Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesengsaraan dan kematian
pada manusia. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah
penyakit-penyakit kardiovaskular. Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia mencapai 4,3
juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Jumlah penderita baru
per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan 3 juta di antaranya ditemukan di negara sedang
berkembang.
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi, yaitu
20% dari seluruh keganasan. Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang didiagnosis setiap
tahunnya. Sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di
negara yang sedang berkembang. Di Amerika Serikat, keganasan ini paling sering terjadi pada
wanita dewasa. Diperkirakan di AS 175.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara yang
mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang wanita. Bahkan, disebutkan dari 150.000
penderita kanker payudara yang berobat ke rumah sakit, 44.000 orang di antaranya meninggal
setiap tahunnya. American Cancer Society memperkirakan kanker payudara di Amerika akan
mencapai 2 juta dan 460.000 di antaranya meninggal antara 1990-2000.
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim di
Indonesia. Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah.
Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus
yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut
(Moningkey, 2000). Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan
penyebab sakit menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.
Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh
penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan lanjut. Hal inilah yang

1|Referat Ca Mamae

menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal, pada stadium dini kematian
akibat kanker masih dapat dicegah. Bila penyakit kanker payudara ditemukan dalam stadium
dini, angka harapan hidupnya (life expectancy) tinggi, berkisar antara 85 s.d. 95%. Namun,
dikatakannya pula bahwa 70--90% penderita datang ke rumah sakit setelah penyakit parah, yaitu
setelah masuk dalam stadium lanjut.
Pengobatan kanker pada stadium lanjut sangat sukar dan hasilnya sangat tidak
memuaskan. Pengobatan kuratif untuk kanker umumnya operasi dan atau radiasi. Pengobatan
pada stadium dini untuk kanker payudara menghasilkan kesembuhan 75%. Pengobatan pada
penderita kanker memerlukan teknologi canggih, ketrampilan, dan pengalaman yang luas.
Perlu peningkatan upaya pelayanan kesehatan, khususnya di RS karena jumlah yang sakit terusmenerus meningkat, terlebih menyangkut golongan umur produktif.
Sebagai tolak ukur keberhasilan pengobatan kanker, termasuk kanker payudara, biasanya
adalah 5 year survival (ketahanan hidup 5 tahun). Vadya dan Shukla menyatakan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi prognosis dan ketahanan hidup penderita kanker payudara adalah
besar tumor, status kelenjar getah bening regional, skin oedema pembengkakan kulit, status
menopause, perkembangan sel tumor, residual tumor burden (tumor sisa), jenis patologinya, dan
metastase, terapi, serta reseptor estrogen. Selain itu, ditambahkan pula dengan umur dan besar
payudara. Azis FM dkk. menyatakan bahwa ketahanan hidup penderita kanker dipengaruhi oleh
pengobatan, ukuran tumor, jenis histologi, ada tidaknya invasi ke pembuluh darah, anemia, dan
penyulit seperti hipertensi.
Dalam Vadya dikatakan bahwa untuk ukuran tumor < 2 cm, ketahanan hidup 5 tahun
sebesar 73%. Hal ini sangat berbeda untuk ukuran tumor 3-6 cm yang angka ketahanan hidupnya
sangat rendah, yaitu 24%. Selain itu, ukuran tumor yang lebih besar berhubungan dengan
kelenjar limfa. Dalam ukuran kanker yang lebih besar, kelenjar limfa yang melekat (involved)
menjadi lebih banyak.
Pengobatan kanker payudara dengan simpel mastektomi tanpa sinar memberikan
ketahanan hidup 79% dan mastektomi radikal memberikan ketahanan hidup 5 tahun 70--95%.
Informasi tentang faktor-faktor ketahanan hidup memberikan manfaat yang besar. Bukan hanya
2|Referat Ca Mamae

untuk peningkatan penanganan penderita kanker payudara, tapi juga untuk memberikan
informasi yang cukup kepada masyarakat tentang kanker payudara dan perkembangan serta
prognosis penyakit tersebut di masa mendatang.

3|Referat Ca Mamae

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker
ini bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara. Terdapat beberapa jenis kanker payudara:
1. Karsinoma in situ
Karsinoma in situ artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan
kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya.
2. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu.
Sekitar
Kanker

90%
ini

bisa

kanker
terjadi

payudara
sebelum

merupakan
maupun

karsinoma

sesudah

masa

duktal.
menopause.

Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak
sebagai

bintik-bintik

kecil

dari

endapan

kalsium

(mikrokalsifikasi).

Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara
keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35% penderita karsinoma duktal akan
menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama).
3. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah
menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi
biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk
keperluan

lain.

Sekitar 25-30% penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif
(pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau pada kedua payudara).

4|Referat Ca Mamae

B. EMBRIOLOGI PAYUDARA
Pada minggu keenam masa gestasi, mammary ridge atau milk line, muncul sebagai
penebalan lapisan ektodermal dari axilla ke inguinal. Milk line kemudian menghilang kecuali
daerah kecil pada regio pektoralis. Payudara berasal dari satu tonjolan primer yang menjadi 1520 tonjolan sekunder. Penonjolan ini mengalami kanalisasi pada 2 bulan terakhir masa gestasi.

C. ANATOMI PAYUDARA
Kecuali pembesaran pada masa neonatal dan pubertas, payudara pada laki-laki hanya
mengalami sedikit perubahan selama kehidupan. Pada wanita, tonjolan prepubertas berkembang
pada usia 11-15 tahun, dan lobulasi terjadi setelah ovulasi pertama. Jaringan kelenjar yang
membentuk 15-20 lobus tersusun secara radier di sekitar puting dan dipisahkan oleh jaringan
lemak yang jumlahnya bervariasi. Di antara lobus dikelilingi oleh stroma atau jaringan ikat.
Setiap lobus berbeda sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus yang
lain. Drainase lobus yaitu ke sinus laktiferosa yang lalu ke duktus pengumpul dan akhirnya
bermuara ke puting.
Payudara terletak pada hemithoraks kanan dan kiri. Batas payudara wanita dewasa yang
terlihat dari luar yaitu superior: iga II atau III, inferior: iga VI atau VII, medial: tepi lateral
sternum, dan lateral: linea axillaris anterior sedangkan batas yang sesungguhnya yaitu superior:
hampir sampai klavikula, medial: garis tengah, dan lateral: m. latissimus dorsi. Basis payudara
5|Referat Ca Mamae

berbentuk sirkular kecuali pada bagian lateral atas terdapat penonjolan ke arah aksila, disebut
tail of Spence. Payudara ditunjang oleh ligamentum Cooper yang merupakan pita fibrous yang
terletak tegak lurus terhadap dermis.
Payudara dapat dibedakan menjadi 5 kuadran: lateral atas, lateral bawah, medial atas,
medial bawah, dan sentral. Kuadran lateral atas terdiri dari jaringan yang lebih banyak dari
kuadran lainnya.
Payudara menerima suplai darah utamanya dari cabang perforantes arteri mammaria
interna, cabang lateral dari arteri intercostales posterior, dan cabang dari arteri axillaris, termasuk
thoracica yang paling besar, thoracica lateral, dan cabang pektoralis dari arteri thoracoacromialis.
Vena dari payudara dan dinding dada yang berjalan mengikuti jalan arteri dibedakan
menjadi tiga kelompok utama yaitu cabang perforantes vena mamaria interna, cabang perforantes
vena intercostales posterior, dan cabang vena aksillaris. Plexus Batson dari vena vertebrales dari
basis tengkorak sampai sacrum dapat memberikan jalan bagi metastasis ca mamma ke vertebrae,
tengkorak, tulang pelvis, dan sistem susunan syaraf pusat.
Pembuluh darah linfe secara umum berjalan paralel dengan pembuluh darah. Kelenjar
getah bening berupa enam kelompok KGB aksila: vena aksilaris, kelompok anterior dan pektoral
mammaria eksterna, scapula (posterior atau subscapular), sentral, subklavikula, dan,
interpektoral (Rotters node), KGB prepektoral, dan KGB mammaria interna. Sekitar 75% aliran
limfe dari payudara ke KGB aksilaris, dan yang lain yang berasal dari aspek medial ke KGB
parasternal (mammaria interna).

6|Referat Ca Mamae

D. HISTOLOGI PAYUDARA
Payudara terdiri dari 15-20 kelenjar tubuloalveolar yang berakhir ke duktus laktiferus,
dilapisi oleh epitel kolumner. Duktus laktiferus yang pada regio subareolar dilapisi epitel
skuamosa membuka ke ampula puting.
E. FISIOLOGI PAYUDARA
Perkembangan dan fungsi payudara diinisiasi oleh stimulasi berbagai hormon: estrogen,
progesteron, prolaktin, hormon tiroid, kortisol, dan growth hormone. Hormon yang utama ialah
estrogen, progesteron, dan prolaktin. Estrogen diketahui menstimulasi perkembangan duktus
payudara, progesteron menginisiasi perkembangan lobulus dan differensiasi sel, dan prolaktin
menstimulasi laktogenesis pada akhir kehamilan dan postpartum. Secara siklus, volume payudara
mengalami puncaknya pada pertengahan kedua siklus menstruasi dimana terjadi kongesti
vaskular dan proliferasi lobulus. Selama masa kehamilan dan laktasi alveoli dan lobulus
berproliferasi sama seperti duktusnya. Puting dan areola menjadi lebih gelap dan galandula
Montgomery (kelenjar lemak pada permukaan areola) semakin menonjol. Oksitosin dan isapan
pada puting yang memacu pembentukan prolaktin berperan pada pembentukan dan pengeluaran
ASI. Pada menopause, terjadi penurunan estrogen dan progesteron dari ovarium, lobulus dan
duktus mengalami involusi dan payudara digantikan dengan lemak. Kondisi inilah yang
membuat mammografi digunakan sebagai alat diagnostik pada wanita berusia tua.

7|Referat Ca Mamae

F. EPIDEMIOLOGI
Insiden kanker payudara bervariasi di tiap negara. Di Indonesia insiden kanker payudara
menepati posisi nomor dua tertinggi dan terdapat kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke
tahun. Indonesia, diperkirakan, mempunyai insiden minimal 20.000 kasus baru tiap tahunnya,
dan lebih dari 50% kasus masih berada pada stadium lanjut. Kanker payudara pada laki-laki
sangat jarang yaitu kurang dari 1%.
G. FAKTOR RISIKO
Penyebab kanker payudara

secara pasti tidak diketahui. Akan tetapi, dari data

epidemiologi telah didapatkan faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan penyakit ini.
Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok: genetik, endokrin, dan
lingkungan yang masing-masing dapat sebagai mayor, intermediet, atau minor. Banyak faktor
minor masih dalam perdebatan.
1. Demografi
Usia lanjut
Sama seperti carcinoma yang lain, insiden kanker payudara meningkat seiring
peningkatan usia. Kanker payudara hanya terjadi sekali-sekali pada usia belasan tapi
pada usia berikutnya kejadiannya meningkat. Risiko kumulatif dari perkembangan
kanker payudara pada usia 20-40 tahun sebesar 0,5%, 50-70 tahun sebesar 5%.
Angka tersebut menunjukkan fakta bahwa mayoritas pasien mengalami ca mamme
di atas usia 50 tahun. Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun.
Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
Penduduk di Negara maju
Wanita berkulit putih
Status ekonomi yang meningkat
2. Genetic dan familial
Mutasi genetic
Riwayat keluarga kanker payudara dikaitkan dengan peningkatan

risiko

menderitanya. Risiko tersebut paling tinggi pada pasien dengan hubungan tingkatan
pertama (ibu atau saudara perempuan), khususnya jika penyakit berkembang pada
usia sebelum 50 tahun.

Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya

menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker
payudara.
8|Referat Ca Mamae

Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker
payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang wanita memiliki salah satu dari
gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar.
Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah
p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2. Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker
payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami
kerusakan. Terdapat 5% dari total pasien mempunyai kaitan dengan faktor genetik.
Sekitar 20% wanita yang didiagnosis kanker payudara punya paling sedikit satu
anggota keluarga yang menderita.
Riwayat kanker payudara pada anggota keluarga yang berusia muda (>40 tahun)
Riwayat penderita hyperplasia atipik
Riwayat penderita kanker disalah satu payudara
Riwayat kanker ovarium
3. Reproduksi dan hormonal
Usia menarche >10 tahun dan Usia menaupause >55 tahun
Wanita dengan menarche sebelum usia 12 punya risiko relative 2,30 dibandingkan
dengan setelah usia 12. Risiko menurun seiring dengan peningkatan usia menarche.
Cepatnya usia menarche, khususnya di negara bagian barat, mungkin sebagai akibat
dari peningkatan nutrisi dan kesehatan umum, diperkirakan penting berkaitan
dengan bervariasinya insiden kanker payudara secara demografi.
Risiko relative perkembangan kanker payudara sebesar 0,5% pada wanita dengan
menopause sebelum usia 45 tahun, dibandingkan dengan wanita yang tetap
menstruasi setelah usia 55 tahun. Menopause buatan dengan oophorectomy or
irradiasi juga menurunkan risiko kanker payudara.
Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Semakin
lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker

payudara
Usia kehamilan I >35 tahun
Hormone estrogrn, sedang menggunakan kontrasepsi oral, menggunakan terapi sulih
hormone >10 tahun, menggunakan dietilsteblasteril (DES) pada masa kehamilan,
menyusui <27 tahun minggu seumur hidupnya. Faktor ini mungkin berhubungan
dengan jumlah siklus menstruasi dimana payudara terekspos.

Faktor hormonal

penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama
masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal
9|Referat Ca Mamae

karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara


genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker. Hormon, khususnya
hormon seks steroid estrogen, progesteron dan testosteron, telah diketahui sebagai
promotor kanker payudara, endometrium, ovarium, dan prostat. Data meunjukkan
bahwa estrogen secara langsung berperan atau berkontribusi terhadap perkembangan
kanker payudara. Estrogen bisa berasal dari ovarium (premenstruasi), adrenal
(postmenopause), dan dari payudara itu sendiri (dengan aromatisasi androgen
menjadi estrogen). Banyak faktor yang dapat meregulasi sintesis estradiol tapi yang
paling penting adalah derajat obesitas yang dapat meningkatkan proses aromatisasi
dalam payudara. Estrogen dapat menginisiasi proses mutasi gen dan juga
meningkatkan pembelahan sel yang sudah mengalamai mutasi gen. Intake alkohol
dapat meningkatkan risiko mungkin karena menurunkan estradiol clearence. Dari
data penelitian didapatkan bahwa risiko kanker payudara lebih besar pada
penggunaan kombinasi estrogen dan progesteron daripada estrogen sendiri.
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi
menderita kanker payudara. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan
bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan
produk industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
4. Gaya hidup
Asupan lemak jenuh
Berat badan, premenaupuase BMI <35 tahun, pascamenaupause BMI <35 tahun
Terdapat hubungan minor antara ukuran tubuh dan kanker payudara, tergantung
pada umur dan tinggi badan atau massa tubuh. Hal ini mungkin berkaitan dengan

lemak tubuh dan risiko dari hormone replacement therapy.


Konsumsi alcohol berlebihan
Diet tinggi lemak atau kolesterol berkaitan dengan risiko kanker payudara
meskipun hubungan sebab akibat antara keduanya belum didemonstrasikan
secara jelas. Bukti adanya hubungan antara konsumsi alkohol dan peningkatan
risiko kanker payudara semakin kuat. Kondisi ini juga sebanding dengan jumlah
alkohol yang dikonsumsi. Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa

meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.


Merokok
5. Lingkungan
H. PATOGENESIS
10 | R e f e r a t C a M a m a e

Tumorgenesis kanker payudara merupakan proses multitahap, tiap tahapnya berkaitan


dengan satu mutasi tertentu atau lebih di gen regulator minor atau mayor. Terdapat dua jenis sel
utama pada payudara orang dewasa; sel mioepitel dan sel sekretorik lumen.
Secara klinis dan histopatologis, terjadi beragam tahap morfologis dalam perjalanan
menuju keganasan. Hiperplasi ductal, ditandai oleh proliferasi sel-sel epitel poliklonal yang
tersebar tidak rata yang pola kromatin dan betuk inti-intinya saling bertumpang tindih dan lumen
duktus yang tidak teratur, sering menjadi tanda awal kecendrungan keganasan. Sel-sel di atas
relative memiliki sedikit sitoplasma dan batas selnya tidak jelas dan secara sitologis jinak.
Perubahan dari hyperplasia ke hyperplasia atipik (klonal), yang sitoplasma selnya lebih jelas,
intinya lebih jelass dan tidak tumpang tindih, dan lumen duktus yang teratur, secra klinis
meningkatkan risiko kanker payudara.
Setelah hyperplasia atipik, tahap berikutnya asalah timbulnya karsinoma in situ, baik
karsinoma ductal maupun lobular. Pada karsinoma in situ, terjadi proliferasi sel yang memiliki
gambaran sitologis sesuai dengan keganasan, tetapi proliferasi sel tersebut belum menginvasi
stroma dan menembus membrane basal.
Karsinoma in situ lobular biasanya menyebari ke seluruh jaringan payudara (bahkan
bilateral) dan biasanya tidak teraba dan tidak terlihat pada pencitraan. Sebaliknya, karsinoma in
situ ductal merupakan lesi duktus segmental yang dapat mengalami kalsifikasi sehingga memberi
penampilan yang beragam.
Setelah sel-sel tumor menembus membrane basal dan menginvasi stroma, tumor menjadi
invasive, dapat menyebar secara hematogen dan limfogen sehingga menimbulkan metastasis.
I. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda penyakit payudara:

Nyeri

1. Tergantung daur haid: dapat fisiologis atau kelainan fibrokistik.


2. Tidak tergantung daur haid: dapat tumor jinak / ganas atau infeksi. Nyeri ini dapat
menunjukkan adanya penekanan pada syaraf, pembuluh darah atau jaringan sekitar
sehingga menyebabkan hipoksia, akumulasi asam laktat dan mungkin kematian sel.
11 | R e f e r a t C a M a m a e

Selain itu sel kanker dapat juga mengeluarkan enzim proteolitik sehingga merusak sel
sekitarnya yang memicu adanya respon inflamasi.

Benjolan

1. Keras: dapat FAM dan kista jika permukaannya licin atau kanker dan inflamasi
noninfektif jika permukaannya berbenjol.
2. Kenyal: dapat kelainan fibrokistik.
3. Lunak: dapat lipoma.

Perubahan kulit

1. Bercawak: sangat mencurigakan karsinoma.


2. Benjolan kelihatan:dapat kista, karsinoma, FAM besar.
3. Kulit jeruk: di atas benjolan kanker (khas).
4. Kemerahan: dapat infeksi (jika panas).
5. Tukak: dapat kanker lama (terutama pada orang tua)

Kelainan puting atau areola

1. Retraksi: fibrosis karena kanker atau nekrosis lemak.


2. Inversi baru: retraksi fibrosis karena kanker (kadang fibrosis karena pelebaran
duktus).
3. Eksema: unilateral penyakit paget (khas kanker).

Keluarnya cairan

1. Seperti susu: kehamilan atau laktasi.


2. Jernih: normal.
3. Hijau: dapat perimenopause, pelebaran duktus, kelainan fibrokistiok.
4. Hemorrhagik: dapat karsinoma dan papilloma intraduktus.
Lebih spesifik pada kanker payudara stadium awal, keluhan bisa tidak ada. Jika ada
biasanya berupa benjolan yang dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, jika
didorong oleh jari tangan benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit, tidak
menimbulkan nyeri dan memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium lanjut, benjolan
biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada stadium ini, bisa terbentuk
benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan
mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk. Dimpling atau cekungan (akibat infiltrasi ke
ligamentum Cooper), retraksi puting, nodul satelit, ulserasi dan kelainan kulit lainnya bisa juga
12 | R e f e r a t C a M a m a e

terjadi. Selain itu dapat juga ditemukan gejala lain seperti benjolan atau massa di ketiak nyeri
tulang, pembengkakan lengan, penurunan berat badan.
J. PENYARINGAN
1. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan
pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan.
Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk
melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca
menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap bulan
(misalnya setiap awal bulan).
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara.
Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan
perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting
susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan
apakah kulit pada puting susu berkerut.
2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan
kedua tangan ditarik ke belakang.
Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil
akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada
payudara bagian bawah.
3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan
bahu dan sikut ke arah depan.
Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.

13 | R e f e r a t C a M a m a e

4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara
kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling
payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting
susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan
hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan
memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan
ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.
Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri
ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan.
Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.
Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah
bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jarijari tangan kiri.
Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan
basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

14 | R e f e r a t C a M a m a e

K. DIAGNOSIS
Gejala kanker payudara sangat dipengaruhi oleh lokasi tumor dan ciri pertumbuhannya.
Berbagai gejala yang biasanya mendorong pasien untuk dating ke dokter antara lain adanya
benjolan di payudara yang tidak nyeri (66%) nyeri usik pada payudara unilateral maupun
bilateral nyeri lokal di salah satu payudara retraksi kulita atu putting keluaranya cairan dari
putting eksim, radang atau ulserasi putting susu, benjolan ketiak serta edema lengan.
Benjolan yang berukuran kurang dari 1 cm biasanya tidak tampak maupun teraba. Benjolan
superficial biasanya dapat terpalpasi, sementara benjolan yang terletak lebih dalam lebih sulit
dirasakan.
Fiksasi tumor pada kulit yang menimbulkan retraksi kulit (dimpling) dan retraksi putting
yang tidak dapat dijelaskan, dapat menjadi tanda awal kanker payudara. Jika kanker payudara
menginfiltrasi otot pektoralis, retraksi kulit akan jelas terlihat ketika otot pektoralis
dikontraksikan.
a. Anamnesis
Gejala kanker payudara sangat dipengaruhi oleh lokasi tumor dan ciri
pertumbuhannya. Berbagai gejala yang biasanya mendorong pasien untuk dating ke
15 | R e f e r a t C a M a m a e

dokter antara lain adanya benjolan di payudara yang tidak nyeri (66%) nyeri usik
pada payudara unilateral maupun bilateral nyeri lokal di salah satu payudara retraksi
kulita atu putting keluaranya cairan dari putting eksim, radang atau ulserasi putting
susu, benjolan ketiak serta edema lengan.
Benjolan yang berukuran kurang dari 1 cm biasanya tidak tampak maupun teraba.
Benjolan superficial biasanya dapat terpalpasi, sementara benjolan yang terletak lebih
dalam lebih sulit dirasakan.
Fiksasi tumor pada kulit yang menimbulkan retraksi kulit (dimpling) dan retraksi
putting yang tidak dapat dijelaskan, dapat menjadi tanda awal kanker payudara. Jika
kanker payudara menginfiltrasi otot pektoralis, retraksi kulit akan jelas terlihat ketika
otot pektoralis dikontraksikan.
Nyeri usik pada satu atau kedua payudara, yang lumayan sering terjadi, biasanya
berkaitan dengan siklus mensturasi. Jika terdapat nyeri usik, kemungkinan keganasan
lebih

kecil,

walaupun

masih

mungkin.

Nyeri

lokal

payudara

unilateral

mengindikasikan suatu kelainan jinak maupun ganas sehingga wajib dievaluasi lebih
lanjut. Tumor yang teraba biasanya merupakan kista atau tumor solid (jinak atau
keras). Pada perempuan muda yang berusia di bawah 30 tahun, nodul pada payudara
bisanya merupakan kelainan jinak. Namun, seiring bertambahnya usia, terutama di
atas 45 tahun, risiko karsinoma meningkat.
Keluarnya cairan dari putting unilateral secara spontan biasanya hanya bersifat
sementara. Jika menetap, keluarnya cairan ini mungkin disebabkan oleh ekstasia atau
papilloma duktus payudara dan karsinoma. Keluarnya cairan putting dari kedua
payudara mengarahkan kita pada kecurigaan akan adanya kehamilan.
Terkadang, keluaranya cairan dari putting seacar spontan disebabkan oleh
penggunaan obat atau akibat tumor hipofisis.
b. Pemeriksaan status generalis
c. Pemeriksaan status lokalis, meliputi
a. Inspeksi tumor: ketika pasien duduk dengan lengan di samping dan di atas kepala
untuk menilai simetrisitas payudara kanan dan kiri, kelainan papilla: letak,
bentuk, dan retraksi, perubahan kulit: tanda radang, peau d orange, dimpling,
ulserasi, dan nodul satelit). Asimetri, retraksi puting, atau dimpling kulit dapat
dipertegas ketika pasien mengangkat lengannya di atas kepala.

16 | R e f e r a t C a M a m a e

b. Palpasi tumor: ketika pasien duduk dan berdiri dengan lengan yang abduksi, dapat
dilakukan dengan gerakan secara memutar jari pemeriksa atau secara horizontal,
untuk menilai lokasi tumor, ukurannya, konsistensi, batas, dan mobilitasnya.
c. Pemeriksaan KGB regional: ditentukan status KGB aksila, supraklavikuler dan
infraklavikuler yaitu jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau
dengan jaringan sekitar. Ketika memeriksa, pasien dalam posisi duduk dan
pemeriksa berada di depan pasien. Aksila kanan diperiksa dengan menggunakan
tangan kanan pemeriksa dan sebaliknya.
d. Pemeriksaan organ lain: berkaitan dengan daerah yang dicurigai metastasis (paru,
tulang, hepar, otak dan lain-lain).
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dapat dilakukan ialah:
1. Mamografi
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang
abnormal pada payudara. Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang
berusia diatas 40 tahun untuk melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2
tahun dan pada usia 50 tahun keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.
2. Ultrasonografi
Ultrasonografi berguna untuk menetukan ukuran lesi dan membedakan kista
dengan tumor solid. Sedangkan, diagnosis kelianan payudaranya dapat dipastikan
dengan melakuakn pemeriksaan sitology aspirasi jarum halus (FNAB), core
biopsy, biopsy terbuka, atau sentienl node biopsy
3. MRI
MRI dilakukan pada
Pasien usia muda, karena gambaran mamografi yang kurang jelas pada

payudara wanita muda


Untuk mendeteksi adanya rekurensi pasca BCT
Mendeteksi adanya rekrensi dini keganasan payudara yang dari

pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya kurang jelas.


4. Imunohistokimia
Pemeriksaan imunohistokimia yang dilakukan untuk membantu terapi target,
anatara lain permeiksaan status ER (estrogen reseptor), PR ( progesterone
reseptor). C-erbB-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p53 (bergantung situasi), Ki67
dan Bcl2.
17 | R e f e r a t C a M a m a e

L. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding kanker payudara yaitu sebagai berikut:
1. Fibroadenoma mammae (FAM)
Merupakan tumor jinak payudara yang biasa ditemui pada wanita usia muda, 15-30
tahun. Secara klinis, tumor ini berbentuk bulat lonjong, batas tegas, konsistensi padat
kenyal, mobil, dan tidak nyeri. FAM tidak punya kemampuan metastasis dan diterapi
dengan eksisi.
2. Fibrocystic disease
Merupakan tumor jinak payudara yang paling sering terjadi pada wanita usia 30-50
tahun. Secara klinis, tumor ini sering multipel atau bilateral, biasanya terjadi fluktuasi
ukuran yang cepat dari benjolan, nyeri yang terjadi atau semakin memburuk serta ukuran
yang meningkat ketika menjelang menstruasi. Ketika haid berhenti, keluhan juga hilang
atau berkurang. Konsistensinya dapat padat, kenyal atau kistik dengan batas yang tidak
tegas kecuali kista soliter, dan permukaannya granular. Fibrocystic disease diterapi
dengan medikamentosa atau operasi.
3. Cystosarcoma phylloides
Merupakan tumor jinak payudara yang menyerupai FAM yang besar dengan ukuran dapat
mencapai 20-30 cm. Secara klinis berbentuk bulat lonjong, batas tegas, permukaan
berbenjol, tidak melekat pada dasar atau otot, kulit di atasnya tegang, berkilat dan terjadi
venektasis. Tumor ini tidak mempunyai kemampuan metastasis. Cystosarcoma phylloides
diterapi dengan simple mastektomi atau mastektomi subkutan pada orang muda.

4. Papilloma intraduktal
Merupakan papilloma yang terjadi pada duktus papillaris. Biasanya tumor ini terlalu kecil
untuk dipalpasi akan tetapi sering menyebabkan keluarnya cairan serosanguinosa atau
darah dari puting. Terapinya berupa eksisi dari duktus yang terkena.
5. Nekrosis lemak
18 | R e f e r a t C a M a m a e

Merupakan lesi yang memberikan gambaran berupa massa yang terasa keras dan
berbentuk tidak teratur dan kadang-kadang menyebabkan retraksi kulit. Sebanyak 50%
pasien mempunyai riwayat trauma. Ekimosis dapat ada. Jika tidak diapa-apakan, massa
tersebut akan menghilang secar bertahap akan tetapi cara yang paling aman ialah dengan
melakukan biopsi.
6. Lipoma
Merupakan tumor jinak yang berasal dari jaringan lemak. Benjolan yang terbentuk
mempunyai konsistensi lunak. Kejadian lipoma yang murni sangat jarang.
7. Galactocele
Merupakan tumor kistik yang terjadi sebagai akibat tersumbatnya duktus laktiferus saat
masa laktasi. Tumor ini berisi air susu yang mengental. Secara klinis berbentuk bulat dan
kisteus dengan batas yang tegas.
8. Mastitis
Merupakan infeksi pada payudara dengan tanda-tanda peradangan yang dapat
berkembang menjadi abses. Biasanya terjadi pada ibu yang menyusui.
M. STADIUM KLINIS
Stadium klinis dapat digunakan untuk menentukan jenis pengobatan dan prognosis.
Selain itu, juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi jenis pengobatan dan prognosis yaitu:

Jenis sel kanker


Gambaran kanker
Respon kanker terhadap hormon: kanker yang memiliki reseptor
estrogen tumbuh secara lebih lambat dan lebih sering ditemukan pada

wanita pasca menopause.


Ada atau tidaknya gen penyebab kanker payudara.

Kanker payudara diklasifikasikan berdasarkan sistem TNM (Tumor, Nodus limfatikus


regional, dan Metastasis) oleh AJCC (American Joint Committee on Cancer) dan UICC
(Union Internationale Contre Cancere) tahun 2002 sebagai berikut:
T = ukuran tumor primer
19 | R e f e r a t C a M a m a e

Tx

Tumor primer tidak dapat dinilai

T0

Tidak terdapat tumor primer

Tis

Karsinoma in situ

Tis (DCIS)

Ductal carcinoma in situ

Tis (LCIS)

Lobular carcinoma in situ

Tis (Paget)

Penyakit paget pada puting tanpa adanya tumor

T1

Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm

T1mic

Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm

T1a

Tumor dengan ukuran > 0,1 - 0,5 cm

T1b

Tumor dengan ukuran > 0,5 1 cm

T1c

Tumor dengan ukuran > 1 2 cm

T2

Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya > 2 5 cm

T3

Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya > 5 cm

T4
T4a
T4b

Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi lansung ke dinding dada


atau kulit
Ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis)
Edema (termasuk peau d orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit
yang terbatas pada 1 payudara

T4c

Mencakup kedua hal di atas

T4d

Mastitis karsinomatosa

N = Kelenjar getah bening regional


Nx

KGB regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya)

N0

Tidak terdapat metastasi KGB

N1

Metastasi KGB aksila ipsilateral yang mobil

N2

Metastasiske KGB aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi,


atau adanya pembesaran KGB mamaria interna ipsilateral
(terdeteksi secar klinis, dengan pemeriksaan fisik atau imaging (di
20 | R e f e r a t C a M a m a e

luar limfoscintigrafi))
Metastasispada KGB aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau

N2a

melekat ke struktur lain


Metastasis hanya pada KGB mamria interna ipsilateral secara

N2b

klinis dan tidak terdapat metastasis pada KGB aksila


Metastasis pada KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa
metastasis KGB aksila atau klinis terdapat metastasis pada KGB

N3

mamaria interna ipsilateral klinis dan metastasis pada KGB aksila;


atau metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau
tanpa metastasis pada KGB aksila/mamaria interna.

N3a

Metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral

N3b

Metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB aksila

N3c

Matastasis ke KGB supraklavikula

Patologi (pN)a
KGB regional tidak bias dinilai (telah diangkat sebelumnya atau

PNx

tidak diangkat)
Tidak terdapat metastasis ke KGB secara patologi, tanpa

pN0

pemeriksaan tambahan untuk isolated tumor cells (ITC)

ITC adalah sel tumor tunggal atau kelompok sel kecil dengan ukuran tidak lebih
dari

0,2

mm

yang

biasanya

hanya

terdeteksi

dengan

pewarnaan

imunohistokimia (IHC) ata metode molecular lainnya tapi masih dalam


pewarnaan H&E. ITC tidak selau menunjukkan adanya aktivitas keganasan
seperti proliferasi atau reaksi stromal.
pNO(i-)
pNO(i+)

pNO(mol-)
pNO(mol+

Tidak terdapat metastasisKGB secara histologis, IHC negatif.


Tidak terdapat metastasisKGB secara histologis, IHC positif.
Tidak terdapat kelompok IHC yang lebih dari 0,2 mm.
Tidak terdapat metastasisKGB secara histologis, pemeriksaan
molecular negatif (RT-PCR)b
Tidak terdapat metastasisKGB secara histologis, pemeriksaan
21 | R e f e r a t C a M a m a e

molecular positif 9RT-PCR).

a. Klasifikasi berdasarkan diseksi KGB aksila dengan atau tanpa pemeriksaan


sentinel node. Klasifikasi berdasarkan hanya pada diseksi sentinel node
tanpa diseksi KGB aksila ditandai dengan (sn) untuk sentinel node,
contohnya: pN0(i+) (sn).
b. RT-PCR: reverse transcriptase/polymerase chain reaction.
Metastasis pada 1-3 KGB aksila dan atau KGB mamaria interna
pN1

(klinis negatif yaitu tidak terdeteksi dengan pencitraan (kecuali


limfoscintigrafi)

atau

dengan

pemeriksaan

fisik)

secara

mikroskopis yang terdeteksi dengan sentinel node diseksi.


pN1mic

Mikrometastasis (> 0,2 2,0 mm).

pN1a

Metastasis pada KGB aksila 1-3 buah.


Metastasis pada KGB (klinis negatif yaitu tidak terdeteksi dengan

pN1b

pencitraan (kecuali limfoscintigrafi) atau dengan pemeriksaan


fisik) secara mikroskopis yang terdeteksi dengan diseksi sentinel
node.
Metastasis pada 1-3 KGB aksila dan KGB mamaria interna secara
mikroskopis melalui diseksi sentinel node dan secara klinis negatif

pN1c

(jika terdapat > 3 buah KGB aksila yang positif, maka KGB
mamaria

interna

diklasifikasikan

sebagai

pN3b

untuk

menunjukkan peningkatan besarnya tumor).


pN2

pN2a

pN2b
pN3

Metastasis pada 4-9 KGB aksila atau secara klinis terdapat


pembesara KGB mamaria interna tanpa metastasis KGB aksila.
Metastasis pada 4-9 KGB aksila (paling kurang terdapat 1 deposit
tumor lebih dari 2,0 mm).
Metastasis pada KGB mamaria interna secara klinis tanpa
metastasis KGB aksila.
Metastasis pada 10 atau lebih KGB aksila; atau infraklavikula atau
metastasis KGB mamria interna (klinis) pada satu atau lebih KGB
aksila yang positif; atau pada metastasis KGB aksila yang positif
22 | R e f e r a t C a M a m a e

lebih dari 3 dengan metastasis mikroskopis KGB mamaria interna


negatif; atau pada KGB supraklavikula.
Metastasis pada 10 atau lebih KGB aksila (paling kurang pusat
pN3a

deposit tumor lebih dari 2,0 mm), atau metastasis pada KGB
infraklavikula.
Metastasis KGB mamria interna ipsilateral (klinis) dan metastasis
pada KGB aksila 1 atau lebih; atau metastasis pada KGB aksila 3

pN3b

buah dengan terdapat metastasis mikroskopis pada KGB mamaria


interna yang terdeteksi dengan diseksi sentinel node yang secara
klinis negatif.

pN3c

Metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral

M = metastasis jauh
Mx

Metastasisjauh belum dapat dinilai

M0

Tidak terdapat metastasisjauh

M1

Terdapat metastasis jauh

Stadium
Stadium

Tis

N0

M0

T1

N0

M0

T0

N1

M0

T1

N1

M0

T2

N0

M0

T2

N1

M0

T3

N0

M0

T0

N2

M0

T1

N2

M0

T2

N2

M0

IIA

IIB
IIIA

23 | R e f e r a t C a M a m a e

T3

N1

M0

T3

N2

M0

T4

N0

M0

T4

N1

M0

T4

N2

M0

IIIC

Tiap T

N3

M0

IV

Tiap T

Tiap N

M1

IIIB

N. PENATALAKSANAAN
Pengobatan biasanya dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap
kondisi penderita yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah dilakukan biopsi. Pengobatan yang
dilakukan berupa pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan obat penghambat hormon.
Radioterapi ditujukan untuk membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan daerah
sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening. Kemoterapi merupakan kombinasi obat-obatan untuk
membunuh atau menekan sel-sel yang mempunyai kemampuan berkembangbiak dengan cepat.
Obat-obat penghambat hormon yaitu obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong
pertumbuhan sel kanker digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh,
sama halnya dengan radioterapi. Untuk memudahkan pengobatan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu sebagai berikut:
a. Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir (operabel atau stadium I-IIIA)
Pengobatan untuk kanker yang terbatas pada payudara hampir selalu pembedahan.
Pembedahan, yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan, bertujuan untuk
mengangkat tumor sebanyak mungkin. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan dengan
pilihan utama adalah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan
breast-conserving surgery (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya).
Pengobatan pada stadium ini bersifat kuratif. Pada stadium I dan II pilihannya ialah
mastektomi radikal atau yang dimodifikasi disertai dengan atau tanpa radioterapi dan
kemoterapi ajuvan. Pada stadium IIIA pilihannya ialah mastektomi simpel disertai

24 | R e f e r a t C a M a m a e

dengan radioterapi dan kemoterapi ajuvan. Bisa juga dilakukan dilakukan BCS atau
Breast Conserving Therapy dengan syarat dan indikasi yang telah ditentukan.

Breast-Conserving Surgery (BCS)


Yang termasuk BCS adalah:
1. Lumpektomi: pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di
sekitarnya
2. Eksisi luas atau mastektomi parsial: pengangkatan tumor dan jaringan normal di
sekitarnya yang lebih banyak
3. Kuadrantektomi: pengangkatan seperempat bagian payudara.
Indikasi BCS sebagai berikut:
1. T = 3 cm
2. Pasien menginginkan untuk mempertahankan payudaranya
Syarat BCS yaitu:
1. Keinginan penderita setelah dilakukan informed consent
2. Penderita dapat melakukan kontrol rutin setelah pengobatan
3. Tumor tidak terletak sentral
4. Perbandingan ukuran tumor dan volume payudara cukup baik untuk kosmetik
pasca BCS
5. Mammografi tidak memperlihatkan mikrokalsifikasi atau tanda keganasan lain
yang difus (luas)
6. Tumor tidak multipel
25 | R e f e r a t C a M a m a e

7. Belum pernah terapi radiasi di dada


8. Tidak menderita penyakit LE atau penyakit kolagen
9. Terdapat sarana radioterapi yang memadai
Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya ditujukan untuk
mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama dari BCS ditambah terapi
penyinaran adalah efek kosmetiknya. Efek samping dari radioterapi biasanya tidak
menimbulkan nyeri serta berlangsung tidak lama meskipun kulit dapat tampak merah
atau melepuh.

Mastektomi
Yang termasuk mastektomi sebagai berikut:
1. Mastektomi simplek yaitu pengangkatan seluruh jaringan payudara dimana otot
dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk menutup
luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih mudah dilakukan jika otot dada
dan jaringan lain dibawah payudara dibiarkan utuh. Prosedur ini biasanya
digunakan untuk mengobati kanker invasif yang telah menyebar luar ke dalam
saluran air susu, karena jika dilakukan pembedahan breast-conserving, kanker
sering kambuh.
2. Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau modifikasi
mastektomi radikal yaitu pengangkatan seluruh jaringan payudara dengan
menyisakan otot dan kulit, disertai kelenjar getah bening aksila.
3. Mastektomi radikal yaitu pengangkatan seluruh payudara, otot dada dan jaringan
lainnya.

Radioterapi yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat mengurangi resiko


kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar getah bening di sekitarnya.

26 | R e f e r a t C a M a m a e

Pemakaian kemoterapi dan obat penghambat hormon dipengaruhi oleh ukuran tumor dan
ada tidaknya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening.
Beberapa ahli percaya bahwa tumor dengan garis tengah < 1,3 cm bisa diatasi dengan
pembedahan saja. Jika garis tengah tumor > 5 cm, setelah pembedahan biasanya juga diberikan
kemoterapi. Jika garis tengah tumor > 7,6 cm, biasanya kemoterapi

diberikan sebelum

pembedahan.
Penderita karsinoma lobuler in situ dapat tetap berada dalam observasi ketat dan tidak
menjalani pengobatan atau dapat segera menjalani mastektomi bilateral (pengangkatan kedua
payudara). Banyak penderita karsinoma lobuler yang memilih untuk tidak menjalani pengobatan
karena hanya 25% yang berkembang menjadi kanker invasif. Jika penderita memilih untuk
menjalani pengobatan maka dilakukan mastektomi bilateral karena kanker tidak selalu tumbuh
pada payudara yang sama dengan karsinoma lobuler dan jika penderita menginginkan
pengobatan selain mastektomi, maka diberikan obat penghambat hormon yaitu tamoxifen.
Kebanyakan penderita karsinoma duktal in situ tidak pernah mengalami kekambuhan Setelah
menjalani mastektomi simplek. Banyak juga penderita yang menjalani lumpektomi, kadang
dikombinasi dengan terapi penyinaran.
Kanker payudara inflamatoir adalah kanker yang sangat serius meskipun jarang terjadi.
Pada kondisi ini, payudara tampak seperti terinfeksi, teraba hangat, merah dan membengkak.
Pengobatannya terdiri dari kemoterapi dan terapi penyinaran.
Pada rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun jaringan
yang diambil dari bagian tubuh lainnya. Pelaksanannya bisa dilakukan bersamaan dengan
mastektomi atau bisa juga di kemudian hari. Akan tetapi, akhir-akhir ini keamanan pemakaian
silikon telah dipertanyakan karena silikon kadang dapat merembes dari kantongnya sehingga
implan menjadi keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang
masuk ke dalam aliran darah.
Kemoterapi dan obat penghambat hormon sering diberikan segera setelah pembedahan
kemudian

dilanjutkan

selama

beberapa

bulan

atau

tahun.

Pengobatan ini dapat menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup
penderita. Dibandingkan dengan kemoterapi tunggal, pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih
27 | R e f e r a t C a M a m a e

efektif. Meskipun begitu, tanpa pembedahan maupun penyinaran, obat-obat tersebut tidak dapat
menyembuhkan kanker payudara.
Kemoterapi bisa mempunyai efek samping berupa rasa mual, lelah, muntah, luka terbuka
di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara. Sekarang ini
efek muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat ondansetron. Setelah kemoterapi, penderita
akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3 hari tanpa ondansetron. Berat dan lamanya muntah
bervariasi, tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan kondisi penderita. Penderita
juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan selama pemakaian beberapa bulan.
Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi lanjutan
setelah pembedahan. Obat ini secara kimia berhubungan dengan esrogen dan memiliki beberapa
efek yang sama dengan terapi sulih hormon (misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis
dan penyakit jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim) akan tetapi tamoxifen
tidak mengurangi hot flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat menopause.
b. Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar (inoperabel atau stadium IIIB-IV)
Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh dengan bagian tubuh yang
paling sering diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak dan
kulit. Pada bagian tubuh tersebut kanker muncul dalam waktu bertahun-tahun atau
bahkan berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan diobati. Tujuan pengobatan
pada stadium ini hanya bersifat paliatif atau memperbaiki kualitas hidup saja dengan
terapi utama yaitu hormonal dan kemoterapi.

28 | R e f e r a t C a M a m a e

Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidak menunjukkan gejala
biasanya tidak akan memperoleh keuntungan dari pengobatan dengan akibat pengobatan
seringkali ditunda sampai timbul gejala (misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk.
Jika penderita merasakan nyeri, dapat diberikan obat penghambat hormon atau
kemoterapi untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Jika kanker hanya ditemukan di tulang, maka dilakukan terapi penyinaran. Radioterapi
merupakan pengobatan yang paling efektif untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar
ke otak.

29 | R e f e r a t C a M a m a e

Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada:

Kanker yang berkaitan dengan estrogen

Penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih dari 2 tahun
setelah terdiagnosis

Kanker yang tidak terlalu mengancam jiwa penderita.

Obat ini sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia 40 tahun serta masih
mengalami menstruasi dan menghasilkan estrogen dalam jumlah besar atau kepada penderita
yang 5 tahun lalu mengalami menopause. Tamoxifen memiliki sedikit efek samping sehngga
merupakan obat pilihan pertama.
Selain itu, untuk menghentikan pembentukan estrogen dapat juga dilakukan pembedahan
pengangkatan ovarium (indung telur) atau terapi penyinaran untuk menghancurkan ovarium.
Jika kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah
pemberian obat penghambat hormon, maka digunakan obat penghambat hormon yang lain.
Aminoglutetimid adalah obat penghambat hormon yang banyak digunakan untuk
mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam tulang dimana hydrocortisone (suatu hormon
steroid) biasanya diberikan pada saat yang bersamaan, karena aminoglutetimid menekan
pembentukan hydrocortisone alami oleh tubuh.
Kemoterapi yang paling efektif adalah cyclophosphamide, doxorubicin, paclitaxel,
dosetaxel, vinorelbin dan mitomycin C. Obat-obat ini sering digunakan sebagai tambahan pada
pemberian obat penghambat hormon.
N. REHABILITASI
Dilakukan pada praoperatif atau pascaoperatif:
1. Praoperatif, berupa latihan pernapasan dan latihan batuk efektif
2. Pascaoperatif , berupa:
a. Hari 1-2
a. Latihan lingkup gerak sendi untuk siku pergelangan tangan dan jari lengan daerah
yang dioperasi
30 | R e f e r a t C a M a m a e

b. Untuk sisi sehat latihan lingkup sendi lengan secara penuh


c. Untuk lengan atas bagian operasi latihan isometric
d. Latihan relaksasi otot leher dan toraks
e. Aktif mobilisasi
b. Hari 3-5

Latihan lingkup gerak sendi untuk bahu sisi operasi (bertahap)

Latihan relaksasi

Aktif dalam sehari-hari dimana sisi operasi tidak dibebani

c. Hari 6 dan seterusnya

Bebas gerakan

Edukasi untuk mempertahankan lingkup gerak sendi dan usaha untuk mencegah
atau menghilangkan timbulnya limfedema

O. FOLLOW UP
Beberapa hal yang dilakukan:

31 | R e f e r a t C a M a m a e

1. Jadwal kontrol: tiap 2 bulan pada tahun I dan II, tiap 3 bulan pada tahun III-V, dan tiap 6
bulan setelah tahun V
2. Pemeriksaan fisik: tiap kali control
3. Thorax foto: tiap 6 bulan
4. Laboratorium dan marker: tiap 2-3 bulan
5. Mammografi kontralateral: tiap tahun atau ada indikasi
6. USG abdomen atau hepar: tiap 6 bulan atau ada indikasi
7. Bone scanning: tiap 2 tahun atau ada indikasi
P. PENCEGAHAN
Dari faktor risiko kanker payudara yang ada terdapat beberapa yang dapat dikendalikan.
Perubahan pola diet dan gaya hidup dipercayai oleh para ahli diet dan kanker dapat mengurangi
angka kejadian kanker.
Diagnosis dini kanker payudara sebaiknya dilakukan karena pada stadium ini kanker
payudara mudah untuk diobati. Tiga cara untuk mendeteksi kanker tersebut secara dini sebagai
prosedur penyaringan yaitu SADARI, pemeriksaan payudara secara klinis, dan mammografi.
SADARI dilakukan pada wanita sejak usia subur setiap satu minggu setelah hari pertama
menstruasi terakhir. Pemeriksaan payudara secara klinis dilakukan oleh seorang dokter secara
lege artis. Mammografi dilakukan pada wanita > 35 50 tahun setiap dua tahun dan > 50 tahun
setiap satu tahun. Pada daerah yang tidak terdapa mammografi atau USG hanya dilakukan
SADARI dan pemeriksaan fisik saja.

32 | R e f e r a t C a M a m a e

Penelitian terakhir telah menyatakan terdapat 2 jenis obat yang terbukti bisa mengurangi
resiko kanker payudara, tamoksifen dan raloksifen. Kedua obat tersebut termasuk golongan anti
estrogen di dalam jaringan payudara.
Penderita yang telah menjalani pengobatan kanker payudara dapat menggunakan
tamoksifen untuk mencegah kekambuhannya. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan pada
33 | R e f e r a t C a M a m a e

wanita dengan risiko tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat karena
kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan wanita yang
memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2)..
Dengan pembedahan dapat dilakukan mastektomi pencegahan yaitu dengan mengangkat
salah satu atau kedua payudara dan ini dapat dijadikan pilihan untuk mencegah kanker payudara
pada wanita yang memiliki risiko tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah
diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
dan wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).
Q. PROGNOSIS
Stadium TNM pada kanker payudara merupakan indikator yang paling dapat diandalkan
pada prognosis. Survival rate (%) pada pasien dengan kanker payudar berdasarkan stadium
TNM yaitu sebagai berikut:
Stadium TNM

Five years

Ten years

95

90

85

70

IIA

70

50

IIB

60

40

IIIA

55

30

IIIB

30

20

IV

5-10

BAB III
PENUTUP
34 | R e f e r a t C a M a m a e

A. KESIMPULAN
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker
ini bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara. Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan
jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan lanjut. Hal inilah
yang menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal, pada stadium dini
kematian akibat kanker masih dapat dicegah. Bila penyakit kanker payudara ditemukan dalam
stadium dini, angka harapan hidupnya (life expectancy) tinggi, berkisar antara 85 s.d. 95%.
Namun, dikatakannya pula bahwa 70--90% penderita datang ke rumah sakit setelah penyakit
parah, yaitu setelah masuk dalam stadium lanjut. Pengobatan kanker pada stadium lanjut sangat
sukar dan hasilnya sangat tidak memuaskan. Pengobatan kuratif untuk kanker umumnya operasi
dan atau radiasi. Pengobatan pada stadium dini untuk kanker payudara menghasilkan
kesembuhan 75%.

DAFTAR PUSTAKA
-

Albar Zafiral Azdi (Editor) dkk. Protokol PERABOI 2003. PERABOI: edisi 1 (2004).

35 | R e f e r a t C a M a m a e

Brunicardi F. Charles et al. Schwartzs principle of Surgery. Mcgraw-Hill: 8th Edition

2005).
E:\Surgery\camammae.htm. Kanker Payudara. www.medicastore.com (2007).
Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Edisi 9 (1997).
Mansjoer Arif (editor) dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius: edisi 3

(2000).
McPHEE Stephen J. et al. LANGE: Current Medical Diagnosis & Treatment. McGraw-

Hill Professional: International Edition (2007).


Peter J. Morris (Editor) et al. Oxford Textbook of Surgery. Oxford Press: 2nd Edition

(January 15, 2000).


Sjamsuhidajat R (Editor) dkk. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC: Edisi II (2004).

36 | R e f e r a t C a M a m a e

Anda mungkin juga menyukai