Anda di halaman 1dari 39

TUGAS PRAKTIKUM PETROLOGI

KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN

Disusun oleh :
ARDHIAN FARDLI JULIAN (410014062)
(KELAS 01)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


(STTNAS YOGYAKARTA) 2015
1

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas tentang klasifikasi batuan
sedimen sebagai salah satu tugas praktikum petrologi

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada Yth:


1. Dr. Hiltrudis Gendoet Hartono, S.T. selaku dosen matakuliah petrologi
2. Asisten Dosen yang telah bersedia membantu dalam proses praktikum petrologi
3. Rekan-rekan mahasiwa kelas 01 teknik geologi sttnas yang telah membantu dalam
penyusunan tugas ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen matakuliah petrologi dan
asisten dosen guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami guna penyempurnaan tugas
selanjutnya.

Akhir kata semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Yogyakarta, 17 Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB 1. BATUAN SEDIMEN


A. Pengertian Batuan Sedimen .............................................................................4
B. Klasifikasi Batuan Sedimen..............................................................................5

BAB 2. MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN ..................................................20

BAB 3. KESIMPULAN..............................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................27

BAB 1
BATUAN SEDIMEN

A. PENGERTIAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa
bahan lepas. Hutton (1875; dalam Sanders, 1981) menyatakan Sedimentary rocks are rocks
which are formed by the turning to stone of sediments and that sediments, in turn, are formed
by the breakdown of yet-older rocks. ODunn & Sill (1986) menyebutkan sedimentary rocks are
formed by the consolidation of sediment : loose materials delivered to depositional sites by
water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the precipitation of CaCO3,
silica, salts, and other materials from solution Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk
oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air,
angin, es, gas dan longsoran gravitasi ( gerakan tanah atau tanah longsor ).
Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam
dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan

sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan
sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. Definisi
kompilasi batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena endapan (sedimen) dari hasil
erosi material-material batuan, organik, kimia dan terkompaksi serta tersementasi (litifikasi).
Bisa berasal dari batuan beku, metamorf maupun sedimen itu sendiri.

Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi, batuan sediment dapat
digolongkan atas tiga bagian utama, yaitu:
Sedimen Aquatis, yaitu sediment yang diendapkan oleh tenaga air. Contohnya adalah gosong
pasir, flood plain, natural levee, alluvial fan, delta dan sebagainya
Sedimen aeolis/ aeris, yaitu sediment yang diendapkan oleh tenaga angin (aeolis). Contohnya
tanah loss, sand dunes, seris, dan sebagainya
Sedimen glacial, yaitu sediment yang diendapkan oleh gletser. Contohnya: morena, drumlin,
dan sebagainya

Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi menjadi


dibagi menjadi tiga, yaitu :
Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomit, napal, dan
sebagainya.

Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya endapan sungai


(aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut, misalnya endapan delta
dan endapan rawa-rawa (limnis).

Penggolongan batuan sedimen yang didasarkan pada cara pengendapannya, dapat


dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
Sedimen Klastis adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal dari
pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati.
Sedimen Kimia yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan kemudian diendapkan secara kimia di
tempat lain. Endapan kimia juga berasal dari sumber air panas dan secara tiba-tiba mengalami
pendinginan akan menghasilkan endapan oval (kalsit).
Sedimen Organik Batuan sedimen organik /orgasen, yaitu batuan sediemn yang dibentuk
atau diendapkan oleh organisme.

B. KLASIFIKASI UMUM
Pettijohn (1975), ODunn & Sill (1986) membagi batuan sedimen berdasarkan teksturnya
menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastika dan batuan sedimen non-klastika.
Sanders (1981) dan Tucker (1991), membagi batuan sedimen menjadi :
1. Batuan sedimen detritus (klastika)
2. Batuan sedimen kimia
3. Batuan sedimen organik, dan
4. Batuan sedimen klastika gunungapi.
Batuan sedimen jenis ke empat itu adalah batuan sedimen bertekstur klastika dengan bahan
penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi.

Graha (1987) membagi batuan sedimen menjadi 4 kelompok juga, yaitu :


1. Batuan sedimen detritus (klastika/mekanis)
2. Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan)

3. Batuan sedimen silika, dan


4. Batuan sedimen karbonat

Berdasarkan asalnya (genesa), batuan sedimen dapat dikelompokan menjadi 5:


1. sedimen kimia, terbentuk langsung dari penguapan suatu cairan seperti gypsum, garam
dan sebagian batugamping
2. sedimen organik, disusun oleh sisa kehidupan baik binatang maupun tetumbuhan,
contohnya batugamping cangkang dan batubara
3. sedimen sisa, ini merupakan sisa pelapukan, contohnya laterit dan bouxit;
4. sedimen terigen, dimana partikelnya ditranspor dari tempat lain, contohnya batulanau,
batupasir dan konglomerat;
5. sedimen piroklastika, hasil endapan gunungapi, seperti tuf, pasir gunungapi dan
aglomerat.

Ke-lima kelompok sedimen ini dapat digolongkan kembali menjadi 2, yakni sedimen klastika
(allochthonous) dan sedimen non-klastika (autochthonous).

1. BATUAN SEDIMEN KLASTIK


Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen yang
terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan yang sudah ada. Proses
pengerjaan kembali itu meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian redeposisi
(pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau efek gravitasi
8

(beratnya sendiri). Media yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan yang telah ada.
Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari butiran/pecahan batuan (klastika)
sehingga bertekstur klastika.
Dikelompokkan berdasarkan butir materialnya. Untuk itu diperlukan satu acuan butir
komponen materialnya, dan telah dibuat oleh Wentworth, dikenal sebagai skala Wenworth.

Berdasarkan komposisi penyusun utamanya, batuan sedimen klastika (bertekstur klastika) dapat
dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Batuan sedimen silisiklastika (siliciclastic)


berasal dari kata silici dan clastic. Clast (dari kata Yunani klastos, artinya pecahan):
merupakan terminologi untuk fragmen pecahan dalam batuan sedimen. Disebut juga butiran asal
darat (terrigenous grains). Dikarenakan butiran asal darat kebanyakan tersusun oleh silika, maka
batuan yang tersusun oleh butiran semacam itu sering disebut dengan silisiklastik. Batuan
sedimen silisiklastik (atau sering disebut klastik) tersusun oleh butiran-butiran yang berasal dari
transportasi dan pengendapan batuan yang telah ada sebelumnya (pre-existing rocks) dalam
suatu lingkungan pengendapan.

Mekanisme transport melalui angin, arus sungai, arus pasang surut, gelombang, aliran
massa, longsoran es (glacier) dan arus turbit (Tucker, 1991).

Komponen utama batuan silisiklastik:

Butiran batuan sedimen/fragmen


Fragmen/butiran merupakan penyusun utama batuan sedimen yang berupa butir mineral atau
pecahan batuan

Matrik batuan sedimen


Matrik merupakan bahan hancuran halus yang terendapkan bersama dengan fragmen yang
terletak di antara butiran fragmen batuan sedimen

Semen batuan sedimen


Semen merupakan mineral yang tumbuh dan membersar dalam rongga antar butiran yang tidak
diisi oleh matrik. Proses sementasi berjalan setelah pengendapan dan berfungsi menguatkan
ikatan antar butiran.

10

2. Batuan sedimen klastika gunungapi adalah batuan sedimen dengan material penyusun
utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi (kaca, kristal dan atau litik),

3. Batuan sedimen klastika karbonat, atau batugamping klastika adalah batuan sedimen klastika
dengan mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit). Batuan karbonat adalah
batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat
klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986).

Proses diagenesa antara lain :

1. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat beban di
atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain
menjadi rapat.

2. Sementasi

11

Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat
butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan
pada ruang butir makin besar.

3. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan
material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada
pembentukan batuan karbonat.

4. Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral tersebut
merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui
sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.

5. Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume
asal.

2. BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK


Batuan sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil
penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses
pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan
kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi
kimia, misalnya CaO + CO2 CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh
aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut
(karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat
penurunan daratan menjadi laut.
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :

12

1.Golongan Detritus Kasar


Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain
adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di
lingkungan sungai dan danau atau laut.

2. Golongan Detritus Halus


Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut
dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.

3. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera.
Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih
dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras
13

sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial.
Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.

4. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih
menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom.
Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

5. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup
pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga
sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga
adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuanbatuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.

6. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Dimana
sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya
sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara
adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu
mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.

Warna Batuan Sedimen

14

Pada umumnya, batuan sedimen berwarna terang atau cerah, putih, kuning atau abu-abu
terang. Namun demikian, ada pula yang berwarna gelap, abu-abu gelap sampai hitam, serta
merah dan coklat. Dengan demikian warna batuan sedimen sangat bervariasi, terutama sangat
tergantung pada komposisi bahan penyusunnya.

Kekompakan
Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan
sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik
sampai dengan suhu 300 oC dan tekanan 1 2 kilobar, berlangsung mulai sedimen mengalami
penguburan, hingga terangkat dan tersingkap kembali di permukaan.

Berdasarkan hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :


1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami penguburan semakin
dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap kembali di
permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.

Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan sedimen juga
sangat bervariasi, yakni :
1. Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)
2. Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi kering, tetapi akan
terurai bila dimasukkan ke dalam air.
3. Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat dilepas dengan
tangan atau kuku.
4. Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.
5. Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).
15

Tekstur
Seperti diuraikan di atas, maka batuan sedimen dapat bertekstur klastika atau non
klastika. Namun demikian apabila batuannya sudah sangat kompak dan telah terjadi
rekristalisasi (pengkristalan kembali), maka batuan sedimen itu bertekstur kristalin. Batuan
sedimen kristalin umum terjadi pada batugamping dan batuan sedimen kaya silika yang sangat
kompak dan keras.

Bentuk Butir
Berdasarkan perbandingan diameter panjang (long) (l), menengah (intermediate) (i) dan
pendek (short) (s) maka terdapat empat bentuk butir di dalam batuan sedimen, yaitu (Gambar
3.2):
1. Oblate, bila l = i tetapi tidak sama dengan s.
2. Equant, bila l = i = s.
3. Bladed, bila l tidak sama dengan i tidak sama dengan s.
4. Prolate, bila i = s, tetapi tidak sama dengan l.
Apabila bentuk-bentuk teratur tersebut tidak dapat diamati, maka cukup disebutkan bentuknya
tidak teratur. Pada kenyataannya, bentuk butir yang dapat diamati secara megaskopik adalah
yang berukuran paling kecil granule (kerikil, f 2 mm).

Bentuk butir itu dapat disebutkan seperti halnya pemerian kebundaran di bawah ini.

16

Gambar Empat kelas bentuk butir berdasarkan perbandingan diameter panjang (l), menengah (i) dan pendek (s)
menurut T. Zingg. Kelas A = oblate (tabular atau bentuk disk); B = equant (kubus atau bulat); C = bladed dan D =
prolate (bentuk rod).

Kebundaran
Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dkk., (1987)
membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan ditunjukkan dengan pembulatan rendah
dan tinggi .

Gambar kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987).

Keenam kategori kebundaran tersebut yaitu:

17

1. Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)


2. Meruncing (menyudut) (angular)
3. Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)
4. Membundar (membulat) tanggung (subrounded)
5. Membundar (membulat (rounded), dan
6. Sangat membundar (membulat) (well-rounded).

Tekstur Permukaan
1. Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam. Tekstur permukaan
kasar biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat kebundaran sangat meruncing-meruncing.
2. Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata. Tekstur ini terdapat pada
butir dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung hingga membulat tanggung.
3. Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan rata. Hal ini mencerminkan proses abrasi
permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalami transportasi. Dengan demikian butiran
sedimen yang mempunyai tekstur permukaan halus terjadi pada kebundaran membulat sampai
sangat membulat.

18

Ukuran Butir
Ukuran butir batuan sedimen klastika umumnya mengikuti Skala Wentworth (1922,
dalam Boggs, 1992) .

Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik. Ukuran
butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih terasa ada butir seperti
pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus dan lembut di tangan,
tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin.

Kemas atau Fabrik


1. Kemas tertutup, bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan atau
bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast supported). Apabila ukuran butir

19

fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal clast supported. Tetapi bila
ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported.
2. Kemas terbuka, bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya terdapat
material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix supported).

Gambar memperlihatkan kemas di dalam batuan sedimen, meliputi bentuk pengepakan


(packing), hubungan antar butir/fragmen (contacts), orientasi butir atau arah-arah memanjang
(penjajaran) butir, dan hubungan antara butir fragmen dan matriks.

Gambar Batuan sedimen berkemas butir: paking, kontak dan orientasi butir serta hubungan antara butir matrik.

Pemilahan
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya
bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik.
1. Pemilahan baik, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam. Hal ini biasanya
terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup.
2. Pemilahan sedang, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen terdapat yang seragam maupun
yang tidak seragam.

20

3. Pemilahan buruk, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam, dari halus
hingga kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.

Gambar Pemilahan ukuran butir di dalam batuan sedimen.

Porositas (Kesarangan)
Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam
batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu banyak dijumpai
lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan mempunyai porositas rendah
apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau
bahkan tidak mempunyai pori-pori. Pembagian porositas biasa dipergunakan sebagai berkut:
- Negligible

: 0-5%

- Poor

: 5-10%

- Fair

: 10-15%

- Good

: 15-20%
21

- Very good
- Exellent

: 20-25%
: 25-40%

Permeabilitas (Kelulusan)
Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air. Permeabilitas sukar
ditentukan di bawah mikroskop, tetapi dapat dikira-kira melalui porositas. Salah satu metoda
pendekatan untuk mengetahui permeabilitas adalah dengan menempatkan setetes air pada
sekeping yang kering dan mengamati kecepatan ar merembes. Istilah yang biasa digunakan
adalah:
- Fair

: 1,0 10 md

- Good

: 10 100 md

- Very good

: 100 1.000 md

Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :
a. Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih kasar.
b. Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.
c. Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau lebih kasar.
d. Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.

Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :
a. Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.
b. Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau lempung. Material
lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.
c. Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada rekahan.

22

Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi apabila di
permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam batuan. Sebaliknya,
batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air bila di permukaannya diteteskan
air maka air itu tidak segera meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan batuan.

Kompaksi
Batuan sedimen klastika berbutir kasar (rudites, f > 2 mm) biasanya terdiri dari fragmen
dan matriks. Fragmen adalah klastika butiran lebih besar yang tertanam di dalam butiran yang
lebih kecil atau matriks. Matriks mungkin berbutir lempung sampai dengan pasir, atau bahkan
granule. Sedangkan fragmen berbutir pebble sampai boulder. Mineral utama penyusun batuan
silisiklastika adalah mineral silika (kuarsa, opal dan kalsedon), felspar serta mineral lempung.
Sebagai mineral tambahan adalah mineral berat (turmalin, zirkon), mineral karbonat, klorit, dan
mika. Untuk batuan klastika gunungapi biasanya ditemukan gelas atau kaca gunungapi. Selain
mineral, maka di dalam batuan sedimen juga dijumpai fragmen batuan, serta fosil binatang dan
fosil tumbuh-tumbuhan.
Batuan karbonat (klastika dan non klastika) tersusun oleh mineral kalsit, cangkang fosil
dan kadang-kadang dolomit. Batuan evaporit (non klastika hasil penguapan), utamanya tersusun
oleh mineral gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4) dan halit (NaCl). Batuan sedimen
ironstone tersusun oleh mineral oksida besi (hematit, magnetit, limonit, glaukonit dan pirit).
Batuan sedimen posfat tersusun oleh mineral apatit. Batubara tersusun oleh mineral carbon.
Batuan sedimen silika (chert atau opal)tersusun oleh kuarsa dan kalsedon.
Fragmen dan matriks di dalam batuan sedimen lebih menyatu karena adanya bahan
semen. Bahan penyemen butiran fragmen dan matriks tersebut adalah material karbonat, oksida
besi, dan silika. Semen karbonat dicirikan oleh bereaksinya dengan cairan HCl. Semen oksida
besi, selain tidak bereaksi dengan HCl secara khas berwarna coklat, Semen silika umumnya
tidak berwarna, tidak bereaksi dengan HCl dan batuan yang terbentuk sangat keras. Semen itu
tidak selalu dapat diamati secara megaskopik.

23

Sifat Batuan Sedimen


1. Stratifikasi
Stratifikasi sediment adalah hasil dari sebuah penyusunan lapisan partikel yang berupa endapan
atau batuan endapan. Tiap lapisan merupakan lapisan yang berbeda dari batuan karena
akumulasi pada permukaan bumi. Pada umumnya diameter partikel pada tiap lapisan
mempunyai ukuran yang berbeda dengan yang lainnya.
2. Sortasi
Akibat yang mencolok dari pengangkutan partikel-partikel oleh aliran air atau angina adalah
penyortiran bahan-bahan yang didepositkan. Penyortiran terjadi akibat specific gravity
(perbandingan antara berat dari sebuah volume material terhadap berat volume satu kubik air).
Sortasi adalah salah satu penyebab penting dari stratifikasi. Urutan-urutan lapisan tidak
dipisahkan oleh ukuran butiran maupun komposisi lainnya, tetapi melainkan dipisahkan oleh
permukaan yang mewakili antar lapisan

3. Lapisan Sejajar (pararel strata)


Lapisan-lapisan dari endapan dapat dibagi dalam dua kelas yang didasarkan atas sifat geometris
lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara satu dengan yang lainnya. Lapisan ini
disebabkan oleh deposit air. Misalnya, deposit didasar danau pararel lurus dan berombaklapisan
yang tidak sejajar (cross strata)
4. Bentuk Silang
Bentukan silang ini berbeda dengan lapisan sejajar, karena bentuk silang adalah bentuk yang
membengkok (cenderung miring) dengan kecenderungan menuju lapisan lebih tebal. Bentuk
silang umumnya terlihat pada delta-delta sungai, bukit-bukit pasir, pantai-pantai dan endapan
sungai. Bentuk tersebut dapat terjadi jika terdapat lubang-lubang pada lapisannya, sehingga pada
lubang tersebut akan diisi deposit baru yang akan membentuk lapisan sungai. Disamping itu,
lapisan silang dapat terjadi pada daerah-daerah yang berlereng curam, dimana pergerakan air
cepat dan membentuk aliran yang membengkok atau miring.

Struktur Sedimen
24

Struktur di dalam batuan (features within strata) :

Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm disebut struktur
laminasi.

Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination.

Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)


~Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.
~Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.

Struktur permukaan (surface features)

Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)

Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals.

Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)

Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)

Gumuk pasir (dunes, antidunes)

Struktur erosi (erosional sedimentary structures)

Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)

Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)

Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)

Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)

Penamaan Batuan
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data deskriptif)
yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian batuan sedimen silisiklastika
umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir, struktur dan komposisi yaitu :

25

1. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen membulat).
Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati, maka penamaaan
tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen batuan tersebut. Misalnya
breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.

2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini dapat
ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir berlapis, batupasir
silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir kuarsa.

3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir lempung, batulanau
tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih adalah batulempung atau batulanau
berstruktur laminasi.

Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur

Komposisi mineral/fragmen

Nama batuan

Ciri-ciri khas

Rudit

Komposisi sejenis atau

Konglomerat

Fragmen umumnya bulat atau

campuran, terutama dengan


(2 256 mm)

agak membulat

rijang, kuarsa, granit, kuarsit,


batugamping dll.

Breksi

Fragmen umumnya runcing,


dan menyudut

Fanglomerat

Kipas aluvial yang mengalami


pembatuan

Pecahan batuan bercapur

Tillit

Umumnya tidak terpisah.

dengan semen

Fragmen batuan terdapat


bekas goresan

Arenit

Terutama kuarsa 25%, felspar

Arenit atau

kalium atau plagioklas 10-25%.


(1/16 2 mm)

batupasir kuarsa
Pecahan batuan: basal, riolit,
batusabak dll.

Mineral mika, serisit, klorit, bijih


besi.

Arkose

Pemilahan jelek, warna abuabu kemerahan

Batupasir felspatik

Lebih dewasa dari arkose

26

Pemilahan baik dan bersih

Graywacke

antara graywacke dan arenit

subgraywacke

Lutit

Umumnya mineral lempung,

Batulanau

Antara batupasir dan serpih

kuarsa, opal, kalsedon, klorit


(1/16 1/256 mm)

dan bijih besi.

Serpih

Mudah membelah, tidak plastis,


bila dipanasi menjadi plastis

Batulumpur

Batulempung

Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :


1.

Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.

2.

Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.

3.

Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau lempung).

Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non klastika.
Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat disebut batugamping
berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit
disebut batugamping kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau
dan lempung, tersusun oleh bahan silisiklastika dan karbonat.

Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika yang telah
dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus dan kasar), batulapili,
breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar 3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik, warna
yang sangat khas dapat ditambahkan untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir merah,
batulempung hitam dsb.

27

Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur

Komposisi mineral/fragmen

Nama batuan

Ciri-ciri khas

Rapat, afanitik, berbutir kasar,

Terutama kalsit

Batugamping

Breaksi dengan HCl,

kristalin, porus, oolit dan

mengandung organik,

mosaik

bioklastika,

Terutama dolomit

Dolomit

Tidak segera bereaksi dengan


HCl, jarang mengandung fosil,
berbutir sedang

Berbutir halus

Kristal halus dengan

Kapur

mikroorganisme

Karbonat dan lempung

Putih abu-abu terang, sangat


rapuh, mengandung fosil

Napal

Abu-abu terang, rapuh, pecahan


konkoidal

Rapat dan berlapis

Campuran silika, opal dan

Rijang

kalsedon dll.

Terutama gips

Warna beragam, keras, kilap


non logam, konkoidal

Gips

Evaporit, tidak sendiri melainkan


berasosiasi dengan

Anhidrit

mineral/batuan lain.

Terutama malit

Dijumpai kristal yang


mengelompok

Masif atau berlapis

Mineral fosfat dan fragmen

Fosforit

tulang

Amorf, berlapis, tebal

Diperlukan penentuan kadar


P2O3

Humus, tumbuhan

Batubara, lignit

28

Warna coklat, pecahan prismatik

Genesis
Berdasarkan data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara genesa dapat
diinterpretasikan mengenai :
1.

Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)

2.

Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau kombinasi di antaranya),
jaraknya dengan sumber dan proses transportasinya.

3.

Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau, sungai), di pantai atau di
laut (dangkal atau dalam).

4.

Diagenesa dan lain-lain.

Sifat sifat batuan sedimen yang harus dilakukan pemerian.


Nama Batuan

Campuran/

Fragmen/mineral

semen/matrix

pembentuk x)

Warna

Besar

Pemilahan

butir

Bentuk

Kemas

Mineral

butir
sedikit

Breksi

Konglomerat

Tufa

Batupasir

Batulanau

Serpih Lempung

Lempung

Napal

Gamping

Dolomit

29

Batubara

Rijang

Anhidrit

Fosfat, dll

X = Sifat yang dimiliki


- = Sifat yang tidak dimiliki
x) Termasuk jenis mineral lempung

BAB 2

30

MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN

1. Tufa
Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan sebagai lapisan
tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers). Ditemukan di
kaligendig, Karangsambung, Kebumen.

2. Bentonit
Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu, Terjadi
karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh hydrothermal,Terjadi karena akibat
devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air (lakustrin sampai neritic).
Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa (alkali) dan sangat silikan.
Ditemukan di patik, Sepat, Gunung kidul.

31

3.

Lempung
Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau
aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur
yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan
batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.

4.

Lempung Merah
Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung berwarna,

sehingga disebut lempung merah. Ditemuukan di karangsambung, kebumen.

32

5.

Batupasir
Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh

aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran
butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun
terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta
sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan di karang sambung, Kebumen.

6.

Batupasir Merah
Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna

umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu
pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu
batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Ditemukan di karang sambung,
Kebumen.

33

7.

Pasir Besi
Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-

butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan
tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan
hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari
magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan
andesitik volkanik. Ditemukan di sungai luk ulo, Kebumen.

8. Pasir Hijau
Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkani, batu ini merupakan kristal olivin yang dihasilkan dari
letusan gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan longsorannya (erosi) menyebar di
sekeliling gunung. Ditemukan di sembaro,karangsambung, Kebumen.

34

9. Batugamping
Batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari
kalsit (CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium karbonat (CaCO3), atau
secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung lebih dari 95% kalsit dan kurang
dari 5% dolomit. Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau
oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena
proses anorganik. Ditemukan di wonogiri, jogjakarta.

10. Gamping Merah


Gamping berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut dalam ini
berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit. Ditemukan di
karangsambung, Kebumen

35

11. Gamping Numulities


Bongkah batu gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu pelongsoran
besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam. Fosil yang
ada menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasan sekitar Karangsambung merupakan laut
dangkal di mana pada tepi-tepi cekungan diendapkan batu gamping numulites.

12. Breksi Vulkanik


Breksi Vulkanik (Qb); Terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava, batupasir
tufaan dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang berwarna kuning
kecoklatan, komponen batuan andesitik (4 45 cm) agak segar, menyudut tanggung,
tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak padat sebagian mudah hancur. Lava
andesit umumnya melapuk ringan berwarna abu-abu tua, padu, bertekstur kasar dan
porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan terisi oleh mineral kuarsa. Breksi lahar umumnya
melapuk sedang, berwarna coklat tua, komponen tufa dan batuan agak segar yang berukuran
pasir kasar hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak padu. Ditemukan di
kedung jati, Bantul.

36

13. Breksi Pumice


Breksi batuapung (Pumice) mempunyai kuat tekan 75,62 kg/cm2. kedap suara,
mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran besar, sehingga dapat
mengurangi pelesteran. Selain itu lain juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan panas,
serta cocok untuk akustik. Dalam sektor industri lain, batuini digunakan sebagai bahan
pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif,
isolator temperatur tinggi dan lain-lain. Ditemukan di semiilir, Jogjakarta.

37

BAB 3
KESIMPULAN

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena endapan (sedimen) dari hasil erosi
material-material batuan, organik, kimia dan terkompaksi serta tersementasi (litifikasi). Bisa
berasal dari batuan beku, metamorf maupun sedimen itu sendiri.
Berdasarkan teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu Batuan sedimen klastika
(detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil pengerjaan
kembali (reworking) terhadap batuan yang sudah ada. Proses pengerjaan kembali itu meliputi
pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian redeposisi (pengendapan kembali). Batuan
sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu
larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu).
Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi, batuan sediment dapat
digolongkan atas tiga bagian utama, yaitu:
Sedimen Aquatis, yaitu sediment yang diendapkan oleh tenaga air. Contohnya adalah gosong
pasir, flood plain, natural levee, alluvial fan, delta dan sebagainya
Sedimen aeolis/ aeris, yaitu sediment yang diendapkan oleh tenaga angin (aeolis). Contohnya
tanah loss, sand dunes, seris, dan sebagainya
Sedimen glacial, yaitu sediment yang diendapkan oleh gletser. Contohnya: morena, drumlin,
dan sebagainya
38

Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi menjadi


dibagi menjadi tiga, yaitu :
Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomit, napal, dan
sebagainya.
Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya endapan sungai
(aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut, misalnya endapan delta
dan endapan rawa-rawa (limnis).
Penggolongan batuan sedimen yang didasarkan pada cara pengendapannya, dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
Sedimen Klastis adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal dari
pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati.
Sedimen Kimia yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan kemudian diendapkan secara kimia di
tempat lain. Endapan kimia juga berasal dari sumber air panas dan secara tiba-tiba mengalami
pendinginan akan menghasilkan endapan oval (kalsit).
Sedimen Organik Batuan sedimen organik /orgasen, yaitu batuan sediemn yang dibentuk
atau diendapkan oleh organisme.
DAFTAR PUSTAKA

http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html
https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-sedimen/
http://sedimentologiduaribusembilan.blogspot.com/2010/12/sedimen-klastika-dan-karbonat.html

39

Anda mungkin juga menyukai