Bab Sandcone

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

[BAB XII PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH

DI LAPANGAN]

BAB XII
PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH DI LAPANGAN
(ASTM D 1556 00)
A. Teori Dasar
Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis
pengujian yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi
kering (kepadatan) tanah asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan yang
dilakukan baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif. Nilai berat isi
tanah kering yang diperoleh dari percobaan ini biasanya digunakan untuk
mengevaluasi hasil perkerjaan pemadatan di lapangan (degree of
compaction) yaitu perbandingan antara d (kerucut pasir) dengan dmax hasil
percobaan pemadatan di laboratorium.
Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah
dan memperbaiki sifat-sifat teknisnya. Oleh karena itu, sifat teknis timbunan
sangat penting untuk diperhatikan, tidak hanya kadar air dan berat
keringnya. Pengujian untuk kontrol pemadatan di lapangan dispesifikasikan
dan hasilnya menjadi standar untuk mengontrol suatu proyek.
Ada 2 spesifikasi untuk pekerjaan tanah yaitu :
1.

Spesifikasi dari hasil akhir.

2.

Spesifikasi untuk cara pemadatan.


Tanah sebagai dasar untuk suatu konstruksi harus mempunyai

kepadatan yang mencukupi agar mampu untuk menerima beban-beban yang


bekerja di atasnya. Untuk itu perlu diketahui kepadatan dari tanah tersebut
sehingga akan didapat suatu kesimpulan apakah tanah tersebut memenuhi
kepadatan yang diinginkan. Pengujian di lapangan untuk menentukan
kerapatan tanah setempat dapat bersifat destruktif atau tidak destruktif.
Kerapatan tanah dapat ditentukan dengan memukul sebuah silinder ke dalam
tanah untuk mendapatkan contoh tanah yang volumenya diketahui yang

Praktikum Mekanika Tanah 2015


Kelompok II

106

[BAB XII PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH


DI LAPANGAN]
biasa dilakukan adalah dengan menggali sebuah lubang, cara ini disebut
dengan pemindahan tanah.
Cara dengan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :
1. Menggali lubang pada permukaan tanah.
2. Mengukur volume tanah yang digali.
3. Menentukan kadar airnya.
4. Menghitung berat volume basah.
5. Membandingkan berat volume kering (labor) dengan berat volume kering
maximum yang diperoleh di lapangan.
6. Menghitung kepadatan tanah relatif. Kepadatan relatif yang diperoleh
minimal 80 %, tetapi yang dianjurkan berkisar antara 90 100 %.
Selain dengan cara pemindahan tanah, kepadatan tanah di lapangan
dapat dikontrol denga cara langsung yaitu dengan menggunakan isotop
radioaktif yang disebut dengan metoda nuklir. Dengan cara ini pengujian
kepadatan di lapangan dapat dilaksanakan dengan tepat.
Secara garis besar teknik yang biasa dilakukan untuk menentukan
kepadatan tanah di lapangan ada 5, yaitu :
1. Metoda Kerucut Pasir (Sand Cone)
Pasir kering yang telah diketahui berat volumenya dikeluarkan
lewat kerucut pengukur kedalam lubang. Volume lubang dapat ditentukan
dari berat pasir didalam lubang dan berat volume keringnya. Pengujian ini
khusus digunakan untuk tanah kohesif maupun tanah tidak kohesif.
2. Metoda Balon Karet
Volume ditentukan secara langsung dari pengembangan balon yang
mengisi lubangnya. Metoda ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.
3. Metoda Silinder (Drive Cilinder)
Metoda ini khusus digunakan untuk tanah kohesif.
4. Metoda Nuklir (Nuclear Method)
Metoda ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.
5. Metoda Lilin (Walter Entac Method)
Masalah-masalah yang dijumpai dalam pengujian destruktif adalah :
Praktikum Mekanika Tanah 2015
Kelompok II

107

[BAB XII PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH


DI LAPANGAN]
1. Waktu yang lama dalam menentukan kadar air denga menggunakan oven
untuk pengeringan.
2. Penimbunan kembali lubang yang telah digali.
3. Kurangnya perhatian terhadap hal-hal yang kecil, sehingga berat isi yang
diukur kurang tepat.
Kerucut pasir (sand cone) terdiri atas sebuah botol plastik atau kaca
dengan sebuah kerucut logam yang dipasang di atasnya. Botol plastik dan
kerucut pasir ini diisi dengan pasir Ottawa kering yang merupakan pasir
standar yang memiliki gradasi seragam.
Berat dari tabung, kerucut logam, dan pasir yang mengisi botol telah
ditentukan (W1). Di lapangan dibuat lubang kecil berbentuk tabung pada
tanah yang telah dipadatkan. Bila berat tanah basah yang digali dari lubang
tersebut dapat ditentukan (W2) dan kadar air dari tanah galian itu juga
diketahui, maka berat kering dari tanah (W3).
Setelah lubang tersebut digali, tanah asli ditimbang seluruhnya,
kerucut dengan botol berisi pasir diletakkan diatas lubang tersebut sehingga
dapat diperoleh berat isi kering hasil pemadatan. Pasirnya dibiarkan
mengalir keluar dan botol mengisi seluruh lubang dan kerucut. Setelah itu,
berat dari tabung, kerucut, dan sisa pasir dalam botol ditimbang.
Berat pasir yang mengisi kerucut dan berat volume kering dari pasir
Ottawa yang dipakai ditentukan dengan kalibrasi yang dilakukan di
laboratorium. Kepadatan sand cone adalah perbandingan antara berat
material dengan volumenya termasuk rongga, satuan kepadatan adalah t/m3
atau gram/cm3.
Derajat kepadatan adalah perbandingan antara nilai kepadatan suatu
hasil pekerjaan dengan kepadatan yang telah ditentukan sebelumnya di
laboratorium. Satuan derajat kepadatan adalah %. Uji kepadatan dengan alat
sand cone hanya berlaku untuk material berukuran maksimum 50 mm (2").
Pasir pengujian adalah pasir yang lolos saringan No. 10 tertahan No. 200,
bersih, kering, dapat mengalir bebas, dan tidak menggumpal. Pada
penentuan berat volume pasir dengan botol sand cone, aliran pasir dari
Praktikum Mekanika Tanah 2015
Kelompok II

108

[BAB XII PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH


DI LAPANGAN]
corong ke dalam botol harus dijaga agar corong paling sedikit berisi pasir
setengah penuh.
Penyelidikan sand cone adalah untuk mendapatkan nilai kepadatan
lapisan tanah, agregat A, agregat B di lapangan. Kepadatan lapangan ialah
berat kering persatuan isi.
Sand cone menggunakan pasir kuarsa sebagai parameter kepadatan
tanah yang mempunyai sifat kering, bersih, keras, tidak memiliki bahan
pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Pasir kuarsa yang digunakan
adalah lolos saringan No. 10 (2mm) dan tertahan di saringan No. 200
(0.075mm). Metode ini hanya terbatas untuk lapisan atas tanah (top soil)
yaitu antara 10 15 cm.
Pasir

yang

digunakan

dalam

metoda

kerucut

pasir (Sand

Cone) adalah pasir ottawa/kuarsa, alasannya adalah :


1.

Gradasinya seragam.

2.

Pasir tersebut mudah dialirkan.

3.

Dapat mengisi semua ruang yang kosong.

4.

Pasir tersebut benar-benar kering.


Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh dari percobaan ini

biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di


lapangan (degree of compaction) yaitu perbandingan antara d (kerucut
pasir) dengan dmax hasil percobaan pemadatan di laboratorium.
Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan
memperbaiki sifat-sifat teknisnya. Oleh karena itu, sifat teknis timbunan
sangat penting untuk diperhatikan, tidak hanya kadar air dan berat
keringnya. Pengujian untuk kontrol pemadatan di lapangan dispesifikasikan
dan hasilnya menjadi standar untuk mengontrol suatu proyek.

B. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan derajat kepadatan
di tempat, dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat
Praktikum Mekanika Tanah 2015
Kelompok II

109

[BAB XII PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH


DI LAPANGAN]
yang diuraikan disini hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butir
kasar lebih dari 5 cm. Kepadatan di lapangan dinyatakan dalam massa
kering per satuan isi (kerapatan kering).
C. Alat alat yang Digunakan
1. Botol transparan untuk tempat pasir dengan isi 4 liter.
2. Corong kalibrasi pasir 16,51 cm.
3. Plat untuk corong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm dengan lubang
16,51 cm.
4. Peralatan kecil seperti palu, sendok, kuas, pahat, dan peralatan untuk
mencari kadar air.
5. Satu buah timbangan dengan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1 gr.
6. Satu buah timbangan dengan kapasitas 500 gr dengan ketelitian 0,1 gr.
7. Wadah tempat tanah.
8. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5) C.
D. Benda Uji
Pasir kwarsa yang bersih, keras, dan kering dapat mengalir bebas tidak
mengandung bahan pengikat dan bergradasi lewat saringan No. 10 (2 mm)
serta tertahan pada saringan No. 200 (0,075 mm).
E. Prosedur Percobaan
1. Menentukan isi botol pasir:
a. Menimbang botol dan corong (M1 gram).
b. Meletakkan alat dan botol di bawah (di atas permukaan yang rata)
dan mengisi air jernih sampai penuh.
c. Menimbang alat yang berisi air tadi (M2 gram).
d. Berat air = isi botol pasir = (M2 M1) cm3.
e. Mengulang langkah (b) dan (c) sebanyak tiga kali dan mengambil
angka rata-rata dari ketiga hasil. Perbedaan masing-masing
pengukuran tidak boleh lebih dari 3 cm3.
Praktikum Mekanika Tanah 2015
Kelompok II

110

[BAB XII PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH


DI LAPANGAN]
2. Menentukan berat isi pasir :
a. Meletakkan alat dengan botol pada permukaan yang rata, kemudian
membuka kran dan mengisi corong perlahan-lahan dengan pasir.
b. Mengisi botol dengan pasir sampai penuh dan menjaga selama
pengisian selalu terisi paling sedikitnya setengahnya.
c. Menutup kran dan membersihkan kelebihan pasir diatas kran
kemudian menimbangnya = M3 gram.
d. Berat isi pasir (s) = (M3 M1) / (M2 M1)
3. Menentukan berat isi dalam:
a. Mengisi botol perlahan-lahan dengan pasir secukupnya dan kemudian
menimbangnya = M4 gram.
b. Meletakkan alat dengan corong di bawah pada plat corong pada dasar
yang rata dan bersih.
c. Membuka kran perlahan-lahan sampai pasir berhenti mengalir.
d. Menutup kran dan kemudian menimbang alat yang berisi sisa pasir =
M5 gram.
e. Kemudian menghitung berat pasir dalam corong = (M4 M5) gram.
4. Menentukan kerapatan tanah:
a. Mengisi botol dengan pasir secukupnya.
b. Meratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Kemudian
meletakkan plat corong pada permukaan tanah yang rata tersebut dan
mengkokohkannya dengan paku pada keempat sisinya.
c. Menggali lubang sedalam 10 cm (tidak melampaui tebal satu
hamparan padat).
d. Memasukkan seluruh tanah asli galian ke dalam wadah yang tertutup
yang telah diketahui massanya = M9 gram. Kemudian menimbang
wadah dan tanah tadi = M8 gram.
e. Menimbang alat dan pasir di dalamnya M6 gram.
f. Meletakkan alat pada tempat (b) di atas plat corong dengan corong
menghadap ke bawah dan kemudian membuka kran perlahan-lahan
Praktikum Mekanika Tanah 2015
Kelompok II

111

[BAB XII PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH


DI LAPANGAN]
sehingga pasir masuk ke dalam lubang. Menutup kran setelah pasir
berhenti mengalir dan menimbang alat dengan sisa pasir = M7 gram.
g. Mengambil sedikit tanah dari wadah untuk menentukan kadar air ()
dalam %.
F. Data Pengamatan dan Perhitungan
1. Data Pengamatan
Tabel 10.1 Data Pengamatan (Terlampir).
2. Data Perhitungan
a. Percobaan pada titik I
1) Perhitungan kadar air tanah yang diuji.
Diketahui :
Massa wadah (M9)

= 180,4

gr

Massa wadah + contoh tanah basah (M8)

= 2175

gr

Massa wadah + contoh tanah kering (M11)

= 2046

gr

Massa contoh tanah basah (M12 = M8 - M9)

= 1994,6 gr

Massa contoh tanah kering (M13 = M11 - M9) = 1865,6 gr


Kadar air ()

Kadar air () =

M12 M13
x 100
M13

1994,6 1865,6
1865,6

x 100 %

= 6,91 %

2) Perhitungan Kerapatan Pasir (S)


Diketahui :
Massa (botol + corong) (M1)

= 696,7 gr

Massa (air dibotol + corong) (M2)

= 5525

Massa (pasir dibotol + corong) (M3)

= 7780 gr

Praktikum Mekanika Tanah 2015


Kelompok II

112

gr

[BAB XII PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH


DI LAPANGAN]
Isi botol = massa air = (M2 M1)

= 4828,3 gr

Kerapatan pasir ( S )

M3 - M
M - M

(7780 - 696 , 7 )
48 28,3
= 1,467 gr/cm

3) Perhitungan Volume Tanah (Volume pasir dalam lubang)


Diketahui :
Diameter (D)

= 16,51 cm

Tinggi (T)

= 10

cm

1
Volume Tanah= D2 t
4

Volume Tanah

1
4

x 3,14 x (16,51)2 x 10

= 2139,75 cm
4) Perhitungan Kerapatan Tanah (T)
Diketahui:
Massa (tanah + wadah) (M8)

= 2175 gr

Massa wadah (M9)

= 180,4 gr

Massa tanah basah (M8 M9)

= 2175 180,4 = 1994,6 gr

Kerapatan t anah( T )=

Praktikum Mekanika Tanah 2015


Kelompok II

M 8M 9
volume

113

[BAB XII PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH


DI LAPANGAN]
Kerapatan tanah ( T )

1994,6
2139,75

= 0,932 gr/cm
5) Perhitungan kerapatan kering di Laboratorium (d lab)

Kerapatan pasir

= 1+ kadar air

Kerapatan kering dilapangan

1,467
1+0,0691

( d lab)=

= 1,372 gr/cm3
6) Perhitungan kerapatan kering di lapangan (d lap)

=
Kerapatan tanah
1+ kadar air

Kerapatan kering dilapangan

( d lap )=

0,932
1+0,0691

= 0,871 gr/cm3
7) Derajat kerapatan dilapangan (D)
Derajat kerapatan dilapangan ( D ) =

Derajat kerapatan dilapangan (D)

d lap
x100 %
d lab

0,871
1,372
= 63,483 %

G. Gambar Alat dan Gambar Kerja


1. Gambar Alat
Tabel 9.2 Gambar Alat (Terlampir)
Praktikum Mekanika Tanah 2015
Kelompok II

114

x 100 %

[BAB XII PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH


DI LAPANGAN]
2. Gambar Kerja
Tabel 9.3 Gambar Kerja (Terlampir)
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan didapat derajat kerapatan di lapangan
sebesar 63,483 %.
2. Saran
a. Memeriksa dan menyiapkan alat praktikum terlebih dahulu.
b. Menyiapkan alat tulis dan kertas untuk mencatat hasil praktikum.
c. Meningkatkan keseriusan praktikan dalam mengerjakan
praktikum, terutama dalam menimbang benda uji.
d. Kesigapan dalam melakukan pengujian.
e. Ketelitian dalam perhitungan.

Praktikum Mekanika Tanah 2015


Kelompok II

115

Anda mungkin juga menyukai