HOME
Halaman 1
Nusantara
Republika.co.id
RepublikaOnline
@republikaonline
Hukum
Kesra
Didaktika
Pro Kontra
Publik
Sepakbola
Komik memang tidak lagi men jadi bacaan monopoli anakanak. Orang dewasa pun kini
ba nyak yang menahbiskan diri sebagai penggemar berat ko mik.
Membahas segala macam tentang komik membuat Luth Fazar Ridho bersemangat
terlibat dalam berbagai forum pencinta komik di dunia maya.
Baginya, mengulik soal komik dengan sesama penggemar di dunia maya merupa kan
hal yang sangat menyenangkan. Mulai dari cerita, perkembangan karakter, sampai
prediksi cerita di chapter atau volume beri kutnya," kata Fazar.
Wisnu Triyanto juga menilai dunia komik saat ini tengah mengalami kemajuan pesat
dari segi cerita dan kualitas gambar. Lakilaki kelahiran Bogor, 15 Juni 1991, yang
menggemari komik sedari kecil ini mengakui komikus-komikus masa kini mampu me
ngem bangkan komik menjadi bacaan yang lebih kreatif dan menarik.
Namun, ketika topik beralih lebih spesi k tentang komik Indonesia, keduanya tampak
mengendur alias kurang bersema ngat. Untuk urusan dunia komik, Indonesia masih
masuk dalam kategori dijajah sama komik Jepang dan Amerika. Sedangkan, Korea sama
Eropa mungkin nggak begitu banyak," ujar Fazar.
MORE..
Ia menuturkan, komik luar yang masuk ke Indonesia per bulannya sangat ba nyak. Ada
sekitar 1.400 judul komik Jepang dan 400 judul komik Korea sedangkan komik lokal
hanya mampu menghasilkan satu sam pai empat judul setiap bulan.
Tak hanya dalam produksi, pemasaran komik lokal pun dinilai sangat diskriminatif. Di
toko-toko buku sering ditemukan komik lokal disimpan di bagian sudut rak, belakang,
dan atau bagian bawah. "Seperti ada yang skeptis dari pihak penerbit atau orang-orang
yang memproduksi komik ini," ungkap laki-laki kela hir an Bogor, 29 Juni 1990, ini.
Di Jepang, Amerika, dan Ero pa, komik diketahui telah men jadi industri tersendiri. Di
Indo nesia, setelah era 1980-1990-an sam pai saat ini, komik masih me ngalami masa
pergerakan sehingga banyak komikus muda yang ber munculan dengan karya yang
bagus.
Sayangnya, masyarakat Indonesia seperti tidak begitu paham dan masih
mempertanyakan kualitas komik Indonesia. "Padahal, banyak potensi yang kita nggak
tahu," kata dia. Menurutnya, komik Indonesia masih mem butuhkan riset guna
mendukung ke dalaman tema. Contohnya seperti yang di suguhkan di dalam komik
Jepang, Naruto. Dalam komik itu, alur cerita sangat detail, mulai dari adanya klan hingga
jurus yang dimiliki setiap karakter, seperti ada riset awal sebe lum pembuatan.
"Itu yang dibutuhkan oleh komik-komik Indo nesia. Bukan hanya story telling-nya yang
bagus, gambarnya yang menarik, tapi ada riset yang mendalam supaya cerita dan
keseluruhan komik ini punya kekuatan," je las Fazar.
Minim promosi Wisnu juga punya pendapat serupa. Keberadaan ko mikus muda meski
le bih berkualitas ketimbang beberapa tahun belakang an, tetap berada dalam ruang
lingkup yang sempit karena komik Indonesia ma sih sangat minim promosi. "Sedikit
promosi dan publikasi karena itulah masih banyak orang Indonesia yang tak kenal
dengan komik dalam negerinya sendiri," ujar Wisnu.
Kekurangan tersebut bisa diupayakan dengan program pengenalan komik besarbesaran
kepada anak-anak remaja Indo ne sia. Publikasi secara online juga dinilai dapat
membantu memperkenalkan karya-karya komikus lokal dalam menunjukkan keboleh
annya memadupadankan detail gambar dan cerita.
menuturkan, karena tuntutan komik online yang harus terbit secara cepat, dari segi
kualitas, komik versi online mungkin juga cenderung kalah dibandingkan komik cetak.
Bila komik cetak bisa terbit dalam jangka waktu sebulan sekali, komik versi online bisa
terbit dalam waktu seminggu sekali atau bahkan tiga hari sekali. "Biasanya komik
online dan cetak cukup berbeda secara kualitas, lalu masing-masing versi ini juga
sudah punya pangsa pasar sendiri. Jadi, kita yang menerbitkan komik cetak tidak
khawatir bersaing dengan online," ujar pria yang akrab disapa Ecky itu.
Mega Asthari, salah satu komikus Shonen Fight, menilai komik versi online yang secara
keseluruhan gratis alias free banyak ditujukan oleh komikus untuk mencari basis
penggemar. Melalui komik online, komikus memperkenalkan karya-karyanya dan dari
sana bisa mengetahui apakah komik yang ia buat diminati atau tidak oleh banyak orang.
"Jadi kalau komik online diterbitkan oleh pengarang buat mencari fan base saja. Beda
dengan cetak yang benar-benar bertujuan untuk dijual, jadi kualitas yang dihasilkan
lebih tinggi," ujar Mega.N
***
Bila Ingin Jadi Komikus
Menjadi komikus tidak sesulit yang dibayangkan. Saat ini, komikus independen bisa
memublikasikan karyanya sendiri melalui akun media sosial atau situs khusus komik.
Selain itu, banyak majalah komik yang memberi kesempatan luas bagi komikus baru
untuk mengembangkan ide kreatif dalam membuat komik. Misalnya, dalam majalah
komik lokal Shonen Fight yang menampilkan 10 karya asli komikus Indonesia.
Salah satu komikus muda yang ikut me nampilkan karyanya di Shonen Fight, sebuah
majalah komik lokal, Isfahan Marzah, menga takan, akhir-akhir ini antusiasme
masyarakat terhadap komik semakin meningkat seiring dengan banyaknya komik strip
yang ditampilkan secara online oleh komikus-komikus lokal. "Dengan banyaknya
respons komik karya pribadi di Facebook saja bisa dilihat orangorang sudah mulai
menyadari keberadaan komik," kata Isfah.
Menurutnya, komik-komik online bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak
muda yang tadinya tak acuh pada komik menjadi peduli. Komik dalan bentuk digital
REPUBLIKA
ONLINE
| EPAPER terutama
REPUBLIKA dalam hal aksesKoran
dinilai memiliki lebih
banyak
kemudahan,
publik.
Ketika kepedulian itu terbangun, dengan sendirinya anak-anak muda akan terpanggil
untuk lebih menghargai komik dengan membeli komik yang sudah diterbitkan untuk
bisa menjadi koleksi. Isfah sendiri mengaku sebagai komikus lebih senang karyanya
diterbitkan dalam bentuk buku.
"Ada banyak channel buat publish, bisa lewat media sosial pribadi, ada web khusus
untuk itu, apalagi sekarang sudah banyak banget blog-blog komik yang bisa langsung
dibaca," jelasnya.
Perbandingan kiprah komik lokal dan komik luar negeri di Indonesia, kata Isfah, sangat
terlihat jelas dari segi penjualan. Komik lokal sudah jelas masih kalah dari komik
Jepang sebab distributornya sendiri lebih mengutamakan penjualan komik-komik
Jepang.
"Karena, komik Jepang sudah punya pasar dan sudah punya konsumen sendiri. Komik
Jepang lebih menjanjikan keuntungannya," ujar Isfah.
Namun, yang lebih penting adalah ketika memutuskan menjadi komikus, kita pun harus
menjalani dengan penuh minat, senang menggambar, dan membuat cerita. c09
***
Tingkatkan Standar
Meski komik Jepang lebih unggul, bukan berarti Indonesia harus mengikuti gaya
gambar dan ceritanya. Bagi Wisnu Triyanto, komik Indonesia sangat perlu menjunjung
kebudayaan dalam negeri, meliputi tokoh, setting, dan waktu. Menurut Isfahan Marzah,
perlu ada pembentukan sistem yang lebih baik untuk menaikkan standar mutu komik
lokal. Dengan demikian, komik Indonesia pelanpelan bisa mendominasi, setidaknya di
pasar lokal sendiri.
"Komik Indonesia masih belum berstandar tinggi. Jadi, kita di Shonen Fight mau
menaikkan lagi standar komik Indonesia biar setara sama Jepang. Bukan berarti
gayanya sama dengan Jepang, tapi setara secara kualitas," jelas pria yang disapa Isfah.
Isfah mengaku di Indonesia menjadikan komikus sebagai mata pencaharian masih
REPUBLIKA
ONLINE | EPAPER
Koran
sangat sulit karena
komik Indonesia
masihREPUBLIKA
belum berkembang pesat.
Isfah sendiri bertekad ingin memajukan dunia komik Indonesia setelah mendapat
tawaran duet dengan temannya sesama komikus. Saat itu, keduanya mengikuti
kompetisi untuk bisa menembus majalah Shonen Fight. "Kami duet, terus buat demo
dan karyanya dikirim ke redaksi Shonen Fight," tutur Isfah.
Tak ayal, banyaknya komik luar yang masuk ke Indonesia membuat komikuskomikus
Indonesia tergerak untuk menghidupkan komik karya mereka sendiri. Misalnya,
komikus Star Trek, Erfan Fajar, yang turun gunung dan membuat komik lokal dalam
bentuk digital yang telah dibukukan berjudul Arigato Macaroni. "Menurut saya, komik
itu jujur banget, ceritanya seperti cerita sehari-hari, tapi dibumbui khas komikal jadi
lucu, menyenangkan, dan gambarnya keren," ungkapnya.
Siapa tahu inilah titik awal kebangkitan komik negeri sendiri. c09
Halaman 1
Pesta Demokrasi
Didaktika
DanaHajiDidoronguntukInfrastruktur
MekanismePenggantiSuratRusak
Disiapkan
DistribusiTenagaKesehatanBelum
Maksimal
Sepakbola
Internasional
Khazanah
TimoScheunemannDitawariMelatih
RIDukungSolusiDuaNegara
Persiba
REPUBLIKA ONLINE | EPAPER REPUBLIKA
Koran
mozaikHunianTradisionalSuriah
KORAN REPUBLIKA
Terbit sejak 4 Januari 1993, Republika hadir sebagai pelopor
pembaruan media masa Indonesia. Harian ini memberi
warna baru pada desain, gaya pengutaraan, dan sudut
pandang surat kabar negeri ini. Sebagai koran, kemudian
portal berita pertama di Tanah Air, media ini melahirkan
keseimbangan baru dalam tata informasi. Republika terbit
demi kemaslahatan bangsa, penebar manfaat untuk
semesta
OFFICE
HARIAN REPUBLIKA
REDAKSI
Phone : +6221 7803747
Fax : +6221 7800649, +6221 7983623
Email : sekretariat@republika.co.id
IKLAN
Phone : +6221 79184744+6221
79184744
Fax : +6221 7981169
Email : iklan@republika.co.id
Koran