Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Group Field Work (GFW) adalah kegiatan bersama (kelompok) untuk melakukan

studi banding atau Field Study atau Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang diwajibkan bagi
mahasiswa Magister Teknik Sipil FT-UNDIP sebagai bagian dari kurikulum program studi.
Kegiatan GFW ini dijadualkan dapat dilaksanakan pada semester 3 atau semester 4.
Adapun tujuan dari kegiatan GFW ini adalah untuk :
1. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk melaksanakan GFW ini secara
mandiri dan terprogram (dari mahasiswa untuk mahasiswa) sehingga meningkatkan
kerjasama antar mahasiswa, komunikasi antar mahasiswa dan komunikasi dengan
pihak/instansi luar, dan perluasan jaringan kerja (networking);
2. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mengeksplore secara detail dan
mendalam dari berbagai aspek setiap proyek / kegiatan yang dikunjungi serta
melakukan studi banding untuk memperoleh pelajaran best practices di lapangan; dan
3. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan cara pandang terhadap pelaksanaan, operasi dan perawatan serta
pengelolaan suatu proyek/kegiatan secara profesional.
Pada GFW ini, salah satu objek yang dikunjungi adalah Badan Pengusahaan Batam.
Adapun tujuan kunjungan ke Badan Pengusahaan Batam adalah :
1. Untuk mengetahui manajemen pengelolaan BP Batam
2. Untuk mengetahui unit pengelolaan yang dikelola oleh BP Batam
3.
1.2.

Untuk mengetahui permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh BP Batam


Lokasi Group Field Work
Lokasi GFW ini berada pada Jembatan Baturusa II yang terletak di 2 (dua)

kecamatan yaitu di Kecamatan Bukit Intan dan Kecamatan Merawang dan 2 (dua)
kabupaten/kota yaitu Kota Pangkal Pinang dan Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Jembatan ini menghubungkan daerah Ketapang di Bagian Selatan

dengan daerah Air Anyir di Bagian Utara yang dipisahkan oleh Sungai baturusa, yaitu
daerah pinggiran pantai Kota Pangkal Pinang dan Kabupaten Bangka, sehingga diharapkan
akan mengurangi beban lalu lintar di Kota Pangkal Pinang dan menunjang Pariwisata

(a)
(b)
Gambar 1.1 Lokasi Group Field Work

1.3.

Maksud dan Tujuan


Maksud kegiatan GFW ini adalah sebagai implementasi kurikulum pada Magister

Teknik Sipil Program Studi Manajemen Rekayasa Infrastruktur Universitas Diponegoro.


Kegiatan ini juga memiliki maksud untuk memberikan wawasan keilmuan dan mengasah
kemampuan analisis serta kepekaan mahasiswa terhadap kondisi lapangan khususnya
mengkaji manajemen pengelolaan BP Batam.
Sedangkan tujuan dari kegiatan GFW ini adalah untuk :
1. Memperoleh data dan informasi terkait dengan BP Batam.
2. Mendapatkan ilmu tentang unit unit yang dikelola oleh BP Batam terkait manajemen
pengelolaan.
3. Pada bidang akademis, hasil penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi akademis bagi ilmu pengetahuan dan pengembangan konsep untuk bahan
informasi dan referensi bagi penelitian dan pembaca selanjutnya yang berhubungan
dengan BP Batam
1.4.

Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan GFW ini dilakukan pada hari Rabu, 13 Januari 2016.

Kunjungan tersebut diikuti oleh 47 (empat puluh) peserta yang terdiri dari 40 (empat
puluh) orang mahasiswa, 5 (lima) dosen pendamping, dan 2 (dua) perwakilan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

1.5.

Lingkup Studi
Lingkup studi dalam kunjungan lapangan di BP Batam ini adalah mencakup :

Gambaran kerja BP Batam

Unit Pelayanan Pengelolaan BP Batam

Permasalahan dan Kendala yang dihadapi oleh BP Batam

BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1. Sejarah Batam


Batam adalah salah satu pulau dalam gugusan Kepulauan Riau. Batam
merupakan sebuah pulau di antara 329 pulau yang terletak antara Selat Malaka
dan Singapura yang secara keseluruhan membentuk wilayah Batam. Karena
langkanya catatan tertulis dari pulau ini, maka hanya ada satu literatur yang
menyebut nama Batam, yaitu Traktat London yang mengatur pembagian
wilayah kekuasaan antara Belanda dan Inggris. Namun, menurut para pesiar dari
China, pulau ini sudah dihuni sejak 231 M ketika Singapura masih disebut Pulau
Ujung.
Sebelum mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, Batam merupakan
sebuah pulau kosong berupa hutan belantara yang nyaris tanpa denyut
kehidupan. Namun, terdapat beberapa kelompok penduduk yang lebih dahulu
mendiami pulau ini. Mereka berprofesi sebagai penangkap ikan dan bercocok
tanam. Mereka sama sekali tidak banyak terlibat dalam mengubah bentuk fisik
pulau

ini

yang

merupakan

hamparan

hutan

belantara.

Pada tahun 1970-an Batam mulai dikembangkan sebagai basis logistik dan
operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina. Kemudian
berdasarkan Kepres No. 41 tahun 1973, pembangunan Batam dipercayakan
kepada lembaga pemerintah yang bernama Otorita Pengembangan Industri
Pulau Batam atau sekarang dikenal dengan Badan Pengusahaan Batam (BP
Batam). Dalam rangka melaksanakan visi dan misi untuk mengembangkan
Batam, maka dibangun berbagai insfrastruktur modern yang berstandar
internasional serta berbagai fasilitas lainnya, sehingga diharapkan mampu
bersaing dengan kawasan serupa di Asia Pasifik.
Beberapa tahun belakangan ini telah digulirkan penerapan Free Trade Zone
Batam (FTZ Batam), Bintan, dan Karimun yang mengacu pada UU No 36

tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan kemudian


dirubah beberapa kali melalui PERPU, sehingga di undangkan menjadi UU no
44 tahun 2007. Ada juga Undang-Undang 36 tahun 2000 Tentang " Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 1 Tahun 2000 Tentang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang Undang serta masih
banyak Undang-Undang lainnya yang berkaitan dengan FTZ Batam. Kemudian
di saat masa akhir jabatan anggota DPR Pusat tahun 2009, bersama dengan
pemerintah pusat dibahas mengenai UU Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang
akan memayungi pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus di daerah Batam dan
daerah

lainnya

di

Indonesia.

Berbagai kemajuan telah banyak dicapai selama ini, seperti tersediannya


berbagai lapangan usaha yang mampu menampung angkatan kerja yang berasal
hampir dari seluruh daerah di tanah air. Begitu juga dengan jumlah penerimaan
daerah maupun pusat dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini tidak lain
karena semakin maraknya kegiatan industri, perdagangan, alih kapal, dan
pariwisata. Namun, sebagai daerah yang berkembang pesat, Batam juga tidak
luput dari masalah. Untuk itulah, dilakukan penyempurnaan pengembangan
Pulau Batam agar dapat melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada.

2.2 Sejarah BP Batam


Otorita Batam merupakan cikal bakal dari Badan Pengusahaan Batam (BP
Batam). Pada PP 46 disebutkan bahwa Otorita Pengembangan Daerah Industri
Pulau Batam berubah menjadi Badan Pengusahaan Kawasan Batam dengan
keberadaannya selama 70 tahun sejak PP 46 ditandatangani.
Hal ini memberikan kepastian hukum kepada para investor baik lokal maupun
asing selama itu untuk berinvestasi di Batam. BP Batam mempunyai Visi dan
Misi yang jelas untuk mengembangkan Batam kedepan.
Saat ini BP Batam mendapatkan kewenangan dari pemerintah pusat khususnya
yang menjadi kewenangan Departemen Perdagangan untuk mengeluarkan
perijinan lalu lintas keluar masuk barang. Perijinan tersebut diantaranya Perijinan

IP Plastik dan Scrap Plastik, Perijinan IT-PT, Perijinan IT Cakram, Perijinan IT


Alat Pertanian, Perijinan IT Garam Perijinan, Mesin Fotocopy dan printer
berwarna, Perijinan Pemasukan Barang Modal Bukan Baru, Perijinan Bongkar
Muat, Pelabuhan Khusus, Perijinan Pelepasan Kapal Laut.
Adapun perijinan yang sebelumnya berada di Otorita Batam diantaranya
Perijinan Fatwa Planologi, Perijinan Alokasi Lahan, Perijinan titik-titik lokasi
iklan, SK BKPM tentang registrasi perusahaan di Indonesia, Angka Pengenal
Import Terbatas (APIT), serta Izin Usaha Tetap (IUT).

2.3 Struktur Organisasi

2.4. Visi dan Misi


Visi
Menjadi Pengelola Kawasan Tujuan Investasi Terbaik di Asia
Pasifik.
Misi
1
2
3

Menyediakan Jasa Kepelabuhan Kelas Dunia


Menjadikan Kawasan Investasi yang Berdaya Saing Internasional
Menyediakan Sumber Daya Organisasi yang Profesional

2.5. Geografis Batam

Pulau Batam 415 Km2 (41.500Ha), Singapura terletak 20 Km di sebelah Barat


Laut Pulau Batam, Pulau Bintan terletak 10 Km di sebelah Timur Pulau Batam, Pulau
Natuna terletak 550 Km di sebelah Timur Laut Pulau Batam,Pulau Bulan Terletak 2,5
Km di sebelah Barat Daya Pulau Batam,Pulau rempang Terletak 2,5 Km di sebelah
Tenggara Pulau Batam,Pulau Galang Terletak 350 m di sebelah Tenggara Pulau
Rempang.

Gambar 2. Posisi Geografis Batam


2.6 Unit - Unit BP Batam
Unit-unit usaha BP Batam ikut andil dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengelola pembangunan, termasuk infrastruktur dari pulau-pulau, seperti jalan,
listrik, air, bandara, pelabuhan laut, dan fasilitas umum lainnya. Adapun unit-unit

usaha Badan Pengusahaan Kawasan (BP Batam) selengkapnya adalah sebagai


berikut :
1

IT Center BP Batam

Pelabuhan Laut (Seaport)

Pelabuhan Udara (Airport)

Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB)

Kantor Pengelolaan Air

Kantor Karantina

Balai Agribisnis

Kantor Perwakilan Jakarta

Meteorologi
Selain itu ada juga kantor-kantor perwakilan di Jepang dan Singapura.

Tentang IT Center
IT Center Batam adalah fasilitas TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
dengan teknologi tinggi yang dikembangkan oleh BP Batam sebagai bagian dari
Proyek e-Government yang dimulai Desember 2007. Ini merupakan inovasi bisnis
TIK dan wahana profesional TIK yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan teknis.
Ada keyakinan yang kuat bahwa Batam akan ditengarai sebagai pusat TIK di
Indonesia dengan masa depan dengan orientasi internasional serta kota bisnis yang

menyediakan layanan TIK. Hal ini didukung dengan dimiliknya infrastruktur jaringan
informasi dan komunikasi broadband dengan standar tinggi.

Gambar 3. Gedung IT Center Batam

Lokasi Strategis

Lokasi di Selat Malaka, sekitar 20 km dari Singapura.

Sebagai hub jaringan fiber optic dari Indonesia menuju Asia Pasifik .

Daerah kepulauan, 130 km dari daratan Pulau Sumatera, 875 km dari Jakarta.

Diluar radius mitigasi bencana atau gunung berapi (>15km).

Tidak berada dalam jalur patahan geologi.

Tidak berpotensi terhadap Tsunami.


Back-Bone Network Batam

Terhubung dengan jaringan fiber optik Telkom Indonesia berkapasitas 40 Gbps .

Interkoneksi dengan seluruh unit kerja BP Batam melalui jaringan fiber optik
sepanjang 105 km.

Terhubung dengan jaringan fiber optic Palapa Ring.

Dilengkapi dengan jaringan telepon Fixed Line dan VOIP.

Keamanan Dan Kehandalan

UPS 30 menit : Operate & Redundant.

Generator 500 kVA : Operate & Redundant.

Power Supply : PLN 864 kVA.

Fire Suppression : Dry Pre-action + Gas.

Sistem pendeteksi kebocoran gas, api dan asap.

Sistem pemadaman bahaya kebakaran FM-200.

CCTV System.

Security 24/7 w/ Security Gate.

Radio Frequency Identification (RFID) Gate.

Integrated Grounding sebesar < 0.5 ohm.


Ruang Server

RFID GATE

Full Raised and Anti Static Floor


Fireproof Material
Luas Data Center + 1220 m2, kapasitas 160 rak :
- Nusantara Room

: 410 m2 (45 rak)

- Sumatera Room

: 55 m2

(20 rak)

- Kalimantan Room : 73 m2

(20 rak)

- Jawa Room

: 55 m2

(15 rak)

- Sulawesi Room

: 49 m2

(15 rak)

- Maluku Room

: 49 m2

(15 rak)

- Papua Room

: 58 m2

(15 rak)

- Bali Room

: 49 m2

(15 rak)

Layanan IT Center

Shared Services
- Web Hosting
- Mail Hosting
- Storage

Dedicated Services
- Server
- Virtual Server
Colocation Services
- Room
- Rack
Disaster Recovery
- DC Management
- Link
- DRC
Rekanan IT Center

BP Batam
- Aplikasi e-Government
- Aplikasi Sistem Informasi Keluar Masuk Barang (SIKMB)
- Billing and Finance
- e-Procurement

Kementerian Komunikasi dan Informatika


- DRC e-Procurement
- DRC SIM TKI
- DRC Aplikasi e-Government
IPTEKnet/BPPT

Kementerian Dalam Negeri


DRC e-KTP
- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
- Kementerian Perhubungan
- Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten)
- Kementerian ESDM
- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
Ruang Training
Peralatan standar yang tersedia pada tiap ruang (3 ruang @ 30 org dan 3 ruang
@ 20 orang) :
- Multimedia projector, Whiteboard, Air Conditioning
- PC Instruktur/presenter yang dilengkapi aplikasi MS Office
- Akses internet, tersedia free wireless hotspot,
- Sound system, UPS
Peralatan yang tersedia atas permintaan :
- TV dan VCR, Overhead projector
- Papan tulis kertas
- Telepon

Gambar 4. Ruang Training BP Batam

Keunggulan IT Training Centre :

Lokasi Strategis.

Kelengkapan Sarana dan Fasilitas Pelatihan.

Pelatihan Bersertifikat.
Pelayanan Pelatihan :

Hardware Komputer.

Pemrograman.

Database.

Jaringan.

Aplikasi Perkantoran.

MS Office.

Web Design.

Oracle.

e-Government.

BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA
3.1. Data Umum
Sarana Infrastruktur
Kelistrikan :
Pembangkit PLN

121,34 MW

Pembangkit Swasta

215,46 MW

Total Kapasitas

505,40 MW

Beban Puncak

473 MW

Jalan Raya :
Jalan Arteri

474,78 km

Jalan Kolektor

352 kw

Jalan Lokal

850 kw

Total Jalan Yang Sudah Dibangun

1,676.78 km

Telekomunikasi dan Internet


Kapasitas Jaringan Telepon

111,768
Line Unit

Internet:

Terhubung dengan jaringan fiber optic Telkom Indonesia dengan kapasitas 40

Gbps.
Terhubung dengan Jaringan fiber optic Palapa Ring.

Penyediaan Air Bersih

Laporan GFW Badan Pengusahaan Batam

Nama Waduk
Waduk Sei Baloi
Waduk Sei Ladi
Waduk Sei Harapan
Waduk Muka Kuning
Waduk Sei Nongsa
Waduk Duriangkang

Volume (m3)
270.000
9.490.000.000
3.600.000
12.270.000.000
720.000
78.180.080

Operasional (l/detik)
60
240,68
210,91
284,35
34,82
2122,53

Pelabuhan Laut dan Kargo


Pelabuhan Laut dan Kargo yang dikelola oleh BP Batam :
1. Pelabuhan Kargo Batu Ampar
2. Pelabuhan Internasional Harbour Bay
3. Pelabuhan Internasional dan Kargo Sekupang
4. Pelabuhan Internasional Teluk Senimba
5. Pelabuhan Internasional Nongsapura
6. Pelabuhan Internasional Batam Centre
7. Pelabuhan Kargo Kabil Citranusa
8. Pelabuhan Kargo Kabil
9. Pelabuhan Domestik Telaga Punggur
Bandar Udara Hang Nadim
Data

Unit

Laporan GFW Badan Pengusahaan Batam

Existing

Ultimate

Condition
Landasan

Meter

4025 x 45

Design
4025 x 45

Pacu
Terminal

27.065

88.000

Apron

11,541

170.000

Pergerakan Penumpang
6,000
5,000

3,333

4,000

3,386

3,762

4,212

4,773

3,000
2,000
1,000
0

2010

2011

2012

Pertumbuhan Kargo

Laporan GFW Badan Pengusahaan Batam

2013

2014

40,000
35,000

8,052

11,499

12,559

10,058

9,175

30,000
25,000

20,703

24,029
20,954

22,874

23,058

2013

2014

20,000
15,000
10,000
5,000
0
2010

2011

2012

Pelayanan Terpadu Satu Pintu BP Batam


Prosedur Pelayanan Satu Pintu (PTSP) untuk mempermudah prosedur investasi dari
Pemerintah Pusat Republik Indonesia dan Pemerintahan Daerah Batam.
Pertama kali diresmikan pada tanggal 25 Juli 2006 di Gedung Sumatera Promotion
Center ( SPC ). Institusi institusi yang terdapat pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu
BP Batam :
BKPM
Departemen Keuangan ( Pajak dan Bea Cukai )
Departemen Tenaga Kerja
Departemen Hukum dan HAM ( Imigrasi )
BP Batam
Pemko Batam

3.2. Permasalahan dan Kendala Yang Dihadapi 0leh BP Batam


a. Terjadi tumpang tindih unit pengelolaan antara Pemerintah Kota Batam dengan
Badan Pengusahaan Batam
b.

Laporan GFW Badan Pengusahaan Batam

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.

Kesimpulan

4.2.

Saran

Laporan GFW Badan Pengusahaan Batam

Laporan GFW Badan Pengusahaan Batam

DAFTAR PUSTAKA

http://bpbatam.go.id

Laporan GFW Badan Pengusahaan Batam

Anda mungkin juga menyukai