Anda di halaman 1dari 6

Tugas Individu

Imunologi ikan

JENIS-JENIS IMUNOSTIMULAN PADA UDANG DAN IKAN

NAMA
NIM

: ANUGERAH SAPUTRA
: L221 14 003

PROGRAM STUDI BUDI DAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

JENIS-JENIS IMUNOSTIMULAN PADA IKAN dan UDANG


Immunostimulan adalah bahan kimia yang dapat mengaktifkan sel-sel
darah putih dan oleh sebab itu dapat membuat hewan lebih resistan
terhadap infeksi yang diakibatkan oleh virus, bakteri, jamur dan parasit.
Immunostimulant juga aktif melawan kanker manusia, karena mengaktifkan
sel-sel darah putih yang mana dapat mengenali dan menghancurkan selsel tumor (Mahasri, 2012).
Jenis-jenis imunostimulan yang digunakan pada udang dan ikan ::
A. Lipopolisakarida
Penggunaan imunostimulan paling banyak dipublikasikan adalah
kelompok lipopolisakarida. Bahan yang terbuat dari dinding sel bakteri gram
negatif itu dikenal sebagai imunostimulan potensial dalam pencegahan
penyakit. Bakteri kelompok itu antara lain adalah Vibrio. Vibrio ini satusatunya bakteri patogen yang sering menyerang perudangan budidaya
secara komersial (Tomo,2011).
Pada 1997 dan 1998, International Aquaculture Biotechnologies Ltd,
bersama petambak besar di Honduras mengevaluasi kemungkinan
penggunaan

lipopolisakarida

(LPS)

untuk

mencegah

serangan

penyakit taura syndrome virus (TSV) pada udang Vanname (Litopenaeus


vannamei). Benur (post larva-PL) Vanname direndam dalam larutan LPS.
Kemudian direndam dalam air yang mengandung larutan TSV virulen
(ganas) (Tomo,2011).
Lay

dan

Hastowo

(1992)

menyatakan

bahwa

lipopolisakarida

mempunyai beberapa fungsi yaitu:


a. Sebagai penahan pertama, jika terdapat bahan yang akan masuk ke
dalam sel maka bahan tersebut harus melalui lapisan ini. Lapisan
luar ini permeable bagimolekul yang kecil tetapi tidak permeable
terhadap enzim atau molekul besar lainnya. Ini berarti bahwa LPS
akan menahan enzim yang terletak diluar lapisan peptidoglikan
sehingga tidak akan meninggalkan sel. Enzim tersebut terletak
dalam ruangan periplasma.

b. Dalam ruamg periplasma terdapat protein pengikat yang bukan


merupakan enzim akan tetapi sifat mengikat kesuatu zat tertentu.
Protein pengikat ini kemudian membawa zat tertentu ke molekul
pembawa yang terikat pada membrane (membrane bround carrier).
Sistem pengangkutan zat seperti ini menggunakan ATP sebagai
sumber energy. Protein pengikat tidak ditemukan pada bakteri Gram
positif; bakteri ini juga tidak mempunyai lapisan LPS dan ruang
periplasma.
c. Sebagai penahan yang bersifat impermeable terhadap enzim yamg
berperan dalam pertumbuhan dinding sel. Enzim ini terletak dalam
ruang periplasma. Selain itu, membrane luar juga berfungsi dalam
mencegah kerusakan sel terhadap enzim dan bahan kimia yang
dapat merusak sel. Lisozim merusak bakteri Gram positif, pada gram
negatif lapisan membrane luar ini mencegah kerusakan ini oleh
karena enzim tidak dapat menembus lapisan membrane luar.
d. LPS bersifat toksin dan disebut endotoksin oleh karena merupakan
bagian dari sel dan hanya dilepaskan sewaktu lisis
B. Peptidoglikan
Bahan ini merupakan gabungan senyawa protein (peptida) dan
polisakarida yang merupakan derivat dari dinding sel bakteri gram positif.
Jenis bakteri yang digunakan sebagai sumbernya antara lain Bacillus,
Bifidobacterium, dan Brevibacterium (Tomo,2011).
Pada 1995, Bonyaratpalin menguji daya tahan udang terhadap
serangan virus penyebab penyakit kepala kuning (yellow head disease)
dengan peptidoglikan yang berasal dari dinding sel Brevibacterium.
Sedangkan

Itami pada

1998

menguji peptidoglikan

dari sumber

Bifidobacterium, terhadap kemungkinan serangan white spot (Tomo,2011).


a. -1,3/1,6-glucan dari dinding sel ragi roti
1. -glucan
-glucan yang alami merupakan homopolysaccharide
bercabang linier yang mengandung glukosa yang hanya
sebagai komponen struktural, yang dihubungkan dengan

ikatan glikosidik. Di alam Beta-glukan yang tersebar luas dan


sumber yang paling umum berasal dari dinding sel ragi
roti Saccharomyces cerevisiae dan anggota Echinaceae.
Beta (1,3) dan Beta (1,4) glukan yang diekstrak dari dedak
dari beberapa biji-bijian seperti gandum dan barley. Sumber
lain termasuk beberapa jenis rumput laut dan berbagai jenis
jamur seperti Shiitake, dan Maitake (Pati, 2013).
Reseptor ini mengikat berbagai patogen. Beta -glukan
reseptor pertama kali diidentifikasi pada permukaan monosit
dengan reseptor fagositosis untuk aktivator partikulat dari
komplemen jalur alternatif 5 . Kekebalan adaptif tergantung
pada reseptor yang mengidentifikasi pola antigenik inang
yang telah terkena sebelumnya. Tapi kekebalan bawaan
bergantung pada reseptor pola genetik ditentukan pengakuan
(PRRS) yang mengakui biomolekul (karbohidrat, lipid, dan
protein) khusus untuk mikroorganisme dan tidak menjadi tuan
rumah (Pati, 2013).
Diperkirakan bekerja melalui interaksi dengan reseptor
membran pada makrofag, neutrofil, dan sel NK. Makrofag
memainkan peran penting dalam semua fase pertahanan
inang yang baik dalam respon imun bawaan dan adaptif
dalam kasus infeksi patogen . Fungsi makrofag ditentukan
oleh enzim lisosomal dan aktivitas fagosit. Ketika reseptor
terlibat dengan Beta-glukan, sel-sel menjadi lebih aktif dalam
melanda, membunuh dan mencerna bakteri dan secara
bersamaan mereka mengeluarkan molekul sinyal sitokin (IL1, IL-6, IL-8, IL-12, TNF- ) yang merangsang pembentukan
sel darah putih baru dan mediator inflamasi lainnya (Pati,
2013).
Dengan demikian fungsi aktivasi makrofag oleh Beta glukan meningkatkan pertahanan kekebalan tubuh. Hewan
dengan

mekanisme

imun

spesifik

dan

non-spesifik

pertahanan (Ikan), fagosit aktif memproduksi molekul sitokin


yang dapat mengaktifkan memproduksi antibodi sel darah
putih (B dan T-sel), dan meningkatkan efektivitas vaksin (Pati,
2013).

DAFTAR PUSTAKA
Kalsum, U.

dkk.

2014.

Jenis

imunostimulan

pada

udang.

Budidaya perairan Univesritas Hasanudin. Makassar

Anda mungkin juga menyukai