Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah saat kebutuhan gizi menjadi lebih tinggi dan memenuhi
kebutuhan tersebut memiliki efek positif pada kesehatan sang ibu dan bayi yang
belum lahir. Dampak gizi terhadap janin yang sedang berkembang selama kehamilan
berdampak untuk seumur hidupnya, dan tentu kita ingin melihat anak-anak memiliki
warisan kesehatan yang baik untuk masa depan. Kita juga ingin melihat wanita
menikmati kehamilan yang sehat tanpa efek negatif dari gizi buruk pada kesehatan
mereka, dan dalam kemungkinan status gizi terbaik untuk mendukung pemberian
ASI. 1
Nutrisi layak mendapatkan perhatian khusus selama kehamilan dan menyusui
karena kebutuhan nutrisi yang tinggi dan peran penting gizi bagi janin dan bayi.
Adaptasi fisiologis selama kehamilan sebagian melindungi janin dari kekurangan diet
ibu, tetapi meskipun demikian kekurangan ini dapat memiliki konsekuensi bagi
kesehatan dan perkembangan janin dan bayi jangka panjang.1
Nutrisi mungkin merupakan faktor non-genetik yang paling berpengaruh
dalam perkembangan janin. Komposisi tubuh ibu, cadangan nutrisi, diet, dan
kemampuan untuk memberikan nutrisi melalui plasenta menentukan ketersediaan
nutrisi bagi janin. Nutrisi prenatal mempengaruhi pertumbuhan janin, perkembangan
normal fungsi fisiologis dan berat badan kehamilan. Peningkatan berat badan
kehamilan adalah perkembangan yang kompleks yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin. Fisiologi ibu dan metabolisme serta metabolisme plasenta juga
mempengaruhi kenaikan berat badan kehamilan. Perubahan homeostasis ibu dapat
mengubah struktur dan fungsi plasenta, mempengaruhi pertumbuhan janin.2
Selama kehamilan, kenaikan berat badan ibu mempengaruhi pertumbuhan
janin. Ukuran neonatus kecil saat lahir disebabkan pertumbuhan yang buruk dan
pendeknya usia kehamilan, dan hasil yang paling tidak baik terjadi pada bayi yang
paling matang. Rendahnya berat badan kehamilan dikaitkan dengan peningkatan

risiko kelahiran prematur, sedangkan rendahnya berat badan ibu pada trimester kedua
dan ketiga terbukti berhubungan dengan risiko kelahiran prematur spontan.2
Dua faktor yang berhubungan dengan gizi ibu menunjukkan hubungan positif
dengan berat badan bayi lahir: indeks massa tubuh ibu sebelum hamil (BMI, yang
didefinisikan sebagai berat badan / tinggi) dan berat badan selama kehamilan. Wanita
BMI rendah sebelum hamil berada pada peningkatan risiko untuk kelahiran prematur
dan retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR). Namun, wanita dengan BMI rendah
sebelum hamil memiliki risiko kelahiran prematur hanya jika mereka gagal untuk
mendapatkan berat badan yang memadai. 2
Peningkatan berat badan yang sesuai usia kehamilan dapat membantu
meningkatkan kesehatan ibu dan janin. Peningkatan berat badan ibu yang tidak sesuai
telah dikaitkan dengan berat badan lahir rendah (<2500 g) sedangkan peningkatan
berat badan berlebih menyebabkan berat lahir yang tinggi (> 4000 g) dan obesitas
setelah melahirkan. Data dari Canadian Maternity Experiences Survey menunjukkan
bahwa wanita hamil yang mendapatkan berat badan kurang dari yang
direkomendasikan cenderung melahirkan bayi dengan berat kurang dari 2500 gr.2
Pasokan nutrisi yang cukup mungkin adalah faktor lingkungan paling penting
yang mempengaruhi hasil kehamilan. Wanita dengan kehamilan usia dini atau
berjarak dekat berada pada peningkatan risiko memasuki kekurangan cadangan
nutrisi cadangan. Deplesi nutrisi ibu dapat berkontribusi pada peningkatan insiden
kelahiran prematur dan retardasi pertumbuhan janin serta peningkatan risiko kematian
ibu dan morbiditas. 3
Nutrisi memainkan peran utama dalam kesehatan ibu dan anak. Status gizi ibu
yang buruk telah terkait dengan hasil kelahiran yang merugikan. Namun, hubungan
antara gizi ibu dan hasil kelahiran yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor
biologis, sosial ekonomi, dan faktor demografi, yang bervariasi dalam populasi yang
berbeda. Memahami hubungan antara gizi dan kelahiran hasil ibu dapat memberikan
dasar untuk mengembangkan intervensi gizi yang akan meningkatkan hasil kelahiran
dan kualitas jangka panjang hidup dan mengurangi angka kematian, angka kesakitan,
dan biaya perawatan kesehatan.4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil
Pertumbuhan sel yang cepat terjadi sejak dua minggu setelah konsepsi dan
mulai terbentuk plasenta. Minggu kedua hingga ke delapan terjadi pembentukan
organ-organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati dan tulang. Volume darah pun
meningkat drastis, menyebabkan terjadinya pengenceran darah, sehingga kadar
hemoglobin (Hb), albumin, dan zat lain menurun.5
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme
tubuh ibu, pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah janin
melalui plasenta. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil
dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.5
Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang ibu berencana hamil.
Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan dengan sangat baik untuk
pertumbuhan janin. Minggu-minggu pertama kehamilan adalah masa di mana organ
tubuh yang penting terbentuk. Kekurangan gizi pada saat ini dapat menimbulkan
kelainan pada bayi atau bahkan kelahiran prematur. Karena itu, gizi seimbang penting
untuk pertumbuhan janin.5
2.2 Peningkatan Berat Badan pada Kehamilan
Peningkatan berat badan yang ideal pada ibu hamil tergantung pada beberapa
faktor. Yang paling penting dari ini adalah IMT sebelum hamil dan jenis kehamilan
(primigravida atau multigravida). Penting untuk dicatat bahwa kenaikan berat badan
untuk IMT normal adalah 11 hingga 16 kg, tetapi berat badan yang optimal untuk
seorang remaja yang kurus dengan kehamilan tunggal mendekati 18,2 kg. sedangkan
bagi wanita yang gemuk, tidak boleh lebih dari 6,8 kg. Berat badan yang optimal bagi

perempuan dengan hamil kembar biasanya lebih besar dari 18,2 kg. Selama trimester
pertama dan kedua, sebagian besar berat yang diperoleh mencerminkan perubahan
ibu, terutama pada peningkatan total cairan tubuh, sementara pertumbuhan janin
paling cepat pada trimester terakhir.

Peningkatan berat badan yang buruk

merefleksikan bahwa pasien tidak memperluas volume intravaskular mereka. Hal ini
terkait dengan berat badan lahir rendah dan komplikasi yang lebih besar pada
kehamilan.6
Sebagai standard kenaikan berat badan pada ibu hamil menurut Committee on
Nutritional (1990) adalah sekitar 7 kg sampai 18 kg; yaitu:7
a. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29) pertambahan berat badan + 7 kg -11,5 kg
b. Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) pertambahan berat badan + 11,5 kg 16 kg
c. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8) pertambahan berat badan + 12,5 kg 18 kg
Peningkatan berat badan optimal tergantung pada tinggi badan ibu hamil,
struktur tulang dan status gizi sebelum hamil. Pola peningkatan berat badan juga
penting, pola ideal dari peningkatan berat badan selama hamil adalah adanya
peningkatan 1 2 kg selama trimester pertama, diikuti dengan peningkatan rata 0,4
kg per minggu selama akhir dua semester. Selama trimester kedua umumnya
peningkatan berat badan menandakan peningkatan volume darah, pembesaran
payudara, uterus (rahim) dan berhubungan dengan jaringan dan cairan serta simpanan
lemak ibu hamil.8
Peningkatan berat badan yang tidak sesuai (< 1 kg per bulan) selama trimester
dua dan tiga atau peningkatan berat badan yang berlebihan (> 3 kg per bulan) harus
dievaluasi dan perlu mendapatkan konseling nutrisi. Kekurangan atau kelebihan
nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada ibu hamil.
Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematour, insersia
uteri, hemorgia postpartum, sepsis puerperalis, dan sebagainya. Sedangkan makan
secara berlebihan karena ibu hamil sering salah mengerti dengan arti makan untuk
dua orang dapat menyebabkan bayi terlalu besar.8
Perempuan harus diinstruksikan untuk tidak diet selama kehamilan.
Peningkatan berat badan yang signifikan tidak akan terjadi sampai pertengahan
trimester kedua. Pasien dapat diyakinkan bahwa hal ini adalah normal. 6 Pada
4

kehamilan aterm, peningkatan berat badan ibu tersebut akan didistribusikan seperti
yang terlihat pada gambar 1. Peningkatan berat badan yang tidak adekuat akan
berakibat buruk pada pertumbuhan janin sehingga terjadinya PJT dan plasenta yang
kecil. Begitu juga pada peningkatan berat badan yang terlalu berlebihan, terutama
pada akhir usia kehamilan akan meningkatkan resiko hipertensi dalam kehamilan.
Selain itu hal ini juga akan mengakibatkan makrosomia pada janin.9

Komponen Peningkatan Berat Badan pada Kehamilan Normal9


2.3 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Ukuran penting diet pada kehamilan adalah dari asupan kalori, kualitas diet,
dan frekuensi makan. Hal ini akan mempengaruhi pasien dan pertumbuhan janin. Diet
yang dipilih haruslah diet seimbang dengan makanan yang mengandung seluruh jenis
kelompok makanan dasar. Spesifikasi dari diet akan bervariasi sesuai dengan
keinginan pasien, pola makan keluarga, dan latar belakang budaya dan etnis.6
Peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan mencerminkan kebutuhan janin
untuk tumbuh, serta untuk kebutuhan fisiologis ibu. Untuk memenuhi meningkatnya
kebutuhan energi secara keseluruhan, rata-rata wanita harus mengkonsumsi tambahan
300 kkal per hari di luar kebutuhan dasarnya. Kalori harian yang tepat dari diet yang
diperlukan untuk memasok kebutuhan energi dan mencapai berat badan yang tepat

dapat diperkirakan dengan mengalikan berat badan ideal pasien (dalam kilogram)
dengan 35 kkal dan menambahkan 300 kkal dari total.6
Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah
sumber kalori (karbohidrat dan lemak), protein, asam folat, vitamin B12, zat besi, zat
seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, vitamin D, vitamin B6, vitamin E. Sedangkan
nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida
(GA), asam folat, zat besi dan kolin.5
Kebutuhan nutrisi pada kehamilan disesuaikan dengan usia kehamilan, mulai
dari trimester pertama hingga trimester ketiga. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
keluhan ibu hamil yang mempengaruhi keinginannya untuk makan.8
2.3.1

Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Pertama


Pada kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan umumnya

timbul keluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera makan
berkurang sehingga timbul kelemahan dan malas beraktivitas.8
Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori, protein, mineral serta vitamin
yang berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi dapat
disamakan dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah
bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan, bentuk
makanan biasa, dan untuk menghindari rasa mual dan muntah posi makanan kecil
akan tetapi frekuensi makan sering. Energi serta gizi pada saat seperti ini hanya
diperlukan untuk memelihara kesehatan serta vitalisnya, disamping tentunya
mensuplai kebutuhan janin yang sedang diproses. Agar kecukupan zat-zat gizi
terpenuhi dapat diperhatikan hal-hal seperti berikut:8
a. Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar dan
sayuran hijau biasanya dapat mengurangi rasa mual.
b. Posi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang selera
makan nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau jajanan lain
2.3.2

yang bergizi.
Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Kedua

Pada trimester kedua mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan


serta perkembangan janin serta untuk mempertahankan kesehatan ibu. Pada saat ini
muntah sudah berkurang atau tidak ada, nafsu makan bertambah, perkembangan janin
sangat pesat bukan saja tubuhnya tetapi juga susunan saraf otak (kurang lebih 90%).
Oleh karena pertumbuhan janin yang pesat di mana jaringan otak menjadi perhatian
utama maka ibu hamil memerlukan protein dan zat gizi lain seperti galaktosa yang
ada pada susu sehingga dianjurkan untuk minum susu 400 cc. Yang perlu
diperhatikan pada trimester kedua ini adalah:8
a. Hendaknya lebih banyak memakan bahan makanan sumber protein (zat
pembangun), agar janin mengalami pertumbuhan yang baik. Bahan makanan
sumber protein adalah ikan, daging, telur, kacang-kacangan dan hasil olahannya
seperti tempe, tahu, dan lain-lain.
b. Selain zat pembangun, zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan mineral
merupakan zat pengatur yang banyak terdapat pada buah dan sayuran.
c. Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami bengkak-bengkak pada kaki, hendaknya
konsumsi garam dan makanan perlu dikurangi. Bahan makanan yang banyak
mengandung garam antara lain mie instan, margarine, mentega, kecap, dan lainlain. Untuk itu bahan makanan tersebut hendaknya dibatasi.
2.3.3 Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Ketiga
Trimester ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali cenderung untuk
merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kegemukan.
Pada masa ini diperlukan makanan dengan nilai biologis yang tinggi serta memadai
untuk mencukupi segala yang dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada trimester
ketiga sama dengan makanan pada trimester kedua, tetapi hendaknya jangan terlalu
banyak, agar ibu terhindar dari kegemukan. Keperluan zat gizi tambahan yang
diperlukan pada kehamilan, adalah:8

Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi VIII

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil


A. Faktor Langsung
Gizi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit,
khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi :
1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan
yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di Negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka
waktu yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
8

3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan


sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi
tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.
4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih
dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa
ayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk
pembagian makanan keluarga.
5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan
berakibat pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang
beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada
sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misalnya dalam keadaan lapar) atau
pun dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.
9) Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya
diberikan untuk ibu hamil, antara lain :
a. Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental
dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap
hari di malam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu
yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan
susah buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah
daging segar, ikan, telur, kacang kacangan, dan sayuran segar yang
berwarna hijau tua.
b. Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan
gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil
9

dari tulang ibu. Kebutuhan akan kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg
tiap harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang,
rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacang
kacangan, biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap.
c. Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil.
Beberapa vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg)
yang berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000
IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah,
mangga, pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.
B. Faktor Tidak Langsung
1) Pendidikan keluarga
Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap
pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai informasi.
2) Faktor budaya
Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan tertentu
yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu hamil.
3) Faktor fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong status kesehatan
dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat memperoleh informasi
tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan hanya dari segi kuratif,
tetapi juga preventif dan rehabilitatif.
2.5 Zat-Zat Nutrisi pada Kehamilan
A. Sumber Energi
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah kabohidrat dan lemak. Sumber
karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan karbohidrat
terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari. Lemak juga
menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsifungsi pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan materi membran sel dan

10

pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak, disamping itu lemak membantu


tubuh untuk menyerap nutrisi. Namun demikian dalam kondisi hamil asupan lemak
juga harus dibatasi karena kandungan kalorinya yang tinggi.10
Tambahan energi selain untuk ibu, janin juga perlu untuk tumbuh kembang.
Banyaknya energi yang dibutuhkan hingga melahirkan sekitar 80.000 Kkal atau
membutuhkan tambahan 300 Kkal sehari. Menurut RISKESDAS 2007 Rerata
nasional Konsumsi Energi per Kapita per Hari adalah 1.735,5 kkal. Kebutuhan kalori
tiap trimester antara lain10:
1) Trimester I, kebutuhan kalori meningkat, minimal 2.000 kilo kalori/hari.
2) Trimester II, kebutuhan kalori akan meningkat untuk kebutuhan ibu yang
meliputi penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, payudara dan
lemak.
3) Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat untuk pertumbuhan janin dan
plasenta.
B. Protein
Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga
meningkat, bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan. Hal ini dikarenakan protein
diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Jumlah protein yang harus
tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g, yang tertimbun dalam
jaringan ibu, plasenta, serta janin. Dianjurkan penambahan protein sebanyak 12 g/hari
selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai
75 100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori).10
Penambahan protein selama kehamilan tergantung kecepatan pertumbuhan
janinnya. Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram
tiap harinya, sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut
Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap hari.
Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati maupun hewani. Sumber hewani seperti
daging tak berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe
dan kacang-kacangan Protein digunakan untuk: pembentukan jaringan baru baik
plasenta dan janin, pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan cadangan darah
dan Persiapan masa menyusui10.

11

C. Lemak
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam
kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk
pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu,
lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat
pada kehamilan tirmester III.
D. Karbohidrat
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin adalah karbohidrat. Jenis karbohidrat
yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serelia, nasi dan pasta.
Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan asupan
serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.
E. Vitamin
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dibandingkan wanita tidak
hamil. Kebutuhan vitamin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Kebutuhan vitamin meliputi:
1) Asam Folat
Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting
dalam perkembangan embrio. Asam folat juga membantu mencegah neural
tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan asam folat
dapat menyebabkan kehamilan prematur, anemia, cacat bawaan, bayi dengan
berat bayi lahir rendah (BBLR), dan pertumbuhan janin terganggu. Kebutuhan
asam folat sekitar 600-800 miligram. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi
VI 2004 menganjurkan mengkonsumsi asam folat sebesar 5 mg/kg/hr (200
mg). Asam folat dapat didapatkan dari suplemen asam folat, sayuran berwarna
hijau, jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum.

12

2) Vitamin A
Vitamin
pertumbuhan

A
dan

mempunyai

fungsi

perkembangan

untuk

embrio.

penglihatan,

Kekurangan

imunitas,

vitamin

menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Sumber


vitamin A antara lain: buah-buahan, sayuran warna hijau atau kuning,
mentega, susu, kuning telur dan lainnya.
3) Vitamin B
Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam pantotenat yang dibutuhkan
untuk membantu proses metabolisme. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk
membentuk DNA dan sel-sel darah merah. Vitamin B6 berperan dalam
metabolisme asam amino.
4) Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari
kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta menghantarkan
sinyal ke otak. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh.
Ibu hamil disarankan mengkonsumsi 85 miligram per hari. Sumber vitamin C
didapat dari tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli.
5) Vitamin D
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan
kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi serta mencegah osteomalacia
pada ibu. Sumber vitamin D terdapat pada susu, kuning telur dan dibuat
sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari.
6) Vitamin E
Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan serta
integrasi sel darah merah. Selama kehamilan wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi 2 miligram per hari.
13

7) Vitamin K
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan perdarahan
pada bayi. Pada umumnya kekurangan vitamin K jarang terjadi, karena
vitamin K terdapat pada banyak jenis makanan dan juga disintesis oleh bakteri
usus.
F. Mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak mineral dibandingkan sebelum
hamil. Kebutuhan mineral diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Kebutuhan mineral antara lain:
1) Zat Besi
Kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan selama
kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Zat besi dibutuhkan untuk
memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan
membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu, zat besi penting untuk
pertumbuhan dan metabolism energi dan mengurangi kejadian anemia.
Defisiensi zat besi akan berakibat ibu hamil mudah lelah dan rentan infeksi,
resiko persalinan prematur dan berat badan bayi lahir rendah. Untuk
mencukupi kebutuhan zat besi, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi 30
miligram tiap hari. Efek samping dari zat besi adalah konstipasi dan nausea
(mual muntah). Zat besi baik dikonsumsi dengan vitamin C, dan tidak
dianjurkan mengkonsumsi bersama kopi, the, dan susu. Sumber alami zat besi
dapat ditemukan pada daging merah, ikan, kerang, unggas, sereal, dan kacangkacangan.
2) Zat Seng
Zat seng digunakan untuk pembentukan tulang selubung syaraf tulang
belakang. Resiko kekurangan seng menyebabkan kelahiran prematur dan berat

14

bayi lahir rendah. Kebutuhan seng pada ibu hamil sekitar 20 miligram per
hari. Sumber makanan yang mengandung seng antara lain: kerang, daging,
kacang-kacangan, sereal.
3) Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi,
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta mengantarkan
sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Kebutuhan kalsium ibu
hamil sekitar 1000 miligram per hari. Sumber kalsium didapat dari ikan teri,
susu, keju, udang, sarden, sayuran hijau dan yoghurt.
4) Yodium
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram
dalam bentuk garam beryodium. Kekurangan yodium dapat menyebabkan
hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi kretinisme.
5) Fosfor
Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin serta
kenaikan metabolisme kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan menyebabkan
kram pada tungkai.
6) Fluor
Fluor diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Kekurangan fluor menyebabkan pembentukan gigi tidak sempurna. Fluor
terdapat dalam air minum.
7) Natrium
Natrium berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat cairan
dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbnagan cairan tubuh pada ibu

15

hamil. Kebutuhan natrium meningkat seiring dengan meningkatnya kerja


ginjal. Kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 3,3 gram per minggu.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun
yang sering kali menjadi kekurangan adalah energy protein dan beberapa mineral
seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu
tambahan kira-kira 84.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini perlu
tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Ibu hamil
dianjurkan mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada
jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan lainnya.
2.6 Zat-Zat Nutrisi yang tidak dianjurkan pada Kehamilan
Tidak semua vitamin bisa diberikan pada ibu hamil. Dosis tinggi vitamin
merupakan penyalahgunaan nutrisi yang dapat dikategorikan sebagai jenis mode
manipulasi diet. Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin C dapat dikonsumsi
dalam jumlah yang berlebihan karena mudah diekskresikan dalam urin. Namun, tidak
demikian pada vitamin yang larut lemak seperti vitamin A. Terdapat hubungan antara
dosis tinggi vitamin A dengan cacat lahir bawaan. Meskipun dosis teratogenik
minimum pada manusia belum diidentifikasi, namun sedikitnya dosis vitamin A
10.000 IU per hari dapat mengakibatkan hal tersebut. Adapun yang aman dikonsumsi
adalah beta-karoten yang merupakan provitamin vitamin A tetapi tidak menghasilkan
toksisitas yang sama dengan vitamin A.6
Kafein terkandung dalam berbagai bahan makanan seperti kopi, teh, cokelat,
dan minuman cola. Sebuah zat alami, ini adalah yang paling banyak digunakan Satusatunya bukti untuk efek teratogenik kafein hanya berasal dari studi hewan
menggunakan dosis yang inkompatibel dengan yang dikonsumsi manusi. Beberapa
studi manusia yang besar telah gagal untuk menunjukkan bahwa kafein memiliki efek
merusak pada janin, bila tertelan dalam jumlah rendah. Namun demikian, konsumsi
kafein pada kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran. Adapun dosis

16

yang membahayakan adalah setara dengan tiga cangkir kopi. Efek maternal kafein
termasuk insomnia, gangguan pencernaan asam, refluks, dan frekuensi kencing.6
2.7 Pengaruh Keadaan Gizi terhadap Proses Kehamilan
Pengaruh gizi terhadap proses kehamilan dapat mempengaruhi status gizi ibu
sebelum dan selama kehamilan.
A. Gizi pra hamil (Prenatal)
Konsep perinatal menjamin bahwa ibu dalam status gizi baik untuk
terjadinya konsepsi selama masa kehamilan dan setelah melahirkan
mengalami sedikit komplikasi kehamilan dan sedikit bayi prematur.
B. Gizi Pranatal
Wanita yang dietnya kurang atau sangat kurang selama hamil
mempunyai kemungkinan besar bayi yang tidak sehat seperti premature,
gangguan kongenital, bayi lahir mati. Wanita hamil kurang gizi kemungkinan
akan melahirkan bayi yang premature dan kecil.
2.8 Penilaian Status Gizi Ibu Hamil
Penilaian status gizi merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang
dengan cara mengumpulkan data penting baik yang bersifat subjektif maupun yang
bersifat objektif. Status gizi janin ditentukan antara status gizi ibu sebelum dan
selama dalam kehamilan dan keadaan ini dipengaruhi oleh status gizi ibu sewaktu
konsepsi dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan dan gizi ibu,
paritas dan jarak kehamilan jika yang dikandung bukan anak yang pertama. Penilaian
Status Gizi Ibu Hamil meliputi:
A. Berat Badan
Berat badan sebelum hamil dan perubahan berat badan selama kehamilan
berlangsung merupakan parameter klinik yang penting untuk memprediksikan berat
17

badan bayi lahir rendah. Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil atau
kenaikan berat badan rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan tidak cukup
banyak pada saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR. Kenaikan berat badan
selama kehamilan sangat mempengaruhi massa pertumbuhan janin dalam kandungan.
Pada ibu-ibu hamil yang status gizi jelek sebelum hamil maka kenaikan berat badan
pada saat hamil akan berpengaruh terhadap berat bayi lahir. Kenaikan tersebut
meliputi kenaikan komponen janin yaitu pertumbuhan janin, plasenta dan cairan
amnion. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau
pertumbuhan janin. Pada akhir kehamilan kenaikan berat hendaknya 12,5-18 kg
untuk ibu yang kurus. Sementara untuk yang memiliki berat ideal cukup 10-12 kg
sedangkan untuk ibu yang tergolong gemuk cukup naik < 10 kg .
B. Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin (Hb) adalah komponen darah yang bertugas mengangkut oksigen
dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Untuk level normalnya untuk wanita sekitar
12-16 gram per 100 ml sedang untuk pria sekitar 14-18 gram per 100 ml. Pengukuran
Hb pada saat kehamilan biasanya menunjukkan penurunan jumlah kadar Hb.
Hemoglobin merupakan parameter yang digunakan untuk menetapkan prevalensi
anemia. Anemia merupakan masalah kesehatan yang palingbanyak ditemukan pada
ibu hamil. Kurang lebih 50% ibu hamil di Indonesia menderita anemia. Anemia
merupakan salah satu status gizi yang berpengaruh terhadap BBLR. Pengukuran
kadar haemoglobin dilakukan sebelum usia kehamilan 20 minggu dan pada
kehamilan 28 minggu.
C. Lingkar Lengan Atas (LILA)
1) Pengertian
Pengukurann LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran
LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam

18

jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya


sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
2) Tujuan
Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah
WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran
petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah:
a. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR).
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan
gizi WUS yang menderita KEK.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.
3) Ambang Batas Ambang Batas LILA WUS dengan risiko KEK di
Indonesia adalah 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita
tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat
bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi
kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.
4) Cara pengukuran LILA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urut-urutan yang telah
ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA, Yaitu:
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.

Tetapkan posisi bahu dan siku


Letakkan pita antara bahu dan siku
Tentukan titik tengah lengan
Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
Pita jangan terlalu ketat
Pita jangan terlalu longgar

19

vii.

Cara pembacaan skala harus benar


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah

pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi
bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang dan
kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau
sudah dilipat-lipat sehingga permukaanya sudah tidak rata.
D. Relative Body Weight (RBW)
RBW merupakan standart penilaian kecukupan kalori (energi) secara tidak
langsung. Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
pekerjaan, tubuh memperoleh energy dari makanan yang dimakan, dan energi dalam
makanan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi bentuk
lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses biologi adalah energi kimia,
energi mekanis, energi panas dan energi listrik. Penentuan kebutuhan kecukupan
energi dengan teori RBW adalah:
BB = Berat badan (Kg): TB = Tinggi badan (Cm); dengan ketentuan:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Kurus, jika RBW < 90 %


Normal, jika RBW = 90-100 %
Gemuk, jika RBW >110 % atau -<120 %
Obesitas ringan, RBW 120-130 %
Oesitas sedang, RBW > 130-140 %
Obesitas berat, RBW > 140 %

Kebutuhan kalori (energi) perhari


1)
2)
3)
4)
5)

Orang kurus, BB x 40-60 kalori


Orang normal, BB x 30 kalori
RBW =BB (TB-100) x 100%
Orang gemuk, BB x 20 kalori
Orang Obesitas, BB x (10 x15) kalori

20

Kalori untuk ibu hamil ditambah 100 kalori (tri semester I),ditambah 200
kalori (tri semester II), ditambah 300 kalori (tri semester III).

2.9 Kerangka Teori

21

BAB III
KESIMPULAN
22

Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang ibu berencana hamil.


Sehingga pada saat hamil, badan ibu sudah terkondisikan dengan sangat baik

untuk pertumbuhan janin.


Peningkatan berat badan yang tidak sesuai (< 1 kg per bulan) selama trimester
dua dan tiga atau peningkatan berat badan yang berlebihan (> 3 kg per bulan)
harus dievaluasi dan perlu mendapatkan konseling nutrisi. Kekurangan atau
kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada ibu

hamil.
Sebagai standard kenaikan berat badan pada ibu hamil adalah sekitar 7 kg
sampai 18 kg; yaitu:
a. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29) pertambahan berat badan + 7 kg -11,5
kg
b. Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) pertambahan berat badan + 11,5 kg 16
kg
c. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8) pertambahan berat badan + 12,5 kg 18

kg
Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah
sumber kalori (karbohidrat dan lemak), protein, asam folat, vitamin B12, zat
besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin D, vitamin B6, vitamin E.
Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan diantaranya

DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi dan kolin.


Kebutuhan nutrisi pada kehamilan disesuaikan dengan usia kehamilan, mulai
dari trimester pertama hingga trimester ketiga. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya keluhan ibu hamil yang mempengaruhi keinginannya untuk
makan.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Ministry of Health. 2006. Food and Nutrition Guidelines for Healthy Pregnant
and Breastfeeding Women: A background paper. Wellington: Ministry of Health.
Available

at

23

https://www.health.govt.nz/system/files/documents/publications/food-and2.

nutrition-guidelines-preg-and-bfeed.pdf [Diakses 26 Februari 2015]


Odyssey, Health. 2010. Impact of Maternal Nutrition on Fetal Development PRENATAL NUTRITION. Mednet Medical Education Network. Available at
http://www.mednet.ca/en/report/impact-of-maternal-nutrition-on-fetal-

3.

developmen.html [Diakses 26 Februari 2015]


J Nutr. 2003 The risk of maternal nutritional depletion and poor outcomes
increases in early or closely spaced pregnancies.NCBI, London. Available at

4.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12730491 [Diakses 26 Februari 2015]


Kathleen , Abu-Saad., Fraser, Drora.2010. Maternal Nutrition and Birth
Outcomes.

Oxford

Journal,

London.

Available

at

http://epirev.oxfordjournals.org/content/32/1/5.full [Diakses 26 Februari 2015]


5.

Pramita. 2010. Artikel: Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil Dan Menyusui.
Jakarta: Pramita Lab

6.

James, et al. 2003. Danforths Obstetrics and Gynecology, 9 th Ed. Lippincott

7.

Williams & Wilkins Publishers. P 18-19


Committee on Nutritional. 1990. Nutrition During Lactation. National
Washington DC: Academy Press

8.

Simanjuntak, David., Sudaryati, Etti. 2005. Artikel: Gizi Pada Ibu Hamil dan
Menyusui. Medan: Repository USU

9.

Pernoll, Martin. 2001. Benson & Pernolls Handbook of Obstetrics and


Gynecology, 10th Ed. McGraw-Hill. p 101

10.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1998. Risalah Widyakarya Pangan dan


Gizi VI. LIPI

24

Anda mungkin juga menyukai