Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak
merupakan
manusia
kecil
yang
memiliki
potensi
yang
harus
dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan
orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang
dilihat, didengar, dan dirasakan, mereka seolah-olah tidak pernah berhenti bereksplorasi
dan belajar. Anak bersifat egosentris, dan memiliki rasa ingin tahu secara alamiah. Anak
merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian pendek,
dan memiliki masa yang paling potensial untuk belajar, maka dari itu upaya pendidikan
untuk kesehatan anak melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan Puskesmas sangat penting karena akan sangat membantu anak dalam
tumbuh kembangnya ke masa depan. Anak yang sehat merupakan akar dari
pertumbuhan generasi muda yang kuat dan unggul untuk mengisi pembangunan suatu
Negara. Faktor yang kondusif untuk kesehatan anak ke masa depan adalah dengan
upaya pendidikan kesehatan anak sejak dini (Sujiono, 2009).
Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan atas anak untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang tetap atau permanen didalam kebiasaan tingkah laku,
pikiran dan sikap seseorang anak. Kualitas pendidikan untuk anak berkaitan erat
dengan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Sumber daya manusia yang
berkualitas adalah yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Upaya pengembangan
sumber daya manusia yang berkualitas dan sehat antara lain dengan melaksanakan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (Sujiono, 2009).
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian usaha kesehatan
b. Mengetahui ruang lingkup kegiatan usaha kesehatan sekolah
c. Mengetahui tujuan usaha kesehatan sekolah
d. Mengetahui sasaran usaha kesehatan sekolah
e. Mengetahui kegiatan usaha kesehatan sekolah
f. mengetahui peran sekolah untuk meningkatkan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsabangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik,
mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang. Dalam Undang
Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa
Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat
menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Sumantri (2007), peserta
didik itu harus sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan
makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS).
Dalam proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head,
heart dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan.
Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4 H
(head, heart, hand dan health).
Usaha Kesehatan
usaha
untuk membina
dan
mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah
yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integrative) melalui
program pendidikan dan penyuluhan kesehatan. UKS adalah bagian dari usaha
kesehatan pokok yang sesuia beban tugas puskesmas yang di tujukan kepada sekolahsekolah. Untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik
sebagai subjek dan bukan hanya objek. Dengan UKS ini diharapkan mampu
menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu menolong
orang lain. Dari pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan child to child programe.
Program dari anak, oleh anak, dan untuk anak untuk menciptakan anak yang
berkualitas.
3. Pendidikan menengah
4. Pendidikan agama
5. Pendidikan kejuruan
6. Pendidikan khusus(sekolah luar biasa)
Untuk sekolah dasar pendidikan sekolah dasar di prioritaskan kelas I, III, dan
kelas VI. Alasannya adalah kelas I, merupakan fase penyusuaian dalam lingkungan
sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan
berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian
tentang kesehatan. Di samping itu kelas satu adalah yang lebih baik untuk di berika
imunisasi ulangan. Pada kelas I ini di lakukan penjaringan untuk mendeteksi
kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah
pengawasan untuk jenjang selanjutnya. Kelas III, di laksanakan di kelas III untuk
mengevaluasi hasil pelaksanaan hasil pelaksanaan uks di kelas satu dahulu dan
langkah-langkah selanjutnya yang akan di lakukan dalam program pembinaan uks.
Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan
selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang
ckup.
Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS memerlukan
kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kesehatan bagi peserta didik merupakan sangat menentukan keberhasilan
belajarnya di sekolah, karena dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran secara terus menerus. Kalau peserta didik tidak sehat bagaimana bisa
belajar dengan baik. Oleh karena itu kita mencermati konsep yang dikemukakan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya
manusia itu adalah kesehatan, bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas sumber daya
manusia, yaitu pendidikan yang berkaitan dengan berapa lama mengikuti pendidikan,
kesehatan yang berkaitan sumber daya manusianya, dan ekonomi yang berkaitan
dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi Indonesia masih berada pada urutan atau
ranking yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun 2008, dibandingkan dengan negara-
negara tetangga. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya berkorelasi dengan tingkat
kesehatan masyarakatnya. Semakin maju perekonomiannya, maka bangsa itu semakin
baik pula tingkat kesehatannya. Oleh karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di
urutan yang rendah, maka tingkat kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai
dengan harapan. Begitu pula dengan sumber daya manusianya yang diharapkan
berkualitas masih memerlukan proses dan usaha yang lebih keras lagi.
E. Kegiatan usaha kesehatan sekolah
Nemir mengelompokkan usaha kesehatan sekolah menjadi 3 kegiatan pokok, yaitu :
1. Pendidikan kesehatan sekolah
a.
merupakan bagian dari kurikulum sekolah, dapat berupa mata pelajaran yang
berdiri sendiri seperti mata pelajaran ilmu kesehatan atau disisipkan dalam
ilmu-ilmu laen seperti olah raga dan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan
sebagainya.
b. Kegiatan ekstra kurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan yang di
masukan dalam kegiatan-kegiatan ekstarakulikuler dalam rangka menanamkan
prilaku sehat peserta didik.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berupa :
a. Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan :
1)
Pemeriksaan kesehatan, yang meliputi gigi dan mulut, mata telingan dan
Pemberian imunisasi
Pengobatan sederhana
f.
Pertolongan pertama
g.
risikonya akan mengakibatkan penyakit degeneratif. Perilaku tidak sehat lainnya yang
mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan bebas, sehingga terjerumus ke dalam
penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau tindakan kriminal. Apalagi
perilaku tidak sehat ini, disebabkan lingkungan yang tidak sehat, seperti kurang
bersihnya rumah, sekolah, atau lingkungan masyarakatnya.
Tantangan lain tentang perilaku tidak sehat muncul dari diri peserta didik sendiri.
Aktifitas fisik mereka kurang bergerak, olahraga pun kurang, malas sehingga tidak
bergairah baik di rumah maupun atau di sekolah. Peserta didik pun cenderung lebih
menyukai dan banyak menonton televisi, bermain videogames, dan play station,
sehingga mengakibatkan fisiknya kurang bugar. Akibatnya mereka rentan mengalami
sakit dan beresiko terhadap berbagai penyakit degeneratif di usia dini. Untuk itu
diperlukan fasilitas dan program pendidikan jasmani atau olah raga memadai dan
terprogram dengan baik, di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini
sangat mendukung dan memungkinkan peserta didik untuk bergerak, berkreasi, dan
berolah raga dengan bebas, menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan dan
kebugaran fisiknya. Kesehatan fisik peserta didik berkorelasi positif terhadap
kematangan emosi sosialnya. Guru atau orang tua perlu memberikan bekal yang
penting bagi peserta didik yaitu menciptakan kematangan emosi-sosialnya agar dapat
berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk
berhasil secara akademik. Peserta didik pun akan mampu mengendalikan stress yang
dialaminya, karena jika stress tidak dikendalikan akan menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit dan akan menjadi kendala untuk keberhasilan belajarnya.
Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam kesehatan fisik
dan jiwanya tersebut sekolah memilkki peran yang penting untuk menciptakan dan
meningkatkan kesehatan peserta didik. Upaya yang dilakukan antara lain dengan
menciptakan lingkungan Sekolah Sehat (Health Promoting School/HPS) melalui
UKS. Konsep inilah yang oleh Badan Kesehatan Dunia WHO disebut HPS (Health
Promoting Schools) atau Sekolah Promosi Kesehatan sehingga a health setting for
living, learning and working dengan tujuan (goal) Help School Become Health
Promoting Schools. Program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga
sekolah menjadi tempat yang dapat meningkatkan atau mempromosikan derajat
kesehatan peserta didiknya.
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah,
yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun organisasiorganisasi di masyarakat.
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, meliputi
sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk kekerasan, bebas
dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat berbahaya, suasana yang
mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya. Diciptakannya pekarangan
sekolah yang aman, adanya dukungan masyarakat sepenuhnya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum yang
mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap
kesehatan, serta dapat mengembangkan berbagai keterampailan hidup yang
mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial. Selain itu, memperhatikan
pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orang tua.
4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan kesehatan
di sekolah, yaitu penyaringan, diagnose dini, pemantauan dan perkembangan,
imunisasi, serta pengobatan sederhana. Selain itu, mengadakan kerja sama dengan
puskesmas setempat, dan mengadakan program-program makanan begizi dengan
memperhatikan keamanan makanan.
5.
mengupayakan
pelayanan
kesehatan
yang
optimal,
sehingga
terjamin
Selain itu, dapat membantu seseorang menarik keputusan yang tepat, berkomunikasi
secara efektif, dan membangun keterampilan mengelola diri sendiri yang dapat
membantu mereka mencapai hidup yang sehat dan produktif. Sedangkan UNICEF
memberikan definisi tentang kecakapan hidup yang merujuk pada kecakapan psikososial dan interpersonal yang dapat membantu orang untuk mengambil keputusan yang
tepat, berkomunikasi secara effektif, memecahkan masalah, mengatur diri sendiri, dan
mengembangkan sikap hidup sehat dan produktif.
Pendidikan kecakapan hidup didasarkan atas konsep bahwa peserta didik perlu
learning to be (belajar untuk menjadi), learning to learn (belajar untuk belajar) atau
learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to live with others (belajar untuk
hidup bersama), dan learning to do (belajar untuk melakukan). Berdasarkan konsep ini,
kecakapan hidup terbagi atas empat kategori yaitu kecakapan hidup personal learning to
be), kecakapan hidup social (learning live with others), kecakapan hidup akademik
(learning to learn/ learning to know), dan kecakapan hidup vokasional (learning to do).
Kecakapan personal (personal skill), meliputi kecakapan dalam memahami diri
(self awareness skill) dan kecakapan berfikir (thinking skill). Bagi peserta didik
mempraktekkan kecakapan personal penting untuk membangun rasa percaya diri,
mengembangkan akhlak yang mulia, mengembangkan potensi, dan menanamkan kasih
sayang dan rasa hormat kepada orang lain. Kecakapan sosial (social skill), meliputi
kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerja sama
(collaboration skill). Mempraktekkan kecakapan sosial penting untuk membantu
peserta didik mengembangkan hubungan yang positif, secara konstruktif mengelola
emosi dan meningkatkan partisipasi dalam kegiatan yang menguntungkan masyarakat.
Kecakapan akademik (academic skill) atau kecakapan intelektual. Mempraktekkan
kecakapan akademik penting untuk membantu peserta didik memperoleh kecakapan
ilmiah, teknologi dan analitis yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam
lembaga pendidikan formal dan tempat kerja. Kecakapan vokasional (vocational skill)
atau kemampuan kejuruan terbagi atas kecakapan vokasional dasar (basic vocational
skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill). Mempraktekkan
kecakapan vokasional penting untuk membekali peserta didik dengan kecakapan teknis
dan sikap yang dituntut oleh perusahaan atau lembaga yang menyediakan lapangan
kerja.
dengan
masyarakat
menyediakan
berbagai
keperluan
sekolah
menciptakan dan meningkatkan kesehatan peserta didiknya, baik fisik maupun non
fisik.
bahaya rokok dan deteksi dini penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman
keras, dan bahan-bahan yang berbahaya serta zat adiktif (NAPZA) dan HIV/AIDS.
UKS dilaksanakan mulai dari TK/RA sampai SLTA/MA, serta dilaksanakan
secara berjenjang dari sekolah/madrasah sampai pusat secara terkoordinasi baik antara
sekolah dengan Tim Pembina, Tim Pembina UKS di bawahnya dengan yang di atasnya
maupun antar sesama Tim Pembina UKS yang sejajar. Kegiatan UKS di lingkungan
sekolah meliputi beberapa kegiatan, yang pertama adalah rapat koordinasi baik di
tingkat pusat, propinsi, kabupaten serta tim Pembina. Semua dilakukan dengan
mengundang para anggota tim Pembina UKS baik dari bidang kesehatan dalam negeri
maupun dari pendidikan nasional. Kedua, memberikan bantuan peningkatan kualitas
kesehatan madrasah, kemudian orientasi dokter kecil untuk MI, dan kader kesehatan
remaja untuk MTs dan MA. Pembinaan UKS oleh TPUKS (Tim Pembina UKS) masih
rendah dan belum merata. Pendidikan kesehatan berbasis kesehatan dengan program
usaha kesehatan sekolah atau pelaksanaan sekolah sehat ini, diharapkan menjadi bagian
dari pelaksanaan pendidikan, bukan hanya di madrasah tetapi juga di sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha kesehatan sekolah (UKS)adalah salah satu upaya membina dan
mngembangkan kebiasaan hidup yang sehat yang di lakukan secara terpadu melalui
program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah. Perguruan agama serta usahausaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di
lingkungan sekolah.
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsabangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik,
mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang. Dalam Undang
Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa
Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat
menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Sumantri, M. (2007)
peserta didik itu harus sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan
makan makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat
(SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada
head, heart dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan
keterampilan. Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik
memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).
1. Dalam hal mencoba penyusunan makalah Unit Kegiatan Sekolah (UKS). Kami
sangat mengharapkan kritikan, saran, dan partisivasi yang membangun kepada kami,
agar penyusunan makalah ini bisa lengkap seperti yang kami dan ibu harapkan.
2. Hendak nya semua teman-teman dari Studi ilmu keperawatan leting 2008
Abulyatama aceh, dapat mengetahui Unit Kegiatan Sekolah dan mengaplikasikan ke
kawan-kawan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Mancana Jaya Cemerlang.
Effendy, Nasrul (1998), dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, editor,
Yasmin
Asih - Ed 2 Jakarta : EGC
Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul(2009) , ilmu kesehatan masyarakat : teori
dan
aplikasi, Jakarta : Salemba Medika
Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.
Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Sumantri, M. (2007). Pendidikan Wanita. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata,
N.S.
dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Handbook..
Bandung:
Pedagogiana Press (Halaman 1175 1186).
Depkes RI. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota. http://bankdata.depkes.go.id
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah Usaha Kesehatan Masyarakat yang ditujukan
kepada masyarakat sekolah, yaitu : anak didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya
(Indan. 2000).
Yang dimaksud dengan sekolah adalah sekolah mulai sekolah dasar (SD) sampai
dengan sekolah lanjutan atas (SLA).
Presentasinya tinggi
1. Masyarakat sehat yang akan datang adalah merupakan wujud dari sikap kebiasaan
hidup sehat serta keadaaan kesehatan yang dimiliki anak-anak masa kini.
2. Pembinaan kesehatan anak-anak sekolah (jasmani, rohani, dan sosial) merupakan
suatu invesment dalam bidang man power dalam Negara dan Bangsa Indonesia.
3. Undang-undang No. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan bab I pasal 3 dan
bab II pasal 9 ayat 2 serta undang undang no. 12 tahun 1954 tentang pendidikan.
Tujuan Upaya Kesehatan Sekolah
Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/orang tua murid.
2. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan kebiasaan yang rapi.
1. Pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan yang sehat adalah penting
untuk mencapai generasi yang sehat dan bangsa yang kuat.
Membentuk manusia sosial yang cakap dan warga negara yang bertanggung jawab
tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Perlengkapan P3K dibutuhkan pada saat perjalanan untuk menghindari masalah yang
lebih serius jika terjadi kecelakaan. Berikut beberapa perlengkapan P3K :
Menurut Adik Wibowo dkk. (1983 : 27-29) struktur organisasi UKS mengikuti
struktur organisasi Departemen Kesehatan RI, sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan No. 125/IV/Kab/B.U/1975 tertanggal 29 April 1975 yaitu :
Tingkat Pusat
Tingkat Provinsi
Fungsi dan tanggung jawabnya adalah sebagai koordinator pelaksana UKS di tingkat
provinsi yang meliputi : membuat rencana program kerja, membuat bimbingan teknis,
melakukan koordinasi dan pengawasan, menerima laporan kegiatan dari tingkat
Kabupaten/ kota melaporkan kegiatan ke tingkat pusat, memberi bantuan materi dan
keuangan ke daerah tingkat II dan lain-lain usaha yang dianggap perlu.
Penanggung jawabnya adalah UKS pada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Fungsi
dan tanggung jawabnya meliputi : membuat rencana kerja harian, melakukan
koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada anak didik dan
masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan UKS di sekolah,
melaporkan kegiatan ditingkat provinsi, menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan,
kursus UKS bagi guru, murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk kerjasama
baik pihak-pihak yang ada hubungannya dengan pelaksanaan UKS.
Berdasar ketentuan yang ada maka Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu
unit dari puskesmas dimana kegiatan-kegiatan kesehatan dilaksanakan di wilayah
kerjanya.
Pembina berasal dari kata bina yang berarti mengusahakan agar lebih baik atau
sempurna. Dengan demikian pembina adalah orang atau subyek yang melakukan
usaha agar program yang dibina dapat menjadi lebih baik dan sempurna. Pembina
dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh kepala sekolah.
Ketua adalah orang yang menjadi pimpinan perkumpulan atau lembaga. Dengan
demikian ketua bertugas sebagai pemimpin dari UKS. Yang jabatannya masih
dibawah pembina. Ketua dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat
oleh dewan guru.
Sekretaris adalah orang yang mengurusi pekerjaan administrasi. Dalam hal ini
sekretaris bertugas mengurusi semua hal yang berhubungan dengan kegiatan
administrasi dalam organisasi UKS. Sekretaris dalam struktur organisasi UKS
Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan guru.
Bendahara adalah orang yang mengurusi keuangan. Dalam hal ini bendahara bertugas
semua yang berhubungan dengan kegiatan keuangan dalam organisasi UKS.
Bendahara dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan
guru.
Anggota adalah orang atau badan yang menjadi bagian suatu golongan yang berada
diluar kepengurusan organisasi. Dalam hal ini anggota menjadi bagian organisasi
UKS. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Anggota dalam struktur organisasi UKS
Sekolah Dasar diatas terdiri dari siswa yang terpilih sebagai anggota UKS.
Anggaran (budgeting)
Adapun pengertian anggaran menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1989 :
6), adalah sebagai berikut : Suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada
pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan. Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya
dapat membantu mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan
merealisasikan rencana saja, tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang lebih
baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan diantara para manajer dan bawahannya.
Lebih jelas lagi Munandar (2001 : 1), mengungkapkan pengertian anggaran adalah
sebagai berikut : Suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian anggaran yang telah diutarakan di atas dapatlah diketahui bahwa
anggaran merupakan hasil kerja (output) terutama berupa taksiran-taksiran yang akan
dilaksanakan di waktu yang akan dating. Karena suatu anggaran merupakan hasil
kerja (output), maka anggaran dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun
secara teratur dan sistematis. Secara lebih terperinci Munandar ( 2001 : 16)
menjelaskan proses kegiatan yang tercakup dalam anggaran sebagai berikut :
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus
memberikan target-target yang harus dicapai oleh perusahaan/organisasi di waktu
yang akan datang.
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagianbagian yang terdapat di dalam perusahaan/organisasi dapat saling menunjang, saling
bekerja sama dengan baik, untuk menuju kearah sasaran yang telah ditetapkan.
Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur, sebagai pembanding untuk menilai (evaluasi)
realisasi kegiatan perusahaan. Untuk bisa penaksiran secara lebih akurat, diperlukan
sebagai data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menyusun anggaran
Anggaran adalah suatu hal sangat penting, karena menguraikan tentang biaya-biaya
yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari persiapan sampai dengan
evaluasi.
Anggaran Personalia
Anggaran Operasional
Anggaran Penilaian
DAFTAR PUSTAKA
1. Djatmiko, Yayat Hayati, Prof. Dr. (2008). Perilaku Organisasi. Bandung : Alfa Beta
2. Entjang, Indan, dr (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Citra Aditya
Bakti.
3. Koentjoro, Tjahyono (2007). Regulasi Kesehatan di Indonesia. Jogjakarta : Andi
Offset.
4. Notoadmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
5. Yuniar Tanti, Sip. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Agung Media mulia.
6. Sumarti, A.Ma.Pd.SD.(2008). Usaha
http://www.usahakesehatansekolah.com.
Kesehatan
Sekolah.
29
April
2010.
7. Moslem Medical Family (M2F). (2009). Usaha Kesehatan Sekolah. 29 April 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kesehatan_Sekolah.
8. Keputusan Bersama Empat Menteri Tentang UKS. (2009). Tinjauan Usaha Kesehatan
Sekolah. 30 April 2010. http://tutorialkuliah.blogspot.com
Tujuan UKS
a.
Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik.
b. Tujuan Khusus
Menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan,
mengubah sikap dan membentuk perilaku masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri.
Meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan
rumah tangga serta lingkungan masyarakat, meningkatkan keteramplan hidup sehat agar
mampu melindungi diri dari pengaruh buruk lingkungan.
II.
Sasaran UKS
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai sasaran
primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan
serta TP UKS di setiap jenjang sebagai sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah
lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah/TK/RA sampai SLTA/MA, termasuk
satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok pesantren beserta
lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan. Sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah.
III.
Tiga Program Pokok UKS atau Trias UKS
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
1. Pendidikan Kesehatan
a. Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh
kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
c.
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini
maupun di masa yang akan datang (Ananto, 2006).
Tujuan Pendidikan Kesehatan ialah agar peserta didik :
Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur.
Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan kesehatan.
Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan.
Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang
seimbang.
Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya
dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
Memilki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai
daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006).
Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler dan
kegiatan ekstrakurikuler. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
Kegiatan intrakurikuler
Pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan Garis-garis besar
program pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial.
Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap
positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal
yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan.
Cakupan kegiatan intrakurikuler meliputi kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan
bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi, dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan
di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara lain memperluas pengetahuan dan
keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain :
kemah, ceramah dan diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain ; dokter kecil, Palang Merah Remaja
(PMR), dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat antara lain : kerja bakti kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lainlain (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006).
Metode Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Penyajian/ceramah
Penyajian materi menggunakan metode ceramah, diskusi, demontrasi, bimbingan, permainan
dan penugasan oleh guru dengan mengikutsertakan peran aktif peserta pelatihan.
Menanamkan Kebiasaan
Menanamkan kebiasaan dilakukan dengan penugasan untuk melakukan cara hidup sehari-hari
dan diadakan pemeriksaan serta pengamatan yang terus menerus dan berkelanjutan oleh guru
dan kepala sekolah serta petugas kesehatan (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006).
2. Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan kesehatan di sekolah adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu
terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya. Di bawah
koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas
setempat (Ananto, 2006).
b. Tujuan Pelayanan Kesehatan
- Tujuan Umum : meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga
masyarakat sekolah secara optimal.
- Tujuan Khusus
1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka
membentuk perilaku hidup sehat.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya
penyakit, kelainan dan cacat.
3) Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit/kelainan,
pengembaliannfungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar
dapat berfungsi optimal.
4) Meningkatkan pembinaan kesehatan, baik fisik, mental sosial maupun lingkungan (Ananto,
2006, Depdiknas, 2006).
c.
Meliputi pembinaan dengan cara pendekatan kemasyarakatan oleh kepala sekolah, guru
atau pembina UKS dengan cara membina hubungan baik atau kerjasama dengan masyarakat
atau lembaga masyarakat dan penyuluhan massa baik secara tatap muka maupun melalui
media cetak dan audio visual (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006).
IV.
Pendidikan Kesehatan
Jenjangnya meliputi strata minimal, standar, optimal dan paripurna. Adapun
pengkategoriannya adalah sebagai berikut :
a) Strata Minimal meliputi pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan
kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran pendidikan
kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan.
b) Strata Standar ,meliputi dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani
c) Strata Optimal meliputi dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan terintegrasi pada
mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakurikuler , memiliki alat
peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain).
d) Strata Paripurna meliputi dilaksanakannnya strata optimal, memiliki guru Pembina UKS,
adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait seperti Puskesmas,
Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian,
dan lain-lain (Ananto, 2006, Depdiknas 2006).
2.
Pelayanan Kesehatan
Jenjangnya meliputi strata minimal, standar, optimal dan paripurna. Adapun
pengkategoriannya adalah sebagai berikut :
a) Strata Minimal meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya imunisasi,
penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, 2, 3 SD.
b) Strata standar meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan,
pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada
rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah
c) Strata Optimal meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan medik
gigi dasar atas permintaan siswa
d)Strata Paripurna meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi siswa,
pengukuran tingkat kesegaran jasmani (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006).
3.
VI.
Indikator Keberhasilan
I. Masukan
1. Tenaga
2. Dana
3. Sarana
termometer
4. Metode
a. Pendidikan Kesehatan
- Kegiatan Dokter Kecil
1.
-
- Kegiatan PMR
Variabel
- Penyuluhan kesehatan di sekolah
- Guru UKS terlatih
- Kampanye kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan
- Screening Kesehatan bagi peserta
didik kelas I SD
- Pelaksanaan BIAS
Indikator Keberhasilan
Ceramah kesehatan, dialog, nasehat, atau
diskusi dan dapat melalui informasi (leaflet,
poster) oleh perawat UKS kepada sekolah
Membina guru sekolah dengan pelatihan UKS
Menggerakkan warga sekolah dalam perilaku
sehat
Variabel
Variabel
II. Proses
1. Perencanaan
a. Pendidikan kesehatan
- Dokter kecil / KKR
-
PMR
Penyuluhan kesehatan
Kampanye Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan
- Screening Kesehatan bagi peserta
didik kelas I SD
- Pelaksanaan BIAS
Indikator Keberhasilan
Variabel
- Konseling Kesehatan Remaja
c.
Indikator Keberhasilan
Dilakukan atas permintaan, dibimbing oleh
guru BK, guru UKS, TP UKS maupun
psikolog
2. Perorganisasian
- Dokter
- Perawat
- Dokter Gigi
- Tenaga Administrasi
- Guru UKS
Variabel
Indikator Keberhasilan
3. Pelaksanaan
a. Pendidikan kesehatan
-
PMR
Penyuluhan kesehatan
Kampanye Kesehatan
Dengan mengikuti Lomba Sekolah Sehat
yang diadakan satu kali setiap tahun pada
saat mulai tahun ajaran baru
b. Pelayanan Kesehatan
- Screening Kesehatan bagi peserta
didik kelas I SD
Dilakukan 1 kali tiap sekolah setiap awal
tahun ajaran baru oleh tim skrining
- Pelaksanaan BIAS
Variabel
-
Indikator Keberhasilan
Pemeriksaan Visus
4. Pengawasan
Variabel
III.
Keluaran
1. Pendidikan Kesehatan
- Cakupan sekolah dengan dokter kecil /
kader kesehatan remaja
- Cakupan sekolah dengan program PMR
Indikator Keberhasilan
80%
75 %
100%
100%
100%
UKGS berkala
- Pemeriksaan Status Gizi berkala dengan
melaksanakan pengukuran TB dan BB
- Pemeriksaan Visus
100 %
100%
100%
60%
Variabel
Indikator Keberhasilan
100%
100%
- Sekolah Penegak Aturan Kawasan
Larangan Penyalahgunaan NAPZA
100%
100%
Lingkungan fisik
Tersedianya
air
bersih,
adanya
pembuangan air limbah, teratasinya
sampah dan kotoran, lingkungan bebas dari
vektor penyakit dan tercapainya 6K
(kebersihan,
keamanan,
ketertiban,
kenyamanan, keindahan dan kekeluargaan)
di lingkungan sekolah
b. Lingkungan non-fisik
Umpan Balik
VI. Dampak
a) Langsung
b) Tidak langsung
-
VII.
Pembina berasal dari kata bina yang berarti mengusahakan agar lebih baik atau sempurna.
Dengan demikian pembina adalah orang atau subyek yang melakukan usaha agar program
yang dibina dapat menjadi lebih baik dan sempurna. Pembina dalam struktur organisasi UKS
Sekolah Dasar diatas dijabat oleh kepala sekolah.
Ketua adalah orang yang menjadi pimpinan perkumpulan atau lembaga. Dengan demikian
ketua bertugas sebagai pemimpin dari UKS. Yang jabatannya masih dibawah pembina. Ketua
dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan guru.
Sekretaris adalah orang yang mengurusi pekerjaan administrasi. Dalam hal ini sekretaris
bertugas mengurusi semua hal yang berhubungan dengan kegiatan administrasi dalam
organisasi UKS. Sekretaris dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh
dewan guru.
Bendahara adalah orang yang mengurusi keuangan. Dalam hal ini bendahara bertugas semua
yang berhubungan dengan kegiatan keuangan dalam organisasi UKS. Bendahara dalam
struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan guru.
Anggota adalah orang atau badan yang menjadi bagian suatu golongan yang berada diluar
kepengurusan organisasi. Dalam hal ini anggota menjadi bagian organisasi UKS. Anggota
dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas terdiri dari siswa yang terpilih sebagai
anggota UKS.
DAFTAR PUSTAKA
Ananto, Purnomo. 2006.
Jakarta : Departemen Kesehatan.
___________________________________________.