PENDAHULUAN
kemungkinan terjadi fraktur sebesar 15-20%. Patah tulang pangkal paha akibat
osteoporosis diperkirakan akan meningkat tiap tahunnya menjadi 6,26 juta sampai
tahun 2050. Di Amerika Serikat didapatkan 24 juta penderita osteoporosis yang
memerlukan pengobatan, 80% diantaranya wanita. Sepuluh juta sudah jelas
mengalami osteoporosis, dan 14 juta mengalami massa tulang yang rendah yang
merupakan risiko tinggi terjadinya osteoporosis berat. Dari yang menderita
osteoporosis kurang lebih 1,5 juta mengalami patah tulang, dan diperkirakan 37.000
orang meninggal tiap tahunnya akibat komplikasinya (Proverawati, 2009).
Burn (1988), mengatakan bahwa kebanyakan wanita menopause sering
mengalami depresi dan kecemasan dimana kecemasan yang muncul dapat
menimbulkan insomnia. Kartono (1992), mengemukakan perubahan-perubahan psikis
yang terjadi pada masa menopause akan menimbulkan sikap yang berbeda-beda
antara lain adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam sintom-sintom psikologis
seperti: depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah, dan diliputi banyak
kecemasan.
sedih tampa diketahui sebabnya. Rasa takut kehilangan suami, anak, dan ditinggalkan
sendiri. Keinginan seks menurun dan sulit untuk dirangsang (Manuaba, 2004).
Kondisi yang demikian dapat menimbulkan stress, baik pada masa perimenopause,
premenopause maupun pada masa postmenopause.
Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Epidemiologi dan Psikiatri,
University of Pittsburgh, OHara mendapatkan hasil 28,9% mengalami stress (tidak
siap) diawal perimenopause, 20,9% di premenopause dan 22% pada postmenopause
(Bromberger dkk, 2005).
Sebuah penelitian tentang menopause yang dilakukan pada tahun 2006 di
Canada didapatkan hasil 38% mengalami gangguan tidur, 30%-50% mengalami
gangguan urogenital, 50% mengalami kekeringan vagina yang disertai rasa sakit.
Menurut World Health Organization (WHO,1996), setiap tahunnya sekitar 25
juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. WHO juga
mengatakan pada tahun 1990, sekitar 467 juta wanita berusia 50 tahun keatas
menghabiskan hidupnya dalam keadaan pasca menopause, dan 40% dari wanita pasca
menopause tersebut tinggal di negara berkembang dengan usia rata-rata mengalami
menopause pada usia 51 tahun. WHO memperkirakan jumlah wanita usia 50 tahun ke
atas diperkirakan akan meningkat dari 500 juta pada saat ini menjadi lebih dari 1
milyar pada tahun 2030. Di Asia, masih menurut data WHO, pada tahun 2025 jumlah
wanita yang menopause akan melonjak dari 107 juta jiwa akan menjadi 373 juta jiwa.
Prakiraan kasar menunjukkan akan terdapat sekitar 30 40 juta wanita dari seluruh
jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240 250 juta jiwa pada tahun 2010.
Dalam kurun waktu tersebut (usia lebih dari 60 tahun) hampir 100% telah mengalami
menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya.
Data dari BPS pada tahun 2009 bahwa 5.320.000 wanita Indonesia telah
memasuki masa menopause per tahunnya. Depkes RI (2005), memperkirakan
penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah
wanita yang hidup dalam usia menopause sekitar 30,3 juta jiwa dengan usia rata-rata
menopause 49 tahun. Bappenas memperkirakan pada tahun 2025 jumlah penduduk
Indonesia ada 273,65 juta jiwa dan angka harapan hidup pada tahun 2025 adalah 73,7
tahun.
Peningkatan jumlah wanita usia tua ini tentunya akan menimbulkan problema
tersendiri, apalagi ditambah dengan munculnya keluhan-keluhan pada masa
menopause. Walaupun tidak menyebabkan kematian, menopause dapat menimbulkan
rasa tidak nyaman dan dapat menyebabkan gangguan dalam pekerjaaan sehari-hari
yang dapat menurunkan kwalitas hidup. Kondisi yang demikian tentunya
memerlukan suatu penanganan yang tepat supaya siap untuk menghadapi keluhan
menopause, serta penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, cancer dan dimensia tipe
Alzheimer. Padahal pada kurun waktu usia 40-65 tahun (masa klimakterium) banyak
wanita yang mencapai puncak prestasi karirnya.
Data dari Badan Pusat Statistik Aceh tahun 2006 dari 1.998.623 juta jiwa
penduduk, wanita yang berusia di atas 45 tahun berjumlah 429.111 jiwa. Tahun 2007
jumlah wanita yang berusia 45-64 tahun di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
berjumlah 512.090 jiwa, dan jumlah wanita usia 45-64 tahun pada tahun 2008 di
Banda Aceh berjumlah 615.921 jiwa (Profil Kesehatan Propinsi Aceh, 2009).
Di Kota Banda Aceh ada 14 rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah
maupun rumah sakit swasta, Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda
Aceh Provinsi Aceh merupakan satu-satunya rumah sakit yang sudah mempunyai
poly Geriatri yang menangani wanita menopause dan poli PKMRS (Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit). Poli geriatri tersebut dibuka hanya setiap hari
Jumat, sedangkan pada rumah sakit lain, wanita menopause dilayani di poli
kebidanan dan poli penyakit dalam.
Dari study pendahuluan yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Zainal Abidin Banda Aceh jumlah wanita menopause yang berobat di poly Geriatri
rata-rata tiap bulan berjumlah 70 orang. Dari studi awal yang peneliti lakukan pada
30 orang wanita menopause didapatkan informasi bahwa mereka tidak mempunyai
pengetahuan tentang menopause dan tidak siap menghadapi keluhan menopause.
Mereka menganggap keluhan pada masa menopause sebagai suatu penyakit, dan
solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah/keluhan menopause mereka adalah
tenaga kesehatan. Di poli Geriatri tenaga kesehatan melakukan pengobatan dan
konseling, tetapi karena banyaknya pasien dan kurangnya waktu (hari jumat poli
tutup jam 12.00 WIB), menyebabkan tenaga kesehatan tidak dapat melaksanakan
tugas mereka secara maksimal, dengan kata lain peran tenaga kesehatan (motivator,
fasilitator, dan konselor) sering tidak dapat dijalankan secara bersamaan.
1.2. Permasalahan
Ketidaksiapan dalam menghadapi menopause dapat menimbulkan masalah
pada wanita menopause sehingga perlu dilakukan penelitian: Bagaimanakah
Pengaruh Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Kesiapan Wanita Menopause Dalam
Menghadapi Keluhan Menopause di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin
Banda Aceh Propinsi Aceh tahun 2011.
1.3.
Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh peran tenaga kesehatan (motivator, fasilitator
1.4. Hipotesis
Ada pengaruh peran tenaga (motivator, fasilitator, konselor) terhadap
kesiapan wanita menopause dalam menghadapi keluhan menopause di Rumah Sakit
Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Propinsi Aceh tahun 2011.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat,
khususnya wanita menopause yang bermasalah dalam menghadapi masa
menopausenya.
2. Bagi pengambil kebijakan, khususnya Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainul
Abidin Banda Aceh agar dapat meningkatkan peran tenaga kesehatan melalui
pelatihan-pelatihan tentang menopause.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan kesiapan wanita dalam menghadapi menopause.