A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk menetapkan kadar asam lemah dengan menambah pereaksi tertentu untuk menaikkan
2.
B.
LANDASAN TEORI
Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolute atau
relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel, misalnya terhadap bahanbahan atau sediaan yang digunakan di dalam farmasi, obat di dalam jaringan tubuh, dan
sebagainya. Banyak sedikitnya sampel dan jumlah relatif analit penyusun sampel merupakan
karakteristik yang penting dalam suatu metode analisis kuantitatif. Metode-metode ini dapat
digolongkan sebagai makro, semimikro, dan mikro tergantung pada banyak sedikitnya
sampel. Banyak sedikitnya sampel yang diambil untuk analisis tergantung pada metode
analisis yang akan digunakan. Suatu penentuan konsentrasi sekelumit secara spektrofotometri
memerlukan suatu sampel makro, tetapi bila dilakukan secara kromatografi, cukup dengan
sampel mikro (Gandjar, 2007).
Asam borat (H3BO3) adalah senyawa yang mengandung boron yang larut dan
bersirkulasi di dalam plasma. Ini berwarna dan bubuk putih larut dalam air dan telah
digunakan sebagai pestisida untuk membunuh kutu, serangga, jamur dan alga dan juga lalat,
kecoa, kutu busuk dan jamur pelapuk kayu. Asam borat digunakan secara meluas sebagai
pengawet makanan (4mg/L) di dalam produk makanan seperti kaviar dan juga untuk tujuan
kesehatan dan non kesehatan. Ini juga digunakan untuk mengawetkan daging, kaviar, dan
produk keju. Boron dan derivatnya yang digunakan dalam sel - sel harus dikurangi. Ada
banyak laporan yang mengindikasikan efek yang berbahaya pada organism organism yang
dapat menyebabkan masalah kesehatan jika makanan tersebut dikonsumsi oleh manusia.
Asam borat dan boraks memiliki efek beracun pada sel. Untuk bayi yang baru lahir dosis
maksimum yang dapat diberikan antara 3 6 gram, dan 15 20 gram untuk dewasa.
Beberapa gejala yang ditimbulkan oleh asam borat antara lain batuk, iritasi mata, diare, dan
iritasi pada mulut. Pada umumnya asam borat akan menakibatkan efek yang buruk pada
kesehatan manusia jika di konsumsi dalam skala besar. Bagaimanapun dilakukan peringatan
pada asam borat dalam pengunaanya di beberapa produk makanan (Kumar, 2011).
Senyawa asam borat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
sebagai antiseptic, kosmetik, industry kulit, detergen, sabun, plastic, industry metal dan alatalat listrik. Kegunaan asam borat yang utama adalah untuk obat-obatan, dan yang
berhubungan dengan lapangan farmasi, seperti untuk obat kumur, obat semprot hidung dan
formula kesehatan untuk muka. Namun, ternyata ada beberapa produsen makanan yang
menambahkan borat kedalam makanan. Penambahan borat ke dalam bahan makanan sebagai
tambahan makanan atau food aditif memang memberikan keuntungan bagi produsen,
diantaranya makanan menjadi lebih awet, bakso daging misalnya menjadi lebih kenyal, padat
dan rapuh. Borat diperoleh di pasaran dengan harga yang relative murah, padahal asam borat
merupakan bahan kimia yang hanya diperbolehkan untuk pemakaian luar dan tidah boleh
dipergunakan untuk internal (Marushin, 2004).
Asam salisilat adalah salah satu obat yang diketahui untuk mengobati keratonoid dan
pengobatan yang baik khusus kondisi kulit, termasuk psoriasis. Ketika mekanisme kerja
keratonoid tidak sepenuhnya dimengerti, diperkirakan asam salisilat mungkin mengurangi
keratonoid keratonoid dengan baik dengan perlahan-lahan mengurangi pH pada stratum
corneum, efek ini menjadi awal dari berkurangnya skala dan kelembutan pada daerah yang
terkena. Asam salisilat menjadi pilihan yang aman untuk mengontrol efek psoriatic local pada
kehamilan, bagaimanapun karena resiko yang sangat besar dari sistem penyerapan dan efek
racun, asam salisilat harus dihindarkan dari jangkauan anak anak (K. Rao, 2010).
Asam salisilat memiliki aktivitas keratorik dan antiseptik lemak jika digunakan secara
topikal. Sifatnya yang asam meningkatkan hidrasi endogen, sehingga keratin terdistribusi di
permukaan kulit yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan absorbsi ke dalam
kulit. Selain itu, penggunaan jangka panjang pada daerah yang sama akan mengiritasi kulit
sehingga menyebabkan dermatitis. Untukmengurangi sifat iritatif pada kulit, dilakukan usaha
mikroenkapsulasi dalam bentuk sistem liposom Liposom tidak menimbulkan modifikasi
kimia bahan obat dan dapat menjerat obat yang bersifat polar maupun yang bersifat non
polar. Asam salisilat bersifat hidrofil, tetapi sukar larut dalam air. Dilain pihak asam salisilat
diharapkan terjerat dalam kompartemen air, karena asamsalisilat harus dalamkeadaan terlarut.
Pelarut guna meningkatkan kelarutan asam salisilat (Panjaitan, 2008).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
2.
Buret
Lumpang dan alu
Statif dan klem
Erlenmeyer
Gelas kimia
Pipet tetes
Pipet ukur
Filler
Timbangan analitik
Sendok tanduk
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Asam salisilat
Asam borat
Indikator fenolftalein
Aquades
Gliserol
Etanol
Natrium dioksida 0,1 N
Aquades
D. URAIAN BAHAN
1.
: aqua destillata
: H2O
Rumus Struktur
Pemerian
mempunyai rasa.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
2.
: sebagai pelarut.
: acidum boricum
: H3BO3
Rumus Struktur
Kelarutan
3.
: acidum salicylicum
: C7H6O3
Rumus Struktur
Kelarutan
: natrii hydroxydum
: NaOH
Rumus Struktur
: Na O H
Kelarutan
Pemerian
keras, rapuh, dan menunjukkan susunan hablur; putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
5.
: glycerolum
: C3H8O3
Rumus Struktur
Kelarutan
manis diikuti rasa hangat. Higroskopis, jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat
memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai
lebih kurang 20o.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
6.
: zat tambahan.
: aethanolum
: C2H6O
Rumus Struktur
Kelarutan
Pemerian
: zat tambahan.
: Phenolftalein
: C20H14O4
Rumus Struktur
Kelarutan
Pemerian
E.
1.
PROSEDUR KERJA
Penetapan kadar asam borat
Asam Borat
2.
ditimbang 0,1 g
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
ditambahkan air 10 ml
ditambahkan gliserol 5 ml
ditambahkan indikator fenolftalein 2 pipet
dititrasi dengan NaOH 0,1 N
Larutan berwarna merah muda
Volume NaOH = 10,8 ml
Asam Salisilat
ditimbang 0,1 g
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
ditambahkan air 10 ml
ditambahkan etanol 5 ml
ditambahkan indikator fenolftalein 2 pipet
dititrasi dengan NaOH 0,1 N
Larutan berwarna merah muda
Volume NaOH = 3,1 ml
itrasi adalah suatu proses atau prosedur dalam analisis volumetrik dimana suatu titran
atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret ke larutan
yang dapat bereaksi yang dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik
ekuivalen atau titik akhir. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan dengan indikator
asam basa (Underwood, 1983). Indikator yang digunakan harus memberikan perubahan
warna yang nampak di sekitar pH titik ekivalen titrasi yang dilakukan, sehingga titik akhirnya
masih jatuh pada kisaran perubahan pH indikator tersebut. (Ika, 2009).
Asam borat merupakan bahan campuran pada boraks dalam pengawetan kayu. Asam
borat atau Natrium Karbonat disebut juga soda abu atau soda kue dengan rumus kimia
Na2CO3 dan banyak digunakan pada pembuatan sabun dan detergen, pembasmi serangga,
obat, dan pengawetan. Asam borat memiliki sifat berwarna putih, tidak berbau, dan larut
dalam air (Nugroho & Darmono, 2008).