoman
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko
dengan
menggunakan
Pendekatan
Standar
Basel II untuk mengukur risiko kredit. Untuk
keperluan internal, Bank menggunakan pengukuran
berdasarkan internal rating yang digunakan sebagai
alat bantu dalam proses pengambilan keputusan
kredit.
Pengendalian risiko kredit dilakukan melalui
penetapan sistem penilaian (internal credit review)
yang independen untuk penerapan proses
manajemen risiko kredit secara efektif yang meliputi:

Evaluasi proses administrasi perkreditan;
Penilaian terhadap akurasi penerapan internal
risk rating atau penggunaan alat pemantauan
lainnya; dan

Efektivitas pelaksanaan unit kerja atau petugas
yang melakukan pemantauan kualitas kredit
individual.
Bank melakukan deteksi secara dini kemungkinan
adanya kredit bermasalah atau diduga akan menjadi
bermasalah dan mengambil langkah-langkah
proaktif untuk mengelola portofolio kredit guna
meminimalkan dampak kredit bermasalah pada
keseluruhan portofolio.
Tagihan yang Jatuh Tempo dan Tagihan yang
Mengalami Penurunan Nilai/Impairment
Tagihan yang jatuh tempo merupakan seluruh
tagihan yang telah jatuh tempo lebih dari 90 hari,
baik atas pembayaran pokok dan/atau pembayaran
bunga. Tagihan yang mengalami penurunan nilai/
impairment adalah aset keuangan yang memiliki
nilai signifikan secara individual dan terdapat bukti
obyektif bahwa penurunan nilai individual terjadi
setelah pengakuan awal aset keuangan tersebut.
Pengungkapan tagihan bersih Bank secara individu
dan konsolidasi dimuat dalam Tabel 2.1.a dan b;
Tabel 2.2.a dan b; Tabel 2.3.a dan b.

92
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Pendekatan yang Digunakan untuk Pembentukan


CKPN
Untuk mengantisipasi kemungkinan penurunan
nilai yang timbul atas aset keuangan BCA, maka
perlu dibentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(CKPN). Istilah CKPN dalam penerapan PSAK 50/55
disesuaikan menjadi impairment.
Evaluasi penurunan nilai dilakukan secara
individual dan kolektif. Pendekatan perhitungan
individual impairment merupakan selisih antara
nilai tunai atas estimasi cashflow yang didiskonto
berdasarkan suku bunga efektif (Effective Interest
Rate EIR) dengan amortized cost pada saat terjadi
impairment. Sedangkan pendekatan perhitungan
collective impairment secara statistik menggunakan
parameter:
a. Probability of Default (PD), yaitu tingkat
kemungkinan kegagalan debitur memenuhi
kewajiban, yang diukur berdasarkan pendekatan
Migration Analysis dan Roll Rates.
b. Loss Given Default (LGD), yaitu tingkat kerugian
yang diakibatkan dari kegagalan debitur
memenuhi kewajibannya. Untuk mendapatkan
persentase LGD yang wajar, maka diperlukan
analisa data historis.
Pengungkapan rincian mutasi cadangan penurunan
nilai Bank secara individu dan konsolidasi dimuat
dalam Tabel 2.4.a dan b; Tabel 2.5.a dan b; Tabel
2.6.a dan b.
Penerapan Pengukuran Risiko Kredit dengan
Pendekatan Standar
Dalam melakukan perhitungan Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR) risiko kredit, Bank mengacu
kepada Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/6/DPNP
perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang
Menurut Risiko Kredit dengan Menggunakan
Pendekatan Standar. ATMR untuk Risiko Kredit
dengan menggunakan Pendekatan Standar Basel II,
secara umum perhitungannya didasarkan pada hasil
peringkat yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat
yang diakui Bank Indonesia sebagaimana diatur
dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/31/
DPNP perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat
yang diakui Bank Indonesia.

Data Perusahaan

Penggunaan peringkat dari pihak ketiga dalam


perhitungan ATMR risiko kredit hanya digunakan
untuk jenis tagihan kepada Pemerintah Negara
lain, Entitas Sektor Publik, Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga Internasional tertentu,
Bank dan Korporasi.
Pengungkapan tagihan bersih berdasarkan kategori
portofolio dan skala peringkat bank secara individu
dan konsolidasi dimuat dalam Tabel 3.1.a dan b.
Counterparty credit risk timbul dari jenis transaksi
derivatif Over The Counter (OTC) dan transaksi repo/
reverse repo baik atas posisi trading book maupun
banking book.
Pengungkapan risiko kredit pihak lawan: transaksi
derivatif dan transaksi reverse repo dimuat dalam
Tabel 3.2.a-c.
Mitigasi Risiko Kredit
Jenis agunan umum yang diterima untuk mitigasi
risiko kredit adalah berupa agunan solid dalam
bentuk uang tunai atau tanah dan bangunan. Jenis
agunan tersebut memiliki nilai likuiditas relatif tinggi
dan/atau keberadaannya tetap (tidak berpindahpindah tempat) sehingga dapat segera dicairkan
pada saat pinjaman debitur/grup debitur masuk
dalam kategori bermasalah.
Penilaian agunan dilakukan oleh penilai independen,
kecuali di lokasi agunan tersebut tidak terdapat
penilai independen, maka akan dilakukan oleh staf
penilai internal yang tidak terlibat dalam proses
pemberian kredit. Untuk mengontrol fisik agunan
yang dijaminkan oleh debitur ke BCA, maka harus
dilakukan peninjauan agunan secara berkala.
Pihak-pihak utama pemberi jaminan/garansi
dianalisa pada saat pengolahan kredit untuk
memitigasi keseluruhan risiko kredit. Kelayakan
pemberian kredit tersebut dan analisis keamanan
diputuskan dengan menerapkan Four Eyes Principle
dimana keputusan kredit ditentukan oleh dua pihak
independen yaitu unit pengembangan bisnis dan
unit analisa risiko kredit.

93
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Penggunaan teknik mitigasi kredit berfokus pada


agunan yang termasuk dalam jenis agunan utama.
Selain itu untuk memitigasi risiko kredit yang
mungkin terjadi secara bank-wide, portofolio kredit
BCA telah terdiversifikasi dengan baik, secara
kategori kredit maupun industri/sektor ekonomi.
Pengungkapan tagihan bersih Bank secara individu
dan konsolidasi berdasarkan bobot risiko setelah
memperhitungkan dampak mitigasi risiko kredit
dimuat dalam Tabel 4.1.a dan b.
Pengungkapan tagihan bersih dan teknik mitigasi
risiko kredit Bank secara individual dan konsolidasi
dimuat dalam Tabel 4.2.a dan b.
Perhitungan ATMR risiko kredit pendekatan standar
Bank secara individual dimuat dalam Tabel 6.1.1,
6.1.2, 6.1.3, dan 6.1.7.

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Perhitungan ATMR risiko kredit pendekatan standar


Bank secara konsolidasi dimuat dalam Tabel 6.2.1,
6.2.2, 6.2.3, 6.2.6 dan 6.2.7.
III.B. Pengungkapan Eksposur Risiko Pasar Dan
Penerapan Manajemen Risiko Pasar

Organisasi Manajemen Risiko Pasar


Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa penerapan manajemen
risiko terhadap nilai tukar dan suku bunga telah
sesuai dengan tujuan strategis, skala, karakteristik
bisnis dan profil risiko nilai tukar dan suku bunga
Bank, termasuk memastikan integrasi penerapan
manajemen risiko nilai tukar dan suku bunga dengan
risiko-risiko lainnya yang dapat berdampak pada
posisi risiko Bank.

Direksi mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada pihak-pihak berikut ini.
Pihak

Wewenang dan Tanggung Jawab

ALCO

Menetapkan kebijakan dan strategi risiko nilai tukar dan suku bunga.

Satuan Kerja Manajemen Risiko

Mendukung ALCO dalam pemantauan dan pengukuran risiko nilai tukar dan suku
bunga.

Divisi Tresuri

Mengelola operasional transaksi valuta asing dan suku bunga pada trading book Bank
secara keseluruhan yaitu :
- Bertanggung jawab untuk memelihara Posisi Devisa Neto (PDN) dan menjaga risiko
suku bunga pada trading book dan memastikan Bank mematuhi ketentuan Bank
Indonesia mengenai PDN.
- Bertanggung jawab dalam operasional pengelolaan trading surat berharga dan
transaksi valuta asing dalam rangka pemenuhan kebutuhan nasabah dan/atau
memperoleh pendapatan.

Kantor Wilayah dan Cabang

Bertanggung jawab dalam pengelolaan transaksi valuta asing di wilayah/cabang


masing-masing sesuai dengan limit yang ditetapkan. Pada prinsipnya transaksi valuta
asing di wilayah/cabang harus di-cover oleh Divisi Tresuri. Limit masing masing
wilayah/cabang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan operasional dalam mengelola
transaksi valuta asing.

Perhitungan risiko pasar untuk perhitungan kebutuhan modal BCA menggunakan metode standar dari Bank
Indonesia.

94
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Pengelolaan Portofolio Trading Book dan Banking


Book
Pengelolaan portofolio yang terekspose risiko
suku bunga (di dalam trading book) dan nilai tukar
dilakukan dengan menetapkan dan memantau
penggunaan Limit Nominal (Posisi Devisa Neto),
VAR Limit, Stress Loss Limit dan Stop Loss Limit.
Metode valuasi yang digunakan adalah berdasarkan
harga transaksi yang terjadi (close out prices) atau
kuotasi harga pasar dari sumber yang independen,
antara lain :

Harga di bursa (exchange prices).

Harga pada layar dealer (screen prices).
Kuotasi yang paling konservatif yang diberikan
paling kurang 2 (dua) broker dan atau market
maker.

Dalam hal harga pasar dari sumber independen
tidak tersedia, maka penetapan harga dilakukan
dengan berdasarkan kurva imbal hasil.

Cakupan Portofolio Trading dan Banking yang


Diperhitungkan pada KPMM
Berikut
adalah
cakupan
portofolio
yang
diperhitungkan dalam KPMM:
Untuk risiko nilai tukar, memasukkan trading
book dan banking book. Risiko nilai tukar dapat
timbul dari transaksi nilai tukar Today (TOD),
Tomorrow (TOM), SPOT, Forward dan SWAP.
Untuk risiko suku bunga, memasukkan trading
book. Risiko suku bunga dapat timbul dari
transaksi surat berharga, Forward dan SWAP.
Untuk risiko ekuitas (bagi anak perusahaan),
memasukkan trading book. Risiko ekuitas dapat
timbul dari transaksi perdagangan ekuitas yang
mungkin dilakukan anak-anak perusahaan.

Antisipasi terhadap Risiko Pasar atas Transaksi


Mata Uang Asing
Langkah-langkah dan rencana yang dilakukan untuk
mengantisipasi risiko pasar atas transaksi yang
terkait dengan risiko nilai tukar dan suku bunga
adalah dengan melakukan penetapan dan kontrol
limit risiko pasar seperti Limit Value at Risk, Limit
Nominal, Limit Stress Loss dan Limit Stop Loss serta
melakukan stress test. Adapun terhadap produk
baru, Bank akan melakukan assessment berupa
identifikasi dan mitigasi risiko yang terkait dengan
risiko pasar.

Pengukuran Risiko Pasar


Untuk keperluan pemantauan risiko pasar (nilai tukar
dan suku bunga) secara harian dilakukan pengukuran
risiko pasar dalam bentuk Value at Risk berdasarkan
metode full valuation historical berdasarkan windows
data 250 hari dan confidence level 99%.
Sedangkan
untuk
perhitungan
kecukupan
pemenuhan kebutuhan modal minimum (KPMM)
risiko pasar dihitung berdasarkan metode standar
yang ditetapkan Bank Indonesia.
Pengungkapan risiko pasar Bank secara individu dan
konsolidasi dengan menggunakan metode standar
dimuat pada Tabel 7.1.

Pengungkapan risiko pasar Bank secara individu
menggunakan model internal (Value at Risk) dimuat
pada Tabel 7.2.a.

Data Perusahaan

III.C. Pengungkapan Eksposur Risiko Operasional


Dan
Penerapan
Manajemen
Risiko
Operasional

Organisasi Manajemen Risiko Operasional


Penerapan Manajemen Risiko Operasional secara
bank wide meliputi:
1. Dewan Komisaris dan Direksi, memastikan
penerapan manajemen risiko telah memadai
sesuai dengan karakteristik, kompleksitas dan
profil risiko BCA serta memahami dengan baik
jenis dan tingkat risiko yang melekat pada
kegiatan bisnis BCA.
2. Komite Manajemen Risiko, bertugas untuk
memastikan bahwa kerangka kerja manajemen
risiko telah memberikan perlindungan memadai
terhadap risiko-risiko yang dihadapi Bank.

95
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

3.

4.

5.

6.

7.

Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR),


bertugas untuk meyakinkan bahwa risiko
yang dihadapi BCA dapat diidentifikasi, diukur,
dipantau, dikendalikan dan dilaporkan dengan
benar melalui penerapan kerangka manajemen
risiko yang sesuai serta berwenang memberikan
masukan kepada Direksi dalam penyusunan
kebijakan, strategi dan kerangka manajemen
risiko.
Satuan Kerja Enterprise Security, bertugas
untuk melindungi dan mengamankan aset
informasi serta aset fisik perusahaan,
membangun kemampuan perusahaan dalam
menghadapi situasi darurat yang mengancam
kelangsungan usaha serta memastikan bahwa
penerapan tata kelola teknologi informasi
sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Divisi Audit Internal, bertugas meyakinkan
risiko bisnis telah dikelola dengan benar serta
mengevaluasi kecukupan dan efektivitas
penerapan manajemen risiko dan pengendalian
intern.
Divisi Strategi dan Pengembangan OperasiLayanan, bertugas membantu SKMR dalam
pelaksanaan program manajemen risiko
operasional dan memberikan dukungan kepada
segenap unit kerja berkaitan dengan programprogram SKMR.
Unit Kerja (unit bisnis dan unit pendukung),
merupakan risk owner yang bertanggung
jawab terhadap pengelolaan risiko operasional
sehari-hari melalui koordinasi kejadian risiko
operasional kepada SKMR.

Pengukuran dan Identifikasi Risiko Operasional


Bank telah memiliki dan menerapkan suatu
metodologi untuk mengidentifikasi dan mengukur
risiko operasional, yaitu Risk Self Assessment (RSA)
yang mulai diterapkan pada tahun 2002 pada
seluruh unit kerja di BCA. Fungsi utama pelaksanaan
RSA ini adalah untuk mensosialisasikan risk culture
(budaya mengelola risiko) dan meningkatkan risk
awareness (kesadaran akan risiko) yang merupakan
syarat utama dalam pengelolaan risiko yang efektif.
Dengan meningkatnya risk culture diharapkan akan
mampu meningkatkan budaya kontrol risiko pada

96
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

setiap karyawan dalam melaksanakan aktivitas


usaha sehari-hari sehingga dapat meminimalisasi
risiko secara keseluruhan.
Metodologi RSA ini kemudian disempurnakan
menjadi Risk and Control Self-Assessment (RCSA)
yang saat ini telah diimplementasikan pada seluruh
cabang dan unit kerja kantor pusat yang memiliki
risiko operasional yang dinilai signifikan. Pada
metodologi RCSA, cabang dan unit kerja melakukan
proses identifikasi dan pengukuran risiko operasional
yang melekat pada unit kerja atau bisnisnya.
Berdasarkan proses tersebut, dan berkoordinasi
dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko, unit kerja
menentukan kontrol-kontrol yang harus diterapkan
agar dapat memitigasi risiko yang diidentifikasi.
Risiko-risiko tersebut dipantai dan dilaporkan secara
berkala.
Selain metodologi RCSA, Bank juga telah menerapkan
Loss Event Database (LED) dan Key Risk Indicator (KRI).
KRI adalah suatu metode yang digunakan untuk
memberikan suatu indikator (early warning signal)
apabila ada kemungkinan terjadinya peningkatan
risiko operasional di suatu unit kerja. Seluruh kantor
wilayah dan cabang telah menerapkan KRI.
LED bertujuan untuk membantu Bank dalam
mencatat dan menganalisa kasus-kasus atau
kejadian yang dapat menyebabkan kerugian
operasional, sehingga dapat diambil tindakan
perbaikan untuk mencegah terjadinya kasus serupa.
Tujuan akhir dari LED adalah untuk mengidentifikasi
sumber risiko dan meminimalkan kerugian risiko
operasional yang mungkin terjadi. Selain itu LED
juga merupakan sarana pengumpulan data kerugian
risiko operasional yang digunakan Bank untuk
memperhitungkan alokasi beban modal (capital
charge) dan pemantauan terhadap kejadian-kejadian
yang dapat menimbulkan kerugian operasional yang
telah terjadi pada Bank. LED telah diimplementasikan
di seluruh kantor wilayah, cabang dan unit kerja
kantor pusat.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Penerapan
ketiga
metodologi
tersebut
di
atas didukung oleh aplikasi Operation Risk
Management Information System (ORMIS) dan
saat ini seluruh cabang dan unit kerja kantor
pusat telah menggunakan aplikasi ORMIS dalam
mengimplementasikan RCSA, LED dan KRI.

tersebut serta faktor mitigasi yang dapat mengelola


risiko-risiko tersebut. Proses ini dirancang untuk
memastikan bahwa produk/aktivitas baru yang
ditawarkan kepada nasabah tidak akan mengubah
profil risiko BCA secara signifikan. Prinsip
manajemen risiko untuk produk, aktivitas dan bisnis
baru dilaksanakan berdasarkan ketentuan internal
yang disusun sesuai dengan ketentuan regulator.
Pada tahun 2015, BCA meluncurkan Sakuku,
sebuah aplikasi pembayaran dan perbankan
berbasis mobile yang diperkirakan akan memegang
peranan yang besar dalam strategi pengembangan
produk kedepannya.

Mitigasi Risiko Operasional


Untuk memitigasi risiko operasional, Bank:
Telah memiliki kebijakan, prosedur dan
penetapan limit yang bermanfaat dalam
memantau, mengukur dan memitigasi risiko
operasional.

Senantiasa mengkinikan kebijakan dan prosedur
sesuai dengan perkembangan organisasi serta
perubahan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan yang berlaku.
Telah memiliki Business Continuity Management
(BCM) Plan, yaitu proses manajemen (protokol)
terpadu dan menyeluruh untuk memastikan
kelangsungan
operasional
BCA
dalam
menjalankan bisnis dan melayani nasabah.
Telah memiliki sistem pengendalian internal,
dimana
dalam
pelaksanaannya
telah
memperhatikan prinsip pemisahan fungsi
(four eyes principle) dan penerapan sistem
rotasi untuk menghindari potensi self-dealing,
atau penyembunyian suatu dokumentasi atau
transaksi yang tidak wajar.

Selain itu, BCA aktif mendukung program pemerintah


dalam menggalakkan Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT) dan juga meningkatkan literasi keuangan
kepada masyarakat Indonesia. Beberapa produk
yang merupakan dukungan BCA atas program
pemerintah adalah:
- Laku (produk BCA untuk program OJK:
Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka
Keuangan Inklusif Laku Pandai);
- Duitt (produk BCA untuk program BI: Layanan
Keuangan Digital LKD).
III.D. Pengungkapan Eksposur Risiko Likuiditas
Dan Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas

Pengungkapan kuantitatif risiko operasional Bank


secara individu dan konsolidasi dimuat dalam Tabel
8.1.a dan b.

Pengelolaan Risiko Produk dan Aktivitas Baru


Sebagai bank swasta terbesar di Indonesia, BCA
fokus untuk menyediakan produk dan aktivitas
perbankan terkini sesuai kebutuhan nasabah yang
terus berkembang. Penyempurnaan atau penciptaan
produk dan aktivitas perbankan baru harus melalui
proses pengkajian yang mempertimbangkan
strategi bisnis dan risiko yang melekat pada produk

Data Perusahaan

Organisasi Manajemen Risiko Likuiditas


Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa penerapan manajemen
risiko likuiditas telah sesuai dengan tujuan strategis,
skala, karakteristik bisnis dan profil risiko likuiditas
Bank, termasuk memastikan integrasi penerapan
manajemen risiko likuiditas dengan risiko-risiko
lainnya yang dapat berdampak pada posisi likuiditas
Bank.

97
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Direksi mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada pihak-pihak berikut ini.

Pihak

Wewenang dan Tanggung Jawab

ALCO

Menetapkan kebijakan dan strategi likuiditas.

Satuan Kerja Manajemen Risiko

Mendukung ALCO dalam pemantauan dan pengukuran risiko likuiditas.

Divisi Tresuri

Mengelola operasional likuiditas Bank secara keseluruhan yaitu :


- Bertanggung jawab untuk memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) dan memastikan
Bank mematuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai GWM.
- Bertanggung jawab dalam operasional pengelolaan secondary reserves dalam
rangka pengelolaan likuiditas dan memperoleh pendapatan.

Kantor Wilayah dan Cabang

Bertanggung jawab dalam pengelolaan likuiditas di wilayah/cabang masing-masing.

Indikator Peringatan Dini Permasalahan Likuiditas


dan Pengukuran serta Pengendalian Risiko
Likuiditas
Pengukuran risiko likuiditas dilakukan secara
berkelanjutan dengan memantau dan mengkaji
proyeksi arus kas, laporan profil maturitas, rasio
likuiditas dan skenario stress test.
Pengendalian risiko likuiditas meliputi strategi
pendanaan yang mencakup strategi diversifikasi
sumber dan jangka waktu pendanaan untuk
mendukung keseluruhan rencana bisnis Bank.
Pengelolaan likuiditas harian, aset likuid berkualitas
tinggi dan limit-limit berkaitan dengan risiko
likuiditas, serta rencana pendanaan darurat
(contingency funding plan) diawasi dan dilaporkan
untuk memitigasi risiko likuiditas.
Pemantauan risiko likuiditas secara proaktif
dilakukan dengan tujuan agar jika terjadi potensi
peningkatan risiko likuiditas dapat segera dimitigasi
dengan dilakukan penyesuaian terhadap kebijakan
mekanisme manajemen risiko likuiditas untuk
mengurangi tekanan pada likuiditas.
Berikut ini aktivitas dalam proses pemantauan risiko
likuiditas:
- Pemantauan
terhadap
risiko
likuiditas
memperhatikan indikator peringatan dini
(early warning indicators) yang berpotensi
meningkatkan risiko likuiditas baik indikator
internal maupun eksternal.
-
Pemantauan dana dan posisi likuiditas meliputi:
Strategi penetapan suku bunga, alternatif

98
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

investasi bagi pemilik dana, perubahan


perilaku nasabah, perubahan nilai tukar
dan selisih suku bunga dengan bankbank pesaing utama akan mempengaruhi
perubahan struktur dana, volatilitas dana,
dan core funds, karena itu perubahan dana
harus dipantau secara berkala (harian,
bulanan, dan tahunan).
Pemantauan posisi likuiditas berupa Giro
Wajib Minimum (GWM) dan kas serta
secondary reserves harus dilakukan secara
harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
- Pemantauan atas kerugian karena risiko
likuiditas dilakukan terhadap biaya yang timbul
dari pemeliharaan likuiditas atau kerugian yang
disebabkan oleh faktor likuiditas.
Bank menjaga cadangan likuiditas dengan
mempertahankan jumlah aset likuid berkualitas
tinggi yang cukup untuk memenuhi komitmennya
kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam
rangka pemberian kredit, pembayaran kembali
simpanan nasabah, memenuhi kebutuhan likuiditas
operasional dan menjaga agar jumlah aset yang
jatuh tempo pada setiap periode dapat menutupi
jumlah liabilitas yang jatuh tempo.
Pengungkapan profil maturitas Rupiah dan
valuta asing Bank secara individu dan konsolidasi
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai
penerapan manajemen risiko bagi Bank Umum
dan ketentuan Bank Indonesia mengenai Laporan
Berkala Bank Umum, dimuat dalam Tabel 9.1.a dan
b, Tabel 9.2.a dan b.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

III.E. Pengungkapan Eksposur Risiko Hukum Dan


Penerapan Manajemen Risiko Hukum

Memonitor dan melakukan tindakan hukum


atas pelanggaran terhadap aset-aset BCA
termasuk pelanggaran atas hak kekayaan
intelektual milik BCA.
-
Melakukan
inventarisasi,
memonitor,
menganalisa dan menghitung potensi kerugian
yang mungkin timbul terkait kasus-kasus
hukum yang terjadi.

Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum


dan/atau kelemahan aspek yuridis yang dapat
bersumber antara lain dari kelemahan aspek yuridis
yang disebabkan oleh lemahnya perikatan yang
dilakukan oleh Bank, ketiadaan dan/atau perubahan
peraturan perundang-undangan yang menyebabkan
suatu transaksi yang telah dilakukan Bank menjadi
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
kemudian hari dan adanya tuntutan hukum dalam
proses litigasi baik yang timbul dari gugatan pihak
ketiga terhadap Bank maupun Bank terhadap pihak
ketiga.

Organisasi Manajemen Risiko Hukum


Dalam rangka mengendalikan risiko hukum yang
mungkin terjadi, BCA telah membentuk unit kerja
Grup Hukum (GHK) di Kantor Pusat dan unit kerja
hukum di Kantor Wilayah untuk
mendukung
BCA dalam menjalankan kegiatan perbankan
dan melakukan mitigasi risiko hukum. GHK juga
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
mengamankan kepentingan hukum BCA dalam
melaksanakan kegiatan perbankan dengan tetap
memperhatikan ketentuan hukum yang berlaku.
Pengendalian Risiko Hukum
BCA telah melakukan mitigasi risiko hukum, dengan
cara antara lain:
-
Membuat Kebijakan Manajemen Risiko Hukum,
mempunyai ketentuan internal yang mengatur
mengenai struktur organisasi dan job description
GHK serta membuat standardisasi dokumen
hukum.
- Melakukan sosialisasi mengenai dampak
peraturan yang baru berlaku terhadap
kegiatan perbankan BCA dan berbagai modus
operandi kejahatan perbankan serta pedoman
penanganannya secara hukum kepada pejabat
cabang dan unit kerja terkait.
- Mendaftarkan aset-aset milik BCA antara lain
hak kekayaan intelektual atas produk dan
jasa perbankan BCA serta hak atas tanah
dan bangunan milik BCA pada instansi yang
berwenang.

Data Perusahaan

III.F. Pengungkapan Eksposur Risiko Stratejik Dan


Penerapan Manajemen Risiko Stratejik
Risiko stratejik dapat terjadi akibat ketidaktepatan
dalam
pengambilan
keputusan
dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.

Organisasi Manajemen Risiko Stratejik


Sebagai upaya untuk mengendalikan potensi risiko
stratejik yang mungkin terjadi, Direksi menyusun
rencana stratejik dan inisiatif-inisiatif bisnis yang
dituangkan dalam blue print strategi bisnis 3 tahunan
(RBB) dan rencana kerja anggaran tahunan (RKAT).
RBB dan RKAT memerlukan persetujuan dari Dewan
Komisaris.
BCA memiliki Sub-Divisi Perencanaan Perusahaan
untuk mendukung perumusan RBB dan RKAT serta
memantau pelaksanaannya dengan menyusun
laporan realisasi dibandingkan dengan rencana
bisnis dan anggaran secara berkala, termasuk
melakukan kaji ulang sasaran bisnis baik yang
bersifat finansial maupun non-finansial. Penyusunan
RBB dan RKAT melalui serangkaian diskusi yang
melibatkan Dewan Komisaris, Direksi dan jajaran
manajemen lainnya.

Kebijakan untuk Mengidentifikasi dan Merespon


Perubahan Lingkungan Bisnis
Dalam rangka mengidentifikasi dan merespon
perubahan lingkungan bisnis dan kondisi
perekonomian, baik eksternal maupun internal, BCA
melaksanakan:

99
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pengkajian RBB dan RKAT secara berkala


sesuai dengan perkembangan bisnis dan
keadaan perekonomian Indonesia.
Penetapan target pada aspek-aspek bisnis
mempertimbangkan keadaan ekonomi tahun
berjalan serta perkiraan tahun yang akan
datang dengan menekankan prinsip kehatihatian, memperhatikan kapasitas/kemampuan
BCA dan tren persaingan perbankan.

Penetapan strategi BCA dirumuskan dengan


memperhatikan peraturan Bank Indonesia/Otoritas
Jasa Keuangan/ketentuan lainnya yang terkait serta
memperhitungkan dampak risiko stratejik terhadap
permodalan Bank, antara lain proyeksi permodalan
& KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)
berdasarkan risk appetite, risk tolerance serta
pertimbangan akan kemampuan BCA.

Kebijakan dan Mekanisme Pengendalian Risiko


Reputasi
Dalam rangka mengelola risiko reputasi, beberapa
hal yang telah dilakukan antara lain:
- Telah
terdapat
ketentuan
penanganan
pengaduan nasabah yang secara jelas
mengatur kebijakan, prosedur, unit kerja yang
melakukan pemantauan dan pelaporan seputar
penanganan pengaduan nasabah termasuk di
dalamnya format pelaporan kepada regulator.
-
Telah melakukan pemantauan keluhan nasabah
dan hasilnya dilaporkan secara rutin kepada
pimpinan unit kerja masing-masing dan secara
khusus disampaikan kepada Direksi. Laporan
keluhan nasabah dibuat untuk mengetahui
perkembangan jumlah keluhan dan yang
terpenting penanganannya.
- Melakukan pengembangan infrastruktur yang
meliputi implementasi software dan hardware
yang tepat guna, pengembangan prosedur
serta manajemen kerja yang semakin baik.
Pengembangan infrastruktur sistem informasi
manajemen dapat memudahkan pemantauan
dan mendukung kecepatan dan kualitas kerja
organisasi dalam memonitor dan merespon
keluhan nasabah.

Pengelolaan Risiko Reputasi pada Saat Krisis


Dalam mengelola risiko reputasi pada saat krisis,
BCA telah:
1. Memiliki Manajemen Pengelolaan Krisis, yang
mencakup:
a. Kebijakan Pengelolaan Krisis yaitu
strategi yang digunakan untuk mengelola
gangguan/kejadian
yang
sifatnya
mengganggu operasi layanan dan reputasi

III.G Pengungkapan Eksposur Risiko Reputasi Dan


Penerapan Manajemen Risiko Reputasi

Organisasi Manajemen Risiko Reputasi


BCA mempunyai komitmen yang kuat untuk
mengelola risiko reputasi. Terkait dengan pengelolaan
keluhan nasabah, BCA telah membentuk Sub Divisi
Halo BCA Contact Center dan Customer Care yang

100
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tinjauan Keuangan

secara khusus menangani keluhan nasabah 24 jam


baik melalui telepon, surat, email, maupun social
media. Dalam pengelolaan keluhan nasabah, Sub
Divisi Halo BCA Contact Center dan Customer Care
berkoordinasi dengan unit-unit kerja terkait lainnya,
termasuk antara lain Grup Bisnis Consumer Card,
Unit Bisnis Kredit Konsumen dan Sentra Layanan
Perbankan Elektronik, untuk merespon kejadiankejadian yang berpotensi menciptakan risiko
reputasi.

Pengukuran Rencana Bisnis Bank


Untuk mengukur kemajuan pencapaian rencana
bisnis, BCA telah melakukan:
-
Identifikasi, pengukuran, pemantauan risiko
stratejik dan penyusunan laporan profil risiko
stratejik secara triwulanan.
-
Penyusunan laporan realisasi RBB yang antara
lain memuat pencapaian kinerja keuangan
(realisasi vs budget), realisasi program kerja
perusahaan/divisi dan realisasi pengembangan/
perubahan jaringan kantor.
-
Memantau kondisi perubahan lingkungan bisnis
dan perkembangan perekonomian Indonesia
secara berkala.

Risiko Reputasi dapat terjadi akibat menurunnya


tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
(stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif
terhadap Bank.

Pendukung Bisnis

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

BCA, serta yang belum bersifat bencana


untuk BCA secara korporasi.
b. Pembentukan
Tim
Khusus
(Crisis
Management Team) yang bertanggung
jawab
mengoordinasikan
proses
pengelolaan krisis.
c. Pengelolaan Crisis Communication yaitu
tindakan
untuk
mengoordinasikan
komunikasi krisis kepada pihak internal
dan eksternal BCA, termasuk media
massa. Pada semua tahapan krisis telah
diatur mengenai alur komunikasi dan
penanggung jawab komunikasi.
d. Ketentuan pengelolaan krisis yang
mencakup
penanggulangan
darurat,
layanan transaksi nasabah saat terjadi
krisis dan kondisi siaga.
2. Memiliki business continuity plan dan
disaster recovery plan yang digunakan untuk
mempercepat proses pemulihan pada saat
terjadi bencana (disaster).
3. Memiliki sistem back up untuk mencegah
kegagalan usaha yang berisiko tinggi.
III.H. Pengungkapan Eksposur Risiko Kepatuhan
Dan Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat
bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku.

Organisasi Manajemen Risiko Kepatuhan


Untuk dapat meminimalkan potensi risiko kepatuhan
yang mungkin terjadi, seluruh lini organisasi perlu
bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko
kepatuhan pada seluruh aktivitas bank. Dewan
Komisaris bertanggung jawab untuk menyetujui
kebijakan manajemen risiko dan memberikan
nasihat terkait risiko kepatuhan. Dengan dibantu
oleh Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko,
Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan manajemen risiko kepatuhan.

Data Perusahaan

Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja


Kepatuhan (SKK) yang bersifat independen terhadap
satuan kerja operasional lainnya, bertanggung jawab
untuk memastikan kepatuhan dan meminimalkan
risiko kepatuhan dengan merumuskan kebijakan
dan prosedur manajemen risiko kepatuhan dan
memantau pelaksanaannya. Hasil pengawasan
Direktur Kepatuhan dilaporkan secara berkala
kepada Presiden Direktur dengan tembusan kepada
Dewan Komisaris.
SKK juga bertanggung jawab terhadap penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) di BCA.
Unit Bisnis kerja di Kantor Pusat dan Cabang sebagai
lini depan, bertanggung jawab menjaga agar seluruh
aktivitas bisnis dapat dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Strategi Manajemen Risiko terkait Risiko
Kepatuhan
BCA mempunyai komitmen yang kuat untuk
senantiasa mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku dan mengambil langkahlangkah untuk memperbaiki kelemahan apabila
terjadi. Hal ini sejalan dengan strategi manajemen
risiko kepatuhan BCA yang mempunyai kebijakan
untuk senantiasa mematuhi ketentuan yang berlaku
yaitu secara proaktif melakukan pencegahan (exante) dalam rangka meminimalkan terjadinya
pelanggaran dan melakukan tindakan kuratif (expost) dalam rangka perbaikan.
Pemantauan dan Pengendalian Risiko Kepatuhan
Dalam rangka mengendalikan dan meminimalkan
risiko kepatuhan, BCA telah melakukan langkahlangkah termasuk:

Melakukan identifikasi sumber-sumber risiko
kepatuhan
Melakukan gap analysis antara ketentuan
baru dan ketentuan lama dan melakukan
penyesuaian yang diperlukan baik terhadap
kebijakan dan aturan internal maupun aplikasi
sistim informasi.

101
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Melakukan pengukuran dan pemantauan risiko


kepatuhan secara berkala dan hasilnya dibahas
dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko
(SKMR) kemudian dilaporkan kepada Direktur
Kepatuhan untuk diputuskan dan disusun
laporan profil risiko kepatuhan.
Memberikan
sosialisasi
ketentuan
dan
konsultansi atas berbagai pelaksanaan
peraturan.
Melakukan uji kepatuhan atas pelaksanan
ketentuan.
Menyusun compliance matrix diary sebagai
sarana pemantauan untuk menjaga komitmen
terhadap kewajiban pelaporan kepada regulator.
Melakukan pemantauan transaksi keuangan
yang mencurigakan dengan menggunakan
aplikasi
Anti
Money
Laundering
dan
pelaksanaannya diaudit secara berkala.
Dalam
rangka
meningkatkan
efektivitas
pengendalian internal, telah dilakukan koordinasi
antara unit kerja SKMR, Divisi Audit Internal (DAI) dan
SKK melalui rapat secara berkala dan komunikasi
yang intensif. Permasalahan yang terkait dengan
pengendalian internal khususnya potensi risiko
kepatuhan dikaji dan dirumuskan langkah-langkah
yang perlu dilakukan.
IV. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.03/2014
tanggal 18 November 2014 dan Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan No. 14/SEOJK.03/2015
tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
Bagi
Konglomerasi
Keuangan,
BCA
telah
menerapkan struktur dan kebijakan Manajemen
Risiko Terintegrasi untuk Konglomerasi Keuangan
(KK) BCA.

102
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Penerapan struktur Manajemen Risiko Terintegrasi


yang telah dilakukan mencakup:
1. Pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris
dari Entitas Utama, yaitu BCA, terhadap
Konglomerasi Keuangan BCA;
2. Adanya kecukupan kebijakan, prosedur, dan
penetapan limit Manajemen Risiko secara
Terintegrasi;
3. Adanya
kecukupan
proses
identifikasi,
pengukuran, pemantauan, pengendalian risiko
secara terintegrasi, dan sistem informasi
Manajemen Risiko Terintegrasi;
4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
terhadap penerapan Manajemen Risiko
Terintegrasi.
Dalam hal penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
BCA telah melakukan:
1. Penunjukan Direktur yang membawahkan
fungsi Manajemen Risiko di BCA menjadi
Direktur
yang
membawahkan
fungsi
Manajemen Risiko Terintegrasi pada grup BCA
untuk melaksanakan penerapan Manajemen
Risiko Terintegrasi dalam grup BCA.
2. Pembentukan Komite Manajemen Risiko
Terintegrasi untuk memastikan bahwa kerangka
kerja manajemen risiko telah memberikan
perlindungan yang memadai terhadap seluruh
risiko Bank dan Entitas Anak secara terintegrasi.
3. Penyesuaian struktur organisasi Satuan Kerja
Manajemen Risiko untuk meyakinkan bahwa
risiko yang dihadapi Bank dan Entitas Anak
secara terintegrasi dapat diidentifikasi, diukur,
dipantau, dikendalikan dan dilaporkan dengan
benar melalui penerapan kerangka kerja
manajemen risiko yang sesuai.
4. Identifikasi Entitas Utama dan Entitas Anak
yang termasuk Konglomerasi Keuangan BCA
untuk keperluan manajemen risiko terintegrasi.
5. Penyusunan dan penyampaian Laporan Profil
Risiko Terintegrasi.
6. Finalisasi
Kebijakan
Dasar
Manajemen
Risiko Terintegrasi dalam rangka penerapan
Manajemen Risiko Terintegrasi.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Satuan Kerja Manajemen Risiko bertanggung


jawab untuk menyusun pedoman dan memantau
pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh
BCA dan Entitas Anak dalam Konglomerasi Keuangan
BCA. Untuk membangun budaya manajemen risiko
terintegrasi secara keseluruhan, BCA melakukan
sosialisasi, koordinasi dan komunikasi antar
berbagai unit kerja dan dengan Entitas Anak.

Risiko Transaksi Intra Grup


Konglomerasi Keuangan BCA melakukan Transaksi
Intra Grup sesuai dengan prinsip kewajaran, dan
dalam perpanjangan tangan sesuai ketentuan
yang berlaku. Semua transaksi intra grup telah
didokumentasikan dengan baik. Transaksi intra grup
tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap
kinerja keuangan grup BCA secara keseluruhan.

Komite Manajemen Risiko Terintegrasi (KMRT)


memiliki fungsi pokok yaitu memberikan rekomendasi
kepada Direksi yang meliputi penyusunan kebijakan
manajemen risiko terintegrasi dan perbaikan atau
penyempurnaan kebijakan manajemen risiko
terintegrasi berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan.
Sejak mulai dibentuknya, KMRT telah melakukan
rapat yang diantaranya membahas mengenai dasar
pembentukan KMRT; Kebijakan Dasar Manajemen
Risiko Terintegrasi (KDMRT); serta Laporan Profil
Risiko Terintegasi (LPRT).

Konglomerasi Keuangan BCA secara terintegrasi
mengelola 10 (sepuluh) jenis risiko yang ditentukan
regulator. Risiko-risiko tersebut termasuk 8 (delapan)
jenis risiko yang sudah terdapat pada penerapan
manajemen risiko Bank ditambah dengan risiko
Transaksi Intra Grup dan risiko Asuransi.

Risiko Asuransi
Konglomerasi Keuangan BCA juga melakukan
pengelolaan risiko Asuransi melalui Entitas Anak
yang bergerak di bidang perasuransian. Risiko
Asuransi Konglomerasi Keuangan BCA menunjukkan
risiko inheren yang rendah dan kualitas penerapan
manajemen risiko yang memuaskan berdasarkan
ketentuan regulator saat ini.
Berdasarkan penilaian risiko secara terintegrasi,
maka modal Konglomerasi Keuangan BCA dinilai
memadai untuk mengcover potensi kerugian yang
mungkin timbul/dihadapi Konglomerasi Keuangan
BCA dalam menjalankan bisnisnya.

103
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Ringkasan implementasi manajemen risiko pada masing-masing entitas anak


PT BCA Finance
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan
Direksi

Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui


pembentukan:
Komite Audit di tingkat Komisaris; serta
Komite Manajemen Risiko dan ALCO di tingkat Direksi

Kecukupan Kebijakan dan Prosedur, dan


Penetapan Limit Manajemen Risiko

Telah memiliki Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR).


Telah memiliki kebijakan manajemen risiko untuk masing-masing risiko
dan dijabarkan dalam Surat Kebijakan (SK), Surat Edaran (SE), Prosedur
dan Instruksi Kerja (IK).
Kebijakan dan prosedur, dan penetapan limit telah cukup memadai dan
dilakukan kaji ulang secara berkala.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran,


Pemantauan, dan Pengendalian Risiko
serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko telah dilaksanakan dan dituangkan dalam


laporan profil risiko.
Proses manajemen risiko tercermin antara lain dari laporan profil risiko,
laporan pemantauan serta kaji ulang limit secara berkala.
Keandalan sistem informasi teknologi yang dimanifestasikan dalam
bentuk: aplikasi manajemen risiko untuk mendeteksi konsumen blacklist,
pelaporan Know Your Customer cabang/kantor pusat, deteksi parameter
fraud, dll.
Integrasi sistem yang akan diwujudkan dalam rencana kerja untuk
re-development RMIS.

Sistem Pengendalian Internal yang


Menyeluruh

Telah dibentuk divisi/unit kerja audit internal untuk mengkaji proses kerja
berjalan efektif, efisien dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
bentuk pemeriksaan aktif maupun pasif di seluruh unit kerja Perusahaan.

BCA Finance Limited


Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan
Direksi

Pengawasan aktif Direksi dilaksanakan melalui diskusi dan laporan secara


berkala, yang membahas kegiatan bisnis dan operasional antara Direksi dan
manajemen.

Kecukupan Kebijakan dan Prosedur, dan


Penetapan Limit Manajemen Risiko

Telah memiliki Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (Basic Risk Management


Policy & Guideline).
Telah memiliki kebijakan manajemen risiko yang dijabarkan dalam
Prosedur dan Petunjuk Pelaksanaan.
Kebijakan, prosedur dan penetapan limit telah cukup memadai dan
dilakukan kaji ulang secara berkala.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran,


Pemantauan, dan Pengendalian Risiko
serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko telah dilaksanakan dan dituangkan dalam


laporan profil risiko.
Proses manajemen risiko tercermin antara lain dari pemantauan limit dan
kaji ulang limit secara berkala.

Sistem Pengendalian Internal yang


Menyeluruh

Pengawasan internal telah dilakukan oleh bagian Risk Management Officer.

104
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT Bank BCA Syariah


Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan
Direksi

Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui


pembentukan:
Komite Pemantau Risiko, Komite Audit dan Komite Remunerasi dan
Nominasi di tingkat Komisaris; serta
Komite Manajemen Risiko, Komite Kebijakan Pembiayaan dan Komite
Asset Liability Committee (ALCO) di tingkat Direksi.

Kecukupan Kebijakan dan Prosedur, dan


Penetapan Limit Manajemen Risiko

Telah memiliki Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR).


Telah memiliki kebijakan manajemen risiko untuk masing-masing risiko
dan dijabarkan dalam prosedur dan petunjuk pelaksanaan.
Berkaitan dengan manajemen risiko kredit, telah memiliki Kebijakan Dasar
Pembiayaan Bank (KDPB).
Kebijakan, prosedur dan penetapan limit telah cukup memadai dan
dilakukan kaji ulang secara berkala.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran,


Pemantauan, dan Pengendalian Risiko
serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko telah dilaksanakan dan dituangkan dalam


laporan profil risiko.
Proses manajemen risiko tercermin antara lain dari laporan profil risiko,
dan laporan pemantauan serta kaji ulang limit secara berkala.

Sistem Pengendalian Internal yang


Menyeluruh

Telah terdapat Satuan Kerja Audit Internal yang berfungsi melakukan


pengujian terhadap efektivitas pengendalian internal.

PT BCA Sekuritas
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan
Direksi

Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui:


Pertemuan secara berkala Dewan Komisaris dan Direksi.
Pembentukan organisasi mengacu pada ketentuan Bapepam dan LK yaitu:
1. Fungsi Pemasaran
2. Fungsi Manajemen Risiko
3. Fungsi Pembukuan
4. Fungsi Kustodian
5. Fungsi Teknologi Informasi; dan
6. Fungsi Kepatuhan
serta fungsi Riset diluar dari 6 (enam) kewajiban fungsi riset diatas.
Dewan Komisaris memberikan persetujuan terhadap fasilitas kredit yang
diterima BCA Sekuritas dari Pihak Ketiga.
Dewan Komisaris memastikan adanya pembahasan terkait Pencucian
Uang dan Pendanaan Terorisme dalam rapat Direksi dan Dewan
Komisaris.
Direksi memberikan persetujuan terhadap kebijakan internal.
Direksi menandatangani setiap pelaporan maupun penyampaian
pelaporan atas profil perusahaan yang disampaikan kepada Regulator.

Kecukupan Kebijakan dan Prosedur, dan


Penetapan Limit Manajemen Risiko

Telah memiliki kebijakan dan prosedur sesuai ketentuan Pasar Modal dan
cukup memadai sebagai pedoman dan panduan di dalam pelaksanaan
kelangsungan usaha BCA Sekuritas.
Telah memiliki Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR).
Kebijakan dan prosedur, dan penetapan limit telah cukup memadai dan
dilakukan kaji ulang secara berkala.
Telah terdapat kebijakan turunan atas kebijakan dasar manajemen risiko.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran,


Pemantauan, dan Pengendalian Risiko
serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko tercermin antara lain dari pemantauan hair


cut efek secara berkala, pemantauan limit nasabah secara berkala,
pengawasan transaksi nasabah secara harian dan dituangkan dalam
laporan secara berkala.
Proses manajemen risiko telah dilaksanakan dan dituangkan dalam
laporan profil risiko.

Sistem Pengendalian Internal yang


Menyeluruh

Pengawasan internal terhadap seluruh kegiatan usaha BCA Sekuritas


dilakukan oleh Direksi dan unit kerja Kepatuhan, sesuai dengan ketentuan
Pasar Modal.
Melaksanakan sosialisasi seluruh kebijakan kepada masing-masing kepala
divisi untuk dipahami dan dilaksanakan dalam lingkungan kerja di masingmasing fungsi internal.

105
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

PT Asuransi Umum BCA


Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan
Direksi

Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui


pembentukan:
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko di tingkat Komisaris; serta
Komite Investasi, Komite Akseptasi Penutupan Asuransi dan Komite
Penyelesaian Klaim Asuransi di tingkat Direksi.

Kecukupan Kebijakan dan Prosedur, dan


Penetapan Limit Manajemen Risiko

Telah memiliki beberapa kebijakan, antara lain:


- Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR).
- Kewenangan Persetujuan Klaim, Akseptasi dan Tanda Tangan Polis/
Cover Note.
- Underwriting Guidelines.
Telah memiliki kebijakan manajemen risiko untuk masing-masing risiko
dan dijabarkan dalam Prosedur dan Petunjuk Pelaksanaan.
Kebijakan dan prosedur, dan penetapan limit telah cukup memadai dan
dilakukan kaji ulang secara berkala.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran,


Pemantauan, dan Pengendalian Risiko
serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko telah dilaksanakan dan dituangkan dalam


laporan profil risiko.
Proses manajemen risiko tercermin antara lain dari laporan profil risiko,
laporan pemantauan serta kaji ulang limit secara berkala.

Sistem Pengendalian Internal yang


Menyeluruh

Pengawasan internal dilakukan oleh Departemen Audit Internal.

PT Central Santosa Finance


Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan
Direksi

Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Dewan Direksi berupa:


Meeting rutin Dewan Komisaris dan Direksi.
Direksi mengetahui dan menandatangani setiap pelaporan kepada
otoritas.

Kecukupan Kebijakan dan Prosedur, dan


Penetapan Limit Manajemen Risiko

Kebijakan dan prosedur, dan penetapan limit telah cukup memadai dan
dilakukan kaji ulang secara berkala.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran,


Pemantauan, dan Pengendalian Risiko
serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko telah dilaksanakan dan dituangkan dalam


laporan profil risiko.
Proses manajemen risiko tercermin antara lain dari laporan profil risiko,
laporan pemantauan serta kaji ulang limit secara berkala.

Sistem Pengendalian Internal yang


Menyeluruh

Pengawasan internal telah dilakukan oleh unit kerja Audit Internal.

106
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT Asuransi Jiwa BCA


Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan
Direksi

Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui


pembentukan:
Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit di tingkat Komisaris; serta
Komite Pengembangan Produk, Komite Investasi dan Komite Manajemen
Risiko di tingkat Direksi.

Kecukupan Kebijakan dan Prosedur, dan


Penetapan Limit Manajemen Risiko

Telah memiliki Kebijakan Dasar Manajemen Risiko beserta Pedoman


Penerapannya untuk masing-masing jenis risiko, dan dijabarkan dalam
prosedur dan petunjuk pelaksanaan.
Kebijakan dan prosedur, dan penetapan limit telah cukup memadai dan
dilakukan kaji ulang secara berkala.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran,


Pemantauan, dan Pengendalian Risiko
serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko telah dilaksanakan dan dituangkan dalam


laporan profil risiko.
Proses manajemen risiko tercermin antara lain dari laporan profil risiko,
laporan pemantauan serta kaji ulang limit secara berkala.

Sistem Pengendalian Internal yang


Menyeluruh

Telah dibentuk divisi/unit kerja audit internal

107
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel Manajemen Risiko*


Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum
Dapat dilihat pada Laporan Keuangan Konsolidasian Catatan 39.
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2015


No.

Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Sumatera

Jawa

Kalimantan

Indonesia Bagian
Timur

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Tagihan kepada Pemerintah

127.829.750

127.829.750

Tagihan kepada entitas sektor publik

17.403.885

17.403.885

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

31.993

24.351.808

9.348

48.922

24.442.071

Kredit beragun rumah tinggal

1.240.934

24.179.629

566.513

1.141.664

27.128.740

Kredit beragun properti komersial

729.740

11.118.284

267.121

354.475

12.469.620

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total

2.696.806

49.856.909

637.536

1.310.441

54.501.692

21.051.982

299.032.107

5.332.409

13.402.768

338.819.266

93.630

622.200

34.888

48.533

799.251

1.441.911

29.315.968

551.632

1.186.606

32.496.117

27.286.996

583.710.540

7.399.447

17.493.409

635.890.392
(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2014


No.

Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Sumatera

Jawa

Kalimantan

Indonesia Bagian
Timur

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Tagihan kepada Pemerintah

126.878.997

126.878.997

Tagihan kepada entitas sektor publik

21.474.415

21.474.415

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

23.968.862

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total

61.409

23.827.865

21.163

58.425

1.073.282

19.551.346

452.660

801.697

21.878.985

620.635

9.295.419

371.345

303.491

10.590.890

2.365.017

45.957.578

562.586

1.170.736

50.055.917

17.713.881

255.695.728

5.297.096

11.867.637

290.574.342

83.012

441.927

18.083

45.460

588.482

1.697.522

28.365.961

643.470

1.342.523

32.049.476

23.614.758

531.489.236

7.366.403

15.589.969

578.060.366

* Informasi disajikan dengan mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/35/DPNP tanggal 10 Desember 2012 perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu
yang Disampaikan kepada Bank Indonesia. Apabila tidak terdapat transaksi-transaksi yang dimaksud dalam Surat Edaran tersebut, maka tabel tidak ditampilkan.

108
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 2.1.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2015


No.

Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Sumatera

Jawa

Kalimantan

Indonesia
Bagian Timur

Operasi Luar
Negeri

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Tagihan kepada Pemerintah

127.830.289

333.519

128.163.808

Tagihan kepada entitas sektor publik

17.404.101

17.404.101

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

31.993

24.591.514

9.348

48.922

182.661

24.864.438

Kredit beragun rumah tinggal

1.240.934

24.179.629

566.513

1.141.664

27.128.740

Kredit beragun properti komersial

729.740

11.118.284

267.121

354.475

12.469.620

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

2.696.806

57.040.675

637.536

1.310.441

61.685.458

Tagihan kepada korporasi

21.051.982

299.265.958

5.332.409

13.402.768

163.954

339.217.071

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total

93.630

720.933

34.888

48.533

897.984

1.441.911

29.685.526

551.632

1.186.606

7.935

32.873.610

5.091.382

5.091.382

27.286.996

596.928.291

7.399.447

17.493.409

688.069

649.796.212

(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2014


No.

Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Kategori Portofolio
Sumatera

(1)

(2)

(3)

Jawa

Kalimantan

(4)

(5)

Indonesia
Bagian Timur

Operasi Luar
Negeri

(6)

(7)

Total
(8)

Tagihan kepada Pemerintah

126.879.146

299.737

127.178.883

Tagihan kepada entitas sektor publik

21.474.695

21.474.695

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

24.594.884

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total

61.409

24.321.402

21.163

58.425

132.485

1.073.282

19.551.346

452.660

801.697

21.878.985

620.635

9.295.419

371.345

303.491

10.590.890

2.365.017

53.146.776

562.586

1.170.736

57.245.115

17.713.881

255.468.256

5.297.096

11.867.637

3.319

290.350.189

83.012

526.530

18.083

45.460

673.085

1.697.522

28.745.194

643.470

1.342.523

5.461

32.434.170

3.505.158

3.505.158

23.614.758

542.913.922

7.366.403

15.589.969

441.002

589.926.054

109
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2015


No.

Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak

Kategori Portofolio

>1 tahun s.d.


3 tahun

1 tahun
(1)

(2)

(3)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

(4)

>3 tahun s.d.


5 tahun
(5)

> 5 tahun

NonKontraktual

(6)

(7)

Total
(8)

86.091.597

27.356.138

10.444.456

3.937.559

127.829.750

1.515.059

1.474.194

427.214

181.546

13.805.872

17.403.885

15.879.473

3.230.762

812.301

251.486

4.268.049

24.442.071

610.508

4.329.751

6.395.742

15.700.250

92.489

27.128.740

2.449.073

868.356

949.923

4.754.759

3.447.509

12.469.620

6.598.473

23.631.196

14.716.163

8.208.804

1.347.056

54.501.692

192.081.653

34.205.155

35.762.190

46.302.846

30.467.422

338.819.266

324.175

126.980

65.880

110.979

171.237

799.251

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

32.496.117

32.496.117

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)

305.550.011

95.222.532

69.573.869

79.448.229

86.095.751

635.890.392

Total

(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2014


No.

Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total

>1 tahun s.d.


3 tahun

>3 tahun s.d.


5 tahun

> 5 tahun

NonKontraktual

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

103.831.107

12.132.403

7.837.215

3.078.272

126.878.997

2.091.178

2.067.186

250.981

176.681

16.888.389

21.474.415

19.726.166

896.237

109.942

200.157

3.036.360

23.968.862

271.529

3.586.101

5.655.725

12.293.315

72.315

21.878.985

2.028.549

1.056.162

674.053

4.178.320

2.653.806

10.590.890

4.797.171

21.421.300

14.277.060

8.385.887

1.174.499

50.055.917

162.021.311

26.613.509

34.873.414

40.088.993

26.977.115

290.574.342

336.649

86.440

39.876

104.515

21.002

588.482

1.272

55.774

103.352

31.889.078

32.049.476

295.104.932

67.915.112

63.821.618

68.506.140

82.712.564

578.060.366

110
PT Bank Central Asia Tbk

1 tahun

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 2.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2015


No.

Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak

Kategori Portofolio

>1 tahun s.d.


3 tahun

1 tahun
(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total

(3)

(4)

>3 tahun s.d.


5 tahun
(5)

> 5 tahun

NonKontraktual

(6)

(7)

Total
(8)

86.092.136

27.356.138

10.444.456

4.271.078

128.163.808

1.515.084

1.474.385

427.214

181.546

13.805.872

17.404.101

16.146.481

3.385.981

812.441

251.486

4.268.049

24.864.438

610.508

4.329.751

6.395.742

15.700.250

92.489

27.128.740

2.449.073

868.356

949.923

4.754.759

3.447.509

12.469.620

8.586.985

27.248.214

16.407.764

8.350.998

1.091.497

61.685.458

192.282.260

34.307.389

35.856.135

46.303.865

30.467.422

339.217.071

380.656

166.088

68.956

111.047

171.237

897.984

3.667

564

32.869.379

32.873.610

3.102.563

56.470

673.617

454.150

804.582

5.091.382

311.169.413

99.193.336

72.036.248

80.379.179

87.018.036

649.796.212

(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2014


No.

Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total

1 tahun

>1 tahun s.d.


3 tahun

>3 tahun s.d.


5 tahun

> 5 tahun

NonKontraktual

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

103.868.808

12.132.403

7.837.215

3.340.308

149

127.178.883

2.091.294

2.067.346

250.985

176.681

16.888.389

21.474.695

20.290.079

958.346

109.942

200.157

3.036.360

24.594.884

271.529

3.586.101

5.655.725

12.293.315

72.315

21.878.985

2.028.549

1.056.162

674.053

4.178.320

2.653.806

10.590.890

6.720.284

25.127.969

15.945.564

8.505.626

945.672

57.245.115

161.604.977

26.758.633

34.917.152

40.092.312

26.977.115

290.350.189

376.753

126.722

43.982

104.626

21.002

673.085

3.703

57.334

103.352

32.269.781

32.434.170

2.210.051

351.744

611.138

263.390

68.835

3.505.158

299.466.027

72.222.760

66.149.108

69.154.735

82.933.424

589.926.054

111
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual

No.

Sektor Ekonomi

(1)

(2)

Tagihan
Kepada
Pemerintah

Tagihan Kepada
Entitas Sektor
Publik

Tagihan
Kepada Bank
Pembangunan
Multilateral
dan Lembaga
Internasional

Tagihan Kepada
Bank

Kredit Beragun
Rumah Tinggal

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Periode 31 Desember 2015


1

Pertanian, perburuan dan kehutanan

Perikanan

Pertambangan dan penggalian

5.026.886

Industri pengolahan

Listrik, gas dan air

8.024.929

Konstruksi

402.251

Perdagangan besar dan eceran

Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan


minum

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

113.619

10

Perantara keuangan

1.622.669

24.442.071

11

Real estate, usaha persewaan dan jasa


perusahaan

12

Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan


jaminan sosial wajib

127.829.750

13

Jasa pendidikan

14

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

15

Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan


dan perorangan lainnya

130.301

16

Jasa perorangan yang melayani rumah tangga

17

Badan internasional dan badan ekstra


internasional lainnya

18

Kegiatan yang belum jelas batasannya

19

Bukan lapangan usaha

27.128.740

20

Lainnya

2.083.230

127.829.750

17.403.885

24.442.071

27.128.740

Total

112
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)

Kredit Beragun
Properti Komersial

Kredit Pegawai/
Pensiunan

Tagihan Kepada
Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Portofolio Ritel

Tagihan kepada
Korporasi

Tagihan yang Telah


Jatuh Tempo

Aset Lainnya

Eksposur di Unit
Usaha Syariah
(apabila ada)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

70.322

19.501.646

25.996

18.407

689.843

3.126

19.906

889.030

2.296

452.809

98.861.575

62.792

5.009

634.511

60

191.324

161.022

8.938.919

20.202

2.418.929

106.295.957

311.359

93.099

15.444.635

5.587

159.632

22.364.039

86.100

80

14.869

9.362.496

175.491

12.278.296

142.864

4.298.105

31.556

6.906

3.470

19.048

1.074.201

45.215

1.689.317

486

235.599

2.528.587

5.530

195

11.051

41.979.132

24.141.116

179.932

8.658.729

22.090.768

64.224

32.320.546

12.469.620

54.501.692

338.819.266

799.251

32.496.117

113
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual

No.

Sektor Ekonomi

(1)

(2)

Tagihan
Kepada
Pemerintah

Tagihan Kepada
Entitas Sektor
Publik

Tagihan
Kepada Bank
Pembangunan
Multilateral
dan Lembaga
Internasional

Tagihan Kepada
Bank

Kredit Beragun
Rumah Tinggal

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Periode 31 Desember 2014


1

Pertanian, perburuan dan kehutanan

Perikanan

Pertambangan dan penggalian

6.085.663

Industri pengolahan

484.299

Listrik, gas dan air

7.875.771

Konstruksi

604.774

Perdagangan besar dan eceran

Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan


minum

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

1.133.781

10

Perantara keuangan

2.538.752

23.968.862

11

Real estate, usaha persewaan dan jasa


perusahaan

12

Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan


jaminan sosial wajib

126.878.997

13

Jasa pendidikan

14

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

15

Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan


dan perorangan lainnya

150.330

16

Jasa perorangan yang melayani rumah tangga

17

Badan internasional dan badan ekstra


internasional lainnya

18

Kegiatan yang belum jelas batasannya

19

Bukan lapangan usaha

21.878.985

20

Lainnya

2.601.045

126.878.997

21.474.415

23.968.862

21.878.985

Total

114
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)

Kredit Beragun
Properti Komersial

Kredit Pegawai/
Pensiunan

Tagihan Kepada
Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Portofolio Ritel

Tagihan kepada
Korporasi

Tagihan yang Telah


Jatuh Tempo

Aset Lainnya

Eksposur di Unit
Usaha Syariah
(apabila ada)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

48.380

16.361.806

11.582

10.480

617.823

659

10.051

1.370.920

1.689

253.317

78.572.455

28.050

1.327

493.241

140

134.033

90.473

7.574.767

27.417

1.283.614

89.234.650

230.835

60.402

13.057.833

656

102.488

17.812.054

6.605

80

6.590

9.052.710

27

145.747

10.456.857

80.264

4.463.839

15.664

5.987

4.044

16.471

890.604

33.833

1.267.481

451

129.777

3.626.202

11.798

120

111

146.634

62.275

1.088

39.595.193

23.867.468

178.341

8.180.516

22.244.059

73.480

31.903.649

10.590.890

50.055.917

290.574.342

588.482

32.049.476

115
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 2.3.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak

No.

Sektor Ekonomi

(1)

(2)

Tagihan
Kepada
Pemerintah

Tagihan Kepada
Entitas Sektor
Publik

Tagihan
Kepada Bank
Pembangunan
Multilateral
dan Lembaga
Internasional

(3)

(4)

(5)

Tagihan Kepada
Bank

Kredit Beragun
Rumah Tinggal

(6)

(7)

Periode 31 Desember 2015


1

Pertanian, perburuan dan kehutanan

Perikanan

Pertambangan dan penggalian

5.026.889

Industri pengolahan

Listrik, gas dan air

8.024.929

Konstruksi

402.251

Perdagangan besar dan eceran

Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan


minum

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

113.662

10

Perantara keuangan

1.622.669

24.864.438

11

Real estate, usaha persewaan dan jasa


perusahaan

170

12

Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan


jaminan sosial wajib

128.163.808

13

Jasa pendidikan

14

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

15

Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan


dan perorangan lainnya

130.301

16

Jasa perorangan yang melayani rumah tangga

17

Badan internasional dan badan ekstra


internasional lainnya

18

Kegiatan yang belum jelas batasannya

19

Bukan lapangan usaha

27.128.740

20

Lainnya

2.083.230

128.163.808

17.404.101

24.864.438

27.128.740

Total

116
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)

Kredit Beragun
Properti Komersial

Kredit Pegawai/
Pensiunan

Tagihan Kepada
Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Portofolio Ritel

Tagihan kepada
Korporasi

Tagihan yang Telah


Jatuh Tempo

Aset Lainnya

Eksposur di Unit
Usaha Syariah
(apabila ada)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

264.247

19.541.401

28.289

342.691

50.819

698.209

3.355

67.692

146.150

946.143

3.385

4.370

1.205.162

99.076.820

67.669

647.075

5.009

634.803

60

1.007

191.324

167.523

8.939.959

23.240

58.599

3.094.026

106.627.548

315.318

506.231

159.409

15.462.098

6.111

11.340

299.863

22.432.627

87.256

80

341.801

626.989

8.757.158

364

401.881

747.861

12.278.296

380.767

4.438.871

32.905

368.179

324.659

9.263

1.349

1.172.111

337.412

1.081.613

859

2.978

188.077

1.706.375

1.230

519

358.697

2.553.255

6.312

8.493

1.961.497

73.329

195

1.667.838

78.414

2.797

41.979.409

24.141.600

179.932

8.467.710

22.090.914

64.224

32.471.649

810.435

12.469.620

61.685.458

339.217.071

897.984

32.873.610

5.091.382

117
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 2.3.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak

No.

Sektor Ekonomi

(1)

(2)

Tagihan
Kepada
Pemerintah

Tagihan Kepada
Entitas Sektor
Publik

Tagihan
Kepada Bank
Pembangunan
Multilateral
dan Lembaga
Internasional

(3)

(4)

(5)

Tagihan Kepada
Bank

Kredit Beragun
Rumah Tinggal

(6)

(7)

Periode 31 Desember 2014


1

Pertanian, perburuan dan kehutanan

Perikanan

Pertambangan dan penggalian

6.085.663

Industri pengolahan

484.299

Listrik, gas dan air

7.875.771

Konstruksi

604.774

Perdagangan besar dan eceran

Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan


minum

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

1.133.781

10

Perantara keuangan

2.539.032

24.353.725

11

Real estate, usaha persewaan dan jasa


perusahaan

12

Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan


jaminan sosial wajib

127.178.883

13

Jasa pendidikan

14

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

15

Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan


dan perorangan lainnya

150.330

16

Jasa perorangan yang melayani rumah tangga

17

Badan internasional dan badan ekstra


internasional lainnya

18

Kegiatan yang belum jelas batasannya

19

Bukan lapangan usaha

21.878.985

20

Lainnya

2.601.045

241.159

127.178.883

21.474.695

24.594.884

21.878.985

Total

118
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)

Kredit Beragun
Properti Komersial

Kredit Pegawai/
Pensiunan

Tagihan Kepada
Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Portofolio Ritel

Tagihan kepada
Korporasi

Tagihan yang Telah


Jatuh Tempo

Aset Lainnya

Eksposur di Unit
Usaha Syariah
(apabila ada)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

168.863

24.091

107.461

770.717

3.967

134.033

326.477

2.928.118

157.980

16.366.242

12.690

129.181

617.949

776

76.676

1.391.777

2.215

3.388

78.594.125

28.995

463.904

493.545

145

7.574.800

28.701

76.389

89.267.613

239.038

484.522

13.059.866

1.169

8.925

357.462

17.826.260

7.737

80

243.019

120.659

8.631.711

222

407.863

896.525

10.456.857

388.780

4.537.933

17.050

127.280

395.127

4.044

1.586

912.852

395.594

890.616

1.016

2.918

281.175

1.267.481

1.170

24

557.549

3.632.224

13.455

4.108

6.611

111

17

344.954

78.780

1.982

41.523.971

23.867.482

241.641

2.221

8.385.559

22.247.630

73.480

32.026.227

73.226

10.590.890

57.245.115

290.350.189

673.085

32.434.170

3.505.158

119
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2015


No.

Wilayah

Keterangan

(1)

(2)

Sumatera

Jawa

Kalimantan

Indonesia Bagian
Timur

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

22.117.001

528.659.667

6.477.817

14.870.683

572.125.168

36.236

2.027.028

140.091

40.107

2.243.462

a. Belum jatuh tempo

1.199

136.873

35.868

9.824

183.764

b. Telah jatuh tempo

35.037

1.890.155

104.223

30.283

2.059.698

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)


- Individual

30.997

1.832.181

117.683

35.260

2.016.121

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)


- Kolektif

329.121

7.517.372

136.804

214.327

8.197.624

Tagihan yang dihapus buku

2.172

639.170

1.858

5.945

649.145

Tagihan

Tagihan yang mengalami penurunan nilai


(impaired)

(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2014


No.

Wilayah

Keterangan

(1)

(2)

Tagihan

Tagihan yang mengalami penurunan nilai


(impaired)

Sumatera

Jawa

Kalimantan

Indonesia Bagian
Timur

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

20.218.575

491.793.152

6.638.631

14.076.720

532.727.078

14.804

1.597.101

56.816

1.668.721

887.353

23.831

911.184

b. Telah jatuh tempo

14.804

709.748

32.985

757.537

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)


- Individual

14.516

1.348.202

56.816

1.419.534

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)


- Kolektif

309.768

5.758.565

128.957

176.215

6.373.505

Tagihan yang dihapus buku

2.031

519.442

1.601

6.421

529.495

a. Belum jatuh tempo

120
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 2.4.b. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2015


No.

Wilayah

Keterangan

(1)

(2)

Sumatera

Jawa

Kalimantan

Indonesia
Bagian Timur

Operasi Luar
Negeri

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

22.117.001

536.009.043

6.477.817

14.870.683

750.495

580.225.039

36.236

2.035.028

140.091

40.107

90.290

2.341.752

a. Belum jatuh tempo

1.199

136.873

35.868

9.824

41.359

225.123

b. Telah jatuh tempo

35.037

1.898.155

104.223

30.283

48.931

2.116.629

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)


- Individual

30.997

1.840.181

117.683

35.260

90.290

2.114.411

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)


- Kolektif

329.121

7.809.607

136.804

214.327

8.489.859

Tagihan yang dihapus buku

2.172

840.148

1.858

5.945

850.123

Tagihan

Tagihan yang mengalami penurunan nilai


(impaired)

(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2014


No.

Wilayah

Keterangan

(1)

(2)

Tagihan

Tagihan yang mengalami penurunan nilai


(impaired)

Sumatera

Jawa

Kalimantan

Indonesia
Bagian Timur

Operasi Luar
Negeri

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

20.218.575

498.712.161

6.638.631

14.076.720

510.004

540.156.091

14.804

1.598.101

56.816

81.130

1.750.851

887.353

23.831

37.163

948.347

b. Telah jatuh tempo

14.804

710.748

32.985

43.967

802.504

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)


- Individual

14.516

1.349.202

56.816

78.528

1.499.062

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)


- Kolektif

309.768

5.963.840

128.957

176.215

6.578.780

Tagihan yang dihapus buku

2.031

700.613

1.601

6.421

710.666

a. Belum jatuh tempo

121
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)

Tagihan yang Mengalami


Penurunan Nilai
No.

Sektor Ekonomi

(1)

Tagihan

(2)

(3)

Belum Jatuh
Tempo

Telah Jatuh
Tempo

Cadangan
Kerugian
Penurunan
Nilai (CKPN) Individual

(4)

(5)

(6)

Cadangan
Kerugian
Penurunan
Nilai (CKPN) Kolektif

Tagihan yang
Dihapus Buku

(7)

(8)

Periode 31 Desember 2015


1

Pertanian, perburuan dan kehutanan

Perikanan

Pertambangan dan penggalian

Industri pengolahan

Listrik, gas dan air

Konstruksi

7
8
9

18.006.469

9.995

132.046

121.026

234.376

182

605.428

12.974

5.892.284

36.537

583

85.233.335

50.145

163.067

174.303

1.250.839

5.458

8.396.619

19.821

600

19.246

6.897

8.651.567

236.765

392

Perdagangan besar dan eceran

90.079.876

24.840

296.211

249.341

2.206.084

17.693

Penyediaan akomodasi dan penyediaan


makan minum

13.732.323

9.324

40.263

45.952

266.601

1.192
425

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

21.681.671

65.033

658.278

656.966

1.195.777

10

Perantara keuangan

35.562.655

15.370

15.369

58.438

26

11

Real estate, usaha persewaan dan jasa


perusahaan

14.291.603

8.752

8.504

501.409

1.673

12

Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan


jaminan sosial wajib

128.810.364

78

13

Jasa pendidikan

914.424

15.622

57

14

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

1.468.765

61.528

108

15

Jasa kemasyarakatan, sosial budaya,


hiburan dan perorangan lainnya

2.533.321

4.606

2.657

50.605

377

16

Jasa perorangan yang melayani rumah


tangga

17

Badan internasional dan badan ekstra


internasional lainnya

194

18

Kegiatan yang belum jelas batasannya

11.083

364

7.744

19

Bukan lapangan usaha

93.295.022

1.198.184

357.411

20

Lainnya

42.958.165

745.111

722.757

864.545

255.824

572.125.168

183.764

2.059.698

2.016.121

8.197.624

649.145

Total

122
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)

Tagihan yang Mengalami


Penurunan Nilai
No.

Sektor Ekonomi

(1)

Tagihan

(2)

(3)

Belum Jatuh
Tempo

Telah Jatuh
Tempo

Cadangan
Kerugian
Penurunan
Nilai (CKPN) Individual

(4)

(5)

(6)

Cadangan
Kerugian
Penurunan
Nilai (CKPN) Kolektif

Tagihan yang
Dihapus Buku

(7)

(8)

Periode 31 Desember 2014


1

Pertanian, perburuan dan kehutanan

Perikanan

Pertambangan dan penggalian

Industri pengolahan

Listrik, gas dan air

Konstruksi

7
8
9

15.644.714

376.158

219

575.811

11.555

7.380.304

63.374

71.509.275

21.128

21.128

1.160.773

15.687

7.879.735

23.663

1.400

22.521

5.095

7.586.887

382.935

271.784

87.066

2.085

Perdagangan besar dan eceran

80.715.692

185.910

187.361

319.870

1.537.865

9.668

Penyediaan akomodasi dan penyediaan


makan minum

11.216.130

137.440

93
6.097

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

17.359.722

101.890

18.032

103.581

798.535

10

Perantara keuangan

35.174.824

70.422

11

Real estate, usaha persewaan dan jasa


perusahaan

13.518.397

14.805

14.516

108.042

806

12

Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan


jaminan sosial wajib

128.004.738

54

13

Jasa pendidikan

769.435

39.614

196

14

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

1.149.677

25.627

15

Jasa kemasyarakatan, sosial budaya,


hiburan dan perorangan lainnya

3.417.160

41.995

74

16

Jasa perorangan yang melayani rumah


tangga

17

Badan internasional dan badan ekstra


internasional lainnya

231

18

Kegiatan yang belum jelas batasannya

215.292

11.854

8.713

19

Bukan lapangan usaha

85.398.966

1.098.329

280.300

20

Lainnya

45.210.088

216.786

514.811

666.134

799.706

205.547

532.727.078

911.184

757.537

1.419.534

6.373.505

529.495

Total

123
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 2.5.b. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
Tagihan yang Mengalami
Penurunan Nilai
No.

Sektor Ekonomi

(1)

Tagihan

(2)

(3)

Belum Jatuh
Tempo

Telah Jatuh
Tempo

Cadangan
Kerugian
Penurunan
Nilai (CKPN) Individual

(4)

(5)

(6)

Cadangan
Kerugian
Penurunan
Nilai (CKPN) Kolektif

Tagihan yang
Dihapus Buku

(7)

(8)

Periode 31 Desember 2015


1

Pertanian, perburuan dan kehutanan

Perikanan

Pertambangan dan penggalian

Industri pengolahan

Listrik, gas dan air

Konstruksi

8.662.465

236.902

6.072

Perdagangan besar dan eceran

91.100.287

24.840

296.211

249.341

2.221.587

82.829

Penyediaan akomodasi dan penyediaan


makan minum

13.817.518

9.324

40.263

45.952

267.963

1.584

18.246.503

9.995

132.047

121.026

240.047

21.861

646.887

13.644

246

6.079.355

39.617

3.316

86.216.580

50.145

163.067

174.303

1.267.270

20.365

8.396.911

19.821

600

19.247

6.906

1.162

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

21.951.898

65.033

666.278

664.966

1.199.811

17.491

10

Perantara keuangan

34.260.110

15.370

15.369

59.703

3.370

11

Real estate, usaha persewaan dan jasa


perusahaan

14.674.336

8.752

8.504

510.233

28.271

12

Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan


jaminan sosial wajib

130.423.865

5.294

1.945

13

Jasa pendidikan

1.243.793

20.280

5.459

14

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

1.630.915

63.894

1.071

15

Jasa kemasyarakatan, sosial budaya,


hiburan dan perorangan lainnya

2.683.533

4.606

2.657

53.451

3.026

16

Jasa perorangan yang melayani rumah


tangga

2.082.781

203.527

26.986

17

Badan internasional dan badan ekstra


internasional lainnya

194

203

18

Kegiatan yang belum jelas batasannya

1.756.096

16.870

8.822

19

Bukan lapangan usaha

93.295.783

1.198.268

357.449

20

Lainnya
Total

43.055.229

41.359

794.041

813.046

864.591

258.595

580.225.039

225.123

2.116.629

2.114.411

8.489.859

850.123

124
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 2.5.b. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
Tagihan yang Mengalami
Penurunan Nilai
No.

Sektor Ekonomi

(1)

Tagihan

(2)

(3)

Belum Jatuh
Tempo

Telah Jatuh
Tempo

Cadangan
Kerugian
Penurunan
Nilai (CKPN) Individual

(4)

(5)

(6)

Cadangan
Kerugian
Penurunan
Nilai (CKPN) Kolektif

Tagihan yang
Dihapus Buku

(7)

(8)

Periode 31 Desember 2014


1

Pertanian, perburuan dan kehutanan

Perikanan

15.773.247

379.170

1.187

590.020

11.947

Pertambangan dan penggalian

315

7.501.709

64.990

372

Industri pengolahan

Listrik, gas dan air

72.061.258

21.128

21.128

1.166.699

17.714

7.882.695

23.663

1.400

22.521

5.126

11

Konstruksi

7.828.689

382.935

271.784

92.174

4.001

Perdagangan besar dan eceran

82.424.927

185.910

187.361

319.870

1.569.471

19.851

Penyediaan akomodasi dan penyediaan


makan minum

11.317.496

139.132

541

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

17.633.719

101.890

19.032

104.581

802.168

7.557

10

Perantara keuangan

34.221.369

72.001

363

11

Real estate, usaha persewaan dan jasa


perusahaan

13.906.429

14.805

14.516

115.245

2.544

12

Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan


jaminan sosial wajib

129.443.661

6.388

871

13

Jasa pendidikan

1.152.770

43.945

1.093

14

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

1.400.291

28.892

633

15

Jasa kemasyarakatan, sosial budaya,


hiburan dan perorangan lainnya

3.858.115

49.204

2.107

16

Jasa perorangan yang melayani rumah


tangga

17

Badan internasional dan badan ekstra


internasional lainnya

6.792

158

18

Kegiatan yang belum jelas batasannya

433.244

14.654

9.569

19

Bukan lapangan usaha

87.421.681

1.217.648

436.379

20

Lainnya

45.297.979

253.949

558.778

744.662

799.768

205.558

540.156.091

948.347

802.504

1.499.062

6.578.780

710.666

Total

125
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)
No.

Periode 31 Desember 2015

Keterangan

(1)

(2)

Saldo awal CKPN

Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)

CKPN Individual

CKPN Kolektif

(3)

(4)
1.419.534

6.375.434

2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan

1.078.159

5.489.256

2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan

(420.244)

(2.970.441)

CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada
periode berjalan

(109.729)

(789.468)

Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan

Saldo akhir CKPN

48.401

93.497

2.016.121

8.198.278

(dalam jutaan Rupiah)


No.

Periode 31 Desember 2014

Keterangan

(1)

CKPN Individual
(2)

Saldo awal CKPN

Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)

(3)

(4)
994.988

2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan


2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan
3

CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada
periode berjalan

Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan

Saldo akhir CKPN

126
PT Bank Central Asia Tbk

CKPN Kolektif

Laporan Tahunan 2015

5.379.628

545.662

4.410.315

(149.289)

(2.820.120)

(75)

(656.045)

28.248

61.656

1.419.534

6.375.434

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 2.6.b. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
No.

Periode 31 Desember 2015

Keterangan

(1)

(2)

Saldo awal CKPN

Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)

CKPN Individual

CKPN Kolektif

(3)

(4)
1.499.062

6.599.797

2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan

1.088.065

5.869.451

2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan

(420.244)

(3.032.125)

CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada
periode berjalan

(109.729)

(1.000.363)

Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan

Saldo akhir CKPN

57.257

93.497

2.114.411

8.530.257

(dalam jutaan Rupiah)


No.

Periode 31 Desember 2014

Keterangan

(1)

(2)

Saldo awal CKPN

Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)


2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan

CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada
periode berjalan

Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan

Saldo akhir CKPN

CKPN Individual

CKPN Kolektif

(3)

(4)
1.067.949

5.480.268

539.617

4.660.315

(133.102)

(2.827.797)

(75)

(839.297)

24.673

126.308

1.499.062

6.599.797

127
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 3.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara Individual

Lembaga
Pemeringkat

No.

Standard and
Poors

AAA

AA+ s.d AA-

A+ s.d A-

BBB+ s.d BBB-

Fitch Rating

AAA

AA+ s.d AA-

A+ s.d A-

BBB+ s.d BBB-

Moodys

Aaa

Aa1 s.d Aa3

A1 s.d A3

Baa1 s.d Baa3

PT Fitch Ratings
Indonesia

AAA (idn)

AA+(idn) s.d AA(idn)

A+(idn) s.d.
A-(idn)

BBB+(idn) s.d
BBB-(idn)

PT ICRA
Indonesia

[Idr]AAA

[Idr]AA+ s.d [Idr]


AA-

[Idr]A+ s.d [Idr]A-

[Idr]BBB+ s.d [Idr]


BBB-

PT Pemeringkat
Efek Indonesia

idAAA

idAA+ s.d idAA-

idA+ s.d idA-

id BBB+ s.d
idBBB-

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha syariah


(apabila ada)
Total

128
PT Bank Central Asia Tbk

Peringkat Jangka Panjang

Laporan Tahunan 2015

621.576

25.908.866

8.755.222

3.029.901

250.980

5.649.678

5.788.565

4.180.807

380.882

6.976.717

3.399.602

3.296.087

72.686

21.381.617

12.839.644

7.727.874

26.362.434

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2015
Tagihan Bersih
Peringkat Jangka Pendek
BB+ s.d BB-

B+ s.d B-

Kurang dari B-

A-1

A-2

A-3

Kurang dari
A-3

BB+ s.d BB-

B+ s.d B-

Kurang dari B-

F1+ s.d F1

F2

F3

Kurang dari F3

Ba1 s.d Ba3

B1 s.d B3

Kurang dari B3

P-1

P-2

P-3

Kurang dari
P-3

BB+(idn) s.d
BB-(idn)

B+(idn) s.d
B-(idn)

Kurang dari
B-(idn)

F1+(idn) s.d
F1(idn)

F2(idn)

F3(idn)

Kurang dari
F3(idn)

[Idr]BB+ s.d
[Idr]BB-

[Idr]B+ s.d
[Idr]B-

Kurang dari
[Idr]B-

[Idr]A1+ s.d
[Idr]A1

[Idr]A2+ s.d
[Idr]A2

[Idr]A3+ s.d
[Idr] A3

Kurang dari
[Idr]A3

idBB+ s.d
idBB-

idB+ s.d idB-

Kurang dari
idB-

idA1

idA2

idA3 s.d idA4

Kurang dari
idA4

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

Tanpa
Peringkat

Total

(15)

(16)

4.099.588

97.199.720

127.829.750

3.739.104

1.628.678

17.403.885

358.943

8.083.196

24.442.071

27.128.740

27.128.740

12.469.620

12.469.620

54.501.692

54.501.692

324.776.708

338.819.266

799.251

799.251

32.496.117

32.496.117

28.977

120.347

148.142

8.226.612

120.347

148.142

559.083.722

635.890.392

129
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 3.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara Individual

Lembaga
Pemeringkat

No.

Standard and
Poors

AAA

AA+ s.d AA-

A+ s.d A-

BBB+ s.d BBB-

Fitch Rating

AAA

AA+ s.d AA-

A+ s.d A-

BBB+ s.d BBB-

Moodys

Aaa

Aa1 s.d Aa3

A1 s.d A3

Baa1 s.d Baa3

PT Fitch Ratings
Indonesia

AAA (idn)

AA+(idn) s.d AA(idn)

A+(idn) s.d.
A-(idn)

BBB+(idn) s.d
BBB-(idn)

PT ICRA
Indonesia

[Idr]AAA

[Idr]AA+ s.d [Idr]


AA-

[Idr]A+ s.d [Idr]A-

[Idr]BBB+ s.d [Idr]


BBB-

PT Pemeringkat
Efek Indonesia

idAAA

idAA+ s.d idAA-

idA+ s.d idA-

id BBB+ s.d
idBBB-

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha syariah


(apabila ada)
Total

130
PT Bank Central Asia Tbk

Peringkat Jangka Panjang

Laporan Tahunan 2015

558.084

6.192.274

8.967.966

4.458.273

552.375

6.416.468

5.984.886

2.959.109

249.612

3.511.724

11.264.230

4.308.667

522.460

18.896.158

22.265.473

7.820.151

6.964.346

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014
Tagihan Bersih
Peringkat Jangka Pendek
BB+ s.d BB-

B+ s.d B-

Kurang dari B-

A-1

A-2

A-3

Kurang dari
A-3

BB+ s.d BB-

B+ s.d B-

Kurang dari B-

F1+ s.d F1

F2

F3

Kurang dari F3

Ba1 s.d Ba3

B1 s.d B3

Kurang dari B3

P-1

P-2

P-3

Kurang dari
P-3

BB+(idn) s.d
BB-(idn)

B+(idn) s.d
B-(idn)

Kurang dari
B-(idn)

F1+(idn) s.d
F1(idn)

F2(idn)

F3(idn)

Kurang dari
F3(idn)

[Idr]BB+ s.d
[Idr]BB-

[Idr]B+ s.d
[Idr]B-

Kurang dari
[Idr]B-

[Idr]A1+ s.d
[Idr]A1

[Idr]A2+ s.d
[Idr]A2

[Idr]A3+ s.d
[Idr] A3

Kurang dari
[Idr]A3

idBB+ s.d
idBB-

idB+ s.d idB-

Kurang dari
idB-

idA1

idA2

idA3 s.d idA4

Kurang dari
idA4

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

Tanpa
Peringkat

Total

(15)

(16)

3.796.838

116.331.801

126.878.997

5.260.776

2.235.025

21.474.415

239.188

920

8.118.679

23.968.862

21.878.985

21.878.985

10.590.890

10.590.890

50.055.917

50.055.917

270.623.496

290.574.342

588.482

588.482

32.049.476

32.049.476

26.145

317.620

9.322.947

318.540

512.472.751

578.060.366

131
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 3.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak

Lembaga
Pemeringkat

No.

Standard and
Poors

AAA

AA+ s.d AA-

A+ s.d A-

BBB+ s.d BBB-

Fitch Rating

AAA

AA+ s.d AA-

A+ s.d A-

BBB+ s.d BBB-

Moodys

Aaa

Aa1 s.d Aa3

A1 s.d A3

Baa1 s.d Baa3

PT Fitch Ratings
Indonesia

AAA (idn)

AA+(idn) s.d AA(idn)

A+(idn) s.d.
A-(idn)

BBB+(idn) s.d
BBB-(idn)

PT ICRA
Indonesia

[Idr]AAA

[Idr]AA+ s.d [Idr]


AA-

[Idr]A+ s.d [Idr]A-

[Idr]BBB+ s.d [Idr]


BBB-

PT Pemeringkat
Efek Indonesia

idAAA

idAA+ s.d idAA-

idA+ s.d idA-

id BBB+ s.d
idBBB-

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kategori Portofolio

(1)

(2)
Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha syariah


(apabila ada)
Total

132
PT Bank Central Asia Tbk

Peringkat Jangka Panjang

Laporan Tahunan 2015

621.576

25.908.866

8.755.222

3.029.901

250.980

5.690.446

5.790.898

4.263.410

400.946

6.677.604

3.399.602

3.296.087

72.686

100.000

50.002

160.000

21.223.272

12.891.979

7.970.477

26.382.498

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2015


Tagihan Bersih
Peringkat Jangka Pendek
BB+ s.d BB-

B+ s.d B-

Kurang dari B-

A-1

A-2

A-3

Kurang dari
A-3

BB+ s.d BB-

B+ s.d B-

Kurang dari B-

F1+ s.d F1

F2

F3

Kurang dari F3

Ba1 s.d Ba3

B1 s.d B3

Kurang dari B3

P-1

P-2

P-3

Kurang dari
P-3

BB+(idn) s.d
BB-(idn)

B+(idn) s.d
B-(idn)

Kurang dari
B-(idn)

F1+(idn) s.d
F1(idn)

F2(idn)

F3(idn)

Kurang dari
F3(idn)

[Idr]BB+ s.d
[Idr]BB-

[Idr]B+ s.d
[Idr]B-

Kurang dari
[Idr]B-

[Idr]A1+ s.d
[Idr]A1

[Idr]A2+ s.d
[Idr]A2

[Idr]A3+ s.d
[Idr]A3

Kurang dari
[Idr]A3

idBB+ s.d
idBB-

idB+ s.d idB-

Kurang dari
idB-

idA1

idA2

idA3 s.d idA4

Kurang dari
idA4

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

Tanpa
Peringkat

Total

(15)

(16)

4.099.588

97.533.778

128.163.808

3.739.104

1.628.894

17.404.101

452.722

8.266.016

24.864.438

27.128.740

27.128.740

12.469.620

12.469.620

61.685.458

61.685.458

325.473.626

339.217.071

897.984

897.984

32.873.610

32.873.610

28.977

120.347

148.142

21.788

4.759.592

5.091.382

8.320.391

142.135

148.142

572.717.318

649.796.212

133
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 3.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak

Lembaga
Pemeringkat

No.

Standard and
Poors

AAA

AA+ s.d AA-

A+ s.d A-

BBB+ s.d BBB-

Fitch Rating

AAA

AA+ s.d AA-

A+ s.d A-

BBB+ s.d BBB-

Moodys

Aaa

Aa1 s.d Aa3

A1 s.d A3

Baa1 s.d Baa3

PT Fitch Ratings
Indonesia

AAA (idn)

AA+(idn) s.d AA(idn)

A+(idn) s.d.
A-(idn)

BBB+(idn) s.d
BBB-(idn)

PT ICRA
Indonesia

[Idr]AAA

[Idr]AA+ s.d [Idr]


AA-

[Idr]A+ s.d [Idr]A-

[Idr]BBB+ s.d [Idr]


BBB-

PT Pemeringkat
Efek Indonesia

idAAA

idAA+ s.d idAA-

idA+ s.d idA-

id BBB+ s.d
idBBB-

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha syariah


(apabila ada)
Total

134
PT Bank Central Asia Tbk

Peringkat Jangka Panjang

Laporan Tahunan 2015

558.084

6.192.274

8.967.966

4.458.553

552.375

6.416.556

6.068.161

3.010.842

280.048

3.244.382

11.264.208

4.308.667

522.460

70.000

18.628.904

22.419.006

7.871.884

6.994.782

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2014


Tagihan Bersih
Peringkat Jangka Pendek
BB+ s.d BB-

B+ s.d B-

Kurang dari B-

A-1

A-2

A-3

Kurang dari
A-3

BB+ s.d BB-

B+ s.d B-

Kurang dari B-

F1+ s.d F1

F2

F3

Kurang dari F3

Ba1 s.d Ba3

B1 s.d B3

Kurang dari B3

P-1

P-2

P-3

Kurang dari
P-3

BB+(idn) s.d
BB-(idn)

B+(idn) s.d
B-(idn)

Kurang dari
B-(idn)

F1+(idn) s.d
F1(idn)

F2(idn)

F3(idn)

Kurang dari
F3(idn)

[Idr]BB+ s.d
[Idr]BB-

[Idr]B+ s.d
[Idr]B-

Kurang dari
[Idr]B-

[Idr]A1+ s.d
[Idr]A1

[Idr]A2+ s.d
[Idr]A2

[Idr]A3+ s.d
[Idr]A3

Kurang dari
[Idr]A3

idBB+ s.d
idBB-

idB+ s.d idB-

Kurang dari
idB-

idA1

idA2

idA3 s.d idA4

Kurang dari
idA4

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

Tanpa
Peringkat

Total

(15)

(16)

4.096.576

116.331.949

127.178.883

5.260.776

2.235.025

21.474.695

300.597

920

8.517.760

24.594.884

21.878.985

21.878.985

10.590.890

10.590.890

57.245.115

57.245.115

270.666.707

290.350.189

673.085

673.085

32.434.170

32.434.170

26.145

317.620

21.787

3.413.371

3.505.158

9.684.094

340.327

523.987.057

589.926.054

135
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 3.2.a. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Derivatif


(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
No.

Notional Amount

Variabel yang Mendasari

> 1 Tahun 5 Tahun

1 Tahun

Tagihan
Derivatif

> 5 Tahun

Tagihan
Bersih
sebelum
MRK

Kewajiban
Derivatif

Tagihan
Bersih
setelah
MRK

MRK

BANK SECARA INDIVIDUAL


1

Suku bunga

Nilai tukar

Lainnya
Total

29.305.003

252.051

74.234

545.100

545.100

29.305.003

252.051

74.234

545.100

545.100

29.305.003

252.051

74.234

545.100

545.100

BANK SECARA KONSOLIDASI


1

Suku bunga

Nilai tukar

Saham

Emas

Logam selain emas

Lainnya

252.051

74.234

545.100

545.100

29.305.003

Total

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014
No.

Notional Amount

Variabel yang Mendasari

> 1 Tahun 5 Tahun

1 Tahun

Tagihan
Derivatif

> 5 Tahun

Tagihan
Bersih
sebelum
MRK

Kewajiban
Derivatif

Tagihan
Bersih
setelah
MRK

MRK

BANK SECARA INDIVIDUAL


1

Suku bunga

Nilai tukar

Lainnya
Total

8.909.114

35.624

14.702

124.715

124.715

8.909.114

35.624

14.702

124.715

124.715

8.909.114

35.624

14.702

124.715

124.715

BANK SECARA KONSOLIDASI


1

Suku bunga

Nilai tukar

Saham

Emas

Logam selain emas

Lainnya

20.003

24.090

24.090

55.627

14.702

148.805

148.805

Total

408.705
9.317.819

136
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 3.2.c.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan Bersih

Nilai MRK

Tagihan Bersih
setelah MRK

ATMR setelah MRK

(3)

(4)

(5)

(6)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

515.099

515.099

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di unit usaha syariah


(apabila ada)

515.099

515.099

Total

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014
No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan Bersih

Nilai MRK

Tagihan Bersih
setelah MRK

ATMR setelah MRK

(3)

(4)

(5)

(6)

19.253.398

19.253.398

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

7.036.265

7.036.265

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di unit usaha syariah


(apabila ada)

26.289.663

26.289.663

Total

137
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 3.2.c.2. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan Bersih

Nilai MRK

Tagihan Bersih
setelah MRK

ATMR setelah MRK

(3)

(4)

(5)

(6)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

515.099

515.099

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di unit usaha syariah


(apabila ada)

515.099

515.099

Total

138
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 3.2.c.2. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2014
No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan Bersih

Nilai MRK

Tagihan Bersih
setelah MRK

ATMR setelah MRK

(3)

(4)

(5)

(6)

19.253.398

19.253.398

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

7.036.265

7.036.265

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di unit usaha syariah


(apabila ada)

26.289.663

26.289.663

Total

139
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
Bank secara Individual

No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Eksposur Neraca

Tagihan kepada Pemerintah

0%

20%

35%

(3)

(4)

(5)

127.829.750

Tagihan kepada entitas sektor publik

11.423.340

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

1.977

20.051.975

Kredit beragun rumah tinggal

15.764.295

Kredit beragun properti komersial

718.425

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

370.232

Tagihan kepada korporasi

9.790.248

9.748.871

16.192

17.833.867

156.560.691

41.224.186

15.764.295

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah (apabila ada)


Total Eksposur Neraca

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

361.783

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

17.801

158.895

Kredit beragun rumah tinggal

242.588

Kredit beragun properti komersial

54.666

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

186.884

Tagihan kepada korporasi

2.123.994

664.325

554

2.383.899

1.185.003

242.588

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Eksposur di unit usaha Syariah (apabila ada)


Total Eksposur Transaksi Rekening Administratif

Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

158.429

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

158.429

Total Eksposur Counterparty Credit Risk

140
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2015
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
40%

45%

50%

75%

100%

150%

Lainnya

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

ATMR

Beban Modal

(13)

(14)

1.879.383

3.739.104

6.963.464

557.077

2.967.674

5.494.231

439.539

11.119.124

9.965.153

797.212

9.791.827

9.791.827

783.346

53.389.807

40.042.355

3.203.388

3.980.920

264.504.230

218.052

268.771.542

21.501.723

66.548

715.957

1.140.484

91.239

14.258.325

403.925

14.864.213

1.189.137

11.119.124

8.827.977

53.389.807

292.360.034

1.337.934

357.033.269

28.562.661

72.357

5.789

237.272

150.415

12.033

2.733

85.999

6.880

1.904.702

1.904.702

152.376

554.769

416.077

33.286

521.997

47.162.746

50.436

47.632.264

3.810.581

2.733

759.269

554.769

49.067.448

50.436

50.261.814

4.020.945

275

138

11

319.644

13.305

204.813

16.385

53.447

53.447

4.276

319.919

66.752

258.398

20.672

141
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
Bank secara Individual

No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Eksposur Neraca

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah (apabila ada)


Total Eksposur Neraca

0%

20%

35%

(3)

(4)

(5)

107.625.599

11.454

12.981.322

6.807

12.297.647

12.625.200

923.158

294.195

8.905.937

13.588.480

3.208

19.564.233

137.334.591

38.867.449

12.625.200

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

444.916

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

6.397

60.177

Kredit beragun rumah tinggal

201.364

Kredit beragun properti komersial

40.150

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

96.137

Tagihan kepada korporasi

1.345.490

1.187.539

250

1.488.424

1.692.632

201.364

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Eksposur di unit usaha Syariah (apabila ada)


Total Eksposur Transaksi Rekening Administratif

Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

76.296

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

76.296

Total Eksposur Counterparty Credit Risk

142
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
40%

45%

50%

75%

100%

150%

Lainnya

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

ATMR

Beban Modal

(13)

(14)

2.565.122

5.260.776

9.139.601

731.168

3.364.818

3.149

4.145.088

331.607

9.049.923

8.038.789

643.103

8.578.659

8.578.659

686.293

49.470.575

37.102.931

2.968.235

4.042.002

231.341.251

234.522

236.431.732

18.914.539

63.471

521.547

845.792

67.663

12.321.825

163.418

12.566.953

1.005.356

9.049.923

9.971.942

49.470.575

257.569.131

919.487

316.849.545

25.347.964

210.000

193.983

15.519

992.211

104.076

612.217

48.977

2.498

71.476

5.718

1.048.923

1.048.923

83.914

195.010

146.258

11.700

273.287

29.546.161

83.098

30.044.960

2.403.597

2.498

1.475.498

195.010

30.699.160

83.104

32.117.826

2.569.426

825

413

33

19.781

1.238

26.388

2.111

26.575

26.575

2.126

20.606

27.813

53.376

4.270

143
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Tabel 4.1.b.

No.

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Eksposur Neraca

Tagihan kepada Pemerintah

0%

20%

35%

(3)

(4)

(5)

128.163.808

Tagihan kepada entitas sektor publik

11.423.340

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

1.977

20.369.120

Kredit beragun rumah tinggal

15.764.295

Kredit beragun properti komersial

718.425

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

370.232

Tagihan kepada korporasi

9.790.248

9.450.218

16.192

17.843.575

1.272.716

360.003

38.606

158.177.173

41.602.681

15.802.901

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah (apabila ada)


Total Eksposur Neraca

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

361.783

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

17.801

158.895

Kredit beragun rumah tinggal

242.588

Kredit beragun properti komersial

54.666

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

186.884

Tagihan kepada korporasi

2.123.994

663.865

554

2.383.899

1.184.543

242.588

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Eksposur di unit usaha Syariah (apabila ada)


Total Eksposur Transaksi Rekening Administratif

Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

169.493

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

169.493

Total Eksposur Counterparty Credit Risk

144
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2015
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
40%

45%

50%

75%

100%

150%

Lainnya

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

ATMR

Beban Modal

(13)

(14)

1.879.599

3.739.104

6.963.572

557.086

2.968.134

93.698

5.651.589

452.127

11.119.124

9.965.153

797.212

9.791.827

9.791.827

783.346

60.573.573

45.430.179

3.634.414

3.980.920

265.224.119

218.052

269.431.701

21.554.536

66.548

814.690

1.288.583

103.087

14.626.110

403.925

15.231.998

1.218.560

225.310

1.915.583

554.490

2.585.067

206.805

11.119.124

9.053.963

60.573.573

295.456.989

1.436.667

554.490

366.339.669

29.307.173

72.357

5.789

237.272

150.415

12.033

2.733

85.999

6.880

1.904.702

1.904.702

152.376

554.769

416.077

33.286

521.997

47.139.775

50.436

47.609.201

3.808.736

724.674

362.337

28.987

2.733

1.483.943

554.769

49.044.477

50.436

50.601.088

4.048.087

275

138

11

319.645

13.304

207.026

16.562

53.447

53.447

4.276

319.920

66.751

260.611

20.849

145
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Tabel 4.1.b.

No.

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Eksposur Neraca

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah (apabila ada)


Total Eksposur Neraca

0%

20%

35%

(3)

(4)

(5)

107.925.485

11.454

12.981.602

6.807

12.837.395

12.625.200

923.158

294.195

8.905.937

13.329.424

3.208

19.573.164

991.286

70.003

138.634.694

39.218.424

12.625.200

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

444.916

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

6.397

60.177

Kredit beragun rumah tinggal

201.364

Kredit beragun properti komersial

40.150

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

96.137

Tagihan kepada korporasi

1.345.490

1.179.232

250

1.488.424

1.684.325

201.364

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Eksposur di unit usaha Syariah (apabila ada)


Total Eksposur Transaksi Rekening Administratif

Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

100.385

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

100.385

Total Eksposur Counterparty Credit Risk

146
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
40%

45%

50%

75%

100%

150%

Lainnya

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

ATMR

Beban Modal

(13)

(14)

2.565.122

5.260.776

9.139.657

731.173

3.365.647

64.504

4.314.807

345.185

9.049.923

8.038.789

643.103

8.578.659

8.578.659

686.293

56.659.773

42.494.830

3.399.586

4.042.002

231.400.391

234.522

236.439.061

18.915.125

63.471

606.150

972.696

77.816

12.697.588

163.418

12.942.716

1.035.417

1.548.222

393.303

1.896.531

151.722

9.049.923

9.972.771

56.659.773

259.613.611

1.004.090

393.303

324.817.746

25.985.420

210.000

193.983

15.519

992.211

104.076

612.217

48.977

2.498

71.476

5.718

1.048.923

1.048.923

83.914

195.010

146.258

11.700

273.287

29.530.231

83.098

30.027.369

2.402.190

502.344

251.172

20.094

2.498

1.977.842

195.010

30.683.230

83.104

32.351.407

2.588.113

825

413

33

19.782

1.238

31.206

2.496

26.575

26.575

2.126

20.607

27.813

58.194

4.655

147
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Eksposur Neraca

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

4
5

Bagian Yang Dijamin Dengan

Tagihan
Bersih

Agunan

Garansi

Asuransi
Kredit

Lainnya

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Bagian Yang
Tidak Dijamin
(8) = (3)[(4)+(5)+(6)+(7)]

127.829.750

127.829.750

17.041.827

17.041.827

Tagihan kepada bank

23.021.626

1.977

23.019.649

Kredit beragun rumah tinggal

26.883.419

26.883.419

Kredit beragun properti komersial

10.510.252

718.425

9.791.827

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

53.760.039

370.232

53.389.807

Tagihan kepada korporasi

288.242.321

10.893.048

277.349.273

798.697

16.192

782.505

32.496.117

32.496.117

580.584.048

11.999.874

568.584.174

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur Neraca

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi


pada Transaksi Rekening Administratif

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

4
5
6

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

361.783

361.783

Tagihan kepada bank

413.968

17.801

396.167

Kredit beragun rumah tinggal

245.321

245.321

1.959.368

54.666

1.904.702

741.653

186.884

554.769

50.523.498

2.264.909

48.258.589

554

554

54.246.145

2.524.814

51.721.331

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur
Rekening Administratif

Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan


(Counterparty Credit Risk)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)

275

275

1.006.477

515.099

491.378

53.447

1.060.199

515.099

545.100

635.890.392

15.039.787

620.850.605

Total Eksposur Counterparty Credit Risk


Total (A+B+C)

148
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

53.447
-

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2014
No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Eksposur Neraca

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

4
5
6

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Bagian Yang Dijamin Dengan

Tagihan
Bersih

Agunan

Garansi

Asuransi
Kredit

Lainnya

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Bagian Yang
Tidak Dijamin
(8) = (3)[(4)+(5)+(6)+(7)]

107.625.599

107.625.599

20.818.674

11.454

20.807.220

Tagihan kepada bank

15.672.421

6.807

15.665.614

Kredit beragun rumah tinggal

21.675.123

21.675.123

9.501.817

923.158

8.578.659

49.764.770

294.195

49.470.575

258.112.192

8.912.130

249.200.062

588.226

3.208

585.018

32.049.476

32.049.476

515.808.298

10.150.952

505.657.346

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur Neraca

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi


pada Transaksi Rekening Administratif

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur
Rekening Administratif

Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan


(Counterparty Credit Risk)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur Counterparty Credit Risk

Total (A+B+C)

654.916

654.916

1.162.861

6.397

1.156.464

203.862

203.862

1.089.073

40.150

1.048.923

291.147

96.137

195.010

32.435.575

1.345.992

31.089.583

256

250

35.837.690

1.488.926

34.348.764

19.253.398

19.253.398

825

825

7.133.580

7.036.265

97.315

26.575

26.414.378

26.289.663

124.715

578.060.366

37.929.541

540.130.825

26.575

149
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 4.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
No.

Kategori Portofolio

(1)

Agunan

Garansi

Asuransi
Kredit

Lainnya

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(2)

Eksposur Neraca

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

4
5

Bagian Yang Dijamin Dengan

Tagihan
Bersih

Bagian Yang
Tidak Dijamin
(8) = (3)[(4)+(5)+(6)+(7)]

128.163.808

128.163.808

17.042.043

17.042.043

Tagihan kepada bank

23.432.929

1.977

23.430.952

Kredit beragun rumah tinggal

26.883.419

26.883.419

Kredit beragun properti komersial

10.510.252

718.425

9.791.827

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

60.943.805

370.232

60.573.573

Tagihan kepada korporasi

288.663.557

10.893.048

277.770.509

897.430

16.192

881.238

32.873.610

32.873.610

4.366.708

528.560

3.838.148

593.777.561

12.528.434

581.249.127

361.783

361.783

396.167

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur Neraca

Eksposur Kewajiban Komitmen/


Kontinjensi pada Transaksi Rekening
Administratif

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

413.968

17.801

Kredit beragun rumah tinggal

245.321

245.321

1.959.368

54.666

1.904.702

5
6

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur
Rekening Administratif

Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan


(Counterparty Credit Risk)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur Counterparty Credit Risk

Total (A+B+C)

741.653

186.884

554.769

50.500.067

2.264.909

48.235.158

554

554

724.674

10.893

713.781

54.947.388

2.535.707

52.411.681

275

275

1.017.541

515.099

502.442

53.447

53.447

1.071.263

515.099

556.164

649.796.212

15.579.240

634.216.972

150
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 4.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2014
No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Eksposur Neraca

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

4
5
6

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Bagian Yang Dijamin Dengan

Tagihan
Bersih

Agunan

Garansi

Asuransi
Kredit

Lainnya

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Bagian Yang
Tidak Dijamin
(8) = (3)[(4)+(5)+(6)+(7)]

107.925.485

107.925.485

20.818.954

11.454

20.807.500

Tagihan kepada bank

16.274.353

6.807

16.267.546

Kredit beragun rumah tinggal

21.675.123

21.675.123

9.501.817

923.158

8.578.659

56.953.968

294.195

56.659.773

257.912.276

8.912.130

249.000.146

672.829

3.208

669.621

32.434.170

32.434.170

3.002.814

1.070.320

1.932.494

527.171.789

11.221.272

515.950.517

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya

12

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur Neraca

Eksposur Kewajiban Komitmen/


Kontinjensi pada Transaksi Rekening
Administratif

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur
Rekening Administratif

Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan


(Counterparty Credit Risk)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan


multilateral dan lembaga internasional

Tagihan kepada bank

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil


dan portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Eksposur di unit usaha Syariah


(apabila ada)
Total Eksposur Counterparty Credit Risk

Total (A+B+C)

654.916

654.916

1.162.861

6.397

1.156.464

203.862

203.862

1.089.073

40.150

1.048.923

291.147

96.137

195.010

32.411.338

1.345.992

31.065.346

256

250

502.344

19.834

482.510

36.315.797

1.508.760

34.807.037

19.253.398

19.253.398

825

825

7.157.670

7.036.265

121.405

26.575

26.438.468

26.289.663

148.805

589.926.054

39.019.695

550.906.359

26.575
-

151
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca - Bank secara Individual


(dalam jutaan Rupiah)
No.

Periode 31 Desember 2015

Kategori Portofolio

(1)
1

(2)
Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan Bersih

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(3)

(4)

(5)

127.829.750

17.041.827

6.963.464

6.963.464

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

Tagihan kepada bank

23.021.626

5.495.220

5.494.231

Kredit beragun rumah tinggal

26.883.419

9.965.153

9.965.153

Kredit beragun properti komersial

10.510.252

10.510.252

9.791.827

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

53.760.039

40.320.029

40.042.355

Tagihan kepada korporasi

288.242.321

279.113.190

268.771.542

798.697

1.164.772

1.140.484

32.496.117

14.864.213

580.584.048

353.532.080

357.033.269

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya
Total

(dalam jutaan Rupiah)


No.

Periode 31 Desember 2014

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

Tagihan Bersih

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(3)

(4)

(5)

107.625.599

20.818.674

9.145.328

9.139.601

Tagihan kepada bank

15.672.421

4.148.491

4.145.088

Kredit beragun rumah tinggal

21.675.123

8.038.789

8.038.789

Kredit beragun properti komersial

9.501.817

9.501.817

8.578.659

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

49.764.770

37.323.578

37.102.931

Tagihan kepada korporasi

258.112.192

245.340.765

236.431.732

588.226

850.604

845.792

32.049.476

12.566.953

515.808.298

314.349.372

316.849.545

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya
Total

152
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)
No.

Periode 31 Desember 2015

Kategori Portofolio

(1)

Tagihan Bersih
(2)

ATMR Sebelum MRK

(3)

ATMR Setelah MRK

(4)

(5)

361.783

72.357

72.357

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

Tagihan kepada bank

413.968

159.316

150.415

Kredit beragun rumah tinggal

245.321

85.999

85.999

Kredit beragun properti komersial

1.959.368

1.959.368

1.904.702

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

741.653

556.240

416.077

Tagihan kepada korporasi

50.523.498

49.837.773

47.632.264

10

831

54.246.145

52.671.884

50.261.814

Tagihan yang telah jatuh tempo


Total

(dalam jutaan Rupiah)


No.

Periode 31 Desember 2014

Kategori Portofolio

(1)

Tagihan Bersih
(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo


Total

ATMR Sebelum MRK

(3)

ATMR Setelah MRK

(4)

(5)

654.916

193.983

193.983

1.162.861

615.416

612.217

203.862

71.476

71.476

1.089.073

1.089.073

1.048.923

291.147

218.360

146.258

32.435.575

31.390.715

30.044.960

256

384

35.837.690

33.579.407

32.117.826

153
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 6.1.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
Bank secara Individual

No.

(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2015

Kategori Portofolio

(1)

Tagihan Bersih

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(3)

(4)

(5)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

Tagihan kepada bank

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi


Total

275

138

138

1.006.477

307.832

204.813

53.447

53.447

53.447

1.060.199

361.417

258.398
(dalam jutaan Rupiah)

No.

Periode 31 Desember 2014

Kategori Portofolio

(1)

Tagihan Bersih

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(3)

(4)

(5)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

Tagihan kepada bank

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi


Total

19.253.398

825

413

413

7.133.580

1.433.641

26.388

26.575

26.575

26.575

26.414.378

1.460.629

53.376

Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT

407.553.481

TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT

349.020.747

TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL

154
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 6.2.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
No.

Periode 31 Desember 2015

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan Bersih

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(3)

(4)

(5)

128.163.808

17.042.043

6.963.572

6.963.572

Tagihan kepada bank

23.432.929

5.652.578

5.651.589

Kredit beragun rumah tinggal

26.883.419

9.965.153

9.965.153

Kredit beragun properti komersial

10.510.252

10.510.252

9.791.827

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

60.943.805

45.707.853

45.430.179

Tagihan kepada korporasi

288.663.557

279.773.349

269.431.701

897.430

1.312.871

1.288.583

32.873.610

15.231.998

589.410.853

359.885.628

363.754.602

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya
Total

(dalam jutaan Rupiah)


No.

Periode 31 Desember 2014

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

Tagihan Bersih

ATMR Sebelum MRK

(3)

(4)

ATMR Setelah MRK


(5)

107.925.485

20.818.954

9.145.384

9.139.657

Tagihan kepada bank

16.274.353

4.318.211

4.314.807

Kredit beragun rumah tinggal

21.675.123

8.038.789

8.038.789

Kredit beragun properti komersial

9.501.817

9.501.817

8.578.659

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo

11

Aset lainnya
Total

56.953.968

42.715.476

42.494.830

257.912.276

245.348.094

236.439.061

672.829

977.508

972.696

32.434.170

12.942.716

524.168.975

320.045.279

322.921.215

155
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 6.2.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif
Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Periode 31 Desember 2015


Tagihan Bersih

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(3)

(4)

(5)

361.783

72.357

72.357

Tagihan kepada bank

413.968

159.316

150.415

Kredit beragun rumah tinggal

245.321

85.999

85.999

Kredit beragun properti komersial

1.959.368

1.959.368

1.904.702

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

741.653

556.240

416.077

Tagihan kepada korporasi

50.500.067

49.814.710

47.609.201

554

831

54.222.714

52.648.821

50.238.751

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

10

Tagihan yang telah jatuh tempo


Total

(dalam jutaan Rupiah)


No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

Tagihan kepada bank

Kredit beragun rumah tinggal

Kredit beragun properti komersial

Kredit pegawai/pensiunan

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

10

Tagihan yang telah jatuh tempo


Total

156
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Periode 31 Desember 2014


Tagihan Bersih

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(3)

(4)

(5)

654.916

193.983

193.983

1.162.861

615.416

612.217

203.862

71.476

71.476

1.089.073

1.089.073

1.048.923

291.147

218.360

146.258

32.411.338

31.373.124

30.027.369

256

384

35.813.453

33.561.816

32.100.235

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 6.2.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
No.

Periode 31 Desember 2015

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

Tagihan kepada bank

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi

Tagihan Bersih

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(3)

(4)

(5)

Total

275

138

138

1.017.541

310.045

207.026

53.447

53.447

53.447

1.071.263

363.630

260.611
(dalam jutaan Rupiah)

No.

Periode 31 Desember 2014

Kategori Portofolio

(1)

(2)

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada entitas sektor publik

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga


internasional

Tagihan kepada bank

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan


portofolio ritel

Tagihan kepada korporasi


Total

Tagihan Bersih

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(3)

(4)

(5)

19.253.398

825

413

413

7.157.670

1.438.459

31.206

26.575

26.575

26.575

26.438.468

1.465.447

58.194

Tabel 6.2.6. Pengungkapan Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
No.
(1)
1

Periode 31 Desember 2015

Jenis Transaksi
(2)

Faktor Pengurang Modal

ATMR

(3)

(4)

Total Eksposur

2.947.404

(dalam jutaan Rupiah)


No.
(1)
1

Periode 31 Desember 2014

Jenis Transaksi
(2)
Total Eksposur

Faktor Pengurang Modal

ATMR

(3)

(4)
-

2.147.703

157
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 6.2.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT

417.201.368

TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014

TOTAL ATMR RISIKO KREDIT

357.227.347

TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL

Tabel 7.1. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar


(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
No.

Jenis Risiko

(1)
1

Bank
(2)

Konsolidasi

Beban Modal

ATMR

Beban Modal

ATMR

(3)

(4)

(5)

(6)

Risiko suku bunga


a. Risiko spesifik

65

813

b. Risiko umum

44.327

554.089

44.398

554.975

Risiko nilai tukar

28.424

355.297

32.730

409.125

Risiko ekuitas
a. Risiko spesifik

150

1.875

b. Risiko umum

150

1.875

Risiko komoditas

Risiko option
Total

72.751

909.386

77.493

968.663

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014
No.

Jenis Risiko

(1)
1

Bank
(2)

Konsolidasi

Beban Modal

ATMR

Beban Modal

ATMR

(3)

(4)

(5)

(6)

Risiko suku bunga


a. Risiko spesifik

16

203

16

202

b. Risiko umum

10.446

130.580

8.511

106.387

Risiko nilai tukar

30.129

376.609

9.940

124.250

Risiko ekuitas
a. Risiko spesifik

201

2.512

b. Risiko umum

201

2.512

Risiko komoditas

Risiko option
Total

158
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

40.591

507.392

18.869

235.863

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 7.2.a. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (Value at Risk/VaR) - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)
No.

Periode 31 Desember 2015

Jenis Risiko

(1)

(2)

VaR Rata-Rata

VaR Maksimum

VaR Minimum

VaR Akhir Periode

(3)

(4)

(5)

(6)

1.

Risiko suku bunga

12.832

29.566

2.952

17.688

2.

Risiko nilai tukar

38.247

109.567

1.565

24.131

3.

Risiko option

(dalam jutaan Rupiah)


No.

Periode 31 Desember 2014

Jenis Risiko

(1)

(2)

1.

Risiko suku bunga

2.

Risiko nilai tukar

3.

Risiko option

VaR Rata-Rata

VaR Maksimum

VaR Minimum

VaR Akhir Periode

(3)

(4)

(5)

(6)

7.364

23.896

1.980

4.309

14.606

61.384

1.414

2.629

159
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual


(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
No.

Pendekatan Yang Digunakan

(1)
1

(2)

Pendapatan Bruto
(Rata-rata 3 tahun terakhir)

Beban Modal

ATMR

(3)

(4)

(5)

Pendekatan indikator dasar

33.482.069

5.022.310

62.778.880

Total

33.482.069

5.022.310

62.778.880

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014
No.

Pendekatan Yang Digunakan

(1)
1

(2)

Pendapatan Bruto
(Rata-rata 3 tahun terakhir)

Beban Modal

ATMR

(3)

(4)

(5)

Pendekatan indikator dasar

28.229.336

4.234.400

52.930.005

Total

28.229.336

4.234.400

52.930.005

160
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 8.1.b. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
No.

Pendekatan Yang Digunakan

(1)
1

(2)

Pendapatan Bruto
(Rata-rata 3 tahun terakhir)

Beban Modal

ATMR

(3)

(4)

(5)

Pendekatan indikator dasar

34.620.516

5.193.077

64.913.468

Total

34.620.516

5.193.077

64.913.468

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014
No.

Pendekatan Yang Digunakan

(1)
1

(2)

Pendapatan Bruto
(Rata-rata 3 tahun terakhir)

Beban Modal

ATMR

(3)

(4)

(5)

Pendekatan indikator dasar

28.908.090

4.336.213

54.202.668

Total

28.908.090

4.336.213

54.202.668

161
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pengungkapan profil maturitas Rupiah dan valuta asing secara individu dan konsolidasi mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum dan ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan berkala
bank umum, dimuat dalam Tabel 9.1.a dan b, Tabel 9.2.a dan b.
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2015

No.

Pos-Pos

(1)

(2)

I.

NERACA

A.

Aset

(3)

> 3 bulan s.d


6 bulan

> 6 bulan s.d


12 bulan

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

1. Kas

16.846.818

16.846.818

70.801.385

65.409.265

1.882.810

3.030.160

479.150

5.470.675

4.045.156

371.079

819.220

235.220

4. Surat berharga

34.658.457

4.573.868

2.416.872

3.177.807

3.693.697

20.796.213

366.161.654

16.980.623

35.739.886

39.941.683

66.341.803

207.157.659

6. Tagihan lainnya

2.392.727

1.055.045

816.225

521.457

7. Lain-lain

7.011.988

7.011.988

Total Aset

503.343.704

115.922.763

41.226.872

47.490.327

70.749.870

227.953.872

430.484.137

38.723.650

1.184.078

108.751

93.240

390.374.418

577

577

2.703.794

2.699.194

4.500

100

5. Kredit yang diberikan

Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban kepada Bank Indonesia
3. Kewajiban kepada bank lain
4. Surat berharga yang diterbitkan
5. Pinjaman yang diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain

929.185

367.141

388.831

173.213

12.669.873

12.669.873

446.787.566

54.459.858

1.577.409

282.064

93.240

390.374.995

56.556.138

61.462.905

39.649.463

47.208.263

70.656.630

(162.421.123)

1. Komitmen

2. Kontinjensi

Total Tagihan Rekening Administratif

125.809.503

125.226.415

463.044

120.044

Total Kewajiban Rekening Administratif

125.809.503

125.226.415

463.044

120.044

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam


Rekening Administratif

(125.809.503)

(125.226.415)

(463.044)

(120.044)

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

(69.253.365)

(63.763.510)

39.186.419

47.088.219

70.656.630

(162.421.123)

(63.763.510)

(24.577.091)

22.511.128

93.167.758

(69.253.365)

Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam
Neraca
II.

REKENING ADMINISTRATIF

A.

Tagihan Rekening Administratif

B.

1 bulan

> 1 bulan s.d


3 bulan

2. Penempatan pada Bank Indonesia


3. Penempatan pada bank lain

Jatuh Tempo

Saldo

Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi

Selisih Kumulatif

162
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 31 Desember 2014

No.

Pos-Pos

(1)

(2)

I.

NERACA

A.

Aset

> 3 bulan s.d


6 bulan

> 6 bulan s.d


12 bulan

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

18.791.203

18.791.203

2. Penempatan pada Bank Indonesia

73.399.380

47.555.829

20.274.996

983.890

4.584.665

4. Surat berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya

1.840.164

1.840.164

36.831.640

4.560.440

810.351

2.618.946

6.238.997

22.602.907

323.572.692

14.266.808

28.373.346

32.761.140

60.665.640

187.505.757

27.426.809

24.524.746

2.631.597

270.466

7. Lain-lain

5.961.233

5.961.233

Total Aset

487.823.120

117.500.423

52.090.290

36.634.442

71.489.302

210.108.664

410.416.365

54.777.605

2.652.321

653.795

560.748

351.771.896

577

577

2.594.195

2.587.595

6.500

100

Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban kepada Bank Indonesia
3. Kewajiban kepada bank lain
4. Surat berharga yang diterbitkan
5. Pinjaman yang diterima

347.176

101.607

155.520

90.050

8.393.954

8.367.093

26.861

421.752.267

65.833.900

2.814.340

743.945

560.748

351.799.334

66.070.853

51.666.522

49.275.950

35.890.498

70.928.554

(141.690.670)

1. Komitmen

2. Kontinjensi

Total Tagihan Rekening Administratif

116.311.250

115.723.098

588.073

80

6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam
Neraca
II.

REKENING ADMINISTRATIF

A.

Tagihan Rekening Administratif

B.

(3)

1 bulan

> 1 bulan s.d


3 bulan

1. Kas
3. Penempatan pada bank lain

Jatuh Tempo

Saldo

Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi

Total Kewajiban Rekening Administratif

116.311.250

115.723.098

588.073

80

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam


Rekening Administratif

(116.311.250)

(115.723.098)

(588.073)

(80)

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

(50.240.397)

(64.056.575)

48.687.877

35.890.498

70.928.474

(141.690.670)

(64.056.575)

(15.368.698)

20.521.799

91.450.273

(50.240.397)

Selisih Kumulatif

163
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 9.1.b. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2015


No.

Pos-Pos

(1)

(2)

I.

NERACA

A.

Aset

(3)

> 3 bulan s.d


6 bulan

> 6 bulan s.d


12 bulan

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

16.861.883

16.861.883

2. Penempatan pada Bank Indonesia

71.757.886

66.365.766

1.882.810

3.030.160

479.150

6.699.131

4.717.312

771.379

955.220

255.220

34.853.439

4.583.741

2.416.872

3.177.807

3.712.769

20.962.250

365.581.572

16.986.968

35.333.607

39.761.535

66.341.803

207.157.659

13.239.906

1.356.144

1.248.290

1.200.124

1.404.057

8.031.291

4. Surat berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain

7.679.661

7.679.661

Total Aset

516.673.478

118.551.475

41.652.958

48.124.846

72.192.999

236.151.200

433.608.279

41.525.501

1.476.461

131.552

100.347

390.374.418

577

577

3. Kewajiban kepada bank lain

2.699.746

2.695.146

4.500

100

4. Surat berharga yang diterbitkan

2.820.965

437.455

949.427

297.734

1.136.349

5. Pinjaman yang diterima

1.604.573

315.000

137.500

10.071

668.629

473.373

Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban kepada Bank Indonesia

6. Kewajiban lainnya

929.432

367.388

388.831

173.213

14.291.878

14.291.878

455.955.450

59.194.913

2.444.747

1.264.363

1.066.710

391.984.717

60.718.028

59.356.562

39.208.211

46.860.483

71.126.289

(155.833.517)

2.710.000

2.710.000

2.710.000

2.710.000

126.304.550

125.721.462

463.044

120.044

Total Kewajiban Rekening Administratif

126.304.550

125.721.462

463.044

120.044

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam


Rekening Administratif

(123.594.550)

(123.011.462)

(463.044)

(120.044)

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

(62.876.522)

(63.654.900)

38.745.167

46.740.439

71.126.289

(155.833.517)

(63.654.900)

(24.909.733)

21.830.706

92.956.995

(62.876.522)

7. Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam
Neraca
II.

REKENING ADMINISTRATIF

A.

Tagihan Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi
Total Tagihan Rekening Administratif

B.

1 bulan

> 1 bulan s.d


3 bulan

1. Kas
3. Penempatan pada bank lain

Jatuh Tempo

Saldo

Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi

Selisih Kumulatif

164
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 9.1.b. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)

Periode 31 Desember 2014


No.

Pos-Pos

(1)

(2)

I.

NERACA

A.

Aset

> 3 bulan s.d


6 bulan

> 6 bulan s.d


12 bulan

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

18.803.034

18.803.034

2. Penempatan pada Bank Indonesia

74.099.320

48.255.769

20.274.996

983.890

4.584.665

2.916.843

2.429.043

449.500

38.300

36.940.027

4.563.957

810.351

2.618.946

6.294.511

22.652.263

323.112.386

14.060.871

28.378.054

32.761.140

60.407.175

187.505.145

36.922.176

24.729.037

2.911.043

795.103

1.200.700

7.286.293

7. Lain-lain

6.152.760

6.152.760

Total Aset

498.946.545

118.994.470

52.823.944

37.197.379

72.487.051

217.443.701

412.632.592

56.868.196

2.752.557

677.669

562.275

351.771.896
577

4. Surat berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya

Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban kepada Bank Indonesia

577

3. Kewajiban kepada bank lain

2.595.774

2.589.174

6.500

100

4. Surat berharga yang diterbitkan

2.503.900

99.908

574.442

1.829.551

5. Pinjaman yang diterima

1.928.203

311.111

788.347

828.745

347.176

101.607

155.520

90.050

6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam
Neraca
II.

REKENING ADMINISTRATIF

A.

Tagihan Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi
Total Tagihan Rekening Administratif

B.

(3)

1 bulan

> 1 bulan s.d


3 bulan

1. Kas
3. Penempatan pada bank lain

Jatuh Tempo

Saldo

9.809.900

9.809.900

429.818.122

69.368.876

3.014.484

1.653.371

1.350.622

354.430.769

69.128.423

49.625.594

49.809.460

35.544.008

71.136.429

(136.987.068)

1.505.000

1.505.000

1.505.000

1.505.000

116.564.879

115.976.726

588.073

80

Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi

Total Kewajiban Rekening Administratif

116.564.879

115.976.726

588.073

80

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam


Rekening Administratif

(115.059.879)

(114.471.726)

(588.073)

(80)

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

(45.931.456)

(64.846.132)

49.221.387

35.544.008

71.136.349

(136.987.068)

(64.846.132)

(15.624.745)

19.919.263

91.055.612

(45.931.456)

Selisih Kumulatif

165
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 9.2.a. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Individual


(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
No.

Pos-Pos

(1)

(2)

I.

NERACA

A.

Aset

(3)

1. Kas

> 3 bulan s.d


6 bulan

> 6 bulan s.d


12 bulan

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

987.033

987.033

23.074.239

3.429.363

3. Penempatan pada bank lain

8.644.662

8.463.155

181.507

4. Surat berharga

9.374.415

511.976

298.736

263.090

284.929

8.015.684

21.846.073

1.034.672

4.285.425

2.845.716

4.608.353

9.071.907

5. Kredit yang diberikan


6. Tagihan lainnya

6.175.151

1.298.438

2.816.352

1.899.781

147.879

12.701

7. Lain-lain

258.810

226.536

9.641

22.633

Total Aset

73.789.746

35.596.049

7.591.661

8.460.583

5.041.161

17.100.292

43.214.341

4.107.596

436.188

59.935

115.055

38.495.567

1.456.306

1.456.306

Kewajiban
1. Dana pihak ketiga
2. Kewajiban kepada Bank Indonesia
3. Kewajiban kepada bank lain
4. Surat berharga yang diterbitkan
5. Pinjaman yang diterima

324

324

3.664.608

979.571

1.760.050

764.407

147.879

12.701

263.835

263.835

Total Kewajiban

48.599.414

6.807.632

2.196.238

824.342

262.934

38.508.268

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam


Neraca

25.190.332

28.788.417

5.395.423

7.636.241

4.778.227

(21.407.976)

2.595.577

2.239.235

281.903

74.439

2.595.577

2.239.235

281.903

74.439

45.080.407

32.342.957

12.049.684

598.125

87.785

1.856

6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain

II.

REKENING ADMINISTRATIF

A.

Tagihan Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi
Total Tagihan Rekening Administratif

B.

1 bulan

> 1 bulan s.d


3 bulan

26.503.602

2. Penempatan pada Bank Indonesia

B.

Jatuh Tempo

Saldo

Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi

45.080.407

32.342.957

12.049.684

598.125

87.785

1.856

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam


Rekening Administratif

(42.484.830)

(30.103.722)

(11.767.781)

(523.686)

(87.785)

(1.856)

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

(17.294.498)

(1.315.305)

(6.372.358)

7.112.555

4.690.442

(21.409.832)

(1.315.305)

(7.687.663)

(575.108)

4.115.334

(17.294.498)

Total Kewajiban Rekening Administratif

Selisih Kumulatif

166
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 9.2.a. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Individual


(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2014
No.

Pos-Pos

(1)

(2)

I.

NERACA

A.

Aset
1. Kas

> 3 bulan s.d


6 bulan

> 6 bulan s.d


12 bulan

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

773.014

773.014

6.155.345

6.155.345

3. Penempatan pada bank lain

4.885.856

4.885.856

5. Kredit yang diberikan

7.076.787

1.133.020

652.207

300.463

154.813

4.836.284

23.389.579

2.286.310

5.795.917

2.436.927

3.642.855

9.227.569
4.824

6.864.185

1.981.632

2.695.823

2.044.322

137.585

7. Lain-lain

299.489

197.499

100.304

1.686

Total Aset

49.444.255

17.412.676

9.244.251

4.783.398

3.935.253

14.068.677

37.525.220

2.003.204

47.164

23.480

35.029

35.416.344

1.158.486

1.158.486

743.457

743.457

4.477.867

1.782.467

1.876.297

676.694

137.585

4.824

370.909

370.909

44.275.939

6.058.523

1.923.460

700.174

172.614

35.421.168

5.168.316

11.354.153

7.320.791

4.083.224

3.762.639

(21.352.491)

2.294.439

2.023.207

271.232

2.294.439

2.023.207

271.232

23.826.045

18.433.645

4.185.852

375.552

319.134

511.862

23.826.045

18.433.645

4.185.852

375.552

319.134

511.862

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam


Rekening Administratif

(21.531.606)

(16.410.437)

(3.914.621)

(375.552)

(319.134)

(511.862)

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

(16.363.290)

(5.056.284)

3.406.170

3.707.672

3.443.505

(21.864.353)

(5.056.284)

(1.650.114)

2.057.558

5.501.063

(16.363.290)

6. Tagihan lainnya

Kewajiban
1. Dana pihak ketiga
2. Kewajiban kepada Bank Indonesia
3. Kewajiban kepada bank lain
4. Surat berharga yang diterbitkan
5. Pinjaman yang diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam
Neraca

II.

REKENING ADMINISTRATIF

A.

Tagihan Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi
Total Tagihan Rekening Administratif

B.

(3)

1 bulan

> 1 bulan s.d


3 bulan

2. Penempatan pada Bank Indonesia


4. Surat berharga

B.

Jatuh Tempo

Saldo

Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi
Total Kewajiban Rekening Administratif

Selisih Kumulatif

167
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tabel 9.2.b. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2015
No.

Pos-Pos

(1)

(2)

I.

NERACA

A.

Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya

B.

1 bulan

> 1 bulan s.d


3 bulan

> 3 bulan s.d


6 bulan

> 6 bulan s.d


12 bulan

> 12 bulan

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

987.577

987.577

26.503.602
8.726.024

23.074.239

3.429.363

8.541.655

184.369

9.835.843

578.142

306.835

280.167

284.929

8.385.770

22.061.065

1.034.672

4.285.425

2.983.578

4.608.353

9.149.037

6.175.151

1.298.438

2.816.352

1.899.781

147.879

12.701

7. Lain-lain

261.611

229.337

9.641

22.633

Total Aset

74.550.873

35.744.060

7.602.622

8.615.522

5.041.161

17.547.508

43.212.009

4.105.264

436.188

59.935

115.055

38.495.567

1.456.307

1.456.307

Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban kepada Bank Indonesia
3. Kewajiban kepada bank lain
4. Surat berharga yang diterbitkan

138.187

324

137.863

3.703.210

1.018.173

1.760.050

764.407

147.879

12.701

282.667

282.667

Total Kewajiban

48.792.380

6.862.735

2.196.238

962.205

262.934

38.508.268

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam


Neraca

25.758.493

28.881.325

5.406.384

7.653.317

4.778.227

(20.960.760)

3.312.258

3.030.355

281.903

3.312.258

3.030.355

281.903

45.080.407

32.342.957

12.049.684

598.125

87.785

1.856

45.080.407

32.342.957

12.049.684

598.125

87.785

1.856

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam


Rekening Administratif

(41.768.149)

(29.312.602)

(11.767.781)

(598.125)

(87.785)

(1.856)

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

(16.009.656)

(431.277)

(6.361.397)

7.055.192

4.690.442

(20.962.616)

(431.277)

(6.792.674)

262.518

4.952.960

(16.009.656)

5. Pinjaman yang diterima


6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain

II.

REKENING ADMINISTRATIF

A.

Tagihan Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi
Total Tagihan Rekening Administratif

B.

Jatuh Tempo

Saldo

Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi
Total Kewajiban Rekening Administratif

Selisih Kumulatif

168
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tabel 9.2.b. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 31 Desember 2014
No.

Pos-Pos

(1)

(2)

I.

NERACA

A.

Aset

> 3 bulan s.d


6 bulan

> 6 bulan s.d


12 bulan

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

774.537

774.537

2. Penempatan pada Bank Indonesia

6.155.345

3. Penempatan pada bank lain

4.961.207

4.961.207

4. Surat berharga

7.453.465

1.133.020

652.207

337.625

154.813

5.175.800

23.450.925

2.286.310

5.795.917

2.436.927

3.642.855

9.288.915

6.864.185

1.981.632

2.695.823

2.044.322

137.585

4.824

7. Lain-lain

592.854

490.864

100.304

1.686

Total Aset

50.252.518

17.782.915

9.244.251

4.820.560

3.935.253

14.469.539

37.522.494

5. Kredit yang diberikan


6. Tagihan lainnya

Kewajiban
2.000.478

47.164

23.480

35.029

35.416.344

1.158.486

1.158.486

5. Pinjaman yang diterima

1.152.162

743.457

408.705

6. Kewajiban lainnya

4.477.867

1.782.467

1.876.297

676.694

137.585

4.824

373.889

373.889

44.684.898

6.058.777

1.923.460

700.174

581.319

35.421.168

5.567.620

11.724.138

7.320.791

4.120.386

3.353.934

(20.951.629)

3.111.414

2.840.182

271.232

1. Dana Pihak Ketiga


2. Kewajiban kepada Bank Indonesia
3. Kewajiban kepada bank lain
4. Surat berharga yang diterbitkan

7. Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam
Neraca
II.

REKENING ADMINISTRATIF

A.

Tagihan Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontinjensi
Total Tagihan Rekening Administratif

B.

(3)

1 bulan

> 1 bulan s.d


3 bulan

6.155.345

1. Kas

B.

Jatuh Tempo

Saldo

3.111.414

2.840.182

271.232

23.826.045

18.433.645

4.185.852

375.552

319.134

511.862

Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen

23.826.045

18.433.645

4.185.852

375.552

319.134

511.862

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam


Rekening Administratif

(20.714.631)

(15.593.462)

(3.914.621)

(375.552)

(319.134)

(511.862)

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

(15.147.011)

(3.869.324)

3.406.170

3.744.834

3.034.800

(21.463.491)

(3.869.324)

(463.154)

3.281.680

6.316.480

(15.147.011)

2. Kontinjensi
Total Kewajiban Rekening Administratif

Selisih Kumulatif

169
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendukung Bisnis

Sumber Daya
Manusia

Ribu
Jumlah
Karyawan

170
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

BCA fokus pada kualitas layanan yang


didukung oleh sumber daya manusia
yang unggul dan terlatih, seraya
mempertahankan posisinya sebagai
perusahaan pilihan (employer of choice)
di Indonesia

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Prestasi dan keberhasilan implementasi strategi bisnis


BCA bertumpu pada sumber daya manusia yang andal
dan terlatih. Kontribusi karyawan di semua tingkat
organisasi merupakan kunci dalam memberikan layanan
berkualitas kepada nasabah dan mempertahankan
soliditas posisi BCA di tengah ketatnya kompetisi.
Melalui perekrutan secara cermat dan program
pengembangan profesional yang komprehensif, BCA
berupaya untuk meningkatkan keterampilan dan
kompetensi seluruh staf dan mempersiapkan individuindividu berkinerja tinggi untuk mengambil peran
kepemimpinan di masa depan.
BCA berkomitmen untuk menjadi perusahaan pilihan
(employer of choice) para pencari kerja. Sebagai bentuk
pengakuan atas komitmen Bank untuk menyediakan
lingkungan kerja yang kondusif dan produktif, pada tahun
2015 BCA menerima Great Workplace Award dari Gallup,
perusahaan global yang bergerak di bidang konsultasi
kinerja manajemen. BCA merupakan yang pertama di
Indonesia yang menerima penghargaan tersebut. Dari
ribuan perusahaan di dunia yang memenuhi kriteria,
hanya sekitar 5% atau 40 perusahaan yang dianugerahi
Gallup Great Workplace Award.
Pelatihan dan Pengembangan
BCA terus memperbaharui dan mengembangkan
program pelatihan agar para karyawan tetap menjadi
yang terdepan dalam lingkungan bisnis yang dinamis.
Sepanjang tahun 2015, jumlah peserta pelatihan
mencapai 60.263 karyawan dalam 1.905 kelas selama
248.368 hari pelatihan. Program pelatihan dirancang
untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
staf dari semua divisi termasuk layanan penyelesaian
pembayaran, layanan kredit, pemasaran, manajemen
risiko dan pengendalian internal. Selain melalui pelatihan
in-house, BCA juga memberikan kesempatan bagi
karyawan untuk mengikuti program pelatihan eksternal
sesuai dengan kebutuhan spesifikasi bidang karyawan
atau memberikan pelatihan untuk meningkatkan atau
mengembangkan keterampilan baru.

Data Perusahaan

Untuk mendukung strategi Bank dalam pengembangan


relationship banking, BCA secara berkelanjutan
menjalankan modul pelatihan guna pengembangan
kemampuan staf khususnya dalam melayani nasabah
affluent dan high net-worth individual. Program ini juga
dirancang guna mengembangkan kemampuan staf
customer service dengan pemberian pengetahuan
luas tentang produk dan jasa Bank agar dapat lebih
memberikan informasi, solusi dan jasa keuangan sesuai
dengan kebutuhan nasabah. Inisiatif pengembangan ini
akan memungkinkan BCA untuk meningkatkan kualitas
customer service melalui penyediaan solusi perbankan
yang komprehensif.
Guna memberikan pelatihan melalui intranet bagi
para karyawan, BCA terus mengembangkan program
e-learning, metode pembelajaran berbasis teknologi yang
mudah diakses oleh semua karyawan di semua tingkatan
organisasi tanpa kendala waktu atau lokasi. Pada tahun
2015, BCA menyempurnakan media e-learning dengan
menambah modul baru yang relevan dengan tren
perbankan dan sejalan dengan perkembangan bisnis
yang sedang berlangsung. Jumlah peserta e-learning
mencapai 19.653 di tahun 2015 dibandingkan dengan
18.443 peserta di tahun 2014. Selain itu, BCA terus
mengembangkan kapasitas Video-Based Training untuk
pelatihan yang lebih interaktif.
Dalam memperkaya proses pembelajaran, sejak tahun
2014 BCA mulai memperkenalkan gamification yang
menjadi bagian program pelatihan yang beragam. Metode
pembelajaran yang menggunakan permainan edukatif ini
bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan dalam rangka memfasilitasi para peserta
agar dapat dengan mudah memahami materi pelatihan.
Metode ini cukup tepat dan disukai oleh para karyawan
usia muda, dimana pada umumnya mereka adalah
generasi milenial.
Sebagai bagian dari pengembangan diri karyawan,
pada tahun 2015 BCA kembali menyelenggarakan
program BCA Innovation Award yang merupakan ajang
bagi para karyawan untuk menuangkan ide-ide kreatif
dalam berinovasi baik dalam mengembangkan layanan

171
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendukung Bisnis

Sumber Daya Manusia


maupun solusi perbankan serta untuk menyempurnakan
berbagai proses internal. Konsep inovasi ini pertama kali
disampaikan pada diskusi kelompok Community of Practice
forum bagi karyawan untuk berbagi pengetahuan
dan keahlian dalam unit kerja masing-masing guna
menerima masukan dari rekan-rekan kerja sebelum
proposal inovasi diajukan kepada juri independen untuk
mendapat penilaian. Program Innovation Award telah
terbukti cukup positif dalam membangun employee
engagement dan meningkatkan proses inovasi serta
mendapatkan ide-ide yang meningkatkan efisiensi Bank.

pemilihan lulusan terbaik dari universitas terkemuka


baik dari dalam maupun luar negeri. Website karir BCA
merupakan media penting yang dapat diakses secara
luas oleh pencari kerja internal dan eksternal. Pada tahun
2015, BCA merekrut 2.535 karyawan baru dan menerima
4.060 orang untuk bekerja sebagai teller dan customer
service melalui program Magang Bakti BCA. Sebelum
ditempatkan di berbagai unit kerja, karyawan baru
tersebut diberi pelatihan yang menyeluruh dan intensif
melalui berbagai program pendidikan sesuai dengan
kebutuhan mereka.

Untuk memaksimalkan komitmen dari para manajer


terhadap tim mereka, pengembangan kualitas karyawan
menjadi salah satu indikator pengukur kinerja utama para
manajer di suatu divisi dan grup di BCA. Indikator kunci
kinerja terdiri dari tiga aspek, yaitu rencana pengembangan
karyawan, coaching dan budaya belajar. Tujuan utama
dari program ini adalah untuk memaksimalkan kepuasan
karyawan dan pada akhirnya meningkatkan retensi
karyawan.

Dalam rangka mendukung BCA sebagai organisasi


yang terus berkembang, BCA mengadakan program
management trainee sejak tahun 1990. Program BCA
Development Program (BDP) fokus pada kebutuhan Bank
untuk mengisi posisi manajer pemula yang terampil.
Peserta BDP menerima pelatihan baik di kelas maupun
on-the-job training sehingga mereka menerima teori dan
mendapatkan pengalaman praktik agar dapat dengan
mudah beradaptasi pada proses penempatan di unit kerja
atau cabang setelah menyelesaikan program. Program
ini terus dievaluasi dan disesuaikan dengan kebutuhan
BCA yang dinamis dan selalu berkembang.

Sebagai upaya mendukung pertumbuhan kebutuhan


pelatihan yang terus berkembang, sebuah pusat
pelatihan baru sedang dipersiapkan dan akan beroperasi
penuh pada tahun 2016. Pusat pelatihan ini, BCA Learning
Institute, dirancang untuk memenuhi seluruh kebutuhan
pelatihan BCA dan mencakup lebih dari 70 kelas pelatihan,
akomodasi dan ruang konferensi terkini. Didesain secara
modern dan dilengkapi dengan fasilitas pelatihan yang
menggunakan teknologi terkini, dan dengan ruang kelas
virtual, BCA Learning Institute akan sangat bermanfaat bagi
BCA untuk terus mengembangkan sumber daya manusia.
BCA Learning Institute juga menampilkan galeri BCA.
Galeri ini dirancang untuk memperlihatkan perjalanan
BCA dalam membangun usaha dan memperkenalkan
visi, misi dan nilai-nilai BCA sebagai bagian dari orientasi
karyawan baru.
Rekrutmen dan Pengembangan Karir
Regenerasi dan suksesi merupakan faktor penting
dalam mengembangkan dan mempertahankan sumber
daya manusia yang unggul. Proses ini dimulai dengan

172
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan spesifik


organisasi, BCA juga merekrut karyawan untuk
ditempatkan langsung di program khusus seperti
Program Account Officer, Relationship Officer, Business
Analyst, Frontliner, dan Operation Support Staff.
Guna menjaga keberlangsungan regenerasi karyawan,
BCA secara teratur menyelenggarakan program
pengembangan karir, bertujuan untuk mempersiapkan
karyawan mencapai jenjang karir yang lebih tinggi dan
untuk memenuhi kebutuhan staf di posisi-posisi strategis.
BCA menggunakan sistem penilaian secara panel melalui
kerja sama antara unit kerja dan Divisi Human Capital
Management untuk mengidentifikasi karyawan berkualitas
terbaik untuk dipromosikan. Karyawan terpilih akan
didaftarkan pada program pendidikan khusus dan setelah
selesai, kinerja karyawan akan dievaluasi untuk persiapan
mengikuti program pengembangan diri berkelanjutan dan

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

mendapatkan promosi sesuai yang ditargetkan. Pada


2015, sebanyak 301 karyawan menyelesaikan program
pengembangan karir BCA.
Sebagai organisasi yang tumbuh, BCA terus
mengembangkan kualitas karyawan di tingkat pimpinan
manajemen. Untuk itu, BCA menjalankan program
pengayaan bagi para pemimpin untuk memberikan
pengetahuan yang luas dan kemampuan untuk dapat
memenuhi perubahan kebutuhan di bisnis perbankan.
Program ini memberikan fleksibilitas kepada manajemen
senior untuk menempati berbagai posisi dalam organisasi.
Di tingkat cabang, terdapat dua jenis program pengayaan.
Program pengayaan ini adalah program pengayaan
kredit bagi Kepala Operasi Cabang yang belum memiliki
pengalaman yang memadai di bidang kredit, serta
pengayaan operasional bagi Kepala Pengembangan
Bisnis Cabang yang belum memiliki keahlian atau
pengalaman di bidang operasional. Melalui programprogram pengayaan ini, para pejabat Bank akan siap
untuk menjadi kepala cabang strategis; menempati posisi
yang membutuhkan keterampilan manajemen dan kredit
yang komprehensif. Di kantor pusat, program pengayaan
ini dibuat lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan masingmasing unit. Misalnya, program pengayaan produk dan
layanan tresuri dirancang untuk memastikan bahwa
pejabat Grup Bisnis Korporasi memahami hubungan
bisnis antara perbankan korporasi dan tresuri.
BCA mengimplementasikan remunerasi yang menarik
sebagai penghargaan kepada karyawan dalam
mempertahankan dan meningkatkan kinerja berdasarkan
pencapaian target yang telah ditentukan. Sejak
tahun 2012, sebagian bonus tahunan karyawan telah
dibayarkan dalam bentuk saham BCA yang diperoleh
melalui pembelian di Bursa Efek Indonesia. Saham bonus
ditahan selama tiga tahun sebelum karyawan memiliki
hak untuk menjual. Skema saham bonus ini dirancang
untuk meningkatkan rasa memiliki dan kebersamaan
serta pada akhirnya diharapkan dapat mempertahankan
loyalitas seluruh karyawan.

Data Perusahaan

Organisasi Pembelajar
Untuk memastikan ketersediaan sumber daya manusia
yang siap dan mampu beradaptasi dengan cepat
terhadap perubahan arah dan pengembangan bisnis, BCA
berkomitmen untuk menjadi organisasi pembelajar yang
terdepan. Budaya belajar dikembangkan melalui program
pelatihan terpadu dan telah tertanam dalam budaya Bank.
Dalam beberapa tahun terakhir, BCA secara konsisten
mengembangkan budaya pembelajaran informal dengan
mendorong pembelajaran mandiri melalui Community
of Practice (COP), suatu program berbagi keahlian dan
pengetahuan. Melalui penyelenggaraan COP secara
berkala, seluruh unit kerja mampu mendapatkan, memiliki
dan menyebarkan pengetahuan sebagai referensi
berharga bagi setiap karyawan dalam memperoleh
berbagai informasi.
Selain diterapkan di setiap unit kerja, COP juga diadakan
untuk jajaran pemimpin BCA. Dalam forum ini, BCA
mengundang pembicara dan pakar eksternal untuk
berbagi pandangan mereka tentang berbagai topik
dan praktik terbaru pada industri tertentu. Program ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pejabat
senior BCA yang terlibat dalam pengambilan keputusan
yang berdampak pada kinerja Bank secara keseluruhan.
COP juga menjadi wahana penyebaran perkembangan
terbaru dalam berbagai industri yang harus diketahui
pemimpin BCA, seperti perkembangan industri perbankan
dan informasi tentang berbagai produk dan layanan yang
baru diluncurkan.
Di tahun 2015, dan di setiap tahun sejak tahun 2012, BCA
telah mengadakan acara Indonesia Knowledge Forum (IKF)
sebagai media berbagi berbagai bidang pengetahuan
dan pengalaman yang ditujukan untuk generasi muda.
Tema IKF 2015 adalah Moving Our Nation to the Next
Level - Utilizing Knowledge for Sustainable Innovation Across
Generations. Tema yang dibahas adalah prospek ekonomi
Indonesia dari berbagai perspektif yang berbeda, diikuti
dengan sesi saling berbagi oleh para pendiri industri
kreatif. Pada tahun 2015, IKF dihadiri oleh sekitar 1.100
peserta dari berbagai kalangan masyarakat: pengusaha,
mahasiswa, nasabah dan karyawan Bank.

173
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendukung Bisnis

Sumber Daya Manusia


Work-Life Balance
BCA berkomitmen untuk memastikan kepuasan kerja
para karyawan dengan menjaga keseimbangan antara
pekerjaan dan kehidupan pribadi sehingga efisiensi
kerja dapat dicapai secara maksimal. Untuk itu, Bank
menawarkan berbagai kegiatan dan pelatihan yang
bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan
terkait dengan tugas dan kewajiban karyawan, tetapi juga
untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka.
BCA menyediakan berbagai program pelatihan yang
berkaitan dengan kesehatan, manajemen keuangan,
dan perawatan anak, serta pelatihan untuk persiapan
menjelang pensiun.
Berbagai kegiatan kelompok yang diselenggarakan
dalam rangka mendukung hobi karyawan meningkat
sangat pesat dari segi jumlah pesertanya dan mampu
memfasilitasi kemampuan karyawan untuk mengejar
minat pribadi di luar rutinitas kerja mereka. Komunitas ini
meliputi kegiatan fotografi, memancing, bersepeda dan
hiking. BCA juga menyediakan layanan konseling untuk
membantu karyawan menemukan solusi atas masalah
dalam kehidupan pribadi mereka.
Rencana ke Depan
BCA terus membina para karyawan, membangun
kompetensi dan kapabilitas yang diperlukan untuk
menghadapi persaingan industri perbankan yang semakin
ketat. Karyawan merupakan sumber daya utama Bank
yang diperlukan dalam mempertahankan posisi terdepan
di tengah meningkatnya persaingan. BCA percaya bahwa
pengembangan karir dan pelatihan merupakan elemen
penting untuk mengembangkan dan mempertahankan
karyawan yang berkualitas.

BCA melakukan kajian terhadap pemetaan kompetensi


sebagai bagian dari talent management untuk
mengembangkan karir karyawan maupun kemampuan
individu, dalam upaya memenuhi kriteria kepemimpinan
yang dibutuhkan di berbagai tingkatan organisasi.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kenyamanan tempat
kerja, BCA memperkenalkan employee value proposition
yang merupakan faktor pembeda antara BCA dengan
perusahaan lain. Inti dari employee value proposition BCA
adalah continuous improvement serta lingkungan kerja
yang ramah dalam mendukung keseimbangan karir dan
kehidupan.
BCA terus berinovasi dan menyempurnakan berbagai
program pelatihan yang diselenggarakan. Untuk
memfasilitasi proses pembelajaran generasi muda
milenium, BCA mengembangkan Mobile Learning BCA
(Morning BCA) sebagai media pembelajaran yang menarik
dan nyaman. Mekanisme pembelajaran ini menggunakan
cloud system yang memungkinkan karyawan untuk kapan
saja mengakses sistem pembelajaran dari luar kantor
sesuai kebutuhan.
BCA akan terus mempertahankan posisinya sebagai
perusahaan pilihan (employer of choice) di Indonesia.
Untuk merekrut karyawan baru, BCA mengadakan
program sosialisasi yang menarik serta mempererat
kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di seluruh
Indonesia, memperkenalkan dan mempromosikan karir
menjanjikan bersama BCA. BCA akan berupaya menarik
minat talenta-talenta terbaik di negeri ini.

Jumlah Karyawan berdasarkan Level Organisasi


2015
Non Staf
Staf
Manajer
Eksekutif (termasuk Dewan Komisaris dan Direksi)
Total

174
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

2014

1.522

1.701

18.548

16.718

3.840

3.672

72

70

23.982

22.161

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Jumlah Karyawan berdasarkan Masa Kerja


2015

2014

2.755

2.033

> 1 5 Tahun

4.360

2.906

> 5 10 Tahun

1.040

986

> 10 15 Tahun

937

1.623

> 15 20 Tahun

6.047

6.188

> 20 Tahun

8.843

8.425

23.982

22.161

1 Tahun

Total

Jumlah Karyawan berdasarkan Usia


2015

2014

25 Tahun

2.960

2.002

> 25 30 Tahun

4.066

2.990

> 30 35 Tahun

1.211

1.059
3.128

> 35 40 Tahun

2.435

> 40 45 Tahun

5.071

5.497

> 45 50 Tahun

5.285

5.008

> 50 Tahun
Total

2.954

2.477

23.982

22.161

Jumlah Karyawan berdasarkan Tingkat Pendidikan


Sampai dengan Tingkat SMU
Diploma dan Sarjana
Pasca Sarjana
Total

2015

2014

5.399

5.564

17.871

15.934

712

663

23.982

22.161

2015

2014

22.430

21.077

Jumlah Karyawan berdasarkan Status Kepegawaian


Karyawan Tetap (Permanen)
Karyawan Tidak Tetap*
Total
*

1.552

1.084

23.982

22.161

termasuk karyawan kontrak, percobaan dan trainee

Pelatihan Karyawan
2015

Manajerial Kepemimpinan & Pengembangan Diri

2014

Jumlah
Kelas

Jumlah
Hari

Jumlah
Peserta

Jumlah
Kelas

Jumlah
Hari

Jumlah
Peserta

838

129.219

25.737

730

123.163

25.035

Manajemen Kredit

72

9.549

3.356

84

12.805

2.825

Program Sertifikasi Manajemen Risiko

18

808

404

31

1.339

681

Penjualan

62

8.017

2.841

43

5.294

1.039

Pelayanan
Operasi & Teknologi Informasi
Lainnya
Total

19

2.179

742

1.710

468

803

91.183

23.531

778

90.342

21.276

93

7.413

3.652

110

7.256

4.389

1.905

248.368

60.263

1.785

241.909

55.713

Biaya Pelatihan Karyawan (dalam juta Rupiah)


Total Biaya Pelatihan

2015

2014

256.472

266.205

175
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendukung Bisnis

Jaringan dan Operasi

Jaringan multi-channel yang terdiri


dari jaringan cabang dan beragam
saluran perbankan elektronik
memberikan keleluasaan bagi
nasabah dalam bertransaksi

17.081
Jumlah ATM

176
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

BCA secara konsisten berupaya menyediakan layanan


berkualitas guna meningkatkan kepuasan dan loyalitas
nasabah di tengah industri perbankan yang semakin
kompetitif. Layanan berkualitas dihasilkan melalui
perpaduan yang selaras antara keandalan jaringan
perbankan dengan kemampuan sumber daya manusia,
khususnya para frontliner yang berinteraksi langsung
dengan nasabah.
BCA telah mengembangkan strategi jaringan multichannel, terdiri dari jaringan cabang dan beragam saluran
perbankan elektronik yang memberikan keleluasaan
bagi nasabah dalam bertransaksi. Guna memastikan
kenyamanan serta untuk memenuhi bertumbuhnya
permintaan layanan transaksi perbankan oleh para
nasabah, BCA fokus melakukan ekspansi jaringan kantor
cabang dan jaringan perbankan elektronik termasuk
Automated Teller Machine (ATM), mesin Electronic
Data Capture (EDC), dan Flazz card reader, serta terus
mengembangkan dan meningkatkan layanan internet
banking dan mobile banking. BCA secara konsisten
meningkatkan fitur-fitur layanan melalui pengembangan
dan penyempurnaan secara terus menerus sesuai
dengan kebutuhan nasabah. Kualitas layanan semakin
ditingkatkan melalui pengembangan kemampuan
karyawan agar dapat memberikan solusi perbankan yang
lengkap, efisien dan tepat waktu.
Preferensi nasabah dalam bertransaksi mulai beralih
ke jaringan elektronik. Tren ini diharapkan dapat
mempercepat dan mendorong BCA untuk terus berinovasi
dalam mengembangkan dan memperluas jaringan
perbankan digital, agar tetap menjadi salah satu bank
yang terdepan di Indonesia dan sekaligus meningkatkan
efisiensi dan kualitas layanannya.
Infrastruktur Jaringan yang Terintegrasi
Salah satu hal yang mendukung keberhasilan BCA
selama ini dalam menjalankan bisnis intinya sebagai
penyedia layanan payment settlement adalah jaringan
kantor cabang yang tersebar di Indonesia serta luasnya

Data Perusahaan

jangkauan jaringan elektronik yang dimiliki. Berbagai


jaringan tersebut saling terhubung dengan beragam
produk dan layanan payment settlement Bank.
Pada tahun 2015, BCA membuka 71 kantor cabang
baru, yang terdiri dari 2 kantor cabang utama, 15 kantor
cabang pembantu dan 54 kantor kas. Guna memperluas
jangkauan, BCA juga menambah 387 ATM baru, termasuk
Cash Deposit Machine (CDM) dan Cash Recycling Machine
(CRM). Hingga Desember 2015, BCA memiliki 1.182
kantor cabang (132 kantor cabang utama, 853 kantor
cabang pembantu, 197 kantor kas), 17.081 ATM dan
ratusan ribu mesin EDC. Jaringan yang luas dan saling
terhubung memungkinkan BCA untuk meningkatkan
kemudahan bagi para nasabah dalam bertransaksi.
Meskipun penggunaan perbankan elektronik bertumbuh
sangat cepat, kami meyakini bahwa kantor cabang tetap
menjadi sarana penting untuk melakukan transaksi dan
pembayaran yang menawarkan kenyamanan, keramahan
serta interaksi tatap muka yang tetap dibutuhkan dalam
suatu masyarakat dengan volume transaksi uang tunai
yang tinggi. Selain format cabang konvensional, BCA juga
memiliki layanan cabang khusus yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan nasabah tertentu diantaranya
adalah layanan Solitaire untuk melayani kebutuhan
nasabah high net-worth individual; layanan Prioritas
untuk melayani transaksi nasabah affluent; BCABIZZ
untuk memfasilitasi transaksi nasabah bisnis kecil dan
menengah; serta Weekend Banking yang memberikan
layanan perbankan di akhir pekan.
Dalam melakukan perluasan jaringan kantor cabang, BCA
memprioritaskan lokas-lokasi strategis yang potensial,
seperti pusat-pusat perbelanjaan, sentra-sentra bisnis
dan daerah pemukiman, serta pasar tradisional di kotakota besar. BCA terus melakukan pembenahan dan
renovasi kantor cabang untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai kebutuhan segmen nasabah
khusus di lokasi tersebut. BCA berupaya untuk
meningkatkan pemanfaatan teknologi dan otomatisasi,

177
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendukung Bisnis

Jaringan dan Operasi


diantaranya dengan mulai menerapkan penggunaan
teller-assisted machines penghitung uang tunai yang
dioperasikan sendiri oleh nasabah, di jaringan kantor
cabang utama yang memiliki volume transaksi tinggi.
Hal ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan
kemudahan dan kecepatan transaksi sekaligus guna
menekan biaya operasional. Dalam rangka meningkatkan
pelayanan, BCA terus menjajaki pengembangan konsep
kantor cabang yang lebih efisien dengan dimensi ruang
yang lebih kecil dan dilengkapi oleh fasilitas perbankan
elektronik terkini.
Agar lebih efisien dan mengurangi beban kantor
cabang dalam pengelolaan uang tunai, BCA terus
menyempurnakan dan memperluas jangkauan jaringan
Cash Recycling Machine (CRM). CRM merupakan salah
satu jenis mesin ATM yang memungkinkan penyetoran
dan penarikan uang tunai dilakukan dalam satu mesin,
dengan menggunakan kembali uang tunai yang disetor
untuk penarikan berikutnya, sehingga dapat mengurangi
frekuensi kunjungan untuk pengisian uang tunai seperti
pada ATM konvensional. Investasi CRM ini masih dalam
tahapan awal dan akan terus disempurnakan dalam

178
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

hal efisiensi dan kualitas. Meskipun memerlukan biaya


investasi awal yang relatif lebih besar dibandingkan
ATM konvensional, namun ke depannya layanan CRM
ini akan mendukung peningkatan efisiensi operasional,
berkurangnya frekuensi kunjungan mesin dan pada
akhirnya akan menghasilkan biaya transaksi yang lebih
rendah, apabila dibandingkan dengan ATM konvensional
maupun perbankan cabang.
Keberlangsungan layanan merupakan kunci utama
kepercayaan nasabah. Untuk memastikan jaringan
perbankan BCA tetap beroperasi dengan baik, jaringan
perbankan BCA didukung oleh dua data center, dimana
masing-masing memiliki kapasitas dan kemampuan
untuk menangani seluruh proses transaksi nasabah Bank.
Kedua data center dirancang untuk mengelola redundansi
data yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan
usaha. Selain dua data center tersebut, BCA juga memiliki
Disaster Recovery Center (DRC) di Surabaya, yang secara
khusus didesain untuk menjaga operasi-operasi dasar
perbankan tetap berjalan dalam kondisi force-majeure dan
untuk memitigasi risiko operasional.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Perkembangan Teknologi Digital, Internet dan Media


Sosial
Kami melihat perkembangan teknologi internet dan
mobile communication telah mempercepat digitalisasi
dan konektivitas, sehingga menciptakan berbagai
solusi alternatif bagi layanan perbankan transaksi dan
penyelesaian pembayaran. Masyarakat Indonesia juga
semakin membutuhkan solusi-solusi alternatif berbasis
teknologi sejalan dengan cepatnya tingkat adaptasi
masyarakat, terutama kelas menengah, terhadap
teknologi-teknologi terbaru.
Untuk merespon tingginya penggunaan perbankan
elektronik di Indonesia, BCA terus mengembangkan
platform internet banking dan mobile banking agar tetap
menjadi yang terdepan dalam penerapan teknologi
perbankan di Indonesia. BCA memahami kebutuhan
nasabah untuk melakukan pembayaran dan transaksi
perbankan lainnya melalui perangkat telepon seluler
mereka, dan BCA merupakan salah satu pelopor dalam
penyediaan layanan mobile banking yang andal di
Indonesia. BCA memperkenalkan BCA Mobile yang
menggabungkan layanan internet banking KlikBCA dan
layanan mobile banking m-BCA untuk memfasilitasi
perbankan transaksi berbasis seluler. BCA memandang
perbankan elektronik sebagai satu jaringan yang
terintegrasi untuk melengkapi layanan cabang serta
mendukung strategi BCA dalam meningkatkan efisiensi
biaya jaringan.
Dengan semakin besarnya kebutuhan nasabah akan
layanan perbankan elektronik, BCA mengembangkan
suatu gerai layanan perbankan digital baru yang
dinamakan MyBCA. Layanan MyBCA memadukan ATM
center konvensional dengan berbagai layanan digital baru
termasuk call center HaloBCA yang dilengkapi dengan fitur
video call. Berbagai layanan inovatif, seperti pembukaan
rekening tabungan Tahapan Xpresi, pengajuan aplikasi
kartu kredit dan token KeyBCA secara elektronik, dapat
dilayani di gerai MyBCA, termasuk penyediaan mesin
pembelian kartu Flazz. Untuk membantu nasabah dalam
menggunakan layanan-layanan ini, BCA menempatkan
duty officer andal yang telah dibekali pengetahuan
produk dan solusi perbankan BCA. Diperkenalkan pada

Data Perusahaan

tahun 2014, per 31 Desember 2015 MyBCA tersedia di


7 pusat perbelanjaan di Jakarta dan di Surabaya. Kami
melihat sambutan positif dari para nasabah dengan
meningkatnya transaksi melalui MyBCA.
Untuk mengimbangi perkembangan lifestyle terkini, BCA
secara proaktif berinteraksi dengan nasabah melalui
media sosial sebagai sarana komunikasi dan edukasi
alternatif. BCA memperluas strategi pemasaran digital
melalui media sosial dan secara aktif menggunakan
beberapa akun media sosial sebagai sarana komunikasi
dan penyebaran informasi yang efektif. Pada akhir
September 2015, BCA meluncurkan Sakuku, suatu
bentuk uang elektronik (server-based e-money) yang
berbasis aplikasi pada smartphones. Sakuku yang
mengutamakan generasi muda sebagai target, dapat
digunakan untuk pembayaran belanja, transfer, tarik
tunai, pembelian pulsa dan transaksi lainnya.
BCA juga mengembangkan layanan branchless banking
seperti Laku dan Duitt sebagai bagian dari program Laku
Pandai dan Layanan Keuangan Digital yang didukung
oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Laku,
produk tabungan tanpa biaya administrasi bulanan,
ditujukan untuk memperluas cakupan layanan yang
menjangkau masyarakat kelas menengah bawah di luar
basis nasabah BCA saat ini. Produk Duit Telepon (Duitt)
merupakan uang elektronik yang menggunakan nomor
telepon seluler sebagai bukti kepemilikan, ditujukan
untuk memfasilitasi transaksi tanpa menggunakan
rekening. Sama halnya dengan Laku, Duitt diarahkan
untuk menjangkau masyarakat menengah ke bawah.
Dua layanan ini didukung jaringan agen independen
yang dilengkapi dengan suatu mesin portabel yang
dapat digunakan untuk memproses transaksi antara
lain setoran, tarikan, transfer, isi pulsa dan pembayaran
tagihan. Sementara itu, proses pengecekan saldo
maupun mutasi transaksi dapat dilakukan melalui agen
atau dengan fasilitas Short-Message-Service (SMS) pada
ponsel nasabah. Laku dan Duitt masih pada tahap awal
pengembangan dan baru tersedia di beberapa wilayah.
Produk dan layanan tersebut akan terus disempurnakan
sesuai dengan kebutuhan dan perilaku transaksi nasabah.

179
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendukung Bisnis

Jaringan dan Operasi


Fokus Kepada Layanan Nasabah
Untuk memastikan kualitas layanan yang diberikan,
BCA secara berkesinambungan mengembangkan
kemampuan karyawan terutama para frontliner yang
secara langsung berinteraksi dengan nasabah. Para
frontliner dibekali dengan berbagai pengetahuan maupun
keterampilan dalam menawarkan produk dan layanan
maupun solusi perbankan Bank yang sesuai dengan
kebutuhan nasabah.

BCA terus menambah jumlah frontliner dengan merekrut


lulusan universitas dan selanjutnya dididik dalam
berbagai program seperti program frontliner teller dan
customer service. Selain itu, BCA terus menambah jumlah
Relationship Officer (RO), jabatan yang diperkenalkan
sejak tahun 2012, untuk meningkatkan efektivitas
layanan nasabah di kantor cabang. RO ditujukan untuk
meningkatkan layanan nasabah melalui pemberian solusi
perbankan yang menyeluruh bagi nasabah.

Sejalan dengan perluasan model bisnis BCA yang


berpusat kepada nasabah (customer centric), BCA
menanamkan budaya layanan melalui program SMART
SOLUTION. Program tersebut dijalankan sejak tahun
2010 yang merupakan pengembangan dari program
SMART yang telah diterapkan sejak tahun 2001, dan
mengantar BCA sebagai salah satu bank transaksi
terkemuka di Indonesia. SMART (Sigap, Menarik, Antusias,
Ramah dan Teliti) lebih berfokus pada pelayanan prima,
sementara itu SMART SOLUTION, dengan SOLUTION
memiliki kepanjangan Simak; Open minded (Terbuka);
Lengkap; Utamakan kebutuhan nasabah; Telling solution
(menjelaskan solusi); Inisiatif; dan ON-time follow up
(tindak lanjut yang tepat waktu); berfokus pada kebutuhan
nasabah dan pemberian solusi keuangan yang unggul.
Lebih dari sekedar memberikan pelayanan prima, melalui
SMART SOLUTION, BCA dapat membina hubungan yang
lebih erat dengan nasabah, hingga memperkuat customer
engagement dalam jangka panjang.

Seiring dengan meningkatnya penggunaan jaringan


transaksi elektronik, HaloBCA sebagai call center dan
solution center BCA semakin memegang peranan yang
penting bagi kinerja Bank. Melalui layanan ini, BCA
memberikan solusi cepat dan tepat bagi para nasabah
yang mengalami kesulitan dalam menggunakan
teknologi baru dalam bertransaksi, sehingga mengurangi
beban kantor cabang dalam melayani nasabah. Tanpa
perlu datang ke kantor cabang, nasabah pun dimudahkan
dengan layanan para agen HaloBCA yang terlatih dan
memiliki pengetahuan luas mengenai produk BCA.

180
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tersedia selama 24 jam sehari, HaloBCA memberikan


bantuan teknis, serta informasi yang terperinci mengenai
produk dan layanan untuk membantu nasabah dalam
memilih produk dan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Sebagai bukti atas kualitas layanan
yang prima, pada tahun 2015 HaloBCA mendapat
beberapa penghargaan baik di tingkat nasional, regional,
maupun internasional. Penghargaan yang diterima
tersebut diantaranya The Best Mega Contact Center in
the World dan Top Ranking Performers-Asia Pacific 2015
dari Contact Center World dan The Best Contact Center
Indonesia 2015 dari Indonesia Contact Center Association
(ICCA).

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Rencana Ke Depan
Kualitas layanan akan menjadi faktor pembeda di tengah
tingkat persaingan perbankan yang semakin ketat di
Indonesia. Guna mempertahankan dan meningkatkan
kualitas layanan, BCA akan terus melakukan inovasi di
berbagai bidang baik dalam pengembangan jaringan,
peningkatan kemampuan karyawan, terutama frontliner,
maupun penyempurnaan struktur organisasi.
Untuk memfasilitasi volume transaksi nasabah yang
terus bertumbuh, BCA akan melanjutkan perluasan
jaringan cabang maupun perbankan elektronik dengan
menjaga keseimbangan antara luasnya jangkauan
dengan efisiensi biaya. BCA akan melakukan investasi
untuk mengembangkan digital banking dan meningkatkan
layanan cabang, dimana penambahan jaringan cabang
akan dilakukan secara selektif termasuk pengembangan
format cabang yang lebih kecil dengan dilengkapi
perangkat-perangkat elektronik.

Data Perusahaan

Guna menyempurnakan pengelolaan hubungan dengan


nasabah, kemampuan sumber daya manusia akan terus
ditingkatkan sehingga frontliner akan terlatih dan dapat
memberikan solusi yang tepat bagi nasabah. Perekrutan
para frontliner untuk memenuhi kebutuhan cabangcabang akan berlanjut di tahun 2016. BCA senantiasa
berupaya menyempurnakan struktur organisasi serta
key performance indicator (KPI) dari para frontliner untuk
mempererat hubungan dengan nasabah sebagai
fondasi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di masa
mendatang.

181
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendukung Bisnis

Teknologi Informasi

BCA terus mengembangkan


kapasitas dan kapabilitas
infrastruktur teknologi informasi
untuk memberikan kemudahan,
kecepatan, kenyamanan dan
keamanan layanan finansial

182
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Rp

16

Triliun/Hari
Nilai Transaksi
Internet Banking

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Penerapan sistem Teknologi Informasi (TI) yang andal


merupakan salah satu kunci keunggulan BCA dalam
menyediakan layanan penyelesaian pembayaran dan
solusi keuangan sesuai dengan kebutuhan nasabah yang
beragam.
BCA senantiasa memperkuat infrastruktur teknologi
informasi untuk memastikan bahwa Bank memiliki
kapasitas dan kapabilitas yang memadai dalam
memenuhi pertumbuhan permintaan layanan transaksi
perbankan, baik melalui jaringan cabang maupun jaringan
elektronik. Memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi terbaru, BCA terus memberikan berbagai
solusi terkini bagi nasabah, dengan fokus khusus pada
penyempurnaan layanan transaksi online sebagai suatu
standar gaya hidup baru masyarakat kelas menengah
di perkotaan. Dalam era digital, layanan perbankan yang
mudah, cepat, nyaman dan aman telah menjadi bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari industri perbankan.
Untuk tetap menjadi bank transaksi terkemuka di
Indonesia, BCA terus mengembangkan dan menerapkan
strategi layanan digital yang inovatif. Pada tahun 2015,
BCA melakukan investasi pada sejumlah pengembangan
teknologi informasi yang dirancang untuk membawa
layanan digital ke tingkat selanjutnya, dengan
menggunakan teknologi terkini guna menyediakan
produk dan layanan terbaik bagi nasabah BCA.
Infrastruktur Teknologi Informasi
Infrastruktur teknologi informasi yang solid merupakan
prasyarat utama layanan perbankan berkualitas di era
digital. Pada tahun 2015 BCA melakukan sejumlah
inisiatif untuk memperkuat infrastruktur, termasuk
peremajaan berbagai sistem teknologi informasi seperti
core network system, mainframe, database, dan server. BCA
juga melakukan optimasi serta peningkatan kapasitas
perangkat keras dan jaringan untuk mengantisipasi
peningkatan volume transaksi.

Data Perusahaan

Untuk memfasilitasi transaksi nasabah melalui jaringan


multi-channels, BCA mengoperasikan dua data center
berstandar internasional yang saling melengkapi satu
sama lain, serta dapat dioperasikan secara independen
untuk memastikan keberlangsungan usaha apabila
terdapat gangguan pada salah satu data center. Kedua
server tersebut dirancang untuk memelihara redundansi
data, dimana masing-masing data center memiliki
kemampuan untuk menangani seluruh proses transaksi
nasabah. Selain hal tersebut, data center ini juga dilengkapi
dengan kapasitas pendukung (backup capacity).
Sejalan dengan semakin padatnya trafik data,
kompleksitas sistem dan infrastruktur teknologi
informasi dapat menjadi kendala utama dalam aktivitas
operasional yang dapat mengganggu kinerja layanan
transaksi serta menyebabkan peningkatan biaya
dan risiko operasional. Secara rutin, BCA mengatasi
masalah ini melalui pengembangan infrastruktur TI yang
berkelanjutan, dengan menggunakan teknologi terkini
untuk mengoptimalkan efisiensi operasional dan biaya,
dengan tetap menjaga kualitas layanan kepada nasabah.
Solusi Bagi Nasabah
Di era layanan digital, teknologi informasi merupakan
bagian penting dalam efektivitas penyediaan solusi yang
nyaman dan efisien untuk transaksi perbankan para
nasabah.
Untuk menjawab kebutuhan nasabah segmen korporasi
dan komersial, BCA telah mengembangkan KlikBCA Bisnis
Integrated Solution, sebuah inovasi layanan perbankan
yang mengutamakan layanan penyelesaian pembayaran
bagi nasabah bisnis dan komunitas bisnisnya. Nasabah
segmen bisnis dapat menikmati proses pembayaran
dengan lebih cepat melalui KlikBCA Bisnis Integrated
Solution, yang telah dilengkapi fitur-fitur cash management
seperti Account Services, Payment Management, Collection
& Receivable Management dan Supply Chain Management.
Fitur ini akan terus dikembangkan seiring dengan
perkembangan bisnis nasabah segmen korporasi dan
komersial skala besar.

183
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendukung Bisnis

Teknologi Informasi
Bisnis e-commerce di Indonesia tumbuh pesat dalam
beberapa tahun terakhir. Nasabah memperoleh manfaat
dari e-commerce yaitu kemudahan untuk berbelanja
maupun memperoleh informasi mengenai produk dan
layanan selama 24 jam dalam satu hari. BCA melihat
pesatnya tingkat adopsi bisnis e-commerce sebagai
kesempatan untuk memperkuat bisnis perbankan
transaksi yang telah menjadi kekuatan utama BCA.
Sehubungan dengan hal tersebut, BCA terus berupaya
mengembangkan platform sistem pembayaran guna
memberikan layanan yang lebih baik bagi perusahaanperusahaan maupun pengguna e-commerce. Strategi
untuk transaksi pembayaran e-commerce yang
diterapkan oleh tim teknologi informasi BCA diwujudkan
melalui beberapa inisiatif teknikal, termasuk dalam
pengembangan e-Commerce Gateway, Application
Programming Interface (API) Gateway dan Server-Based
Electronic Money. Pengembangan aplikasi e-Commerce
Gateway dan API Gateway didesain untuk memberikan
kenyamanan bagi merchant penyedia jasa e-commerce
untuk mengakses jaringan BCA.

Memperkuat Sistem Keamanan TI


Menjaga kepercayaan nasabah sekaligus memberi
keamanan dalam bertransaksi merupakan hal yang
penting dalam bisnis perbankan. Untuk itu, sejalan
dengan pesatnya perkembangan teknologi, BCA fokus
untuk memastikan Bank terlindungi dengan baik
terhadap fraud di industri keuangan, dengan menerapkan
sistem-sistem keamanan bertaraf internasional untuk
mencegah maupun mendeteksi adanya transaksi yang
mencurigakan.

TI BCA turut berperan dalam mengembangkan produk


Sakuku yang inovatif, suatu bentuk uang elektronik
(server-based electronic money) yang berbasis aplikasi
pada smartphone dengan target pengguna adalah
generasi muda. Sakuku dapat diunduh oleh semua
sistem operasi smartphone terbaru dan dapat digunakan
untuk pembayaran belanja di toko maupun melalui
internet, pengisian pulsa telepon seluler, transfer, tarik
tunai maupun transaksi perbankan lainnya.

Dengan semakin meningkatnya penggunaan transaksi


perbankan melalui media internet, bisnis perbankan
dihadapkan pada ancaman cyber-crime, termasuk
pencurian dan penyalahgunaan informasi rekening
nasabah. Titik terlemah dalam transaksi online melalui
media internet adalah pada komputer/perangkat yang
digunakan oleh nasabah, yang mudah disusupi oleh
malware. Untuk itu, BCA telah mengimplementasikan
sistem untuk mendeteksi malware pada perangkat
milik nasabah sebagai tindakan pencegahan terhadap
ancaman transaksi melalui internet banking. Lebih lanjut,
BCA secara proaktif terus melakukan sosialisasi, melalui
berbagai media, kepada nasabah mengenai pentingnya
untuk menjaga keamanan sekaligus meningkatkan
kewaspadaan
terhadap
kemungkinan
ancaman
cyber-crime. BCA juga terus meningkatkan keamanan
sistem internet banking, diantaranya dengan mengirim
pemberitahuan melalui SMS untuk transaksi-transaksi di
atas jumlah tertentu serta keharusan untuk mendaftarkan
penerima pembayaran baru.

Dalam
mendukung
upaya
Pemerintah
untuk
mempromosikan branchless banking, pada tahun 2015
BCA memperkenalkan produk perbankan baru berbasis
teknologi telepon genggam, Laku dan Duitt. Duitt
merupakan produk server-based electronic money yang
menggunakan nomor telepon seluler sebagai identitas
dan rekening, sedangkan Laku merupakan produk
berbasis rekening yang dirancang sebagai layanan dasar
perbankan untuk menjangkau masyarakat kelas bawah
secara luas.

Pada tahun 2015, BCA telah melakukan beberapa langkah


untuk memperkuat sistem keamanan TI, diantaranya
berupa penerapan sistem untuk mendeteksi transaksi
yang dianggap sebagai fraud (Transaction Fraud Control
System), peningkatan pengamanan jaringan BCA dengan
implementasi Smart Firewall/Application-Based Security,
serta penggunaan sistem untuk mengelola semua
user ID dan otorisasi akses. Selain itu, BCA juga telah
melakukan upgrade beberapa sistem dan aplikasi security
seperti antivirus dan Intrusion Preventing System (IPS).

184
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

IPS merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk


mendeteksi aktivitas yang mencurigakan serta melakukan
pencegahan dini terhadap ancaman keamanan suatu
jaringan komputer.
Keberlangsungan Usaha
BCA telah membangun business continuity plan secara
komprehensif untuk memastikan bahwa Bank tetap
dapat beroperasi apabila terjadi suatu kejadian luar
biasa (force majeure). Di bawah koordinasi Satuan
Kerja Enterprise Security (SKES), secara berkala BCA
melakukan review, evaluasi maupun uji coba terhadap
sistem, kebijakan maupun prosedur keberlangsungan
usaha (business continuity). BCA juga secara berkala
menjalankan Business Impact Analysis dengan mengkaji
proses transaksi-transaksi penting dan memastikan
bahwa Bank memiliki beberapa sistem back up untuk
mendukung transaksi-transaksi tersebut. Dari analisis
ini, Bank dapat meminimalkan kemungkinan down time
operasional bila terjadi bencana dan dapat mengurangi
potensi kerugian.
BCA telah menyelesaikan pembangunan Secondary
Work Place sebagai alternatif tempat kerja bagi masingmasing kantor wilayah dan memiliki Secondary Operation
Center sebagai alternatif tempat kerja bagi unit kerja
operasional kantor pusat. Secondary Center tersebut
dirancang untuk memastikan operasional tetap berjalan
bila terjadi gangguan di lokasi kerja utama. Pada tahun
2015, Bank terus meningkatkan kemampuan Command
and Crisis Center di Surabaya sebagai pusat operasional

Data Perusahaan

alternatif bagi para pejabat dan tim krisis apabila terjadi


gangguan di Jakarta. Disaster recovery center di Surabaya
adalah kunci keberlangsungan operasional BCA bila
terjadi gangguan bencana dari dua pusat data mirroring
di Jakarta.
Rencana Ke Depan
BCA terus mengembangkan kapabilitas dan kapasitas
sistem TI sejalan dengan arah strategi dan perkembangan
bisnis. BCA akan terus melakukan investasi secara
terukur di bidang teknologi informasi dan digital banking
untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi operasional
di era digital yang semakin dinamis. Sehubungan dengan
hal tersebut, BCA terus melakukan penyempurnaan
infrastruktur TI dan akan berupaya mengembangkan
kemampuan sistem cloud computing, big data dan
kehandalan data center.
Sebagai salah satu faktor utama pendukung bisnis BCA,
sistem teknologi informasi akan terus menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari perkembangan produk
dan layanan perbankan di tahun-tahun mendatang.
BCA berupaya tetap menjadi yang terdepan dalam
menyediakan teknologi terkini di Indonesia guna
memberikan layanan yang melebihi harapan nasabah
serta membuka lini bisnis baru di era digital banking yang
semakin dinamis.

185
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan
Keuangan

186
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tinjauan Keuangan

Rp

Rp

474T

388

Dana Pihak Ketiga

Total Kredit

76,1% merupakan dana


giro dan tabungan

Pertumbuhan kredit yang


sehat dengan rasio NPL
terjaga pada level yang
rendah sebesar 0,7%

Dana Pihak Ketiga

Kredit - bruto

(dalam miliar Rupiah)

(dalam miliar Rupiah)

323.428

370.274

409.486

447.906

387.643

473.666
312.290

346.563

256.778
202.255

2011

2012

2013

2014

2015

2011

2012

2013

2014

Pada tahun 2015


BCA kembali berhasil
mempertahankan
kinerja keuangan
yang solid, ditopang
oleh pertumbuhan
berkualitas di bidang
penyaluran kredit
maupun penghimpunan
dana serta terjaganya
permodalan dan
likuiditas pada posisi
yang sehat

2015

PT Bank Central Asia Tbk

187
Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Keuangan
TINJAUAN EKONOMI MAKRO INDONESIA TAHUN
2015

Berakhirnya masa commodity boom, volatilitas arus modal


asing, serta realisasi belanja Pemerintah yang relatif lemah
di tahun 2015 mengakibatkan dampak negatif terhadap

Pada tahun 2015 perekonomian dunia secara keseluruhan

konsumsi dalam negeri yang merupakan salah satu

memperlihatkan pertumbuhan yang lebih rendah dari

komponen utama penggerak perekonomian Indonesia.

perkiraan semula dimana sebagian besar perekonomian

Sebagai konsekuensinya, pertumbuhan PDB Indonesia pada

besar dunia mengalami proses pemulihan yang lambat.

tahun 2015 tercatat sebesar 4,8%, terendah dalam enam

Meskipun berbagai stimulus ekonomi telah diterapkan,

tahun terakhir, meski tetap merupakan salah satu tingkat

pemulihan ekonomi Amerika Serikat relatif masih berjalan

pertumbuhan yang tertinggi diantara negara-negara G-20.

lambat, sementara Kawasan Eropa terus menunjukkan


tanda-tanda ketidakstabilan.

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (%)


6,3

Perekonomian dunia semakin terpengaruh oleh dampak

5,6

negatif dari perlambatan perekonomian kedua terbesar di


dunia, Tiongkok, yang menunjukkan penurunan aktivitas
ekspor dan pelemahan arus investasi yang sebelumnya

4,4

4,7

5,1

5,5

6,4

6,0
4,6

6,2

6,0

5,6
5,0

4,8

3,5

tumbuh cukup tinggi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan


ekonomi Tiongkok pada tahun 2015 berada di bawah 7%,
jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata pada periode

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

2006 - 2010 yang berada di atas 10%.

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Secara keseluruhan, keadaan ekonomi dunia yang tidak

Satu faktor yang memberatkan kondisi makro nasional

stabil dan kurang kondusif masih menekan harga komoditas

adalah bergesernya posisi neraca transaksi berjalan dari

sehingga berdampak negatif terhadap kinerja ekspor

posisi surplus menjadi defisit sejak triwulan IV 2011 sebagai

Indonesia.

Harga komoditas ekspor unggulan Indonesia

akibat dari penurunan aktivitas ekspor secara keseluruhan.

seperti gas alam, batu bara, minyak sawit, nikel dan tembaga

Tekanan pada defisit transaksi berjalan mulai berkurang di

turun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Harga-harga

tahun 2015 seiring dengan menurunnya aktivitas impor dan

komoditas tersebut masih tertekan dan diperkirakan akan

pengurangan signifikan subsidi BBM. Pada tahun 2015, kondisi

terus berada pada siklus menurun dalam jangka pendek dan

neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar

menengah.

USD 7,5 miliar dengan penurunan nilai impor sebesar 19,9%


dan ekspor sebesar 14,6%, sehingga mendorong perbaikan

Di sisi pasar keuangan global, quantitative easing di Amerika

defisit transaksi berjalan pada tingkat 2,1% terhadap PDB

Serikat dan kebijakan tingkat suku bunga bank sentral

pada tahun 2015, lebih baik dibandingkan tahun 2014 yang

Amerika Serikat (Fed Funds Rate) telah mendorong fluktuasi

defisit sebesar 3,1% terhadap PDB. Meskipun demikian perlu

arus modal global yang cukup signifikan di pasar emerging

diwaspadai risiko terjadinya peningkatan defisit transaksi

markets termasuk Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

berjalan jika roda ekonomi domestik kembali berputar lebih

Derasnya arus modal ke emerging markets pada tahun

cepat, mengingat besarnya ketergantungan impor untuk

20092013 telah menopang kondisi makro Indonesia yang

konsumsi domestik serta untuk mendukung kegiatan

mencapai pertumbuhan di atas 6% pada periode 2010-2012.

manufaktur nasional yang membutuhkan impor barang

Dengan berakhirnya quantitative easing pada tahun 2014 dan

modal maupun bahan baku dari luar negeri. Kestabilan arus

berakhirnya tingkat suku bunga terendah the Fed pada tahun

investasi modal akan berperan penting bagi keseluruhan

2015, negaranegara emerging markets termasuk Indonesia

perekonomian nasional dalam menyeimbangkan defisit

menghadapi tantangan tingginya ketidakstabilan arus modal

transaksi berjalan.

global.

188
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Defisit

transaksi

berjalan

Laporan Keuangan Konsolidasian

dan

tingginya

Data Perusahaan

permintaan

telah ditentukan sebelumnya. Koordinasi antara kebijakan

valuta asing untuk pembayaran hutang luar negeri telah

moneter Bank Indonesia dan penyesuaian kebijakan impor

memberi tekanan terhadap nilai tukar Rupiah. Lebih lanjut,

beberapa barang komoditas pokok turut memberikan

ketidakpastian arah suku bunga Fed Funds Rate pada tahun

kontribusi dalam mengelola tingkat inflasi nasional. Tingkat

2015 menambah volatilitas mata uang Rupiah secara

inflasi pada tahun 2015 berada pada level 3,4% dibandingkan

signifikan. Pelemahan Rupiah terhadap US Dollar ini juga

periode tahun sebelumnya yang sebesar 8,4%.

sejalan dengan pelemahan sebagian besar mata uang di


dunia terhadap US Dollar sebagai dampak dari kebijakan

Penurunan tingkat inflasi serta kebijakan tingkat suku bunga

the FED. Ketidakpastian di pasar relatif berkurang setelah

yang konstan telah mendukung stabilitas makro sepanjang

the FED memutuskan untuk meningkatkan suku bunga Fed

tahun 2015. Dengan demikian, masyarakat dan pelaku bisnis

Funds Rate sebesar 25 bps pada Desember 2015. Nilai tukar

tetap optimistis akan prospek jangka panjang perekonomian

Rupiah sempat mencapai titik terendah pada level Rp 14.693

nasional.

per 1 US Dollar pada September 2015, terdepresiasi 15,7%


dari posisi akhir tahun 2014. Namun sejalan dengan upayaupaya proaktif regulator untuk menjaga nilai tukar Rupiah
pada tingkat yang sesuai dengan fundamentalnya, nilai tukar
Rupiah terus menguat dan ditutup pada level Rp 13.788
per 1 USD pada 31 Desember 2015, melemah 10,2% dari
Rp 12.388 per 1 USD pada posisi yang sama tahun 2014.

Inflasi dan Suku Bunga BI (%)


20%

15.000

12,75
12%

12.240
11.649

12.100
11.050

11.000 10.775

9.450

9.378

9.000
8.703
7.000
Jul-05

8.690

Okt-06

Feb-08

Agt-10

menjaga

8,79 8,38

0%
Jul-05

Sep-06

5,77

Nov-07

6,75

6,50
5,80

Jan-09

3,43

Mar-10

5,75

7,50
7,26

5,57

4,61
3,56

Mei-11

8,36
7,50

4,30

Jul-12

3,99

Sep-13

Nov-14

3,35

Des-15

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia

pergerakan ekonomi dalam jangka pendek dan menengah.


Pemerintah melakukan reformasi subsidi energi, menyusun
Jun-12

Okt-13

Mei-14

Des-15

Sumber: Bloomberg

Untuk

7,92
7,75

dan paket-paket kebijakan di bidang fiskal untuk mendorong

9.125

Nov-11

5,27

9,50

Pemerintah telah mencanangkan program-program kerja

9.868

8.464

Mei-09

8,00

8,75
8,33

12.388

11.289

10.155

12,14
9,75
8,50

2,78

13.788
12.650

14,55

4%
14.693

13.000

BI Rate

16%

8%

Nilai Tukar Rupiah terhadap USD (dalam Rupiah)

Inflasi

18,38

beberapa program percepatan proyek-proyek pembangunan


infrastruktur, serta memperbaiki iklim investasi, antara

kestabilan

Rupiah

dan

sekaligus

lain melalui percepatan proses perolehan tax allowance,

mengendalikan defisit transaksi berjalan pada tingkat yang

tax holiday, dan izin investasi maupun pelayanan investasi

lebih sehat, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga

terpadu satu pintu (PTSP).

acuan BI Rate sebesar 7,5% sejak bulan Februari 2015. Pada


akhir tahun 2015, Bank Indonesia menurunkan Giro Wajib

BCA percaya bahwa program belanja Pemerintah dan

Minimum (GWM) Primer sebesar 50 bps menjadi 7,5% dari

berbagai upaya untuk menarik investasi akan terus

total dana pihak ketiga bank, guna melonggarkan likuiditas

memberikan pengaruh positif dalam jangka pendek dan

sebagai upaya mendorong ekonomi.

menengah serta menghasilkan pertumbuhan ekonomi


yang lebih tinggi ke depannya. Dalam jangka pendek,

Tekanan inflasi Indonesia berkurang signifikan seiring

perekonomian Indonesia masih akan menghadapi berbagai

turunnya konsumsi domestik dan aktivitas bisnis serta

tantangan di tengah ketidakpastian ekonomi global, dan

rendahnya harga komoditas utama dunia. Tingkat inflasi

PDB Indonesia diperkirakan akan tumbuh pada tingkat yang

Indonesia pada akhir tahun 2015 sesuai dengan target yang

moderat di tahun 2016. Meskipun demikian, dalam jangka

189
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

panjang Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan.

Otoritas Jasa Keuangan secara proaktif mengarahkan

Demografi populasi usia produktif yang besar, potensi

pertumbuhan industri perbankan pada tingkat yang sehat

pertumbuhan masyarakat kelas menengah, kekayaaan

dan berkelanjutan dengan menerapkan berbagai kebijakan

alam yang berlimpah, dan meningkatnya investasi berbagai

yang berimbang dalam menghadapi tantangan ekonomi

infrastruktur nasional merupakan pijakan utama bagi

pada tahun 2015. Dengan mempertimbangkan faktor

roda perekonomian Indonesia untuk tetap berputar dan

eksternal dan internal, Bank Indonesia mengelola kebijakan

bertumbuh di tengah berbagai tantangan ekonomi global.

moneter secara berhati-hati, menjaga tingkat suku bunga


secara konservatif serta mengawal likuiditas melalui

PDB per Kapita (dalam USD)

pemantauan kondisi pasar dan pelonggaran GWM pada


3.525

3.751 3.667

akhir tahun.
3.531

3.377

Pada tahun 2015 total aset perbankan Indonesia tercatat

2.977
2.245

sebesar Rp 6.133 triliun, tumbuh 9,2% dengan tingkat

2.350

1.922

pengembalian atas aset (Return on Assets ROA) sebesar

1.648

791

944

1.116 1.167

1.321

2,3%. Portofolio kredit perbankan tumbuh 10,5% menjadi


Rp 4.058 triliun pada akhir tahun 2015. Kredit modal

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

kerja tercatat sebesar Rp 1.916 triliun, naik sebesar 9,0%.


Kredit investasi mencapai Rp 1.036 triliun atau meningkat
14,7%. Kredit konsumsi tercatat sebesar Rp 1.106 triliun
pada akhir tahun 2015, naik 9,1% dibandingkan tahun

TINJAUAN KINERJA
TAHUN 2015

PERBANKAN

INDONESIA

sebelumnya. Pertumbuhan moderat ini sejalan dengan


tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada
level 4,8%. Secara keseluruhan, tingkat pertumbuhan aset

Industri perbankan Indonesia dihadapkan pada perlambatan

dan kredit perbankan di tahun 2015 lebih rendah dari tahun-

pertumbuhan portofolio kredit dan dana pihak ketiga pada

tahun sebelumnya (masing-masing sebesar 16,5% dan

tahun 2015. Tingkat profitabilitas juga mengalami tekanan

22,0% CAGR 2007 2012).

terutama disebabkan oleh kenaikan biaya cadangan


untuk kredit bermasalah dan restrukturisasi kredit, sejalan

Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans NPL)

dengan melemahnya aktivitas bisnis dalam negeri. Secara

mengalami tren peningkatan dimana pada akhir tahun

keseluruhan, industri perbankan nasional masih berada

2015 tercatat sebesar 2,5% dibandingkan 2,2% pada akhir

pada kondisi yang baik ditopang oleh permodalan yang kuat

tahun 2014. Kenaikan rasio kredit bermasalah disebabkan

dan likuiditas yang sehat, dengan jumlah kredit bermasalah

oleh menurunnya kualitas kredit usaha sejalan dengan

terjaga pada tingkat yang dapat ditoleransi disepanjang

melemahnya profitabilitas sektor bisnis.

tahun 2015.

190
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Ikhtisar Kinerja Sektor Perbankan Indonesia (dalam triliun Rupiah)


Naik / (turun)

2015

2014

Total Aset

6.133

5.615

517

9,2%

Kredit

4.058

3.674

384

10,5%

Modal Kerja

1.916

1.757

159

9,0%

Investasi

1.036

903

133

14,7%

Konsumsi

1.106

1.014

92

9,1%

4.413

4.114

299

7,3%

Dana Pihak Ketiga


Giro

Nominal

Persentase

988

890

98

11,0%

Tabungan

1.396

1.284

112

8,7%

Deposito

2.030

1.940

89

4,6%

308

274

34

12,4%

Pendapatan Bunga Bersih


Pendapatan Operasional Lainnya

110

102

7,8%

Beban Operasional

(285)

(232)

(53)

22,8%

Laba Sebelum Pajak

134

144

(10)

-6,9%

Laba Bersih

105

112

(7)

-6,3%

Marjin Bunga Bersih (NIM)

5,4%

4,2%

N.A

Tingkat Pengembalian atas Aset (ROA)

2,3%

2,9%

N.A

-60 bps

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

81,5%

76,3%

N.A

520 bps

Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR)

92,1%

89,4%

N.A

270 bps

2,5%

2,2%

N.A

30 bps

21,4%

19,6%

N.A

180 bps

118

119

(1)

-0,8%

Kredit Bermasalah (NPL)


Tingkat Kecukupan Modal (CAR)
Jumlah Bank (dalam Unit)

120 bps

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, dana pihak ketiga

dimana

tercatat tumbuh sebesar 7,3% mencapai Rp 4.413 triliun

bermasalah, mengalami kenaikan signifikan sebesar 22,8%

pada akhir 2015 dari Rp 4.114 triliun pada akhir tahun 2014.

mencapai Rp 285 triliun dibandingkan tahun sebelumnya

Dana giro tumbuh 11,0% menjadi Rp 988 triliun dari periode

yang sebesar Rp 232 triliun. Dengan demikian, Laba Bersih

sebelumnya yang sebesar Rp 890 triliun, sedangkan dana

sektor perbankan pada tahun 2015 turun 6,3% menjadi

tabungan naik 8,7% menjadi Rp 1.396 triliun pada akhir tahun

Rp 105 triliun. Tahun 2015 merupakan tahun pertama

2015 dari Rp 1.284 triliun pada tahun 2014. Sementara itu

perbankan nasional mengalami penurunan Laba Bersih

dana deposito meningkat 4,6% menjadi Rp 2.030 triliun.

dalam 5 tahun terakhir.

didalamnya

terdapat

biaya

cadangan

kredit

Tingkat pertumbuhan dana pihak ketiga tersebut lebih rendah


dibandingkan tahuntahun sebelumnya dimana dana pihak

Posisi permodalan sektor perbankan Indonesia pada

ketiga perbankan nasional tumbuh sebesar 16,4% (CAGR

tahun 2015 tetap terjaga pada posisi yang solid, dimana

2007 2012). Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan

rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio CAR)

to Deposit Ratio LDR) sektor perbankan tercatat sebesar

sektor perbankan tercatat sebesar 21,4% pada tahun

92,1% pada tahun 2015.

2015, meningkat 180 bps dari 19,6% pada tahun 2014.

Perubahan pengakuan laba bersih tahun berjalan dalam

Pendapatan Bunga Bersih sektor perbankan Indonesia

perhitungan CAR telah membantu kenaikan rasio CAR

meningkat 12,4% menjadi Rp 308 triliun pada tahun 2015

tersebut. Sejak tahun 2015, laba bersih tahun berjalan diakui

dari Rp 274 triliun pada tahun 2014. Pendapatan Operasional

100% sebagai komponen modal inti, dimana sebelumnya

lainnya meningkat 7,8% menjadi Rp 110 triliun. Dengan

hanya diperhitungkan 50%. Lebih lanjut, revaluasi aset

demikian, total Pendapatan Operasional (Pendapatan Bunga

yang dilakukan pada tahun 2015 dan 2016 akan semakin

Bersih dan Pendapatan Operasional Lainnya) naik 11,2%

memperkokoh posisi permodalan bank-bank berskala besar.

menjadi Rp 418 triliun. Beban Operasional sektor perbankan,

191
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Kedepannya, BCA tetap optimis bahwa Pemerintah dan

Dana deposito naik 1,7% menjadi Rp 113,4 triliun per 31

regulator akan terus menerapkan kebijakan-kebijakan

Desember 2015 dari Rp 111,5 triliun per 31 Desember 2014.

moneter maupun fiskal yang prudent. Upaya-upaya tersebut

Kenaikan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun-

diharapkan dapat berkontribusi terhadap kestabilan ekonomi

tahun sebelumnya dan sejalan dengan kebijakan penurunan

serta mendukung pertumbuhan dan stabilitas industri

suku bunga deposito BCA secara bertahap pada tahun

perbankan Indonesia.

2015. Penyesuaian tingkat suku bunga deposito pada level


yang lebih rendah dibandingkan rata-rata di pasar ditujukan

TINJAUAN KINERJA KEUANGAN BCA TAHUN 2015

untuk menekan biaya dana (cost of funds) namun dengan


tetap mempertahankan dana deposito sesuai dengan

Pada tahun 2015 BCA kembali mencatat kinerja keuangan

jumlah yang diinginkan. Dengan demikian, pada akhir tahun

yang solid, ditopang oleh pertumbuhan berkualitas di bidang

2015 keseluruhan dana pihak ketiga BCA tercatat sebesar

penyaluran kredit maupun penghimpunan dana serta

Rp 473,7 triliun, meningkat 5,8% dibandingkan dengan posisi

terjaganya permodalan dan likuiditas pada posisi yang sehat.

yang sama tahun sebelumnya.

Per 31 Desember 2015 portofolio kredit mencapai Rp 387,6

Loan to Funding Ratio (LFR) meningkat menjadi 81,1%

triliun, meningkat 11,9% di semua segmen terutama segmen

pada akhir tahun 2015 dari 76,8% pada akhir tahun 2014.

korporasi. Penerapan prinsip penyaluran kredit secara hati-

Penempatan aset jangka pendek diluar primary reserves

hati telah memungkinkan BCA untuk mempertahankan rasio

tercatat sebesar Rp 67,5 triliun atau 14,2% terhadap total

kredit bermasalah pada level rendah sebesar 0,7% dengan

dana pihak ketiga pada akhir Desember 2015. Penempatan

rasio cadangan terhadap kredit bermasalah mencapai

jangka pendek tersebut terdiri dari penempatan pada bank

322,2%. Posisi permodalan terjaga pada level yang sehat

lain dan penempatan pada Bank Indonesia yang termasuk

dengan rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar

Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Term Deposit Bank

18,7% per 31 Desember 2015.

Indonesia dan Sertifikat Bank Indonesia.

Perbankan transaksi tetap menjadi bisnis inti BCA dimana

Pendapatan Bunga Bersih meningkat 12,0% menjadi

dana rekening transaksi (giro dan tabungan atau CASA)

Rp 35,9 triliun didukung oleh pertumbuhan portofolio kredit

merupakan sumber utama pendanaan yang berkontribusi

dan pendanaan CASA yang berbiaya rendah. Pendapatan

sebesar 76,1% terhadap total dana pihak ketiga. Meski

Operasional selain Bunga meningkat 28,5% menjadi

di tengah kondisi ekonomi yang kurang kondusif dan

Rp 12,0 triliun pada tahun 2015, ditopang oleh kenaikan

perlambatan aktivitas usaha, BCA berhasil mencatat

Pendapatan

pertumbuhan dana CASA sebesar 7,1% menjadi Rp 360,3

pendapatan yang berasal dari transaksi swap tresuri.

triliun per 31 Desember 2015. Pertumbuhan CASA tersebut

Pada tahun 2015 BCA membukukan Laba Bersih sebesar

tercapai dengan sedikit penurunan tingkat suku bunga

Rp 18,0 triliun, tumbuh 9,3% dibandingkan tahun sebelumnya,

tabungan sebesar 20 bps. Hal ini mencerminkan keunggulan

dengan tingkat pengembalian atas aset (Return on Assets

BCA dalam penyediaan sistem layanan penyelesaian

ROA) sebesar 3,8% dan tingkat pengembalian atas ekuitas

pembayaran.

(Return on Equity ROE) sebesar 21,9%.

192
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Provisi

dan

Komisi

serta

peningkatan

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

IKHTISAR LABA RUGI


Profitabilitas dicapai dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dengan risiko bisnis.

Pendapatan Bunga Bersih (dalam miliar Rupiah)
2015

2014

47.082

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

43.771

3.311

7,6%

36.721

33.431

3.290

9,8%

958

960

(2)

-0,2%

Efek-efek (termasuk Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali)

5.650

5.887

(237)

-4,0%

Pembiayaan Konsumen dan Investasi Sewa Pembiayaan

2.870

2.821

49

1,7%

883

672

211

31,4%
-4,5%

Pendapatan Bunga
Kredit
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain

Lainnya (termasuk bagi hasil Syariah)


Beban Bunga

11.213

11.744

(531)

Giro

1.064

1.058

0,6%

Tabungan

2.341

2.539

(198)

-7,8%

Deposito

6.244

6.697

(453)

-6,8%

Lainnya (termasuk beban Syariah)

1.564

1.450

114

7,9%

35.869

32.027

3.842

12,0%

Pendapatan Bunga Bersih

Pendapatan Bunga

meningkat namun terdapat penurunan yield pada instrumen

Pendapatan Bunga BCA pada tahun 2015 meningkat 7,6%

ini sehingga Pendapatan Bunga dari investasi ini tidak

mencapai Rp 47,1 triliun dibandingkan tahun sebelumnya

mengalami peningkatan. Yield pada penempatan dana di

yang sebesar Rp 43,8 triliun. Peningkatan ini terutama

instrumen tersebut tercatat sebesar 3,1% pada tahun 2015,

disebabkan

turun apabila dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 4,9%.

oleh

kenaikan

Pendapatan

Bunga

dari

portofolio kredit yang berkontribusi terbesar terhadap total


pertumbuhan Pendapatan Bunga.

Pendapatan Bunga dari Efek-efek. Total Pendapatan Bunga


dari Efek-efek (termasuk Efek-efek yang Dibeli dengan Janji

Pendapatan Bunga Kredit. Pada tahun 2015 Pendapatan

Dijual Kembali) turun 4,0% menjadi Rp 5,7 triliun pada tahun

Bunga dari portofolio kredit tercatat sebesar Rp 36,7 triliun,

2015 yang disebabkan oleh menurunnya jumlah investasi

tumbuh 9,8%, terutama disebabkan oleh meningkatnya

pada instrumen-instrumen tersebut di atas. Pendapatan

outstanding penyaluran kredit pada tahun 2015. Imbal hasil

Bunga dari Efek-Efek untuk Tujuan Investasi tumbuh sebesar

keseluruhan portofolio kredit tercatat sebesar 10,5% pada

13,3% menjadi Rp 3,9 triliun yang didukung oleh kenaikan

tahun 2015, sedikit meningkat dari 10,3% pada tahun 2014.

Pendapatan Bunga pada Sertifikat Bank Indonesia sejalan


dengan peningkatan rata-rata outstanding Sertifikat Bank

Pendapatan Bunga dari Penempatan pada Bank Indonesia

Indonesia. Sementara itu, Pendapatan Bunga dari Efek-

dan Bank-bank Lain. Pada tahun 2015 Pendapatan Bunga

efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali mengalami

dari Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank

penurunan 27,9% menjadi Rp 1,8 triliun sejalan dengan

Lain relatif stabil sebesar Rp 958 miliar. Volume rata-rata

penurunan total outstanding efek-efek tersebut.

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain


Pendapatan Bunga dari Efek-efek berdasarkan Jenis Instrumen Investasi (dalam miliar Rupiah)
2015

2014

3.865

Sertifikat Bank Indonesia


Obligasi Pemerintah

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

3.412

453

13,3%

1.296

667

629

94,3%

1.930

2.136

(206)

-9,6%

639

609

30

4,9%

Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali

1.785

2.475

(690)

-27,9%

Total Pendapatan Bunga dari Efek-efek

5.650

5.887

(237)

-4,0%

Efek-efek untuk Tujuan Investasi

Surat Berharga Lainnya

193
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendapatan Bunga Pembiayaan Konsumen dan Investasi Sewa Pembiayaan. Pendapatan bunga tersebut naik 1,7% menjadi
Rp 2,9 triliun pada tahun 2015. Pendapatan ini dihasilkan oleh entitas anak BCA, yaitu BCA Finance dan Central Santosa
Finance, yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor.
Pendapatan Bunga Lainnya. Pada tahun 2015 Pendapatan Bunga Lainnya meningkat 31,4% menjadi sebesar Rp 883 miliar
pada tahun 2015 dari Rp 672 miliar pada tahun 2014. Terdapat bagi hasil Syariah yang meningkat sebesar 65,5% atau Rp 146
miliar menjadi sebesar Rp 369 miliar pada tahun 2015.

Komposisi Pendapatan Bunga


12,0%

13,5%

6,1%

6,4%

2,0%
2,2%

1,9%

2015

78,0%

76,4%

Rp 47.082 miliar

2014

1,5%

Rp 43.771 miliar

Kredit

Pembiayaan Konsumen dan Investasi Sewa Pembiayaan

Efek-Efek

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain

Lainnya

Imbal Hasil (Yield) Aset Produktif


Kredit

2015

2014

10,5%

10,3%

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain

3,1%

4,9%

Efek-Efek (termasuk Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali)

6,1%

6,3%

Aset Produktif

8,6%

8,7%

Beban Bunga
Meskipun dana pihak ketiga tumbuh 5,8%, Beban Bunga

bertahap menurunkan tingkat suku bunga produk dana

BCA pada tahun 2015 mengalami penurunan 4,5% menjadi

terutama produk deposito. Mempertimbangkan posisi

sebesar Rp 11,2 triliun. Hal ini didukung langkah proaktif

cadangan likuiditas Bank yang baik, BCA tidak mengikuti

BCA dalam menurunkan suku bunga sejalan dengan

kompetisi suku bunga di pasar melainkan menurunkan suku

melonggarnya tingkat likuiditas perbankan Indonesia. Sejak

bunga deposito di bawah level yang telah ditetapkan oleh

Agustus 2014 dan berlanjut pada tahun 2015, BCA secara

Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS).

194
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Komposisi Beban Bunga


9,5%

9,0%

13,9%

12,4%

20,9%

2015

55,7%

2014

57,0%

Rp 11.213 miliar
Giro

21,6%

Rp 11.744 miliar
Tabungan

Deposito

Lainnya

Beban Bunga Giro relatif stabil sebesar Rp 1,1 triliun pada

Biaya dana (cost of funds) BCA mengalami penurunan 30 bps

tahun 2015. Sementara itu, Beban Bunga Tabungan

menjadi 2,3% di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 yang

mengalami penurunan sebesar 7,8% menjadi Rp 2,3 triliun

sebesar 2,6%.

pada tahun 2015 dari tahun sebelumnya yang sebesar


Rp 2,5 triliun. Hal ini sejalan dengan penurunan tipis tingkat

Pendapatan Bunga Bersih dan Marjin Bunga Bersih

suku bunga tabungan pada semester I 2015.

Pendapatan Bunga Bersih BCA meningkat 12,0% menjadi


Rp 35,9 triliun pada tahun 2015 dari Rp 32,0 triliun pada

Beban Bunga Deposito mengalami penurunan sebesar

tahun sebelumnya. Peningkatan portofolio kredit serta cost

6,8% menjadi Rp 6,2 triliun pada tahun 2015 sejalan dengan

of funds yang lebih rendah menjadi faktor pendorong utama

penurunan suku bunga deposito rata-rata sebesar 200 bps

peningkatan Pendapatan Bunga Bersih tersebut. Marjin

selama tahun 2015. Sementara itu, Beban Bunga Lainnya

bunga bersih (Net Interest Margin - NIM) pada tahun 2015

meningkat 7,9% menjadi Rp 1,6 triliun di tahun 2015 dimana

tercatat sebesar 6,7%, lebih tinggi 20 basis poin dari tahun

kenaikan ini terutama didorong oleh meningkatnya premi

sebelumnya yang sebesar 6,5%.

penjaminan Pemerintah dan beban Syariah.


Pendapatan Bunga Bersih (dalam miliar Rupiah)

Marjin Bunga Bersih - NIM (%, tidak konsolidasi)


Imbal Hasil Aset Produktif (yield)

Cost of Funds

Marjin Bunga Bersih (NIM)

,0%

12

6,72%

6,53%
35.869

32.027
8,71%
8,63%

2,61%

2014

2015

2,31%

2014

2015

195
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pendapatan Operasional selain Bunga


Pendapatan Operasional selain Bunga pada tahun 2015 tumbuh sebesar 28,5% atau Rp 2,7 triliun menjadi Rp 12,0 triliun.
Pendapatan Operasional selain Bunga (dalam miliar Rupiah)
Naik / (turun)

2015

2014

Pendapatan Provisi dan Komisi - bersih

8.356

7.285

1.071

14,7%

Pendapatan Transaksi Perdagangan - bersih

2.107

836

1.271

152,0%

Pendapatan Operasional Lainnya

Nominal

Persentase

1.544

1.225

319

26,0%

12.007

9.346

2.661

28,5%

2015

2014

Simpanan dari nasabah*

2.578

2.367

211

8,9%

Kredit yang diberikan

1.231

1.094

137

12,5%

Penyelesaian pembayaran (payment settlement)

1.395

1.339

56

4,2%

Kartu kredit

2.223

1.658

565

34,1%

Pengiriman uang, kliring dan inkaso

386

405

(19)

-4,7%

Lainnya

547

426

121

28,4%

8.360

7.289

1.071

14,7%

(4)

(4)

0,0%

8.356

7.285

1.071

14,7%

Pendapatan Operasional selain Bunga

Pendapatan Provisi dan Komisi - bersih (dalam miliar Rupiah)

Total
Beban provisi dan komisi
Pendapatan Provisi dan Komisi - bersih
*

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

Sebagian besar merupakan pendapatan administrasi bulanan produk tabungan nasabah

Pada tahun 2015 Pendapatan Provisi dan Komisi (Fee-based

Peningkatan outstanding kartu kredit dan pendapatan

Income) tetap memberikan kontribusi terbesar yaitu 69,6%

switching jaringan telah mendorong peningkatan pendapatan

dari total Pendapatan Operasional selain Bunga, sedangkan

administrasi dari kartu kredit sebesar 34,1% menjadi

Pendapatan Transaksi Perdagangan dan Pendapatan

Rp 2,2 triliun pada tahun 2015. Disamping itu terdapat

Operasional Lainnya masing-masing berkontribusi sebesar

reklasifikasi pencatatan pendapatan dari jaringan kartu

17,5% dan 12,9% terhadap total Pendapatan Operasional

kredit internasional, yang turut mendukung pertumbuhan

selain Bunga.

pendapatan kartu kredit. Pendapatan administrasi dari


portofolio kredit tercatat sebesar Rp 1,2 triliun, meningkat

Pendapatan Provisi dan Komisi. Pada tahun 2015 secara

12,5% dari tahun 2014.

keseluruhan Pendapatan Provisi dan Komisi meningkat


14,7% menjadi Rp 8,4 triliun. Peningkatan tersebut terutama

Pendapatan

berasal dari pos simpanan dari nasabah serta pendapatan

Pendapatan Transaksi Perdagangan mengalami kenaikan

Transaksi

Perdagangan.

administrasi kredit maupun kartu kredit.

signifikan sebesar 152,0% menjadi Rp 2,1 triliun yang

Secara

bersih,

disebabkan oleh meningkatnya transaksi swap valuta asing


Pos simpanan dari nasabah, yang sebagian besar berupa

terutama pada semester II 2015. Pada tahun 2015, BCA

pendapatan

tabungan,

melakukan pembelian dan penempatan US Dollar pada Bank

meningkat 8,9% menjadi Rp 2,6 triliun pada tahun 2015 sejalan

Indonesia, dan pada saat yang sama melakukan transaksi

dengan peningkatan jumlah rekening nasabah. Pada awal

lindung nilai tukar melalui pasar swap - sell forward USD

tahun 2016 BCA menyesuaikan biaya administrasi bulanan

terhadap penempatan tersebut. Dari transaksi tersebut,

produk tabungan sejalan dengan meningkatnya biaya

BCA memperoleh imbal hasil (return) yang lebih baik melalui

investasi maupun biaya operasional dalam menghadirkan

besarnya premi swap dibandingkan penempatan dana

layanan transaksi. Sementara itu, pendapatan pada pos

jangka pendek pada umumnya.

administrasi

bulanan

produk

penyelesaian pembayaran meningkat 4,2% menjadi Rp 1,4


triliun pada tahun 2015.

196
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Pendapatan

Operasional

Lainnya.

Laporan Keuangan Konsolidasian

Pada

tahun

2015

Data Perusahaan

Beban Operasional

Pendapatan Operasional Lainnya meningkat 26,0% menjadi

Beban Operasional meningkat relatif signifikan pada tahun

Rp 1,5 triliun terutama ditopang oleh pendapatan dari

2015 sejalan dengan ekspansi infrastruktur jaringan maupun

entitas-entitas anak. BCA Insurance, BCA Finance dan BCA

peningkatan kualitas layanan. Beban Operasional BCA

Sekuritas masing-masing berkontribusi 30,4%, 13,7% dan

meningkat sebesar 18,1% atau Rp 3,3 triliun menjadi Rp 21,7

7,3% dari total Pendapatan Operasional Lainnya pada tahun

trilun dari Rp 18,4 triliun pada tahun 2014. Rasio Efisiensi

2015.

Biaya (Cost Efficiency Ratio) pada tahun 2015 tercatat sebesar


46,5%, dibandingkan posisi tahun 2014 yang sebesar 44,2%.

Beban Operasional (dalam miliar Rupiah)


2015

2014

10.875

Beban Karyawan
Lain-lain

Beban Umum dan Administrasi

Total

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

8.932

1.943

21,8%

9.728

8.671

1.057

12,2%

1.111

790

321

40,6%

21.714

18.393

3.321

18,1%

Beban Umum dan Administrasi. Pada tahun 2015 Beban

Biaya tersebut sekarang tercatat secara gross di beban

Umum dan Administrasi naik 21,8% menjadi Rp 10,9 triliun.

komunikasi sedangkan sebelumnya dicatat secara netto

Peningkatan beban tersebut sejalan dengan perluasan

sebagai pengurang pendapatan Provisi dan Komisi. Beban

jaringan cabang serta perluasan electronic channels yang

Promosi meningkat secara moderat sebesar 8,7% menjadi

disertai oleh peningkatan kapasitas dan kapabilitas teknologi

Rp 1,1 triliun pada tahun 2015 sejalan dengan upaya

informasi. Selain itu, faktor inflasi dan melemahnya nilai

BCA untuk melakukan efisiensi biaya. Selain itu, terdapat

tukar Rupiah juga turut mendorong kenaikan dari Beban

peningkatan signifikan Beban Pajak sebesar 522,0% menjadi

Umum dan Administrasi pada tahun 2015.

Rp 255 miliar pada tahun 2015, terutama disebabkan oleh


pembukuan pajak revaluasi aset pada Desember 2015

Beban operasional harian transaksi perbankan yang

sebesar Rp 187 miliar.

dibukukan pada pos Keperluan Kantor meningkat 17,1%


menjadi Rp 3,4 triliun sedangkan Beban Sewa meningkat

Beban Karyawan. Pada tahun 2015 Beban Karyawan mencapai

12,9% menjadi Rp 1,4 triliun pada tahun 2015. Sejalan

Rp 9,7 triliun, meningkat 12,2% dibandingkan pada tahun 2014.

dengan penambahan aset tetap terutama mainframe, ATM

Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh penyesuaian

dan komputer, Beban Penyusutan & Amortisasi naik 27,8%

gaji dan tunjangan, termasuk pemberian bonus, dana pensiun

menjadi Rp 1,6 triliun dan Beban Perbaikan & Pemeliharaan

dan tunjangan lainnya. BCA melakukan penyesuaian gaji di

meningkat 21,6% menjadi Rp 1,2 triliun pada tahun 2015.

awal tahun 2015 untuk eselon tertentu yang disebabkan oleh

Beban Komunikasi tercatat sebesar Rp 754 miliar, naik 47,3%

pengurangan subsidi BBM pada November 2014 setelah

pada tahun 2015 terutama disebabkan oleh perubahan

sebelumnya melakukan penyesuaian sejalan dengan kenaikan

pencatatan biaya dari transaksi kartu kredit di luar negeri

upah minimum. Penambahan jumlah karyawan juga turut

menggunakan jaringan seperti VISA, Mastercard dan AMEX.

meningkatkan beban gaji, dimana terdapat penambahan lebih


dari 1.800 karyawan baik di kantor cabang, wilayah maupun
kantor pusat BCA.

197
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Beban Umum dan Administrasi (dalam miliar Rupiah)


2015

2014

Keperluan kantor

3.425

Penyusutan dan amortisasi

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

2.925

500

17,1%

1.553

1.215

338

27,8%

Sewa

1.409

1.248

161

12,9%

Perbaikan dan pemeliharaan

1.192

980

212

21,6%

Promosi

1.087

1.000

87

8,7%

Komunikasi

754

512

242

47,3%

Jasa tenaga ahli

401

339

62

18,3%

Air, listrik, dan bahan bakar

291

271

20

7,4%

Pajak

255

41

214

522,0%

Komputer dan perangkat lunak

18,3%

129

109

20

Pengangkutan

62

60

3,3%

Asuransi

33

21

12

57,1%

Penelitian dan pengembangan

27

36

(9)

-25,0%

Keamanan

18

18

0,0%

239

157

82

52,2%

10.875

8.932

1.943

21,8%

Lainnya
Total

Jumlah Karyawan dan Jaringan Layanan


Jumlah Karyawan
Kantor Cabang (termasuk kantor kas)
ATM

2015

2014

23.982

22.161

1.182

1.111

17.081

16.694

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas


Aset Keuangan

Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN),

Pada tahun 2015, BCA membentuk Beban Cadangan

yang berlaku sejak 1 Januari 2010, dinilai secara individual

Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - net sebesar Rp 3,5

maupun kolektif di dalam portofolio pinjaman. Penilaian

triliun, meningkat 56,5% dibandingkan tahun sebelumnya.

individual dilakukan terhadap kredit yang memiliki nilai

Pembentukan Beban CKPN yang lebih tinggi tersebut sesuai

signifikan secara individual dan terdapat bukti obyektif

dengan prinsip manajemen risiko BCA dan sesuai dengan

adanya penurunan nilai. Bukti objektif tersebut diantaranya

pertimbangan manajemen mengenai bagaimana kondisi

meliputi

ekonomi dan kondisi kredit saat ini. Pada tahun 2015 BCA

pembayaran oleh debitur ataupun indikasi kuat bahwa

mengantisipasi pemburukan kualitas kredit beberapa debitur

debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya.

mengacu kepada penerapan regulasi PSAK 50 dan 55

pelanggaran

perjanjian

termasuk

tunggakan

korporasi dan komersial yang mengalami penurunan kinerja


terutama bidang jasa angkutan laut dan bisnis pendukung

Pada penilaian individual, dilakukan estimasi atas nilai

pertambangan batu bara lainnya.

tunai arus kas yang diharapkan akan diterima apabila kredit


memburuk atau menunjukkan tanda-tanda penurunan nilai.

Pada tahun 2015 BCA melakukan penghapusbukuan

Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat

sebesar Rp 1,1 triliun, meningkat dari Rp 839 miliar pada

pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari counterparty

tahun sebelumnya, terutama sebagai dampak dari penurunan

dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan.

kualitas kredit di segmen kartu kredit, pembiayaan sepeda


motor serta kredit komersial. Dengan pembentukan Beban

Penilaian kolektif diterapkan untuk kredit yang secara

Cadangan serta Penghapusbukuan Aset, per 31 Desember

individual memiliki nilai yang tidak signifikan, ataupun untuk

2015 Saldo Akhir CKPN tercatat sebesar Rp 10,6 triliun,

kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun

meningkat 31,4% dibandingkan dengan Saldo Akhir CKPN

tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai. Berdasarkan

per 31 Desember 2014.

kriteria tersebut, penilaian secara kolektif dilakukan pada

198
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

(a) kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan kredit

Dalam menentukan perlunya untuk membentuk cadangan

konsumer termasuk kartu kredit, dan (b) kredit untuk

kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen BCA

segmen korporasi dan komersial dengan kolektibilitas lancar

mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit,

dan dalam perhatian khusus.

besarnya portofolio, konsentrasi kredit, dan faktor-faktor


ekonomi.

Penilaian cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif


meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio

Dalam menghitung cadangan penurunan nilai secara kolektif,

tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika

BCA menerapkan formula sebagai berikut: Probability of

terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai

Default x Loss Given Default x Amortized Cost1.

tagihan dalam portofolio tersebut, namun penurunan nilai


secara individu belum dapat diidentifikasi.
Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas Aset Keuangan (dalam miliar Rupiah)
2015

2014

8.099

Persentase

6.548

1.551

23,7%

65

(65)

N.A

Penambahan Cadangan Selama Tahun Berjalan

3.505

2.239

1.266

56,5%

Penghapusbukuan Aset Selama Tahun Berjalan (-/-)

32,3%

Saldo Awal
Penyesuaian Saldo Awal Sehubungan dengan Akuisisi Entitas Anak

1.110

839

271

Penerimaan Kembali Aset yang Telah Dihapusbukukan

63

65

(2)

-3,1%

Selisih Kurs

88

21

67

319,0%

Saldo Akhir

10.645

8.099

2.546

31,4%

Laba Sebelum Pajak Penghasilan


Pada tahun 2015 Laba Sebelum Pajak Penghasilan tercatat
sebesar Rp 22,7 triliun meningkat 9,2% dibandingkan
Rp 20,7 triliun pada tahun 2014. Kenaikan Laba Sebelum
Pajak Penghasilan yang sejalan dengan pertumbuhan aset,

Laba Sebelum Pajak Penghasilan dan ROA


Laba Sebelum Pajak Penghasilan
(dalam miliar Rupiah)
Return on Assets (ROA) - tidak konsolidasi

3,9%

telah memberikan tingkat pengembalian atas aset (Return on


Assets ROA) yang relatif stabil pada level 3,8%.

3,8%
22.657

20.741

2014

Naik / (turun)
Nominal

2015

Probability of Default yaitu tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajibannya. Loss Given Default yaitu tingkat kerugian yang diakibatkan kegagalan debitur memenuhi
kewajibannya. Amortized Cost yaitu nilai tercatat aset keuangan berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

199
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Laba Bersih

Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas

Laporan Laba Rugi Komprehensif merupakan perubahan

induk tercatat sebesar Rp 18,0 triliun pada tahun 2015,

ekuitas dalam periode tertentu, selain perubahan yang

meningkat 9,3% dibandingkan pada tahun 2014 yang sebesar

dihasilkan dari transaksi dengan pemegang saham dalam

Rp 16,5 triliun. Laba bersih per saham (Earning Per Share -

kapasitasnya sebagai pemegang saham.

EPS) meningkat menjadi Rp 731 per saham di tahun 2015


dibandingkan Rp 669 per saham di tahun 2014. Tingkat

Di BCA, terdapat dua pos utama yang mempengaruhi laporan

pengembalian atas ekuitas (Return on Equity ROE) tercatat

Laba Rugi Komprehensif secara signifikan. Yang pertama

sebesar 21,9% pada tahun 2015 dibandingkan 25,5% pada

adalah pos (Kerugian) Keuntungan Yang Belum Direalisasi,

tahun 2014. Penurunan ROE tersebut sejalan dengan langkah

sebagai dampak atas penilaian mark-to-market terutama atas

BCA dalam memperkuat posisi permodalan untuk mendukung

portofolio obligasi Pemerintah pada kategori Tersedia Untuk

pengembangan bisnis di masa mendatang. Langkah penguatan

Dijual. Yang kedua adalah pos Pengukuran Kembali Liabilitas

modal tersebut juga dalam rangka penerapan prinsip kehati-

Imbalan Pasti, sebagai dampak dari perhitungan aktuaria

hatian dan sebagai persiapan penerapan regulasi Basel III

atas kewajiban terhadap tenaga kerja.

di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir BCA berupaya


untuk tetap menjaga keseimbangan antara dividend payout ratio

Total Laba Komprehensif yang Dapat Diatribusikan kepada

dengan kebutuhan permodalan serta kepentingan pemegang

Pemilik Entitas Induk pada tahun 2015 tumbuh 8,2% menjadi

saham.

Rp 17,7 triliun dibandingkan tahun 2014 yang sebesar


Rp 16,3 triliun. Pada tahun 2015, Pendapatan Komprehensif

Laba Bersih dan ROE

Lainnya mengalami penurunan dan tercatat negatif sebesar

Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk


(dalam miliar Rupiah)

Rp 344 miliar dibandingkan dengan posisi tahun 2014 yang

Return on Equity (ROE) tidak konsolidasi

tercatat negatif Rp 147 miliar. Penurunan tersebut terutama

25,5%

disebabkan oleh adanya Kerugian yang Belum Direalisasi

21,9%

atas Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual. Pos tersebut


mengalami penurunan sebesar Rp 578 miliar dari tahun

18.019

2014 yang tercatat positif Rp 539 miliar menjadi mengalami

16.486

kerugian sebesar Rp 39 miliar, sejalan dengan menurunnya


outstanding aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Per 31
Desember 2015, outstanding aset keuangan yang tersedia
untuk dijual tercatat sebesar Rp 39,5 triliun turun 34,8% dari
Rp 60,6 triliun di tahun 2014. Sementara itu, kerugian pada
pos Pengukuran Kembali Liabilitas Imbalan Pasti membaik
menjadi Rp 490 miliar pada tahun 2015 dibandingkan Rp 747
2014

miliar pada tahun 2014 sejalan dengan penyesuaian asumsi

2015

yang digunakan dalam perhitungan aktuaria.

Dividend Payout Ratio


32,3%
25,6%

2011

2012

24,0%

2013

20,8%

2014

22,1%

2015

200
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Laba Rugi Komprehensif (dalam miliar Rupiah)


2015

2014

18.036

16.512

(490)

(747)

123

187

(39)

539

Pajak penghasilan

10

(135)

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam valuta asing

49

Laba Bersih
Penghasilan Komprehensif lain :
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti
Pajak penghasilan
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
(Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Lain-lain
Total Penghasilan Komprehensif lain :
Total Laba Komprehensif

(344)

(147)

17.692

16.365

18.019

16.486

17

26

17.674

16.339

Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada :


Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non-Pengendali
Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non-Pengendali
Laba Bersih per Saham yang Dapat Diatribusikan kepada Entitas Induk (Rupiah penuh)

18

26

731

669

LAPORAN NERACA
Pada tahun 2015 BCA membukukan kinerja keuangan yang solid dengan tetap mempertahankan kualitas kredit serta menjaga
posisi likuiditas dan permodalan yang sehat.

ASET
Pada akhir tahun 2015, BCA membukukan total aset sebesar Rp 594,4 triliun tumbuh 7,5% atau Rp 41,2 triliun dibandingkan
dengan akhir tahun 2014 yang sebesar Rp 553,2 triliun. Pertumbuhan aset yang stabil memperkokoh posisi BCA sebagai bank
terbesar ketiga di Indonesia berdasarkan aset.
Total Aset
2014

2015

Aset Produktif
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain
Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali
Kredit yang Diberikan
Piutang Pembiayaan Konsumen dan
Investasi Sewa Pembiayaan
Efek-efek untuk Tujuan Investasi

Lainnya
Aset Non Produktif
Kas dan Giro pada Bank Indonesia
Aset Tetap - bersih
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Naik / (turun)

miliar
Rupiah

% terhadap
Total Aset

miliar
Rupiah

% terhadap
Total Aset

miliar
Rupiah

527.407

88,7%

483.945

87,5%

43.462

9,0%

56.259

9,5%

12.020

2,2%

44.239

368,0%

Persentase

515

0,1%

26.289

4,8%

(25.774)

-98,0%

387.643

65,2%

346.563

62,7%

41.080

11,9%

7.872

1,3%

7.344

1,3%

528

7,2%

51.829

8,7%

72.153

13,0%

(20.324)

-28,2%

23.289

3,9%

19.576

3,5%

3.713

19,0%

66.966

11,3%

69.211

12,5%

(2.245)

-3,2%

55.624

9,4%

58.453

10,6%

(2.829)

-4,8%

9.712

1,6%

8.845

1,6%

867

9,8%

(10.645)

-1,8%

(8.099)

-1,5%

(2.546)

31,4%

Lainnya

12.275

2,1%

10.012

1,8%

2.263

22,6%

Total Aset

594.373

100,0%

553.156

100,0%

41.217

7,5%

Nilai Efek-efek untuk Tujuan Investasi (bruto) yang tercantum dalam Laporan Keuangan Konsolidasian yang diaudit sebesar Rp 52.006 miliar pada tahun 2015 dan Rp 72.300 miliar
pada tahun 2014 termasuk investasi dalam bentuk saham sebesar Rp 177 miliar pada tahun 2015 dan Rp 147 miliar pada tahun 2014.
*

201
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Per 31 Desember 2015 aset produktif meningkat 9,0% atau

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Simpanan Bank Indonesia dan penempatan dana US Dollar

Rp 43,5 triliun menjadi Rp 527,4 triliun dari tahun sebelumnya

pada Term Deposit Bank Indonesia. Instrumen Fasilitas

yang sebesar Rp 483,9 triliun. Porsi aset produktif mencapai

Simpanan pada Bank Indonesia tercatat sebesar Rp 30,7

88,7% terhadap total aset. Imbal hasil aset produktif pada

triliun, naik Rp 24,6 triliun dari Rp 6,1 triliun sedangkan

tahun 2015 relatif stabil sebesar 8,6%.

Term Deposit Bank Indonesia dalam valuta asing meningkat


menjadi Rp 18,6 triliun pada akhir tahun 2015 dibandingkan

Portofolio kredit merupakan komponen terbesar yaitu

Rp 2,2 triliun pada akhir tahun 2014.

sebesar 65,2% dari total aset. Portofolio kredit BCA pada


akhir tahun 2015 tercatat sebesar Rp 387,6 triliun meningkat

Memanfaatkan posisi likuiditas Bank yang solid dan

11,9% atau Rp 41,0 triliun dibandingkan Rp 346,6 triliun yang

melebarnya premi pasar swap US Dollar di tahun 2015, BCA

dibukukan pada tahun 2014.

aktif melakukan pembelian dan penempatan dana US Dollar


pada Bank Indonesia. Secara bersamaan BCA melakukan

Selain portofolio pinjaman, aset produktif juga terdiri dari

transaksi lindung nilai tukar melalui pasar swap (sell forward

obligasi pemerintah dan dana yang ditempatkan dalam

US Dollar) untuk memitigasi risiko nilai tukar. Melalui spread

instrumen-instrumen jangka pendek yang likuid dan berisiko

swap, transaksi ini memberikan imbal hasil (return) yang

rendah, dalam bentuk penempatan pada bank-bank lain

lebih tinggi dibandingkan imbal hasil yang diterima BCA

maupun penempatan pada Bank Indonesia yang terdiri dari

dari penempatan dana jangka pendek. BCA melihat peluang

Fasilitas Simpanan pada Bank Indonesia, Term Deposit Bank

tersebut sejalan dengan adanya peningkatan permintaan

Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia dan Efekefek yang

pasar yang signifikan pada transaksi di pasar lindung nilai

Dibeli dengan Janji Dijual Kembali.

tukar Rupiah terhadap US Dollar di tengah volatilitas nilai


tukar rupiah pada pasar spot yang signifikan.

KAS DAN GIRO PADA BANK INDONESIA


Giro pada Bank Indonesia yang berkontribusi sebesar 9,4%

EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL


KEMBALI

terhadap total aset. Posisi uang kas dijaga pada level yang

Pada akhir tahun 2015 Efek-efek yang Dibeli dengan Janji

memadai untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah,

Dijual Kembali berkurang signifikan menjadi Rp 0,5 triliun,

sementara posisi Giro pada Bank Indonesia dijaga sesuai

turun 98,0% dari posisi sebelumnya tahun 2014 yang

dengan peraturan Giro Wajib Minimum (GWM).

sebesar Rp 26,3 triliun. Penurunan tersebut merupakan

Komponen terbesar dari aset non produktif adalah Kas dan

hasil pengaturan dana untuk memenuhi kebutuhan likuiditas


Posisi Kas dan Giro pada Bank Indonesia pada tahun 2015

jangka pendek BCA maupun untuk mendukung program

tercatat sebesar Rp 55,6 triliun turun 4,8% dari posisi tahun

swap US Dollar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

sebelumnya yang sebesar Rp 58,5 triliun. Pada pos tersebut,


saldo Kas tercatat sebesar Rp 17,8 triliun dan saldo Giro

EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI

pada Bank Indonesia mencapai Rp 37,8 triliun. Pada tahun

Efek-efek untuk Tujuan Investasi tercatat sebesar Rp 51,8

2015 GWM Primer BCA tercatat sebesar 7,5% untuk mata

triliun per akhir tahun 2015, dibandingkan dengan Rp 72,2

uang Rupiah.

triliun di akhir tahun sebelumnya. Penurunan instrumen


tersebut disebabkan oleh adanya peralihan penempatan

PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANKBANK LAIN

dana dari Efek-efek untuk Tujuan Investasi ke instrumen

Pada akhir tahun 2015, Penempatan pada Bank Indonesia

Efek-efek untuk Tujuan Investasi sebagian besar terdiri dari

dan Bank-bank Lain tercatat sebesar Rp 56,3 triliun, naik

Obligasi Pemerintah sebesar Rp 30,1 triliun, Sertifikat Bank

signifikan sebesar 368,0% atau Rp 44,2 triliun dibandingkan

Indonesia sebesar Rp 9,7 triliun, dan Efek-efek Lainnya

dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 12,0 triliun.

sebesar Rp 12,0 triliun. Adapun Efek-efek Lainnya sebagian

Peningkatan signifikan tersebut sejalan dengan penempatan

besar merupakan instrumen Obligasi Korporasi dan Reksa

dana Rupiah jangka pendek pada instrumen Fasilitas

Dana.

202
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Efek-efek untuk Tujuan Investasi* (dalam miliar Rupiah)

Sertifikat Bank Indonesia


Obligasi Pemerintah

Naik / (turun)

Komposisi

2015

2014

9.736

31.581

(21.845)

-69,2%

18,8%

43,8%

30.095

28.945

1.150

4,0%

58,1%

40,1%

Nominal

Persentase

2015

2014

Efek-efek Lainnya

11.998

11.627

371

3,2%

23,1%

16,1%

Total

51.829

72.153

(20.324)

-28,2%

100,0%

100,0%

*
Nilai Efek-efek untuk Tujuan Investasi (bruto) yang tercantum dalam Laporan Keuangan Konsolidasian yang diaudit sebesar Rp 52.006 miliar pada tahun 2015 dan Rp 72.300 miliar
pada tahun 2014 termasuk investasi dalam bentuk saham sebesar Rp 177 miliar pada tahun 2015 dan Rp 147 miliar pada tahun 2014.

Total penempatan pada Sertifikat Bank Indonesia turun

dan Obligasi Pemerintah kategori Diperdagangkan tercatat

69,2% menjadi Rp 9,7 triliun yang mendorong keseluruhan

sebesar Rp 48 miliar atau 0,2% dari total portofolio pada

penurunan total penempatan dana pada Efek-efek untuk

akhir tahun 2015. Dilihat dari waktu jatuh tempo, terdapat

Tujuan Investasi.

Obligasi Pemerintah senilai Rp 24,7 triliun, atau melebihi 80%


dari total akan jatuh tempo dalam tiga tahun ke depan.

Per 31 Desember 2015, Obligasi Pemerintah pada pos


Efek-efek untuk Tujuan Investasi tercatat sebesar Rp 30,1

Dari total Obligasi Pemerintah, sebesar Rp 29,0 triliun atau

triliun naik 4,0% dari posisi tahun 2014 yaitu Rp 28,9 triliun.

96,1% dari total portofolio merupakan obligasi dengan suku

Kenaikan tersebut, sejalan dengan langkah pembelian

bunga tetap. Sementara itu, Obligasi Pemerintah dengan

Obligasi Pemerintah pada tahun 2015, untuk menggantikan

suku bunga mengambang tercatat sebesar Rp 1,1 triliun

dan mengantisipasi banyaknya Obligasi Pemerintah yang

atau 3,9% dari total portofolio.

jatuh tempo.
Sebagian besar Obligasi Pemerintah yang dimiliki oleh Bank
Mayoritas investasi Obligasi Pemerintah berasal dari

adalah dalam bentuk mata uang Rupiah yaitu Rp 22,9 triliun

kategori Tersedia untuk Dijual dengan total sebesar

atau 76,0% dari total portofolio. Sementara itu, Obligasi

Rp 20,4 triliun atau 67,5% dari total portofolio. Sementara itu,

Pemerintah dalam mata uang US Dollar tercatat sebesar

Obligasi Pemerintah kategori Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Rp 7,2 triliun atau 24,0% dari total portofolio.

tercatat sebesar Rp 9,7 triliun atau 32,3% dari total portofolio


Obligasi Pemerintah (dalam miliar Rupiah)
Jenis Obligasi
Berdasarkan Tujuan Kepemilikan
Diperdagangkan
Tersedia untuk Dijual
Dimiliki hingga Jatuh Tempo
Berdasarkan Suku Bunga
Bunga Tetap
Bunga Variabel

Naik / (turun)

Komposisi

2015

2014

Nominal

Persentase

2015

2014

30.143

29.018

1.125

3,9%

100,0%

100,0%

48

73

(25)

-34,2%

0,2%

0,2%

20.361

20.330

31

0,2%

67,5%

70,1%

9.734

8.615

1.119

13,0%

32,3%

29,7%

30.143

29.018

1.125

3,9%

100,0%

100,0%

28.974

26.669

2.305

8,6%

96,1%

91,9%

1.169

2.349

(1.180)

-50,2%

3,9%

8,1%

Obligasi Pemerintah berdasarkan Jatuh Tempo (dalam miliar rupiah)


Besarnya Obligasi Pemerintah yang Jatuh Tempo pada

Nilai
Tercatat

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2026

2034

48

15

31

Tersedia untuk Dijual

20.361

3.486

7.433

6.822

756

856

384

166

458

Dimiliki hingga Jatuh


Tempo

9.734

3.022

1.813

2.074

475

2.107

132

83

19

30.143

6.508

9.261

8.927

1.231

2.963

384

176

590

83

19

Jenis Obligasi
Diperdagangkan

Total

203
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

KREDIT
Per 31 Desember 2015 portofolio kredit mencapai Rp 387,6

Pertumbuhan Kredit BCA (dalam miliar Rupiah)

triliun, meningkat 11,9%, terutama ditopang oleh kredit


korporasi namun dengan pertumbuhan yang seimbang di

387.643

seluruh segmen kredit lainnya. Pada akhir tahun 2015 kredit


korporasi meningkat 17,2% menjadi Rp 141,3 triliun. Kredit

312.290

komersial meningkat 10,0% menjadi Rp 91,2 triliun dan


kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) naik 6,8% menjadi

346.563

256.778
202.255

Rp 52,8 triliun. Peningkatan kredit keperluan usaha tersebut


terutama didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi pada
paruh kedua tahun 2015. Kenaikan kredit konsumer sebesar
8,9% menjadi Rp 100,5 triliun pada tahun 2015 didorong
oleh produk-produk kredit konsumer BCA yang kompetitif,

2011

2012

2013

2014

2015

terutama kredit pemilikan rumah dan pembiayaan roda


empat. Sepanjang tahun 2015, BCA terus mengutamakan
kualitas dalam penyaluran kredit dengan fokus kepada para
nasabah-nasabah existing Bank yang memiliki rekam jejak
yang baik.

Komposisi Kredit dalam Denominasi Rupiah dan Valuta Asing


Sesuai dengan komposisi basis pendanaan BCA dengan porsi terbesar dalam mata uang Rupiah dan untuk meminimalisasi
risiko nilai tukar, maka sebagian besar penyaluran kredit BCA adalah dalam mata uang Rupiah yaitu sebesar 94,3%. Sedangkan
sisanya yang sebesar 5,7% merupakan portofolio kredit dalam valuta asing. Pada tahun 2015 kredit dalam denominasi Rupiah
naik 13,1% menjadi Rp 365,6 triliun sedangkan kredit dalam denominasi valuta asing turun 5,9% menjadi Rp 22,0 triliun. Dalam
basis mata uang US Dollar, portofolio kredit valuta asing turun 15,5% menjadi USD 1,6 miliar pada tahun 2015 dibandingkan
USD 1,9 miliar pada tahun 2014.

Komposisi Kredit berdasarkan Mata Uang


5,7%

6,8%

2015

94,3%

93,2%

Rp 387.643 miliar

Rp 346.563 miliar
Rupiah

204
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

2014

Valuta Asing

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Komposisi Kredit Berdasarkan Sektor Industri


Portofolio kredit BCA relatif tersebar merata ke berbagai

Perkebunan dan Pertanian sebesar 6,7%; Otomotif dan Alat

sektor industri sehingga meminimalisasi risiko konsentrasi.

Transportasi sebesar 6,1%; Distributor, Toserba dan Retailer

Sektor Bahan Bangunan dan Konstruksi Lainnya berkontribusi

sebesar 6,1%; serta Bahan Kimia dan Plastik sebesar 6,1%

7,1% terhadap total kredit untuk keperluan usaha, dengan

dari total portofolio kredit produktif.

Top 10 Sektor Industri Segmen Korporasi, Komersial dan UKM (berdasarkan klasifikasi internal BCA)*
2015

2014

Bahan Bangunan dan Konstruksi Lainnya

7,1%

6,5%

Perkebunan dan Pertanian

6,7%

6,9%

Otomotif dan Alat Transportasi

6,1%

6,2%

Distributor, Toserba dan Retailer

6,1%

6,3%

Bahan Kimia dan Plastik

6,1%

5,8%

Transportasi dan Logistik

5,3%

5,8%

Pariwisata

5,1%

4,7%

Makanan dan Minuman

4,9%

4,9%

Tekstil dan Produk Tekstil

4,7%

4,8%

Properti dan Konstruksi


Total
*

4,6%

4,6%

56,7%

56,5%

Tanpa kredit konsumer dan kredit pegawai


Catatan: Untuk keperluan analisa, pengelompokan kredit di atas berdasarkan sektor industri yang digunakan internal BCA. Sedangkan dalam catatan laporan keuangan audit,
pengelompokan kredit dilakukan dengan mengacu kepada kategori Laporan Bank Umum sesuai ketentuan regulator.

Komposisi Kredit berdasarkan Jenis Kredit


Kredit modal kerja memberi kontribusi sebesar 45,9%

Kredit modal kerja tumbuh 13,0% atau Rp 20,4 triliun menjadi

terhadap total portofolio kredit di tahun 2015. Sementara itu,

Rp 177,7 triliun pada tahun 2015. Kredit investasi meningkat

kredit investasi dan konsumsi masing-masing berkontribusi

12,7% atau Rp 12,1 triliun menjadi Rp 107,1 triliun. Sementara

27,6% dan 25,9% terhadap total portofolio kredit pada akhir

itu kredit konsumsi meningkat sebesar 8,9% menjadi

tahun 2015.

Rp 100,5 triliun pada akhir tahun 2015.

Komposisi Kredit berdasarkan Jenis Kredit


2014

2015
miliar
Rupiah

Modal Kerja

177.726

Investasi
Konsumsi (termasuk Kartu Kredit)
Pinjaman Karyawan
Total

Komposisi

miliar
Rupiah

45,9%

157.313

107.139

27,6%

100.510

Naik / (turun)
Komposisi

miliar
Rupiah

Persentase

45,4%

20.413

13,0%

95.079

27,4%

12.060

12,7%

25,9%

92.277

26,6%

8.233

8,9%

2.268

0,6%

1.894

0,6%

374

19,7%

387.643

100,0%

346.563

100,0%

41.080

11,9%

Tingkat Kolektibilitas Kredit (Piutang)


Pertumbuhan portofolio kredit pada tahun 2015 diimbangi

yang dapat mempengaruhi kualitas kredit serta kemampuan

dengan kualitas kredit yang sehat. Di tengah melemahnya

pembayaran hutang debitur. Penyaluran kredit di tahun

perekonomian Indonesia dan tren kenaikan rasio kredit

2015 diprioritaskan pada nasabah yang telah membangun

bermasalah sektor perbankan, BCA memperkuat prinsip

hubungan baik dengan Bank dengan rekam jejak dan prospek

penyaluran kredit Bank yang prudent dengan secara

usaha yang baik. Pada kredit konsumer, BCA menerapkan

konsisten memantau kondisi bisnis dan faktor-faktor lainnya

Loan to Value dan kriteria kapasitas pembayaran kredit yang


ketat.

205
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Pedoman penyaluran kredit Bank yang prudent telah

pada kualitas kredit segmen korporasi dan komersial.

mendukung pertumbuhan kredit yang berkualitas dimana

BCA terus mewaspadai potensi penurunan kualitas yang

rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans NPL) BCA

masih akan terjadi pada segmen ini, mengingat rendahnya

pada tahun 2015 dapat terjaga pada level yang rendah

harga komoditas yang berkelanjutan, terutama di sektor

sebesar 0,7%, relatif rendah dibandingkan dengan rasio NPL

pertambangan batu bara. Eksposur BCA pada sektor

sektor perbankan nasional yang berada pada level 2,5%.

jasa angkutan laut dan sungai relatif kecil, yaitu sebesar

Rasio cadangan terhadap NPL tercatat sebesar 322,2% pada

Rp 4,7 triliun atau 1,2% dari total portofolio kredit BCA.

tahun 2015.

Disamping itu, terdapat satu nasabah korporasi di bidang


telekomunikasi yang masuk dalam kategori kolektabilitas 2

Seperti diperkirakan sebelumnya, perlambatan ekonomi

di kuartal IV tahun 2015.

yang terjadi berdampak terhadap mulai menurunnya kualitas


kredit secara keseluruhan. Sejalan dengan kondisi sektor

Kredit konsumer yang berada pada kategori kolektabilitas

perbankan Indonesia, pada tahun 2015 BCA melihat adanya

2 merupakan komposisi terbesar yaitu 49,1% dari total

tanda-tanda tekanan terhadap portofolio kredit, namun

kolektabilitas 2. Sejumlah 62,1% dari total kredit konsumer

masih dalam batasan risk appetite Bank.

dengan kategori kolektibilitas 2 mengalami keterlambatan


pembayaran kurang dari 30 hari, dan bersifat berulang setiap

Dalam Perhatian Khusus. Pada akhir tahun 2015, kredit

bulannya namun tidak menyebabkan pemburukan kualitas

kategori dalam perhatian khusus (kolektabilitas 2) mencapai

kredit ataupun migrasi ke kategori kredit bermasalah.

Rp 6,3 triliun, meningkat 35,5% atau Rp 1,6 triliun pada tahun

Sementara itu, kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

2015, terutama disebabkan oleh tekanan kinerja sektor

kolektibilitas 2 relatif stabil pada level Rp 0,8 triliun.

jasa angkutan laut dan sungai yang berdampak negatif

Kredit berdasarkan Kolektibilitas (tidak konsolidasi)


2014

2015
miliar
Rupiah

% terhadap
Kredit

miliar
Rupiah

% terhadap
Kredit

378.930

97,7%

340.261

98,1%

6.277

1,6%

4.634

1,3%

385.207

99,3%

344.895

99,4%

Kurang Lancar

298

0,1%

715

0,2%

Diragukan

979

0,2%

307

0,1%

1.524

0,4%

1.045

0,3%

2.801

0,7%

2.067

0,6%
100,0%

Lancar
Dalam Perhatian Khusus
Performing Loan

Macet
NPL
Total Kredit

388.008

100,0%

346.962

Rasio NPL bruto

0,7%

N.A

0,6%

N.A

Rasio NPL bersih

0,2%

N.A

0,2%

N.A

322,2%

N.A

324,2%

N.A

Cadangan / NPL
*

Meskipun pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai tidak menggunakan perhitungan kolektibilitas, namun perhitungan tersebut masih diperlukan untuk menghitung rasio
kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio - CAR) sesuai kepada ketentuan Bank Indonesia.

Kredit bermasalah (Non Performing Loans NPL). Jumlah kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar Rp 2,8 triliun, meningkat
Rp 734 miliar atau 35,5%. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh adanya tekanan pada industri jasa angkutan laut dan
sungai seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

206
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

BCA mengelola portofolio kredit secara proaktif dengan

Data Perusahaan

Non Performing Loans (NPL) (tidak konsolidasi)

melakukan pengawasan ketat dan stress test secara

NPL - bruto (dalam miliar Rupiah)

berkala. Pemantauan proaktif memungkinkan Bank untuk

NPL - bruto

NPL - bersih

mengantisipasi dan menekan dampak langsung maupun


tidak langsung kondisi ekonomi makro dan mikro terhadap

0,7%

0,6%

kualitas portofolio kredit.


0,2%

Secara umum, kualitas kredit BCA tetap terjaga sehat.

0,2%
2.801

BCA akan senantiasa memantau kondisi ekonomi secara


keseluruhan serta kondisi sektor dan debitur secara individu
atas kemungkinan meningkatnya rasio kredit bermasalah ke

2.067

depannya.

2014

2015

Kredit yang Direstrukturisasi

Untuk mengurangi tekanan keuangan para nasabah dan

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia nomor 14/15/

sejalan dengan dukungan regulator, BCA secara proaktif

PBI/2012 mengenai penilaian kualitas aset bank umum, bank-

melakukan restrukturisasi berbagai kredit yang menunjukkan

bank di Indonesia diizinkan untuk melakukan restrukturisasi

adanya pelemahan dengan fokus pada perusahaan-

kredit,

yang

perusahaan yang memiliki prospek bisnis yang baik dan

mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya dalam

sebagai

upaya

perbaikan

bagi

debitur

layak kedepannya namun mengalami kendala usaha sejalan

membayar kredit. Kebijakan tersebut direvisi pada tahun

dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi saat ini.

2015 oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan mengeluarkan


kebijakan yang melonggarkan aturan restrukturisasi kredit

Pada tahun 2015, kredit yang di restrukturisasi BCA tercatat

dari tiga pilar sebagai basis analisa (sektor industri, kondisi

sebesar Rp 3,1 triliun atau 0,8% dari total portofolio kredit

perusahaan, dan kemampuan membayar) menjadi satu

BCA. Restrukturisasi kredit di tahun 2015 sebagian besar

pilar (kemampuan membayar). Kebijakan tersebut juga

dilakukan pada kredit dengan kolektabilitas 1 dan 2 untuk

memungkinkan bank-bank untuk mempertahankan kredit

membantu

debitur

yang direstrukturisasi pada rating yang lebih tinggi dari

penurunan

kemampuan

sebelumnya.

memburuknya kinerja usahanya. Sebagian besar kredit yang

yang

sudah

mulai

membayar

menunjukkan

kreditnya

dan

di restrukturisasi pada segmen korporasi dan komersial


merupakan kredit di sektor jasa angkutan laut dan sungai.
Posisi Kredit yang Direstrukturisasi (tidak konsolidasi, dalam miliar Rupiah)

Lancar
Dalam Perhatian Khusus
Performing Loan
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
NPL
Total Kredit yang Direstrukturisasi
Total Portofolio Kredit
% Kredit yang Direstrukturisasi terhadap Total Portofolio Kredit

2015

2014

2.085

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

152

1.933

1271,7%

576

378

198

52,4%

2.661

530

2.131

402,1%

486

(484)

-99,6%

65

43

22

51,2%

341

172

169

98,3%

408

701

(293)

-41,8%

3.069

1.231

1.838

149,3%

387.643

346.563

41.080

11,9%

0,8%

0,4%

N.A

N.A

207
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit


Pada tahun 2015 BCA membukukan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Kredit sebesar Rp 3,1 triliun,
meningkat 85,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,7 triliun. Dengan pembentukan tersebut, saldo CKPN
kredit mencapai Rp 9,0 triliun per 31 Desember 2015, meningkat 34,7% dari Rp 6,7 triliun pada posisi yang sama tahun
sebelumnya. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah pada tahun 2015 relatif stabil sebesar 322,2%.
Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit yang Diberikan (dalam miliar Rupiah)
2015

2014

Saldo awal tahun

6.704

Penambahan cadangan selama tahun berjalan


Penghapusbukuan kredit selama tahun berjalan (-/-)

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

5.611

1.093

19,5%

3.122

1.686

1.436

85,2%

899

656

243

37,0%

Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan

63

65

(2)

-3,1%

Selisih kurs

37

(2)

39

-19,5%

9.027

6.704

2.323

34,7%

Saldo akhir tahun

Kredit yang Dihapusbukukan


Pada tahun 2015, Bank telah melakukan penghapusbukuan

komersial sebesar Rp 110 miliar. Pada tahun 2015 porsi

kredit (written-off) sebesar Rp 899 miliar dibandingkan tahun

terbesar penghapusbukuan berasal dari portofolio kredit

2014 yang sebesar Rp 656 miliar. Peningkatan tersebut

sepeda motor dan kartu kredit. Penghapusbukuan portofolio

terutama disebabkan adanya penghapusbukuan kredit di

kartu kredit tersebut sejalan dengan praktek yang umum

produk kredit sepeda motor sebesar Rp 299 miliar, produk

di industri kartu kredit maupun sepeda motor.

kartu kredit sebesar Rp 295 miliar dan segmen kredit

Rincian Penghapusbukuan Kredit (dalam miliar Rupiah)


2015

2014

Korporasi

Komersial

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

N.A

110

110

N.A

38

26

12

46,9%

751

630

121

19,2%

31

(29)

-93,5%

KKB Mobil

155

130

25

19,2%

KKB Motor

299

232

67

28,9%

Kartu Kredit

295

237

58

24,5%

899

656

243

37,0%

UKM
Konsumer
KPR

Total

Rasio kredit yang dihapusbukukan terhadap outstanding kredit yang diberikan tercatat 0,23% pada akhir tahun 2015, turun
dibandingkan 0,20% pada tahun 2014.

Rasio Kredit terhadap Pendanaan (Loan to Funding Ratio LFR)


Pada tahun 2015 regulator menerapkan perhitungan rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio LFR) sebagai
pengembangan dari rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio LDR) yang digunakan sebelumnya. Metode
untuk menghitung rasio LFR serupa dengan LDR namun terdapat tambahan komponen yaitu surat berharga yang memenuhi
persyaratan tertentu yang diterbitkan oleh bank untuk memperoleh sumber pendanaan.

208
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Pada tahun 2015, sejalan dengan pertumbuhan portofolio

Data Perusahaan

LIABILITAS

kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dana


pihak ketiga, rasio LFR BCA tercatat sebesar 81,1% meningkat

Liabilitas BCA tumbuh sebesar 5,7% atau Rp 27,3 triliun

430 bps bila dibandingkan 76,8% pada tahun 2014. Rasio

menjadi Rp 504,7 triliun pada tahun 2015 dibandingkan

LFR BCA tersebut berada pada posisi yang sehat dan masih

tahun 2014 yang sebesar Rp 477,4 triliun. Peningkatan ini

terdapat ruang bagi BCA untuk meningkatkan pertumbuhan

terutama didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga

kredit ke depannya.

yang merupakan 93,8% dari total liabilitas.

LFR (tidak konsolidasi)

Dana Pihak Ketiga


BCA mempertahankan posisi pendanaan yang solid dengan
total dana pihak ketiga sebesar Rp 473,7 triliun pada tahun

81,1%
75,4%

2015, meningkat 5,8% atau Rp 25,8 triliun dibandingkan

76,8%

tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh

68,6%

pertumbuhan dana rekening transaksi atau CASA (giro dan

61,7%

tabungan). Dana CASA merupakan porsi utama dari dana


pihak ketiga yang berkontribusi sebesar 76,1% sementara itu
dana deposito berkontribusi sebesar 23,9% terhadap total
dana pihak ketiga pada tahun 2015.

2011

2012

2013

2014

2015

Dana Pihak Ketiga


2014

2015

Giro

miliar
Rupiah

Komposisi

miliar
Rupiah

Naik / (turun)

Suku Bunga Rata-rata

Komposisi

miliar
Rupiah

Persentase

7,7%

2015

2014

Naik /
(turun)

115.653

24,5%

107.419

24,0%

8.234

Rupiah

96.919

20,5%

90.500

20,2%

6.419

7,1%

1,1%

1,2%

-0,1%

Valuta Asing

18.734

4,0%

16.919

3,8%

1.815

10,7%

0,1%

0,1%

0,0%

Tabungan

244.608

51,6%

228.993

51,1%

15.615

6,8%

Rupiah

230.267

48,6%

216.034

48,2%

14.233

6,6%

1,1%

1,2%

-0,1%

14.341

3,0%

12.959

2,9%

1.382

10,7%

0,2%

0,2%

0,0%

Jumlah Rekening Transaksi (CASA)

360.261

76,1%

336.412

75,1%

23.849

7,1%

Deposito

113.405

23,9%

111.494

24,9%

1.911

1,7%

103.269

21,8%

103.849

23,2%

(580)

-0,6%

6,2%

7,4%

-1,2%

10.136

2,1%

7.645

1,7%

2.491

32,6%

0,3%

0,4%

-0,1%

473.666

100,0%

447.906

100,0%

25.760

5,8%

430.455

90,9%

410.383

91,6%

20.072

4,9%

2,3%

2,7%

-0,4%

43.211

9,1%

37.523

8,4%

5.688

15,2%

0,2%

0,2%

0,0%

Valuta Asing

Rupiah
Valuta Asing
Jumlah Dana Pihak Ketiga
Rupiah
Valuta Asing

Giro dan Tabungan (CASA)


BCA

terus

memperkuat

kemampuan

Ditopang oleh layanan transaksi perbankan yang nyaman,


bisnis

intinya

aman dan andal, dana CASA tumbuh cukup baik sebesar

sebagai salah satu penyedia solusi layanan transaksi

7,1% menjadi Rp 360,3 triliun pada akhir tahun 2015.

terdepan di Indonesia. BCA menyusun berbagai program

Pertumbuhan tersebut dicapai di tengah perlambatan

untuk meningkatkan kemudahan akses bagi nasabah

ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan CASA sektor

melalui peningkatan jaringan cabang serta kapasitas

perbankan Indonesia secara keseluruhan.

dan aksesibilitas electronic delivery channel yang semakin


beragam. Melalui layanan multi channel perbankan transaksi,
BCA mampu menghasilkan likuiditas yang stabil bersumber
pada dana berbiaya bunga rendah dari rekening CASA.

209
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Dana giro meningkat 7,7% atau Rp 8,2 triliun menjadi

Adapun dana deposito dikelompokkan berdasarkan mata

Rp 115,7 triliun pada tahun 2015 dibandingkan Rp 107,4

uang, periode jatuh tempo dan nilai deposito. Pada akhir

triliun pada tahun 2014. Dari total dana giro, sebesar 83,8%

tahun 2015 dana deposito dalam denominasi Rupiah

merupakan dana dalam mata uang Rupiah dan 16,2% dari

berkontribusi 91,1% terhadap total deposito, sedangkan

total merupakan dana dalam mata uang asing.

dana deposito dalam denominasi valuta asing berkontribusi


8,9% terhadap total.

Dana tabungan mengalami kenaikan sebesar 6,8% atau


Rp 15,6 triliun menjadi Rp 244,6 triliun di tahun 2015 dari

Periode jatuh tempo deposito adalah deposito jangka waktu

posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 229,0 triliun.

1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 12 bulan. Pada akhir tahun

Tabungan dalam denominasi Rupiah berkontribusi 94,1%

2015, sebagian besar dana deposito BCA adalah berjangka

dari total tabungan, sedangkan 5,9% sisanya adalah

waktu 1 bulan dengan total outstanding sebesar Rp 96,8

tabungan denominasi valuta asing.

triliun atau 85,3% dari total keseluruhan deposito. Sedangkan


deposito dalam jangka waktu 3 bulan sebesar Rp 9,8 triliun

Kenaikan volume giro dan tabungan merupakan salah satu

atau 8,6%, deposito 6 bulan sebesar Rp 3,1 triliun atau 2,7%

bukti keunggulan layanan transaksi perbankan BCA. BCA

serta deposito 12 bulan sebesar Rp 3,8 triliun atau 3,4% dari

akan terus melakukan inovasi-inovasi dalam meningkatkan

total keseluruhan dana deposito pada akhir tahun 2015.

dan menyempurnakan kualitas layanan perbankan guna


memberikan kenyamanan bagi nasabah.

Berdasarkan nilai dana deposito Rupiah, sebagian besar


atau sebesar 66,1% dari total deposito Rupiah memiliki

Deposito

nominal dibawah Rp 2 miliar. Sementara itu, sebesar 33,9%

Pada tahun 2015, dana deposito BCA tercatat sebesar

merupakan deposito dengan nominal di atas Rp 2 miliar.

Rp 113,4 triliun, tumbuh 1,7% dari tahun 2014. Pada

Nilai maksimum deposito yang dijamin oleh Lembaga

tahun 2015 BCA tidak berkompetisi secara ketat untuk

Penjamin Simpanan adalah Rp 2 miliar. Dengan demikian,

meningkatkan dana deposito dengan pertimbangan kondisi

BCA memiliki struktur pendanaan yang terdiversifikasi

likuiditas BCA yang masih memadai. Sepanjang tahun, BCA

dengan tingkat risiko konsentrasi yang minimum.

secara bertahap menurunkan tingkat suku bunga deposito


yang mendorong penurunan biaya bunga (cost of funds)
secara keseluruhan.

Komposisi Dana Pihak Ketiga


51,6%

51,1%

2015

2014

24,5%

Rp 473.666 miliar
Giro

PT Bank Central Asia Tbk

Rp 447.906 miliar
Tabungan

210
Laporan Tahunan 2015

24,9%

24,0%

23,9%

Deposito

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Kemampuan Membayar Hutang

Total

Dengan didukung posisi keuangan yang sehat, sepanjang

2015 tercatat sebesar Rp 504,8 triliun naik 5,7% atau

tahun 2015 BCA dan entitas-entitas anaknya mampu

Rp 27,4 triliun dari posisi 31 Desember 2014 yang sebesar

memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya sepanjang

Rp 477,4 triliun. Dana pihak ketiga berkontribusi sebesar

tahun

tidak

93,8% terhadap total liabilitas. Sementara itu, Simpanan

menerbitkan obligasi ataupun surat berharga lainnya.

dari Bank-bank Lain, Utang Akseptasi, Efek-efek Utang yang

Sebagian besar pembayaran atas kewajiban finansial BCA

Diterbitkan dan Pinjaman yang Diterima tercatat sebesar

merupakan pembayaran bunga atas penghimpunan dana

Rp 13,1 triliun di tahun 2015 menurun 6,7% dari tahun

pihak ketiga.

sebelumnya.

2015.

BCA

sebagai

perusahaan

induk,

kewajiban

(liabilitas)

BCA

per

31

Desember

Rincian Liabilitas (dalam miliar Rupiah)


Total Aset

2015

2014

594.373

553.156

Liabilitas
Dana Pihak Ketiga

473.666

447.906

Giro

115.653

107.419

Tabungan

244.608

228.993

Deposito

113.405

111.494

Simpanan dari Bank-Bank Lain

4.156

3.754

Utang Akseptasi

4.375

4.698

Efek-efek Utang yang Diterbitkan

2.821

2.504

Pinjaman yang Diterima


Kewajiban Lainnya
Total Liabilitas
Total Ekuitas

1.743

3.081

17.987

15.487

504.748

477.430

89.625

75.726

563,2%

630,5%

84,9%

86,3%

570,4%

635,8%

85,1%

86,4%

Konsolidasi
Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas
Rasio Liabilitas Terhadap Aset
Tidak Konsolidasi
Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas
Rasio Liabilitas Terhadap Aset

Kemampuan membayar hutang meningkat pada tahun

Secara konsolidasi, Efek-efek Utang yang Diterbitkan tercatat

2015, tercermin dari perbaikan rasio Liabilitas terhadap

sebesar Rp 2,8 triliun pada tahun 2015. Seluruh Efek-efek

Aset Maupun Ekuitas. Pada akhir tahun 2015 rasio Liabilitas

Utang yang Diterbitkan tersebut merupakan obligasi dan

terhadap Aset tercatat sebesar 84,9%, sedangkan pada

wesel bayar jangka menengah (medium term notes) yang

posisi tahun lalu adalah sebesar 86,3%. Sementara itu Rasio

diterbitkan oleh BCA Finance, entitas anak BCA yang bergerak

Liabilitas terhadap Ekuitas tercatat sebesar 563,2% pada

di bidang pembiayaan kendaraan bermotor roda empat. Per

akhir tahun 2015, membaik dari 630,5% pada akhir tahun

akhir tahun 2015 outstanding obligasi dan medium term notes

2014. Rasio Liabilitas terhadap Aset dan terhadap Ekuitas

yang diterbitkan oleh BCA Finance masing-masing tercatat

yang lebih rendah ini disebabkan karena pertumbuhan aset

sebesar Rp 2,4 triliun dan Rp 0,4 triliun. BCA Finance memiliki

dan ekuitas BCA yang lebih tinggi dibandingkan dengan

posisi keuangan yang kokoh tercermin dari rasio Liabilitas

pertumbuhan liabilitas pada tahun 2015.

terhadap Aset sebesar 67,9% dan rasio Liabilitas terhadap


Ekuitas sebesar 211,6%. Di akhir tahun 2015 obligasi BCA
Finance mendapat rating idAAA dari Pefindo dan AAA(idn)
dari Fitch Ratings Indonesia. Pada tahun 2015 BCA Finance
menawarkan obligasi dengan coupon rate berkisar antara
7,5% - 10,0% untuk kisaran tenor antara 1 - 5 tahun.

211
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas


(konsolidasi - dalam miliar Rupiah)

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Rasio Liabilitas terhadap Aset


(konsolidasi - dalam miliar Rupiah)

Total Liabilitas

Total Liabilitas

Total Ekuitas

Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas

Total Aset

630,5%

Rasio Liabilitas Terhadap Aset

86,3%

84,9%

563,2%
504.748

477.430

553.156
477.430

594.373
504.748

89.625

75.726

2014

2015

2014

2015

Ekuitas (dalam miliar Rupiah)

EKUITAS
Total ekuitas pada tahun 2015 tercatat Rp 89,6 triliun,

89.625

meningkat 18,4% dibandingkan posisi yang sama tahun

75.726

sebelumnya. Peningkatan ekuitas ini didukung dengan

62.332

pencapaian Laba Bersih pada tahun berjalan. Peningkatan


laba ditahan telah mendorong tingginya pertumbuhan

51.898
42.027

ekuitas, yang menyebabkan penurunan tingkat pengembalian


atas ekuitas (Return on Equity ROE).

2011

2012

2013

2014

2015

ARUS KAS
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode

Pada tahun 2015 BCA memiliki posisi Kas dan Setara Kas

langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam

sebesar Rp 118,7 triliun, meningkat Rp 44,2 triliun dari

kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk arus

Rp 74,5 triliun di tahun 2014. Komponen-komponen utama

kas yang lebih rinci dapat dilihat dalam Laporan Arus Kas

arus kas dijabarkan dalam uraian di bawah ini.

Konsolidasi pada Laporan Keuangan Konsolidasian yang


Diaudit halaman 413 414.

212
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Arus Kas (dalam miliar Rupiah)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi


Penerimaan pendapatan bunga dan syariah, provisi, dan komisi
Pembayaran beban bunga dan syariah, provisi, dan komisi

2015

2014

29.459

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

35.137

(5.678)

-16,2%

54.591

50.279

4.312

8,6%

(11.321)

(11.654)

333

2,9%

Pendapatan (beban) dari transaksi valuta asing - bersih

2.405

(813)

3.218

395,8%

(19.161)

(15.808)

(3.353)

-21,2%

25.775

14.767

11.008

74,5%

(39.703)

(34.316)

(5.387)

-15,7%

Simpanan dari nasabah

21.477

39.071

(17.594)

-45,0%

Lainnya

(4.604)

(6.389)

1.785

27,9%

18.936

(25.054)

43.990

175,6%

(60.322)

(49.082)

(11.240)

-22,9%

82.584

27.133

55.451

204,4%

Beban operasional lainnya


Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Kredit yang diberikan

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Pembelian efek-efek untuk tujuan investasi
Penerimaan dari efek-efek tujuan investasi yang jatuh tempo
selama tahun berjalan
Lainnya
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

(3.326)

(3.105)

(221)

-7,1%

(4.754)

(2.743)

(2.011)

-73,3%
-247,4%

(Penurunan) kenaikan pinjaman yang diterima

(1.338)

908

(2.246)

Pembayaran dividen kas

(3.772)

(3.082)

(690)

-22,4%

356

(569)

925

162,6%
494,6%

Lainnya
(Penurunan) / Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas

43.641

7.340

36.301

Kas dan Setara Kas, Awal Tahun

74.476

67.156

7.320

10,9%

544

(20)

564

2.820,0%

118.661

74.476

44.185

59,3%

Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing pada Kas dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas, Akhir Tahun

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas keluar dari aktivitas operasi terutama digunakan

Arus kas yang diperoleh (kas masuk) dari aktivitas operasi

untuk aktivitas penyaluran kredit; pembayaran beban

pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 29,5 triliun dibandingkan

bunga dan Syariah, provisi dan komisi; serta beban

tahun sebelumnya yang sebesar Rp 35,1 triliun. Secara garis

operasional lainnya. Pada tahun 2015 Bank mencatat

besar, perbedaan arus kas dari aktivitas operasi pada tahun

arus kas keluar untuk aktivitas penyaluran kredit sebesar

2015 dibandingkan dengan tahun 2014 adalah:

Rp 39,7 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang


sebesar Rp 34,3 triliun. Arus kas keluar yang digunakan

Arus kas masuk dari aktivitas operasi terutama berasal

untuk pembayaran beban bunga dan Syariah, provisi dan

dari pendapatan bunga dan Syariah, provisi dan komisi;

komisi tercatat sebesar Rp 11,3 triliun pada tahun 2015

penerimaan dari penjualan efek-efek yang dibeli dengan

relatif sama bila dibandingkan tahun sebelumnya yang

janji dijual kembali; serta penerimaan dari dana simpanan

sebesar Rp 11,7 triliun. Sedangkan arus kas keluar untuk

nasabah. Pada tahun 2015 Bank memperoleh kas masuk

pembayaran beban operasional lainnya tercatat sebesar

sebesar Rp 54,6 triliun yang berasal dari penerimaan

Rp 19,2 triliun pada tahun 2015 dibandingkan Rp 15,8

pendapatan bunga dan Syariah, provisi dan komisi

triliun pada tahun 2014.

dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 50,3


triliun.

Pada tahun 2015 terdapat arus kas masuk yang berasal


dari penjualan instrumen efek-efek yang dibeli dengan
janji dijual kembali sebesar Rp 25,8 triliun dibandingkan
tahun sebelumnya yang sebesar Rp 14,8 triliun.

Arus kas masuk yang diperoleh dari dana simpanan


nasabah pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp 21,5 triliun

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Arus kas masuk yang diperoleh dari aktivitas investasi selama
tahun 2015 tercatat sebesar Rp 18,9 triliun, sebaliknya pada
tahun 2014 BCA mencatat arus kas keluar yang digunakan
untuk aktivitas investasi sebesar Rp 25,1 triliun. Perubahan
arus kas masuk tersebut terutama berasal dari penerimaan
dari efek-efek tujuan investasi yang jatuh tempo selama
tahun berjalan sebesar Rp 82,6 triliun pada tahun 2015, naik
dibandingkan Rp 27,1 triliun pada tahun 2014.

dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp 39,1 triliun.

213
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Bank mencatat arus kas keluar pada pos pembelian efek-

Arus kas keluar tersebut terutama digunakan untuk

efek untuk tujuan investasi sebesar Rp 60,3 triliun pada

pembayaran dividen hasil usaha BCA pada tahun 2015

tahun 2015 dibandingkan Rp 49,1 triliun pada tahun 2014.

tercatat sebesar Rp 3,8 triliun dibandingkan tahun


sebelumnya yang sebesar Rp 3,1 triliun. Selain itu, pada

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

tahun 2015 terdapat arus kas keluar sebesar Rp 1,3 triliun

Arus kas keluar yang digunakan untuk aktivitas pendanaan

untuk pelunasan pinjaman yang diterima dari bank bank

pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp 4,8 triliun dibandingkan

lain, sebaliknya pada tahun 2014 BCA mencatat arus kas

tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,7 triliun.

masuk pada pos tersebut sebesar Rp 0,9 triliun.

RASIO KEUANGAN
Rasio Keuangan (tidak konsolidasi)
2015

2014

2013

2012

2011

18,7%

16,9%

15,7%

14,2%

12,7%

CAR Tier 1

17,8%

16,0%

14,8%

13,3%

11,6%

CAR Tier 2

0,9%

0,9%

0,9%

0,9%

1,1%

18,6%

21,2%

21,8%

24,0%

22,1%

Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non Produktif Bermasalah terhadap


Total Aset Produktif dan Aset Non Produktif

0,6%

0,5%

0,4%

0,3%

0,3%

Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif

0,7%

0,6%

0,5%

0,4%

0,4%

Permodalan
Rasio Kecukupan Modal (CAR)

Aset Tetap terhadap Modal


Aset Produktif

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Aset Keuangan terhadap


Aset Produktif
NPL - bruto
NPL - bersih

2,0%

1,6%

1,5%

1,2%

1,4%

0,7%

0,6%

0,4%

0,4%

0,5%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

0,2%

Rentabilitas
ROA

3,8%

3,9%

3,8%

3,6%

3,8%

ROE

21,9%

25,5%

28,2%

30,4%

33,5%

NIM

6,7%

6,5%

6,2%

5,6%

5,7%

Cost Efficiency Ratio

46,5%

44,2%

42,9%

46,4%

47,2%

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

63,2%

62,4%

61,5%

62,4%

60,9%

LFR

81,1%

76,8%

75,4%

68,6%

61,7%

Rasio Dana Murah (CASA terhadap Dana Pihak Ketiga)

76,1%

75,1%

78,9%

80,3%

77,0%

570,4%

635,8%

701,2%

763,9%

831,7%

85,1%

86,4%

87,5%

88,4%

89,3%

a. Pihak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

b. Pihak Tidak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

a. Pihak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

b. Pihak Tidak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

0,0%

a. GWM Utama Rupiah

7,5%

8,4%

8,3%

9,0%

9,9%

b. GWM Valuta Asing

9,1%

8,6%

8,5%

8,3%

8,5%

0,4%

0,6%

0,2%

0,9%

0,5%

Likuiditas

Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas


Rasio Liabilitas terhadap Aset
Kepatuhan
Persentase Pelanggaran BMPK

Persentase Pelampauan BMPK

Giro Wajib Minimum (GWM)

Posisi Devisa Neto (PDN)

214
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Solvabilitas dan Kolektabilitas

Rentabilitas

Rasio Kecukupan Modal

Tingkat Pengembalian atas Aset (ROA)

Pada tahun 2015, BCA terus memperkokoh posisi

Kenaikan pendapatan operasional pada tahun 2015

permodalan yang tercermin dalam rasio kecukupan

telah mendukung pertumbuhan laba yang positif sejalan

modal/kewajiban penyediaan modal minimum (Capital

dengan pertumbuhan aset. Oleh karena itu, BCA dapat

Adequacy Ratio - CAR) yang tercatat sebesar 18,7%,

menjaga rasio ROA sebesar 3,8% pada tahun 2015, relatif

meningkat 180 bps dari 16,9% pada tahun 2014. Adapun

sama dengan posisi tahun sebelumnya. Sementara itu

rasio CAR ini telah memperhitungkan risiko kredit, pasar

rata-rata ROA sektor perbankan Indonesia mengalami

dan operasional serta perubahan peraturan dimana

penurunan sebesar 60 bps dari 2,9% menjadi 2,3% pada

seluruh laba bersih tahun berjalan diperhitungkan

tahun 2015.

sebagai komponen Modal Inti. Pada tahun sebelumnya


hanya 50% dari laba bersih tahun berjalan yang dapat

Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (ROE)

diperhitungkan sebagai komponen Modal Inti.

Pada tahun 2015 rasio ROE tercatat sebesar 21,9%,


lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang sebesar

Sejalan dengan perubahan ketentuan dan meningkatnya

25,5%. Penurunan ROE tersebut sejalan dengan langkah

profitabilitas, modal inti Bank (tidak konsolidasi) tumbuh

strategis BCA dalam memperkuat posisi permodalan

30,0% mencapai Rp 83,7 triliun atau berkontribusi

untuk

95,2% terhadap total modal BCA pada akhir tahun 2015.

mempersiapkan penerapan regulasi Basel III di Indonesia.

Modal pelengkap meningkat 21,1% menjadi Rp 4,2

Dalam beberapa tahun terakhir BCA menyesuaikan

triliun atau berkontribusi sebesar 4,8% terhadap total

dividend payout ratio untuk memperkokoh permodalan.

mendukung

pengembangan

bisnis

dan

modal. Sedangkan secara konsolidasi, modal inti BCA


pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp 87,6 triliun dan

Marjin Bunga Bersih (NIM)

berkontribusi sebesar 95,3% terhadap total modal dan

Pada tahun 2015 rasio NIM BCA meningkat menjadi

modal pelengkap tercatat sebesar Rp 4,3 triliun atau

sebesar 6,7% dari 6,5% pada tahun 2014. Peningkatan

4,7% dari total modal BCA.

portofolio kredit serta penurunan cost of funds telah


mendukung posisi NIM yang lebih tinggi di tahun 2015.

Rasio Kredit Bermasalah (NPL)


Berkat disiplin dalam penerapan manajemen risiko dan

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan (BOPO)

prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, BCA dapat

Pada tahun 2015 rasio BOPO tercatat sebesar 63,2%

menjaga rasio NPL bruto pada level yang rendah sebesar

dibandingkan 62,4% pada tahun sebelumnya, didorong

0,7% pada akhir tahun 2015. Rasio NPL tersebut lebih baik

oleh kenaikan beban operasional sekaligus beban

dibandingkan rata-rata sektor perbankan yang sebesar

cadangan kerugian penurunan nilai. Sementara itu, cost

2,5%. Adapun rasio NPL bersih BCA pada akhir tahun

efficiency ratio tercatat sebesar 46,5%, dibandingkan

2015 adalah 0,2%. Meskipun berhasil menjaga rasio

tahun sebelumnya yang sebesar 44,2%.

NPL pada level yang rendah, BCA tetap mengantisipasi


akan adanya potensi peningkatan NPL di tengah situasi

Likuiditas

perekonomian

Secondary Reserves

yang

belum

sepenuhnya

kondusif.

Pada tahun 2015 BCA membentuk cadangan kredit

Pada

tahun

2015,

BCA

mempertahankan

posisi

bermasalah dalam jumlah yang signifikan sehingga rasio

likuiditas pada level yang sehat. Sumber pendanaan BCA

cadangan terhadap kredit bermasalah mencapai 322,2%

sebagian besar berupa dana CASA yang berkontribusi

pada akhir tahun 2015.

76,1% terhadap total dana pihak ketiga di tahun 2015.


Bank secara rutin memantau likuiditas dan melakukan
kajian rutin terhadap secondary reserves sebagai buffer
likuiditas. Secondary reserves tercatat sebesar Rp 67,5
triliun, atau 14,2% dari total dana pihak ketiga pada akhir
tahun 2015.

215
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Penempatan dana pada secondary reserves sebagian


besar

merupakan

penempatan

pada

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Indonesia, serta Sertifikat Bank Indonesia merupakan

instrumen-

sebagian besar dari secondary reserves Bank, yaitu sebesar

instrumen Bank Indonesia. Penempatan dana tersebut

89,6% dari total. Alokasi penempatan pada secondary

berupa penempatan jangka pendek yang berisiko rendah.

reserves mempertimbangkan entitas penerbit, tenor, yield

Secondary reserves BCA terdiri dari Penempatan pada

dan ketersediaan di pasar.

Bank Indonesia (Fasilitas Simpanan dan Term Deposit)


dan Bank-bank Lain; Efek-efek yang Dibeli dengan Janji

Secondary reserves tersebut dipandang cukup memadai

Dijual Kembali dengan Bank Indonesia; dan Sertifikat Bank

untuk mendukung likuiditas aktivitas perbankan BCA dalam

Indonesia. Term Deposit dan Fasilitas Simpanan Bank

berbagai skenario sesuai stress test yang dijalankan.

Secondary Reserves

2014

2015
miliar
Rupiah
**

Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali


***

Sertifikat Bank Indonesia

Komposisi

miliar
Rupiah

Naik / (turun)
miliar
Rupiah

Komposisi

Persentase

19.253

29,9%

(19.253)

N.A

11.214

16,6%

33.141

51,4%

(21.927)

-66,2%

Term Deposit Bank Indonesia

18.610

27,6%

2.168

3,4%

16.442

758,4%

Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI)

30.663

45,4%

6.071

9,4%

24.592

405,1%

Penempatan pada Bank lain


Total Secondary Reserves

6.986

10,4%

3.781

5,9%

3.205

84,8%

67.473

100,0%

64.414

100,0%

3.059

4,7%

Secara internal, BCA mendefinisikan penempatan pada instrumen-instrumen jangka pendek yang berisiko rendah sebagai Secondary Reserves Bank
**
Merupakan Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali dari Bank Indonesia dan tidak memperhitungkan dari bank-bank lain yang berjumlah Rp 0,5 triliun pada tahun 2015 dan
Rp 7,0 triliun pada tahun 2014
***
Untuk tujuan investasi tercatat sebesar Rp 9,7 triliun tahun 2015 dan Rp 31,6 triliun di tahun 2014. Sedangkan pada Aset Keuangan untuk Diperdagangkan sebesar
Rp 1,5 triliun pada tahun 2015 dan Rp 1,6 triliun pada tahun 2014
*

Rasio Kredit terhadap Pendanaan (LFR)


PENCAPAIAN TARGET TAHUN 2015

Pada tahun 2015, regulator menerapkan perhitungan rasio


LFR yang merupakan penyempurnaan dari perhitungan

Perekonomian Indonesia dan industri perbankan Indonesia

rasio LDR. Adapun rasio LFR memperhitungkan juga

menghadapi tantangan tantangan yang tidak mudah di tahun

surat berharga dalam Rupiah dan valuta asing yang

2015. Profitabilitas industri perbankan Indonesia mengalami

memenuhi ketentuan yang diterbitkan suatu Bank. BCA

tekanan sebagai dampak dari perlambatan pertumbuhan aset

secara perusahaan induk tidak memiliki surat berharga

produktif dan dana pihak ketiga, serta penurunan kualitas kredit.

yang diterbitkan, oleh karena itu rasio LFR BCA sama

Meskipun demikian, BCA berhasil mencatat pertumbuhan Laba

dengan rasio LDR. Per 31 Desember 2015 rasio LFR

Bersih sebesar 9,3% menjadi Rp 18,0 triliun di tahun 2015, dan

atau LDR BCA tercatat 81,1%, lebih rendah dibandingkan

menghasilkan Return on Asset dan Return on Equity yang lebih

rata-rata LDR sektor perbankan yang sebesar 92,1%.

tinggi dari perkiraan.

Kedepannya BCA akan senantiasa berupaya menjaga


keseimbangan optimal antara posisi likuiditas dan

Pencapaian kinerja keuangan BCA

pertumbuhan kredit Bank.

keberhasilan

dalam

menjaga

sejalan dengan

kualitas

kredit

dan

mempertahankan kinerja bisnis intinya pada tahun 2015.


Perbankan transaksi BCA kembali dapat mempertahankan
pendanaan yang berkelanjutan dari rekening transaksional
dan memelihara likuiditas BCA secara kokoh. Hal ini
memungkinkan BCA untuk menurunkan tingkat suku bunga
maksimum deposito secara bertahap pada tahun 2015,
sehingga dapat menurunkan cost of funds.

216
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Ditopang oleh pertumbuhan kredit dan penurunan cost of


funds, pendapatan bunga bersih BCA tumbuh cukup baik

Data Perusahaan

STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN


ATAS STRUKTUR MODAL

pada level 12,0% menjadi Rp 35,9 triliun pada tahun 2015.


Sementara itu, BCA berupaya meningkatkan pendapatan

Kebijakan Permodalan

operasional selain bunga baik dari provisi dan komisi

Kebijakan pengelolaan modal bertujuan untuk memastikan

(fee-based income) perbankan transaksi maupun dari

bahwa BCA memiliki modal yang kuat dalam mendukung

aktivitas tresuri pada semester II 2015. Untuk menopang

strategi pengembangan usaha Bank saat ini dan memastikan

profitabilitas lebih lanjut, upayaupaya efisiensi terus

pertumbuhan yang berkelanjutan di masa mendatang.

dilakukan dalam menekan kenaikan biaya operasional,

Kebijakan

namun BCA tetap berkomitmen untuk terus melakukan

persyaratan permodalan yang ditentukan oleh regulator.

ini

juga

disusun

dengan

memperhatikan

berbagai investasi jaringan maupun teknologi informasi


yang merupakan bagian signifikan dari keseluruhan biaya

BCA memiliki rencana permodalan yang disusun oleh

operasional. Faktor pelemahan nilai tukar Rupiah juga turut

Direksi sebagai bagian dari Rencana Bisnis Bank dan

berkontribusi atas kenaikan biaya-biaya pengadaan jaringan

disetujui oleh Dewan Komisaris. Perencanaan ini diharapkan

elektronik maupun software yang berhubungan erat dengan

dapat memastikan tersedianya modal yang memadai dan

pergerakan mata uang US Dollar. Secara keseluruhan, BCA

terciptanya struktur permodalan yang sehat. Pengelolaan

dapat mengendalikan rasio efisiensi biaya (cost efficiency

permodalan BCA juga memperhatikan pengembangan

ratio) pada level 46,5% di tahun 2015, dibandingkan dengan

bisnis para entitas anak serta kebutuhan modal saat ini dan

44,2% di tahun 2014.

perkiraan ke depannya.

Menutup tahun 2015, BCA membukukan kredit sebesar


Rp 387,6 triliun, meningkat 11,9% berada pada kisaran target

BCA berupaya untuk terus memperkokoh permodalan Tier I

pertumbuhan sebesar 10%-12%. Sedangkan dana pihak

sebagai salah satu langkah persiapan diterapkannya Basel

ketiga tumbuh menjadi Rp 473,7 triliun, naik sebesar 5,8%

III. Pada tahun 2015, seluruh kebutuhan permodalan BCA

pada tahun 2015, di bawah target kisaran pertumbuhan

dapat terpenuhi dari pertumbuhan modal secara organik

dana pihak ketiga yang sebesar 8%-11%. Sejalan dengan

dengan didukung oleh profitabilitas Bank yang sehat.

melonggarnya likuiditas perbankan Indonesia dan upaya


BCA untuk menyeimbangkan profitabilitas, BCA tidak

Kecukupan Permodalan dan Kebijakan Dividen

berkompetisi secara agresif dalam penghimpunan dana

Secara konsolidasi BCA memiliki tingkat permodalan yang

deposito, sehingga total dana pihak ketiga lebih rendah dari

memadai sebesar 19,0% dan diatas persyaratan minimum

anggaran awal. Secara keseluruhan, posisi keuangan BCA

sesuai profil risiko yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,

terjaga dengan baik. BCA membukukan tingkat NPL yang

sehingga sangat memadai untuk mendukung rencana

rendah sebesar 0,7%. Rasio Loan to Funding Ratio (LFR)

ekspansi usaha Bank yang diimbangi dengan kemampuan

terjaga pada posisi yang sehat sebesar 81,1%, berada pada

dalam mengantisipasi seluruh risiko yang dihadapi.

kisaran bawah rasio yang direkomendasikan oleh regulator.


Sementara itu, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, BCA secara

Ratio CAR) mencapai 18,7%, lebih tinggi dari persyaratan

konsolidasi telah melakukan stress test untuk risiko kredit,

minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, serta siap

risiko pasar serta risiko likuiditas. Hasil stress test tersebut

menyambut potensi revisi regulatory benchmark berdasarkan

menunjukkan bahwa posisi permodalan BCA masih dapat

perkembangan metode perhitungan BASEL.

menutup kerugian yang ditimbulkan dari potensi risikorisiko yang dihadapi Bank maupun seluruh perusahaan anak
dengan sangat memadai.

217
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Dalam mengelola permodalan, BCA secara cemat menyusun

Pada tahun 2015, BCA dan para pemegang saham lainnya

kebijakan dividen tahunan yang berimbang dimana dividend

memberikan pinjaman subordinasi kepada BCA Sekuritas

payout ratio ditentukan berdasarkan pencapaian profitabilitas

sebesar Rp 150 miliar secara keseluruhan, dimana porsi BCA

dan kebutuhan permodalan Bank serta mempertimbangkan

adalah sebesar Rp 112,5 miliar. Selanjutnya, dana tersebut

kepentingan pemegang saham.

digunakan oleh BCA Sekuritas untuk melakukan penyertaan


modal kepada PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life); guna

Dalam beberapa tahun terakhir BCA secara bertahap telah

mendukung pengembangan bisnis serta memperkuat tingkat

menyesuaikan dividend payout ratio untuk memperkuat

solvabilitas (persyaratan Risk Based Capital - RBC) BCA Life agar

permodalan,

aktivitas

sesuai dengan ketentuan Pemerintah. Pinjaman subordinasi ini

perkreditan dan lini lini bisnis baru serta untuk membentuk

telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan

permodalan dalam mempersiapkan penerapan Basel III.

(OJK) pada tanggal 20 Maret 2015.

Sehubungan

terakhir,

BCA bersama BCA Finance telah melakukan penambahan

berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham tanggal

modal kepada PT Asuransi Umum BCA (BCA Insurance)

9 April 2015, para pemegang saham menyetujui pemberian

sebesar Rp 150 miliar secara keseluruhan (porsi BCA Rp 112,5

dividen tunai sebesar Rp 3,6 triliun atau Rp 148 per saham

miliar dan porsi BCA Finance Rp 37,5 miliar). Dana tersebut

(dibayarkan melalui dividen interim sebesar Rp 50 per saham

digunakan untuk pengembangan usaha, memperkuat modal

pada 23 Desember 2014 dan dividen final sebesar Rp 98 per

dan memperkuat tingkat solvabilitas BCA Insurance agar tetap

saham yang dibayarkan pada 13 Mei 2015). Pembagian

berada pada level yang sehat. Penambahan modal ini telah

dividen ini setara dengan dividend payout ratio sebesar

mendapatkan persetujuan dari OJK pada tanggal 26 Juni 2015.

terutama

dengan

dalam

mendukung

pembagian

dividen

22,1% yang dibayarkan dari laba bersih tahun 2014. BCA


mendistribusikan sebagian porsi laba bersih tahun 2015

Selain itu, BCA juga melakukan penambahan modal sebesar

dalam bentuk dividen interim sebesar Rp 55 per saham yang

Rp 400 miliar kepada BCA Syariah, yang digunakan untuk

telah dibayarkan pada 9 Desember 2015.

memperkuat modal BCA Syariah agar dapat masuk ke dalam


kategori Bank BUKU II dengan modal di atas Rp 1 triliun sehingga

Dividend Payout Ratio

memiliki landasan yang lebih kuat untuk mengembangkan


produkproduk yang diijinkan sebagai bank syariah BUKU II.

32,3%

Penambahan modal dan pinjaman subordinasi yang telah


25,6%

24,0%

dilakukan oleh BCA selama tahun 2015, diharapkan mampu


20,8%

22,1%

meningkatkan pengembangan bisnis pada anak-anak usaha,


sehingga memungkinkan BCA beserta anak-anak usaha
untuk menyediakan produk dan layanan keuangan secara
komprehensif sesuai dengan kebutuhan nasabah, sekaligus
berkontribusi bagi profitabilitas BCA.

2011

2012

2013

2014

2015

Posisi Permodalan BCA


Pada tahun 2015 rasio kecukupan modal (Capital Adequacy
Ratio CAR) BCA secara perusahaan induk mencapai 18,7%,

Kebutuhan Permodalan Anak-anak Usaha

meningkat 180 bps dibandingkan tahun sebelumnya yang

Tingkat kebutuhan permodalan anak anak usaha BCA saat

sebesar 16,9%, sedangkan rasio CAR secara konsolidasi

ini relatif belum signifikan dibandingkan posisi permodalan

tercatat sebesar 19,0%.

BCA. Bisnis anak anak usaha diproyeksikan untuk tumbuh


secara bertahap, memungkinkan Bank untuk memantau

Pada akhir tahun 2015 modal inti Bank secara perusahaan

risiko secara periodik dan untuk memenuhi setiap kebutuhan

induk mencapai Rp 83,7 triliun, atau 95,2% dari total modal BCA,

permodalan anak anak usaha.

sedangkan modal pelengkap tercatat sebesar Rp 4,2 triliun atau


4,8% dari total modal BCA.

218
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Komponen Modal (tidak konsolidasi - dalam miliar Rupiah)


2015

2014

Modal Tier 1

83.684

64.370

Modal Tier 2

4.203

3.470

87.887

67.840

407.554

349.021

62.779

52.930

909

507

Risiko Kredit dan Pasar

21,5%

19,4%

Risiko Kredit dan Operasional

18,7%

16,9%

Risiko Kredit, Operasional dan Pasar

18,7%

16,9%

Modal

Total Modal
Aset Tertimbang Menurut Risiko :
Risiko Kredit
Risiko Operasional
Risiko Pasar
Rasio Kecukupan Modal :

INFORMASI MATERIAL MENGENAI INVESTASI, EKSPANSI, DIVESTASI DAN AKUISISI


Selama tahun 2015, tidak terdapat transaksi atau aktivitas material yang terkait investasi, ekspansi, divestasi, maupun akuisisi.

INFORMASI MENGENAI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN


Selama tahun 2015, tidak terdapat transaksi yang dilakukan oleh BCA yang dapat dikategorikan sebagai transaksi yang
mengandung benturan kepentingan.
Adapun pada tahun 2015, Bank melakukan beberapa transaksi dengan pihak berelasi (pihak yang memiliki hubungan
kepemilikan dan/atau kepengurusan), antara lain berupa penyaluran kredit dan penghimpunan dana dari nasabah.

Perincian Saldo dan Transaksi yang Signifikan dengan Pihak Berelasi (tidak konsolidasi)
2014

2015
miliar
Rupiah

Persentase dari
jumlah akun
yang bersangkutan

miliar
Rupiah

Persentase dari
jumlah akun
yang bersangkutan

Kredit yang diberikan*

948

Aset lain-lain**

267

0,24%

554

0,16%

3,10%

280

3,93%

1.227

0,26%

1.120

0,25%

Aset

Liabilitas
Simpanan dari nasabah
Komitmen dan Kontijensi
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan

196

0,14%

586

0,47%

Fasilitas Letter of Credit yang diberikan kepada nasabah

0,06%

57

0,79%

54

0,47%

50

0,47%

Pendapatan bunga dan syariah

32

0,07%

34

0,08%

Beban bunga dan syariah

19

0,17%

22

0,19%

Beban sewa

13

0,93%

13

1,04%

166

87,94%

141

100,00%

Bank garansi yang diterbitkan kepada nasabah


Laba Rugi

Iuran dana pensiun


*

Sebelum cadangan kerugian penurunan nilai


Merupakan pembayaran sewa yang dibayar dimuka dan uang jaminan sewa kepada PT Grand Indonesia

**

Adapun rincian dari jumlah dan jenis transaksi serta sifat dari hubungan dengan pihak terkait dapat dilihat pada Laporan
Keuangan Konsolidasi yang telah diaudit pada Catatan No. 41.

219
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pada tahun 2015, BCA melakukan penambahan modal di

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

BCA melakukan penambahan modal sebesar Rp 400

tiga perusahaan anak:

miliar kepada BCA Syariah, yang digunakan untuk

BCA dan para pemegang saham lainnya memberikan

memperkuat modal BCA Syariah agar dapat masuk ke

pinjaman subordinasi kepada BCA Sekuritas sebesar

dalam kategori Bank BUKU II dengan modal di atas Rp 1

Rp 150 miliar secara keseluruhan, dimana porsi BCA

triliun sehingga memiliki landasan yang lebih kuat untuk

adalah sebesar Rp 112,5 miliar. Selanjutnya, dana

mengembangkan produk-produk yang diizinkan sebagai

tersebut digunakan oleh BCA Sekuritas untuk melakukan

bank syariah BUKU II.

penyertaan modal kepada BCA Life; guna mendukung


pengembangan

bisnis

serta

memperkuat

tingkat

solvabilitas (persyaratan Risk Based Capital - RBC) BCA


Life agar sesuai dengan ketentuan Pemerintah. Pinjaman
subordinasi ini telah mendapatkan persetujuan dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 20 Maret
2015.

PEMBERIAN PENYEDIAAN DANA, KOMITMEN


MAUPUN
FASILITAS
LAIN
YANG
DAPAT
DIPERSAMAKAN DENGAN ITU DARI SETIAP
PERUSAHAAN ATAU BADAN HUKUM YANG BERADA
DALAM SATU KELOMPOK USAHA DENGAN BANK
KEPADA DEBITUR YANG TELAH MEMPEROLEH
PENYEDIAAN DANA DARI BANK

BCA bersama BCA Finance telah melakukan penambahan

Fasilitas kredit gabungan yang disediakan oleh Bank dan

modal kepada BCA Insurance sebesar Rp 150 miliar

entitas anak kepada debitur atau grup debitur tercatat sebesar

secara keseluruhan (porsi BCA Rp 112,5 miliar dan porsi

Rp 139,2 triliun atau 35,9% dari total outstanding kredit Bank

BCA Finance Rp 37,5 miliar). Dana tersebut digunakan

per 31 Desember 2015. NPL dari portofolio kredit tersebut

untuk pengembangan usaha, memperkuat modal dan

adalah sebesar 1,0% pada Desember 2015. Sebagian besar

memperkuat tingkat solvabilitas BCA Insurance agar

fasilitas kredit gabungan adalah pinjaman dari Bank dan

tetap berada pada level yang sehat. Penambahan modal

entitas anak yang bergerak di pembiayaan kendaraan roda

ini telah mendapatkan persetujuan dari OJK pada tanggal

empat, BCA Finance, untuk debitur yang sama.

26 Juni 2015.
Fasilitas Kredit Gabungan yang disediakan oleh Bank dan Entitas Anak (dalam miliar Rupiah, kecuali jumlah debitur)
Fasilitas pada Entitas Anak

Jumlah
Debitur

BCA Finance

BCA Finance
Limited

BCA Syariah

Central Santosa
Finance

Lancar

825.256

2.559

166

927

Dalam Perhatian Khusus

119.103

97

Kurang Lancar

5.376

Diragukan

6.494

13.865
970.094

Kolektabilitas

Macet
Total

Fasilitas
pada BCA

Total
Eksposur

697

129.179

133.528

149

3.953

4.199

94

105

99

110

14

41

18

1.144

1.225

2.676

207

935

880

134.469

139.167

DAMPAK PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN

PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013, bank diwajibkan untuk

Sampai dengan akhir tahun 2015, terdapat peraturan-

dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019. Pada tahun

peraturan baru yang telah terbit dan dapat memberikan

2015, bank wajib memenuhi:

pengaruh terhadap kegiatan usaha Bank dan Entitas Anak.

Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,5% dari

Mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) baik secara

memenuhi penyediaan modal minimum secara bertahap

individual maupun konsolidasi.

220
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,0% dari Aktvita

sejak tahun 2018. Batasan minimum pembiayaan UMKM

Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) baik secara individual

ini dilakukan secara bertahap yaitu minimum 5% pada tahun

maupun konsolidasi.

2015, 10% pada tahun 2016 dan 15% pada tahun 2017
dan 20% pada tahun 2018 dan seterusnya. Sesuai dengan

BCA telah memenuhi peraturan tersebut, dimana per 31

ketentuan Bank Indonesia tersebut, pada 31 Desember 2015,

Desember 2015 rasio modal inti tercatat sebesar 17,8%

portofolio kredit UMKM BCA (yang berdasarkan definisi Bank

(Perusahaan Induk) dan 18,1% (Konsolidasi) terhadap ATMR.

Indonesia) tercatat sebesar Rp 46,6 triliun, atau 12,0% dari

Seluruh modal inti BCA merupakan modal inti utama dan

total portofolio kredit BCA.

mengingat BCA tidak memiliki modal inti tambahan.


Informasi lebih detail mengenai peraturan-peraturan Baru
Dalam rangka pengawasan terintegrasi, pada tahun 2014

tersebut dapat dilihat pada catatan laporan keuangan BCA

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan peraturan

2015 No. 45 halaman 544-548.

untuk memperkuat pengawasan suatu kelompok usaha


secara terintegrasi yang tercantum pada POJK No. 17/

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

POJK.03/2014 dan POJK No. 18/POJK.03/2014 pada 18


November 2014. Peraturan tersebut meliputi Manajemen

Standar, perubahan, dan interpretasi akuntansi yang

Risiko Terintegrasi dan Penerapan Tata Kelola Terintegrasi

berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015

Bagi Konglomerasi Keuangan yang diterapkan secara

Berikut ini adalah standar, perubahan, dan interpretasi

bertahap dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.

akuntasi yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015


dan mempunyai pengaruh terhadap laporan keuangan

Pada tahun 2015, BCA telah membentuk Komite Tata Kelola

konsolidasian Bank dan Entitas Anak:

Terintegrasi, yang membantu Dewan Komisaris dalam


mengevaluasi penerapan Tata Kelola Perusahaan antara
lain melalui penilaian kecukupan pengendalian internal dan

a. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1


(Revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan

pelaksanaan fungsi kepatuhan di BCA maupun anak-anak

b. PSAK No. 4 (Revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri

usaha Bank secara terintegrasi. Selain itu BCA juga telah

c. PSAK No. 15 (Revisi 2013), Investasi pada Entitas

membentuk Komite Manajemen Risiko Terintegrasi, yang

Asosiasi dan Ventura Bersama

membantu Direksi untuk memastikan bahwa kerangka kerja

d. PSAK No. 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja

manajemen risiko telah memberikan perlindungan yang

e. PSAK No. 46 (Revisi 2014), Pajak Penghasilan

memadai terhadap seluruh risiko Bank dan entitas anak

f. PSAK No. 48 (Revisi 2014), Penurunan Nilai Aset

secara terintegrasi.

g. PSAK No. 50 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan:


Penyajian

Merespon

peraturan

OJK

mengenai

Layanan

Bank

Nirkantor (branchless banking) sesuai Peraturan OJK No.


19/POJK.03/2014 mengenai Layanan Keuangan Tanpa
Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai), pada

h. PSAK No. 55 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan:


Pengakuan dan Pengukuran
i. PSAK No. 60 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan:
Pengungkapan

tahun 2014 BCA telah meluncurkan layanan Laku, suatu

j. PSAK No. 65, Laporan Keuangan Konsolidasian

produk tabungan tanpa biaya administrasi, dan Duitt, uang

k. PSAK No. 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas

elektronik yang menggunakan nomor telepon genggam


sebagai bukti kepemilikan yang dapat diakses melalui agen

Lain
l. PSAK No. 68, Pengukuran Nilai Wajar

independen ataupun Short-Message-Service (SMS).


Bank dan Entitas Anak telah menganalisis penerapan standar
Bank Indonesia pada tahun 2012 menerbitkan peraturan

dan interpretasi akuntansi tersebut di atas dan penerapan

mengenai partisipasi bank dalam pemberian kredit atau

tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pembiayaan dalam rangka pengembangan Usaha Mikro, Kecil

laporan keuangan konsolidasian kecuali yang dijelaskan

dan Menengah (UMKM). Jumlah Kredit UMKM ditetapkan

lebih lanjut pada catatan laporan keuangan BCA 2015 No.

paling rendah 20% terhadap total Kredit atau Pembiayaan

2.d.1 halaman 425-428.

221
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Standar akuntansi yang diterbitkan tetapi belum berlaku

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

o. PSAK 67 (Revisi 2015), Pengungkapan Kepentingan

efektif

Dalam Entitas Lain

Beberapa perubahan standar dan interpretasi akuntansi

p. PSAK 68 (Revisi 2015), Pengukuran Nilai Wajar

telah terbit tetapi belum berlaku efektif untuk tahun

q. ISAK 30 (Revisi 2015), Pungutan

berakhir 31 Desember 2015, dan belum diterapkan dalam

r. ISAK 31 (Revisi 2015), Interpretasi atas Ruang Lingkup

penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini. PSAK dan

PSAK 13: Properti Investasi

ISAK (Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan) berikut ini,


yang akan berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2016 dan

Pada tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian

1 Januari 2017, mungkin memiliki pengaruh signifikan atas

ini, Bank dan Entitas Anak belum menentukan dampak dari

laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak di

pengaruh retrospektif, jika ada, atas penerapan standar ini

masa yang akan datang, dan akan membutuhkan penerapan

terhadap posisi keuangan dan hasil operasi konsolidasian

secara retrospektif sebagaimana diatur dalam PSAK No. 25,

Bank dan Entitas Anak.

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan

SUKU BUNGA DASAR KREDIT (SBDK)

Kesalahan:
a. PSAK 1 (Revisi 2015), Penyajian Laporan Keuangan
b. PSAK 4 (Revisi 2015), Laporan Keuangan Tersendiri

Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/50/

c. PSAK 5 (Revisi 2015), Segmen Operasi

PBI/2005 mengenai Transparansi Kondisi Keuangan Bank,

d. PSAK 7 (Revisi 2015), Pengungkapan Pihak-pihak

BCA telah menerapkan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit


(SBDK) kepada masyarakat dengan mempublikasikannya

Berelasi
e. PSAK 13 (Revisi 2015), Properti Investasi

pada website, koran, dan laporan tahunan. Publikasi SBDK

f. PSAK 15 (Revisi 2015), Investasi Pada Entitas Asosiasi

meningkatkan tata kelola perusahaan dan mendorong


persaingan yang sehat dalam industri perbankan.

dan Ventura Bersama


g. PSAK 16 (Revisi 2015), Aset Tetap
h. PSAK 19 (Revisi 2015), Aset Tak Berwujud

Perhitungan SBDK berdasarkan pada tiga komponen yaitu:

i. PSAK 22 (Revisi 2015), Kombinasi Bisnis

Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK); biaya overhead yang

j. PSAK 24 (Revisi 2015), Imbalan Kerja

dikeluarkan Bank dalam proses pemberian kredit; dan marjin

k. PSAK 25 (Revisi 2015), Kebijakan Akuntansi, Perubahan

keuntungan (profit margin) yang ditetapkan untuk aktivitas

Estimasi Akuntansi dan Kesalahan

perkreditan. Berikut adalah informasi SBDK per triwulan

l. PSAK 53 (Revisi 2015), Pembayaran Berbasis Saham

yang telah ditetapkan oleh BCA pada tahun 2015. SBDK

m. PSAK 65 (Revisi 2015), Laporan Keuangan Konsolidasian

BCA relatif stabil pada tahun 2015 dimana perubahan SBDK

n. PSAK 66 (Revisi 2015), Pengaturan Bersama

hanya terjadi pada Maret 2015.

Informasi detail mengenai perubahan SBDK tersedia di cabang dan dapat diakses melalui website BCA di www.bca.co.id serta
dipublikasikan pada surat kabar harian nasional.
Suku Bunga Dasar Kredit per Akhir Triwulan (efektif % p.a)
Suku Bunga Dasar Kredit Rupiah Berdasarkan Segmen Kredit
Akhir Periode

Kredit Konsumsi

Kredit
Korporasi

Kredit
Retail

KPR

Non KPR

Triwulan IV - 2014

10,50

11,75

10,50

8,71

Triwulan I - 2015

10,25

11,50

10,25

8,63

Triwulan II - 2015

10,25

11,50

10,25

8,63

Triwulan III - 2015

10,25

11,50

10,25

8,63

Triwulan IV - 2015

10,25

11,50

10,25

8,63

Keterangan:
a. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang akan dikenakan oleh Bank kepada nasabah. SBDK belum memperhitungkan komponen
estimasi premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian Bank terhadap risiko masing-masing debitur atau kelompok debitur. Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang
dikenakan kepada debitur belum tentu samadengan SBDK.
b Dalam Kredit Konsumsi non KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) tidak termasuk penyaluran dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA).
c. SBDK Kredit Konsumsi non KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) merupakan SBDK untuk Kredit Kendaraan Bermotor yang diberikan kepada nasabah melalui skema Join Financing dengan
PT. BCA Finance.
d. SBDK untuk segmen Kredit Konsumsi KPR merupakan suku bunga variabel (floating).

222
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

IKATAN MATERIAL ATAS BARANG MODAL DAN


REALISASI DI TAHUN 2014 DAN 2015

Data Perusahaan

Dengan investasi barang modal yang dilakukan sepanjang


tahun 2015, total aset tetap bruto yang dimiliki oleh BCA
menjadi sebesar Rp 16,8 triliun pada akhir tahun 2015,

Pada tahun 2015 BCA melakukan investasi barang modal

meningkat 13,8% dibandingkan Rp 14,7 triliun pada akhir

sebesar Rp 2,5 triliun. Dalam investasi barang modal

tahun 2014.

tersebut, Bank melakukan perikatan dengan para vendor,


diantaranya dalam hal:

Perluasan distribusi jaringan cabang, ATM dan EDC.

Pengembangan

Kedepannya, BCA berkomitmen untuk terus berinvestasi

infrastruktur

teknologi

mengembangkan jaringan usaha dan memanfaatkan

informasi

perkembangan teknologi untuk menjaga keunggulannya

termasuk pembelian hardware dan software untuk

dalam perbankan transaksi dengan memberikan layanan

kebutuhan mainframe, pembelian license, upgrade pada

yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan nasabah yang

firewall dan peningkatan storage.

semakin beragam.

Penambahan perlengkapan dan peralatan kantor lainnya


untuk kebutuhan operasional jaringan cabang BCA.

Investasi Belanja Barang Modal (dalam miliar Rupiah)


2015

2014

Tanah

326

Bangunan
Perlengkapan dan peralatan kantor
Kendaraan bermotor
Aset dalam penyelesaian
Aset sewa guna usaha
Total

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

115

211

183,5%

136

79

57

72,2%

1.283

1.453

(170)

-11,7%

(2)

-22,2%

778

1.023

(245)

-23,9%

32

(28)

-87,5%

2.534

2.711

(177)

-6,5%

INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN
Tidak terdapat peristiwa penting, informasi atau fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.

223
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PER SEGMEN USAHA

Komposisi Dana Pihak Ketiga dan Beban Bunga - per 31 Desember 2015
Komposisi Dana Pihak Ketiga

Rincian Beban Bunga

23,9%
Deposito

24,5%
Giro

9,5%
Giro

13,9%
Lainnya

20,9%
Tabungan

CASA
Rp 360,3 triliun
76,1%

55,7%
Deposito

51,6%
Tabungan

Rp 473,7 triliun

Rp 11,2 triliun

Komposisi Aset Produktif, Kredit dan Pendapatan Bunga - per 31 Desember 2015
Komposisi Aset Produktif
9,9%
Efek-efek

Komposisi Kredit
(tidak konsolidasi)

10,7%
Penempatan pada
Bank Indonesia dan
Bank Lainnya

36,4%
Korporasi

Kontribusi Pendapatan Bunga

25,9%
Konsumer

12,0%
Efek-efek

78,0%
Kredit

6,1%
Pembiayaan Konsumen
& Investasi Sewa
Pembiayaaan
2,0%
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank lainnya

5,9%
Lainnya

1,9%
Lainnya
0,6%
Karyawan

73,5%
Kredit

23,5%
Komersial

13,6%
UKM

Rp 527,4 triliun

Kualitas Kredit

Rp 388,0 triliun

Rp 47,1 triliun

Total Rasio NPL


0,7%

Rasio NPL berdasarkan Segmen


2014

2015

1,1%

0,6%
0,7%

0,4%

2014

2015

224
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

0,7%

0,7%

0,3%

Korporasi

Komersial & UKM

Konsumer

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Perbankan Cabang

aktivitas penyaluran kredit telah memberi ruang likuiditas

BCA mengoperasikan jaringan kantor cabang secara online

perbankan yang lebih longgar dan memungkinkan BCA

yang didukung oleh jaringan perbankan elektronik multi-

untuk menurunkan tingkat suku bunga deposito Rupiah

channel yang terdiri dari internet banking, mobile banking,

secara bertahap sepanjang tahun.

Automated Teller Machine (ATM) dan mesin Electronic


Data Capture (EDC). Internet banking dan mobile banking

Kredit Komersial dan UKM

menjadi layanan pendukung yang semakin memiliki peran

Total portofolio kredit komersial dan Usaha Kecil & Menengah

penting untuk memfasilitasi transaksi nasabah sejalan

(UKM) tumbuh 8,8% menjadi Rp 144,0 triliun di akhir tahun

dengan cepatnya adaptasi masyarakat Indonesia terhadap

2015. Kredit komersial dan UKM mewakili porsi yang cukup

perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi

signifikan, yaitu 37,1% dari total portofolio kredit BCA.

terkini.

Didukung

oleh

layanan

perbankan

transaksi

yang andal dalam melayani nasabah, BCA berhasil

Pada tahun 2015 kredit komersial tumbuh 10,0% menjadi

mempertahankan keunggulannya dalam penghimpunan

Rp 91,2 triliun sedangkan kredit UKM meningkat 6,8%

dana giro dan tabungan (CASA) yang merupakan porsi

menjadi Rp 52,8 triliun. Kredit komersial berkontribusi

terbesar dalam dana pihak ketiga BCA.

sebesar 63,4% dari total portofolio kredit komersial & UKM,


sementara kredit UKM berkontribusi sebesar 36,6%.

Disamping secara historis berfungsi untuk mendukung


pertumbuhan dana pihak ketiga, jaringan cabang Bank yang

BCA senantiasa menyalurkan kredit secara hati-hati dengan

tersebar luas berada pada posisi yang tepat dalam melayani

pemberian fasilitas kredit diprioritaskan bagi debitur yang

kebutuhan kredit modal kerja dan kredit investasi para

memiliki posisi keuangan kokoh dan telah memiliki hubungan

nasabah di segmen kredit komersial maupun Usaha Kecil &

baik dengan Bank. Portofolio kredit dipantau secara ketat

Menengah (UKM).

untuk setiap cabang, wilayah maupun sektor industri.


Menutup tahun 2015, tingkat rasio kredit bermasalah (Non

Dana Pihak Ketiga

Performing Loans - NPL) segmen komersial dan UKM secara

Pengembangan layanan cabang dan jaringan elektronik

keseluruhan berada pada level 1,1%.

telah mendukung posisi BCA sebagai perbankan transaksi


terkemuka di Indonesia. Di tengah melemahnya aktivitas

Kredit Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM)

usaha di tahun 2015. BCA tetap menjaga pertumbuhan

Selain memfasilitasi kredit komersial & UKM melalui

dana CASA. Dana CASA mencatat pertumbuhan sebesar

perbankan cabang, BCA juga menyalurkan kredit UMKM

7,1% menjadi Rp 360,3 triliun pada akhir tahun 2015. Dana

bekerja sama dengan beberapa mitra institusi, seperti bank

tabungan memberikan kontribusi 67,9% terhadap total dana

perkreditan rakyat dan koperasi untuk mengembangkan

CASA dan mencatat pertumbuhan positif sebesar 6,8%,

penyaluran kredit pada sektor ini. Melalui kerja sama tersebut,

mencapai Rp 244,6 triliun pada akhir tahun 2015. Sementara

BCA dapat memberikan fasilitas pinjaman secara langsung

itu, dana giro naik 7,7% mencapai Rp 115,7 triliun pada akhir

(melalui sistem channeling) maupun tidak langsung guna

Desember 2015. CASA memberikan kontribusi terbesar

mendukung pengembangan usaha di segmen UMKM yang

terhadap keseluruhan dana pihak ketiga BCA, yaitu sebesar

tidak dapat dijangkau oleh jaringan cabang BCA. Sesuai

76,1%.

dengan ketentuan Bank Indonesia, pada 31 Desember 2015,


portofolio kredit UMKM BCA (yang berdasarkan definisi

Pada tahun 2015, dana deposito BCA tercatat sebesar Rp

Bank Indonesia) tercatat sebesar Rp 46,6 triliun, atau 12,0%

113,4 triliun, hanya tumbuh 1,7%. Tingkat pertumbuhan

dari total portofolio kredit BCA. Selanjutnya melalui entitas

tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun-

anak BCA Syariah, sedang dijajaki proyek percontohan untuk

tahun sebelumnya. BCA tidak berkompetisi secara ketat untuk

membiayai segmen Syariah mikro UKM.

meningkatkan dana deposito mengingat kondisi likuiditas


BCA masih berada pada posisi yang solid. Melambatnya

225
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Perbankan Korporasi
Perbankan

Korporasi

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Perbankan Individu
pelemahan

Pada tahun 2015 terjadi pelemahan permintaan kredit

permintaan kredit dan penurunan utilisasi plafon kredit pada

BCA

konsumer sejalan dengan penurunan kinerja sektor properti

paruh pertama tahun 2015 sejalan dengan menurunnya

maupun penjualan mobil. BCA terus mengembangkan kredit

pendapatan sejumlah

dan

konsumer dengan memperkenalkan kembali sejumlah

kebutuhan kredit pada semester I 2015. Pada semester

produk kredit konsumer yang menarik dengan tetap

kedua 2015, permintaan kredit korporasi mulai menunjukkan

memperhatikan standar yang tinggi dalam penyaluran kredit.

besar

mengalami

nasabah

korporasi

kenaikan seiring dengan adanya peningkatan aktivitas


ekonomi dan realisasi belanja Pemerintah yang lebih agresif,

BCA mempertahankan posisinya sebagai salah satu

serta adanya peningkatan konsumsi domestik mendekati

penyedia layanan KPR terdepan di Indonesia dengan market

akhir tahun. Menutup tahun 2015, portofolio kredit korporasi

share sebesar 17,4%. Portofolio KPR BCA meningkat 8,7%

BCA tercatat sebesar Rp 141,3 triliun, tumbuh 17,2%.

menjadi Rp 59,4 triliun yang merepresentasikan 59,1% dari

Pertumbuhan portofolio kredit korporasi memegang peran

total kredit konsumer pada akhir tahun 2015. KKB meningkat

penting dalam mendorong pertumbuhan portofolio kredit

9,6% menjadi Rp 31,6 triliun, berkontribusi sebesar 31,5%

BCA secara keseluruhan.

terhadap total kredit konsumer. Pada periode yang sama,


outstanding kartu kredit tumbuh 8,1% menjadi Rp 9,5 triliun,

Per Desember 2015, kredit modal kerja berkontribusi 46,9%

berkontribusi sebesar 9,4% terhadap total kredit konsumer.

terhadap total portofolio kredit korporasi, sedangkan kredit

Dengan demikian, total kredit konsumer mencapai Rp 100,5

investasi memberikan kontribusi sebesar 53,1%. Kredit

triliun, meningkat 8,9% dibandingkan tahun sebelumnya.

modal kerja tercatat sebesar Rp 66,3 triliun per 31 Desember


2015 atau tumbuh 16,7%, sedangkan kredit investasi

Pertumbuhan kredit konsumer diimbangi kualitas kredit

meningkat 17,7% menjadi Rp 75,0 triliun.

yang terjaga dengan baik dengan rasio NPL sebesar 0,7%.


BCA menyalurkan KPR pada debitur-debitur berkualitas dan
portofolio

fokus terhadap pembiayaan properti rumah tapak di prime

kredit yang terdiversifikasi telah membantu BCA dalam

residential areas. Sebagai bagian dari pengelolaan risiko,

meminimalkan eksposur risiko yang dapat timbul akibat

BCA menawarkan produk pembiayaan mobil dengan suku

penurunan

prudent

bunga kompetitif sekaligus menerapkan kebijakan uang

ini memungkinkan Grup Perbankan Korporasi untuk

muka yang tinggi. Pembiayaan diutamakan untuk jenis-jenis

mempertahankan portofolio kredit yang berkualitas dengan

mobil populer yang telah diterima luas oleh pasar otomotif

NPL relatif rendah sebesar 0,3% bahkan di tengah kondisi

Indonesia.

Kebijakan

internal

kinerja

untuk

suatu

mempertahankan

industri.

Kebijakan

penyaluran kredit yang kurang kondusif di pasar.


Kredit Konsumer (dalam miliar Rupiah, tidak konsolidasi)

Kredit Kepemilikan Rumah


*

Kredit Kendaraan Bermotor


Kartu Kredit
Total
*

2014

59.415

54.652

4.763

8,7%

31.612

28.853

2.759

9,6%

PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Nominal

Persentase

9.483

8.772

711

8,1%

100.510

92.277

8.233

8,9%

Termasuk pembiayaan kendaraan bermotor roda dua sejumlah Rp 4,3 triliun pada tahun 2015 dan Rp 4,2 triliun pada tahun 2014

226

Naik / (turun)

2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

ASPEK PEMASARAN

Data Perusahaan

Dalam pembiayaan mobil, di tahun 2015 BCA bersama


dengan entitas anak BCA Finance menyelenggarakan

BCA menerapkan serangkaian strategi pemasaran untuk

program Kredit Keren Banget. Program Kredit Keren

membangun awareness dan menarik minat nasabah

Banget mengangkat pesan Kredit 1 Mobil, Bisa Dapat

guna mempertahankan posisi pendanaan yang solid dan

3 Mobil. Dengan mengikuti program ini, nasabah yang

menyebarluaskan perkembangan berbagai produk dan

mengajukan kredit melalui fasilitas KKB BCA atau BCA

layanannya di pasar. BCA tetap fokus dalam memperkuat

Finance mendapatkan peluang untuk memperoleh

implementasi strategi 360 marketing communication, yang

hadiah Regular dan hadiah Grand Prize berupa mobil.

memberikan touch point bagi nasabah melalui berbagai

Program ini berlaku untuk mobil baru maupun bekas

media konvensional maupun digital.

selama periode undian berlangsung dari bulan Mei 2015

hingga Oktober 2015.


Beberapa strategic campaign yang dilakukan BCA pada tahun
2015 ditujukan untuk segmen mass dan business individual.
Berikut ringkasan dari beberapa strategic campaign tersebut:

Selain melakukan komunikasi lintas media baik media


konvensional maupun media digital, BCA juga ikut
berpartisipasi dalam event otomotif Gaikindo Indonesia

Mass Individual. BCA menyelenggarakan kampanye

Auto Show 2015. Keikutsertaan BCA dalam event

Gebyar Tahapan BCA (GTB) dengan tema Gebyar Tahapan

tersebut

BCA adalah Perayaan. Tema tersebut memposisikan

nasabah mengenai program Kredit Keren Banget

Gebyar Tahapan BCA sebagai suatu perayaan khususnya

dan memberikan kesempatan pada nasabah untuk

ketika merayakan momen menerima salah satu hadiah

mendapatkan informasi lengkap mengenai program dan

Gebyar Tahapan BCA. Program ini merupakan bentuk

fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor dengan mengunjungi

apresiasi kepada nasabah berupa undian berhadiah

booth BCA.

bertujuan

untuk

memperkuat

awareness

Grand Prize 1 Mercedes Benz S Class, 10 Mercedes Benz


C Class, dan 500 motor untuk periode Juni 2015 hingga

Untuk memberikan apresiasi atas loyalitas nasabah,

September 2015. Di tahun 2015, Gebyar Tahapan BCA

Debit BCA mengadakan join promo dengan beberapa

membentuk momen perayaan di kantor cabang dengan

perusahaan ritel modern di berbagai lokasi di Indonesia.

memberikan pengalaman mengendarai Mercedes-Bens

Dengan belanja menggunakan Debit BCA pada jaringan

S Class menggunakan teknologi Augmented Reality

ritel

yang dilakukan di 8 kota besar. Sebagai bagian dari GTB,

mendapatkan promosi dari BCA maupun merchant yang

BCA menyelenggarakan event aktivasi (suatu acara

bekerjasama melalui potongan harga dan berbagai

untuk mengaktifkan/mendorong kemauan nasabah

hadiah.

modern

tersebut,

nasabah

berkesempatan

dalam menggunakan beragam solusi BCA) dengan


tema Gebyar Tahapan BCA, Rayakan Momen yang

BCA

juga

mengadakan

promo

belanja

online

diselenggarakan di Pekanbaru, Palembang, Yogyakarta,

bekerjasama dengan merchant-merchant terkemuka. BCA

Balikpapan, Makassar. Program Gebyar Tahapan BCA

menyelenggarakan program promo e-Shopping Carnival

ditujukan untuk seluruh segmen nasabah. Komunikasi

dengan beberapa online merchant dan menawarkan

program Gebyar Tahapan BCA menggunakan TV sebagai

potongan harga dan cash back untuk nasabah atas

media dengan jangkauan yang luas, dan juga tersedia

pembelanjaan online di merchant-merchant tertentu

melalui media alternatif, termasuk internet.

dengan menggunakan kartu kredit BCA. Selain itu, BCA


juga menyelenggarakan program BCA KlikPay Deal!

Dalam rangka perayaan ulang tahun BCA di awal tahun

bekerja sama dengan online merchant yang berupa

2015, BCA kembali meluncurkan program KPR Fix & Cap

penawaran produk gadget, fashion item, aksesoris,

yang popular dengan tenor yang lebih fleksibel serta suku

elektronik dengan harga yang menarik.

bunga yang kompetitif. Adapun untuk periode Agustus


2015 hingga Desember 2015, tenor program KPR Fix &
Cap diperpanjang dari 5 tahun menjadi 6 tahun.

227
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Segmen Bisnis. Area perdagangan dengan aktivitas

Berbagai aktivitas pemasaran yang dijalankan secara intensif

yang tinggi menjadi fokus utama di segmen bisnis

dan efektif telah berhasil mendukung pengembangan bisnis

Bank. Beberapa kegiatan promo berhadiah telah

BCA pada tahun 2015 serta mendorong BCA sebagai top

diselenggarakan BCA bekerjasama dengan pengelola

of mind di mata nasabah dan masyarakat. Atas upaya

area-area perdagangan besar pada beberapa daerah

BCA dalam memperkuat brandnya, BCA masuk dalam

potensial di Indonesia.

50 perusahaan terbaik di Indonesia dalam kategori lintas


industri pada penghargaan Indonesia Most Valuable Brand

Pada tahun 2015 BCA mengadakan kampanye untuk

dari perusahaan konsultan riset Millward Brown dan Wira

peluncuran produk baru yaitu Sakuku, uang elektronik

Pamungkas Pariwara. Berdasarkan hasil penilaian, nilai dari

yang dapat digunakan untuk bertransaksi melalui aplikasi

brand BCA mencapai Rp 136,9 triliun (sekitar USD 9,9 miliar)

smartphone, seperti pembayaran belanja baik di merchant

hampir mendekati nilai dalam kategori 100 perusahaan

online maupun merchant fisik, pengisian pulsa dan transaksi

dengan nilai brand tertinggi secara internasional. Dengan

lainnya. Sakuku mengangkat tema awal Bikin Hangout

demikian, diharapkan BCA menjadi kandidat kuat brand

Makin Seru! dimana target pasar produk ini adalah kaum

Indonesia pertama yang mampu masuk ke dalam peringkat

muda. Sakuku diharapkan akan semakin populer ke

global BrandZTM pada tahun 2016.

depannya.

TINJAUAN KINERJA ENTITAS ANAK


BCA mendukung pengembangan bisnis entitas anak untuk melengkapi lini bisnis inti BCA dalam memberikan solusi keuangan
menyeluruh bagi para nasabah. Melalui sinergi dengan entitas anak, BCA berharap dapat mendorong peningkatan fee-based
income di masa mendatang.
Per 31 Desember 2015 BCA memiliki 6 entitas anak dan 1 perusahaan cucu yaitu: PT BCA Finance (BCA Finance), BCA
Finance Limited , PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah), PT BCA Sekuritas (BCA Sekuritas), PT Asuransi Umum BCA (BCA
Insurance), PT Central Santosa Finance (CS Finance) dan PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life).

100%

BCA Finance 0,424%


Limited
100%

99,576%

BCA
Finance
100%

0,0001%

99,9999%

BCA
Syariah
100%

25%

45%

CS
Finance
70%

25%

75%

75%

BCA
Insurance
100%

BCA
Sekuritas
75%
99,9996%

0,0004%

228
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

BCA Life
100%

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BCA Finance

undian tersebut. Program ini mendapatkan respon yang baik

Berdiri pada tahun 1981 dan bergabung di bawah BCA

dari pelanggan dan meningkatkan portofolio pembiayaan

sejak tahun 2001, BCA Finance, entitas anak yang dimiliki

BCA Finance di tahun 2015. Selain itu, BCA Finance juga

sepenuhnya oleh BCA, merupakan perusahaan pembiayaan

menawarkan pembiayaan kendaraan bermotor dengan

terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang pembiayaan

jangka waktu lebih panjang yaitu sampai dengan 6 tahun

kendaraan bermotor roda empat, baik baru maupun

untuk pembelian kendaraan tertentu. Melalui berbagai

bekas. Di tengah pelemahan ekonomi Indonesia maupun

pengembangan produk yang inovatif dan promosi yang

industri otomotif, BCA Finance mampu mempertahankan

atraktif, BCA Finance berupaya mempertahankan posisinya

keunggulannya dalam bisnis pembiayaan kendaraan roda

sebagai top of mind pembiayaan kendaraan bermotor roda

empat. Hal tersebut tidak lepas dari penerapan strategi BCA

empat terkemuka di Indonesia.

Finance, yang mengedepankan efisiensi operasi, tingkat


suku bunga kompetitif, manajemen risiko yang prudent, serta

Melalui upaya-upaya tersebut, BCA Finance dapat menjaga

kerja sama yang erat dengan para rekan usaha.

kinerja keuangan dan usaha yang solid. Total aset kelolaan


(assets under management) BCA Finance pada tahun

Pada akhir tahun 2015, BCA Finance dalam kegiatan

2015 tercatat sebesar Rp 38,2 triliun tumbuh 7,2% bila

operasionalnya didukung oleh 3.156 karyawan dan memiliki

dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp 35,6 triliun.

60 cabang yang tersebar di kota-kota di seluruh Indonesia.

Sementara itu, laba bersih BCA Finance pada tahun 2015

Adapun cabang-cabang BCA Finance bersinergi dengan

mencapai Rp 1.047 miliar tumbuh 4,6% dari tahun 2014 yang

jaringan cabang BCA, dimana cabang-cabang tersebut

sebesar Rp 1.001 miliar.

bekerjasama dalam pemasaran dan pelayanan nasabah.


Sebagai bentuk apresiasi atas kinerja yang dicapai
Beragam promosi menarik dilakukan di tahun 2015. BCA

pada tahun 2015, BCA Finance memperoleh berbagai

Finance meluncurkan program baru dengan nama Kredit

penghargaan antara lain sebagai perusahaan pembiayaan

Keren Banget, suatu program undian berhadiah yang

mobil terbaik dari Majalah Marketing dan peringkat 3 digital

menawarkan kesempatan bagi nasabah untuk membawa

brand institusi keuangan kategori perusahaan pembiayaan

pulang 3 unit mobil apabila mereka memenangkan program

dari Majalah Infobank.

Total Aset Kelolaan BCA Finance


(dalam miliar Rupiah)

Laba Bersih BCA Finance


(dalam miliar Rupiah)

38.180

1.001

1.047

35.619

2014

2015

2014

2015

229
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

PT Central Santosa Finance

PT Bank BCA Syariah

Berdiri pada tahun 2010, CS Finance bergerak di bidang

BCA Syariah adalah sebuah perusahaan yang bergerak di

usaha pembiayaan kendaraan bermotor roda dua. CS

bidang perbankan Syariah. Pada tahun 2009, BCA melakukan

Finance secara berkesinambungan terus memperkuat

akuisisi atas bank umum, yang selanjutnya dikonversi

kemampuan dan kapabilitas melalui pengembangan aspek

menjadi bank Syariah dengan nama BCA Syariah.

promosi dan pemasaran, infrastruktur jaringan, sumber daya


manusia maupun pengembangan teknologi dan manajemen

BCA Syariah memfasilitasi kebutuhan nasabah akan

risiko.

produk produk perbankan Syariah di bidang penyelesaian


pembayaran, penghimpunan dana dan pemberian fasilitas

CS Finance mengembangkan strategi pemasaran berisiko

pembiayaan, bagi nasabah individu dan nasabah UKM.

rendah dengan menawarkan kredit sepeda motor kepada

Target bisnis utama BCA Syariah adalah nasabah yang

basis nasabah BCA maupun melalui dealer-dealer sepeda

menginginkan produk dan layanan perbankan Syariah

motor sesuai dengan kriteria dan standar yang telah

berkualitas yang ditunjang oleh kemudahan akses dan

ditetapkan. CS Finance juga melakukan kerjasama eksklusif

kecepatan transaksi yang dapat ditawarkan oleh Grup BCA.

pemberian fasilitas kredit sepeda motor bagi anggota salah


satu penyedia aplikasi jasa pengantaran melalui sepeda

Pada tahun 2015, BCA melakukan penyertaan modal

motor.

tambahan pada BCA Syariah agar Bank tersebut dapat


masuk dalam kategori Bank Syariah Buku II. Ketentuan

Pada tahun 2015, CS Finance terus memperkuat infrastruktur

untuk kategori BUKU II adalah adanya modal di atas Rp 1

jaringan serta mengembangkan sumber daya manusia.

triliun. Sebagai Bank Syariah BUKU II, BCA Syariah dapat

Selain melalui jaringan BCA dan jaringan cabang CS Finance,

mengembangkan

untuk melayani pembayaran cicilan kredit kendaraan roda

hanya diizinkan bagi bank Syariah dalam kategori BUKU II.

produk-produk

dan

aktivitas

yang

dua, CS Finance membuka payment point melalui kerja


sama dengan partner lainnya seperti minimarket modern

BCA Syariah telah meluncurkan produk-produk baru seperti

maupun kantor pos. Per 31 Desember 2015, CS Finance

Tabungan Simpanan Pelajar (SimPel iB), kerjasama Virtual

telah memiliki 76 cabang yang tersebar di berbagai daerah

Account BCA Syariah dengan pihak ketiga, serta dapat

di Jawa, Sumatera dan lainnya dengan didukung oleh 6.868

menjadi Bank administrator Rekening Dana Nasabah (RDN)

karyawan.

dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Inisiatifinisiatif tersebut bertujuan untuk meningkatkan ragam

Di tengah pelemahan ekonomi dan kredit bermasalah

produk yang ditawarkan dan perluasan nasabah.

yang lebih tinggi dari perkiraan, CS Finance menahan


laju pertumbuhan kredit sepeda motor dan memperkuat

BCA Syariah melayani nasabah melalui 47 jaringan cabang,

team collection cabang sepanjang tahun 2015. Langkah-

termasuk 24 Unit Layanan Syariah yang tersebar di wilayah

langkah aktif dalam menangani kredit bermasalah mulai

Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya dan

menunjukkan hasil positif di mana laju peningkatan NPL

Yogyakarta. Jaringan cabang tersebut terintegrasi dengan

melambat di tahun 2015.

sistem perbankan BCA, sehingga memberi nilai tambah bagi


nasabah BCA Syariah dengan kemudahan transaksi melalui

Total aset kelolaan (assets under management) CS Finance

ATM dan mesin EDC BCA, maupun layanan call center Halo

pada tahun 2015 mencapai Rp 5,9 triliun, meningkat 4,1%

BCA.

dari Rp 5,7 triliun di akhir 2014. Laba bersih CS Finance


tercatat Rp 76,2 miliar dibandingkan dengan Rp 82,3 miliar
di tahun 2014.

230
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

BCA Syariah mencatat pertumbuhan kinerja usaha baik

juga diiringi dengan tetap terjaganya kualitas pembiayaan

dari sisi aset, dana pihak ketiga maupun pembiayaan. Pada

yang tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah yang

akhir tahun 2015, total aset BCA Syariah tumbuh sebesar

relatif rendah sebesar 0,7% pada akhir tahun 2015.

45,3% menjadi Rp 4,3 triliun dari Rp 3,0 triliun. Dana pihak

Pengakuan khalayak umum atas pencapaian kinerja BCA

ketiga naik 39,2% menjadi Rp 3,3 triliun dari Rp 2,3 triliun

Syariah tercermin dari berbagai penghargaan yang diterima

dan pembiayaan syariah tumbuh sebesar 39,6% menjadi

antara lain predikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan

Rp 3,0 triliun dari Rp 2,1 triliun. Pertumbuhan pembiayaan

tahun 2014 dalam penghargaan Infobank The Best Sharia


Finance Awards 2015 dari majalah Infobank.

Kinerja BCA Syariah (dalam miliar Rupiah)


2015

2014

Total Aset

4.350

Pembiayaan Syariah
Dana Pihak Ketiga
Laba Bersih

Naik / (turun)
Nominal

Persentase

2.994

1.356

45,3%

2.975

2.131

844

39,6%

3.255

2.339

916

39,2%

23,4

13,0

10,4

80,0%

PT BCA Sekuritas

PT Asuransi Umum BCA

BCA Sekuritas merupakan entitas anak BCA yang bergerak

Pada tahun 2015 BCA Insurance melakukan kerjasama

di bidang perantara perdagangan efek dan penjamin emisi

dengan BCA Finance untuk melakukan promo bersama

efek.

pada dua event terbesar otomotif di Indonesia, yakni


Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015

BCA Sekuritas aktif dalam penjaminan surat berharga

dan Indonesia International Auto Show (IIMS) 2015.

pendapatan tetap di Indonesia, mendapat peringkat 8


berdasarkan Bloomberg untuk kategori Obligasi Lokal

Di tahun 2015 BCA Insurance terus meningkatkan

di tahun 2015 dan unggul dalam penerbitan Negotiable

kerjasama dengan bengkel-bengkel baik Authorized maupun

Certificate Deposit (NCD) di pasar.

independen, serta bekerjasama dengan Astra Daihatsu,


yang memiliki jaringan luas di seluruh Indonesia. Untuk

Di tahun 2015 BCA Sekuritas meluncurkan berbagai produk

mempermudah nasabah dalam memperoleh layanan

dan layanan berorientasi retail, seperti BCA Sekuritas Equity

perbaikan kendaraannya, BCA Insurance menyediakan

Smart Trading (BEST) yang merupakan fasilitas untuk trading

layanan bengkel prioritas, dimana nasabah dapat langsung

saham secara online, fasilitas perdagangan marjin, dan

datang ke bengkel prioritas untuk perbaikan kendaraannya

Rekening Tabungan Saham (yang merupakan bagian dari

tanpa terlebih dahulu mengajukan klaim kerusakan. BCA

program Yuk Nabung Saham dari Bursa Efek Indonesia).

Insurance melakukan penambahan layanan bengkel prioritas

BCA Sekuritas juga bersinergi positif bersama Unit Wealth

dan per 31 Desember 2015 tercatat sebanyak 3 bengkel

Management BCA untuk memperluas layanan yang

prioritas di kawasan Jabodetabek, 3 di Bandung, dan 4 di

ditawarkan kepada nasabah.

Surabaya. BCA Insurance juga telah melakukan kerjasama


untuk layanan derek gratis bagi nasabah.

Per akhir tahun 2015, total aset BCA Sekuritas (perusahaan


induk) tercatat Rp 593,5 miliar meningkat 25,0% dibandingkan
posisi 2014 yang sebesar Rp 475,0 miliar. Laba bersih
(perusahaan induk) BCA Sekuritas tercatat sebesar Rp 4,4
miliar pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya
yang sebesar Rp 9,6 miliar.

231
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Total aset BCA Insurance pada akhir tahun 2015 naik 32,3%,

BCA Finance Limited

menjadi Rp 898,6 miliar dibandingkan tahun 2014 yang

BCA Finance Limited merupakan sebuah perusahaan yang

sebesar Rp 679,5 miliar. Pendapatan premi bruto meningkat

dimiliki sepenuhnya oleh BCA dan berdomisili di Hong Kong.

12,9% menjadi Rp 360,8 miliar. Sedangkan pendapatan

BCA Finance Limited bergerak di bidang jasa pengiriman

investasi meningkat sebesar 38,4% dari Rp 39,6 miliar

uang (remittance) dan menjalankan peran sebagai lembaga

menjadi Rp 54,8 miliar pada tahun 2015. BCA Insurance

pembiayaan (money lender).

mencatat laba bersih sebesar Rp 44,2 miliar meningkat


22,1% dibandingkan Rp 36,2 miliar di tahun 2014.

Total aset BCA Finance Limited pada tahun 2015 mencapai


Rp 686,3 miliar, meningkat 53,7% dibandingkan posisi tahun

BCA bersama BCA Finance telah melakukan penambahan

2014 yang sebesar Rp 446,5 miliar. Laba bersih BCA Finance

modal kepada BCA Insurance sebesar Rp 150 miliar secara

Limited pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp 4,4 miliar pada

keseluruhan (porsi BCA Rp 112,5 miliar dan porsi BCA

tahun 2015 dibandingkan kerugian yang sebesar Rp 2,8

Finance Rp 37,5 miliar). Dana tersebut digunakan untuk

miliar pada tahun 2014.

pengembangan usaha, memperkuat modal dan memperkuat


tingkat solvabilitas BCA Insurance agar tetap berada pada

PROSPEK DAN PRIORITAS STRATEGIS TAHUN 2016

level yang sehat.


Pada tahun 2015 BCA Insurance memperoleh berbagai

Prospek Perekonomian dan Sektor Perbankan


Indonesia Tahun 2016

penghargaan termasuk Best Insurance Companies 2015

Perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan melalui

dari majalah Investor sebagai perusahaan asuransi terbaik

tantangan dan bertumbuh secara moderat pada tahun

untuk aset antara Rp 250 miliar sampai dengan Rp 1 triliun

2016. BCA melihat bahwa stagnasi dan ketidakpastian

maupun predikat sangat bagus atas kinerja keuangan 2014

ekonomi di negara-negara maju masih akan berlanjut.

dalam Infobank Insurance Award 2015.

Perekonomian Tiongkok sebagai motor utama penggerak


perekonomian Asia masih lemah dan diperkirakan belum

PT Asuransi Jiwa BCA

akan pulih di tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa

Ditopang oleh besarnya populasi Indonesia yang didominasi

probabilitas pulihnya harga komoditas-komoditas unggulan

oleh angkatan kerja, dan pertumbuhan kelas menengah,

Indonesia masih kecil sepanjang tahun 2016. Efektivitas

industri asuransi jiwa memiliki prospek yang menjanjikan. Hal

realisasi belanja Pemerintah dan implementasi paket-paket

tersebut diperkuat oleh tingkat penetrasi industri asuransi di

kebijakan Pemerintah akan menjadi katalis untuk menopang

Indonesia yang relatif masih rendah dibandingkan dengan

perekonomian Indonesia dalam satu tahun mendatang.

negara-negara ASEAN lainnya.

Pembangunan berbagai infrastruktur di Indonesia akan


memberikan manfaat secara bertahap dalam jangka

Mendapatkan izin pendirian dan operasional dari Otoritas

menengah panjang.

Jasa Keuangan pada Juli 2014, PT Asuransi Jiwa BCA


(BCA Life) mulai beroperasi pada triwulan keempat tahun

Ketidakpastian kondisi ekonomi global dan domestik akan

2014. Pada awal siklus pengembangan bisnis, BCA Life

terus memberi dampak terhadap kinerja sektor perbankan

fokus dalam memberikan asuransi proteksi untuk nasabah

Indonesia. Portofolio kredit diperkirakan masih akan tumbuh

kredit konsumer BCA. BCA Life terus membangun sistem

secara moderat. Disisi pendanaan, BCA melihat likuiditas

operasionalnya untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke

perbankan berpotensi semakin ketat ke depannya, sejalan

depannya. Sebagai bisnis baru yang masih berkembang,

dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sektor perbankan

BCA Life masih mencatat kerugian sebesar Rp 38,3 miliar di

yang melambat, semakin tingginya posisi LDR perbankan dan

tahun 2015. Pada tahun 2015 BCA Life menerima tambahan


modal sebesar Rp 150 miliar, dimana porsi BCA Sekuritas
adalah sebesar Rp 112,5 miliar yang digunakan untuk
pengembangan bisnis serta memperkuat tingkat solvabilitas
(persyaratan Risk Based Capital - RBC) BCA Life agar sesuai
dengan ketentuan Pemerintah.

232
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

potensi meningkatnya jumlah pengumpulan pendanaan dari

BCA percaya bahwa investasi untuk memperkuat kapabilitas

pasar obligasi oleh Pemerintah. Kebijakan Bank Indonesia

di

dalam menurunkan GWM dapat membantu pemenuhan

infrastruktur

kebutuhan likuiditas sektor perbankan. Dari sisi kualitas

mempertimbangkan prospek jangka panjang perbankan

kredit, BCA memperkirakan bahwa kredit bermasalah pada

Indonesia, serta mengantisipasi kompetisi yang akan

sektor perbankan masih berpotensi mengalami peningkatan

semakin ketat di era Masyarakat Ekonomi ASEAN dan

sejalan dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh

evolusi digital banking yang berkembang pesat. Melengkapi

perekonomian nasional.

langkah - langkah strategis agar BCA tetap menjadi institusi

bidang

perbankan

transaksi

penyaluran

kredit

dan

penyempurnaan

tidak

bisa

berhenti

finansial yang unggul, pengembangan kualitas sumber daya

Prospek Usaha dan Prioritas Strategis BCA Tahun


2016

manusia dan peningkatan sinergi antar unit maupun dengan

BCA akan terus memantau kondisi perekonomian dan

penting.

anak-anak usaha merupakan faktor-faktor yang tidak kalah

dampaknya terhadap kinerja sektor perbankan Indonesia.


Memasuki tahun 2016, BCA akan tetap memprioritaskan

Pada tahun 2016 BCA berkomitmen untuk tetap melanjutkan

kebijakan dan langkah yang berhati-hati. Tren meningkatnya

investasi untuk memperkuat franchise value Bank. Prioritas-

kredit

berpotensi

prioritas strategis pada tahun 2016 akan tetap berfokus

memberikan efek berantai kepada penurunan kualitas kredit

bermasalah

di

sektor

perbankan

pada usaha mempererat hubungan dengan nasabah melalui

beberapa nasabah BCA. Untuk memitigasi risiko, BCA akan

peningkatan layanan payment settlement, penyaluran kredit

disiplin dalam menerapkan prinsip manajemen risiko secara

secara prudent, dan pengembangan lini lini bisnis baru

prudent. BCA berupaya menerapkan program-program

melalui anak-anak usaha. Berikut adalah penjabaran lebih

efisiensi biaya, serta terus menjajaki alternatif sumber

lanjut dari tiga sasaran bisnis utama tersebut :

pendapatan selain pendapatan bunga.


Memperkuat Layanan Payment Settlement
Secara umum, BCA menilai bahwa perekonomian dan

BCA percaya bahwa kemudahan, kenyamanan dan

industri perbankan Indonesia memiliki pijakan yang solid

keamanan

dalam menghadapi siklus ekonomi yang sedang melambat.

fundamental

BCA terus mendukung upaya-upaya Otoritas Jasa Keuangan

dana giro dan tabungan (CASA). BCA melanjutkan

dan Bank Indonesia dalam menjaga keseimbangan kualitas

pengembangan ragam fasilitas dari produk & layanan

kredit & pertumbuhan kredit nasional yang berkelanjutan

transaksi pembayaran, sekaligus memperluas jangkauan

serta mempertahankan permodalan & likuiditas yang

perbankan konvensional maupun perbankan elektronik

sehat. BCA optimis terhadap prospek jangka panjang

dan memperkuat infrastruktur teknologi informasi.

bertransaksi
yang

akan

merupakan

faktor-faktor

menopang

pertumbuhan

perekonomian maupun perbankan Indonesia. Pertumbuhan


masyarakat kelas menengah di Indonesia dan program-

Bank akan menambah jumlah kantor cabang dan

program pembangunan infrastruktur yang dicanangkan oleh

jaringan distribusi elektronik di Indonesia yang didukung

Pemerintah diperkirakan akan mendorong pertumbuhan

oleh peningkatan kapabilitas dan kapasitas infrastruktur

ekonomi domestik di masa-masa mendatang.

teknologi

informasi.

BCA

akan

mengeksplorasi,

menjajaki, dan menerapkan berbagai perkembangan


Menyikapi perubahan lingkungan eksternal yang dinamis,

teknologi terkini terhadap berbagai aspek produk dan

BCA senantiasa mengkaji strategi bisnis baik untuk jangka

layanan payment settlement BCA sesuai dengan evolusi

pendek, menengah maupun jangka panjang yang dituangkan

kebutuhan dan tingkat akseptasi nasabah.

dalam Rencana Strategis Bank berupa Rencana Bisnis Bank


(RBB) dan Rencana Kerja & Anggaran Tahunan (RKAT).

233
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen


Tinjauan Bisnis

Untuk menjaga posisi likuiditas, BCA akan terus mengkaji

Untuk

Pendukung Bisnis

mendukung

Tinjauan Keuangan

pertumbuhan

kredit

yang

perkembangan dan tren likuiditas sektor perbankan.

berkelanjutan,

Dana CASA akan tetap menjadi sumber likuiditas

infrastruktur perkreditan di berbagai segmen, baik di

utama. BCA meyakini bahwa Bank dapat secara aktif

cabang maupun di kantor pusat.

Bank

akan

terus

menyempurnakan

menghimpun dana dari produk deposito dengan


melakukan penyesuaian tingkat suku bunga sesuai

Pengembangan Bisnis - bisnis Anak Usaha

yang diperlukan, guna menjaga posisi dana pihak ketiga

Untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin

secara keseluruhan.

beragam, manajemen mengembangkan berbagai produk


dan jasa keuangan yang komprehensif melalui lini - lini

Penyaluran Kredit

bisnis BCA bersama-sama dengan anak-anak usaha

Melalui siklus perlambatan ekonomi, BCA menyalurkan

BCA. Pengembangan anak-anak usaha difokuskan untuk

kredit dan fokus kepada permintaan kredit yang riil dan

produk dan layanan di bidang pembiayaan kendaraan

sehat. BCA berkeyakinan bahwa aktivitas penyaluran

bermotor, perbankan Syariah, sekuritas, remittance,

kredit yang berkesinambungan akan memperkokoh

asuransi umum, dan asuransi jiwa.

hubungan dengan para nasabah berkualitas.



Entitas anak usaha terus bertumbuh dan menunjukkan

Aktivitas penyaluran kredit dirancang dengan bertumpu

perkembangan usaha yang positif dalam beberapa tahun

pada tingkat permodalan yang solid dan penerapan

terakhir. BCA Finance, entitas anak yang telah mapan dan

prinsip manajemen risiko yang efektif dan prudent untuk

bergerak di bidang pembiayaan mobil, secara konsisten

mengendalikan posisi Non Performing Loans (NPL).

memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap

Tren NPL yang kian meningkat menunjukkan adanya

profitabilitas BCA.

peningkatan risiko bagi perbankan nasional termasuk


BCA. Oleh karena itu, Bank memprioritaskan pemberian

BCA akan melanjutkan sinergi bisnis antara bisnis utama

kredit kepada nasabah - nasabah yang memiliki track

Bank dengan bisnis dari para anak usaha, seperti halnya

record yang baik di segmen korporasi, komersial & UKM

cross selling antara produk konsumer BCA dan produk-

maupun konsumer. Kualitas aset akan menjadi faktor

produk asuransi anak usaha dan melakukan aktivitas

penting untuk menjaga posisi strategis BCA di perbankan

joint financing dengan BCA Finance dan CS Finance.

nasional dan mempertahankan pertumbuhan jangka

BCA berkomitmen memberikan dukungan permodalan

panjang yang berkesinambungan.

secara bertahap bagi anak-anak usaha sejalan dengan


prospek pertumbuhan bisnis anak-anak usaha. BCA

Pada segmen kredit untuk keperluan usaha, Bank akan

mengharapkan kontribusi pendapatan bunga maupun

lebih aktif dalam mengembangkan penyaluran kredit ke

fee based income dari anak-anak usaha akan terus

sektor - sektor yang memiliki value chain yang luas. Pada

meningkat kedepannya.

segmen kredit bagi nasabah individu, Bank berkeyakinan


bahwa kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor,

BCA berkeyakinan bahwa strategi dan kebijakan tersebut

dan pembiayaan kartu kredit memiliki potensi yang besar

akan mendukung Bank dalam memperkuat competitive

untuk bertumbuh dalam jangka panjang meskipun kredit

advantages jangka panjang. Langkah strategis yang

individu diperkirakan masih bertumbuh lebih lambat

konsisten ini diyakini akan mampu membangun basis

dibandingkan kredit sektor usaha dalam jangka pendek.

nasabah yang berkualitas di tengah meningkatnya

Meskipun demikian, BCA tetap berkomitmen menjadi

persaingan industri perbankan Indonesia.

salah satu yang terdepan dalam kredit konsumer dan


terus mempertahankan strategic presence di pasar kredit
individu.

234
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Proyeksi Keuangan dalam Rencana Bisnis Bank 2016


Dalam menetapkan proyeksi dan penyusunan budget, Bank

BCA akan melangkah secara hati-hati untuk mencapai

mengkaji pencapaian kinerja BCA pada periode sebelumnya

proyeksi dan budget yang telah disusun. BCA terus

dan rencana bisnis jangka pendek dan menengah.

mencermati perkembangan faktor-faktor makro ekonomi

Mencermati prospek perekonomian Indonesia pada tahun

dan kompetisi industri perbankan di tahun 2016, dan apabila

2016 yang diperkirakan masih akan tumbuh moderat, BCA

diperlukan, BCA dapat mengambil langkah-langkah strategis

menargetkan pertumbuhan rata rata volume kredit pada

untuk menyesuaikan rencana bisnis dengan perkembangan

kisaran 9%-10%. Kami memperkirakan semua segmen

dan kondisi ekonomi serta kejadian tidak terduga yang

masih dapat bertumbuh dengan segmen korporasi yang

mungkin muncul guna melindungi kepentingan stakeholder.

akan memberi kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan


tersebut. Di sisi pendanaan, BCA memperkirakan pertumbuhan dana pihak ketiga sekitar 5%-7%.
BCA akan mengkaji rasio pembayaran dividen tahunan
(dividend payout ratio) untuk menjaga pertumbuhan modal
yang dibutuhkan untuk menopang target pertumbuhan
aset, belanja modal serta kegiatan bisnis-bisnis baru.
BCA memproyeksikan pertumbuhan modal organik akan
menopang pengembangan kegiatan bisnis di tahun 2016.
BCA berupaya mencapai ROA tidak lebih rendah dari 2,5%
dan ROE pada kisaran 15% - 20%.

235
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

236
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tata Kelola
Perusahaan

237

Tanggung Jawab Sosial


Perusahaan

378

Daftar Isi

Tata Kelola Perusahaan


adalah bagian integral untuk
memaksimalkan manfaat dan
nilai tambah (added value) bagi
para pemangku kepentingan
(stakeholders) serta mendukung
keberlangsungan bisnis jangka
panjang Perusahaan

PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola
Perusahaan

237
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Daftar Isi Tata Kelola Perusahaan BCA 2015

PENDAHULUAN

Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan


Referensi
Pernyataan Komitmen Penerapan Tata Kelola
Perusahaan
Struktur Tata Kelola
Hasil GCG Assessment
Laporan Pelaksanaan GCG

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI










Persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan


Komisaris Entitas Utama
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Entitas Utama
dan Dewan Komisaris Entitas Utama
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola
Terintegrasi
Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Kerja
Kepatuhan Terintegrasi
Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Audit
Interen Terintegrasi
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
Penyusunan dan Pelaksanaan Pedoman Tata Kelola
Terintegrasi
Penilaian Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi
Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola
Terintegrasi

DEWAN KOMISARIS








RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Rapat Umum Pemegang Saham


Tata Cara Penyelenggaraan RUPS Tahunan dan
Luar Biasa 2015
Penyelenggaraan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015
Kehadiran Pengurus dan Pemegang Saham
Pimpinan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015
Agenda RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015
Mekanisme Penghitungan Suara RUPS
Tahunan dan Luar Biasa 2015

238
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Keputusan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015 dan


Realisasinya
Pernyataan Terkait Keputusan RUPS yang Belum
Terealisasi
Pemegang Saham Utama/Pengendali

Acuan Hukum
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Kewenangan Dewan Komisaris
Jumlah, Komposisi dan Kriteria Anggota Dewan
Komisaris
Susunan Anggota Dewan Komisaris BCA
per 31 Desember 2015
Keberagaman Komposisi Anggota Dewan
Komisaris
Nominasi Anggota Dewan Komisaris
Informasi mengenai Komisaris Independen
dan Pernyataan Independensi Anggota Dewan
Komisaris
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris
yang Jumlahnya 5% atau Lebih dari Modal Disetor
Rangkap Jabatan Anggota Dewan Komisaris
Rapat Anggota Dewan Komisaris, Rapat Gabungan
dan Tingkat Kehadiran Anggota Dewan Komisaris
Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
Prosedur Penetapan Remunerasi bagi Dewan
Komisaris
Struktur Remunerasi Dewan Komisaris
Program Orientasi bagi Anggota Dewan Komisaris
Baru
Program Pelatihan dalam Rangka Meningkatkan
Kompetensi Anggota Dewan Komisaris

DIREKSI

Acuan Hukum
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi


Kewenangan Direksi
Pembidangan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Jumlah, Komposisi dan Kriteria Anggota Direksi
Susunan Anggota Direksi BCA per 31 Desember
2015
Keberagaman Komposisi Anggota Direksi
Nominasi Anggota Direksi
Pernyataan Independensi Anggota Direksi
Kepemilikan Saham Anggota Direksi yang
Jumlahnya 5% atau Lebih dari Modal Disetor
Rangkap Jabatan Anggota Direksi
Rapat Direksi, Rapat Gabungan dan Tingkat
Kehadiran Anggota Direksi
Penilaian terhadap Kinerja Direksi
Prosedur Penetapan Remunerasi bagi Direksi
Struktur Remunerasi Direksi
Program Orientasi bagi Anggota Direksi Baru
Program Pelatihan dalam Rangka Meningkatkan
Kompetensi Anggota Direksi

KOMITEKOMITE DEWAN KOMISARIS


KOMITE AUDIT










Tugas Pokok
Acuan Hukum
Piagam Komite Audit
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Wewenang Komite Audit
Keanggotaan Komite Audit
Susunan Anggota Komite Audit per 31 Desember
2015
Masa Jabatan Anggota Komite Audit
Independensi dan Persyaratan Anggota Komite
Audit
Rapat Komite Audit
Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite Audit
Selama Tahun 2015

Data Perusahaan

KOMITE PEMANTAU RISIKO











Tugas Pokok
Acuan Hukum
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau
Risiko
Keanggotaan Komite Pemantau Risiko
Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko per 31
Desember 2015
Masa Jabatan Anggota Komite Pemantau Risiko
Independensi dan Persyaratan Anggota Komite
Pemantau Risiko
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau
Risiko
Rapat Komite Pemantau Risiko
Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite
Pemantau Risiko Selama Tahun 2015

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI












Tugas Pokok
Acuan Hukum
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi
dan Nominasi
Keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi
Susunan Keanggotaan Komite Remunerasi dan
Nominasi per 31 Desember 2015
Masa Jabatan Anggota Komite Remunerasi dan
Nominasi
Independensi dan Persyaratan Anggota Komite
Remunerasi dan Nominasi
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi
dan Nominasi
Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi
Kebijakan Mengenai Suksesi Direksi
Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite
Remunerasi dan Nominasi Selama Tahun 2015

239
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

KOMITE TATA KELOLA TERINTEGRASI

FUNGSI INVESTOR RELATIONS

Tugas Pokok
Acuan Hukum
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola
Terintegrasi
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola
Terintegrasi
Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi
Susunan Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
Jumlah dan Komposisi Komisaris Independen
Masa Tugas Anggota Komite Tata Kelola
Terintegrasi
Mekanisme Kerja
Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi
Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite Tata
Kelola Terintegrasi Selama Tahun 2015

KOMITE-KOMITE EKSEKUTIF DIREKSI








Asset & Liability Committee (ALCO)


Komite Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko Terintegrasi
Komite Kebijakan Perkreditan
Komite Kredit
Komite Pengarah Teknologi Informasi
Komite Pertimbangan Kasus Kepegawaian

SEKRETARIS PERUSAHAAN



Kedudukan dan Pejabat Sekretaris Perusahaan


Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan
Uraian Singkat Pelaksanaan Tugas Sekretaris
Perusahaan pada Tahun 2015
Program Pelatihan dalam Rangka
Mengembangkan Kompetensi Sekretaris
Perusahaan

240
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tugas Pokok Investor Relation


Statistik Aktivitas Investor Relations BCA Tahun
2015 dan 2014
Frekuensi Aktivitas Investor Relations Setiap Bulan
Pada Tahun 2015

UNIT AUDIT INTERNAL












Struktur dan Kedudukan Divisi Audit Internal


Posisi Divisi Audit Internal Pada Struktur
Organisasi BCA
Bagan Organisasi Divisi Audit Internal
Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Audit Internal
Standar Pelaksanaan
Ruang Lingkup
Independensi
Jumlah Auditor Pada Divisi Audit Internal
Pelaporan
Pelaksanaan Kegiatan Divisi Audit Internal Selama
Tahun 2015
Fokus Rencana Audit Tahun 2015

AKUNTAN PUBLIK (AUDIT EKSTERNAL)


FUNGSI KEPATUHAN

Aktivitas Fungsi Kepatuhan Selama Tahun 2015


Aktivitas terkait Penerapan Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan
PPT) Selama Tahun 2015
Indikator Kepatuhan

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO



Sistem Manajemen Risiko


Risiko-risiko yang dikelola

SISTEM PENGENDALIAN INTEREN (INTERNAL


CONTROL)
PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI



Penerapan Strategi Anti Fraud


Whistleblowing System
Anti Gratifikasi
Penyimpangan Internal

TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN


KEPENTINGAN DAN TRANSAKSI AFILIASI
PERKARA PENTING DAN SANKSI
ADMINISTRATIF
AKSES INFORMASI DAN DATA PERUSAHAAN





Akses Informasi
Website dan Media Sosial BCA
Daftar Siaran Pers BCA Tahun 2015
Korespondensi kepada Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI)
Komunikasi Internal
Bakorseni

Data Perusahaan

BUDAYA PERUSAHAAN
(CORPORATE CULTURE)


Visi BCA
Misi BCA
Tata Nilai BCA

OPSI SAHAM
PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT
(RELATED PARTY) DAN PENYEDIAAN DANA
BESAR (LARGE EXPOSURE)
RENCANA STRATEGIS BCA 2016


Memperkuat Layanan Payment Settlement


Penyaluran Kredit
Pengembangan Bisnis-bisnis Perusahaan Anak

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN


NON-KEUANGAN YANG BELUM DIUNGKAP
DALAM LAPORAN LAINNYA

Transparansi Kondisi Keuangan


Transparansi Kondisi Non-Keuangan

RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH


PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
(SHARES BUY BACK)

KODE ETIK

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN POLITIK

Isi Pokok-pokok Kode Etik Bankir BCA


Sosialisasi dan Penegakan Kode Etik
Upaya Penegakan dan Sanksi Pelanggaran Kode
Etik

PEMENUHAN REKOMENDASI PEDOMAN TATA


KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

241
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan

Penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten dan


berkesinambungan dalam rangka memelihara kepercayaan para pemegang
saham dan para pemangku kepentingan PT Bank Central Asia Tbk (BCA),
dirasakan semakin penting dengan meningkatnya risiko bisnis dan tantangan
yang dihadapi industri perbankan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

PENDAHULUAN
1. Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan

BCA menyadari bahwa penerapan tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
merupakan suatu keharusan demi menjaga
kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka
panjang dan memaksimalkan nilai perusahaan.
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik di BCA
ditujukan antara lain untuk:

242
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

a. Mendukung visi BCA, untuk menjadi Bank


pilihan utama andalan masyarakat, yang
berperan sebagai pilar penting perekonomian
Indonesia.
b. Mendukung misi BCA, yaitu:
Membangun institusi yang unggul di
bidang penyelesaian pembayaran dan
solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan
perseorangan.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Memahami beragam kebutuhan nasabah


dan memberikan layanan finansial yang
tepat demi tercapainya kepuasan optimal
bagi nasabah.
Meningkatkan nilai francais dan nilai
stakeholders BCA.
c. Memberikan manfaat dan nilai tambah (added
value) bagi para pemegang saham (shareholders)
dan para pemangku kepentingan (stakeholders).
d.
Mempertahankan
dan
meningkatkan
kelangsungan usaha yang sehat dan kompetitif
dalam jangka panjang (sustainable).
e. Meningkatkan kepercayaan para investor
kepada BCA.
2. Referensi

Penyusunan kebijakan tata kelola perusahaan BCA
dilakukan dengan mengacu kepada:
a. Peraturan No.X.K.6 tentang Penyampaian
Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
dan LK Nomor Kep-431/BL/2012 tanggal 1
Agustus 2012.
b. Kriteria penilaian Annual Report Award tahun
2015.
c. Peraturan Bank lndonesia (PBI) No.8/4/
PB1/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi
Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bank lndonesia (PBI) No.8/14/
PB1/2006 tanggal 5 Oktober 2006.
d. Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP
tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.
e. ASEAN Corporate Governance Scorecard.
f. Roadmap Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Indonesia yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
g. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/
POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi
bagi Konglomerasi Keuangan.

Data Perusahaan

h. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.15/


SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi
Konglomerasi Keuangan.
i. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.6/
POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank.
j. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.11/
SEOJK.03/2015 tanggal 17 April 2015 tentang
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank.
k. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.21/
POJK.04/2015 tanggal 16 November 2015
tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola
Perusahaan Terbuka.
l. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.32/
SEOJK.04/2015 tanggal 17 November 2015
Tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Terbuka.
3. Pernyataan Komitmen Penerapan Tata Kelola
Perusahaan
Penerapan tata kelola perusahaan adalah faktor
penting dalam memelihara kepercayaan para
pemegang saham dan para pemangku kepentingan
terhadap BCA. Hal ini dirasakan semakin penting
seiring dengan meningkatnya risiko bisnis dan
tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan.
Melalui penerapan pinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
diharapkan
BCA
dapat
mempertahankan
kelangsungan usahanya yang sehat dan kompetitif.

Dengan berlandaskan pada pandangan tersebut di


atas, BCA berkomitmen untuk terus meningkatkan
implementasi
prinsip-prinsip
tata
kelola
perusahaan yang baik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
perkembangan praktik terbaik (best practices) dalam
tata kelola perusahaan serta ASEAN Corporate
Governance Scorecard.

243
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

4. Struktur Tata Kelola



Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antar organ/unit kerja di BCA telah mencerminkan adanya
penerapan prinsip check and balance serta sistem pengendalian internal yang baik.
Struktur Tata Kelola Perusahaan BCA

RUPS

DEWAN KOMISARIS

Check & Balance

DIREKSI

Komite Audit

Asset & Liability


Committee (ALCO)

Komite Pemantau
Risiko

Komite
Manajemen Risiko

Komite Remunerasi &


Nominasi

Komite Manajemen
Risiko Terintegrasi

Komite Tata Kelola


Terintegrasi

Komite Kebijakan
Perkreditan

Sekretaris Perusahaan
Manajemen Risiko
Kepatuhan
Hukum
Audit Internal
Pengendalian Interen

Komite Kredit

Komite Pengarah
Teknologi Informasi
Komite Pertimbangan
Kasus Kepegawaian

Struktur tata kelola perusahaan BCA terdiri dari:


1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);
2. Dewan Komisaris;
3. Direksi;
4. Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris,
yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko,
Komite Remunerasi & Nominasi, dan Komite
Tata Kelola Terintegrasi
5. Komite-Komite Eksekutif Direksi, yaitu Asset &
Liability Committee (ALCO), Komite Manajemen
Risiko, Komite Manajemen Risiko Terintegrasi,
Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit,
Komite Pengarah Teknologi Informasi, Komite
Pertimbangan Kasus Kepegawaian.

244
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

6. Sekretaris Perusahaan;
7. Unit-unit kerja Manajemen Risiko, Kepatuhan,
Hukum, Audit Internal, dan Pengendalian
Interen.

Struktur tata kelola perusahaan tersebut di atas


telah menjalankan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan lingkup tugas, tanggung jawab, serta
fungsinya masing-masing sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

5. Hasil GCG Assessment


5.1. Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan
GCG

Pada tahun 2015, BCA melakukan penilaian sendiri
(self assessment) atas pelaksanaan tata kelola
perusahaan (Good Corporate Governance) sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran
Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum. Penilaian
tersebut mencakup 3 (tiga) aspek governance, yaitu:
1. Governance Structure;
2. Governance Process; dan
3. Governance Outcome.

Adapun 3 aspek Governance tersebut diterapkan


pada 11 (sebelas) Faktor Penilaian, yaitu:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris;

Data Perusahaan

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;


Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
Penanganan benturan kepentingan;
Penerapan fungsi kepatuhan;
Penerapan fungsi audit interen;
Penerapan fungsi audit eksteren;
Penerapan manajemen risiko termasuk sistem
pengendalian interen;
9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related
party) dan penyediaan dana besar (large
exposures);
10. Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan Bank, laporan pelaksanaan GCG; dan
11. Rencana Strategis Bank.
Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG) pada Semester I
dan Semester II tahun 2015 dikategorikan ke dalam
Peringkat 1 (Sangat Baik).

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA

Individual

Peringkat

Definisi Peringkat

Manajemen BCA telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang


secara umum sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang sangat memadai
atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Apabila terdapat kelemahan dalam
penerapan prinsip Good Corporate Governance, maka secara umum kelemahan
tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen BCA.
Analisis

Berdasarkan analisis Penilaian Sendiri (self assessment) terhadap aspek Governance Structure, Governance Process, dan
Governance Outcome pada masing-masing Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aspek governance structure tata kelola pada seluruh Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG sudah lengkap dan sangat
memadai.
2. Aspek governance process tata kelola pada sebagian besar Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG sudah sangat efektif yang
didukung oleh struktur dan infrastruktur (governance structure) yang sangat memadai.
3. Aspek governance outcome tata kelola pada sebagian besar Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG telah sangat berkualitas
yang dihasilkan dari aspek governance process yang sebagian besar sangat efektif dengan didukung oleh struktur dan
infrastruktur (governance structure) yang sangat memadai.

245
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

5.2. Penilaian Pelaksanaan GCG oleh Pihak Eksternal


Untuk mengevaluasi dan mengukur penerapan tata
kelola perusahaan (Good Corporate Governance) di
BCA, pada tahun 2015 BCA berpartisipasi dalam
program riset dan pemeringkatan GCG di Indonesia
- Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang
diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG) bekerja sama dengan
Majalah SWA.
Tema CGPI untuk tahun 2015 adalah Good Corporate
Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai.
Penilaian CGPI terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu:
a. Self Assessment;
b. Penilaian dokumen;
c. Penilaian makalah; dan
d. Observasi.
Dari
keikutsertaan
BCA
dalam
program
tersebut,
BCA
berhasil
meraih
predikat
The Most Trusted Company (Sangat Terpercaya)
yang merupakan predikat penilaian tertinggi.
Pada tahun 2015, The Indonesian Institute for
Corporate Directorship (IICD) melakukan evaluasi
dan pemeringkatan terhadap 100 perusahaan
terbuka dengan kapitalisasi pasar terbesar yang
tercatat (listed) di Bursa Efek Indonesia. Dalam IICD
Conference and Corporate Governance Awards 2015,
BCA berhasil meraih penghargaan untuk kategori
The Best Financial Sector .
6. Laporan Pelaksanaan GCG
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
BCA tahun 2015 disusun sesuai dengan Peraturan
Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari
2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober
2006, dan Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/
DPNP tanggal 29 April 2013 Perihal Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance


BCA sekurang-kurangnya terdiri dari:

246
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

1. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate


Governance sebagaimana dimaksud pada angka
IX Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/
DPNP tanggal 29 April 2013; dan
2. Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment)
Pelaksanaan Good Corporate Governance sesuai
periode penilaian Tingkat Kesehatan Bank
dalam 1 (satu) tahun terakhir.
Transparansi
Pelaksanaan
Governance mencakup:
A.

Good

Corporate

Pengungkapan pelaksanaan GCG paling kurang


meliputi:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris dan Direksi.
2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas
Komite-Komite.
3. Penerapan fungsi kepatuhan, audit interen
dan audit eksteren.
4. Penerapan manajemen risiko termasuk
sistem pengendalian interen.
5. Penyediaan dana kepada pihak terkait
(related party) dan penyediaan dana besar
(large exposure).
6. Rencana strategis.
7. Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan yang belum diungkap dalam
laporan lainnya.
8. Informasi lain yang terkait dengan GCG.

B. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris


dan Direksi yang mencapai 5% (lima persen)
atau lebih dari modal disetor, yang meliputi jenis
dan jumlah lembar saham pada:
a. BCA;
b. Bank lain;
c. Lembaga Keuangan Bukan Bank; dan
d. Perusahaan lainnya;

yang berkedudukan di dalam maupun di luar
negeri.
C. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga
anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan
anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi
lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

D. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain


bagi Dewan Komisaris dan Direksi.
E. Shares Option.
F. Rasio gaji tertinggi dan terendah.
G. Frekuensi rapat Dewan Komisaris.
H. Jumlah penyimpangan internal (internal fraud).
I. Permasalahan hukum.
J. Transaksi
yang
mengandung
benturan
kepentingan.
K. Buy back shares dan/atau buy back obligasi.
L. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan/atau
kegiatan politik selama periode pelaporan.

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI


Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.03/2014
tanggal 18 November 2014 tentang Penerapan Tata
Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, dan
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/
SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Penerapan
Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan,
BCA telah menerapkan tata kelola perusahaan secara
terintegrasi dengan seluruh perusahaan anak dalam
konglomerasi keuangan secara komprehensif dan efektif,
dengan menerapkan prinsip-prinsip:
1. Keterbukaan (transparency), yaitu keterbukaan
dalam mengemukakan informasi yang material dan
relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan;
2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi
dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank
sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif;
3. Pertanggungjawaban
(responsibility),
yaitu
kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip
pengelolaan Bank yang sehat.
4. Independensi (independency) atau profesional
(professional), yaitu pengelolaan Bank secara
profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak
manapun; dan
5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan
dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Data Perusahaan

Penerapan Tata Kelola Terintegrasi sebagaimana


dimaksud di atas mencakup:
a. Persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan
Komisaris Entitas Utama;
b. Tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama
dan Dewan Komisaris Entitas Utama;
c. Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola
Terintegrasi;
d. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan
Terintegrasi;
e. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit
Interen Terintegrasi;
f. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi; dan
g. Penyusunan dan pelaksanaan Pedoman Tata Kelola
Terintegrasi.
Persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris
Entitas Utama
Persyaratan Direksi Entitas Utama:
1. Memiliki pengetahuan mengenai Entitas Utama dan
pengetahuan mengenai Perusahaan Anak dalam
Konglomerasi Keuangan. Yang dimaksud dengan
pengetahuan antara lain pemahaman kegiatan
bisnis utama dan risiko utama dari Perusahaan Anak
dalam Konglomerasi Keuangan.
2. Memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.33/
POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang
Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik, yaitu:
a. Mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang
baik;
b. Cakap melakukan perbuatan hukum;
c. Dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan
dan selama menjabat:
i. Tidak pernah dinyatakan pailit;
ii. Tidak pernah menjadi anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perusahaan dinyatakan pailit;
iii. Tidak pernah dihukum karena melakukan
tindak pidana yang merugikan keuangan
negara dan/atau yang berkaitan dengan
sektor keuangan; dan

247
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

iv. Tidak pernah menjadi anggota Direksi


dan/atau anggota Dewan Komisaris yang
selama menjabat:
a) Pernah tidak menyelenggarakan
RUPS tahunan;
b) Pertanggungjawabannya
sebagai
anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris pernah tidak
diterima oleh RUPS atau pernah tidak
memberikan
pertanggungjawaban
sebagai anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris kepada
RUPS; dan
c) Pernah menyebabkan perusahaan
yang memperoleh izin, persetujuan,
atau pendaftaran dari Otoritas Jasa
Keuangan tidak memenuhi kewajiban
menyampaikan
laporan
tahunan
dan/atau laporan keuangan kepada
Otoritas Jasa Keuangan.
d. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan; dan
e. Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di
bidang yang dibutuhkan perusahaan.
3. Memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan
reputasi keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bank Indonesia No.12/23/PBI/2010
tanggal 29 Desember 2010 tentang Uji Kemampuan
dan Kepatutan (Fit and Proper Test), yaitu:
a. Persyaratan integritas meliputi:
i. Memiliki akhlak dan moral yang baik,
antara lain ditunjukkan dengan sikap
mematuhi ketentuan yang berlaku,
termasuk tidak pernah dihukum karena
terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu
dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir
sebelum dicalonkan;
ii. Memiliki komitmen untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
iii.
Memiliki
komitmen
terhadap
pengembangan operasional Bank yang
sehat;
iv. Tidak termasuk dalam Daftar Tidak Lulus
(DTL);

248
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

b.

c.

v. Memiliki komitmen untuk tidak akan


melakukan
dan/atau
mengulangi
perbuatan
dan/atau
tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
dan Pasal 28, bagi calon anggota Direksi
yang pernah memiliki predikat Tidak Lulus
dalam uji kemampuan dan kepatutan dan
telah menjalani masa sanksi sebagaimana
dimaksud Pasal 35 ayat (1), Pasal 40 ayat
(4) huruf a dan Pasal 40 ayat (5) Peraturan
Bank Indonesia tersebut di atas.
Persyaratan kompetensi meliputi:
i. Pengetahuan di bidang perbankan yang
memadai dan relevan dengan jabatannya;
ii. Pengalaman dan keahlian di bidang
perbankan dan/atau bidang keuangan;
iii. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan
strategis dalam rangka pengembangan
Bank yang sehat.
Persyaratan reputasi keuangan meliputi:
i. Tidak memiliki kredit macet; dan
ii. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi
direksi atau komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit, dalam waktu 5 (lima)
tahun terakhir sebelum dicalonkan.

Persyaratan Dewan Komisaris Entitas Utama:


1. Memiliki pengetahuan mengenai Entitas Utama dan
pengetahuan mengenai Perusahaan Anak dalam
Konglomerasi Keuangan. Yang dimaksud dengan
pengetahuan antara lain pemahaman kegiatan
bisnis utama dan risiko utama dari Perusahaan Anak
dalam Konglomerasi Keuangan.
2. Memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.33/
POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang
Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik, yaitu:
a. Mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang
baik;
b. Cakap melakukan perbuatan hukum;
c. Dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan
dan selama menjabat:
i. Tidak pernah dinyatakan pailit;

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

ii. Tidak pernah menjadi anggota Direksi


dan/atau anggota Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perusahaan dinyatakan pailit;
iii. Tidak pernah dihukum karena melakukan
tindak pidana yang merugikan keuangan
negara dan/atau yang berkaitan dengan
sektor keuangan; dan
iv. Tidak pernah menjadi anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris yang
selama menjabat:
a) Pernah tidak menyelenggarakan RUPS
tahunan;
b) Pertanggungjawabannya
sebagai
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris pernah tidak diterima oleh
RUPS atau pernah tidak memberikan
pertanggungjawaban sebagai anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris kepada RUPS; dan
c) Pernah menyebabkan perusahaan
yang memperoleh izin, persetujuan,
atau pendaftaran dari Otoritas Jasa
Keuangan tidak memenuhi kewajiban
menyampaikan laporan tahunan
dan/atau laporan keuangan kepada
Otoritas Jasa Keuangan.
d. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan;
e. Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di
bidang yang dibutuhkan perusahaan
3. Memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan
reputasi keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bank Indonesia No.12/23/PBI/2010
tanggal 29 Desember 2010 tentang Uji Kemampuan
dan Kepatutan (Fit and Proper Test), yaitu:
a. Persyaratan integritas meliputi:
i. Memiliki akhlak dan moral yang baik,
antara lain ditunjukkan dengan sikap
mematuhi ketentuan yang berlaku,
termasuk tidak pernah dihukum karena
terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu
dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir
sebelum dicalonkan;
ii. Memiliki komitmen untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

b.

c.

Data Perusahaan

iii.
Memiliki
komitmen
terhadap
pengembangan operasional Bank yang
sehat;
iv. Tidak termasuk dalam Daftar Tidak Lulus
(DTL);
v. Memiliki komitmen untuk tidak akan
melakukan
dan/atau
mengulangi
perbuatan dan/atau tindakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 dan Pasal 28,
bagi calon anggota Dewan Komisaris
yang pernah memiliki predikat Tidak Lulus
dalam uji kemampuan dan kepatutan dan
telah menjalani masa sanksi sebagaimana
dimaksud Pasal 35 ayat (1), Pasal 40 ayat
(4) huruf a dan Pasal 40 ayat (5) Peraturan
Bank Indonesia tersebut di atas.
Persyaratan kompetensi meliputi:
i. Pengetahuan di bidang perbankan yang
memadai dan relevan dengan jabatannya;
ii. Pengalaman di bidang perbankan dan/
atau bidang keuangan;
Persyaratan reputasi keuangan meliputi:
i. Tidak memiliki kredit macet; dan
ii. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi
direksi atau komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit, dalam waktu 5 (lima)
tahun terakhir sebelum dicalonkan.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Entitas Utama dan


Dewan Komisaris Entitas Utama
Tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama:
1. Memastikan penerapan Tata Kelola Terintegrasi
dalam Konglomerasi Keuangan.
2. Dalam rangka memastikan penerapan Tata Kelola
Terintegrasi sebagaimana dimaksud di atas,
sekurang-kurangnya:
a. Menyusun Pedoman Tata Kelola Terintegrasi;
b. Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi;
dan
c. Menindaklanjuti arahan atau nasihat Dewan
Komisaris Entitas Utama dalam rangka
penyempurnaan
Pedoman
Tata
Kelola
Terintegrasi.

249
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

3. Memastikan bahwa temuan audit dan rekomendasi


dari Satuan Kerja Audit Interen Terintegrasi,
auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain
telah ditindaklanjuti oleh Lembaga Jasa Keuangan
dalam Konglomerasi Keuangan.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola


Terintegrasi
Komite Tata Kelola Terintegrasi dibentuk berdasarkan
SK Dewan Komisaris BCA (Entitas Utama) No.037/
SK/KOM/2015 tanggal 26 Februari 2015 Tentang
Pembentukan Komite Tata Kelola Terintegrasi.

Komite Tata Kelola Terintegrasi mempunyai Tugas dan


Tanggung Jawab sekurang-kurangnya:
a. Mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi
paling sedikit melalui penilaian kecukupan
pengendalian interen dan pelaksanaan fungsi
kepatuhan secara terintegrasi.
b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
Entitas Utama untuk penyempurnaan Pedoman Tata
Kelola Terintegrasi.
c. Melaksanakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali setiap
semester, dan menuangkan hasil rapat Komite Tata
Kelola Terintegrasi, serta mencantumkan perbedaan
pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam
rapat secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan
perbedaan pendapat.

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris


Entitas Utama:
1. Melakukan pengawasan atas penerapan Tata
Kelola Terintegrasi.
2. Dalam rangka melakukan pengawasan
atas penerapan Tata Kelola Terintegrasi
sebagaimana dimaksud di atas, sekurangkurangnya:
a. Mengawasi penerapan tata kelola pada
masing-masing Lembaga Jasa Keuangan
dalam Konglomerasi Keuangan agar
sesuai dengan Pedoman Tata Kelola
Terintegrasi;
b. Mengawasi pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direksi Entitas Utama,
serta memberikan arahan atau nasihat
kepada Direksi Entitas Utama atas
pelaksanaan Pedoman Tata Kelola
Terintegrasi; dan
c. Mengevaluasi Pedoman Tata Kelola
Terintegrasi dan mengarahkan dalam
rangka penyempurnaan.
3. Menyelenggarakan rapat secara berkala paling
sedikit 1 (satu) kali setiap semester.
4. Menuangkan hasil rapat dalam risalah
rapat dan didokumentasikan secara baik,
serta mencantumkan perbedaan pendapat
(dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat
secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan
perbedaan pendapat.
5. Membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi.

250
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan


Terintegrasi
Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi memiliki tugas dan
tanggung jawab, antara lain:
1. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan fungsi
kepatuhan pada masing-masing Perusahaan Anak
dalam Konglomerasi Keuangan.
2. Mengembangkan metode dan proses yang
diperlukan dalam rangka penerapan manajamen
risiko kepatuhan terintegrasi.
3. Menilai dan menyusun profil risiko kepatuhan
terintegrasi dalam rangka penerapan manajemen
risiko terintegrasi.
4. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab kepatuhan terintegrasi
kepada Direktur Kepatuhan Entitas Utama.
Selanjutnya Direktur Kepatuhan Entitas Utama
menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab kepatuhan terintegrasi
kepada Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Audit Interen


Terintegrasi
Satuan Kerja Audit Interen Terintegrasi memiliki tugas
dan tanggung jawab, antara lain:
1. Menilai kecukupan dan efektivitas proses
manajemen risiko, pengendalian interen dan tata
kelola Entitas Utama dan Perusahaan Anak dalam
Konglomerasi Keuangan, serta memberikan
rekomendasi perbaikan.
2. Memantau pelaksanaan audit interen pada masingmasing Perusahaan Anak dalam Konglomerasi
Keuangan.
3. Memantau dan mengevaluasi kecukupan tindak
lanjut perbaikan atas hasil audit Entitas Utama dan
Perusahaan Anak, serta melaporkannya kepada
Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit Entitas
Utama.
4. Menyampaikan laporan audit interen terintegrasi
kepada Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit
Entitas Utama.

Penyusunan dan Pelaksanaan Pedoman Tata Kelola


Terintegrasi
Dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan secara
terintegrasi dengan seluruh Perusahaan Anak tersebut,
BCA telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyusun Pedoman Tata Kelola Terintegrasi;
2. Membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi;
3. Melakukan penyesuaian struktur organisasi:
a. Satuan Kerja Kepatuhan yang mencakup
kepatuhan terintegrasi;
b. Satuan Kerja Audit Interen yang mencakup
audit interen terintegrasi;
c. Satuan Kerja Manajemen Risiko yang mencakup
manajemen risiko terintegrasi;
4. Melakukan sosialisasi Pedoman Tata Kelola
Terintegrasi dan penerapan Tata Kelola Terintegrasi
kepada anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi, unitunit kerja terkait penerapan Tata Kelola Terintegrasi,
dan seluruh Perusahaan Anak dalam Konglomerasi
Keuangan.

Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi


Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi
dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko
yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Perusahaan
Anak.
Manajemen
Risiko
Terintegrasi
adalah
serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan
untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan
usaha Perusahaan Anak yang tergabung dalam
suatu Konglomerasi Keuangan secara terintegrasi.
Konglomerasi Keuangan wajib menerapkan Manajemen
Risiko Terintegrasi secara efektif, yang disesuaikan dengan
karakteristik dan kompleksitas usaha Konglomerasi
Keuangan dengan berpedoman pada ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) tentang Penerapan Manajemen
Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.

Pedoman Tata Kelola Terintegrasi merupakan panduan


bagi BCA sebagai Entitas Utama dan Perusahaan Anak
dalam Konglomerasi Keuangan untuk menerapkan tata
kelola terintegrasi yang baik, sehingga dapat mendorong
peningkatan kualitas penerapan tata kelola terintegrasi.
Pedoman Tata Kelola Terintegrasi disusun oleh Direksi
BCA (Entitas Utama), dan telah mendapatkan persetujuan
dari Dewan Komisaris BCA (Entitas Utama).
Pedoman Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit
mencakup:
a. Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Entitas
Utama; dan
b. Kerangka Tata Kelola bagi Perusahaan Anak dalam
Konglomerasi Keuangan.

251
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Penyusunan kerangka Tata Kelola Terintegrasi


mengacu pada Peraturan OJK No.18/POJK.03/2014
dan ketentuan tata kelola yang berlaku bagi masingmasing Perusahaan Anak dalam Konglomerasi
Keuangan.

i. Pelaksanaan fungsi kepatuhan, fungsi audit


interen, dan fungsi audit eksteren;
j. Pelaksanaan fungsi manajemen risiko;
k. Kebijakan remunerasi; dan
l. Pengelolaan benturan kepentingan.

Direksi BCA (Entitas Utama) telah menyampaikan


Pedoman Tata Kelola Terintegrasi kepada Direksi
Perusahaan Anak dalam Konglomerasi Keuangan,
untuk menjadi pedoman bagi Perusahaan
Anak dalam menyusun Pedoman Tata Kelola
dan menerapkan tata kelola di masing-masing
Perusahaan Anak.

Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Entitas


Utama memuat antara lain:
a. Persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan
Komisaris Entitas Utama;
b. Tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas
Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama;
c. Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola
Terintegrasi;
d. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja
Kepatuhan Terintegrasi;
e. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit
Interen Terintegrasi; dan
f. Penerapan manajemen risiko terintegrasi.

Penilaian Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi


Dalam tahun 2015, BCA selaku Entitas Utama
telah melakukan Penilaian Pelaksanaan Tata Kelola
Terintegrasi periode Semester I dan Semester II sesuai
dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/
POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 tentang
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan, dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 15/SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan. Penilaian tersebut mencakup 3 (tiga) aspek
Tata Kelola Terintegrasi, yaitu Struktur, Proses, dan Hasil
Tata Kelola Terintegrasi.

Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Perusahaan


Anak dalam Konglomerasi Keuangan memuat
antara lain:
a. Persyaratan calon anggota Direksi dan calon
anggota Dewan Komisaris;
b. Persyaratan calon anggota Dewan Pengawas
Syariah;
c. Struktur Direksi dan Dewan Komisaris;
d. Struktur Dewan Pengawas Syariah;
e. Independensi tindakan Dewan Komisaris;
f. Pelaksanaan fungsi pengurusan oleh Direksi;
g. Pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan
Komisaris;
h. Pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan
Pengawas Syariah;

252
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Penilaian pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi meliputi


paling sedikit 7 (tujuh) faktor penilaian pelaksanaan Tata
Kelola Terintegrasi, yaitu:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
Entitas Utama;
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris Entitas Utama;
3. Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola
Terintegrasi;
4. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan
Terintegrasi;
5. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit
Interen Terintegrasi;
6. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi;
7. Penyusunan dan pelaksanaan Pedoman Tata Kelola
Terintegrasi.
Hasil penilaian pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi pada
Semester I dan Semester II tahun 2015 dikategorikan
Peringkat 1 (Sangat Baik).

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi


Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi
paling sedikit memuat:
1. Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola
Terintegrasi selama 1 (satu) tahun buku;
2. Struktur Konglomerasi Keuangan;
3. Struktur kepemilikan saham pada Konglomerasi
Keuangan yang menggambarkan pihak-pihak yang
menjadi pemegang saham Lembaga Jasa Keuangan
(Perusahaan Anak) dalam Konglomerasi Keuangan
sampai dengan pemegang saham pengendali
terakhir (ultimate shareholders);

Data Perusahaan

4.

Struktur kepengurusan pada Entitas Utama dan LJK


dalam Konglomerasi Keuangan; dan
5. Kebijakan transaksi intra-grup yang paling sedikit
memuat
kebijakan
untuk
mengidentifikasi,
mengelola, dan memitigasi transaksi intra-grup.
Selain memuat informasi hal-hal tersebut di atas, Laporan
Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi memuat
pula cakupan Laporan Pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) sebagaimana diatur Peraturan Bank
Indonesia yang berlaku bagi bank umum.

1. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI SELAMA 1 (SATU) TAHUN BUKU
Entitas Utama : PT Bank Central Asia Tbk
Posisi Laporan : 31 Desember 2015

Peringkat

Hasil Penilaian Sendiri


Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi
Definisi Peringkat

Konglomerasi Keuangan telah melakukan penerapan Tata Kelola Terintegrasi yang secara umum
sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang sangat memadai atas penerapan prinsip Tata Kelola
Terintegrasi. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan Tata Kelola Terintegrasi, secara umum
kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh Entitas Utama dan/atau
Lembaga Jasa Keuangan (Perusahaan Anak) dalam Konglomerasi Keuangan.
Analisis

Berdasarkan analisis Penilaian Sendiri (self assessment) terhadap struktur Tata Kelola Terintegrasi, proses Tata Kelola
Terintegrasi, dan hasil Tata Kelola Terintegrasi pada masing-masing faktor penilaian pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Struktur Tata Kelola Terintegrasi berdasarkan hasil penilaian sudah lengkap.
2. Proses Tata Kelola Terintegrasi berdasarkan hasil penilaian sudah sangat efektif yang didukung oleh struktur yang
lengkap.
3. Hasil Tata Kelola Terintegrasi berdasarkan hasil penilaian telah sangat berkualitas yang dihasilkan dari aspek Proses
Tata Kelola Terintegrasi yang sangat efektif dengan didukung oleh struktur yang lengkap.

253
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

2. STRUKTUR KONGLOMERASI KEUANGAN BCA

PT Bank Central Asia Tbk

100%

BCA Finance
Limited

99,576%
0,424%

99,9999%

PT BCA
Finance

45%

PT Central
Santosa
Finance

PT Bank BCA
Syariah
0,0001%

25%

75%

PT Asuransi
Umum BCA

75%

PT BCA
Sekuritas

25%
99,9996%
0,0004%

PT Asuransi Jiwa
BCA

3 STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PADA KONGLOMERASI KEUANGAN YANG MENGGAMBARKAN PIHAKPIHAK YANG MENJADI PEMEGANG SAHAM PADA LEMBAGA JASA KEUANGAN (PERUSAHAAN ANAK) DALAM
KONGLOMERASI KEUANGAN SAMPAI DENGAN PEMEGANG SAHAM PENGENDALI TERAKHIR (ULTIMATE
SHAREHOLDERS)
Robert Budi Hartono

Bambang Hartono

(Pemegang Saham Pengendali)

(Pemegang Saham Pengendali)

51,00%

49,00%

Brolonna Investment Ltd.


100,00%

Alaerka Investment Ltd.


92,18%*

FarIndo Investments
(Mauritius) Ltd.

Masyarakat
52,85%**

47,15%

PT Bank Central Asia Tbk

Keterangan:

Pengendali
Jalur Pengendali

* Alaerka Investment Ltd. memiliki 92,18% saham pada FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. (FarIndo). Saham Tresuri FarIndo adalah
sebesar 7,82%.

** Pada komposisi saham yang dimiliki masyarakat, sebesar 2,96% dimiliki oleh pihak yang terafiliasi dengan Ultimate Shareholders, sebesar
0,02% dimiliki oleh Robert Budi Hartono dan sebesar 0,02% dimiliki oleh Bambang Hartono.

Selain itu, Dewan Komisaris dan Direksi memiliki 0,25% saham BCA. Masing-masing pemegang saham masyarakat memiliki kurang dari 5%
saham BCA.

254
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PT BANK BCA SYARIAH

PT Bank Central Asia Tbk

100%
BCA Finance Limited

99,576%

0,424%
PT BCA Finance

99,9999%
0,0001%

PT Bank BCA Syariah

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PT ASURANSI UMUM BCA

PT Bank Central Asia Tbk

100%

BCA Finance Limited


0,424%
99,576%
PT BCA Finance
75%

25%

PT Asuransi Umum BCA

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PT BCA FINANCE

PT Bank Central Asia Tbk

100%
BCA Finance Limited
99,576%

0,424%

PT BCA Finance

255
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PT CENTRAL SANTOSA FINANCE

PT Bank Central Asia Tbk

100%
BCA Finance Limited

45%

99,576%

0,424%
PT BCA Finance

PT Multikem Suplindo

25%

30%

PT Central Santosa Finance

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM BCA FINANCE LIMITED

PT Bank Central Asia Tbk

100%

BCA Finance Limited

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PT BCA SEKURITAS

Chandra Adisusanto

PT Bank Central Asia Tbk

75%

PT Poly Kapitalindo

10%

15%

PT BCA Sekuritas

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PT ASURANSI JIWA BCA

PT Bank Central Asia Tbk

75%

75%

PT Asuransi Umum BCA

PT BCA Sekuritas

0,0004%

99,9996%

PT Asuransi Jiwa BCA

256
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

4. STRUKTUR KEPENGURUSAN PADA ENTITAS UTAMA (PT BANK CENTRAL ASIA Tbk) DAN LJK (PERUSAHAAN
ANAK) DALAM KONGLOMERASI KEUANGAN
STRUKTUR KEPENGURUSAN PT BANK CENTRAL ASIA Tbk
Dewan Komisaris
Nama

Jabatan

Djohan Emir Setijoso

Presiden Komisaris

Tonny Kusnadi

Komisaris

Cyrillus Harinowo

Komisaris Independen

Raden Pardede

Komisaris Independen

Sigit Pramono

Komisaris Independen
Direksi
Nama

Jabatan

Jahja Setiaatmadja

Presiden Direktur

Eugene Keith Galbraith

Wakil Presiden Direktur

Dhalia Mansor Ariotedjo

Direktur

Anthony Brent Elam

Direktur

Suwignyo Budiman

Direktur

Tan Ho Hien/Subur atau Subur Tan

Direktur Kepatuhan

Henry Koenaifi

Direktur

Armand Wahyudi Hartono

Direktur

Erwan Yuris Ang

Direktur Independen

Rudy Susanto

Direktur

STRUKTUR KEPENGURUSAN PT BANK BCA SYARIAH


Dewan Komisaris
Nama

Jabatan

Iwan Kusumobagio

Presiden Komisaris

Suyanto Sutjiadi

Komisaris Independen

Joni Handrijanto

Komisaris Independen
Direksi

Nama

Jabatan

Yana Rosiana

Presiden Direktur

John Kosasih

Wakil Presiden Direktur

Tantri Indrawati

Direktur Kepatuhan

257
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

STRUKTUR KEPENGURUSAN PT BCA FINANCE


Dewan Komisaris
Nama

Jabatan

Ricki Immanuel

Presiden Komisaris

Adhi Gunawan Budirahardjo

Komisaris Independen
Direksi

Nama

Jabatan

Roni Haslim

Presiden Direktur

Amirdin Halim

Direktur

Petrus Santoso Karim

Direktur

David Pangestu

Direktur

STRUKTUR KEPENGURUSAN PT CENTRAL SANTOSA FINANCE


Dewan Komisaris
Nama

Jabatan

Roni Haslim

Presiden Komisaris

Rudyanto Somawihardja

Komisaris

Yonathan Hermanto

Komisaris
Direksi

Nama

Jabatan

David Hamdan

Presiden Direktur

Senjaya Komala

Direktur

Adhi Purnama

Direktur

STRUKTUR KEPENGURUSAN PT ASURANSI UMUM BCA


Dewan Komisaris
Nama

Jabatan

Petrus Santoso Karim

Komisaris Utama

Edison Idrus

Komisaris Independen

Gustiono Kustianto

Komisaris Independen
Direksi

Nama

Jabatan

Gregorius Hariyanto

Direktur Utama

Hendro H. Wenan

Direktur

Hariyanto Djumali

Direktur

Harry Kaporo

Direktur

258
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

STRUKTUR KEPENGURUSAN PT BCA SEKURITAS


Dewan Komisaris
Nama

Jabatan

Ferdinandus Aming Santoso

Komisaris Utama

Linus Ekabranko Windoe

Komisaris

Deddy Muljadi Hendrawinata

Komisaris
Direksi

Nama

Jabatan

Mardi Henko Sutanto

Direktur Utama

Imelda Arismunandar

Direktur

STRUKTUR KEPENGURUSAN PT ASURANSI JIWA BCA


Dewan Komisaris
Nama

Jabatan

Lianawaty Suwono

Presiden Komisaris

Herwandi Kuswanto

Komisaris

Teguh Wiyono

Komisaris Independen

Pudjianto

Komisaris Independen
Direksi
Nama

Jabatan

Christine Wahjuni Setyabudhi

Presiden Direktur

Rio Winardi

Direktur

Yannes Chandra

Direktur

Honggo Djojo

Direktur

STRUKTUR KEPENGURUSAN BCA FINANCE LIMITED


Nama

Jabatan

Andy Kwok

Direktur

Edmund Tondobala

Direktur

Rudy Harjono

Direktur

259
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

5. KEBIJAKAN TRANSAKSI INTRA-GRUP YANG


MEMUAT KEBIJAKAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI,
MENGELOLA, DAN MEMITIGASI TRANSAKSI
INTRA-GRUP

2.

Pengantar

Hubungan kepemilikan dan/atau pengendalian di
berbagai sektor jasa keuangan akan mempengaruhi
kelangsungan usaha lembaga jasa keuangan yang
disebabkan oleh eksposur risiko yang timbul baik
secara langsung maupun tidak langsung dari
kegiatan usaha perusahaan anak yang tergabung
dalam suatu konglomerasi keuangan.

4.

BCA sebagai Entitas Utama dari Konglomerasi


Keuangan BCA wajib mengelola risiko transaksi
intra-grup dan melakukan pemantauan transaksi
intra-grup secara terintegrasi.

Pengertian Risiko Transaksi Intra-Grup


Risiko transaksi intra-grup adalah risiko akibat
ketergantungan suatu entitas, baik secara langsung
maupun tidak langsung, terhadap entitas lainnya
dalam satu konglomerasi keuangan dalam rangka
pemenuhan kewajiban perjanjian tertulis maupun
perjanjian tidak tertulis yang diikuti perpindahan
dana dan/atau tidak diikuti perpindahan dana.
Tujuan Manajemen Risiko Transaksi Intra-Grup
Tujuan utama manajemen risiko transaksi intra-grup
adalah:
1. Mengatur dan mengawasi transaksi intra-grup
Konglomerasi Keuangan berdasarkan prinsip
kehati-hatian.
2. Memastikan bahwa proses manajemen risiko
dapat meminimalkan kemungkinan dampak
negatif yang diakibatkan oleh ketergantungan
suatu Lembaga Jasa Keuangan (LJK) baik
secara langsung maupun tidak langsung
terhadap LJK lainnya dalam satu Konglomerasi
Keuangan.

Jenis Transaksi Intra-Grup


Risiko transaksi intra-grup antara lain dapat timbul
dari:
1. Kepemilikan silang antar LJK dalam
Konglomerasi Keuangan.

260
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

3.

5.
6.
7.

Sentralisasi manajemen likuiditas jangka


pendek.
Jaminan, pinjaman, dan komitmen yang
diberikan atau diperoleh suatu LJK dari LJK lain
dalam Konglomerasi Keuangan.
Eksposur kepada pemegang saham pengendali,
termasuk eksposur pinjaman dan off-balance
sheet seperti jaminan dan komitmen.
Pembelian atau penjualan aset kepada LJK lain
dalam satu Konglomerasi Keuangan.
Transfer risiko melalui reasuransi.
Transaksi untuk mengalihkan eksposur risiko
pihak ketiga diantara LJK dalam Konglomerasi
Keuangan.

Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Transaksi


Intra-Grup
Dalam prinsip-prinsip manajemen risiko transaksi
intra-grup yaitu Entitas Utama wajib:
1. Memiliki kecukupan proses manajemen
risiko mencakup transaksi intra-grup untuk
Konglomerasi Keuangan secara keseluruhan.
2. Melakukan monitoring transaksi intra-grup
Konglomerasi Keuangan secara berkala dan
menyusun laporan berkala.
3. Mendorong pengungkapan publik terkait
transaksi intra-grup.
4. Bertindak sebagai penghubung anggota
Konglomerasi Keuangan dalam memastikan
hal-hal penting yang perlu diperhatikan
dan bertindak sebagai pengawas untuk
mempertimbangkan kelayakan transaksi intragrup.
5. Mempertimbangkan dampak buruk yang akan
terjadi baik pada anggota Konglomerasi secara
langsung maupun dampak buruk pada seluruh
Konglomerasi Keuangan dari transaksi intragrup.

Ruang Lingkup Kebijakan Manajemen Risiko


Transaksi Intra-Grup
Penerapan manajemen risiko intra-grup di
Konglomerasi Keuangan mencakup:
1. Pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi.
2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan
limit risiko transaksi intra-grup.

Tata Kelola Perusahaan

3.

4.

Laporan Keuangan Konsolidasian

Kecukupan proses identifikasi, pengukuran,


pemantauan, dan pengendalian risiko serta
sistem informasi manajemen risiko transaksi
intra-grup.
Sistem pengendalian internal yang menyeluruh
terhadap
penerapan
manajemen
risiko
transaksi intra-grup.

Pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi


Pengawasan oleh Dewan Komisaris dan Direksi
sangat diperlukan untuk memastikan efektivitas
penerapan manajemen risiko transaksi intra-grup
dan kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku.

Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris


Wewenang dan tanggung jawab Dewan Komisaris
dalam penerapan manajemen risiko transaksi intragrup, antara lain:
1. Menyetujui kebijakan manajemen risiko
transaksi intra-grup.
2. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi
dan memberikan arahan perbaikan atas
pelaksanaan kebijakan manajemen risiko
transaksi intra-grup.

Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi


Wewenang dan tanggung jawab Direksi dalam
manajemen risiko transaksi intra-grup, antara lain:
1. Memahami risiko transaksi intra-grup yang
melekat pada konglomerasi keuangan.
2. Menyusun
dan
menetapkan
kebijakan
manajemen risiko transaksi intra-grup.
3. Bertanggung
jawab
dalam
penerapan
manajemen risiko transaksi intra-grup.
4. Memastikan setiap entitas dalam konglomerasi
keuangan menerapkan manajemen risiko
transaksi intra-grup.
5. Memantau risiko transaksi intra-grup secara
berkala.
6. Mengembangkan budaya risiko sebagai bagian
dari penerapan manajemen risiko transaksi
intra-grup.
7. Memastikan bahwa penerapan manajemen
risiko transaksi intra-grup bebas dari benturan
kepentingan antara konglomerasi keuangan
dengan individual LJK.

Data Perusahaan

Sumber Daya Manusia


Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab
penerapan manajemen risiko terkait SDM, maka
Direksi perlu memastikan:
1. Penetapan kualifikasi sumber daya manusia
yang jelas untuk setiap jenjang jabatan yang
terkait dengan penerapan manajemen risiko
transaksi intra-grup.
2. Penempatan pejabat dan staf yang kompeten
pada satuan kerja yang terkait dengan
penerapan manajemen risiko transaksi intragrup.
3. Kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia dalam memahami tugas dan tanggung
jawabnya dalam pelaksanaan manajemen
risiko transaksi intra-grup.
4. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia
antara lain melalui program pendidikan dan
pelatihan secara berkesinambungan.
5. Pemahaman seluruh sumber daya manusia
terhadap strategi, tingkat risiko yang akan
diambil (risk appetite), toleransi risiko (risk
tolerance), dan kerangka manajemen risiko
transaksi intra-grup.

Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit


Risiko Transaksi Intra-Grup
Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit risiko transaksi
intra-grup mengacu kepada kebijakan, prosedur dan
penetapan limit sebagaimana tertuang dalam Kebijakan
Dasar Manajemen Risiko Terintegrasi.

Risk Appetite dan Risk Tolerance


Tingkat risiko transaksi intra-grup yang akan diambil (risk
appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) dijelaskan
sebagai berikut.
1. Tingkat risiko transaksi intra-grup yang akan diambil
(risk appetite) merupakan risiko yang bersedia diambil
dalam rangka mencapai sasaran secara terintegrasi.
Risiko yang akan diambil tercermin dalam strategi
dan sasaran bisnis.
2. Toleransi risiko (risk tolerance) merupakan
maksimum tingkat risiko yang bersedia diambil.
3. Tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan
toleransi risiko (risk tolerance) harus sejalan dengan
strategi bisnis, profil risiko, dan rencana permodalan
konglomerasi keuangan.

261
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Kebijakan dan Prosedur


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kebijakan
dan prosedur yang berhubungan dengan risiko transaksi
intra-grup antara lain:
1. Kebijakan Konglomerasi Keuangan harus mematuhi
peraturan regulator yang berlaku terkait transaksi
intra-grup.
2. Konglomerasi Keuangan harus memastikan
pemenuhan azas arms length (kewajaran transaksi)
terkait transaksi intra-grup.
3. Prosedur manajemen risiko transaksi intra-grup
paling sedikit memuat:
3.1 Akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang
yang jelas dalam pelaksanaan manajemen
risiko transaksi intra-grup.
3.2 Pelaksanaan kaji ulang terhadap prosedur
secara berkala.
3.3 Dokumentasi prosedur secara memadai, yaitu
dokumentasi secara tertulis, lengkap dan
memudahkan untuk dilakukan jejak audit (audit
trail).
Limit Risiko Transaksi Intra-Grup
Konglomerasi Keuangan harus memastikan bahwa
penetapan limit transaksi intra-grup telah sesuai dengan
ketentuan regulator yang berlaku.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Kecukupan
Proses
Identifikasi,
Pengukuran,
Pemantauan, dan Pengendalian Risiko serta Sistem
Informasi Manajemen Risiko Transaksi Intra-Grup
Dalam pelaksanaan manajemen risiko transaksi intragrup Entitas Utama wajib melakukan proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko
terhadap seluruh faktor risiko (risk factors) yang bersifat
signifikan secara terintegrasi, dan didukung oleh sistem
informasi manajemen risiko transaksi intra-grup yang
memadai.
Identifikasi Risiko Transaksi Intra-Grup
Identifikasi risiko transaksi intra-grup dilakukan melalui:
1. Identifikasi komposisi transaksi intra-grup dalam
Konglomerasi Keuangan.
2. Identifikasi dokumentasi dan kewajaran transaksi.
3. Identifikasi informasi lainnya.
Pengukuran Risiko Transaksi Intra-Grup
Pengukuran risiko transaksi intra-grup bertujuan untuk
memperoleh peringkat tingkat risiko transaksi intragrup konglomerasi keuangan. Selain itu, Entitas Utama
wajib menyusun profil risiko transaksi intra-grup secara
terintegrasi dengan anggota Konglomerasi Keuangan.

Pengukuran yang harus dilakukan untuk memperoleh profil risiko transaksi intra-grup terintegrasi
Pengukuran

Risiko
Inheren

Kualitas
Penerapan
Manajemen
Risiko

Keterangan
Dalam menetapkan tingkat risiko inheren, Entitas Utama
harus melakukan analisis secara komprehensif dengan
menggunakan seluruh indikator kuantitatif dan kualitatif yang
relevan.
Mencakup 3 aspek yaitu:
1. Komposisi transaksi intra-grup dalam konglomerasi
keuangan.
2. Dokumentasi dan kewajaran transaksi.
3. Informasi lainnya.

1. Low
2. Low to Moderate
3. Moderate
4. Moderate to High
5. High

Pengukuran pelaksanaan kualitas penerapan manajemen


risiko terintegrasi. Mencakup 4 aspek, yaitu:
1. Pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi.
2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit risiko
transaksi intra-grup.
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan,
dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen
risiko transaksi intra-grup.
4. Sistem pengendalian internal yang menyeluruh terhadap
penerapan manajemen risiko transaksi intragrup.

1. Strong
2. Satisfactory
3. Fair
4. Marginal
5. Unsatisfactory

262
PT Bank Central Asia Tbk

Hasil Pengukuran

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Peringkat Tingkat Risiko


Peringkat tingkat risiko merupakan kombinasi antara hasil pengukuran risiko inheren dan pengukuran kualitas
penerapan manajemen risiko.
Pemetaan peringkat tingkat risiko transaksi intra-grup dapat dilihat pada matriks berikut ini:
Peringkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko (KPMR)

Hasil Penilaian
Peringkat Tingkat
Risiko
Peringkat
Risiko Inheren

Strong

Satisfactory

Fair

Marginal

Unsatisfactory

Low

Low

Low

Low to
Moderate

Moderate

Moderate

Low to
moderate

Low

Low to
Moderate

Low to
Moderate

Moderate

Moderate to
High

Moderate

Low to
Moderate

Low to
Moderate

Moderate

Moderate to
High

Moderate to
High

Moderate
to high

Low to
Moderate

Moderate

Moderate to
High

Moderate to
High

High

High

Moderate

Moderate

Moderate to
High

Moderate to
High

High

Catatan:
Hasil penilaian tingkat risiko dapat dilihat pada bagian Penerapan Manajemen Risiko di halaman 341 - 346 Laporan Tahunan BCA ini

Pemantauan Risiko Transaksi Intra-Grup


Pemantauan risiko transaksi intra-grup dilakukan dengan
memperhatikan:
1. Komposisi parameter-parameter risiko inheren
transaksi intra-grup pada laporan profil risiko
terintegrasi.
2. Kelengkapan dokumentasi transaksi intra-grup.
3. Kewajaran transaksi intra-grup.
4. Informasi lainnya terkait transaksi intra-grup.
Pengendalian Risiko Transaksi Intra-Grup
Pengendaliam risiko transaksi intra-grup dilakukan dengan
memastikan:
1. Kewajaran transaksi intra-grup Konglomerasi
Keuangan.
2. Adanya dokumentasi untuk setiap transaksi intragrup.
3. Setiap transaksi intra-grup harus memenuhi
ketentuan hukum/regulator yang berlaku.

Sistem Pengendalian Internal yang Menyeluruh


Terhadap Penerapan Manajemen Risiko Transaksi
Intra-Grup
Sistem pengendalian internal untuk risiko transaksi
intra-grup mengacu kepada pengendalian internal
sebagaimana tertuang dalam Kebijakan Dasar
Manajemen Risiko Terintegrasi.
Sistem Pengendalian Internal
Proses penerapan manajemen risiko transaksi intragrup yang efektif harus dilengkapi dengan sistem
pengendalian internal yang menyeluruh. Penerapan
sistem pengendalian internal secara efektif diharapkan
dapat
menjaga
aset
konglomerasi
keuangan,
menjamin tersedianya pelaporan yang dapat dipercaya,
meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan dan
peraturan perundang-undangan, serta mengurangi risiko
terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran
aspek kehati-hatian.

Sistem Informasi Manajemen Risiko Transaksi Intra-Grup


Sistem Informasi Manajemen Risiko Transaksi intra-grup
meliputi laporan profil risiko transaksi intra-grup yang
merupakan bagian dari laporan profil risiko terintegrasi.

263
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Pelaksanaan sistem pengendalian internal antara lain


sebagai berikut:
1. BCA wajib melaksanakan sistem pengendalian
internal risiko transaksi intra-grup secara efektif
dengan mengacu pada kebijakan dan prosedur yang
telah ditetapkan.
2. Sistem pengendalian internal disusun agar dapat
memastikan:
2.1. Dipatuhinya kebijakan atau ketentuan internal
serta peraturan perundang-undangan.
2.2.
Memastikan efektivitas budaya risiko (risk
culture) pada organisasi Konglomerasi Keuangan
secara menyeluruh untuk mengidentifikasi
kelemahan dan penyimpangan secara lebih dini
dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan
prosedur yang ada pada konglomerasi keuangan
secara berkesinambungan.
3. Kaji ulang terhadap pengukuran risiko transaksi
intra-grup, paling sedikit mencakup:
3.1.
Kesesuaian kebijakan, struktur organisasi,
alokasi
sumber
daya,
desain
proses
manajemen risiko transaksi intra-grup, sistem
informasi, dan pelaporan risiko sesuai dengan
kebutuhan bisnis konglomerasi keuangan,
serta perkembangan peraturan dan praktik
terbaik (best practice) terkait manajemen risiko
transaksi intra-grup.
3.2. Dokumentasi secara lengkap dan memadai
terhadap cakupan, prosedur operasional,
temuan audit, serta tanggapan pengurus
konglomerasi keuangan berdasarkan hasil
audit.
Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi
Konglomerasi Keuangan BCA tahun 2015 selengkapnya
dibuat tersendiri yang merupakan satu kesatuan dengan
Laporan Tahunan ini, dan dimuat dalam situs web BCA.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


1. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan
organ tertinggi perusahaan yang berfungsi sebagai
forum bagi para pemegang saham untuk mengambil
keputusan yang berkaitan dengan perusahaan. Dalam
RUPS, para pemegang saham mempergunakan

264
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

haknya, mengemukakan pendapat dan memberikan


suaranya dalam proses pengambilan keputusan.

RUPS memiliki kewenangan eksklusif yang tidak


diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris
sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Dasar
perusahaan dan peraturan perundangan yang
berlaku.

2. Tata Cara Penyelenggaraan RUPS Tahunan dan


Luar Biasa 2015

Tata cara penyelenggaraan RUPS Tahunan dan Luar
Biasa BCA tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Sebagai perusahaan terbuka, sesuai dengan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.32/
POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka,
BCA telah menyampaikan terlebih dahulu
pemberitahuan agenda RUPS Tahunan dan
Luar Biasa 2015 secara jelas dan rinci kepada
Otoritas Jasa Keuangan 5 (lima) hari kerja
sebelum pengumuman RUPS, sebagaimana
dimaksud dalam surat No.018/CRS/2015
tanggal 23 Februari 2015.
2. Sebelum melakukan Pemanggilan RUPS
Tahunan dan Luar Biasa 2015, BCA melakukan
pengumuman
bahwa
akan
dilakukan
Pemanggilan RUPS, 14 (empat belas) hari
sebelum dilakukan Pemanggilan RUPS
Tahunan dan Luar Biasa 2015, dengan tidak
memperhitungkan tanggal
pengumuman
dan tanggal pemanggilan RUPS Tahunan dan
Luar Biasa 2015. Pengumuman tentang akan
dilakukannya Pemanggilan RUPS Tahunan dan
Luar Biasa 2015 telah dimuat dalam surat kabar
harian Bisnis Indonesia, Suara Pembaruan dan
The Jakarta Post, semuanya tanggal 3 Maret
2015.
3. Pemanggilan RUPS Tahunan dan Luar Biasa
2015 dilakukan dengan memasang iklan dalam
surat kabar 21 (dua puluh satu) hari sebelum
tanggal RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015,
dengan tidak memperhitungkan tanggal
pemanggilan dan tanggal RUPS. Pemanggilan
RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015 telah

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

3. Penyelenggaraan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015



Dalam tahun 2015, BCA menyelenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar
Biasa pada tanggal 9 April 2015 di Grand Ballroom,
Hotel Indonesia Kempinski lantai 11, Jalan MH.
Thamrin No.1, Jakarta 10310.

dimuat dalam surat kabar harian Bisnis


Indonesia, Suara Pembaruan dan The Jakarta
Post, semuanya tanggal 18 Maret 2015.
4. Yang berhak hadir dan memberikan suara
dalam RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015
adalah pemegang saham yang namanya
tercatat dalam Daftar Pemegang Saham yang
ditutup pada hari kerja terakhir dari Bursa Efek
Indonesia sebelum diiklankannya pemanggilan
RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015.
5. Setiap saham yang dikeluarkan mempunyai 1
(satu) hak suara kecuali Anggaran Dasar BCA
menentukan lain.
6. Setelah pelaksanaan RUPS, BCA telah
menyampaikan Ringkasan Risalah
RUPS
Tahunan dan Luar Biasa 2015 dalam 2 (dua)
hari kerja setelah RUPS Tahunan dan Luar Biasa
2015 kepada Otoritas Jasa Keuangan dan
Bursa Efek Indonesia, serta mengumumkannya
kepada publik dalam surat kabar harian Bisnis
Indonesia, Suara Pembaruan dan The Jakarta
Post, semuanya tanggal 13 April 2015.

Data Perusahaan

Materi dan agenda (beserta penjelasan atas setiap


agenda) yang dibahas dalam RUPS Tahunan dan
Luar Biasa tersedia di Sekretariat Perusahaan Kantor Pusat BCA, dan telah diunggah dalam website
BCA pada tanggal yang sama dengan tanggal
Pemanggilan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015.

4. Kehadiran Pengurus dan Pemegang Saham



RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015 dihadiri oleh
Presiden Komisaris dan seluruh anggota Dewan
Komisaris BCA, Presiden Direktur, Wakil Presiden
Direktur, dan seluruh anggota Direksi BCA, seluruh
Ketua dan anggota Komite-Komite di bawah Dewan
Komisaris BCA (Komite Audit, Komite Remunerasi &
Nominasi, dan Komite Pemantau Risiko) serta para
pemegang saham atau kuasanya.

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi BCA yang hadir dalam RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015, yaitu:
Dewan Komisaris
Nama

Jabatan

Djohan Emir Setijoso

Presiden Komisaris

Tonny Kusnadi

Komisaris

Cyrillus Harinowo

Komisaris Independen, merangkap Ketua Komite Audit

Raden Pardede

Komisaris Independen, merangkap Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi

Sigit Pramono

Komisaris Independen, merangkap Ketua Komite Pemantau Risiko


Direksi

Nama

Jabatan

Jahja Setiaatmadja

Presiden Direktur

Eugene Keith Galbraith

Wakil Presiden Direktur

Dhalia Mansor Ariotedjo

Direktur

Anthony Brent Elam

Direktur

Suwignyo Budiman

Direktur

Tan Ho Hien/Subur Tan

Direktur Kepatuhan

Henry Koenaifi

Direktur

Armand Wahyudi Hartono

Direktur

Erwan Yuris Ang

Direktur Independen

Rudy Susanto

Direktur

265
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Jumlah saham dengan hak suara yang hadir


atau diwakili dalam RUPS Tahunan 2015 adalah
21.601.309.793 saham atau 87,614% dari jumlah
seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor
oleh pemegang saham, karenanya ketentuan
kuorum kehadiran sebagaimana diatur dalam Pasal
23 ayat 1 (a) Anggaran Dasar BCA, telah dipenuhi.
RUPS Luar Biasa dihadiri oleh pemegang saham
yang seluruhnya mewakili 21.627.119.036 saham
yang merupakan 87,719% dari seluruh jumlah saham
dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan
oleh BCA.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

266
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Agenda RUPS Luar Biasa 2015


Persetujuan Perubahan dan
Kembali Anggaran Dasar BCA.

Pernyataan

7. Mekanisme Penghitungan Suara RUPS Tahunan


dan Luar Biasa 2015
Setiap pemegang saham atau kuasa yang
mewakilinya memiliki hak untuk bertanya dan/atau
mengajukan pendapat kepada Ketua RUPS Tahunan
dan Luar Biasa sebelum diadakan pemungutan
suara untuk setiap agenda RUPS Tahunan dan Luar
Biasa.

Dalam setiap pembahasan agenda RUPS Tahunan


dan Luar Biasa, Ketua RUPS Tahunan memberikan
kesempatan kepada para pemegang saham
atau kuasa yang mewakilinya untuk mengajukan
pertanyaan sebelum diadakan pemungutan suara.

Berdasarkan Pasal 23 ayat 8 Anggaran Dasar BCA,


keputusan mengenai usul yang diajukan dalam
setiap agenda RUPS akan diambil berdasarkan
musyawarah untuk mufakat. Jika musyawarah
untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan akan
diambil dengan cara pemungutan suara.

Berdasarkan Pasal 23 ayat 6 Anggaran Dasar


BCA, pemungutan suara mengenai usul yang
diajukan dalam setiap agenda RUPS akan dilakukan
secara lisan dengan metode polling suara yang
dilakukan dengan cara para pemegang saham atau
kuasa yang mewakilinya yang tidak setuju atau
memberikan suara abstain terhadap usul yang
diajukan mengangkat tangan untuk menyerahkan
surat suara dan kemudian surat suara dihitung oleh
PT Raya Saham Registra selaku Biro Administrasi
Efek BCA dan kemudian diverifikasi oleh Notaris
selaku pihak independen, sesuai dengan Tata Tertib
RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015.

5. Pimpinan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015



RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015 dipimpin oleh
Bapak Ir. Djohan Emir Setijoso selaku Presiden
Komisaris, sesuai dengan Pasal 22 ayat 1 Anggaran
Dasar BCA.
6. Agenda RUPS

Agenda RUPS Tahunan 2015
1. Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk
Laporan Keuangan BCA dan Laporan Tugas
Pengawasan Dewan Komisaris BCA untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014 serta memberikan pelunasan
dan pembebasan tanggung jawab (acquit et
decharge) kepada anggota Direksi dan Dewan
Komisaris BCA atas tindakan pengurusan dan
pengawasan yang dilakukan dalam tahun buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014;
2. Penetapan penggunaan Laba BCA untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014;
3. Penetapan gaji atau honorarium dan tunjangan
lain kepada Direksi dan Dewan Komisaris BCA;
4. Penunjukkan Akuntan Publik Terdaftar untuk
memeriksa buku-buku BCA untuk tahun buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015;
5. Pemberian kuasa dan wewenang kepada Direksi
untuk membayar dividen interim/sementara
untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2015.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

8. Keputusan RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2015 dan Realisasinya


Keputusan RUPS Tahunan


Agenda Pertama
Tahun 2014

Tahun 2015

Menyetujui Laporan Tahunan, termasuk Laporan Tugas


Pengawasan Dewan Komisaris BCA untuk tahun buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang
termuat dalam buku Laporan Tahunan 2013;

Menyetujui Laporan Tahunan, termasuk Laporan Tugas


Pengawasan Dewan Komisaris BCA untuk tahun buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang
termuat dalam buku Laporan Tahunan 2014;

II

Mengesahkan Laporan Keuangan yang meliputi Neraca


dan Perhitungan Laba Rugi BCA untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja,
anggota KPMG International yang termuat dalam buku
Laporan Tahunan 2013;

II

Mengesahkan Laporan Keuangan yang meliputi Neraca


dan Perhitungan Laba Rugi BCA untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta, Widjaja
& Rekan, anggota KPMG International yang termuat
dalam buku Laporan Tahunan 2014;

III

Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung


jawab (acquit et decharge) kepada anggota Direksi dan
Dewan Komisaris BCA atas tindakan pengurusan dan
pengawasan yang dilakukan masing-masing selama
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013, sepanjang tindakan tersebut tercatat dalam
Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan BCA untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 serta dokumen pendukungnya.

III

Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung


jawab (acquit et decharge) kepada anggota Direksi dan
Dewan Komisaris BCA atas tindakan pengurusan dan
pengawasan yang dilakukan masing-masing selama
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014, sepanjang tindakan tersebut tercatat dalam
Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan BCA untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 serta dokumen pendukungnya;


Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2014:

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2015:

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

21.755.486.784
(99,912%)

10.476.700
(0,048%)

8.696.000
0,040%)

21.579.092.293
(99,897%)

(Nihil)

22.217.500
(0,103%)

Keterangan realisasi: Terealisasi

Keterangan realisasi: Terealisasi


Agenda Kedua
Tahun 2015

Tahun 2014
I

Menetapkan bahwa sesuai dengan Neraca dan


Perhitungan Laba Rugi BCA untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja,
anggota KPMG International, laba bersih BCA dalam
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 adalah sebesar Rp 14.253.831.087.099,- (empat
belas triliun dua ratus lima puluh tiga miliar delapan ratus
tiga puluh satu juta delapan puluh tujuh ribu sembilan
puluh sembilan Rupiah) (Laba Bersih 2013).

Menetapkan bahwa sesuai dengan Neraca dan


Perhitungan Laba Rugi BCA untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja
& Rekan, anggota KPMG International, laba bersih
BCA dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014 adalah sebesar Rp 16.485.857.485.058,(enam belas triliun empat ratus delapan puluh lima miliar
delapan ratus lima puluh tujuh juta empat ratus delapan
puluh lima ribu lima puluh delapan Rupiah) (Laba Bersih
2014).

267
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

II

Laporan kepada Pemegang Saham

Menetapkan penggunaan Laba Bersih 2013, yakni


sebesar Rp14.253.831.087.099,- (empat belas triliun dua
ratus lima puluh tiga miliar delapan ratus tiga puluh satu
juta delapan puluh tujuh ribu sembilan puluh sembilan
Rupiah), sebagai berikut:
1. Sebesar Rp142.538.310.871,- (seratus empat puluh
dua miliar lima ratus tiga puluh delapan juta tiga ratus
sepuluh ribu delapan ratus tujuh puluh satu Rupiah)
disisihkan untuk dana cadangan;
2. Sebesar Rp2.958.601.200.000,- (dua triliun sembilan
ratus lima puluh delapan miliar enam ratus satu
juta dua ratus ribu Rupiah) atau sebesar Rp120,(seratus dua puluh Rupiah) per saham dibagikan
sebagai dividen tunai untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 kepada
para pemegang saham yang memiliki hak untuk
menerima dividen tunai, dimana jumlah dividen tunai
tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar
Rp1.109.475.450.000,- (satu triliun seratus sembilan
miliar empat ratus tujuh puluh lima juta empat ratus
lima puluh ribu Rupiah) atau sebesar Rp45,- (empat
puluh lima Rupiah) per saham yang telah dibayarkan
oleh BCA pada tanggal 17 Desember 2013, sehingga
sisanya sebesar Rp1.849.125.750.000,- (satu triliun
delapan ratus empat puluh sembilan miliar seratus
dua puluh lima juta tujuh ratus lima puluh ribu Rupiah)
atau sebesar Rp75,- (tujuh puluh lima Rupiah) per
saham.

Atas pembayaran dividen tersebut berlaku syarat


dan ketentuan sebagai berikut:
(i) sisa dividen untuk tahun buku 2013 akan
dibayarkan untuk setiap saham yang dikeluarkan
oleh BCA yang tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham BCA pada tanggal pencatatan (recording
date) yang akan ditetapkan oleh Direksi;
(ii) atas pembayaran sisa dividen tahun buku 2013,
Direksi akan melakukan pemotongan pajak
dividen sesuai dengan peraturan perpajakan
yang berlaku;
(iii) Direksi
diberi kuasa dan wewenang
untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembayaran sisa dividen
tahun buku 2013, antara lain (akan tetapi tidak
terbatas):
(aa) menentukan tanggal
pencatatan
(recording date) yang dimaksud dalam
butir (i) untuk menentukan para pemegang
saham BCA yang berhak menerima
pembayaran sisa dividen tahun buku 2013;
dan
(bb) menentukan tanggal
pelaksanaan
pembayaran sisa dividen tahun buku 2013,
dan hal-hal teknis lainnya dengan tidak
mengurangi peraturan Bursa Efek dimana
saham BCA tercatat;

268
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

II

Menetapkan penggunaan Laba Bersih 2014, yakni


sebesar Rp 16.485.857.485.058,- (enam belas triliun
empat ratus delapan puluh lima miliar delapan ratus lima
puluh tujuh juta empat ratus delapan puluh lima ribu lima
puluh delapan Rupiah), sebagai berikut:
1. Sebesar Rp164.858.574.851,- (seratus enam puluh
empat miliar delapan ratus lima puluh delapan juta
lima ratus tujuh puluh empat ribu delapan ratus lima
puluh satu Rupiah) disisihkan untuk dana cadangan;
2. Sebesar Rp3.648.941.480.000,- (tiga triliun enam
ratus empat puluh delapan miliar sembilan ratus
empat puluh satu juta empat ratus delapan puluh ribu
Rupiah) atau sebesar Rp148,- (seratus empat puluh
delapan Rupiah) per saham dibagikan sebagai dividen
tunai untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014 kepada para pemegang saham yang
memiliki hak untuk menerima dividen tunai, dimana
jumlah dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen
interim sebesar Rp1.232.750.500.000,- (satu triliun
dua ratus tiga puluh dua miliar tujuh ratus lima puluh
juta lima ratus ribu Rupiah) atau sebesar Rp50,- (lima
puluh Rupiah) per saham yang telah dibayarkan oleh
BCA pada tanggal 23 Desember 2014, sehingga
sisanya sebesar Rp2.416.190.980.000,- (dua triliun
empat ratus enam belas miliar seratus sembilan
puluh juta sembilan ratus delapan puluh ribu Rupiah)
atau sebesar Rp98,- (sembilan puluh delapan Rupiah)
per saham.

Atas pembayaran dividen tersebut berlaku syarat


dan ketentuan sebagai berikut:
(i) sisa dividen untuk tahun buku 2014 akan
dibayarkan untuk setiap saham yang dikeluarkan
oleh BCA yang tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham BCA pada tanggal pencatatan (recording
date) yang akan ditetapkan oleh Direksi;
(ii) atas pembayaran sisa dividen tahun buku 2014,
Direksi akan melakukan pemotongan pajak
dividen sesuai dengan peraturan perpajakan
yang berlaku;
(iii)
Direksi diberi kuasa dan wewenang untuk
menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembayaran sisa dividen tahun
buku 2014, antara lain (akan tetapi tidak
terbatas):
(aa) menentukan tanggal pencatatan (recording
date) yang dimaksud dalam butir (i) untuk
menentukan para pemegang saham BCA
yang berhak menerima pembayaran sisa
dividen tahun buku 2014; dan
(bb)
menentukan
tanggal
pelaksanaan
pembayaran sisa dividen tahun buku 2014,
dan hal-hal teknis lainnya dengan tidak
mengurangi peraturan Bursa Efek dimana
saham BCA tercatat;

Tata Kelola Perusahaan

III

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

3. Dengan memperhatikan Peraturan Bank Indonesia


nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum berikut perubahannya juncto Pasal
71 ayat 1 Undang Undang Nomor 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, dan pertimbangan dari
Dewan Komisaris setelah memperhatikan masukan
dari Komite Remunerasi dan Nominasi sebagaimana
ternyata dalam surat dari Komite Remunerasi dan
Nominasi tertanggal 4 Maret 2014 nomor 001/
SK/KRE/2014, selanjutnya RUPS Tahunan 2014
menetapkan maksimal sebesar Rp 213.807.466.306,(dua ratus tiga belas miliar delapan ratus tujuh juta
empat ratus enam puluh enam ribu tiga ratus enam
Rupiah) untuk dibayarkan sebagai tantiem kepada
anggota Dewan Komisaris dan Direksi BCA yang
menjabat dalam dan selama tahun buku 2013.

3. Sebesar maksimal Rp 247.287.862.276,- (dua ratus


empat puluh tujuh miliar dua ratus delapan puluh
tujuh juta delapan ratus enam puluh dua ribu dua
ratus tujuh puluh enam Rupiah) untuk dibayarkan
sebagai tantiem kepada anggota Dewan Komisaris
dan Direksi BCA yang menjabat dalam dan selama
tahun buku 2014, bahwa dalam tahun buku
2014 telah dicadangkan dan dibiayakan sebesar
Rp227.217.855.000,- (dua ratus dua puluh tujuh
miliar dua ratus tujuh belas juta delapan ratus
lima puluh lima ribu Rupiah) maka penggunaan
Laba Bersih 2014 (dua ribu empat belas) yang
perlu dialokasikan untuk tantiem adalah maksimal
sebesar Rp20.070.007.276,- (dua puluh miliar tujuh
puluh juta tujuh ribu dua ratus tujuh puluh enam
rupiah)

memberikan kuasa dan wewenang kepada


FARINDO INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED,
qualitate qua (q.q.) Saudara ROBERT BUDI
HARTONO dan Saudara BAMBANG HARTONO,
selaku pemegang saham mayoritas BCA pada saat
ini, untuk menetapkan pembagian
tantiem
tersebut di antara para anggota Dewan Komisaris
dan Direksi BCA yang menjabat dalam dan selama
tahun buku 2013, termasuk segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembayaran tantiem tersebut,
dengan ketentuan besarnya tantiem yang akan
dibayar kepada Dewan Komisaris dan Direksi akan
dilaporkan dalam Laporan Tahunan untuk tahun
buku 2014;

4. Sisa dari Laba Bersih 2013 yang tidak ditentukan


penggunaannya, yaitu sebesar minimal Rp
10.938.884.109.922,- (sepuluh triliun sembilan ratus
tiga puluh delapan miliar delapan ratus delapan
puluh empat juta seratus sembilan ribu sembilan
ratus dua puluh dua Rupiah) ditetapkan sebagai laba
ditahan.

4. Sisa dari Laba Bersih 2014 yang tidak ditentukan


penggunaannya ditetapkan sebagai laba ditahan.

Menyatakan pemberian kuasa dalam butir II angka 2 dan


3 keputusan ini berlaku sejak usul yang diajukan dalam
acara ini disetujui oleh RUPS Tahunan 2014.

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2014:

III

memberikan kuasa dan wewenang kepada FARINDO


INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED, qualitate qua
(q.q.) Saudara ROBERT BUDI HARTONO dan Saudara
BAMBANG HARTONO, selaku pemegang saham
mayoritas BCA pada saat ini, untuk menetapkan
pembagian besarnya tantiem yang akan dibagikan
kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi BCA
yang menjabat dalam dan selama tahun buku 2014
(dua ribu empat belas), dengan memperhatikan
keputusan rapat ini serta menetapkan pembagian
tantiem tersebut diantara para anggota Dewan
Komisaris dan Direksi BCA yang menjabat dalam
dan selama tahun buku 2014 (dua ribu empat belas),
termasuk segala sesuatu yang berhubungan dengan
pembayaran tantiem tersebut, dengan ketentuan
besarnya tantiem yang akan dibayar kepada Dewan
Komisaris dan Direksi akan dilaporkan dalam
Laporan Tahunan untuk tahun buku 2015;

Menyatakan pemberian kuasa dalam butir II angka 2 dan


3 keputusan ini berlaku sejak usul yang diajukan dalam
acara ini disetujui oleh RUPS Tahunan 2015.

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2015:

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

21.705.530.171
(99,683%)

46.413.713
(0,213%)

22.716.200
(0,104%)

21.506.661.207
(99,562%)

53.866.786
(0,249%)

40.781.800
(0,189%)

Keterangan: Terealisasi

Keterangan: Terealisasi

269
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Agenda Ketiga
Tahun 2014
I

Menerima pengunduran diri Tuan RENALDO HECTOR


BARROS selaku Direktur BCA yang akan berlaku efektif
pada tanggal 1 Juni 2014 dan selanjutnya memberikan
pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et
decharge) kepada Tuan RENALDO HECTOR BARROS
tersebut atas tindakan pengurusan yang dilakukan
selama menjalankan jabatannya, sepanjang tindakantindakan tersebut tercatat dalam buku dan catatan BCA;

Selanjutnya menyatakan penghargaan yang setinggitinginya serta mengucapkan terima kasih kepada Tuan
RENALDO HECTOR BARROS atas jasa-jasa yang telah
diberikan selama menjabat sebagai Direktur BCA.
II

Mengangkat Tuan RUDY SUSANTO sebagai Direktur,


yang berlaku efektif jika dan sejak tanggal OJK
memberikan persetujuan terhadap pengangkatan
tersebut atau sejak tanggal 1 Juni 2014, yang mana
yang terjadi lebih akhir;

III

Dengan tidak mengurangi independensi anggota Direksi


lainnya, RUPS Tahunan 2014 dengan ini menetapkan
Tuan ERWAN YURIS ANG sebagai Direktur Independen
BCA sesuai dengan Surat Keputusan Perseroan
Terbatas PT. Bursa Efek Indonesia tanggal 20 Januari
2014 No. Kep-00001/BEI/01-2014 perihal Perubahan
Peraturan I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek
Bersifat Ekuitas Selain Saham yang diterbitkan oleh
Perusahaan Tercatat, berlaku efektif sejak ditutupnya
RUPS Tahunan 2014.

IV

Menyatakan bahwa setelah ditutupnya RUPS Tahunan


2014, maka susunan anggota Dewan Komisaris dan
Direksi BCA yang menjabat adalah:

Dewan Komisaris
Presiden Komisaris

: Tuan Insinyur DJOHAN EMIR


SETIJOSO;
Komisaris
: Tuan TONNY KUSNADI;
Komisaris Independen : Tuan CYRILLUS HARINOWO;
Komisaris Independen : Tuan Doktor RADEN
PARDEDE;
Komisaris Independen : Tuan SIGIT PRAMONO;
Direksi
Presiden Direktur
: Tuan JAHJA SETIAATMADJA;
Wakil Presiden Direktur : Tuan EUGENE KEITH
GALBRAITH;
Direktur
: Nyonya DHALIA MANSOR
ARIOTEDJO;
Direktur
: Tuan ANTHONY BRENT
ELAM;
Direktur
: Tuan SUWIGNYO BUDIMAN ;
Direktur (merangkap
Direktur Kepatuhan)
: Tuan TAN HO HIEN/SUBUR
atau dipanggil SUBUR TAN;
Direktur
: Tuan RENALDO HECTOR
BARROS;
Direktur
: Tuan HENRY KOENAIFI
Direktur
: Tuan ARMAND WAHYUDI
HARTONO
Direktur Independen
: Tuan ERWAN YURIS ANG
Direktur
: Tuan RUDY SUSANTO

270
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Dengan ketentuan Tuan RENALDO HECTOR BARROS


masih tetap menjabat sebagai Direktur BCA sampai
dengan tanggal 31 Mei 2014;
Adapun pengangkatan Tuan RUDY SUSANTO sebagai
Direktur BCA, berlaku efektif jika dan sejak tanggal
OJK memberikan persetujuan terhadap pengangkatan
tersebut atau sejak tanggal 1 Juni 2014, yang mana
yang terjadi lebih akhir, dengan masa jabatan sampai
dengan ditutupnya RUPS Tahunan BCA yang akan
diselenggarakan pada tahun 2016.
V

Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi BCA,


dengan hak substitusi, untuk menuangkan keputusan
tentang susunan anggota Dewan Komisaris dan
Direksi tersebut di atas dalam akta-akta yang dibuat
di hadapan Notaris, termasuk menuangkan susunan
Dewan Komisaris dan Direksi setelah memperoleh Surat
Persetujuan dari OJK terkait keputusan RUPS Tahunan
2014 tersebut di atas, dan selanjutnya menyampaikan
pemberitahuan pada pihak yang berwenang, serta
melakukan semua dan setiap tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan keputusan tersebut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

VI

Menyatakan pemberian kuasa dalam butir V keputusan


ini berlaku sejak usul yang diajukan dalam acara ini
disetujui oleh RUPS Tahunan 2014.

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2014:


Setuju

Tidak Setuju

Abstain

19.220.692.659
(88,271%)

2.241.695.151
(10,295%)

312.272.274
(1,434%)

Keterangan: Terealisasi

Agenda Keempat

Agenda Ketiga

Tahun 2014

(i) Memberi kuasa dan wewenang penuh kepada


FARINDO INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED,
qualitate qua (q.q.) saudara ROBERT BUDI HARTONO
dan saudara BAMBANG HARTONO, selaku pemegang
saham mayoritas BCA, untuk menetapkan besarnya
honorarium dan tunjangan lainnya yang akan dibayar
oleh BCA kepada anggota Dewan Komisaris yang
menjabat selama tahun buku 2014;
(ii) Memberi kuasa dan wewenang penuh kepada Dewan
Komisaris BCA untuk menetapkan besarnya gaji
dan tunjangan lainnya yang akan dibayar oleh BCA
kepada anggota Direksi BCA yang menjabat selama
tahun buku 2014.

Tahun 2015
I

(i) Memberi kuasa dan wewenang penuh kepada


FARINDO INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED,
qualitate qua (q.q.) saudara ROBERT BUDI
HARTONO dan saudara BAMBANG HARTONO,
selaku pemegang saham mayoritas BCA, untuk
menetapkan besarnya honorarium dan tunjangan
lainnya yang akan dibayar oleh BCA kepada
anggota Dewan Komisaris yang menjabat selama
tahun buku 2015;
(ii) Memberi kuasa dan wewenang penuh kepada
Dewan Komisaris BCA untuk menetapkan besarnya
gaji dan tunjangan lainnya yang akan dibayar oleh
BCA kepada anggota Direksi BCA yang menjabat
selama tahun buku 2015.

271
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Dalam melaksanakan kuasa dan wewenang tersebut


diatas:
i. FARINDO INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED,
qualitate qua (q.q.) Saudara ROBERT BUDI HARTONO
dan Saudara BAMBANG HARTONO, selaku
pemegang saham mayoritas BCA pada saat ini, akan
memperhatikan rekomendasi dari Dewan Komisaris,
yang mana Dewan Komisaris akan memperhatikan
rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi;

Dalam melaksanakan kuasa dan wewenang tersebut


diatas:
i. FARINDO INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED,
qualitate qua (q.q.) Saudara ROBERT BUDI
HARTONO dan Saudara BAMBANG HARTONO,
selaku pemegang saham mayoritas BCA pada
saat ini, akan memperhatikan rekomendasi dari
Dewan Komisaris, yang mana Dewan Komisaris
akan memperhatikan rekomendasi dari Komite
Remunerasi dan Nominasi;
ii.
Dewan
Komisaris
akan
memperhatikan
rekomendasi dari Komite Remunerasi dan
Nominasi;

ii. Dewan Komisaris akan memperhatikan rekomendasi


dari Komite Remunerasi dan Nominasi;
II

Menyatakan pemberian kuasa dan wewenang yang


termuat dalam butir I keputusan ini berlaku terhitung
sejak usul yang diajukan dalam acara ini disetujui oleh
RUPS Tahunan 2014;

II

Menyatakan pemberian kuasa dan wewenang yang


termuat dalam butir I keputusan ini berlaku terhitung
sejak usul yang diajukan dalam acara ini disetujui oleh
RUPS Tahunan 2015;

III

Besarnya gaji atau honorarium serta tunjangan yang


akan dibayar oleh BCA kepada anggota Direksi dan
Dewan Komisaris yang menjabat selama tahun buku
2014 akan dimuat dalam Laporan Tahunan untuk tahun
buku 2014.

III

Besarnya gaji atau honorarium serta tunjangan yang


akan dibayar oleh BCA kepada anggota Direksi dan
Dewan Komisaris yang menjabat selama tahun buku
2015 akan dimuat dalam Laporan Tahunan untuk
tahun buku 2015;

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2014:

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2015:

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

21.643.587.084
(99,398%)

83.193.013
(0,382%)

47.879.987
(0,220%)

21.195.994.420
(98,124%)

90.555.286
(0,419%)

314.760.087
(1,457%)

Keterangan: Terealisasi

Keterangan: Terealisasi


Agenda Kelima

Agenda Keempat

Tahun 2014

Tahun 2015

Memberi kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris


untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Terdaftar yang
mempunyai reputasi internasional (termasuk Akuntan
Publik Terdaftar yang tergabung dalam Kantor Akuntan
Publik Terdaftar tersebut) yang akan mengaudit buku
dan catatan BCA untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 serta menetapkan besarnya
honorarium dan syarat lainnya tentang penunjukan
Kantor Akuntan Publik Terdaftar yang mempunyai
reputasi internasional (termasuk Akuntan Publik
Terdaftar yang tergabung dalam Kantor Akuntan Publik
Terdaftar tersebut) dengan memperhatikan rekomendasi
Komite Audit dan peraturan perundangundangan yang
berlaku antara lain peraturan dalam bidang Pasar Modal.

Memberi kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris


untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Terdaftar yang
mempunyai reputasi internasional (termasuk Akuntan
Publik Terdaftar yang tergabung dalam Kantor Akuntan
Publik Terdaftar tersebut) yang akan mengaudit buku
dan catatan BCA untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015 serta menetapkan besarnya
honorarium dan syarat lainnya tentang penunjukan
Kantor Akuntan Publik Terdaftar yang mempunyai
reputasi internasional (termasuk Akuntan Publik
Terdaftar yang tergabung dalam Kantor Akuntan Publik
Terdaftar tersebut) dengan memperhatikan rekomendasi
Komite Audit dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku antara lain peraturan dalam bidang Pasar Modal.

II

Menyatakan pemberian kuasa dan wewenang tersebut


berlaku terhitung sejak usul diajukan dalam acara ini
disetujui oleh RUPS Tahunan 2014.

II

Menyatakan pemberian kuasa dan wewenang tersebut


berlaku terhitung sejak usul yang diajukan dalam acara
ini disetujui oleh RUPS Tahunan 2015.

272
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2014:

Data Perusahaan

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2015:

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

21.628.327.245
(99,328%)

117.009.952
(0,537%)

29.322.887
(0,135%)

21.227.905.982
(98,271%)

313.121.548
(1,45%)

60.282.263
(0,279%)

Keterangan realisasi:
Dewan Komisaris telah menunjuk kantor akuntan
publik terdaftar, yaitu kantor akuntan publik Siddharta
Widjaja & Rekan, anggota KPMG international (termasuk
Akuntan Publik Terdaftar, yaitu Elisabeth Imelda yang
tergabung dalam Institut Akuntan Publik Indonesia yang
akan mengaudit pembukuan dan pencatatan BCA untuk
tahun buku 2014.

Keterangan realisasi:
Dewan Komisaris telah menunjuk Kantor Akuntan Publik
Terdaftar, yaitu Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja
& Rekan, anggota KPMG International (termasuk Akuntan
Publik Terdaftar, yaitu Kusumaningsih Angkawijaya
yang tergabung dalam Kantor Akuntan Publik Terdaftar
tersebut) yang akan mengaudit pembukuan BCA untuk
tahun buku 2015.


Agenda Keenam

Agenda Kelima

Tahun 2014

Tahun 2015

Memberi kuasa dan wewenang kepada Direksi BCA


(dengan persetujuan Dewan Komisaris), jika keadaan
keuangan BCA memungkinkan, untuk menetapkan dan
membayar dividen sementara/interim untuk tahun buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, dengan
ketentuan, untuk memenuhi Pasal 72 Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
apabila dividen sementara/interim tersebut akan
dibagikan maka pembagian tersebut harus dilakukan
sebelum berakhirnya tahun buku 2014, kepada para
pemegang saham, termasuk menentukan bentuk,
besarnya dan cara pembayaran dividen sementara/
interim tersebut, dengan tidak mengurangi persetujuan
instansi yang berwenang serta peraturan perundangundangan yang berlaku

Memberi kuasa dan wewenang kepada Direksi BCA


(dengan persetujuan Dewan Komisaris), jika keadaan
keuangan BCA memungkinkan, untuk menetapkan dan
membayar dividen sementara/interim untuk tahun buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, dengan
ketentuan, untuk memenuhi Pasal 72 Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
apabila dividen sementara/interim tersebut akan
dibagikan maka pembagian tersebut harus dilakukan
sebelum berakhirnya tahun buku 2015, kepada para
pemegang saham, termasuk menentukan bentuk,
besarnya dan cara pembayaran dividen sementara/
interim tersebut, dengan tidak mengurangi persetujuan
instansi yang berwenang serta peraturan perundangundangan yang berlaku.

II

Menyatakan pemberian kuasa dan wewenang tersebut


berlaku terhitung sejak usul yang diajukan dalam acara
ini diterima dan disetujui oleh RUPS Tahunan 2014 ini.

II

Menyatakan pemberian kuasa dan wewenang tersebut


berlaku terhitung sejak usul yang diajukan dalam acara
ini diterima dan disetujui oleh RUPS Tahunan 2015 ini.

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2014:

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2015:

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

21.726.151.271
(99,777%)

25.792.613
(0,119%)

22.716.200
(0,104%)

21.506.667.707
(99,562%)

53.860.286
(0,249%)

40.781.800
(0,189%)

Keterangan realisasi:
Pembagian Dividen Interim/Sementara untuk tahun buku
2014 telah dilakukan pada tanggal 23 Desember 2014.

Keterangan realisasi:
Pembagian dividen interim/sementara untuk tahun buku
2015 telah dilakukan pada tanggal 8 Desember 2015.

273
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Keputusan RUPS Luar Biasa


Dalam RUPS Luar Biasa telah diambil keputusan,
pada intinya sebagai berikut:
1. Menyetujui Pengubahan:
a. Pasal 12 ayat 3 huruf c dan g Anggaran
Dasar BCA; dan
b. Pasal Anggaran Dasar BCA lainnya
dalam rangka menyesuaikan dengan
peraturan OJK mengenai Rencana
dan Penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
serta peraturan OJK mengenai Direksi dan
Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan
Publik.

dan/atau menyusun kembali seluruh


ketentuan Pasal 12 ayat 3 huruf c dan g,
serta Pasal lainnya Anggaran Dasar BCA
sesuai keputusan tersebut (termasuk
menegaskan susunan pemegang saham
dalam akta tersebut bilamana diperlukan),
sebagaimana yang disyaratkan oleh dan
sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku, membuat
atau menyuruh untuk membuat serta
menandatangani akta-akta dan suratsurat
maupun
dokumen-dokumen
yang diperlukan, dan selanjutnya untuk
mengajukan permohonan persetujuan dan/
atau menyampaikan pemberitahuan atas
keputusan RUPS ini dan/atau perubahan
Anggaran Dasar BCA, kepada instansi
yang berwenang, dan untuk membuat
pengubahan dan/atau tambahan dalam
bentuk yang bagaimanapun juga yang
diperlukan untuk memperoleh persetujuan
dan/atau diterimanya pemberitahuan
tersebut, serta untuk mengajukan dan
menandatangani semua permohonan dan
dokumen lainnya, untuk memilih tempat
kedudukan dan untuk melaksanakan
tindakan lain yang mungkin diperlukan.

2. Menyatakan kembali seluruh pasal Anggaran


Dasar BCA yang tidak diubah, yang sekarang
termuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tertanggal 12 Mei 2009 nomor 38,
Tambahan nomor 12790 dan Berita Negara
Republik Indonesia tertanggal 29 November
2013 nomor 96, Tambahan nomor 7583/L;
Sebagaimana
termuat
dalam
Konsep
Perubahan dan Pernyataan Kembali Anggaran
Dasar yang telah diedarkan kepada para
pemegang saham atau kuasa yang mewakilinya
yang hadir dalam RUPS dan ringkasannya telah
disampaikan dalam RUPS.
- Selanjutnya
memberikan
wewenang
dan kuasa kepada Direksi BCA, dengan
hak substitusi, untuk melakukan segala
dan setiap tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan keputusan tersebut,
termasuk tetapi tidak terbatas untuk
menyatakan/menuangkan
keputusan
tersebut dalam akta-akta yang dibuat
di hadapan Notaris, untuk mengubah

Hasil Perhitungan Jumlah Suara 2015:

Setuju

Tidak Setuju

Abstain

21.342.080.243
(98,682%)

253.161.206
(1,171%)

31.877.587
(0,147%)

Keterangan: Terealisasi.
Perubahan Anggaran Dasar BCA telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM sebagaimana
ternyata dalam surat No.AHU-AH.01.03-0926937 tanggal
23 April 2015.

9. Pernyataan Terkait Keputusan RUPS yang Belum


Terealisasi
Pada tahun 2015 tidak ada keputusan RUPS
Tahunan 2015 yang tidak terealisasi atau tertunda
realisasinya.

274
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

10. Pemegang Saham Utama/Pengendali

Pemegang Saham Utama/Pengendali BCA adalah FarIndo Investments (Mauritius) Ltd.


Skema/diagram informasi mengenai Pemegang Saham Utama/Pengendali BCA, baik langsung maupun tidak
langsung, sampai kepada pemilik individu adalah sebagai berikut:
Robert Budi Hartono

Bambang Hartono

(Pemegang Saham Pengendali)

(Pemegang Saham Pengendali)

51,00%

49,00%

Brolonna Investment Ltd.


100,00%

Alaerka Investment Ltd.


92,18%*

FarIndo Investments
(Mauritius) Ltd.

Masyarakat 52,85%**

47,15%*

Keterangan:
Pengendali
Jalur Pengendali

* Alaerka Investment Ltd. memiliki 92,18% saham pada FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. (FarIndo). Saham Tresuri FarIndo adalah
sebesar 7,82%.

** Pada komposisi saham yang dimiliki masyarakat, sebesar 2,96% dimiliki oleh pihak yang terafiliasi dengan Ultimate Shareholders, sebesar
0,02% dimiliki oleh Robert Budi Hartono dan sebesar 0,02% dimiliki oleh Bambang Hartono.

Selain itu, Dewan Komisaris dan Direksi memiliki 0,25% saham BCA. Masing-masing pemegang saham masyarakat memiliki kurang dari 5%
saham BCA.

Komposisi saham yang dimiliki masyarakat juga termasuk kepemilikan Anthony Salim terhadap saham BCA sebesar 1,76%.

DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang
memiliki tugas pokok untuk melakukan pengawasan atas
kebijakan Direksi dalam menjalankan perusahaan, dan
memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris
juga bertugas untuk memastikan terselenggaranya
pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (good
corporate governance) dalam setiap kegiatan usaha BCA
pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi BCA.
Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara independen.

1. Acuan Hukum

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/
POJK.O4/2014 tentang Direksi dan Dewan
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006
tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 tanggal 5
Oktober 2006.
Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP
tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

275
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/


POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi
Bagi Konglomerasi Keuangan.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.15/
SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan.
2. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris
Dewan Komisaris telah memiliki Pedoman dan
Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris (Board of
Commissioners Charter) yang mengatur antara lain
mengenai:
Komposisi dan kriteria anggota Dewan
Komisaris;

Komisaris Independen;

Masa Jabatan anggota Dewan Komisaris;

Rangkap Jabatan anggota Dewan Komisaris;
Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab dan
Wewenang Dewan Komisaris;

Aspek Transparansi dan Larangan bagi anggota
Dewan Komisaris;
Program Orientasi dan Pelatihan anggota
Dewan Komisaris;

Etika dan Waktu Kerja Dewan Komisaris;

Rapat Dewan Komisaris.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris


dimuat dalam Manual GCG BCA dan dapat dilihat
pada website BCA (www.bca.co.id) bagian Good
Corporate Governance.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris


Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris,
antara lain:
1. Melakukan pengawasan atas kebijakan
pengurusan BCA, jalannya pengurusan pada
umumnya, dan memberi nasihat kepada Direksi.
Pengawasan oleh Dewan Komisaris dilakukan
untuk kepentingan BCA sesuai dengan maksud
dan tujuan serta Anggaran Dasar BCA.
2. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good
Corporate Governance) dalam setiap kegiatan
usaha BCA pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi BCA.

276
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

3. Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi


pelaksanaan kebijakan strategis BCA.
4.
Memastikan
bahwa
Direksi
telah
menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi
dari Divisi Audit Internal, Auditor Eksternal,
termasuk hasil pengawasan pihak otoritas
namun tidak terbatas pada Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia, dan/atau Bursa
Efek Indonesia.
5. Memberitahukan kepada Otoritas Jasa
Keuangan/Bank Indonesia paling lambat 7
(tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang
keuangan dan perbankan, dan keadaan atau
perkiraan keadaan yang dapat membahayakan
kelangsungan usaha BCA.
6. Membentuk:
a. Komite Audit;
b. Komite Pemantau Risiko;
c. Komite Remunerasi dan Nominasi; dan
d. Komite Tata Kelola Terintegrasi
7. Memastikan bahwa Komite-Komite yang telah
dibentuk Dewan Komisaris telah menjalankan
tugasnya secara efektif.
8. Menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara optimal.
9. Menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris,
paling kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan.
Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh
seluruh anggota Dewan Komisaris secara fisik
paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun.
10. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris, dan
ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan
Komisaris yang hadir dalam rapat Dewan
Komisaris.
11. Mendistribusikan salinan risalah rapat Dewan
Komisaris kepada seluruh anggota Dewan
Komisaris dan pihak yang terkait.
12. Mengadakan rapat bersama Direksi secara
berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 4
(empat) bulan.
13.
Menyampaikan
laporan
tentang
tugas
pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku sebelumnya kepada RUPS Tahunan
dan Laporan Tahunan.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

4. Kewenangan Dewan Komisaris



Kewenangan Dewan Komisaris, antara lain:
1. Memasuki bangunan atau tempat lain yang
digunakan atau dikuasai oleh BCA.
2. Memeriksa semua pembukuan, surat dan alat
bukti lainnya.
3. Meminta penjelasan kepada Direksi tentang
segala hal mengenai BCA.
4. Memberhentikan untuk sementara waktu
seorang atau lebih anggota Direksi jika anggota
Direksi tersebut bertindak bertentangan
dengan Anggaran Dasar BCA, merugikan BCA,
melalaikan kewajiban dan/atau melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan
Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris
sesuai ketentuan Anggaran Dasar BCA, antara
lain:
a. Meminjamkan uang atau memberikan
fasilitas kredit atau fasilitas perbankan
lain yang menyerupai atau mengakibatkan
timbulnya pinjaman uang:
i. Kepada pihak terkait sebagaimana
diatur
dalam
ketentuan
Bank
Indonesia tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit Bank Umum;
ii. Yang melebihi jumlah tertentu yang
dari waktu ke waktu akan ditetapkan
oleh Dewan Komisaris.
b. Memberikan jaminan atau penanggungan
utang (borgtocht):
i. Guna menjamin kewajiban pembayaran
pihak terkait kepada pihak lain
sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank
Indonesia
tentang
Batas
Maksimum Pemberian Kredit Bank
Umum;
ii. Guna menjamin kewajiban pihak
lain untuk jumlah yang melebihi
jumlah tertentu yang dari waktu ke
waktu akan ditetapkan oleh Dewan
Komisaris.
c. Membeli, atau dengan cara lain
memperoleh barang tidak bergerak, kecuali
dalam rangka melaksanakan apa yang
ditetapkan dalam butir (q) ayat 2 Pasal 3

Data Perusahaan

Anggaran Dasar BCA, yaitu melakukan


kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh
bank sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, termasuk antara lain
tindakan dalam rangka restrukturisasi atau
penyelamatan kredit antara lain membeli
agunan, baik semua maupun sebagian,
melalui lelang atau dengan cara lain, dalam
hal debitur tidak memenuhi kewajibannya
kepada bank, dengan ketentuan agunan
yang dibeli wajib dicairkan kembali;
d. Mendirikan perseroan baru, melakukan
atau melepaskan atau mengurangi
penyertaan modal atau menambah
penyertaan modal, kecuali:
i. Penambahan penyertaan modal yang
berasal dari dividen saham BCA, atau;
ii. Penyertaan modal dalam
rangka
penyelamatan kredit;
dengan tetap memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
e. Meminjam uang yang tidak termasuk
dalam butir (a) ayat 2 Pasal 3 Anggaran
Dasar BCA, yaitu menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu;
f. Mengalihkan atau melepaskan hak tagih
BCA yang telah dihapus bukukan, baik
untuk sebagian ataupun seluruhnya, yang
jumlahnya akan ditetapkan dari waktu ke
waktu oleh Dewan Komisaris;
g.
Menjual
atau
mengalihkan
atau
melepaskan hak atau mengagunkan/
menjaminkan, kekayaan BCA yang bernilai
kurang dari atau sama dengan (satu per
dua) bagian dari jumlah kekayaan bersih
BCA yang tercantum dalam neraca BCA,
baik dalam 1 (satu) transaksi maupun
dalam beberapa transaksi yang berdiri
sendiri ataupun yang berkaitan satu sama
lain dalam 1 (satu) tahun buku;
h. Melakukan
tindakan
hukum
atau
transaksi yang bersifat strategis dan
dapat berdampak signifikan terhadap

277
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

kelangsungan usaha BCA, yang jenis


tindakan hukum atau transaksi tersebut
dari waktu ke waktu akan ditetapkan oleh
Dewan Komisaris.

Dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan


wewenangnya, Dewan Komisaris memperhatikan
ketentuan Anggaran Dasar BCA, Pedoman dan
Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

5. Jumlah, Komposisi dan Kriteria Anggota Dewan


Komisaris
Per 31 Desember 2015, jumlah anggota Dewan
Komisaris BCA adalah 5 (lima) orang, terdiri dari 1
(satu) Presiden Komisaris, 1 (satu) Komisaris, dan
3 (tiga) Komisaris Independen. Jumlah anggota
Dewan Komisaris BCA tidak melebihi jumlah anggota
Direksi BCA. Jumlah Komisaris Independen BCA
adalah 60% dari jumlah anggota Dewan Komisaris
BCA.

Seluruh anggota Dewan Komisaris BCA telah lulus


Fit and Proper Test dan telah memperoleh surat
persetujuan dari Bank Indonesia. Seluruh anggota
Dewan Komisaris BCA berdomisili di Indonesia.

Masa jabatan anggota Dewan Komisaris adalah


5 (lima) tahun. Masa jabatan anggota Dewan
Komisaris untuk periode saat ini akan berakhir pada
saat ditutupnya RUPS Tahunan BCA tahun 2016,
dengan tidak mengurangi kewenangan RUPS untuk
memberhentikan seorang atau lebih anggota Dewan
Komisaris pada setiap waktu sebelum jabatannya
berakhir.

Kriteria dalam pemilihan anggota Dewan Komisaris


antara lain adalah:
1. Memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No.33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember
2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik, yaitu:
a. Mempunyai akhlak, moral, dan integritas
yang baik;
b. Cakap melakukan perbuatan hukum;

278
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

c.

Dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan


dan selama menjabat:
(1) tidak pernah dinyatakan pailit;
(2) tidak pernah menjadi anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perusahaan
dinyatakan pailit;
(3) tidak pernah dihukum karena
melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara dan/
atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan; dan
(4) tidak pernah menjadi anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris
yang selama menjabat:
(a) pernah tidak menyelenggarakan
RUPS tahunan;
(b) pertanggungjawabannya sebagai
anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris pernah tidak
diterima oleh RUPS atau pernah tidak
memberikan pertanggungjawaban
sebagai anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris kepada
RUPS; dan
(c) pernah menyebabkan perusahaan
yang
memperoleh
izin,
persetujuan, atau pendaftaran
dari Otoritas Jasa Keuangan
tidak
memenuhi
kewajiban
menyampaikan laporan tahunan
dan/atau
laporan
keuangan
kepada Otoritas Jasa Keuangan.
d. Memiliki komitmen untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan;
e. Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di
bidang yang dibutuhkan perusahaan
2. Memenuhi persyaratan integritas, kompetensi,
dan reputasi keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Bank Indonesia No.12/23/
PBI/2010 tanggal 29 Desember 2010 tentang
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper
Test), yaitu:

Tata Kelola Perusahaan

a.

Laporan Keuangan Konsolidasian

Persyaratan integritas meliputi:


i. memiliki akhlak dan moral yang baik,
antara lain ditunjukkan dengan sikap
mematuhi ketentuan yang berlaku,
termasuk tidak pernah dihukum
karena terbukti melakukan Tindak
Pidana Tertentu dalam waktu 20
(dua puluh) tahun terakhir sebelum
dicalonkan;
ii. memiliki komitmen untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
iii.
memiliki
komitmen
terhadap
pengembangan operasional Bank
yang sehat;
iv. tidak termasuk dalam Daftar Tidak
Lulus (DTL);
v. memiliki komitmen untuk tidak akan
melakukan dan/atau mengulangi
perbuatan
dan/atau
tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 dan Pasal 28, bagi calon anggota

Data Perusahaan

b.

c.

Dewan Komisaris yang pernah


memiliki predikat Tidak Lulus dalam uji
kemampuan dan kepatutan dan telah
menjalani masa sanksi sebagaimana
dimaksud Pasal 35 ayat (1), Pasal 40
ayat (4) huruf a dan Pasal 40 ayat (5)
Peraturan Bank Indonesia tersebut di
atas.
Persyaratan kompetensi meliputi:
i. pengetahuan di bidang perbankan
yang memadai dan relevan dengan
jabatannya;
ii. pengalaman di bidang perbankan
dan/atau bidang keuangan.
Persyaratan reputasi keuangan meliputi:
i. tidak memiliki kredit macet; dan
ii. tidak pernah dinyatakan pailit atau
menjadi direksi atau komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu Perseroan dinyatakan pailit,
dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir
sebelum dicalonkan.

6. Susunan Anggota Dewan Komisaris BCA per 31 Desember 2015



Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Bank Central Asia Tbk No.80 tanggal 14 Agustus 2014, susunan
anggota Dewan Komisaris BCA adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Jabatan

Nama

Presiden Komisaris

Djohan Emir Setijoso

Komisaris

Tonny Kusnadi

Komisaris Independen

Cyrillus Harinowo

Komisaris Independen

Raden Pardede

Komisaris Independen

Sigit Pramono

Profil anggota Dewan Komisaris BCA disajikan di bagian Profil Perusahaan, halaman 568-569 Laporan Tahunan
BCA ini.

7.

Keberagaman Komposisi Anggota Dewan Komisaris


Komposisi Dewan Komisaris BCA telah mencerminkan
keberagaman anggotanya, baik dalam hal pendidikan
(bidang studi), pengalaman kerja, usia, maupun
keahlian. Masing-masing anggota Dewan Komisaris
memiliki kompetensi tinggi yang mendukung
peningkatan kinerja perusahaan.

8. Nominasi Anggota Dewan Komisaris


Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN)
merekomendasikan calon anggota Dewan Komisaris
kepada Dewan Komisaris. Selanjutnya dengan
memperhatikan rekomendasi dari KRN tersebut,
Dewan Komisaris mengusulkan pengangkatan
calon anggota Dewan Komisaris untuk diajukan
dalam RUPS.

279
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

RUPS mengangkat calon anggota Dewan Komisaris


menjadi anggota Dewan Komisaris, dengan
memperhatikan rekomendasi dari Dewan Komisaris.

d. tidak mempunyai hubungan usaha baik


langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan kegiatan usaha BCA;

9. Informasi mengenai Komisaris Independen dan


Pernyataan Independensi Dewan Komisaris

a. Kriteria Penentuan Komisaris Independen
Tidak memiliki hubungan keuangan,
hubungan
kepengurusan,
hubungan
kepemilikan saham, dan/atau hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya, Direksi, dan/atau Pemegang
Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan dengan BCA, yang
dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.

b. Pernyataan Independensi Dewan Komisaris



Seluruh anggota Dewan Komisaris BCA tidak
memiliki hubungan keuangan, hubungan
kepengurusan, hubungan kepemilikan saham,
dan/atau hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan/atau
Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan
dengan BCA, yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.

Di samping itu, sesuai dengan Peraturan


Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.
O4/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik, Komisaris
Independen harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. bukan merupakan orang yang bekerja atau
mempunyai wewenang dan tanggung
jawab untuk merencanakan, memimpin,
mengendalikan, atau mengawasi kegiatan
BCA dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir,
kecuali untuk pengangkatan kembali
sebagai Komisaris Independen BCA pada
periode berikutnya;
b. tidak mempunyai saham baik langsung
maupun tidak langsung pada BCA;
c. tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan
BCA, anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, atau pemegang saham utama
BCA; dan

Seluruh Komisaris Independen BCA tidak


memiliki hubungan keuangan, hubungan
kepengurusan, hubungan kepemilikan saham,
dan/atau hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, dan/atau Pemegang Saham
Pengendali, atau hubungan dengan BCA, yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.

Seluruh anggota Dewan Komisaris BCA


juga telah memenuhi persyaratan ketentuan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/
POJK.O4/2014 tentang Direksi dan Dewan
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik
tersebut.

Hubungan Keluarga dengan

Nama

Jabatan

Dewan
Komisaris

Direksi

Hubungan Keuangan dengan

Pemegang
Saham
Pengendali

Dewan
Komisaris

Direksi

Pemegang
Saham
Pengendali

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Djohan Emir Setijoso

Presiden Komisaris

Tonny Kusnadi

Komisaris

Cyrillus Harinowo

Komisaris Independen

Raden Pardede

Komisaris Independen

Sigit Pramono

Komisaris Independen

280
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

10. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris yang Jumlahnya 5% atau Lebih dari Modal Disetor
Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris yang Jumlahnya 5% atau
lebih dari modal disetor pada:

Nama
BCA

Bank Lain

Lembaga Keuangan Bukan


Bank

Perusahaan Lain

Djohan Emir Setijoso

Tonny Kusnadi

Cyrillus Harinowo

Raden Pardede

Sigit Pramono

Keterangan :
= memiliki saham dengan jumlah mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih dari modal disetor.

11. Rangkap Jabatan Anggota Dewan Komisaris



Anggota Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan kecuali terhadap hal-hal yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, yaitu hanya merangkap jabatan
sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif:
a. pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan; atau
b. yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu) perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan Bank.
Nama

Jabatan di BCA

Jabatan
di Bank lain

Jabatan di Perusahaan/ Lembaga

Bidang Usaha
-

Djohan Emir Setijoso

Presiden Komisaris

Tonny Kusnadi

Komisaris

Presiden Komisaris PT Sarana Menara Nusantara,


Tbk

Operator Menara
Telekomunikasi

Cyrillus Harinowo

Komisaris Independen

Komisaris Independen PT Unilever Indonesia, Tbk

Consumer Goods

Raden Pardede

Komisaris Independen

Komisaris Independen PT Adaro Energy, Tbk

Pertambangan Batubara

Sigit Pramono

Komisaris Independen

12. Rapat Anggota Dewan Komisaris, Rapat Gabungan


dan Tingkat Kehadiran Anggota Dewan Komisaris

Jadwal rapat Dewan Komisaris telah ditetapkan di
awal tahun. Selama tahun 2015, Dewan Komisaris
telah menyelenggarakan 60 (enam puluh) kali rapat.
Sebanyak 47 (empat puluh tujuh) kali rapat adalah
Rapat Dewan Komisaris dan 13 (tiga belas) kali rapat
adalah Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan
Direksi.

Pengambilan
keputusan
dilakukan
dengan
musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi
musyawarah mufakat, pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Segala
keputusan yang diambil dalam rapat Dewan
Komisaris bersifat mengikat. Perbedaan pendapat
(dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat Dewan
Komisaris wajib dicantumkan secara jelas dalam
risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat.

BCA telah memenuhi ketentuan Peraturan Bank


Indonesia (PBI) dan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan mengenai minimal rapat Dewan Komisaris
dan rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.

281
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Frekuensi Rapat Dewan Komisaris dan Tingkat Kehadiran Anggota Dewan Komisaris Selama Tahun 2015
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Djohan Emir Setijoso

47

43

91%

Tonny Kusnadi

47

39

83%

Cyrillus Harinowo

47

43

91%

Raden Pardede

47

39

83%

Sigit Pramono

47

38

81%

Jadwal dan Agenda Rapat Dewan Komisaris yang Diselenggarakan Selama Tahun 2015
Bulan

Tanggal

Januari

Beberapa agenda rapat antara lain

14 (2x), 21, 29

Februari

4 (2x), 11 (2x),
25 (3x)

Maret

11, 18, 26

April

1, 15, 22

Mei

6, 20, 27

Juni

3, 10, 17, 24

Berkaitan dengan kelangsungan bisnis


- Pembahasan landscape perbankan di Indonesia
- Pembahasan likuiditas termasuk secondary reserves BCA
- Pembahasan pemberian kredit yang termasuk dalam transaksi yang
bersifat strategis yang perlu mendapat persetujuan Dewan Komisaris
- Diskusi dengan Direksi dan Kepala Unit Kerja yang berada di bawah
tanggung jawabnya secara berkala
- Diskusi terkait branchless banking
Berkaitan dengan manajemen risiko
- Pembahasan risk appetite
- Pembahasan early warning indicators & contingency funding plan
- Pembahasan evaluasi risiko operasional dan pengendalian internal dari
unit kerja
- Diskusi terkait sektor industri yang memerlukan perhatian khusus
- Pelaporan dari Komite Pemantau Risiko

1, 8, 14, 27

Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

5, 12 (2x), 19
2, 10, 16, 23, 30

Berkaitan dengan tata kelola, pengendalian internal dan kepatuhan


- Pembahasan mengenai IT Governance Review
- Pembahasan terkait pembentukan Komite Tata Kelola Terintegrasi
- Pembahasan Realisasi Kerja Audit Internal dan Rencana Kerja tahun
berjalan
- Pelaporan dari Komite Audit kepada Dewan Komisaris
- Pembahasan agenda terkait permohonan yang memiliki benturan
kepentingan dengan anggota Dewan Komisaris

6, 21 (2x), 28
5, 11, 18, 25
2, 16

Frekuensi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi dan Tingkat Kehadiran Anggota Dewan Komisaris
pada Rapat Gabungan Selama Tahun 2015
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Djohan Emir Setijoso

13

13

100%

Tonny Kusnadi

13

10

77%

Cyrillus Harinowo

13

10

77%

Raden Pardede

13

54%

Sigit Pramono

13

12

92%

282
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Jadwal dan Agenda Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi yang Diselenggarakan Selama Tahun 2015
Bulan

Tanggal

Beberapa agenda rapat antara lain

Januari

14, 29

Pembahasan Rencana Bisnis Bank dan Rencana Kerja Anggaran Tahunan

Februari

Pembahasan usulan penggunaan laba dan besaran dividen interim

Maret

4, 18, 26

Pembahasan rencana corporate action terkait perusahaan anak

April

27

Pembahasan Laporan Keuangan Publikasi Bank

Mei

12

Pembahasan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Juni

Juli

27

Agustus

26

September

Oktober

21

November

5, 24

Desember

22

Pembahasan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan


Pendanaan Terorisme (APU & PPT)

13. Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris


Salah satu tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris adalah memberikan nasihat kepada
Direksi untuk kepentingan perusahaan sesuai
dengan maksud dan tujuan perusahaan. Dengan
terus meningkatnya persaingan dalam industri
perbankan
Indonesia
dan
mengantisipasi
persaingan dari bank-bank regional sehubungan
dengan dimulainya era Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA), Dewan Komisaris berpendapat bahwa
BCA secara berkesinambungan perlu melakukan
peningkatan infrastruktur dan sumber daya,
peningkatan efisiensi dan penyesuaian strategi
bisnis dengan tetap memperhatikan prinsip kehatihatian bank dan manajemen risiko yang baik.

Sehubungan dengan hal tersebut, selama tahun


2015 nasihat dan rekomendasi yang diberikan oleh
Dewan Komisaris kepada Direksi antara lain adalah:
1. Berkaitan dengan Pengelolaan Bisnis Pada
Umumnya:
a. Menyusun strategi yang fokus dan efektif
guna menjaga keunggulan BCA dalam
hal Current Account and Savings Account
(CASA).

b. Melakukan pengembangan produk dan


layanan secara terus menerus untuk
menyikapi perkembangan digital banking
dan kebutuhan nasabah yang terus
berkembang.
c. Mengupayakan pertumbuhan kredit yang
berkualitas dan meningkatkan sinergi
dengan perusahaan anak.
d. Meningkatkan efisiensi dan pengendalian
biaya operasional.
e. Menyesuaikan strategi rekrutmen untuk
mendapatkan sumber daya manusia yang
handal dan kompeten, serta meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui
pelatihan yang tepat.
2. Berkaitan dengan Manajemen Risiko:
a. Risiko Kredit
Dalam kondisi nilai tukar rupiah yang
berfluktuasi dan harga komoditas yang
terus tertekan, Direksi agar memberi
perhatian khusus kepada debitur-debitur
yang memiliki utang valuta asing (valas)
dalam jumlah besar ataupun yang
bidang usahanya terkena dampak karena
penurunan harga komoditas tersebut.

283
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

b. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas tetap menjadi tantangan
utama bagi industri perbankan. Dan dalam
kaitan itu, diperlukan protokol manajemen
krisis yang baik agar tugas dan tanggung
jawab semua pihak dalam setiap tahapan/
tingkat contingency menjadi jelas.
c.

Risiko Operasional
Proses-proses operasional yang memiliki
potensi risiko tinggi akibat human error
agar dievaluasi dan dimitigasi dengan
memanfaatkan sarana sistem.

d. Risiko Reputasi
Dengan semakin meningkatnya risiko
cyber crime, faktor keamanan internet
& mobile banking menjadi sangat
penting dan karenanya edukasi dan
sosialisasi risiko kepada nasabah
pengguna layanan perlu ditingkatkan.
Dengan semakin berkembangnya
bisnis wealth management, dampak
risiko reputasi yang mungkin terjadi
perlu mendapat perhatian.
e.

Risiko Stratejik
Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian,
BCA perlu mengidentifikasi dan memitigasi
risiko secara lebih dinamis.

3. Berkaitan dengan Audit dan Kepatuhan:


Agar regulatory compliance menjadi
tanggung jawab semua unit kerja dan
dilaksanakan mulai dari front liner sampai
back office.

284
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Meningkatkan
kualitas
pengendalian
internal dengan menambahkan aspek IT
general control review dalam cakupan audit
operasional rutin ke cabang-cabang.
14. Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilaksanakan
sekali setiap tahun, dengan menggunakan indikator
(performance appraisal indicator) yang secara garis
besar adalah sebagai berikut:
1. Kontribusi dan dukungan Dewan Komisaris
dalam mengimplementasikan visi dan misi BCA
dalam program kerja di tahun berjalan, dengan
tetap berpegang kepada nilai-nilai BCA.
2. Memonitoring untuk terciptanya Good Corporate
Governance.

Penilaian kinerja tahunan anggota Dewan Komisaris


dilaksanakan oleh Pemegang Saham Pengendali.

15. Prosedur Penetapan Remunerasi bagi Dewan


Komisaris
Berdasarkan keputusan RUPS Tahunan 2015,
RUPS Tahunan 2015 telah memberikan kuasa dan
wewenang kepada pemegang saham mayoritas
BCA untuk:
(i) menetapkan besarnya honorarium dan tunjangan
lainnya kepada anggota Dewan Komisaris;
(ii) menetapkan pembagian tantiem di antara
anggota Dewan Komisaris dan Direksi BCA.

Dalam melaksanakan kuasa dan wewenang tersebut,


pemegang saham mayoritas akan memperhatikan
rekomendasi dari Dewan Komisaris, yang mana
Dewan Komisaris akan memperhatikan rekomendasi
dari Komite Remunerasi dan Nominasi.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Skema/Bagan Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


Rapat Umum Pemegang Saham memberikan
kuasa dan wewenang kepada pemegang
saham mayoritas BCA untuk menetapkan
remunerasi kepada anggota Dewan Komisaris.

PEMEGANG SAHAM MAYORITAS


Pemegang saham mayoritas mempelajari
rekomendasi dari Dewan Komisaris.

KOMITE REMUNERASI &


NOMINASI
Komite Remunerasi dan
Nominasi membuat
rekomendasi kepada Dewan
Komisaris

DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris
membuat rekomendasi
kepada pemegang saham
mayoritas

REMUNERASI ANGGOTA
DEWAN KOMISARIS
Penetapan remunerasi bagi anggota
Dewan Komisaris.

16. Struktur Remunerasi Dewan Komisaris



Struktur Remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk seluruh
anggota Dewan Komisaris selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Jumlah Diterima dalam 1 tahun
Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain

DEWAN KOMISARIS
Orang

1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya


dalam bentuk non-natura)

dalam Jutaan Rupiah

82.722

a. Tunjangan Perjalanan Dinas

73

b. Tunjangan Kesehatan

2.067

c. Keanggotaan klub kesehatan dan golf

34

d. Opsi beli kendaraan dinas pada masa akhir leasing

707

2. Fasilitas lain dalam bentuk natura:

3. Benefit retirement (dimiliki saat akhir masa tugas)


Total

85.603

Jumlah remunerasi untuk setiap anggota Dewan Komisaris dalam 1 (satu) tahun adalah di atas Rp 2 miliar yang
diterima secara tunai selama tahun 2015.

285
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

17. Program Orientasi bagi Anggota Dewan Komisaris


Baru

Program orientasi diadakan bagi anggota Dewan
Komisaris baru, agar yang bersangkutan dapat
menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai
anggota Dewan Komisaris dengan sebaik-baiknya.

Program orientasi meliputi:


1. Pengetahuan mengenai BCA, antara lain visi,
misi, strategi dan rencana jangka menengah
dan jangka panjang, kinerja, serta keuangan
BCA.
2. Pemahaman tentang tugas dan tanggung
jawab sebagai anggota Dewan Komisaris, limit
wewenang, waktu kerja, hubungan dengan
Direksi,
aturan-aturan/ketentuan-ketentuan,
dan lain-lain.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Anggota Dewan Komisaris yang sedang mengikuti


orientasi dapat:
a. Meminta presentasi untuk memperoleh
penjelasan
mengenai
berbagai
aspek
yang dipandang perlu, dengan melibatkan
manajemen di bawahnya.
b. Mengadakan pertemuan-pertemuan dengan
Direksi
untuk
mendiskusikan
berbagai
permasalahan yang ada di BCA atau informasi
lain yang dibutuhkan.
c. Melakukan kunjungan pada berbagai lokasi
kegiatan usaha BCA dan/atau cabang-cabang
BCA bersama dengan anggota Direksi/
Manajemen.

18. Program Pelatihan dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Anggota Dewan Komisaris

Program pelatihan yang diikuti oleh anggota Dewan Komisaris dalam tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Nama
Djohan Emir
Setijoso

Tonny Kusnadi

Program Pelatihan

Lokasi

Tanggal

Penerapan Manajemen Risiko


& Tata Kelola Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan di
Indonesia

BSMR

Jakarta

26 Januari

Mengupas Tuntas Fungsi dan Peran


Komisaris dalam Meningkatkan
Kinerja Perbankan yang Lebih Sehat
dan Memberikan Profit

BSMR

Jakarta

19 Mei

Indonesia Financial & Economic


Conference: Currency Wars: A New
Monetary (dis) Order for The XXI
Century

Bisnis Indonesia

Jakarta

28 Mei

JP Morgans Asia CEO-CFO


Conference, New York Palace Hotel

JP Morgan

New York

1-2 September

Seminar LPS : Managing Financial


Turbulence

LPS

Jakarta

22 September

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning Service

Jakarta

7-8 Oktober

IIF Economic Advisory Committee


Meeting

IIF

Singapore

19-20
November

Indonesia Financial & Economic


Conference: Currency Wars: A New
Monetary (dis) Order for The XXI
Century

Bisnis Indonesia

Jakarta

28 Mei

IBI : Symposium & Seminar Finance :


In Style Hongkong

IBI

Jakarta

17 September

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning Service

Jakarta

7-8 Oktober

286
PT Bank Central Asia Tbk

Penyelenggara

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Nama
Cyrillus Harinowo

Raden Pardede

Sigit Pramono

Laporan Keuangan Konsolidasian

Program Pelatihan

Data Perusahaan

Penyelenggara

Lokasi

Tanggal

2015 IIF Asia Summit (Hosted :


Institute of International Finance)

IIF

Jakarta

7 Mei

Global Sustainable Finance


Conference 2015

European Org. for


Sustainable Dev.

Karlsruhe,
Germany

11-12 Juni

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning Service

Jakarta

7-8 Oktober

Negotiation Strategies: Creating &


Maximizing Value

Columbia Bussines
School

New York

1-3 September

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning Service

Jakarta

7-8 Oktober

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning Service

Jakarta

7-8 Oktober

MarkPlus Conference

MarkPlus

Jakarta

10 Desember

DIREKSI
Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki
tugas pokok melakukan pengurusan untuk kepentingan
dan tujuan perusahaan sesuai dengan maksud dan
tujuan perusahaan berdasarkan ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Acuan Hukum

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/
POJK.O4/2014 tentang Direksi dan Dewan
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006
tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 tanggal 5
Oktober 2006.
Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP
tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/
POJK.03/2014 Tentang Penerapan Manajemen
Risiko
Terintegrasi
Bagi
Konglomerasi
Keuangan.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.14/
SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/
POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi
Bagi Konglomerasi Keuangan.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.15/


SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan.

2. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi



Direksi telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Direksi (Board of Directors Charter) yang mengatur
antara lain mengenai:
Komposisi, Kriteria, dan Independensi anggota
Direksi;

Masa Jabatan anggota Direksi;

Rangkap Jabatan anggota Direksi;
Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab dan
Wewenang Direksi;

Aspek Transparansi dan Larangan bagi anggota
Direksi;
Program Orientasi dan Pelatihan anggota
Direksi;

Etika dan Waktu Kerja Direksi;

Rapat Direksi.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi dimuat dalam


Manual GCG BCA dan dapat dilihat pada website BCA
(www.bca.co.id) bagian Good Corporate Governance.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi



Tugas dan Tanggung Jawab Direksi, antara lain:
a. Memimpin dan mengurus BCA sesuai dengan
maksud dan tujuan BCA;
b. Menguasai, memelihara dan mengurus
kekayaan BCA untuk kepentingan BCA;

287
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

c. Menciptakan struktur pengendalian internal,


menjamin terselenggaranya fungsi audit
internal dalam setiap tingkatan manajemen
dan menindaklanjuti temuan audit internal
sesuai dengan kebijakan atau arahan yang
diberikan Dewan Komisaris;
d. Menyampaikan Rencana Kerja Tahunan yang
memuat juga Anggaran Tahunan kepada Dewan
Komisaris untuk mendapat persetujuan dari
Dewan Komisaris, sebelum dimulainya tahun
buku yang akan datang, dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku;
e. Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan (Good Corporate Governance)
dalam setiap kegiatan usaha BCA pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi BCA;
f. Membentuk Komite Manajemen Risiko
Terintegrasi;
g. Melakukan evaluasi terhadap kinerja komite
yang dibentuk Direksi, pada setiap akhir tahun
buku;
h. Menyelenggarakan rapat Direksi secara berkala,
paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap bulan;
i. Membuat
risalah
rapat
Direksi,
dan
ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi
yang hadir dalam rapat Direksi;
j. Mendistribusikan salinan risalah rapat Direksi
kepada seluruh anggota Direksi dan pihak yang
terkait.
k. Menyelenggarakan rapat Direksi bersama
Dewan Komisaris secara berkala, paling kurang
1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan;
l. Mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang
Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum
Pemegang Saham, dan Risalah Rapat Direksi;
m. Membuat Laporan Tahunan dan dokumendokumen perusahaan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undagan
yang berlaku;
n. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi
dari Auditor Eksternal, hasil pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan/
atau hasil pengawasan otoritas lain termasuk
namun tidak terbatas pada Bursa Efek
Indonesia;
o. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya kepada pemegang
saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

288
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

4. Kewenangan Direksi

Kewenangan Direksi, antara lain:
a. Mewakili BCA di dalam dan di luar pengadilan
tentang segala hal dan dalam segala kejadian,
mengikat BCA dengan pihak lain dan pihak
lain dengan BCA, serta menjalankan segala
tindakan, baik yang mengenai kepengurusan
maupun kepemilikan, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana tercantum dalam
Anggaran Dasar BCA;
b. Untuk perbuatan tertentu, Direksi berhak
mengangkat seorang atau lebih sebagai kuasa
dengan wewenang dan syarat-syarat yang
ditentukan oleh Direksi dalam suatu surat kuasa
khusus;
c. Menetapkan kebijakan dalam memimpin dan
mengurus BCA;
d. Mengatur ketentuan tentang kepegawaian BCA,
termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan
hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai BCA,
berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan/atau keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham;
e. Mengangkat dan memberhentikan pegawai
BCA berdasarkan peraturan kepegawaian BCA;
f. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk
mewakili BCA di dalam dan di luar Pengadilan
kepada seorang atau beberapa orang anggota
Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau
kepada seorang atau beberapa orang pegawai
BCA, baik sendiri maupun bersama-sama orang
atau badan lain;
g. Menjalankan tindakan lainnya, baik mengenai
pengurusan maupun mengenai kepemilikan,
sesuai dengan ketentuan yang diatur lebih lanjut
oleh Dewan Komisaris dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan


wewenangnya, Direksi wajib melaksanakannya
dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan
kehati-hatian, dengan memperhatikan ketentuan
Anggaran Dasar BCA, Pedoman dan Tata Tertib
Kerja Direksi serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

5. Pembidangan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi


Pembidangan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi adalah sebagai berikut:


No.

Nama

Jabatan

Direktur
Pengganti I

Direktur
Pengganti II

WPD
WPD
WPD

DMR
DK
DMR

PD

DMR

1.

Jahja Setiaatmadja

2.

Eugene Keith Galbraith

Wakil Presiden
Direktur
(WPD)*)

Keuangan & Perencanaan

3.

Dhalia Mansor Ariotedjo

Direktur Bisnis
Korporasi
(DBK)**)

Bisnis Korporasi
Operasional Cabang Korporasi
Tresuri
Perbankan Internasional
BCA Finance Ltd. (Hongkong)
BCA Sekuritas

DBC
DBC
PD
PD
PD
PD

DIV
DIV
WPD
WPD
DKR
DKR

4.

Anthony B.Elam

Manajemen Risiko****)
Penyelamatan Kredit
Pengamanan Teknologi Informasi

DWP
DWP
DIV

WPD
WPD
DOT

5.

Suwignyo Budiman

Direktur Bisnis
Cabang
(DBC)**)

Bisnis Ritel & Komersial


Cash Management
Pengembangan Dana dan Jasa
BCA Syariah
Asuransi Umum BCA

DBK
DBK
DIV
DIV
DIV

DIV
DIV
DWP
DWP
DWP

6.

Subur Tan

Direktur Kepatuhan
(DK)

Kepatuhan****)
Hukum
Sumber Daya Manusia
Pembelajaran & Pengembangan

DMR
DMR
DMR
DMR

WPD
WPD
WPD
WPD

7.

Henry Koenaifi

Direktur Perbankan
Individu
(DIV)**)

Kredit Konsumen (Consumer


Card, KPR, KKB)
Individual Customer Business
Development
BCA Finance
Central Santosa Finance

DBC

DBK

DBC

DBK

DBC
DBC

DBK
DBK

Direktur Operasi &


Teknologi Informasi
(DOT)

Strategi & Pengembangan


Operasi-Layanan
Operasi Pembayaran Domestik
Layanan Perbankan Elektronik
Layanan Perbankan Internasional
Teknologi Informasi

DWP

DBC

DWP
DWP
DWP
DIV

DBC
DBC
DBC
DMR

Direktur Wilayah &


Pendukung Cabang
(DWP)#)

Pengadaan
Manajemen Jaringan &
Perencanaan Wilayah
Operasi Wilayah & Cabang
Layanan Kredit

DOT
DOT

DMR
DMR

DOT
DOT

DBC
DBC

Analisa Risiko Kredit

DWP

WPD

8.

9.

10.

Armand W. Hartono

Erwan Yuris Ang

Rudy Susanto

Presiden Direktur
(PD)

Bidang Tugas dan


Tanggung Jawab

Direktur
Manajemen Risiko
(DMR)***)

Direktur Kredit
(DKR)

Audit Internal ****)


Sekretariat Perusahaan
Anti Fraud

Catatan :
1. Direktur Pengganti melaporkan kepada Direktur Bidang seluruh tindakan yang dilakukan/keputusan yang dibuat selama menggantikan Direktur Bidang.
2. Fungsi Pengelolaan Perusahaan Anak diatur sebagai berikut:
*) Melakukan fungsi pemantauan dan penyelarasan secara menyeluruh terhadap pengelolaan Perusahaan Anak.
**) Melakukan fungsi pemantauan perkembangan usaha Perusahaan Anak.
***) Melakukan fungsi pemantauan risiko Perusahaan Anak dalam rangka manajemen risiko terintegrasi.
****) Melakukan pemantauan pelaksanaan fungsi audit internal/manajemen risiko/kepatuhan pada Perusahaan Anak dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi dan
manajemen risiko terintegrasi.
Pelaksanaan fungsi di atas tetap memperhatikan prinsip dalam Perseroan Terbatas, dimana Perusahaan Anak adalah independent/separated legal entity.
Pertanggung jawaban Direksi dan/atau Komisaris Perusahaan Anak adalah kepada RUPS Perusahaan Anak.
Perusahaan Induk selaku pemegang saham menjalankan kewenangan dan fungsinya melalui RUPS di Perusahaan Anak.
3. #) Direktur Wilayah & Pendukung Cabang sebagai pelaksana harian, pembina dan pemantau operasional wilayah & cabang.
Pertanggungjawaban Kepala Kantor Wilayah adalah kepada Direksi.

289
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

6. Jumlah, Komposisi dan Kriteria Anggota Direksi


Per 31 Desember 2015, jumlah anggota Direksi
BCA adalah 10 (sepuluh) orang, terdiri dari 1 (satu)
Presiden Direktur, 1 (satu) Wakil Presiden Direktur,
1 (satu) Direktur Kepatuhan, 1 (satu) Direktur
Independen, dan 6 (enam) Direktur. Presiden Direktur
berasal dari pihak yang independen terhadap
pemegang saham pengendali.

Seluruh anggota Direksi BCA telah lulus Fit and Proper


Test dan telah memperoleh surat persetujuan dari
Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan. Seluruh
anggota Direksi BCA berdomisili di Indonesia.

Masa jabatan anggota Direksi adalah 5 (lima)


tahun. Untuk periode ini akan berakhir pada saat
ditutupnya RUPS Tahunan BCA tahun 2016,
dengan tidak mengurangi kewenangan RUPS untuk
memberhentikan seorang atau lebih anggota Direksi
pada setiap waktu sebelum jabatannya berakhir.

Kriteria dalam pemilihan anggota Direksi antara lain


adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No.33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember
2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik, yaitu:
a. Mempunyai akhlak, moral, dan integritas
yang baik;
b. Cakap melakukan perbuatan hukum;
c. Dalam
5
(lima)
tahun
sebelum
pengangkatan dan selama menjabat:
i. tidak pernah dinyatakan pailit;
ii. tidak pernah menjadi anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perusahaan
dinyatakan pailit;
iii. tidak
pernah
dihukum
karena
melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara dan/
atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan; dan
iv. tidak pernah menjadi anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris
yang selama menjabat:

290
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

a) pernah tidak menyelenggarakan


RUPS tahunan;
b) p e r t a n g g u n g j a w a b a n n y a
sebagai anggota Direksi dan/
atau anggota Dewan Komisaris
pernah tidak diterima oleh RUPS
atau pernah tidak memberikan
pertanggungjawaban
sebagai
anggota
Direksi
dan/atau
anggota
Dewan
Komisaris
kepada RUPS; dan;
c) pernah
menyebabkan
perusahaan yang memperoleh
izin,
persetujuan,
atau
pendaftaran dari Otoritas Jasa
Keuangan
tidak
memenuhi
kewajiban
menyampaikan
laporan
tahunan
dan/atau
laporan
keuangan
kepada
Otoritas Jasa Keuangan.
d. Memiliki komitmen untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan;
e. Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian
di bidang yang dibutuhkan perusahaan
2. Memenuhi persyaratan integritas, kompetensi,
dan reputasi keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Bank Indonesia No.12/23/
PBI/2010 tanggal 29 Desember 2010 tentang
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper
Test), yaitu:
a. Persyaratan integritas meliputi:
i. memiliki akhlak dan moral yang baik,
antara lain ditunjukkan dengan sikap
mematuhi ketentuan yang berlaku,
termasuk tidak pernah dihukum
karena terbukti melakukan Tindak
Pidana Tetentu dalam waktu 20
(dua puluh) tahun terakhir sebelum
dicalonkan;
ii. memiliki komitmen untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
iii.
memiliki
komitmen
terhadap
pengembangan operasional Bank
yang sehat;
iv. tidak termasuk dalam Daftar Tidak
Lulus (DTL);

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

v. memiliki komitmen untuk tidak akan


melakukan dan/atau mengulangi
perbuatan
dan/atau
tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 dan Pasal 28, bagi calon anggota
Direksi yang pernah memiliki predikat
Tidak Lulus dalam uji kemampuan dan
kepatutan dan telah menjalani masa
sanksi sebagaimana dimaksud Pasal
35 ayat (1), Pasal 40 ayat (4) huruf a
dan Pasal 40 ayat (5) Peraturan Bank
Indonesia tersebut di atas.

Data Perusahaan

b. Persyaratan kompetensi meliputi:


i. pengetahuan di bidang perbankan
yang memadai dan relevan dengan
jabatannya;
ii. pengalaman dan keahlian di bidang
perbankan dan/atau bidang keuangan;
iii.
kemampuan
untuk
melakukan
pengelolaan strategis dalam rangka
pengembangan Bank yang sehat.
c. Persyaratan reputasi keuangan meliputi:
i. tidak memiliki kredit macet; dan
ii. tidak pernah dinyatakan pailit atau
menjadi direksi atau komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu perseroan dinyatakan pailit,
dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir
sebelum dicalonkan

7. Susunan Anggota Direksi BCA per 31 Desember 2015



Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No.80 tanggal 14 Agustus 2014, susunan
anggota Direksi BCA adalah sebagai berikut:
Jabatan

Nama

Presiden Direktur

Jahja Setiaatmadja

Wakil Presiden Direktur

Eugene Keith Galbraith

Direktur

Dhalia Mansor Ariotedjo

Direktur

Anthony Brent Elam

Direktur

Suwignyo Budiman

Direktur (merangkap Direktur Kepatuhan)

Tan Ho Hien/Subur atau Subur Tan

Direktur

Henry Koenaifi

Direktur

Armand Wahyudi Hartono

Direktur Independen

Erwan Yuris Ang

Direktur

Rudy Susanto

Profil anggota Direksi BCA disajikan di bagian Data Perusahaan, halaman 570 - 573 Laporan Tahunan BCA ini.

8. Keberagaman Komposisi Anggota Direksi



Komposisi anggota Direksi BCA telah mencerminkan
keberagaman anggotanya, baik dalam hal
pendidikan (bidang studi), pengalaman kerja, usia,
gender, maupun keahlian. Masing-masing anggota
Direksi memiliki kompetensi tinggi yang mendukung
peningkatan kinerja perusahaan.

9. Nominasi Anggota Direksi


Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN)
merekomendasikan
calon
anggota
Direksi
kepada Dewan Komisaris. Selanjutnya dengan
memperhatikan rekomendasi dari KRN tersebut,
Dewan Komisaris mengusulkan pengangkatan calon
anggota Direksi untuk diajukan dalam RUPS. RUPS
mengangkat calon anggota Direksi menjadi anggota
Direksi, dengan memperhatikan rekomendasi dari
Dewan Komisaris.

291
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

10. Pernyataan Independensi Anggota Direksi



Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan
saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi lainnya dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
Hubungan Keluarga dengan:
Nama

Dewan
Komisaris

Jabatan

Hubungan Keuangan dengan:


Pemegang
Saham
Pengendali

Direksi

Dewan
Komisaris

Pemegang
Saham
Pengendali

Direksi

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Jahja Setiaatmadja

Presiden Direktur

Eugene Keith Galbraith

Wakil Presiden Direktur

Dhalia Mansor Ariotedjo

Direktur

Anthony Brent Elam

Direktur

Suwignyo Budiman

Direktur

Henry Koenaifi

Direktur

Tan Ho Hien/ Subur


atau Subur Tan

Direktur (Direktur
Kepatuhan)

Armand Wahyudi
Hartono

Direktur

Erwan Yuris Ang

Direktur Independen

Rudy Susanto

Direktur

11. Kepemilikan Saham Anggota Direksi yang Jumlahnya 5% atau lebih dari Modal Disetor
Kepemilikan saham anggota Direksi yang jumlahnya mencapai 5% atau lebih dari modal
disetor pada:

Nama

BCA

Bank Lain

Lembaga Keuangan
Bukan Bank

Perusahaan Lain

Jahja Setiaatmadja

Eugene Keith Galbraith

Dhalia M. Ariotedjo

Anthony Brent Elam

Suwignyo Budiman

Henry Koenaifi

Subur Tan

Armand W. Hartono

Erwan Yuris Ang

Rudy Susanto

Keterangan :
= memiliki saham dengan jumlah mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih dari modal disetor

292
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

12. Rangkap Jabatan Anggota Direksi



Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat
Eksekutif pada bank lain, perusahaan, dan/atau lembaga.
Nama

Jabatan di BCA

Jabatan
di Bank lain

Jabatan di Perusahaan/
Lembaga

Bidang Usaha

Jahja Setiaatmadja

Presiden Direktur

Eugene Keith Galbraith

Wakil Presiden Direktur

Dhalia Mansor Ariotedjo

Direktur

Anthony Brent Elam

Direktur

Suwignyo Budiman

Direktur

Henry Koenaifi

Direktur

Tan Ho Hien/ Subur atau Subur Tan

Direktur (merangkap Direktur Kepatuhan)

Armand Wahyudi Hartono

Direktur

Erwan Yuris Ang

Direktur Independen

Rudy Susanto

Direktur

13. Rapat Direksi, Rapat Gabungan dan Tingkat


Kehadiran Anggota Direksi

Jadwal rapat Direksi telah ditetapkan di awal tahun.
Selama tahun 2015 Direksi telah menyelenggarakan
53 (lima puluh tiga) kali rapat. Sebanyak 40 (empat
puluh) kali rapat Direksi dan 13 (tiga belas) kali rapat
Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris.

Pengambilan
keputusan
dilakukan
dengan
musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi
musyawarah mufakat, pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak.

Segala keputusan yang diambil dalam rapat Direksi


bersifat mengikat. Perbedaan pendapat (dissenting
opinion) yang terjadi dalam rapat Direksi wajib
dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat
beserta alasan perbedaan pendapat.

BCA telah memenuhi ketentuan Peraturan Bank


Indonesia (PBI) dan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan mengenai minimal rapat Direksi dan rapat
Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris.

Frekuensi Rapat Direksi dan tingkat kehadiran Anggota Direksi selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

40

39

97%

Eugene Keith Galbraith

40

23

57%

Dhalia M. Ariotedjo

40

33

82%

Anthony Brent Elam

40

32

80%

Suwignyo Budiman

40

38

95%

Subur Tan

40

37

92%

Henry Koenaifi

40

36

90%

Armand W. Hartono

40

28

70%

Erwan Yuris Ang

40

33

82%

Rudy Susanto

40

35

87%

Jahja Setiaatmadja
*)

Keterangan:
*) Menjalani medical treatment di luar negeri
*

293

Berobat ke luar negeri

PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Agenda Rapat Direksi yang diselenggarakan selama tahun 2015 sebagai berikut:
Bulan

Tanggal

Beberapa agenda rapat antara lain :

Januari

15, 22, 27, 29

Februari

5, 10, 17

Maret

12, 17, 19, 26

April

2, 14, 16, 30

Mei

7, 12

Juni

9, 16, 18, 25

Juli

9, 30

Agustus

6, 11, 20

September

3, 8, 10, 15, 17, 29

1. Kelangsungan Bisnis:
Diskusi kanwil: perkembangan ekonomi, bisnis & kinerja.
Diskusi dan laporan dari Divisi Perencanaan & Keuangan, antara lain:
- Laporan progres Budget 2016 (finalisasi RBB RKAT 2016 - 2018)
- Persetujuan Surat Keputusan Budget 2016
- Penyesuaian besaran dividen yang dibagikan atas laba tahun 2014
Pembahasan & laporan kinerja unit kerja, antara lain unit kerja Perbankan
Cabang, unit kerja Perbankan Individual, Grup Bisnis Korporasi.
Pembahasan pengembangan solusi perbankan BCA, antara lain:
- Pembahasan pengembangan program keuangan inklusif & branchless
banking DUITT, Laku
- Pengembangan Sakuku
- Pengembangan Klik BCA Bisnis Integrated Solution (IBS2)
- Strategi produk kartu: perkembangan & peluang bisnis
- Perkembangan, pengelolaan & posisi CASA
- Perkembangan bisnis life insurance
- Tantangan & pertumbuhan fee base income
- Perkembangan business acquiring consumer card
- Pengembangan Tahapan Berjangka
- Pengamanan transaksi internet banking
Pembahasan pengembangan organisasi:
- Pendekatan pengelolaan project Scrum method
- Pengembangan konsep baru management trainee (BDP)
- Employee value proposition BCA
- Penyelenggaraan BCA career expo
- Pelaksanaan BCA Award, rangkaian kegiatan HUT BCA, Rapat Kerja
BCA
- Laporan survey Gallup: team & customer engagement
Perkembangan & peluang penerapan IT, antara lain: Big Data, cloud
computing
Hasil ekonomi survei nasabah per semester
Penilaian Kinerja Kantor Cabang 2016

Oktober

1, 29

November

5, 12, 24, 26

Desember

15

294
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

2. Manajemen Risiko, Tata Kelola, Pengendalian Internal dan Kepatuhan:


Laporan pengelolaan crisis insident
Peraturan baru tentang bobot risiko kredit
Keanggotaan komite tata kelola terintegrasi
Usulan perubahan wewenang memutus kredit

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Sedangkan frekuensi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi dan tingkat kehadiran Anggota Direksi pada
Rapat Gabungan selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Jahja Setiaatmadja

13

11

85%

Eugene Keith Galbraith*)

13

62%

Dhalia M. Ariotedjo

13

10

77%

Anthony Brent Elam

13

62%

Suwignyo Budiman

13

10

77%

Subur Tan

13

10

77%

Henry Koenaifi

13

54%

Armand W. Hartono

13

47%

Erwan Yuris Ang

13

70%

Rudy Susanto

13

13

100%

Keterangan:
*)
Menjalani medical treatment di luar negeri

Jadwal dan Agenda Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris yang diselenggarakan selama tahun 2015
sebagai berikut:
Bulan

Tanggal

Beberapa agenda rapat antara lain:

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

14, 29
4, 18, 26
27
12
27
26
21
5, 24
22

Pembahasan Rencana Bisnis Bank dan Rencana Kerja Anggaran Tahunan


Pembahasan usulan penggunaan laba dan besaran dividen interim
Pembahasan rencana corporate action terkait Perusahaan Anak
Pembahasan Laporan Keuangan Publikasi Bank
Pembahasan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Pembahasan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU & PPT)

14. Penilaian Terhadap Kinerja Direksi



Penilaian kinerja Direksi dilaksanakan sekali setiap
tahun dengan melaksanakan self assessment dan
direview oleh Presiden Komisaris/Dewan Komisaris.

Secara garis besar hal-hal yang menjadi dasar


penilaian terhadap anggota Direksi adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Direksi mengimplementasikan visi
dan misi BCA dalam program kerja di tahun
berjalan, dengan tetap berpegang kepada nilainilai BCA.
2. Pelaksanaan Good Corporate Governance.

15. Prosedur Penetapan Remunerasi bagi Direksi


Berdasarkan keputusan RUPS Tahunan 2015,
RUPS Tahunan 2015 telah memberikan kuasa dan
wewenang kepada:
(i) Dewan Komisaris untuk menentukan besarnya
gaji dan tunjangan lainnya kepada anggota
Direksi;
(ii) Pemegang saham mayoritas untuk menetapkan
pembagian tantiem di antara anggota Dewan
Komisaris dan Direksi BCA.
Dalam melaksanakan kuasa dan wewenang
tersebut, Dewan Komisaris akan memperhatikan
rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi.

295
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Skema/Bagan Prosedur Penetapan Remunerasi Direksi


RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Rapat Umum Pemegang Saham memberikan
kuasa dan wewenang kepada Dewan
Komisaris untuk menetapkan remunerasi bagi
anggota Direksi

DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris mempelajari rekomendasi
dari Komite Remunerasi dan Nominasi.
Selanjutnya Dewan Komisaris menetapkan
remunerasi bagi anggota Direksi

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI


Komite Remunerasi & Nominasi membuat
rekomendasi kepada Dewan Komisaris

REMUNERASI ANGGOTA DIREKSI


Penetapan remunerasi bagi anggota Direksi

16. Struktur Remunerasi Direksi



Struktur Remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk seluruh
anggota Direksi selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Jumlah Diterima dalam 1 tahun
Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain

DIREKSI
Orang

dalam Jutaan Rupiah

10

293.210

a. Tunjangan Perjalanan Dinas

10

659

b. Tunjangan Kesehatan

1.807

c. Keanggotaan klub kesehatan dan golf

283 + USD 5.500

d. Opsi beli kendaraan dinas pada masa akhir leasing

10

1.979

1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya


dalam bentuk non-natura)
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura:

3. Benefit retirement (dimiliki saat akhir masa tugas)


Total

297.938 + USD 5.500

Jumlah remunerasi untuk setiap anggota Direksi dalam 1 (satu) tahun adalah di atas Rp 2 miliar yang diterima
secara tunai selama tahun 2015.

296
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Indikator Penetapan Remunerasi Anggota Direksi


Indikator penetapan remunerasi anggota Direksi
antara lain sebagai berikut:
a. Prestasi kerja masing-masing individual
anggota Direksi.
b. Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan
sebagaimana dimaksud dalam UU Perseroan
Terbatas.
c. Kewajaran dengan peer group. Kesetaraan
jabatan pada intern BCA dan pada beberapa
bank sejenis antara lain dari sisi aset dan
karakteristik.
d. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka
panjang BCA.

2.

17. Program Orientasi bagi Anggota Direksi Baru



Program orientasi diadakan bagi anggota Direksi
baru, agar yang bersangkutan dapat menjalankan
tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Direksi
dengan sebaik-baiknya.

Data Perusahaan

Pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab


sebagai anggota Direksi, limit wewenang, waktu
kerja, hubungan dengan Dewan Komisaris,
aturan-aturan/ketentuan-ketentuan, dan lainlain.

Anggota Direksi yang sedang mengikuti orientasi


dapat:
a.
Meminta
dilakukan
presentasi
untuk
memperoleh penjelasan mengenai berbagai
aspek yang dipandang perlu, dengan melibatkan
manajemen di bawahnya.
b. Mengadakan pertemuan-pertemuan dengan
anggota Direksi lainnya dan Dewan Komisaris
untuk mendiskusikan berbagai permasalahan
yang ada di BCA atau informasi lain yang
dibutuhkan.
c. Melakukan kunjungan pada berbagai lokasi
kegiatan usaha BCA/cabang-cabang bersama
dengan anggota Direksi lain/Manajemen.

Program orientasi meliputi:


1. Pengetahuan mengenai BCA, antara lain visi,
misi, strategi dan rencana jangka menengah
dan jangka panjang, kinerja, serta keuangan
BCA;
18. Program Pelatihan dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Anggota Direksi

Anggota Direksi wajib mengikuti program pelatihan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun guna
menunjang pelaksanaan tugas dan kewajibannya. Program pelatihan yang diikuti oleh anggota Direksi dalam
tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Nama
Jahja
Setiaatmadja

Program Pelatihan

Penyelenggara

Lokasi

Tanggal

Pembicara MUNAS XV HIPMI


Tema: Pengusaha Muda Nasional
Menjawab Tantangan Global

HIPMI

Bandung

12 Januari

Pembicara Seminar Nasional ISEI


Tema: Skema Pembiayaan
Infrastruktur yang Feasible Bagi
Perbankan

ISEI (Ikatan Sarjana


Ekonomi Indonesia)

Jakarta

30 Maret

Toronto, Canada

31 Mei - 2 Juni

California, USA

3 - 5 Juni

IMC Meeting (Annual Meeting)

IMC (International
Monetary
Conference)

Merrill Lynch Conference

Merrill Lynch

Pembicara Muktamar ke-33 &


Seminar 2015

PBNU

Jakarta

1 Juli

Pembicara Seminar OJK Tema: Ayo


Berinvestasi di Reksa Dana

OJK

Batam

4 September

297
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Nama
Jahja
Setiaatmadja

Eugene Keith
Galbraith

Dhalia M.
Ariotedjo

Anthony Brent
Elam

Program Pelatihan

Lokasi

Tanggal

Perbanas

Jakarta

9 September

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning
Service

Jakarta

7-8 Oktober

JCB World Conference

JCB

Bali

22 - 23 Oktober

Pembahas Seminar IBEX Tema The


New Wave of Banking Phenomenon

Perbanas

Jakarta

9 September

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning
Service

Jakarta

7-8 Oktober

JCB World Conference


Indonesia All Access

JCB

Bali

22 - 23 Oktober

Jakarta

21 Januari

Non Deal Roadshow

Macquarie &
Bahana - Daiwa

USA

20 Februari 2 Maret

Nomura

UBS Indonesia Conference

UBS

Credit Suisse Conference

Credit Suisse

Jakarta

9 Maret

Hong Kong

23-25 Maret

JP Morgans Asia CEO-CFO


Conference

JP Morgan

USA

30 Agustus 4 September

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning Center

Jakarta

8 Oktober

DB Access Indonesia Conference,


Deutsche Bank

Deutsche Bank

Jakarta

3-4 November

Economic Advisory Committee


Meeting, IIF

IIF

Singapore

19-20 November

Apac Financial Credit Suisse, Credit


Suisse

Credit Suisse

Hong Kong

1-2 Desember

Citibank Global Forum 2015

Citibank

Lisbon - Portugal

27-29 April

Branchless Banking (Refreshment


Manajemen Risiko)

IBI & LSPP

Jakarta

15 Agustus

SIBOS Conference

SIBOS

Singapura

14-15 Oktober

Workshop Credit Credit


Management Strategy During The
Slow Down Economic Growth

Lembaga
Pengembangan
Perbankan
Indonesia (LPPI)

Bali

6-7 Agustus

BNP Paribas NDR

PNB Paribas

Hong Kong

15-16 September

22 CSLA Investors Forum

CSLA

Hong Kong

17-18 September

Annual Intel Security Conference

Intel

Las Vegas, USA

26-28 Oktober

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning
Service

Jakarta

7-8 Oktober

14th Morgan Stanley Annual Asia


Pacific Summit

Morgan Stanley

Singapore

17-18 November

Team Building Payment Bank KSEI


2015

KSEI

Osaka - Jepang

7-10 Mei

Pembicara Diskusi Forum 2015


tentang Evolusi Sistem Teknologi
dan Layanan Perbankan di Era
Digital

Infobank

Jakarta

16 September

Pembicara pada Program SESPIBI


Angkatan XXXII tahun 2015 Trend
Sistem Pembayaran Nasional (Tunai
& Non-Tunai)

Bank Indonesia

Jakarta

5 Oktober

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning
Service

Jakarta

7-8 Oktober

298
PT Bank Central Asia Tbk

Penyelenggara

Pembahas Seminar IBEX Tema The


New Wave of Banking Phenomenon

nd

Suwignyo
Budiman

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Nama
Subur Tan

Henry Koenaifi

Armand W.
Hartono

Erwan Yuris Ang

Rudy Susanto

Laporan Keuangan Konsolidasian

Program Pelatihan

Data Perusahaan

Penyelenggara

Lokasi

Tanggal

Jakarta

7-8 Oktober

Las Vegas, USA

18-21 Oktober

Amsterdam

19-22 April

California USA

31 Mei - 5 Juni

Singapore

6-11 September

Jakarta

7-8 Oktober 2015

Mumbai., India

7-8 Desember

Amsterdam

18-22 April

Nusa Dua, Bali

9-10 Juni

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning
Service

HR Technology Conference

HR Technology
Conference

The Teradata Universe Conference

The Teradata

ASEAN Global Leadership Program

SRW & CO

ALFI NUS ke-1 (Asia Leader


Financial Institution)

National University
of Singapore (NUS)

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning
Service

ALFI NUS ke-2 (Asia Leader


Financial Institution)

National University
of Singapore (NUS)

The Teradata Universe Conference

The Teradata

Financial Literacy to Support


Financial Inclusion

OJK

IBM Connect Executive Xchange


2015

IBM Singapore

Singapore

1-3 September

ALFI NUS ke-1 (Asia Leader


Financial Institution)

National University
of Singapore

Singapore

6-11 September

Gartner Symposium IT Expo 2015

Gartner

Orlando, USA

4-8 Oktober

Peluang dan Tantangan Penerapan


Teknologi Informasi di Industri
Jasa Keuangan dalam Menghadapi
Ekonomi Digital (pembicara)

OJK

Jakarta

20 November

ALFI NUS ke-2 (Asia Leader


Financial Institution)

National University
of Singapore

Mumbai, India

7-8 Desember

Operasional Risk Management


(Program Penyegaran Risiko
Manajemen)

IBI & LSPP

Bandung

28 Maret

Leader as Coach Updates

Principia

Jakarta

22 April

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning
Service

Jakarta

7-8 Oktober

Leadership & Management

Corporate Coach
Group

London

10-11 November
2015

Leadingself Contiusly

Principia

Jakarta

10 Desember

Workshop Credit Credit


Management Strategy During The
Slow-Down Economic Growth

Lembaga
Pengembangan
Perbankan
Indoneisa (LPPI)

Bali

6-7 Agustus

Indonesia Knowledge Forum

BCA Learning
Service

Jakarta

7-8 Oktober

The 11th Indonesia Palm Oil


Conference and 2016 Price Outlook
(IPOC 2015)

GAPKI

Bali

26-27 November

299
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

KOMITEKOMITE DEWAN KOMISARIS


Mekanisme Kerja;

Waktu Kerja;
Rapat;

Mekanisme Pengambilan Keputusan Rapat;

Risalah Rapat;
Pelaporan;
Penanganan Pengaduan/Pelaporan Dugaan
Pelanggaran Pelaporan Keuangan.

KOMITE AUDIT
1. Tugas Pokok

Komite Audit BCA dibentuk oleh dan bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan
membantu Dewan Komisaris dalam rangka
mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan
fungsi pengawasan (oversight) atas hal-hal
yang terkait dengan laporan keuangan, sistem
pengendalian internal, pelaksanaan fungsi audit
internal dan eksternal, implementasi Good Corporate
Governance (GCG) serta kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Acuan Hukum

Pembentukan Komite Audit mengacu pada:
Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012
dan Lampiran Peraturan No. IX.I.5 tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit.
Peraturan Bank Indonesia No.8/14/ PBI/2006
tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan
atas Peraturan Bank Indonesia No.8/4/
PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum.
Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP
tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
Anggaran Dasar PT Bank Central Asia, Tbk
No.171 tanggal 23 April 2015 tentang Tugas
dan Wewenang Dewan Komisaris.
3. Piagam Komite Audit

Piagam Komite Audit dan Kode Etik Komite Audit
BCA telah disesuaikan dengan Peraturan No.IX.I.5
tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja Komite Audit tersebut di atas. Cakupan yang
diatur dalam Piagam Komite Audit antara lain adalah
sebagai berikut:

Tugas dan Tanggung Jawab;
Wewenang;

Struktur dan Keanggotaan;

Persyaratan Keanggotaan;

Masa Tugas;

300
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Piagam Komite Audit dan Kode Etik Komite Audit


telah diunggah dalam website BCA (www.bca.co.id)
Good Corporate Governance.

4. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit


Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas
perencanaan dan pelaksanaan audit serta
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit
dalam rangka menilai kecukupan pengendalian
internal termasuk kecukupan proses pelaporan
keuangan.
2. Dalam rangka melaksanakan tugas pada
butir tersebut di atas dan guna memberi
rekomendasi kepada Dewan Komisaris, Komite
Audit melakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap:
a. Pelaksanaan tugas Divisi Audit Internal
(DAI).
b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor
Akuntan Publik dengan Standar Audit yang
berlaku.
c. Kesesuaian Laporan Keuangan dengan
Standar Akuntansi yang berlaku.
d. Memberikan pendapat independen dalam
hal terjadi perbedaan pendapat antara
manajemen dan Kantor Akuntan Publik
atas jasa yang diberikannya.
e. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas
hasil temuan DAI, Akuntan Publik dan hasil
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Melakukan
penelaahan
atas
informasi
keuangan lainnya yang akan dikeluarkan BCA
kepada publik dan/atau pihak otoritas seperti
proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan
informasi keuangan BCA.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

4. Melakukan penelaahan atas kepatuhan BCA


terhadap peraturan perundang-undangan di
bidang perbankan, pasar modal dan peraturan
perundang-undangan serta ketentuan lainnya
yang berhubungan dengan kegiatan usaha BCA.
5. Memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris mengenai penunjukan Kantor
Akuntan Publik, yang didasarkan pada
independensi, ruang lingkup penugasan, dan
fee untuk disampaikan kepada Rapat Umum
Pemegang Saham.
6. Menelaah dan melaporkan kepada Dewan
Komisaris atas pengaduan yang berkaitan
dengan proses akuntansi dan pelaporan
keuangan BCA.
7. Menelaah dan memberikan saran kepada
Dewan Komisaris terkait dengan adanya
potensi benturan kepentingan BCA.
8. Melakukan penelaahan dan pemantauan atas
implementasi Good Corporate Governance (GCG)
yang efektif dan berkelanjutan.
9. Menjalankan tugas-tugas lain yang relevan
dengan fungsi Komite Audit atas permintaan
Dewan Komisaris.

Data Perusahaan

5. Wewenang Komite Audit


Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit
mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. Mengakses dokumen, data, dan informasi
tentang karyawan, dana, aset, dan sumber daya
BCA;
b. Berkomunikasi dengan karyawan, Direksi dan
pihak yang menjalankan fungsi audit internal,
manajemen risiko, dan Akuntan Publik terkait
tugas dan tanggung jawab Komite Audit;
c. Jika diperlukan, dapat melibatkan pihak
independen di luar anggota Komite Audit yang
diperlukan untuk membantu pelaksanaan
tugasnya;
d. Melakukan kewenangan lain yang diberikan
oleh Dewan Komisaris.
6. Keanggotaan Komite Audit

Komite Audit BCA beranggotakan 3 (tiga) orang,
yang terdiri dari seorang Ketua yang juga adalah
Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota
yang semuanya merupakan Pihak Independen.

Seorang Pihak Independen ahli di bidang keuangan/


akuntansi dan seorang Pihak Independen ahli di
bidang perbankan.

7. Susunan Anggota Komite Audit per 31 Desember 2015



Nama

*)

Jabatan

Cyrillus Harinowo*)

Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)

Inawaty Handoyo

Anggota (Pihak Independen)

Ilham Ikhsan

Anggota (Pihak Independen)

Efektif Per 1 Juli 2015, Ketua Komite Audit adalah Bapak Cyrillus Harinowo menggantikan Bapak Sigit Pramono

Pengangkatan anggota Komite Audit dilakukan


oleh Direksi dengan Surat Keputusan No.103/
SK/DIR/2011 tanggal 27 Juli 2011 berdasarkan
keputusan Rapat Dewan Komisaris No.030/RR/
KOM/2011 tanggal 23 Juni 2011, diperbaharui
dengan Surat Keputusan Direksi No.094/SK/
DIR/2015 tanggal 30 Juni 2015 berdasarkan
keputusan Rapat Dewan Komisaris No.31/RR/
KOM/2015 tanggal 24 Juni 2015.

Riwayat pendidikan, jabatan dan pengalaman kerja


anggota Komite Audit dapat dilihat pada Data
Perusahaan halaman 574 - 575 Laporan Tahunan
BCA ini.

8. Masa Jabatan Anggota Komite Audit



Masa jabatan Anggota Komite Audit akan berakhir
pada saat berakhirnya masa jabatan Ketua Komite
Audit yang juga adalah Komisaris Independen. Masa
jabatan anggota Komite Audit pada periode ini akan
berakhir pada penutupan RUPS Tahunan 2016.

301
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

9. Independensi dan Persyaratan Anggota Komite


Audit
Seluruh anggota Komite Audit adalah pihak
independen, yaitu tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/
atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pemegang
Saham Pengendali atau hubungan usaha dengan
BCA yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.

Persyaratan keanggotaan Komite Audit adalah


sebagai berikut:
1. Memiliki integritas, akhlak, dan moral yang baik;
2. Memiliki kemampuan, pengetahuan, pengalaman
sesuai dengan bidang pekerjaannya, serta
mampu berkomunikasi dengan baik;
3. Memahami Laporan Keuangan, bisnis BCA
khususnya yang terkait dengan layanan jasa
atau kegiatan usaha BCA, proses audit, dan
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal serta peraturan perundang-undangan
terkait lainnya;
4. Mematuhi kode etik BCA dan kode etik Komite
Audit yang ditetapkan oleh BCA;
5. Bersedia meningkatkan kompetensi secara terus
menerus melalui pendidikan dan pelatihan;
6. Memiliki paling kurang satu anggota yang
berlatar belakang pendidikan dan keahlian di
bidang akuntansi dan/atau keuangan;
7. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan
Publik, Kantor Konsultan Hukum, Kantor Jasa
Penilai Publik, atau pihak lain yang memberi jasa
asurans, jasa non asurans, jasa penilai, dan/atau
jasa konsultasi lain kepada BCA dalam waktu 6
(enam) bulan terakhir;
8. Bukan merupakan orang yang bekerja atau
mempunyai
wewenang
dan
tanggung
jawab untuk merencanakan, memimpin,
mengendalikan, atau mengawasi kegiatan BCA
dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir, kecuali
Komisaris Independen;

302
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

9. Bukan berasal dari anggota Direksi pada Bank


yang lain;
10. Tidak mempunyai saham langsung maupun
tidak langsung pada BCA;
11. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh
saham BCA baik langsung maupun tidak
langsung akibat suatu peristiwa hukum, maka
saham tersebut wajib dialihkan kepada pihak lain
dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
setelah diperolehnya saham tersebut;
12. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau
Pemegang Saham Utama BCA;
13. Tidak mempunyai hubungan usaha baik
langsung maupun tidak langsung yang berkaitan
dengan kegiatan usaha BCA;
14. Untuk Ketua Komite Audit hanya dapat
merangkap jabatan sebagai Ketua Komite paling
banyak pada 1 (satu) komite lainnya pada BCA;
15. Anggota Komite Audit yang berasal dari Pihak
Independen dapat merangkap jabatan sebagai
Pihak Independen anggota Komite lainnya
pada BCA, Bank lain, dan/atau perusahaan lain,
sepanjang yang bersangkutan :
a. Memenuhi seluruh kompetensi yang
dipersyaratkan;
b. Memenuhi kriteria independensi;
c. Mampu menjaga rahasia BCA;
d. Memperhatikan kode etik yang berlaku; dan
e. Tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab sebagai anggota Komite.
10. Rapat Komite Audit
Komite Audit mengadakan rapat sedikitnya 4
(empat) kali dalam setahun sebagaimana diatur di
dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit.
Selama tahun 2015, Komite Audit telah mengadakan
rapat sebanyak 20 (dua puluh) kali.

Dalam setiap rapat Komite Audit selalu dibuat risalah


rapat yang mencantumkan tanggal rapat, kehadiran
anggota Komite Audit, agenda rapat, dan materi
rapat.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Data kehadiran anggota Komite Audit dalam rapat Komite Audit selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Cyrillus Harinowo

13

13

100%

Sigit Pramono

100%

Inawaty Handoyo

20

20

100%

Ilham Ikhsan

20

20

100%

*)

*)

Efektif Per 1 Juli 2015, Ketua Komite Audit adalah Bapak Cyrillus Harinowo menggantikan Bapak Sigit Pramono

11. Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite Audit


Selama Tahun 2015

Pada tahun 2015, pelaksanaan program kerja Komite
Audit BCA adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pertemuan dengan Kantor Akuntan
Publik (KAP) Siddharta Widjaja & Rekan, untuk
membahas hasil akhir audit Laporan Keuangan
BCA tahun buku 2014 beserta Management
Letter.
2. Mengevaluasi
dan
menyetujui
usulan
perpanjangan kontrak dengan KAP Siddharta
Widjaja & Rekan, anggota KPMG International
dan merekomendasikan kepada Dewan
Komisaris untuk melakukan audit atas Laporan
Keuangan BCA tahun buku 2015.
3. Melakukan pertemuan dengan KAP Siddharta
Widjaja & Rekan, untuk membahas rencana
dan cakupan audit atas Laporan Keuangan BCA
tahun buku 2015.
4. Melakukan pertemuan dengan Divisi Keuangan
dan Perencanaan untuk mengkaji Laporan
Keuangan BCA yang akan dipublikasikan setiap
triwulan.
5. Melakukan pertemuan dengan Divisi Audit
Internal sebanyak 8 (delapan) kali untuk:
a. Mengevaluasi perencanaan tahunan.
b. Mengevaluasi pelaksanaan audit internal
setiap semester.
c. Melakukan diskusi atas hasil audit yang
dipandang cukup signifikan.
6. Melakukan kunjungan ke 7 (tujuh) Kantor
Cabang Utama untuk menghadiri exit meeting
audit internal sebagai bagian dari proses
penilaian kualitas audit internal serta penilaian
kecukupan dan efektivitas pengendalian
internal.

7. Melakukan kunjungan ke 8 (delapan) Kantor


Cabang Pembantu dan 2 (dua) Kantor Kas
untuk melakukan observasi atas kegiatan
Kantor cabang pembantu/kas sebagai bagian
dari proses penilaian kecukupan dan efektivitas
pengendalian internal.
8. Mengkaji laporan-laporan hasil audit internal
(lebih dari 179 laporan) dan memantau tindak
lanjutnya.
9. Mengkaji kepatuhan BCA terhadap ketentuan,
peraturan dan hukum yang berlaku di bidang
perbankan melalui kajian terhadap laporan
kepatuhan terhadap ketentuan kehati-hatian
yang dilaporkan setiap triwulan.
10. Mengkaji laporan portofolio kredit yang
diterbitkan setiap semester.
11. Memantau pelaksanaan manajemen risiko
melalui laporan triwulanan Profil Risiko BCA
dan laporan bulanan Operation Risk Management
Information System (ORMIS).
12. Menghadiri presentasi hasil audit atas IT
Governance yang dilakukan oleh Divisi Audit
Internal dengan bantuan konsultan dari Asia
Pacific Advisory Services Private Limited,
Singapore yang dihadiri juga oleh Dewan
Komisaris.
13. Melakukan kajian atas:
a. Hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan
dan tindak lanjutnya.
b. Hasil pemeriksaan Bank Indonesia dan
tindak lanjutnya.
c. Management letter dari KAP Siddharta
Widjaja & Rekan dan tindak lanjutnya.
14. Melaporkan hasil kajian dan evaluasi rutin aspek
governance, manajemen risiko, kepatuhan dan
pengendalian kepada Dewan Komisaris setiap
triwulan.

303
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

15. Bersama dengan Komite Pemantau Risiko


membahas modus-modus External Fraud,
termasuk yang berkaitan dengan Cyber
Crime yang terjadi selama tahun 2015 serta
mitigasinya ke depan.
16. Menghadiri RUPS, Analyst Meeting, dan Rapat
Kerja Nasional BCA 2016 dalam rangka monitoring
pelaksanaan Good Corporate Governance.

KOMITE PEMANTAU RISIKO


1. Tugas Pokok

Komite Pemantau Risiko dibentuk untuk memastikan
bahwa kerangka kerja manajemen risiko telah
memberikan perlindungan yang memadai dari
seluruh risiko BCA.
2. Acuan Hukum

Pembentukan Komite Pemantau Risiko mengacu pada:
Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006
tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan
atas Peraturan Bank Indonesia No.8/4
PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum.
Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP
tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

Surat Keputusan Dewan Komisaris BCA No.033/
SK/KOM/2007 tanggal 22 Februari 2007 tentang
Struktur Komite Pemantau Risiko.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

3. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau


Risiko
Komite Pemantau Risiko telah memiliki Pedoman
dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko, yang
disusun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia dan
Surat Edaran Bank Indonesia tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Pedoman
dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko dimuat
dalam Manual GCG BCA, dan website BCA (www.bca.
co.id) bagian Good Corporate Governance.

Adapun Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite


Pemantau Risiko mencakup sebagai berikut:

Struktur dan Keanggotaan;

Tugas dan Tanggung Jawab;

Mekanisme Kerja;

Etika dan Waktu Kerja;

Rapat Komite;

4. Keanggotaan Komite Pemantau Risiko



Komite Pemantau Risiko BCA beranggotakan 3 (tiga)
orang, yang terdiri dari seorang Ketua yang juga adalah
Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota
yang semuanya merupakan Pihak Independen.

Seorang Pihak Independen yang ahli di bidang


manajemen risiko keuangan dan seorang Pihak
Independen yang ahli bidang keuangan.

5. Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2015


Nama

Jabatan

Sigit Pramono

Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)

Endang Swasthika Wibowo

Anggota (Pihak Independen)

Wimpie Rianto**)

Anggota (Pihak Independen)

*)

Efektif Per 1 Juli 2015, Ketua Komite Pemantau Risiko adalah Bapak Sigit Pramono menggantikan Bapak Cyrillus Harinowo
Efektif Per 1 Januari 2015, Bapak Andreas E. Susetyo telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Pemantau Risiko. Efektif per 1 Februari 2015, Bapak Wimpie Rianto telah
diangkat sebagai anggota Komite Pemantau Risiko menggantikan Bapak Andreas E. Susetyo

*)

**)

Pengangkatan anggota Komite Pemantau Risiko terbaru dilakukan oleh Direksi dengan Surat Keputusan No. 001/
SK/DIR/2015 tanggal 12 Januari 2015, berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No.64/RR/KOM/2014
tanggal 10 Desember 2014, dan diperbaharui dengan Surat Keputusan Direksi No.095/SK/DIR/2015 tanggal 30
Juni 2015 berdasarkan keputusan Rapat Dewan Komisaris No.31/RR/KOM/2015 tanggal 24 Juni 2015.

304
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Riwayat pendidikan, jabatan dan pengalaman kerja


anggota Komite Pemantau Risiko dapat dilihat pada
Profil Perusahaan halaman 576 Laporan Tahunan
BCA ini

6. Masa Jabatan Anggota Komite Pemantau Risiko


Masa jabatan/tugas Ketua dan Anggota Komite
Pemantau Risiko akan berakhir pada saat
berakhirnya masa jabatan Ketua Komite Pemantau
Risiko yang juga adalah Komisaris Independen.
Dengan demikian masa jabatan anggota Komite
Pemantau Risiko pada periode ini sama dengan
masa jabatan Dewan Komisaris yaitu akan berakhir
pada penutupan RUPS Tahunan 2016.
7. Independensi dan Persyaratan Anggota Komite
Pemantau Risiko

Seluruh anggota Komite Pemantau Risiko adalah
pihak independen, yaitu tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/
atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pemegang
Saham Pengendali atau hubungan usaha dengan
BCA yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota


Komite Pemantau Risiko BCA antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan,
pengetahuan, pengalaman sesuai dengan
bidang
pekerjaannya,
serta
mampu
berkomunikasi dengan baik;
b. Memiliki paling kurang satu anggota Pihak
Independen yang berlatar belakang pendidikan
dan keahlian di bidang keuangan;
c. Memiliki paling kurang satu anggota Pihak
Independen yang berlatar belakang pendidikan
dan keahlian di bidang manajemen risiko;
d. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi,
atau pemegang saham pengendali BCA;

Data Perusahaan

e. Tidak mempunyai hubungan usaha baik


langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan kegiatan usaha BCA;
f. Tidak merangkap sebagai anggota Komite
Pemantau Risiko pada perusahaan lain (emiten
atau perusahaan publik) pada periode yang
sama.
8. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau
Risiko
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau
Risiko, antara lain adalah:
1. Membantu dan memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris dalam rangka
meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas
pengawasan dan tanggung jawab di bidang
manajemen risiko dan memastikan bahwa
kebijakan manajemen risiko dilaksanakan
dengan baik.
2. Dalam kaitannya dengan proses untuk dapat
memberikan rekomendasi, Komite Pemantau
Risiko harus melakukan:
a. Evaluasi atas konsistensi antara kebijakan
manajemen risiko dengan pelaksanaan
kebijakan tersebut.
b. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
tugas Komite Manajemen Risiko dan
Satuan Kerja Manajemen Risiko.
9. Rapat Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat
sedikitnya 4 (empat) kali dalam setahun
sebagaimana diatur di dalam Pedoman dan Tata
Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko. Selama tahun
2015, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan
rapat sebanyak 10 (sepuluh) kali.

Dalam setiap rapat Komite Pemantau Risiko selalu


dibuat risalah rapat yang mencantumkan tanggal
rapat, kehadiran anggota Komite Pemantau Risiko,
agenda rapat, dan materi rapat.

305
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Data kehadiran anggota Komite Pemantau Risiko dalam rapat Komite Pemantau Risiko selama tahun 2015 adalah
sebagai berikut:
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Sigit Pramono*)

100%

Cyrillus Harinowo

100%

Endang Swasthika Wibowo

10

10

100%

Wimpie Rianto

10

10

100%

**)

Efektif Per 1 Juli 2015, Ketua Komite Pemantau Risiko adalah Bapak Sigit Pramono menggantikan Bapak Cyrillus Harinowo
Efektif Per 1 Januari 2015, Bapak Andreas E. Susetyo telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Pemantau Risiko. Efektif per 1 Februari 2015, Bapak Wimpie Rianto telah
diangkat sebagai anggota Komite Pemantau Risiko menggantikan Bapak Andreas E. Susetyo

*)

**)

10. Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite


Pemantau Risiko Selama Tahun 2015
Sepanjang tahun 2015, program kerja Komite
Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:
1. Melakukan:
a. Pemantauan risiko dengan melakukan
review dan evaluasi atas peraturan,
pelaksanaan dan berbagai laporan risiko.
Komite Pemantau Risiko memberikan
pendapat dan saran dalam bentuk tertulis,
namun bila diperlukan klarifikasi lebih
lanjut akan dibuat penjelasan khusus dan
atau pertemuan khusus membahas topik
tersebut.
b. Evaluasi hasil stress test yang dilaporkan
secara kuartalan.
c. Pemantauan juga dilakukan terhadap
seluruh risiko dalam bentuk risk dashboard
sesuai ketentuan regulator secara periodik.
d.
Pelaporan
atas
perkembangan
pemantauan kepada Dewan Komisaris
setiap kuartal.
2. Melakukan pemantauan khusus terhadap :
a. Risiko operasional, khususnya risiko
Teknologi Informasi (TI) untuk memastikan
bahwa risiko operasional BCA terkendali, di
samping itu melakukan evaluasi terhadap
Business Continuity Plan (BCP) dan
Protokol Crisis Management. Melakukan
pemantauan
terhadap
pelaksanaan
dan pengendalian risiko operasional,
khususnya terkait dengan kejadian fraud.
b. Analisis hasil stress test secara khusus
pada aspek:

306
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Risiko likuiditas berdasar skenario


beragam tekanan kondisi makro
serta menguji ketahanan cadangan
likuiditas.
Risiko kredit termasuk risiko kredit
konsumer, SME dan kredit korporasi.
Alokasi permodalan dan cadangan
sesuai dengan berbagai kondisi
perekonomian.
3. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan GCG
dan kebijakan manajemen risiko dengan cara
mengevaluasi dokumen hasil kerja Satuan Kerja
Manajemen Risiko dan Komite Manajemen
Risiko.
4. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris
atas pelaksanaan dan pengembangan proses
manajemen risiko tentang:
a. Business Continuity Planning dan Crisis
Management Protocol.
b. Risiko Kredit Konsumer dan non Konsumer
secara nasional.
c. Persiapan pemenuhan ketentuan target
program kredit SME sesuai dengan kondisi
dan potensi ekonomi.
d. Persiapan pelaksanaan manajemen risiko
terintegrasi dan mekanisme penilaiannya.
5. Memastikan bahwa BCA memiliki infrastruktur
yang baik untuk mengendalikan risiko, untuk
itu evaluasi atas ketentuan dan pedoman kerja
dilakukan dengan cara:
a. Melakukan review terhadap ketentuan dan
pedoman manajemen risiko.
b. Melakukan evaluasi terhadap metode,
indikator dan pengukuran risiko.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

6. Memastikan pelaksanaan GCG dilakukan


dengan tepat dan baik dengan menghadiri
Rapat Umum Pemegang Saham, Analyst
Meeting, dan Rapat Kerja Nasional.

Governance bagi Bank Umum, dan Peraturan


Otoritas Jasa Keuangan No.34/POJK.04/2014
tanggal 8 Desember 2014 tentang Komite Nominasi
dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi
dan Nominasi dimuat dalam Manual GCG BCA, dan
website BCA (www.bca.co.id) bagian Good Corporate
Governance.

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI


1. Tugas Pokok

Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk untuk
mengembangkan kualitas manajemen puncak
melalui kebijakan remunerasi dan nominasi.
2. Acuan Hukum
Pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi
mengacu pada:
Peraturan Bank Indonesia No.8/14/ PBI/2006
tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan
atas Peraturan Bank Indonesia No.8/4/
PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum.
Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP
tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.34/
POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Komite Nominasi dan Remunerasi
Emiten atau Perusahaan Publik.
3. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi
dan Nominasi

Komite Remunerasi dan Nominasi telah memiliki
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi
dan Nominasi, yang disusun sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia, Surat Edaran Bank
Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate

Data Perusahaan

Adapun Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite


Remunerasi dan Nominasi mencakup sebagai
berikut:

Komposisi dan Struktur Keanggotaan;

Tugas dan Tanggung Jawab;

Tata Cara dan Prosedur Kerja;

Etika dan Waktu Kerja;

Penyelenggaraan Rapat;

Sistem Pelaporan Kegiatan;

Tata Cara Penggantian Anggota;

Masa Jabatan.

4. Keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi


Komite
Remunerasi
dan
Nominasi
BCA
beranggotakan 3 (tiga) orang, yang terdiri dari
seorang Ketua yang juga adalah Komisaris
Independen dan 2 (dua) orang anggota, yaitu
seorang Presiden Komisaris dan seorang Pejabat
Eksekutif yang membawahi Divisi Human Capital
Management (Sumber Daya Manusia).

Pejabat Eksekutif anggota Komite Remunerasi dan


Nominasi memiliki pengetahuan mengenai sistem
remunerasi dan/atau nominasi serta succession
plan.

5. Susunan Keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi per 31 Desember 2015


Nama

Jabatan

Raden Pardede

Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)

Djohan Emir Setijoso

Anggota (merangkap selaku Presiden Komisaris)

Lianawaty Suwono

Anggota (merangkap selaku Kepala Divisi Human Capital Management)

307
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Pengangkatan anggota Komite Remunerasi dan


Nominasi dilakukan oleh Direksi dengan Surat
Keputusan No.123/SK/DIR/2011 tanggal 19
September 2011 berdasarkan keputusan Rapat
Dewan Komisaris No.027A/RR/KOM/2011 tanggal
30 Mei 2011.
Riwayat pendidikan, jabatan dan pengalaman kerja
anggota Komite Remunerasi dan Nominasi dapat
dilihat pada Data Perusahaan halaman 577 Laporan
Tahunan BCA ini.

6. Masa Jabatan Anggota Komite Remunerasi dan


Nominasi
Masa jabatan Anggota Komite Remunerasi dan
Nominasi akan berakhir pada saat berakhirnya masa
jabatan Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi
yang juga adalah Komisaris Independen. Masa
jabatan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
pada periode ini akan berakhir pada penutupan
RUPS Tahunan 2016.
7. Independensi dan Persyaratan Anggota Komite
Remunerasi dan Nominasi

Seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
adalah pihak independen, yaitu tidak memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau hubungan keluarga dengan
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/
atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan
usaha dengan BCA yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota


Komite Remunerasi dan Nominasi BCA antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan,
pengetahuan, pengalaman sesuai dengan
bidang
pekerjaannya,
serta
mampu
berkomunikasi dengan baik;
2. Pejabat Eksekutif Komite Remunerasi dan
Nominasi memiliki pengetahuan mengenai
sistem remunerasi dan/atau nominasi.
3. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi,
atau pemegang saham pengendali BCA;

308
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik


langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan kegiatan usaha BCA.
8. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi
dan Nominasi

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi
dan Nominasi, antara lain adalah:
1. Mengevaluasi kebijakan remunerasi dan
nominasi BCA.
2. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris
mengenai:
a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan
Komisaris dan Direksi untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham
BCA.
b. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat
Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan
untuk kemudian oleh Dewan Komisaris
disampaikan kepada Direksi.
3. Menyusun dan merekomendasikan kepada
Dewan Komisaris mengenai sistem dan
prosedur pemilihan dan/atau penggantian
anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
untuk disampaikan kepada RUPS.
4. Memastikan kebijakan remunerasi BCA telah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
5. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris
mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/
atau calon anggota Direksi untuk disampaikan
kepada RUPS.
6. Merekomendasikan pihak-pihak independen
calon anggota Komite Audit dan Komite
Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.
7. Mengkaji kelayakan kebijakan pemberian
fasilitas-fasilitas yang disediakan bagi Dewan
Komisaris dan Direksi.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Dewan
Komisaris yang berkaitan dengan remunerasi
dan nominasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
9. Melaporkan hasil pengkajian dan rekomendasi
sehubungan dengan tugas-tugas Komite
Remunerasi dan Nominasi kepada Dewan
Komisaris apabila diperlukan.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Di samping itu, sesuai dengan Peraturan Otoritas


Jasa Keuangan No.34/POJK.04/2014 tanggal 8
Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan
Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik, Komite
Nominasi dan Remunerasi mempunyai tugas dan
tanggung jawab paling kurang:
a. Terkait dengan fungsi Nominasi:
1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris mengenai:
a) komposisi jabatan anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris;
b) kebijakan dan kriteria yang dibutuhkan
dalam proses Nominasi; dan
c) kebijakan evaluasi kinerja bagi
anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris;
2. Membantu Dewan Komisaris melakukan
penilaian kinerja anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris berdasarkan
tolok ukur yang telah disusun sebagai
bahan evaluasi;
3.
Memberikan
rekomendasi
kepada
Dewan Komisaris mengenai program
pengembangan kemampuan anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris;
4. Memberikan usulan calon yang memenuhi
syarat sebagai anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris kepada Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada
RUPS.

Data Perusahaan

b. Terkait dengan fungsi Remunerasi:


1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris mengenai:
a) struktur Remunerasi;
b) kebijakan atas Remunerasi; dan
c) besaran atas Remunerasi
2. Membantu Dewan Komisaris melakukan
penilaian kinerja dengan kesesuaian
Remunerasi yang diterima masing-masing
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris.

9. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi


Komite Remunerasi dan Nominasi mengadakan
rapat sesuai dengan kebutuhan BCA, sedikitnya
1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan sebagaimana
diatur dalam POJK No.34/POJK.04/2014 tanggal
8 Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan
Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik. Selama
tahun 2015, Komite Remunerasi dan Nominasi telah
mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali.

Dalam setiap rapat Komite Remunerasi dan


Nominasi selalu dibuat risalah rapat yang
mencantumkan tanggal rapat, kehadiran anggota
Komite Remunerasi dan Nominasi, agenda rapat,
dan materi rapat.

Data kehadiran anggota Komite Remunerasi dan Nominasi pada rapat Komite Remunerasi dan Nominasi selama
tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Raden Pardede

100%

D.E. Setijoso

100%

Lianawaty Suwono

100%

309
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

10. Kebijakan Mengenai Suksesi Direksi


1. Menyusun dan memberikan rekomendasi
mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/
atau penggantian anggota Dewan Komisaris
dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada RUPS.
2. Memberikan rekomendasi mengenai calon
anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi
kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada RUPS.
3. Dalam rangka mempersiapkan jajaran eksekutif
BCA agar mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman yang utuh sebagai pejabat di
Kantor Pusat atau Kantor Cabang, maka setiap
jajaran eksekutif akan mendapatkan rotasi.
11.
Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite
Remunerasi dan Nominasi Selama Tahun 2015
Selama tahun 2015 Komite Remunerasi dan
Nominasi telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
berikut:
1. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris
pembagian tantiem tahun buku 2014 kepada
seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi
yang menjabat selama tahun buku 2014
agar dapat dibawakan oleh Dewan Komisaris
dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) tanggal 9 April 2015 untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Merekomendasikan perubahan pemberian
fasilitas kendaraan dinas yang selama
ini diberikan dalam bentuk kendaraan
milik perusahaan yang diperkenan untuk
dipergunakan oleh para anggota Dewan
Komisaris dan Direksi diganti menjadi dalam
bentuk Tunjangan Kendaraan Dinas yang
diberikan secara bulanan.
3. Update Kebijakan Remunerasi terkait Budget
Biaya Tenaga Kerja 2016 dan BPJS Jaminan
Kesehatan & Jaminan Pensiun.
4. Merekomendasikan Penyempurnaan Sistem
dan Prosedur Pemilihan dan/atau Penggantian
Anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi
kepada Dewan Komisaris.

310
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

KOMITE TATA KELOLA TERINTEGRASI


1. Tugas Pokok

Komite Tata Kelola Terintegrasi dibentuk oleh dan
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
BCA sebagai Entitas Utama dalam Konglomerasi
Keuangan. Komite Tata Kelola Terintegrasi dibentuk
dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris
BCA dalam melakukan pengawasan atas penerapan
Tata Kelola Terintegrasi.
2. Acuan Hukum
Pembentukan Komite Tata Kelola Terintegrasi
mengacu pada:
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/
POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi
Bagi Konglomerasi Keuangan.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.15/
SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan.
3. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola
Terintegrasi
Komite Tata Kelola Terintegrasi telah memiliki
Pedoman Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola
Terintegrasi (Struktur Komite Tata Kelola
Terintegrasi) yang disusun sesuai dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.03/2014
tanggal 18 November 2014 tentang Penerapan Tata
Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.

Adapun Pedoman Tata Tertib Kerja Komite Tata


Kelola Terintegrasi (Struktur Komite Tata Kelola
Terintegrasi) mencakup hal-hal sebagai berikut:

Dasar hukum (referensi);
Kedudukan;

Tugas dan Tanggung Jawab;

Susunan Keanggotaan;

Jumlah dan Komposisi Komisaris Independen;

Masa Tugas;

Mekanisme Kerja;

Rapat Komite;
Pelaporan.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Pedoman dan Tata Tertib kerja Komite Tata Kelola


Terintegrasi telah diunggah dalam website BCA
(www.bca.co.id) bagian Good Corporate Governance.

4. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola


Terintegrasi

Dalam menjalankan fungsinya, Komite Tata Kelola
Terintegrasi memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola
Terintegrasi paling sedikit melalui penilaian
kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan
fungsi kepatuhan secara terintegrasi.
b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris BCA sebagai Entitas Utama dalam

Data Perusahaan

Konglomerasi Keuangan untuk penyempurnaan


Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.
5. Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi

Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi paling
sedikit terdiri dari:
a. Seorang Komisaris Independen dari BCA
(Entitas Utama) sebagai Ketua merangkap
anggota;
b. Komisaris Independen dari perusahaan Anak
dalam Konglomerasi Keuangan sebagai
anggota;
c. Seorang Pihak Independen sebagai anggota; dan
d. Anggota Dewan Pengawas Syariah dari
Lembaga Jasa Keuangan dalam Konglomerasi
Keuangan, sebagai anggota.

6. Susunan Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi



Berdasarkan SK Direksi No.106/SK/DIR/2015 tanggal 30 Juli 2015 susunan anggota Komite Tata Kelola
Terintegrasi BCA saat ini adalah sebagai berikut:
Nama

Jabatan

Sigit Pramono

Ketua (merangkap Komisaris Independen Entitas Utama)

Adhi Gunawan

Anggota (merangkap Komisaris Independen PT BCA Finance)

Gustiono Kustianto

Anggota (merangkap Komisaris Independen PT Asuransi Umum BCA)

Suyanto Sutjiadi

Anggota (merangkap Komisaris Independen PT Bank BCA Syariah)

Pudjianto

Anggota (merangkap Komisaris Independen PT Asuransi Jiwa BCA)

Inawaty Handoyo

Anggota (merangkap Pihak Independen Entitas Utama)

Sutedjo Prihatono

Anggota (merangkap Anggota Dewan Pengawas Syariah PT Bank BCA


Syariah)

Riwayat pendidikan, jabatan dan pengalaman kerja anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi dapat dilihat pada
Data Perusahaan halaman 578 - 580 Laporan Tahunan BCA ini.

7. Jumlah dan Komposisi Komisaris Independen



Jumlah dan Komposisi Komisaris Independen yang
menjadi anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
disesuaikan dengan kebutuhan Konglomerasi
Keuangan serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan
memperhatikan paling sedikit keterwakilan masingmasing sektor jasa keuangan.

8. Masa Tugas Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi



Masa tugas anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
sama dengan masa jabatan anggota Dewan
Komisaris BCA (Entitas Utama), dan dapat diangkat
kembali untuk periode berikutnya.
Masa jabatan anggota Komite Tata Kelola
Terintegrasi pada periode ini akan berakhir pada
penutupan RUPS BCA Tahunan 2016.

311
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

9. Mekanisme Kerja
Pengaturan mekanisme kerja dari Komite Tata
Kelola Terintegrasi adalah sebagai berikut:
a. Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola
Terintegrasi antara lain dilaksanakan melalui
Rapat Komite Tata Kelola terintegrasi.
b. Guna memperlancar pelaksanaan tugas,
Komite Tata Kelola Terintegrasi dibantu oleh
Sekretaris Komite untuk melaksanakan tugas
kesekretariatan antara lain:
i. Mengatur jadwal rapat;
ii.
Mengusulkan
dan
menghubungi
narasumber yang diperlukan;
iii.
Menyiapkan
dan
mendistribusikan
undangan dan materi rapat;
iv. Menyusun dan mendistribusikan risalah
rapat.
c. Jika diperlukan, Komite Tata Kelola Terintegrasi
dapat mengundang narasumber dari anggota
Dewan Komisaris, Direksi, atau pihak-pihak
lain baik dari pihak internal maupun eksternal
Entitas Utama dan Lembaga Jasa Keuangan
anggota konglomerasi keuangan.
10. Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi
Pengaturan mengenai rapat Komite Tata Kelola
Terintegrasi adalah sebagai berikut:
a. Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan
konglomerasi keuangan, sekurang-kurangnya 1
(satu) kali setiap semester.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

b. Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi hanya


dapat dilaksanakan apabila dihadiri lebih dari
(setengah) dari jumlah anggota Komite Tata
Kelola Terintegrasi.
c. Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi dapat
dilaksanakan melalui video conference.
d. Keputusan Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi
dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
e. Dalam hal musyawarah tidak mencapai
mufakat, pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak
f. Ketua dan anggota Komite Tata Kelola
Terintegrasi memiliki 1 (satu) hak suara
g. Hasil Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi
merupakan
rekomendasi
yang
dapat
ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris Entitas
Utama dan/atau Lembaga Jasa Keuangan
anggota Konglomerasi keuangan.
h. Dalam setiap hasil rapat Komite Tata Kelola
Terintegrasi selalu dibuat risalah rapat
yang ditandatangani oleh seluruh anggota
Komite Tata Kelola Terintegrasi yang hadir,
didokumentasikan secara tertib dan baik, dan
dalam hal terdapat dissenting opinion yang terjadi
dalam rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi
dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat
beserta alasan perbedaan pendapat.
i. Selama tahun 2015, Komite Tata Kelola
Terintegrasi mengadakan rapat sebanyak 2
(dua) kali dalam setahun.

Data kehadiran anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi dalam rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi selama tahun
2015 adalah sebagai berikut:
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Sigit Pramono

100%

Adhi Gunawan

50%

Gustiono Kustianto

50%

Suyanto Sutjiadi

50%

Pudjianto

100%

Inawaty Handoyo

100%

Sutedjo Prihatono

100%

312
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Persentase

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

11. Laporan Pelaksanaan Program Kerja Komite Tata


Kelola Terintegrasi Selama Tahun 2015
Dalam tahun 2015, pelaksanaan program kerja
Komite Tata Kelola Perusahaan adalah sebagai
berikut:
a. Menelaah keseluruhan persiapan penerapan
tata kelola terintegrasi dalam konglomerasi
keuangan BCA dan Perusahaan Anak, termasuk
update status kepatuhan Perusahaan Anak
terhadap regulasi yang berlaku bagi masingmasing Perusahaan Anak.
b. Mereview draf Laporan Penilaian Sendiri
(self assessment) Pelaksanaan Tata Kelola
Terintegrasi Semester I dan Semester II tahun
2015.
c. Update kajian hukum terhadap penerapan
tata kelola teintegrasi dalam konglomerasi
keuangan dalam kaitannya dengan prinsip
Undang-Undang Perseroan Terbatas.
d. Mengevaluasi
pelaksanaan
tata
kelola
terintegrasi dalam konglomerasi keuangan.
e. Mengikuti sosialisasi penerapan dan pedoman
tata kelola terintegrasi oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance.

KOMITE-KOMITE EKSEKUTIF DIREKSI


Direksi dibantu oleh 7 (tujuh) Komite Eksekutif yang
semuanya bertugas memberikan opini objektif kepada
Direksi dan membantu meningkatkan efektivitas
pelaksanaan tugas Direksi secara sistematis.
Anggota Komite Eksekutif ditunjuk oleh Direksi. Komite
Eksekutif memberikan kontribusi sesuai dengan bidang
tugasnya dan tanggung jawabnya.
Berikut adalah 7 (tujuh) Komite Eksekutif di bawah Direksi:
1. Asset & Liability Committee (ALCO)
2. Komite Manajemen Risiko (KMR)
3. Komite Manajemen Risiko Terintegrasi (KMRT)
4. Komite Kebijakan Perkreditan (KKP)
5. Komite Kredit (KK)
6. Komite Pengarah Teknologi Informasi (KPTI)
7. Komite Pertimbangan Kasus Kepegawaian (KPKK)

Data Perusahaan

ASSET & LIABILITY COMMITTEE


Asset & Liability Committee (ALCO) adalah komite tetap di
bawah Direksi dengan misi mencapai tingkat profitabilitas
BCA yang optimum serta risiko likuiditas, risiko suku
bunga, dan risiko valuta asing yang terkendali, melalui
penetapan kebijakan dan strategi aset dan liabilitas BCA
(assets and liabilities management).
Fungsi Pokok ALCO
Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi
pengelolaan likuiditas untuk menjaga likuiditas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, memenuhi kebutuhan
likuiditas BCA, termasuk kebutuhan dana tidak terduga,
dan meminimalisir idle funds.
Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan
strategi yang berkaitan dengan risiko pasar, yaitu
risiko suku bunga dan risiko valuta asing.
Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan
strategi harga (pricing policy) untuk produk-produk
dana, pinjaman, dan rekening antar kantor.
Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan
strategi dalam penataan portofolio investasi.
Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan
strategi penataan struktur neraca melalui antisipasi
perubahan suku bunga untuk mencapai net interest
margin yang optimum.
Wewenang ALCO
ALCO mempunyai wewenang untuk mengambil
keputusan strategis di bidang pengelolaan aset dan
liabilitas BCA (assets and liabilities management) sejauh
tidak melampaui wewenang Direksi, seperti:
Menetapkan suku bunga deposito, tabungan, dan
giro;

Menetapkan suku bunga pinjaman;

Menetapkan strategi pendanaan dan investasi;
Menetapkan strategi hedging apabila dipandang
perlu melakukan hedging;
Menetapkan limit yang berkaitan dengan risiko
likuiditas, risiko suku bunga, dan risiko valuta
asing sesuai kebijakan pengambilan risiko secara
keseluruhan.

313
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Keanggotaan ALCO dan Status Hak Suara


Jabatan

Diisi Oleh

Status Hak Suara

Ketua (merangkap Anggota)

Presiden Direktur

Mempunyai hak suara

Anggota

Wakil Presiden Direktur

Mempunyai hak suara

Direktur Bisnis Korporasi

Mempunyai hak suara

Direktur Manajemen Risiko

Mempunyai hak suara

Direktur Bisnis Cabang

Mempunyai hak suara

Direktur Perbankan Individu

Mempunyai hak suara

Direktur Wilayah & Pendukung Cabang

Mempunyai hak suara

Direktur Kredit

Mempunyai hak suara

Kepala Divisi Tresuri

Mempunyai hak suara

Kepala Divisi Perbankan Internasional

Mempunyai hak suara

Kepala Divisi Keuangan dan Perencanaan

Mempunyai hak suara

Kepala Grup Corporate Banking dan Corporate Finance

Mempunyai hak suara

Kepala Divisi Bisnis Komersial dan SME

Mempunyai hak suara

Kepala Divisi Pengembangan Dana dan Jasa

Mempunyai hak suara

Kepala Unit Bisnis Kredit Konsumer

Mempunyai hak suara

Kepala Grup Bisnis Consumer Card

Mempunyai hak suara

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko

Mempunyai hak suara

Senior Adviser Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang


membidangi Asset Liability Management (ALM)

Tidak mempunyai hak


suara

Sekretaris

Tugas dan Tanggung Jawab ALCO


ALCO berfungsi antara lain untuk menetapkan kebijakan
dan strategi pengelolaan likuiditas untuk mencukupi
kebutuhan likuiditas BCA dan meminimalisasi idle funds.
Selain itu ALCO menetapkan kebijakan dan strategi
yang berkaitan dengan risiko pasar, strategi harga serta
strategi dalam penataan portofolio investasi dan strategi
penataan struktur neraca melalui antisipasi perubahan
suku bunga sehingga dapat dicapai tingkat marjin
bunga bersih (Net Interest Margin - NIM) yang optimal.
ALCO melaporkan realisasi kerjanya melalui rapat rutin
dan rapat khusus yang diadakan untuk membahas hal
tertentu.

314
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tugas Pokok Anggota ALCO


Anggota ALCO yang memiliki hak suara, memiliki tugas
pokok antara lain:
Memberikan masukan kepada sekretaris ALCO
dalam penyusunan agenda dan bahan rapat.

Memberikan masukan berupa informasi dan analisis
pada rapat ALCO, mengenai:
- Metodologi penentuan harga produk dana dan
pinjaman.
- Metodologi pengukuran risiko likuiditas, risiko
suku bunga, dan risiko valuta asing.
-
Penentuan harga produk dana dan pinjaman.
- Daya saing suku bunga produk dana dan
pinjaman.
-
Strategi bank pesaing.
-
Kendala penerapan hasil keputusan ALCO.
-
Perilaku nasabah dan perubahannya.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Rapat ALCO
Rapat ALCO dilaksanakan sesuai kebutuhan,
sedikitnya sekali dalam 1 (satu) bulan.
Rapat ALCO adalah sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya (setengah) dari jumlah
anggota ALCO ditambah satu anggota termasuk
ketua/ketua pengganti, atau dihadiri oleh 5 (lima)
orang Direktur termasuk ketua/ketua pengganti.

Data Perusahaan

Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam kaitan penggunaan
wewenang ALCO hanya diambil melalui keputusan
rapat ALCO yang sah.
Keputusan rapat ALCO adalah sah dan mengikat
apabila disetujui oleh setengah jumlah anggota
yang hadir dan memiliki hak suara ditambah 1 (satu)
suara.

Frekuensi Rapat ALCO dan Tingkat Kehadiran Direksi dan Anggota ALCO Lainnya Selama Tahun 2015
Nama Direktur

Jumlah Rapat

Presiden Direktur (Jahja Setiaatmadja)*)

Kehadiran

Persentase

12

12

100%

Wakil Presiden Direktur (Eugene Keith Galbraith)

12

33%

Direktur Bisnis Korporasi (Dhalia M. Ariotedjo)

12

75%

Direktur Manajemen Risiko (Anthony Brent Elam)

12

11

92%

Direktur Bisnis Cabang (Suwignyo Budiman)

12

75%

Direktur Perbankan Individu (Henry Koenaifi)

12

58%

Direktur Wilayah dan Pendukung Cabang


(Erwan Yuris Ang)

12

50%

Direktur Kredit (Rudy Susanto)

12

11

92%

Jumlah Rapat

Kehadiran

Divisi Tresuri

12

12

100%

Divisi Perbankan Internasional

12

12

100%

Divisi Keuangan dan Perencanaan

12

10

83%

Grup Corporate Banking dan Corporate Finance

12

11

92%

Divisi Bisnis Komersial dan SME

12

42%

Divisi Pengembangan Dana dan Jasa

12

11

92%

Unit Bisnis Kredit Konsumer

12

10

83%

Grup Bisnis Consumer Card

12

75%

Satuan Kerja Manajemen Risiko

12

12

100%

**)

Kepala Divisi atau Pejabat yang Mewakili:

Persentase

*) Ketua
**) Menjalani medical treatment di luar negeri
Catatan:
Direktur bukan anggota juga menghadiri rapat ALCO sebagai narasumber.
Selain itu, unit kerja Kantor Pusat, Kantor Wilayah atau Kantor Cabang, maupun pihak luar BCA dapat diundang sebagai Narasumber untuk memberikan masukan mengenai beberapa
masalah.

315
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Pelaporan Pertanggungjawaban/Realisasi Kerja


Realisasi kerja ALCO dilaporkan melalui:

Risalah rapat rutin.
Risalah rapat khusus yang diadakan untuk
membahas hal tertentu.

Data dan informasi yang terkait dengan bidang yang
dibahas.

Catatan dan pendapat ALCO mengenai risalah rapat
serta data dan informasi yang terkait.


Yield dan Cost of Fund Rupiah dan Valas.
Analisis Assets/Liabilities Management.

Perkembangan Dana Bank terhadap Total Perbankan.
Membahas dan memutuskan perubahan suku
bunga Dana dan Kredit, Suku Bunga Dasar Kredit
(SBDK) serta limit-limit yang berkaitan dengan Asset
Liability Management (ALM).
Melakukan review terhadap hasil simulasi laba/rugi
sesuai strategi ALM BCA.

Kegiatan/Realisasi Program Kerja ALCO Selama Tahun


2015
Selama tahun 2015, ALCO telah mengadakan 12 (dua
belas) kali rapat dengan agenda rapat sebagai berikut:
Laporan tindak lanjut Keputusan Rapat ALCO
sebelumnya.

Parameter Ekonomi yang meliputi inflasi, suku bunga
Bank Indonesia Term Deposit, yield curves Rupiah dan
USD, likuiditas pasar Rupiah & USD, dan nilai tukar
Rupiah.
Cadangan Likuiditas yang terdiri Primary Reserve
Rupiah dan Valas dan Secondary Reserve Rupiah
dan Valas, Struktur Dana Rupiah dan Valas, Proyeksi
Kredit, Proyeksi Likuiditas dan kerugian karena risiko
likuiditas.

Risiko Suku Bunga yang terdiri dari Repricing Gap dan
Sensitivity Analysis, baik untuk Rupiah maupun Valas.

Risiko Valuta Asing, mengenai perkembangan Posisi
Devisa Netto (PDN) dan risikonya.

Loan Portfolio yang terdiri dari plafond dan outstanding
kredit dan golongan debitur.

KOMITE MANAJEMEN RISIKO


Komite Manajemen Risiko (KMR) dibentuk untuk
memastikan bahwa kerangka kerja manajemen risiko
telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap
seluruh risiko BCA.
Fungsi Pokok KMR
Menyusun kebijakan, strategi, dan pedoman
penerapan manajemen risiko.
Menyempurnakan pelaksanaan manajemen risiko
berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan proses dan
sistem manajemen risiko yang efektif.
Menetapkan hal-hal yang terkait dengan keputusan
bisnis yang menyimpang dari prosedur normal
(irregularities).
Wewenang KMR
KMR mempunyai wewenang untuk mengkaji dan
memberikan rekomendasi mengenai hal yang berkaitan
dengan manajemen risiko untuk dimintakan keputusan
dari Direksi.

Keanggotaan Komite Manajemen Risiko dan Status Hak Suara


Jabatan

Diisi Oleh

Status Hak Suara

Ketua (merangkap anggota


tetap)

Direktur Manajemen Risiko

Anggota tetap1)

Semua anggota Direksi


Kepala Satuan Kerja Kepatuhan
Kepala Grup Analisa Risiko Kredit

Mempunyai hak suara

Anggota tidak tetap2)

1. Executive Vice President Teknologi Informasi


2. Semua Kepala Divisi/Satuan Kerja/Grup/Unit Bisnis, di luar
Anggota Tetap

Mempunyai hak suara

Sekretaris (merangkap
Anggota tetap)

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko/Pejabat Pengganti

Catatan:
1)
Jika ada jabatan yang dirangkap, yang bersangkutan hanya mempunyai 1 (satu) suara
2)
Kehadiran sesuai topik yang dibahas

316
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Mempunyai hak suara

Tidak Mempunyai Hak


Suara

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Tugas Pokok Anggota KMR


Memberikan masukan kepada sekretaris KMR
berupa topik beserta bahan rapat yang akan dibahas
dalam rapat KMR.

Memberikan masukan berupa informasi dan analisis
yang terkait dengan topik yang dibicarakan pada
rapat KMR. Topik yang dapat dibicarakan pada rapat
KMR antara lain:
- Arah dan sasaran BCA dalam penyusunan
kebijakan, strategi, dan pedoman penerapan
manajemen risiko, serta perubahannya apabila
diperlukan.
- Penilaian terhadap efektivitas implementasi
kerangka manajemen risiko.
- Perkembangan dan kecenderungan eksposur
risiko total dari BCA dan mengusulkan tingkat
toleransi risiko keseluruhan yang dapat diterima
(risk appetite).
- Hasil kajian mengenai total eksposur risiko
yang dihadapi BCA beserta dampaknya.
- Penilaian kecukupan modal BCA dalam
menghadapi risiko kerugian yang timbul dengan
menggunakan berbagai skenario stress testing.
- Usulan pengembangan metoda pengukuran
risiko, contingency plan dalam kondisi tidak
normal (worst case scenario), serta metoda
lainnya yang berkaitan dengan manajemen
risiko BCA.

Data Perusahaan

- Hal-hal
yang
memerlukan
penetapan
(justification) terkait dengan keputusankeputusan bisnis yang menyimpang dari
prosedur normal (irregularities).
- Limit wewenang, eksposur, dan konsentrasi
portofolio kredit maupun parameter lainnya
yang bertujuan untuk membatasi risiko.
Rapat KMR
Berikut beberapa ketentuan tentang rapat KMR:
Rapat KMR dilaksanakan sesuai kebutuhan dan
sedikitnya sekali dalam 3 (tiga) bulan atau 4 (empat)
kali dalam 1 (satu) tahun.
Rapat KMR sah apabila sedikitnya dihadiri oleh
2/3 (dua per tiga) jumlah anggota tetap atau
(setengah) jumlah anggota tetap namun dengan
meminta persetujuan dari semua anggota tetap.
Pengambilan Keputusan
Berikut ketentuan tentang pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dalam kaitan penggunaan
wewenang KMR hanya diambil melalui keputusan
rapat KMR yang sah.
Keputusan rapat KMR sah dan mengikat apabila
disetujui oleh lebih dari setengah jumlah anggota
yang hadir.

Frekuensi Rapat KMR dan Tingkat Kehadiran Direksi dan Anggota KMR Lainnya Selama Tahun 2015
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Presiden Direktur (Jahja Setiaatmadja)

100%

Wakil Presiden Direktur (Eugene Keith Galbraith)*)

25%

Direktur (Dhalia M. Ariotedjo)

50%

Direktur Manajemen Risiko (Anthony Brent Elam)1)

100%

Direktur (Suwignyo Budiman)

50%

Direktur (Subur Tan)

100%

Direktur (Henry Koenaifi)

75%

Direktur (Armand W. Hartono)

50%

Direktur (Erwan Yuris Ang)

75%

Direktur (Rudy Susanto)

75%

317
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Nama

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Kepala Satuan Kerja Kepatuhan

75%

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit (GARK)

100%

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko (Sekretaris)

100%

Executive Vice President Teknologi Informasi


(Anggota Tidak Tetap)2)

100%

Kepala Divisi Bisnis Komersial dan SME


(Anggota tidak tetap)2)

100%

Kepala Satuan Kerja Enterprise Security


(Anggota tidak tetap)2)

100%

Kepala Grup Layanan dan Pendukung Bisnis Consumer Card


(Anggota tidak tetap)2)

100%

Senior IT Adviser IT Infrastructure & Operation Management


(Anggota tidak tetap)2)

100%

Kepala Sub-Divisi Keuangan dan Akuntansi (Anggota tidak


tetap)2)

100%

Kepala Sub-Divisi Pembinaan Operasi dan Layanan (Anggota


tidak tetap)2)

100%

Keterangan:
1)
Ketua
2)
Jumlah rapat untuk anggota tidak tetap adalah sesuai dengan undangan untuk topik pembahasan yang terkait
*)
Menjalani medical treatment di luar negeri

Pelaporan Pertanggungjawaban/Realisasi Kerja KMR


Pertanggungjawaban dan realisasi kerja KMR dilaporkan
melalui:
Laporan tertulis secara berkala sedikitnya sekali
dalam 1 (satu) tahun kepada Direksi, mengenai hasil
pertemuan rutin dalam rapat KMR.
Laporan tertulis kepada Direksi, mengenai hasil
pertemuan khusus yang diadakan untuk membahas
hal tertentu.
Laporan khusus atau laporan kegiatan (jika
diperlukan).
Kegiatan KMR, Program Kerja 2015 dan Realisasinya
Sepanjang tahun 2015, KMR mengadakan rapat sebanyak
4 (empat) kali, dengan realisasi dari program kerja KMR
adalah sebagai berikut:
Menginformasikan mengenai kondisi portofolio
kredit BCA dan penyebab bermasalah kredit SME.
Menginformasikan hasil stress test pelemahan nilai
tukar Rupiah terhadap USD dengan melakukan
pendekatan dari risiko kredit, likuiditas dan pasar.

318
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Menginformasikan
mengenai
mekanisme
pencegahan untuk data loss baik yang dapat
dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal
dalam bentuk serangan Advance Persistent Threat/
APT).
Menginformasikan mengenai BCM (Business
Continuity Management) serta struktur organisasi
Crisis Management Team yang dimiliki.

Update penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi.
Menginformasikan mengenai New Secondary
Operation Center (SOC) dan Alternate Network
Solution (MBCA & WSA2).
Menginformasikan proyeksi portofolio kredit BCA
per Desember 2015 meliputi nilai outstanding,
DPK dan NPL.

Menginformasikan
mengenai
kondisi
pengamanan di cabang saat ini dan upaya
peningkatan pengamanan di BCA.
Melakukan review atas limit secondary reserves
IDR dan USD.
Menginformasikan mengenai risiko dan
perlakuan akuntansi atas transaksi SWAP.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

KOMITE MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI


Komite Manajemen Risiko Terintegrasi (KMRT) dibentuk
untuk memastikan bahwa kerangka kerja manajemen
risiko telah memberikan perlindungan yang memadai
terhadap seluruh risiko BCA dan Perusahaan Anak secara
terintegrasi.
Fungsi Pokok KMRT
Memberi rekomendasi kepada Direksi yang sekurangkurangnya meliputi:

Data Perusahaan


Penyusunan kebijakan manajemen risiko terintegrasi.
Perbaikan
atau
penyempurnaan
kebijakan
manajemen risiko terintegrasi berdasarkan hasil
evaluasi pelaksanaan.
Wewenang KMRT
KMRT mempunyai wewenang untuk mengkaji dan
memberikan rekomendasi mengenai hal yang berkaitan
dengan manajemen risiko terintegrasi untuk dimintakan
keputusan dari Direksi.

Keanggotaan Komite Manajemen Risiko Terintegrasi dan Status Hak Suara


Jabatan

Diisi Oleh

Status Hak Suara

Ketua (merangkap Anggota


tetap)

Direktur yang membawahkan fungsi manajemen risiko terintegrasi

Mempunyai hak suara

Anggota tetap1)

Semua anggota Direksi


Kepala Satuan Kerja Kepatuhan

Mempunyai hak suara

1. Pejabat eksekutif

Executive Vice President Teknologi Informasi


Semua Kepala Divisi/Unit Bisnis/Grup/Satuan Kerja yang berhubungan/
terkait dengan Perusahaan Anak, di luar Anggota Tetap

Mempunyai hak suara

2. Direktur Perusahaan Anak*)

Direktur yang mewakili dan ditunjuk dari Perusahaan Anak

Anggota tidak tetap

2)

3)

Catatan*):
Jumlah dan komposisinya disesuaikan dengan kebutuhan serta efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan tugas KMRT dengan memperhatikan antara
lain keterwakilan masing-masing sektor jasa keuangan
Sekretaris (merangkap Anggota
tetap)

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko/Pejabat Pengganti

Mempunyai hak suara

Mempunyai hak suara

Catatan:
1)
Jika ada jabatan yang dirangkap, yang bersangkutan hanya mempunyai 1 (satu) suara.
2)
Sesuai topik yang dibahas.
3)
Jika kepala Divisi Audit Internal mengikuti rapat KMRT, maka tidak mempunyai hak suara.

Tugas Pokok Anggota KMRT


Memberikan masukan kepada sekretaris komite
berupa topik beserta bahan rapat yang akan dibahas
dalam rapat komite.

Memberikan masukan berupa informasi dan analisis
yang terkait dengan topik yang dibicarakan pada
rapat komite. Topik yang dapat dibicarakan pada
rapat komite, antara lain:
- Arah dan sasaran perusahaan dalam
penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman
penerapan manajemen risiko terintegrasi, serta
perubahannya apabila diperlukan.
- Penilaian terhadap efektivitas implementasi
kerangka manajemen risiko terintegrasi.

Perkembangan dan kecenderungan eksposur


risiko terintegrasi dan mengusulkan tingkat
risiko keseluruhan yang dapat diambil (risk
appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance).
- Hasil kajian mengenai total eksposur risiko
terintegrasi beserta dampaknya.
- Penilaian kecukupan modal bank dalam
menghadapi risiko kerugian yang timbul dengan
menggunakan berbagai skenario stress testing.
- Usulan pengembangan metode pengukuran
risiko, contingency plan dalam kondisi tidak
normal (worst case scenario), serta metode
lainnya yang berkaitan dengan manajemen
risiko terintegrasi.

319
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

- Hal-hal
yang
memerlukan
penetapan
(justification) terkait dengan keputusankeputusan bisnis yang menyimpang dari
prosedur normal (irregularities).
- Limit wewenang, eksposur, dan konsentrasi
portofolio kredit maupun parameter lainnya
yang bertujuan untuk membatasi risiko.
- Penyempurnaan
penerapan
manajemen
risiko terintegrasi secara berkala maupun
secara insidentil sebagai akibat dari suatu
perubahan kondisi internal dan eksternal
yang mempengaruhi kecukupan permodalan,
profil risiko, dan tidak efektifnya penerapan
manajemen risiko terintegrasi berdasarkan
hasil evaluasi.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Rapat KMRT
Berikut beberapa ketentuan tentang rapat KMRT:
Rapat komite dilaksanakan sesuai kebutuhan dan
paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester.

Rapat komite sah apabila dihadiri oleh paling kurang
51% (lima puluh satu per seratus) dari jumlah
anggota tetap.
Pengambilan Keputusan
Berikut ketentuan tentang pengambilan keputusan:
Pengambilan keputusan dalam kaitan penggunaan
wewenang komite hanya diambil melalui keputusan
rapat komite yang sah.
Keputusan rapat komite sah dan mengikat apabila
disetujui oleh lebih dari (setengah) jumlah anggota
yang hadir.

Frekuensi Rapat KMRT dan Tingkat Kehadiran Direksi dan Anggota KMRT Lainnya Selama Tahun 2015
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Presiden Direktur (Jahja Setiaatmadja)1)

100%

Wakil Presiden Direktur (Eugene Keith Galbraith)1)*)

Direktur (Dhalia M. Ariotedjo)1)

50%

100%

Direktur (Suwignyo Budiman)

100%

Direktur (Subur Tan)

100%

50%
-

Direktur Manajemen Risiko (Anthony Brent Elam)

#)

1)

1)

Direktur (Henry Koenaifi)

1)

Persentase

Direktur (Armand W. Hartono)

Direktur (Erwan Yuris Ang)1)

50%

Direktur (Rudy Susanto)1)

100%

Kepala Satuan Kerja Kepatuhan1)

100%

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko (Sekretaris)

100%

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit (Anggota tidak tetap)2)

100%

Kepala Divisi Keuangan dan Perencanaan


(Anggota tidak tetap)2)

100%

Kepala Divisi Audit Internal (Anggota tidak tetap)2)

50%

1)

320
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Nama

Data Perusahaan

Jumlah Rapat

Kehadiran

100%

Direktur Central Santosa Finance (Anggota tidak tetap)

100%

Direktur BCA Syariah (Anggota tidak tetap)

100%

Direktur BCA FL Hong Kong (Anggota tidak tetap)

100%

Direktur BCA Sekuritas (Anggota tidak tetap)

100%

Direktur BCA Insurance (Anggota tidak tetap)

100%

Direktur BCA Life (Anggota tidak tetap)2)

100%

Direktur BCA Finance (Anggota tidak tetap)

2)

2)

2)

2)

2)

2)

Persentase

Catatan:
#)
Ketua
*)
Menjalani medical treatment di luar negeri
1)
Anggota tetap
2)
Jumlah rapat untuk anggota tidak tetap adalah sesuai dengan undangan untuk topik
pembahasan yang terkait

Pelaporan Pertanggungjawaban/Realisasi Kerja KMRT


Pertanggungjawaban dan realisasi kerja KMRT dilaporkan
melalui:
Laporan tertulis secara berkala sedikitnya sekali
dalam 1 (satu) tahun kepada Direksi, mengenai hasil
pertemuan rutin dalam komite.
Laporan tertulis kepada Direksi, mengenai hasil
pertemuan khusus yang diadakan untuk membahas
hal tertentu.
Laporan khusus atau laporan kegiatan (jika
diperlukan).
Kegiatan KMRT dan Realisasinya
Sepanjang tahun 2015, KMRT mengadakan rapat
sebanyak 2 (dua) kali, dengan realisasi sebagai berikut:

Menginformasikan mengenai:
1. Komite Manajemen Risiko Terintegrasi (KMRT)
--Latar belakang pembentukan KMRT;
--Struktur kewenangan KMRT;
--Rapat KMRT;
--Wewenang dan tanggung jawab KMRT
2. Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Terintegrasi
(KDMRT)
--Latar belakang penyusunan KDMRT
--Isi KDMRT
3. Laporan Profil Risiko Terintegrasi (LPRT)
--Latar belakang penyusunan LPRT
--Jenis risiko dalam LPRT
--Peringkat profil risiko pada LPRT semester I
tahun 2015

Menginformasikan mengenai strategi PT Central


Santosa Finance (CSF) dalam menghadapi
perlambatan ekonomi, portofolio performance review
dan Asset recovery.

KOMITE KEBIJAKAN PERKREDITAN


Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) dibentuk untuk
mengarahkan pemberian kredit melalui perumusan
kebijakan perkreditan dalam rangka pencapaian target
perkreditan yang prudent.
Fungsi Pokok KKP
Membantu Direksi dalam merumuskan kebijakan
perkreditan, terutama yang berkaitan dengan prinsip
kehati-hatian dalam perkreditan.
Memantau dan mengevaluasi penerapan kebijakan
perkreditan agar dapat dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.
Melakukan kajian berkala terhadap Kebijakan Dasar
Perkreditan Bank (KDPB) BCA.
Memantau perkembangan dan kondisi portofolio
perkreditan.

Memberikan saran dan langkah perbaikan atas hasil
pemantauan dan evaluasi yang telah dijalankan.
Wewenang KKP
KKP mempunyai wewenang untuk memberikan saran
langkah perbaikan kepada Direksi mengenai hal yang
terkait dengan kebijakan perkreditan.

321
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Keanggotaan Komite Kebijakan Perkreditan dan Status Hak Suara


Jabatan

Diisi Oleh

Ketua (merangkap Anggota)

Anggota1)

Sekretaris (merangkap
Anggota)

Status Hak Suara

Presiden Direktur

Mempunyai hak suara

Wakil Presiden Direktur

Mempunyai hak suara

Direktur Manajemen Risiko

Mempunyai hak suara

Direktur Kredit

Mempunyai hak suara

Direktur Kepatuhan

Mempunyai hak suara

Direktur Bisnis Korporasi2)

Mempunyai hak suara

Direktur Bisnis Cabang2)

Mempunyai hak suara

Direktur Perbankan Individu2)

Mempunyai hak suara

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit dan/atau Kepala Divisi Bisnis


Komersial & SME dan/atau Kepala Grup Corporate Banking dan
Corporate Finance dan/atau Kepala Unit Bisnis Kredit Konsumer
dan/atau Kepala Grup Bisnis Consumer Card atau Pejabat
Pengganti2)

Mempunyai hak suara

Kepala Divisi Audit Internal atau Pejabat Pengganti

Mempunyai hak suara

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko atau Pejabat Pengganti

Mempunyai hak suara

Keterangan:
1)
Direktur lain berhak hadir dalam rapat KKP, namun tanpa hak suara
2)
Sesuai topik yang dibahas

Tugas Pokok Anggota KKP


Anggota KKP memiliki tugas pokok antara lain:

Memberikan masukan kepada sekretaris KKP dalam
penyusunan agenda dan bahan rapat.

Memberikan masukan berupa informasi dan analisis
pada rapat KKP untuk membuat keputusan KKP,
mengenai:
-
Pengembangan
kebijakan
perkreditan
(korporasi, komersial, SME, KUK, konsumer, dan
kartu kredit) sesuai dengan misi dan rencana
bisnis perusahaan.
- Ketaatan terhadap ketentuan perundangan
dalam pemberian kredit.
- Perkembangan
dan
kualitas
portofolio
perkreditan secara keseluruhan.
-
Kebenaran pelaksanaan kewenangan memutus
kredit.
- Kebenaran proses pemberian, perkembangan
dan kualitas kredit yang diberikan kepada pihak
terkait dan debitur besar tertentu.
- Kebenaran pelaksanaan Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK).

322
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

- Penyelesaian kredit bermasalah sesuai


ketentuan kebijakan perkreditan.
- Pemenuhan bank atas kecukupan jumlah
penyisihan penghapusan kredit.
- Hasil pengawasan atas penerapan dan
pelaksanaan KDPB.
Rapat KKP
Berikut beberapa ketentuan tentang rapat KKP:
Rapat KKP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan
sedikitnya sekali dalam 1 (satu) tahun.
Rapat KKP sah apabila sedikitnya dihadiri oleh 2/3
(dua per tiga) jumlah anggota.
Pengambilan Keputusan
Berikut ketentuan tentang pengambilan keputusan:
Pengambilan keputusan dalam kaitan penggunaan
wewenang KKP dapat dilakukan melalui edaran
kepada anggota KKP atau melalui rapat KKP yang
sah.
Keputusan rapat KKP sah dan mengikat apabila
disetujui oleh lebih dari setengah jumlah anggota
KKP yang hadir.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Data Kehadiran Anggota Direksi dan Anggota KKP Lainnya Selama Tahun 2015
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Keterangan

Presiden Direktur

100%

Wakil Presiden Direktur

Direktur Manajemen Risiko

100%

Direktur Kredit

100%

Direktur Kepatuhan

100%

Direktur Bisnis Korporasi1)

100%

Direktur Bisnis Cabang1)

100%

100%

100%

Direktur Wilayah dan Pendukung Cabang

100%

Kepala Grup Analisa dan Risiko Kredit atau


pejabat pengganti1)

100%

Kepala Divisi Bisnis Komersial dan SME atau


pejabat pengganti1)

100%

Kepala Grup Corporate Banking dan Corporate


Finance atau pejabat pengganti1)

100%

Kepala Unit Bisnis Kredit Konsumer atau pejabat


pengganti1)

NA

Topik yang dibawakan tidak


menyangkut kebijakan
kredit konsumen

Kepala Grup Bisnis Consumer Card atau pejabat


pengganti1)

NA

Topik yang dibawakan tidak


menyangkut kebijakan
Consumer Card

Kepala Divisi Audit Internal atau pejabat


pengganti

100%

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko atau


pejabat pengganti

100%

Kepala Satuan Kerja Kepatuhan atau pejabat


pengganti

100%

Direktur Perbankan Individu1)


Direktur Operasi & Teknologi Informasi

*)

*)

Sedang dinas keluar kantor

Catatan:
1)
Sesuai dengan topik yang dibahas
*)
Bukan anggota


Pelaporan Pertanggung Jawaban/Realisasi Kerja KKP
Laporan tertulis secara berkala kepada Direksi
dengan tembusan kepada Dewan Komisaris
mengenai hasil pengawasan, pemantauan, dan
evaluasi pelaksanaan Kebijakan Dasar Perkreditan
Bank (KDPB), serta saran perbaikan yang diperlukan.

Data dan informasi lain yang berkaitan dengan hasil
pengawasan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan.

Program Kerja dan Realisasi KKP Selama Tahun 2015


1.
Merekomendasikan
kebijakan
pendelegasian
wewenang memutus kredit untuk kategori kredit
Komersial dan Korporasi.
2. Membuat Laporan Pertanggungjawaban dan
Realisasi Kerja Komite Kebijakan Perkreditan dan
menyampaikannya kepada Direksi dengan tembusan
kepada Dewan Komisaris.

323
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

KOMITE KREDIT (KK)


Misi Komite Kredit (KK) adalah membantu Direksi
dalam mengevaluasi dan/atau memberikan keputusan
kredit sesuai batas wewenang yang ditetapkan Direksi
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BCA
dengan memperhatikan pengembangan bisnis tanpa
meninggalkan prinsip kehati-hatian (prudent).
Fungsi Pokok KK:
Memberikan pengarahan apabila perlu dilakukan
analisa kredit yang lebih mendalam dan komprehensif;
Memberikan keputusan atau rekomendasi atas
rancangan keputusan kredit yang diajukan oleh
pemberi rekomendasi/pengusul yang terkait dengan:
-
Debitur-debitur besar;
-
Industri yang spesifik, dan;
-
Permintaan khusus dari Direksi.
Melakukan koordinasi dengan Asset & Liability
Committee (ALCO) dalam hal aspek pendanaan
kredit dan penyesuaian suku bunga kredit korporasi.

Jenjang KK
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Komite Kredit (KK)
dikelompokkan berdasarkan kategori kredit, yakni:
1. KK Korporasi
2. KK Komersial
Wewenang KK
Kewenangan KK dalam memberikan keputusan atau
merekomendasikan rancangan keputusan kredit
mengacu pada ketentuan yang mengatur tentang
Wewenang Memutus Kredit yang tertuang dalam Manual
Ketentuan Kredit Korporasi dan Manual Ketentuan Kredit
Komersial.
Berikut lingkup wewenang yang dimiliki KK:

Dari segi besarnya kewenangan
KK berwenang memutus kredit sesuai dengan
besarnya wewenang maksimal yang ditetapkan
untuk masing-masing jenis KK.

Dari segi obyek keputusan kredit
- Memberikan keputusan kredit untuk kategori
korporasi dan komersial di atas nilai tertentu;
- Memberikan keputusan atas usulan fasilitas
kredit;
- Menetapkan
rencana
pengambilalihan/
pembelian kredit baik yang telah direstrukturisasi
maupun yang belum direstrukturisasi dari
lembaga keuangan lain.

Keanggotaan Komite Kredit Korporasi dan Status Hak Suara


Jabatan

Diisi Oleh

Status Hak Suara*)

Ketua (merangkap Anggota


tetap)

Direktur Kredit (DKR)

Mempunyai hak suara

Anggota Tetap

Presiden Direktur (PD)

Mempunyai hak suara

Wakil Presiden Direktur (WPD)

Mempunyai hak suara

Direktur Bisnis Korporasi (DBK)


Anggota Tidak Tetap

Sekretaris (merangkap Anggota


tetap)

Direktur lainnya yang memiliki wewenang memutus kredit

Mempunyai hak suara

Direktur Manajemen Risiko (DMR)**)

Mempunyai hak suara

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit

Keterangan:
*)
pengambilan keputusan melalui rapat dilakukan dengan mekanisme voting
**)
mempunyai hak suara dalam hal memutus restrukturisasi kredit, penyelesaian kredit dan hal-hal yang berkaitan dengan risk management

324
PT Bank Central Asia Tbk

Mempunyai hak suara

Laporan Tahunan 2015

Tidak mempunyai hak suara

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Tugas Pokok Anggota KK


Berikut beberapa ketentuan tentang tugas pokok KK:
Memberikan arahan jika perlu diadakan analisis
kredit yang lebih komprehensif, berhubung informasi
yang disajikan belum mencukupi untuk digunakan
dalam pengambilan keputusan;
Memberikan pertimbangan terhadap rancangan
keputusan kredit yang diajukan oleh pihak pemberi
rekomendasi/pengusul;
Memutuskan kredit berdasarkan kemahiran
profesional secara jujur, obyektif, cermat, dan
seksama;
Memberikan masukan kepada sekretaris mengenai
kebutuhan rapat KK.
Rapat KK
Berikut beberapa ketentuan tentang rapat KK:

Rapat KK dilaksanakan sesuai kebutuhan, sekurangkurangnya 6 (enam) kali dalam 1 (satu) tahun;
Rapat KK dapat dilaksanakan dan dinyatakan sah
apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh 3 (tiga)
Anggota yang memiliki hak suara;
Rapat KK dapat dilaksanakan melalui media
teleconference;
Untuk KK Korporasi, Direktur Kepatuhan atau
penggantinya wajib menghadiri setiap rapat KK.
Rapat KK Komersial dapat dilakukan baik di Kantor
Pusat maupun di Kantor Wilayah setempat.

Data Perusahaan

Setiap penyelenggaraan rapat KK harus dituangkan


dalam risalah rapat.

Pengambilan Keputusan
Berikut ketentuan tentang pengambilan keputusan:
Pengambilan keputusan kredit dapat dilakukan
melalui persetujuan atas rancangan keputusan
yang diedarkan secara tertulis atau konfirmasi
persetujuan melalui email (circulation memo) kepada
anggota KK atau melalui rapat KK yang sah. Jika
rancangan keputusan yang diedarkan tidak disetujui
oleh salah satu anggota KK, maka sesegera mungkin
sekretaris KK menjadwalkan kembali rapat KK;
Untuk KK Korporasi, apabila keputusan kredit yang
diambil dalam rapat KK belum memenuhi ketentuan
mengenai wewenang Direksi dalam memutus kredit,
maka rancangan keputusan kredit diedarkan untuk
dimintakan persetujuan Direktur lain dan/atau
Dewan Komisaris;
Pemantau dan Narasumber tidak mempunyai hak
suara dalam pengambilan keputusan kredit.
Pertanggungjawaban KK
Pertanggung jawaban komite dapat disampaikan
melalui risalah rapat KK, memorandum keputusan yang
diedarkan, dan laporan berkala KK.

Frekuensi Rapat Komite Kredit Korporasi dan Tingkat Kehadiran Direksi dan Anggota Komite Kredit Korporasi
Selama Tahun 2015
Nama Direktur

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Presiden Direktur (Jahja Setiaatmadja)

88%

Wakil Presiden Direktur (Eugene Keith Galbraith)**)

63%

Direktur Kredit (Rudy Susanto)

100%

88%

**)

*)

Direktur Bisnis Korporasi (Dhalia M. Ariotedjo)**)


Direktur Manajemen Risiko (Anthony Brent Elam)

75%

Direktur (Suwignyo Budiman)***)

13%

Direktur (Erwan Yuris Ang)

13%

25%

25%

13%

***)

Direktur (Henry Koenaifi)***)


Direktur (Subur Tan)

****)

Direktur (Armand W. Hartono)

****)

***)

Catatan:
Ketua merangkap Anggota Tetap
**)
Anggota Tetap
***)
Anggota Tidak Tetap
****)
Anggota Direksi Lainnya
*)

325
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Frekuensi Rapat Komite Kredit Komersial dan Tingkat Kehadiran Direksi dan Anggota Komite Kredit Komersial
Selama Tahun 2015
Nama Direktur

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Direktur Kredit (Rudy Susanto)**)

100%

Direktur Bisnis Cabang (Suwignyo Budiman)**)

100%

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit Komersial


(Rickyadi Widjaja)*)

100%

Kepala Divisi Bisnis Kecil dan Menengah***)

38%

Kepala Satuan Kerja Kepatuhan****)

38%

Kepala Wilayah**)

100%

Catatan:
*)
Ketua merangkap Anggota Tetap
**)
Anggota Tetap
***)
Narasumber
****)
Pemantau

Kegiatan/Realisasi Program Kerja KK Korporasi dan KK


Komersial selama tahun 2015
Selama tahun 2015, KK Korporasi telah mengadakan
rapat 8 kali dan KK Komersial telah mengadakan rapat
8 kali.
KOMITE PENGARAH TEKNOLOGI INFORMASI (KPTI)
Komite Pengarah Teknologi Informasi (KPTI) dibentuk
untuk memastikan penerapan sistem teknologi informasi
(TI) sejalan dengan strategi BCA. KPTI memiliki misi
untuk meningkatkan keunggulan bersaing BCA melalui
pemanfaatan teknologi informasi (TI) yang tepat guna.

326
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Fungsi Pokok KPTI


Mereview dan merekomendasikan rencana strategis
TI agar sejalan dengan rencana bisnis BCA;
Melakukan evaluasi secara berkala atas dukungan
TI pada kegiatan usaha BCA;
Memastikan investasi TI memberikan nilai tambah
kepada BCA.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Keanggotaan Komite Pengarah Teknologi Informasi dan Status Hak Suara


Jabatan

Diisi Oleh

Status Hak Suara

Ketua (merangkap Anggota)

Direktur Operasi dan Teknologi Informasi

Mempunyai hak suara

Sekretaris (merangkap Anggota)

Kepala IT Management Office

Mempunyai hak suara

Direktur Manajemen Risiko

Mempunyai hak suara

Direktur Kepatuhan

Mempunyai hak suara

Direktur Wilayah dan Pendukung Cabang

Mempunyai hak suara

Executive Vice President Teknologi Informasi (EVP TI)

Mempunyai hak suara

Strategic Informastion Technology Group (GSIT) :


- Kepala IT Management Office
- Kepala IT Infrastructure & Operation Management
- Kepala Core Application Management
- Kepala Delivery Channel & Middleware Application
Management

Mempunyai hak suara

Kepala Satuan Kerja Enterprise Security (SKES)

Mempunyai hak suara

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko

Mempunyai hak suara

Kepala Satuan Kerja Kepatuhan

Mempunyai hak suara

*)

Anggota

Kepala Divisi Strategi dan Pengembangan Operasi-Layanan

Mempunyai hak suara

Kepala Unit Kerja Pengguna Utama TI

Mempunyai hak suara

**)

Kepala Divisi Audit Internal

Tanpa hak suara

Catatan:
*)
GSIT hanya mempunyai 1 (satu) suara yang diwakilkan oleh EVP TI
**)
Keikutsertaan dalam rapat tergantung pada topik rapat yang relevan dengan unit kerja bersangkutan

Wewenang dan Tanggung Jawab KPTI


KPTI memiliki wewenang dan tanggung jawab sebagai
berikut:
Memberikan rekomendasi kepada Direksi atas
rencana strategis TI agar searah dengan rencana
strategis kegiatan usaha BCA;
Mereview dan memberikan rekomendasi kelayakan
investasi pada sektor TI yang dapat memberikan
kontribusi terhadap tercapainya tujuan bisnis BCA;
Mereview dan memberikan rekomendasi langkahlangkah strategis untuk meminimalkan risiko atas
investasi BCA pada sektor TI;
Mereview dan memberikan rekomendasi atas
perumusan kebijakan dan prosedur TI yang utama.
Rapat KPTI
Berikut beberapa ketentuan tentang rapat KPTI:

Rapat KPTI dilaksanakan sesuai kebutuhan BCA dan
sedikitnya 4 (empat) kali dalam satu tahun;

Rapat KPTI hanya dapat dilaksanakan apabila


dihadiri oleh sedikitnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota yang diundang dan mempunyai hak suara.
Pengambilan Keputusan
Berikut ketentuan tentang pengambilan keputusan:
Pengambilan keputusan dalam kaitan penggunaan
wewenang KPTI hanya diambil melalui keputusan
rapat KPTI yang sah;
Keputusan rapat KPTI yang sah dan mengikat
apabila disetujui oleh sedikitnya (setengah)
jumlah anggota yang hadir dan memiliki hak suara
ditambah 1 (satu) suara.
Pelaporan Pertanggungjawaban/Realisasi Kerja KPTI
Realisasi kerja KPTI dilaporkan melalui risalah rapat KPTI
dengan ketentuan sebagai berikut:
Hasil rapat KPTI wajib dituangkan dalam risalah
rapat dan didokumentasikan dengan baik;

Risalah rapat dibuat oleh sekretaris KPTI dan ditanda
tangani oleh ketua KPTI.

327
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Frekuensi Rapat Komite Pengarah Teknologi Informasi dan Tingkat Kehadiran Direksi dan Anggota KPTI Lainnya
Selama Tahun 2015
Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Direktur Operasi dan Teknologi Informasi


(Armand W. Hartono)*)

100%

Direktur Manajemen Risiko/(Anthony Brent Elam)

100%

Direktur Kepatuhan (Subur Tan)

100%

Direktur Wilayah dan Pendukung Cabang/(Erwan Yuris Ang)

100%

Executive Vice President Teknologi Informasi

100%

Kepala IT Management Office

100%

Kepala Core Application Management

75%

Kepala Delivery Channel & Middleware Application


Management

50%

Kepala Satuan Kerja Enterprise Security

75%

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko

100%

Kepala Satuan Kerja Kepatuhan

75%

Kepala Divisi Strategi dan Pengembangan Operasi-Layanan

75%

Kepala Divisi Audit Internal

100%

Strategic Information Technology Group (GSIT)**):

***)

Catatan:
*)
Ketua
**)
GSIT hanya mempunyai 1 (satu) suara yang diwakilkan oleh EVP TI
***)
Tanpa hak suara


Program Kerja Tahun 2015
Memberikan rekomendasi kepada Direksi mengenai
rencana strategis TI;

Memantau kinerja TI dan upaya peningkatannya;
Mengevaluasi dan memonitor penerapan TI sesuai
dengan kebutuhan usaha BCA;

Memastikan investasi TI memberikan investasi yang
optimal;

Memastikan
efektivitas
langkah-langkah
minimalisasi risiko atas investasi BCA pada sektor
TI.
Realisasi Kerja Tahun 2015
Mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan proyek
strategis teknologi informasi (TI) yang selaras
dengan strategic corporate objective BCA serta arah
bisnis perusahaan.
Mengevaluasi implementasi proses dan teknologi
yang digunakan dalam pengembangan proyek TI.

328
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Mengkaji dan memonitor langkah-langkah strategis


untuk meminimalkan risiko investasi TI.

Melakukan pemantauan atas penggunaan anggaran
TI 2015.
Mengkaji dan mengevaluasi proyek-proyek strategis
TI yang baru, yaitu:
a.
Pembangunan
infrastruktur
TI
untuk
mendukung e-commerce gateway;
b. Konsolidasi infrastruktur TI Perusahaan Anak
melalui pemanfaatan teknologi private cloud.
Mengevaluasi dan memonitor inisiatif TI yang
dilakukan untuk mendukung delivery proyek-proyek
strategis TI. Inisiatif-inisiatif tersebut adalah:
a. One-vision project delivery priority;
b. Meningkatkan resource visibility untuk melihat
kapasitas tim development;
c. Membentuk Scrum Team serta implementasi
4DX;
d. Membangun Testing Factory;

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

e. Memperkuat kapasitas dan kapabilitas dari


Business Analyst (BA);
f. Membentuk tim untuk mengembangkan Digital
Banking;
g. Membangun environment untuk multiple
concurrent-development & testing.
Memantau pengalokasian sumber daya manusia TI
untuk membentuk tim TI yang handal dan kompeten.
Mengevaluasi dan memberikan pengarahan
terhadap usulan IT Strategic Plan untuk tahun 20162018.
KOMITE PERTIMBANGAN KASUS KEPEGAWAIAN
Pembentukan Komite Pertimbangan Kasus Kepegawaian
(KPKK) dilandasi dengan misi untuk memberikan
rekomendasi kepada Direksi mengenai penyelesaian
kasus yang memenuhi prinsip keadilan dan kesetaraan
melalui penelaahan kasus pelanggaran dan/atau
kejahatan yang dilakukan karyawan.

Data Perusahaan

Fungsi Pokok KPKK


Menelaah kasus tindak pelanggaran dan/atau
kejahatan oleh karyawan yang memerlukan keputusan
Direksi untuk tindak lanjut penyelesaiannya.
Memberikan pertimbangan kepada Direksi di dalam
menentukan tindak lanjut penyelesaian atas kasus
pelanggaran dan/atau kejahatan tersebut, yang
meliputi pengenaan sanksi, pembenahan sistem
dan prosedur operasional serta pemrosesan kasus
secara hukum jika diperlukan.
Secara berkala, menelaah penyelesaian kasus
pelanggaran dan/atau kejahatan yang diputuskan
oleh Pemimpin Kantor Cabang Utama dan Kepala
Kantor Wilayah.

Memberikan saran dan pengarahan (jika diperlukan)
kepada cabang dan wilayah dalam menangani kasus
pelanggaran dan/atau kejahatan.
Wewenang KPKK
KPKK mempunyai wewenang untuk memberikan usulan/
rekomendasi kepada Direksi tentang penyelesaian kasus
pelanggaran dan/atau kejahatan yang dilakukan oleh
karyawan.

Keanggotaan Komite Pertimbangan Kasus Kepegawaian dan Status Hak Suara


Jabatan

Diisi Oleh

Status Hak Suara

Ketua (merangkap Anggota)

Kepala Divisi Human Capital Management

Mempunyai hak suara

Anggota tetap

Kepala Divisi Audit Internal

Mempunyai hak suara

Kepala Grup Hukum

Mempunyai hak suara

Kepala Divisi Strategi dan Pengembangan Operasi Layanan


Anggota tidak tetap

Kepala Satuan Kerja Manajemen Jaringan dan Perencanaan


Wilayah

Sekretaris

Kepala Sub-Divisi Audit Cabang

Tugas Pokok KPKK


Anggota adalah anggota yang memiliki hak suara, dengan
tugas pokok memberikan masukan berupa informasi,
analisis dan pertimbangan pada rapat untuk membuat
usulan/rekomendasi KPKK mengenai:

Pengenaan sanksi;

Pembenahan sistem dan prosedur operasional;

Pemrosesan kasus secara hukum.

Mempunyai hak suara


Mempunyai hak suara
Tanpa hak suara

Jika anggota KPKK berhalangan hadir, maka dapat


diwakili oleh pejabat lain (setingkat Wakil Kepala Divisi
atau Kepala Biro) yang ditunjuk oleh anggota yang
bersangkutan.

329
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Rapat KPKK
Berikut beberapa ketentuan tentang rapat KPKK.

Rapat KPKK dilaksanakan sesuai keperluan.

Hak suara dimiliki oleh anggota.

Rapat KPKK sah apabila dihadiri oleh sedikitnya 2/3
(dua per tiga) jumlah anggota.
Pengambilan Keputusan
Berikut beberapa ketentuan tentang keputusan rapat
KPKK dan pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dalam kaitan penggunaan
wewenang KPKK hanya diambil melalui keputusan
rapat KPKK yang sah.

Keputusan rapat KPKK dapat berupa:
- Satu rekomendasi kepada Direksi yang disepakati
bersama oleh segenap anggota, atau

Analisa dan Pembahasan Manajemen

- Lebih dari satu rekomendasi (apabila tidak


dicapai kesepakatan bersama).
Pelaporan Pertanggungjawaban/Realisasi Kerja KPKK
Realisasi kerja KPKK dilaporkan melalui:

Risalah rapat rutin KPKK.
Risalah rapat khusus KPKK yang diadakan untuk
membahas hal tertentu.
Frekuensi Rapat KPKK dan Tingkat Kehadiran Direksi
dan Anggota KPKK lainnya
Selama tahun 2015 KPKK telah melaksanakan rapat
sebanyak 10 (sepuluh) kali dan tingkat kehadiran rapat
telah mencapai kuorum. Ketua dan anggota KPKK adalah
Pejabat Eksekutif di bawah Direksi.

Berikut tingkat kehadiran anggota KPKK Selama Tahun 2015


Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Persentase

Kepala Divisi Human Capital Management*)

10

10

100%

Kepala Divisi Audit Internal

10

10

100%

Kepala Grup Hukum

10

90%

Kepala Divisi Strategi dan Pembinaan Operasi Layanan1)

10

50%

Kepala Satuan Kerja Manajemen Jaringan


Wilayah2)

10

60%

1)

1)

dan Perencanaan

Catatan:
*)
Ketua
1)
Anggota Tetap
2)
Anggota Tidak Tetap

Realisasi atas Program Kerja KPKK Selama Tahun 2015


Sepanjang tahun 2015 KPKK telah mengadakan
rapat sebanyak 10 (sepuluh) kali dimana realisasi dari
program kerja KPKK adalah memberikan masukan
berupa informasi, analisis dan pertimbangan untuk
membuat rekomendasi kepada Direksi atas beberapa
kasus tindak pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan

330
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

yang memerlukan keputusan Direksi untuk tindak lanjut


penyelesaiannya berupa pengenaan sanksi dan/atau
pembenahan sistem dan prosedur operasional dan/atau
pemrosesan kasus secara hukum.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

SEKRETARIS PERUSAHAAN
Tanggung jawab utama Sekretaris Perusahaan adalah
menjaga persepsi publik atas citra BCA dan melindungi
kepentingan BCA, dengan jalan menjembatani
komunikasi dan membina hubungan yang baik antara
BCA dengan para pemangku kepentingan (stakeholders).
Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk
mendukung pengelolaan perusahaan oleh Direksi dan
Dewan Komisaris. Sekretaris Perusahaan menjalankan
tugas-tugas kesekretariatan BCA, mengelola hubungan
masyarakat, memastikan kepatuhan BCA terhadap
otoritas pasar modal, serta mendukung penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang baik.
Kedudukan dan Pejabat Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan ditunjuk dan diangkat oleh Direksi,
dan bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
Sekretaris Perusahaan memiliki kedudukan setingkat
Kepala Divisi.
Saat ini, Sekretaris Perusahaan BCA dijabat oleh Inge
Setiawati, yang telah menjabat sejak 1 Agustus 2011
berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.1289/SK/
DHR/A/2011 tanggal 1 Agustus 2011. Sekretaris
Perusahaan BCA berdomisili di Indonesia
Riwayat pendidikan, jabatan dan pengalaman kerja
Sekretaris Perusahaan dapat dilihat pada Data
Perusahaan halaman 581 Laporan Tahunan BCA ini.
Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan
Uraian tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan,
antara lain sebagai berikut:
Mewakili Direksi dalam hubungannya dengan
lembaga/institusi baik pemerintah maupun swasta.
Memantau kepatuhan BCA terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal dan Bursa Efek.
Mendukung penerapan dan pelaksanaan Good
Corporate Governance di BCA.
Mengelola dan mengembangkan citra positif BCA
melalui pengembangan hubungan internal dan
eksternal melalui kegiatan kehumasan.

Data Perusahaan

Mengelola penyelenggaraan perusahaan oleh Direksi


dan Dewan Komisaris agar sesuai dengan anggaran
dasar BCA dan peraturan lainnya, diantaranya
penyelenggaraan aksi korporasi.
Memonitor berbagai kegiatan kesekretariatan
korporasi dan protokoler, korespondensi dan
kerumah tanggaan yang terkait dengan Direksi dan
Dewan Komisaris.
Mengelola dan memantau pelaksanaan corporate
social responsibility (CSR), program kepedulian sosial
serta sponsorship korporasi BCA sebagai upaya
untuk melakukan pembinaan dengan pemangku
kepentingan (stakeholders).
Menjalin komunikasi dan hubungan kerja yang baik
dengan pihak internal, eksternal dan mitra kerja.
Mengikuti perkembangan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan pasar modal, tata
kelola perusahaan (good corporate governance), dan
perbankan.

Menyelenggarakan RUPS, corporate action dan public
expose (bersama dengan Investor Relations).
Melakukan koordinasi dengan unit kerja internal
terkait dan pihak/lembaga eksternal dalam upaya
memperlancar kegiatan korporasi dan meningkatkan
efektivitas tata kerja yang terkait dengan kegiatan
Direksi dan Dewan Komisaris, serta Komite Dewan
Komisaris.
Mengkoordinasikan/memonitor
kegiatan
yang
berkaitan dengan penerimaan dan penyampaian
informasi korporasi serta pelaksanaan rapat Direksi
dan Dewan Komisaris.
Memberikan pelayanan kepada para pemangku
kepentingan (stakeholders) atas setiap informasi yang
dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi BCA.
Sebagai penghubung atau contact person (liason
officer) antara BCA dengan Otoritas Jasa Keuangan,
Bursa Efek Indonesia, otoritas pasar modal lainnya,
dan masyarakat.
Melakukan aktivitas yang mendukung pelaksanaan
prinsip keterbukaan terutama menyangkut kinerja
BCA melalui komunikasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

331
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Uraian Singkat Pelaksanaan Tugas Sekretaris


Perusahaan pada tahun 2015
Selama tahun 2015 Sekretaris Perusahaan telah
melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain sebagai
berikut:
1. Menyelenggarakan RUPS Tahunan dan Luar Biasa
2015.
2. Melakukan Self Assessment Pelaksanaan Good
Corporate Governance BCA dan Tata Kelola
Terintegrasi Semester I dan Semester II tahun 2015.
3. Membuat Laporan Pelaksanaan Good Corporate
Governance tahun 2015.
4. Menyusun materi
Tata Kelola Perusahaan
(Corporate Governance) dan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)
untuk dimuat dalam Laporan Tahunan (Annual
Report) tahun 2015.
5. Mengembangkan
implementasi
tata
kelola
perusahaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
ASEAN Corporate Governance Scorecard.
6. Mengadakan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni)
seluruh Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi dalam rangka HUT BCA yang ke- 58 pada
Februari 2015 yang melibatkan karyawan dan
masyarakat, dari berbagai Wilayah dan Cabang
BCA seluruh Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi.
7. Melaksanakan Public Expose (bersama dengan
Investor Relation).
8. Menyelenggarakan pelaksanaan Press Conference &
Analyst Meeting setiap triwulan.
9. Menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (bersama
dengan unit kerja lainnya).
10.
Mengembangkan
dan
mengimplementasikan
program kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan.
11. Mengembangkan kegiatan siaran pers terkait
dengan kinerja dan perkembangan BCA.
12. Mengembangkan materi komunikasi korporasi BCA
seperti publikasi Laporan Keuangan BCA melalui
media massa, iklan hari besar, dan lain-lain.
13.
Mengembangkan
dan
mengimplementasikan
kegiatan sponsorship BCA seiring dengan kebijakan
BCA.

332
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

14. Mengembangkan sarana komunikasi dan event


internal, seperti perayaan ulang tahun BCA,
silaturahmi Purnabakti BCA, halal bi halal dalam
rangka memperingati Hari Raya Idul Fitri, Natal dan
Tahun Baru.
Program Pelatihan Dalam Rangka Mengembangkan
Kompetensi Sekretaris Perusahaan
Program pelatihan yang diikuti oleh Sekretaris
Perusahaan antara lain adalah sebagai berikut:

Activation Strategy Developing Your Communication
Strategy

Indonesia Knowledge Forum

ICSA Sosialisasi Peraturan OJK

In house Training ASEAN CG Scorecard
Sosialisasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi bagi
Konglomerasi Keuangan

Workshop Penyusunan Sustainability Report 2015
Knowledge Sharing BCA Open Source A Corporate
Heritage

FUNGSI INVESTOR RELATIONS


Tugas Pokok Investor Relations
Tugas pokok Investor Relations adalah mewakili Direksi
dalam hubungannya dengan pihak investor, masyarakat
pasar modal, dan pemegang saham yang meliputi:
1. Menyusun strategi komunikasi khususnya kepada
investor, calon investor, analis, fund-manager, dan
masyarakat pasar modal pada umumnya.
2. Menyiapkan materi dan melaksanakan kegiatan
road show, analyst meeting, dan conference call.
3. Mengkomunikasikan berbagai aspek terkait dengan
saham dan kinerja BCA serta Laporan Keuangan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti
fund-manager, investor, dan calon investor.
4. Mengelola hubungan dengan para fund-manager,
pakar, dan pengamat ekonomi (khususnya saham).
5. Memantau dan melaporkan hasil analisis para analis
terhadap kinerja dan harga saham BCA secara
berkala.
6. Mengkoordinasikan penyusunan, penerbitan dan
pendistribusian annual report ke investor/analyst.
7. Menyediakan data dan informasi keuangan BCA
untuk investor dan masyarakat pasar modal.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Statistik Aktivitas Investor Relations BCA Tahun 2015


dan 2014

Analyst Meeting

*)

Non-deal road show


Konferensi

**)

Kunjungan Investor
Conference call
Total

2015

2014

15

11

203

193

33

39

259

250

Data Perusahaan

Jumlah partisipan yang hadir dalam kunjungan investor


dan mengikuti conference call adalah 479 orang dengan
komposisi berdasarkan asal negara:
Singapura

Jakarta
27%

27%

Hong Kong

10%

Keterangan:
*)

Termasuk satu kali paparan publik
**)
Termasuk 8 konferensi di Jakarta pada tahun 2015 dan 4 konferensi pada
tahun 2014

15%

Lainnya*)
10%
Amerika

11%
Eropa

Keterangan:
*)
Lainnya berasal dari Jepang, Malaysia, Thailand, Australia, Afrika,
Korea Selatan & Uni Emirat Arab

Frekuensi Aktivitas Investor Relations Setiap Bulan pada tahun 2015


38
28
23
17

16

Jan

Feb

Mar

24
20

Apr

22

23
18

17

Mei

Jun

13

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

UNIT AUDIT INTERNAL


Divisi Audit Internal dibentuk untuk memberikan nilai
tambah dan meningkatkan operasional BCA melalui
kegiatan audit (assurance) dan konsultasi (consulting)
yang independen dan objektif.
Dalam melaksanakan fungsinya, Divisi Audit Internal
melakukan penilaian atas kecukupan dan efektivitas
proses manajemen risiko, pengendalian internal, tata
kelola, serta memberikan konsultasi bagi pihak internal
BCA yang membutuhkan.
Sejalan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (POJK) Nomor 18/POJK.03/2014 perihal
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan, Divisi Audit Internal juga melaksanakan fungsi

audit interen terintegrasi untuk mendukung penerapan


tata kelola terintegrasi bagi konglomerasi keuangan BCA.
Struktur dan Kedudukan Divisi Audit Internal
Kepala Divisi Audit Internal bertanggung jawab kepada
Presiden Direktur. Saat ini, Kepala Divisi Audit Internal
dijabat oleh Jacobus Sindu Adisuwono sejak tanggal
1 November 2008 sebagaimana penetapan Surat
Keputusan Pengangkatan Karyawan nomor 1390/SK/
DHR/A/2008 tanggal 24 Oktober 2008 yang ditandatangani
Presiden Direktur dan telah mendapatkan persetujuan
Dewan Komisaris. Beliau memiliki pengalaman yang
memadai di bidang audit internal dan telah memperoleh
sertifikasi profesi audit internal, yaitu Certified Internal
Auditor (CIA) dan Qualified Internal Auditor (QIA).

333
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Posisi Divisi Audit Internal pada Struktur Organisasi BCA

RUPS

PRESIDEN DIREKTUR

DEWAN KOMISARIS

KOMITE AUDIT
DIREKTUR
LAINNYA

DIREKTUR
PENGAWAS
PERUSAHAAN
ANAK

DIREKTUR
KEPATUHAN

DIVISI AUDIT
INTERNAL

Keterangan:
------ garis komunikasi/penyampaian informasi

Bagan Organisasi Divisi Audit Internal


DIVISI AUDIT INTERNAL

Sub-Divisi Audit
Kantor Pusat
dan Perusahaan
Anak

Sub-Divisi Audit
Kantor Cabang
dan Kantor
Wilayah

334
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Sub-Divisi
Audit Teknologi
Informasi

Gugus
Pengendalian
Mutu dan
Pengembangan
Audit

Biro Credit
Review

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Audit Internal


1. Menyusun dan melaksanakan rencana audit tahunan
berbasis risiko dan melaporkan realisasinya.
2. Menguji dan mengevaluasi proses manajemen risiko
(risk management), pengendalian internal (internal
control), dan proses tata kelola (governance) untuk
menilai kecukupan dan efektivitasnya.
3. Melaksanakan pengkajian kualitas kredit.
4. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi
objektif tentang kegiatan yang diperiksa.
5. Melaksanakan investigasi/pemeriksaan khusus
berdasarkan permintaan Dewan Komisaris, Komite
Audit, Direksi, unit kerja atau adanya indikasi tertentu.
6. Memantau,
menganalisis
dan
melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut yang telah dilakukan
auditee atas rekomendasi hasil audit.
7. Berperan sebagai konsultan bagi pihak internal BCA
yang membutuhkan, terutama yang menyangkut
ruang lingkup tugas Audit Internal.
8. Memantau pelaksanaan fungsi audit internal pada
masing-masing perusahaan anak dalam rangka
melaksanakan fungsi audit internal terintegrasi.
9. Menyusun dan menyampaikan Laporan Audit Intern
Terintegrasi.

Data Perusahaan

Ruang Lingkup
Ruang lingkup audit internal meliputi kegiatan segenap
Kantor Cabang, Kantor Wilayah, Divisi, Satuan Kerja
dan Unit Bisnis di Kantor Pusat, Perusahaan Anak, serta
kegiatan BCA yang dialih-dayakan pada pihak ketiga
(outsourced).
Independensi
Divisi Audit Internal independen terhadap unit kerja
operasional. Kepala Divisi Audit Internal bertanggung
jawab langsung kepada Presiden Direktur dan dapat
berkomunikasi langsung dengan Dewan Komisaris dan
Komite Audit.
Pertemuan Divisi Audit Internal dengan Presiden Direktur
dan Komite Audit terlaksana masing-masing 8 kali
selama tahun 2015, sedangkan pertemuan dengan
Dewan Komisaris terlaksana setiap semester.
Pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian Kepala
Divisi Audit Internal dilakukan oleh Presiden Direktur
dengan persetujuan Dewan Komisaris, dan dilaporkan
kepada Otoritas Jasa Keuangan.

Standar Pelaksanaan
Kegiatan Divisi Audit Internal berpedoman pada
Manual Kerja dan Piagam Audit Internal sebagaimana
ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Nomor
074A/SK/DIR/2012 tanggal 30 April 2012 yang disusun
berdasarkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern
Bank dari Bank Indonesia dan ketentuan mengenai
Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit
Internal dari Bapepam-LK. Sebagai acuan ke arah global
best practices, Divisi Audit Internal juga menggunakan
standar dan kode etik yang diterbitkan oleh The Institute
of Internal Auditors (IIA) serta Information System Audit &
Control Association (ISACA).

Jumlah Auditor pada Divisi Audit Internal


Divisi Audit Internal didukung sebanyak 185 orang auditor
(posisi 31 Desember 2015) dengan jenjang jabatan,
pengalaman, dan sertifikasi profesi yang beragam, yaitu:

Jenjang Jabatan:

Kepala Divisi
: 1 orang

Wakil Kepala Divisi
: 4 orang
Audit Adviser
: 17 orang

Senior Audit Officer
: 25 orang
Audit Officer
: 39 orang

Associate Audit Officer
: 77 orang

Assistant Audit Officer
: 10 orang

Staf Senior
: 12 orang

Efektivitas pelaksanaan fungsi Audit Internal dan


kepatuhannya terhadap Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank (SPFAIB) dikaji ulang oleh pihak
eksternal yang independen sekurang-kurangnya sekali
dalam 3 (tiga) tahun. Kaji ulang terakhir oleh pihak
eksternal terlaksana akhir tahun 2013.

Pengalaman:

0 s/d < 3 tahun

3 s/d < 9 tahun

9 s/d < 15 tahun

15 tahun

: 71
: 52
: 17
: 45

orang
orang
orang
orang

335
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Sertifikasi Profesi:
1. Qualified Internal Auditor
2. Certified Information System Auditor
3. Certified Internal Auditor
4. Certified Fraud Examiners

:
:
:
:

29
4
1
1

orang
orang
orang
orang

Pelaporan
Divisi Audit Internal menyampaikan laporan kepada:
1. Dewan Komisaris, Komite Audit dan Direksi yang
terdiri dari:
a. Laporan Hasil Audit.
b. Rangkuman Laporan Tindak Lanjut atas Hasil
Audit.
c. Laporan Realisasi Kegiatan Audit.
d. Laporan Audit Interen Terintegrasi
2. Otoritas Jasa Keuangan tentang pelaksanaan fungsi
Audit Internal yang terdiri dari:
a. Laporan Pelaksanaan dan Pokok-Pokok Hasil
Audit Internal.
b. Laporan khusus mengenai setiap temuan Audit
Internal yang diperkirakan dapat mengganggu
kelangsungan usaha Bank.
c. Laporan Hasil Kaji Ulang pihak eksternal yang
memuat pendapat tentang hasil kerja Divisi
Audit Internal dan kepatuhannya terhadap
Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Interen Bank
serta perbaikan yang mungkin dilakukan.
Pelaksanaan Kegiatan Divisi Audit Internal Selama
Tahun 2015
Kegiatan Divisi Audit Internal tahun 2015 difokuskan
pada hal-hal berikut:
1. Memperbaharui Strategic Audit Plan 2016-2018
dengan berpedoman pada Rencana Bisnis Bank
2016-2018 dan ekspektasi Dewan Komisaris, Komite
Audit dan Direksi yang disampaikan dalam berbagai
kesempatan.
2. Melaksanakan audit terhadap Kantor Cabang,
Kantor Wilayah, Divisi/Satuan Kerja Kantor Pusat
dan Perusahaan Anak yang telah ditentukan
berdasarkan hasil risk assessment.
3. Melaksanakan Information Technology Governance
Review sehubungan dengan semakin kompleksnya
penggunaan teknologi informasi di BCA.

336
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

4. Melaksanakan audit proses Internet Banking


dan Mobile Banking sejalan dengan semakin
meningkatnya volume transaksi melalui delivery
channel tersebut.
5. Melaksanakan audit tematik Manajemen Alih Daya
sehubungan dengan semakin banyaknya kegiatan
yang dialihdayakan.
6. Melaksanakan audit proses kredit SME, komersial,
dan korporasi, untuk tetap memelihara kualitas
kredit yang baik.
7. Meningkatkan efektivitas metodologi melalui
pengembangan dan pelaksanaan continuous auditing
untuk mendukung peran audit sebagai early warning
system.
Fokus Rencana Audit Tahun 2016
1. Memberi fokus audit tahun 2016 pada:
Penerapan perlindungan konsumen sejalan
dengan ketentuan regulator yang berlaku.
Implementasi
Branchless Banking,
yang
merupakan aktivitas baru.
Penerapan Internal Control Over Financing
Reporting sehubungan dengan penerapan tata
kelola perusahaan yang baik.
Kecukupan pengendalian internal terkait
Automatic Teller Machine (ATM), sehubungan
dengan maraknya kejadian fraud eksternal
terkait ATM di Indonesia.
Penerapan Internal Capital Adequacy Assessment
Process (ICAAP), sesuai peraturan Bank
Indonesia.
2. Melaksanakan audit terhadap Kantor Cabang,
Kantor Wilayah, Divisi/Satuan Kerja Kantor Pusat,
dan Perusahaan Anak yang ditentukan berdasarkan
hasil risk assessment.
3. Melanjutkan pengembangan Audit Management
System untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan kegiatan audit internal.
4. Mengembangkan dan melaksanakan continuous
auditing dan analytical review untuk mendukung
peran audit sebagai early warning system.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

AKUNTAN PUBLIK (AUDIT EKSTERNAL)


Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern
sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6/
POJK/2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank, dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/32/DPNP
tentang Hubungan antara Bank, Kantor Akuntan Publik
dan Bank Indonesia, maka:
1. Laporan Keuangan BCA telah diaudit oleh Akuntan
Publik yang independen, kompeten, profesional, dan
objektif, serta menggunakan kemahiran profesional
secara cermat dan seksama (due professional care).
2. Akuntan Publik yang ditunjuk oleh BCA melakukan
audit sesuai dengan standar profesional, perjanjian
kerja, dan ruang lingkup audit.
3. Sesuai keputusan RUPS Tahunan, penunjukan Kantor
Akuntan Publik dan penentuan biaya dilakukan
oleh Dewan Komisaris dengan memperhatikan
rekomendasi Komite Audit.
4. Penunjukan Kantor Akuntan Publik dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, antara lain:

Merupakan Kantor Akuntan Publik dan Akuntan
Publik (partner in-charge) yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia. BCA
hanya mengikutsertakan 4 (empat) Kantor
Akuntan Publik terbesar yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia.

Tidak memberikan jasa lain kepada BCA


pada tahun tersebut sehingga terhindar dari
kemungkinan benturan kepentingan.
Kantor Akuntan Publik hanya memberikan jasa
audit paling lama untuk periode audit 5 (lima)
tahun buku berturut-turut.

Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan
yang berafiliasi dengan KPMG International, ditunjuk
sebagai auditor BCA untuk melakukan audit atas
Laporan Keuangan BCA untuk tahun buku yang
berakhir 31 Desember 2015, dengan perkiraan
imbalan jasa sebesar Rp7.050.000.000,- (tidak
termasuk PPN).
5. BCA memberikan kuasa kepada Kantor Akuntan
Publik untuk menyampaikan Laporan Keuangan
yang telah diaudit (audit report) disertai dengan Surat
Komentar (Management Letter) kepada Otoritas Jasa
Keuangan paling lambat 3 bulan setelah tahun buku.

Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan Keuangan BCA
2015

2014

2013

2012

2011

Kantor Akuntan
Publik

Siddharta Widjaja
& Rekan

Siddharta Widjaja
& Rekan

Siddharta & Widjaja

Siddharta & Widjaja

Purwantono,
Suherman & Surja

Akuntan Publik

Kusumaningsih
Angkawijaya

Elisabeth Imelda

Elisabeth Imelda

Elisabeth Imelda

Peter Surja

FUNGSI KEPATUHAN
BCA membentuk fungsi kepatuhan sebagai bukti
komitmennya untuk mematuhi ketentuan yang berlaku.
Fungsi kepatuhan di BCA merupakan pelaksana dan
pengelola risiko kepatuhan, yang melakukan tugas
pengawasan yang bersifat preventif. Hal ini dilakukan
BCA mengingat bank merupakan industri yang diatur dan
diawasi secara ketat oleh regulator. Selain itu, semakin
meningkatnya kompleksitas kegiatan usaha bank juga
memberikan dampak yang besar terhadap eksposur risiko
yang dihadapi oleh bank, termasuk risiko kepatuhan.

Untuk mengelola dan memitigasi risiko kepatuhan


tersebut, BCA telah menunjuk salah satu anggota Direksi
sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
Dan untuk membantu pelaksanaan tugasnya, BCA
membentuk Satuan Kerja Kepatuhan, yang mempunyai
kedudukan independen dan bebas dari pengaruh unit
kerja lainnya.

337
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Kedudukan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) adalah


setingkat Divisi di kantor pusat dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan. SKK selain bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan fungsi kepatuhan, juga bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan ketentuan Penerapan Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
Dalam rangka memastikan pelaksanaan fungsi
kepatuhan BCA, Dewan Komisaris dan Direksi juga telah
melakukan pengawasan secara aktif. Pengawasan aktif
tersebut dilakukan dalam bentuk antara lain, persetujuan
atas kebijakan dan prosedur, pelaporan secara periodik,
permintaan penjelasan, dan pertemuan.
Aktivitas Aspek Kepatuhan Selama Tahun 2015
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/2/PBI/2011
tanggal 12 Januari 2011 mengenai Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum, fungsi kepatuhan Bank meliputi
tindakan untuk:
1. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada
semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha
Bank.
2. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank.
3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh
Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah.
4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen
yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/
atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Untuk melaksanakan fungsinya, SKK melakukan
tindakan atau langkah-langkah yang bersifat pencegahan
(ex-ante) untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran dan
melakukan tindakan atau langkah-langkah yang bersifat
kuratif (ex-post) dalam rangka perbaikan.
Hal-hal yang telah dilakukan Aspek Kepatuhan selama
tahun 2015 dalam menjalankan fungsinya:
1. Dalam rangka mendorong terciptanya Budaya
Kepatuhan
Melakukan diseminasi ketentuan baru dari
regulator ke unit terkait;
Melakukan sosialiasi peraturan baik kepada
karyawan BCA maupun kepada nasabah;

338
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Menyediakan informasi peraturan OJK, Bank


Indonesia dan peraturan perundangan lainnya
dalam situs portal BCA yang dapat diakses oleh
karyawan;
Mengikutsertakan SDM di SKK pada berbagai
pelatihan/training, seminar, atau sosialisasi
dalam
rangka
meningkatkan
kualitas.
Termasuk aktif berpartisipasi dalam kelompok
kerja Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan
Perbankan (FKDKP) dan mengikuti sertifikasi
kepatuhan yang diselenggarakan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP);
Melaksanakan fungsi konsultatif terkait dengan
penerapan peraturan yang berlaku melalui
pemberian saran/tanggapan atas pertanyaanpertanyaan dari Unit Kerja atau Cabang, baik
melalui surat elektronik (email), memorandum,
maupun dalam bentuk diskusi melalui telepon
atau meeting.

2. Dalam rangka mengelola risiko kepatuhan dan


memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh
BCA telah sesuai dengan ketentuan
Melakukan gap analysis dan menganalisa
dampak ketentuan baru terhadap operasional
BCA;
Mengusulkan penyesuaian manual, kebijakan
dan prosedur internal;
Melakukan review dan memberikan pendapat
atas rencana produk dan aktivitas baru, untuk
memastikan bahwa produk yang akan dibuat
dan aktivitas baru yang akan dilakukan telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Melakukan review atas rancangan ketentuan
internal
yang
akan
diterbitkan
untuk
memastikan ketentuan internal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
Melakukan
kajian
kepatuhan
terhadap
pelepasan kredit Korporasi;

Melakukan uji kepatuhan terhadap pelaksanaan
ketentuan di Kantor Cabang, bekerja sama
dengan Pengawas Internal Cabang;

Melakukan pengkinian database ketentuan yang
berlaku;
Melakukan pemantauan terhadap tingkat
kepatuhan atas ketentuan yang berlaku terkait
prinsip prudential banking (KPMM, GWM, PDN,

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

BMPK, NPL). Sepanjang tahun 2015, secara


keseluruhan tidak terdapat pelanggaran
terhadap ketentuan terkait prinsip prudential
banking;

Melakukan pemantauan terhadap penyampaian
laporan kepada regulator;
Melakukan pemantauan terhadap pengenaan
sanksi/denda dari regulator;
Melakukan penilaian risiko kepatuhan dan
menyusun laporan profil risiko kepatuhan
setiap triwulan, dalam rangka mengelola risiko
kepatuhan;
Memastikan kesiapan operasional pembukaan,
pemindahan alamat serta penutupan jaringan
kantor melalui koordinasi dengan unit kerja
Satuan Kerja Manajemen Jaringan dan
Perencanaan Wilayah sebagai koordinator dan
melakukan review dokumen yang disampaikan;
Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait
dalam rangka penilaian Tingkat Kesehatan
Bank berbasis Risiko.
3. Dalam rangka memastikan kepatuhan Bank
terhadap komitmen yang dibuat kepada regulator

Melakukan pemantauan komitmen BCA kepada
Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, dan
regulator lainnya yang dilakukan bersama Divisi
Audit Internal (DAI);
Memonitor dan menindaklanjuti permintaan
informasi/data oleh Otoritas Jasa Keuangan
dan Bank Indonesia dalam rangka pengawasan
bank.
Seiring dengan implementasi POJK No.18/POJK.03/2014
tanggal 18 November 2014 mengenai Penerapan Tata
Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, Satuan
Kerja Kepatuhan menambahkan Aspek Kepatuhan
Terintegrasi dan Korporasi yang mempunyai tugas
paling sedikit memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
fungsi kepatuhan pada masing-masing Lembaga Jasa
Keuangan dalam Konglomerasi Keuangan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Aspek Kepatuhan
Terintegrasi dan Korporasi telah melakukan diskusi
terkait pelaksanaan fungsi kepatuhan di masing-masing
Perusahaan Anak BCA guna mendapatkan pemahaman
yang lebih mendalam mengenai penerapan fungsi
kepatuhan di masing-masing Perusahaan Anak.

Data Perusahaan

Pemantauan dan evaluasi juga dilakukan melalui laporan


yang disampaikan oleh masing-masing Perusahaan
Anak dalam rangka penyusunan Laporan Profil Risiko
Terintegrasi bagian risiko kepatuhan, yang merupakan
bagian dari Laporan Profil Risiko Terintegrasi BCA.
Laporan tersebut pertama kali telah disampaikan
pada bulan Agustus 2015. Selain itu, Aspek Kepatuhan
Terintegrasi dan Korporasi juga telah menyampaikan
Laporan Kepatuhan Terintegrasi kepada Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan.
Aktivitas Aspek Pengenalan Nasabah dan Aspek
Pendukung dan Informasi terkait Penerapan Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU dan PPT) Selama Tahun 2015
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.14/27/
PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012 mengenai
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) bagi
Bank Umum, unit kerja khusus yang bertanggung jawab
terhadap penerapan program APU dan PPT wajib:
a. Menyusun dan mengusulkan pedoman penerapan
program APU dan PPT kepada Direksi;
b. Memastikan:
1) Adanya sistem yang mendukung program APU
dan PPT;
2) Kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan
perkembangan program APU dan PPT
yang terkini, risiko produk Bank, kegiatan
dan kompleksitas usaha Bank, dan volume
tranksaksi Bank.
c. Memantau:
1) Pengkinian profil Nasabah dan profil transaksi
Nasabah;
2) Bank telah memiliki mekanisme komunikasi
yang baik dari setiap unit kerja terkait kepada
unit kerja khusus atau kepada pejabat yang
bertanggung jawab terhadap penerapan
program APU dan PPT dengan menjaga
kerahasiaan informasi;
3) Unit kerja terkait telah melakukan fungsi dan
tugas dalam rangka mempersiapkan laporan
mengenai dugaan Transaksi Keuangan
Mencurigakan sebelum menyampaikannya
kepada unit kerja khusus atau pejabat yang
bertanggungjawab
terhadap
penerapan
program APU dan PPT;

339
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

4) Bank telah mengidentifikasi area yang berisiko


tinggi yang terkait penerapan program APU dan
PPT dengan mengacu pada ketentuan yang
berlaku dan sumber informasi yang memadai.
d. Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap
pelaksanaan kebijakan program APU dan PPT
dengan unit kerja terkait yang berhubungan dengan
nasabah.
e. Menerima laporan transaksi keuangan yang
berpotensi mencurigakan (red flag) dari unit kerja
terkait yang berhubungan dengan nasabah dan
melakukan analisis atas laporan tersebut.
f.
Menyusun
laporan
Transaksi
Keuangan
Mencurigakan dan laporan lainnya sebagaimana
diatur dalam Undang-undang mengenai pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
untuk disampaikan kepada Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) berdasarkan
persetujuan Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan.
g. Memantau, menganalisis, dan merekomendasi
kebutuhan pelatihan program APU dan PPT bagi
pegawai bank.
Hal-hal yang telah dilakukan Aspek Pengenalan Nasabah
selama tahun 2015 dalam menjalankan fungsinya:
Melakukan penyempurnaan Kebijakan Dasar
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme BCA yang
disetujui Dewan Komisaris;

Menyelesaikan sistem untuk memfilter transaksi
pengiriman uang keluar yang merupakan bagian
dari peningkatan kemampuan aplikasi Suspicious
Transaction Identification Model (STIM);
Mengkoordinasikan
pelaksanaan
pengkinian
data nasabah melalui penyusunan target dan
pemantauan realisasi terhadap target;
Melakukan pemantauan transaksi keuangan
mencurigakan dengan menggunakan aplikasi
Suspicious Transaction Identification Model (STIM)
Melakukan review atas rencana produk dan aktivitas
baru untuk memastikan telah memperhatikan
peraturan APU dan PPT;
Memperbaharui OFAC List dan UN List sebagai
database teroris untuk memfilter nasabah dan
transaksi;

340
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Melakukan uji kepatuhan atas penerapan APU


dan PPT di Kantor Cabang bekerja sama dengan
Pengawas Internal Cabang;
Melaporkan transaksi keuangan mencurigakan
dan transaksi keuangan transfer dana dari dan ke
luar negeri kepada Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK);
Melakukan pelatihan dan sosialiasi APU dan PPT
secara berkesinambungan;
Melakukan pengembangan materi e-learning
Penerapan APU dan PPT;
Membagikan buku komik mengenai APU dan PPT
kepada seluruh Kantor Cabang dan Kantor Pusat
sebagai bagian dari upaya sosialiasi.
Indikator Kepatuhan Tahun 2015
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) mencakup risiko kredit, risiko pasar dan
risiko operasional adalah 18,67% berada di atas
ketentuan yang berlaku yaitu 9% sampai dengan
kurang dari 10% (KPMM berdasarkan profil risiko
BCA yaitu peringkat 2).
Rasio NPL (net) adalah 0,22%, berada dalam
batas yang diperkenankan ketentuan yang berlaku
maksimal sebesar 5% (net).
Tidak ada pelampauan maupun pelanggaran
terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK), baik kepada pihak terkait, maupun kepada
kelompok usaha.
Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah Utama 7,54%
dan Sekunder 7,44% sudah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku mengenai GWM Rupiah.
Giro Wajib Minimum (GWM) Valuta Asing 9,12%
sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
mengenai GWM Valuta Asing.
Posisi Devisa Neto (PDN) 0,41% berada jauh dalam
batas yang diperkenankan ketentuan yang berlaku
maksimal sebesar 20% dari modal.
Komitmen terhadap OJK, Bank Indonesia dan
otoritas pengawas lainnya telah dipenuhi dengan
baik.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO


Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas
penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian
internal di BCA. Penerapan manajemen risiko dan sistem
pengendalian internal BCA mencakup:

Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.

Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.

Kecukupan
proses
identifikasi,
pengukuran,
pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem
informasi manajemen risiko.

Sistem pengendalian internal.
BCA menerapkan manajemen risiko dan sistem
pengendalian internal secara efektif yang disesuaikan
dengan tujuan dan kebijakan usaha, ukuran dan
kompleksitas kegiatan usaha BCA dengan berpedoman
pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI), Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (POJK), maupun dengan mengacu
kepada best practice melalui tindakan-tindakan sebagai
berikut:
1. Melakukan identifikasi dan pengendalian seluruh
risiko termasuk yang berasal dari produk baru dan
aktivitas baru.
2. Memiliki Komite Pemantau Risiko (KPR) yang
bertujuan untuk memastikan bahwa kerangka kerja
manajemen risiko yang ada telah memberikan
perlindungan yang memadai terhadap seluruh
risiko BCA dan mempunyai tugas pokok untuk
memberikan rekomendasi serta pendapat secara
profesional yang independen mengenai kesesuaian
antara kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan
manajemen risiko kepada Dewan Komisaris, serta
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
Komite Manajemen Risiko (KMR) dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko (SKMR).
3. Memiliki Komite Manajemen Risiko (KMR) yang
mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan,
strategi dan pedoman penerapan manajemen risiko,
menyempurnakan pelaksanaan manajemen risiko
berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan proses
dan sistem manajemen risiko yang efektif, serta
menetapkan hal-hal yang terkait dengan keputusan
bisnis yang menyimpang dari prosedur normal
(irregularities).

Data Perusahaan

4. Memiliki Satuan Kerja Manajemen Risiko


(Terintegrasi) yang dibentuk untuk meyakinkan
bahwa risiko yang dihadapi Bank dan Perusahaan
Anak secara terintegrasi dapat diidentifikasi, diukur,
dipantau, dikendalikan dan dilaporkan dengan benar
melalui penerapan kerangka kerja manajemen risiko
yang sesuai.
5. Mengelola risiko dan memastikan tersedianya
kebijakan dan penetapan limit risiko yang didukung
oleh prosedur, laporan, dan sistem informasi yang
menyediakan informasi dan analisis secara akurat
dan tepat waktu kepada manajemen termasuk
menetapkan langkah menghadapi perubahan kondisi
pasar.
6. Memastikan bahwa penyusunan sistem dan
prosedur kerja yang ada telah memperhatikan sisi
operasional maupun bisnis serta tingkat risiko yang
mungkin terjadi dalam suatu unit kerja.
7. Memastikan sistem pengendalian internal telah
diterapkan sesuai ketentuan.
8. Memantau kepatuhan BCA dengan prinsip
pengelolaan Bank yang sehat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku melalui unit kerja SKK.
9. Membuat Laporan Profil Risiko BCA setiap triwulan
dan Laporan Profil Risiko Terintegrasi setiap
semester dan menyampaikannya kepada OJK
secara tepat waktu.
Sistem Manajemen Risiko
Dalam rangka pengendalian risiko, BCA telah
mengimplementasikan kerangka Dasar Manajemen
Risiko (Risk Management Framework) secara terpadu
yang dituangkan dalam Kebijakan Dasar Manajemen
Risiko (KDMR). Kerangka tersebut digunakan sebagai
sarana untuk penetapan strategi, organisasi, kebijakan
dan pedoman, serta infrastruktur BCA sehingga dapat
dipastikan bahwa semua risiko yang dihadapi BCA dapat
dikenali, diukur, dikendalikan dan dilaporkan dengan baik.
Agar penerapan manajemen risiko dapat berjalan dengan
efektif dan optimal, BCA telah memiliki Komite Manajemen
Risiko yang berfungsi untuk membahas permasalahan
risiko yang dihadapi BCA secara keseluruhan dan
merekomendasikan kebijakan manajemen risiko kepada
Direksi.

341
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Selain Komite di atas, BCA telah membentuk beberapa


Komite lain yang bertugas untuk menangani risiko secara
lebih spesifik antara lain: Komite Kebijakan Perkreditan,
Komite Kredit serta Komite Aset dan Pasiva (Asset and
Liability Committee ALCO).

Analisa dan Pembahasan Manajemen

BCA senantiasa melakukan pengkajian risiko secara


menyeluruh atas rencana penerbitan produk dan aktivitas
baru sesuai jenis risiko yang terdapat dalam PBI No.5/8/
PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 beserta perubahannya
antara lain melalui PBI No.11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli
2009 dan SE BI No.11/35/DPNP tanggal 31 Desember
2009.

Risiko-risiko yang dikelola
Risiko-risiko yang dikelola terdiri dari 8 (delapan) jenis
risiko, yaitu:
1. Risiko Kredit
Organisasi perkreditan terus disempurnakan
dengan berbasis prinsip empat mata (four
eyes principle) dimana keputusan kredit diambil
berdasarkan pertimbangan dari dua sisi, yaitu
sisi pengembangan bisnis dan sisi analisis
risiko kredit.

BCA telah memiliki Kebijakan Dasar Perkreditan
Bank
(KDPB)
yang
terus
mengalami
penyempurnaan sejalan dengan perkembangan
BCA, PBI, POJK serta sesuai dengan
International Best Practice.
Penyempurnaan
prosedur
dan
sistem
manajemen risiko perkreditan dilakukan melalui
pengembangan Loan Origination System atas
alur kerja proses pemberian kredit (dari awal
sampai akhir) sehingga proses kredit yang efektif
dan efisien dapat tercapai. Pengembangan
sistem pengukuran profil risiko debitur terus
dikembangkan agar dapat diterapkan secara
menyeluruh, demikian juga dengan proses
pembangunan database perkreditan terus
dilakukan dan disempurnakan.
Untuk menjaga kualitas kredit tetap terjaga
dengan baik, maka pemantauan terhadap
kualitas kredit terus dilakukan secara rutin, baik
per kategori kredit (Korporasi, Komersial, Small
& Medium Enterprise (SME), Konsumen dan
Kartu Kredit) maupun portofolio kredit secara
keseluruhan.

342
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

BCA telah mengembangkan pengelolaan risiko


kredit dengan melakukan analisis stress testing
terhadap portofolio kredit serta melakukan
monitoring terhadap hasil stress testing tersebut.
Sebagai respon atas kondisi perubahan pasar
dan gejolak ekonomi, BCA melakukan analisis
stress testing ini secara berkala. Stress testing
bermanfaat bagi Bank sebagai alat untuk
memperkirakan besarnya dampak risiko pada
stressful condition sehingga BCA dapat
membuat strategi yang sesuai untuk memitigasi
risiko tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan
contingency plan.
Dalam rangka pemantauan dan pengendalian
risiko kredit yang terjadi di Perusahaan Anak,
BCA telah melakukan pemantauan risiko
kredit Perusahaan Anak secara rutin, sekaligus
memastikan bahwa Perusahaan Anak telah
memiliki Kebijakan Manajemen Risiko Kredit
yang baik dan efektif.

2. Risiko Pasar
Dalam mengelola risiko nilai tukar valuta
asingnya, BCA memusatkan pengelolaan
posisi devisa neto pada Divisi Tresuri, yang
menggabungkan laporan posisi devisa neto
harian dari semua cabang. Secara umum,
setiap cabang diharuskan untuk menutup risiko
nilai tukar valuta asingnya pada setiap akhir
hari kerja, walaupun ada batas toleransi posisi
devisa neto untuk setiap cabang tergantung
pada besarnya aktivitas transaksi valuta asing di
cabang tersebut. BCA membuat laporan posisi
devisa neto harian yang menggabungkan posisi
devisa neto dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian maupun rekening administratif
(off-balance sheet accounts).
Untuk mengukur risiko nilai tukar valuta asing,
BCA menggunakan metode Value at Risk
(VaR) dengan pendekatan Historical Simulation
untuk
kepentingan
pelaporan
internal,
sedangkan untuk perhitungan pelaporan
kewajiban penyediaan Modal Minimum BCA
menggunakan metode standar Bank Indonesia.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Komponen utama kewajiban BCA yang sensitif


terhadap pergerakan tingkat suku bunga adalah
simpanan nasabah, sedangkan aset BCA yang
sensitif adalah Obligasi Pemerintah, suratsurat berharga, dan kredit yang diberikan. ALCO
secara berkala memantau perkembangan
pasar dan menyesuaikan tingkat suku bunga
simpanan dan kredit yang diberikan.
BCA menentukan tingkat suku bunga simpanan
berdasarkan kondisi pasar dan persaingan
dengan memantau pergerakan tingkat suku
bunga acuan dan suku bunga yang ditawarkan
oleh bank pesaing.

3. Risiko Likuiditas
BCA
sangat
mementingkan
penjagaan
kecukupan
likuiditas
dalam
memenuhi
komitmennya kepada para nasabah dan pihak
lainnya, baik dalam rangka pemberian kredit,
pembayaran kembali simpanan nasabah,
maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan
likuiditas secara keseluruhan ini dilakukan oleh
ALCO dan secara operasional oleh Divisi Tresuri.
Pengukuran dan pengendalian risiko likuiditas
dilakukan dengan pengawasan cadangan
likuiditas dan Loan to Funding Ratio (LFR),
melakukan analisis maturity profile, proyeksi
arus kas, serta stress test secara berkala untuk
melihat dampak terhadap likuditas BCA dalam
menghadapi kondisi ekstrim. BCA juga memiliki
contingency funding plan untuk menghadapi
kondisi ekstrim tersebut. Selain itu, sesuai
dengan ketentuan OJK, BCA sudah melakukan
uji coba perhitungan Liquidity Coverage Ratio
(LCR).

BCA telah menjalankan ketentuan terkait dengan
likuiditas sebagaimana diatur di dalam PBI yang
mewajibkan Bank untuk menjaga likuiditas
rupiah (Giro Wajib Minimum) secara harian,
yang terdiri dari GWM Primer dan GWM LFR
dalam bentuk giro Rupiah pada Bank Indonesia,
GWM Sekunder berupa SBI, SDBI, SUN, dan
excess reserves, serta GWM valuta asing dalam
bentuk giro valuta asing pada Bank Indonesia.

Data Perusahaan

4. Risiko Operasional

Basel Accord II mewajibkan Bank untuk
memasukkan risiko operasional sebagai salah
satu komponen di dalam perhitungan kecukupan
modal suatu Bank. Sehubungan dengan hal
tersebut, BCA telah mengimplementasikan Risk
Control Self Assessment (RCSA) ke seluruh
Cabang/Wilayah dan ke Divisi atau Unit Kerja
yang dinilai memiliki risiko operasional yang
cukup signifikan di Kantor Pusat. Salah satu
tujuan implementasi RCSA adalah untuk
menanamkan risk culture (budaya mengelola
risiko) dan meningkatkan risk awareness
(kesadaran akan risiko) yang merupakan syarat
utama dalam pengelolaan risiko.
BCA juga telah memiliki database kasus/
kerugian terkait risiko operasional yang
terjadi di seluruh unit kerja yang dikenal
dengan nama Loss Event Database (LED).
Tujuan utama diimplementasikannya LED
adalah sebagai salah satu sarana pencatatan
kerugian operasional yang akan dipergunakan
BCA dalam memperhitungkan alokasi beban
modal (capital charge) dan pemantauan secara
berkesinambungan terhadap kejadian-kejadian
yang dapat menimbulkan kerugian operasional
bagi BCA.
Selain itu LED juga digunakan BCA untuk
melakukan analisis kasus atau permasalahan
yang dihadapi, sehingga dapat diambil tindakan
perbaikan/pencegahan yang diperlukan untuk
meminimalkan/memitigasi risiko kerugian
operasional, yang mungkin timbul di kemudian
hari. BCA telah mengimplementasikan Key Risk
Indicator (KRI) yaitu aplikasi yang digunakan
untuk memberikan suatu indikator (early warning
sign) atas kemungkinan terjadinya peningkatan
risiko operasional di suatu unit kerja.
BCA telah menghitung kewajiban penyediaan
modal minimum Bank untuk risiko operasional
berdasarkan Pendekatan Indikator Dasar,
sesuai dengan regulasi dari Bank Indonesia
terkait dengan masuknya risiko operasional
dalam perhitungan risiko kecukupan modal
(CAR) selain untuk risiko kredit dan risiko pasar.

343
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

5. Risiko Hukum
Risiko hukum inheren dinilai berdasarkan
potensi kerugian atas kasus-kasus yang
terjadi di BCA dan Perusahaan Anak yang
sedang dalam proses di pengadilan dibagi
dengan modal secara konsolidasi. Parameter
yang digunakan untuk menghitung potensial
kerugian atas kasus yang sedang dalam proses
di pengadilan adalah dasar gugatan (kasus
posisi), nilai perkara, dan dokumentasi hukum.

Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau
dan mengendalikan risiko hukum, BCA telah
membentuk Grup Hukum di Kantor Pusat dan
unit kerja hukum di sebagian besar Kantor
Wilayah.
Dalam rangka memitigasi risiko hukum, Grup
Hukum telah melakukan, antara lain:
Membuat Kebijakan Manajemen Risiko
Hukum, mempunyai ketentuan internal
yang mengatur mengenai struktur
organisasi dan job description Grup Hukum
serta membuat standardisasi dokumen
hukum;
Mengadakan forum komunikasi hukum
untuk meningkatkan kompetensi staf
hukum;
Melakukan sosialisasi mengenai dampak
peraturan yang baru berlaku terhadap
kegiatan perbankan BCA dan berbagai
modus operandi kejahatan perbankan
serta pedoman penanganannya secara
hukum kepada pejabat cabang dan unit
kerja terkait;
Melakukan pembelaan hukum atas perkara
perdata dan pidana yang melibatkan Bank
yang sedang dalam proses di pengadilan
serta memonitor perkembangan kasusnya;
Menyusun rencana strategi pengamanan
kredit (bekerja sama dengan unit kerja
lain, antara lain Biro Penyelesaian Kredit)
sehubungan dengan permasalahan kredit
macet;
Mendaftarkan aset-aset milik BCA antara
lain hak kekayaan intelektual (HaKI) atas
produk dan jasa perbankan BCA serta hak
atas tanah dan bangunan milik BCA pada
instansi yang berwenang;

344
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Memonitor dan melakukan tindakan


hukum atas pelanggaran terhadap asetaset BCA termasuk pelanggaran atas hak
kekayaan intelektual (HaKI) milik BCA;
Memonitor dan menganalisis perkara yang
sedang dalam proses di pengadilan yang
dihadapi oleh BCA dan Perusahaan Anak;
Melakukan
inventarisasi,
memonitor,
menganalisis dan menghitung potensi
kerugian yang mungkin timbul terkait
kasus-kasus hukum yang terjadi.

6. Risiko Reputasi
Penilaian atas risiko reputasi dilakukan dengan
menggunakan parameter-parameter seperti
jumlah keluhan dan publikasi negatif serta
pencapaian penyelesaian keluhan. Penilaian
tersebut disusun dalam laporan profil risiko
reputasi setiap triwulan.
Untuk mengelola dan mengendalikan risiko
reputasi, BCA didukung oleh fasilitas Contact
Center Halo BCA (layanan telepon 24 jam untuk
informasi, saran, dan keluhan).
Manajemen risiko reputasi dilakukan dengan
berpedoman pada:
PBI No.7/7/PBI/2005 tanggal 20 Januari
2005 tentang Penyelesaian Pengaduan
Nasabah sebagaimana telah diubah
dengan
Peraturan
Bank
Indonesia
No.10/10/PBI/2008 tanggal 28 Februari
2008;
SE BI No.7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005
perihal Penyelesaian Pengaduan Nasabah
sebagaimana telah diubah dengan Surat
Edaran Bank Indonesia No.10/13/DPNP
tanggal 6 Maret 2008;
PBI No.8/5/PBI/2006 tanggal 30 Januari
2006
tentang
Mediasi
Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan PBI
No.10/1/PBI/2008 tanggal 28 Februari
2008;
PBI No.16/1/PBI/2014 tanggal 16 Januari
2014 tentang Perlindungan Konsumen
Jasa Sistem Pembayaran;
POJK No.1/POJK.07/2013 tanggal 26 Juli
2013 tentang Perlindungan Konsumen
Sektor Jasa Keuangan;

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

SE OJK No.2/SEOJK.07/2014 tanggal


14 Februari 2014 perihal Pelayanan dan
Penyelesaian Pengaduan Konsumen pada
Pelaku Usaha Jasa Keuangan.

7. Risiko Stratejik
Penilaian risiko stratejik inheren dilakukan
dengan menggunakan parameter-parameter
seperti kesesuaian strategi dengan kondisi
lingkungan bisnis, strategi berisiko rendah dan
strategi berisiko tinggi, posisi bisnis BCA dan
pencapaian Rencana Bisnis Bank.
Penilaian kualitas penerapan manajemen
risiko stratejik dilakukan dengan menggunakan
parameter-parameter seperti tata kelola risiko,
kerangka manajemen risiko, proses manajemen
risiko, SIM dan SDM, serta kecukupan sistem
pengendalian risiko.
8. Risiko Kepatuhan
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia
yang berlaku, BCA telah menunjuk salah
seorang anggota Direksi sebagai Direktur
yang membawahkan fungsi kepatuhan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan dibantu oleh
Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) yang bertugas
untuk mengelola risiko kepatuhan BCA. SKK
juga bertanggung jawab terhadap penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).
Dalam menilai risiko kepatuhan inheren,
parameter yang digunakan adalah jenis dan
signifikansi pelanggaran yang dilakukan,
frekuensi pelanggaran yang dilakukan atau track
record kepatuhan, dan pelanggaran terhadap
ketentuan atas transaksi keuangan tertentu.
BCA telah memiliki kebijakan dan prosedur
kepatuhan, yang berisi antara lain adanya
proses untuk selalu menyesuaikan ketentuan
dan sistem internal dengan peraturan yang
berlaku, mengomunikasikan ketentuan kepada
karyawan terkait, melakukan kajian terhadap
produk/aktivitas baru, melakukan uji kepatuhan
secara berkala, pelatihan kepada karyawan dan
adanya laporan triwulan kepatuhan kepada
Direksi dan Dewan Komisaris.

Data Perusahaan

BCA juga telah memiliki dan menerapkan


Program APU dan PPT. Untuk membantu
mengidentifikasi transaksi keuangan yang
mencurigakan, BCA memiliki aplikasi yang
senantiasa terus dikembangkan dalam rangka
meningkatkan kemampuannya.
Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No.17/POJK.03/2014
tanggal 18 November 2014 dan Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan No.14/SEOJK.03/2015
tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
Bagi Konglomerasi Keuangan, maka Konglomerasi
Keuangan BCA secara terintegrasi mengelola 10
(sepuluh) jenis risiko dengan tambahan 2 (dua) risiko
sebagai berikut:
9. Risiko Transaksi Intra-grup
Penilaian risiko transaksi intra-grup inheren
dilakukan dengan menggunakan parameterparameter
seperti
komposisi
transaksi
intra-grup dalam Konglomerasi Keuangan,
dokumentasi dan kewajaran transaksi serta
informasi lainnya.
Penilaian kualitas penerapan manajemen
risiko transaksi intra-grup dilakukan dengan
menggunakan parameter-parameter seperti
tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko,
proses manajemen risiko, SIM dan SDM, serta
kecukupan sistem pengendalian risiko.
10. Risiko Asuransi
Penilaian risiko asuransi inheren dilakukan
dengan menggunakan parameter-parameter
seperti risiko teknikal, dominasi risiko asuransi
terhadap keseluruhan lini usaha, bauran risiko
produk dan jenis manfaat, serta struktur
reasuransi.
Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko
asuransi dilakukan dengan menggunakan
parameter-parameter seperti tata kelola risiko,
kerangka manajemen risiko, proses manajemen
risiko, SIM dan SDM, serta kecukupan sistem
pengendalian risiko.

345
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Peringkat profil risiko BCA dan Terintegrasi untuk


posisi Desember tahun 2015 adalah low to moderate,
merupakan hasil penilaian dari peringkat risiko inheren
low to moderate dan peringkat kualitas penerapan
manajemen risiko satisfactory.
Peringkat tingkat risiko dari 10 (sepuluh) jenis risiko yang
dinilai adalah sebagai berikut:
Risiko yang memiliki peringkat tingkat risiko low
adalah Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum,
Risiko Transaksi Intra-Grup dan Risiko Asuransi.
Risiko yang memiliki peringkat tingkat risiko low to
moderate adalah Risiko Kredit, Risiko Operasional,
Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, dan Risiko
Kepatuhan.
Peringkat profil risiko BCA dan Terintegrasi yang low to
moderate ini dapat tercapai karena BCA dan Perusahaan
Anak telah menerapkan proses manajemen risiko secara
cukup efektif dan efisien pada seluruh aktivitasnya.
Trend risiko inheren untuk periode mendatang adalah
stabil karena berdasarkan hasil proyeksi, diperkirakan
tidak akan terjadi perubahan risiko inheren yang cukup
signifikan.
Trend kualitas penerapan manajemen risiko untuk
periode mendatang adalah stabil. Hal ini disebabkan
karena BCA dan Perusahaan Anak secara terus menerus
meningkatkan penyesuaian pengelolaan manajemen
risiko di semua aktivitasnya sehingga BCA dan
Perusahaan Anak dapat mengidentifikasi, mengukur,
memantau dan mengendalikan setiap risiko yang ada.

SISTEM PENGENDALIAN INTEREN (INTERNAL


CONTROL)
Sistem pengendalian interen BCA mengacu pada Surat
Edaran Bank Indonesia No.5/22/DPNP Tentang Pedoman
Standar Sistem Pengendalian Interen bagi Bank Umum
tertanggal 29 September 2003 yang mencakup 5 (lima)
komponen antara lain:
1. Pengawasan oleh manajemen dan kultur
pengendalian.
2. Identifikasi dan penilaian risiko.
3. Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi.

346
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

4. Sistem akuntansi, informasi, dan komunikasi.


5. Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi
penyimpangan.
Kelima komponen tersebut sejalan dengan Internal
Control-Integrated Framework yang dikembangkan oleh
The Committee of Sponsoring Organization of the Treadway
Commission (COSO).
Di samping itu, BCA juga memiliki business continuity
plan dan disaster recovery plan untuk mempercepat
proses pemulihan pada saat terjadi bencana (disaster)
dan memiliki sistem back up untuk mencegah kegagalan
usaha yang berisiko tinggi.
Seluruh manajemen dan karyawan BCA memiliki peran
dan tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas dan
pelaksanaan sistem pengendalian internal BCA.
Pihak-pihak yang terlibat dan bertanggung jawab dalam
terlaksananya sistem pengendalian internal BCA antara
lain Dewan Komisaris, Komite Audit, Direksi, Divisi Audit
Internal, pejabat dan pegawai BCA, Pengawasan Internal
Cabang, Pengawasan Internal Kantor Wilayah dan
Pengawasan Internal Unit Kerja Tertentu di Kantor Pusat.
Pelaksanaan Pengendalian Interen
1. Pelaksanaan pengendalian interen antara lain
dilakukan melalui:
a. Pengendalian Keuangan, dimana:
BCA telah menyusun Rencana Bisnis
Bank yang membahas strategi BCA
secara keseluruhan yang mencakup arah
pengembangan bisnis.

Penetapan strategi telah memperhitungkan
dampak terhadap permodalan BCA,
antara lain proyeksi permodalan & KPMM
(Kewajiban Penyediaan Modal Minimum).
Direksi secara aktif melakukan diskusi/
memberikan masukan serta memantau
kondisi internal dan perkembangan faktor
eksternal yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi strategi
bisnis BCA.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

BCA
telah
melaksanakan
proses
pengendalian keuangan melalui upaya
pemantauan
realisasi
dibandingkan
dengan budget keuangan dalam laporan
yang dibuat secara berkala dan dibawakan
dalam Rapat Direksi saat dibutuhkan
tindak lanjut Direksi.
b.

Pengendalian Operasional, dimana:


BCA telah melengkapi standar operating
procedure/manual kerja yang merinci
prosedur
kerja
setiap
transaksi
operasional perbankan yang dilakukan
di BCA terkait produk dan aktivitas baru
termasuk mitigasi risiko operasional
terkait.
Pembuatan
prosedur
kerja
tersebut dilakukan oleh Divisi Strategi dan
Pengembangan Operasi-Layanan (DPOL)
dan telah di review oleh berbagai unit kerja
yang terkait untuk memastikan bahwa
risiko operasional yang mungkin ada pada
aktivitas tersebut telah dimitigasi dengan
baik.
BCA menerapkan pembatasan wewenang
petugas melalui penetapan limit dalam
melakukan
suatu
transaksi;
serta
pembatasan akses petugas ke jaringan
TI & komputer melalui pengendalian
penggunaan user ID dan password serta
pemasangan fingerscan.
BCA telah membentuk struktur organisasi
dengan baik, dilengkapi unit pengawasan/
pengendalian sehingga dapat mendukung
pengendalian operasional, seperti:
o Pemisahan fungsi yang dapat
menimbulkan conflict of interest;
o Supervisor berfungsi mengawasi
jalannya kontrol internal di Cabang
setiap hari;
o PIC berfungsi mengawasi jalannya
kontrol internal di Cabang secara
periodik;
o PIKW berfungsi mengawasi jalannya
kontrol internal di Kantor Wilayah;
o Pengawasan Internal yang berfungsi
mengawasi jalannnya kontrol internal
di unit kerja tertentu di Kantor Pusat;

Data Perusahaan

o Satuan Kerja Manajemen Risiko


(SKMR), Grup Hukum, Satuan Kerja
Kepatuhan (SKK);
o Divisi Audit Internal:
- Independen terhadap risk taking
unit;
-
Memeriksa
dan
menilai
kecukupan/efektivitas
sistem pengendalian internal,
manajemen risiko dan tata
kelola
perusahaan
dengan
melaksanakan rencana audit
tahunan.
c.

2.

Kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan lainnya, dimana:


BCA memiliki komitmen yang kuat untuk
mematuhi peraturan dan perundangundangan yang berlaku dan mengambil
langkah-langkah
untuk
memperbaiki
kelemahan, apabila terjadi.
BCA telah memiliki Satuan Kerja
Kepatuhan (SKK) yang bersifat independen
terhadap satuan kerja operasional dalam
melaksanakan fungsi kepatuhan.
Adanya Laporan Triwulanan Pemantauan
Kepatuhan terhadap Ketentuan Kehatihatian BCA yang disampaikan kepada
Dewan Komisaris dan Direksi.
Strategi Manajemen Risiko Kepatuhan
BCA adalah mempunyai kebijakan untuk
senantiasa mematuhi ketentuan yang
berlaku yaitu secara proaktif melakukan
pencegahan (ex-ante) dalam rangka
meminimalkan terjadinya pelanggaran dan
melakukan tindakan kuratif (ex-post) dalam
rangka perbaikan.

BCA menerapkan sistem pengendalian interen secara


efektif yang disesuaikan dengan tujuan, kebijakan
usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha
BCA dengan berpedoman pada persyaratan dan tata
cara sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank
Indonesia, maupun dengan mengacu kepada best
practice melalui tindakan-tindakan sebagai berikut:

347
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Terdapat penetapan jalur pelaporan dan


pemisahan fungsi yang jelas antara satuan
kerja operasional dengan satuan kerja yang
melaksanakan fungsi pengendalian.
Fungsi pengendalian dilakukan oleh Satuan
Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Grup Hukum
(GHK), Satuan Kerja Kepatuhan (SKK), Grup
Analisa Risiko Kredit (GARK) dan Divisi Audit
Internal (DAI).
DAI telah melakukan review secara independen
dan obyektif terhadap prosedur dan kegiatan
operasional BCA secara berkala. Hasil review
DAI disampaikan dalam bentuk Laporan Hasil
Audit dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit
kepada Direksi.
Pengawasan
Internal
Cabang
(PIC),
Pengawasan Internal Kantor Wilayah (PIKW)
dan DAI telah melakukan fungsi evaluasi
pelaksanaan sistem dan prosedur yang berlaku
di BCA. Hasil evaluasi dari PIC, PIKW dan DAI
tersebut dijadikan sebagai tolok ukur tingkat
kepatuhan unit kerja terhadap sistem dan
prosedur yang telah ditetapkan.

PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI



Penerapan Strategi Anti Fraud


Kebijakan Anti Fraud merupakan wujud komitmen
manajemen BCA dalam mencegah terjadinya fraud
dengan menerapkan suatu sistem pengendalian
fraud yang dijalankan secara efektif dan
berkesinambungan. Sistem pengendalian fraud ini
mengarahkan BCA dalam menentukan langkahlangkah untuk mencegah, mendeteksi, investigasi,
dan memantau atas kejadian fraud.

Yang dimaksud dengan fraud di sini adalah semua


tindakan penyimpangan atau pembiaran yang
sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau
memanipulasi BCA, nasabah, atau pihak lain, yang
terjadi di lingkungan BCA dan/atau menggunakan
sarana BCA sehingga mengakibatkan BCA, nasabah,
atau pihak lain menderita kerugian, dan/atau pelaku
fraud memperoleh keuntungan keuangan baik
secara langsung maupun tidak langsung.

348
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Jenis perbuatan yang tergolong fraud adalah:


1. Kecurangan.
2. Penipuan.
3. Penggelapan aset.
4. Pembocoran rahasia.

Latar Belakang
Dasar hukum dari penerapan kebijakan anti fraud di
BCA adalah Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/
DPNP tanggal 9 Desember 2011. Surat Edaran
ini sendiri ditujukan untuk memperkuat sistem
pengendalian interen Bank dan sebagai pelaksanaan
lebih lanjut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.5/8/
PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

Sesuai dengan SE BI tersebut, BCA wajib memiliki


dan menerapkan strategi anti fraud yang efektif, yang
paling kurang memenuhi acuan minimum dan BCA
wajib memperhatikan paling kurang hal-hal sebagai
berikut:
a. kondisi lingkungan internal dan eksternal;
b. kompleksitas kegiatan usaha;
c. potensi, jenis, dan risiko fraud; dan
d. kecukupan sumber daya yang dibutuhkan.

Tujuan

Tujuan diterapkannya kebijakan anti fraud di BCA
adalah:
Menumbuhkan budaya anti fraud pada seluruh
jajaran organisasi BCA.
Meningkatkan awareness dan kepedulian
terhadap risiko fraud di operasional BCA.
Sebagai reminder untuk para pelaksana
operasional BCA agar mematuhi prosedur dan
ketentuan yang berlaku.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

4 Pilar Strategi Anti Fraud

Pemantauan, Evaluasi &


Tindak Lanjut

Investigasi, Pelaporan
dan Sanksi

Deteksi

Pencegahan

4 Pilar Strategi
Anti Fraud

Pedoman Penerapan Strategi Anti Fraud


terbitan 7 April 2015

Strategi Anti Fraud yang dalam penerapannya berupa


sistem pengendalian fraud, memiliki 4 (empat) pilar,
sebagai berikut:
1. Pencegahan:
Memuat perangkat-perangkat dalam rangka
mengurangi potensi risiko terjadinya fraud, yang
paling kurang mencakup anti fraud awareness,
identifikasi kerawanan, dan know your employee.
2.

Deteksi:
Memuat perangkat-perangkat dalam rangka
mengidentifikasi dan menemukan kejadian
fraud dalam kegiatan usaha Bank, yang
mencakup paling kurang kebijakan dan
mekanisme whistleblowing, surprise audit, dan
surveillance system.

3.

Investigasi, Pelaporan dan Sanksi:


Memuat perangkat-perangkat dalam rangka
menggali informasi, sistem pelaporan, dan
pengenaan sanksi atas kejadian fraud dalam
kegiatan usaha Bank, yang paling kurang
mencakup standar investigasi, mekanisme
pelaporan, dan pengenaan sanksi.

4.

Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut:


Memuat perangkat-perangkat dalam rangka
memantau dan mengevaluasi kejadian fraud
serta tindak lanjut yang diperlukan, berdasarkan
hasil evaluasi, yang paling kurang mencakup
pemantauan dan evaluasi atas kejadian fraud
serta mekanisme tindak lanjut.

349
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

WHISTLEBLOWING SYSTEM
Whistleblowing System
(pengaduan pelanggaran)
merupakan sarana komunikasi bagi pihak internal BCA
untuk melaporkan perbuatan/perilaku/kejadian yang
berhubungan dengan tindakan fraud, pelanggaran
terhadap hukum, Perjanjian Kerja Bersama BCA, kode
etik, kebijakan internal BCA lainnya, dan/atau benturan
kepentingan yang dilakukan oleh pelaku di internal BCA.
Dalam melakukan pengaduan, harus didasari itikad baik
dan bukan merupakan suatu keluhan pribadi ataupun
didasari kehendak buruk/fitnah. Di bawah ini definisi dan
ketentuan yang terkait dengan Whistleblowing System.
Benturan Kepentingan
Benturan Kepentingan adalah suatu kondisi dimana
insan BCA dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai kepentingan di luar kepentingan dinas, baik
yang menyangkut kepentingan pribadi, keluarga, maupun
kepentingan pihak-pihak lain sehingga insan BCA
tersebut dimungkinkan kehilangan objektivitasnya dalam
mengambil keputusan dan kebijakan sesuai wewenang
yang telah diberikan BCA kepadanya.
Tujuan Whistleblowing System
Sebagai sarana bagi pelapor untuk melaporkan
tindakan fraud, pelanggaran terhadap hukum,
Perjanjian Kerja Bersama BCA, kode etik, kebijakan
internal BCA lainnya, dan/atau benturan kepentingan,
tanpa rasa takut atau khawatir karena dijamin
kerahasiaannya.
Agar fraud yang terjadi dapat dideteksi dan dicegah
sedini mungkin.
Sarana Pengaduan
Berikut ini adalah sarana dan alamat yang dapat digunakan
oleh pelapor untuk menyampaikan pengaduannya.
SARANA

ALAMAT/KONTAK

E-mail

bcabersih@bca.co.id

SMS

0818-0818-1909*

Telepon Direct

021-2358-8008

VSAT Extension

VSAT 89000 Extension 22888

Surat

PO BOX 1189, JKS 12011

*)

Nomor ini hanya bisa digunakan untuk SMS

350
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Hal-hal yang Harus Dipenuhi oleh Pelapor


Untuk mempermudah dan mempercepat proses tindak
lanjut, berikut ini adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh
pelapor dalam menyampaikan pengaduannya.
1. Memberikan informasi mengenai identitas diri
pelapor untuk memudahkan komunikasi dengan
pelapor, sekurang-kurangnya:
1.1. Nama pelapor (diperbolehkan menggunakan
anonim);
1.2. Nomor telepon/alamat e-mail yang dapat
dihubungi.
2. Harus memberikan indikasi awal yang dapat
dipertanggungjawabkan (3W & 1H) yang meliputi:
2.1. Masalah yang dilaporkan (What);
2.2. Pihak yang terlibat (Who);
2.3. Waktu kejadian (When);
2.4. Bagaimana terjadinya (How).
3. Laporan yang disampaikan harus berhubungan
dengan:
3.1. Fraud;
3.2. Pelanggaran hukum;
3.3. Pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama BCA;
3.4. Pelanggaran kode etik;
3.5. Pelanggaran kebijakan internal BCA lainnya;
3.6. Pelanggaran benturan kepentingan;
3.7. Hal-hal lainnya yang dapat dipersamakan
dengan itu.
Perlindungan bagi Pelapor (Whistleblower)
Atas laporan yang terbukti kebenarannya, BCA akan
memberikan perlindungan terhadap pelapor.
Perlindungan bagi pelapor meliputi:
1. Jaminan kerahasiaan identitas pelapor dan isi
laporan yang disampaikan;
2. Jaminan perlindungan terhadap perlakuan yang
merugikan pelapor;
3. Jaminan perlindungan dari kemungkinan adanya
tindakan ancaman, intimidasi, hukuman ataupun
tindakan tidak menyenangkan lainnya dari pihak
terlapor.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Pihak yang Mengelola Pengaduan


Tindak lanjut atas pengaduan tersebut ditangani secara
saksama dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
di BCA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia oleh tim internal BCA yang ditetapkan oleh
manajemen BCA.
Pelapor

Data Perusahaan

Pemberian Sanksi
Apabila berdasarkan hasil investigasi terbukti terlapor
melakukan fraud/pelanggaran maka pejabat pemutus akan
memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pengelola whistleblowing system

Biro Anti Fraud

Pejabat Pemutus

Mulai

Menyampaikan
pengaduan melalui
E-mail/SMS/
Telepon Direct/
VSAT Extension/
Surat sesuai dengan
kriteria

Menerima pengaduan
dari pelapor

Menerima data dari


pelapor

Y
Melengkapi
data sesuai
kriteria

Meminta pelapor
melengkapi data/
bukti/informasi yang
diperlukan sesuai
dengan kriteria

Pengaduan
sesuai kriteria?

Menerima data
dari pengelola
Whistleblowing
System

Meneruskan
pengaduan ke Biro
Anti Fraud

T
Selesai

Melakukan analisa
pendahuluan

Meneruskan data
tambahan kepada
Biro Anti Fraud

Melengkapi dan
menyerahkan data
tambahan yang
diminta oleh Biro Anti
Fraud

Meminta pelapor
melengkapi data
sesuai permintaan
Biro Anti Fraud

Meneruskan hasil
pelaporan kepada
pelapor

Selesai

Meminta data
tambahan
kepada pelapor
melalui pengelola
Whistleblowing
System

Menginformasikan
bahwa laporan tidak
ada indikasi fraud/
pelangaran

Perlu
data
tambahan?

T
T

Indikasi
fraud/
pelanggaran

Y
Melakukan
investigasi

Menyerahkan hasil
investigasi kepada
pejabat pemutus

Memberikan saksi
atas hasil investigasi

Selesai

Data Pelaporan
Rekapitulasi pelaporan yang masuk melalui Whistleblowing System disampaikan kepada Direksi secara periodik. Sampai
dengan 31 Desember 2015 terdapat 18 (delapan belas) pengaduan yang masuk ke Whistleblowing System dengan
status sebagai berikut:
Status

Jumlah

Keterangan

Open (masih diproses)

Sedang dalam proses investigasi

Closed (sudah selesai)

16

Terbukti (2)
Tidak Terbukti (6)
Bersifat Informasi/Keluhan Nasabah (6)
Data tidak lengkap dan Pelapor belum/tidak dapat memberikan informasi/data
tambahan yang diminta (2)

351
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

ANTI GRATIFIKASI
Kepercayaan masyarakat umum dan pelaku pasar
terhadap BCA sangat dipengaruhi oleh etika perilaku
seluruh jajaran BCA mulai dari Dewan Komisaris,
Direksi, jajaran manajemen sampai seluruh
karyawannya. Kepercayaan ini sangat penting untuk
membina dan memelihara hubungan bisnis dengan
nasabah dan pihak ketiga lainnya yang berhubungan
dengan BCA.
Dalam prakteknya, potensi terjadinya hubungan
yang mengarah pada hal-hal yang lebih bersifat
pribadi cukup besar, sehingga hubungan bisnis
yang terjalin tercampur oleh hubungan pribadi dan
membuat kepentingan perusahaan berbenturan
dengan kepentingan pribadi.

Sehubungan
dengan
hal
tersebut,
untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat serta
mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip good
corporate governance, Direksi BCA memandang perlu
untuk menetapkan ketentuan mengenai benturan
kepentingan, yang dimaksudkan untuk memberikan
pedoman jajaran BCA sebagai individu dalam
berhubungan dengan nasabah, rekanan, maupun
dengan sesama rekan pekerja.

Anggota jajaran BCA yang menerima bingkisan


tersebut harus segera mengembalikan bingkisan
tersebut disertai penjelasan secara sopan bahwa
seluruh jajaran BCA tidak diperkenankan menerima
bingkisan.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, dan


komitmen BCA dalam melaksanakan Good Corporate
Governance maka seluruh jajaran BCA diwajibkan
untuk:
1. Mengetahui, memahami dan melaksanakan
ketentuan tersebut dengan penuh tanggung
jawab dan tanpa pengecualian.
2. Mendukung pelaksanaan ketentuan tersebut,
dimana seluruh anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan pejabat eselon 1 (S1) sampai eselon
5 (S5) wajib membuat pernyataan tahunan
yang memuat semua keadaan atau situasi
yang memungkinkan timbulnya benturan
kepentingan.

Sanksi Pelanggaran:
1. Ketentuan ini bersifat mengikat dan harus
dipahami serta dilaksanakan sungguh-sunguh
oleh seluruh jajaran BCA sebagai bagian
dari Kode Etik Bankir BCA dan dalam rangka
mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance.
2. Apabila terjadi pelanggaran atau ketidakpatuhan
terhadap kebijakan ini, maka pelanggarnya
dapat dikenai sanksi sesuai dengan tingkat
pelanggarannya.

Tujuan
ketentuan
ini
dimaksudkan
untuk
memberikan pedoman perilaku yang wajar, patut
dan dapat dipercaya bagi seluruh jajaran BCA dalam
melakukan hubungan dengan para nasabah, rekanan
dan sesama pekerja, serta tidak dimaksudkan untuk
mencampuri kehidupan pribadi seluruh jajaran BCA.

Ketentuan tersebut antara lain menetapkan bahwa:


Seluruh jajaran BCA dilarang meminta atau
menerima, mengijinkan atau menyetujui untuk
menerima suatu hadiah atau imbalan dari
pihak ketiga yang mendapatkan atau berusaha
mendapatkan fasilitas dari BCA dalam bentuk
fasilitas kredit ataupun fasilitas lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan operasional BCA.
Seluruh jajaran BCA dilarang meminta atau
menerima, mengijinkan atau menyetujui untuk
menerima suatu hadiah atau imbalan dari
pihak ketiga yang mendapatkan atau berusaha

352
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

mendapatkan pekerjaan atau pesanan yang


berkaitan dengan pengadaan barang maupun
jasa dari BCA.
Dalam hal nasabah, rekanan, dan pihak-pihak
lain memberikan bingkisan pada saat-saat
tertentu, seperti pada Hari Raya atau pada
perayaan lainnya, apabila:
akibat penerimaan bingkisan tersebut
diyakini menimbulkan dampak negatif dan
mempengaruhi keputusan BCA; dan
harga bingkisan tersebut di luar batas yang
wajar.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Hal tersebut sebagai salah satu upaya pencegahan


terjadinya gratifikasi yang dilarang oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku sehingga
Direksi BCA sejak tahun 2003 telah mengeluarkan
Surat Keputusan yang mendukung peraturan anti
gratifikasi tersebut untuk dilaksanakan ke seluruh
jajaran BCA.
Hal tersebut sudah menjadi budaya BCA untuk tidak
menerima pemberian atau imbalan dari nasabah,
debitur, vendor, rekanan, mitra kerja dan pihak ketiga
lainnya atas jasa yang diberikan oleh karyawan BCA
dalam menjalankan tugasnya.

Data Perusahaan

PENYIMPANGAN INTERNAL
Penyimpangan internal (internal fraud) adalah
penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh
pengurus, pegawai tetap dan pegawai tidak tetap
terkait proses kerja dan kegiatan operasional BCA.

Selama
tahun
2015,
terdapat
sejumlah
penyimpangan internal dengan nominal di atas
Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah), yaitu 1 (satu)
kasus penyimpangan internal (internal fraud) yang
dilakukan oleh pegawai tetap, dan 5 (lima) kasus
yang dilakukan oleh pegawai tidak tetap.

Jumlah kasus yang dilakukan oleh:


Internal Fraud dalam
1 tahun

Pengurus

Pegawai Tetap

Pegawai Tidak Tetap

Tahun
sebelumnya

Tahun
berjalan

Tahun
sebelumnya

Tahun
berjalan

Tahun
sebelumnya

Tahun
berjalan

Total Fraud

Telah diselesaikan

Dalam proses penyelesaian


di internal BCA

Belum diupayakan
penyelesaiannya

Telah ditindaklanjuti melalui


proses hukum

TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN


KEPENTINGAN DAN TRANSAKSI AFILIASI
BCA memiliki komitmen untuk menangani semua
transaksi yang mengandung benturan kepentingan
dengan mematuhi ketentuan peraturan perundangundangan berlaku, antara lain Peraturan Bank Indonesia
dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Untuk menunjang
hal tersebut BCA memiliki kebijakan internal mengenai
benturan kepentingan antara lain dimuat dalam:
SK Direksi No.219/SK/DIR/2003 tanggal 10
November 2003 perihal Ketentuan Mengenai
Benturan Kepentingan.
SK Direksi No.137/SK/DIR/2008 tanggal 26
September 2008 perihal Ketentuan Transaksi
dengan Pihak Terafiliasi BCA.

SK Direksi tentang Pengaturan pengadaan atas


barang/jasa logistik dan gedung termasuk yang
terkait dengan Teknologi Informasi (TI) yang berlaku
di Kantor Pusat, di seluruh Kantor Wilayah dan
Kantor Cabang BCA.
Anggaran Dasar BCA.
Kode Etik BCA.
Kode Etik Divisi Logistik dan Gedung.
Kebijakan/memo-memo internal terkait Transaksi
Afiliasi.
Manual BCA antara lain Manual GCG, Manual Divisi
Logistik dan Gedung.

353
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dalam


keputusan pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan
antara lain sistem pengadaan yaitu:
1. Sentralisasi Pengadaan
Pengadaan barang/jasa logistik maupun gedung
melalui Divisi Logistik dan Gedung Kantor Pusat
BCA
2. Desentralisasi Pengadaan
Pengadaan barang/jasa logistik maupun gedung
tanpa melalui Divisi Logistik dan Gedung Kantor
Pusat BCA, tetapi dilakukan oleh:
Unit Kerja Kantor Pusat yang berada di Cabang,
atau
Kantor Wilayah BCA (untuk seluruh Kantor
Cabang Utama dan Kantor Cabang Pembantu
di bawahnya)

Analisa dan Pembahasan Manajemen

BCA juga memiliki kebijakan internal yang mengharuskan


seluruh anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi
dan pejabat eselon 1 (S1) sampai dengan eselon 5
(S5) membuat pernyataan tahunan (annual disclosure)
yang memuat semua keadaan atau situasi yang
memungkinkan timbulnya benturan kepentingan, yang
dikinikan setiap tahun.
Dalam tahun 2015, BCA tidak memiliki transaksi yang
mengandung benturan kepentingan.

Transaksi Afiliasi yang Terjadi Selama Tahun 2015 antara lain:


No.

Jenis Transaksi

Pihak Terafiliasi

Nilai Transaksi

Alasan dan Penjelasan dilakukannya


Transaksi Afiliasi

Penggunaan Jasa Technical


Assistance Programmer dan
IT Arsitek

PT Angkasa
Komunikasi Global
Utama

Rp 4.171.200.000,-

PT Angkasa Komunikasi Global


Utama memiliki IT Arsitek yang
mengerti mengenai permasalahan
arsitektur delivery channel BCA dan
programmer mobile dan web yang
sudah berpengalaman

Sewa ruangan untuk


penyelenggaraan Analyst
Meeting Triwulan IV tahun
2014

PT Grand Indonesia

Rp 87.120.000,-

Lokasi
Objek
Transaksi
dekat
dengan kantor BCA sehingga dapat
memudahkan koordinasi acara

Sewa ruangan untuk


penyelenggaraan RUPS BCA
tahun 2015

PT Grand Indonesia

Rp 145.200.000,-

Lokasi
Objek
Transaksi
dekat
dengan kantor BCA sehingga dapat
memudahkan koordinasi acara

Sewa ruangan untuk


penyelenggaraan Analyst
Meeting Triwulan I tahun
2015

PT Grand Indonesia

Rp 87.120.000,-

Lokasi
Objek
Transaksi
dekat
dengan kantor BCA sehingga dapat
memudahkan koordinasi acara

Pemberian pinjaman
subordinasi kepada PT BCA
Sekuritas dan peningkatan
modal pada PT Asuransi Jiwa
BCA oleh PT BCA Sekuritas

- PT BCA Sekuritas
Pinjaman yang
- PT Asuransi Jiwa BCA diberikan secara
langsung oleh BCA
sebesar
Rp 112.500.000.000,-

Sejalan dengan upaya BCA untuk


memperkuat
hubungan
dengan
nasabah melalui penyediaan produk
dan jasa solusi keuangan yang
semakin beragam

Peningkatan modal disetor ke


PT Asuransi Umum BCA

- PT Asuransi Umum
- PT BCA Finance

Sejalan
dengan
pertumbuhan
bisnisnya, PT Asuransi Umum
BCA perlu semakin memperkuat
permodalan dan menjaga solvabilitas
(Risk Based Capital) diatas ketentuan
minimum, yaitu sebesar minimal 120%

354
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Porsi penyertaan
langsung oleh
BCA sebesar
Rp 112.500.000.000,-

Tata Kelola Perusahaan

No.

Jenis Transaksi

Laporan Keuangan Konsolidasian

Pihak Terafiliasi

Data Perusahaan

Nilai Transaksi

Alasan dan Penjelasan dilakukannya


Transaksi Afiliasi

Sewa jangka panjang


ruangan perkantoran di
Gedung Menara BCA lantai
33

PT Grand Indonesia

US$ 32 per semi


gros meter persegi
per bulan + 10% PPN

Saat ini BCA telah menyewa ruang


kantor di Gedung Menara BCA dan
dengan semakin berkembangnya
organisasi BCA, diperlukan tambahan
ruang perkantoran

Jual Beli atas 10 unit kios di


ITC Mangga Dua

Dana Pensiun BCA

Rp 5.900.000.000,-

Lokasi objek jual beli digunakan


oleh BCA sebagai Kantor Cabang
Pembantu, dengan demikian BCA
dapat melakukan kegiatan operasional
BCA dan mendapatkan kepastian
dalam
melangsungkan
kegiatan
usaha BCA di lokasi tersebut di masa
yang akan datang

Sewa ruangan untuk


penyelenggaraan Analyst
Meeting Triwulan II tahun
2015

PT Grand Indonesia

Rp 87.120.000,-

Lokasi
objek
transaksi
dekat
dengan kantor BCA sehingga dapat
memudahkan koordinasi acara

10

Peningkatan Modal Disetor


kepada PT Bank BCA Syariah

PT Bank BCA Syariah

Rp 400.000.000.000,-

Sejalan dengan rencana strategis BCA


dalam memperkuat hubungan dengan
nasabah, BCA terus meningkatkan
penyediaan layanan dan produk
keuangan yang semakin komprehensif
bersama-sama dengan Perusahaan
Anak dan BCA Syariah berencana
masuk pada jajaran BUKU II sehingga
dapat mendukung pengembangan
kegiatan usaha yang lebih luas dan
meningkatkan skala bisnis

11

Sewa ruangan untuk


penyelenggaraan Analyst
Meeting Triwulan III tahun
2015

PT Grand Indonesia

Rp 87.120.000,-

Lokasi
objek
transaksi
dekat
dengan kantor BCA sehingga dapat
memudahkan koordinasi acara

12

Sewa ruangan untuk


penyelenggaraan Rapat Kerja
Nasional BCA tahun 2016

PT Grand Indonesia

Rp 798.600.000,-

Lokasi
Objek
transaksi
dekat
dengan kantor BCA sehingga dapat
memudahkan koordinasi acara

13

Jual Beli tanah dan bangunan


antara BCA dan PT Central
Santosa Finance

PT Central Santosa
Finance

Rp 13.401.000.000,-

Lokasi objek jual beli tersebut


merupakan properti terbengkalai
karena tidak digunakan untuk jaringan
cabang dan harus diupayakan
penyelesaiannya, dengan melakukan
penjualan, BCA dapat mengurangi
biaya yang timbul atas objek jual beli
tersebut

355
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PERKARA PENTING DAN SANKSI ADMINISTRATIF


Jumlah perkara perdata dan pidana dengan nilai di atas Rp 100.000.000 (seratus juta Rupiah) yang telah selesai (telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap) dan yang masih dalam proses penyelesaian per 31 Desember 2015 adalah
sebagai berikut:
Perkara Hukum

Perkara Perdata

Perkara Pidana

Rp 101 juta Rp 500 juta

Di atas Rp 500 juta

Rp 101 juta Rp 500 juta

51

Di atas Rp 500 juta

Total

54

Total Perkara

62

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap):

Total
Dalam proses penyelesaian:

Selama tahun 2015 tidak ada perkara penting yang


dihadapi oleh BCA, entitas anak BCA, anggota Dewan
Komisaris dan anggota Direksi yang menjabat pada
periode laporan tahunan ini, sehingga tidak ada
pengaruhnya terhadap kondisi keuangan BCA.

Selama tahun 2015 tidak ada sanksi administratif yang


material, yang dikenakan oleh pihak otoritas (Otoritas
Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Bursa Efek, dan otoritas
lainnya) kepada BCA, anggota Dewan Komisaris, dan
anggota Direksi.

Website BCA
Kehadiran website BCA (www.bca.co.id) dengan dukungan
fitur pencarian (search engine) yang mumpuni ditujukan
untuk memudahkan nasabah dan calon nasabah mencari
berbagai informasi produk dan layanan BCA.

AKSES INFORMASI DAN DATA PERUSAHAAN

Selain itu, website BCA juga menghadirkan berbagai


artikel-artikel menarik dan berguna berisi informasi dan
tips seputar kebutuhan Personal dan Keluarga, Karir
dan Profesi, serta Finansial dan Perbankan. BCA secara
konsisten terus berusaha membuktikan eksistensinya
bagi masyarakat dengan mengusung tagline BCA
Senantiasa di Sisi Anda.

Akses Informasi
BCA senantiasa memberikan kemudahan bagi
stakeholders untuk mengakses informasi dan data
perusahaan, antara lain mengenai kondisi finansial
perusahaan, produk dan aksi korporasi. BCA juga
membuat siaran pers (press release) yang dikirimkan ke
media cetak dan elektronik.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, dapat
menghubungi akses sebagai berikut:
Bagi nasabah dapat menghubungi Contact Center
Halo BCA (021) 1500 888.

356
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Bagi media dapat langsung menghubungi Sekretariat


Perusahaan, Biro Hubungan Masyarakat melalui
humas@bca.co.id
Bagi investor dapat langsung menghubungi Investor
Relations melalui investor_relations@bca.co.id

Media Sosial BCA


Di media sosial, BCA semakin eksis bagi para netizen.
Selama ini BCA telah hadir diberbagai platform media
sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube, Kaskus, dan
lainnya. Di tahun ini BCA juga serius hadir di platform
Instagram dan LinkedIn. Ini salah satu bukti keseriusan
BCA untuk senantiasa hadir di sisi masyarakat. Akunakun resmi dan aktivitas media sosial BCA selengkapnya
dapat diakses di www.bca.co.id/socialmedia

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Daftar Siaran Pers 2015


Selama tahun 2015 terdapat 150 siaran pers yang dilakukan oleh BCA antara lain:
No

Perihal

Tanggal
Januari

Enam Bank Layani Pembayaran Parkir Elektronik, Jakarta

29
Februari

Dorong Peningkat Kemampuan Wirausahawan Hadapi Tantang, BCA Dukung Konferensi


Endeavor Scale-Up 2.0

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


BCA Lakukan Pemeriksaan Mata dan Berikan Kacamata Gratis kepada Sekolah Binaan BCA di
Serang

Buktikan Komitmen Melayani Nasabah, BCA Raih ESEAward

10

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


BCA Lakukan Pemeriksaan Mata dan Berikan Kacamata Gratis kepada Sekolah Binaan BCA di
Lampung

10

BCA Raih 8 Penghargaan di Ajang Top Brand Award 2015

11

BCA Dukung MPN G-2 Demi Sistem Penerimaan Pajak Terintegrasi

17

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


BCA Resmikan Klinik Bakti Medika dan Gelar Pengobatan Gratis

23

Perluas Layanan Flazz, BCA Tanda Tangani Kerja Sama Co-branding dengan Bank Woori Saudara

26

10

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


Apresiasi Karyawan, BCA Gelar Porseni 2015

26

11

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


BCA Apresiasi Nasabah Melalui Gebyar BCA

28

Maret
12

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


Tingkatan Kepedulian Lingkungan, BCA Edukasi Masyarakat di Car Free Day Jakarta

13

PT Bank Central Asia Tbk Hasil Kinerja Tahun 2014


Memberikan Nilai Tambah di Tengah Ketidakpastian Usaha

14

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


Sumbang 13 Alat Operasi Katarak & 2 Alat Biometri ke SPBK Perdami

15

Tingkatkan Softskill Penerima Beasiswa, BCA Selenggarakan Seminar di ITB, Bandung

14

16

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


Lestarikan Lingkungan, BCA Tanam 18.000 Pohon Mangrove di 9 Kota

18

17

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


Peduli Kesehatan Masyarakat, BCA Gelar Pengobatan Gratis di Desa Binaan, Yogyakarta

19

18

BCA Raih Best Achiever Banking dalam Obsession Award 2015

19

19

BCA Raih 8 Kategori Penghargaan Dalam Infobank Digital Awards 2015

26

20

Garuda Indonesia dan BCA Tanda Tangani Kerja Sama E-commerce & Program Promosi

30
April

21

Terus Beri Kenyamanan Dalam Pembayaran PBB, BCA Lanjutkan Kerja Sama dengan Pemkot
Tangerang Selatan

22

Dukung LAKU PANDAI


BCA Luncurkan LAKU, Grobogan, Jawa Tengah

23

BCA Selenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa

357
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

No

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Perihal

Tanggal

24

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


BCA Berikan Seminar kepada Mahasiswa Universitas Udayana, Bali

10

25

Tingkatkan Wawasan Seni dan Budaya, BCA Ajak Siswa Binaan Nonton Opera Ular Putih

12

26

BCA Raih 10 Penghargaan dalam Contact Center Service Excellence Award (CCSEA)

15

27

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


BCA Lanjutkan Tanam Mangrove di Muara Kali Opak Yogyakarta

15

28

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


BCA Lanjutkan Tanam Mangrove di Teluk Lamong Surabaya

17

29

Dukung Peningkatan Kualitas Bandara, BCA Ikut dalam Pembiayaan Sindikasi Proyek
Pembangunan Bandara Soekarno-Hatta

20

30

Tingkatkan Penggunaan Transportasi Umum, BCA Berikan Bantuan Bis Wisata kepada Pemkot
Bandung

20

31

Dukung Peningkatan Wirausaha di Sidogiri, BCA Syariah Serahkan Bantuan kepada LAZ Sidogiri,
Pasuruan

27

32

PT Bank Central Asia Tbk, Hasil Kinerja Periode Jan - Mar 2015, Mempertahankan Fokus di
Tengah Ketidakpastian Usaha

29

33

Rangkaian Kegiatan HUT BCA ke-58:


BCA Lanjutkan Tanam Mangrove di Lamujung, Aceh Besar

29

34

Manjakan Konsumen, Kredit 1 Mobil di BCA Finance atau KKB BCA Berkesempatan Bawa Pulang
3 Mobil

30
Mei

35

Gali Ilmu Perbankan dan Perekonomian Indonesia, Mahasiswa Singapore Management University
Kunjungi BCA

36

Tekan Jumlah Penderita Katarak, BCA Selenggarakan Operasi Katarak di Kalimantan Selatan

37

Pertahankan Kualitas Layanan, BCA Raih WOW Service Excellence Award

38

BCA Berikan Pelatihan dan Pengembangan kepada Penerima Beasiswa Universitas Brawijaya &
Universitas Airlangga

39

Dukung Operasi SiMolek, BCA dan LJK Lainnya Raih Penghargaan

12

40

Jahja Setiaatmadja Raih Most Innovative CEO dalam Indonesia Property & Bank Award 2015

21

41

Berikan Layanan Terbaik, BCA Raih Service Quality Award 2015

22

42

BCA Kenalkan Maskot BCA Indonesia Open di Bandung

24

43

BCA Indonesia Open 2015 Sediakan Total Rp 10 Milyar Untuk Sang Juara

25

44

Jahja Setiaatmadja Raih Predikat Best CEO dalam Ajang Finance Asia Award: Asias Best Companies
2015

26

45

Bermain Golf dan Beramal dalam BCA Royale Open Tournament 2015

27

46

Buktikan Kualitas Layanan, BCA Raih 26 Medali Contact Center World Asia Pacific Region, Singapura

28

47

BCA Berikan Pelatihan dan Pengembangan kepada Penerima Beasiswa Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta

30

358
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

No

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Perihal

Tanggal
Juni

48

BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015 Atlet Indonesia Siap Tunjukkan Kebolehannya di
Istora, Jakarta

49

Berikan Pelayanan Terbaik, BCA Terima Penghargaan Banking Service Excellence Award 2015

50

Kembali Buktikan Kualitas Pelayanan, Halo BCA Kembali Raih Penghargaan di The Best Contact
Center Indonesia

51

Dukung Upaya Literasi Keuangan, BCA Edukasi Pelajar dan Keluarga TKI di Sukabumi

52

Ajak Masyarakat Jalani Gaya Hidup Sehat, BCA Kembali Sponsori Electro Run 2015

53

Cegah Abrasi, BCA dan WWF Indonesia Tanam Mangrove di Pesisir Bengkayang, Kalimantan Barat

54

Ciptakan Budaya dan Lingkungan Kerja yang Positif, BCA Raih Gallup Great Workplace Award

55

Pertahankan Reputasi Baik di Mata Stakeholder, BCA Raih Corporate Image Award 2015

11

56

Enam Produk BCA jadi Pilihan Masyarakat Kelas Menengah ke Atas

11

57

Peringati HUT Nelayan ke 55, BCA Selenggarakan Operasi Katarak di Sukabumi

12

58

Dukung Kreativitas Anak Muda, BCA Selenggarakan Short Movie Award

12

59

Kembangkan Desa Wisata, BCA Ajak 2 Desa Wisata Binaan Studi Banding ke Desa Pentingsari,
Yogyakarta

12

60

Dukung Pelestarian Kesenian, BCA Dukung Jazz Gunung 2015, Probolinggo, Jawa Timur

12

61

Pimpin Kredit Sindikasi 21 Bank Senilai Rp8,8T - BCA Selesaikan Pendanaan 116,75 Kilometer
Jalan Tol Cikopo - Palimanan

13

62

Jahja Setiaatmadja Jadi Salah Satu CEO Pilihan Bisnis Indonesia Award

16

63

BCA Kembali Raih Predikat Best Bank

16

64

Cegah Abrasi, BCA Lanjutkan Tanam Mangrove di Wringin Putih, Banyuwangi

24

65

Cegah Abrasi, BCA Kembali Tanam Mangrove di Pejarakan Bali

25
Juli

66

BCA Bekerja Sama dengan BI dan 13 Bank Lainnya Sediakan Uang Tunai untuk Persiapan Lebaran

67

BCA Tanda Tangani Perjanjian Kerja Sama sebagai Bank Pembayaran dengan Kustodian Sentral
Efek Indonesia

10

68

58 Tahun Layani Masyarakat Indonesia, BCA Raih Predikat Living Legend Company

11

69

BCA Kembali Dinobatkan sebagai Bank Terbaik dalam Euromoney Awards for Excellence 2015,
Hong Kong

16

70

Pengalihan Layanan BCA Kuta, Bali

18

71

BCA Siap Penuhi Kebutuhan Perbankan Nasabah Saat Idul Fitri

20

72

BCA Tetap Berikan Layanan Prima Setelah Libur Lebaran

20

73

Hasil Kinerja Periode Januari - Juni 2015 Mempertahankan Fokus di Tengah Ketidakpastian
Usaha

29

74

BCA Berikan Pelatihan kepada Pengurus Desa Wisata Batu Lonceng, Bandung

30

75

BCA Kembali Selenggarakan Gebyar Tahapan BCA 2015, Yogyakarta

31

76

BCA Kembali Selenggarakan Gebyar Tahapan BCA 2015, Palembang

31

359
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

No

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Perihal

Tanggal
Agustus

77

Kinerja Cemerlang, BCA Kembali Masuk dalam Forbes Global 2000 Awards

78

BCA & Kidzania Jakarta Berikan Edukasi Pentingnya Menabung kepada Siswa Sekolah Dasar

10

79

Bersama OJK, BCA Operasikan SiMOLEK di 15 Kota

80

Tahapan BCA Jadi Produk Tabungan Yang Paling Sering Dibicarakan

13

81

Pertahankan Kinerja Sangat Bagus Selama Lebih dari 15 Tahun, BCA Raih Titanium Trophy

14

82

BCA Berikan Bantuan kepada BOS Foundation untuk Pelepasliaran Orangutan di Hutan Kehje
Sewen, Kalimantan Timur

19

83

BCA Raih Peringkat Pertama Perusahaan Indonesia Paling Bernilai 2015 Versi Millward Brown

19

84

BCA Kembali Selenggarakan Gebyar Tahapan BCA 2015, Pekanbaru

21

85

BCA Raih Dua Kategori dalam Social Business Innovation Award atas Kepedulian Terhadap
Lingkungan Melalui Kegiatan CSR

25

86

Terapkan Good Corporate Governance Secara Konsisten, BCA Terima Penghargaan IGCG Award
2015

26

87

Jahja Setiaatmadja Dinobatkan Sebagai Tokoh Perbankan Paling Berpengaruh Dalam Golden
Property Award 2015

26

88

Jahja Setiaatmadja Dianugerahi Sebagai CEO of The Year dalam APTI II 2015

27
September

89

IBEX 2015 Kembali Hadir dan Jadi Wadah Pertukaran Ide Perbankan dan Regulator

90

Apresiasi Nasabah, Direktur BCA Layani Nasabah di Hari Pelanggan Nasional

91

BCA Kembali Selenggarakan Gebyar Tahapan BCA 2015, Makassar

92

Siapkan Mahasiswa Menghadapi Dunia Kerja, BCA Berikan Seminar di USU, Medan

93

BCA Kembali Ramaikan Parade Simpatik Hari Pelanggan Nasional

94

BCA Gelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) IV 2015

95

BCA Kembali Dukung UNICEF Melalui Donasi Pendidikan Ramah Anak di Papua

96

Dukung Peningkatan Literasi Keuangan, BCA Ikut Kembangkan Tabungan SimPel

97

BCA Serahkan Bantuan Peralatan Sekolah Pada Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung, Kabanjahe

10

98

Berikan Kualitas Produk, BCA Raih Tiga Penghargaan dalam Indonesia WOW Brand Award 2015

10

99

BCA Salah Satu Agen Penjual Obligasi Negara Terbaik

21

100

BCA Raih Peringkat Dua untuk Kategori Private Keuangan - Listed di Annual Report Award 2014

22

101

Inovasi Perbankan bagi Generasi Muda, BCA Luncurkan Produk Sakuku

28
Oktober

102

Klik BCA Bisnis Hadirkan Kenyamanan Penerbangan Bersama Sriwijaya Air Group

103

Jahja Setiaatmadja Dinobatkan sebagai Spoken Person of The Year 2015

104

BCA Kembali Selenggarakan Operasi Katarak Bersama SPBK - Perdami di Sikka, NTT

105

Gelar Forum IKF IV, BCA Buka Kelas Inspirasi Lintas Generasi

106

Menjadi Guru yang Menginspirasi - BCA Mengadakan Pelatihan Guru-Guru di Timika

107

Wayang Day On School FUN-tastic Wayang, BCA Perkenalkan Wayang kepada Pelajar, Semarang

108

Tingkatkan Pelayanan Pada Nasabah, BCA Tandatangani Kerja Sama Ticket Payment dengan
Garuda Indonesia

360
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

No

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Perihal

Tanggal

109

Pelayanan Berkualitas, BCA Kembali Raih Indonesia WOW Service Excellence Award 2015

110

Dukung Pendidikan Berkualitas, BCA Donasikan Buku Perpustakaan, Manokwari

111

BCA Raih The Strongest Bank by Balance Sheet in Indonesia di Asian Banker (AB) 500, Singapura

13

112

Perkenalkan Kopi Indonesia dengan Cita Rasa Tinggi, BCA Dukung Rangkaian Festival Banyuwangi

19

113

BCA Raih 7 Penghargaan di Digital Marketing & Social Media Award 2015

22

114

Guru Hebat, Siswa pun Hebat! melalui Pelatihan Guru Sekolah Binaan BCA di Yogyakarta

23

115

BCA Selenggarakan Operasi Katarak di Mamuju untuk Menekan Jumlah Penderita Katarak Mamuju, Makassar

27

116

Anugerah Kompetisi Film Pendek BCA Shovia 2015 kepada Mahasiswa Indonesia - Jakarta

27

117

Hasil Kinerja Sembilan Bulan Pertama 2015 Mempertahankan Fokus di Tengah Perubahan
Kondisi Ekonomi

28

118

Dekatkan Masyarakat Dengan Layanan Perbankan, BCA Luncurkan Laku Pandai di Kuningan

30
November

119

BCA Dukung Pengembangan Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Beasiswa kepada Mahasiswa
USU, Medan

120

BCA Dukung Pengembangan Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Beasiswa kepada Mahasiswa
UGM, Yogyakarta

121

BCA Raih Dua Penghargaan di APBI 2015

122

BCA Dukung Pengembangan Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Beasiswa kepada Mahasiswa
Universitas Udayana, Bali

123

Berkontribusi dalam Pembangunan Nasional, BCA Raih TOP Private Bank for Infrastructure
Financing 2015

124

BCA Dukung Pengembangan Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Beasiswa kepada Mahasiswa
IPB, Bogor

125

BCA Dukung Pengembangan Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Beasiswa kepada Mahasiswa
Universitas Brawijaya, Malang

126

BCA Dukung Pengembangan Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Beasiswa kepada Mahasiswa
Universitas Diponegoro - Semarang

10

127

Dukung Budaya Menabung di Kalangan Pelajar, BCA dan BCA Syariah Lakuk Aktivasi Tabungan
SimPel & SimPel IB di Bandung

10

128

BCA Dukung Pengembangan Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Beasiswa kepada Mahasiswa
Universitas Sam Ratulangi, Manado

12

129

BCA Siapkan Pembiayaan untuk Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan di Malang

13

130

Terapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, BCA Kembali Raih Corporate Governance Award 2015

16

131

Terapkan ISO 9001: 2008 Sistem Manajemen Mutu, BCA Terus Tingkatkan Kualitas Layanan
Teknologi Informasi

16

132

Perkenalkan Wayang kepada Pelajar, BCA Gelar Wayang in Town: Journey in A Thousand Years

17

133

BCA Dukung Pengembangan Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Beasiswa kepada Mahasiswa
Unair dan ITS, Surabaya

17

134

BCA Dukung Pengembangan Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Beasiswa kepada Mahasiswa
Universitas Hasanuddin, Makassar

17

361
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

No

Perihal

Tanggal

135

BCA Dukung Pengembangan Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Beasiswa kepada Mahasiswa
ITB dan Universitas Padjadjaran, Bandung

19

136

BCA Career Land Kenalkan Industri Perbankan kepada Mahasiswa

21

137

Program Sustainable Finance Mantapkan BCA di Jalur Pembiayaan yang Berkelanjutan

23

138

Gelar Kompetisi bagi Mahasiswa Magister, BCA Raih Penghargaan di The 8th Indonesia Most
Experiental Brand Activation 2015

25

139

Ekspansi Kolaborasi di Perfecture Hokkaido, BCA Gandeng The Hokkaido Bank, Ltd, Sapporo,
Jepang

25

140

Solusi Total Layanan Transaksi Online BCA yang Aman dan Terpercaya melalui e-Shopping
Carnival 2015

30

141

Sediakan Solusi Investasi bagi Nasabah, BCA Tandatangani Kerja Sama Agen Penjual Produk
Reksa Dana dengan Ashmore

30
Desember

142

Menjadi Pemimpin yang Ideal, Jahja Setiaatmadja Raih Penghargaan Indonesia Most Admired
CEO 2015

143

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Marketeer of the Years 2015

10

144

Tingkatkan Potensi Wisata, BCA Resmikan Desa Wisata Pentingsari Sebagai Desa Binaan,
Yogyakarta

11

145

BCA Dukung Pengembangan Fasilitas Pendidikan melalui Penyerahan Donasi untuk Pembangunan
Perbaikan Gedung Perpustakaan Pusat UGM, Yogyakarta

11

146

Presdir BCA Jahja Setiaatmadja Kembali Dinobatkan sebagai Top National Banker 2015

16

147

Memperoleh Kepercayaan Publik, BCA Raih Penghargaan di Indonesia Good Governance Award
2015

17

148

Manjakan Nasabah Lewat Program Kredit Keren Banget, BCA dan BCA Finance Undi Pemenang
Program

21

149

Perkuat Layanan Branchless Banking, BCA dan Indepay Luncurkan Lowcost Payment Network

21

150

BCA Siap Penuhi Kebutuhan Nasabah Selama Libur Nasional

22

362
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Korespondensi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Saham Efek Indonesia (BEI)
Selama tahun 2015, BCA telah menyampaikan beberapa korespondensi kepada OJK, antara lain:
No.

Perihal

Tanggal
Januari

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

27
Februari

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

12

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

13

Penyampaian Laporan Sehubungan dengan Transaksi dengan Nilai Transaksi Tidak


Melebihi 0,5% dari Modal Disetor Perusahaan dan Tidak Melebihi Rp 5 Milyar

16

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

17

Pemberitahuan Mata Acara RUPST dan RUPSLB PT BCA Tbk tahun 2015

23
Maret

Penyampaian Bukti Pengumuman RUPST dan RUPSLB PT BCA Tbk

Penyampaian Laporan Sehubungan dengan Transaksi dengan Nilai Transaksi Tidak


Melebihi 0,5% dari Modal Disetor Perusahaan dan Tidak Melebihi Rp 5 Miliar

Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan tahun 2014 PT BCA Tbk (Audited)

10

Penyampaian Bukti Pengumuman Ringkasan Laporan Keuangan Tahunan tahun 2014 PT


BCA Tbk (Audited)

11

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

12

Penyampaian Laporan Tahunan tahun 2014 PT BCA Tbk

17

13

Penyampaian Bukti Pemanggilan RUPST dan RUPSLB PT BCA Tbk

18

14

Penyampaian Bukti Pemanggilan RUPST dan RUPSLB PT BCA Tbk (ke DPB 3-OJK)

19

15

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

27

16

Penyampaian Laporan Tahunan tahun 2014 PT BCA Tbk (ke DPB 3OJK)

31

17

Penyampaian Laporan Pelaksanaan GCG PT BCA Tbk tahun 2014 (ke DPB 3 OJK)

31
April

18

Penyampaian Bukti Pengumuman Keterbukaan Informasi Sehubungan dengan Transaksi


Afiliasi

19

Penyampaian Hasil RUPST dan RUPSLB PT BCA Tbk

13

20

Penyampaian Bukti Pengumuman Ringkasan Risalah RUPST dan RUPSLB PT BCA Tbk

13

21

Penyampaian Bukti Pengumuman Ringkasan Risalah RUPST dan RUPSLB PT BCA Tbk
(ke DPB 3 OJK)

13

22

Penyampaian Laporan Sehubungan dengan Transaksi dengan Nilai Transaksi Tidak


Melebihi 0,5% dari Modal Disetor Perusahaan dan Tidak Melebihi Rp 5 Miliar

13

23

Penyampaian Laporan Sehubungan dengan Transaksi dengan Nilai Transaksi Tidak


Melebihi 0,5% dari Modal Disetor Perusahaan dan Tidak Melebihi Rp 5 Miliar

29

24

Penyampaian Bukti Pengumuman Ringkasan Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2015


PT BCA Tbk

30

25

Penyampaian Bukti Pengumuman Ringkasan Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2015


PT BCA Tbk (ke DPB 3 OJK)

30

363
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

No.

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Perihal

Tanggal

26

Penyampaian Laporan Tahunan Entitas Anak tahun 2014 PT BCA Tbk

30

27

Penyampaian Fotocopy Akta Risalah RUPST dan RUPSLB PT BCA Tbk (ke DPB 3 OJK)

30

28

Penyampaian Fotocopy Akta Risalah RUPST dan RUPSLB PT BCA Tbk

30
Mei

29

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

25
Juli

30

Keterbukaan Informasi Sehubungan dengan Transaksi Afiliasi

31

Penyampaian Bukti Iklan Sehubungan dengan Keterbukaan Informasi Sehubungan


dengan Transaksi Afiliasi

32

Keterbukaan Informasi Sehubungan dengan Transaksi Afiliasi

14

33

Penyampaian Laporan Sehubungan dengan Transaksi dengan Nilai Transaksi Tidak


Melebihi 0,5% dari Modal Disetor Perusahaan dan Tidak Melebihi Rp 5 Miliar

29

34

Penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan tahun 2015 PT BCA Tbk (Unaudited)

30

35

Penyampaian Bukti Pengumuman Ringkasan Laporan Keuangan Tengah Tahunan tahun


2015 PT BCA Tbk (Unaudited)

30

36

Penyampaian Bukti Pengumuman Ringkasan Laporan Keuangan Tengah Tahunan tahun


2015 PT BCA Tbk (Unaudited) (ke DPB 3 OJK)

30
September

37

Keterbukaan Informasi Sehubungan dengan Transaksi Afiliasi

7
Oktober

38

Penyampaian Laporan Keuangan Triwulan III tahun 2015 PT BCA Tbk (Unaudited) (ke DPB
3 OJK)

29

39

Penyampaian Bukti Pengumuman Ringkasan Laporan Keuangan Triwulan III tahun 2015
PT BCA Tbk (Unaudited)

29

40

Penyampaian Bukti Pengumuman Ringkasan Laporan Keuangan Triwulan III tahun 2015
PT BCA Tbk (Unaudited) (ke DPB 3 OJK)

29

41

Penyampaian Laporan Sehubungan dengan Transaksi dengan Nilai Transaksi Tidak


Melebihi 0,5% dari Modal Disetor Perusahaan dan Tidak Melebihi Rp 5 Miliar

29
November

42

Penyampaian Bukti Iklan Pemberitahuan Kepada Pemegang Saham tentang Pembagian


Dividen Interim Tunai Tahun Buku 2015

43

Penyampaian Laporan Rencana Edukasi untuk Meningkatkan Literasi Keuangan Kepada


Konsumen dan/atau Masyarakat Periode Januari s/d Desember 2016

19
Desember

44

Penyampaian Laporan Sehubungan dengan Transaksi dengan Nilai Transaksi Tidak


Melebihi 0,5% dari Modal Disetor Perusahaan dan Tidak Melebihi Rp 5 Miliar

45

Keterbukaan Informasi Sehubungan dengan Transaksi Afiliasi

21

364
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Selama tahun 2015, BCA telah menyampaikan beberapa korespondensi kepada BEI, antara lain:
No.

Perihal

Tanggal

Informasi Publikasi Ringkasan Laporan Keuangan Tahunan tahun 2014 (Audited) PT BCA
Tbk

5 Maret

Laporan dan Pengumuman Jadwal Pembagian Dividen Tunai Tahun Buku 2014 PT BCA
Tbk

13 April

Penyampaian Bukti Pengumuman Jadwal Pembagian Dividen Tunai Tahun Buku 2014

13 April

Informasi Publikasi Ringkasan Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2015 PT BCA Tbk

29 April

Penyampaian Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2015 PT BCA Tbk

30 April

Informasi Publikasi Ringkasan Laporan Keuangan Tengah Tahunan tahun 2015 PT BCA
Tbk

29 Juli

Informasi Publikasi Ringkasan Laporan Keuangan Triwulan III tahun 2015 PT BCA Tbk

28 Oktober

Penyampaian Laporan Keuangan Triwulan III tahun 2015 PT BCA Tbk

29 Oktober

Laporan Pengumuman Jadwal dan Tata Cara Pembagian Dividen Interim Tunai Tahun
Buku 2015

9 November

10

Penyampaian Hasil Pelaksanaan Presentasi Emiten dan Penyampaian Press Release Pada
Acara Investor Summit 2015

12 November

Komunikasi Internal
Komunikasi internal memiliki peran sentral dalam
membangun karakter dan budaya perusahaan serta
soliditas tim kerja. Komunikasi internal yang lancar,
intensif dan efektif dalam menyebarkan informasi
perusahaan akan mendorong percepatan proses
dan mekanisme di semua lini perusahaan. Untuk itu
pencapaian kinerja perusahaan secara keseluruhan tidak
terlepas dari dukungan komunikasi internal perusahaan
yang baik.
Muatan informasi dan media komunikasi menjadi kunci
keberhasilan komunikasi internal. Keduanya menjadi satu
kesatuan yang saling melengkapi agar informasi yang
disampaikan dapat sampai kepada karyawan, mudah
dicerna dan dipahami serta ditindaklanjuti.
Dengan jumlah karyawan yang begitu besar dan tersebar
di seluruh Indonesia, komunikasi internal yang efektif
menjadi kunci keberhasilan BCA dalam mencapai visi
dan misinya. Itu sebabnya BCA menyadari perlunya
menyusun suatu strategi komunikasi internal yang tepat
sasaran, yang antara lain ditujukan untuk menciptakan

hubungan yang harmonis dengan seluruh karyawan.


Dengan adanya komunikasi internal yang lancar, intensif
dan efektif dalam menyebarkan informasi perusahaan,
maka BCA dapat mendorong percepatan proses dan
mekanisme di semua lini perusahaan.
Media komunikasi internal yang ada di BCA, antara lain:
1. Info BCA

Info BCA adalah majalah bulanan internal BCA yang
berfungsi sebagai media edukasi, sosialisasi, hiburan,
dan sarana untuk saling berbagi pengetahuan serta
pengalaman dan kegiatan seputar perusahaan bagi
seluruh karyawan BCA.

Untuk itu, isi dari InfoBCA, antara lain berupa


informasi perusahaan, produk & layanan, jaringan,
penghargaan, teknologi, aktivitas unit kerja dan
cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,
Perusahaan Anak, pengetahuan (manajemen,
ekonomi, bisnis, investasi, dan lain-lain), modulmodul pembelajaran dan motivasi serta informasiinformasi bermanfaat lainnya bagi karyawan, dan
sebagainya.

365
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Untuk periode tertentu Info BCA juga menerbitkan


Edisi Khusus yang berisi tentang informasi dan
kegiatan seputar Layanan. Sesuai dengan kebutuhan
dari pembaca atau karyawan BCA, selain Info BCA
diterbitkan dalam bentuk cetak, menjelang akhir
tahun 2015, diterbitkan infoBCA edisi e-magazine
(yang dapat diunduh melalui MyBCA).

2. MyBCA

MyBCA adalah media komunikasi internal BCA yang
berbasis internet. Jaringan internet ini hanya dapat
diakses oleh kalangan internal BCA menggunakan
fasilitas yang diberikan oleh perusahaan.

MyBCA dikelola oleh Grup Teknologi Informasi


bersama Biro Humas dan unit kerja lain di Kantor
Pusat. Setiap unit kerja memiliki portal yang
dapat diakses melalui halaman utama MyBCA.
Website internal ini berfungsi sebagai sarana untuk
menyampaikan informasi perusahaan dan program
unit kerja terkait, sosialisasi produk, layanan,
program, sarana edukasi dan pembelajaran, serta
beragam informasi penting lainnya.
Karyawan dapat mengunduh data seperti sistem
aplikasi, teks, gambar dan video yang berguna
untuk menunjang aktivitas kerja. MyBCA telah
dikembangkan fungsinya untuk pelayanan informasi
dan administrasi ketenagakerjaan secara online,
seperti biaya kesehatan, pengajuan cuti, lembur,
perjalanan dinas, data karyawan, kompensasi,
appraisal dan lain sebagainya.

3. TV Plasma
Untuk melengkapi sarana komunikasi internal,
digunakan pula TV Plasma, yang dipasang di lokasi
strategis di gedung atau area dalam kantor BCA.
Media elektronik audio visual ini berisi informasi
mengenai perusahaan, produk, layanan, aktivitas
unit kerja dan informasi penting lainnya.
4. Email
BCA juga memanfaatkan e-mail untuk media
komunikasi internal. BCA menggunakan email blast
untuk menyebarkan informasi perusahaan, produk,
program kerja atau acara, maupun informasi lainnya.
Sarana komunikasi internal lain yang dikembangkan

366
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

melalui sarana e-mail antara lain forum komunikasi


manajemen.
5. Microsoft Lync

Media komunikasi internal lain berbasis Software
Microsoft Lync, berbasis Software Microsoft Lync,
yang memungkinkan karyawan mengirim data
atau informasi melalui PC (Personal Computer)
masing-masing dan saling berkomunikasi seperti
halnya obrolan (chatting) yang terdapat pada gadget
modern. Fasilitas Microsoft Lync sangat bermanfaat
terutama untuk hal-hal yang bersifat urgent, karena
pesan yang masuk langsung muncul di layar
monitor, disertai dengan tanda pesan masuk. Selain
itu fasilitas Microsoft Lync dapat digunakan untuk
mengirimkan file atau data yang berukuran besar.
6. Event Internal

Komunikasi internal juga dibangun melalui berbagai
event internal, seperti:
a. Kegiatan peringatan HUT BCA;
b. Pembukaan Cabang;
c. Lunch Together Management;
d. Silaturahmi, misalnya pada peringatan hari
Natal/Tahun Baru dan Idul Fitri, maupun
kegiatan
kebersamaan/rekreasi
tahunan,
penyelenggaraan acara bagi Purnabakti BCA,
dan lain-lain;
e. Rapat Kerja Nasional yang dihadiri oleh Dewan
Komisaris, Direksi, Kepala Kantor Wilayah,
Kepala Divisi, Wakil Kepala Divisi, Pemimpin
Cabang;
f. Rapat Koordinasi, seperti di tingkat Wilayah,
Cabang, dan lain-lain;
g. Kegiatan Bakorseni;
h. Berbagi pengetahuan, misalnya kegiatan COP
(Community of Practice).
7. Corporate Identity Manual

Merupakan panduan bagi internal BCA, khususnya
dalam penggunaan logo korporasi dan beberapa
implementasi. Standarisasi tersebut mencakup,
antara lain:

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

a.
b.

Logo BCA;
Signage Gedung (Kantor Pusat, Kantor Wilayah
dan Kantor Cabang);
c. Materi korporasi: ID Card, kartu nama, iklan
korporasi, Stationery, dan lain-lain;
d. Pakaian seragam kerja karyawan BCA.
8. Facebook Semua Beres
BCA menggunakan Facebook sebagai sarana
komunikasi internal dengan nama Facebook Semua
Beres. Layanan jejaring sosial Facebook sebagai
sarana untuk berbagi mengenai kinerja BCA,
khususnya terkait dengan solusi BCA atau value
BCA. Kalangan internal BCA yang telah terdaftar
saling terhubung satu sama lain dan dapat bertukar
informasi dan berbagi pengalaman.
9. HaloSDM
Layanan call center bagi karyawan BCA, yang
merupakan sarana komunikasi untuk menjembatani
informasi yang berkaitan dengan ketentuanketentuan SDM. Sarana ini diharapkan dapat
memberikan kesempatan kepada setiap pekerja
untuk lebih mengetahui, memahami dan mengikuti
ketentuan yang berlaku di BCA dengan lebih baik.
Bakorseni
Bakorseni adalah singkatan dari Badan Koordinasi
olahraga, seni dan hobi, sebagai wadah informal yang
dibentuk untuk menaungi/mewadahi kegiatan olah raga,
seni dan hobi karyawan-karyawati BCA.
Bakorseni Nasional berpusat di Jakarta, diformalisasikan
dengan memasuki struktur organisasi di bawah
koordinasi Divisi Pelatihan & Pembelajaran (DPP), yang
dalam operasional sehari-harinya dibantu oleh pengurus
Bakorseni Wilayah (BAKORWIL) dan Kantor Pusat yang
mengkoordinir penyelenggaraan kegiatan rutin maupuan
event Olah Raga, Seni dan Hobi di Kantor Wilayah/Kantor
Cabang/Unit Kerja masing-masing.
Tujuan
dibentuknya
Bakorseni,
selain
untuk
menjalin kebersamaan dan keakraban, juga untuk
mengembangkan potensi di bidang seni, olahraga dan
hobi serta untuk menciptakan work-life balance, agar
kehidupan karyawan tidak hanya disibukkan dengan
pekerjaan, namun diimbangi oleh berbagai aktivitas

Data Perusahaan

di luar pekerjaan seperti olah raga, seni atau berbagai


hobi lainnya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas dan semangat kerja karyawan.
Jenis kegiatan Bakorseni meliputi:
1. Olahraga: sepakbola, voli, futsal, tenis meja, tenis
lapangan, bola basket, bulutangkis, sepeda, bowling,
dan lain-lain.
2. Kesenian: vocal group, paduan suara, band, tari/
dance dan pecinta wayang.
3. Hobi : fotografi, memancing, catur.
Bakorseni mengadakan kegiatan berskala nasional 3 (tiga)
tahun sekali yang disebut Porseni Nasional, dan kegiatan
Regional se-Jabodetabek setiap tahun. Sedangkan di luar
Jabodetabek Porseni Wilayah dapat dilakukan antara 1-2
tahun sekali.
Dalam pelaksanaannya Bakorseni juga berkoordinasi
dengan berbagai unit kerja internal BCA serta lembagalembaga terkait di luar BCA, baik dengan lembaga
perbankan maupun organisasi yang bergerak di bidang
olahraga, seni dan hobi dalam penyaluran karyawan ke
berbagai pertandingan atau kejuaraan seperti Pekan
Olahraga Antar Bank-yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia (PORBANK), ataupun pertandingan olahraga
yang diselenggarakan oleh Persatuan Bank Swasta
Nasional (PERBANAS), maupun Badan Musyawarah
Perbankan Daerah (BMPD), dan lain-lain.
Kegiatan Bakorseni Selama Tahun 2015
1. Mengadakan Rapat Koordinasi Nasional yang diikuti
oleh Pengurus Bakorseni Nasional untuk persiapan
pelaksanaan PORSENI Nasional HUT BCA ke-58.
2. Mengadakan Porseni Nasional dalam rangka HUT
BCA yang ke-58 pada 22 Februari 2015 di Gelanggang
Olahraga Soemantri Brodjonegoro Jakarta yang
melibatkan 1.148 atlet dan 3.000 karyawan, dari
berbagai Kantor Wilayah dan Kantor Cabang BCA
seluruh Indonesia.
3. Seminar Wayang Indonesia, diselenggarakan pada
7 November 2015 di taman Budaya Raden SalehSemarang, dalam rangka 12 tahun memperingati
Wayang Indonesia sebagai Warisan Mahakarya
Dunia oleh UNESCO. Pada kesempatan tersebut
hadir para Pakar dan pengurus organisasi pecinta
wayang Nasional dari Jakarta, Semarang dan
Jogjakarta.

367
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

4. Dalam bidang olahraga, di Kantor Pusat maupun


Kantor Wilayah mengadakan latihan rutin, kegiatan
bersama komunitas dan PORSENI Regional.
5. Dalam bidang kesenian, mengadakan berbagai
kegiatan lomba persahabatan, mengisi berbagai
acara di beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh
lembaga di luar BCA dan latihan rutin.
6. Dalam bidang hobi, mengadakan berbagai kegiatan
seminar, pelatihan lomba dan kegiatan rutin.

KODE ETIK
Isi Pokok-Pokok Kode Etik Bankir BCA
1. Patuh dan taat pada Undang-Undang dan peraturan
yang berlaku.
2. Menjaga nama baik dan mengamankan harta
kekayaan BCA.
3. Menjaga kerahasiaan data nasabah dan BCA.
4. Menjaga agar kepentingan pribadi tidak bertentangan
dengan kepentingan BCA ataupun nasabah.
5. Mencatat secara benar semua transaksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
6. Menjaga dan membina keharmonisan lingkungan
kerja dan persaingan yang sehat.
7. Tidak menyalahgunakan jabatan dan wewenangnya
untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya.
8. Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat
merugikan citra profesinya maupun citra BCA pada
umumnya.
9. Menjauhkan diri dari segala bentuk perjudian atau
tindakan spekulatif.
10.
Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan
wawasannya, dengan mengikuti perkembangan
industri perbankan khususnya dan dunia usaha
pada umumnya.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Sosialisasi dan Penegakan Kode Etik


Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 778/SK/DIR/95,
Kode Etik BCA berlaku bagi anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, dan karyawan BCA. Adapun Kode Etik
BCA tersebut dibuat dalam bentuk Buku Saku yang
telah dibagikan kepada setiap karyawan BCA. Karyawan
menandatangani pernyataan bahwa yang bersangkutan
telah memahami, dan berjanji untuk menaati serta
menjalankan Kode Etik Bankir BCA tersebut sebagai
pedoman berperilaku baik di dalam maupun di luar
pekerjaan. Pelanggaran terhadap Kode Etik Bankir BCA
dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Kode Etik Bankir BCA tersebut dimuat dalam website
BCA-Good Corporate Governance.
Selain Kode Etik, Direksi BCA juga mengeluarkan
ketentuan mengenai pedoman untuk karyawan BCA
dalam berhubungan dengan nasabah, rekanan, maupun
dengan sesama karyawan dalam Surat Keputusan No.
219/SK/DIR/2003 tanggal 10 November 2003. Surat
Keputusan tersebut berlaku bagi seluruh jajaran BCA
termasuk anggota Dewan Komisaris, Direksi sampai
seluruh karyawan. Ketentuan dan Kode Etik tersebut juga
telah dituangkan dalam Manual GCG BCA.
Upaya Penegakan dan Sanksi Pelanggaran Kode Etik
Ketentuan dan Kode Etik bersifat mengikat dan
harus dipahami serta dilaksanakan secara sungguhsungguh oleh seluruh jajaran BCA dalam rangka
mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
Apabila terjadi pelanggaran atau ketidakpatuhan
terhadap kebijakan ketentuan dan Kode Etik,
maka pelanggarnya dapat dikenai sanksi sesuai
dengan tingkat pelanggarannya. Keputusan yang
akan diambil oleh BCA sehubungan dengan hal
ini, akan disesuaikan dengan jenis dan keseriusan
pelanggaran yang terjadi serta evaluasi menyeluruh
atas individu yang melakukan pelanggaran.
Selama tahun 2015 tidak terdapat pelanggaran yang
signifikan atas Kode Etik Bank BCA.

368
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

BUDAYA PERUSAHAAN
Budaya Perusahaan terdiri dari Visi, Misi dan Tata Nilai
BCA.
Adapun Visi, Misi dan Tata Nilai BCA sebagai berikut:
Visi BCA
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan
sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.
Misi BCA
Membangun institusi yang unggul di bidang
penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi
nasabah bisnis dan perseorangan.
Memahami beragam kebutuhan nasabah dan
memberikan layanan finansial yang tepat demi
tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder
BCA.
Tata Nilai BCA
1. Fokus pada Nasabah (Customer Focus)

Memahami, mendalami dan memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan cara terbaik.
2. Integritas (Integrity)

Jujur, tulus, dan lurus.

Nasabah memiliki Bank yang dipercaya.
Kepercayaan dibangun melalui tindakan yang
mencerminkan integritas dan etika bisnis yang tinggi
secara konsisten.
3. Kerja Sama Tim (Team Work)

Tim adalah himpunan orang yang memiliki pertalian
khas, komitmen, tata cara dan sinergi untuk
mencapai satu tujuan.
4. Berusaha Mencapai yang Terbaik (Continuous
Pursuit of Excellence)

Senantiasa melakukan yang terbaik dengan cara
dan kualitas terbaik.
Visi, Misi, dan Tata Nilai BCA
Visi dan Misi BCA ditetapkan untuk memberikan
landasan, arah, dan panduan bagi segenap jajaran BCA
dalam menjalankan kegiatan perusahaan.

Data Perusahaan

Tata Nilai BCA ditetapkan untuk dijadikan panduan moral


bagi segenap jajaran BCA dalam mengemban misi dan
mencapai visi perusahaan.
Program sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai BCA
dilakukan pada:
1. Kantor Pusat, seluruh unit kerja (dengan peserta
pejabat eselon 1 s/d eselon 3).
2. Rapat Kordinasi (Rakor)/Quality Meeting (QM)
seluruh Kantor Wilayah BCA.
3. Program pengembangan karir (Management
Development
Program/MDP
dan
Program
Pengembangan Manajer/P2M), forum-forum khusus
seperti Forum Account Officer/AO, dan Grup-grup
khusus seperti Project Management Office/PMO.
Pengenalan budaya BCA diberikan pada program induction
untuk seluruh karyawan baru. Pengenalan budaya BCA
meliputi pengenalan Visi, Misi dan Tata Nilai BCA. Metode
pembelajaran berupa permainan (games) merupakan
salah satu cara yang efektif untuk mengenalkan visi, misi
dan tata nilai perusahaan kepada para karyawan baru
yang merupakan generasi Y.
Visi, Misi, dan Tata Nilai BCA juga disosialisasikan melalui:
-
Buletin Info BCA (majalah bulanan internal);
-
Screen saver dan mouse pad PC karyawan;
-
Training internal;
-
Internal Culture Video Clip;
-
Handbook BCA;
-
Buku Komik yang dibagikan ke seluruh karyawan;
-
Games;
-
Media lainnya.
Pemahaman atas Misi BCA, yaitu:
1. Membangun institusi yang unggul di bidang
penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi
nasabah bisnis dan perseorangan, mempunyai arti
bahwa BCA membangun institusi yang unggul untuk
pembayaran segala bidang yang meliputi seluruh
aktivitas pembayaran dalam bisnis perbankan.
2. Memahami beragam kebutuhan nasabah dan
memberikan layanan finansial yang tepat demi
tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah,
memiliki arti bahwa BCA memahami beragam
kebutuhan nasabah secara utuh sesuai dengan
kebutuhan nasabah.

369
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

3.

Laporan kepada Pemegang Saham

Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA,


memiliki arti luas meliputi totalitas nilai perusahaan
baik tangible maupun intangible values. Sedangkan
nilai bagi stakeholder berarti mencerminkan
fleksibilitas BCA dalam mengakomodasi kepentingan
berbagai pihak.

Evaluasi atas Visi dan Misi BCA dilakukan paling lama


setiap 5 tahun sekali. Pada tahun 2014, Visi dan Misi BCA
telah dievaluasi oleh Dewan Komisaris dan Direksi BCA.
Hasil evaluasi oleh Dewan Komisaris dan Direksi atas Visi
Misi BCA adalah bahwa Visi dan Misi tersebut masih valid
dengan kondisi saat ini.

OPSI SAHAM
Dalam tahun 2015, BCA tidak memiliki Program Opsi
Saham.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT


(RELATED PARTY) DAN PENYEDIAAN DANA
BESAR (LARGE EXPOSURE)
BCA memiliki kebijakan mengenai penyediaan dana
kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar,
sebagaimana diatur dalam Manual Ketentuan Kredit.
Evaluasi dan pengkinian atas kebijakan dalam Manual
Ketentuan Kredit tersebut dilakukan secara berkala.
Penyediaan dana kepada pihak terkait dan kepada
debitur dalam jumlah besar senantiasa dilakukan
dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta
telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia maupun
peraturan perundang-undangan lain yang berlaku, antara
lain menyangkut aspek Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK). Selain itu, penyediaan dana kepada pihak
terkait harus diputuskan oleh Dewan Komisaris secara
independen.
Pelaporan rutin BMPK kepada Bank Indonesia dilakukan
secara tepat waktu. Sepanjang tahun 2015 tidak terdapat
pelanggaran atau pelampauan atas BMPK.

Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan kepada Debitur Inti Individu dan Grup (Large Exposure)
di BCA Selama Tahun 2015

Penyediaan Dana

No
1

Kepada Pihak Terkait

Kepada Debitur inti:

Jumlah
Debitur/Grup

Nominal (Juta rupiah)

192

5.441.635

a. Individu

50

80.709.227

b. Grup

30

113.032.306

370
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

RENCANA STRATEGIS
Menyikapi perubahan lingkungan eksternal yang dinamis,
BCA senantiasa mengkaji strategi bisnis baik untuk
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
yang dituangkan dalam Rencana Strategis Bank berupa
Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja &
Anggaran Tahunan (RKAT). BCA menyusun Rencana
Strategis Bank dengan mengacu kepada Peraturan Bank
Indonesia No.12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010
tentang Rencana Bisnis Bank dan Surat Edaran Bank
Indonesia No.12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2010
tentang Rencana Bisnis Bank.
Sebagai bagian dari arah kebijakan dan langkah
strategis BCA untuk mewujudkan visi dan misinya, BCA
merancang dan mengembangkan inisiatif-inisiatif bisnis
yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah
yang terus berkembang.
Rencana Strategis BCA 2016
Perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan
melalui berbagai tantangan dan bertumbuh secara
moderat pada tahun 2016. BCA akan terus memantau
kondisi perekonomian dan dampaknya terhadap kinerja
sektor perbankan Indonesia. Memasuki tahun 2016, BCA
akan tetap memprioritaskan kebijakan dan langkah yang
berhati-hati. Tren meningkatnya kredit bermasalah di
sektor perbankan berpotensi memberikan efek berantai
kepada penurunan kualitas kredit beberapa nasabah
BCA. Untuk memitigasi risiko, BCA akan disiplin dalam
menerapkan prinsip manajemen risiko secara prudent,
BCA berupaya menerapkan program-program efisiensi
biaya, serta terus menjajaki alternatif sumber pendapatan
selain pendapatan bunga.
Secara umum, BCA menilai bahwa perekonomian dan
industri perbankan Indonesia memiliki pijakan yang
solid dalam menghadapi siklus ekonomi yang sedang
melambat. BCA terus mendukung upaya-upaya Otoritas
Jasa Keuangan dan Bank Indonesia dalam menjaga
keseimbangan kualitas kredit & pertumbuhan kredit
nasional yang berkelanjutan serta mempertahankan
permodalan & likuiditas yang sehat. BCA optimis
terhadap prospek jangka panjang perekonomian
maupun perbankan Indonesia. Pertumbuhan masyarakat
kelas menengah di Indonesia dan program-program

Data Perusahaan

pembangunan infrastruktur yang dicanangkan oleh


Pemerintah diperkirakan akan mendorong pertumbuhan
ekonomi domestik di masa-masa mendatang.
Menyikapi perubahan lingkungan eksternal yang dinamis,
BCA senantiasa mengkaji strategi bisnis baik untuk
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
yang dituangkan dalam Rencana Strategis Bank berupa
Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja &
Anggaran Tahunan (RKAT).
BCA percaya bahwa investasi untuk memperkuat
kapabilitas di bidang perbankan transaksi dan
penyempurnaan infrastruktur penyaluran kredit tidak bisa
berhenti mempertimbangkan prospek jangka panjang
perbankan Indonesia, serta mengantisipasi kompetisi
yang akan semakin ketat di era Masyarakat Ekonomi
ASEAN dan evolusi digital banking yang berkembang pesat.
Melengkapi langkah-langkah strategis agar BCA tetap
menjadi institusi finansial yang unggul, pengembangan
kualitas sumber daya manusia dan peningkatan sinergi
antar unit maupun dengan anak-anak usaha merupakan
faktor-faktor yang tidak kalah penting.
Pada tahun 2016 BCA berkomitmen untuk tetap
melanjutkan investasi untuk memperkuat franchise
value Bank. Prioritas-prioritas strategis pada tahun 2016
akan tetap berfokus pada usaha mempererat hubungan
dengan nasabah melalui peningkatan layanan payment
settlement, penyaluran kredit secara prudent, dan
pengembangan lini-lini bisnis baru melalui anak-anak
usaha. Berikut adalah penjabaran lebih lanjut dari tiga
sasaran bisnis utama tersebut :
Memperkuat Layanan Payment Settlement

BCA percaya bahwa kemudahan, kenyamanan dan
keamanan bertransaksi merupakan faktor-faktor
fundamental yang akan menopang pertumbuhan
dana giro dan tabungan (CASA). BCA melanjutkan
pengembangan ragam fasilitas dari produk & layanan
transaksi pembayaran, sekaligus memperluas
jangkauan perbankan konvensional maupun
perbankan elektronik dan memperkuat infrastruktur
teknologi informasi.

Bank akan menambah jumlah kantor cabang


dan jaringan distribusi elektronik di Indonesia
yang didukung oleh peningkatan kapabilitas dan

371
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

kapasitas infrastruktur teknologi informasi. BCA


akan mengeksplorasi, menjajaki, dan menerapkan
berbagai perkembangan teknologi terkini terhadap
berbagai aspek produk dan layanan payment
settlement BCA sesuai dengan evolusi kebutuhan
dan tingkat akseptasi nasabah.

Untuk menjaga posisi likuiditas, BCA akan terus


mengkaji perkembangan dan tren likuiditas sektor
perbankan. Dana CASA akan tetap menjadi sumber
likuiditas utama. BCA meyakini bahwa Bank dapat
secara aktif menghimpun dana dari produk deposito
dengan melakukan penyesuaian tingkat suku bunga
sesuai yang diperlukan. Hal tersebut diperlukan
guna menjaga posisi dana pihak ketiga secara
keseluruhan.

bertumbuh dalam jangka panjang meskipun kredit


individu diperkirakan masih bertumbuh lebih lambat
dibandingkan kredit sektor usaha dalam jangka
pendek. Meskipun demikian, BCA tetap berkomitmen
menjadi salah satu yang terdepan dalam kredit
konsumer dan terus mempertahankan strategic
presence di pasar kredit individu.
Untuk mendukung pertumbuhan kredit yang
berkelanjutan, Bank akan terus menyempurnakan
infrastruktur perkreditan di berbagai segmen, baik di
cabang maupun di kantor pusat.

Penyaluran Kredit
Melalui siklus perlambatan ekonomi, BCA akan
tetap melakukan penyaluran kredit dan fokus
kepada permintaan kredit yang riil dan sehat. BCA
berkeyakinan bahwa aktivitas penyaluran kredit yang
berkesinambungan akan memperkokoh hubungan
dengan para nasabah berkualitas.
Aktivitas penyaluran kredit dirancang dengan
bertumpu pada tingkat permodalan yang solid
dan penerapan prinsip manajemen risiko yang
efektif dan prudent untuk mengendalikan posisi
Non Performing Loans (NPL). Tren NPL yang kian
meningkat menunjukkan adanya peningkatan risiko
bagi perbankan nasional termasuk BCA. Oleh karena
itu, Bank memprioritaskan pemberian kredit kepada
nasabah-nasabah yang memiliki track record yang
baik di segmen korporasi, komersial & UKM maupun
konsumer. Kualitas aset akan menjadi faktor penting
untuk menjaga posisi strategis BCA di perbankan
nasional dan mempertahankan pertumbuhan jangka
panjang yang berkesinambungan.
Pada segmen kredit untuk keperluan usaha, Bank
akan lebih aktif dalam mengembangkan penyaluran
kredit ke sektor-sektor yang memiliki value chain
yang luas. Pada segmen kredit bagi nasabah
individu, Bank berkeyakinan bahwa kredit pemilikan
rumah, kredit kendaraan bermotor, dan pembiayaan
kartu kredit memiliki potensi yang besar untuk

372
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Pengembangan Bisnis-bisnis Anak Usaha


Untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin
beragam, manajemen mengembangkan berbagai
produk dan jasa keuangan yang komprehensif
melalui lini-lini bisnis BCA bersama-sama dengan
anak-anak usaha BCA. Pengembangan anak-anak
usaha difokuskan untuk produk dan layanan di
bidang pembiayaan kendaraan bermotor, perbankan
Syariah, sekuritas, remittance, asuransi umum, dan
asuransi jiwa.

Entitas anak usaha terus bertumbuh dan


menunjukkan perkembangan usaha yang positif
dalam beberapa tahun terakhir. BCA Finance, entitas
anak yang telah mapan dan bergerak di bidang
pembiayaan mobil, secara konsisten memberikan
kontribusi yang cukup signifikan terhadap
profitabilitas BCA.

BCA akan melanjutkan sinergi bisnis antara bisnis


utama Bank dengan bisnis dari para anak usaha,
seperti halnya cross selling antara produk konsumer
BCA dan produk-produk asuransi anak usaha
dan melakukan aktivitas joint financing dengan
BCA Finance dan CS Finance. BCA berkomitmen
memberikan
dukungan
permodalan
secara
bertahap bagi anak-anak usaha sejalan dengan
prospek pertumbuhan bisnis anak-anak usaha.
BCA mengharapkan kontribusi pendapatan bunga
maupun fee based income dari anak-anak usaha
akan terus meningkat ke depannya.

BCA berkeyakinan bahwa strategi dan kebijakan


tersebut akan mendukung Bank dalam memperkuat

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

competitive advantages jangka panjang. Langkah


strategis yang konsisten ini diyakini akan mampu
membangun basis nasabah yang berkualitas di
tengah meningkatnya persaingan industri perbankan
Indonesia.

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN


NON-KEUANGAN YANG BELUM DIUNGKAP
DALAM LAPORAN LAINNYA
Informasi kondisi keuangan BCA telah dituangkan
secara jelas dan transparan dalam beberapa laporan, di
antaranya sebagai berikut:
Transparansi Kondisi Keuangan
1. Laporan Tahunan, antara lain mencakup:
a. Ikhtisar data keuangan penting termasuk
ikhtisar saham, laporan Dewan Komisaris,
laporan Direksi, profil perusahaan, analisis dan
pembahasan manajemen mengenai kinerja
bisnis dan keuangan, tata kelola perusahaan
dan tanggung jawab sosial perusahaan.
b. Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit
oleh Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
yang terdaftar di Bank Indonesia. Laporan
Keuangan Tahunan dibuat untuk 1 (satu) Tahun
Buku dan disajikan dengan perbandingan 1
(satu) tahun buku sebelumnya, serta permulaan
dari tahun komparatif terawal.
c. Pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris
dan Direksi atas kebenaran isi Laporan Tahunan.
Pernyataan tersebut dituangkan dalam lembar
pernyataan yang dibubuhi tanda tangan oleh
seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota
Direksi.
2.

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan


BCA telah mengumumkan Laporan Keuangan
Publikasi secara triwulanan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Laporan Keuangan Publikasi
ditandatangani oleh 2 (dua) anggota Direksi
BCA. Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi
dilakukan dalam 2 (dua) surat kabar, yaitu 2 (dua)
surat kabar berbahasa Indonesia yang mempunyai
peredaran luas di tempat kedudukan Kantor Pusat
BCA.

3.

Data Perusahaan

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan


BCA mempublikasikan Laporan Keuangan Publikasi
Bulanan dalam format Laporan Bulanan setiap
bulannya dalam format sesuai dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan.

Transparansi Kondisi Non-Keuangan


BCA telah memberikan informasi mengenai produk BCA
secara jelas, akurat dan terkini. Informasi tersebut dapat
diperoleh secara mudah oleh nasabah, antara lain dalam
leaflet, brosur atau bentuk tertulis lainnya di setiap Kantor
Cabang BCA pada lokasi-lokasi yang mudah diakses
oleh nasabah, dan/atau dalam bentuk informasi secara
elektronis yang disediakan melalui hotline service/call
center atau website.
Selain itu, BCA menyediakan dan menginformasikan tata
cara pengaduan nasabah dan penyelesaian sengketa
kepada nasabah sesuai ketentuan Bank Indonesia
tentang pengaduan nasabah dan mediasi perbankan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, BCA telah
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mempublikasikan secara transparan kondisi
keuangan dan non-keuangan kepada stakeholders,
antara lain Laporan Keuangan Berkala, Pelaporan
Rutin BMPK kepada Bank Indonesia, Laporan
Keuangan Publikasi Triwulanan, serta dimuat pada
website BCA sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Menyusun dan menyajikan laporan dengan tata
cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi
Kondisi Keuangan Bank.
3. Mempublikasikan informasi produk BCA sesuai
ketentuan Bank Indonesia tentang transparansi
Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data
Pribadi Nasabah.
4. Menyediakan tata cara pengaduan nasabah dan
penyelesaian sengketa bagi nasabah sesuai
ketentuan Bank Indonesia tentang Pengaduan
Nasabah dan Mediasi Perbankan.
5. Menyampaikan Laporan Tahunan kepada Bank
Indonesia, regulator dan lembaga-lembaga lainnya
seperti yang dipersyaratkan ataupun yang dipandang
perlu mendapatkannya.
6. Mengungkapkan Struktur Transparansi Kepemilikan
pada Laporan Tahunan dan website BCA.

373
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH


Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang
diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari BCA selaku pemberi kerja kepada pegawai
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perjanjian

kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,


termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas
suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya.

Berikut adalah rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan:
Rasio

Skala Perbandingan

Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah

46,43

Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah

2,88

Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah

1,63

Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan pegawai tertinggi

5,63

Gaji yang diperbandingkan dalam rasio gaji dimaksud di


atas, adalah imbalan yang diterima oleh anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi dan pegawai per bulan. Yang
dimaksud dengan pegawai adalah pegawai tetap BCA
sampai batas pelaksana.

PEMBELIAN KEMBALI SAHAM (SHARES BUY


BACK)
Pada tahun 2015, tidak ada aksi korporasi (corporate
action) pembelian kembali saham (shares buy back) yang
dilakukan BCA.

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL


BCA aktif berkontribusi terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat maupun perbaikan kondisi
lingkungan hidup melalui kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan, di bawah naungan program Bakti BCA.
Secara garis besar, program kegiatan sosial BCA selama
tahun 2015 difokuskan pada 3 (tiga) pilar utama, sebagai
berikut:
A. Pilar Solusi Cerdas, antara lain:
1. PPA Non Degree (Program Pendidikan Akuntansi
non-gelar);
2. PPTI Non Degree (Program Pendidikan Teknologi
Informasi non gelar);
3. Pemagangan Bakti BCA;
4. Sekolah Binaan Terintegrasi;
5. Beasiswa Bakti BCA;

374
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

6. Edukasi perbankan dan kemitraan dengan


lembaga lain terkait pendidikan, serta
sumbangan/donasi
kepada
lembaga
pendidikan lainnya.
B. Pilar Solusi Sinergi, antara lain:
1. Budaya;
2. Bidang Kesehatan;
a. Layanan Operasi Katarak-Bakti BCA;
b. Donor Darah Bakti BCA;
c. Kemitraan Layanan Kesehatan Masyarakat
Bakti BCA;
3. Bidang Pelestarian Lingkungan;
4. Program Empati Bakti BCA berupa sumbangan
untuk korban bencana alam, serta program
olahraga.
C. Pilar Solusi Bisnis Unggul, antara lain:
1. Kemitraan dengan komunitas; dan
2. Lembaga Pengembangan Bisnis.
Selain program-program tersebut, BCA berpartisipasi
juga dalam pemberian sumbangan atau donasi kepada
lembaga sosial lainnya.
Total pemberian dana untuk kegiatan sosial yang
dilakukan oleh BCA selama tahun 2015 adalah
sebagaimana tercantum pada Bab Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dalam
Laporan Tahunan BCA ini.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Keterangan selengkapnya mengenai kegiatan sosial


perusahaan selama tahun 2015 dapat dilihat di Bab
Corporate Social Responsibility Laporan Tahunan BCA ini.

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN POLITIK


Seperti tahun-tahun sebelumnya, selama tahun 2015,
BCA tidak pernah melakukan pemberian dana untuk
kegiatan politik.

Data Perusahaan

PEMENUHAN REKOMENDASI PEDOMAN TATA


KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21/POJK.04/2015
tanggal 16 November 2015 tentang Penerapan Pedoman
Tata Kelola Perusahaan Terbuka, dan Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/SEOJK.04/2015
tanggal 17 November 2015 tentang Pedoman Tata Kelola
Perusahaan Terbuka, BCA telah memenuhi rekomendasi
pedoman tata kelola perusahaan terbuka sesuai dengan
tabel di bawah ini.

TABEL PEMENUHAN REKOMENDASI PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA


No.

Rekomendasi

Keterangan

HUBUNGAN PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN PEMEGANG SAHAM DALAM MENJAMIN


HAK-HAK PEMEGANG SAHAM
Prinsip 1
Meningkatkan Nilai Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

1.1

Perusahaan Terbuka memiliki cara atau prosedur teknis pengumpulan suara (voting) baik
secara terbuka maupun tertutup yang mengedepankan independensi, dan kepentingan
pemegang saham

terpenuhi

1.2

Seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka hadir dalam
RUPS Tahunan

terpenuhi

1.3

Ringkasan risalah RUPS tersedia dalam Situs Web Perusahaan Terbuka paling sedikit
selama 1 (satu) tahun

terpenuhi

Prinsip 2
Meningkatkan Kualitas Komunikasi Perusahaan Terbuka dengan Pemegang Saham atau
Investor
2.1

Perusahaan Terbuka memiliki suatu kebijakan komunikasi dengan pemegang saham atau
investor

terpenuhi

2.2

Perusahaan Terbuka mengungkapkan kebijakan komunikasi Perusahaan Terbuka dengan


pemegang saham atau investor dalam Situs Web

terpenuhi

FUNGSI DAN PERAN DEWAN KOMISARIS


Prinsip 3
Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Dewan komisaris

3.1

Penentuan jumlah anggota Dewan Komisaris mempertimbangkan kondisi Perusahaan


Terbuka

terpenuhi

3.2

Penentuan komposisi anggota Dewan Komisaris memperhatikan keberagaman keahlian,


pengetahuan, dan pengalaman yang dibutuhkan

terpenuhi

375
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

No.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Rekomendasi

Keterangan

Prinsip 4
Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
4.1

Dewan Komisaris mempunyai kebijakan penilaian sendiri (self-assessment) untuk menilai


kinerja Dewan Komisaris

terpenuhi

4.2

Kebijakan penilaian sendiri (self-assessment) untuk menilai kinerja Dewan Komisaris,


diungkap melalui Laporan Tahunan Perusahaan Terbuka

terpenuhi

4.3

Dewan Komisaris mempunyai kebijakan terkait pengunduran diri anggota Dewan Komisaris
apabila terlibat dalam kejahatan keuangan

terpenuhi

4.4

Dewan Komisaris atau Komite yang menjalankan fungsi Nominasi dan Remunerasi
menyusun kebijakan suksesi dalam proses Nominasi anggota Direksi

terpenuhi

FUNGSI DAN PERAN DIREKSI


Prinsip 5
Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Direksi

5.1

Penentuan jumlah anggota Direksi mempertimbangkan kondisi Perusahaan Terbuka serta


efektifitas dalam pengambilan keputusan

terpenuhi

5.2

Penentuan komposisi anggota Direksi memperhatikan, keberagaman keahlian, pengetahuan,


dan pengalaman yang dibutuhkan

terpenuhi

5.3

Anggota Direksi yang membawahi bidang akuntansi atau keuangan memiliki keahlian dan/
atau pengetahuan di bidang akuntansi

terpenuhi

Prinsip 6
Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
6.1

Direksi mempunyai kebijakan penilaian sendiri (self-assessment) untuk menilai kinerja Direksi

terpenuhi

6.2

Kebijakan penilaian sendiri (self assessment) untuk menilai kinerja Direksi diungkap melalui
Laporan Tahunan Perusahaan Terbuka

terpenuhi

6.3

Direksi mempunyai kebijakan terkait pengunduran diri anggota Direksi apabila terlibat dalam
kejahatan keuangan

terpenuhi

PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN


Prisnsip 7
Meningkatkan Aspek Tata Kelola Perusahaan melalui Patisipasi Pemangku Kepentingan

7.1

Perusahaan Terbuka memiliki kebijakan untuk mencegah terjadinya insider trading

terpenuhi

7.2

Perusahaan Terbuka memiliki kebijakan anti korupsi dan anti fraud

terpenuhi

7.3

Perusahaan Terbuka memiliki kebijakan tentang seleksi dan peningkatan kemampuan


pemasok atau vendor

terpenuhi

7.4

Perusahaan Terbuka memiliki kebijakan untuk pemenuhan hak-hak kreditur

terpenuhi

7.5

Perusahaan Terbuka memiliki kebijakan Whistleblowing System

terpenuhi

7.6

Perusahaan Terbuka memiliki kebijakan pemberi insentif jangka panjang kepada Direksi dan
Karyawan

terpenuhi

376
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

No.

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Rekomendasi

Keterangan

KETERBUKAAN INFORMASI
Prinsip 8
Meningkatkan Pelaksanaan Keterbukaan

8.1

Perusahaan Terbuka memanfaatkan penggunaan teknologi informasi secara lebih luas


selain Situs Web sebagai media keterbukaan informasi

terpenuhi

8.2

Laporan Tahunan Perusahaan Terbuka mengungkapkan pemilik manfaat akhir dalam


kepemilikan saham Perusahaan Terbuka paling sedikit 5% (lima persen), selain
pengungkapan pemilik manfaat akhir dalam kepemilikan dan pengendali

terpenuhi

377
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan

Pementasan Teater Koma lakon


Ular Putih

BCA berkomitmen menjadikan


filosofi CSR sebagai bagian yang
tak terpisahkan dari aktivitas
perusahaan

378
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebagai salah satu bank yang telah melayani masyarakat


sejak 1957, BCA menyadari bahwa dalam setiap
aktivitasnya, BCA harus mendasarkan keputusankeputusannya tidak semata pada dampak ekonominya
saja, namun juga harus menimbang dampak sosial dan
lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas tersebut, baik
untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Oleh
karenanya, BCA berkomitmen untuk mengembangkan
bisnisnya secara bertanggung jawab, antara lain melalui
berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility atau CSR).
Kegiatan CSR BCA tidak hanya bersifat karitatif, yang
menempatkan masyarakat sebagai penerima bantuan
semata, namun juga bersifat pemberdayaan, di mana
masyarakat berpartisipasi aktif dalam merencanakan,
menjalankan, dan mengimplementasikan program CSR
tersebut.
BCA berkomitmen menjadikan filosofi dan tujuan CSR
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari aktivitas
perusahaan. Untuk itu, dalam setiap produk dan layanan
yang dikembangkannya senantiasa tersirat komitmen
BCA untuk mendorong pemberdayaan dan kesejahteraan
masyarakat.
Tiga Pilar Program Bakti BCA
Program CSR BCA berada di bawah payung program
Bakti BCA yang dilakukan secara berkesinambungan, dan
dituangkan ke dalam 3 (tiga) pilar, yaitu: Solusi Cerdas,
Solusi Sinergi, dan Solusi Bisnis Unggul.
Solusi Cerdas merupakan program CSR BCA yang
dikembangkan untuk mendukung pendidikan generasi
muda Indonesia. Adapun Solusi Sinergi adalah program
CSR BCA yang bersinergi dengan beberapa lembaga yang
memiliki kredibilitas dan kompetensi di bidang budaya,
kesehatan, lingkungan, olahraga, dan empati. Sedangkan
melalui program Solusi Bisnis Unggul, BCA berupaya
untuk turut aktif mendukung program pemberdayaan
masyarakat, agar masyarakat mampu bertumbuh dan
mencapai kemajuan secara mandiri.
Program Bakti BCA yang dikembangkan BCA, dijalankan
secara berkesinambungan, agar dapat memberikan
manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.

Program CSR BCA juga mencakup perlindungan terhadap


karyawan, serta perlindungan nasabah.
Salah satu
upaya perlindungan lingkungan yang
dilakukan BCA, antara lain, saat ini Anjungan Tunai
Mandiri (ATM) BCA tidak lagi mengeluarkan struk untuk
transaksi tertentu. BCA menggalakkan penggunaan kartu
Flazz dan online payment melalui e-channel maupun mobile
banking guna mengurangi pemakaian kertas. Selain itu,
BCA berusaha meningkatkan efisiensi penggunaan listrik
dan air sebagai salah satu cara mengimplementasikan
konsep green building atau green office.
BCA berkomitmen terhadap perlindungan karyawan, yang
ditunjukkan melalui berbagai kebijakan untuk menjamin
hak-hak setiap karyawan, seperti:
1. Transparansi kebijakan.
2. Keterbukaan informasi.
3. Arah dan pengembangan karir yang jelas dan
terencana.
4. Program kompensasi dan benefit.
5. Kesempatan kerja yang sama bagi setiap karyawan
tanpa memandang suku, agama, ras, golongan, dan
jenis kelamin.
BCA senantiasa memberikan kesempatan kepada
setiap karyawan untuk mengaktualisasikan keahlian dan
kompetensi dalam mendukung pencapaian target kerja.
Karyawan BCA diberikan kesempatan mengembangkan
bakat dan minat di luar aspek pekerjaan, seperti di bidang
olahraga dan seni, yang difasilitasi oleh Badan Koordinasi
Olahraga dan Seni (Bakorseni) BCA.
Komitmen BCA dalam perlindungan dan memberikan
kesejahteraan bagi karyawan, menghantarkan BCA
menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang meraih
Gallup Great Workplace Award di tahun 2015. Penghargaan
ini diprakarsai oleh Gallup, sebuah perusahaan konsultan
performance management internasional yang bermarkas
di Amerika Serikat. Sebuah apresiasi bagi perusahaan
yang berhasil membangun lingkungan kerja yang positif
dan produktif, sehingga memberi dampak optimal
terhadap kinerja perusahaan. Dari ribuan perusahaan di
seluruh dunia yang memenuhi kriteria, hanya sekitar 5%
perusahaan yang berhasil meraih penghargaan tersebut.

379
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

A. LINGKUNGAN
A.1. Kebijakan
Walaupun aktivitas bisnis BCA secara substansial tidak
bersentuhan langsung dengan lingkungan, namun BCA
menyadari bahwa keberadaannya sebagai sebuah bank
tak terlepas dari aspek lingkungan. Oleh karenanya, BCA
berkomitmen untuk melakukan kegiatan pelestarian alam
secara berkesinambungan.
BCA bekerja sama dengan berbagai lembaga yang
berkompeten dalam penanganan isu lingkungan hidup,
yang dilaksanakan di bawah payung program Bakti BCA,
yakni Solusi Sinergi BCA. Melalui kerja sama ini, BCA
berharap program pelestarian lingkungan hidup dapat
memberikan hasil yang lebih efektif, berdampak luas, dan
berkelanjutan.
Meskipun belum melakukan perhitungan secara detail
mengenai tingkat konsumsi air dan energi di unit-unit
kerjanya, namun BCA meyakini bahwa kebijakannya
terkait penghematan air dan energi listrik yang diterapkan
di seluruh unit kerja di Indonesia dapat menurunkan
besaran konsumsi air dan energi secara signifikan.
Upaya penghematan energi diwujudkan melalui
penghematan konsumsi listrik, membatasi perjalanan
bisnis dan training dan menggantikannya dengan
teleconference dan e-learning, serta efisiensi penggunaan
bahan bakar untuk transportasi dan jasa pengiriman,
baik bagi pekerja maupun nasabah melalui penerapan
paperless banking initiative. Selain itu, BCA juga melakukan
inovasi pemanfaatan teknologi jaringan yang terhubung
online melalui portal MyBCA untuk kebutuhan intranet
yang mendukung komunikasi dalam bekerja di seluruh
Indonesia.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

A.2. Pelaksanaan
Secara garis besar, kebijakan lingkungan BCA
diimplementasikan dan dimanifestasikan dalam berbagai
kegiatan berikut:
1. Green Building Menara BCA.
2. Program Go Green.
3. Partisipasi dalam Earth Hour.
4. Pelaksanaan program lingkungan hidup Solusi
Sinergi BCA.
A.2.1. Green Building Menara BCA
Kantor Pusat BCA menempati Menara BCA yang terletak
di jalan M.H. Thamrin No. 1 Jakarta Pusat. Menara BCA
merupakan salah satu gedung pertama di Indonesia yang
meraih sertifikat Greenship EB Platinum, yaitu peringkat
tertinggi dalam sertifikasi Green Building.
Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh Green Building
Council Indonesia (GBCI), sebuah lembaga swadaya nonprofit, anggota dari World Green Building Council (WGBC)
yang berpusat di Toronto, Kanada. Hingga saat ini baru
enam gedung di Indonesia yang telah memiliki sertifikat
Greenship.
Sejak 2011, proses sertifikasi Menara BCA berhasil
melampaui standar penilaian yang ketat, meliputi
parameter antara lain: kesesuaian tapak, efisiensi dan
konservasi energi, konservasi air, sumber dan siklus
material, kualitas udara, dan kenyamanan ruang.
Penghematan pemakaian listrik merupakan salah satu
parameter yang membuat Menara BCA disebut sebagai
salah satu gedung paling ramah lingkungan di Indonesia.
Menara BCA mampu menghemat konsumsi energi listrik
sebesar 35% atau setara penurunan emisi gas karbon

BCA mendukung program penanaman 18.000 bibit mangrove yang dicanangkan WWF Indonesia

380
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

dioksida (CO2) sebesar 6.360 ton per tahun, dibandingkan


dengan gedung sejenis.

BCA sedang mengaplikasikan sistem re-cycling air hujan


untuk menyiram tanaman di gedung KCU Bintaro.

Penggunaan lampu LED (light-emitting diode) mampu


menghemat listrik hingga 70% sekaligus menurunkan
beban kerja AC karena hampir tidak ada panas yang
dilepaskan oleh lampu. Selain itu, kaca luar gedung
Menara BCA memakai teknologi insulated glazing untuk
mengurangi panas yang masuk ke dalam ruangan tanpa
mengurangi intensitas cahaya secara signifikan.

Program penghijauan gedung juga terus dilakukan


dengan menambah tanaman/pohon rindang di taman
maupun di atas gedung. Bahkan, KCU Alam Sutra sudah
menggunakan Green Wall (dinding pagar menggunakan
tanaman). KCU tersebut juga memanfaatkan Solar Panel
untuk membangkitkan listrik yang digunakan untuk
lampu-lampu di area parkir.

Divisi Sekretariat Perusahaan BCA telah mulai melakukan


pemadaman lampu pada jam istirahat (12.00 sampai
13.00), yang mana kegiatan ini akan diikuti oleh divisidivisi lain di Menara BCA.

Sejak 2011 penggunaan lampu LED telah diterapkan pada


gedung baru dan Kantor Cabang BCA yang direnovasi.
Sedangkan di tahun 2015, penggunaan lampu LED
diterapkan untuk proyek-proyek pengembangan gedung
baru, yaitu KCU Kuta, KCU Dago, Soliter Kelapa Gading,
KCP Kerobokan, KCP Teluk Betung, KCP Buah Batu, KCP
Kartasura, KCP Katamso, KCP Singosaren, KCP Taman
Kencana, KCP Padalarang, dan KCP Kepa Duri.

Efisiensi penggunaan listrik juga dilaksanakan dengan


penerapan Printer Pooling Management (PPM), yang
menggantikan peralatan printer, mesin fotokopi, alat
pindai (scanner), dan faksimili menjadi single device multi
function printer. Program ini mampu menghemat biaya
print hingga 15% dan efisiensi penggunaan kertas hingga
11%.
A.2.2. Program Go Green
Untuk mendukung program Go Green, Perseroan telah
menginisiasi beberapa kebijakan yang dilakukan oleh
Kantor Pusat dan Kantor Cabang. Kebijakan tersebut
antara lain adalah efisiensi bahan bakar transportasi
dengan cara sebagai berikut:
1. mengurangi perjalanan jarak jauh dan menggantinya
dengan teleconference, e-learning, dan sharing
kendaraan;
2.
mengurangi jasa pengiriman dokumen dan
penggunaan kertas melalui paperless banking
initiative;
3. menghemat listrik dengan menggunakan lampu LED,
mengatur suhu pada pendingin udara, dan mematikan
lampu di luar jam kerja; serta
4. melakukan kampanye hemat air, dan lain sebagainya.

Ke depan, desain arsitektur untuk pembangunan gedung


baru KCU maupun KCP akan banyak menggunakan kaca
dan memperhatikan arah matahari, yang bertujuan untuk
mengurangi penggunaan lampu. Selain itu, tata letak
saklar lampu juga akan diatur dan menambah sensor
cahaya yang dapat mengatur tingkat cahaya dalam
ruang.
Selain menggunakan lampu LED, sejak 2014 BCA
telah melakukan upaya penghematan listrik dengan
menggunakan AC inverter dan refrigerant yang ramah
lingkungan (R32). Umumnya, AC inverter menggunakan
daya hingga 30% lebih kecil dibandingkan AC konvensional
karena cara kerjanya yang unik.
Sepanjang 2015, sejumlah gedung yang telah
menggunakan AC Inverter antara lain KCU Borobudur,
KCU Gang Tengah, KCU Panakkukang, KCU Sunter Mal,
KCU Tulung Agung, KCU Pangkal Pinang, KCU Serpong,
KCU Bukit Darmo, KCU Green Garden, KCU Pekalongan,
serta KCP Citra Garden dan KCP Taman Sari.

Terkait upaya penghematan air, sejak 2013 BCA telah


menerapkan keran press untuk gedung baru atau
Kantor Cabang BCA yang telah direnovasi. Keran ini
menggunakan automatic closing functions sehingga dapat
mengurangi jumlah air yang terbuang percuma. Selain itu,

381
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Selain dapat memperbaiki lingkungan, penanaman


mangrove juga dapat mendorong kegiatan ekonomi
produktif. Seperti di Desa Wringin Putih, Kecamatan
Muncar, Banyuwangi, masyarakat setempat mengolah
mangrove menjadi keripik, sirup, kopi, dan teh.

Presiden Direktur BCA dalam kegiatan penanaman mangrove

A.2.3. Earth Hour


Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang dicetuskan
oleh World Wildlife Fund for Nature (WWF) sebagai salah
satu upaya penyadaran akan bahaya perubahan iklim.
Kegiatan Earth Hour ditandai dengan pemadaman lampu
yang tidak diperlukan selama satu jam, dan dilakukan
setiap Sabtu terakhir di bulan Maret.
Pada tanggal 28 Maret 2015, BCA kembali berpartisipasi
dalam Earth Hour ditandai dengan memadamkan
penerangan logo BCA dan penerangan outdoor lainnya
selama satu jam, antara pukul 20.30 hingga 21.30 WIB.
Pemadaman ini dilakukan di Menara BCA, seluruh gedung
KCU, KCP, dan billboard BCA di seluruh Indonesia.
A.2.4. Pelaksanaan Program Lingkungan Hidup
Kegiatan di bidang lingkungan hidup termasuk dalam
bagian program Solusi Sinergi BCA, yaitu antara lain:
Penanaman Bibit Hutan Bakau (Mangrove)
Sepanjang 2015, BCA melalui program Bakti
BCA bekerja sama dengan WWF Indonesia untuk
melakukan penanaman 18.000 pohon di sepuluh
wilayah di Indonesia, di antaranya: Lamujung (Aceh
Besar), Tanggamus (Lampung), Hutan Mangrove
Tol Sedyatmo, Pantai Indah Kapuk (Jakarta), Muara
Gembong (Jawa Barat), Blanakan Subang (Jawa
Barat), Muara Kali Opak (Yogyakarta), Teluk Lamong
(Surabaya), Muncar (Banyuwangi), Buleleng (Bali), dan
Bengkayang (Kalimantan Barat). Penanaman bibit
pohon mangrove ini merupakan bagian dari program
NEWtrees yang dicanangkan World Wide Fund for
Nature (WWF) Indonesia.

382
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Menurut data The World Atlas of Mangroves 2010,


Indonesia memiliki wilayah kawasan mangrove
seluas 3 juta hektar, atau 20% dari total luas kawasan
hutan mangrove di seluruh dunia. Keberadaan hutan
mangrove mampu mencegah abrasi, mengurangi
dampak tsunami, dan peresapan air laut ke daratan,
terutama bermanfaat bagi sekitar 40%-50%
masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah dekat
pantai.
Pelepasliaran Orangutan
Sejak tahun 2012, BCA telah mendukung kegiatan
kepedulian terhadap pelestarian habitat satwa yang
dilindungi. Pada 2015, BCA memberikan bantuan
kepada Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation
untuk kegiatan pelepasliaran orangutan dari Pusat
Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari ke Hutan
Kehje Sewen, Kalimantan Timur.
Orangutan (pongi pygmaeus) merupakan satwa
liar yang dilindungi dan memiliki fungsi penting
dalam ekosistem hutan, terutama sebagai spesies
payung. Saat ini, populasi orangutan di Kalimantan
diperkirakan sekitar 55.000 ekor. Akibat alih fungsi
lahan hutan, penebangan liar, kebakaran hutan,
perburuan, dan perdagangan satwa liar menyebabkan
populasi orangutan semakin menyusut. Hal tersebut
mendasari BOS Foundation melakukan upaya
penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasan kembali
(reintroduksi), didukung upaya konservasi habitat
orangutan.

Dukungan BCA diwujudkan melalui sejumlah aktivitas


publikasi dan edukasi pelestarian orangutan dan
habitatnya, di antaranya event BCA Green Stage yang
diadakan pada Maret 2015 dan BCA Indonesia Open
pada Juni 2015. Selain itu, BCA juga menayangkan
program pelestarian orangutan dalam durasi cukup
panjang melalui LED big screen yang terpasang di
Menara BCA Jakarta.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pelestarian Penyu
BCA bekerja sama dengan Banyuwangi Sea
Turtle Foundation melakukan pelestarian penyu di
Banyuwangi, pada Desember 2015.
Pelestarian Terumbu Karang
Dalam rangka penjualan ORI012 BCA bekerja sama
dengan Yayasan Terangi yang ditunjuk Departemen
keuangan bersama dengan bank-bank agen penjual
ORI012 melakukan pelestarian terumbu karang di
Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, pada Desember
2015.
B. KETENAGAKERJAAN & PERLINDUNGAN TERHADAP
KARYAWAN
B.1. Kebijakan Perusahaan
Bagi BCA, sumber daya manusia (SDM) merupakan
penggerak utama perusahaan dan memiliki peran
sentral dalam pengelolaan sumber daya lain yang dimiliki
BCA. Setiap karyawan BCA adalah aset yang berharga,
sehingga BCA selalu mengedepankan aset human capital
yang menyeluruh. Oleh karena itu, BCA berkomitmen
untuk mengembangkan SDM secara berkelanjutan dalam
rangka meningkatkan kualitas, kompetensi dan karakter,
karir, serta kesejahteraan karyawan sebagai sarana
untuk menumbuhkan rasa kenyamanan dan kebanggaan
karyawan kepada BCA. Di samping itu, BCA juga berupaya
untuk memberikan perlindungan yang maksimal bagi
seluruh karyawan di tengah lingkungan pekerjaan.
Terkait upaya perlindungan bagi karyawan, BCA telah
mengeluarkan beberapa kebijakan yang bertujuan untuk
menjamin penuh hak-hak setiap karyawan, di antaranya:
a. Transparansi
kebijakan
Perseroan
yang
bersifat strategis di bidang kepegawaian. BCA
mengembangkan sarana yang memudahkan
karyawan
mengakses
berbagai
kebijakan
kepegawaian, seperti sistem perekrutan, sistem
promosi, maupun sistem remunerasi. Karyawan
dapat mengakses secara online melalui intranet BCA
(MyBCA), secara offline melalui surat keputusan dan
edaran, maupun buku Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

b. Keterbukaan informasi bagi karyawan. BCA


mengembangkan beragam sarana komunikasi
internal, mulai korespondensi resmi berupa surat
edaran, e-mail broadcast, majalah internal BCA
(InfoBCA versi cetak maupun digital), layanan
telepon Halo SDM, COP (Community of Practice),
dan beragam sarana lainnya. Sejak akhir 2013, BCA
mengembangkan sarana komunikasi internal platform
baru, yakni Facebook Group Semua Beres.
c. Buku Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Sesuai
komitmen BCA untuk mengembangkan hubungan
industrial yang kondusif dan produktif dengan
menerbitkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang
dirumuskan tim perunding manajemen dan serikat
pekerja. PKB diperbarui tiap dua tahun. Pada tahun
2015, manajemen menggunakan PKB BCA 20142016.
d. Iklim kerja yang kondusif. Untuk mendukung
pencapaian target individu, target unit kerja dan
target Perseroan secara keseluruhan, BCA berupaya
menjaga iklim kerja yang kondusif. Manajemen
meyakini pencapaian kinerja terbaik hanya akan dapat
dicapai dengan penciptaan iklim kerja yang kondusif
yang dibangun secara mendasar dan filosofis melalui
penerapan budaya perusahaan dan kejelasan visi dan
misi perusahaan. Iklim kondusif tersebut dibangun
dengan kesadaran kompetisi kinerja secara sehat,
melalui penilaian kinerja yang transparan dan adil
untuk individu, serta evaluasi unit kerja yang dilakukan
secara berkala.
e. Arah dan pengembangan karir yang jelas dan
terencana. Setiap karyawan BCA memiliki hak
atas arah dan pengembangan karir yang jelas dan
terencana. Arah dan pengembangan karir tentunya
disesuaikan dangan kualitas pencapaian target
kinerja individu, dan target unit kerja.

383
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

f. Kesempatan kerja yang sama. BCA memberikan


kesempatan kerja yang sama bagi setiap karyawan
tanpa memandang suku, agama, ras, golongan,
dan jenis kelamin. Untuk itu, kebijakan perusahaan
dalam penempatan karyawan senantiasa ditekankan
kepada kualitas dan kompetensi karyawan yang
bersangkutan.

B.2. Pelaksanaan

g. Kesempatan untuk mengaktualisasikan keahlian,


kompetensi, bakat dan minat karyawan. BCA
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada setiap
karyawan untuk dapat mengaktualisasikan keahlian
dan kompetensi yang dimilikinya untuk mendukung
pencapaian target kerja. Selain itu karyawan BCA juga
diberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat
dan minat di luar aspek pekerjaan misalnya melalui
kegiatan olahraga dan seni. Terkait hal tersebut, BCA
memfasilitasi berbagai kegiatan di bawah koordinasi
Bakorseni (Badan Koordinasi Olahraga dan Seni) BCA.
Beberapa bidang kegiatan Bakorseni BCA, antara
lain AsiaBike (olahraga sepeda), AsiaLens (fotografi),
AsiaWangi (kesenian wayang), AsiaHike (olahraga
hiking), dan lain-lain.

Fasilitas kesehatan yang diberikan BCA kepada karyawan


mencakup fasilitas kesehatan yang bersifat preventif
dan kuratif, antara lain vaksinasi, rawat inap, rawat jalan,
persalinan, kacamata, perawatan gigi, pemeriksaan
laboratorium serta medical check-up dan pap smear.
Kebijakan ini diterapkan untuk memastikan kesehatan
karyawan tetap terjaga, sehingga mampu memberikan
dampak positif bagi kehidupan karyawan selaku individu,
keluarga, maupun karyawan BCA.

h. Program kompensasi dan benefit. BCA menyediakan


program kompensasi dan benefit yang kompetitif.

B.2.1. Kesehatan Karyawan


BCA adalah perusahaan yang sangat memperhatikan
kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Kompensasi
dan benefit yang diberikan senantiasa dijaga pada posisi
yang kompetitif dalam industri perbankan.

Dalam rangka mendukung program pemerintah terhadap


layanan kesehatan, BCA memfasilitasi karyawan dan
keluarganya untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Untuk itu, BCA membuka pendaftaran BPJS Kesehatan
secara kolektif bagi karyawan dengan jumlah anggota
keluarga maksimal lima orang, termasuk karyawan yang
bersangkutan.
BCA juga aktif mensosialisasikan pola hidup sehat (health
awareness) sebagai kelanjutan dari program Sehat
Bersama BCA yang dicanangkan sejak 2012. Terkait
program tersebut, BCA memfasilitasi berbagai kegiatan
olahraga bagi karyawan di bawah koordinasi Bakorseni
BCA di sepanjang 2015. Bertepatan dengan HUT BCA di
Februari 2015, BCA menyelenggarakan lomba olahraga
yang diikuti oleh perwakilan karyawan Kantor Pusat dan
Kantor Wilayah.

Voli dan vocal group merupakan beberapa cabang yang dilombakan pada PORSENI BCA 2015

384
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Selain itu, BCA juga menyelenggarakan seminar tentang


kesehatan yang diperuntukkan bagi karyawan, antara
lain Seminar Kesehatan Kanker dan Jantung (Agustus
dan September 2015) untuk wilayah Non Jabodetabek,
Healthy Brain for Productivity (September 2015) untuk
wilayah Jabodetabek, Common Gastrointestinal and
Lever Diseases dan When Do You Need Doctors Help
(Desember 2015).
BCA juga menyediakan ruang laktasi di beberapa kantor
dilengkapi dengan sarana penunjang untuk memudahkan
karyawati BCA dalam memberikan ASI eksklusif bagi
putra-putrinya.
B.2.2. Kesejahteraan Karyawan
Sebagai perwujudan komitmen perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan, BCA senantiasa
memberikan kenaikan gaji secara berkala serta bonus
atas kinerja karyawan dan perusahaan. Selain itu, BCA
juga memberikan bonus ekstra berupa saham BCA
dalam rangka meningkatkan rasa kepemilikan karyawan
terhadap perusahaan. Saham tersebut diberikan
berdasarkan kinerja karyawan selama periode 1 Januari
hingga 31 Desember 2014, yang diserahkan pada tanggal
25 April 2015 kepada 19.238 karyawan tetap dengan total
saham sebanyak 12.935.369 lembar dan harga pembelian
rata-rata sebesar Rp14.309,86/saham.

Direksi dan karyawan BCA dalam puncak


peringatan HUT ke-58

Secara berkala, kantor pusat di Menara BCA mengadakan


latihan evakuasi (evacuation drill) yang diikuti seluruh
karyawan untuk menghadapi kebakaran ataupun
bencana alam gempa bumi.
B.2.4. Turnover Karyawan
Tingkat turnover karyawan mencerminkan kualitas
pengelolaan SDM di sebuah perusahaan. BCA termasuk
salah satu bank dengan tingkat turnover yang relatif
rendah di industri perbankan nasional. Hal ini
membuktikan bahwa suasana kerja di BCA terbilang
kondusif dengan tingkat kebersamaan yang tinggi.

Pemberian saham tersebut di-lock up selama 3 tahun


agar sejalan dengan tujuan program yakni membangun
rasa kepemilikan terhadap perusahaan sehingga
ada komitmen dari masing-masing individu untuk
meningkatkan kinerja pribadi dan perusahaan.
B.2.3. Keselamatan Kerja
BCA memberikan perhatian lebih dalam rangka
menciptakan keselamatan kerja di lingkungan kantor
BCA, melalui pengembangan dan penataan ruang kerja
yang mengacu pada beberapa hal:
kelengkapan dan kelayakan sarana dan lingkungan
kerja;
kebersihan lingkungan kerja;
keserasian tata ruang kerja;
ketepatan peletakan sarana kerja; serta
kelengkapan dan kelayakan sarana pengamanan.

385
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Per Desember 2015, jumlah karyawan tetap yang mengalami pemutusan hubungan kerja adalah sebanyak 508 orang
atau 2,12% dari total karyawan BCA. Rincian data karyawan adalah sebagai berikut:
Jumlah Karyawan Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja

Jumlah Karyawan

< 1 tahun

2.755

11,49

> 1 - 5 tahun

4.360

18,18

> 5 - 10 tahun

1.040

4,34

> 10 - 15 tahun

937

3,91

> 15 - 20 tahun

6.047

25,21

> 20 tahun

8.843

36,87

23.982

100,00

TOTAL
* Termasuk karyawan kontrak, percobaan, trainee. Data per Desember 2015.

B.2.5. Program Day Care BCA


Sejak 2010, Program Day Care BCA mulai dikembangkan dan ditujukan bagi anak karyawan BCA di usia sekolah dasar.
Pada 2015, program Day Care BCA diikuti oleh 494 anak, yang dilaksanakan di lima lokasi di Jabodetabek dan dua
lokasi di luar Jabodetabek.
Program Day Care BCA Berdasarkan Lokasi, Tema, dan Jumlah Peserta
Tempat

Tema

Jumlah Peserta (Anak)

Kantor Pusat

Great Mind, Great Life

96

Kanwil VIII

Ready Future

81

Kanwil IX

Great Mind, Great Life

83

Kanwil X

Happy Day at Day Care BCA

56

Kanwil XII

Jelajah Nusantara

59

TOTAL JABODETABEK

375

Kanwil III

Im a Great Artist

Kanwil VII

Creative Kids with BCA Kanwil VII Malang

47
72

TOTAL NON JABODETABEK

119

TOTAL

494

Peserta program Day Care BCA

386
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

C. PENGEMBANGAN SOSIAL KEMASYARAKATAN


C.1. Kebijakan Perusahaan
Untuk
menjaga
keberlangsungan
usaha
dan
memaksimalkan nilai perusahaan dalam jangka panjang,
program CSR BCA difokuskan pada pengembangan
sosial kemasyarakatan yang dituangkan dalam program
Bakti BCA melalui tiga pilar utama, yaitu:
1. Solusi Cerdas BCA
2. Solusi Sinergi BCA
3. Solusi Bisnis Unggul BCA

juga mengikuti program on the job training di lingkungan


BCA. Para siswa akan mendapat pembekalan soft
skill, seperti kepemimpinan, teamwork, pembentukan
karakter, grooming, dan financial planning.

C.2. Pelaksanaan Kegiatan


C.2.1. Solusi Cerdas BCA
Solusi Cerdas BCA merupakan program Bakti BCA di
bidang pendidikan, yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia,
terutama generasi muda dalam rangka menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Berbagai program
pendidikan dikembangkan secara berkesinambungan
melalui Solusi Cerdas BCA yang, antara lain:
1. Program Pendidikan Akuntansi (PPA) Non-Gelar
Program yang diluncurkan sejak 1996 ini bertujuan
untuk memberikan pendidikan non-gelar tanpa biaya
bagi lulusan SMA atau sederajat yang memiliki
prestasi akademik baik, namun memiliki kendala
finansial sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikan
ke tingkat yang lebih tinggi.

Program PPA Non-Gelar berlangsung selama 30 bulan


dan menggunakan sistem gugur dengan standar
kelulusan yang ketat. Selain kegiatan di kelas, siswa

Peserta program PPTI

Program ini didukung oleh staf pengajar berkualitas


yang terdiri dari profesional dan dosen berpengalaman
dari universitas terkemuka di Indonesia. Para staf
pengajar akan menggali lebih dalam untuk mengenal
kepribadian setiap peserta didik dan mendorong
mereka untuk mengeluarkan potensi terbaik yang ada
di dalam diri mereka. Selain itu, program PPA NonGelar juga memfasilitasi pengembangan minat siswa
di bidang olahraga dan seni.

Selama pendidikan peserta tidak dipungut biaya,


bahkan para siswa mendapatkan uang saku
dan fasilitas berupa buku-buku pelajaran serta
pemeriksaan kesehatan sesuai kebijakan perusahaan.
Selanjutnya, para peserta juga diberikan kesempatan
bekerja di BCA tanpa ikatan dinas selepas
menyelesaikan program tersebut.

Pada 2015, peserta program PPA Non-Gelar berjumlah


387 orang, yang terdiri dari 9 kelas. Dari total perserta,
126 orang berhasil menyelesaikan program PPA NonGelar, dimana 125 orang di antaranya telah memilih
untuk bergabung dengan BCA sebagai karyawan
pada tahun 2015.

Ke depan, BCA akan aktif mensosialisasikan program


PPA Non-Gelar melalui berbagai sarana komunikasi,
salah satunya melalui www.bca.co.id.

2. Program Pendidikan Teknik Informatika (PPTI) NonGelar


Untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan SDM
dan perkembangan Teknik Informatika (TI) di industri
perbankan, sejak 2013 BCA telah membuka Program
Pendidikan Teknik Informatika BCA (PPTI BCA) NonGelar. Program pendidikan setara S1 Non-Gelar ini
ditujukan bagi para lulusan SMA atau sederajat yang
ingin melanjutkan pendidikan atau meningkatkan
kemampuan mereka di bidang TI. Secara umum,
materi yang diberikan program ini setara dengan
materi S1 Teknik Informatika, namun diperkaya
dengan beberapa materi pengembangan diri.

387
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Program PPTI Non-Gelar berlangsung selama 30


bulan. Para peserta program ini tidak dipungut biaya,
bahkan mereka mendapatkan uang saku dan fasilitas
berupa buku-buku pelajaran serta pemeriksaan
kesehatan sesuai kebijakan perusahaan. Selain
kegiatan di dalam kelas, siswa juga berkesempatan
melakukan magang di unit kerja Kantor Pusat BCA.
Untuk menjamin kualitas terbaik dari para lulusan,
PPTI Non-Gelar menerapkan sistem gugur dengan
standar kelulusan yang tinggi. Siswa dengan IPK
di bawah 2,75 dari skala 4 akan dinyatakan gugur
dan tidak dapat melanjutkan program. Selanjutnya,
setelah peserta menyelesaikan program ini, BCA
akan memberikan penawaran kepada mereka untuk
bekerja sebagai karyawan BCA, apabila perusahaan
membutuhkan. Pada 2015, peserta PPTI Non-Gelar
tercatat 91 orang, yang terdiri dari 3 kelas.
3. Program Magang Bakti BCA
Program Magang Bakti BCA telah dikembangkan
sejak 2002, yang ditujukan bagi lulusan SMA hingga
Sarjana. Peserta program akan mengikuti proses
pelatihan dan permagangan selama satu tahun
tanpa ikatan dinas, di mana mereka akan dibekali
dengan pengalaman magang di bidang operasional
perbankan dan pengetahuan lainnya.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Per Desember 2015, tercatat sebanyak 45.588 orang


mengajukan lamaran Program Magang Bakti BCA,
yang mana 10.598 orang berhasil lolos seleksi untuk
bergabung dalam program tersebut menjadi CSO dan
teller.
4. Sekolah Binaan Bakti BCA
Sekolah Binaan Bakti BCA merupakan program CSR
BCA yang dirintis sejak tahun 2000, yang bertujuan
untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan
serta mendukung pengembangan infrastruktur
pendidikan sekolah dasar, menengah, dan atas.
Kegiatan yang dilakukan antara lain pelatihan
guru untuk meningkatkan kualitas mengajar guru,
pengembangan laboratorium komputer, renovasi
fasilitas sekolah, serta donasi buku penunjang belajar
dan donasi fasilitas pendukung lainnya seperti infocus,
LCD, pendingin ruangan (AC).
Hingga saat ini, BCA telah memberikan bantuan
kepada 17 sekolah binaan dari SD, SMP hingga SMA
di Gunung Kidul, Yogyakarta; Gadingrejo, Lampung;
dan Taktakan, Serang, Banten.

Pada bulan Oktober 2015, BCA bekerja sama dengan


Masters Hand memberikan pelatihan kepada 35
guru SMP dan SMA perwakilan dari Sekolah Binaan
BCA wilayah Yogyakarta, yaitu SMPN 1 Ponjong,
SMPN 1 Semanu, SMPN 1 Karangmojo, dan SMAN 1
Karangmojo, dengan tema Guru Hebat Siswa Hebat .

Saat ini, Program Magang Bakti BCA memberi


kesempatan bagi peserta magang untuk mendapatkan
pengalaman operasional sebagai CSO (Customer
Service Officer) atau sebagai teller. Peserta magang
akan menjalani serangkaian program pelatihan,
seperti menghitung dan menyortir uang secara
aman, mengidentifikasi keaslian mata uang Rupiah,
keterampilan sebagai teller/CSO, pengetahuan tentang
produk BCA, simulasi mini banking dan kerahasiaan
bank, dan lain sebagainya. Selain itu, peserta magang
juga akan dibekali pelatihan soft skill, seperti motivasi
dan perawatan diri.

5. Beasiswa Bakti BCA


Sejak tahun 1999, BCA menjalankan program
Beasiswa Bakti BCA. Program ini ditujukan bagi
mahasiswa Strata Satu (S1) yang berprestasi namun
memiliki kendala finansial. Diharapkan program
tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar dan
membantu mereka menyelesaikan pendidikan.
Beasiswa Bakti BCA meliputi uang kuliah (SPP) dan
atau bantuan uang saku.

Selanjutnya, peserta magang dengan kinerja terbaik


akan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
pendidikan. Hingga saat ini, animo masyarakat
terhadap Program Magang Bakti BCA relatif baik.

388
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Pada 2015, BCA memberikan beasiswa kepada 481


mahasiswa untuk periode tahun ajaran 2014/2015
dan 468 mahasiswa untuk periode tahun ajaran
2015/2016. Pemberian beasiswa ini dilakukan

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

melalui kerja sama dengan 14 perguruan tinggi negeri


terkemuka di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia
(UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas
Padjadjaran (Unpad), Institut Pertanian Bogor (IPB),
Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Gadjah
Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas
Udayana (UD), Universitas Sumatera Utara (USU),
Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas
Mulawarman (UNMUL), Universitas Brawijaya (UB),
dan Universitas Samratulangi (UNSRAT). BCA juga
menjalin kerja sama dengan beberapa yayasan,
seperti Yayasan Paramadina, Yayasan Perbanas,
Yayasan Karya Salemba Empat, ISRF, Sanata Dharma,
dan IKOPIN dalam memberikan beasiswa pendidikan
bagi mahasiswa berprestasi.

Untuk memperluas wawasan para penerima beasiswa,


BCA juga memfasilitasi program pengembangan
soft skill di beberapa universitas tersebut, seperti:
pelatihan, program mentoring dan juga seminar.

6. Kemitraan Pendidikan
Terkait dengan kemitraan pendidikan, pada tahun
2015, BCA melakukan kegiatan antara lain:
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
BCA memberikan bantuan untuk pembuatan
program Massive Open Online Courses (MOOCs)
yaitu program perkuliahan yang ditransmisikan
secara online dan dijalankan dengan prinsip
keterbukaan dan setiap individu dapat memiliki
akses internet untuk mengabsorbsi pengetahuan

melalui program mata kuliah online oleh Fakultas


Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) UGM. Selain itu,
BCA juga memberikan bantuan untuk renovasi
Gedung Perpustakaan pusat UGM dalam rangka
memperkuat kestabilan gedung terhadap gempa
tektonik, serta bantuan renovasi ruang musik di
Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri
untuk melengkapi pengembangan soft skill
mahasiswa UGM.
Universitas Indonesia, Jakarta
Di Fakultas Ekonomi (FE) UI, BCA kembali
menjadi sponsor pada penyelenggaraan The 4th
Bachelor Journey, The 8th Master Journey, The 10th
Doctoral Journey in Management 2015. Sebuah
ajang kompetisi yang diikuti mahasiswa master
dan doctoral manajemen dari berbagai lembaga
pendidikan tinggi dan universitas di Indonesia.
PPM School of Management, Jakarta
BCA menjadi sponsor utama penyelenggaraan
The 5th PPM Regional Case Competition (RBCC).
Kompetisi ini diikuti oleh lebih dari 73 tim sekolah
tinggi atau universitas di Indonesia, Singapura,
Malaysia, Filipina, China, dan sebagainya.
Universitas Diponegoro, Semarang
BCA mendukung penyediaan sarana Bloomberg di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undip, selain
menjadi sponsor kegiatan Diponegoro Entrepreneur
Festival.

Pelatihan Mahasiswa penerima Beasiswa Bakti BCA

389
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

The United Nations Childrens Fund (UNICEF)


BCA kembali memberikan perhatian kepada
pendidikan anak bangsa, salah satunya diwujudkan
dengan menyerahkan donasi untuk Pendidikan
Ramah Anak. Dalam Pendidikan Ramah Anak,
UNICEF dan BCA menghasilkan dua inovasi
modul, yakni modul sekolah yang aman dan kuat
serta membangun masyarakat yang tangguh.
Yayasan Djarum (Djarum Foundation)
Dalam rangka mengembangkan kualitas SDM di
Indonesia, BCA mendukung Djarum Foundation
untuk merenovasi sarana dan prasarana
infrastruktur di SMK PGRI 1 Mejobo, Kudus dan
SMK Taman Siswa, Kudus.
7. Edukasi Solusi Perbankan & Literasi Keuangan
Untuk mendukung pelaksanaan program literasi
keuangan, BCA menyelenggarakan beberapa kegiatan,
antara lain:
Edukasi Literasi Keuangan Anak Sekolah
Dasar. Sejak 2007, BCA bekerja sama dengan
KidZania dalam mengembangkan sarana edukasi
perbankan dalam bentuk edutainment yang
ditujukan bagi anak-anak agar mengenal tentang
menabung, pengenalan perbankan, layanan dan
fungsi ATM, serta profesi di industri perbankan.
Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu
mengundang 1.500 murid dari Sekolah Dasar
Binaan BCA yaitu SDN 1 Taktakan Serang, SDN 2
Taktakan Serang dan juga Sekolah Dasar lainnya
yang berada di sekitar Kantor wilayah atau kantor
cabang BCA di Jabodetabek

Penyerahan donasi buku koleksi perpustakaan


SD 35 Nuni, Manokwari

390
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Edukasi Literasi Keuangan Keluarga TKI. Pada


Mei dan Juni 2015, BCA menyelenggarakan
program edukasi literasi keuangan kepada anakanak dan juga keluarga TKI di Arjawinangun,
Cirebon; Dukuh Jati, Indramayu; dan Sagaranten,
Sukabumi, tentang pengelolaan keuangan
sederhana, yaitu menabung dan juga sosialisasi
layanan pengiriman uang luar negeri.
Edukasi Literasi Keuangan melalui Program
Day Care BCA. Beberapa kegiatan terkait
literasi keuangan bagi anak usia sekolah juga
dilaksanakan melalui program Day Care BCA, yang
diberikan kepada anak-anak karyawan BCA.
Edukasi Literasi Keuangan dengan Mobil Literasi
Keuangan (SiMOLEK). Pada Agustus 2015 BCA
berpartisipasi dalam kegiatan edukasi dengan
menggunakan mobil literasi keuangan (SiMOLEK)
yang diprakarsai Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Program Edukasi Literasi Keuangan seperti
pemahaman akan perencanaan keuangan,
produk/jasa keuangan (manfaat, risiko, hak, dan
kewajiban) dilakukan di 17 kota.
Edukasi Literasi Keuangan TKI di Hongkong.
Pada Agustus 2015 dengan diprakarsai oleh
OJK, BCA berpartisipasi dalam kegiatan edukasi
keuangan bagi TKI di Hong Kong, dimana kegiatan
ini didukung juga oleh Konsulat Jenderal RI Hong
Kong (KJRI), Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
dan Lembaga Jasa Keuangan. Tujuan dari
edukasi tersebut adalah memberikan pemahaman
mengelola keuangan, pengenalan OJK dan LJK,
produk/jasa keuangan (manfaat, risiko, hak dan
kewajiban) serta kewirausahaan.

Edukasi Perbankan untuk anak Sekolah Dasar di KidZania

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Edukasi Literasi Keuangan melalui pengembangan


produk Simpanan Pelajar (Simpel/Simpel IB)
dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman kepada siswa, orang tua dan
komunitas sekolah mengenai layanan keuangan
khususnya produk tabungan.
Edukasi Literasi Keuangan melalui program LAKU
PANDAI yang dicanangkan oleh OJK bertujuan
untuk memberikan bekal pemahaman kepada
masyarakat akan prinsip pengelolaan keuangan,
menyadarkan masyarakat akan fungsi tabungan
sebagai sarana persiapan dan perwujudan
masa depan keluarga serta menyadarkan dan
memberikan pemahaman kepada masyarakat
akan perbedaan hutang konsumtif dan hutang
produktif.
BCA aktif menyusun dan mempublikasikan materi
edukasi solusi perbankan BCA melalui berbagai
sarana, salah satunya Rubrik Berita BCA. Selama
periode 2015, BCA bekerja sama dengan beberapa
media massa untuk mempublikasikan dan mengasuh
Rubrik Berita BCA, seperti koran Kompas, Pikiran
Rakyat, Jawa Pos News Network (JPNN), majalah
SWA, majalah Tempo, tabloid Kontan, kompas.com,
kontan.co.id, yahoo.co.id, Pikiran Rakyat, detik.com
versi mobile, SWA online, Tempo online, metrotvnews.
com, dan beberapa media lainnya.

Edukasi literasi keuangan melalui produk


Simpanan Pelajar (SimPel)

C.2.2. Solusi Sinergi BCA


BCA bersinergi dengan beberapa lembaga yang
memiliki kredibilitas dan kompetensi di bidang budaya,
kesehatan, lingkungan, olahraga, dan empati, untuk
mengimplementasikan kegiatan Solusi Sinergi BCA.
Pada 2015, program yang dijalankan antara lain:
1. Bakti BCA di bidang Budaya
2. Bakti BCA di bidang Kesehatan
3. Bakti BCA di bidang Lingkungan Hidup
4. Bakti BCA di bidang Olahraga
5. Program Empati
C.2.2.A. Bakti BCA di Bidang Budaya
BCA turut berperan aktif dalam upaya pelestarian dan
pengembangan budaya nasional. Selama 2015, BCA
melaksanakan berbagai kegiatan antara lain:
1. Wayang
Sejak 2012, BCA mengembangkan program BCA
untuk Wayang Indonesia. Program BCA untuk Wayang
Indonesia diimplementasikan dalam berbagai program
antara lain:
WOW World of Wayang
BCA bekerja sama dengan Persatuan Pedalangan
Indonesia (Pepadi) dan Kompas TV, kembali
melanjutkan pengembangan sarana edukasi dan
pengenalan wayang kepada generasi muda melalui
layar kaca. WOW pertama kali diluncurkan pada 2012.
Program WOW ditayangkan setiap Minggu siang, di
Kompas TV. Ke depan, program ini diharapkan dapat
menumbuhkan kebanggaan dan memotivasi generasi
muda untuk mengenal dan mengembangkan wayang
Indonesia.
Wayang for Student
Kegiatan ini dikembangkan sebagai salah satu upaya
untuk mensosialisasikan dan mengenalkan wayang
kepada generasi muda. Pada 2015, program edukasi
wayang kepada siswa dilaksanakan di SMP Pangudi
Luhur Domenico Savio, Semarang dengan lakon The
Young Hero - Kisah Heroik Abimanyu yang ditonton oleh
400 siswa serta 30 guru dan karyawan; SMP Negeri
18 Semarang dengan lakon The Self Transformation
Kisah Dewa Ruci dengan penonton 750 siswa
serta 30 guru dan karyawan; serta SMP Kanisius
St. Yoris, Semarang dengan lakon Never Ending Love

391
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Story Kisah Rama Sinta dengan penonton 401


siswa serta 25 guru dan karyawan. Kegiatan tersebut
dilaksanakan masing-masing selama satu hari penuh.
Wayang Goes to Campus
BCA mendukung penyelenggaraan acara ini sebagai
upaya mengedukasi generasi muda, khususnya
mahasiswa. Kegiatannya beragam, seperti pameran,
seminar, dan pertunjukan wayang. Kegiatan Wayang
Goes to Campus dilaksanakan di Universitas Indonesia,
pada Mei 2015
Wayang in Town
Sebagai kesinambungan dari program Wayang Masuk
Sekolah, BCA kembali mengembangkan program
edukasi dan pengenalan wayang ke generasi muda
yang bertajuk Wayang in Town di Galeri Indonesia
Kaya, Grand Indonesia pada 17-18 November 2015.
Pada kegiatan ini, BCA mengundang 600 siswa dari
20 SMP dan SMA di Jakarta untuk mengenal wayang
lebih dekat melalui sejumlah pagelaran, talkshow, dan
kompetisi.
2 Edukasi Budaya
BCA aktif mendukung beberapa organisasi yang
memiliki dedikasi dan integritas dalam pengembangan
budaya bangsa, baik dalam bentuk donasi maupun
sponsorship. Di antaranya BCA bekerja sama dengan
Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi), Unima
Indonesia, dan Teater Wayang Indonesia (Senawangi).

Selain itu, BCA juga mengundang siswa-siswi SMA


sekolah binaan dari Lampung, Serang dan Yogyakarta

Analisa dan Pembahasan Manajemen

untuk menyaksikan pementasan Teater Koma dengan


lakon Ular Putih (Maret 2015). Pada bulan November
2015, BCA kembali mendukung pementasan Teater
Koma dengan lakon Kalau Penguasa Kacau (KPK)
C.2.2.B. Bakti BCA di Bidang Kesehatan
BCA turut aktif memfasilitasi kegiatan layanan kesehatan
masyarakat, antara lain pengembangan layanan
kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat kurang
mampu. Dalam pelaksanaannya, BCA bekerja sama
dengan beberapa lembaga yang memiliki kompetensi
dan kredibilitas tinggi di bidang layanan kesehatan.
Selama 2015, pelaksanaan kegiatan sosial di bidang
kesehatan antara lain:
1. Operasi Katarak. BCA aktif memfasilitasi layanan
operasi katarak bagi masyarakat kurang mampu,
bekerja sama dengan Seksi Penanggulangan Buta
Katarak Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia
(SPBK Perdami). Program yang dilaksanakan secara
berkesinambungan ini pertama kali diadakan pada
2001. Selain untuk mengurangi jumlah penderita
katarak, kegiatan ini juga mendukung program
Pemerintah dan World Health Organization (WHO)
Vision 2020, yakni The Right to Sight, sebuah inisiatif
global untuk mengurangi kebutaan di dunia.
Sepanjang 2015, layanan operasi katarak gratis
telah berhasil melakukan sekitar 689 tindakan,
yang diselenggarakan di berbagai daerah, antara
lain di Ciledug, Tangerang, Banten; Pelabuhan Ratu,
Sukabumi, Jawa Barat; Balangan, Kalimantan Selatan;

Presiden Direktur BCA dalam kegiatan Wayang in Town yang diikuti 600 siswa

392
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Lela, Maumare, Flores; Sukadana, Lampung; Liwa,


Lampung dan Mamuju, Sulawasi Barat.
2. Donasi Alat Bantu Operasi Katarak. Sebagai
ungkapan syukur HUT ke-58, BCA menyerahkan
bantuan 13 alat operasi katarak dan dua alat biometri
kepada SPBK-Perdami. Penyerahan secara simbolis
dilakukan Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja
kepada Sekretaris Jenderal Perdami M. Sidik.
3. Layanan Kesehatan. Pada peringatan HUT BCA
ke-58, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja
meresmikan Klinik Bakti Medika yang berlokasi di
daerah Mangga Dua, Jakarta. Selain meresmikan
dan melaksanakan pengobatan gratis di Klinik Bakti
Medika, BCA juga melaksanakan pengobatan gratis
bagi masyarakat di sekitar Klinik Duri Utara, Jakarta
Barat serta di beberapa desa binaan BCA sebagai
apresiasi kepada masyarakat Indonesia yang telah
memberikan dukungan dan kepercayaan kepada BCA.
Sejak 2012, BCA memfasilitasi layanan kesehatan
yang berkualitas dengan biaya yang relatif terjangkau
bagi masyarakat kurang mampu, meliputi layanan
konsultasi kesehatan umum maupun pengobatan,
layanan keluarga berencana, operasi kecil/
penanganan dan perawatan luka, imunisasi anak,
vaksinasi dewasa, dan lain-lain.
Jumlah pasien selama 2015 di Klinik Duri Utara
mencapai 10.335 pasien dan klinik Bakti Medika
sebanyak 1.563 pasien.

Direksi BCA menyerahkan donasi alat bantu operasi katarak

4. Kacamata Gratis. Melalui program Bakti BCA, muridmurid di sekolah binaan BCA dapat melakukan
pemeriksaan mata dan memperoleh bantuan kacamata
secara gratis. Kegiatan ini dilaksanakan serempak di
Serang, Banten; Lampung; dan Yogyakarta.
5. Donor Darah Bakti BCA. Sejak 1991, BCA bekerja sama
dengan PMI menyelenggarakan acara donor darah
sebanyak tiga sampai empat kali setiap tahun, yang
dilaksanakan di kantor pusat maupun di beberapa
cabang BCA. Pada 2015, BCA telah menyumbangkan
1.820 kantong darah kepada PMI.
6. Lain-lain. Dalam rangkaian edukasi mengenai
kesehatan, BCA juga aktif memberikan dukungan
baik dalam bentuk donasi maupun sponsor kepada
lembaga, antara lain Kampanye Peduli Alzheimer
(Yayasan Alzheimer/ALZI), Penuntasan TBC, Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto,
dan sebagainya.
C.2.2.C. Bakti BCA di Bidang Lingkungan
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu
upaya menjaga ekosistem alam dan mengurangi
dampak kerusakan lingkungan. Maka, BCA bermitra
dengan beberapa lembaga yang memiliki kepedulian dan
kapabilitas dalam hal tersebut untuk melakukan berbagai
kegiatan berikut:
1. Bekerja sama dengan WWF, menanam mangrove di 10
lokasi sebanyak 18.000 bibit pohon mangrove.
2.
Bekerja sama dengan BOSF melaksanakan
pelepasliaran orangutan di Kalimantan Timur.
3. Bekerja sama dengan Banyuwangi Sea Turtle
Foundation melakukan pelestarian penyu di
Banyuwangi.

Pemeriksaan mata dan pembagian kacamata gratis untuk


siswa sekolah

393
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

4. Dalam rangka penjualan ORI012 BCA bekerja sama


dengan Yayasan Terangi yang ditunjuk Departemen
keuangan melakukan pelestarian terumbu karang di
Pulau Harapan, Kepulauan Seribu.
C.2.2.D. Bakti BCA dalam Olahraga
Dalam rangka mendukung kemajuan olahraga nasional
dan mensosialisasikan pola hidup sehat, sejak 2014
BCA telah menandatangani Nota Kesepakatan dengan
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk
menyelenggarakan kompetisi bulutangkis tingkat
internasional. Kompetisi tahunan ini diprakarsai oleh
PBSI, Badminton World Federation (BWF), dan beberapa
lembaga lain dengan nama BCA Indonesia Open (BIO).
Pada 2015, BCA kembali mendukung turnamen
bulutangkis kelas dunia, BCA Indonesia Open Superseries
Premier (BIOSSP) yang berlangsung di Istora Senayan,
Jakarta, pada 2-7 Juni 2015.
Pada 6 Juni 2015, BCA bersama Ismaya Live dan Mesarace
kembali menyelenggarakan lomba lari 5K di malam hari
yang bertajuk Electro Run 2015, yang bertempat di Dunia
Fantasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
Selain itu, BCA juga mendukung berbagai kegiatan
olahraga lainnya dalam bentuk donasi maupun
sponsorship, seperti turnamen golf, dan lain-lain.
C.2.2.E. Empati
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, BCA juga
aktif memberikan bantuan bagi masyarakat yang terkena
musibah bencana alam antara lain banjir di Bandung
Selatan dan letusan gunung Sinabung di Sumatera Utara,
serta rehabilitasi pasar Klewer, Solo paska kebakaran.

Maskot BIO beraksi pada gelaran BCA Indonesia Open 2015

394
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

C.2.2.F. Lain-lain
BCA memberikan donasi kepada lembaga atau organisasi
yang melakukan kegiatan sosial untuk kepentingan
masyarakat, selaras dengan pilar kegiatan sosial BCA.
Pada 2015, BCA memberikan donasi pada kegiatan
pelayanan sosial kemanusiaan bagi anak-anak, santunan
anak yatim dan dhuafa, bantuan kepada Yayasan
PEPABRI, Yayasan Korps Cacat Veteran Republik
Indonesia, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), dan
Purnayuda.
C.2.3. Solusi Bisnis Unggul BCA
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya yang ditujukan
untuk menciptakan keadaan di mana masyarakat mampu
bertumbuh dan mencapai kemajuan secara mandiri. BCA
mendukung upaya tersebut melalui Solusi Bisnis Unggul
BCA. Program ini dikembangkan sejalan dengan salah
satu keunggulan solusi perbankan BCA dalam payment
system.
Beberapa bentuk implementasi program solusi bisnis
unggul BCA, antara lain:
1. Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Mitra Bersama;
dan
2. Pemberdayaan dan Kemitraan dengan Komunitas.
C.2.3.A. Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Mitra
Bersama
Peran Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia telah
terbukti mampu menyelamatkan perekonomian bangsa
saat dilanda krisis ekonomi beberapa waktu yang
lalu. UKM mampu menciptakan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sehingga memperkuat fundamental
perekonomian Indonesia.

Direksi BCA pada pembukaan BIO 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sejak 2009, BCA berkolaborasi dengan PT Astra


International Tbk dan PT Pertamina (Persero) Tbk untuk
mengembangkan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB)
Mitra Bersama untuk memfasilitasi pelaku UKM agar
dapat mengembangkan usahanya secara kompetitif dan
berkelanjutan.
Dalam implementasinya, LPB Mitra Bersama difasilitasi
oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra, antara lain dalam
memberikan konsultasi dan pelatihan, seperti mengelola
keuangan/akuntansi sederhana, kemasan, website, quality
control, dan sebagainya; memfasilitasi pengenalan dan
upaya pengembangan pasar; memfasilitasi pengenalan
perbankan atau lembaga finansial, seperti sosialisasi
produk dan jasa perbankan, temu pembiayaan UMKM;
serta memperluas jejaring pelaku UMKM seperti temu
usaha, bazar, dan sebagainya.
Saat ini, LPB Mitra Bersama telah berkembang di
beberapa kota, di antaranya:
LPB Mitra Bersama Sidoarjo, Jawa Timur: 553 pelaku
UKM di bidang kerajinan, konveksi, bengkel, dan spare
part kendaraan roda dua.
LPB Mitra Bersama Palembang, Sumatera Selatan:
166 pelaku UKM di bidang kuliner, jumputan, dan
bengkel.
LPB Mitra Bersama Yogyakarta: 217 pelaku UKM di
bidang kuliner, kerajinan, bengkel, dan perdagangan.
LPB Mitra Bersama Pontianak, Kalimantan Barat: 130
pelaku UKM di bidang kuliner, kerajinan, dan bengkel.
Sedangkan LPB Mitra Bersama Bukittinggi, Sumatera
Barat, sejak awal 2015 telah dapat berdiri sendiri dan
membentuk Koperasi Serba Usaha Jam Gadang, yang
menaungi sekitar 30 pelaku UKM di bidang kuliner.

Pengurus LPB Mitra Bersama juga aktif melakukan kerja


sama dengan lembaga pendidikan dan Pemerintah
Daerah maupun lembaga terkait setempat untuk
memberikan pelayanan yang lebih efektif kepada para
pelaku UMKM.
C.2.3.B. Kemitraan dengan Komunitas
BCA aktif melakukan pendampingan kepada beberapa
komunitas di daerah untuk membuka peluang
usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat setempat. Hal ini tentunya diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat, yang secara tidak langsung akan mendukung
peningkatan ekonomi Indonesia. Beberapa program yang
diimplementasikan antara lain:
Pengembangan Wirawisata Gua Pindul
Paguyuban Wirawisata Gelaran II merupakan
komunitas yang diprakarsai karang taruna, dengan
restu pemuka masyarakat setempat, untuk
mengembangkan Wirawisata Gua Pindul, yang terletak
di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten
Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pengembangan desa wisata tersebut, diharapkan
dapat memberdayakan masyarakat setempat dengan
adanya pembukaan lapangan pekerjaan dan lapangan
usaha.
Sejak 2012, BCA aktif mendukung upaya yang
dilakukan Karang Taruna Gelaran II Desa Bejiharjo
dengan memasang Electronic Data Capture (EDC) BCA
sebagai alternatif sarana pembayaran pengunjung
Gua Pindul. Untuk mewujudkan kesinambungan
dukungan, BCA mengembangkan soft skill dan

Wirawisata Gua Pindul, Gunung Kidul

395
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

kualitas SDM pengelola desa wisata dengan beragam


pelatihan, mencakup materi promosi, pengembangan
paket permainan, dan pembuatan alat permainan.

bantuan dana untuk pembangunan sarana dan


prasarana pengembangan Desa Wisata Wayang
Wukirsari berupa joglo dan pendopo wayang.

Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan dan


melengkapi wisata air yang selama ini telah ada. BCA
juga menyelenggarakan pelatihan terkait kualitas
layanan, pengetahuan mengenai pariwisata, hingga
menggunakan dan mengelola promosi secara online.

Selain itu, BCA juga membantu Paguyuban Wirawisata


Gelaran II dalam mengembangkan sarana dan
prasarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk
memberikan pendidikan usia dini kepada anak-anak
di sekitar Desa Bejiharjo.

Pengembangan Desa Wisata Pentingsari


Desa Wisata Pentingsari atau dikenal sebagai Dewi
Peri yang terletak di lereng Gunung Merapi, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ini
merupakan area yang memiliki potensi berkembang
sebagai desa wisata alam, budaya, dan pertanian.
Turis dapat tinggal dan merasakan kehidupan di
desa atau live in. BCA menyelenggarakan pelatihan
bagi pengurus Dewi Peri terkait pengelolaan sarana
dan prasarana, serta SDM. Pelatihan ini mencakup
beberapa materi, antara lain industri pariwisata dan
pengelolaannya, layanan prima, kerja sama tim, dan
pelatihan komunikasi.

Pengembangan Desa Wukirsari


Desa Wukirsari yang terletak di kecamatan Imogiri
ini menjadi desa rintisan batik tulis di Kabupaten
Bantul, di mana batik merupakan kerajinan tradisi
turun temurun. Selain batik, tatah sungging (kerajinan
kulit) yang menghasilkan produk wayang kulit dan
kerajinan kulit lainnya juga menjadi andalan. Untuk
meningkatkan kemampuan pengelolaan desa wisata,
BCA menyelenggarakan pelatihan keterampilan SDM.
Materi pelajaran dilengkapi dengan studi banding
pada pelayanan jasa wisata.
Setelah mendapatkan pelatihan pengelolaan desa
wisata, layanan prima, dan pemasaran melalui
internet, pada pertengahan 2015, BCA memberikan

Setelah memberikan pelatihan pengelolaan desa


wisata dan membangun layanan prima, BCA juga
membantu Dewi Peri membuat kantor sekretariat
desa, memperbaiki dan membangun joglo-joglo yang
digunakan untuk menerima tamu, serta membangun
rumah produksi yang digunakan para ibu rumah
tangga membuat berbagai makanan ringan sebagai
oleh-oleh khas Dewi Peri.
Pengembangan Desa Wisata Tamansari
Desa Wisata Tamansari terletak di Kecamatan Licin,
Kabupaten Banyuwangi, di lereng Gunung Ijen.
Adapun potensi wisata asli daerah yang terdapat di
Desa Tamansari adalah kehidupan penduduk desa
seperti bertani; berkebun kopi, cengkeh, dan cokelat;
menambang belerang; serta mengenal kebudayaan
setempat yaitu Tari Gandrung.

Perajin Tatah Sungging di Desa Wukirsari

396
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Pada Juni 2015, BCA memberikan pelatihan kepada


pengurus Desa Wisata Tamansari sebagai wujud
dukungan BCA terhadap pengembangan industri
pariwisata melalui program pengembangan desa
wisata.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pada 12-14 Juni 2015, BCA mengajak beberapa


pengurus Desa Wisata Tamansari untuk melakukan
studi banding ke Desa Wisata Pentingsari, bersama
pengurus Kampung Wisata Batu Lonceng.

Untuk melengkapi program pengembangan desa


wisata, BCA memberikan bantuan dana pembangunan
sarana dan prasarana Desa Wisata Tamansari untuk
kantor sekretariat, toilet, dan joglo untuk menerima
tamu wisata. Pengembangan Desa Wisata Tamansari
mendapatkan dukungan dari pemerintah Kecamatan
Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Selain itu, BCA juga mendukung kegiatan Hajat


Lembur, sebuah kegiatan tradisi masyarakat Desa
Sunten Jaya dalam menyambut tahun baru Hijriah.
Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan di Kampung
Wisata Batu Lonceng, yang menampilkan kesenian
daerah baik dari kalangan Kabuyutan Batu Lonceng,
maupun dari Kabuyutan lain di daerah Bandung dan
sekitarnya. Kegiatan ini juga didukung serta dihadiri
oleh pejabat pemerintahan daerah Kabupaten
Bandung Barat.

Pengembangan Desa Wisata Batu Lonceng


Kampung Wisata Batu Lonceng terletak di Desa Sunten
Jaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
Barat, Jawa Barat. Desa ini selain merupakan salah
satu konservasi alam berupa mata air untuk sungai
Cikapundung, juga terdapat situs Batu Lonceng
berupa prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran yang
ditemukan sekitar abad ke-16.

Potensi wisata yang dipunyai Kampung Wisata Batu


Lonceng, selain situs prasasti Batu Lonceng, adalah
kehidupan masyarakat desa seperti bercocok tanam
palawija, berkebun kopi, beternak kambing dan sapi,
camping ground, maupun live in di rumah penduduk.
Beberapa pengurus Kampung Wisata batu Lonceng
juga ikut serta melakukan studi banding ke Desa
Wisata Pentingsari, Yogyakarta, bersama pengurus
Desa Wisata Tamansari, Banyuwangi.

Pada Juli 2015, BCA memberikan pelatihan


pengelolaan pariwisata serta layanan prima kepada
pengurus dan ibu-ibu PKK Kampung Wisata Batu
Lonceng. Kegiatan ini sebagai wujud dukungan BCA
terhadap pengembangan industri pariwisata melalui
program pengembangan desa wisata.

Selain memberikan pelatihan, BCA juga memberikan


bantuan infrastruktur berupa perangkat komputer,
kantor sekretariat, toilet, dan saung untuk kegiatan
penerimaan tamu.

Pendampingan Komunitas Code Margonda


Komunitas Code Margonda merupakan tempat
berkumpulnya komunitas untuk berkegiatan, meeting,
sharing, dan workshop di Kota Depok, Jawa Barat.
Sebuah inovasi tempat yang menghadirkan suasana
gaya kerja bersama antar industry kreatif secara
terbuka, dengan membawa nilai (value) komunitas ke
dalam pengembangan bisnis.
Tujuan terbesar co-working adalah melahirkan
suasana kolaborasi melalui kerja sama untuk
mempercepat tercapainya pertumbuhan ekonomi
serta sosial dan budaya Indonesia. Sampai saat ini
sudah lebih dari 18.000 orang berkunjung dan lebih
dari 1.300 kegiatan telah dilangsungkan dengan fokus
pembinaan UKM dan peningkatan inkubasi start-up
digital kreatif.

BCA mulai mendampingi Komunitas Code Margonda


dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana
berupa beberapa peralatan pendukung kantor
co-working space Code Margonda di Depok.

397
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

C.3. Pengeluaran Perusahaan Terkait Kegiatan Sosial Kemasyarakatan


Pengeluaran Perusahaan Terkait Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
Bakti BCA

Jumlah (dalam Jutaan Rp)

Solusi Cerdas BCA:


PPA/PPTI non gelar

16.868

Beasiswa Bakti BCA

5.274

Sekolah Binaan Bakti BCA


Kemitraan Pendidikan dan Bakti BCA Terintegrasi
Edukasi Literasi Keuangan

447
14.978
2.934

Solusi Sinergi BCA:


Kesehatan

4.066

Budaya

6.003

Lingkungan

2.325

Olahraga

950

Empati

978

Lain-lain

2.728

Solusi Bisnis Unggul BCA Komunitas

1.912

TOTAL

59.463

D. PERLINDUNGAN NASABAH
D.1. Kebijakan Perusahaan
BCA senantiasa berupaya menjaga kepercayaan
nasabah dengan menerapkan prinsip kehati-hatian
serta mengedepankan keamanan dan pelayanan bagi
nasabah. Memberikan perlindungan yang maksimal
terhadap kepentingan nasabah merupakan kunci untuk
membangun kepercayaan nasabah terhadap sistem
perbankan secara umum.

Direksi BCA pada hari Pelanggan Nasional

398
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Kebijakan perusahaan dalam memberikan perlindungan


nasabah tertuang pada salah satu tata nilai BCA, yaitu
fokus pada nasabah. Bagi BCA, pengelolaan bisnis
tidak sekedar mengejar profitabilitas tetapi berupaya
memberikan solusi perbankan bagi nasabah, mitra kerja,
dan masyarakat. Oleh sebab itu, pengembangan solusi
perbankan senantiasa dilandasi atas kebutuhan nasabah
dengan memperhatikan perlindungan dan keselamatan
nasabah, serta dilaksanakan secara konsisten dan
berkesinambungan.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

D.2. Pelaksanaan
D.2.1 Edukasi Kepada Nasabah
Edukasi kepada nasabah merupakan salah satu upaya
preventif untuk mencegah terjadinya penipuan transaksi
atau berbagai bentuk fraud lainnya. Itu sebabnya,
BCA senantiasa aktif mengembangkan berbagai
program edukasi terkait keamanan bertransaksi saat
menggunakan produk dan layanan perbankan BCA.
Program edukasi nasabah BCA dilakukan secara konsisten
dan berkesinambungan, antara lain melalui publikasi
rubrik Berita BCA bekerja sama dengan beberapa media
massa, baik media konvensional maupun media online.
Melalui rubrik tersebut, BCA mencantumkan nomor Halo
BCA 1500888 sebagai sentra solusi transaksi perbankan
BCA.
Sosialisasi nomor Halo BCA ataupun tata cara yang
berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan nasabah
BCA, ataupun masyarakat umum, dikomunikasikan
dengan menggunakan website www.bca.co.id dan akun
Twitter @HaloBCA sebagai akun media sosial utama.
BCA juga aktif mengembangkan sarana edukasi melalui
akun media sosial, antara lain:

Facebook
Fan Page

www.facebook.com/XpresiBCA
www.facebook.com/GoodLifeBCA
www.facebook.com/BizGuideBCA
www.facebook.com/BCAKlikPay
www.facebook.com/KartuKreditBCA

Twitter

@XpresiBCA
@GoodLifeBCA
@BizGuideBCA
@HaloBCA
@BCAKlikPay
@KartuKreditBCA

Youtube

www.youtube.com/solusiBCA

Mindtalk

#IdeaVolution

Kaskus

Bank Central Asia

Slideshare

www.slideshare.net/SolusiBCA

LinkedIn

PT Bank Central Asia Tbk.

Instagram

GoodLife

D.2.2. Mekanisme Pengaduan Nasabah


BCA menyediakan beberapa saluran komunikasi untuk
pengaduan nasabah, yaitu contact center Halo BCA
yang setia memberikan pelayanan setiap hari selama
24 jam non-stop. Bagi BCA, saran dan keluhan nasabah
merupakan umpan balik yang sangat berharga dalam
upaya BCA memperkuat dan meningkatkan kualitas
layanannya.
Sebagai sarana pendukung terkait perlindungan nasabah,
BCA menyediakan beberapa saluran komunikasi kepada
nasabah BCA, antara lain:
Layanan contact center 24 jam Halo BCA 1500888
e-mail ke halobca@bca.co.id.
Twitter @HaloBCA
Bertatap muka langsung dengan staf frontliner BCA

Nomer Call Center HaloBCA 1500888

399
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

D.2.3. Halo BCA


Layanan Halo BCA 1500888 merupakan sarana yang
memudahkan nasabah BCA untuk memperoleh informasi
penting terkait produk dan layanan BCA. Selain itu, Halo
BCA juga menjadi salah satu media untuk menerima
pengaduan nasabah.

Sepanjang 2015, akun Twitter resmi @HaloBCA memiliki


91.324 followers dan mendapatkan 83.542 mention.
Selain Twitter, nasabah dapat menyampaikan masukan
dan saran melalui beragam akun resmi media sosial BCA
yang tercantum di www.bca.co.id/socialmedia atau di
halaman 399 buku ini.

Selama 2015, Halo BCA menerima 9.483.013 panggilan


telepon, di mana 9,5% atau 896.459 panggilan merupakan
keluhan nasabah dan 24,3% atau 2.305.628 panggilan
terkait kebutuhan nasabah atas informasi produk dan
layanan BCA. Pada 2015, sejumlah 97,8% keluhan
nasabah dapat diselesaikan sesuai service level.

D.2.6. Sosialisasi Saluran Pengaduan Nasabah


Melalui berbagai materi promosi dan collateral (buku
tabungan, starter pack produk), BCA aktif melakukan
edukasi sarana komunikasi, salah satunya dengan
mencantumkan informasi mengenai layanan contact
center Halo BCA 1500888 maupun website www.bca.
co.id.

D.2.4. Surat Pembaca


BCA melalui Sekretaris Perusahaan senantiasa
menanggapi dengan baik seluruh masukan maupun
pengaduan nasabah yang disampaikan melalui rubrik
Surat Pembaca di media cetak sebagai salah satu
sarana untuk mendapatkan umpan balik dari nasabah.
Selanjutnya, Sekretaris Perusahaan akan berkoordinasi
dengan Halo BCA maupun unit kerja dan cabang terkait
untuk menyelesaikan permasalahan yang disampaikan
para nasabah.
Selama 2015, terdapat 21 masukan nasabah kepada BCA
yang disampaikan melalui surat pembaca di beberapa
media cetak. Dari total masukan dan pengaduan
tersebut, BCA menindaklanjuti atau memberikan solusi
penyelesaian semuanya (100%).
D.2.5. Media Jejaring Sosial
BCA menggunakan sarana jejaring sosial untuk lebih
mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan nasabah,
melalui berbagai platform media sosial seperti Facebook,
Twitter, Youtube, Mindtalk, Instagram, Kaskus, LinkedIn
dan Slideshare.

400
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Selain itu, nasabah juga banyak menggunakan sarana


e-mail untuk berkomunikasi dengan BCA. Pada 2015,
terdapat 167.967 e-mail dari nasabah, mencakup
kebutuhan informasi produk atau layanan, masukan,
maupun permasalahan yang terkait dengan layanan BCA.
D.2.7. Penanganan Pengaduan Nasabah
Penanganan pengaduan nasabah yang disampaikan
melalui berbagai media komunikasi diterima dan
ditanggapi secara cepat dan akurat oleh cabang maupun
kantor layanan atau unit kerja terkait. Selain itu, BCA
senantiasa memberikan perhatian serius setiap masukan
dan keluhan para nasabah sehingga menjadi umpan balik
bagi BCA untuk meningkatkan pelayanan yang prima bagi
nasabahnya.
D.2.8. Pengembangan Penanganan Pengaduan Nasabah
BCA senantiasa berusaha memberikan layanan terbaik
agar semua pemangku kepentingan mendapat manfaat
dan nilai tambah yang optimal. Untuk itulah, BCA terus
mengembangkan dan melakukan penyempurnaan
prosedur maupun penanganan pengaduan, keluhan dan
saran yang diterima.

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebagai garda terdepan dalam menerima saran dan


keluhan nasabah, BCA senantiasa meningkatkan kualitas
petugas Halo BCA melalui pembekalan dan pembaharuan
product knowledge terkait beragam solusi perbankan BCA.
D.2.9. Program Peningkatan Layanan Bagi Nasabah
Pengembangan Jaringan Kantor Cabang
BCA terus berkomitmen dalam memberikan pelayanan
terbaik kepada nasabah, BCA terus mengembangkan
jaringan kantor cabangnya. Hingga akhir 2015, BCA
memiliki 1.182 kantor layanan, meningkat 92 kantor
bila dibandingkan dengan kondisi per akhir 2014.
Pengembangan jaringan kantor layanan BCA ini bertujuan
untuk menjangkau lebih luas kota-kota di penjuru
Indonesia.

D.2.11. Penghargaan Dari Masyarakat


Komitmen dan keunggulan layanan BCA dapat dibuktikan
salah satunya dengan diterimanya penghargaan dari
berbagai lembaga independen, baik di skala nasional
maupun internasional.
Pada 2015, BCA menerima berbagai penghargaan di
antaranya dari Indonesia Contact Center Association
(ICCA), Center for Customer Satisfaction & Loyalty (CCSL),
Perbanas, Asia Pacific Contact Association Leadership
(APCAL), dan Contact Center World (CCW).
Penghargaan ini semakin mendorong BCA untuk terus
menyempurnakan layanannya dengan mengelola
pengaduan nasabah dan memberikan solusi perbankan
terbaik bagi para nasabah.

D.2.10. Penataan Jaringan ATM dan Sinergi Jaringan


Dalam rangka meningkatkan kualitas layanannya, BCA
senantiasa melakukan pengawasan dan menganalisa
pengembangan jaringan ATM maupun sinergi jaringan
BCA. Hal ini dilakukan untuk memberikan layanan
dan solusi perbankan terbaik bagi nasabah maupun
masyarakat.

401
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi


Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2015
PT Bank Central Asia Tbk
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan
PT Bank Central Asia Tbk tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas
kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 14 Maret 2016

Dewan Komisaris

Djohan Emir Setijoso


Presiden Komisaris

Tonny Kusnadi
Komisaris

Cyrillus Harinowo
Komisaris Independen

Raden Pardede
Komisaris Independen

Sigit Pramono
Komisaris Independen

Direksi

Jahja Setiaatmadja
Presiden Direktur

Eugene Keith Galbraith


Wakil Presiden Direktur

Dhalia Mansor Ariotedjo


Direktur

Anthony Brent Elam


Direktur

Suwignyo Budiman
Direktur

Subur Tan
Direktur

Henry Koenaifi
Direktur

Armand Wahyudi Hartono


Direktur

Erwan Yuris Ang


Direktur Independen

Rudy Susanto
Direktur

402
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014

403
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

404
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015, 31 DESEMBER 2014*) DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013*)
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

ASET

Catatan

31 Desember
2015

31 Desember
2014*)

1 Januari
2014/
31 Desember
2013*)

Kas

2b,2i,5,32,
35,37

17.849.460

19.577.571

16.284.142

Giro pada Bank Indonesia

2b,2i,2j,6,
32,35,37

37.774.577

38.875.175

35.269.077

Giro pada bank-bank lain

2b,2i,2j,2v,
7,32,35,37

8.438.924

4.614.271

3.447.290

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank


lain

2b,2i,2k,2v,
8,32,35,37,
43

56.259.099

12.018.932

12.254.043

2i,2l,9,32,
35,37

1.783.792

1.672.222

1.238.564

Tagihan akseptasi - setelah dikurangi cadangan


kerugian penurunan nilai sebesar Rp 433.339
pada tanggal 31 Desember 2015 (31 Desember
2014: Rp 396.343 dan 1 Januari 2014:
Rp 89.740)

2i,2m,2v,10,
32,35,37

7.367.389

7.569.364

6.434.376

Wesel tagih - setelah dikurangi cadangan kerugian


penurunan nilai sebesar Rp 858 pada tanggal
31 Desember 2015 (31 Desember 2014:
Rp 1.286 dan 1 Januari 2014: Rp 580)

2i,2v,32,35,
37

2.541.352

3.226.980

2.632.832

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali

2i,2o,2v,11,
32,37

515.099

26.289.663

41.056.171

946.945
377.669.347

552.914
339.306.154

475.559
306.203.573

Aset keuangan untuk diperdagangkan

Kredit yang diberikan - setelah dikurangi cadangan


kerugian penurunan nilai sebesar Rp 9.026.345
pada tanggal 31 Desember 2015 (31 Desember
2014: Rp 6.704.242 dan 1 Januari 2014:
Rp 5.611.256)
Pihak berelasi
Pihak ketiga

2i,2n,2v,12,
32,35,37,
2aj,41

Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi


cadangan kerugian penurunan nilai sebesar
Rp 286.019 pada tanggal 31 Desember 2015
(31 Desember 2014: Rp 201.062 dan 1 Januari
2014: Rp 79.673)

2i,2p,2r,2v,
13,32,37

7.407.519

6.973.228

5.229.338

Investasi sewa pembiayaan - setelah dikurangi


cadangan kerugian penurunan nilai sebesar
Rp 5.046 pada tanggal 31 Desember 2015
(31 Desember 2014: Rp 3.204 dan 1 Januari
2014: Rp 3.868)

2i,2q,2v,32,
37

173.120

166.888

182.544

518.726.623

460.843.362

430.707.509

Dipindahkan

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
*)

Setelah penyajian kembali (Catatan 2d dan 42)

405
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 DESEMBER 2015, 31 DESEMBER 2014*) DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013*)
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember
2015

31 Desember
2014*)

1 Januari
2014/
31 Desember
2013*)

518.726.623

460.843.362

430.707.509

2r

2.935.731

2.111.896

1.405.834

Efek-efek untuk tujuan investasi - setelah dikurangi


cadangan kerugian penurunan nilai sebesar
Rp 852.663 pada tanggal 31 Desember 2015
(31 Desember 2014: Rp 771.705 dan 1 Januari
2014: Rp 747.057)

2i,2s,2v,14,
32,35,37,43

51.153.115

71.528.070

48.407.338

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan


sebesar Rp 7.045.485 pada tanggal 31 Desember
2015 (31 Desember 2014: Rp 5.880.302 dan
1 Januari 2014: Rp 4.962.996)

2t,2v,15

9.712.021

8.844.930

7.440.017

2d,2ah,17,42

3.225.988

2.693.681

2.324.247

267.472
8.351.820

280.227
6.853.368

293.197
6.271.185

594.372.770

553.155.534

496.849.327

Catatan
ASET
Pindahan
Aset dari transaksi syariah - setelah dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai sebesar
Rp 39.744 pada tanggal 31 Desember 2015
(31 Desember 2014: Rp 19.088 dan 1 Januari
2014: Rp 15.885)

Aset pajak tangguhan - bersih


Aset lain-lain - setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai sebesar Rp 938 pada tanggal
31 Desember 2015 (31 Desember 2014:
Rp 2.213 dan 1 Januari 2014: Rp 158)
Pihak berelasi
Pihak ketiga
JUMLAH ASET

2f,2u,2v,2w
2aj,41

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
*)

Setelah penyajian kembali (Catatan 2d dan 42)

406
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 DESEMBER 2015, 31 DESEMBER 2014*) DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013*)
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

31 Desember
2014*)

1 Januari
2014/
31 Desember
2013*)

1.227.133
472.439.082

1.119.576
446.786.180

987.860
408.497.903

351.667

296.832

250.146

4.156.053

3.754.260

3.301.039

74.234

14.702

113.516

31 Desember
2015

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS
Simpanan dari nasabah
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Dana simpanan syariah
Simpanan dari bank-bank lain
Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan

2i,2x,16,32,
35,37
2aj,41
2y
2i,2x,16,32,
35,37
2i,2l,9,32,
35,37

Utang akseptasi

2i,2m,10,32,
35,37

4.374.939

4.697.946

4.539.442

Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali

2i,2o,14,32,
35,37

38.602

Efek-efek utang yang diterbitkan

2i,2z,18,32,
37

2.820.965

2.503.900

3.132.847

251.091

251.818

276.017

Liabilitas pajak penghasilan

2ah,17

Pinjaman yang diterima

2i,19,32,35,
37

1.743.337

3.080.942

500.952

Liabilitas imbalan pasca-kerja

2d,2ag,33,42

6.854.845

6.710.971

5.704.852

2aa

7.613.476

6.260.219

5.768.437

501.945.424

475.477.346

433.073.011

2.802.406

1.952.498

1.443.902

Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lainlain


JUMLAH LIABILITAS
Dana syirkah temporer

2y

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
*)

Setelah penyajian kembali (Catatan 2d dan 42)

407
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 DESEMBER 2015, 31 DESEMBER 2014*) DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013*)
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember
2015

31 Desember
2014*)

1 Januari
2014/
31 Desember
2013*)

1c,20

1.540.938)

1.540.938)

1.540.938)

1c,2g,2ac,21

5.564.552)

5.564.552)

5.564.552)

2h

365.031)

316.437)

309.103)

2s,8,14

(103.499)

(74.572)

(478.631)

1.077.708)
80.917.357)

912.850)
67.224.233)

770.311)
54.523.453)

7.334)

3.721)

1.613)

89.369.421)

75.488.159)

62.231.339)

255.519)

237.531)

101.075)

89.624.940)

75.725.690)

62.332.414)

594.372.770)

553.155.534)

496.849.327)

Catatan
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk
Modal saham - nilai nominal Rp 62,50 (nilai penuh)
per lembar saham
Modal dasar: 88.000.000.000 lembar saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
24.655.010.000 lembar saham
Tambahan modal disetor
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
dalam valuta asing
Kerugian yang belum direalisasi atas aset keuangan
yang tersedia untuk dijual - bersih
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya

31
2d,42

Komponen ekuitas lainnya


Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

1d,2e,40

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
*)

Setelah penyajian kembali (Catatan 2d dan 42)

408
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014*)
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

Tahun berakhir 31 Desember


2015
2014*)

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL


Pendapatan bunga dan syariah

2ad,2aj,23,41

47.081.728)

43.771.256)

Beban bunga dan syariah

2ad,2aj,24,41

(11.212.932)

(11.744.562)

35.868.796)

32.026.694)

8.359.919)
(4.140)

7.289.551)
(4.518)

8.355.779)

7.285.033)

2.107.067)
1.544.530)
47.876.172)

836.021)
1.224.961)
)
41.372.709)

(3.504.995)

(2.239.578)

(9.728.509)

(8.670.906)

(10.874.770)
(1.110.784)

(8.931.363)
(789.741)

(21.714.063)

(18.392.010)

(25.219.058)

(20.631.588)

22.657.114)

20.741.121)

Pendapatan bunga dan syariah - bersih


Pendapatan provisi dan komisi
Beban provisi dan komisi

2ae,25
2ae,25

Pendapatan provisi dan komisi - bersih


Pendapatan transaksi perdagangan - bersih
Pendapatan operasional lainnya

2af,26,43
43

Jumlah pendapatan operasional


Beban penyisihan kerugian penurunan nilai aset
keuangan
Beban operasional lainnya
Beban karyawan
Beban umum dan administrasi
Lain-lain

Jumlah beban operasional


LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
(Dipindahkan)

2v,27
2ag,2aj,28,33,
41
2f,2aj,15,17k,
29,41
43

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
*)

Setelah penyajian kembali (Catatan 2d dan 42)

409
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
(Lanjutan)
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014*)
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
(Pindahan)
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Kini
Tangguhan

22.657.114)

20.741.121)

(5.021.659)
400.313)
(4.621.346)

(4.548.974)
319.523)
(4.229.451)

18.035.768)

16.511.670)

2d1,2ag,33,42
2ah,42

(490.057)
122.514)
(367.543)

(747.551)
186.888)
(560.663)

2s,8,14
2ah

(38.570)
9.643)

538.745)
(134.686)

(28.927)

404.059)

48.594)
3.613)
23.280)

7.334)
2.108)
413.501)

(344.263)

(147.162)

17.691.505)

16.364.508)

18.018.653)
17.115)

16.485.858)
25.812)

18.035.768)

16.511.670)

17.673.517)
17.988)

16.338.696)
25.812)

17.691.505)

16.364.508)

731)

669)

2ah,17b

LABA BERSIH
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN,
SETELAH PAJAK PENGHASILAN:
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti
Pajak penghasilan
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:
(Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas
aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Pajak penghasilan
(Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas
aset keuangan yang tersedia untuk dijual setelah pajak penghasilan
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
dalam valuta asing
Lain-lain

2h

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN,


SETELAH PAJAK PENGHASILAN
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali

LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT


DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR DAN
DILUSIAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK (Rupiah
penuh)

Tahun berakhir 31 Desember


2015
2014*)

2e,40

2e,40

2ab,30

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
*)

Setelah penyajian kembali (Catatan 2d dan 42)

410
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

2h

2s,14

2d,33

Kerugian yang belum direalisasi atas


aset keuangan yang tersedia untuk
dijual - bersih

Pengukuran kembali liabilitas


imbalan pasti - bersih

31

Dividen kas

PT Bank Central Asia Tbk

1.540.938

5.564.552

365.031

48.594

(103.499)

-)

-)

-)

(28.927)

-)

-)

(28.927)

-)

-)

(74.572)

1.077.708

164.858

912.850

80.917.357)

(20.038)

(3.772.217)

(164.858)

17.650.237)

-)

(368.416)

-)

-)

18.018.653)

67.224.233)

7.334

3.613

3.613

3.721

255.519

89.369.421)

1)

Termasuk dalam saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya adalah pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti - bersih

89.624.940)

(20.038)

(3.772.217)

-)
-

17.691.505)
-

3.613)

(367.543)

(28.927)

48.594)

18.035.768)

75.725.690)

Jumlah ekuitas

17.988

873

17.115

237.531

Kepentingan
non-pengendali

(20.038)

(3.772.217)

-)

17.673.517)

3.613)

(368.416)

(28.927)

48.594)

18.018.653)

75.488.159)

Jumlah ekuitas
pemilik entitas
induk

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Saldo per 31 Desember 2015

Cadangan umum

48.594

316.437

Tahun berakhir 31 Desember 2015


Atribusi kepada pemilik entitas induk
Kerugian
yang belum
direalisasi
atas aset
keuangan
Saldo laba
yang tersedia
Komponen
untuk dijual - Telah ditentukan Belum ditentukan
penggunaannya
penggunaannya1) ekuitas lainnya
bersih

Laporan Keuangan Konsolidasian

Tantiem Dewan Komisaris dan


Direksi

31

Jumlah laba komprehensif tahun


berjalan

Komponen ekuitas lainnya

Laba tahun berjalan

Selisih kurs karena penjabaran


laporan keuangan dalam valuta
asing
-

5.564.552

1.540.938

Saldo per 1 Januari 2015

Catatan

Modal
ditempatkan
dan disetor
penuh

Selisih kurs
karena
penjabaran
laporan
Tambahan keuangan
dalam
modal
valuta asing
disetor

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN


TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Tata Kelola Perusahaan


Data Perusahaan

411

Laporan Tahunan 2015

PT Bank Central Asia Tbk

412

Laporan Tahunan 2015

2e,40

1.540.938

5.564.552

316.437

7.334

7.334

309.103

309.103

(74.572)

-)

-)

-)

-)

404.059)

-)

-)

404.059)

-)

-)

(478.631)

-)

(478.631)

912.850

142.539

770.311

770.311

67.224.233)

-)

-)

(3.081.876)

(142.539)

15.925.195)

-)

(560.663)

-)

-)

16.485.858)

54.523.453)

(1.634.264)

56.157.717)

3.721

2.108

2.108

1.613

1.613

Komponen
ekuitas
lainnya

75.488.159)

1)

Termasuk dalam saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya adalah pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti - bersih

-)

-)

(3.081.876)

-)

16.338.696)

2.108)

(560.663)

404.059)

7.334)

16.485.858)

62.231.339)

(1.634.264)

63.865.603)

Jumlah ekuitas
pemilik entitas
induk

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Saldo per 31 Desember 2014

1d,40

Kenaikan kepentingan nonpengendali dari akuisisi Entitas


Anak selama tahun berjalan

31

Dividen kas

Tambahan setoran modal pada


Entitas Anak

Cadangan umum
-

31

Jumlah laba komprehensif tahun


berjalan

Komponen ekuitas lainnya

2d,33,42

2s,14

Keuntungan yang belum direalisasi


atas aset keuangan yang tersedia
untuk dijual - bersih

5.564.552

5.564.552

Tambahan
modal
disetor

Tahun berakhir 31 Desember 2014


Atribusi kepada pemilik entitas induk
Kerugian
keuntungan
yang belum
direalisasi
atas aset
keuangan
Saldo laba
yang tersedia
Belum ditentukan
untuk dijual - Telah ditentukan
penggunaannya
penggunaannya1)
bersih

237.531

50.644

60.000

25.812

25.812

101.075

101.075

Kepentingan
non-pengendali

75.725.690)

50.644)

60.000)

(3.081.876)

-)

16.364.508)

2.108)

(560.663)

404.059)

7.334)

16.511.670)

62.332.414)

(1.634.264)

63.966.678)

Jumlah ekuitas

Laporan kepada Pemegang Saham

Pengukuran kembali liabilitas


imbalan pasti - bersih

2h

Selisih kurs karena penjabaran


laporan keuangan dalam valuta
asing

1.540.938

2d,33

1.540.938

Laba tahun berjalan

Saldo per 1 Januari 2014, setelah


dampak penerapan PSAK
No. 24 (Revisi 2013)

Dampak penerapan PSAK No. 24


(Revisi 2013), setelah pajak
penghasilan

Saldo per 1 Januari 2014

Catatan

Modal
ditempatkan
dan disetor
penuh

Selisih kurs
karena
penjabaran
laporan
keuangan
dalam
valuta asing

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan)


TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Profil Singkat BCA


Analisa dan Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

Tahun berakhir 31 Desember


2015
2014

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan pendapatan bunga dan syariah, provisi, dan komisi
Pendapatan operasional lainnya
Pembayaran beban bunga dan syariah, provisi, dan komisi
Pembayaran imbalan pasca-kerja
Pendapatan (beban) dari transaksi valuta asing - bersih
Beban operasional lainnya
Pembayaran tantiem Dewan Komisaris dan Direksi

54.590.864)
1.532.994)
(11.320.613)
(1.427.104)
2.405.144)
(19.160.735)
(247.256)

50.279.319)
1.376.956)
(11.653.738)
(1.084.181)
(813.189)
(15.807.880)
(213.762)

Kenaikan/penurunan lainnya yang mempengaruhi kas:


Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang
jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan
Aset keuangan untuk diperdagangkan
Tagihan akseptasi
Wesel tagih
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Investasi sewa pembiayaan - bersih
Aset dari transaksi syariah
Aset lain-lain
Simpanan dari nasabah
Dana simpanan syariah
Simpanan dari bank-bank lain
Utang akseptasi
Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain
Dana syirkah temporer

(22.155)
191.547)
164.979)
894.179)
25.774.564)
(39.703.557)
(727.630)
(8.074)
(898.909)
(1.537.618)
21.477.153)
54.835)
266.025)
(323.007)
1.655.877)
849.908)

3.621)
(315.387)
(1.441.591)
(550.074)
14.766.508)
(34.315.786)
(94.995)
16.320)
(744.767)
(62.881)
39.071.373)
46.686)
473.331)
158.504)
106.717)
508.596)

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebelum


pembayaran pajak penghasilan
Pembayaran pajak penghasilan
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi

34.481.411)
(5.022.385)
29.459.026)

39.709.700)
(4.573.173)
35.136.527)

(60.322.065)

(49.081.566)

82.584.300)
1.575)
(2.288.410)

27.133.429)
1.430)
(653.606)

1.485.000)

150.000)

-)
(2.533.375)
8.817)

47.693)
(2.661.220)
10.097)

18.935.842)

(25.053.743)

33
31

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Pembelian efek-efek untuk tujuan investasi
Penerimaan dari efek-efek tujuan investasi yang jatuh tempo
selama tahun berjalan
Penerimaan dividen kas dari efek-efek untuk tujuan investasi
Penempatan sertifikat deposito
Penerimaan dari sertifikat deposito yang jatuh tempo selama
tahun berjalan
Akuisisi Entitas Anak, setelah dikurangi kas dan setara kas yang
diakuisisi
Perolehan aset tetap
Hasil penjualan aset tetap
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas
investasi

1d

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
konsolidasian secara keseluruhan.
9

413
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

Tahun berakhir 31 Desember


2015
2014

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Kenaikan (penurunan) efek-efek utang yang diterbitkan
(Penurunan) kenaikan pinjaman yang diterima - bersih
Tambahan setoran modal Entitas Anak oleh kepentingan
non-pengendali
Pembayaran dividen kas
Kenaikan efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan

317.065)
(1.337.605)

(628.946)
907.514)

-)
(3.772.217)
38.602)
(4.754.155)

60.000)
(3.081.876)
-)
(2.743.308)

43.640.713)
74.475.895)

7.339.476)
67.156.327)

544.633)

(19.908)

118.661.241)

74.475.895)

5
6
7

17.849.460)
37.774.577)
8.438.924)

19.577.571)
38.875.175)
4.614.271)

54.598.280)

11.408.878)

118.661.241)

74.475.895)

40
31

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS


KAS DAN SETARA KAS, AWAL TAHUN
PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING PADA
KAS DAN SETARA KAS
KAS DAN SETARA KAS, AKHIR TAHUN
Kas dan setara kas terdiri dari:
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang
jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal
perolehan
Jumlah kas dan setara kas

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
konsolidasian secara keseluruhan.
10

414
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM
a.

Pendirian dan informasi umum Bank


PT Bank Central Asia Tbk (Bank) didirikan di negara Republik Indonesia dengan Akta Notaris
Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama N.V. Perseroan Dagang
Dan Industrie Semarang Knitting Factory. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan
No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita
Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank telah diubah beberapa kali, terakhir menjadi
PT Bank Central Asia berdasarkan Akta Wargio Suhardjo, S.H., pengganti Notaris Ridwan
Suselo, tanggal 21 Mei 1974 No. 144.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan yang
dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham Bank pada bulan Mei 2000,
yang antara lain, mengubah status Bank menjadi perusahaan terbuka dan nama Bank menjadi
PT Bank Central Asia Tbk. Perubahan ini dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H.,
tanggal 29Desember 1999 No. 62, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan
No. C-21020 HT.01.04.TH.99 tanggal 31 Desember 1999 dan diumumkan dalam Tambahan
No.1871 pada Berita Negara No.30 tanggal 14April 2000.
Perubahan sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka Program Kompensasi
Manajemen Berbasis Saham (MSOP), dimana eksekusi opsi telah dilakukan hingga
31 Desember 2006, dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi,S.H., tanggal 9 Januari 2007
No. 1. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-HT.01.04-797
tanggal 18 Januari 2007 dan diumumkan dalam Tambahan No. 185 pada Berita Negara No. 15
tanggal 20 Pebruari 2007.
Perubahan terakhir terhadap seluruh Anggaran Dasar dilakukan dengan Akta Notaris Dr. Irawan
Soerodjo, S.H., MSi. tanggal 15 Januari 2009 No. 19. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia No. AHU-12512.AH.01.02 tanggal 14 April 2009 dan diumumkan dalam
Tambahan No. 12790 pada Berita Negara No. 38 tanggal 12 Mei 2009.
Bank mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Sesuai dengan Pasal 3
dari anggaran dasarnya, Bank beroperasi sebagai bank umum. Bank bergerak di bidang perbankan
dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh
izin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan
No. 42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Bank memperoleh izin untuk melakukan kegiatan
usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 9/110/Kep/Dir/UD tanggal
28 Maret 1977.
Bank berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan M.H. Thamrin No. 1. Pada tanggal
31Desember 2015 dan 2014, Bank memiliki sejumlah cabang dan kantor perwakilan sebagai
berikut:
2015
Cabang dalam negeri
Kantor perwakilan luar negeri

2014
985
2
987

968
2
970

Cabang-cabang dalam negeri berlokasi di berbagai pusat bisnis utama yang tersebar di seluruh
Indonesia. Kantor-kantor perwakilan luar negeri berlokasi di Hong Kong dan Singapura.

11

415
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)
b. Rekapitalisasi
Berdasarkan Surat Keputusan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
No. 19/BPPN/1998 tanggal 28 Mei 1998, BPPN mengambil alih operasi dan manajemen Bank.
Sesuai dengan keputusan tersebut, status Bank diubah menjadi Bank Taken Over (BTO). Bank
ditetapkan untuk ikut serta dalam program rekapitalisasi bank berdasarkan keputusan bersama
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 117/KMK.017/1999 dan
No. 31/15/KEP/GBI tanggal 26 Maret 1999 mengenai pelaksanaan program rekapitalisasi bank
untuk Bank Taken Over.
Sehubungan dengan program rekapitalisasi, pada tanggal 28 Mei 1999 Bank menerima
pembayaran sebesar Rp 60.877.000 dari Pemerintah Republik Indonesia. Jumlah ini terdiri dari
(i) nilai pokok kredit yang diberikan kepada perusahaan afiliasi yang telah diserahkan kepada
BPPN (terdiri dari Rp 47.751.000 yang dialihkan secara efektif pada tanggal 21 September 1998
dan Rp 4.975.000 yang dialihkan secara efektif pada tanggal 26April 1999), dan (ii) bunga yang
masih harus diterima atas kredit yang diberikan kepada perusahaan afiliasi terhitung sejak tanggal
efektif pengalihan sampai dengan tanggal 30 April 1999, sejumlah Rp 8.771.000, dikurangi
dengan (iii) kelebihan saldo Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (termasuk bunga) sejumlah
Rp 29.100.000 atas pembayaran rekapitalisasi dari pemerintah melalui BPPN sejumlah
Rp 28.480.000. Pada tanggal yang sama, Bank menggunakan penerimaan tersebut untuk membeli
obligasi pemerintah yang baru diterbitkan sejumlah Rp 60.877.000 (terdiri dari obligasi dengan
tingkat bunga tetap sejumlah Rp 2.752.000 dan obligasi dengan tingkat bunga variabel sejumlah
Rp 58.125.000 melalui Bank Indonesia).
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua BPPN No. SK-501/BPPN/0400 tanggal 25 April 2000, BPPN
mengembalikan Bank kepada Bank Indonesia yang berlaku efektif pada tanggal tersebut. Untuk
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No. 2/11/PBI/2000 tanggal 31 Maret 2000, Bank Indonesia mengumumkan melalui Peng.
No. 2/4/Bgub tanggal 28 April 2000, bahwa program pemulihan termasuk restrukturisasi Bank
telah selesai dan Bank telah dikembalikan ke dalam pengawasan Bank Indonesia.
c.

Penawaran umum saham Bank


Berdasarkan Surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1037/PM/2000 tanggal
11 Mei 2000, Bank menawarkan 662.400.000 lembar saham melalui Penawaran Umum Perdana
dengan jumlah nilai nominal Rp 331.200 (harga penawaran Rp 1.400 (nilai penuh) per lembar
saham), yang merupakan 22% (dua puluh dua persen) dari modal saham yang ditempatkan dan
disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh
BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada
tanggal 31 Mei 2000 (kedua bursa ini telah digabung dan sekarang bernama Bursa Efek
Indonesia).
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 12 April 2001 (notulen rapat
dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 25) menetapkan untuk dilakukannya
pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 500 (nilai penuh) per lembar saham, menjadi
Rp 250 (nilai penuh) per lembar saham dan meningkatkan jumlah saham ditempatkan sebanyak
147.199.300 lembar saham (atau sejumlah 294.398.600 lembar saham setelah stock split) melalui
Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (MSOP). Stock split dilakukan dengan Akta
Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 12 April 2001 No. 30, yang disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 18 April 2001.

12

416
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)
c.

Penawaran umum saham Bank (lanjutan)


Berdasarkan Surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1611/PM/2001 tanggal
29 Juni 2001, Bank menawarkan lagi 588.800.000 lembar saham dengan jumlah nilai nominal
Rp 147.200 (harga penawaran Rp 900 (nilai penuh) per lembar saham), yang merupakan 10%
(sepuluh persen) dari modal saham ditempatkan dan disetor saat itu, sebagai bagian dari divestasi
pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan
pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 10 Juli 2001.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan tanggal 6 Mei 2004 (notulen rapat dibuat oleh
Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 16) menetapkan untuk dilakukannya stock split
dari Rp 250 (nilai penuh) per lembar saham menjadi Rp 125 (nilai penuh) per lembar saham. Stock
split dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 18 Mei 2004 No. 40, yang
disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 26 Mei 2004.
RUPSLB tanggal 26 Mei 2005 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan
Akta No. 42) menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham (buy back shares) oleh
Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia, jumlah
saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 5% (lima persen) dari jumlah seluruh saham Bank
yang telah diterbitkan hingga tanggal 31 Desember 2004, yaitu sebanyak 615.160.675 lembar
saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp 2.153.060. Dengan
Surat No. 7/7/DPwB2/PwB24/Rahasia tanggal 16 Nopember 2005, Bank Indonesia tidak
berkeberatan dengan rencana pembelian kembali saham Bank.
RUPSLB tanggal 15 Mei 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan
Akta No. 6) menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham (buy back shares) tahap II
oleh Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia serta
dilakukan dari waktu ke waktu selama 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak tanggal rapat
tersebut, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 1% (satu persen) dari jumlah
seluruh saham yang telah diterbitkan oleh Bank hingga tanggal 27 April 2007 atau seluruhnya
123.275.050 lembar saham, dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi
Rp 678.013. Dengan Surat No. 9/160/DPB 3/TPB 3-2 tanggal 11 Oktober 2007, Bank telah
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia terkait dengan pembelian kembali saham tahap II.
RUPSLB tanggal 28 Nopember 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H.,
dengan Akta No. 33), telah menyetujui pemecahan saham Bank (stock split) dari Rp 125 (nilai
penuh) per saham menjadi Rp 62,50 (nilai penuh) per lembar saham dan karenanya diputuskan
pula perubahan ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 Pasal 4 Anggaran Dasar Bank. Perubahan Anggaran
Dasar Bank dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 11 Desember 2007
yang diterima dan dicatat oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar
No. AHU-AH.01.10-0247 tanggal 3 Januari 2008.
Berdasarkan Surat No. 038/IQ-ECM/LTR/HFJ/XI/2008.TRIM tanggal 26 Nopember 2008,
dinyatakan bahwa aktivitas pembelian kembali saham tahap II periode 11 Pebruari 2008 sampai
dengan 13 Nopember 2008 telah selesai dilaksanakan dengan jumlah pembelian sejumlah 397.562
lot atau 198.781.000 lembar saham dengan rata-rata perolehan Rp 3.106,88 (nilai penuh) per
lembar saham. Sehingga jumlah pembelian kembali saham yang telah dilakukan sampai dengan
13 Nopember 2008 sebanyak 289.767.000 lembar saham dengan nilai keseluruhan pembelian
Rp 808.585.

13

417
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)
c.

Penawaran umum saham Bank (lanjutan)


Pada tanggal 7 Agustus 2012, Bank telah menjual modal saham diperoleh kembali (saham
treasuri) sebanyak 90.986.000 lembar saham pada harga Rp 7.700 (nilai penuh) per lembar
saham dengan nilai penjualan bersih sebesar Rp 691.492. Selisih antara harga perolehan
kembali dan harga jual kembali saham treasuri sebesar Rp 500.496 dicatat sebagai selisih
modal dari transaksi saham treasuri, yang merupakan bagian dari tambahan modal disetor
(lihat Catatan 21). Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah saham treasuri yang dimiliki oleh
Bank adalah sebanyak 198.781.000 lembar saham dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 617.589.
Pada tanggal 7 Pebruari 2013, Bank telah menjual modal saham diperoleh kembali (saham
treasuri) sebanyak 198.781.000 lembar saham pada harga Rp 9.900 (nilai penuh) per lembar
saham dengan nilai penjualan bersih sebesar Rp 1.932.528. Selisih antara harga perolehan kembali
dan harga jual kembali saham treasuri sebesar Rp 1.314.939 dicatat sebagai selisih modal dari
transaksi saham treasuri, yang merupakan bagian dari tambahan modal disetor (lihat Catatan 21).
Pada tanggal 31 Desember 2013, Bank sudah tidak lagi memiliki saham treasuri.
Pemegang saham mayoritas Bank adalah FarIndo Investments (Mauritius) Ltd., yang memiliki
47,15% saham ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 31 Desember 2015. Pemegang saham
terakhir (ultimate shareholder) dari entitas induk Bank adalah Sdr. Robert Budi Hartono dan
Sdr. Bambang Hartono.

d. Entitas Anak
Entitas Anak yang dimiliki secara langsung dan tidak langsung oleh Bank pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Nama Perusahaan

Tahun
Mulai
Operasi
Komersial

PT BCA Finance

1981

BCA Finance
Limited
PT Bank BCA
Syariah
PT BCA Sekuritas

1975

PT Asuransi
Umum BCA
PT Central Santosa
Finance

1988

1991
1990

2010

Bidang Usaha

Tempat
Kedudukan

Pembiayaan investasi, Jakarta


pembiayaan modal
kerja, pembiayaan
multiguna, sewa
operasi, kegiatan
pembiayaan lain
berdasarkan
persetujuan instansi
yang berwenang
Money lending dan
Hong Kong
remittance
Perbankan syariah
Jakarta
Perantara perdagangan Jakarta
efek dan penjamin
emisi efek
Asuransi umum atau Jakarta
kerugian
Pembiayaan investasi, Jakarta
pembiayaan modal
kerja, pembiayaan
multiguna, sewa
operasi, kegiatan
pembiayaan lain
berdasarkan
persetujuan instansi
yang berwenang

Persentase
Kepemilikan
2015
2014

Jumlah Aset
2015
2014

100%

100%

6.824.017

6.128.419

100%

100%

686.293

446.534

100%

100%

4.349.580

2.994.449

75%

75%

614.775

517.085

100%

100%

898.627

679.454

70%

70%

2.106.872

2.301.642

14

418
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)
d. Entitas Anak (lanjutan)
PT BCA Finance
PT BCA Finance, sebuah perusahaan yang berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Wisma BCA
Pondok Indah Lantai 2, Jalan Metro Pondok Indah No. 10, Jakarta Selatan, berdiri pada tahun
1981 dengan nama PT Central Sari Metropolitan Leasing Corporation (CSML). Pada awal
berdirinya, pemegang saham CSML adalah PT Bank Central Asia dan Japan Leasing Corporation.
Pada tahun 2001, PT Central Sari Metropolitan Leasing Corporation berubah nama menjadi
PT Central Sari Finance (CSF), diikuti dengan perubahan kepemilikan saham, dimana
PT Bank Central Asia Tbk menjadi pemegang saham mayoritas, dan mengubah fokus usaha
menjadi pembiayaan kendaraan bermotor, khususnya roda empat atau lebih. Terakhir, sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
No.C-08091 HT.01.04.TH.2005 tanggal 28 Maret 2005, PT Central Sari Finance diubah namanya
menjadi PT BCA Finance.
BCA Finance Limited
BCA Finance Limited, sebuah perusahaan yang berdomisili di Hong Kong dan berlokasi di The
Center Lantai 47, Unit 4707, 99 Queens Road, Central, Hong Kong (sebelumnya di Room
3211 - 3215, Jardine House, 1 Connaught Place, Central, Hong Kong), bergerak di bidang money
lending dan remittance dan telah beroperasi sejak tahun 1975.
PT Bank BCA Syariah
PT Bank BCA Syariah (sebelumnya bernama PT Bank UIB), sebuah perusahaan yang berdomisili
di Indonesia dan berlokasi di Jalan Jatinegara Timur No. 72, Jakarta Timur, bergerak di bidang
perbankan dan telah beroperasi sejak tahun 1991.
Berdasarkan Akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan
Soerodjo, S.H., Msi., PT Bank Central Asia Tbk telah melakukan akuisisi atas 42.500 lembar
saham PT Bank UIB atau setara dengan kepemilikan 100% (seratus persen).
Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Perseroan Terbatas PT Bank
UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Pudji Redjeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember
2009, PT Bank UIB melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah dan perubahan
nama menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929.AH.01.02 tanggal
14 Januari 2010.
Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan diperolehnya izin tersebut, pada
tanggal 5 April 2010, PT Bank BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah.

15

419
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)
d. Entitas Anak (lanjutan)
PT Bank BCA Syariah (lanjutan)
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat No. 73 tanggal 21 Oktober 2010 yang
dibuat dihadapan Notaris Ny. Pudji Redjeki Irawati, S.H., untuk memenuhi ketentuan Pasal 6 PBI
No. 11/15/PBI/2009 tentang perubahan kegiatan bank konvensional menjadi bank syariah, Entitas
Anak menyajikan laporan keuangan awal sebagai sebuah bank syariah dengan menunjukkan laba
rugi tahun berjalan dan laba rugi tahun lalu memiliki saldo nihil. Mempertimbangkan hal ini,
pemegang saham Entitas Anak memutuskan untuk menyetujui penggunaan seluruh saldo laba
Entitas Anak pada tanggal 2 April 2010 sebesar Rp 53.838 untuk dialokasikan ke cadangan umum
sebesar Rp 38 dan dialokasikan ke penempatan saham baru sebanyak 53.800 lembar saham
dengan jumlah sebesar Rp 53.800. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01.10-30741 tanggal
1 Desember 2010. Akta tersebut juga sudah dilaporkan oleh Entitas Anak kepada Bank Indonesia
melalui Surat No. 294/DIR/2010 tanggal 28 Oktober 2010 dan Surat No. 105/SKHS/2010 tanggal
9 Desember 2010. Persetujuan dari Bank Indonesia telah diperoleh melalui Surat
No. 12/2564/DPBs tanggal 17 Desember 2010.
Jumlah aset bersih yang diperoleh dan goodwill yang timbul dari akuisisi tersebut pada tanggal
akuisisi adalah sebagai berikut:
Jumlah

Harga pembelian

248.256)

Dikurangi: Nilai wajar aset bersih Entitas Anak yang diperoleh


Goodwill

(110.864)
137.392)

Selama tahun 2015 dan 2014 terdapat peningkatan modal saham PT Bank BCA Syariah masingmasing sebesar Rp 400.000 dan Rp 300.000.
PT BCA Sekuritas
PT BCA Sekuritas (sebelumnya bernama PT Dinamika Usaha Jaya), sebuah perusahaan yang
berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Menara BCA, Grand Indonesia Lantai 41, Suite 4101,
Jalan M.H. Thamrin No. 1, Jakarta, bergerak di bidang perantara perdagangan efek dan penjamin
emisi efek sejak tahun 1990.
Berdasarkan Akta Jual Beli No. 56 tanggal 15 September 2011, Bank telah menandatangani
perjanjian jual beli dengan pemilik PT Dinamika Usaha Jaya dalam rangka akuisisi
PT Dinamika Usaha Jaya. Pembelian tersebut telah mendapat persetujuan Bank Indonesia pada
tanggal 19 Juli 2011. Transaksi ini merupakan transaksi antar entitas sepengendali, sehingga
dicatat sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2012)
dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests).
Pada tanggal 2 Oktober 2012, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa PT Dinamika Usaha Jaya No. 5, yang dibuat di hadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo,
S.H., Msi., PT Dinamika Usaha Jaya berubah nama menjadi PT BCA Sekuritas. Perubahan
tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam
Surat Keputusannya No. AHU-54329.AH.01.02 tanggal 22 Oktober 2012.

16

420
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)
d. Entitas Anak (lanjutan)
PT Asuransi Umum BCA
PT Asuransi Umum BCA (sebelumnya bernama PT Central Sejahtera Insurance), sebuah
perusahaan yang berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Gedung WTC Mangga Dua Lantai 3A,
Blok CL 003, Jalan Mangga Dua Raya Kav. 8, Jakarta Utara, bergerak di bidang industri
perasuransian, terutama di bidang asuransi umum atau kerugian, dalam arti seluas-luasnya.
PT Asuransi Umum BCA berdiri pada tahun 1988 dengan nama PT Asuransi Ganesha Danamas.
Pada tahun 2006, PT Asuransi Ganesha Danamas berubah nama menjadi PT Transpacific General
Insurance dan kemudian pada tahun 2011 menjadi PT Central Sejahtera Insurance seiring
perubahan kepemilikan saham kepada Dana Pensiun BCA sebesar 75% (tujuh puluh lima persen)
dan PT BCA Finance (Entitas Anak) sebesar 25% (dua puluh lima persen).
Berdasarkan Akta Jual Beli No. 64 tanggal 28 Juni 2013, Bank mengakuisisi 75% (tujuh puluh
lima persen) kepemilikan saham atas PT Central Sejahtera Insurance dari Dana Pensiun BCA
dengan harga perolehan Rp 102.000. Pembelian tersebut telah mendapat persetujuan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dalam Suratnya No. S-300/D.05/2013 pada tanggal 23 Juli 2013 dan Bank
Indonesia dalam Suratnya No. 15/62/DPB/PB3-7/Rahasia pada tanggal 17 September 2013.
Transaksi ini merupakan transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali (lihat Catatan 2g),
sehingga sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2012) dicatat dengan metode penyatuan
kepemilikan (pooling-of-interests).
Pada tanggal 5 Desember 2013, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa PT Central Sejahtera Insurance No. 7 yang dibuat dihadapan Notaris Veronica Sandra
Irawaty Purnadi, S.H., PT Central Sejahtera Insurance berubah nama menjadi PT Asuransi Umum
BCA. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-64973.AH.01.02 tanggal 11 Desember 2013.
Jumlah aset bersih yang diperoleh dan goodwill yang timbul dari akuisisi tersebut pada tanggal
akuisisi adalah sebagai berikut:
Jumlah

Harga pembelian

102.000)

Dikurangi: Nilai wajar aset bersih Entitas Anak yang diperoleh


Goodwill

(76.798)
25.202)

Jumlah
Kas yang dibayarkan untuk pembelian Entitas Anak, termasuk biaya transaksi

102.000)

Dikurangi: Kas dan setara kas Entitas Anak yang diakuisisi


Kas keluar bersih atas akuisisi PT Asuransi Umum BCA

(128.574)
(26.574)

Selama tahun 2015, terdapat peningkatan modal saham PT Asuransi Umum BCA sebesar
Rp 150.000.

17

421
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)
d. Entitas Anak (lanjutan)
PT Central Santosa Finance
PT Central Santosa Finance, sebuah perusahaan yang berdomisili di Indonesia dan berlokasi di
Gedung Wisma Antara Lantai 18, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 17, Jakarta Pusat, bergerak
di bidang pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna, sewa operasi,
kegiatan pembiayaan lain berdasarkan persetujuan instansi yang berwenang.
Berdasarkan Akta Jual Beli No. 10 tanggal 9 Januari 2014, Bank telah menandatangani perjanjian
jual beli dengan pemilik PT Central Santosa Finance dalam rangka akuisisi 45% (empat puluh
lima persen) kepemilikan saham atas PT Central Santosa Finance dengan harga pembelian
Rp 70.110. Pembelian tersebut telah mendapat persetujuan Bank Indonesia dalam Surat
No. 15/90/DPB3/PB 3-7/Rahasia pada tanggal 27 Desember 2013.
Jumlah aset bersih yang diperoleh dan selisih nilai wajar aset bersih di atas harga pembelian yang
timbul dari akuisisi tersebut pada tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:
Jumlah
Harga pembelian

70.110)

Dikurangi: Nilai wajar aset bersih Entitas Anak yang diperoleh


Selisih nilai wajar aset bersih di atas harga pembelian

(75.966)
(5.856)

Jumlah
Kas yang dibayarkan untuk pembelian Entitas Anak, termasuk biaya transaksi
Dikurangi: Kas dan setara kas Entitas Anak yang diakuisisi
Kas keluar bersih atas akuisisi PT Central Santosa Finance

70.110)
(117.803)
(47.693)

Bank secara tidak langsung telah memiliki 25% (dua puluh lima persen) saham atas PT Central
Santosa Finance melalui Entitas Anak, PT BCA Finance, sehingga dengan akuisisi ini Bank
memiliki 70% (tujuh puluh persen) kepemilikan saham atas PT Central Santosa Finance pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Selama tahun 2014, terdapat peningkatan modal saham PT Central Santosa Finance sebesar
Rp 200.000.

18

422
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)
e.

Dewan Komisaris dan Direksi


Susunan pengurus Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Komisaris Independen

Djohan Emir Setijoso


Tonny Kusnadi
Cyrillus Harinowo
Raden Pardede
Sigit Pramono

Dewan Direksi
Presiden Direktur
Wakil Presiden Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur Independen
Direktur

Jahja Setiaatmadja
Eugene Keith Galbraith
Dhalia Mansor Ariotedjo
Anthony Brent Elam
Suwignyo Budiman
Tan Ho Hien/Subur Tan*)
Henry Koenaifi
Armand Wahyudi Hartono
Erwan Yuris Ang
Rudy Susanto

Susunan pengurus Bank berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal
14 Agustus 2014, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., notaris di Jakarta.
*)

f.

Direktur Kepatuhan

Komite Audit
Komite Audit Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 terdiri dari:
2015
Ketua
Anggota
Anggota

g.

Cyrillus Harinowo
Inawaty Handoyo
Ilham Ikhsan

2014
Sigit Pramono
Inawaty Handoyo
Ilham Ikhsan

Jumlah karyawan
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank dan Entitas Anak mempunyai 24.814 dan 23.106
karyawan tetap.
Personil manajemen kunci Bank mencakup anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

h. Perubahan pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal dan sektor perbankan
Efektif tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan di
sektor pasar modal beralih dari Bapepam-LK di Kementerian Keuangan ke Bagian Pengawas
Pasar Modal di OJK. Efektif tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan
dan pengawasan di sektor perbankan beralih dari Bank Indonesia ke OJK.

19

423
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)
i.

Penyelesaian laporan keuangan konsolidasian


Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini, yang
disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 16 Pebruari 2016.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN


Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Bank dan Entitas Anak menganut kebijakan akuntansi
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia. Kebijakan-kebijakan akuntansi
yang signifikan telah diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Bank dan Entitas Anak, sebagai berikut:
a. Pernyataan kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak disusun dan disajikan sesuai dengan SAK
di Indonesia.
b. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian ini disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang
fungsional. Kecuali dinyatakan secara khusus, informasi keuangan yang disajikan telah dibulatkan
menjadi jutaan Rupiah yang terdekat.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep
nilai historis, kecuali dinyatakan khusus.
Laporan arus kas konsolidasian menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan, dan disusun dengan menggunakan metode langsung. Untuk
tujuan penyajian laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank
Indonesia, giro pada bank-bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang
jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.
c.

Penggunaan pertimbangan, estimasi, dan asumsi


Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK di Indonesia mengharuskan manajemen untuk
membuat pertimbangan-pertimbangan, estimasi-estimasi, dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi
penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang dilaporkan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan
kegiatan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi
atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode yang
akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan
pertimbangan-pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak
yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian dijelaskan di
Catatan 4.
20

424
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


d. Perubahan kebijakan akuntansi
d.1. Standar, perubahan, dan interpretasi akuntansi yang berlaku efektif tanggal 1 Januari
2015
Berikut ini adalah standar, perubahan, dan interpretasi akuntasi yang berlaku efektif tanggal
1 Januari 2015 dan mempunyai pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasian Bank dan
Entitas Anak:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2013), Penyajian


Laporan Keuangan
PSAK No. 4 (Revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK No. 15 (Revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
PSAK No. 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja
PSAK No. 46 (Revisi 2014), Pajak Penghasilan
PSAK No. 48 (Revisi 2014), Penurunan Nilai Aset
PSAK No. 50 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK No. 55 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK No. 60 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan
PSAK No. 65, Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAK No. 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
PSAK No. 68, Pengukuran Nilai Wajar

Bank dan Entitas Anak telah menganalisis penerapan standar dan interpretasi akuntansi
tersebut di atas dan penerapan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
laporan keuangan konsolidasian kecuali yang dijelaskan berikut ini.
i.

Penyajian pos-pos dalam penghasilan komprehensif lain


Terkait dengan penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan,
Bank dan Entitas Anak telah memodifikasi penyajian pos-pos dalam penghasilan
komprehensif lain dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian, untuk menyajikan pos-pos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi
pada masa yang akan datang terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasikan ke
laba rugi. Informasi komparatif telah disajikan kembali dengan menggunakan basis
yang sama.

ii.

Imbalan kerja
Pada tanggal 1 Januari 2015, Bank dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 24 (Revisi
2013), Imbalan Kerja, yang membawa perubahan dalam pengukuran, penyajian dan
pengungkapan imbalan kerja manfaat pasti. Dampak yang paling signifikan dari
perubahan ini adalah percepatan pengakuan biaya jasa lalu. Ketika imbalan pasca-kerja
berubah maka porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang
telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu diakui segera dalam laba rugi.

21

425
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


d. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
d.1. Standar, perubahan, dan interpretasi akuntansi yang berlaku efektif tanggal 1 Januari
2015 (lanjutan)
ii.

Imbalan kerja (lanjutan)


Kebijakan akuntansi ini juga mengharuskan Bank dan Entitas Anak untuk mengakui
keuntungan/ kerugian aktuarial pada periode dimana keuntungan/kerugian aktuarial
terjadi sebagai penghasilan komprehensif lain yang disajikan sebagai bagian dari saldo
laba.
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti bersih, yang terdiri dari
keuntungan/kerugian aktuarial, imbal hasil atas aset program (kecuali bunga) dan efek
perubahan dalam batas atas aset (jika ada, kecuali bunga) diakui segera di dalam
penghasilan komprehensif lain. Bank dan Entitas Anak mengukur beban (pendapatan)
bunga atas liabilitas imbalan pasti bersih selama periode dengan menggunakan tingkat
diskonto yang digunakan untuk mengukur liabilitas imbalan pasti pada awal periode
pelaporan tahunan dengan memperhitungkan setiap perubahan dalam liabilitas imbalan
pasti bersih selama periode sebagai akibat dari iuran dan pembayaran imbalan. Beban
bunga bersih dan beban lain terkait program imbalan pasti diakui dalam laba rugi
sebagai beban gaji, tunjangan dan kesejahteraan karyawan.
Atas penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2013), Bank dan Entitas Anak mengakui
kerugian aktuarial program imbalan pasti sebesar Rp 1.634.264 (setelah pajak
penghasilan) sebagai penyesuaian saldo laba pada tanggal 1 Januari 2014/31 Desember
2013. Karena dampaknya yang tidak signifikan, Bank dan Entitas Anak tidak
menyajikan kembali dampak terhadap laba rugi tahun 2014.

iii.

Pengukuran nilai wajar


Pada tanggal 1 Januari 2015, Bank dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 68,
Pengukuran Nilai Wajar, yang menyediakan satu sumber panduan tentang bagaimana
nilai wajar diukur tetapi tidak menetapkan persyaratan baru mengenai kapan nilai wajar
diperlukan. Standar ini menyediakan kerangka untuk menentukan nilai wajar dan
menjelaskan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi nilai wajar.
PSAK ini mengatur penggunaan harga keluar (exit price) dalam pengukuran nilai wajar
dan persyaratan pengungkapan yang lebih ekstensif, khususnya dengan memasukkan
instrumen non-keuangan ke dalam pengungkapan hirarki nilai wajar. PSAK No. 68
diterapkan secara prospektif. Perubahan ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap
pengukuran aset dan liabilitas Bank dan Entitas Anak. Bank dan Entitas Anak telah
menambahkan pengungkapan baru yang diwajibkan oleh PSAK No. 68 di Catatan 4b
dan 32 atas laporan keuangan konsolidasian.

22

426
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


d. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
d.2. Standar akuntansi yang diterbitkan tetapi belum berlaku efektif
Beberapa perubahan standar dan interpretasi akuntansi telah terbit tetapi belum berlaku
efektif untuk tahun berakhir 31 Desember 2015, dan belum diterapkan dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasian ini. PSAK dan ISAK (Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan) berikut ini, yang akan berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2016 dan 1 Januari
2017, mungkin memiliki pengaruh signifikan atas laporan keuangan konsolidasian Bank dan
Entitas Anak di masa yang akan datang, dan akan membutuhkan penerapan secara
retrospektif sebagaimana diatur dalam PSAK No. 25, Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

PSAK 1 (Revisi 2015), Penyajian Laporan Keuangan


PSAK 4 (Revisi 2015), Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 5 (Revisi 2015), Segmen Operasi
PSAK 7 (Revisi 2015), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
PSAK 13 (Revisi 2015), Properti Investasi
PSAK 15 (Revisi 2015), Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
PSAK 16 (Revisi 2015), Aset Tetap
PSAK 19 (Revisi 2015), Aset Takberwujud
PSAK 22 (Revisi 2015), Kombinasi Bisnis
PSAK 24 (Revisi 2015), Imbalan Kerja
PSAK 25 (Revisi 2015), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan
l. PSAK 53 (Revisi 2015), Pembayaran Berbasis Saham
m. PSAK 65 (Revisi 2015), Laporan Keuangan Konsolidasian
n. PSAK 66 (Revisi 2015), Pengaturan Bersama
o. PSAK 67 (Revisi 2015), Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain
p. PSAK 68 (Revisi 2015), Pengukuran Nilai Wajar
q. ISAK 30 (Revisi 2015), Pungutan
r. ISAK 31 (Revisi 2015), Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi
Pada tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian ini, Bank dan Entitas Anak belum
menentukan dampak dari pengaruh retrospektif, jika ada, atas penerapan standar ini terhadap
posisi keuangan dan hasil operasi konsolidasian Bank dan Entitas Anak.
e.

Prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Bank dan Entitas Anak (PT BCA
Finance, BCA Finance Limited, PT Bank BCA Syariah, PT BCA Sekuritas, PT Asuransi Umum
BCA, dan PT Central Santosa Finance), yang berada di bawah pengendalian Bank.
Sebelum 1 Januari 2015, suatu pengendalian atas Entitas Anak dianggap ada bilamana Bank
menguasai secara langsung atau tidak langsung lebih dari 50% (lima puluh persen) hak suara, atau
Bank dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi Entitas Anak, atau mempunyai
kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota Direksi atau Dewan
Komisaris, atau mampu memberikan suara mayoritas dalam rapat Direksi atau Dewan Komisaris.
23

427
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


e. Prinsip konsolidasi (lanjutan)
Mulai tanggal 1 Januari 2015, suatu pengendalian atas Entitas Anak dianggap ada bilamana Bank
terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan Entitas Anak
dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas
Entitas Anak. Bank akan menilai kembali apakah memiliki kendali jika ada perubahan atas satu
atau lebih unsur pengendalian, termasuk situasi dimana hak suara potensial (seperti yang
dihasilkan dari hubungan pinjaman) menjadi substantif dan mengakibatkan Bank memiliki kuasa
atas Entitas Anak.
Laporan keuangan Entitas Anak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal
pengendalian diperoleh sampai dengan tanggal pengendalian berakhir. Laporan keuangan Entitas
Anak telah disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama dengan kebijakan
akuntansi yang diterapkan oleh Bank untuk transaksi yang serupa dan kejadian lain dalam keadaan
yang serupa, kecuali dinyatakan lain.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut
dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal pengendalian diperoleh. Bila
pengendalian berakhir dalam tahun berjalan, hasil usaha Entitas Anak tersebut dimasukkan ke
dalam laporan keuangan konsolidasian untuk porsi tahun dimana pengendalian masih
berlangsung.
Seluruh saldo, transaksi, penghasilan, dan beban dengan dan antar Entitas Anak yang signifikan
telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasian, sehingga laporan keuangan konsolidasian
hanya mencakup transaksi dan saldo dengan pihak lain. Kerugian dari transaksi dengan dan antar
Entitas Anak yang belum direalisasi juga dieliminasi, kecuali merupakan suatu indikasi adanya
penurunan nilai yang mensyaratkan pengakuan dalam laporan keuangan konsolidasian.
Perubahan yang mempengaruhi persentase kepemilikan dan ekuitas Entitas Anak yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas dan disajikan sebagai
komponen ekuitas lainnya dalam bagian ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Kepentingan non-pengendali diakui pada tanggal kombinasi bisnis yang selanjutnya disesuaikan
dengan proporsi atas perubahan ekuitas Entitas Anak.
Kepentingan non-pengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian,
terpisah dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik, dan dinyatakan sebesar proporsi
pemegang saham non-pengendali atas laba tahun berjalan dan ekuitas Entitas Anak tersebut sesuai
dengan persentase kepemilikan pemegang saham non-pengendali pada Entitas Anak tersebut.
Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada Entitas Anak, maka entitas induk:
a. Menghentikan pengakuan aset dan liabilitas Entitas Anak terdahulu dari laporan posisi
keuangan konsolidasian.
b. Mengakui sisa investasi pada Entitas Anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal
hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa investasi tersebut dan setiap jumlah
terutang oleh atau kepada Entitas Anak terdahulu sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang relevan. Nilai wajar tersebut dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal
aset keuangan sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran.
c. Mengakui keuntungan atau kerugian terkait hilangnya pengendalian yang dapat diatribusikan
pada kepentingan pengendali terdahulu.
24

428
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


f.

Kombinasi bisnis
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah
akuisisi diukur pada nilai wajar aset yang diberikan, instrumen ekuitas yang diterbitkan, liabilitas
yang terjadi atau diambil dan penyesuaian harga beli kontinjensi, jika ada, pada tanggal akuisisi.
Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan dicatat sebagai beban administrasi.
Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi mengklasifikasikan atau menentukan aset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih sebagaimana diperlukan untuk menerapkan standar
akuntansi keuangan lain selanjutnya. Pihak pengakuisisi membuat klasifikasi atau penentuan
tersebut berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, kebijakan operasional atau
akuntansinya, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan, yang merupakan selisih
lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap kepentingan non-pengendali
pada pihak yang diakuisisi atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih pada tanggal akuisisi. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset bersih
Entitas Anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui sebagai laba atau rugi. Setelah pengakuan
awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.

g.

Kombinasi bisnis entitas sepengendali


Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam
rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan
merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut tidak
dapat menimbulkan laba atau rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan maupun entitas
individual dalam kelompok usaha tersebut.
Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, menurut PSAK No. 38 (Revisi 2012),
Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali, diakui pada jumlah tercatat berdasarkan metode
penyatuan kepemilikan. Entitas yang menerima bisnis maupun yang melepas bisnis mengakui
selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan/diterima dan jumlah tercatat dari transaksi kombinasi
bisnis entitas sepengendali di ekuitas dalam akun tambahan modal disetor.
Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 38 (Revisi 2012), saldo selisih nilai transaksi
restukturisasi entitas sepengendali berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi 2004), Akuntansi
Restrukturisasi Entitas Sepengendali, pada tanggal awal penerapan pernyataan ini sebesar
Rp 111.193, disajikan di ekuitas dalam akun tambahan modal disetor dan selanjutnya tidak dapat
diakui sebagai laba rugi direalisasi atau direklasifikasi ke saldo laba.

h. Penjabaran transaksi dalam valuta asing


Bank dan Entitas Anak yang berdomisili di Indonesia menyelenggarakan catatan akuntansinya
dalam Rupiah. Transaksi-transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan
menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Pada tanggal pelaporan, saldo akhir tahun aset dan
liabilitas moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada
tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

25

429
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


h. Penjabaran transaksi dalam valuta asing (lanjutan)
Untuk tujuan konsolidasian, laporan keuangan dalam valuta asing milik Entitas Anak yang
berdomisili di luar negeri dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut:
(1) Aset dan liabilitas, komitmen dan kontinjensi menggunakan kurs spot Reuters pada pukul
16:00 WIB pada tanggal laporan posisi keuangan.
(2) Pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian merupakan akumulasi dari saldo laba rugi
bulanan selama tahun berjalan yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan rata-rata kurs tengah
Reuters untuk bulan yang bersangkutan.
(3) Akun ekuitas menggunakan kurs historis.
(4) Laporan arus kas menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16:00 WIB pada tanggal
laporan posisi keuangan, kecuali akun-akun laba rugi menggunakan kurs tengah rata-rata dan
unsur-unsur ekuitas menggunakan kurs historis.
Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut disajikan sebagai selisih
kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam valuta asing pada kelompok ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam valuta asing dan dari
penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam valuta asing diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
Laba atau rugi kurs valuta asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya
perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan
pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam valuta asing yang
dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada akhir tahun.
Berikut ini adalah kurs valuta asing utama pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, yang
menggunakan kurs tengah Reuters pukul 16:00 WIB (Rupiah penuh):
Valuta asing
1
1
1
1
1
100
1

i.

Dolar Amerika Serikat (USD)


Dolar Australia (AUD)
Dolar Singapura (SGD)
Dolar Hong Kong (HKD)
Poundsterling Inggris (GBP)
Yen Jepang (JPY)
Euro (EUR)

2015
13.785
10.084
9.759
1.779
20.439
11.452
15.057

2014
12.385
10.148
9.376
1.597
19.288
10.356
15.053

Aset dan liabilitas keuangan


Aset keuangan Bank dan Entitas Anak terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro
pada bank-bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, aset keuangan untuk
diperdagangkan, tagihan akseptasi, wesel tagih, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali,
kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, investasi sewa pembiayaan, dan efek-efek
untuk tujuan investasi.

26

430
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


i.

Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)


Liabilitas keuangan Bank dan Entitas Anak terutama terdiri dari simpanan dari nasabah, simpanan
dari bank-bank lain, liabilitas keuangan untuk diperdagangkan, utang akseptasi, efek-efek yang
dijual dengan janji dibeli kembali, efek-efek utang yang diterbitkan, dan pinjaman yang diterima.
i.1. Klasifikasi
Bank dan Entitas Anak mengklasifikasikan aset keuangannya ke dalam kategori sebagai
berikut pada saat pengakuan awal:
i. diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu aset
keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan;
ii. tersedia untuk dijual;
iii. dimiliki hingga jatuh tempo; dan
iv. pinjaman yang diberikan dan piutang.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori pengukuran berikut pada saat
pengakuan awal:
i. diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu
liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas
keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; dan
ii. liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.
Kategori untuk diperdagangkan adalah untuk aset dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau
dimiliki Bank dan Entitas Anak terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu
dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking.
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual atau yang tidak dikelompokkan ke dalam salah satu kategori aset
keuangan lainnya.
Kategori dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank dan Entitas
Anak mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut
hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi atau tersedia
untuk dijual.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasian di pasar aktif dan Bank dan
Entitas Anak tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi terdiri dari liabilitas
keuangan non-derivatif yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan dan tidak ditetapkan pada
nilai wajar melalui laba rugi.

27

431
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


i.

Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)


i.2. Pengakuan awal
Bank dan Entitas Anak pada awalnya mengakui kredit yang diberikan serta simpanan pada
tanggal perolehan. Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada
tanggal perdagangan dimana Bank dan Entitas Anak memiliki komitmen untuk membeli atau
menjual aset tersebut. Semua aset dan liabilitas keuangan lainnya pada awalnya diakui pada
tanggal perdagangan dimana Bank dan Entitas Anak menjadi suatu pihak dalam ketentuan
kontraktual instrumen tersebut.
Pada saat pengakuan awal, aset atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah
(untuk instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi setelah
pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset
keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan.
Pengukuran aset dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi
aset dan liabilitas keuangan tersebut.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk
perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya
tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau
diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada
awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari
jumlah utang yang diakui pada pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut
diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat
sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset
keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan
liabilitas keuangan.
i.3. Penghentian pengakuan
Bank dan Entitas Anak menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual
atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau pada saat Bank dan
Entitas Anak mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset
keuangan dalam transaksi dimana Bank dan Entitas Anak secara substansial telah mentransfer
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau
kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank
dan Entitas Anak diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Bank dan Entitas Anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat kewajiban
yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

28

432
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


i.

Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)


i.3. Penghentian pengakuan (lanjutan)
Dalam transaksi dimana Bank dan Entitas Anak secara substansial tidak memiliki atau tidak
mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset keuangan, Bank dan Entitas
Anak menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank dan Entitas Anak tidak lagi memiliki
pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang masih dimiliki dalam transfer
tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana
pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank dan Entitas Anak mengakui aset yang ditransfer
tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dan Entitas
Anak dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
Bank dan Entitas Anak menghapusbukukan saldo aset keuangan dan cadangan kerugian
penurunan nilai terkait pada saat Bank dan Entitas Anak menentukan bahwa aset keuangan
tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi
terkait seperti telah terjadinya perubahan signifikan atas posisi keuangan debitur/penerbit aset
keuangan sehingga debitur/penerbit aset keuangan tidak lagi dapat melunasi liabilitasnya,
atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh eksposur kredit yang
diberikan.
i.4. Saling hapus
Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Bank dan Entitas Anak memiliki hak
yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui
tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar
akuntansi.
i.5. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi
Biaya perolehan diamortisasi dari aset atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau
liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok,
ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku
bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

29

433
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


i.

Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)


i.6. Pengukuran nilai wajar
Kebijakan berlaku sejak 1 Januari 2015
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur (orderly transaction)
antara pelaku pasar (market participants) pada tanggal pengukuran di pasar utama, atau jika
tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan dimana Bank dan Entitas
Anak memiliki akses pada tanggal tersebut. Nilai wajar liabilitas mencerminkan risiko
wanprestasinya.
Jika tersedia, Bank dan Entitas Anak mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan
menggunakan harga kuotasian di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap
aktif jika transaksi atas aset dan liabilitas terjadi dengan frekuensi dan volume yang memadai
untuk menyediakan informasi penentuan harga secara berkelanjutan.
Jika harga kuotasian tidak tersedia di pasar aktif, Bank dan Entitas Anak menggunakan
teknik penilaian dengan memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi dan
relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Teknik penilaian
yang dipilih menggabungkan semua faktor yang diperhitungkan oleh pelaku pasar dalam
penentuan harga transaksi.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga
transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima. Jika Bank dan
Entitas Anak menetapkan bahwa nilai wajar pada pengakuan awal berbeda dengan harga
transaksi dan nilai wajar tidak dapat dibuktikan dengan harga kuotasian di pasar aktif untuk
aset atau liabilitas yang identik atau berdasarkan teknik penilaian yang hanya menggunakan
data dari pasar yang dapat diobservasi, maka nilai wajar instrumen keuangan pada saat
pengakuan awal disesuaikan untuk menangguhkan perbedaan antara nilai wajar pada saat
pengakuan awal dan harga transaksi. Setelah pengakuan awal, perbedaan tersebut diakui
dalam laba rugi berdasarkan umur dari instrumen tersebut namun tidak lebih lambat dari saat
penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat
transaksi ditutup.
Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki harga penawaran dan harga
permintaan, maka Bank dan Entitas Anak mengukur aset dan posisi long berdasarkan harga
penawaran (bid price) dan mengukur liabilitas dan posisi short berdasarkan harga permintaan
(ask price).
Kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar, yang
terekspos risiko pasar dan risiko kredit yang dikelola oleh Bank dan Entitas Anak
berdasarkan eksposur netonya baik terhadap risiko pasar ataupun risiko kredit diukur
berdasarkan harga yang akan diterima untuk menjual posisi net long (atau dibayar untuk
mengalihkan posisi net short) untuk eksposur risiko tertentu. Penyesuaian pada level
portofolio tersebut dialokasikan pada aset dan liabilitas individual berdasarkan penyesuaian
risiko relatif dari masing-masing instrumen individual di dalam portofolio.

30

434
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


i. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
i.6. Pengukuran nilai wajar (lanjutan)
Kebijakan berlaku sebelum 1 Januari 2015
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar
(arms length transaction) pada tanggal pengukuran.
Jika tersedia, Bank dan Entitas Anak mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan
menggunakan harga kuotasian di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap
aktif jika harga kuotasian sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan
transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank dan Entitas Anak menentukan
nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan
transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami,
berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substansial sama, penggunaan analisis arus kas yang didiskonto dan penggunaan
model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih
memaksimalkan penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari Bank dan Entitas Anak,
memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam
menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima dalam
penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara
memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian
(risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank dan Entitas Anak mengkalibrasi
teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi
pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar
lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga
transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai
wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan terhadap transaksi
pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi
atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya
menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Jika harga transaksi memberikan bukti
terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya
diukur pada harga transaksi dan selisih antar harga transaksi dan nilai yang sebelumnya
diperoleh dari model penilaian diakui dalam laba rugi setelah pengakuan awal tergantung
pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari
saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data dari pasar yang dapat diobservasi atau
saat transaksi ditutup.

31

435
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


i.

Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)


i.6. Pengukuran nilai wajar (lanjutan)
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian
yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan Entitas Anak dan pihak lawan,
mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan
disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau
ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank dan Entitas Anak yakin bahwa keterlibatan
suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penerapan
harga suatu transaksi.
Aset keuangan dan posisi long diukur menggunakan harga penawaran; liabilitas keuangan
dan posisi short diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank dan Entitas Anak
memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dan
Entitas Anak dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk
menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian
terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto, mana yang
lebih sesuai.

j.

Giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain


Giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank-bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar
ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya
tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

k. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain


Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar
ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya
tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut.
k.1. Pinjaman yang diberikan dan piutang
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya.
k.2. Tersedia untuk dijual
Setelah pengakuan awal, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang tersedia
untuk dijual dinyatakan pada nilai wajarnya. Pendapatan bunga diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam penghasilan komprehensif lain
sampai penempatan tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan
kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain harus
diakui pada laba rugi tahun berjalan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

32

436
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


l.

Aset dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan


Aset dan liabilitas keuangan yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan pada saat pengakuan awal
dan setelah pengakuan awal diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan
konsolidasian, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung pada laba rugi tahun berjalan.
Termasuk dalam aset dan liabilitas keuangan diperdagangkan adalah semua instrumen derivatif
yang dilakukan Bank untuk tujuan diperdagangkan, kecuali derivatif yang merupakan kontrak
jaminan keuangan atau yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Semua perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan diakui sebagai
bagian dari pendapatan bersih dari transaksi perdagangan. Keuntungan atau kerugian yang
direalisasi pada saat penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan
diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
Aset dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal,
kecuali aset keuangan non-derivatif, yang tidak ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi pada pengakuan awalnya, dapat direklasifikasi dari kategori diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi (kategori diperdagangkan) jika aset keuangan tersebut tidak lagi dimiliki untuk
tujuan penjualan atau pembelian dalam waktu dekat dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

aset keuangan yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang (jika aset
keuangan tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai diperdagangkan pada pengakuan
awal) dapat direklasifikasi jika Bank dan Entitas Anak memiliki intensi dan kemampuan
memiliki aset keuangan tersebut untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga
jatuh tempo; atau

aset keuangan yang tidak memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang, dapat
direklasifikasi dari kategori diperdagangkan hanya dalam situasi yang langka.

m. Tagihan dan utang akseptasi


Tagihan dan utang akseptasi pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah/dikurangi biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk
memperoleh/menerbitkan aset/liabilitas keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Tagihan
akseptasi disajikan setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
n. Kredit yang diberikan
Kredit yang diberikan pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset
keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan bersama (joint financing), dan kredit penerusan
(channeling loan) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang
ditanggung oleh Bank.

33

437
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


n. Kredit yang diberikan (lanjutan)
Bank dan Entitas Anak mencatat restrukturisasi kredit bermasalah berdasarkan jenis
restrukturisasi. Dalam hal restrukturisasi kredit bermasalah dilakukan dengan modifikasi
persyaratan kredit, pengurangan atau pengampunan sebagian saldo kredit dan/atau kombinasi dari
keduanya, Bank dan Entitas Anak mencatat dampak restrukturisasi tersebut secara prospektif dan
tidak mengubah nilai tercatat kredit yang diberikan pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika
jumlah nilai tercatat kredit yang diberikan pada tanggal restrukturisasi melebihi nilai kini
penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru. Jika nilai kini penerimaan
kas masa depan sebagaimana yang ditentukan dalam persyaratan baru dari kredit yang
direstrukturisasi tersebut lebih rendah daripada nilai tercatat kredit yang diberikan sebelum
direstrukturisasi, Bank dan Entitas Anak harus mengurangkan saldo kredit yang diberikan ke
suatu jumlah yang sama dengan jumlah nilai kini penerimaan kas masa depan. Jumlah
pengurangan tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai individual dalam laba rugi tahun
berjalan.
o.

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dan efek-efek yang dijual dengan janji
dibeli kembali
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) disajikan sebagai tagihan sebesar
harga jual kembali efek-efek yang disepakati dikurangi selisih antara harga beli dan harga jual
kembali yang disepakati. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut
diamortisasi dengan metode suku bunga efektif sebagai pendapatan bunga selama jangka waktu
sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali.
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) disajikan sebagai kewajiban sebesar
harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi beban bunga yang belum diamortisasi. Beban
bunga yang belum diamortisasi merupakan selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang
disepakati tersebut dan diakui sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek dijual hingga
dibeli kembali. Efek yang dijual tetap dicatat sebagai aset dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian karena secara substansi kepemilikan efek tetap berada pada pihak Bank sebagai
penjual.

p. Pembiayaan konsumen
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang ditambah (dikurangi) biaya
(pendapatan) transaksi yang belum diamortisasi dan dikurangi dengan pendapatan pembiayaan
konsumen yang belum diakui dan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan
konsumen.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah
keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dan jumlah pokok
pembiayaan, ditambah (dikurangi) biaya (pendapatan) transaksi yang belum diamortisasi, yang
akan diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode suku
bunga efektif dari piutang pembiayaan konsumen.
Biaya (pendapatan) transaksi yang belum diamortisasi adalah pendapatan administrasi proses
pembiayaan dan biaya transaksi yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan
pembiayaan konsumen tersebut.

34

438
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


p. Pembiayaan konsumen (lanjutan)
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai
pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan keuntungan yang timbul diakui dalam laba rugi
tahun berjalan.
Piutang pembiayaan konsumen akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 150 (seratus
lima puluh) hari untuk kendaraan bermotor roda 4 (empat) dan 180 (seratus delapan puluh) hari
untuk kendaraan bermotor roda 2 (dua), serta berdasarkan penelaahan manajemen atas kasus per
kasus.
Entitas Anak memiliki pembiayaan syariah dengan akad murabahah.
Pembiayaan bersama
Seluruh kontrak pembiayaan bersama yang dilakukan oleh Entitas Anak merupakan pembiayaan
bersama tanpa tanggung renteng (without recourse) dimana hanya porsi jumlah angsuran piutang
yang dibiayai Entitas Anak yang dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen di laporan posisi
keuangan konsolidasian (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan pada
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian setelah dikurangi dengan
bagian yang merupakan hak pihak-pihak lain yang berpartisipasi pada transaksi pembiayaan
bersama tersebut.
Piutang dari jaminan kendaraan yang dikuasakan kembali
Piutang dari jaminan kendaraan yang dikuasakan kembali merupakan piutang yang berasal dari
jaminan kendaraan milik konsumen untuk pelunasan piutang pembiayaan konsumen, yang
disajikan sebagai bagian dari piutang pembiayaan konsumen.
Konsumen memberi kuasa kepada Bank dan Entitas Anak untuk menjual kendaraan yang
dijaminkan ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan
konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan.
Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan aset yang dikuasakan kembali dengan
saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan
sebagai laba rugi tahun berjalan.
Beban-beban yang berkaitan dengan perolehan dan pemeliharaan piutang dari jaminan kendaraan
yang dikuasakan kembali dibebankan sebagai laba rugi pada saat dijual.
q. Akuntansi untuk transaksi sewa pembiayaan
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Aset berupa piutang sewa pembiayaan diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian
sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa bersih. Penerimaan piutang sewa diperlakukan
sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa
pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik
yang konstan atas investasi bersih Entitas Anak sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.
35

439
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


r.

Transaksi syariah
Aset dari transaksi syariah terdiri dari tagihan pembiayaan mudharabah dan musyarakah, aset dan
piutang ijarah, dan tagihan pembiayaan murabahah.
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah
keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan tersebut kepada
pembeli. Pembiayaan murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan
marjin yang ditangguhkan yang dapat direalisasikan dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Ijarah adalah sewa menyewa atas suatu barang dan/atau jasa antara pemilik obyek sewa termasuk
kepemilikan hak pakai atas obyek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang disewakan. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah sewa menyewa antara pemilik obyek
sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan dengan opsi
perpindahan hak milik obyek sewa baik dengan jual beli atau pemberian (hibah) pada saat tertentu
sesuai akad sewa. Aset ijarah muntahiyah bittamlik dinyatakan sebesar harga perolehan dan
dikurangi akumulasi penyusutan. Piutang ijarah diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang
belum diterima dan disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan yakni saldo piutang
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana
(mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan menggunakan metode bagi untung
(profit sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing) antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Pembiayaan mudharabah dinyatakan
sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Musyarakah adalah penanaman dana dari pada pemilik dana/modal untuk mencampurkan
dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah
yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik dana/modal
berdasarkan bagian dana/modal masing-masing.
Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan
sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. Musyarakah menurun (musyarakah
mutanaqisha) adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan
secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir
masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut. Pembiayaan
musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan cadangan kerugian
penurunan nilai.
Entitas Anak menetapkan cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan syariah sesuai
dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang
pembiayaan, dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia, kecuali untuk piutang murabahah
yang merupakan pembiayaan, dimana identifikasi dan pengukuran kerugian penurunan nilai
piutang murabahah tersebut dilakukan sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2014).

s.

Efek-efek untuk tujuan investasi


Efek-efek untuk tujuan investasi pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk
memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal, diukur sesuai dengan
klasifikasinya masing-masing, sebagai dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual
36

440
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


s.

Efek-efek untuk tujuan investasi (lanjutan)


s.1. Dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Bila terjadi penjualan
atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari investasi
pada efek-efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo yang belum mendekati tanggal
jatuh tempo akan menyebabkan reklasifikasi atas semua investasi pada efek-efek yang
dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan Bank tidak
diperkenankan untuk mengklasifikasikan investasi pada efek-efek sebagai dimiliki hingga
jatuh tempo untuk tahun berjalan dan untuk kurun waktu 2 (dua) tahun mendatang.
s.2. Tersedia untuk dijual
Setelah pengakuan awal, investasi yang tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajarnya.
Pendapatan bunga diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek utang yang tersedia untuk dijual diakui pada laba
rugi tahun berjalan.
Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam penghasilan komprehensif lain
sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan
kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain harus
diakui pada laba rugi tahun berjalan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

t.

Aset tetap
Aset tetap pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan termasuk pengeluaranpengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung untuk memperoleh aset tersebut. Setelah
pengukuran awal, aset tetap diukur dengan model biaya, yaitu biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
Biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian
dari biaya perolehan tanah. Biaya perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dibebankan
dalam laba rugi pada saat terjadinya karena nilainya tidak signifikan.
Golongan bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis 20 (dua puluh) tahun. Kecuali tanah yang tidak
disusutkan, aset tetap lainnya disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset yang
berkisar antara 2 (dua) sampai dengan 8 (delapan) tahun dengan menggunakan metode saldo
menurun ganda (double-declining balance method) bagi Bank dan PT BCA Finance, dan metode
garis lurus (straight-line method) untuk Entitas Anak lainnya. Pengaruh perbedaan metode
penyusutan tersebut tidak material terhadap laporan keuangan konsolidasian. Untuk semua aset
tetap, Bank dan Entitas Anak menetapkan nilai residu nihil untuk perhitungan penyusutan.

37

441
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


t.

Aset tetap (lanjutan)


Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laba rugi tahun berjalan; sedangkan renovasi
dan penambahan yang jumlahnya signifikan dan memperpanjang masa manfaat dikapitalisasi ke aset
tetap yang bersangkutan. Nilai tercatat serta akumulasi penyusutan atas aset tetap yang tidak
digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau
ruginya disajikan sebagai pendapatan atau beban operasional lainnya dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Bangunan dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan
akan dipindahkan ke akun bangunan pada saat bangunan tersebut selesai dikerjakan dan siap
digunakan.
Apabila aset tetap dilepas, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari
laporan posisi keuangan konsolidasian, dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui
dalam laba rugi tahun berjalan.
Pada setiap tanggal pelaporan, nilai residu, masa manfaat, dan metode penyusutan dikaji ulang,
dan jika diperlukan, akan disesuaikan sesuai dengan ketentuan PSAK yang berlaku.

u. Agunan yang diambil alih


Pada saat pengakuan awal, agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit
dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat kredit yang diberikan terkait atau nilai
realisasi bersih dari agunan yang diambil alih. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan
yang diambil alih setelah dikurangi beban pelepasan.
Setelah pengakuan awal, agunan yang diambil alih dicatat sebesar nilai yang lebih rendah antara
nilai tercatat dengan nilai realisasi bersih. Selisih lebih antara nilai tercatat dan nilai realisasi
bersih dicatat sebagai cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih dan
dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.
Agunan yang diambil alih tidak disusutkan dan beban-beban sehubungan dengan perolehan dan
pemeliharaan aset tersebut dibebankan pada saat terjadinya.
Selisih antara nilai tercatat dan hasil penjualan agunan yang diambil alih diakui sebagai laba atau
rugi pada saat penjualan agunan yang diambil alih, dan diakui sebagai pendapatan atau beban
operasional lainnya dalam laba rugi tahun berjalan.
Agunan yang diambil alih disajikan dalam akun Aset lain-lain pada laporan posisi keuangan
konsolidasian.
v. Identifikasi dan pengukuran kerugian penurunan nilai aset
v.1. Aset keuangan
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti
obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi telah
mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif
menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset
keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan
yang dapat diestimasi secara handal.

38

442
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


v.

Identifikasi dan pengukuran kerugian penurunan nilai aset (lanjutan)


v.1. Aset keuangan (lanjutan)
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau
tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi kredit yang diberikan oleh Bank dan
Entitas Anak dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami
kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur atau penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya
pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yang dapat diobservasi
lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status
pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang
berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Bank dan Entitas Anak menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara
individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai secara individual dilakukan terhadap aset
keuangan yang signifikan secara individual.
Semua aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan
nilai secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilai yang
sudah terjadi namun belum diidentifikasi. Aset keuangan yang tidak signifikan secara
individual akan dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan
mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa. Aset
keuangan yang dievaluasi secara individual untuk penurunan nilai, dan dimana kerugian
penurunan nilai diakui, tidak lagi termasuk dalam penurunan nilai secara kolektif.
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank dan Entitas Anak menggunakan
model statistik dari tren probability of default di masa lalu, waktu pemulihan, dan jumlah
kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah
kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih
besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi,
tingkat kerugian, dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala
dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model statistik
yang digunakan masih memadai.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas
masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan
tersebut. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan
agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari
pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan.
Kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi tahun berjalan dan dicatat pada akun cadangan
kerugian penurunan nilai atas aset keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar
suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran
kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan
jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya
diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui dalam laba rugi tahun berjalan.

39

443
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


v.

Identifikasi dan pengukuran kerugian penurunan nilai aset (lanjutan)


v.1. Aset keuangan (lanjutan)
Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan
mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung sebagai penghasilan
komprehensif lain ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Jumlah kerugian kumulatif
yang direklasifikasi dari penghasilan komprehensif lain ke laba rugi merupakan selisih antara
biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini,
dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam laba
rugi. Perubahan pada cadangan kerugian penurunan nilai yang berasal dari nilai waktu
tercermin sebagai komponen dari pendapatan bunga.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar efek utang yang diklasifikasikan dalam kelompok
tersedia untuk dijual yang mengalami penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut
dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian
penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan pemulihan
tersebut diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
Jika persyaratan kredit, piutang, atau investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi
ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka
penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan
diubah.
v.2. Aset non-keuangan
Nilai tercatat aset non-keuangan Bank dan Entitas Anak dinilai kembali pada setiap tanggal
pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi
tersebut, nilai terpulihkan aset non-keuangan tersebut diestimasi.
Untuk tujuan pengujian penurunan nilai (impairment testing), aset non-keuangan
dialokasikan pada kelompok aset terkecil yang menghasilkan arus kas masuk dari
penggunaan aset yang sebagian besar independen dari arus kas masuk dari kelompok aset
lain atau unit penghasil kas (UPK).
Nilai terpulihkan dari suatu aset non-keuangan atau UPK adalah nilai tertinggi antara nilai
wajar dan nilai pakai (value in use) dikurangi biaya untuk menjual. Nilai pakai dihitung
berdasarkan estimasi arus kas masa depan yang didiskonto ke nilai kininya dengan
menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini atas
nilai waktu dari uang dan risiko spesifik atas aset atau UPK tersebut.
Kerugian penurunan nilai diakui apabila nilai tercatat suatu aset non-keuangan atau unit
penghasil kas melebihi nilai terpulihkan.
Kerugian penurunan nilai yang diakui di periode sebelumnya dievaluasi pada setiap tanggal
pelaporan keuangan apakah terdapat indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada
lagi. Rugi penurunan nilai dibalik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk
menentukan nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dibalik hanya sebatas nilai tercatat
aset non-keuangan tidak melebihi nilai tercatat, setelah dikurangi penyusutan atau amortisasi,
seandainya tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya.
Rugi penurunan nilai atas goodwill tidak dapat dibalik.

40

444
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


w. Aset takberwujud
Aset takberwujud terdiri dari perangkat lunak dan goodwill.
Perangkat lunak
Perangkat lunak dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi
rugi penurunan nilai aset. Pengeluaran selanjutnya yang jumlahnya signifikan akan dikapitalisasi
hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis aset yang bersangkutan di masa
mendatang. Pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya. Amortisasi diakui dalam laba
rugi berdasarkan masa manfaat ekonomis, yaitu 4 (empat) tahun, dengan menggunakan metode
saldo menurun ganda (double-declining balance method).
Goodwill
Goodwill merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap
kepentingan non-pengendali pada pihak yang diakuisisi atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi. Goodwill diuji penurunan nilainya pada
setiap tanggal pelaporan dan dicatat berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan
nilai.
x. Simpanan dari nasabah dan simpanan dari bank-bank lain
Simpanan dari nasabah dan simpanan dari bank-bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar
dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan setelah pengakuan awal
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
y. Dana simpanan syariah dan dana syirkah temporer
Dana simpanan syariah merupakan simpanan pihak lain dalam bentuk giro wadiah dan tabungan
wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran, dan dapat ditarik setiap
saat melalui cek dan bilyet giro. Giro wadiah serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai
kebijaksanaan Entitas Anak. Simpanan dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah
dinyatakan sebesar liabilitas Entitas Anak.
Dana syirkah temporer merupakan investasi dengan akad mudharabah mutlaqah, yaitu pemilik
dana (shahibul maal) memberikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib/Entitas Anak)
dalam pengelolaan investasinya dengan tujuan dibagikan sesuai dengan kesepakatan. Dana
syirkah temporer terdiri dari tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Dana ini diterima
oleh entitas syariah dimana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan
menginvestasikan dana, baik sesuai dengan kebijakan entitas syariah atau kebijakan pembatasan
dari pemilik dana, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan. Dalam hal dana
syirkah temporer berkurang karena kerugian normal yang bukan akibat dari unsur kesalahan yang
disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan, entitas syariah tidak berkewajiban
mengembalikan atau menutup kerugian atau kekurangan dana tersebut.
Tabungan mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi
hasil dari pendapatan atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui
sebelumnya. Tabungan mudharabah dicatat sebesar nilai simpanan nasabah.

41

445
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


y. Dana simpanan syariah dan dana syirkah temporer (lanjutan)
Deposito mudharabah merupakan simpanan pihak lain yang hanya bisa ditarik pada waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito mudharabah dengan Entitas Anak.
Deposito mudharabah dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang
deposito mudharabah dengan Entitas Anak.
Pemilik dana syirkah temporer mendapatkan imbalan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang
ditetapkan.
z.

Efek-efek utang yang diterbitkan


Efek-efek utang yang diterbitkan oleh Entitas Anak, yang terdiri dari wesel bayar jangka
menengah dan obligasi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lainnya yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi. Biaya emisi sehubungan dengan penerbitan efek-efek utang diakui
sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi untuk menentukan hasil emisi bersih
efek-efek utang yang diterbitkan tersebut dan diamortisasi selama jangka waktu efek-efek utang
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

aa. Provisi
Provisi diakui jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, Bank dan Entitas Anak memiliki kewajiban
kini, baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif yang dapat diestimasi secara handal, dan
kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi. Provisi ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas
masa depan pada tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini atas
nilai waktu dari uang dan risiko yang terkait dengan liabilitas yang bersangkutan.
ab. Laba per saham
Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar selama
tahun berjalan setelah memperhitungkan pembelian kembali saham.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak ada instrumen yang berpotensi menjadi saham
biasa. Oleh karena itu, laba per saham dilusian sama dengan laba per saham dasar.
ac. Modal saham diperoleh kembali (saham treasuri)
Bank menetapkan metode biaya (cost method) dalam mencatat modal saham diperoleh kembali
(saham treasuri). Modal saham diperoleh kembali dicatat sebesar harga perolehan kembali saham
dan disajikan sebagai pengurang ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Pada saat saham treasuri dijual, Bank mencatat selisih antara harga perolehan kembali dan harga
jual kembali saham treasuri sebagai selisih modal dari transaksi saham treasuri yang merupakan
bagian dari tambahan modal disetor.

42

446
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


ad. Pendapatan dan beban bunga dan pendapatan dan beban syariah
Pendapatan dan beban bunga diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi
pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset atau liabilitas
keuangan (atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai
tercatat bersih dari aset atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank
dan Entitas Anak mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh
persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan
kerugian kredit di masa mendatang.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi (lihat Catatan 2i.2) dan seluruh
imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari suku bunga efektif.
Pendapatan dan beban bunga yang disajikan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain konsolidasian meliputi:
bunga atas aset dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang
dihitung menggunakan suku bunga efektif; dan
bunga atas efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual dihitung menggunakan
suku bunga efektif.
Pendapatan bunga dari semua aset keuangan yang diperdagangkan dipandang bersifat incidental
terhadap kegiatan perdagangan Bank dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan bunga.
Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar
suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian
penurunan nilai.
Pendapatan syariah terdiri dari keuntungan murabahah, pendapatan ijarah (sewa), dan bagi hasil
pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
Keuntungan murabahah dan pendapatan ijarah (sewa) diakui selama periode akad berdasarkan
konsep akrual. Pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah dan musyarakah diakui pada saat
diterima atau dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai porsi bagi hasil (nisbah) yang
disepakati.
Beban syariah terdiri dari beban bagi hasil mudharabah dan beban bonus wadiah. Beban bagi
hasil untuk dana pihak ketiga dihitung dengan menggunakan prinsip bagi hasil berdasarkan porsi
bagi hasil (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya berdasarkan pada prinsip wadiah,
mudharabah mutlaqah, dan mudharabah muqayyadah.

43

447
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


ae. Pendapatan dan beban provisi dan komisi
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang signifikan dan merupakan bagian integral dari
suku bunga efektif atas aset atau liabilitas keuangan dimasukkan dalam perhitungan suku bunga
efektif.
Pendapatan dan beban provisi dan komisi lainnya, termasuk pendapatan provisi yang terkait
kegiatan ekspor impor, pendapatan provisi atas manajemen kas, pendapatan provisi atas jasa
dan/atau mempunyai jangka waktu tertentu dan jumlahnya signifikan, diakui sebagai pendapatan
ditangguhkan/beban dibayar di muka dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus
(straight-line method) selama jangka waktunya, jika tidak, pendapatan dan beban provisi dan
komisi lainnya langsung diakui pada saat jasa diberikan. Atas komitmen kredit yang tidak
diharapkan adanya penarikan kredit, provisi dari komitmen kredit tersebut diakui berdasarkan
metode garis lurus (straight-line method) selama jangka waktu komitmen.
Beban provisi dan komisi lainnya yang terutama terkait dengan provisi transaksi antar bank diakui
sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.
af. Pendapatan bersih transaksi perdagangan
Pendapatan bersih transaksi perdagangan terdiri dari keuntungan atau kerugian bersih terkait
dengan aset dan liabilitas keuangan yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan, termasuk
pendapatan dan beban bunga dari semua instrumen keuangan yang diperdagangkan dan seluruh
perubahan nilai wajar yang direalisasi maupun yang belum direalisasi dan selisih kurs.
ag. Liabilitas imbalan pasca-kerja
Liabilitas imbalan pasca-kerja dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah liabilitas imbalan
pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa
kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset program dana pensiun. Perhitungan
dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
Pada tanggal 1 Januari 2015, Bank dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013),
Imbalan Kerja, yang membawa perubahan dalam pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
imbalan kerja manfaat pasti. Dampak yang paling signifikan dari perubahan ini adalah percepatan
pengakuan biaya jasa lalu. Ketika imbalan pasca-kerja berubah maka porsi kenaikan atau
penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu
diakui segera dalam laba rugi.
Kebijakan akuntansi ini juga mengharuskan Bank dan Entitas Anak untuk mengakui keuntungan/
kerugian aktuarial pada periode dimana keuntungan/kerugian aktuarial terjadi sebagai penghasilan
komprehensif lain yang disajikan sebagai bagian dari saldo laba.

44

448
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


ag. Liabilitas imbalan pasca-kerja (lanjutan)
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti bersih, yang terdiri dari keuntungan/kerugian
aktuarial, imbal hasil atas aset program (kecuali bunga) dan efek perubahan dalam batas atas aset
(jika ada, kecuali bunga) diakui segera di dalam penghasilan komprehensif lain. Bank dan Entitas
Anak mengukur beban (pendapatan) bunga atas liabilitas imbalan pasti bersih selama periode
dengan menggunakan tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur liabilitas imbalan pasti
pada awal periode pelaporan tahunan dengan memperhitungkan setiap perubahan dalam liabilitas
imbalan pasti bersih selama periode sebagai akibat dari iuran dan pembayaran imbalan. Beban
bunga bersih dan beban lain terkait program imbalan pasti diakui dalam laba rugi sebagai beban
gaji, tunjangan dan kesejahteraan karyawan.
Sebelum tanggal 1 Januari 2015, ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi imbalan sehubungan
dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan
dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata
masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Porsi imbalan
pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laba rugi tahun
berjalan. Jika akumulasi keuntungan/kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir
periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% (sepuluh persen) dari nilai kini liabilitas imbalan
pasti pada tanggal tersebut, keuntungan/kerugian aktuarial tersebut diakui dalam laba rugi tahun
berjalan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa
masa kerja karyawan yang diharapkan. Jika tidak, keuntungan/kerugian aktuarial tidak diakui.
ah. Pajak penghasilan
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada
laporan laba rugi, kecuali jika terkait item yang diakui secara langsung di ekuitas atau penghasilan
komprehensif lain.
Beban pajak kini merupakan estimasi utang pajak yang dihitung atas laba kena pajak untuk tahun
yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial
berlaku pada tanggal pelaporan, dan mencakup penyesuaian terhadap perhitungan pajak
penghasilan tahun lalu, baik untuk menyesuaikan dengan jumlah pajak penghasilan yang
dilaporkan dalam surat pemberitahuan pajak tahunan, atau untuk mencatat koreksi berdasarkan
hasil pemeriksaan pajak.
Pajak tangguhan diakui sehubungan dengan adanya perbedaan temporer antara nilai tercatat aset
dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan dan nilai aset dan liabilitas yang digunakan untuk
tujuan perpajakan. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang akan dikenakan terhadap
perbedaan temporer tersebut ketika terealisasi, berdasarkan aturan yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan
manfaat pajak di masa akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi
manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable).
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan
keberatan dan/atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan atau banding
itu diterima.

45

449
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)


ai. Segmen operasi
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang
memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban, termasuk pendapatan dan beban terkait dengan
transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama, yang hasil operasinya dikaji ulang secara
berkala (reguler) oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber
daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya, serta tersedia informasi
keuangan yang dapat dipisahkan. Hasil segmen yang dilaporkan kepada pengambil keputusan
operasional termasuk komponen-komponen yang dapat diatribusikan secara langsung kepada
segmen dan juga yang dapat dialokasikan dengan basis yang wajar. Komponen yang tidak dapat
dialokasikan terutama terdiri dari biaya kantor pusat, aset tetap, dan aset/liabilitas pajak
penghasilan, termasuk pajak kini dan pajak tangguhan.
Bank dan Entitas Anak mengelola kegiatan usahanya dan mengidentifikasi segmen yang
dilaporkan berdasarkan wilayah geografis dan produk. Beberapa wilayah yang memiliki
karakterisitik serupa, diagregasikan dan dievaluasi secara berkala oleh manajemen. Laba/rugi dari
masing-masing segmen digunakan untuk menilai kinerja masing-masing segmen.
aj. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, istilah pihak-pihak berelasi digunakan sesuai dengan
PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.
Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak
dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan konsolidasian.

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN


a.

Kerangka manajemen risiko


Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatan usahanya, selalu berhadapan dengan risiko
yang melekat (inheren) pada instrumen keuangan, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar
atas nilai tukar valuta asing dan tingkat suku bunga, serta risiko operasional.
Dalam rangka mengendalikan risiko tersebut, Bank telah mengimplementasikan suatu Kerangka
Dasar Manajemen Risiko (Risk Management Framework) secara terpadu yang dituangkan dalam
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR). Kerangka tersebut digunakan sebagai sarana
untuk penetapan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman, serta infrastruktur Bank sehingga
dapat dipastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, dikendalikan,
dan dilaporkan dengan baik.
Dalam rangka penerapan manajemen risiko yang efektif, Bank telah memiliki Komite Manajemen
Risiko yang berfungsi untuk membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara
keseluruhan dan merekomendasikan kebijakan manajemen risiko kepada Direksi.

46

450
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


a.

Kerangka manajemen risiko (lanjutan)


Selain komite di atas, Bank telah membentuk beberapa komite lain yang bertugas untuk
menangani risiko secara lebih spesifik antara lain: Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit,
serta Komite Aset dan Liabilitas (Asset and Liability Committee - ALCO).
Bank senantiasa melakukan kajian risiko secara menyeluruh atas rencana penerbitan produk dan
aktivitas baru sesuai dengan jenis risiko yang terdapat di dalam Peraturan Bank Indonesia
(PBI), Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), dan peraturan-peraturan lain yang
berlaku.

b. Manajemen risiko aset dan liabilitas


ALCO bertanggung jawab untuk mengevaluasi, mengusulkan, dan menetapkan strategi pendanaan
dan investasi Bank. Ruang lingkup ALCO adalah mengelola risiko likuiditas, risiko tingkat suku
bunga, dan risiko nilai tukar valuta asing; meminimalkan biaya pendanaan serta mempertahankan
likuiditas pada saat yang bersamaan; dan mengoptimalkan perolehan pendapatan bunga Bank
dengan mengalokasikan dana pada aset produktif secara hati-hati.
ALCO diketuai oleh Presiden Direktur (merangkap anggota), dengan anggota lainnya terdiri dari 7
(tujuh) orang direktur, Kepala Divisi Treasuri, Kepala Divisi Keuangan dan Perencanaan, Kepala
Grup Corporate Banking dan Corporate Finance, Kepala Divisi Bisnis Komersial dan SME,
Kepala Divisi Pengembangan Dana dan Jasa, Kepala Divisi Perbankan Internasional, Kepala Unit
Bisnis Kredit Konsumer, Kepala Grup Bisnis Consumer Card, dan Kepala Satuan Kerja
Manajemen Risiko.
Proses pengelolaan aset dan liabilitas Bank dimulai dengan pengkajian parameter ekonomi yang
mempengaruhi Bank, yang umumnya terdiri dari tingkat inflasi, likuiditas pasar, yield curve, nilai
tukar Dolar Amerika Serikat (USD) terhadap Rupiah, dan faktor makro ekonomi lainnya. Risiko
likuiditas, nilai tukar valuta asing, dan tingkat suku bunga dikaji oleh Satuan Kerja Manajemen
Risiko dan dilaporkan kepada ALCO. ALCO kemudian menentukan strategi penetapan tingkat
bunga simpanan dan kredit berdasarkan kondisi dan persaingan di pasar.
c.

Manajemen risiko kredit


Organisasi perkreditan terus disempurnakan dengan penekanan kepada penerapan prinsip empat
mata (four eyes principle) dimana keputusan kredit diambil berdasarkan pertimbangan dari 2
(dua) sisi, yaitu sisi pengembangan bisnis dan sisi analisis risiko kredit.
Bank telah memiliki Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB) yang terus mengalami
penyempurnaan sejalan dengan perkembangan Bank, PBI, dan POJK serta sesuai dengan
International Best Practices.
Penyempurnaan prosedur dan sistem manajemen risiko perkreditan dilakukan melalui
pengembangan Loan Origination System yaitu kebijakan yang mengatur alur kerja proses
pemberian kredit (dari awal sampai akhir) sehingga proses kredit yang efektif dan efisien dapat
tercapai. Pengembangan sistem pengukuran profil risiko debitur terus dikembangkan agar dapat
diterapkan secara menyeluruh, demikian juga dengan proses pembangunan database perkreditan
yang terus dilakukan dan disempurnakan.

47

451
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


c.

Manajemen risiko kredit (lanjutan)


Komite Kebijakan Perkreditan bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan perkreditan,
terutama yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan, memantau, dan
mengevaluasi penerapan kebijakan perkreditan agar dapat terlaksana secara konsisten dan sesuai
dengan kebijakan perkreditan, serta memberikan saran dan langkah perbaikan apabila terdapat
kendala dalam penerapan kebijakan perkreditan tersebut.
Komite Kredit dibentuk untuk membantu Direksi mengevaluasi dan/atau memberikan keputusan
kredit sesuai batas wewenangnya melalui Rapat Komite Kredit atau Surat Edaran Direksi. Fungsi
pokok Komite Kredit adalah:
memberikan pengarahan lebih lanjut apabila diperlukan suatu analisis kredit yang lebih
mendalam dan komprehensif;
memberikan keputusan atau rekomendasi atas rancangan keputusan kredit yang diajukan oleh
pemberi rekomendasi/pengusul yang terkait dengan debitur-debitur besar dan industri
spesifik; dan
melakukan koordinasi dengan ALCO, khususnya yang berhubungan dengan sumber
pendanaan kredit.
Bank telah mengembangkan sistem pemeringkat risiko debitur yang lebih dikenal dengan Internal
Credit Risk Rating/Scoring System. Internal Credit Risk Rating/Scoring System terdiri dari 11
(sebelas) kategori peringkat risiko mulai dari RR1 sampai dengan RR10, dan yang paling buruk
(Loss). Pemberian peringkat risiko kepada setiap debitur menjadi suatu masukan yang berharga
karena dapat membantu pejabat yang berwenang dalam memutuskan suatu usulan kredit dengan
lebih baik dan tepat.
Untuk menjaga agar kualitas kredit tetap terjaga dengan baik, maka pemantauan terhadap kualitas
kredit terus dilakukan secara rutin, baik per kategori kredit (Korporasi, Komersial, Small and
Medium Enterprise (SME), Konsumen, dan Kartu Kredit) maupun portofolio kredit secara
keseluruhan.
Bank telah mengembangkan pengelolaan risiko kredit dengan melakukan analisis stress testing
secara berkala terhadap portofolio kredit serta melakukan monitoring terhadap hasil stress testing
tersebut. Stress testing bermanfaat bagi Bank sebagai alat untuk memperkirakan besarnya dampak
risiko pada stressful condition sehingga Bank dapat membuat strategi yang sesuai untuk
memitigasi risiko tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan contingency plan.
Dalam rangka pemantauan dan pengendalian risiko kredit yang terjadi di Entitas Anak, Bank telah
melakukan pemantauan risiko kredit Entitas Anak secara rutin, sekaligus memastikan bahwa
Entitas Anak telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko Kredit yang baik dan efektif.
i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
Dalam aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian, eksposur maksimum
terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk bank garansi yang diterbitkan dan
fasilitas Letter of Credit yang tidak dapat dibatalkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit
adalah nilai yang harus dibayarkan oleh Bank jika kewajiban atas bank garansi yang diterbitkan
dan fasilitas Letter of Credit yang tidak dapat dibatalkan terjadi atau terealisasi. Untuk komitmen
kredit, eksposur maksimum atas risiko kredit adalah sebesar jumlah fasilitas yang belum ditarik
dari nilai penuh fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.

48

452
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


c.

Manajemen risiko kredit (lanjutan)


i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit (lanjutan)
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum risiko kredit Bank dan Entitas Anak atas
instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian (on-balance sheet) dan
rekening administratif konsolidasian (off-balance sheet), tanpa memperhitungkan agunan yang
dimiliki atau perlindungan kredit lainnya.
31 Desember
2015
Posisi keuangan konsolidasian:
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
Aset keuangan untuk diperdagangkan
Tagihan akseptasi
Wesel tagih
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Investasi sewa pembiayaan
Efek-efek untuk tujuan investasi
Rekening administratif konsolidasian:
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum
digunakan - committed
Fasilitas kredit kepada bank-bank lain yang belum
digunakan - committed
Fasilitas Letter of Credit yang tidak dapat dibatalkan
Bank garansi yang diterbitkan kepada nasabah

2014

37.774.577
8.438.924
56.259.099
1.783.792
7.367.389
2.541.352
515.099
378.616.292
7.407.519
173.120
51.153.115
552.030.278

38.875.175
4.614.271
12.018.932
1.672.222
7.569.364
3.226.980
26.289.663
339.859.068
6.973.228
166.888
71.528.070
512.793.861

105.940.361

95.248.542

646.087
5.258.718
11.526.909
123.372.075

900.766
7.198.848
10.720.350
114.068.506

675.402.353

626.862.367

49

453
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


c.

Manajemen risiko kredit (lanjutan)


ii. Analisis konsentrasi risiko kredit
Bank mendorong adanya diversifikasi dari portofolio kreditnya pada berbagai wilayah
geografis, industri, dan produk kredit sebagai upaya untuk meminimalkan risiko kredit.
Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit, mata uang, dan sektor ekonomi
diungkapkan pada Catatan 12.
Tabel berikut menyajikan konsentrasi risiko kredit Bank dan Entitas Anak berdasarkan pihak
lawan:
31 Desember 2015
Pemerintah
dan Bank
Indonesia

Korporasi
Posisi keuangan konsolidasian:
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank-bank lain
Aset keuangan untuk
diperdagangkan
Tagihan akseptasi
Wesel tagih
Efek-efek yang dibeli dengan janji
dijual kembali
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Investasi sewa pembiayaan
Efek-efek untuk tujuan investasi
Jumlah

Perorangan

Bank

Jumlah

37.774.577
-

8.438.924

37.774.577)
8.438.924)

49.272.868

6.986.231

56.259.099)

35.064
7.273.942
154.653

1.525.873
-

222.855
452.008
2.387.557

74.778
-

1.783.792)
7.800.728)
2.542.210)

232.746.928
174.686
140.964
8.325.285
248.851.522

41.569.236

515.099
4.080.501
379
2.111.257

130.142.554

25.194.811

150.815.208
7.518.473
37.202
158.445.661

515.099)
387.642.637)
7.693.538)
178.166)
52.005.778)
562.634.548)

Dikurangi:
(10.604.270)
552.030.278)

Cadangan kerugian penurunan nilai


Komitmen dan kontinjensi
yang memiliki risiko kredit:
Fasilitas kredit yang belum
digunakan - committed
Fasilitas Letter of Credit yang
tidak dapat dibatalkan
Bank garansi yang diterbitkan
kepada nasabah

79.602.426

646.087

26.337.935

106.586.448)

5.241.550

17.168

5.258.718)

9.783.522
94.627.498

369.404
1.015.491

1.373.983
27.729.086

11.526.909)
123.372.075)

50

454
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


c.

Manajemen risiko kredit (lanjutan)


ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan)

31 Desember 2014
Pemerintah
dan Bank
Indonesia

Korporasi
Posisi keuangan konsolidasian:
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank-bank lain
Aset keuangan untuk
diperdagangkan
Tagihan akseptasi
Wesel tagih
Efek-efek yang dibeli dengan janji
dijual kembali
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Investasi sewa pembiayaan
Efek-efek untuk tujuan investasi
Jumlah

Perorangan

Bank

Jumlah

38.875.175
-

4.614.271

38.875.175)
4.614.271)

8.238.400

3.780.532

12.018.932)

13.978
7.594.233
180.976

1.633.073
-

25.171
261.712
3.047.290

109.762
-

1.672.222)
7.965.707)
3.228.266)

201.421.134
248.763
151.030
9.075.645
218.685.759

19.253.398
61.082.529

7.036.265
3.134.625
774
2.141.601

129.082.575

24.042.241

142.007.551
6.924.753
19.062
149.061.128

26.289.663)
346.563.310)
7.174.290)
170.092)
72.299.775)
520.871.703)

Dikurangi:
(8.077.842)
512.793.861)

Cadangan kerugian penurunan nilai


Komitmen dan kontinjensi
yang memiliki risiko kredit:
Fasilitas kredit yang belum
digunakan - committed
Fasilitas Letter of Credit yang
tidak dapat dibatalkan
Bank garansi yang diterbitkan
kepada nasabah

69.444.055

900.766

25.804.487

96.149.308)

7.148.216

50.632

7.198.848)

8.162.903
84.755.174

1.155.182
2.055.948

1.402.265
27.257.384

10.720.350)
114.068.506)

51

455
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


c.

Manajemen risiko kredit (lanjutan)


iii. Analisis risiko kredit
Tabel berikut menyajikan aset keuangan yang mengalami penurunan nilai secara individual,
aset keuangan yang tidak signifikan secara individual dan penurunan nilainya dinilai secara
kolektif, aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai, serta
aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai.
31 Desember 2015
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
Lewat jatuh tempo tetapi tidak
mengalami penurunan nilai
Mengalami
penurunan
nilai
individual

Pinjaman dan
piutang:
Giro pada Bank
Indonesia
Giro pada bankbank lain
Penempatan pada
Bank Indonesia
dan bank-bank
lain
Tagihan akseptasi
- bersih
Wesel tagih bersih
Efek-efek yang
dibeli dengan
janji dijual
kembali
Kredit yang
diberikan bersih
Piutang pembiayaan
konsumen bersih
Investasi sewa
pembiayaan bersih

Tersedia untuk
dijual:
Efek-efek untuk
tujuan investasi
- bersih

Dimiliki hingga
jatuh tempo:
Efek-efek untuk
tujuan investasi
- bersih

1 - 30 hari

Tagihan akseptasi, wesel tagih, dan


kredit yang diberikan

31 - 60 hari

61 - 90 hari

High
grade

Standard
grade

Aset
keuangan
lainnya

Low
grade

Tidak
signifikan
secara
individual
dan
penurunan
nilainya
dinilai
secara
kolektif

Jumlah

37.774.577

37.774.577

8.438.924

8.438.924

56.259.099

56.259.099

4.539.596

2.633.779

50.237

143.777

7.367.389

523.875

286.436

1.731.041

2.541.352

515.099

515.099

204.987

159.273

251.245

92.340

177.060.511

39.365.091

800.978

- 160.681.867 378.616.292
-

7.407.519

7.407.519

173.120

173.120

204.987

159.273

251.245

92.340

182.123.982

42.285.306

851.215

22.354

38.292.341

38.314.695

22.354

38.292.341

38.314.695

12.838.420

12.838.420

12.838.420

12.838.420

227.341

159.273

251.245

92.340

182.123.982

42.285.306

851.215

102.987.699 170.137.324 499.093.371

154.118.460 170.137.324 550.246.486

52

456
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


c.

Manajemen risiko kredit (lanjutan)


iii. Analisis risiko kredit (lanjutan)
31 Desember 2014
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
Lewat jatuh tempo tetapi tidak
mengalami penurunan nilai
Mengalami
penurunan
nilai
individual

Pinjaman dan
piutang:
Giro pada Bank
Indonesia
Giro pada bankbank lain
Penempatan pada
Bank Indonesia
dan bank-bank
lain
Tagihan akseptasi
- bersih
Wesel tagih bersih
Efek-efek yang
dibeli dengan
janji dijual
kembali
Kredit yang
diberikan bersih
Piutang pembiayaan
konsumen bersih
Investasi sewa
pembiayaan bersih

Tersedia untuk
dijual:
Efek-efek untuk
tujuan investasi
- bersih

Dimiliki hingga
jatuh tempo:
Efek-efek untuk
tujuan investasi
- bersih

1 - 30 hari

Tagihan akseptasi, wesel tagih, dan


kredit yang diberikan

31 - 60 hari

61 - 90 hari

High
grade

Standard
grade

Aset
keuangan
lainnya

Low
grade

Tidak
signifikan
secara
individual
dan
penurunan
nilainya
dinilai
secara
kolektif

Jumlah

38.875.175

38.875.175

4.614.271

4.614.271

12.018.932

12.018.932

7.551.411

17.953

7.569.364

3.221.233

4.322

1.425

3.226.980

26.289.663

26.289.663

183.723

144.518

39.565

2.990

158.736.692

34.705.841

617.752

- 145.427.987 339.859.068
-

6.973.228

6.973.228

166.888

166.888

183.723

144.518

39.565

2.990

169.509.336

34.710.163

635.705

21.095

60.021.401

60.042.496

21.095

60.021.401

60.042.496

46.971

11.438.603

11.485.574

46.971

11.438.603

11.485.574

251.789

144.518

39.565

2.990

169.509.336

34.710.163

635.705

81.798.041 152.569.528 439.593.569

153.258.045 152.569.528 511.121.639

53

457
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


c.

Manajemen risiko kredit (lanjutan)


iii. Analisis risiko kredit (lanjutan)
Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai secara individual
Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai secara individual adalah aset keuangan yang
signifikan secara individual dan telah terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai individual
telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan tersebut.
Sesuai kebijakan internal Bank, kredit yang ditentukan sebagai signifikan secara individual adalah
kredit yang diberikan kepada debitur-debitur segmen korporasi dan komersial.
Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual dan penurunan nilainya dinilai
secara kolektif
Aset keuangan yang nilainya tidak signifikan secara individual adalah kredit dan piutang yang
diberikan oleh Bank dan Entitas Anak kepada debitur-debitur segmen ritel yaitu debitur kredit Usaha
Kecil Menengah (UKM), kredit pembiayaan konsumen (termasuk kredit pembiayaan bersama),
kredit pemilikan dan perbaikan rumah, kredit kendaraan bermotor, dan kartu kredit.
Bank dan Entitas Anak menentukan penurunan nilai aset keuangan yang tidak signifikan
secara individual dan secara kolektif, dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut
berdasarkan karakteristik risiko yang serupa.
Nilai tercatat aset keuangan yang tidak signifikan secara individual dan penurunan nilainya
dinilai secara kolektif yang telah jatuh tempo lebih dari 90 (sembilan puluh) hari pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 736.773 dan Rp 654.407.
Aset keuangan yang lewat jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
Aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai adalah aset
keuangan segmen korporasi dan komersial dengan tunggakan pembayaran pokok atau bunga
kontraktual, tetapi Bank dan Entitas Anak berkeyakinan bahwa penurunan nilai secara
individual belum terjadi, dengan mempertimbangkan agunan yang tersedia dan/atau tingkat
tertagihnya jumlah yang masih terutang kepada Bank dan Entitas Anak.
Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
Termasuk dalam aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
adalah aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai secara individual dan telah
dikelompokkan berdasarkan karakteristik risiko yang serupa, untuk menilai penurunan nilainya
secara kolektif atas kerugian yang telah terjadi tetapi belum dilaporkan (incurred but not yet
reported/IBNR).
Sesuai dengan kualitasnya, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, dan wesel tagih yang
belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai dikelompokkan ke dalam 3 (tiga)
kategori, yaitu high grade, standard grade, dan low grade, berdasarkan estimasi internal Bank
atas kemungkinan gagal bayar dari debitur-debitur atau portofolio tertentu yang dinilai
berdasarkan sejumlah faktor kualitatif dan kuantitatif.
54

458
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


c.

Manajemen risiko kredit (lanjutan)


iii. Analisis risiko kredit (lanjutan)
Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai (lanjutan)
Kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, dan wesel tagih dengan peringkat risiko RR1 sampai
dengan RR7 dimasukkan ke dalam kategori high grade. Kategori high grade adalah kredit
yang debiturnya memiliki kapasitas yang kuat dalam hal pembayaran kembali seluruh
kewajibannya secara tepat waktu karena didukung oleh faktor fundamental yang baik dan tidak
mudah dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan.
Kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, dan wesel tagih dengan peringkat risiko RR8 sampai
dengan RR9 dimasukkan ke dalam kategori standard grade. Kategori standard grade adalah
kredit yang debiturnya dianggap memiliki kapasitas yang memadai dalam hal pembayaran
bunga dan pokoknya, namun cukup peka terhadap perubahan kondisi ekonomi yang kurang
menguntungkan.
Kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, dan wesel tagih dengan peringkat risiko RR10 dan
Loss dimasukkan ke dalam kategori low grade. Kategori low grade adalah kredit yang
debiturnya rentan dalam hal kapasitas pembayaran bunga dan pokoknya karena faktor
fundamental yang kurang mendukung dan/atau sangat peka terhadap kondisi ekonomi yang
kurang menguntungkan.
iv. Agunan
Agunan digunakan untuk memitigasi eksposur risiko kredit dan kebijakan mitigasi risiko
menentukan jenis agunan yang dapat diterima Bank. Bank membedakan jenis agunan
berdasarkan likuiditas dan keberadaan agunan menjadi agunan solid dan non-solid. Agunan
solid adalah agunan yang memiliki nilai likuiditas relatif tinggi dan/atau keberadaannya tetap
(tidak berpindah-pindah tempat) seperti cash collateral dan tanah/bangunan, sehingga dapat
segera dicairkan atau diambil alih oleh Bank pada saat pinjaman debitur/grup debitur masuk
dalam kategori bermasalah. Agunan non-solid adalah agunan yang memiliki nilai likuiditas
relatif rendah dan/atau keberadaannya tidak tetap (berpindah-pindah tempat) seperti kendaraan
bermotor, mesin, persediaan, piutang, dan lain-lain. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014,
Bank memiliki agunan atas fasilitas kredit yang diberikan terutama dalam bentuk kas, properti
(tanah/bangunan), kendaraan bermotor, garansi, mesin, persediaan, efek-efek utang, dan lainlain.
Kebijakan Bank mengenai agunan sebagai mitigasi risiko kredit tergantung dari kategori kredit
atau fasilitas yang diberikan. Untuk kredit SME, seluruh kredit yang diberikan harus ditunjang
dengan agunan (collateral basis) dimana setidaknya 50% (lima puluh persen) merupakan
agunan solid. Untuk kredit korporasi dan komersial, besarnya agunan yang harus diserahkan,
ditentukan berdasarkan analisis mengenai kelayakan masing-masing debitur. Nilai agunan
ditentukan berdasarkan nilai appraisal pada saat kredit diberikan.
Untuk fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Bank mensyaratkan bahwa seluruh fasilitas
harus ditunjang dengan agunan. Bank memberlakukan aturan Loan-to-Value (LTV)
berjenjang, dimulai dari fasilitas KPR pertama dan seterusnya, sesuai dengan aturan yang
diberlakukan oleh regulator. Nilai agunan untuk KPR dihitung berdasarkan nilai agunan pada
saat kredit diberikan dan diperbaharui setiap 30 (tiga puluh) bulan. Untuk fasilitas Kredit
Kendaraan Bermotor (KKB), Bank mensyaratkan bahwa seluruh fasilitas harus ditunjang
dengan agunan kendaraan bermotor. Bank memberlakukan aturan uang muka (down payment),
sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh regulator.
55

459
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


c.

Manajemen risiko kredit (lanjutan)


iv. Agunan (lanjutan)
Piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak dijamin dengan Bukti Kepemilikan Kendaraan
Bermotor (BPKB) dari piutang pembiayaan konsumen kendaraan bermotor yang dibiayai.
Untuk fasilitas transaksi valuta asing, baik spot maupun forward, Bank mensyaratkan agunan
tunai (cash) yang ditetapkan sebesar persentase tertentu dari fasilitas yang diberikan. Bila
debitur memiliki fasilitas kredit lain di Bank, debitur dapat menggunakan agunan yang telah
diberikan untuk dibuat saling mengikat. Kebijakan mengenai persentase agunan tersebut akan
ditinjau secara berkala seiring dengan fluktuasi dan volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap mata
uang asing.
Rincian dari aset keuangan dan non-keuangan yang diperoleh Bank melalui pengambilalihan
kepemilikan agunan yang merupakan jaminan terhadap aset keuangan yang dimiliki pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, yang disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara
nilai tercatat dan nilai realisasi bersih di akun aset lain-lain adalah sebagai berikut:
2015
Tanah
Bangunan
Properti komersial lainnya
Nilai wajar

31 Desember

66.147
234.486
15.967
316.600

2014
3.332
68.618
16.443
88.393

Pada umumnya, Bank tidak menggunakan agunan non-kas yang diambil alih untuk keperluan
operasional sendiri. Realisasi agunan yang diambil alih dilakukan dalam rangka penyelesaian
kredit.
v. Aset keuangan diperdagangkan
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank dan Entitas Anak memiliki aset keuangan
untuk diperdagangkan masing-masing pada nilai wajar sebesar Rp 1.783.792 dan
Rp 1.672.222 (lihat Catatan 9). Informasi tentang kualitas kredit dari eksposur maksimum
risiko kredit aset keuangan untuk diperdagangkan adalah sebagai berikut:
2015
Surat berharga pemerintah:
Investment grade
Surat berharga korporasi:
Investment grade
Aset derivatif:
Pihak lawan bank-bank lain
Pihak lawan korporasi
Lainnya
Nilai wajar

31 Desember

2014

1.525.873

1.633.073

3.995

1.008

221.968
30.083
1.873
1.783.792

24.657
10.967
2.517
1.672.222

56

460
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


c.

Manajemen risiko kredit (lanjutan)


vi. Efek-efek untuk tujuan investasi
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank dan Entitas Anak memiliki efek-efek untuk
tujuan investasi masing-masing pada nilai tercatat sebesar Rp 51.153.115 dan Rp 71.528.070
(lihat Catatan 14). Informasi tentang kualitas kredit dari eksposur maksimum risiko kredit
efek-efek untuk tujuan investasi tersebut adalah sebagai berikut:
2015
Surat berharga pemerintah:
Investment grade
Surat berharga korporasi:
Investment grade
Non-investment grade
Lainnya
Nilai tercatat

31 Desember

2014

40.949.428

60.526.034

5.155.802
124.180
4.923.705
51.153.115

4.805.677
114.723
6.081.636
71.528.070

d. Manajemen risiko likuiditas


Bank sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya kepada
para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan
nasabah maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan
likuiditas secara keseluruhan dilakukan oleh ALCO dan secara operasional oleh Divisi Treasuri.
Bank menjaga likuiditas dengan mempertahankan jumlah aset likuid yang cukup untuk membayar
simpanan para nasabah dan menjaga agar jumlah aset yang jatuh tempo pada setiap periode dapat
menutupi jumlah liabilitas yang jatuh tempo.
Aset likuid Bank terutama terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain,
termasuk giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain serta kas. Apabila Bank memerlukan
likuiditas, dengan segera Bank dapat menarik cadangan dana dalam giro pada Bank Indonesia atas
kelebihan Giro Wajib Minimum (GWM), menjual putus Sertifikat Bank Indonesia (SBI)/Surat
Utang Negara (SUN)/surat berharga negara lainnya yang dimiliki atau menjual SBI/SUN/surat
berharga negara lain yang dimiliki dengan perjanjian membeli kembali, melakukan early redemption
BI term deposit atau mencari pinjaman di pasar uang antar bank di Indonesia. Cadangan utama Bank
terdiri dari cadangan GWM dan kas di kantor-kantor cabang.
Entitas Anak, dalam rangka mengurangi risiko ketergantungan pada satu sumber pendanaan,
melakukan diversifikasi sumber dananya. Selain dari modal dan penerimaan dari pelanggan, Entitas
Anak memperoleh sumber dana dari pinjaman bank dan pasar modal berupa penerbitan obligasi dan
wesel bayar jangka menengah.

57

461
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


d. Manajemen risiko likuiditas (lanjutan)
Tabel berikut ini menyajikan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan dari liabilitas
keuangan dan rekening administratif Bank dan Entitas Anak berdasarkan periode tersisa sampai
dengan tanggal jatuh tempo kontraktual pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
31 Desember 2015
Nilai tercatat
Liabilitas keuangan
non-derivatif
Simpanan dari nasabah
Simpanan dari bank-bank
lain
Utang akseptasi
Efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli
kembali
Efek-efek utang yang
diterbitkan
Pinjaman yang diterima
Liabilitas keuangan
derivatif
Liabilitas keuangan untuk
diperdagangkan:
Arus keluar
Arus masuk

Nilai nominal
bruto masuk/
(keluar)

Hingga
1 bulan

>1-3
bulan

> 3 bulan 1 tahun

>1-5
tahun

(473.666.215)

(473.868.836)

(460.719.243)

(8.686.867)

(4.462.726)

-)

(4.156.053)
(4.374.939)

(4.156.350)
(4.374.939)

(4.151.750)
(1.261.070)

(4.500)
(2.146.336)

(100)
(954.832)

-)
(12.701)

(38.602)

(38.736)

(38.736)

-)

-)

-)

(2.820.965)
(1.743.337)
(486.800.111)

(2.917.745)
(1.747.448)
(487.104.054)

-)
(320.012)
(466.490.811)

(486.071)
(137.500)
(11.461.274)

(1.357.987)
(816.563)
(7.592.208)

(1.073.687)
(473.373)
(1.559.761)

(74.234)

(9.854.440)
9.823.649)
(30.791)

(8.493.605)
8.458.817)
(34.788)

(1.206.036)
1.212.409)
6.373)

(154.799)
152.423)
(2.376)

-)
-)
-)

-)

(105.940.361)

(105.940.361)

-)

-)

-)

-)

(646.087)

(646.087)

-)

-)

-)

-)

(5.258.718)

(2.055.812)

(2.737.750)

(463.300)

(1.856)

-)
-)

(11.526.909)
(123.372.075)

(1.644.578)
(110.286.838)

(1.917.821)
(4.655.571)

(6.733.168)
(7.196.468)

(1.231.342)
(1.233.198)

(486.874.345)

(610.506.920)

(576.812.437)

(16.110.472)

(14.791.052)

(2.792.959)

(74.234)

Rekening administratif
Fasilitas kredit kepada
nasabah yang belum
digunakan - committed
Fasilitas kredit kepada
bank-bank lain yang
belum digunakan committed
Fasilitas Letter of Credit
yang tidak dapat
dibatalkan
Bank garansi yang
diterbitkan kepada
nasabah

58

462
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


d. Manajemen risiko likuiditas (lanjutan)
31 Desember 2014
Nilai tercatat
Liabilitas keuangan
non-derivatif
Simpanan dari nasabah
Simpanan dari bank-bank
lain
Utang akseptasi
Efek-efek utang yang
diterbitkan
Pinjaman yang diterima
Liabilitas keuangan
derivatif
Liabilitas keuangan untuk
diperdagangkan:
Arus keluar
Arus masuk
Rekening administratif
Fasilitas kredit kepada
nasabah yang belum
digunakan - committed
Fasilitas kredit kepada
bank-bank lain yang
belum digunakan committed
Fasilitas Letter of Credit
yang tidak dapat
dibatalkan
Bank garansi yang
diterbitkan kepada
nasabah

Nilai nominal
bruto masuk/
(keluar)

Hingga
1 bulan

>1-3
bulan

> 3 bulan 1 tahun

>1-5
tahun

(447.905.756)

(448.211.510)

(433.659.697)

(9.887.284)

(4.664.529)

-r

(3.754.260)
(4.697.946)

(3.754.449)
(4.697.946)

(3.747.849)
(1.854.715)

(6.500)
(2.011.009)

(100)
(827.398)

-r
(4.824)

(2.503.900)
(3.080.942)
(461.942.804)

(2.520.134)
(3.090.520)
(462.274.559)

(16.234)
(753.612)
(440.032.107)

(99.908)
-)
(12.004.701)

(574.442)
(1.508.163)
(7.574.632)

(1.829.550)
(828.745)
(2.663.119)

(14.702)

(2.382.685)
2.369.983)
(12.702)

(1.997.606)
1.989.193)
(8.413)

(385.079)
380.790)
(4.289)

-r
-)
-r

-r
-r
-r

-r

(95.248.542)

(95.248.542)

-)

-)

-)

-)

(900.766)

(900.766)

-)

-)

-)

-)

(7.198.848)

(2.580.667)

(3.420.735)

(685.584)

(511.862)

-)
-)

(10.720.350)
(114.068.506)

(1.013.581)
(99.743.556)

(2.171.098)
(5.591.833)

(6.600.548)
(7.286.132)

(935.123)
(1.446.985)

(461.957.506)

(576.355.767)

(539.784.076)

(17.600.823)

(14.860.764)

(4.110.104)

(14.702)

Tabel-tabel di atas disusun berdasarkan sisa jatuh tempo kontraktual liabilitas keuangan dan
fasilitas Letter of Credit yang tidak dapat dibatalkan, dan untuk kontrak garansi yang diterbitkan,
serta fasilitas kredit yang belum digunakan - committed berdasarkan jatuh tempo kontraktual
paling awal yang mungkin terjadi. Ekspektasi Bank dan Entitas Anak atas arus kas dari instrumeninstrumen tersebut bervariasi secara signifikan dari analisis di atas. Sebagai contoh, giro dan
tabungan diprediksi mempunyai saldo yang stabil atau meningkat, atau fasilitas kredit kepada
nasabah/bank-bank lain yang belum digunakan - committed tidak seluruhnya diharapkan untuk
segera digunakan.
Nilai nominal arus kas masuk dan keluar yang diungkapkan pada tabel di atas menyajikan arus kas
kontraktual yang tidak didiskontokan terkait dengan nilai pokok dan bunga dari liabilitas
keuangan atau komitmen. Pengungkapan instrumen derivatif menunjukkan nilai bruto arus kas
masuk dan keluar derivatif yang diselesaikan secara bersamaan (sebagai contoh kontrak forward
valuta asing).
Analisis tentang nilai tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan berdasarkan periode
tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo kontraktual pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
disajikan pada Catatan 37.
59

463
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


e.

Manajemen risiko pasar


i. Risiko nilai tukar valuta asing
Bank telah menjalankan perdagangan valuta asing sebagaimana diatur dalam ketentuan dan
kebijakan internal dan PBI mengenai Posisi Devisa Neto (PDN). Dalam mengelola risiko
nilai tukar valuta asingnya, Bank memusatkan pengelolaan PDN pada Divisi Treasuri yang
menggabungkan laporan PDN harian dari semua cabang. Secara umum, setiap cabang
diharuskan untuk menutup risiko nilai tukar valuta asingnya pada setiap akhir hari kerja,
walaupun ada batas toleransi PDN untuk setiap cabang tergantung pada besarnya aktivitas
transaksi valuta asing di cabang tersebut. Bank membuat laporan PDN harian yang
menggabungkan PDN dalam laporan posisi keuangan konsolidasian maupun rekening
administratif konsolidasian.
Pendapatan Bank dari perdagangan valuta asing terutama diperoleh dari transaksi yang
dilakukan oleh nasabahnya dan adakalanya Bank memiliki PDN dalam jumlah tertentu untuk
pemenuhan kebutuhan nasabah, sesuai dengan ketentuan internal Bank. Perdagangan untuk
mencari keuntungan (proprietary trading) hanya dilakukan untuk beberapa mata uang dengan
batasan limit relatif kecil.
Kewajiban Bank dalam valuta asing terutama terdiri dari simpanan dan pinjaman yang diterima
dalam Dolar Amerika Serikat. Untuk memenuhi peraturan PDN, Bank mempertahankan asetnya
yang terdiri dari penempatan pada bank-bank lain dan kredit yang diberikan dalam Dolar
Amerika Serikat.
Untuk mengukur risiko nilai tukar valuta asing pada trading book, Bank menggunakan metode
Value at Risk (VaR) dengan pendekatan Historical Simulation untuk kepentingan pelaporan
internal, sedangkan untuk perhitungan pelaporan Kebutuhan Pemenuhan Modal Minimum
(KPMM) Bank, Bank menggunakan metode standar Bank Indonesia.
Informasi mengenai PDN Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 diungkapkan pada
Catatan 38.
Entitas Anak memiliki pinjaman dalam valuta asing pada tanggal 31 Desember 2014. Entitas
Anak melakukan kontrak derivatif untuk mengelola risiko perubahan nilai tukar valuta asing.
ii. Risiko tingkat suku bunga
Komponen utama kewajiban Bank yang sensitif terhadap pergerakan tingkat suku bunga
adalah simpanan dari nasabah, sedangkan aset Bank yang sensitif adalah obligasi pemerintah,
efek-efek untuk tujuan investasi, dan kredit yang diberikan. ALCO secara berkala memantau
perkembangan pasar dan menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan kredit yang
diberikan.
Bank menggunakan earning approach dan economic value approach untuk mengukur
risiko suku bunga pada banking book. Earning approach menggunakan metode akrual
(accrual method) untuk mengukur sensitivitas perubahan pendapatan bunga neto (Net Interest
Income) sebagai akibat perubahan suku bunga. Sementara itu, economic value approach
menggunakan metode Duration (Duration method) untuk mengukur sensitivitas perubahan
nilai ekonomi aset produktif dan liabilitas berbunga sebagai akibat perubahan suku bunga.
Dalam metode Duration, risiko suku bunga didefinisikan sebagai penurunan nilai kini dari
seluruh portofolio aset produktif dan liabilitas berbunga pada banking book sebagai akibat dari
perubahan suku bunga.
60

464
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


e.

Manajemen risiko pasar (lanjutan)


ii. Risiko tingkat suku bunga (lanjutan)
Banking book adalah semua aset keuangan/posisi lainnya yang tidak termasuk dalam trading
book.
Pengukuran risiko dilakukan terhadap mata uang Rupiah dan valuta asing (USD) untuk kemudian
dilaporkan kepada ALCO. Untuk pengukuran risiko suku bunga pada trading book, Bank
menggunakan metode VaR dengan pendekatan metode Historical Simulation untuk kepentingan
pelaporan internal, sedangkan untuk perhitungan pelaporan KPMM Bank, Bank menggunakan
metode standar Bank Indonesia.
Bank menentukan tingkat suku bunga simpanan dari nasabah berdasarkan kondisi pasar dan
persaingan dengan memantau pergerakan tingkat suku bunga acuan dan suku bunga yang
ditawarkan oleh bank pesaing. Tingkat suku bunga simpanan pada umumnya bervariasi
tergantung pada jangka waktu dan besarnya simpanan. Tingkat suku bunga giro dan tabungan
bersifat mengambang dan ditinjau secara berkala sesuai dengan kondisi pasar, sedangkan tingkat
suku bunga deposito berjangka bersifat tetap, sesuai dengan jangka waktunya. Tingkat suku bunga
kredit ditetapkan dengan menambahkan marjin tertentu atas biaya pendanaan Bank (termasuk
biaya pendanaan GWM).
Risiko tingkat suku bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen
keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Risiko nilai wajar suku bunga adalah
risiko dimana nilai wajar dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga
pasar. Bank memiliki eksposur terhadap fluktuasi tingkat suku bunga pasar yang berlaku, baik atas
risiko nilai wajar maupun arus kas. Direksi menetapkan batas VaR trading book sebagai alat bantu
untuk memitigasi risiko, yang dimonitor secara harian oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Entitas Anak memiliki eksposur risiko tingkat suku bunga yang timbul dari piutang pembiayaan
konsumen, tagihan anjak piutang, piutang lain-lain, dan penerbitan obligasi dan wesel bayar jangka
menengah dengan suku bunga tetap. Untuk memperkecil mismatch, Entitas Anak mengelola risiko
suku bunga dengan melakukan diversifikasi sumber dana dengan mencari tingkat suku bunga tetap
terbaik.
Tabel di bawah ini merangkum aset dan liabilitas keuangan Bank dan Entitas Anak (tidak
untuk tujuan diperdagangkan) pada nilai tercatat, yang dikelompokkan menurut mana yang
lebih awal antara tanggal re-pricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual:
31 Desember 2015
Suku bunga tetap

Suku bunga mengambang


Kurang dari
3 bulan
Aset keuangan
Giro pada Bank
Indonesia
Giro pada bank-bank
lain
Penempatan pada
Bank Indonesia dan
bank-bank lain
Tagihan akseptasi
Wesel tagih
Efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual
kembali
Kredit yang diberikan
Dipindahkan

3 bulan 1 tahun

Kurang dari
3 bulan

3 bulan 1 tahun

Lebih dari
1 tahun

Tidak
dikenakan
bunga

Jumlah

10.994.823

26.779.754

37.774.577

8.438.924

8.438.924

21.321
-

55.048.659
2.541.352

1.210.440
-

7.346.068
-

56.259.099
7.367.389
2.541.352

281.358.274

26.759.475

515.099
-

70.498.543

515.099
378.616.292

300.792.021

26.780.796

58.105.110

1.210.440

70.498.543

34.125.822

491.512.732

61

465
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


e.

Manajemen risiko pasar (lanjutan)


ii. Risiko tingkat suku bunga (lanjutan)
31 Desember 2015
Suku bunga tetap
Kurang dari
3 bulan Lebih dari
3 bulan
1 tahun
1 tahun

Suku bunga mengambang


3 bulan Kurang dari
1 tahun
3 bulan
Aset keuangan
(lanjutan)
Pindahan
Piutang pembiayaan
konsumen
Investasi sewa
pembiayaan bersih
Efek-efek untuk
tujuan investasi
Jumlah
Liabilitas keuangan
Simpanan dari
nasabah
Simpanan dari bankbank lain
Utang akseptasi
Efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli
kembali
Efek-efek utang yang
diterbitkan
Pinjaman yang
diterima
Jumlah
Gap re-pricing suku
bunga

26.780.796

58.105.110)

1.210.440)

70.498.543)

34.125.822)

491.512.732)

-)

1.388.717)

2.754.110)

3.264.692)

-)

7.407.519)

-)

30.669)

73.634)

68.817)

----)

173.120)

5.115.983)
)
305.908.004)

4.538.697)

12.318.456)

29.026.804)

153.175)

51.153.115)

26.780.796

64.063.193)

16.356.640)

102.858.856)

34.278.997)

550.246.486)

- (108.340.356)

(360.261.173)

(5.064.686)

-)

-)

(473.666.215)

(4.114.411)
-)

(41.542)
-)

(100)
-)

-)
-)

-)
(4.374.939)

(4.156.053)
(4.374.939)

-)

(38.602)

-)

-)

-)

(38.602)

-)

(432.455)

(1.247.161)

(1.141.349)

-)

(2.820.965)

-)

(551.543)

(583.421)

(608.373)

-)

(1.743.337)

- (109.404.498)

(6.895.368)

(1.749.722)

(4.374.939)

(486.800.111)

9.461.272)

101.109.134)

29.904.058)

63.446.375)

Tidak
dikenakan
bunga

Jumlah

(364.375.584)
(58.467.580)

Kurang dari
3 bulan

Dipindahkan

Jumlah

300.792.021)

26.780.796

(45.341.305)

31 Desember 2014
Suku bunga tetap

Suku bunga mengambang

Aset keuangan
Giro pada Bank
Indonesia
Giro pada bank-bank
lain
Penempatan pada
Bank Indonesia dan
bank-bank lain
Tagihan akseptasi
Wesel tagih
Efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual
kembali
Kredit yang diberikan

Tidak
dikenakan
bunga

3 bulan 1 tahun

Kurang dari
3 bulan

3 bulan 1 tahun

Lebih dari
1 tahun

13.042.187)

-)

-)

-)

-)

25.832.988)

38.875.175)

4.614.271)

-)

-)

-)

-)

-)

4.614.271)

-)
1.307.500)
-)

-)
1.433.572)
-)

11.503.755)
-)
3.226.980)

515.177)
-)
-)

-)
-)
-)

-)
4.828.292)
-)

12.018.932)
7.569.364)
3.226.980)

-)
248.580.638)

-)
21.381.017)

26.289.663)
-)

-)
-)

-)
69.897.413)

-)
-)

26.289.663)
339.859.068)

267.544.596)

22.814.589)

41.020.398)

515.177)

69.897.413)

30.661.280)

432.453.453)

62

466
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


e.

Manajemen risiko pasar (lanjutan)


ii. Risiko tingkat suku bunga (lanjutan)
31 Desember 2014
Suku bunga tetap
Kurang dari
3 bulan Lebih dari
3 bulan
1 tahun
1 tahun

Suku bunga mengambang


3 bulan Kurang dari
1 tahun
3 bulan
Aset keuangan
(lanjutan)
Pindahan

Liabilitas keuangan
Simpanan dari
nasabah
Simpanan dari bankbank lain
Utang akseptasi
Efek-efek utang yang
diterbitkan
Pinjaman yang
diterima
Jumlah
Gap re-pricing suku
bunga

Jumlah

267.544.596)

22.814.589)

41.020.398)

515.177)

69.897.413)

30.661.280)

432.453.453)

-)

-)

359.257)

1.131.306)

5.482.665)

-)

6.973.228)

-)

-)

3.140)

19.138)

144.610)

-)

166.888)

6.263.027)

-)

27.229.585)

11.714.238)

26.192.358)

128.862)

71.528.070)

273.807.623)

22.814.589)

68.612.380)

13.379.859)

101.717.046)

30.790.142)

511.121.639)

-) (105.318.126)

Piutang pembiayaan
konsumen
Investasi sewa
pembiayaan bersih
Efek-efek untuk
tujuan investasi
Jumlah

Tidak
dikenakan
bunga

(336.412.083)

(6.175.547)

-)

-)

(447.905.756)

(3.751.760)
-)

-)
-)

(2.500)
-)

-)
-)

-)
-)

-)
(4.697.946)

(3.754.260)
(4.697.946)

-)

-)

(99.907)

(574.442)

(1.829.551)

-)

(2.503.900)

-)

-)

(1.622.989)

(550.240)

(907.713)

-)

(3.080.942)

-) (107.043.522)

(7.300.229)

(2.737.264)

(4.697.946)

(461.942.804)

6.079.630)

98.979.782)

26.092.196

49.178.835)

(340.163.843)
(66.356.220)

22.814.589)

(38.431.142)

Analisis sensitivitas
Berdasarkan laporan re-pricing gap, Bank melakukan analisis sensitivitas terhadap setiap
perubahan (naik atau turun) suku bunga secara paralel sebesar 1% (satu persen), dengan asumsi:
perubahan suku bunga komponen aset sama besar dengan perubahan suku bunga
komponen liabilitas; dan
perubahan yang sama besar untuk setiap jangka waktu pada yield curve (parallel yield
curve movement).
Analisis sensitivitas ini dilakukan secara berkala setiap bulan untuk kepentingan ALCO. Tabel
berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar,
dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap pendapatan bunga bersih:
Tahun berakhir 31 Desember
2014
2015
Penurunan pendapatan bunga bersih karena kenaikan suku
bunga 1% (satu persen) secara paralel
Kenaikan pendapatan bunga bersih karena penurunan suku
bunga 1% (satu persen) secara paralel

(801.952)

(809.089)

801.952)

809.089)

63

467
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


e.

Manajemen risiko pasar (lanjutan)


ii. Risiko tingkat suku bunga (lanjutan)
Analisis Value at Risk (VaR)
Bank menggunakan pendekatan Historical Simulation dalam menghitung VaR. Dengan
pendekatan Historical Simulation, simulasi harus bersumber kepada data historis dan data
pasar terkini. Dengan mempertimbangkan data pasar selama setahun sebelumnya dan
memperhatikan hubungan atas pasar dan harga yang berbeda, model menghasilkan berbagai
skenario masa depan yang dapat diterima untuk pergerakan harga pasar. VaR didefinisikan
sebagai kemungkinan kerugian terburuk dengan tingkat keyakinan 99% (sembilan puluh
sembilan persen).
Bank menggunakan batasan VaR dalam memantau risiko pasar secara keseluruhan dan
beberapa risiko nilai tukar uang dan risiko suku bunga. Batas VaR ditelaah dan disahkan oleh
manajemen. Batas VaR dialokasikan kepada portofolio aset yang diperdagangkan. VaR
dihitung sedikitnya satu kali dalam sehari. Laporan harian pemanfaatan batas VaR
disampaikan kepada unit bisnis terkait dan Satuan Kerja Manajemen Risiko dan ringkasannya
disampaikan kepada manajemen.
Meskipun VaR merupakan alat penting dalam mengukur risiko pasar, asumsi yang mendasari
model menyebabkan adanya beberapa keterbatasan, termasuk hal-hal sebagai berikut:

Holding period selama 10 (sepuluh) hari dengan mengasumsikan bahwa adalah mungkin
untuk melakukan lindung nilai atau melepas posisi dalam jangka waktu tersebut. Hal ini
tidak mungkin terjadi untuk aset tertentu yang sangat tidak likuid atau dalam situasi di
mana terdapat keadaan pasar yang tidak likuid.
Tingkat kepercayaan pada 99% (sembilan puluh sembilan persen) tidak mencerminkan
kerugian yang mungkin terjadi di luar tingkat ini. Bahkan dalam model yang digunakan
ada kemungkinan 1% (satu persen) bahwa kerugian dapat melebihi VaR.
VaR dihitung pada setiap akhir hari dan tidak mencerminkan eksposur yang mungkin
timbul pada posisi selama hari perdagangan.
Penggunaan data historis sebagai dasar untuk menentukan rentang kemungkinan hasil
masa depan mungkin tidak selalu mencakup semua skenario yang mungkin terjadi,
terutama yang bersifat luar biasa.
Ukuran VaR tergantung pada posisi Bank dan volatilitas harga pasar. VaR atas posisi
Bank yang tidak berubah dapat menurun jika terdapat penurunan volatilitas harga pasar
dan sebaliknya.

Bank melakukan validasi atas akurasi model VaR dengan melakukan pengujian (back-testing)
atas hasil laba atau rugi hipotesis (hypothetical profit or loss).

64

468
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


e.

Manajemen risiko pasar (lanjutan)


ii. Risiko tingkat suku bunga (lanjutan)
Analisis Value at Risk (VaR) (lanjutan)
Hasil pengukuran VaR selama tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember
2014

2015
Nilai tukar
Rata-rata
Tertinggi
Terendah
Per 31 Desember

38.246,75
109.566,88
1.564,56
24.130,90

Suku bunga
12.831,74
29.566,29
2.951,97
17.687,53

Nilai tukar

Suku bunga

14.606,05
61.383,86
1.414,31
2.629,21

7.363,59
23.895,67
1.979,88
4.309,19

Bank menggunakan struktur batas sensitivitas lainnya dalam rangka mitigasi atas
keterbatasan VaR, termasuk batasan untuk memitigasi kemungkinan adanya konsentrasi
risiko dalam setiap portofolio aset yang diperdagangkan. Selain itu, Bank menggunakan
stress testing untuk mengukur dampak finansial dari berbagai skenario pasar yang luar biasa,
seperti adanya perpindahan (shifting) dari kurva imbal hasil (yield curve) yang tidak paralel
dan volatilitas suku bunga.
Bank memantau sensitivitas atas nilai wajar dari efek-efek tersedia untuk dijual terhadap
berbagai skenario pasar baik yang standar maupun yang tidak standar, yang diuji setiap
triwulanan, yang mencakup kenaikan dan penurunan kurva imbal hasil 400 (empat ratus)
basis points (bps) secara paralel. Tabel di bawah ini menunjukkan sensitivitas nilai wajar
efek-efek tersedia untuk dijual dari perubahan tersebut pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 terhadap ekuitas (dalam miliaran Rupiah).
Kenaikan nilai wajar dari efek-efek karena
penurunan kurva imbal hasil 400 (empat ratus)
bps secara paralel
Penurunan nilai wajar dari efek-efek karena
kenaikan kurva imbal hasil 400 (empat ratus)
bps secara paralel

f.

2015

31 Desember

2014

1.573)

2.707)

(1.506)

(2.482)

Manajemen risiko operasional


Risk and Control Self Assessment (RCSA)
Basel Accord II mewajibkan Bank untuk memasukkan risiko operasional sebagai salah satu
komponen di dalam perhitungan kecukupan modal suatu bank. Sehubungan dengan hal tersebut,
pada tahun 2002 Bank mulai melaksanakan Risk Self Assessment (RSA) tahap awal ke seluruh
cabang/kantor wilayah dan seluruh divisi di kantor pusat. Salah satu tujuan pelaksanaan RSA ini
adalah untuk mensosialisasikan risk culture (budaya mengelola risiko) dan meningkatkan risk
awareness (kesadaran akan risiko) yang merupakan syarat utama dalam pengelolaan risiko.
Dengan meningkatnya risk culture diharapkan akan mampu meningkatkan budaya pengendalian
risiko pada setiap karyawan dalam melaksanakan aktivitas usaha sehari-hari.

65

469
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


f.

Manajemen risiko operasional (lanjutan)


Risk and Control Self Assessment (RCSA) (lanjutan)
Dalam pelaksanaannya, RSA masih terus dilakukan dan disempurnakan dengan tujuan untuk lebih
menanamkan risk awareness dalam pengelolaan risiko pada setiap unit kerja. Pada tahun 2006
program RSA telah disempurnakan dengan memasukkan unsur kontrol dalam penilaian risiko
sehingga nama RSA diubah menjadi RCSA. Tahun 2007 sampai dengan 2010, implementasi
RCSA dilakukan dengan menggunakan metode sampling berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya terutama untuk unit kerja yang memiliki risiko operasional yang
signifikan.
Mulai tahun 2011, implementasi RCSA dilakukan ke seluruh unit kerja cabang dan unit kerja
kantor pusat yang memiliki risiko operasional yang dinilai signifikan. Skala dampak dan
kemungkinan terjadi untuk RCSA telah ditinjau kembali dan divalidasi ulang setiap tahun
sehingga proses RCSA dapat memberikan gambaran tingkat risiko yang lebih sesuai dan tepat
dengan aktivitas usaha dan profil risiko untuk masing-masing unit kerja dan Bank secara
keseluruhan. Untuk tahun 2015, hasil validasi dan peninjauan kembali dari skala dampak dan
kemungkinan terjadi telah disetujui oleh manajemen. Implementasi RCSA sedang berjalan di
seluruh cabang dan wilayah dan unit kerja di kantor pusat yang dinilai memiliki risiko operasional
yang signifikan.
Loss Event Database (LED)
Bank juga telah memiliki database kasus atau kerugian terkait risiko operasional yang terjadi di
seluruh unit kerja yang dikenal dengan nama Loss Event Database (LED). LED bertujuan untuk
membantu Bank dalam mencatat dan menganalisis kasus atau permasalahan yang dihadapi,
sehingga dapat diambil tindakan perbaikan dan pencegahan atas kasus serupa. Tujuan akhir dari
LED adalah agar risiko kerugian operasional yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.
Selain itu, LED juga merupakan sarana pengumpulan data kerugian risiko operasional yang
digunakan Bank untuk memperhitungkan alokasi beban modal (capital charge) dan pemantauan
secara berkesinambungan terhadap kejadian-kejadian yang dapat menimbulkan kerugian
operasional yang telah terjadi pada Bank. Saat ini LED telah diimplementasikan di seluruh kantor
wilayah, cabang, dan unit kerja di kantor pusat.
Key Risk Indicator (KRI)
KRI adalah suatu metode yang digunakan untuk memberikan suatu indikator (early warning sign)
atas kemungkinan terjadinya peningkatan risiko operasional di suatu unit kerja. Hingga akhir
tahun 2008, hampir seluruh cabang telah menerapkan metode KRI ini. Pada awal tahun 2009
dilakukan penyempurnaan KRI dengan menambahkan 7 (tujuh) indikator baru. Penyempurnaan
ini ditujukan untuk lebih meningkatkan risk awareness. Sejak pertengahan tahun 2009, seluruh
kantor wilayah dan cabang telah menerapkan metode KRI. Pada tahun 2013, dengan melihat
perkembangan aktivitas operasional Bank dan agar lebih efektif dalam melakukan monitor
transaksi operasional, maka KRI disempurnakan kembali dengan hanya menggunakan 6 (enam)
indikator dalam memantau risiko operasional.

66

470
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)


f.

Manajemen risiko operasional (lanjutan)


Operational Risk Management Information System (ORMIS)
ORMIS merupakan aplikasi pendukung yang digunakan dalam implementasi RCSA, LED, dan
KRI. Saat ini seluruh unit kerja telah menggunakan aplikasi ORMIS dalam mengimplementasikan
RCSA, LED, dan KRI.

g.

Manajemen risiko konsolidasian


Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 mengenai
Penerapan Manajemen Risiko Secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian
Terhadap Entitas Anak maka Bank wajib melakukan penerapan manajemen risiko secara
konsolidasian.
Penerapan manajemen risiko secara konsolidasian di Bank dilakukan dengan mengacu pada
ketentuan Bank Indonesia di atas, yang mencakup:
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
Kecukupan kebijakan prosedur dan penetapan limit;
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, serta sistem
informasi manajemen risiko; dan
Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Mengacu pada konsep penerapan manajemen risiko secara konsolidasi, maka penerapan kerangka
kerja manajemen risiko di Entitas Anak telah dipantau dan ditelaah secara tidak langsung oleh
manajemen Bank.
Entitas Anak telah menerapkan manajemen risiko sejalan dengan penerapan manajemen risiko di
Bank (entitas induk). Penerapan manajemen risiko pada Entitas Anak bertujuan untuk
meningkatkan daya saing, mengingat hal ini merupakan salah satu pemenuhan tingkat kepatuhan
Bank terhadap standar internasional.
Bank juga telah memiliki Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Manajemen Risiko yang dapat
mengidentifikasi, mengukur, dan memantau risiko usaha dari Bank dan Entitas Anak, agar dapat
menerapkan manajemen risiko secara konsolidasian dengan efektif.
Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.03/2014 tanggal 18 Nopember
2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan maka
konglomerasi keuangan wajib menerapkan manajemen risiko terintegrasi secara komprehensif dan
efektif, dalam hal ini Bank sebagai entitas utama wajib mengintegrasikan penerapan manajemen
risiko pada konglomerasi keuangan.
Mengacu pada konsep penerapan manajemen risiko terintegrasi, pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi merupakan salah satu fungsi dari Satuan
Kerja Manajemen Risiko yang telah ada. Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan Kerja
Manajemen Risiko Terintegrasi berkoordinasi dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi
Manajemen Risiko pada masing-masing Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dalam konglomerasi
keuangan.
Bank sebagai entitas utama juga telah menyampaikan kepada OJK:
1. Laporan mengenai entitas utama dan LJK yang menjadi anggota konglomerasi keuangan
kepada OJK.
2. Laporan Profil Risiko Terintegrasi.
67

471
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN


Pengungkapan ini merupakan tambahan atas pembahasan tentang manajemen risiko keuangan (lihat
Catatan 3).
a.

Sumber utama atas ketidakpastian estimasi


a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi dijelaskan pada Catatan 2v.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh
cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi
secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang
diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat
pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai bersih yang dapat
direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi
dan strategi penyelesaiannya serta estimasi arus kas yang dinilai dapat diperoleh kembali
disetujui secara independen oleh bagian risiko kredit.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang
melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat
bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut, namun
penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya
untuk membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen
mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi
kredit, dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsiasumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter
input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini.
Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada seberapa tepat estimasi arus kas masa depan
untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan
dalam penentuan cadangan kolektif.
a.2. Penentuan nilai wajar
Dalam menentukan nilai wajar atas aset dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga
pasar yang dapat diobservasi, Bank dan Entitas Anak harus menggunakan teknik penilaian
seperti dijelaskan pada Catatan 2i.6. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan
dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan
karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas,
konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang
mempengaruhi instrumen tertentu.

b. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank dan
Entitas Anak
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank dan Entitas
Anak meliputi:
b.1. Penilaian instrumen keuangan
Kebijakan akuntansi Bank dan Entitas Anak untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan
2i.6.
Informasi mengenai nilai wajar dari instrumen keuangan diungkapkan pada Catatan 32.
68

472
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (Lanjutan)


b. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank dan
Entitas Anak (lanjutan)
b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Kebijakan akuntansi Bank dan Entitas Anak memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset
dan liabilitas keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu:
Dalam mengklasifikasi aset keuangan ke dalam kelompok diperdagangkan, Bank dan
Entitas Anak telah menetapkan bahwa aset tersebut sesuai dengan definisi aset dalam
kelompok diperdagangkan yang dijabarkan di Catatan 2i.1.
Dalam mengklasifikasikan aset keuangan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, Bank
dan Entitas Anak telah menetapkan bahwa Bank dan Entitas Anak memiliki intensi
positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga tanggal jatuh
tempo seperti yang dipersyaratkan (lihat Catatan 2i.1).

5. KAS
31 Desember

Rupiah
Valuta asing

2015

2014

16.861.883
987.577
17.849.460

18.803.034
774.537
19.577.571

Saldo kas dalam mata uang Rupiah termasuk jumlah kas pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
masing-masing sebesarRp 9.903.585 dan Rp 10.266.100 pada tahun yang berakhir 31 Desember 2015
dan 2014.

6. GIRO PADA BANK INDONESIA


31 Desember

Rupiah
Valuta asing

2015

2014

33.310.088
4.464.489
37.774.577

34.887.205
3.987.970
38.875.175

Rata-rata tertimbang tingkat suku bunga efektif setahun giro pada Bank Indonesia dalam Rupiah pada
tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar 1,53% dan 1,69%.
Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan GWM dari Bank Indonesia.

69

473
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. GIRO PADA BANK INDONESIA (Lanjutan)


Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, GWM Primer Bank untuk mata uang Rupiah adalah
masing-masing sebesar 7,54% dan 8,36%, sedangkan GWM Primer Bank untuk valuta asing adalah
masing-masing sebesar 9,12% dan 8,60%. GWM LFR/Loan to Funding Ratio pada tanggal
31 Desember 2015 adalah sebesar 0% (31 Desember 2014: GWM LDR/Loan to Deposit Ratio sebesar
0,33%). GWM Sekunder masing-masing sebesar 7,44% dan 20,74% pada tanggal 31 Desember 2015
dan 2014 dengan menggunakan Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Deposito Bank Indonesia, Surat
Utang Negara, Surat Berharga Syariah Negara, dan dana lebih di atas GWM minimum (excess
reserve).
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang
berlaku tentang GWM Bank Umum.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar giro pada Bank Indonesia diungkapkan pada
Catatan 32. Informasi mengenai jatuh tempo giro pada Bank Indonesia diungkapkan pada Catatan 37.

7. GIRO PADA BANK-BANK LAIN


2015
Rupiah
Valuta asing

31 Desember

53.312
8.385.612
8.438.924

2014
38.043
4.576.228
4.614.271

Rincian giro pada bank-bank lain menurut nama pihak pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
adalah sebagai berikut:
2015
Standard Chartered Bank
Wells Fargo Bank, N.A.
Citibank, N.A.
JP Morgan Chase Bank
Bank of America, N.A.
Oversea-Chinese Banking Corp. Ltd
The Bank of New York Mellon Corporation
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Bank of China
DBS Bank
Barclays Bank
United Overseas Bank Limited Co.
ING Bank
GBC International Bank
Sumitomo Mitsui Banking Corp.
Euroclear Bank
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd
PT Bank Rabobank International Indonesia
PT Bank Mizuho Indonesia
PT Bank ICBC Indonesia
Others

31 Desember

1.559.246
1.285.333
1.080.864
983.787
848.202
415.118
410.358
292.228
209.048
205.865
191.350
152.632
124.140
95.432
92.578
83.062
55.470
50.843
43.541
41.306
218.521
8.438.924

2014
254.514
1.146.076
185,144
876.486
141.696
146.839
638.583
77.929
191.466
127.658
59.834
145.319
36.995
72.631
174.530
15.522
17.473
37.507
26.973
19.625
221.471
4.614.271

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank tidak memiliki saldo giro pada bank-bank lain dari
pihak berelasi.
Giro pada bank-bank asing di atas terdapat di beberapa negara.
Rata-rata tertimbang tingkat suku bunga efektif setahun giro pada bank-bank lain adalah sebagai
berikut:
Rupiah
Valuta asing

Tahun berakhir 31 Desember


2015
2014
0,19%
0,24%
0,15%
0,16%

70

474
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. GIRO PADA BANK-BANK LAIN (Lanjutan)


Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank-bank lain pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 tidak diperlukan.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar giro pada bank-bank lain diungkapkan pada Catatan 32.
Informasi mengenai jatuh tempo giro pada bank-bank lain diungkapkan pada Catatan 37.

8. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK-BANK LAIN


Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain berdasarkan jenis dan jangka waktu
kontraktual penempatan awal adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Hingga
1 bulan
Bank Indonesia:
Rupiah
Valuta asing
Call money:
Rupiah
Valuta asing
Deposito berjangka:
Rupiah
Valuta asing
Sertifikat deposito:
Rupiah
Lain-lain:
Valuta asing

> 3 - 6 bulan

> 6 - 12 bulan

30.663.118
18.609.750

- 30.663.118
- 18.609.750

4.045.000
-

282.345

4.045.000
282.345

520.500
4.944

419.500
53.111

171.300
-

64.000
-

1.175.300
58.055

948.499

477.020

1.425.519

12

12

53.843.324

754.956

171.300

1.012.499

31 Desember 2014

Hingga
1 bulan
Bank Indonesia:
Rupiah
Valuta asing
Call money:
Rupiah
Valuta asing
Deposito berjangka:
Rupiah
Valuta asing
Sertifikat deposito:
Rupiah
Lain-lain:
Valuta asing

Lebih dari
12 bulan

> 1 - 3 bulan

> 1 - 3 bulan

> 3 - 6 bulan > 6 - 12 bulan

Jumlah

477.020 56.259.099

Lebih dari
12 bulan

Jumlah

6.071.025
2.167.375

-)
-)

6.071.025
2.167.375

1.840.000
17.838

319.671

-)
-)

1.840.000
337.509

441.000
4.728

504.500
42.731

93.300
-

-)
-)

1.038.800
47.459

516.754

-)

516.754

10

-)

10

10.541.976

866.902

93.300

516.754

-) 12.018.932

71

475
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK-BANK LAIN (Lanjutan)


Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain menurut nama pihak pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember
2015
Bank Indonesia
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
Standard Chartered Bank - Indonesia
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd
PT Bank ANZ Indonesia
PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri
PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank UOB Indonesia
PT Bank OCBC NISP Tbk
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd - Cabang Jakarta
The Bank of Tokyo-Mitsubishi - Singapura
PT Bank Rabobank International Indonesia
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Nationalnobu Tbk
PT Bank DKI
PT Bank Commonwealth
Citibank, N.A.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (dahulu PT Bank Internasional
Indonesia Tbk)
PT Bank CTBC Indonesia
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Sumitomo Mitsui Banking Corporation - Singapura
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
PT Bank DBS Indonesia
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank KEB Hana Indonesia
Lainnya

2014

49.272.868
1.324.036
576.240
500.000
400.000
400.000
398.300
270.000
239.500
222.500
215.000
203.180
181.507
180.000
170.000
164.500
143.219
130.000
130.000
124.063
110.000

8.238.400
75.000
7.000
590.000
100.000
8.300
108.000
170.000
200.000
170.000
76.000
185.228
179.769
-

106.000
105.000
105.000
100.838
100.000
387.348
56.259.099

54.500
125.000
120.000
71.038
20.000
300.000
320.000
393.909
138.911
367.877
12.018.932

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank dan Entitas Anak tidak memiliki saldo penempatan
pada bank-bank lain dari pihak berelasi.
Penempatan pada bank-bank asing di atas terdapat di beberapa negara.

72

476
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK-BANK LAIN (Lanjutan)


Perubahan keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari penempatan pada bank-bank lain dalam
kelompok tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember
2015
2014
Saldo, awal tahun - sebelum pajak penghasilan tangguhan

(205)

-)

Penambahan keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi selama


tahun berjalan - bersih

817)

(193)

Keuntungan direalisasi selama tahun berjalan - bersih

(67)

(12)

Jumlah sebelum pajak penghasilan tangguhan

545)

(205)

(136)

51)

409)

(154)

Pajak penghasilan tangguhan (Catatan 17)


Saldo, akhir tahun - bersih

Rata-rata tertimbang tingkat suku bunga efektif setahun penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain adalah sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember
2015
2014
Bank Indonesia dan call money:
Rupiah
Valuta asing

5,68%
0,25%

5,88%
0,35%

Deposito berjangka:
Rupiah
Valuta asing

8,22%
2,69%

7,96%
2,75%

Sertifikat deposito:
Rupiah

8,43%

9,01%

Kisaran tingkat suku bunga kontraktual dari deposito berjangka dalam Rupiah yang dimiliki Bank
selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar 5,00% - 10,50%
dan 5,50% - 11,00%, sedangkan untuk deposito berjangka dalam valuta asing adalah masing-masing
sebesar 0,10% - 3,70% dan 0,19% - 3,10% selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014.
Pada tanggal 31 Desember 2015 tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
yang digunakan sebagai jaminan transaksi perdagangan efek, sedangkan pada tanggal 31 Desember
2014 terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain sebesar Rp 20.000 yang
digunakan sebagai jaminan perdagangan efek.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank Indonesia
dan bank-bank lain pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 tidak diperlukan.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
diungkapkan pada Catatan 32. Informasi mengenai jatuh tempo penempatan pada Bank Indonesia dan
bank-bank lain diungkapkan pada Catatan 37.

73

477
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN UNTUK DIPERDAGANGKAN


Aset dan liabilitas keuangan yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan terdiri dari:

Aset keuangan:
Efek-efek
Obligasi pemerintah
Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi korporasi
Saham

Nilai nominal

Aset derivatif
Forward
Currency swap
Spot

2015

46.471
1.500.000
4.000
1.550.471

Liabilitas keuangan:
Liabilitas derivatif
Forward
Currency swap
Spot

31 Desember
Nilai wajar

Nilai nominal

47.533
1.478.340
3.995
1.873
1.531.741

2014

72.305
1.600.000
1.000
1.673.305

Nilai wajar
73.088
1.559.985
1.008
2.517
1.636.598

28.464
223.076
511
252.051

10.600
24.314
710
35.624

1.783.792

1.672.222

10.945
62.377
912
74.234

5.901
7.379
1.422
14.702

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank dan Entitas Anak tidak memiliki saldo aset dan
liabilitas keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan dari dan ke pihak berelasi.
Selama tahun 2015 dan 2014, tidak terdapat reklasifikasi instrumen keuangan untuk diperdagangkan.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan
diungkapkan pada Catatan 32. Informasi mengenai jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan untuk
diperdagangkan diungkapkan pada Catatan 37.

10. TAGIHAN DAN UTANG AKSEPTASI


a. Rincian tagihan akseptasi
31 Desember
Rupiah
Nasabah non-bank
Bank-bank lain
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah - dipindahkan

2015

2014

1.366.354)
259.471)
1.625.825)

1.022.216)
79.387)
1.101.603)

(13.831)
1.611.994)

(15.359)
1.086.244)

74

478
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. TAGIHAN DAN UTANG AKSEPTASI (Lanjutan)


a. Rincian tagihan akseptasi (lanjutan)
31 Desember
Rupiah (lanjutan)
Jumlah - dipindahkan
Valuta asing
Nasabah non-bank
Bank-bank lain
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah tagihan akseptasi - bersih

2015

2014

1.611.994)

1.086.244)

5.982.366)
192.537)
6.174.903)

6.681.779)
182.325)
6.864.104)

(419.508)
5.755.395)

(380.984)
6.483.120)

7.367.389)

7.569.364)

b. Rincian utang akseptasi


31 Desember
2015
Rupiah
Nasabah non-bank
Bank-bank lain

Valuta asing
Nasabah non-bank
Bank-bank lain

Jumlah utang akseptasi

2014

366.130)
402.559)
768.689)

125.891)
145.631)
271.522)

192.537)
3.413.713)
3.606.250)

190.897)
4.235.527)
4.426.424)

4.374.939)

4.697.946)

c. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi


Tahun berakhir 31 Desember 2015
Valuta asing
Rupiah
Jumlah
Saldo, awal tahun
Pemulihan (penambahan) cadangan selama tahun
berjalan
Selisih kurs yang timbul dari cadangan kerugian
penurunan nilai dalam valuta asing
Saldo, akhir tahun

(15.359)
1.528)

(380.984)
(38.387)

(396.343)
(36.859)

-)
(13.831)

(137)
(419.508)

(137)
(433.339)

75

479
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. TAGIHAN DAN UTANG AKSEPTASI (Lanjutan)


c. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi (lanjutan)
Tahun berakhir 31 Desember 2014
Valuta asing
Rupiah
Jumlah
Saldo, awal tahun
Penambahan cadangan selama tahun berjalan
Selisih kurs yang timbul dari cadangan kerugian
penurunan nilai dalam valuta asing
Saldo, akhir tahun

(3.821)
(11.538)

(85.919)
(295.258)

(89.740)
(306.796)

-)
(15.359)

193)
(380.984)

193)
(396.343)

Manajemen berkeyakinan bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk cukup untuk
menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan akseptasi.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank tidak memiliki saldo tagihan dan utang akseptasi dari
dan ke pihak berelasi.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar tagihan dan utang akseptasi diungkapkan pada Catatan
32. Informasi mengenai jatuh tempo tagihan dan utang akseptasi diungkapkan pada Catatan 37.

11. EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI


Akun ini merupakan tagihan kepada Bank Indonesia dan bank-bank lain atas pembelian efek-efek
dengan janji dijual kembali dengan perincian sebagai berikut:
31 Desember 2015

Transaksi dengan bankbank lain:


Obligasi pemerintah

Tanggal
pembelian

Tanggal
penjualan

21 Des 2015

11 Jan 2016

Harga penjualan
kembali

516.326
516.326

Pendapatan
bunga yang
belum diakui

(1.227)
(1.227)

Nilai
tercatat

515.099
515.099

76

480
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (Lanjutan)

Rentang tanggal
pembelian
Transaksi dengan Bank
Indonesia:
Obligasi pemerintah
Surat Perbendaharaan
Negara

Transaksi dengan bankbank lain:


Obligasi pemerintah
Sertifikat Bank
Indonesia
Surat Perbendaharaan
Negara

31 Desember 2014
Harga
penjualan
Rentang tanggal
kembali
penjualan

13 Nop 2014 - 29 Des


2014

5 Jan 2015 - 18 Peb


2015

4 Des 2014 - 23 Des


2014

5 Jan 2015 - 20 Jan


2015

1 Des 2014 - 30 Des


2014

Pendapatan
bunga yang
belum diakui

Nilai
tercatat

18.310.430

(54.875) 18.255.555

999.533
19.309.963

(1.690)
(56.565)

997.843
19.253.398

5 Jan 2015 - 30 Jan


2015

5.424.430

(20.118)

5.404.312

9 Des 2014 - 30 Des


2014

12 Jan 2015 - 30 Jan


2015

1.466.525

(3.517)

1.463.008

30 Des 2014

30 Jan 2015

169.843
7.060.798

(898)
(24.533)

168.945
7.036.265

26.370.761

(81.098)

26.289.663

Semua efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
adalah dalam mata uang Rupiah, dan merupakan surat berharga pemerintah dengan peringkat
investment grade.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank tidak memiliki saldo efek-efek yang dibeli dengan
janji dijual kembali dari pihak berelasi.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek yang dibeli dengan
janji dijual kembali pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 tidak diperlukan.
Rata-rata tertimbang tingkat suku bunga efektif setahun efek-efek yang dibeli dengan janji dijual
kembali pada tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar 6,08% dan
6,25%.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
diungkapkan pada Catatan 32. Informasi mengenai jatuh tempo efek-efek yang dibeli dengan janji
dijual kembali diungkapkan pada Catatan 37.

77

481
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. KREDIT YANG DIBERIKAN


Kredit yang diberikan pada biaya perolehan diamortisasi terdiri dari:
a. Berdasarkan jenis kredit dan mata uang
31 Desember
2015
Rupiah
Pihak berelasi:
Modal kerja
Investasi
Konsumsi
Pihak ketiga:
Modal kerja
Investasi
Konsumsi
Kartu kredit
Pinjaman karyawan

Valuta asing
Pihak ketiga:
Modal kerja
Investasi
Jumlah kredit yang diberikan
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Rupiah
Valuta asing

Jumlah kredit yang diberikan - bersih

2014

927.507)
783)
19.711)
948.001)

530.554)
888)
22.268)
553.710)

163.635.158)
98.240.470)
91.007.227)
9.482.629)
2.268.087)
364.633.571)

142.046.124)
86.363.744)
83.482.281)
8.772.143)
1.894.383)
322.558.675)

365.581.572)

323.112.385)

13.163.094)
8.897.971)
22.061.065)

14.735.947)
8.714.978)
23.450.925)

387.642.637)

346.563.310)

(8.402.762)
(623.583)
(9.026.345)

(6.192.465)
(511.777)
(6.704.242)

378.616.292)

339.859.068)

78

482
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)


b. Berdasarkan sektor ekonomi dan kolektibilitas Bank Indonesia
31 Desember 2015

Lancar
Rupiah
Manufaktur
Jasa bisnis
Perdagangan, restoran,
dan hotel
Pertanian dan sarana
pertanian
Konstruksi
Pengangkutan,
pergudangan, dan
komunikasi
Jasa-jasa sosial/pelayanan
masyarakat
Pertambangan
Listrik, gas, dan air
Lain-lain

Valuta asing
Manufaktur
Jasa bisnis
Perdagangan, restoran,
dan hotel
Pertanian dan sarana
pertanian
Konstruksi
Pengangkutan,
pergudangan, dan
komunikasi
Jasa-jasa sosial/pelayanan
masyarakat
Pertambangan

Jumlah

Dalam
perhatian
khusus

Kurang
lancar

Diragukan

Cadangan
kerugian
penurunan
nilai

Macet

Jumlah

76.824.293
26.963.468

)
419.748
239.346

69.147
73

123.698
10.177

61.792
58.397

(1.351.191)
(556.819)

76.147.487
26.714.642

96.277.099

1.422.107

54.920

92.064

576.298

(2.694.970)

95.727.518

16.203.886
8.451.614

11.937
139.381

11
6.566

143.664
1.056

11.058
26.761

(222.459)
(235.911)

16.148.097
8.389.467

19.627.546

623.943

2.552

256.576

263.961

(1.533.555)

19.241.023

4.643.424
623.698
8.375.761
98.919.635
356.910.424

68.538
79.456
437
3.089.894
6.094.787

425
178
164.035
297.907

1.697
1.356
185.437
815.725

12.156
1.955
20.421
429.930
1.462.729

(127.479)
(32.200)
(26.143)
(1.622.035)
(8.402.762)

4.598.761
674.443
8.370.476
101.166.896
357.178.810

7.759.818
202.405

688
-

(73.950)
(2.648)

7.686.556
199.757

5.513.643

9.226

15.395

(73.678)

5.464.586

2.241.341
22.218

3.972

(145.917)
(855)

2.095.424
25.335

528.885

168.212

163.455

46.461

(319.188)

587.825

199.705
5.185.641
21.653.656

182.098

163.455

61.856

(3.010)
(4.337)
(623.583)

196.695
5.181.304
21.437.482

378.564.080

6.276.885

297.907

979.180

1.524.585

(9.026.345)

378.616.292

79

483
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)


b. Berdasarkan sektor ekonomi dan kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan)
31 Desember 2014

Lancar
Rupiah
Manufaktur
Jasa bisnis
Perdagangan, restoran,
dan hotel
Pertanian dan sarana
pertanian
Konstruksi
Pengangkutan,
pergudangan, dan
komunikasi
Jasa-jasa sosial/pelayanan
masyarakat
Pertambangan
Listrik, gas, dan air
Lain-lain

Valuta asing
Manufaktur
Jasa bisnis
Perdagangan, restoran,
dan hotel
Pertanian dan sarana
pertanian
Konstruksi
Pengangkutan,
pergudangan, dan
komunikasi
Jasa-jasa sosial/pelayanan
masyarakat
Pertambangan

Jumlah

Dalam
perhatian
khusus

Kurang
lancar

Diragukan

Cadangan
kerugian
penurunan
nilai

Macet

Jumlah

62.274.913
26.719.364

)
265.625
49.754

14.007
1.353

12.295
7.228

45.274
29.447

(934.863)
(172.175)

61.677.251
26.634.971

85.827.540

594.883

112.239

69.136

419.948

(1.905.909)

85.117.837

14.789.725
7.071.134

15.089
77.830

5.672
384.353

4.022

10.666
30.831

(387.537)
(358.527)

14.433.615
7.209.643

15.364.466

494.382

51.508

5.243

27.656

(751.821)

15.191.434

5.084.590
908.942
7.853.944
90.667.784
316.562.402

44.505
11.091
728
3.046.966
4.600.853

329
2.347
143.859
715.667

406
134.858
233.188

15.875
2.385
25.063
393.130
1.000.275

(103.445)
(45.174)
(27.616)
(1.505.398)
(6.192.465)

5.042.260
879.591
7.852.119
92.881.199
316.919.920

8.897.161
141.513

(247.038)
(1.624)

8.650.123
139.889

4.848.386

30

73.780

(90.275)

4.831.921

1.399.373
18.717

(176)
(324)

1.399.197
18.393

1.371.161

45.226

(150.295)

1.266.092

200.039
6.422.230
23.298.580

33.309
33.339

73.780

45.226

(3.845)
(18.200)
(511.777)

196.194
6.437.339
22.939.148

339.860.982

4.634.192

715.667

306.968

1.045.501

(6.704.242)

339.859.068

80

484
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)


c. Berdasarkan jangka waktu
Kredit yang diberikan berdasarkan jangka waktu menurut perjanjian kredit:
31 Desember
2015
Rupiah
Hingga 1 tahun
> 1 - 5 tahun
> 5 tahun

2014

63.824.517)
150.133.272)
152.137.284)
366.095.073)

140.891.141)
90.057.477)
92.647.269)
323.595.887)

5.606.729)
8.641.480)
7.814.134)
22.062.343)

13.608.180)
5.505.707)
4.340.090)
23.453.977)

Jumlah kredit yang diberikan

388.157.416)

347.049.864)

Dikurangi:
Pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan*)
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah kredit yang diberikan - bersih

(514.779)
(9.026.345)
378.616.292)

(486.554)
(6.704.242)
339.859.068)

Valuta asing
Hingga 1 tahun
> 1 - 5 tahun
> 5 tahun

*)

Pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan merupakan seluruh provisi, komisi, dan bentuk lain yang diterima oleh
Bank dalam kontrak kredit, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

d. Kredit sindikasi
Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur berdasarkan perjanjian
pembiayaan bersama (sindikasi) dengan bank-bank lain. Kredit sindikasi dengan pembagian risiko
secara proporsional terhadap jumlah pendanaan Bank adalah sebagai berikut:
31 Desember
2015

2014

Partisipasi Bank sebagai anggota berkisar antara 6,88% 29,70% dan 2,97% - 28,57% masing-masing untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, dengan saldo
kredit yang diberikan sebesar Rp 5.055.152 dan
USD 88.555.599 pada tanggal 31 Desember 2015
(2014: Rp 5.567.115 dan USD 71.563.428)

6.275.891

6.453.428))

Partisipasi Bank sebagai arranger berkisar antara 5,00% 50,00% dan 11,96% - 41,81% masing-masing untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, dengan saldo
kredit yang diberikan sebesar Rp 9.658.446 dan
USD 145.974.808 pada tanggal 31 Desember 2015
(2014: Rp 5.337.955 dan USD 180.647.994)

11.670.709)

7.575.280))

17.946.600)

14.028.708))

81

485
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)


e. Kredit yang direstrukturisasi
Selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 restrukturisasi kredit dilakukan dengan
modifikasi persyaratan kredit, pengurangan, atau pengampunan sebagian saldo kredit dan/atau
keduanya. Atas kredit yang telah direstrukturisasi tersebut, Bank tidak mempunyai komitmen
untuk memberikan fasilitas kredit tambahan.
f. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan
Cadangan kerugian penurunan nilai
kolektif
Valuta
SubRupiah
asing
jumlah
Saldo, awal tahun
(Penambahan) pemulihan
cadangan selama
tahun berjalan
Penghapusbukuan selama
tahun berjalan
Penerimaan kembali
kredit yang telah
dihapusbukukan
Selisih kurs
Saldo, akhir tahun

Jumlah

(5.526.076)

(424.766)

(5.950.842)

(666.389)

(87.011)

(753.400)

(6.704.242)

(2.516.530)

36.208)

(2.480.322)

(530.287)

(111.259)

(641.546)

(3.121.868)

789.468)

-)

789.468)

109.729)

-)

109.729)

899.197)

(62.677)
-)
(7.315.815)

-)
(28.608)
(417.166)

(62.677)
(28.608)
(7.732.981)

-)
-)
(1.086.947)

-)
(8.147)
(206.417)

-)
(8.147)
(1.293.364)

(62.677)
(36.755)
(9.026.345)

Cadangan kerugian penurunan nilai


kolektif
Valuta
SubRupiah
asing
jumlah
Saldo, awal tahun
Penambahan cadangan
selama tahun berjalan
Penghapusbukuan selama
tahun berjalan
Penerimaan kembali
kredit yang telah
dihapusbukukan
Selisih kurs
Saldo, akhir tahun

31 Desember 2015
Cadangan kerugian penurunan nilai
individual
Valuta
SubRupiah
asing
jumlah

31 Desember 2014
Cadangan kerugian penurunan nilai
individual
Valuta
SubRupiah
asing
jumlah

Jumlah

(5.032.082)

(236.890)

(5.268.972)

(342.284)

-)

(342.284)

(5.611.256)

(1.085.106)

(191.784)

(1.276.890)

(324.180)

(85.033)

(409.213)

(1.686.103)

656.045)

-)

656.045)

75)

-)

75)

656.120)

(64.933)
-)
(5.526.076)

-)
3.908)
(424.766)

(64.933)
3.908)
(5.950.842)

-)
-)
(666.389)

-)
(1.978)
(87.011)

-)
(1.978)
(753.400)

(64.933)
1.930)
(6.704.242)

Manajemen berkeyakinan bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk
cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo cadangan kerugian penurunan nilai kolektif dari
kredit yang diberikan kepada pihak berelasi masing-masing adalah sebesar Rp 1.056 dan Rp 796.

82

486
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)


g. Pembiayaan bersama
Bank mengadakan perjanjian pemberian fasilitas pembiayaan bersama dengan beberapa lembaga
pembiayaan untuk membiayai kepemilikan kendaraan bermotor. Segala risiko atas kerugian yang
timbul sehubungan dengan fasilitas kredit yang diberikan dalam rangka pemberian fasilitas
pembiayaan bersama akan ditanggung secara bersama-sama oleh kedua belah pihak secara
proporsional sesuai bagian pembiayaan (partisipasi) masing-masing pihak (tanpa tanggung
renteng). Jumlah piutang pembiayaan bersama yang merupakan bagian Bank pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 35.762.472 dan Rp 33.630.725.
h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank tidak memiliki kredit yang diberikan yang
dijadikan sebagai jaminan.
Giro, tabungan, dan deposito berjangka yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan masingmasing sebesar Rp 10.700.349 dan Rp 10.002.728 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (lihat
Catatan 16).
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank secara individu maupun konsolidasian telah
memenuhi Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), baik untuk pihak berelasi maupun
pihak ketiga.
Rata-rata tertimbang tingkat suku bunga efektif setahun kredit yang diberikan adalah sebagai
berikut:
Tahun berakhir 31 Desember
2015
2014
Rupiah
Valuta asing

10,86%
4,14%

10,70%
4,49%

Rasio kredit usaha kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 masing-masing sebesar 1,18% dan 0,66%.
Kredit non-performing Bank (diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan, dan macet) pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 2.801.255 dan
Rp 2.067.459.
Pada tanggal 31 Desember 2015, rasio non-performing loan (NPL) bruto dan rasio NPL neto
adalah masing-masing sebesar 0,72% dan 0,22% (2014: 0,60% dan 0,22%) yang dihitung sesuai
dengan PBI yang berlaku.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar kredit yang diberikan diungkapkan pada Catatan 32.
Informasi mengenai jatuh tempo kredit yang diberikan diungkapkan pada Catatan 37. Informasi
mengenai jumlah kredit yang diberikan berdasarkan sebaran wilayah geografis diungkapkan pada
Catatan 36.

83

487
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN


Piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak pada biaya perolehan diamortisasi adalah sebagai berikut:
31 Desember
2015
Piutang pembiayaan konsumen
- Pembiayaan yang dibiayai sendiri
- Bagian pembiayaan yang dibiayai bersama pihak berelasi
tanpa tanggung renteng (without recourse)

2014

5.837.470)

5.368.285)

6.001.423)

5.635.111)

(143.223)

(168.773)

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui

(4.002.132)

(3.660.333)

Piutang pembiayaan konsumen, sebelum cadangan kerugian


penurunan nilai

7.693.538)

7.174.290)

(286.019)

(201.062)

7.407.519)

6.973.228)

Biaya transaksi yang belum diamortisasi - bersih

Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah piutang pembiayaan konsumen - bersih

Suku bunga kontraktual setahun untuk pembiayaan konsumen selama tahun 2015 dan 2014 adalah
masing-masing sebesar 7,04% - 36,74% dan 7,04% - 38,53%.
Entitas Anak memberikan kontrak pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor roda empat
dengan jangka waktu antara 1 (satu) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun, sedangkan pembiayaan
konsumen untuk kendaraan bermotor roda dua dengan jangka waktu antara 1 (satu) tahun sampai
dengan 4 (empat) tahun.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:
31 Desember
2015
Saldo, awal tahun
Saldo awal dari Entitas Anak yang diakuisisi
Penambahan selama tahun berjalan
Penghapusan selama tahun berjalan
Saldo, akhir tahun

(201.062)
-)
(293.339)
208.382)
(286.019)

2014
(79.673)
(64.652)
(239.989)
183.252)
(201.062)

Penerimaan atas piutang yang telah dihapusbukukan adalah sebesar Rp 11.797 dan Rp 8.015 masingmasing pada tahun 2015 dan 2014.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 piutang pembiayaan konsumen sebelum dikurangi dengan
pendapatan yang belum diakui sebesar Rp 3.346.648 dan Rp 3.219.018 dijadikan jaminan atas
pinjaman yang diterima dan cerukan, dan efek-efek utang yang diterbitkan.
Piutang pembiayaan konsumen dijamin oleh Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari
kendaraan bermotor yang dibiayai Entitas Anak.

84

488
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)


Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk cukup
untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan
konsumen.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar piutang pembiayaan konsumen diungkapkan pada
Catatan 32. Informasi mengenai jatuh tempo piutang pembiayaan konsumen diungkapkan di
Catatan 37.

14. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI


Rincian efek-efek untuk tujuan investasi berdasarkan jenis dan mata uang pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Keterangan
Rupiah
Dimiliki hingga jatuh tempo:
Obligasi pemerintah
- Rekapitalisasi
- Non-rekapitalisasi
Obligasi korporasi
Surat Perbendaharaan Negara
Efek beragun aset
Tersedia untuk dijual:
Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi pemerintah
- Rekapitalisasi
- Non-rekapitalisasi
Unit penyertaan di reksa dana
Obligasi korporasi
Medium-term notes
Surat Perbendaharaan Negara
Investasi dalam saham
Lain-lain
Valuta asing
Dimiliki hingga jatuh tempo:
Obligasi pemerintah, nonrekapitalisasi
Medium-term notes
Tersedia untuk dijual:
Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi pemerintah, nonrekapitalisasi
Obligasi korporasi
Medium-term notes
Jumlah efek-efek untuk tujuan
investasi

Nilai
nominal

Premi
(diskonto)
yang belum
diamortisasi

31 Desember 2015
(Kerugian)
Cadangan
keuntungan
kerugian
yang belum
penurunan
direalisasi
nilai

Nilai tercatat

1.150.000
7.554.321
2.649.000
672.000
4.509

(1.350)
(15.806)
69.697)
(2.570)
(827)

-)
-)
-)
-)
-)

-)
-)
(315.812)
-)
-)

1.148.650)
7.538.515)
2.402.885)
669.430)
3.682)

6.400.000

(93.434)

(226)

6.306.340)

20.000
14.688.405
3.254.628
2.290.500
600.000
465.795
176.404
70.000
39.995.562

(2)
192.757)
-)
2.697)
(339)
(13.942)
-)
331)
137.212)

(136)
(731.763)
510.850)
(72.530)
(7.191)
(2.867)
-)
(12.331)
(316.194)

-)
)
-)
-)
-)
(93.449)
-)
-)
(23.229)
(8.500)
(440.990)

19.862)
14.149.399)
3.765.478)
2.127.218)
592.470)
448.986)
153.175)
49.500)
39.375.590)

1.000.803
324.625

46.442)
532)

-)
-)

-)
(297.144)

1.047.245)
28.013)

3.446.250

(15.408)

(1.479)

-)

3.429.363)

5.963.529
1.061.445
124.065
11.920.717

59.147)
(2.747)
2.865
90.831)

168.963)
10.166)
-)
177.650)

-)
-)
(114.529)
(411.673)

6.191.639)
1.068.864)
12.401)
11.777.525)

51.916.279)

228.043)

(138.544)

(852.663)

51.153.115)

85

489
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (Lanjutan)

Keterangan
Rupiah
Dimiliki hingga jatuh tempo:
Obligasi pemerintah
- Rekapitalisasi
- Non-rekapitalisasi
Obligasi korporasi
Tersedia untuk dijual:
Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi pemerintah
- Rekapitalisasi
- Non-rekapitalisasi
Unit penyertaan di reksa dana
Obligasi korporasi
Medium-term notes
Investasi dalam saham
Lain-lain
Valuta asing
Dimiliki hingga jatuh tempo:
Obligasi pemerintah, nonrekapitalisasi
Medium-term notes
Tersedia untuk dijual:
Obligasi pemerintah, nonrekapitalisasi
Obligasi korporasi
Medium-term notes
Jumlah efek-efek untuk tujuan investasi

Nilai
nominal

31 Desember 2014
Premi
(Kerugian) Cadangan
(diskonto)
keuntungan
kerugian
yang belum yang belum penurunan
diamortisasi
direalisasi
nilai

Nilai tercatat

2.260.000
5.371.379
3.103.000

(906)
33.737)
24.300)

-)
-)
-)

-)
-)
(300.654)

2.259.094
5.405.116
2.826.646

32.000.000

(427.607)

8.712)

-)

31.581.105

90.000
17.602.773
3.355.536
2.759.000
500.000
146.810
20.000
67.208.498

(11)
317.483)
-)
2.082)
(11)
-)
105)
(50.828)

(472)
(811.014)
558.880)
(41.223)
1.277)
-)
(19.105)
(302.945)

-)
-)
-)
(92.848)
-)
(17.948)
(1.000)
(412.450)

89.517
17.109.242
3.914.416
2.627.011
501.266
128.862
66.442.275

899.227
283.725

51.161)
17.017)

-)
-)

-)
(256.412)

950.388
44.330

2.918.030
953.645
111.465
5.166.092

7.771)
(3.231)
2.519)
75.237)

205.771)
(2.050)
-)
203.721)

-)
-)
(102.843)
(359.255)

3.131.572
948.364
11.141
5.085.795

72.374.590

24.409)

(99.224)

(771.705)

71.528.070

Pada tanggal 31 Desember 2015, efek-efek untuk tujuan investasi termasuk obligasi pemerintah
dengan nilai tercatat sebesar Rp 49.666 (nilai nominal sebesar Rp 48.252), yang sesuai dengan
perjanjian pada tanggal 7 Januari 2016 dan 20 Januari 2016, Bank harus membeli kembali obligasi
pemerintah tersebut. Jumlah kewajiban pada nilai tercatat (efek-efek yang dijual dengan janji dibeli
kembali) pada laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar Rp 38.602 pada tanggal 31 Desember
2015.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank tidak memiliki efek-efek untuk tujuan investasi yang
dijadikan jaminan.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, Bank melakukan reklasifikasi efek-efek dari
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual masing-masing sebesar
Rp 1.568.624 (nilai wajar Rp 1.562.972) dan Rp 4.632.795 (nilai wajar Rp 4.648.498). Reklasifikasi
tersebut dilakukan atas efek-efek yang sudah mendekati tanggal jatuh temponya (akan jatuh tempo
kurang dari enam bulan) dan memenuhi persyaratan reklasifikasi dalam PSAK No. 55 (Revisi 2014).
Manajemen berkeyakinan bahwa perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai wajar efek-efek tersebut. Saldo efek-efek di dalam kelompok tersedia untuk dijual yang
berasal dari reklasifikasi kelompok dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 masing-masing sebesar Rp 459.560 dan Rp 1.602.044.
86

490
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (Lanjutan)


Rincian obligasi rekapitalisasi pemerintah yang dimiliki Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Nilai nominal
Dimiliki hingga jatuh tempo:
Seri VR0023
Seri VR0026

Tersedia untuk dijual:


Seri VR0023

Nilai wajar

Jatuh tempo

Frekuensi
pembayaran
bunga

Nilai
tercatat

1.050.000
100.000
1.150.000

1.042.755
99.310
1.142.065

25 Okt 2016
25 Jan 2018

3 bulan
3 bulan

1.050.068
98.582
1.148.650

20.000
20.000

19.862
19.862

25 Okt 2016

3 bulan

19.862
19.862

31 Desember 2014
Nilai nominal
Dimiliki hingga jatuh tempo:
Seri VR0021
Seri VR0023
Seri VR0026

Tersedia untuk dijual:


Seri VR0020
Seri VR0023

Nilai wajar

Jatuh tempo

Frekuensi
pembayaran
bunga

Nilai
tercatat

1.110.000
1.050.000
100.000
2.260.000

1.099.866
1.041.915
98.316
2.240.097

25 Nop 2015
25 Okt 2016
25 Jan 2018

3 bulan
3 bulan
3 bulan

1.109.122
1.051.239
98.733
2.259.094

70.000
20.000
90.000

69.671
19.846
89.517

25 Apr 2015
25 Okt 2016

3 bulan
3 bulan

69.671
19.846
89.517

87

491
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (Lanjutan)


Rata-rata tertimbang tingkat suku bunga efektif setahun efek-efek untuk tujuan investasi adalah
sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember
2015
Rupiah (%)
Valuta asing (%)
Rupiah (%)

2014
Valuta asing (%)

Dimiliki hingga jatuh tempo:


Obligasi pemerintah
Obligasi korporasi
Medium-term notes
Surat Perbendaharaan Negara
Efek beragun aset

7,80)
8,77)
-)
6,57)
10,10)

4,04)
-)
1,06)
-)
-)

7,65)
9,36)
-)
-)
-)

5,54)
-)
2,58)
-

Tersedia untuk dijual:


Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi pemerintah
Obligasi korporasi
Medium-term notes
Surat Perbendaharaan Negara

6,54)
6,26)
9,12)
9,40)
6,56)

0,76)
3,81)
2,85)
1,13)
-)

6,73)
6,33)
8,76)
8,17)
-)

-)
4,86)
3,12)
1,09)
-)

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek untuk tujuan investasi selama tahun berakhir
31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Saldo, awal tahun


(Penambahan) pemulihan
cadangan selama tahun
berjalan
Selisih kurs
Saldo, akhir tahun

Saldo, awal tahun


(Penambahan) pemulihan
cadangan selama tahun
berjalan
Selisih kurs
Saldo, akhir tahun

Tahun berakhir 31 Desember 2015


Cadangan kerugian penurunan nilai
Cadangan kerugian penurunan nilai
kolektif
individual
Valuta
SubValuta
SubRupiah
Rupiah
asing
jumlah
asing
jumlah

Jumlah

(25.962)

(81)

(26.043)

(386.488)

(359.174)

(745.662)

(771.705)

(5.573)
-)
(31.535)

2)
(2)
(81)

(5.571)
(2)
(31.616)

(22.966)
-)
(409.454)

(3.309)
(49.110)
(411.593)

(26.275)
(49.110)
(821.047)

(31.846)
(49.112)
(852.663)

Tahun berakhir 31 Desember 2014


Cadangan kerugian penurunan nilai
Cadangan kerugian penurunan nilai
kolektif
individual
Valuta
SubValuta
SubRupiah
Rupiah
asing
jumlah
asing
jumlah

Jumlah

(21.311)

(80)

(21.391)

(383.142)

(342.524)

(725.666)

(747.057)

(4.651)
-)
(25.962)

4)
(5)
(81)

(4.647)
(5)
(26.043)

(3.346)
-)
(386.488)

6.045)
(22.695)
(359.174)

2.699)
(22.695)
(745.662)

(1.948)
(22.700)
(771.705)

Manajemen berkeyakinan bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk cukup
untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya efek-efek untuk tujuan
investasi.

88

492
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (Lanjutan)


Perubahan keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari efek-efek untuk tujuan investasi dalam
kelompok tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember 2015
Rupiah
Valuta asing
Jumlah
Saldo, awal tahun - sebelum pajak penghasilan
tangguhan
Penambahan keuntungan (kerugian) yang belum
direalisasi selama tahun berjalan - bersih
Keuntungan direalisasi selama tahun berjalan - bersih
Selisih kurs
Jumlah sebelum pajak penghasilan tangguhan

(302.945)

203.721)

(99.224)

273.103)

(58.413)

214.690)

(286.352)

(16)

(286.368)

-)

32.358)

32.358)

(316.194)

177.650)

(138.544)
34.636)

Pajak penghasilan tangguhan (Catatan 17)

(103.908)

Saldo, akhir tahun - bersih

Tahun berakhir 31 Desember 2014


Rupiah
Valuta asing
Jumlah
Saldo, awal tahun - sebelum pajak penghasilan
tangguhan
Penambahan keuntungan yang belum direalisasi
selama tahun berjalan - bersih
Keuntungan direalisasi selama tahun berjalan - bersih
Selisih kurs
Jumlah sebelum pajak penghasilan tangguhan

(681.849)

43.675)

(638.174)

580.009)

147.039)

727.048)

(201.105)

(19)

(201.124)

-)

13.026)

13.026)

(302.945)

203.721)

(99.224)
24.806)

Pajak penghasilan tangguhan (Catatan 17)

(74.418)

Saldo, akhir tahun - bersih

89

493
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (Lanjutan)


Berikut ini adalah ikhtisar peringkat dan pemeringkat efek-efek untuk tujuan investasi yang dimiliki
Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
Peringkat
Pemerintah Indonesia
Pemerintah Amerika Serikat
Perum Pegadaian
PT Arpeni Ocean Line Tbk
PT Astra Sedaya Finance
PT Aneka Tambang Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank ICBC Indonesia
PT Bank Maybank Indonesia Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT BPD Riau Kepri
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
PT Bank UOB Indonesia Tbk
PT Berlian Laju Tanker Tbk
PT Express Transindo Utama Tbk
PT Fastfood Indonesia Tbk
PT Federal Internasional Finance
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Indosat Tbk
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
PT Jasa Marga (Persero) Tbk
PT Lautan Luas Tbk
PT Mandala Multifinance Tbk
PT Medco Energi International Tbk
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
PT Pertamina (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara
PT Profesional Telekomunikasi Indonesia
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

BBBAAA
AA+
D
AAA
AAAA
AAA
AAA
AA
AAA
AAA
A
AAA
AA
AA+
AAA
D
A
AA
AA+
AAA
A
AA
AA
A+
AABBBAAA
AA+
-

2015
Pemeringkat

31 Desember
Peringkat

Fitch
Fitch
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Fitch
Pefindo
Pefindo
Fitch
Fitch
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Fitch
Pefindo
Fitch
-

2014
Pemeringkat

BBBAAA
AA+
D
AAA
A
AAA
F1+
AAA
AA
AAA
BBBA
AA
AA
D
A
AA
AAA
AA+
AAA
A+
AA
AAAAABBBAAA
AAAAA

Fitch
Fitch
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Fitch
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Fitch
Fitch
Pefindo
Fitch
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Pefindo
Fitch
Pefindo
Fitch
Pefindo

lnformasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi diungkapkan pada
Catatan 32. Informasi mengenai jatuh tempo efek-efek untuk tujuan investasi diungkapkan pada
Catatan 37.

15. ASET TETAP


Aset tetap terdiri dari:
Biaya perolehan/nilai penilaian
kembali
Pemilikan langsung
Tanah*)
Bangunan*)
Perlengkapan dan peralatan
kantor*)
Kendaraan bermotor
Aset dalam penyelesaian
Aset sewa guna usaha
Dipindahkan
*)

Saldo awal

Penambahan

31 Desember 2015
Pengurangan

Reklasifikasi

Saldo akhir

2.701.469)
2.957.478)

326.026)
136.433)

(98.187)
(2.463)

284.605)
185.952)

3.213.913)
3.277.400)

6.994.965)
43.905)
1.990.264)
37.151)
14.725.232)

1.282.755)
6.810)
777.683)
4.525)
2.534.232)

(188.522)
(6.243)
(172.023)
(34.520)
(501.958)

5.290)
-)
(475.847)
-)
-)

8.094.488)
44.472)
2.120.077)
7.156)
16.757.506)

Dinilai kembali pada tahun 1998 dan 2000.

90

494
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15. ASET TETAP (Lanjutan)


31 Desember 2015
Saldo awal
Biaya perolehan/nilai penilaian
kembali (lanjutan)
Pindahan
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan
Perlengkapan dan peralatan
kantor
Kendaraan bermotor
Aset sewa guna usaha
Nilai buku bersih

Biaya perolehan/nilai penilaian


kembali
Pemilikan langsung
Tanah*)
Bangunan*)
Perlengkapan dan peralatan
kantor*)
Kendaraan bermotor
Aset dalam penyelesaian
Aset sewa guna usaha
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan
Perlengkapan dan peralatan
kantor
Kendaraan bermotor
Aset sewa guna usaha

Nilai buku bersih


*)
**)

Penambahan

Pengurangan

Reklasifikasi

Saldo akhir

14.725.232)

2.534.232)

(501.958)

16.757.506)

(1.049.983)

(151.499)

2.186)

(1.199.296)

(4.806.068)
(19.832)
(4.419)
(5.880.302)

(1.201.790)
(6.694)
(3.856)
(1.363.839)

186.196)
4.513)
5.761)
198.656)

(5.821.662)
(22.013)
(2.514)
(7.045.485)

8.844.930)

Saldo awal

9.712.021)
31 Desember 2014
Penambahan**)
Pengurangan

Reklasifikasi

Saldo akhir

2.500.051)
2.752.484)

114.702)
78.734)

(891)
(4.526)

87.607)
130.786)

2.701.469)
2.957.478)

5.708.408)
38.799)
1.374.759)
28.512)
12.403.013)

1.452.908)
8.806)
1.023.110)
32.423)
2.710.683)

(166.872)
(3.700)
(188.691)
(23.784)
(388.464)

521)
-)
(218.914)
-)
-)

6.994.965)
43.905)
1.990.264)
37.151)
14.725.232)

(911.375)

(140.668)

2.060)

)
-)

(1.049.983)

(4.017.186)
(15.587)
(18.848)
(4.962.996)

(953.136)
(6.887)
(6.976)
(1.107.667)

164.254)
2.642)
21.405)
190.361)

-)
-)
-)
-)

(4.806.068)
(19.832)
(4.419)
(5.880.302)
8.844.930)

7.440.017)

Dinilai kembali pada tahun 1998 dan 2000.


Termasuk dalam penambahan aset tetap adalah saldo awal Entitas Anak yang diakuisisi (biaya perolehan sebesar
Rp 49.333 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp 15.809).

91

495
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15. ASET TETAP (Lanjutan)


Revaluasi aset tetap
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 384/KMK/04/1998 tanggal 14 Agustus
1998, Bank telah melakukan penilaian kembali aset tetap tertentu pada tanggal 31 Desember 1998.
Penilaian kembali aset tetap tersebut berdasarkan laporan penilai PT Ujatek Baru tanggal 24 Maret
1999 dengan menggunakan pendekatan data pasar dan menghasilkan selisih penilaian kembali aset
tetap sebesar Rp 1.043.470. Selisih penilaian kembali aset tetap tersebut telah disetujui oleh Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Tamansari dengan Surat No. KEP-2111/WPJ.05/KP.09/1999 tanggal
3 Oktober 1999.
Pada tanggal 31 Oktober 2000, Bank melakukan penilaian kembali aset tetap tertentu sebesar
Rp 141.127 sehubungan dengan kuasi reorganisasi. Penilaian kembali aset tetap tersebut berdasarkan
laporan penilai PT Ujatek Baru tanggal 20 Desember 2000 dengan menggunakan pendekatan data
pasar.
Selisih penilaian kembali aset tetap tahun 2000 sebesar Rp 141.127 telah disetujui oleh KPP
Perusahaan Masuk Bursa dengan Surat No. KEP-04/WPJ.06/KP.0404/2001 tanggal 15 Juni 2001.
Selisih penilaian kembali aset tetap tersebut dialokasikan ke tambahan modal disetor akibat kuasi
reorganisasi sebesar Rp 124.690.
Pada tahun 2008, Bank dan Entitas Anak telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi
pengukuran aset tetapnya sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2007), Aset Tetap, dan
mereklasifikasi seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 1.059.907 yang disajikan
sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian ke saldo laba.
Informasi lainnya
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank tidak memiliki aset tetap yang dijadikan jaminan.
Beban penyusutan masing-masing sejumlah Rp 1.363.839 dan Rp 1.091.858 untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 dibebankan ke dalam beban umum dan administrasi.
Laba atas penjualan aset tetap selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing
sebesar Rp 4.354 dan Rp 3.897 diakui sebagai bagian dari pendapatan operasional lainnya.
Rugi atas penjualan aset tetap selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing
sebesar Rp 1.712 dan Rp 2.145 diakui sebagai bagian beban operasional lainnya.
Bank telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas tanah) untuk menutupi kemungkinan
kerugian terhadap risiko kebakaran, pencurian, dan bencana alam dengan nilai pertanggungan asuransi
pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 7.889.451 dan USD 464.577.761, dan pada tanggal
31 Desember 2014 sebesar Rp 6.547.509 dan USD 442.390.508. Manajemen yakin bahwa nilai
pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin terjadi atas aset tetap
yang dipertanggungkan.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, harga perolehan dari aset tetap yang telah disusutkan penuh
dan masih digunakan adalah masing-masing sebesar Rp 3.056.167 dan Rp 2.474.588.
Tidak terdapat kerugian penurunan nilai atas aset tetap selama tahun 2015 dan 2014.

92

496
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16. SIMPANAN DARI NASABAH DAN BANK-BANK LAIN


a. Simpanan dari nasabah
31 Desember
2015
Valuta
asing

Jumlah

462.023
96.456.483
96.918.506

524.579
18.209.771
18.734.350

986.602
114.666.254
115.652.856

58.831

30.075

221.467.709
7.430.921
1.101.370
208.036
239
230.267.106

2014
Valuta
asing

Jumlah

339.636
90.161.026
90.500.662

43.534
16.875.149
16.918.683

383.170
107.036.175
107.419.345

88.906

47.186

30.433

77.619

14.311.136
14.341.211

221.467.709
7.430.921
1.101.370
208.036
239
14.311.136
244.608.317

207.516.803
7.553.505
824.711
91.563
216.033.768

12.928.538
12.958.971

207.516.803
7.553.505
824.711
91.563
12.928.538
228.992.739

138.512
103.130.082
103.268.594

13.113
10.123.335
10.136.448

151.625
113.253.417
113.405.042

646.485
103.202.347
103.848.832

12.302
7.632.538
7.644.840

658.787
110.834.885
111.493.672

430.454.206

43.212.009

473.666.215

410.383.262

37.522.494

447.905.756

2014
Valuta
asing

Jumlah

Rupiah
Giro:
Pihak berelasi
Pihak ketiga

Tabungan:
Pihak berelasi
Pihak ketiga:
Tahapan
Tapres
Tabunganku
Tahapan Xpresi
Simpanan Pelajar
BCA Dollar
Deposito berjangka:
Pihak berelasi
Pihak ketiga

Jumlah simpanan
dari nasabah

b. Simpanan dari bank-bank lain

Rupiah
Giro
Interbank call money
Deposito berjangka
Jumlah simpanan dari
bank-bank lain

Rupiah

31 Desember
2015
Valuta
asing

Jumlah

Rupiah

2.648.104
10.000
41.642

1.456.307
-

4.104.411
10.000
41.642

2.548.550
47.224

1.158.486
-

3.707.036
47.224

2.699.746

1.456.307

4.156.053

2.595.774

1.158.486

3.754.260

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank tidak memiliki saldo simpanan dari bank-bank
lain dari pihak berelasi.
c. Rata-rata tertimbang tingkat suku bunga efektif setahun simpanan dari nasabah dan bank-bank lain
adalah sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember

2015
Valuta asing (%)

Rupiah (%)
Simpanan dari nasabah
Giro
Tabungan
Deposito berjangka
Simpanan dari bank-bank lain
Giro
Interbank call money
Deposito berjangka

Rupiah (%)

2014
Valuta asing (%)

1,08
1,07
6,16

0,12
0,16
0,29

1,16
1,22
7,43

0,13
0,19
0,35

0,54
7,40
5,18

0,01
-

0,56
5,90
5,88

0,01
0,78
-

93

497
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16. SIMPANAN DARI NASABAH DAN BANK-BANK LAIN (Lanjutan)


d. Deposito berjangka berdasarkan jangka waktu
31 Desember

1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan

Rupiah

2015
Valuta
asing

87.933.555
9.268.012
2.872.648
3.236.021
103.310.236

8.874.795
485.850
220.425
555.378
10.136.448

Jumlah
96.808.350
9.753.862
3.093.073
3.791.399
113.446.684

Rupiah

2014
Valuta
asing

Jumlah

87.982.668
9.355.509
2.995.189
3.562.690
103.896.056

6.550.662
430.921
186.384
476.873
7.644.840

94.533.330
9.786.430
3.181.573
4.039.563
111.540.896

e. Deposito berjangka menurut periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo
31 Desember

Hingga 1 bulan
> 1 - 3 bulan
> 3 - 6 bulan
> 6 - 12 bulan

Rupiah

2015
Valuta
asing

91.211.736
8.215.902
2.182.913
1.699.685
103.310.236

9.080.755
475.465
237.143
343.085
10.136.448

Jumlah
100.292.491
8.691.367
2.420.056
2.042.770
113.446.684

2014
Valuta
asing

Rupiah
90.269.393
9.466.671
2.228.195
1.931.797
103.896.056

6.713.090
427.113
203.290
301.347
7.644.840

Jumlah
96.982.483
9.893.784
2.431.485
2.233.144
111.540.896

f. Simpanan yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 (lihat Catatan12) adalah sebagai berikut:
31 Desember
2015
Giro
Tabungan
Deposito berjangka

2014

1.217.440
1.135.316
8.347.593
10.700.349

840.196
1.155.326
8.007.206
10.002.728

Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar simpanan dari nasabah dan bank-bank lain diungkapkan
pada Catatan 32. Informasi mengenai jatuh tempo simpanan dari nasabah dan bank-bank lain
diungkapkan pada Catatan 37.

17. PAJAK PENGHASILAN


a. Liabilitas pajak penghasilan
31 Desember
2015
Bank
Entitas Anak

191.833
59.258
251.091

2014
199.878
51.940
251.818

94

498
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)


b. Beban pajak
Tahun berakhir 31 Desember
2015
2014
Pajak kini:
Tahun berjalan
Bank
Entitas Anak
Pajak tangguhan:
Pembentukan dan pemulihan perbedaan temporer
Bank
Entitas Anak

4.580.369)
441.290)
5.021.659)

4.146.813)
402.161)
4.548.974)

(333.731)
(66.582)
(400.313)

(290.644)
(28.879)
(319.523)

4.621.346)

4.229.451)

c. Berdasarkan Pasal 2 dari Peraturan Pemerintah No. 77 tahun 2013 tentang Penurunan Tarif Pajak
Penghasilan (PPh) Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka
yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Nopember 2013, Wajib
Pajak dapat memperoleh penurunan tarif PPh sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dari tarif PPh
Wajib Pajak Badan dalam negeri sebagaimana diatur dalam Undang-undang Perpajakan, apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.
2.
3.

Jumlah kepemilikan saham publiknya 40% (empat puluh persen) atau lebih dari keseluruhan
saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak.
Masing-masing pihak yang dimaksud di atas hanya boleh memiliki saham kurang dari 5%
(lima persen) dari keseluruhan saham yang disetor.
Ketentuan tersebut harus dipenuhi oleh Wajib Pajak dalam waktu paling singkat 6 (enam)
bulan (183 (seratus delapan puluh tiga) hari kalender) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
pajak.

Wajib Pajak harus melampirkan surat keterangan dari Biro Administrasi Efek (BAE) pada Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) PPh Wajib Pajak Badan dengan melampirkan formulir X.H.1-2
setiap tahun pajak terkait, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nomor KEP-669/BL/2012 tanggal
13 Desember 2012.
Pada tanggal 13 Januari 2016 dan 8 Januari 2015, Bank telah mendapatkan surat keterangan dari
BAE atas pemenuhan kriteria-kriteria di atas masing-masing untuk tahun pajak 2015 dan 2014.

95

499
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)


d. Rekonsiliasi dari laba akuntansi konsolidasian sebelum pajak ke laba kena pajak Bank adalah
sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember
2015
2014
Laba akuntansi konsolidasian sebelum pajak penghasilan
Eliminasi
Sebelum eliminasi
Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan
Laba akuntansi sebelum pajak - Bank
Perbedaan permanen:
Kesejahteraan karyawan
Pendapatan sewa
Hasil dividen dari Entitas Anak
Pajak atas penilaian kembali aset tetap
Beban lain yang tidak dapat dikurangkan/ditambahkan
untuk tujuan perhitungan pajak - bersih
Perbedaan temporer:
Liabilitas imbalan pasca-kerja
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
(Pemulihan) penambahan cadangan kerugian penurunan
nilai aset non-keuangan
Imbalan kerja yang masih harus dibayar
Rugi (laba) belum direalisasi atas efek-efek dan
penempatan pada bank-bank lain untuk tujuan
diperdagangkan dan tersedia untuk dijual
Laba kena pajak

22.657.114)
427.805)
23.084.919)
(1.547.193)
21.537.726)

20.741.121)
585.104)
21.326.225)
(1.507.075)
19.819.150)

305.330)
(30.232)
(395.316)
187.239)

297.181)
(14.375)
(551.499)
-)

(37.825)
29.196)

21.031)
(247.662)

(359.179)
1.648.341)

237.162)
859.436)

(1.274)
44.105)

1.771)
64.725)

2.929)
1.334.922)

(518)
1.162.576)

22.901.844)

20.734.064)

e. Rekonsiliasi antara laba akuntansi konsolidasian sebelum pajak dikali tarif pajak maksimum yang
berlaku dengan beban pajak adalah sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember

Laba akuntansi konsolidasian sebelum pajak penghasilan


Tarif pajak maksimum
Perbedaan permanen dengan tarif pajak 25% - Bank
Beban pajak - Bank
Beban pajak - Entitas Anak
Penyesuaian tarif pajak penghasilan badan - Bank (Catatan 17c)
Beban pajak - konsolidasian

2015

2014

22.657.114)
25%)
5.664.279)
7.299)
5.671.578)
94.860)
5.766.438)
(1.145.092)
4.621.346)

20.741.121)
25%)
5.185.280)
(61.916)
5.123.364)
142.790)
5.266.154)
(1.036.703)
4.229.451)

96

500
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)


f. Perhitungan pajak kini dan liabilitas pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
Laba kena pajak:
Bank
Entitas Anak
Pajak kini:
Bank
Entitas Anak
Pajak dibayar dimuka:
Bank
Entitas Anak
Liabilitas pajak penghasilan:
Bank
Entitas Anak

2015

2014

22.901.844))
1.547.193))
24.449.037))

20.734.064)
1.507.075)
22.241.139)

4.580.369))
441.290))
5.021.659))

4.146.813)
402.161)
4.548.974)

(4.388.535))
(382.033))
(4.770.568))

(3.946.935)
(350.221)
(4.297.156)

191.833))
59.258))
251.091))

199.878)
51.940)
251.818)

Perhitungan PPh Badan untuk tahun 2015 adalah suatu perhitungan yang akan dilaporkan pada
saat Bank menyampaikan SPT 2015. Perhitungan PPh Badan untuk tahun 2014 sesuai dengan SPT
2014.
g. Aset dan liabilitas pajak tangguhan yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
adalah sebagai berikut:
Diakui pada penghasilan
31 Desember Diakui pada laba komprehensif lain tahun 31 Desember
berjalan
rugi tahun berjalan
2015
2014
Entitas induk - Bank:
Aset pajak tangguhan:
Liabilitas imbalan pasca-kerja
Cadangan kerugian penurunan nilai
aset keuangan
Cadangan kerugian penurunan
nilai aset non-keuangan
Imbalan kerja yang masih harus
dibayar
Rugi belum direalisasi atas efekefek dan penempatan pada
bank-bank lain yang tersedia
untuk dijual
Pengukuran kembali liabilitas
imbalan pasti
Liabilitas pajak tangguhan:
Laba belum direalisasi atas efekefek untuk tujuan
diperdagangkan
Aset pajak tangguhan - bersih dipindahkan

935.329)

(89.794)

-)

845.535)

867.521)

412.085)

-)-)

1.279.606)

527)

(318)

-)

209)

56.804)

11.026)

-)

67.830)

19.899)

-)

11.518)

31.417)

731.642)
2.611.722)

-)
332.999)

123.658)
135.176)

855.300)
3.079.897)

(3.236)
(3.236)

732)
732)

-)-)
-)

(2.504)
(2.504)

2.608.486)

333.731)

135.176)

3.077.393)

97

501
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)

31 Desember Diakui pada laba


2014
rugi tahun berjalan

Diakui pada
penghasilan
komprehensif lain
tahun berjalan

31 Desember
2015

Entitas induk - Bank (lanjutan):


Aset pajak tangguhan - bersih pindahan

2.608.486)

333.731)

135.176)

3.077.393)

Entitas Anak:
PT BCA Finance
PT BCA Sekuritas
PT BCA Syariah
PT Asuransi Umum BCA
PT Central Santosa Finance
Aset pajak tangguhan - bersih

16.441)
5.327)
7.018)
14.362)
42.047)
85.195)

4.946)
16.674)
1.586)
6.703)
36.673)
66.582)

(1.145)
(342)
(1.027)
16)
(684)
(3.182)

20.242)
21.659)
7.577)
21.081)
78.036)
148.595)

2.693.681)

400.313)

131.994)

3.225.988)

Jumlah aset pajak tangguhan - bersih

31 Desember Diakui pada laba


2013
rugi tahun berjalan
Entitas induk - Bank:
Aset pajak tangguhan:
Liabilitas imbalan pasca-kerja
Cadangan kerugian penurunan nilai
aset keuangan
Cadangan kerugian penurunan
nilai aset non-keuangan
Imbalan kerja yang masih harus
dibayar
Rugi belum direalisasi atas efekefek yang tersedia untuk dijual
Pengukuran kembali liabilitas
imbalan pasti
Liabilitas pajak tangguhan:
Laba belum direalisasi atas efekefek untuk tujuan
diperdagangkan
Aset pajak tangguhan - bersih
Entitas Anak:
BCA Finance Limited
PT BCA Finance
PT BCA Sekuritas
PT BCA Syariah
PT Asuransi Umum BCA
PT Central Santosa Finance
Aset pajak tangguhan - bersih
Jumlah aset pajak tangguhan - bersih

Diakui pada
penghasilan
komprehensif lain
tahun berjalan

31 Desember
2014

876.038)

59.291)

-)

935.329)

652.662)

214.859)

-)

867.521)

85)

442)

-)

527)

40.623)

16.181)

-)

56.804)

154.730)

-)

(134.831)

19.899)

544.754)
2.268.892)

-)
290.773)

186.888)
52.057)

731.642)
2.611.722)

(3.107)
(3.107)

(129)
(129)

-)
-)

(3.236)
(3.236)

2.265.785)

290.644)

52.057)

2.608.486)

11.144)
20.482)
6.107)
7.497)
13.232)
-)
58.462)

(11.144)
(4.204)
(780)
(624)
1.130)
42.047)
26.425)

-)
163)
-)
145)
-)
-)
308)

-)
16.441)
5.327)
7.018)
14.362)
42.047)
85.195)

2.324.247)

317.069)

52.365)

2.693.681)

98

502
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)


Dalam jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan Bank dan Entitas Anak, termasuk aset dan
liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari (rugi) laba yang belum direalisasi atas perubahan nilai
wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual (lihat Catatan 14) masing-masing
sebesar Rp 31.553 dan Rp 3.083 pada tanggal 31 Desember 2015, dan Rp 19.848 dan Rp 4.958
pada tanggal 31 Desember 2014. Selain itu, dalam jumlah aset pajak tangguhan Bank, termasuk
aset pajak tangguhan yang berasal dari laba yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar
penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang tersedia untuk dijual (lihat Catatan 8)
sebesar Rp (136) dan Rp 51 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer
kemungkinan besar dapat direalisasi pada tahun-tahun mendatang.
h. Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank dan Entitas Anak yang berkedudukan di
Indonesia menghitung dan melaporkan/menyetorkan pajak untuk setiap perusahaan sebagai suatu
badan hukum yang terpisah (pelaporan pajak penghasilan konsolidasian tidak diperbolehkan)
berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
i. Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank dan Entitas Anak
melaporkan/menyetorkan pajak berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau
mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Posisi pajak Bank dan Entitas Anak mungkin dapat ditanyakan oleh fiskus. Manajemen dapat
mempertahankan posisi pajak Bank dan Entitas Anak yang diyakini secara teknis, telah sesuai
dengan peraturan perpajakan. Oleh karena itu, manajemen yakin bahwa akrual atas liabilitas pajak
telah memadai untuk semua tahun pajak berdasarkan evaluasi atas berbagai faktor, termasuk
interpretasi atas undang-undang pajak dan pengalaman sebelumnya. Penilaian didasarkan pada
estimasi dan asumsi dan dapat melibatkan keputusan atas kejadian mendatang. Informasi baru
yang tersedia dapat menyebabkan perubahan keputusan oleh manajemen atas kecukupan dari
liabilitas pajak. Perubahan atas liabilitas pajak tersebut dapat memengaruhi beban pajak pada
periode dimana keputusan itu dibuat.
j. Pajak-pajak Bank tahun buku 2008 telah diperiksa oleh fiskus yang menghasilkan penetapan
kekurangan pajak sebesar Rp 136.949. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan
mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp 120.170. Pada tanggal
9 dan 10 September 2013, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menerima sebagian keberatan Bank
atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPh Badan sebesar Rp 15.482, dan Bank telah
menerima pengembalian pajaknya pada tanggal 24 Oktober 2013. Atas keputusan keberatan
tersebut Bank telah mengajukan banding atas sisa kekurangan pembayaran sebesar Rp 104.039 ke
Pengadilan Pajak. Pada tanggal 21 Mei 2015 Pengadilan Pajak memutuskan hanya mengabulkan
Rp 542. Atas Putusan Pengadilan Pajak tersebut, Bank mengajukan permohonan Peninjauan
Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 11 Agustus 2015 dengan nilai sebesar Rp 100.271,
sedangkan sisanya sebesar Rp 3.226 diterima oleh Bank.
k. Informasi lainnya
Pada tahun 2015 Bank telah melakukan penilaian kembali aset tetap berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.01/2015 tanggal 20 Oktober 2015 tentang Penilaian Kembali
Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan. Sehubungan dengan peraturan tersebut, Bank mengajukan
permohonan untuk mendapatkan insentif pajak berupa pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) yang
bersifat final sebesar 3% (tiga persen) dari nilai penilaian kembali aset tetap secara pajak.

99

503
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)


k. Informasi lainnya (lanjutan)
Sesuai dengan ketentuan tersebut, penilaian kembali aset tetap dapat dilakukan terhadap sebagian
atau seluruh aset tetap berwujud. Pada tahun 2015 Bank telah melakukan penilaian kembali atas
aset tetap berupa tanah dengan menggunakan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Antonius
Setiady & Rekan sebagai berikut:
Tahap
Pertama
Kedua
Jumlah

Jumlah lokasi
yang dinilai
kembali
533
11
544

Nilai perolehan/ Nilai buku setelah


buku tanah
penilaian kembali
1.492.009
7.045.157
426.964
1.115.106
1.918.973
8.160.263)

Selisih lebih
penilaian
kembali
5.553.148
688.142
6.241.290

Tarif PPh
final
3%
3%

PPh final
166.595
20.644
187.239

Atas penilaian kembali tahap pertama, Bank telah memperoleh Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pajak No. KEP-2636/WPJ.19/2015 tentang Persetujuan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk
Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 Dan Tahun 2016 pada
tanggal 29 Desember 2015.
Pada tanggal 7 Januari 2016, Bank telah memperoleh Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak
No. KEP-55/WPJ.19/2016 tentang Persetujuan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan
Perpajakan Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 Dan Tahun 2016 atas penilaian
kembali tahap kedua.
Bank telah membukukan PPh final 3% (tiga persen) yang telah dibayarkan sebesar Rp 187.239
sebagai beban umum dan administrasi pada tahun 2015.

18. EFEK-EFEK UTANG YANG DITERBITKAN


Efek-efek utang yang diterbitkan oleh PT BCA Finance, Entitas Anak, adalah sebagai berikut:
2015
Utang obligasi
Wesel bayar jangka menengah (Medium-term notes)

31 Desember

2.404.394)
416.571)
2.820.965)

2014
2.090.458)
413.442)
2.503.900)

a. Utang obligasi
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang obligasi atas obligasi-obligasi yang
diterbitkan adalah sebagai berikut:
Nilai nominal:
Obligasi Subordinasi BCA Finance I
Obligasi BCA Finance IV
Obligasi Berkelanjutan I BCA Finance Tahap I
Obligasi Berkelanjutan I BCA Finance Tahap II
Obligasi Berkelanjutan I BCA Finance Tahap III
Obligasi Berkelanjutan II BCA Finance Tahap I
Dikurangi:
Beban emisi obligasi yang ditangguhkan - bersih
Jumlah - bersih
Beban amortisasi yang dibebankan dalam laba rugi

2015

31 Desember

2014

-)
-)
600.000)
550.000) )
270.000)
990.000)
2.410.000)

100.000)
100.000)
850.000)
550.000)
495.000)
-)
2.095.000)

(5.606)
2.404.394)
5.153)

(4.542)
2.090.458)
5.301)
100

504
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. EFEK-EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)


a. Utang Obligasi (lanjutan)
Obligasi Subordinasi BCA Finance I (Obligasi Subordinasi I) Tahun 2010
Obligasi Subordinasi I ditawarkan pada nilai nominal dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sekali sesuai dengan tanggal pembayaran bunga
yang bersangkutan. Pembayaran pertama bunga obligasi dilakukan pada tanggal 23 Juni 2010 dan
pembayaran bunga terakhir akan dilakukan bersamaan dengan pelunasan pokok masing-masing
seri obligasi.
Entitas Anak melakukan Perjanjian Perwaliamanatan dengan PT Bank Mega Tbk (yang bertindak
selaku wali amanat) untuk Obligasi Subordinasi I Tahun 2010 sesuai dengan Akta Perjanjian
Perwaliamanatan No. 34 tanggal 16 Desember 2009 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H.,
notaris di Jakarta. Perjanjian tersebut telah mengalami beberapa perubahan yang diaktakan dengan
Perubahan I No. 13 tanggal 25 Januari 2010 dan Perubahan II No. 5 tanggal 4 Maret 2010.
Obligasi Subordinasi I telah dilunasi pada tanggal 23 Maret 2015.
Obligasi BCA Finance IV (Obligasi IV) Tahun 2011
Obligasi IV ditawarkan pada nilai nominal dan dicatakan di Bursa Efek Indonesia. Obligasi IV ini
terbagi menjadi Seri A, B, C, D, dan E yang masing-masing akan jatuh tempo pada tanggal 26 Juni
2012, 22 September 2012, 22 Juni 2013, 22 Juni 2014, dan 22 Juni 2015 dengan tingkat suku
bunga tetap 7,90% - 9,00% setahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sekali sesuai
dengan tanggal pembayaran bunga obligasi yang bersangkutan. Pembayaran pertama bunga
obligasi dilakukan pada tanggal 22 September 2011 dan pembayaran bunga terakhir bersamaan
dengan pelunasan masing-masing seri obligasi.
Entitas Anak melakukan Perjanjian Perwaliamanatan dengan PT Bank Mega Tbk (yang bertindak
selaku wali amanat) untuk Obligasi IV Tahun 2011 sesuai dengan Akta Perjanjian
Perwaliamanatan No. 10 tanggal 2 Maret 2011 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H., notaris
di Jakarta. Perjanjian tersebut telah mengalami beberapa perubahan yang diaktakan dengan
Perubahan I No. 52 tanggal 19 April 2011 dan Perubahan II No. 24 tanggal 9 Juni 2011.
Obligasi IV Seri A, B, C, D, dan E telah dilunasi masing-masing pada tanggal 26 Juni 2012,
22 September 2012, 22 Juni 2013, 22 Juni 2014, dan 22 Juni 2015.
Obligasi Berkelanjutan I BCA Finance Tahap I (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) Tahun
2012
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ditawarkan pada nilai nominal dan dicatatkan di Bursa Efek
Indonesia. Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ini terbagi menjadi Seri A, B, C, dan D yang masingmasing akan jatuh tempo pada tanggal 14 Mei 2013, 9 Mei 2014, 9 Mei 2015, dan 9 Mei 2016
dengan tingkat suku bunga tetap 6,35% - 7,70% setahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga)
bulan sekali sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi yang bersangkutan. Pembayaran
pertama bunga obligasi dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2012 dan pembayaran bunga terakhir
bersamaan dengan pelunasan pokok masing-masing seri obligasi.
Entitas Anak melakukan Perjanjian Perwaliamanatan dengan PT Bank Mega Tbk (yang bertindak
selaku wali amanat) untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2012 sesuai dengan Akta
Perjanjian Perwaliamanatan No. 14 tanggal 5 Maret 2012 yang dibuat dihadapan Satria Amiputra
A, S.E., Ak., S.H., M.Ak., M.H., Mkn., notaris di Jakarta. Perjanjian ini mengalami beberapa
perubahan yang diaktakan dengan Perubahan I No. 71 tanggal 28 Maret 2012 dan Perubahan II
No. 66 tanggal 25 April 2012.
101

505
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. EFEK-EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)


a. Utang Obligasi (lanjutan)
Obligasi Berkelanjutan I BCA Finance Tahap I (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) Tahun
2012 (lanjutan)
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri A, B, dan C telah dilunasi masing-masing pada tanggal
14 Mei 2013, 9 Mei 2014, dan 9 Mei 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2015, Obligasi Berkelanjutan I Tahap I mendapatkan peringkat idAAA
dari Pefindo dan AAA(idn) dari Fitch (2014: idAAA dari Pefindo dan AAA(idn) dari Fitch).
Obligasi Berkelanjutan I BCA Finance Tahap II (Obligasi Berkelanjutan I Tahap II)
Tahun 2013
Obligasi Berkelanjutan I Tahap II ditawarkan pada nilai nominal dan dicatatkan di Bursa Efek
Indonesia. Obligasi Berkelanjutan I Tahap II ini terbagi menjadi Seri A, B, dan C yang masingmasing akan jatuh tempo pada tanggal 24 Juni 2014, 14 Juni 2016, dan 14 Juni 2017 dengan
tingkat suku bunga tetap 6,50% - 7,60% setahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan
sekali sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi yang bersangkutan. Pembayaran pertama
bunga obligasi dilakukan pada tanggal 14 September 2013 dan pembayaran bunga terakhir
bersamaan dengan pelunasan pokok masing-masing seri obligasi.
Entitas Anak melakukan Perjanjian Perwaliamanatan dengan PT Bank Mega Tbk (yang bertindak
selaku wali amanat) untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2013 sesuai dengan Akta
Perjanjian Perwaliamanatan No. 128 tanggal 23 Mei 2013 yang dibuat dihadapan Satria Amiputra
A, S.E., Ak., S.H., M.Ak., M.H., Mkn., notaris di Jakarta. Perjanjian ini mengalami perubahan
yang diaktakan dengan Perubahan I No. 40 tanggal 7 Juni 2013.
Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri A telah dilunasi pada tanggal 24 Juni 2014.
Pada tanggal 31 Desember 2015, Obligasi Berkelanjutan I Tahap II mendapat peringkat idAAA
dari Pefindo dan AAA(idn) dari Fitch (2014: idAAA dari Pefindo dan AAA(idn) dari Fitch).
Obligasi Berkelanjutan I BCA Finance Tahap III (Obligasi Berkelanjutan I Tahap III)
Tahun 2014
Obligasi Berkelanjutan I Tahap III ditawarkan pada nilai nominal dan dicatatkan di Bursa Efek
Indonesia. Obligasi Berkelanjutan I Tahap III ini terbagi menjadi Seri A dan B yang masingmasing akan jatuh tempo pada tanggal 7 April 2015 dan 27 Maret 2017 dengan tingkat suku bunga
tetap 9,00% - 10,00% setahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sekali sesuai
dengan tanggal pembayaran bunga obligasi yang bersangkutan. Pembayaran pertama bunga
obligasi dilakukan pada tanggal 27 Juni 2014 dan pembayaran bunga terakhir bersamaan dengan
pelunasan pokok masing-masing seri obligasi.
Entitas Anak melakukan Perjanjian Perwaliamanatan dengan PT Bank Mega Tbk (yang bertindak
selaku wali amanat) untuk Obligasi Berkelanjutan I BCA Finance Tahap III Tahun 2014 sesuai
dengan Akta Perjanjian Perwaliamanatan No. 9 tanggal 10 Maret 2014 yang dibuat dihadapan
Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta.
Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Seri A telah dilunasi tanggal 7 April 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2015, Obligasi Berkelanjutan I Tahap III mendapat peringkat idAAA
dari Pefindo dan AAA(idn) dari Fitch (2014: idAAA dari Pefindo dan AAA(idn) dari Fitch).

102

506
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. EFEK-EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)


a. Utang Obligasi (lanjutan)
Obligasi Berkelanjutan II BCA Finance Tahap I (Obligasi Berkelanjutan II Tahap I)
Tahun 2015
Obligasi Berkelanjutan II Tahap I ditawarkan pada nilai nominal dan dicatatkan di Bursa Efek
Indonesia. Obligasi Berkelanjutan II Tahap I ini terbagi menjadi Seri A, B, dan C yang masingmasing akan jatuh tempo pada tanggal 30 Maret 2016, 20 Maret 2017, dan 20 Maret 2018 dengan
tingkat suku bunga tetap 8,25% - 9,00% setahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan
sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi yang bersangkutan. Pembayaran pertama bunga
obligasi dilakukan pada tanggal 20 Juni 2015 dan pembayaran bunga terakhir bersamaan dengan
pelunasan pokok masing-masing seri obligasi.
Entitas Anak melakukan perjanjian Perwaliamanatan dengan PT Bank Mega Tbk (yang bertindak
selaku wali amanat) untuk Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2015 sesuai dengan Akta
Perjanjian Perwaliamanatan No. 12 tanggal 8 Desember 2014 yang dibuat dihadapan Fathiah
Helmi, S.H., notaris di Jakarta.
Pada tanggal 31 Desember 2015, Obligasi Berkelanjutan II Tahap I mendapat peringkat idAAA
dari Pefindo dan peringkat AAA(idn) dari Fitch.
Seluruh utang obligasi, kecuali Obligasi Subordinasi I, yang diterbitkan oleh Entitas Anak dijamin
dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp 1.212.645 dan
Rp 1.000.263 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Selama pokok obligasi
belum dilunasi, Entitas Anak tidak diperkenankan, antara lain, mengalihkan, menjaminkan
dan/atau menggadaikan harta kekayaan Entitas Anak yang ada maupun yang akan ada,
menggabungkan dan/atau meleburkan usaha, melakukan pengambilalihan usaha, mengadakan
perubahan anggaran dasar khusus mengenai perubahan maksud dan tujuan usaha Entitas Anak, dan
memberikan pinjaman atau melakukan investasi pada pihak lain di luar kegiatan usaha sehari-hari.
Jumlah pokok dan bunga utang obligasi telah dibayarkan sesuai dengan tanggal jatuh tempo
obligasi yang bersangkutan.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Entitas Anak telah mematuhi pembatasan-pembatasan
penting sehubungan dengan perjanjian utang obligasi dan memenuhi seluruh persyaratan yang
disebutkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
b. Wesel bayar jangka menengah (Medium-Term Notes)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo wesel bayar jangka menengah (Medium-Term
Notes) yang diterbitkan oleh PT BCA Finance, Entitas Anak, adalah sebagai berikut:
31 Desember
Nilai nominal:
Medium-Term Notes III
Medium-Term Notes IV
Dikurangi:
Beban emisi wesel bayar jangka menengah yang
ditangguhkan - bersih
Jumlah - bersih

2014

2015
300.000)
120.000)

300.000)
120.000)

(3.429)

(6.558)

416.571)

413.442)

103

507
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. EFEK-EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)


b. Wesel bayar jangka menengah (Medium-Term Notes) (lanjutan)
Medium-Term Notes III BCA Finance (MTN III) Tahun 2013
Pada bulan Desember 2013, Entitas Anak menerbitkan MTN III Tahun 2013 dengan Tingkat
Bunga Tetap dengan jumlah pokok sebesar Rp 300.000 dengan suku bunga sebesar 8,20%
setahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 4 Desember 2016. Bunga MTN III dibayarkan setiap 6
(enam) bulan sekali sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTN III yang bersangkutan.
Pembayaran pertama bunga MTN III dilakukan pada tanggal 4 Juni 2014 dan pembayaran bunga
terakhir bersamaan dengan pelunasan pokok MTN III tersebut.
Entitas Anak menunjuk PT Nikko Securities Indonesia sebagai Agen Pemantauan, Agen
Penyimpanan, dan Agen Pembayaran untuk MTN III sesuai dengan Akta Notaris Satria Amiputra
A, S.E., Ak., S.H., M.Ak., M.H., Mkn., No. 2 dan 3, tanggal 2 Desember 2013. Dalam akta notaris
juga diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Entitas Anak, antara lain memberikan
jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp 150.029 dan Rp 150.067
masing-masing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Medium-Term Notes IV BCA Finance (MTN IV) Tahun 2014
Pada bulan Maret 2014, Entitas Anak menerbitkan MTN IV Tahun 2014 dengan Tingkat Bunga
Tetap dengan jumlah pokok sebesar Rp 120.000, suku bunga setahun sebesar 7,94% dan akan
jatuh tempo pada tanggal 18 Maret 2017. Bunga MTN IV dibayarkan setiap 6 (enam) bulan sekali
sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTN IV yang bersangkutan. Pembayaran pertama bunga
MTN IV dilakukan pada tanggal 18 September 2014 dan pembayaran bunga terakhir bersamaan
dengan pelunasan pokok MTN IV tersebut.
Entitas Anak menunjuk PT Nikko Securities Indonesia sebagai Agen Pemantauan, Agen
Penyimpanan, dan Agen Pembayaran untuk MTN IV sesuai dengan Akta Notaris Satria Amiputra
A., S.E., Ak., S.H., M.Ak., M.H., M.Kn. no. 51, 52, 53, dan 63, tanggal 14 Maret 2014. Dalam
akta notaris juga diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Entitas Anak, antara lain
memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp 60.032 dan
Rp 60.139 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Selama pokok wesel bayar jangka menengah belum dilunasi, Entitas Anak tidak diperkenankan,
antara lain, mengalihkan, menjaminkan dan/atau menggadaikan harta kekayaan Entitas Anak yang
ada maupun yang akan ada, menggabungkan dan/atau meleburkan usaha, melakukan
pengambilalihan usaha, mengadakan perubahan anggaran dasar khusus mengenai perubahan
maksud dan tujuan usaha Entitas Anak, dan memberikan pinjaman atau melakukan investasi pada
pihak lain di luar kegiatan usaha sehari-hari.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Entitas Anak telah mematuhi pembatasan-pembatasan
penting sehubungan dengan MTN III dan MTN IV dan memenuhi seluruh persyaratan yang
disebutkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar efek-efek utang yang diterbitkan diungkapkan pada
Catatan 32. Informasi mengenai jatuh tempo efek-efek utang yang diterbitkan diungkapkan pada
Catatan 37.

104

508
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. PINJAMAN YANG DITERIMA


Pinjaman yang diterima oleh Bank dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
31 Desember
2014

2015

(1) Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, Rupiah:

Kredit Usaha Tani (KUT), jatuh tempo antara 13 Maret


2000 sampai dengan 22September 2000, masih dalam
proses untuk penutupan perjanjian

577

577

815.130
150.000
195.000
108.019
100.000
100.000
50.000
48.534
389
1.567.072

870.371
225.000
270.454
114.868
10.010
300.000
100.000
1.890.703

408.705

37.500
138.188

37.500
743.457

1.743.337

3.080.942

(2) Pinjaman dari bank-bank lain:

Rupiah:
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank DKI
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank KEB Hana Indonesia (dahulu PT Bank Hana)
PT Bank Nationalnobu Tbk (Nobu Bank)
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd - Cabang Jakarta
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk - Unit Usaha Syariah
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
PT Bank UOB Indonesia
Valuta asing:
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd.
- Cabang Indonesia

(3) Lain-lain:`

Rupiah
Valuta asing

Rata-rata tertimbang tingkat suku bunga efektif setahun pinjaman yang diterima adalah sebagai
berikut:
Tahun berakhir 31 Desember
2014
2015

Rupiah
Valuta asing

10,65%
0,80%

11,02%
0,87%

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat saldo pinjaman yang diterima dari pihak
berelasi.
(1) Kredit likuiditas Rupiah dari Bank Indonesia
Kredit likuiditas Rupiah dari Bank Indonesia merupakan fasilitas kredit yang diperoleh Bank
sebagai bank swasta nasional di Indonesia, untuk disalurkan kepada debitur-debitur di Indonesia
yang memenuhi persyaratan program fasilitas kredit yang bersangkutan.
105

509
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)


(2) Pinjaman dari bank-bank lain
Merupakan pinjaman dari bank-bank lain untuk modal kerja Entitas Anak. Rincian fasilitas
pinjaman yang diterima pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Bank
Rupiah:
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
PT Bank Pan Indonesia Tbk

The Hongkong and Shanghai


Banking Corporation Ltd. Cabang Indonesia

2015

Jumlah fasilitas
31 Desember

Tanggal jatuh tempo fasilitas


31 Desember
2015
2014

2014

800.000
600.000
500.000
300.000
300.000
200.000
100.000
-

500.000
600.000
500.000
300.000
200.000
100.000
200.000
100.000

30 Desember 2016
31 Januari 2016
31 Desember 2016
12 Oktober 2016
31 Agustus 2018
21 Pebruari 2016
4 Mei 2016
-

30 Juni 2015
30 Oktober 2015
31 Desember 2016
12 Oktober 2016
21 Pebruari 2015
4 Mei 2016
28 Nopember 2015
19 Juli 2015

31 Juli 2016

31 Juli 2015

400.000

400.000

PT Bank Tabungan Pensiunan


Nasional Tbk

300.000

300.000

16 Juni 2016

16 Juni 2015

PT Bank UOB Indonesia

250.000

250.000

8 September 2016

8 September 2015

PT Bank Victoria International Tbk

225.000

225.000

17 Desember 2016

17 Desember 2015

PT Bank CIMB Niaga Tbk

200.000
180.000
100.000
200.000

200.000
180.000
100.000
200.000

30 Juli 2017
21 Maret 2016
15 Desember 2016
16 Oktober 2016

30 Juli 2017
21 Maret 2015
15 Desember 2015
16 Oktober 2016

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa


Barat dan Banten Tbk

200.000

15 Desember 2018

PT Bank DKI

150.000

28 Desember 2016

PT Bank DBS Indonesia

100.000

100.000

10 Maret 2016

10 Maret 2015

PT Bank CIMB Niaga Tbk - Unit


Usaha Syariah

100.000

100.000

10 Juni 2016

10 Juni 2016

PT Bank Nationalnobu Tbk (Nobu


Bank)

PT Bank KEB Hana Indonesia


(dahulu PT Bank Hana)

100.000

24 Pebruari 2016

PT Bank Permata Tbk

75.000

17 Pebruari 2015

PT Bank QNB Kesawan Tbk

200.000

27 Maret 2015

USD 20.000.000

USD 20.000.000

30 September 2016

30 September 2015

USD 12.000.000

USD 12.000.000

14 September 2016

14 September 2015

Valuta asing (nilai penuh):


Standard Chartered Bank - Cabang
Indonesia
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd
- Cabang Jakarta

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, pinjaman dari bank-bank lain ini dijaminkan dengan
piutang pembiayaan konsumen masing-masing sebesar Rp 1.923.942 dan Rp 2.008.549 (lihat
Catatan 13).
Seluruh perjanjian di atas mencakup adanya pembatasan-pembatasan tertentu yang umumnya
diharuskan untuk fasilitas-fasilitas kredit tersebut, antara lain, pembatasan untuk melakukan
penggabungan usaha atau konsolidasi dengan pihak lain, mengadakan perjanjian pinjaman dengan
pihak lain selain yang timbul dalam kegiatan usaha yang normal atau melakukan perubahan atas
struktur modal dan/atau Anggaran Dasar tanpa adanya pemberitahuan/persetujuan tertulis dari
kreditur, dan mempertahankan rasio-rasio keuangan tertentu.

106

510
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)


(2) Pinjaman dari bank-bank lain (lanjutan)
Kisaran tingkat suku bunga kontraktual dari pinjaman yang diterima dari bank-bank lain adalah
sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember
2015
2014
Rupiah
Valuta asing

7,91% - 11,25%
-

7,41% - 11,25%
8,45% - 9,00%

(3) Lain-lain
Dalam rangka peningkatan modal disetor kepada PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) yang
dilakukan oleh PT BCA Sekuritas, Entitas Anak, maka pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
terdapat saldo pinjaman yang diterima dari pihak berelasi kepada PT BCA Sekuritas sebesar
Rp 37.500.
Pada tanggal 31 Desember 2015, BCA Finance Limited, Entitas Anak, menerima pinjaman
Bankers Acceptance Funding dari CTBC Bank Co., Ltd., Singapura, sebesar Rp 137.863
(USD 10.000.000, dalam nilai penuh) yang akan jatuh tempo pada tanggal 3 Juni 2016. Pinjaman
ini dijamin dengan dokumen transaksi ekspor impor dan dikenakan suku bunga kontraktual
sebesar 1,34%.
Pada tanggal 31 Desember 2014, Bank menerima pinjaman Bankers Acceptance Funding dari
Commerzbank AG sebesar Rp 743.100 (USD 60.000.000, dalam nilai penuh) yang telah jatuh
tempo pada tanggal 1 Mei 2015. Pinjaman ini dijamin dengan dokumen transaksi ekspor impor
Bank dan dikenakan suku bunga kontraktual sebesar 0,96%.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai pinjaman yang diterima diungkapkan pada Catatan 32.
Informasi mengenai jatuh tempo pinjaman yang diterima diungkapkan pada Catatan 37.

20. MODAL SAHAM


Modal saham Bank masing-masing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (setelah stock split, lihat
Catatan 1c) adalah sebagai berikut:

Modal dasar dengan nilai


nominal Rp 62,50 (nilai
penuh) per lembar saham
Belum ditempatkan
Saham beredar (ditempatkan
dan disetor penuh)

31 Desember 2015
Jumlah lembar
Jumlah nilai
saham
nominal

31 Desember 2014
Jumlah lembar
Jumlah nilai
saham
nominal

88.000.000.000)
(63.344.990.000)

5.500.000)
(3.959.062)

88.000.000.000)
(63.344.990.000)

5.500.000)
(3.959.062)

24.655.010.000)

1.540.938)

24.655.010.000)

1.540.938)

107

511
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20. MODAL SAHAM (Lanjutan)


Komposisi pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. qualitate qua (qq)


Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono*)
Anthony Salim
Komisaris:
Djohan Emir Setijoso
Tonny Kusnadi
Direksi:
Jahja Setiaatmadja
Eugene Keith Galbraith
Anthony Brent Elam
Dhalia Mansor Ariotedjo
Suwignyo Budiman
Subur Tan
Erwan Yuris Ang
Henry Koenaifi
Armand W. Hartono
Rudy Susanto
Pemegang saham publik**)

FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. qualitate qua (qq)


Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono*)
Anthony Salim
Komisaris:
Djohan Emir Setijoso
Tonny Kusnadi
Direksi:
Jahja Setiaatmadja
Eugene Keith Galbraith
Anthony Brent Elam
Dhalia Mansor Ariotedjo
Suwignyo Budiman
Subur Tan
Erwan Yuris Ang
Henry Koenaifi
Armand W. Hartono
Rudy Susanto
Pemegang saham publik**)
*)
**)

31 Desember 2015
Jumlah lembar
Jumlah nilai
saham
nominal

11.625.990.000)

726.624)

47,15)

434.079.976)

27.130)

1,76)

25.088.722)
328.353)

1.568)
20)

0,10)
0,00)

8.656.073)
907.126)
7.867.709)
4.339.592)
6.989.448)
2.927.872)
1.135.145)
651.880)
649.518)
239.185)
12.535.159.401)
24.655.010.000)

541)
57)
492)
271)
437)
183)
71)
41)
41)
15)
783.447)
1.540.938)

0,04)
0,01)
0,03)
0,02)
0,03)
0,01)
0,01)
0,00)
0,00)
0,00)
50,84)
100,00)

31 Desember 2014
Jumlah lembar
Jumlah nilai
saham
nominal

11.625.990.000)

726.624)

47,15)

434.079.976)

27.130)

1,76)

25.497.292)
255.215)

1.594)
16)

0,10)
0,00)

9.017.715)
907.126)
7.867.709)
4.478.163)
6.835.719)
2.750.814)
1.135.145)
502.809)
498.895)
166.758)
12.535.026.664)
24.655.010.000)

564)
57)
492)
280)
427)
172)
71)
31)
31)
10)
783.439)
1.540.938)

0,04)
0,01)
0,03)
0,02)
0,03)
0,01)
0,01)
0,00)
0,00)
0,00)
50,84)
100,00)

Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/21/DPB3/TPB3-7 tanggal 25 Pebruari 2010.
Pada komposisi saham yang dimiliki pemegang saham publik, sebesar 2,96% dan 2,45% dimiliki oleh pihak yang terafiliasi
dengan ultimate shareholders masing-masing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014; sebesar 0,02% dimiliki oleh Sdr. Robert
Budi Hartono dan sebesar 0,02% dimiliki oleh Sdr. Bambang Hartono.

108

512
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21. TAMBAHAN MODAL DISETOR


Tambahan modal disetor pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 terdiri dari:
31 Desember

Tambahan modal disetor dari pembayaran modal saham


Eliminasi atas saldo rugi melalui kuasi reorganisasi tanggal
31 Oktober 2000*)
Tambahan modal disetor dari eksekusi opsi saham
Selisih modal dari transaksi saham treasuri (Catatan 1c)
Selisih nilai transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali
(Catatan 2g)

*)

2015

2014

29.453.007)

29.453.007

(25.853.162)
296.088)
1.815.435)

(25.853.162)
296.088
1.815.435

(146.816)
5.564.552)

(146.816)
5.564.552)

Pada tanggal 31 Oktober 2000, Bank menerapkan PSAK No. 51, Akuntansi Kuasi Reorganisasi, untuk mendapatkan laporan
yang dimulai dari awal yang baik (fresh start). Pelaporan fresh start mengharuskan penilaian kembali seluruh aset dan liabilitas
yang tercatat dengan menggunakan nilai wajarnya dan eliminasi atas saldo rugi (defisit). Dengan penerapan kuasi reorganisasi,
saldo rugi Bank pada tanggal 31 Oktober 2000 sebesar Rp 25.853.162 telah dieliminasi ke akun tambahan modal disetor.
Penerapan kuasi reorganisasi ini telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui surat No. 3/165/DPwB2/IDWB2 tanggal
21 Pebruari 2001 dan oleh para pemegang saham di dalam RUPSLB tanggal 12 April 2001 (notulen rapat dibuat oleh Notaris
Hendra Karyadi, S.H., dalam Akta No. 25).

22. KOMITMEN DAN KONTINJENSI


Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, komitmen dan kontinjensi Bank dan Entitas Anak adalah
sebagai berikut:

Jenis valuta
Komitmen
Tagihan komitmen:
Fasilitas kredit yang
diterima dan belum
digunakan

*)

Rupiah
USD

31 Desember
2015
2014
Jumlah dalam
Ekuivalen
Jumlah dalam
Ekuivalen
valuta asing*)
Rupiah
valuta asing*)
Rupiah

57.389.917

2.710.000)
791.120)
3.501.120)

---)
32.964.877)

1.505.000)
408.270)
1.913.270)

Jumlah dalam nilai penuh.

109

513
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan)

Jenis valuta
Komitmen (lanjutan)
Liabilitas komitmen:
Fasilitas kredit kepada
nasabah yang belum
digunakan - committed

Rupiah
USD
Lainnya,
ekuivalen USD

761.266.640

95.349.490)
10.494.061)

-)
676.697.621)

86.690.235)
8.380.900)

7.022.866

96.810)
105.940.361)

14.324.350)

177.407)
95.248.542)

Rupiah

646.087)

-)

900.766)

Fasilitas kredit kepada


bank-bank lain yang
belum digunakan committed
Fasilitas Letter of Credit
kepada nasabah yang
tidak dapat dibatalkan

31 Desember
2015
2014
Jumlah dalam
Ekuivalen
Jumlah dalam
Ekuivalen
valuta asing*)
Rupiah
valuta asing*)
Rupiah

Rupiah
USD
Lainnya,
ekuivalen USD

290.732.369

847.352)
4.007.746)

461.537.820

760.010)
5.716.146)

29.279.658

403.620)
5.258.718)

58.352.199

722.692)
7.198.848)

111.845.166)
Kontinjensi
Tagihan kontinjensi:
Bank garansi yang diterima

Rupiah
USD
Lainnya,
ekuivalen USD

3.119.530

436.877)
43.003)

1.277.380

4.446)
15.820)

218.450

3.011)
482.891)

243.090

3.011)
23.277)

Rupiah
USD

1.126.991

183.307)
15.536)
198.843)

1.095.809

160.570)
13.572)
174.142)

Pendapatan bunga atas


kredit non-performing

681.734)

*)

103.348.156)

197.419)

Jumlah dalam nilai penuh.

110

514
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan)

Jenis valuta
Kontinjensi (lanjutan)
Liabilitas kontinjensi:
Bank garansi yang
diterbitkan kepada
nasabah

*)

31 Desember
2014
2015
Jumlah dalam
Ekuivalen
Jumlah dalam
Ekuivalen
valuta asing*)
Rupiah
valuta asing*)
Rupiah

Rupiah
USD
Lainnya,
ekuivalen USD

217.134.991

8.417.574
2.993.206

238.871.520

8.424.304

116.129
11.526.909

33.990.371

7.340.955
2.958.424

420.971
10.720.350

Jumlah dalam nilai penuh.

Informasi tambahan
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank memiliki fasilitas kredit kepada nasabah yang belum
digunakan - uncommitted masing-masing sebesar Rp 32.830.365 dan Rp 30.428.092.
Bank menghadapi beberapa tuntutan hukum, pengurusan administrasi, dan klaim yang belum
terselesaikan, yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank. Adalah tidak mungkin untuk
memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya
jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau
tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi
keuangan, atau likuiditas Bank.
Komitmen dan kontinjensi dari pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 41.

23. PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH


Pendapatan bunga dan syariah berasal dari:

Tahun berakhir 31 Desember


2015

Kredit yang diberikan


Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
Efek-efek untuk tujuan investasi
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Pembiayaan konsumen dan investasi sewa pembiayaan
Bagi hasil syariah
Lainnya

36.721.014
958.170
3.865.404
1.784.791
2.870.032
368.911
513.406
47.081.728

2014

33.431.088
959.832
3.412.104
2.475.169
2.821.401
222.966
448.696
43.771.256

Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan dan efek-efek untuk tujuan investasi
adalah bunga dari efek diskonto aset keuangan yang mengalami penurunan nilai untuk tahun berakhir
31 Desember 2015, masing-masing sebesar Rp 4.279 dan Rp 659 (2014: Rp 4.433 dan Rp 4.789).
Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 41.
111

515
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. BEBAN BUNGA DAN SYARIAH


Beban bunga dan syariah meliputi bunga dan beban syariah yang timbul dari:
Tahun berakhir 31 Desember
2015

Simpanan dari nasabah


Simpanan dari bank-bank lain
Premi penjaminan pemerintah
Efek-efek utang yang diterbitkan
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Pinjaman yang diterima
Syariah

9.648.420
29.645
932.388
234.247
1.243
172.900
194.089
11.212.932

2014

10.294.076
14.321
862.000
234.505
205.418
134.242
11.744.562

Beban bunga dan syariah atas simpanan dari nasabah kepada pihak berelasi diungkapkan pada
Catatan 41.

25. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI - BERSIH


Merupakan provisi dan komisi sehubungan dengan:

Simpanan dari nasabah


Kredit yang diberikan
Penyelesaian pembayaran (payment settlement)
Kartu kredit
Pengiriman uang, kliring, dan inkaso
Lainnya
Jumlah
Beban provisi dan komisi
Pendapatan provisi dan komisi - bersih

Tahun berakhir 31 Desember


2015

2014

2.577.581)
1.230.983)
1.395.136)
2.223.423)
385.834)
546.962)
8.359.919)
(4.140)
8.355.779)

2.367.099)
1.093.838)
1.339.460)
1.658.512)
405.072)
425.570)
7.289.551)
(4.518)
7.285.033)

Provisi dan komisi dari kredit yang diberikan merupakan pendapatan provisi dan komisi yang terkait
dengan pemberian fasilitas kredit yang bukan merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga
efektif.

26. PENDAPATAN TRANSAKSI PERDAGANGAN - BERSIH


Pendapatan transaksi perdagangan - bersih meliputi:

Tahun berakhir 31 Desember


2015

Pendapatan bunga dari aset keuangan untuk diperdagangkan


Keuntungan belum direalisasi nilai wajar aset keuangan untuk
diperdagangkan - bersih
Keuntungan direalisasi atas transaksi spot dan derivatif - bersih
Keuntungan atas penjualan aset keuangan untuk diperdagangkan - bersih

2014

22.861)

22.062)

782.967)
926.967) )
374.272) )
2.107.067)

179.157)
322.690)
312.112)
836.021)
112

516
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. BEBAN (PEMULIHAN) PENYISIHAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET


KEUANGAN - BERSIH
Tahun berakhir 31 Desember
Tagihan akseptasi
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Pembiayaan syariah
Efek-efek untuk tujuan investasi
Lainnya

2015

2014

36.859)
3.121.868)
293.339)
23.169)
31.846)
(2.086)
3.504.995)

306.796)
1.686.103)
239.989)
3.203)
1.948)
1.539)
2.239.578)

28. BEBAN KARYAWAN


Tahun berakhir 31 Desember
2015

Gaji dan upah


Kesejahteraan dan kompensasi karyawan
Imbalan pasca-kerja (Catatan 33)
Pelatihan
Iuran dana pensiun

4.689.767)
3.512.909)
1.080.431) )
256.472)
188.930)
9.728.509)

2014

3.947.797))
2.980.559))
1.335.510))
266.205))
140.835))
8.670.906))

29. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI


Tahun berakhir 31 Desember
2015

Keperluan kantor
Penyusutan aset tetap dan amortisasi aset takberwujud
Sewa
Perbaikan dan pemeliharaan
Promosi
Komunikasi
Jasa tenaga ahli
Air, listrik, dan bahan bakar
Pajak
Komputer dan perangkat lunak
Pengangkutan
Asuransi
Penelitian dan pengembangan
Keamanan
Lain-lain

3.424.895)
1.552.591)
1.408.688)
1.191.825)
1.086.816)
754.283) )
401.205)
291.318)
255.419)
128.575)
61.639)
33.462)
26.716)
18.207)
239.131)
10.874.770)

2014

2.925.035))
1.215.241))
1.248.019))
979.933))
1.000.474))
511.532))
339.241))
271.066))
40.726))
108.454))
59.689))
21.118))
36.142))
17.689))
157.004))
8.931.363))
113

517
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR DAN DILUSIAN


Laba bersih per saham dasar dan dilusian dihitung berdasarkan jumlah rata-rata tertimbang saham
yang beredar selama tahun berjalan, sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember
Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk
Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar
Laba bersih per saham dasar dan dilusian yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk (Rupiah penuh)

2015

2014

18.018.653

16.485.858

24.655.010.000

24.655.010.000

731

669

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak ada instrumen yang berpotensi menjadi saham biasa.
Oleh karena itu, laba bersih per saham dilusian sama dengan laba bersih per saham dasar.

31. PENGGUNAAN LABA BERSIH


Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank pada tanggal 9 April 2015 (notulen dibuat oleh
Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., dengan Akta No. 66) memutuskan penggunaan laba bersih
2014 sebagai berikut:
a.

Laba bersih 2014 sebesar 1% (satu persen) disisihkan untuk dana cadangan sebesar Rp 164.858.

b.

Membagi dividen kas sejumlah Rp 3.648.941 (Rp 148 (nilai penuh) per saham), kepada para
pemegang saham yang memiliki hak untuk menerima dividen tunai. Jumlah aktual dividen kas
yang dibayarkan sebesar Rp 2.416.191 (dividen interim tahun buku 2014 telah dibayarkan pada
tanggal 23 Desember 2014 sebesar Rp 1.232.750).

c.

Menetapkan tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menjabat dalam tahun buku
2014 sebesar maksimal Rp 247.288 dari laba bersih tahun 2014. Jumlah aktual tantiem yang
dibayarkan sebesar Rp 247.256.

d.

Menetapkan sisa laba bersih 2014 setelah dikurangi dividen sebagai laba ditahan.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank tanggal 9 April 2015 juga memutuskan pemberian
kuasa dan wewenang kepada Direksi Bank (dengan persetujuan Dewan Komisaris), jika keadaan
keuangan Bank memungkinkan, untuk membayar dividen interim tahun buku 2015.
Sesuai dengan Surat Keputusan Rapat Direksi tanggal 5 Nopember 2015 No. 154/SK/DIR/2015
tentang Pembagian Dividen Sementara (dividen interim) Tahun Buku 2015 Direksi, menetapkan
bahwa Bank akan membayarkan dividen sementara (dividen interim) kepada pemegang saham atas
laba tahun 2015 sebesar Rp 55 (nilai penuh) per saham. Jumlah aktual dividen interim yang
dibayarkan sebesar Rp 1.356.026.

114

518
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31. PENGGUNAAN LABA BERSIH (Lanjutan)


Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank pada tanggal 7 April 2014 (notulen dibuat oleh
Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., dengan Akta No. 4) memutuskan penggunaan laba bersih
2013 sebagai berikut:
a. Laba bersih 2013 sebesar 1% (satu persen) disisihkan untuk dana cadangan sebesar Rp 142.539.
b. Membagi dividen kas sejumlah Rp 2.958.601 (Rp 120 (nilai penuh) per saham), kepada para
pemegang saham yang memiliki hak untuk menerima dividen tunai. Jumlah aktual dividen kas
yang dibayarkan sebesar Rp 1.849.126 (dividen interim tahun buku 2013 telah dibayarkan pada
tanggal 17 Desember 2013 sebesar Rp 1.109.475).
c. Menetapkan tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menjabat dalam tahun buku
2013 sebesar maksimal Rp 213.807 dari laba bersih tahun 2013. Jumlah aktual tantiem yang
dibayarkan sebesar Rp 213.762.
d. Menetapkan sisa laba bersih 2013 setelah dikurangi dividen sebagai laba ditahan.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank tanggal 7 April 2014 juga memutuskan pemberian
kuasa dan wewenang kepada Direksi Bank (dengan persetujuan Dewan Komisaris), jika keadaan
keuangan Bank memungkinkan, untuk membayar dividen interim tahun buku 2014.
Sesuai dengan Surat Keputusan Rapat Direksi tanggal 13 Nopember 2014 No. 135/SK/DIR/2014
tentang Pembagian Dividen Sementara (dividen interim) Tahun Buku 2014, Direksi menetapkan
bahwa Bank akan membayarkan dividen sementara (dividen interim) kepada pemegang saham atas
laba tahun 2014 sebesar Rp 50 (nilai penuh) per saham. Jumlah aktual dividen interim yang
dibayarkan sebesar Rp 1.232.750.

32. INSTRUMEN KEUANGAN


Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Instrumen keuangan telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masing-masing. Kebijakan
akuntansi yang signifikan di Catatan 2i.2 menjelaskan bagaimana kategori aset dan liabilitas keuangan
tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk laba dan rugi atas nilai wajar
(perubahan nilai wajar instrumen keuangan) diakui.
Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan untuk diperdagangkan, dimiliki hingga
jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang, dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Liabilitas keuangan telah dikelompokkan ke dalam liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan
liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi lainnya.

115

519
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)


Model penilaian instrumen keuangan
Bank dan Entitas Anak mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:

Level 1: input yang berasal dari harga kuotasian (tanpa penyesuaian) dalam pasar aktif untuk
instrumen yang identik yang dapat diakses Bank dan Entitas Anak pada tanggal pengukuran.

Level 2: input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi, baik
secara langsung atau tidak langsung. Dalam kategori ini termasuk instrumen yang dinilai dengan
menggunakan: harga kuotasian untuk instrumen serupa di pasar aktif; harga kuotasian untuk
instrumen yang identik atau yang serupa di pasar yang tidak aktif; atau teknik penilaian lainnya
dimana seluruh input signifikan dapat diobservasi secara langsung maupun tidak langsung dari
data pasar.

Level 3: input yang tidak dapat diobservasi. Dalam kategori ini termasuk semua instrumen
dimana teknik penilaiannya menggunakan input yang tidak dapat diobservasi dan input yang
tidak dapat diobservasi ini memberikan dampak signifikan terhadap penilaian instrumen.
Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasian untuk
instrumen serupa yang memerlukan penyesuaian atau asumsi signifikan yang tidak dapat
diobservasi untuk mencerminkan perbedaan di antara instrumen tersebut.

Nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan
pada kuotasi harga pasar. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Bank menentukan nilai wajar
menggunakan teknik penilaian.
Teknik penilaian mencakup model nilai kini bersih dan arus kas yang didiskontokan, perbandingan
dengan instrumen yang sejenis yang harga pasarnya tersedia dan dapat diobservasi, dan model
penilaian lainnya. Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian termasuk suku bunga
bebas risiko (risk-free), suku bunga acuan, credit spread, dan variabel lainnya yang digunakan dalam
mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs valuta asing, serta volatilitas, dan korelasi harga
yang diharapkan.
Tujuan dari teknik penilaian adalah untuk pengukuran nilai wajar yang mencerminkan harga yang
akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu
liabilitas dalam transaksi teratur (orderly transaction) antara pelaku pasar (market participants) pada
tanggal pengukuran.
Bank dan Entitas Anak menggunakan model penilaian yang diakui secara luas untuk menentukan nilai
wajar atas instrumen keuangan yang umum dan yang lebih sederhana, seperti swap suku bunga dan
nilai tukar yang hanya menggunakan data pasar yang dapat diobservasi dan membutuhkan sedikit
pertimbangan dan estimasi manajemen. Harga atau input model yang dapat diobservasi biasanya
tersedia di pasar untuk efek-efek utang yang tercatat di bursa dan derivatif over-the-counter yang
sederhana seperti swap suku bunga. Ketersediaan harga pasar dan input model yang dapat diobservasi
mengurangi kebutuhan pertimbangan dan estimasi manajemen dan juga mengurangi ketidakpastian
terkait penentuan nilai wajar. Ketersediaan harga pasar dan input yang dapat diobservasi bervariasi
tergantung pada produk dan pasar dan mudah berubah berdasarkan kejadian tertentu dan kondisi
umum di pasar keuangan.

116

520
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)


Kerangka Penilaian
Penilaian aset keuangan dan liabilitas keuangan dikaji secara independen dari bisnis oleh Divisi
Keuangan dan Perencanaan (DKP) dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR). DKP terutama
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penyesuaian penilaian telah dilakukan secara tepat.
SKMR melakukan validasi harga secara independen untuk memastikan bahwa Bank menggunakan
data pasar yang dapat diandalkan dari sumber-sumber independen misalnya harga perdagangan dan
kuotasian pialang.
Model penilaian diajukan oleh SKMR dan disetujui oleh manajemen. SKMR melakukan pengkajian
secara berkala terhadap kelayakan sumber data pasar yang digunakan dalam penilaian. Data pasar
yang digunakan untuk validasi harga mencakup pula sumber data perdagangan terkini yang
melibatkan pihak lawan eksternal atau pihak ketiga seperti Bloomberg, Reuters, pialang, dan pricing
providers. Data pasar yang digunakan harus sedapat mungkin mencerminkan pasar yang secara
berkesinambungan dapat berubah mengikuti perkembangan pasar dan instrumen keuangan. Untuk
menentukan kualitas dari input data pasar, faktor-faktor seperti independensi, relevansi, kehandalan,
ketersediaan berbagai sumber data dan metodologi yang digunakan oleh pricing providers juga
dipertimbangkan.
Penilaian instrumen keuangan
Instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar
Tabel di bawah menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar instrumen keuangan Bank dan Entitas Anak, yang
diukur pada nilai wajar dan analisis atas instrumen keuangan tersebut sesuai dengan masing-masing level
dalam hirarki nilai wajar.

Diperdagangkan
Aset keuangan
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank
lain
Aset keuangan untuk
diperdagangkan
Efek-efek untuk tujuan
investasi

Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan untuk
diperdagangkan

31 Desember 2015

Nilai tercatat
Tersedia untuk
dijual

Jumlah

Nilai wajar

Level 1

Level 2

Jumlah

1.178.503

1.178.503

1.178.503

1.178.503

1.783.792

1.783.792

1.783.792

1.783.792

1.783.792

38.161.520
39.340.023

38.161.520
41.123.815

38.161.520
41.123.815

38.161.520
41.123.815

74.234
74.234

74.234
74.234

74.234
74.234

74.234
74.234

117

521
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)


Penilaian instrumen keuangan (lanjutan)
Instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar (lanjutan)

Diperdagangkan
Aset keuangan
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank
lain
Aset keuangan untuk
diperdagangkan
Efek-efek untuk tujuan
investasi

Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan untuk
diperdagangkan

31 Desember 2014

Nilai tercatat
Tersedia untuk
dijual

Jumlah

Nilai wajar

Level 1

Level 2

Jumlah

516.754

516.754

516.754

516.754

1.672.222

1.672.222

1.635.590

36.632

1.672.222

1.672.222

59.913.634
60.430.388

59.913.634
62.102.610

56.785.357
58.420.947

3.128.277
3.681.663

59.913.634
62.102.610

14.702
14.702

14.702
14.702

14.702
14.702

14.702
14.702

Nilai wajar penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang tersedia untuk dijual dihitung
menggunakan teknik penilaian berdasarkan model internal Bank, yaitu metode diskonto arus kas.
Input yang digunakan dalam teknik penilaian adalah suku bunga pasar instrumen jangka pendek
(money market instrument) yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo, dan yield yang serupa.
Pada tanggal 31 Desember 2015, nilai wajar efek-efek yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan adalah berdasarkan harga pasar yang dikeluarkan oleh pricing provider (Indonesia
Bond Pricing Agency/IBPA). Jika informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan
menggunakan harga pasar kuotasian efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo, dan yield
yang serupa. Pada tanggal 31 Desember 2014, nilai wajar efek-efek yang diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan adalah berdasarkan harga pasar kuotasian. Jika informasi ini tidak tersedia,
nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasian efek yang memiliki karakteristik
kredit, jatuh tempo, dan yield yang serupa.
Pada tanggal 31 Desember 2015, nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk
dijual adalah berdasarkan harga pasar yang dikeluarkan oleh pricing provider (Indonesia Bond
Pricing Agency/IBPA). Jika informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan
menggunakan harga pasar kuotasian efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo, dan yield
yang serupa. Pada tanggal 31 Desember 2014, nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang
tersedia untuk dijual adalah berdasarkan harga pasar atau harga kuotasian perantara
(broker)/pedagang efek (dealer) yang dapat diobservasi di pasar. Jika informasi ini tidak tersedia,
nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasian efek yang memiliki karakteristik
kredit, jatuh tempo, dan yield yang serupa.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia
untuk dijual tidak termasuk investasi dalam saham masing-masing sebesar Rp 153.175 dan
Rp 128.862 yang dinilai sebesar nilai perolehannya dikarenakan nilai wajarnya tidak dapat diukur
secara handal.
Bank dan Entitas Anak tidak memiliki aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar, yang
pengukurannya termasuk dalam hirarki penilaian level 3 (tiga).
118

522
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)


Penilaian instrumen keuangan (lanjutan)
Instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar
Tabel di bawah menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar instrumen keuangan Bank dan Entitas Anak, yang
tidak diukur pada nilai wajar dan analisis atas instrumen keuangan tersebut sesuai dengan masing-masing
level dalam hirarki nilai wajar.
31 Desember 2015
Nilai tercatat
Pinjaman yang
Biaya perolehan
diberikan dan
diamortisasi
Jumlah
piutang
lainnya

Dimiliki hingga
jatuh tempo
Aset keuangan
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan
konsumen
Investasi sewa
pembiayaan
Efek-efek untuk
tujuan investasi

Level 3

378.616.292

378.616.292

4.080.501

Jumlah

374.791.576 378.872.077

7.407.519

7.407.519

7.092.288

7.092.288

173.120

173.120

173.822

173.822

12.838.420
12.838.420

386.196.931

12.838.420
399.035.351

11.992.230
16.072.731

- 11.992.230
382.057.686 398.130.417

473.666.215

473.666.215 473.666.215

- 473.666.215

4.156.053

4.156.053

4.156.053

2.820.965

2.820.965

2.808.292

1.743.337
482.386.570

1.743.337
482.386.570 480.630.560

31 Desember 2014
Nilai tercatat
Pinjaman yang
Biaya perolehan
diberikan dan
diamortisasi
Jumlah
piutang
lainnya

Dimiliki hingga
jatuh tempo

Liabilitas keuangan
Simpanan dari
nasabah
Simpanan dari bankbank lain
Efek-efek utang yang
diterbitkan
Pinjaman yang
diterima

Level 2

Liabilitas keuangan
Simpanan dari
nasabah
Simpanan dari bankbank lain
Efek-efek utang yang
diterbitkan
Pinjaman yang
diterima

Aset keuangan
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan
konsumen
Investasi sewa
pembiayaan
Efek-efek untuk
tujuan investasi

Nilai wajar

4.156.053

2.808.292

1.740.195
1.740.195
1.740.195 482.370.755

Nilai wajar
Level 2

Level 3

Jumlah

339.859.068

339.859.068

3.134.625

6.973.228

6.973.228

336.377.312 339.511.937
6.851.999

6.851.999

166.888

166.888

167.088

167.088

11.485.574
11.485.574

346.999.184

11.485.574
358.484.758

10.981.641
14.116.266

- 10.981.641
343.396.399 357.512.665

447.905.756 447.905.756

- 447.905.756

447.905.756

3.754.260

3.754.260

3.754.260

3.754.260

2.503.900

2.503.900

2.546.137

2.546.137

3.080.942
457.244.858

3.080.942
457.244.858

454.206.153

3.059.125
3.059.125
3.059.125 457.265.278

119

523
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)


Penilaian instrumen keuangan (lanjutan)
Instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar (lanjutan)
Sebagian besar dari instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar, diukur pada biaya
perolehan diamortisasi.
Instrumen keuangan berikut ini merupakan instrumen keuangan jangka pendek atau yang ditinjau
ulang menggunakan harga pasar secara berkala, dan karenanya, nilai wajar instrumen keuangan
tersebut mendekati nilai tercatatnya.
Aset keuangan:
- Kas
- Giro pada Bank Indonesia
- Giro pada bank-bank lain
- Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
- Tagihan akseptasi
- Wesel tagih
- Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Liabilitas keuangan:
-

Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali


Utang akseptasi

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, nilai wajar kredit yang diberikan, piutang pembiayaan
konsumen, investasi sewa pembiayaan, dan pinjaman yang diterima dinilai menggunakan diskonto
arus kas berdasarkan tingkat suku bunga internal.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang dimiliki
hingga jatuh tempo dan efek-efek yang diterbitkan adalah berdasarkan harga pasar yang dikeluarkan
oleh pricing provider (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA). Jika informasi ini tidak tersedia,
nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasian efek yang memiliki karakteristik
kredit, jatuh tempo, dan yield yang serupa.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, nilai wajar simpanan dari nasabah dan simpanan dari
bank-bank lain sama dengan nilai tercatatnya karena sifatnya dapat ditarik sewaktu-waktu (payable on
demand).
Perhitungan nilai wajar dilakukan hanya untuk kepentingan pengungkapan dan tidak berdampak pada
pelaporan posisi atau kinerja keuangan Bank dan Entitas Anak. Nilai wajar yang dihitung oleh Bank dan
Entitas Anak mungkin berbeda dengan jumlah aktual yang akan diterima atau dibayar pada saat
penyelesaian atau jatuh tempo instrumen keuangan. Karena terdapat instrumen keuangan tertentu yang
tidak diperdagangkan, maka perhitungan nilai wajar melibatkan pertimbangan dan estimasi manajemen.

33. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA


Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Bank
wajib memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawannya pada saat pemutusan hubungan kerja
atau pada saat karyawan menyelesaikan masa kerjanya. Imbalan pasca-kerja ini diberikan
berdasarkan masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja atau
selesainya masa kerja. Imbalan pasca-kerja ini merupakan program imbalan pasti.

120

524
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)


Bank memiliki program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi kriteria yang
ditetapkan Bank. Program pensiun iuran pasti ini dikelola dan diadministrasikan Dana Pensiun BCA
yang didirikan oleh Bank sebagai wadah untuk mengelola aset, memberikan penghasilan investasi
dan membayar imbalan pasca-kerja kepada karyawan Bank. Dana Pensiun BCA telah disahkan
pendiriannya oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. KEP-020/KM.17/1995 tanggal 25 Januari 1995. Iuran untuk dana pensiun dihitung berdasarkan
persentase tertentu dari gaji pokok karyawan dimana jumlah yang ditanggung oleh karyawan dan
Bank masing-masing sebesar 3% (tiga persen) dan 5% (lima persen). Akumulasi iuran Bank kepada
dana pensiun tersebut sebesar 3% (tiga persen) dapat diperhitungkan sebagai pengurang dari liabilitas
imbalan pasca-kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Bank telah menyisihkan dana yang akan dipakai
untuk mendukung pemenuhan liabilitas imbalan pasca-kerja karyawan masing-masing sebesar
Rp 1.300.000 dan Rp 800.000. Dana yang disisihkan tersebut ditempatkan pada beberapa perusahaan
asuransi dalam bentuk asuransi jiwa dan program saving plan, yang memenuhi kriteria untuk dicatat
sebagai aset program.
Program pensiun imbalan pasti ini memberikan eksposur risiko aktuarial kepada Bank, seperti risiko
investasi, risiko tingkat suku bunga dan risiko inflasi.
Imbalan pasca-kerja yang diberikan oleh Bank mencakup pensiun, kompensasi jangka panjang
lainnya berupa penghargaan masa kerja, dan imbalan kesehatan pasca-kerja. Liabilitas imbalan pascakerja pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing dihitung oleh aktuaris independen
Bank, yaitu PT Towers Watson Purbajaga dan PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria), dengan
menggunakan metode projected-unit-credit. Asumsi-asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris
independen adalah sebagai berikut:

Asumsi ekonomi:
Tingkat diskonto per tahun
Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun
Tingkat tren biaya kesehatan

2015

31 Desember

2014

8,75%
10,00%
10,00%

8,00%
10,00%
10,00%

Tingkat diskonto digunakan dalam menentukan nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja pada tanggal
penilaian. Secara umum, tingkat diskonto mengacu pada imbal hasil atas obligasi pemerintah
berkualitas tinggi yang diperdagangkan di pasar modal aktif pada tanggal pelaporan.
Asumsi kenaikan penghasilan dasar di masa depan memproyeksikan liabilitas imbalan pasca-kerja
mulai dari tanggal penilaian sampai dengan usia pensiun normal. Tingkat kenaikan penghasilan dasar
pada umumnya ditentukan dengan menerapkan penyesuaian inflasi untuk skala pembayaran dan
dengan memperhitungkan masa kerja.
Liabilitas imbalan pasca-kerja Bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 telah
sesuai dengan laporan aktuaris independen masing-masing tertanggal 28 Januari 2016 dan
29 Januari 2015.

121

525
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)


a. Liabilitas imbalan pasca-kerja
Liabilitas imbalan pasca-kerja Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai
berikut:
31 Desember
Program pensiun imbalan
pasti dan kompensasi jangka
Imbalan kesehatan pascapanjang lainnya
kerja
2015
2014
2015
2014
Nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja
Nilai wajar aset program
Liabilitas imbalan pasca-kerja bersih - Bank

8.454.073)
(1.886.693)
6.567.380)

7.261.955)
(805.074)
6.456.881)

235.958)
-)
235.958)

211.003)
-)
211.003)

Liabilitas imbalan pasca-kerja Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 yang
tercatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian masing-masing sebesar Rp 51.507 dan
Rp 43.087.
b. Perubahan liabilitas imbalan pasca-kerja
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember
Program pensiun imbalan
Imbalan kesehatan
pasti dan kompensasi jangka
pasca-kerja
panjang lainnya
2015
2014
2015
2014
Perubahan liabilitas imbalan pasti
Liabilitas imbalan pasti, awal tahun Bank
Termasuk dalam laba rugi
Beban jasa kini
Beban jasa lalu
Beban bunga
Beban pesangon
Termasuk dalam penghasilan
komprehensif lainnya
Keuntungan (kerugian) aktuarial
yang timbul atas:
Perubahan asumsi keuangan
Penyesuaian pengalaman
Imbal hasil atas aset program di
luar pendapatan bunga
Lainnya
Penempatan dana pada perusahaan
asuransi (aset program)
Imbalan pasca-kerja yang
dibayarkan langsung oleh Bank
Liabilitas imbalan pasti, akhir tahun Bank

6.456.881)

5.545.079)

211.003)

138.092)

473.947)
-)
516.550)
39.843)

391.279)
195.132)
471.332)
49.242)

13.417)
-)
16.880)
-)

12.067)
-)
11.738)
1.410)

(442.626)
865.028)

-)
882.366)

16.581)
(15.214)

-)
50.623)

70.863)

-)

-)

-)

(1.300.000)

(800.000)

-)

-)

(113.106)

(277.549)

(6.709)

(2.927)

6.567.380)

6.456.881)

235.958)

211.003)

Beban imbalan pasca-kerja Entitas Anak tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 yang
tercatat dalam laba rugi masing-masing sebesar Rp 19.794 dan Rp 17.872, sedangkan pembayaran
imbalan pasca-kerja selama tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 di Entitas Anak
masing-masing sebesar Rp 7.289 dan Rp 3.705.
122

526
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)


c.

Perubahan nilai wajar aset program untuk program pasca-kerja


31 Desember 2015
Nilai wajar aset program, awal tahun - Bank
Penempatan dana pada perusahaan asuransi
Imbal hasil atas aset program di luar pendapatan bunga
Pendapatan bunga dari aset program
Pembayaran imbalan pasca-kerja
Nilai wajar aset program, akhir tahun - Bank

31 Desember 2014

805.074)
1.300.000)
(70.863)
64.406)
(211.924)
1.886.693)

-)
800.000)
5.074)
-)
-)
805.074)

d. Informasi historis - Bank:


2015
Program pensiun imbalan pasti dan
kompensasi jangka panjang
lainnya
Nilai kini liabilitas imbalan pascakerja
Penyesuaian liabilitas program
Imbalan kesehatan pasca-kerja
Nilai kini liabilitas imbalan pascakerja
Penyesuaian liabilitas program

e.

31 Desember
2013

2014

8.454.073) 7.261.955)
(865.028) (201.031)

235.958)
15.215)

211.003)
34.239)

2012

2011

5.545.079) 5.476.672)
307.635)
309.942)

138.092)
(15.348)

174.521)
17.279)

4.327.317)
60.947)

125.152)
-)

Analisis sensitivitas
Perubahan 1 (satu) poin persentase asumsi aktuarial akan memiliki pengaruh sebagai berikut:
Program pensiun imbalan
pasti

Tingkat diskonto
(1% pergerakan)
Tingkat penghasilan
dasar
(1% pergerakan)
Tingkat biaya kesehatan
(1% pergerakan)

31 Desember 2015

Imbalan kesehatan
pasca-kerja

Kompensasi jangka
panjang lainnya

Kenaikan

Penurunan

Kenaikan

Penurunan

Kenaikan Penurunan

(401.085)

448.756)

(194.605)

218.848)

(18.839)

21.320)

466.563)

(424.840)

197.114)

(179.472)

-)

-)

-)

-)

-)

-)

20.850)

(18.787)
)

f.

Iuran yang diharapkan masuk ke program pensiun iuran pasti pada tahun 2016 adalah sebesar
Rp 187.487.

g.

Durasi rata-rata tertimbang dari kewajiban imbalan pasti Bank adalah 8 tahun pada tanggal
31 Desember 2015.

123

527
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34. JASA KUSTODIAN


Biro Jasa Kustodian Bank memperoleh izin untuk menyediakan jasa kustodian dari Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam, sekarang bernama Otoritas Jasa Keuangan atau OJK)
berdasarkan Surat Keputusan No.KEP-148/PM/1991 tanggal 13 Nopember 1991.
Jasa-jasa yang diberikan oleh Biro Jasa Kustodian meliputi jasa penyimpanan, penyelesaian dan
penanganan transaksi, penagihan pendapatan, proxy, corporate action, pengelolaan kas, pencatatan/
pelaporan investasi, dan tax reclamation.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, aset yang diadministrasikan oleh Biro Jasa Kustodian
terdiri dari saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, surat berharga pasar modal, dan
pasar uang lainnya, masing-masing sejumlah Rp 27.073.511 dan Rp 26.544.714.

35. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM VALUTA ASING


Saldo aset dan liabilitas moneter dalam valuta asing adalah sebagai berikut:

Aset moneter
Kas
Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Australia (AUD)
Dolar Singapura (SGD)
Dolar Hong Kong (HKD)
Poundsterling Inggris (GBP)
Yen Jepang (JPY)
Euro (EUR)
Lainnya, ekuivalen USD

Valuta asing
(dalam ribuan)

2015

31 Desember
Ekuivalen
Rupiah

Valuta asing
(dalam ribuan)

2014

Ekuivalen
Rupiah

51.528
6.903
11.588
3.941
174
125.517
3.000
1.775

710.315
69.613
113.084
7.010
3.546
14.374
45.171
24.464
987.577

43.832
3.165
16.482
3.602
65
67.234
1.143
1.119

542.855)
32.121)
154.534)
5.752)
1.257)
6.963)
17.199)
13.856)
774.537)

Giro pada Bank Indonesia


Dolar Amerika Serikat (USD)

323.866

4.464.489

322.000

3.987.970)

Giro pada bank-bank lain


Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Australia (AUD)
Dolar Singapura (SGD)
Dolar Hong Kong (HKD)
Poundsterling Inggris (GBP)
Yen Jepang (JPY)
Euro (EUR)
Lainnya, ekuivalen USD

475.524
5.011
69.159
37.305
1.587
1.904.723
45.544
7.428

6.555.101
50.528
674.918
66.355
32.435
218.129
685.745
102.401
8.385.612

230.536
2.670
43.668
12.194
1.494
4.349.590
41.533
12.964

2.855.190)
27.091)
409.441)
19.473)
28.816)
450.444)
625.216)
160.557)
4.576.228)

Penempatan pada Bank Indonesia dan


bank-bank lain
Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Australia (AUD)
Dolar Hong Kong (HKD)

1.350.560
28.000
28.306

18.617.469
282.345
50.348
18.950.162

175.382
31.500
37.934

2.172.103)
319.671)
60.579)
2.552.353)

Aset keuangan untuk diperdagangkan


Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Singapura (SGD)
Yen Jepang (JPY)
Lainnya, ekuivalen USD

85
2
29
7

1.177
23
3
100
1.303

2
1
539
-

20)
5)
56)
-)
81)

124

528
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM VALUTA ASING (Lanjutan)

Valuta asing
(dalam ribuan)
Aset moneter (lanjutan)
Tagihan akseptasi - bersih
Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Singapura (SGD)
Poundsterling Inggris (GBP)
Yen Jepang (JPY)
Euro (EUR)
Lainnya, ekuivalen USD

387.244
75
-)
680.536
22.078
446

Wesel tagih - bersih


Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Hong Kong (HKD)
Poundsterling Inggris (GBP)
Yen Jepang (JPY)
Euro (EUR)
Lainnya, ekuivalen USD
Kredit yang diberikan - bersih
Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Singapura (SGD)
Dolar Hong Kong (HKD)
Euro (EUR)
Efek-efek untuk tujuan investasi - bersih
Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Hong Kong (HKD)

2015

31 Desember
Ekuivalen
Rupiah

Valuta asing
(dalam ribuan)

2014

Ekuivalen
Rupiah

5.338.161
734
-)
77.935 )
332.422
6.143
5.755.395

498.866
1.185
716
668.174
13.760
275

6.178.458)
11.112)
13.812)
69.196)
207.137)
3.405)
6.483.120)

60.652
23.844
183
9.949
915
12.834

836.093
42.412
3.749
1.139
13.783
176.919
1.074.095

160.917
3.857
915
-

1.992.954)
-)
-)
399)
13.777)
-)
2.007.130)

1.469.736
98.293
120.871
196

20.260.310
959.232
214.993
2.947
21.437.482

1.763.257
110.904
38.414
-

21.837.942)
1.039.860)
61.346)
-)
22.939.148)

830.526
184.813

11.448.798
328.727
11.777.525

386.568
186.696

4.787.645)
298.150)
5.085.795)

2.768.456
35.674
172.411
5.122
1.665
4.226.931
41.614
12.283

34.287.325)
362.028)
1.616.554)
8.179)
32.113)
437.741)
626.425)
152.129)
37.522.494)

Liabilitas moneter
Simpanan dari nasabah
Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Australia (AUD)
Dolar Singapura (SGD)
Dolar Hong Kong (HKD)
Poundsterling Inggris (GBP)
Yen Jepang (JPY)
Euro (EUR)
Lainnya, ekuivalen USD

2.866.124
38.951
196.278
21.850
1.751
2.127.280
53.276
19.863

Simpanan dari bank-bank lain


Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Australia (AUD)
Dolar Singapura (SGD)

105.204
57
563

1.450.240
571
5.496
1.456.307

93.309
50
249

1.155.637)
510)
2.339)
1.158.486)

Liabilitas keuangan untuk


diperdagangkan
Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Singapura (SGD)
Dolar Hong Kong (HKD)
Yen Jepang (JPY)
Lainnya, ekuivalen USD

24
7
9
892
2

336
64
16
102
31
549

4
1
5
240
-

55)
11)
8)
25)
-)
99)

39.509.526
392.772
1.915.468
38.865
35.798 )
243.616
802.154
273.810
43.212.009

125

529
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM VALUTA ASING (Lanjutan)


31 Desember

2015
Valuta asing
(dalam ribuan)
Liabilitas moneter (lanjutan)
Utang akseptasi
Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Singapura (SGD)
Poundsterling Inggris (GBP)
Yen Jepang (JPY)
Euro (EUR)
Lainnya, ekuivalen USD

2014
Ekuivalen
Rupiah

Valuta asing
(dalam ribuan)

Ekuivalen
Rupiah

232.655
75
592.852
21.537
449

3.207.154
736
67.893
324.278
6.189
3.606.250

333.979
56
720
683.776
13.382
276

4.136.334)
525)
13.888)
70.812)
201.450)
3.415)
4.426.424)

Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli


kembali
Dolar Hong Kong (HKD)

21.702

38.602

Pinjaman yang diterima


Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Hong Kong (HKD)
Lainnya, ekuivalen USD

77.508
23

137.864
324
138.188

93.000
29

1.151.805)
-)
357)
1.152.162)

36. SEGMEN OPERASI


Bank dan Entitas Anak mengungkapkan pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen
geografis:
Tahun berakhir 31 Desember 2015
Sumatera
Pendapatan bunga dan syariah
Beban bunga dan syariah
Pendapatan bunga dan syariah bersih
Pendapatan provisi dan
komisi - bersih
Pendapatan transaksi
perdagangan - bersih
Pendapatan operasional
lainnya
Total pendapatan segmen
Penyusutan dan amortisasi
Unsur material non-kas
lainnya:
Beban kerugian penurunan
nilai aset keuangan
Beban operasional lainnya
Laba sebelum pajak
penghasilan
Beban pajak penghasilan
Laba tahun berjalan

Jawa

Kalimantan

Indonesia
bagian timur

Operasi
luar
negeri

Jumlah

2.777.913)
(764.743)

41.626.244)
(9.646.343)

918.631)
(271.205)

1.736.935)
(529.398)

22.005)
(1.243)

47.081.728)
(11.212.932)

2.013.170)

31.979.901)

647.426)

1.207.537)

20.762)

35.868.796)

528.493)

7.347.636)

156.948)

318.503)

4.199)

8.355.779)

34.963)

2.023.340)

16.649)

27.205)

4.910)

2.107.067)

22.251)
2.598.877)
(24.881)

1.491.475)
42.842.352)
(1.499.702)

9.271)
830.294)
(11.418)

20.323)
1.573.568)
(15.764)

1.210)
31.081)
(826)

1.544.530)
47.876.172)
(1.552.591)

(41.964)
(991.468)

(3.314.088)
(18.222.524)

(126.985)
(336.104)

(19.053)
(585.696)

(2.905)
(25.680)

(3.504.995)
(20.161.472)

1.540.564)
-)
1.540.564)

19.806.038)
-)
19.806.038)

355.787)
-)
355.787)

953.055)
-)
953.055)

1.670)
-)
1.670)

22.657.114)
(4.621.346)
18.035.768)

126

530
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36. SEGMEN OPERASI (Lanjutan)


Tahun berakhir 31 Desember 2015
Sumatera
Aset
Liabilitas
Kredit yang diberikan bersih
Simpanan dari nasabah
Dana simpanan syariah
Dana syirkah temporer

Jawa

Kalimantan

Indonesia
bagian timur

Operasi
luar
negeri

Jumlah

39.902.976)
39.902.976)

518.714.767)
426.775.939)

13.113.780)
13.113.780)

21.968.323)
21.968.323)

672.924)
184.406)

594.372.770)
501.945.424)

20.465.271)
39.284.790)
-)
-)

338.355.325)
400.441.170)
351.667)
2.802.406)

5.828.107)
13.067.341)
-)
-)

13.752.596)
20.872.914)
-)
-)

214.993)
-)
-)
-)

378.616.292)
473.666.215)
351.667)
2.802.406)

Operasi
luar
negeri

Jumlah

Tahun berakhir 31 Desember 2014


Sumatera
Pendapatan bunga dan
syariah
Beban bunga dan syariah
Pendapatan bunga dan syariah
- bersih
Pendapatan provisi dan
komisi - bersih
Pendapatan transaksi
perdagangan - bersih
Pendapatan operasional
lainnya
Total pendapatan segmen
Penyusutan dan amortisasi
Unsur material non-kas
lainnya:
(Beban) pemulihan
kerugian penurunan
nilai aset keuangan
Beban operasional
lainnya
Laba (rugi) sebelum pajak
penghasilan
Beban pajak penghasilan
Laba tahun berjalan

Jawa

Kalimantan

Indonesia
bagian timur

2.703.425)
(807.305)

38.476.462)
(10.092.338)

941.568)
(296.837)

1.632.561)
(548.082)

17.240)
-)

43.771.256)
(11.744.562)

1.896.120)

28.384.124)

644.731)

1.084.479)

17.240)

32.026.694)

490.596)

6.355.521)

145.262)

289.912)

3.742)

7.285.033)

38.333)

753.179)

9.142)

29.964)

5.403)

836.021)

20.985)
2.446.034)
(24.149)

1.180.350)
36.673.174)
(1.166.128)

7.557)
806.692)
(8.942)

15.729)
1.420.084)
(15.072)

340)
26.725)
(950)

1.224.961)
41.372.709)
(1.215.241)

(14.866)

(2.156.107)

(66.835)

8.372)

(10.142)

(2.239.578)

(862.480)

(15.524.947)

(275.257)

(493.294)

(20.791)

(17.176.769)

1.544.539)
-)--)

17.825.992)
-)

455.658)
-)

920.090)
-)

(5.158)
-)

20.741.121)
(4.229.451)

1.544.539)

17.825.992)

455.658)

920.090)

(5.158)

16.511.670)

127

531
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36. SEGMEN OPERASI (Lanjutan)


Tahun berakhir 31 Desember 2014
Sumatera
Aset
Liabilitas
Kredit yang diberikan bersih
Simpanan dari nasabah
Dana simpanan syariah
Dana syirkah temporer

Jawa

Kalimantan

Indonesia
bagian timur

Operasi
luar
negeri

Jumlah

37.473.472)
37.473.472)

481.453.986)
404.208.998)

13.213.817)
13.213.817)

20.573.661)
20.573.661)

440.598)
7.398)

553.155.534)
475.477.346)

18.411.131)
36.955.745)
-)
-)

302.606.906)
378.244.680)
296.832)
1.952.498)

5.994.586)
13.130.896)
-)
-)

12.785.099)
19.574.435)
-)
-)

61.346)
-)
-)
-)

339.859.068)
447.905.756)
296.832)
1.952.498)

Pelaporan informasi keuangan berdasarkan produk:


Kredit
Aset
Kredit yang diberikan - bersih
Pendapatan bunga dan syariah
Pendapatan fee-based

Treasuri

378.616.292
378.616.292
36.721.015
2.733.809
Kredit

Aset
Kredit yang diberikan - bersih
Pendapatan bunga dan syariah
Pendapatan fee-based

Lainnya

158.465.958
7.490.682
42.126
Treasuri

339.859.068
339.859.068
33.431.088
2.300.656

2015

Jumlah

57.290.520
2.870.032
7.128.514

2014

594.372.770
378.616.292
47.081.729
9.904.449

Lainnya

158.245.316
7.518.767
36.594

Jumlah

55.051.150
2.821.401
6.177.262

553.155.534)
339.859.068)
43.771.256)
8.514.512)

37. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN


Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan kewajiban keuangan Bank
dan Entitas Anak berdasarkan sisa periode sampai dengan tanggal jatuh tempo kontraktual pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
31 Desember 2015
Hingga
1 bulan
Aset keuangan
Kas
Giro pada Bank
Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bankbank lain
Aset keuangan untuk
diperdagangkan
Tagihan akseptasi bersih
Wesel tagih - bersih
Dipindahkan

> 1 - 3 bulan

> 3 bulan 1 tahun

> 1 - 5 tahun

Tidak
mempunyai
tanggal
jatuh tempo

Lebih dari
5 tahun

Jumlah

17.849.460

17.849.460

10.994.823
8.438.924

26.779.754
-

37.774.577
8.438.924

54.092.911

955.748

1.210.440

56.259.099

110.351

1.330.920

291.228

49.745

1.548

1.783.792

1.692.875
891.050

3.427.573
1.069.224

2.234.415
581.078

12.526
-

7.367.389
2.541.352

76.220.934

6.783.465

4.317.161

62.271

1.548

44.629.214

132.014.593

128

532
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)


31 Desember 2015
Hingga
1 bulan
Aset keuangan
(lanjutan)
Pindahan
Efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual
kembali
Kredit yang diberikan
Dikurangi:
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Piutang pembiayaan
konsumen - bersih
Investasi sewa
pembiayaan - bersih
Efek-efek untuk tujuan
investasi - bersih

Liabilitas keuangan
Simpanan dari nasabah
Simpanan dari bankbank lain
Liabilitas keuangan
untuk
diperdagangkan
Utang akseptasi
Efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli
kembali
Efek-efek utang yang
diterbitkan
Pinjaman yang diterima

Posisi bersih

> 1 - 3 bulan

> 3 bulan 1 tahun

Lebih dari
5 tahun

> 1 - 5 tahun

Tidak
mempunyai
tanggal
jatuh tempo

Jumlah

76.220.934)

6.783.465)

4.317.161)
)

62.271)

1.548)

44.629.214

132.014.593)

515.099)
25.690.646)

-)
36.550.689)

-)
113.873.188)

-)
122.867.713)

-)
89.175.180)

515.099)
388.157.416)

-)

-)

-)

-)

-)

(9.541.124)

173.235)

198.065)

1.307.487)

5.586.476)

142.256)

7.407.519)

12.231)

1.537)

17.823)

141.529)

-)

173.120)

6.648.148)
109.260.293)

2.427.914)
45.961.670)

13.398.318)
132.913.977)

26.897.298)
155.555.287)

1.628.262)
90.947.246)

153.175
44.782.389

51.153.115)
569.879.738)

(460.516.622)

(8.686.867)

(4.462.726)

-)

-)

(473.666.215)

(4.151.453)

(4.500)

(100)

-)

-)

(4.156.053)

(61.539)
(1.261.070)

(10.193)
(2.146.336)

(2.502)
(954.832)

-)
(12.701)

-)
-)

(74.234)
(4.374.939)

(38.602)

-)

-)

-)

-)

(38.602)

-)
(315.901)
(466.345.187)

(437.455)
(137.500)
(11.422.851)

(1.242.161)
(816.563)
(7.478.884)

(1.141.349)
(473.373)
(1.627.423)

-)
-)
-)

(2.820.965)
(1.743.337)
(486.874.345)

(357.084.894)

34.538.819)

125.435.093)

153.927.864)

90.947.246)

44.782.389

83.005.393)

Lebih dari
5 tahun

Tidak
mempunyai
tanggal
jatuh tempo

Jumlah

31 Desember 2014
Hingga
1 bulan
Aset keuangan
Kas
Giro pada Bank
Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bankbank lain
Aset keuangan untuk
diperdagangkan
Tagihan akseptasi bersih
Wesel tagih - bersih
Dipindahkan

> 1 - 3 bulan

> 3 bulan 1 tahun

> 1 - 5 tahun

-)

-)

-)

-)

-)

19.577.571)

19.577.571)

12.480.562)
4.614.271)

-)
-)

-)
-)

-)
-)

-)
-)

26.394.613)
-)

38.875.175)
4.614.271)

11.044.256)

460.800)

513.876)

-)

-)

-)

12.018.932)

328.956)

503.906)

766.638)

72.722)

-)

-)

1.672.222)

2.195.351)
1.244.592)

3.293.293)
1.197.755)

2.075.922)
784.633)

4.798)
-)

-)
-)

-)
-)

7.569.364)
3.226.980)

31.907.988)

5.455.754)

4.141.069)

77.520)

-)

45.972.184)

87.554.515)

129

533
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)


31 Desember 2014
Hingga
1 bulan
Aset keuangan
(lanjutan)
Pindahan
Efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual
kembali
Kredit yang diberikan
Dikurangi:
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Piutang pembiayaan
konsumen - bersih
Investasi sewa
pembiayaan - bersih
Efek-efek untuk tujuan
investasi - bersih

Liabilitas keuangan
Simpanan dari nasabah
Simpanan dari bankbank lain
Liabilitas keuangan
untuk
diperdagangkan
Utang akseptasi
Efek-efek utang yang
diterbitkan
Pinjaman yang diterima

Posisi bersih

> 1 - 3 bulan

> 3 bulan 1 tahun

> 1 - 5 tahun

Tidak
mempunyai
tanggal
jatuh tempo

Lebih dari
5 tahun

Jumlah

31.907.988)

5.455.754)

4.141.069)

77.520)

-)

45.972.184)

87.554.515)

24.256.328)
42.364.123)

2.033.335)
24.776.645)

-)
118.385.543)

-)
100.662.261)

-)
60.861.292)

-)
-)

26.289.663)
347.049.864)

-)

-)

-)

-)

-)

-)

(7.190.796)

159.284)

188.464)

1.155.503)

5.350.842)

119.135)

-)

6.973.228)

7.666)

2.013)

19.905)

137.304)

-)

-)

166.888)

10.957.625)
109.653.014)

21.022.252)
53.478.463)

11.946.098)
135.648.118)

23.772.330)
130.000.257)

3.700.903)
64.681.330)

128.862)
46.101.046)

71.528.070)
532.371.432)

(433.353.943)

(9.887.284)

(4.664.529)

-)

-)

-)

(447.905.756)

(3.747.660)

(6.500)

(100)

-)

-)

-)

(3.754.260)

(10.626)
(1.854.715)

(4.076)
(2.011.009)

-)
(827.398)

-)
(4.824)

-)
-)

-)
-)

(14.702)
(4.697.946)

-)
(744.034)
(439.710.978)

(99.908)
-)
(12.008.777)

(574.442)
(1.508.163)
(7.574.632)

(1.829.550)
(828.745)
(2.663.119)

-)
-)
-)

(2.503.900)
(3.080.942)
(461.957.506)

(330.057.964)

41.469.686)

128.073.486)

127.337.138)

64.681.330)

-)
-)
-)
)
46.101.046)

70.413.926)

38. POSISI DEVISA NETO


Perhitungan Posisi Devisa Neto (PDN) Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dihitung
berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Berdasarkan peraturan tersebut, bank-bank
diwajibkan untuk memelihara PDN (termasuk semua kantor cabang dalam dan luar negeri) secara
keseluruhan setinggi-tingginya 20% (dua puluh persen) dari modal.
PDN secara keseluruhan merupakan angka penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari (i) selisih
bersih aset dan liabilitas untuk setiap valuta asing dan (ii) selisih bersih tagihan dan liabilitas, berupa
komitmen dan kontinjensi di rekening administratif (transaksi rekening administratif) untuk setiap
valuta asing, yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. Sedangkan PDN untuk laporan posisi
keuangan, merupakan angka penjumlahan dari selisih bersih aset dan liabilitas dalam laporan posisi
keuangan untuk setiap valuta asing yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.

130

534
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38. POSISI DEVISA NETO (Lanjutan)


PDN Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
2015

PDN untuk
laporan posisi
keuangan
(selisih neto
aset dan
liabilitas)
USD
SGD
AUD
HKD
GBP
EUR
JPY
CAD
CHF
DKK
MYR
SAR
SEK
CNY
Lainnya
Jumlah

Selisih neto
tagihan dan
liabilitas di
rekening
adminsitratif

24.046.557)
(189.049)
1.326)
22.423)
(621)
(60.177)
(10.627)
4.004)
7.081)
1.583)
(317)
1.388)
556)
(6.777)
6.994)

Jumlah modal
(Catatan 39)
Persentase PDN
terhadap modal

(24.258.859)
79.269)
4.739)
(20.544)
2.044)
69.261)
13.424)
(3.455)
(4.148)
(683)
-)
-)
-)
6.993)
(1.889)

31 Desember

PDN secara
keseluruhan
(nilai
absolut)
212.302)
109.780)
6.065)
1.879)
1.423)
9.084)
2.797)
549)
2.933)
900)
317)
1.388)
556)
216)
5.105)
355.294)

PDN untuk
laporan posisi
keuangan
(selisih neto
aset dan
liabilitas)
3.957.770)
(11.187)
6.325)
9.934)
(3.985)
26.289)
(10.576)
2.732)
7.797)
466)
(350)
602)
149)
2.307)
3.341)

2014
Selisih neto
tagihan dan
liabilitas di
rekening
adminsitratif
(4.297.487)
(963)
(4.059)
(7.985)
5.787)
(22.579)
10.179)
-)
(3.129)
-)
-)
-)
-)
-)
-)

PDN secara
keseluruhan
(nilai
absolut)
339.717)
12.150)
2.266)
1.949)
1.802)
3.710)
397)
2.732)
4.668)
466)
350)
602)
)149)
2.307)
3.341)
376.606)

87.887.273)

67.840.206)

0,40%)

0,56%)

39. MANAJEMEN MODAL


Tujuan utama dari kebijakan Bank atas kebijakan pengelolaan modal adalah untuk memastikan bahwa
Bank memiliki modal yang kuat untuk mendukung strategi pengembangan ekspansi usaha Bank saat
ini dan mempertahankan kelangsungan pengembangan di masa mendatang, dan untuk memenuhi
ketentuan kecukupan permodalan yang ditetapkan oleh regulator serta memastikan agar struktur
permodalan Bank telah efisien.
Bank menyusun Rencana Permodalan berdasarkan penilaian dan penelaahan atas kebutuhan
kecukupan permodalan yang dipersyaratkan dan mengkombinasikannya dengan tinjauan
perkembangan ekonomi terkini dan hasil dari metode stress testing. Bank senantiasa akan
menghubungkan tujuan keuangan dan kecukupan modal terhadap risiko melalui proses perencanaan
modal dan stress testing, begitu pula dengan bisnis yang didasarkan pada permodalan dan persyaratan
likuiditas Bank.
Kebutuhan permodalan Bank juga direncanakan dan didiskusikan secara rutin yang didukung dengan
data-data analisis.
Rencana Permodalan disusun oleh Direksi sebagai bagian dan Rencana Bisnis Bank (RBB) dan
disetujui oleh Dewan Komisaris. Perencanaan ini diharapkan akan memastikan tersedianya modal
yang cukup dan terciptanya struktur permodalan yang optimal.

131

535
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39. MANAJEMEN MODAL (Lanjutan)


Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 mewajibkan bank-bank di
Indonesia untuk memenuhi rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sesuai dengan
profil risiko yaitu sebesar 10% (sepuluh persen).
Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 mewajibkan bank-bank di
Indonesia dengan kualifikasi tertentu untuk memperhitungkan risiko operasional (operational risk)
dalam perhitungan rasio KPMM.
PBI No. 8/6/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 8/27/DPNP
tanggal 27 Nopember 2006 mewajibkan bank-bank untuk memenuhi ketentuan KPMM untuk bank
secara individual maupun secara konsolidasian. Perhitungan rasio KPMM secara konsolidasian
dilakukan dengan menghitung modal dan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dari laporan
keuangan konsolidasian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
Bank menghitung kebutuhan modal berdasarkan PBI yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2015,
dimana modal yang diwajibkan regulator terdiri atas dua tier:
Modal Inti (Tier 1), antara lain:
1. Modal Inti Utama (CET 1) meliputi modal disetor (setelah dikurangi saham treasuri),
cadangan tambahan modal, kepentingan non-pengendali yang dapat diperhitungkan, faktor
pengurang Modal Inti Utama.
2. Modal Inti Tambahan
Modal Pelengkap (Tier 2), antara lain meliputi instrumen modal dalam bentuk saham atau lainnya
yang memenuhi persyaratan, agio atau disagio yang berasal dari penerbitan instrumen modal
pelengkap, cadangan umum aset produktif (Penyisihan Penghapusan Aktiva) yang wajib dibentuk
(maksimal 1,25% ATMR Risiko Kredit), cadangan tujuan, faktor pengurang modal tier 2.
Rasio KPMM pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dihitung berdasarkan PBI dengan
memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Bank
Konsolidasian
I. Modal Inti (Tier 1)
II. Modal Pelengkap (Tier 2)
Total Modal
Aset Tertimbang Menurut Risiko
ATMR Risiko Kredit
ATMR Risiko Pasar
ATMR Risiko Operasional
Total ATMR
Rasio KPMM Sesuai Profil Risiko
Rasio KPMM
Rasio CET 1
Rasio Tier 1
Rasio Tier 2
Rasio Total

31 Desember 2014
Bank
Konsolidasian

83.683.732
4.203.541
87.887.273

87.614.207
4.312.664
91.926.871

64.370.108
3.470.098
67.840.206

66.729.621
4.231.476
70.961.097

407.553.481
909.386
62.778.880
471.241.747

417.201.368
968.663
64.913.468
483.083.499

349.020.747
52.930.005
507.392
402.458.144

357.227.347
54.202.668
235.863
411.665.878

9,99%

9,99%

9,99%

9,99%

17,76%
17,76%
0,89%
18,65%

18,14%
18,14%
0,89%
19,03%

15,99%
15,99%
0,87%
16,86%

16,21%
16,21%
1,03%
17,24%

132

536
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI


Perubahan kepentingan non-pengendali atas kekayaan bersih Entitas Anak adalah sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember
2014
2015
Saldo, awal tahun
Tambahan setoran modal pada Entitas Anak (Catatan 1d)
Bagian kepentingan non-pengendali atas laba bersih Entitas Anak
selama tahun berjalan
Kenaikan kepentingan non-pengendali dari akuisisi Entitas Anak selama
tahun berjalan
Kenaikan kepentingan non-pengendali dari Entitas Anak selama tahun
berjalan
Saldo, akhir tahun

237.531)
-)

101.075)
60.000)

17.115)

25.812)

-)

50.644)

873)
255.519)

-)
237.531)

41. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI


Pihak berelasi

Sifat dari hubungan

Sifat dari transaksi

FarIndo Investments (Mauritius) Ltd

Pemegang Saham

Simpanan nasabah

PT BCA Finance

Entitas Anak

Kredit yang diberikan, simpanan


nasabah, pembiayaan bersama

BCA Finance Limited

Entitas Anak

Aset lain-lain, simpanan nasabah

PT Bank BCA Syariah

Entitas Anak

Giro pada bank lain, simpanan


dari bank lain, simpanan nasabah

PT BCA Sekuritas

Entitas Anak

Kredit yang diberikan, simpanan


nasabah

PT Asuransi Umum BCA

Entitas Anak

Simpanan nasabah

PT Central Santosa Finance

Entitas Anak

Kredit yang diberikan, simpanan


nasabah, pembiayaan bersama

PT Asuransi Jiwa BCA

Entitas asosiasi

Simpanan nasabah

Dana Pensiun BCA

Dana pensiun pemberi kerja

Iuran dana pensiun, simpanan


nasabah

PT Adiwisesa Mandiri Building


Product Indonesia

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Agra Bareksa Indonesia

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Andil Bangun Sekawan

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Angkasa Komunikasi Global


Utama

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Arta Karya Adhiguna

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Bhumi Mahardika Jaya

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

133

537
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)


Pihak berelasi

Sifat dari hubungan

Sifat dari transaksi

PT Bukit Muria Jaya Estate

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Bukit Muria Jaya

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Kredit yang diberikan,


simpanan nasabah

PT Bukit Muria Jaya Karton

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Kredit yang diberikan

PT Caturguwiratna Sumapala

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Cipta Karya Bumi Indah

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Darta Media Indonesia

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Kredit yang diberikan,


simpanan nasabah

PT Daya Cipta Makmur

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Daya Maju Lestari

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Djarum

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Kredit yang diberikan,


simpanan nasabah

PT Ecogreen Oleochemicals

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Garansi yang diberikan, Letter


of Credit, simpanan nasabah

PT Energi Batu Hitam

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Fajar Surya Perkasa

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Fajar Surya Swadaya

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Global Digital Niaga

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Kredit yang diberikan,


simpanan nasabah

PT Global Distribusi Nusantara

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Graha Padma Internusa

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Grand Indonesia

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Kredit yang diberikan, aset lainlain, simpanan nasabah, garansi


yang diberikan

PT Hartono Istana Teknologi

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Iforte Solusi Infotek

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Indo Paramita Sarana

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

134

538
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)


Pihak berelasi

Sifat dari hubungan

Sifat dari transaksi

PT Intershop Prima Center

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Kumparan Kencana Electrindo

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Lingkarmulia Indah

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Marga Sadhya Swasti

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Margo Hotel Development

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Margo Property Development

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Mediapura Digital Indonesia

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Merah Cipta Media

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Kredit yang diberikan,


simpanan nasabah

PT Multigraha Lestari

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Nagaraja Lestari

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Neka Boga Perisa

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Poly Kapitalindo

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Polyvisi Rama Optik

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Profesional Telekomunikasi
Indonesia

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Kredit yang diberikan,


simpanan nasabah

PT Puri Dibya Property

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Puri Zuqni

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Resinda Prima Entertema

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Sapta Adhikari Investama

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Sarana Kencana Mulya

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

PT Sarana Menara Nusantara

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama

Simpanan nasabah

135

539
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)


Pihak berelasi
PT Silva Rimba Lestari
PT Suarniaga Indonesia
PT Supravisi Rama Optik
Manufacturing
PT Swarnadwipa Serdangjaya
PT Tricipta Mandhala Gumilang
PT Trigana Putra Mandiri
PT Wana Hijau Pesaguan
Personil manajemen kunci
Perorangan pengendali Bank dan
anggota keluarga

Sifat dari hubungan

Sifat dari transaksi

Dimiliki oleh pemegang saham


akhir yang sama
Dimiliki oleh pemegang saham
akhir yang sama
Dimiliki oleh pemegang saham
akhir yang sama
Dimiliki oleh pemegang saham
akhir yang sama
Dimiliki oleh pemegang saham
akhir yang sama
Dimiliki oleh pemegang saham
akhir yang sama
Dimiliki oleh pemegang saham
akhir yang sama
Dewan Komisaris dan Direksi
Bank
Pemegang saham

Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Kredit yang diberikan, simpanan
nasabah, imbalan kerja
Kredit yang diberikan, simpanan
nasabah

Dalam menjalankan kegiatan normal usahanya, Bank melakukan transaksi-transaksi dengan pihak
berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak
berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama.
Perincian saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi yang tidak dikonsolidasikan pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, serta tahun yang berakhir pada tanggal tersebut adalah sebagai
berikut:
2015

Jumlah
Kredit yang diberikan*) (Catatan 12)
Aset lain-lain**)
Simpanan dari nasabah (Catatan 16)
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum
digunakan (Catatan 22)
Fasilitas Letter of Credit yang diberikan kepada
nasabah (Catatan 22)
Bank garansi yang diterbitkan kepada nasabah
(Catatan 22)
Pendapatan bunga dan syariah (Catatan 23)
Beban bunga dan syariah (Catatan 24)
Beban sewa (Catatan 29)
Iuran dana pensiun (Catatan 28)
*)

31 Desember

Persentase dari
jumlah akun
yang
bersangkutan

2014

Jumlah

Persentase dari
jumlah akun
yang
bersangkutan

948.001
267.472
1.227.133

0,24%
3,10%
0,26%

553.710)
280.227)
1.119.576)

0,16%)
3,93%)
0,25%)

195.539

0,14%

586.126)

0,47%)

2.969

0,06%

56.783)

0,79%)

0,47%
0,07%
0,17%
0,93% )
87,94%

49.881)
34.219)
22.368)
13.015)
140.835)

0,47%)
0,08%)
0,19%)
1,04%)
100,00%)

54.401
32.026
19.124
13.047
166.151

)Sebelum cadangan kerugian penurunan nilai.


Merupakan pembayaran sewa yang dibayar dimuka dan uang jaminan sewa kepada PT Grand Indonesia.

**)

136

540
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)


Kompensasi atas personil manajemen kunci Bank (lihat Catatan 1g) adalah sebagai berikut:
Tahun berakhir 31 Desember
2015
2014
Imbalan kerja jangka pendek (termasuk tantiem)
Imbalan kerja jangka panjang
Jumlah

388.774
31.264
420.038

357.797
15.180
372.977

Perjanjian sewa dengan PT Grand Indonesia


Pada tanggal 11 April 2006, Bank menandatangani perjanjian sewa-menyewa dengan PT Grand
Indonesia (pihak berelasi), dimana Bank menyewa secara jangka panjang dari PT Grand Indonesia
ruangan kantor seluruhnya seluas 28.166,88 m2 senilai USD 35.631.103,20 termasuk Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), dengan hak opsi untuk juga menyewa secara jangka panjang ruangan
tambahan dengan luas 3.264,80 m2 senilai USD 4.129.972 termasuk PPN. Transaksi sewa-menyewa
tersebut telah mendapat persetujuan dari Direksi dan Pemegang Saham melalui RUPSLB Bank pada
tanggal 25 Nopember 2005 (notulen dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 11).
Perjanjian sewa-menyewa tersebut dimulai sejak tanggal 1 Juli 2007 dan akan berakhir pada tanggal
30 Juni 2035.
Bank diwajibkan membayar uang muka pada tanggal 5 Desember 2005 sebesar USD 3.244.092,50
termasuk PPN dan 10 (sepuluh) kali cicilan masing-masing sebesar USD 3.238.701,07 termasuk PPN
selama periode dari tanggal 15 April 2006 sampai dengan tanggal 31 Desember 2006.
Pada tanggal 31 Desember 2006, Bank telah membayar sebesar USD 32.392.402,13 termasuk PPN
dan dicatat sebagai aset lain-lain. Pada tanggal 2 Januari 2007, Bank melakukan pelunasan
(pembayaran cicilan kesepuluh) sebesar USD 3.238.701,07 termasuk PPN.
Pada tanggal 29 Juni 2007, Bank telah melakukan pembayaran untuk sewa ruangan tambahan lantai
28 dan 29 dengan luas 3.264,80 m2 senilai USD 4.129.972 termasuk PPN.
Kesepakatan tersebut di atas telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 14 oleh Notaris Hendra
Karyadi, S.H., tanggal 11 April 2006.
Terhitung mulai periode Mei 2008, Bank telah melakukan amortisasi untuk sewa dibayar dimuka
tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, total pembayaran sewa dibayar dimuka yang
telah diamortisasi masing-masing sebesar Rp 98.727 dan Rp 86.765, sehingga saldo pembayaran sewa
dibayar dimuka kepada PT Grand Indonesia pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp 264.602 dan Rp 277.649, yang dicatat dalam aset lain-lain.
Pada tanggal 24 Oktober 2008, Bank telah melakukan pembayaran uang jaminan untuk sewa ruangan
tambahan untuk lantai 30 (tiga puluh) dan 31 (tiga puluh satu) dengan luas 3.854,92 m2 senilai
USD 208.165,68. Kesepakatan tersebut di atas telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 110 oleh
Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., tanggal 22 Mei 2008.
Pembayaran sewa untuk lantai 30 (tiga puluh) dan 31 (tiga puluh satu) telah dimulai pada tanggal
1 Agustus 2009, dimana sesuai dengan kesepakatan antara Bank dan PT Grand Indonesia, terhitung
sejak tanggal pembayaran sewa pertama (tanggal 1 Agustus 2009), maka Bank akan melakukan
pembayaran sewa setiap 3 (tiga) bulan sekali hingga masa sewa berakhir.

137

541
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)


Perjanjian sewa dengan PT Grand Indonesia (lanjutan)
Pada tanggal 19 Juli 2011 Bank telah melakukan pembayaran uang jaminan untuk sewa ruangan
tambahan untuk lantai 32 (tiga puluh dua) dengan luas 1.932,04 m2 senilai USD 118.801,46.
Kesepakatan tersebut di atas telah diaktakan dengan Akta Perjanjian Sewa No. 32, tanggal
12 September 2011 yang dibuat oleh Lim Robbyson Halim, S.H., M.H., pengganti Doktor Irawan
Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta.
Pembayaran sewa untuk lantai 32 telah dimulai pada tanggal 1 September 2011, dimana sesuai
dengan kesepakatan antara Bank dan PT Grand Indonesia, terhitung sejak tanggal pembayaran sewa
pertama (tanggal 1 September 2011), maka Bank akan melakukan pembayaran sewa setiap tiga bulan
sekali hingga masa sewa berakhir.
Pada tanggal 22 Juni 2015 Bank telah melakukan pembayaran uang jaminan untuk sewa ruangan
tambahan untuk lantai 33 (tiga puluh tiga) dengan luas 1.932,04 m2 senilai USD 231.844,80.
Kesepakatan tersebut di atas telah diaktakan dengan Akta Perjanjian Sewa No. 413, tanggal 30 Juni
2015 yang dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta.
Pembayaran sewa untuk lantai 33 telah dimulai pada tanggal 1 September 2015, dimana sesuai
dengan kesepakatan antara Bank dan PT Grand Indonesia, terhitung sejak tanggal pembayaran sewa
pertama (tanggal 1 September 2015), maka Bank akan melakukan pembayaran sewa setiap tiga bulan
sekali hingga masa sewa berakhir.

42. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Seperti yang dijelaskan di Catatan 2d.1, Bank telah menyajikan kembali laporan keuangan
konsolidasian pada tanggal 1 Januari 2014/31 Desember 2013 karena penerapan PSAK No. 24 (Revisi
2013), Imbalan Kerja. Perubahan kebijakan akuntansi ini diterapkan secara retrospektif.
Dampak atas penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2013) ini terhadap saldo awal laporan posisi keuangan
konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 dan laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berakhir 31 Desember 2014 adalah
sebagai berikut:
Seperti dilaporkan
sebelumnya

LAPORAN POSISI KEUANGAN


KONSOLIDASIAN
ASET
Aset pajak tangguhan - bersih
LIABILITAS
Liabilitas imbalan pasca-kerja
EKUITAS
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya

31 Desember 2014
Penyajian
kembali

Setelah disajikan
kembali

1.962.039)

731.642)

2.693.681)

3.784.402)

2.926.569)

6.710.971)

69.419.160)

(2.194.927)

67.224.233)

138

542
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)


Tahun berakhir 31 Desember 2014
Seperti dilaporkan
Penyajian
Setelah disajikan
sebelumnya
kembali
kembali

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN


KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti
Pajak penghasilan

-)
-)

(747.551)
186.888)

(747.551)
186.888)

1 Januari 2014/31 Desember 2013


Setelah disajikan
Seperti dilaporkan
Penyajian
kembali
sebelumnya
kembali

LAPORAN POSISI KEUANGAN


KONSOLIDASIAN
ASET
Aset pajak tangguhan - bersih
LIABILITAS
Liabilitas imbalan pasca-kerja
EKUITAS
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya

1.779.493)

544.754)

2.324.247)

3.525.834)

2.179.018)

5.704.852)

56.157.717)

(1.634.264)

54.523.453)

43. REKLASIFIKASI AKUN


Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasian tahun berakhir 31 Desember 2014 telah
direklasifikasi sehingga sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tahun berakhir
31 Desember 2015.
Sebelum

reklasifikasi
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank
lain
Efek-efek untuk tujuan investasi - bersih
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN
KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Pendapatan transaksi perdagangan - bersih
Pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya, lain-lain
Pendapatan non-operasional - bersih

Setelah

Reklasifikasi

reklasifikasi

11.502.178)

516.754)

12.018.932)

72.044.824)

(516.754)

71.528.070)

832.916)
906.027)
(704.050)
236.348)

3.105)
318.934)
(85.691)
(236.348)

836.021)
1.224.961)
(789.741)
-)

139

543
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM


Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) tanggal
22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, LPS dibentuk untuk menjamin liabilitas
tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai
jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku. Undang-undang tersebut
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2008, yang mana
telah ditetapkan menjadi undang-undang sejak tanggal 13 Januari 2009 berdasarkan Undang-undang
Republik Indonesia No. 7 tahun 2009.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66/2008 tanggal 13 Oktober 2008
mengenai besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014,
jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000 untuk per nasabah per
bank.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.

45. PERATURAN-PERATURAN BARU YANG TELAH DITERBITKAN


Terdapat peraturan-peraturan baru yang telah terbit dan dapat memberikan pengaruh terhadap
kegiatan usaha Bank dan Entitas Anak:
PBI No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum.
Bank Indonesia mewajibkan bank-bank untuk memenuhi penyediaan modal minimum dengan
persentase minimal yang diwajibkan secara bertahap sebagai berikut:
2014
Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50% dari ATMR baik secara individual
maupun secara konsolidasi.
Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00% dari ATMR baik secara individual maupun
secara konsolidasi.
Pemenuhan rasio modal inti utama dan rasio modal inti masih menggunakan komponen yang
mengacu pada PBI No. 14/18/PBI/2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank Umum.
2015
Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50% dari ATMR baik secara individual
maupun secara konsolidasi.
Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00% dari ATMR baik secara individual maupun
secara konsolidasi.
Pemenuhan rasio modal inti utama dan rasio modal inti menggunakan komponen yang
mengacu pada PBI No. 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank Umum.

140

544
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45. PERATURAN-PERATURAN BARU YANG TELAH DITERBITKAN (Lanjutan)

PBI No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum (lanjutan).
2016
Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50% dari ATMR baik secara individual
maupun secara konsolidasi.
Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00% dari ATMR baik secara individual maupun
secara konsolidasi.
Rasio Capital Conservation Buffer sebesar 0,625% dari ATMR.
Rasio Countercyclical Buffer ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam kisaran 0% - 2,50% dari
ATMR*).
Rasio Capital Surcharge untuk Domestic Systematically Important Bank (D-SIB)
ditetapkan oleh otoritas yang berwenang dalam kisaran 1% - 2,50% dari ATMR bagi bank
yang ditetapkan berdampak sistemik**).
2017
Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50% dari ATMR baik secara individual
maupun secara konsolidasi.
Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00% dari ATMR baik secara individual maupun
secara konsolidasi.
Rasio Capital Conservation Buffer sebesar 1,25% dari ATMR.
Rasio Countercyclical Buffer ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam kisaran 0% - 2,50% dari
ATMR*).
Rasio Capital Surcharge untuk D-SIB ditetapkan oleh otoritas yang berwenang dalam kisaran
1% - 2,50% dari ATMR bagi bank yang ditetapkan berdampak sistemik**).
2018
Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50% dari ATMR baik secara individual
maupun secara konsolidasi.
Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00% dari ATMR baik secara individual maupun
secara konsolidasi.
Rasio Capital Conservation Buffer sebesar 1,875% dari ATMR.
Rasio Countercyclical Buffer ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam kisaran 0% - 2,50% dari
ATMR*).
Rasio Capital Surcharge untuk D-SIB ditetapkan oleh otoritas yang berwenang dalam kisaran
1% - 2,50% dari ATMR bagi bank yang ditetapkan berdampak sistemik**).
*)

Berdasarkan perkembangan kondisi makroekonomi Indonesia dan penilaian Bank Indonesia terhadap kondisi tersebut, Bank
Indonesia dapat menetapkan:
1. besarnya kisaran persentase Countercyclical Buffer yang berbeda dari kisaran 0% - 2,5%;
2. pemberlakuan Countercyclical Buffer lebih cepat dari waktu yang ditentukan.
**) Otoritas yang berwenang dapat menetapkan persentase Capital Surcharge untuk D-SIB yang lebih besar dari kisaran 1% - 2,5%.

141

545
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45. PERATURAN-PERATURAN BARU YANG TELAH DITERBITKAN (Lanjutan)

PBI No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum (lanjutan).
2019
Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50% dari ATMR baik secara individual
maupun secara konsolidasi.
Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00% dari ATMR baik secara individual maupun
secara konsolidasi.
Rasio Capital Conservation Buffer sebesar 2,50% dari ATMR.
Rasio Countercyclical Buffer ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam kisaran 0% - 2,50% dari
ATMR*).
Rasio Capital Surcharge untuk Domestic Systematically Important Bank (D-SIB) ditetapkan
oleh otoritas yang berwenang dalam kisaran 1% - 2,50% dari ATMR bagi bank yang
ditetapkan berdampak sistemik**).
Penyediaan modal minimum di atas adalah sesuai dengan profil risiko, yaitu ditetapkan paling
rendah sebagai berikut:
8% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 1 (satu).
9% sampai dengan kurang dari 10% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 2
(dua).
10% sampai dengan kurang dari 11% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3
(tiga).
11% - 14% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4 (empat) atau peringkat 5
(lima).

POJK No. 17/POJK.03/2014 tanggal 18 Nopember 2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko
Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.

Konglomerasi Keuangan terdiri dari Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang berada dalam
satu grup atau kelompok karena keterkaitan kepemilikan dan/atau pengendali, wajib
menerapkan Manajemen Risiko Terintegrasi secara komprehensif dan efektif. Dalam rangka
menerapkan Manajemen Risiko Terintegrasi, Konglomerasi Keuangan memiliki struktur yang
terdiri dari Entitas Utama dan perusahaan anak dan/atau perusahaan terelasi beserta
perusahaan anaknya.
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi mencakup paling sedikit:
a. Pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama;
b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Manajemen Risiko Terintegrasi;
c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian risiko secara
terintegrasi, dan sistem informasi Manajemen Risiko Terintegrasi; dan
d. Sistem pengendalian internal yang menyeluruh terhadap penerapan Manajemen Risiko
Terintegrasi.
Entitas utama wajib membentuk Komite Manajemen Risiko Terintegrasi dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko Terintegrasi dan menyusun laporan profil risiko terintegrasi setiap
semester untuk posisi akhir bulan Juni dan Desember. Laporan tersebut disampaikan kepada
OJK paling lambat pada tanggal 15 (lima belas) bulan kedua setelah berakhirnya bulan
laporan yang bersangkutan.
*)

Berdasarkan perkembangan kondisi makroekonomi Indonesia dan penilaian Bank Indonesia terhadap kondisi tersebut, Bank
Indonesia dapat menetapkan:
1. besarnya kisaran persentase Countercyclical Buffer yang berbeda dari kisaran 0% - 2,5%;
2. pemberlakuan Countercyclical Buffer lebih cepat dari waktu yang ditentukan.
**) Otoritas yang berwenang dapat menetapkan persentase Capital Surcharge untuk D-SIB yang lebih besar dari kisaran 1% - 2,5%.

142

546
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45. PERATURAN-PERATURAN BARU YANG TELAH DITERBITKAN (Lanjutan)

POJK No. 17/POJK.03/2014 tanggal 18 Nopember 2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko
Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan (lanjutan).

Kewajiban penyampaian laporan profil risiko terintegrasi pertama kali dilakukan untuk posisi
laporan sebagai berikut :
a. Juni 2015, untuk Entitas Utama yang merupakan Bank Umum Berdasarkan Kegiatan
Usaha (BUKU) 4;
b. Desember 2015, untuk Entitas Utama berupa bank selain BUKU 4 dan bukan bank.

POJK No. 18/POJK.03/2014 tanggal 18 Nopember 2014 tentang Penerapan Tata Kelola
Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.

Entitas Utama wajib menerapkan Tata Kelola Terintegrasi. Penerapan tersebut paling sedikit
mencakup persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama, tugas dan
tanggung jawab Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama, tugas dan
tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi, tugas dan tanggung jawab satuan kerja
kepatuhan terintegrasi, tugas dan tanggung jawab satuan kerja audit internal terintegrasi,
penerapan manajemen risiko terintegrasi, serta penyusunan dan pelaksanaan Pedoman Tata
Kelola Terintegrasi. Direksi Entitas Utama wajib memastikan penerapan Tata Kelola
Terintegrasi dalam Konglomerasi Keuangan.
Entitas Utama wajib menyampaikan laporan mengenai LJK yang menjadi Entitas Utama dan
LJK yang menjadi anggota Konglomerasi Keuangan kepada OJK. Laporan tersebut
disampaikan paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak terjadinya Konglomerasi Keuangan
baru disertai penunjukkan Entitas Utama, perubahan Entitas Utama, perubahan anggota
Konglomerasi Keuangan dan/atau pembubaran Konglomerasi Keuangan.
Laporan mengenai LJK yang menjadi Entitas Utama dan LJK yang menjadi anggota
Konglomerasi Keuangan disampaikan pertama kali paling lambat 31 Maret 2015.

POJK No. 30/POJK.05/2014 tanggal 19 Nopember 2014 tentang Tata Kelola yang Baik Bagi
Perusahaan Pembiayaan.

Perusahaan pembiayaan harus mengikuti prinsip-prinsip dasar tata kelola perusahaan yang baik,
termasuk transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness. Sebuah pedoman
dan prosedur operasi standar harus dibuat untuk melaksanakan prinsip-prinsip ini. Selain itu,
pihak-pihak utama perusahaan pembiayaan, yaitu, pemegang saham pengendali, direksi,
komisaris, tenaga kerja asing, dan dewan pengawas syariah (jika ada) diwajibkan untuk
menyelesaikan fit and proper test yang diselenggarakan oleh OJK sebelum menduduki posisinya.
Sebuah perusahaan pembiayaan yang memiliki aset lebih dari Rp 200 miliar setidaknya harus
memiliki 3 (tiga) Direksi, 2 (dua) Komisaris, 1 (satu) Komisaris Independen, Komite Audit, dan
fungsi yang membantu Komisaris dalam memantau dan memastikan efektivitas sistem
pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor internal dan eksternal. Untuk perusahaan
pembiayaan yang memiliki aset kurang dari Rp 200 miliar, perusahaan pembiayaan setidaknya
memiliki 2 (dua) Direktur.
POJK ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2015.

POJK No. 6/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank.

Untuk meningkatkan transparansi kondisi keuangan dan sejalan dengan penerapan Basel II
dan Basel III, Bank diwajibkan untuk mengungkapkan jenis risiko dan potensi kerugian,
praktek manajemen risiko yang diterapkan, komponen permodalan yang lebih rinci, serta
tambahan modal di atas rasio permodalan sesuai profil risiko Bank.
143

547
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45. PERATURAN-PERATURAN BARU YANG TELAH DITERBITKAN (Lanjutan)

POJK No. 6/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank (lanjutan).

Dalam laporan publikasi triwulan, Bank yang termasuk dalam kategori BUKU 3 dan BUKU
4, wajib menambahkan informasi tentang pengungkapan permodalan sesuai dengan dokumen
Composition of Capital Disclosure Requirements yang diterbitkan oleh Basel Committee on
Banking Supervision yang akan berlaku efektif untuk laporan posisi akhir bulan Desember
2015.
POJK ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2015.

144

548
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Lampiran 1/1

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk


INFORMASI TAMBAHAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN (ENTITAS INDUK SAJA)
31 DESEMBER 2015, 31 DESEMBER 2014*) DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013*)
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi keuangan tambahan PT Bank Central Asia Tbk (entitas induk saja) berikut ini, dimana tidak termasuk saldo
dari Entitas Anak, telah disusun dan disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang
diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak,
yang disajikan sebesar harga perolehan.

31 Desember
2015

31 Desember
2014*)

1 Januari
2014/
31 Desember
2013*)

Kas

17.833.851

19.564.217)

16.273.604)

Giro pada Bank Indonesia

37.624.875

38.767.135)

35.187.679)

Giro pada bank-bank lain

8.362.474

4.566.349)

3.430.762)

54.218.932

10.322.925)

11.298.869)

Aset keuangan untuk diperdagangkan

1.777.924

1.669.705)

1.035.791)

Tagihan akseptasi - setelah dikurangi cadangan kerugian


penurunan nilai sebesar Rp 433.339 pada tanggal
31 Desember 2015 (31 Desember 2014: Rp 396.343 dan
1 Januari 2014: Rp 89.740)

7.367.389

7.569.364)

6.434.376)

Wesel tagih - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan


nilai sebesar Rp 858 pada tanggal 31 Desember 2015
(31 Desember 2014: Rp 1.286 dan 1 Januari 2014: Rp 580)

2.498.940

3.226.980)

2.632.832)

515.099

26.289.663)

41.056.171)

Kredit yang diberikan - setelah dikurangi cadangan kerugian


penurunan nilai sebesar Rp 9.025.674 pada tanggal
31 Desember 2015 (31 Desember 2014: Rp 6.703.233 dan
1 Januari 2014: Rp 5.610.545)
Pihak berelasi
Pihak ketiga

1.537.717
377.444.335

1.027.340)
339.231.697)

674.447)
306.095.154)

Efek-efek untuk tujuan investasi - setelah dikurangi cadangan


kerugian penurunan nilai sebesar Rp 730.645 pada tanggal
31 Desember 2015 (31 Desember 2014: Rp 674.229 dan
1 Januari 2014: Rp 660.328)

50.490.598

70.996.188)

47.829.262)

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar


Rp 6.895.790 pada tanggal 31 Desember 2015 (31 Desember
2014: Rp 5.759.794 dan 1 Januari 2014: Rp 4.882.884)

9.409.581

8.648.481)

7.365.886)

Aset pajak tangguhan - bersih

3.077.393

2.608.486)

2.265.785)

Penyertaan saham - setelah dikurangi cadangan kerugian


penurunan nilai sebesar Rp 23.229 pada tanggal 31 Desember
2015 (31 Desember 2014: Rp 17.948 dan 1 Januari 2014:
Rp 13.265)

2.239.289

1.702.476)

1.238.849)

Aset lain-lain - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan


nilai sebesar Rp 654 pada tanggal 31 Desember 2015
(31 Desember 2014: Rp 1.929 dan 1 Januari 2014: Rp 158)

7.843.178

6.525.059)

6.223.529)

582.241.575

542.716.065)

489.042.996)

ASET

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali

JUMLAH ASET
*)

Setelah penyajian kembali

145

549
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Lampiran 1/2

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk


INFORMASI TAMBAHAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN (ENTITAS INDUK SAJA) (Lanjutan)
31 DESEMBER 2015, 31 DESEMBER 2014*) DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013*)
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi keuangan tambahan PT Bank Central Asia Tbk (entitas induk saja) berikut ini, dimana tidak termasuk saldo
dari Entitas Anak, telah disusun dan disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang
diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak,
yang disajikan sebesar harga perolehan.

31 Desember
2015

31 Desember
2014*)

1 Januari
2014/
31 Desember
2013*)

)
1.259.396)
472.439.082)

)
1.155.405)
446.786.180)

1.015.661)
408.497.903)

4.160.101)

3.752.681)

3.303.929)

74.234)

14.702)

113.516)

4.374.939)

4.697.946)

4.539.442)

191.833)

199.878)

238.959)

901)

744.034)

952)

Liabilitas imbalan pasca-kerja

6.803.338)

6.667.884)

5.683.171)

Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain

6.083.156)

4.936.065)

4.613.106)

495.386.980)

468.954.775)

428.006.639)

Modal saham - nilai nominal Rp 62,50 (nilai penuh) per lembar


saham
Modal dasar: 88.000.000.000 lembar saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh: 24.655.010.000
lembar saham

1.540.938)

1.540.938)

1.540.938)

Tambahan modal disetor

5.711.368)

5.711.368)

5.711.368)

(94.251)

(59.697)

(464.188)

Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya

1.077.708)
78.618.832)

912.850)
65.655.831)

770.311)
53.477.928)

JUMLAH EKUITAS

86.854.595)

73.761.290)

61.036.357)

582.241.575)

542.716.065)

489.042.996)

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS
Simpanan dari nasabah
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Simpanan dari bank-bank lain
Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan
Utang akseptasi
Liabilitas pajak penghasilan
Pinjaman yang diterima

JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS

Kerugian yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia


untuk dijual - bersih

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

*)

Setelah penyajian kembali

146

550
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Lampiran 2/1

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk


INFORMASI TAMBAHAN
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN (ENTITAS INDUK SAJA)
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014*)
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi keuangan tambahan PT Bank Central Asia Tbk (entitas induk saja) berikut ini, dimana tidak termasuk saldo
dari Entitas Anak, telah disusun dan disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang
diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak,
yang disajikan sebesar harga perolehan.
Tahun berakhir 31 Desember
2015
2014*)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Beban bunga

43.709.090)
(10.606.153)

40.626.579)
(11.179.515)

33.102.937)

29.447.064)

Pendapatan provisi dan komisi


Beban provisi dan komisi

8.215.760)
(53)

7.205.951)
(47)

Pendapatan provisi dan komisi - bersih

8.215.707)

7.205.904)

Pendapatan transaksi perdagangan - bersih


Pendapatan operasional lainnya

2.093.092)
1.074.957)

816.944)
1.103.525)

Jumlah pendapatan operasional

44.486.693)

38.573.437)

Beban penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan

(3.176.730)

(1.986.568)

(8.789.755)
(10.242.442)
(740.040)

(7.879.984)
(8.373.293)
(514.442)

(19.772.237)

(16.767.719)

(22.948.967)

(18.754.287)

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

21.537.726)

19.819.150)

BEBAN PAJAK PENGHASILAN


Kini
Tangguhan

(4.580.369)
333.731)

(4.146.813)
290.644)

(4.246.638)

(3.856.169)

17.291.088)

15.962.981)

Pendapatan bunga - bersih

Beban operasional lainnya


Beban karyawan
Beban umum dan administratif
Lain-lain

Jumlah beban operasional

LABA BERSIH (Dipindahkan)

*)

Setelah penyajian kembali

147

551
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Lampiran 2/2

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk


INFORMASI TAMBAHAN
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN (ENTITAS INDUK SAJA)
(Lanjutan)
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014*)
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi keuangan tambahan PT Bank Central Asia Tbk (entitas induk saja) berikut ini, dimana tidak termasuk saldo
dari Entitas Anak, telah disusun dan disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang
diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak,
yang disajikan sebesar harga perolehan.
Tahun berakhir 31 Desember
2015
2014*)
LABA BERSIH (Pindahan)

17.291.088)

15.962.981)

(494.632)
123.658)
(370.974)

(747.551)
186.888)
(560.663)

(46.072)
11.518)
(34.554)

539.322)
(134.831)
404.491)

(405.528)

(156.172)

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

16.885.560)

15.806.809)

LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA


PEMILIK ENTITAS INDUK

17.291.088)

15.962.981)

LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN


KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK

16.885.560)

15.806.809)

701)

647)

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK


PENGHASILAN:
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti
Pajak penghasilan
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:
(Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan
yang tersedia untuk dijual
Pajak penghasilan
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK
PENGHASILAN

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR DAN DILUSIAN YANG


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS
INDUK (Rupiah penuh)

*)

Setelah penyajian kembali

148

552
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

PT Bank Central Asia Tbk

--)
--)
--)
-)

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan

Cadangan umum

Dividen kas

Tantiem Dewan Komisaris dan Direksi

1)

5.711.368)

-)

--)

--)

-)

--)

(94.251)

-)

--)

--)

(34.554)

--)

(34.554)

-)

(59.697)

Termasuk dalam saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya adalah pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti - bersih

1.540.938)

--)

Pengukuran kembali liabilitas imbalan


pasti - bersih

--)

-)

5.711.368)

Tambahan modal
disetor

1.077.708)

-)

--)

164.858)

--)

--)

--)

-)

912.850)

78.618.832)

(20.038)

(3.772.217)

(164.858)

16.920.114)

-(370.974)

--)

17.291.088)

65.655.831)

149

86.854.595)

(20.038)

(3.772.217)

--)

16.885.560)

(370.974)

(34.554)

17.291.088)

73.761.290)

Jumlah ekuitas

Laporan Keuangan Konsolidasian

Saldo per 31 Desember 2015

--)

----)

1.540.938)

Keuntungan yang belum direalisasi atas


aset keuangan yang tersedia untuk
dijual - bersih

Laba tahun berjalan

Saldo per 1 Januari 2015

Modal
ditempatkan dan
disetor penuh

Tahun berakhir 31 Desember 2015


Kerugian yang
belum direalisasi
atas aset
Saldo laba
keuangan yang
Belum ditentukan
Telah ditentukan
tersedia untuk
penggunaannya1)
penggunaannya
dijual - bersih

Informasi keuangan tambahan PT Bank Central Asia Tbk (entitas induk saja) berikut ini, dimana tidak termasuk saldo dari Entitas Anak, telah disusun dan disajikan sesuai dengan
kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak, yang disajikan
sebesar harga perolehan.

INFORMASI TAMBAHAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (ENTITAS INDUK SAJA)
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk

Lampiran 3/1
Tata Kelola Perusahaan
Data Perusahaan

553

Laporan Tahunan 2015

PT Bank Central Asia Tbk

554

Laporan Tahunan 2015

5.711.368)

-)
-)
-)
1.540.938)

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan

Cadangan umum

Dividen kas

1)

-)

-)

-)

(59.697)

-)

-)

404.491)

-)

404.491)

-)

(464.188)

-)

(464.188)

Termasuk dalam saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya adalah pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti - bersih

Saldo per 31 Desember 2014

-)

-)

Pengukuran kembali liabilitas imbalan


pasti - bersih

-)

-)

Keuntungan yang belum direalisasi atas


aset keuangan yang tersedia untuk
dijual - bersih

-)

5.711.368)

-)

1.540.938)

Saldo per 1 Januari 2014, setelah dampak


penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2013)

-)

5.711.368)

Tambahan modal
disetor

912.850)

-)

142.539)

-)

-)

-)

-)

770.311)

-)

770.311)

65.655.831)

(3.081.876)

(142.539)

15.402.318)

(560.663)

-)

15.962.981)

53.477.928)

(1.634.264)

55.112.192)

150

73.761.290)

(3.081.876)

-)

15.806.809)

(560.663)

404.491)

15.962.981)

61.036.357)

(1.634.264)

62.670.621)

Jumlah ekuitas

Laporan kepada Pemegang Saham

Laba tahun berjalan

-)

1.540.938)

Dampak penerapan PSAK No. 24 (Revisi


2013), setelah pajak penghasilan

Saldo per 1 Januari 2014

Modal
ditempatkan
dan disetor
penuh

Tahun berakhir 31 Desember 2014


(Kerugian)
keuntungan yang
belum direalisasi
Saldo laba
atas aset keuangan
Belum ditentukan
yang tersedia untuk Telah ditentukan
penggunaannya
penggunaannya1)
dijual - bersih

Informasi keuangan tambahan PT Bank Central Asia Tbk (entitas induk saja) berikut ini, dimana tidak termasuk saldo dari Entitas Anak, telah disusun dan disajikan sesuai dengan
kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak, yang disajikan
sebesar harga perolehan.

INFORMASI TAMBAHAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (ENTITAS INDUK SAJA) (Lanjutan)
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk

Lampiran 3/2

Profil Singkat BCA


Analisa dan Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Lampiran 4/1

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk


INFORMASI TAMBAHAN
LAPORAN ARUS KAS (ENTITAS INDUK SAJA)
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi keuangan tambahan PT Bank Central Asia Tbk (entitas induk saja) berikut ini, dimana tidak termasuk saldo
dari Entitas Anak, telah disusun dan disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang
diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak,
yang disajikan sebesar harga perolehan.
Tahun berakhir 31 Desember
2014
2015
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan pendapatan bunga, provisi, dan komisi
Pendapatan operasional lainnya
Pembayaran beban bunga, provisi, dan komisi
Pembayaran imbalan pasca-kerja
Beban dari transaksi valuta asing - bersih
Beban operasional lainnya
Pembayaran tantiem Dewan Komisaris dan Direksi
Kenaikan/penurunan lainnya yang mempengaruhi kas:
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang
jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal
perolehan
Aset keuangan untuk diperdagangkan
Tagihan akseptasi
Wesel tagih
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Kredit yang diberikan
Aset lain-lain
Simpanan dari nasabah
Simpanan dari bank-bank lain
Utang akseptasi
Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebelum
pembayaran pajak penghasilan
Pembayaran pajak penghasilan
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi

51.079.915)
691.385)
(10.715.985)
(1.419.815)
2.393.779)
(17.320.840)
(247.256)

47.043.811)
553.471)
(11.085.555)
(1.080.476)
(791.022)
(14.200.510)
(213.762)

119.845)
194.529)
164.979)
934.197)
25.774.564)
(39.691.521)
(1.420.687)
21.473.299)
271.651)
(323.007)
1.445.817)

(604.249)
(521.695)
(1.441.591)
(548.971)
14.766.508)
(34.627.564)
40.824)
39.079.448)
468.863)
158.504)
356.095)

33.404.849)
(4.588.413)
28.816.436)

37.352.129)
(4.185.894)
33.166.235)

(60.138.509)

(48.927.375)

82.487.716)
396.846)
(2.288.410)
20.457.643)

26.977.334)
552.586)
(653.606)
(22.051.061)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Pembelian efek-efek untuk tujuan investasi
Penerimaan dari efek-efek untuk tujuan investasi yang jatuh
tempo selama tahun berjalan
Penerimaan dividen kas dari efek-efek untuk tujuan investasi
Penempatan sertifikat deposito
Dipindahkan

151

555
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Lampiran 4/2

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk


INFORMASI TAMBAHAN
LAPORAN ARUS KAS (ENTITAS INDUK SAJA) (Lanjutan)
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi keuangan tambahan PT Bank Central Asia Tbk (entitas induk saja) berikut ini, dimana tidak termasuk saldo
dari Entitas Anak, telah disusun dan disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang
diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak,
yang disajikan sebesar harga perolehan.
Tahun berakhir 31 Desember
2014
2015
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI (Lanjutan)
Pindahan

20.457.643)

(22.051.061)

1.485.000)
(2.364.956)
-)
4.647)

150.000)
(2.538.509)
(70.110)
7.953)

19.582.334)

(24.501.727)

(Penurunan) kenaikan pinjaman yang diterima - bersih


Tambahan setoran modal pada Entitas Anak
Pembayaran dividen kas
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan

(743.133)
(512.500)
(3.772.217)
(5.027.850)

743.082)
(390.000)
(3.081.876)
(2.728.794)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS


KAS DAN SETARA KAS, AWAL TAHUN
PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING PADA
KAS DAN SETARA KAS

43.370.920)
72.703.872)

5.935.714)
66.795.163)

539.821)

(27.005)

116.614.613)

72.703.872)

17.833.851)
37.624.875)
8.362.474)

19.564.217)
38.767.135)
4.566.349)

52.793.413)

9.806.171)

116.614.613)

72.703.872)

Penerimaan dari sertifikat deposito yang jatuh tempo selama tahun


berjalan
Perolehan aset tetap
Akuisisi Entitas Anak
Hasil penjualan aset tetap
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas
investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

KAS DAN SETARA KAS, AKHIR TAHUN


Kas dan setara kas terdiri dari:
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang
jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal
perolehan
Jumlah kas dan setara kas

152

556
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

557
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

558
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Penghargaan

560

Struktur Organisasi

566

Profil Dewan Komisaris, Direksi, Komite dan


Seketaris Perusahaan

568

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

582

Pejabat Senior

583

Struktur Pemegang Saham

585

Laporan Keuangan FarIndo Investments


(Mauritius) Limited dan Entitas Anak

586

Struktur Grup Perusahaan

587

Informasi Entitas Anak

588

Produk dan Layanan

590

Kantor Cabang

592

Bidang Usaha

595

Informasi Umum Perusahaan

596

Daftar Isi

PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015

Data
Perusahaan
559
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Penghargaan
1.

3.

Bisnis Indonesia
- Carre Center for Customer
Excellent Service Experience Award
(ESEA)
Peringkat Excellent
Kategori : Regular Banking

2.

Majalah SWA dan Hachiko


Net Promoter Customer Loyalty
Award 2015
Kategori saving account, credit card,
housing loan, mobile banking, dan
internet banking.

4.

Majalah Marketing
- Frontier Consulting Group
Top Brand Award
Peringkat 1 : Saving Account
(Tahapan BCA)
Peringkat 1 : Credit Card
Peringkat 1 : Deposit Banking
Peringkat 1 : Mobile Banking
Peringkat 1 : Internet Banking
Peringkat 1 : Call Center
Peringkat 1 : Prepaid Card
(Flazz BCA)
Peringkat 2 : KPR

Majalah Mens Obsession


Obsession Award
- Jahja Setiaatmadja sebagai Best of
The Best Individual Achievers bidang
Ekonomi
- Kategori Private Sector: BCA
sebagai Best Achiever Banking

6.

Majalah Service Excelence & Carre


CCSL
Contact Center Service Excellence
Award (CCSEA) 2015
Peringkat I untuk kategori:
- Regular Banking,
- Regular Credit Card,
- Internet Banking,
- ATM Service Center
- E-mail Center BFI
Peringkat II untuk kategori:
- Priority Banking,
- Platinum Credit Card,
- Sharia Banking,
- Social Media Center untuk Twitter
dan Facebook
Dari sepuluh penghargaan tersebut, 6
kategori mencapai index Exceptional.

7.

5.
InfoBank
InfoBank Digital Brand of The Year
2015
- Peringkat 1: Bank Umum
Konvensional, Kredit Kendaraan
Bermotor, dan Kartu Kredit
- Peringkat 2 : Tabungan, Kartu
Debit, dan Deposito.

Warta Ekonomi
Indonesia Most Admired Company
Indonesia Most Admired Company

8.

Markplus Inc
WOW Service Excelence Award
BCA meraih penghargaan untuk
kategori Conventional Bank (Buku IV)

560
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

9.

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

12.

14.

Business Continuity Management


(BCM) Institute, Singapura
Business Resilience Award 2015
BCA meraih Business Resilience
Award 2015 karena BCA dipandang
siap selalu memberikan layanan
dalam setiap kondisi, baik kondisi
normal maupun saat terjadi
gangguan (disaster).

10.

Finance Asia
Asias Best Companies 2015
- Best Financial Sector Company in Asia
- Best CEO Ranked 1st Jahja Setiaatmadja
- Best Managed Company (ranked 2nd)
- Best Corporate Governance (ranked 3rd)
- Best Investor Relations (ranked 4th)

13.
Majalah Property & Bank, dan
Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Indonesia Property & Bank Award
(IPBA) 2015
- Most Innovative CEO untuk Presdir
BCA Jahja Setiaatmadja

11.

Majalah Service Excelence & Carre


CCSL
Service Quality Award 2015
Peringkat Diamond untuk kategori:
- Priority Banking
- Regular Banking - Domestic
- Platinum Credit Card
- Regular Credit Card - Diamond
- Sharia Banking (BCA Syariah)

Contact Center World Asia Pacific


Region 2015
- Industry Champion Indonesia untuk
Head of Halo BCA Wani Sabu
Gold Medal untuk kategori:
- Best Mega Contact Center
- Outsourcing Partnership
- Technology Innovation
- Best in Customer Service
- Direct Response Campaign
- Operational Manager
- Project Manager
- Sales Manager
- Support Professional IT
- Quality Assurance
- Customer Service Professional
Silver Medal untuk kategori:
- Contact Center Design
- Self Service Tecnology
- Community Spirit
- Incentive Scheme
- Support Professional HR
Bronze Medal untuk kategori:
- Social Media
- Recruitment Campaign
- Green Contact Center
- Sales Campaign
- Outbond Campaign
- Help Desk
- Trainer
- Customer Service Professional

Indonesia Contact Center


Association (ICCA)
The Best Contact Center Indonesia
2015
Grand Champion 1
Platinum
1. The Best Operation
2. The Best Technology Innovation
3. The Best Employee Engagement
4. The Best Singing
5. The Best Manager
6. The Best Manager Walk In
7. The Best Supervisor
8. The Best Workforce
9. The Best Desk Control
10. The Best Quality Assurance
11. The Best Back Office
12. The Best Agent Inbound
13. The Best Agent English
14. The Best Telesales
Gold
1. The Best Social Media
2. The Best Trainer
3. The Best Supervisor
4. The Best Team Leader Outbound
5. The Best Team Leader Walk In
6. The Best Back Office
7. The Best Agent Premium
8. The Best Agent Social Media
9. The Best Customer Service
Silver
1. The Best Smart Team Jambore
2. The Best Trainer
3. The Best Team Leader Inbound
4. The Best Workforce
5. The Best Desk Control
6. The Best Agent Inbound
7. The Best Telesales
8. The Best Customer Service
Bronze
1. The Best Business Contribution
2. The Best Creative Team Jambore
3. The Best Teamwork Jambore
4. The Best Manager
5. The Best Team Leader Inbound
6. The Best Telemarketing

561
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Penghargaan
15.

18.
Warta Ekonomi

Bisnis Indonesia

Indonesia Living Legend Companies


Award 2015
Best Financial Performance

Bisnis Indonesia Award 2015


- Jahja Setiaatmadja Presdir PT BCA
sebagai CEO Pilihan

19.
InfoBank
Banking Service Excellence Award
2015
- 2nd Best Internet Banking
Commercial Bank
- 2nd Best Mobile Internet
Commercial Bank
- 3rd Best e-Channel
Commercial Bank
- 10th Best Overall Performace
Commercial Bank

16.

21.

22.
SWA
ASEAN Best Public Companies &
SWA 100: Best Weallth Creator 2015
- 3rd rank of Indonesia Best Public
Companies (overall)
- 3rd rank of ASEAN Best Public
Companies (overall)

SWA, MCI & Inventure


Consumers Choise 2015
- The Best Creative Team Jambore
- The Best Teamwork Jambore
- The Best Manager
- The Best Team Leader Inbound
- The Best Telemarketing
- Indonesia Middle-Class Brand
Champion 2015, Kategori produk:
Prepaid Cards (Flazz BCA)

23.

Euromoney Hongkong

20.
Gallup
Gallup Great Workplace Award 2015
BCA menerima anugerah Gallup
Great Worksplace Award (GGWA)
2015. BCA menjadi perusahaan asli
Indonesia pertama yang meraih
penghargaan ini.

Majalah Investor
Investor Best Banking 2015
- Bank Umum Aset di Atas Rp 100
Triliun

17.

Tempo Media Group


Corporate Image Award 2015
The Best Business Contribution

562
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Euromoney Awards For Excelence


Best Bank in Indonesia

Tata Kelola Perusahaan

24.

Forbes
Forbes Global 2000
The Worlds Biggest Public
Companies 2015

25.
Bisnis Indonesia
Bisnis Indonesia Award 2015
#1 Most Recommended Brand kategori Tabungan

26.

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

28.

31.

Warta Ekonomi
Social Business Inovation Award
- Peringkat I untuk Kategori Banking
- Top 10 Untuk Kategori All Industry

Economic Review, Business


Review, Woman Review, IPMI
Business School
Anugerah Perusahaan Terbuka
Indonesia II-2015 (APTI II-2015)
CEO of The Year untuk Jahja
Setiaatmadja

29.
Economic Review dan IPMI
International Business School
Indonesia Good Corporate
Governance Award 2015
Peringkat VI sebagai Perusahaan
yang Konsisten Menerapkan Good
Corporate Governance (GCG)

32.

30.
Markplus Inc.
WOW Brand Award 2015
- Peringkat I untuk Kategori Saving
Account
- Peringkat I untuk Kategori Time
Deposit
- Peringkat II untuk Kategori Credit
Card untuk Bank Umum Kelompok
Usaha (BUKU) IV

InfoBank
InfoBank Awards 2015
- Predikat Sangat Bagus untuk Bank
Bermodal Inti di atas Rp30 triliun
- Titanium Trophy - atas kinerja
Sangat Bagus selama lebih dari 15
tahun

Indonesia Property Watch


Golden Property Award 2015
- Best Supporting Bank in Property
- Jahja Setiaatmadja sebagai Tokoh
Perbankan Paling Berpengaruh

27.

WPP & Millward Brown


Top 50 Most Valuable Indonesian
Brand
Peringkat I Kategori Lintas Industri

563
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Penghargaan
33.

36.

Majalah MIX-Marketing
Communication

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

PR of The Year Award 2015


Presdir BCA Jahja Setiaatmadja
dinobatkan sebagai PR People of The
Year 2015 - Journalist Choice kategori
Spoke Person of The Year 2015 Usaha
(BUKU) IV

Annual Report Award (ARA) 2014


Peringkat II untuk kategori Private
Keuangan - Listed

37.
Majalah Digital Marketing &
Lembaga Survei Independen
Survey Online

34.

Social Media & Digital Marketing


Award 2015
- Great Performing Product untuk
Banking, ATM, SMS Banking, Credit
Card, e-wallet Flazz
- Great Performing Website untuk
www.bca.co.id
- Social Media Marketing Award
untuk Credit Card BCA

Markplus Insight & Marketeers


WOW Service Excelence Award 2015
Untuk Kategori Conventional Bank
(BUKU IV):
- The Best of Indonesia WOW Service
Excellence Award 2015 untuk
tingkat Nasional
- Gold Champion untuk region
Sumatera dan Jawa-Bali
- Silver Champion untuk region
Kalimantan
- Consolation Prize Winner untuk
region Sulawesi, Maluku, dan
Papua

38.

Majalah BusinessNews Indonesia


TOP Infrastructure 2015
TOP Private Bank for Infrastructure
Financing 2015

35.

The Asian Banker


The Asian Banker 500
The Strongest Bank by Balance Sheet in
Indonesia

564
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

39.

Indonesian Institute for Corporate


Directorship (IICD) dan Majalah
Investor
The 7th IICD Corporate Governance
Award
- Top 10 Public Listed Companies
- The Best Responsibility of The Board

40.

Majalah MIX-Marketing
Communication
The 8th Indonesia Most Experiental
Brand Activation 2015
The 5th PPM Regional Business Case
Competition-BCAs Employer Branding:
The Challenge Ahead menang
untuk kategori Kontes/Kompetisi
(Penyelenggara Program Kompetisi)

Tata Kelola Perusahaan

41.

Majalah Marketeers dan Indonesia


Marketing Association (IMA)
The 10 Annual MarkPlus Conference
2015
Presdir BCA Jahja Setiaatmadja
mendapatkan dua penghargaan,
yakni:
- Marketeers of the Year 2015
- Indonesia Marketing Champion 2015
untuk kategori Commercial Banking
Sector Companies (overall)

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

43.

European Society for Quality


Research (ESQR)
International Diamond Prize atas
Excellence in Quality 2015

44.

42.
Majalah Investor
Investor Awards - Tokoh Finansial
Indonesia 2015
Jahja Setiaatmadja sebagai Top
National Banker 2015

Warta Ekonomi
Indonesia Most Admired CEO 2015
Presdir BCA Jahja Setiaatmadja
mendapatkan penghargaan:
- Top 10 Indonesia Most Admired
CEO
- Indonesia Most Admired CEO
kategori Perbankan

45.

SWA dan Indonesia Institute for


Corporate Governance (IICG)
Indonesia Good Governance Award
2015
- Most Trusted Company Based on
Corporate Governance Perception
Index (CGPI)
- Trusted Company Based on Investors
and Analysts Assesment Survey

565
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Struktur Organisasi

Analisa dan Pembahasan Manajemen

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Per 31 Desember 2015

DIREKSI
Asset & Liability
Committee (ALCO)

PRESIDEN DIREKTUR

Komite Kebijakan
Perkreditan
Komite Kredit

Sekretariat
Perusahaan

Audit
Internal *

Komite Manajemen
Risiko
Komite Pengarah
Teknologi Informasi
Komite
Pertimbangan Kasus
Kepegawaian
Komite Manajemen
Risiko Terintegrasi

DIREKTUR
BISNIS
KORPORASI

DIREKTUR
PERBANKAN
INDIVIDU

DIREKTUR
BISNIS
CABANG

Bisnis
Korporasi

Kredit
Konsumen
(Consumer
Card, KPR, KKB)

Bisnis Ritel
dan
Komersial

BCA Sekuritas
BCA Finance
Ltd. Hong Kong

Operasional
Cabang
Korporasi

BCA Syariah
Asuransi
Umum BCA
BCA Finance

Tresuri

Individual
Customer
Business
Development

Perbankan
Internasional

Cash
Management
Pengembangan
Dana dan
Jasa

DIREKTUR
WILAYAH &
PENDUKUNG
CABANG

Pengadaan
Manajemen
Jaringan dan
Perencanaan
Wilayah
Layanan
Kredit

Central
Santosa
Finance
Asuransi Jiwa
BCA

ENTITAS ANAK

566
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

PERBANKAN
KORPORASI

PERBANKAN
INDIVIDU

PERBANKAN BISNIS

Operasional
Wilayah dan
Cabang

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

DEWAN KOMISARIS

Komite Remunerasi
dan Nominasi
Komite Pemantau
Risiko
Anti
Fraud

Komite Tata Kelola


Terintegrasi
Komite Audit

WAKIL
PRESIDEN DIREKTUR

DIREKTUR
OPERASI &
TEKNOLOGI
INFORMASI

DIREKTUR
KEPATUHAN

DIREKTUR
MANAJEMEN
RISIKO

DIREKTUR
KREDIT

EXECUTIVE VICE
PRESIDENT BIDANG TEKNOLOGI
INFORMASI
garis pengawasan
Strategi dan
Pengembangan
Operasi
Layanan

Teknologi
Informasi

Kepatuhan *

Hukum

Operasi
Pembayaran
Domestik

Sumber Daya
Manusia

Layanan
Perbankan
Elektronik

Pembelajaran
dan
Pengembangan

Keuangan
dan
Perencanaan

Manajemen
Risiko *

Analisa Risiko
Kredit

garis komunikasi dan


penyampaian informasi
garis koordinasi

Penyelamatan
Kredit
Pengamanan
Teknologi
Informasi

Layanan
Perbankan
Internasional

garis pelaporan/
tanggung jawab
Catatan:
* Termasuk melakukan pemantauan
pelaksanaan fungsi audit internal
/ manajemen risiko / kepatuhan
pada Entitas Anak dalam rangka
penerapan tata kelola terintegrasi dan
manajemen risiko terintegrasi.
Wakil Presiden Direktur melakukan
fungsi pemantauan dan penyelarasan
secara menyeluruh terhadap
pengelolaan Entitas Anak.

PENDUKUNG PERUSAHAAN

Direktur Manajemen Risiko melakukan


fungsi pemantauan risiko Entitas
Anak dalam rangka manajemen risiko
terintegrasi.

567
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Profil Dewan Komisaris


Djohan Emir Setijoso (74 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Presiden Komisaris BCA
sejak 25 Agustus 2011. Sebelumnya memangku jabatan sebagai Presiden Direktur BCA pada tahun
1999 hingga tahun 2011, dengan tanggung jawab terakhir atas Koordinasi Umum, Divisi Internal Audit,
Perencanaan & Pengendalian Keuangan dan Sekretariat Perusahaan. Sebelum bergabung dengan
BCA, bekerja di Bank Rakyat Indonesia dari tahun 1965 hingga 1998 dengan jabatan terakhir sebagai
Direktur; dan menjadi Komisaris Utama pada Inter Pacific Bank dari tahun 1993 hingga 1998. Disamping
sebagai Presiden Komisaris BCA, saat ini aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, diantaranya
menjadi Dewan Pengurus Harian Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Dewan Kehormatan
Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) sejak tahun 2011, serta sebagai Dewan Penasehat Perbanas sejak
tahun 2009. Menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Pertanian Bogor.

Djohan Emir Setijoso


Presiden Komisaris

Tonny Kusnadi (68 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Komisaris BCA sejak 25 Juni
2003. Sebelum bergabung dengan BCA, menjabat sebagai Direktur PT Cipta Karya Bumi Indah,
perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan pengembangan properti (2001-2002), setelah
sebelumnya menempati posisi sebagai Komisaris. Tonny Kusnadi juga pernah menjabat berbagai
posisi manajerial di beberapa perusahaan lain, antara lain Presiden Direktur PT Sarana Kencana Mulya,
perusahaan distributor elektronik (1999-2001), Chief Manager Corporate Banking PT Bank Central Asia
(1992-1998), General Manager PT Tamara Indah, perusahaan engineering dan general supplier (19881992), dan General Manager PT Indomobil, perusahaan otomotif Indonesia terkemuka (1987). Meraih
gelar Insinyur dari Universitas Brawijaya, Malang, jurusan Teknik Mesin.

Tonny Kusnadi
Komisaris

Cyrillus Harinowo
Komisaris Independen

Cyrillus Harinowo (62 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Komisaris Independen BCA
sejak 25 Juni 2003. Saat ini juga menjadi Komisaris Independen di PT Unilever Indonesia sejak 2004.
Sebelum bergabung dengan BCA, Cyrillus Harinowo berkarya di Bank Indonesia (BI) selama kurang
lebih dua puluh lima tahun, antara lain sebagai Kepala Urusan Pasar Uang dan Giralisasi dan Urusan
Operasi Pengendalian Moneter (1994-1998), pejabat setingkat Direktur. Selain itu pernah menjadi
Alternate Executive Director dan Technical Assistance Advisor di Monetary and Exchange Affairs
Department di International Monetary Fund (IMF), Washington (1998-2003). Selama beberapa periode
menjadi anggota delegasi sidang Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI) dan Consultative
Group for Indonesia (CGI), serta sidang tahunan IMF dan Bank Dunia. Cyrillus Harinowo juga pernah
menjabat berbagai jabatan manajerial di pemerintahan dan non pemerintahan, dan pernah menjabat
sebagai Staf Menteri Perdagangan (1988-1989). Aktif sebagai staf pengajar di beberapa universitas
terkemuka di Jakarta, serta menjadi pembicara dan penulis artikel di seminar-seminar maupun forumforum di dalam dan di luar negeri serta media massa. Cyrillus Harinowo menulis buku tentang hutang
publik Indonesia (2002), tentang IMF (2004) dan buku Musim Semi Perekonomian Indonesia (2005).
Menyandang gelar Doktorandus di bidang Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada (1977). Meraih
gelar Master Development Economics, Center for Development Economics dari Williams College,
Massachusetts (1981), dan Doktor Moneter dan Ekonomi Internasional dari Vanderbilt University,
Nashville, Tennessee, Amerika Serikat (1985).

568
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Sigit Pramono (57 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Komisaris Independen BCA sejak
20 Agustus 2008. Sebelum bergabung dengan BCA menjabat sebagai Presiden Direktur Bank Negara
Indonesia (2003-2008). Sigit Pramono juga pernah menjabat berbagai posisi penting di beberapa bank
dan lembaga keuangan lainnya, diantaranya sebagai Direktur Utama Bank Internasional Indonesia
(2002-2003), Senior Vice President of Credit Recovery Bank Mandiri (1999-2002), Head of Loan
Workout Division Bank Mandiri (1999), Head of Loan Remedial Division Bank Exim (1998-1999), Head
of Loan Syndication Department Bank Exim (1997-1998), Vice President Director Merincorp (Merchant
Investment Corporation) (1992-1997), dan Direktur Exim Leasing (1988-1992). Memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro (1983) dan gelar MBA di bidang International Business
Management dari Prasetiya Mulya Business School, Jakarta (1995).

Sigit Pramono
Komisaris Independen

Raden Pardede
Komisaris Independen

Raden Pardede (55 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Komisaris Independen BCA sejak
15 Mei 2006 dan menjadi anggota Dewan Komisaris BCA sejak 6 Mei 2004. Saat ini juga menjabat
sebagai Komisaris Independen PT Adaro Energy Tbk. Komisaris Utama PT Perusahaan Pengelola
Aset (PPA) adalah posisi yang diemban dari 2008 sampai 2009 setelah sebelumnya menjabat sebagai
Wakil Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (2004-2008). Selain itu, Raden Pardede pernah
menjabat berbagai jabatan di beberapa perusahaan dan pemerintahan, antara lain Wakil Ketua Komite
Ekonomi Nasional (2010-2014), Staf Khusus Menteri Keuangan (2008-2010), Ketua Forum Stabilitas
Sistem Keuangan Indonesia (2007-2009), Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan (20082009), Ketua Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2004-2005), Staf Khusus Menko
Perekonomian RI (2004-2005), Direktur Eksekutif PT Danareksa (2002-2004), Wakil Koordinator
Tim Asistensi Menteri Keuangan RI (2000-2004), Chief Economist dan Kepala Divisi PT Danareksa
(1995-2002), Pendiri Danareksa Research Institute (1995), Konsultan di World Bank (1994-1995), Staf
Perencanaan di Departemen Perindustrian RI (1985-1990), dan Process Engineer di PT Pupuk Kujang
(1985). Raden Pardede adalah pengajar tamu di Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, dan
Prasetiya Mulya Business School. Meraih gelar Insinyur dari Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik
Kimia (1984) dan gelar PhD pada bidang Ekonomi dari Boston University, Amerika Serikat (1995).

569
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Profil Direksi
Jahja Setiaatmadja (60 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Presiden Direktur BCA
sejak tanggal 17 Juni 2011, bertanggung jawab atas Koordinasi Umum serta membawahi Divisi Audit
Internal, Sekretariat Perusahaan dan Biro Anti Fraud. Sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden
Direktur BCA (2005-2011) dengan tanggung jawab terakhir atas bisnis Perbankan Cabang, Divisi
Tresuri, Divisi Perbankan Internasional, dan kantor-kantor perwakilan di luar negeri. Jahja Setiaatmadja
pernah menjabat sebagai Direktur BCA (1999-2005) serta memangku berbagai jabatan manajerial di
BCA sejak tahun 1990. Sebelum bergabung dengan BCA, menjabat sebagai Direktur Keuangan pada
perusahaan otomotif Indonesia terkemuka, Indomobil (1989-1990), serta memegang berbagai jabatan
manajerial pada perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, Kalbe Farma (1980-1989) dengan jabatan
terakhir sebagai Direktur Keuangan. Memulai karir di tahun 1979 sebagai akuntan pada perusahaan
akuntan (PriceWaterhouse). Memperoleh gelar sarjana dalam bidang Akuntansi dari Universitas
Indonesia.

Jahja Setiaatmadja
Presiden Direktur

Eugene Keith Galbraith (63 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur
BCA sejak tanggal 25 Agustus 2011, setelah sebelumnya menjabat sebagai Presiden Komisaris BCA
dari tahun 2002 hingga tahun 2011. Eugene Keith Galbraith menjalankan supervisi umum atas Direktur
Kepatuhan, Direktur Manajemen Risiko dan Direktur Pengendalian Risiko Kredit, serta bertanggung
jawab atas Divisi Keuangan dan Perencanaan selain melakukan fungsi pemantauan dan penyelarasan
secara menyeluruh terhadap pengelolaan entitas anak. Sebelum bergabung dengan BCA, menjabat
sebagai Wakil Presiden Komisaris PT Bank NISP Tbk (2000-2006), Chairman Asiawise.com (19992001), Managing Director ABN AMRO Asia (1996-1998) dan sebagai Presiden Direktur pada HG Asia
Indonesia (1990-1996). Selain itu juga pernah menjadi penasihat Departemen Keuangan (1988-1990)
dan penasihat perencanaan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia (1984-1988). Meraih
gelar BA di bidang Filosofi (1974), gelar M. Phil di bidang Sejarah Ekonomi (1978) dan gelar PhD di
bidang Antropologi (1983) dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat.

Eugene Keith Galbraith


Wakil Presiden Direktur

Dhalia Mansor Ariotedjo (58 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Direktur BCA sejak 5
Juni 2001, bertanggung jawab atas Grup Bisnis Korporasi, Divisi Tresuri, Divisi Perbankan Internasional,
dan kantor-kantor perwakilan di luar negeri. Selain itu, Dhalia Mansor Ariotedjo juga memantau
perkembangan usaha entitas anak BCA yang bergerak di bidang remittance, BCA Finance Limited dan
entitas anak BCA yang bergerak di bidang sekuritas, PT BCA Sekuritas. Sebelum bergabung dengan
BCA, Dhalia Mansor Ariotedjo pernah menjabat berbagai posisi manajerial di Citibank, N.A. di Kuala
Lumpur dan Jakarta (1982-1992). Dhalia Mansor Ariotedjo bekerja di Chase Manhattan Bank, Jakarta
(1992-2001) dan menjabat sebagai Vice President Investment Banking Group (1998-2001), Vice
President Corporate Banking Group (1996-1998), dan Vice President Kepala Bagian Lembaga
Keuangan, Sektor Pemerintah dan Corporate Trust (1992-1996). Memperoleh gelar MBA di bidang
Keuangan dari George Washington University, Washington DC, Amerika Serikat.

Dhalia Mansor Ariotedjo


Direktur

570
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Anthony Brent Elam (56 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Direktur BCA sejak 20 Mei
2002, bertanggung jawab atas Manajemen Risiko, Penyelamatan Kredit dan Pengamanan Teknologi
Informasi, serta melakukan fungsi pemantauan risiko entitas anak dalam rangka manajemen risiko
konsolidasi dan integrasi. Sebelum bergabung dengan BCA, menjabat sebagai Staf Ahli Ketua Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), sebagai Advisor di PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia,
suatu institusi keuangan yang terafiliasi dengan Pemerintah Indonesia dan bergerak di bidang
sekuritas, manajemen investasi dan modal ventura (1996-2001), Vice President PT Dieng Djaya,
perusahaan pengolahan makanan (1994-1996), dan Vice President Citibank (1986-1994). Anthony
Brent Elam adalah lulusan dari Georgetown University dan memperoleh gelar MBA di bidang Keuangan
dan Bisnis Internasional dari New York University, Amerika Serikat.

Anthony Brent Elam


Direktur

Suwignyo Budiman (65 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Direktur BCA sejak 20 Mei
2002, bertanggung jawab atas bisnis Perbankan Cabang yang meliputi Divisi Bisnis Ritel dan Komersial,
Divisi Pengembangan Dana dan Jasa, dan Cash Management. Selain itu Suwignyo Budiman juga
memantau perkembangan usaha entitas anak BCA yang bergerak di bidang Syariah, PT BCA Syariah
serta entitas anak yang bergerak di bidang asuransi, PT Asuransi Umum BCA BCA Insurance.
Sebelum bergabung dengan BCA, Suwignyo Budiman memulai karirnya sebagai Sistem Analis di Bank
Rakyat Indonesia (BRI) sejak tahun 1975 dan pernah menjabat berbagai posisi manajerial termasuk
Kepala Divisi Teknologi (1992-1995), Staf Khusus Direksi (1995-1996), Pemimpin Wilayah Palembang
(1996-1998) dan Kepala Divisi Operasional (1998-2000). Jabatan terakhir beliau adalah Pemimpin
Wilayah BRI Jawa Tengah. Selain itu juga pernah ditugaskan sebagai anggota Tim Kuasa Direksi di
BCA (Mei 1998-Juli 1998). Meraih gelar MBA dari University of Arizona, Amerika Serikat.

Suwignyo Budiman
Direktur

Subur Tan (55 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Direktur BCA sejak 20 Mei 2002,
bertanggung jawab atas Satuan Kerja Kepatuhan, Hukum, Divisi Sumber Daya Manusia serta Divisi
Pembelajaran dan Pengembangan. Bergabung dengan BCA sejak tahun 1986 dan telah memangku
beberapa posisi manajerial termasuk sebagai Kepala Bidang Kredit Kantor Pusat Operasional
(1991-1995), Kepala Biro Hukum (1995-1999) dan Wakil Kepala Divisi Hukum (1999-2000) dengan
posisi terakhir sebagai Kepala Satuan Kerja Hukum sebelum ditunjuk menjadi anggota Direksi BCA.
Menyelesaikan pendidikan terakhirnya dalam program spesialisasi Notariat Fakultas Hukum di
Universitas Indonesia.

Subur Tan
Direktur

571
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Henry Koenaifi (56 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Direktur BCA sejak 13 Februari
2008, bertanggung jawab atas Perbankan Individu BCA yang terdiri dari bisnis kredit pemilikan rumah,
kredit kendaraan bermotor (roda empat dan roda dua), bisnis kartu kredit, wealth management dan
layanan BCA Prioritas, serta memantau perkembangan anak usaha BCA yaitu PT BCA Finance yang
bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor roda empat, PT Central Santosa Finance (CS
Finance) yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor roda dua, serta PT Asuransi Jiwa
BCA (BCA Life) yang bergerak di bidang asuransi jiwa. Sebelum menjabat sebagai Direktur BCA, Henry
Koenaifi adalah Presiden Direktur PT BCA Finance (2000-2008). Ditunjuk oleh Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) untuk menjabat sebagai Koordinator Tim Pengelola PT Bank Bali Tbk
dan anggota Tim Pengelola Bank Jaya (1999-2000). Bergabung dengan BCA sejak tahun 1989 dan
menempati berbagai jabatan manajerial, baik di kantor cabang maupun kantor pusat. Sebelum memulai
karirnya di industri perbankan dan bergabung dengan BCA pada tahun 1989, Henry Koenaifi bekerja
di IBM, suatu perusahaan global di bidang teknologi informasi, selama 6 tahun. Memperoleh gelar
Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Katholik Parahyangan (1984) dan melanjutkan pendidikannya pada
Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) pada tahun 2000. Selanjutnya, menyelesaikan
pendidikannya dan memperoleh gelar MBA dari Monash University, Melbourne, Australia (2001).

Henry Koenaifi
Direktur

Armand Wahyudi Hartono (40 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Direktur BCA sejak
14 September 2009, bertanggung jawab atas divisi operasional yaitu Operasi Pembayaran Domestik,
Layanan Perbankan Elektronik, Layanan Perbankan Internasional serta Strategi dan Pengembangan
Operasi - Layanan. Selain itu juga bertanggung jawab atas Teknologi Informasi. Sebelumnya, pernah
menjabat sebagai Kepala Perencanaan dan Pembinaan Wilayah BCA (2004-2009). Sebelum bergabung
dengan BCA, Armand Wahyudi Hartono pernah menjabat berbagai posisi manajerial pada PT Djarum
(1998-2004) dengan beberapa posisi sebagai Direktur Keuangan, Deputy Purchasing Director dan
Kepala Sumber Daya Manusia. Armand Wahyudi Hartono menjadi analis pada Global Credit Research
and Investment Banking, JP Morgan Singapura (1997-1998). Armand Wahyudi Hartono adalah lulusan
University of California, San Diego (1996) dan meraih gelar Master of Science di bidang Engineering
Economic-System and Operation Research (1997) dari Stanford University, Amerika Serikat.

Armand Wahyudi Hartono


Direktur

572
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Erwan Yuris Ang (56 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Direktur sejak 25 Agustus
2011 dan ditunjuk sebagai Direktur Independen sejak 7 April 2014. Sebagai Direktur Wilayah dan
Pendukung Cabang, Erwan Yuris Ang bertanggung jawab sebagai pelaksana harian, pembina dan
pemantau operasional wilayah dan cabang, serta bertanggung jawab atas divisi pendukung cabang
yaitu Divisi Pengadaan, Satuan Kerja Manajemen Jaringan & Perencanaan Wilayah serta Layanan
Kredit. Sebelumnya Erwan Yuris Ang pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah di Jakarta,
Surabaya, Medan dan Malang (2000-2011). Beliau menjabat sebagai Kepala Cabang BCA Bandung
(1995-2000), Kepala Cabang BCA Pekanbaru (1989-1995), dan Kepala Bidang Kredit di Cabang BCA
Pekanbaru (1987-1989). Karir beliau di BCA dimulai sejak tahun 1985 sebagai trainee di BCA Medan.
Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Satyagama dan gelar Magister Hukum Bisnis dari
Universitas Trisakti, Jakarta.

Erwan Yuris Ang


Direktur Independen

Rudy Susanto
Direktur

Rudy Susanto (53 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Direktur BCA sejak 21 Juli
2014, bertanggung jawab atas Analisa Risiko Kredit. Sejak bergabung dengan BCA pada tahun 2002,
Rudy Susanto pernah menjabat berbagai posisi manajerial yaitu sebagai Executive Vice President
Grup Analisa Risiko Kredit (2011-2014), Kepala Grup Analisa Risiko Kredit (2004-2011), dan Kepala
Divisi Kredit (2002-2004). Sebelum bergabung dengan BCA, pernah menjabat di Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) sebagai Kepala Divisi Loan Work Out II (2001-2002) dan Senior Credit
Officer (1999-2001). Selain itu, pernah bergabung dengan PT Bank LTCB Central Asia (perusahaan
patungan antara The Long-Term Credit Bank of Japan Ltd. dan PT Bank Central Asia Tbk) sebagai Vice
President Corporate Finance (1998-1999), Senior Manager Corporate Finance (1996-1998), Manager
Corporate Finance (1995), dan Assistant Manager Corporate Finance (1994). Memulai karir di PT
Danamon Indonesia Tbk pada tahun 1992 sebagai trainee dalam Credit Marketing Program. Meraih
gelar sarjana dalam bidang Teknik Sipil dari Universitas Tarumanagara dan memperoleh gelar MBA
dalam bidang Keuangan dari the University of Tennessee, Knoxville, Amerika Serikat.

573
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Profil Komite Audit


Cyrillus Harinowo menjabat sebagai Ketua Komite Audit PT Bank Central Asia Tbk sejak tahun 2015.
Saat ini juga merangkap sebagai Komisaris Independen. Informasi detail dapat dilihat pada bagian
Profil Dewan Komisaris di halaman 568.

Cyrillus Harinowo
Ketua

Inawaty Handoyo
Anggota

Inawaty Handoyo (64 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai anggota Komite Audit
BCA sejak 25 November 2008, setelah berkarya di Divisi Audit Internal selama 28 tahun. Sebelum
bergabung dengan BCA, pernah menjabat sebagai Kepala Keuangan di PT Naintex (1976-1980). Saat
ini, Inawaty Handoyo masih menjadi pengajar dalam bidang Auditing di Universitas Katolik Atma
Jaya, Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), dan The Institute of Internal Auditors Indonesia serta
menjadi anggota Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) sejak tahun 2007. Sejak tahun
2010, berprofesi sebagai konsultan (tenaga ahli) untuk berbagai proyek konsultasi yang dilaksanakan
oleh Divisi Konsultasi Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), khususnya di bidang Audit Internal.
Memiliki lima sertifikat profesi di bidang Auditing yaitu Qualified Internal Auditor (QIA), Certified Internal
Auditor (CIA), Certified Information System Auditor (CISA), Certified Financial Services Auditor (CFSA),
dan Certification in Risk Management Assurance (CRMA). Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi
jurusan Perusahaan/Manajemen (1976) dan Jurusan Akuntansi (1979) dari Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, serta gelar Magister Manajemen dari Prasetiya Mulya
Business School, Jakarta (2003).

574
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Ilham Ikhsan (65 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai anggota Komite Audit BCA sejak
23 Juni 2011. Sebelum bergabung dengan BCA, bekerja di Bank Indonesia selama 30 tahun, dengan
sebagian besar karirnya dalam bidang Supervisi Perbankan, serta pernah menjabat sebagai Kepala
Perwakilan Bank Indonesia di Singapura (2002-2005) dan posisi terakhirnya menjelang pensiun
dari Bank Indonesia adalah Direktur Unit Khusus Penyelesaian Aset (2005-2008). Setelah pensiun,
Ilham Ikhsan menjabat sebagai Bendahara/Direktur Keuangan di Yayasan Kesejahteraan Karyawan
Bank Indonesia atau YKK-BI (2008-2010). Menamatkan pendidikan S1 dari jurusan Akuntansi dari
Universitas Airlangga (1978) dan meraih gelar Master of Science di bidang Economic Development
and International Trade dari Colorado State University, Amerika Serikat (1984).

Ilham Ikhsan
Anggota

575
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Profil Komite Pemantau Risiko


Sigit Pramono menjabat sebagai Ketua Komite Pemantau Risiko PT Bank Central Asia Tbk sejak tahun
2015. Saat ini juga merangkap sebagai Komisaris Independen. Informasi detail dapat dilihat pada
bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 569.

Sigit Pramono
Ketua

Endang Swasthika Wibowo (54 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai anggota Komite
Pemantau Risiko sejak 28 Juni 2007. Endang Swasthika Wibowo adalah akademisi dan peneliti
dalam bidang manajemen risiko, keuangan dan perbankan. Sebelumnya pernah menjabat sebagai
Ketua Program Magister Management Perbankan di ABFII, Perbanas, pelatih untuk Risk Management
(Certified GARP BSMR), Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Perbanas (20002006), Staf Ahli bidang Ekuinbank di Badan Legislasi DPR-RI (2000-2005), Komisaris PT Putera Lintas
Kemas, Air Freight Forwarder Co (2000-2004), dan Ketua Jurusan Manajemen, STIE Perbanas (19901993). Endang Swasthika Wibowo adalah lulusan Fakultas Ekonom Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta (1985) dan meraih gelar Diploma di bidang Banking & Finance (1996), serta gelar Master di
bidang Perbankan dari Monash University, Australia (1998).

Endang Swasthika Wibowo


Anggota

Wimpie Rianto (68 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai anggota Komite Pemantau Risiko
BCA sejak 1 Februari 2015. Wimpie Rianto adalah praktisi di bidang perbankan yang berpengalaman,
termasuk di bidang Manajemen Risiko. Sebelumnya pernah menjabat berbagai posisi manajerial di
BCA sejak tahun 1976 hingga 1994, serta menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Bank LTCB Central
Asia (1994-1997), dan Presiden Direktur Bank Yama (1997-1999). Kembali bergabung di BCA pada
tahun 1999 hingga 2002 sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan. Posisi terakhirnya
sebelum menjabat sebagai Komite Pemantau Risiko BCA adalah Direktur Kepatuhan (2004-2007) dan
Komisaris Independen (2007-2014) Bank Sinar Mas. Memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Ekonomi
dari Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta (1972). Wimpie Rianto juga aktif mengikuti berbagai
pelatihan profesional dan peningkatan keahlian diantaranya dalam bidang manajemen risiko, baik di
dalam maupun luar negeri.

Wimpie Rianto
Anggota

576
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Profil Komite Remunerasi dan


Nominasi
Raden Pardede menjabat sebagai Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Central Asia Tbk
sejak tahun 2007. Saat ini juga merangkap sebagai Komisaris Independen. Informasi detail dapat
dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 569.

Raden Pardede
Ketua

Djohan Emir Setijoso menjabat Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Central Asia Tbk
sejak tahun 2011. Saat ini beliau juga merangkap sebagai Presiden Komisaris. Informasi detail dapat
dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 568.

Djohan Emir Setijoso


Anggota

Lianawaty Suwono (49 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi sejak 28 Juni 2007. Karirnya di BCA di mulai sejak tahun 1991 sebagai management
trainee dalam Program Pengembangan Manajemen BCA dan kemudian ditunjuk sebagai Business
Analyst di Divisi Sistem Informasi (1992-1996). Dalam perjalanan karirnya, Lianawaty Suwono
sempat menduduki berbagai posisi manajerial, seperti Kepala Urusan HR Operations Support
(1996-1998), Kepala Biro HR Operation System and Support (1998-1999), Kepala Biro Management
Development Program dan Kepala Biro Career Development (1999-2000), Kepala Biro HR Resourcing
and Development (2000-2002), Wakil Kepala Divisi Sumber Daya Manusia (2002-2006), dan saat ini
menjabat sebagai Kepala Divisi Human Capital Management (2006-sekarang). Lianawaty Suwono
adalah lulusan Business Information Computing Systems, San Francisco State University, California,
USA.

Lianawaty Suwono
Anggota

577
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Profil Komite Tata Kelola Terintegrasi


Sigit Pramono menjabat sebagai Ketua Komite Tata Kelola Terintegrasi PT Bank Central Asia Tbk
sejak 30 Juni 2015. Saat ini beliau juga merangkap sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite
Pemantau Risiko. Informasi lebih detail dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman
569.

Sigit Pramono
Ketua (merangkap
Komisaris Independen
Entitas Utama)

Adhi Gunawan Budirahardjo (60 tahun) menjabat sebagai anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
BCA sejak 30 Juni 2015. Saat ini juga merangkap sebagai Komisaris Independen PT BCA Finance dan
Ketua Komite Audit PT BCA Finance, sejak 1 Juli 2012. Adhi Gunawan Budirahardjo pernah menjadi
Kepala Kantor Cabang Utama BCA (1991-2000), Kepala Kantor Wilayah IV Denpasar, Bali (2000-2005).
Kepala Kantor Wilayah VII Malang, Jawa Timur (2005-2008), dan menjadi Kepala Kantor Wilayah IX
Jakarta (2008-2011). Adhi Gunawan Budirahardjo juga sempat menjadi Senior Advisor to Board of
Director PT ACE Jaya Proteksi (2012-2014). Menyelesaikan pendidikan Akuntansi di Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia, Jakarta.

Adhi Gunawan Budirahardjo


Anggota (merangkap
Komisaris Independen
PT BCA Finance)

Gustiono Kustantio (62 tahun) menjabat sebagai anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi BCA sejak
30 Juni 2015. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Independen PT Asuransi Umum BCA sejak
2011. Sebelum bergabung dengan BCA, dalam kurun waktu 1979-2011, Gustiono Kustantio pernah
menjabat berbagai posisi senior, baik di industri keuangan maupun non keuangan, di antaranya VP
Citibank N.A Jakarta, Direktur PT Bank Tiara Asia Tbk (kemudian merger dengan PT Bank Danamon
Tbk), Kepala Divisi Bank Restructuring Unit BPPN, Wakil Presiden Direktur PT Bank Internasional
Indonesia Tbk (sekarang PT Bank Maybank Indonesia Tbk), Direktur PT Tri Polyta Indonesia Tbk
(sekarang PT Chandra Asri Petrochemical Tbk), CFO PT Broadband Multimedia Tbk (sekarang PT First
Media Tbk), dan Presiden Direktur PT Indonesia Air Transport Tbk. Gustiono Kustantio meraih gelar
Insinyur dari Fakultas Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, Surabaya (1979) serta Master of Business
Administration dari Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI), pada 1988.

Gustiono Kustianto
Anggota (merangkap
Komisaris Independen
PT Asuransi Umum BCA)

578
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Suyanto Sutjiadi (61 tahun) menjabat sebagai anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi BCA sejak 30
Juni 2015, setelah berkarya 32 tahun di BCA dan 3 tahun di PT Bank BCA Syariah. Suyanto Sutjiadi
mengawali karir di BCA Palembang sebagai petugas kliring, pada 1978. Pada 1983, bertugas di Bank
Indonesia sebagai utusan BCA sebagai counterpart Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal
Kerja Permanen (KMKP). Setahun kemudian bertugas di bagian Tabanas dan Taska. Suyanto Sutjiadi
sempat menjadi Authorized Signer BCA Palembang (1985-1986). Kemudian berturut-turut dari
periode 1987-2004 menjadi Kepala Kantor Cabang Pembantu Palembang, Kepala Kantor Cabang BCA
Pangkal Pinang, Kepala Kantor Cabang Jambi, Kepala Kantor Cabang Hayam Wuruk, Kepala Kantor
Cabang Gajah Mada, Kepala Kantor Cabang Wisma Asia, serta menjadi Kepala Kantor Wilayah V
Medan. Suyanto Sutjiadi pensiun dari BCA pada 2010. Namun, pada 2013 ditunjuk sebagai Komisaris
Independen BCA Syariah. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Univesitas Sriwijaya, Palembang.

Suyanto Sutjiadi
Anggota (merangkap
Komisaris Independen
PT Bank BCA Syariah)

Pudjianto (59 tahun) menjabat sebagai anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi BCA sejak 30 Juli 2015.
Saat ini juga merangkap sebagai Komisaris Independen PT Asuransi Jiwa BCA dan Ketua Komite Audit
PT Asuransi Jiwa BCA, sejak November 2014. Sebelum bergabung dengan BCA, Pudjianto berkarir di
PT Asuransi Kesehatan Indonesia (PT Askes - Persero) selama 31 tahun dan PT Asuransi Jiwa InHealth
Indonesia selama lima tahun. Mengawali karir di PT Askes sebagai staf di Bidang Keuangan, pada
1977 di Jakarta. Karirnya merangkak naik dengan menjadi Asisten Manajer bidang Keuangan (19831987), Manajer Bidang Akuntansi (1988-1999), dan General Manager Bidang Akuntansi (2000-2008).
Pada 2009-2013, Pudjianto sempat menjadi Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Umum
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, Jakarta. Menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Administrasi
Niaga, Universitas Terbuka Jakarta, pada tahun 1990 dan S2 Manajemen Keuangan di Sekolah Tinggi
Manajemen IMMI Jakarta, tahun 2002.

Pudjianto
Anggota (merangkap
Komisaris Independen
PT Asuransi Jiwa BCA)

579
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Inawaty Handoyo (64 tahun) menjabat sebagai anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi sejak 30
Juli 2015. Saat ini juga merangkap sebagai Pihak Independen BCA dan anggota Komite Audit BCA.
Informasi lebih detail dapat dilihat pada bagian Profil Komite Audit di halaman 574.

Inawaty Handoyo
Anggota (merangkap Pihak
Independen Entitas Utama)

Sutedjo Prihatono (47 tahun) menjabat sebagai anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi sejak 30
Juni 2015. Saat ini juga merangkap sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah PT Bank BCA Syariah.
Sebelum bergabung dengan PT Bank BCA Syariah, Sutedjo Prihatono berkarir di PT Bank Muamalat
Indonesia sebagai Senior Corporate Banking (1993-2004), lalu menjadi Direktur Karim Business
Consultant (2004-2014). Pada tahun 2010-2015, Sutedjo Prihatono menjadi Komite Audit dan
Pemantau Risiko PT Bank BCA Syariah. Menyelesaikan pendidikan S1 dari Fakultas Ekonomi jurusan
Manajemen Universitas Krisnadwipayana (1993) serta Magister Manajemen dari Binus Business
School (2014).

Sutedjo Prihatono
Anggota (merangkap
Anggota Dewan Pengawas
Syariah PT Bank BCA
Syariah)

580
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Profil Sekretaris Perusahaan


Inge Setiawati (48 tahun) berdomisili di Indonesia, menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan BCA
sejak 1 Agustus 2011. Karirnya di BCA dimulai pada tahun 1990 sebagai trainee dalam Program
Pengembangan Manajemen BCA. Inge Setiawati kemudian menjabat sebagai Kepala Bagian Ekspor
Impor di Kantor Cabang Utama Matraman, Jakarta (1991-1992). Dalam perjalanan karirnya, Inge
Setiawati menduduki berbagai posisi manajerial di beberapa kantor cabang BCA, seperti Pimpinan
Kantor Cabang Pembantu (1992-1994), Wakil Pimpinan Kantor Cabang Utama (1995-1998), dan
Kepala Kantor Cabang Utama (1998-2011). Meraih gelar Sarjana dalam bidang Teknik Arsitektur dari
Institut Teknologi Bandung, dan menyelesaikan program studi S2 dalam bidang Manajemen Keuangan
pada Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Selain itu, Inge Setiawati juga telah mengikuti berbagai
pelatihan di bidang hukum, akuntansi dan praktik kesekretariatan perusahaan.

Inge Setiawati
Sekretaris Perusahaan

581
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi


per 31 Desember 2015

Dewan Komisaris
Djohan Emir Setijoso

Presiden Komisaris

Tonny Kusnadi

Komisaris

Sigit Pramono

Komisaris Independen

Cyrillus Harinowo

Komisaris Independen

Raden Pardede

Komisaris Independen

Direksi
Jahja Setiaatmadja

Presiden Direktur

Eugene Keith Galbraith

Wakil Presiden Direktur

Dhalia Mansor Ariotedjo

Direktur Bisnis Korporasi

Anthony Brent Elam

Direktur Manajemen Risiko

Suwignyo Budiman

Direktur Bisnis Cabang

Subur Tan

Direktur Kepatuhan

Henry Koenaifi

Direktur Perbankan Individu

Armand Wahyudi Hartono

Direktur Operasi dan Teknologi Informasi

Erwan Yuris Ang

Direktur Wilayah dan Pendukung Cabang (Direktur Independen)

Rudy Susanto

Direktur Kredit

582
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Pejabat Senior
Per 31 Desember 2015
Nama

Jabatan

Iwan Senjaya

Kepala Kantor Wilayah I, Bandung

Gunawan Budi Santoso

Kepala Kantor Wilayah II, Semarang

Ratna Yanti

Kepala Kantor Wilayah III, Surabaya

Frengky Chandra Kusuma

Kepala Kantor Wilayah IV, Denpasar

Lukman

Kepala Kantor Wilayah V, Medan

Darmawan

Kepala Kantor Wilayah VI, Palembang

Djoko Rosmiatun Mijaata

Kepala Kantor Wilayah VII, Malang

Haryono Wongsonegoro

Kepala Kantor Wilayah VIII, Pondok Indah, Jakarta

Susanto Angkawinata

Kepala Kantor Wilayah IX, Matraman, Jakarta

Eva Agrayani Tjong

Kepala Kantor Wilayah X, KPO Asemka, Jakarta

Allan Sriwulandari

Kepala Kantor Wilayah XI, Balikpapan

Freddy Suliman

Kepala Kantor Wilayah XII, Wisma Asia, Jakarta

Arif Singgih Halim Wijaya

Kepala Satuan Kerja Kepatuhan

Deddy Mulyadi Hendrawinata

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit

Djulijanto Liong

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit

Edmund Tondobala

Kepala Divisi Perbankan Internasional

Eduard Guntoro Purba

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko

Edy Gunawan

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit

Grace Putri Aju Dewijany

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit

Gunawan Prayogo

Kepala Grup Corporate Banking

Hendra Tanumihardja

Kepala Satuan Kerja Manajemen Jaringan dan Perencanaan Wilayah

Hermanto

Kepala Grup Hukum

Herwandi Kuswanto

Kepala Divisi Individual Customer Business Development

Iman Sentosa

Kepala Delivery Channel & Middleware Application Management*

Ina Suwandi

Kepala Divisi Pengembangan Dana dan Jasa

Inge Setiawati

Sekretaris Perusahaan

Jacobus Sindu Adisuwono

Kepala Divisi Audit Internal

Jip Tommy Sutanto

Kepala Sentral Layanan Kredit

Joanes Justira Gunawan

Kepala Sentra Layanan Perbankan Elektronik

Kho Vicentius Chandra Khosasih

Kepala Core Application Management*

Kristian Marbun

Kepala Grup Corporate Banking

Lanny Budiati

Kepala Sentra Layanan Perdagangan dan Pembayaran Internasional

Lay Susiana Santoso

Kepala Grup Corporate Finance

Lena Setiawati

Kepala Divisi Pembelajaran dan Pengembangan

Lianawaty Suwono

Kepala Divisi Human Capital Management

Lilik Winarni

Kepala Divisi Strategi & Pengembangan Operasi Layanan

Lim Handoyo

Kepala Kantor Cabang Korporasi Menara BCA

Linus Ekabranko Windoe

Kepala Divisi Tresuri

Liston Nainggolan

Kepala Divisi Bisnis Komersial dan SME

Lukman Hadiwijaya

Kepala Satuan Kerja Enterprise Security

Mathilda Simon

Kepala Unit Bisnis Kredit Konsumer

Mira Wibowo

Kepala Grup Pemasaran Consumer Card

583
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Pejabat Senior - lanjutan


Nama

Jabatan

Niniek Surijanti Rahardja

Kepala Grup Pengelolaan Merchant & Kantor Fungsional Consumer Card

Nur Hermawan Thendean

Executive Vice President Strategic Information Technology Group

Ong Sukianto

Kepala Divisi Logistik dan Gedung (Pejabat Sementara)

Raymon Yonarto

Kepala Divisi Keuangan dan Perencanaan

Rickyadi Widjaja

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit

Rusdianti Salim

Kepala Satuan Kerja Cash Management

Santoso

Kepala Grup Layanan dan Pendukung Bisnis Consumer Card

Soeni Atonie

Kepala Biro Anti Fraud

Sri Indrajanti Dewi

Kepala Grup Corporate Banking

Sugito Lie

Kepala Information Technology Management Office*

Sunandar Suryajaya

Kepala Sentra Operasi Pembayaran Domestik

Theresia Endang Ratnawati

Kepala Grup Hukum

Tjahjadi Sufrapto

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit

Widjaja Stephen

Kepala Grup Analisa Risiko Kredit

Wira Chandra

Kepala Grup Corporate Banking

**

**

* Bertanggung jawab pada Executive Vice President Strategic Information Technology Group
** Terdapat perubahan Pejabat Senior setelah 31 Desember 2015 sampai dengan 31 Januari 2016, dimana per 1 Januari 2016 Sugito Lie ditunjuk sebagai Kepala Divisi
Logistik dan Gedung menggantikan Budi Sutrisno yang pensiun dan Ong Sukianto yang sebelumnya menjadi pejabat sementara

584
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Struktur Pemegang Saham


Struktur Pemegang Saham Pengendali
Per 31 Desember 2015

Robert Budi Hartono

Bambang Hartono

(Pemegang Saham Pengendali)

(Pemegang Saham Pengendali)

51,00%

49,00%

Keterangan:

Brolonna Investment Ltd.


100,00%

Pengendali
Jalur Pengendalian

Alaerka Investment Ltd.


92,18%*

* Alaerka Investment Ltd. memiliki 92,18% saham


pada FarIndo Investments (Mauritius) Ltd.
(FarIndo). Saham Tresuri FarIndo adalah sebesar
7,82%.

FarIndo Investments
(Mauritius) Ltd.
47,15%*

** Pada komposisi saham yang dimiliki masyarakat,


sebesar 2,96% dimiliki oleh pihak yang terafiliasi
dengan Ultimate Shareholders, sebesar 0,02%
dimiliki oleh Robert Budi Hartono dan sebesar
0,02% dimiliki oleh Bambang Hartono.

Selain itu, Dewan Komisaris dan Direksi memiliki
0,25% saham BCA. Masing-masing pemegang
saham masyarakat memiliki kurang dari 5%
saham BCA.

Komposisi saham yang dimiliki masyarakat juga
termasuk kepemilikan Anthony Salim terhadap
saham BCA sebesar 1,76%.

Masyarakat
52,85%**

Kelompok Pemegang Saham Terbesar


per 31 Desember 2015
No

Jumlah Saham

Pemegang Saham

(dalam juta)

UOB Kay Hian Private Limited for Farindo Investment

11.126,0

45,13

UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus Account - 2091144090

901,7

3,66

UOB Kay Hian Nominees Pte Ltd for United Overseas Bank Limited
(Account No.352-903-114-7)

800,0

3,24

HSBC LTD-Singapore Branch Private Banking Division Account Clients

711,5

2,89

GSI-73752

630,0

2,56

LGT BK (Singapore) LTD/CLT TST AC Spore

522,8

2,12

CS AG Singapore S/A Farindo Inv (Mauritius) Ltd - 2023904005

500,0

2,03

Bank Julius Baer & Co Ltd, Singapore S/A Anthony Salim

434,1

1,76

UOB Kay Hian Pte Ltd

354,3

1,44

10

BPJS Ketenagakerjaan - JHT

291,3

1,18

11

GIC S/A Government of Singapore

269,8

1,09

12

Bank Julius Baer and Co Ltd, Singapore Branch

266,0

1,08

13

Credit Suisse AG Singapore Trust Account Client PT Tricipta Mandhala Gumilang - 2023904042

262,7

1,07

14

Credit Suisse AG Singapore Trust Account Client PT Caturguwiratna Sumapala - 2023904041

252,4

1,02

15

Credit Suisse AG SG TR A/C Russel Inv Hldng Ltd - 2023904150

248,5

1,01

16

BNYM SA/NV as Cust of Employees Provident FD Board - 2039844119

239,8

0,97

17

BBH Boston S/A Vangrd EMG MKTS STK INFD

200,5

0,81

18

JPMCB-Virtus Emerging Markets Opportunities Fund - 2157805248

175,9

0,71

19

PT. Prudential Life Assurance - REF

129,8

0,53

20

PT Farindo Investama Indonesia

125,8

0,51

Sumber: Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)


Keterangan:
Beberapa institusi yang tercatat di dalam daftar di atas bertindak sebagai kustodian untuk pemegang saham

585
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Laporan Keuangan FarIndo


Laporan
Keuangan
FarIndo
Investments
Investments
(Mauritius)
Limited
dan
(Mauritius)
Entitas Anak Limited dan Entitas Anak
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Per 31 Desember 2015 dan 2014

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian


Tahun Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014
31 Desember 2015
000 USD

31 Desember 2014
000 USD

ASET
Current assets
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
Aset keuangan untuk diperdagangkan
Wesel tagih
Efek-efek untuk tujuan investasi
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Kredit yang diberikan
Aset dari transaksi syariah
Investasi sewa pembiayaan
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan akseptasi
Aset pajak tangguhan - bersih
Jumlah current assets

1.294.846

2.740.267

612.509

4.081.182

129.401

184.356

3.710.781

37.367
27.598.797
212.966

12.558
537.361

534.450

234.022

41.920.863

1.580.749
3.138.892
552.717
970.442
135.020
260.556
5.775.379
2.122.702
27.441.184

170.520
13.475

563.038
611.172
217.496
43.553.342

Non-current assets
Aset tetap
Goodwill on consolidation
Investasi lain-lain
Aset lain-lain
Jumlah non-current assets

704.535

26.026
94.752
625.266

1.450.579

714.165
26.026

-
575.986
1.316.177

JUMLAH ASET

43.371.442

44.869.519

Current liabilities
Simpanan dari nasabah
Dana simpanan syariah
Simpanan dari bank-bank lain
Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan
Utang akseptasi
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Efek-efek utang yang diterbitkan
Liabilitas pajak penghasilan
Pinjaman yang diterima
Liabilitas imbalan pasca-kerja
Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain
Jumlah current liabilities

34.324.234
25.511
301.491

5.385
317.370

2.800
204.640

18.215
126.466

497.268

552.325

36.375.705

36.127.538

23.967

303.130
1.187

379.325
-
202.172
20.332

248.764
541.863
505.468
38.353.746

Dana syirkah temporer

203.294

157.650

550.000

(327.395)

550.000
(327.395)

(1.169.426)

(819.329)

PENDAPATAN
Pendapatan bunga dan syariah
Pendapatan provisi dan komisi
Pendapatan transaksi perdagangan - bersih
Pendapatan operasional lainnya
Total Pendapatan
BEBAN
Beban karyawan
Beban umum dan administrasi
Beban lain-lain
Beban bunga dan syariah
Beban provisi dan komisi
Beban penyisihan kerugian penurunan nilai
aset keuangan
Total Beban

Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi atas aset


keuangan yang tersedia untuk dijual

1.294

2.337

Saldo laba telah ditentukan penggunaannya

50.449

44.509

Saldo laba belum ditentukan penggunaannya

4.274.073

3.703.294

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada


pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali

3.378.995
3.413.448

3.153.416
3.204.707

Jumlah Ekuitas

6.792.443

6.358.123

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

43.371.442
-

44.869.519

-

Honky Harjo
Direktur

PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

3.565.268

593.708
68.091
99.769
4.326.836

743.486
832.328
88.870

856.647
316

706.215
728.564
64.921
956.553
368

267.863
2.789.510

182.406
2.639.027

1.727.251

1.687.809

(383.772)
30.593

(370.498)

26.024

LABA BERSIH

1.374.072

1.343.335

644.995
729.077
1.374.072

631.608
711.727
1.343.335

LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:


Pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali

LABA BERSIH
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN :
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti
Pajak penghasilan

1.374.072

1.343.335

(37.452)
9.363

(60.885)

15.221

Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:


Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
dalam valuta asing
Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi
atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

(702.452)

(93.614)

(1.042)

(731.583)
642.489

15.517
(123.761)
1.219.574

LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:


Pemilik entitas induk
280.580
Kepentingan non-pengendali
361.909
642.489

573.723
645.851
1.219.574

Laporan Komitmen dan Kontinjensi Konsolidasian


Per 31 Desember 2015 dan 2014

KOMITMEN
Tagihan komitmen :
Fasilitas kredit yang diterima dan belum digunakan
Posisi pembelian spot dan derivatif

KONTINJENSI
Tagihan kontinjensi :
Bank garansi yang diterima
Pendapatan bunga atas kredit non-performing
Liabilitas kontinjensi :
Bank garansi yang diterbitkan kepada nasabah

586

3.598.318
638.893
161.029
118.521
4.516.761

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

Liabilitas komitmen :
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan
- Committed
- Uncommitted
Fasilitas kredit kepada bank-bank lain yang belum
digunakan
- Committed
Fasilitas Letter of Credit yang diberikan kepada
nasabah
Posisi penjualan spot dan derivatif

Mauritius, 10 Maret 2016

31 Desember 2014
000 USD

BEBAN PAJAK PENGHASILAN


Kini
Tangguhan

LIABILITAS DAN EKUITAS

EKUITAS
Modal saham
Modal saham diperoleh kembali
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam
valuta asing

31 Desember 2015
000 USD

31 Desember 2015
000 USD

31 Desember 2014
000 USD

253.980
188.290
442.270

154.483
218.259
372.742

7.685.191
2.381.601

7.690.637

2.456.850

46.869

72.731

381.481
1.937.572
12.432.714

581.255
534.088
11.335.561

35.030

14.425

49.455

1.879
14.061
15.940

836.192
836.192

865.591
865.591

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Struktur Grup Perusahaan


Per 31 Desember 2015

Bidang Usaha Entitas Anak


Pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna,
sewa operasi, kegiatan pembiayaan lain berdasarkan persetujuan
instansi yang berwenang

PT BCA Finance

BCA Finance Limited

Money lending dan remittance

PT Bank BCA Syariah

Perbankan Syariah

PT BCA Sekuritas

Perantara perdagangan efek dan penjamin emisi efek

PT Asuransi Umum BCA (BCA Insurance)

PT Central Santosa Finance (CS Finance)

PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life)

Asuransi umum atau kerugian

Pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna,


sewa operasi, kegiatan pembiayaan lain berdasarkan persetujuan
instansi yang berwenang

Asuransi jiwa

Struktur Kepemilikan Entitas Anak

100%

BCA Finance 0,424%


Limited
100%

99,576%

BCA
Finance
100%

0,0001%

99,9999%

BCA
Syariah
100%

25%

45%

CS
Finance
70%

25%

75%

75%

BCA
Insurance
100%

BCA
Sekuritas
75%
99,9996%

0,0004%

BCA Life
100%

587
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Informasi Entitas Anak


Per 31 Desember 2015

Nama Perusahaan

Alamat Perusahaan

PT BCA Finance

Wisma BCA Pondok Indah Lantai 2,


Jl. Metro Pondok Indah No. 10
Jakarta 12310
Telp : (021) 29973100

PT Bank Central Asia Tbk


BCA Finance Limited
Total

:
:
:

99,576%
0,424%
100%

BCA Finance Limited

Unit 4707, 47/F, The Center, 99 Queens Road Central,


Hong Kong
Telp : (852) 28474249

PT Bank Central Asia Tbk

100%

PT Bank BCA Syariah

Jl. Jatinegara Timur No. 72


Jakarta 13310
Telp : (021) 8505030, 8505035, 8190072

PT Bank Central Asia Tbk


PT BCA Finance
Total

:
:
:

99,9999%
0,0001%
100%

PT BCA Sekuritas

Menara BCA, Grand Indonesia


Lantai 41, Suite 4101
Jl. M.H. Thamrin No. 1
Jakarta 10310
Telp : (021) 23587222

PT Bank Central Asia Tbk


PT Poly Kapitalindo
Chandra Adisusanto
Total

:
:
:
:

75%
15%
10%
100%

PT Asuransi Umum BCA


(BCA Insurance)

Gedung WTC Mangga Dua Lantai 3A Blok CL 003


Jalan Mangga Dua Raya Kav. 8
Jakarta 14430
Telp : (021) 29986200

PT Bank Central Asia Tbk


PT BCA Finance
Total

:
:
:

75%
25%
100%

PT Central Santosa Finance

Gedung Wisma Antara Lantai 18


Jl. Medan Merdeka Selatan No. 17
Jakarta 10110
Telp : (021) 29648200

PT Bank Central Asia Tbk


PT BCA Finance
PT Multikem Suplindo
Total

:
:
:
:

45%
25%
30%
100%

PT Asuransi Jiwa BCA


(BCA Life)

Chase Plaza Lantai 22


Jl. Jend. Sudirman Kav. 21
Jakarta 12920
Telp : (021) 29347977

PT BCA Sekuritas
PT Asuransi Umum BCA
Total

:
:
:

99,9996%
0,0004%
100%

588
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Persentase Kepemilikan Saham

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Bidang Usaha

Profil Singkat Perusahaan

Status Operasi

Pembiayaan Investasi; Pembiayaan


Modal Kerja; Pembiayaan Multiguna;
Sewa Operasi; Kegiatan Pembiayaan Lain
berdasarkan persetujuan instansi yang
berwenang

PT BCA Finance berdiri sejak tahun 1981 dan bergerak di bidang usaha
pembiayaan kendaraan bermotor, khususnya roda empat atau lebih.
BCA menjadi pemegang saham mayoritas pada tahun 2001.

Beroperasi

Money Lending - Remittance

BCA Finance Limited berdiri sejak tahun 1975 dan bergerak di bidang
jasa pengiriman uang dan memiliki izin usaha sebagai money lender.
BCA menjadi pemegang saham mayoritas pada tahun 1996.

Beroperasi

Perbankan Syariah

PT Bank BCA Syariah (sebelumnya bernama PT Bank UIB) berdiri


sejak 1991 dan bergerak di bidang Perbankan Syariah. BCA menjadi
pemegang saham mayoritas pada tahun 2009.

Beroperasi

Perantara Perdagangan Efek dan


Penjamin Emisi Efek

PT BCA Sekuritas (sebelumnya bernama PT Dinamika Usaha


Jaya) berdiri sejak tahun 1990 dan bergerak di bidang perantara
perdagangan efek dan penjamin emisi efek.
BCA menjadi pemegang saham mayoritas pada tahun 2011.

Beroperasi

Asuransi Umum atau Kerugian

PT Asuransi Umum BCA (sebelumnya bernama PT Central Sejahtera


Insurance) berdiri sejak 1988 dan bergerak di bidang industri
perasuransian, terutama dibidang asuransi umum atau asuransi
kerugian. BCA melalui PT BCA Finance menjadi pemegang saham
sebesar 25% pada tahun 2010 dan meningkatkan kepemilikan
langsung dan tidak langsung BCA menjadi 100% pada tahun 2013.

Beroperasi

Pembiayaan Investasi; Pembiayaan


Modal Kerja; Pembiayaan Multiguna;
Sewa Operasi; Kegiatan Pembiayaan Lain
berdasarkan persetujuan instansi yang
berwenang

PT Central Santosa Finance, berdiri sejak 2010 dan bergerak di bidang


industri dan pembiayaan anjak piutang, pembiayaan konsumen dan
sewa guna usaha. BCA melalui PT BCA Finance menjadi pemegang
saham sebesar 25% pada tahun 2010 dan meningkatkan kepemilikan
langsung dan tidak langsung BCA menjadi 70% pada tahun 2014.

Beroperasi

Asuransi Jiwa

PT Asuransi Jiwa BCA, berdiri sejak 2013 dan bergerak


di bidang asuransi jiwa dan mulai melakukan kegiatan operasional
pada tahun 2014.

Beroperasi

589
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Produk dan Layanan


Per 31 Desember 2015

Produk dan Layanan

Keterangan

Produk dan Layanan

Keterangan

Produk Simpanan

Tahapan

Perbankan Elektronik (lanjutan)

SMS Top Up

Tahapan Xpresi

BCA Mobile

Tahapan Gold

SMS BCA

Tapres

Push Notification Service via SMS


/ Email

Simpanan Pelajar
TabunganKu

e-Tax (pembayaran pajak lokal:


PPN, PPh, dan lainnya)

LAKU

Sakuku

BCA Dollar

DUITT

Deposito Berjangka
Layanan Transaksi Perbankan

Safe Deposit Box

Layanan Cash Management

Receivable Management /
Collection (termasuk B2B & B2C)

Transfer
Remittance
Collection dan Kliring
Bank Notes

Liquidity Management
Kartu Kredit

Open Payment

BCA VISA
Produk Bancassurance

Provisa Syariah

Payroll Services

Provisa Platinum Syariah

Cash Pick Up

Maxi Health

Modul Penerimaan Negara


Generasi 2 (MPN G2) - pembayaran
pajak dengan sistem e-billing

Maxi Kid Investa


Maxi Retirement

Jasa Kustodian
ATM BCA (multifungsi, non tunai
dan setoran tunai)

Maxi Legacy
Produk Investasi Reksa Dana

Reksa Dana Pasar Uang

EDC BCA

Danareksa Gebyar Dana Likuid

Debit BCA

First State Indonesian Money


Market Fund

Tunai BCA
Flazz
Self Service Passbook Printer
(SSPP)

Schroder Dana Likuid


Reksa Dana Terproteksi
Batavia Proteksi Gebyar I

EDCBIZZ

Batavia Proteksi Gebyar II

Internet Banking

Danareksa Proteksi XII

KlikBCA Individu - untuk


kebutuhan nasabah individu
KlikBCA Bisnis - untuk
kebutuhan bisnis
KlikBCA Bisnis Integrated
Solution - memiliki fitur lebih
kompleks dari KlikBCA Bisnis,
contohnya untuk layanan supply
chain
Mobile Banking (m-BCA)
BCA KlikPay
Call Center (Halo BCA)
Phone Banking (BCA by Phone
Business dan BCA by Phone
Priority)

590
PT Bank Central Asia Tbk

Provisa Max
Provisa Platinum Max

Auto Debit

Perbankan Elektronik

BCA Card
BCA Mastercard

Travellers Cheque
Virtual Account

Payable Management /
Disbursement

Laporan Tahunan 2015

Reksa Dana Pendapatan Tetap


(IDR)
Danareksa Gebyar Indonesia II
Nikko Gebyar Indonesia Dua
Panin Gebyar Indonesia II
Schroder Dana Mantap Plus II
Schroder Prestasi Gebyar
Indonesia II
Reksa Dana Pendapatan Tetap
(USD)
BNP Paribas Prima USD
Schroder USD Bond Fund

Tata Kelola Perusahaan

Produk dan Layanan


Produk Investasi Reksa Dana
(lanjutan)

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Keterangan

Produk dan Layanan

Keterangan

Reksa Dana Campuran

Pembiayaan Ekspor-Impor
(Trade Finance)

Inward Documentary Collection

BNP Paribas Spektra


Schroder Dana Terpadu II

LC Discounting

Schroder Syariah Balanced Fund

LC Forfaiting

Reksa Dana Saham

LC Issuance

Ashmore Dana Ekuitas Nusantara

LC Negotiation

Ashmore Dana Progresif


Nusantara

Letter of Guarantee
Outward Documentary Collection

BNP Paribas Ekuitas

Pre-Export Financing (Export Loan)

BNP Paribas Pesona


BNP Paribas Pesona Syariah
Danareksa Mawar Konsumer 10

Trust Receipt
Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri (SKBDN / Local LC)

First State IndoEquity Sectoral


Fund

Schroder Dana Prestasi Plus

SKBDN Discounting

SKBDN Issuance

Schroder Dana Istimewa


Schroder Dana Prestasi

Letter of Guarantee

SKBDN Forfaiting

Schroder 90 Plus Equity Fund

Produk Investasi Obligasi

LC Confirmation

Trust Receipt
Fasilitas Valuta Asing

Spot
Forward

Obligasi Negara Ritel

Swap

Sukuk Negara Ritel

Produk Derivatif lainnya

Savings Bond Retail


Surat Utang Negara Fixed Rate
Surat Utang Negara Dalam
Mata Uang USD
Fasilitas Kredit

Kredit Pemilikan Rumah


Kredit Kendaraan Bermotor
Kredit Modal Kerja
Kredit Sindikasi
Kredit Ekspor
Trust Receipt
Kredit Investasi
Distributor Financing
Supplier Financing
Dealer Financing
Warehouse Financing
Showroom Financing
Investment Financing

Standby LC / Bank Garansi

Advance Payment Guarantee


Bid Guarantee
Counter Guarantee
Custom Guarantee (P4BM)
Direct Pay Guarantee
Financial Guarantee
Maintenance Guarantee
Payment Guarantee
Performance Guarantee

591
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Kantor Cabang
Per 31 Desember 2015
KANTOR WILAYAH I
Alamat :
Jln. Asia Afrika 122-124, Lt.4
Bandung 40261
Tel. (022) 4236303

Jumlah Kantor Cabang :


11 Kantor Cabang Utama
67 Kantor Cabang Pembantu
9 Kantor Kas

Lokasi :
Bandung

Cirebon

Majalengka

Subang

Banjar

Garut

Ngamprah

Sukabumi

Ciamis

Indramayu

Purwakarta

Sumber

Cianjur

Karawang

Singaparna

Sumedang

Cimahi

Kuningan

Soreang

Tasikmalaya

KANTOR WILAYAH II
Alamat :
Jln. Pemuda 90-92, Lt.4
Semarang 50133
Tel. (024) 3550333

Jumlah Kantor Cabang :


13 Kantor Cabang Utama
81 Kantor Cabang Pembantu
19 Kantor Kas

Lokasi :
Banjarnegara

Kebumen

Purwokerto

Tegal

Bantul

Kendal

Purworejo

Temanggung

Batang

Klaten

Rembang

Ungaran

Blora

Kudus

Salatiga

Wates

Boyolali

Magelang

Semarang

Wonogiri

Brebes

Mungkid

Slawi

Wonosari

Cilacap

Pati

Sleman

Wonosobo

Demak

Pekalongan

Solo

Yogyakarta

Jepara

Pemalang

Sragen

Kajen

Purbalingga

Sukoharjo

Karanganyar

Purwodadi

Surakarta

KANTOR WILAYAH III


Alamat :
Jln. Raya Darmo 5, Lt.6
Surabaya 60265
Tel. (031) 5618921

Jumlah Kantor Cabang :


13 Kantor Cabang Utama
87 Kantor Cabang Pembantu
23 Kantor Kas

Lokasi :
Bangkalan

Jombang

Pamekasan

Sumenep

Bojonegoro

Lamongan

Sampang

Surabaya

Gresik

Mojokerto

Sidoarjo

Tuban

KANTOR WILAYAH IV
Alamat :
Jln. Hasanudin 58
Denpasar 80119
Tel. (0361) 431012-14

Jumlah Kantor Cabang :


13 Kantor Cabang Utama
58 Kantor Cabang Pembantu
10 Kantor Kas

Lokasi :
Ambon

Kendari

Negara

Sungguminasa

Badung

Kotamobagu

Palopo

Tabanan

Bau Bau

Kupang

Palu

Ternate

Bedugul

Luwuk

Pare Pare

Timika

Bitung

Makassar

Praya

Tomohon

Denpasar

Manado

Selong

Watampone

Gianyar

Manokwari

Semarapura

Gorontalo

Mataram

Singaraja

Jayapura

Mengwi

Sorong

592
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

KANTOR WILAYAH V
Alamat :
Jln. Diponegoro 15, Lt.5
Medan 20112
Tel. (061) 4148800

Jumlah Kantor Cabang :


13 Kantor Cabang Utama
55 Kantor Cabang Pembantu
13 Kantor Kas

Lokasi :
Banda Aceh

Bireuen

Medan

Sei Rampah

Bandar Seri Bentan

Bukittinggi

Padang

Tanjung Balai

Batam

Dumai

Payakumbuh

Tanjung Balai Karimun

Bengkalis

Kisaran

Pekanbaru

Tanjung Pinang

Binjai

Lhokseumawe

Pematang Siantar

Tebing Tinggi

Bintan

Lubuk Pakam

Rantau Prapat

Tembilahan

KANTOR WILAYAH VI
Alamat :
Jln. Kapten Rivai 22, Lt.4
Palembang 30129
Tel. (0711) 312244

Jumlah Kantor Cabang :


9 Kantor Cabang Utama
39 Kantor Cabang Pembantu
32 Kantor Kas

Lokasi :
Bandar Lampung

Kepahiang

Menggala

Pangkalan Balai

Bangko

Koba

Mentok

Prambumulih

Baturaja

Kotabumi

Metro

Pringsewu

Belitung Timur

Kuala Tungkal

Muara Bungo

Sekayu

Bengkulu

Lahat

Muara Enim

Sungai Liat

Curup

Lampung Selatan

Pagar Alam

Tanjung Pandan
Toboali

Gunung Sugih

Lubuk Linggau

Palembang

Jambi

Martapura

Pangkal Pinang

KANTOR WILAYAH VII


Alamat :
Jln. Jend. Basuki Rachmat 70-74, Lt.3
Malang 65111
Tel. (0341) 364500

Jumlah Kantor Cabang :


11 Kantor Cabang Utama
50 Kantor Cabang Pembantu
16 Kantor Kas

Lokasi :
Banyuwangi

Kediri

Malang

Probolinggo

Batu

Kepanjen

Mejayan

Situbondo

Blitar

Kraksaan

Nganjuk

Srengat

Bondowoso

Lumajang

Ngawi

Trenggalek
Tulungagung

Jember

Madiun

Pasuruan

Kanigoro

Magetan

Ponorogo

KANTOR WILAYAH VIII


Alamat :
Wisma BCA Pondok Indah, Lt.3
Jln. Metro Pondok Indah No.10
Jakarta 12310
Tel. (021) 29973488

Jumlah Kantor Cabang :


9 Kantor Cabang Utama
93 Kantor Cabang Pembantu
22 Kantor Kas

Lokasi :
Bekasi

Depok

Purwakarta

Tangerang

Cibinong

Jakarta
(Pusat, Selatan, Timur & Utara)

Serang

Tangerang Selatan

593
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Kantor Cabang - lanjutan


KANTOR WILAYAH IX
Alamat :
Jln. Matraman Raya 14-16, Lt.3
Jakarta 13150
Tel. (021) 8581259

Jumlah Kantor Cabang :


12 Kantor Cabang Utama
102 Kantor Cabang Pembantu
22 Kantor Kas

Lokasi :
Bekasi

Cibinong

Depok

Bogor

Cikarang

Jakarta
(Pusat, Selatan, Timur & Utara)

Karawang

KANTOR WILAYAH X
Jumlah Kantor Cabang :
8 Kantor Cabang Utama
72 Kantor Cabang Pembantu
3 Kantor Kas

Alamat :
Jln. Asemka 27-30, Lt.6
Jakarta 11110
Tel. (021) 6901771
Lokasi :
Jakarta (Barat, Pusat & Utara)
KANTOR WILAYAH XI
Alamat :
Jln. Jend. Sudirman 139, Lt.4
Balikpapan 76112
Tel. (0542) 737133

Jumlah Kantor Cabang :


7 Kantor Cabang Utama
37 Kantor Cabang Pembantu
6 Kantor Kas

Lokasi :
Balikpapan

Ketapang

Sambas

Tanjung Redeb

Banjar

Mempawah

Sampit

Tarakan
Tenggarong

Banjarbaru

Palangkaraya

Sangatta

Banjarmasin

Pangkalan Bun

Singkawang

Batulicin

Pontianak

Sintang

Bontang

Samarinda

Tanjung

KANTOR WILAYAH XII


Alamat :
Wisma Asia, Lt.8.
Jln. S. Parman kav.79
Jakarta 11420
Tel. (021) 5638888

Jumlah Kantor Cabang :


12 Kantor Cabang Utama
112 Kantor Cabang Pembantu
22 Kantor Kas

Lokasi :
Cilegon

Pandeglang

Serang

Tangerang Selatan

Jakarta (Barat & Pusat)

Rangkasbitung

Tangerang

Tigaraksa

KANTOR NON WILAYAH


Alamat :
Menara BCA, Grand Indonesia Lt. 28
Jl. M.H. Thamrin No. 1
Jakarta 10310
Tel. (021) 23588000

Jumlah Kantor Cabang :


1 Kantor Cabang Utama

Lokasi :
Jakarta (Pusat)
KANTOR PERWAKILAN
Singapore

Hong Kong

Alamat :
360 orchard road
#06-06A International building
Singapore 238869

Alamat :
Suites 3211-3215
Jardine House
1 Connaught Place
Central, Hong kong

594
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasian

Data Perusahaan

Bidang Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar Pasal 3, BCA sebagai Bank Umum dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

Kegiatan Usaha Utama:


a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,
tabungan dan/atau bentuk yang lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. Memberikan kredit;
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang;
d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan atau atas perintah nasabahnya;
i.

Surat-surat wesel, termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank, yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada
kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

ii. Surat-surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada
kebiasaan dalam perdagangan surat-surat tersebut;
iii. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
iv. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
v. Obligasi;
vi. Surat dagang berjangka waktu, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
vii. Surat berharga lain yang berjangka waktu, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
i.

Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;

j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak
tercatat di bursa efek;
k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;
l. Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, baik melalui pendirian
anak perusahaan maupun melalui pembentukan unit usaha Syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia, atau Otoritas Jasa Keuangan atau instansi yang berwenang lainnya;
m. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, atau
Otoritas Jasa Keuangan atau instansi yang berwenang lainnya;
n. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti perusahaan
sewa guna usaha, perusahaan modal ventura, perusahaan efek, perusahaan asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, atau Otoritas
Jasa Keuangan atau instansi yang berwenang lainnya;
o. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit, dengan syarat harus
menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, atau Otoritas
Jasa Keuangan atau instansi yang berwenang lainnya;
p. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun, sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan dana pensiun yang berlaku;
q. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku, termasuk antara lain tindakan dalam rangka restrukturisasi atau penyelamatan kredit
antara lain membeli agunan, baik semua maupun sebagian, melalui lelang atau dengan cara lain, dalam hal debitur
tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli wajib dicairkan secepatnya.

595
PT Bank Central Asia Tbk

Laporan Tahunan 2015

Profil Singkat BCA

Laporan kepada Pemegang Saham

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Informasi Umum Perusahaan


Nama

Sekretaris Perusahaan dan


Hubungan Masyarakat

PT Bank Central Asia Tbk

Bidang Usaha
Bank Umum

Kepemilikan

FarIndo Investments (Mauritius) Ltd


qualitate qua (qq) 47,15%
Anthony Salim 1,76%
Masyarakat 51,09%

Pendirian Perusahaan
10 Oktober 1955

Dasar Hukum Pendirian

Akta Pendirian Perusahaan No. 38 dengan


Akta Notaris Raden Mas Soeprapto
tanggal 10 Agustus 1955.
Disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan Surat
Keputusan No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955

Bursa Efek

Saham PT Bank Central Asia Tbk dicatat dan


diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia

Tanggal Pencatatan Saham


31 Mei 2000

Kode Saham

Investor Relations

Menara BCA, Lantai 20


Grand Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 1
Jakarta 10310
Tel.
(62 21) 2358 8000
Fax. (62 21) 2358 8339
E-mail: investor_relations@bca.co.id

Akuntan Publik

Siddharta Widjaja & Rekan


(anggota KPMG international)
Wisma GKBI 28, Lantai 33
Jl. Jend. Sudirman
Jakarta 10210, Indonesia
Tel.
(62 21) 574 2333

(62 21) 574 2888
Fax. (62 21) 574 1777

(62 21) 574 2777

Perusahaan Pemeringkat

BBCA

Fitch Ratings Singapore Pte Ltd


6 Temasek Boulevard #35-04/05
Suntec Tower 4
Singapore
Tel. (65) 6796 7200
Website: www.fitchratings.com

Moodys Singapore Pte Ltd
50 Raffles Place #23-06
Singapore Land Tower
Singapore 048623
Website: www.moodys.com

ISIN Code

ID1000109507

SWIFT Code
CENAIDJA

Total Karyawan
23.982

Kantor Pusat:

Menara BCA
Grand Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 1
Jakarta 10310
Tel. (62 21) 2358 8000
Fax. (62 21) 2358 8300

Biro Administrasi Efek

PT Raya Saham Registra


Gedung Plaza Sentral, Lantai 2
Jl. Jend. Sudirman Kav. 47-48 Jakarta 12930
Tel.
(62 21) 2525666
Fax. (62 21) 2525028
Website: www.registra.co.id

Website Perusahaan:
www.bca.co.id
www.klikbca.com

Call Center:
Halo BCA
1500888

596
PT Bank Central Asia Tbk

Menara BCA, Lantai 22


Grand Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 1
Jakarta 10310
Tel.
(62 21) 2358 8000
Fax. (62 21) 2358 8300
E-mail: humas@bca.co.id

Laporan Tahunan 2015

Laporan Tahunan 2015

Mempertahankan
Soliditas

PT Bank Central Asia Tbk


Kantor Pusat
Menara BCA
Grand Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 1
Jakarta 10310, Indonesia
Tel. 62 21 235 88000
Fax. 62 21 235 88300
www.bca.co.id

Anda mungkin juga menyukai