BBLR
BBLR
TINJAUAN PUSTAKA
8
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
dan kelanjutan hidup bayi. Bagi bayibayi itu sendiri, berbagai masalah dihadapi
postnatal akibat penyesuaian dengan lingkungan (Husaini, 2000).
BBLR dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu : cukup bulan tetapi
beratnya tidak sesuai untuk umur kehamilannya dan bayi kurang bulan dan
KMK.
Bayibayi
ini
mengalami
gangguan
pertumbuhan
intrauterine
9
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Kelompok berat bayi lahir rendah juga diistilahkan dengan kelompok risiko
tinggi, karena pada bayi dengan berat lahir rendah menunjukan angka kematian
dan kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi berat lahir cukup.
Dari pengertian diatas maka bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan,
yaitu
1. Prematuritas Murni
Prematuritas Murni adalah neonatus dengan kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan
(NKBSMK) penyebabnya dari berbagai faktor, baik faktor ibu, janin, maupun
lingkungan.
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena janin mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilan (KMK). Penyebab yang lain sama dengan prematuritas murni.
Bayi BBLR mempunyai resiko meninggal 40 kali lebih tinggi dibandingkan
bayi dengan berat badan normal pada tahun pertama. Makin kecil berat bayi lahir
makin tinggi kejadian kelainan neorologis dan psikomotorik bayi. WHO
memperkirakan diseluruh dunia 16% dari semua bayi mempunyai berat < 2500
gram. Dari jumlah ini 90% berasal dari Negara-negara berkembang, khususnya
Negara Asia Tenggara BBLR berkisar 20% - 30% jumlah kelahiran.
BBLR mempunyai resiko tinggi untuk kematian, kecenderungan menderita
penyakit seperti ISPA, diare, respon imunitas yang rendah dan keterlambatan
10
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
keluarga yang kurang mendukung, tabu, pelayanan kesehatan dan gizi termasuk
deteksi dini BBLR serta upaya intervensinya.
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya BBLR antara lain :
Faktorfaktor yang dapat memperngaruhi berat bayi lahir dikelompokan
sebagai berikut :
1. Faktor lingkungan internal, yang meliputi umur ibu, parietas, jarak
kelahiran, kesehatan ibu, kadar haemoglobin ibu hamil serta ukuran
antropometri ibu hamil.
2. Faktor lingkungan eksternal, yang meliputi kondisi lingkungan, masukan
makanan ibu selama hamil, jenis pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu
dan bapak (kepala keluarga), pengetahuan gizi dan tingkat social
ekonomi.
3. Faktor pengunaan pelayanan kesehatan yaitu frequensi pemeriksaan
kehamilan (ANC).
11
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Umur ibu mempunyai hubungan erat dengan berat bayi lahir pada umur ibu
yang
masih muda,
fungsi
fisiologisnya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup
matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat mengadapi
kehamilannya secara sempurna, dan sering terjadi komplikasi-komplikasi. Telah
dibuktikan pula bahwa angka kejadian persalinan kurang bulan akan tinggi pada
usia dibawah 20 tahun dan kejadian paling rendah pada usia
26 35 tahun,
semakin muda umur ibu maka anak yang dilahirkan akan semakin ringan.
Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan Depkes RI dalam hubungannya
dengan umur ibu melahirkan, dikatakan bahwa risiko kehamilan akan terjadi
pada ibu yang melahirkan dengan umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun erat kaitannya dengan terjadinya kanker rahim dan BBLR.
2. Parietas
Parietas dalam arti luas mencakup gavida (jumlah kehamilan), partus
(jumlah kelahiran), dan abortus (jumlah keguguran), sedang dalam arti khusus
yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Parietas dikatakan tinggi bila
seseorang wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang
sadar mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi, keadaan kesehatannya
akan mulai menurun, Seorang mengalami kurang darah (anemia), terjadi
pendarahan lewat jalan lahir dan letak janin sungsang bahkan melintang. Pada
waktu persalinan yang sukar maupun pendarahan setelah persalinan.
3. Jarak kehamilan
12
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
5. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungsn adalah kondisi dimana ibu hamil tinggal apabila kondisi
lingkungan tidak sehat dan miskin maka akan menyebabkan kejadian infeksi
yang meningkat dan pengaruhnya dapat berlipat ganda pada ibu hamildan
janinnya. Penyakit infeksi tersebut antara lain penyakit malaria, hepatitis, syphilis
dan penyakit karena bakteri lainnya yang diderita ibu hamil yang dapat
memberikan angka kematian dan kesakitan yang lebih tinggi pada bayi.
Selain itu pada daerah geografis yang buruk, juga dapat menyebabkan
anemia gizi. Hal ini yang sulit dijangkau dari segipendidikan dan ekonomi,
seperti daerah terpencil
14
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
memilih jenis pekerjaan yang kurang memerlukan tenaga fisik seperti pekerjaan
profesi atau managemen tampaknya kurang mempengaruhi berat bayi yang di
lahirkan.
8. Tingkat pendidikan ibu
Pendidikan yang rendah, adapt istiadat yang ketat serta nilai dan kepercayaan
akan takhayul disamping tingkat penghasilan yang masih rendah merupakan
faktor penghambat dalam upaya penggalakkan potensi masyarakat untuk
berperan serta dalam pengembangan kesehatan.
Pendidikan rata-rata penduduk yang masih rendah, khususnya dikalangan ibu
hamil merupakan salah satu masalah yang berpengaruh terhadap masalahmasalah
kesehatan, sehingga sikap hidup dan perilaku yang mendorong peningkatan
kesehatan masyarakat masih kurang.
Pendidikan ibu yang masih rendah dapat mengakibatkan kejadian BBLR
meningkat akibat kurang pengetahuan dalam menjaga kehamilannya, makin
tanggi pendidikan ibu, mortalitas dan morbiditas makin menurun, hal tersebut
hanya akibat kesadaran ibu akan kesehatannya lebih tinggi, tetapi juga karena
adanya pengaruh social ekonominya. Kemungkinan melahirkan anak dengan
berat 3000-3499 gram paling banyak ditemukan pada ibu dengan pendidikan
perguruan tinggi dan makin menurun dengan makin rendahnya pendidikan.
Ibu hamil yang menderita anemia gizi terjadi pada kelompok penduduk yang
berpenghasilan rendah. Kelompok ini umumnya kurang memahami kaitan
anemia dengan faktor lainnya, kurang mempunyai akses mengenai informasi
penanggulangan anemia, kurang dapat memilih bahan makanan yang bergizi,
15
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
16
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Lebih jauh lagi semakin rendah makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil,
semakin tinggi pula prevalensi kejadian BBLR.
B. Ibu Hamil
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok didalam masyarakat yang paling
mudah menderita gangguan kesehatan atau rawan gizi, sehingga pada masa
kehamilan, ibu hamil memerlukan unsur-unsur gizi lebih banyak dibandingkan
dengan keadaan biasanya (Hall, 2000). Selama kehamilan, ibu hamil akan
mengalami proses fisiologis yaitu keadaan kesehatan fisik dan mental
sebelumdan selama hamil berpengaruh terhadap keadaan janin dan waktu
persalinan.
1. Diagnosa Kehamilan
Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Dimana kehamilan 40
minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), bila kehamilan lebih dari
43 minggu disebut kehamilan postmatur, sedangkan kehamilan antara 28 dan 36
minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yang ditinjau dari umur
kehamilan dibagi dalam tiga bagian, yaitu kehamilan trimester I (antara 0-12
minggu), trimester II (antara 12-28 minggu) dan trimester III (antara 28-40
minggu) (Wiknjosastro, 1999).
17
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
2. Fisiologi Kehamilan
Kehamilan adalah periode khusus dimana kebutuhan akan sebagian gizi
meningkat selama masa tersebut. Penambahan berat badan selama kehamilan
disebabkan oleh peningkatan ukuran jaringan reproduksi, adanya janin dalam
kandungan dan cadangan lemak dalam tubuh ibu. Selama hamil akan bertambah
beratnya sebanyak kurang lebih 12,5 kg (rentang 9-15 kg), dimana penambahan
sebesar kurang lebih 9 kg diantaranya terjadi dalam 20 minggu terakhir
(Hadyanto, 2002).
Penambahan berat badan diatas merupakan bagian dari kehamilanyang
normal, karena pada kehamilan terjadi perubahan ganda dalam tubuh wanita
hamil. Perubahan terutama berhubungan dengan system peredaran darah dan
pembentukan komponen darah, kardivaskuler, pencernaan, jaringan lemakdan
saluran genilitas (Nasoetion & Darwin, 1998).
Selama masa kehamilan normal hamper semua perempuan merasa sama
sehatnya dengan masa-masa di luar kehamilan, yang ditandai dengan perubahan
fisik karena berat badan bertambah dan perubahan mental karena di dalam
perutnya terdapat kehidupan baru (Hall, 2000). Pada masa kehamilan ibu hamil
mengalami gejala-gejala fisilogis yang disebabkan oleh pengaruh hormon
kehamilan seperti gejala pening di pagi hari yang diikuti gejala lain seperti lesu,
perkembangan payudara, pembesaran perut, bertambah cepatnya denyut nadi,
perubahan pigmentasi pada kulit dan wajah, puting payudara dan bagian tengah
perut yang berubah warnanya menjadi gelap, serta kejang pada kaki yang
18
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
19
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
selama kehamilan ibu hamil memiliki karakteristik pada tiap triwulan sebagai
berikut :
1. Pada trimester pertama dari kehamilan, biasanya nafsu makan sangat
kurang, karena timbul rasa mual dan muntah, serta dari bentuk tubuh yang
semakin melebar, payudara yang semakin kencang. Kondisi psikis ibu juga
mengalami tingkat kepekaan yang sangat tinggi. Ibu akan mudah marah
atau akan merasa sedih bila terjadi sesuatu.
2. Pada trimester kedua kehamilan, metabolisme basal mulai meningkat, berat
badan juga mulai bertambah. Pada masa ini tingkat konsumsi protein sangat
diutamakan. Hal ini disebabkan perkembangan janin sebagaimana telah
protein memiliki pengaruh diselidiki kadar protein sangat rendah. Ibu hamil
yang mengkonsumsi makanan mungkin juga lebih pendek dan lebih ringan
dari normal. Adapun perubahan fisik yaitu perut sudah mulai membuncit
serta emosi ibu sudah mulai stabil (Moechji, 2003).
3. Pada trimester ketiga, metabolisme basal tetap mengalami kenaikan dimana
keadaan ini umumnya nafsu makan sangat baik. Selain itu, kandungan pada
trimester ketiga menjadi besar, sehingga menyebabkan lambung terdesak.
Perubahan fisik misalnya, perut ibu semakin membesar. Keadaan janin juga
semakin besar, dan ibu siap melahirkan. Kondisi emosi ibu kembali tidak
stabil karena menanti masa kelahiran ( Moechji, 2003)
Menurut Arisman (2004), secara umum terdapat kondisi yang biasanya ada
selama kehamilan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi zat gizi
yaitu :
1. Pegal linu dan kaku
20
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Kondisi ini biasanya terjadi pada malam hari yang diakibatkan oleh
pertumbuhan janin sekaligus perubahan hormonal. Selain itu, keadaan ini juga
disebabkan karena Ca serum rendah, dan kadar fosfat tinggi, sehingga system
neuromuskuler mudah terangsang (Arisman, 2004).
2. Sembelit
Keadaan ini dapat terjadi bila berkaitan dengan 6 kondisi yang ada di dalam
tubuh yaitu (1) Rahim yang semakin besar sehingga menekan kolon dan rectum
sehingga mengganggu ekskresi, (2) Adanya peningkatan kadar progesteron
sehingga merelaksasikan otot saluran cerna dan menurunkan motilitas, (3)
Tingkat konsumsi cairan tidak cukup, (4) Tingkat konsumsi serat tidak cukup, (5)
Kebiasaan defekasi yang buruk, (6) Jarang berolah raga dan sering melewatkan
satu waktu makan (terutama sarapan). (Arisman, 2004).
3. Mual dan Muntah
Rasa mual atau yang sering kita sebut dengan morning sickness dapat terjadi
karena kadar progesterone diawal kehamilan meningkat sedangkan kadar gula
darah dan pergerakan usus menurun. Hal itu juga disebabkan karena produksi
asam lambung dan pepsin menurun. Keadaan ini biasanya terjadi pada trimester I
kehamilan sehingga tingkat konsumsi makanan atau zat gizi pada trimester ini
menjadi berkurang (Arisman, 2004).
4. Pica
Pica diartikan sebagai perilaku tidak umum yaitu mengkonsumsi bahan
bukan makanan, seperti kain, arang, dan lain-lain. Dampak dari keadaan ini yaitu
tingkat konsumsi zat gizi dari makanan berkurang serta terjadi penyumbatan usus
21
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
(Almatsier, 2001).
5. Perilaku kesehatan ibu pada masa hamil
Perilaku kesehatan perlu diperhatikan agar terhindar dari komplikasi
kehamilan. Dimana penggunaan fasilitas pelayanan untuk pemeriksaan kesehatan
selama kehamilan sangat diperlukan, apabila pelayanan anternal yang tidak
memenuhi standar minimal 5 T (mengukur tinggi badan dan berat badan, tekanan
darah tinggi fundus, imunisasi Tetanus Toxoid, dan pemberian tablet tambah
darah minimal 90 tablet) bisa terjadi komplikasi pada kehamilan (Flourisa 2006,
Hasil Survei Kesehatan Ibu, 3, http://www. Bkkbn.com, diperoleh tanggal 1
Maret 2006).
Pada seorang bayi dengan BBLR biasanya dipengaruhi oleh umur sang ibu,
presentase tertinggi bayi dengan BBLR terdapat pada kelompok remaja dan
wanita yang berumur lebih dari 40 tahun. Sebagian remaja seringkali melahirkan
bayi dengan berat badan lebih rendah, bila dibandingkan dengan wanita dewasa
yang mengalami peningkatanberat yang sama selama hamil. Hal ini terjadi
karena system reproduksi mereka belum matur dan mereka belum memiliki
system transfer plasenta seefisien wanita dewasa. Wanita yang lebih tua
memerlukan lebih sedikit kalori untuk mendukung kehamilannya, tetapi memiliki
kebutuhan khusus akan nutrient tertentu (Nasoetion & Darwin, 1998).
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Dari kepentingan
keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang agar lebih tanggap
dengan adanya masalah gizi di dalam keluarganya dan bias mengambil tindakan
secepatnya (Kodyat, 1993).
Rendahnya pendidikan erat kaitannya dengan tingkat pengertian tentang
perawatan kesehatan, hygiene, serta kesadarannya terhadap kesehatan anak dan
keluarga. Tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang dan
memakai pengetahuan tentang gizi yang mereka peroleh. Keadaan gizi anak
sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan ibu. Tingkat pendidikan ibu yang
rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga pengetahuan gizi akan
terbatas (Suhardjo, Riyadi, 1990).
23
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Pendidikan yang rendah, adat istiadat yang ketat serta nilai dan kepercayaan
akan takhayul disamping tingkat penghasilan yang masih rendah, merupakan
penghambat dalam pembangunan kesehatan. Pendidikan rata-rata penduduk yang
masih rendah, khususnya di kalangan ibu hamil, merupakan salah satu masalah
yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan, sehingga sikap hidup dan perilaku
yang mendorong timbulnya kesadaran masyarakat masih rendah. Semakin tinggi
pendidikan ibu, mortalitas dan morbilitas semakin menurun, hal ini terjadi tidak
hanya akibat kesadaran ibu akan kesehatannya lebih tinggi, tetapi juga karena
adanya pengaruh sosial ekonominya. Adapun pendidikan dibagi dua,
yaitu :
1. Pendidikan Informal
Pendidikan informal ialah pendidikan yang diperoleh seseorang di
rumah, di lingkungan sekolah dan di dalam kelas.
2. Pendidikan Formal
Pendidikan formal ialah pendidikan yang mempunyai bentuk atau
organisasi tertentu, seperti yang terdapat di sekolah atau universitas
(IKIP Semarang, 1989). Dalam arti sederhana pendidikan gizi
merupakan suatu proses belajar tentang pangan, bagaimana tubuh kita
menggunakannya dan mengapa diperlukan untuk kesehatan. Pendidikan
gizi mengarah pada perubahan perilaku perbaikan konsumsi pangan dan
status gizi. Pendidikan berpengaruh secara tidak langsung melalui
peningkatan status sosial dan kedudukan seorang wanita, peningkatan
24
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
25
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
makanan, tubuh, manusia dan lingkungan hidup manusia. Salah satu masalah gizi
pada ibu hamil yaitu KEK adalah suatu keadaan pada wanita usia subur termasuk
ibu hamil yang menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronis), sehingga mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan (Sediaoetama,
1997).
a. Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil dilakukan secara langsung dan tidak langsung
(Supriasa, 2002) meliputi :
1. Penilaian status gizi secara langsung adalah dengan antropometri,
pemeriksaan fisik seperti gejala-gejala klinis, biokimia dan biofisik.
2. Penilaian status gizi secara tidak langsung yaitu penilaian status gizi
secara tidak langsung dapat dibagi, yaitu : survey, konsumsi makanan,
statistic vital dan faktor ekologi.
3. Metode Antropometri yaitu metode penilaian status gizi yang umum
dipakai adalah pencatatan berat badan secara teratur selama kehamilan
dan dibandingkan dengan berat badan sebelum hamil. Penambahan berat
badan normal yaitu 12,5 kg sampai 17,5 kg (Anies, 1997). Pengukuran
alternative dengan pendekatan LLA lebih banyak digunakan untuk
melihat status gizi ibu hamil (Kartini, 1996).
b. Cara pemantauan status gizi
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu
hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur
LLA untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK, dan mengukur kadar
26
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
27
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
KEK
< 23,5
Risiko Tidak
Risiko
23,5
Supariasa, 2002).
28
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
3. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis adalah penilaian status gizi yang didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi
missal pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid
(Supriasa, 2001). Metode ini digunakan pada suvai klinis secara cepat serta untuk
mendeteksi tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat
gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala
(simpsom) atau riwayat penyakit.
4. Pemeriksaan biokimia
Penelitian status gizi dengan metoda biokimia adalah pemeriksaan specimen
yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh seperti darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati,
29
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
otot (Supriasa, 2001). Dari hasil literatur lain memberikan batasan (1)
hemoglobin (Hb) normal pada laki-laki: 14-17 gr/dl, dan wanita: 37-47 %, (2)
serum albumin, bila konsentrasi albumin darah <3,4 gr/dl maka diperlukan
pemeriksaan penunjang lain dan bila konsentrasinya 2,5 gr/dl biasanya
menunjukkan penurunan atau deplesi protein yang parah (Arisman, 2004).
Dasar penentuan biokomia ini terdiri atas dua fase yang dapat dilakukan
yaitu pengukuran kadar zat gizi pada darah atau urin dan pemeriksaan uji fungsi,
cara yang pertama menunjukkan tingkat defisiensinya. Metode ini cukup objektif
dan teliti, namun mempunyai kelemahan yaitu: kurang praktis di lapangan, yang
memerlukan ahli khusus, hasilnya sulit dihubungkan dengan status gizi,
konsumsi makanan dan lainnya.
5. Pemeriksaan biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik dilakukan dengan melihat kemampuan
fungsi (khusunya jaringan) dan melhat perubahan struktur jaringan (Supriasa,
2002). Metode ini digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja,
epidemik dengan cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
30
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
tubuh ibu. Kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat
menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Nasoetion, 1998).
Bagi ibu hamil semua zat gizi memerlukan tambahan,dan seringkali terjadi
kekurangan energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium
(Nasoetion, 1998). Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak
5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal, agar energi ini bias ditabung dibutuhkan
tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi
yang terkait dalam makanan menjadi energi yang bias dimetabolisme (Nasoetion,
1998). Dengan demikian jumlah total energi yang tersedia selama kehamilan
adalah 74.537 Kkal dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran
energi per hari, dihasilkan penjumlahan dengan angka 300 Kkal (Nasoetion,
1998).
Untuk membutuhkan energi pada ibu hamil pada trimester I akan meningkat
secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi saat
kehamilan terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama
trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume
darah, pertumbuhan uterus, payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester
II dan III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO
menganjurkan jumlah tambahan selama kehamilan sebesar 150 Kkal sehari pada
trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III (Depkes, 1993).
Di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun
2004 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya
31
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
menganjurkan
penambahan protein 50 gr/hari selama kehamilan. Dalam satu hari asupan prtein
mencapai 50-100 gr (sekitar 15 % dari jumlah total kalori); atau sekitar 1,5
g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kgBB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7
g/kgBB/hari (< 15 tahun), (Depkes, 2004). Bahan pangan sebagai sumber protein
sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai tinggi, seperti daging tak berlemak,
ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein dari tumbuhan (nilai biologinya
rendah) cukup 1/3 bagian. Kenaikan volume darah selama kehamilan
meningkatkan kebutuhan Fe atau zat besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir 300 mg
dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya
volume darah adalah 500 mg (Depkes, 2004).
32
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Tabel 2.2 Rata-Rata AKG Yang Dianjurkan Perorang Perhari Khusus Ibu
Hamil
Gizi
Ibu Hamil
45th) BB (52-55) TB
(154-156)
Energi (kal)
2200
+ 180 (Trimester I)
+ 300 (Trimester II & III)
Protein (gr)
50
17
Vitamin A (RE)
500
300
Vitamin D (Ug)
Vitamin E (Mg)
15
15
Vitamin K (Mg)
55
55
Vitamin C (Mg)
75
0,3
2,4
0,3
Fosfor
600
400
200
Yodium
150
50
Kalsium (Mg)
800
150
Besi (Mg)
26
600
+0 (trimester I)
+9 (trimester II)
+13 (trimester III)
Seng (Mg)
15
Selenium
30
5
10
33
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Selama kehamilan, ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg
termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri.
Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 2004, seorang ibu hamil
perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari, kebutuhan sebelum hamil atau
pada kondisi normal rata-rata 26 mg perhari (umur 20-45 tahun). Adapun
kebutuhan ibu hamil selama kehamilan (Almatsier Sunita, 2001) yaitu : a. Energi
Sebagai salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein, lemak. Kebutuhan
energi selama ibu hamil adalah untuk membentuk atau membangun jaringan baru
(fetus, uterus, cairan amniotic, breast) peningkatan volume darah dan suplai
jaringan baru. Sumber energi dari karbohidrat misalnya beras, jagung, ocat,
serealia. Sumber protein (daging, ikan, telur, susu), sumber lemak (minyak, buah
berlemak, biji berlemak).
b. Zat gizi mikro
Selama kehamilan, disamping zat gizi makro yaitu energi dan protein, ibu
juga membutuhkan tambahan zat mikro seperti diuraikan berikut :
1) Asam folat
Kekurangan asam folat pada ibu hamil akan menyebabkan resiko terjadinya
cacat tabung syaraf (Neural Tube Defects/NTD), BBLR dan resiko lahirnya
premature. Sumber pangan yang banyak mengandung asam folat adalah brokoli,
jeruk, bayam, roti dan susu.
2) Vitamin A
34
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
35
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
disebabkan oleh kekurangan zat besi. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya darah
yang dikeluarkan selama masa persalinan. Sumber pangan yang banyak
mengandung zat besi adalah nabati kedelai, kacang-kacangan, sayuran daun hijau
dan rumput laut.
6) Iodium
Kekurangan
penyimpangan perkembangan otak janin, berat bayi lahir rendah dan kretinisme.
Di Indonesia kekurangan iodium dialami oleh masyarakat, sehingga pemerintah
dapat mencanagkan kebijakan tentang garam beryodium, sumber yang banyak
mengandung iodium missal ikan, kerang dan rumput laut.
janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Dan anemia pada
saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan.
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbilitas dan
mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu
hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbilitas
maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar.
b. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelumwaktunya (premature), pendarahan
setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderumg meningkat.
c. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah.
a. Asupan makanan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh
setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai energi dan zat-zat gizi. Kekurangan
atau kelebihan dalam jangka lama akan berakibat buruk terhadap kesehatan.
Makanan sehari-hari yang dikonsumsi yang dipilih dengan baik dan memberikan
semua zat gizi dalam tubuh yang terdiri dari tiga yaitu memberi energi
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh serta mengatur proses tubuh
(Almatsier, 2001).
Asupan makanan adalah banyaknya bahan makanan sumber zat gizi yang
dikonsumsi oleh seseorang yang berguna bagi kesehatannya. Asupan makanan
seseorang antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan bahan pangan, jumlah yang
dimakan dan mutu atau nilai gizi bahan makanan tersebut. Sebaiknya jumlah dan
mutu nilai gizi tidak akan cukup jika ketersediaan bahan pangan dalam rumah
tangga kurang. Jumlah dan mutu zat gizi merupakan salah satu faktor penyebab
utama dalam menetukan stauts gizi seseorang, disamping factor kemampuan
tubuh untuk memanfaatkan zat gizi. Jumlah dan mutu zat gizi yang dikonsumsi
seseorang dapat diketahui dari jumlah dan macamnya. Macam-macam zat gizi
adalah karbohidrat, protein, lemak, dan zat lainnya (Tarwotjo, 1989).
b. Penyakit Infeksi
Defisiensi gizi sering dipengaruhi dengan infeksi. Penyakit infeksi terjadi
biasanya karena gangguan gizi dan rawan infeksi yang merupakan suatu
pasangan yang erat, yang perlu ditinjau kaitannya satu sama lainnya. Secara
38
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
umum defensiasi gizi sering merupakan awal dari gangguan sistem pertahanan
tubuh. Penyakit infeksi sering mengakibatkan penderita kehilangan nafsu makan,
muntah-muntah dan diare. Selain itu penghancuran jaringan tubuh akan
meningkat karena dipakai untuk pembentukan protein dan enzim-enzim yang
diperlukan dalam usaha mempertahankan tubuh (Pudjiadi, 2002).
c. Daya Beli dan Ketersediaan Pangan Keluarga
Tingkat knsumsi pangan ditentukan oleh adanya pangan yang cukup yang
dipengaruhi oleh kemampuan keluarga untuk memperoleh bahan makanan yang
diperlukan (Happer, 1996). Daya beli keluarga biasanya dipengaruhi oleh faktor
harga dan pendapatan keluarga. Daya beli keluarga dipengaruhi oleh ketersediaan
pangan di rumah tangga. Jika daya beli menurun maka ketersediaan pangan
keluarga berkurang sehingga konsumsi makanan juga berkurang yang
dampaknya dapat menyebabkan gangguan gizi (Soekirman, 1990).
d. Pola Sosial Budaya
Kegiatan budaya keluarga merupakan suatu kelompok masyarakat, negara
dan bangsa yang mempunyai pengaruh yang kuat dan kekal terhadap apa, kapan
dan bagaimana penduduk biasa makan. Kebudayaan tidak hanya menentukan
pangan apa, tetapi untuk siapa dan dalam keadaan bagaimana pangan tersebut,
dan cara memilih bahan pangan yang mempengaruhi jenis pangan yang harus
diproduksi, bagaimana diolah, disiapkan dan disajikan (Soekirman, 1990).
39
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
F.
Kerangka Teori
Karakteristik
1. umur
2. pendidikan
3. pekerjaan
4. pendapatan
BBLR
1.
Asupan makanan
2. Daya
beli
Ketersediaan
pangan
3.
Penyakit infeksi
4.
Skema 2.1. kerangka Teori. Sumber : Supariasa, Penilaian Status Gizi, 2001,
Notoatmodjo, 2003.
G. Kerangka Konsep
Karakteristik
BBLR
Status gizi
40
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Praktiknya, 2007.
H. Hipotesa
Berdasarkan kerangka konsep yang ada, maka hipotesa penelitiannya yaitu
Adakah hubungan antara karakteristik dan status gizi ibu hamil trimester III
dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) di RSUD Djojonegoro Temanggung.
41
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
42
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com