PROPOSAL INDIVIDU
Hubungan pengetahuan Ibu rumah tangga terhadap praktek pelaksanaan
pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di Wilayah kerja Puskesmas
Payung Sekaki tahun 2016
DISUSUN OLEH:
MILA FEBRIANI (14011214)
DOSEN PEMBIMBING
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti,
yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanpa
penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyer ulu hati, disertai tanda
perdarahan dikulit berupa bintik perdarahan (peteciae, lebam ( ecymosis) atau
ruam (pura-pura) . kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah,
kesadaran menurun atau renjatan (shock) (Kemenkes RI, 2011).
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan di indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan
penyebarannya semakin luas. Penyakit DBD merupakan penyakit menular
yang terutama menyerang anak-anak. (Nadesul Hendrawan,2007,hlm 71)
Demam berdarah dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
Data dari seluruh dinia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam
jumlah penerita DBD setiap tahunnya. Sementara itu terhitung sejak tahun
1968 hingga tahun 2009, World health organization (WHO) mencatat negara
indonesia sebagai negara dengan kasus Demam berdarah dengue (DBD)
pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak
58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (amgka
kematian (AK): 41,3%) (Buletin Jendela Epidemiologi, 2010).
Di Indonesia pada tahun 2014 jumlah penderita DBD yang dilaporkan
sebanyak 100.347 kasus dengan
(Incidens rate /angka kesakitan =39,8per 100.000 penduduk dan CFR/ angka
kematian =0,9%). Dibandingkan tahun 2013dengan kasus sebanyak 112.511
serta Incidens Rate/45,85 terjadi penutunan kasus pada tahun 2014 (Profil
Kesehatan Indonesia, 2015).
meliputi
menguras
dan
menutup
tempat
penampungan
air,
Banyak
masalah
kesehatan
dipengaruhi
oleh
kebersihan
dalam
penyebaran
penyakit
seperti
menyentuh
orang
yang
Hubungan
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah diuraikan diatas, maka
penelitian ini berfokus kepada tingkat pengetahuan, sikap dan persepsi Ibu
rumah tangga terhadap praktek dalam pelaksanaan pencegahan demam
berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Tahun
2016.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
a. Pengertian DBD
Penyakit Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti,yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari
tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai
tanda perdarahan dikulit berupa bintik perdarahan (petechiae,lebab
(echymosis) atau ruam (pura-pura). Kadang-kadang mimisan, berak
darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (Shock)
(Kemenkes RI,2011).
Demam Berdarah dengue adalah penyakit yang menyerang bagian
utama dari sistem transportasi dalam tubuh manusia, yakni darah.
Bagian darah yang diserang oleh penyakit ini yaitu keping-keping atau
trombosit. Akibat dari serangan penyakit ini, kadar trombosit dalam
darah menurun drastis. Darah lebih pekat dan mengental karena
kehilangan cairan. Akibat selanjutnya adalah fatal yaitu kematian
(Surtiretna N, 2009).
b. Etiologi
1. Virus Dengue
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok
Arbovirus B,yaitu arthropod-borne virus atau virus yang disebabkan
oleh artropoda virus ini termasuk genus Flavivirus dari famili
Flaviviridae. (widoyono,2011,hlm 72).
Ada empat serotipe yaitu DEN -1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 .
serotipe DEN-3 merupakan jenis yang sering dihubungkan dengan
kasus-kasus parah . infeksi oleh salah satu serotipe akan menimbulkan
kekebalan terhadap serotipe yang bersangkutan, tetapi tidak untuk
serotipe yang lain. Keempat jenis virus tersebut semuanya terdapat di
10
serotipe
virus
pada
waktu
yang
bersamaan.
(widoyono,2011,hlm 72).
Virus Dengue baru dapat menimbulkan gejala demam berdarah
pada manusia jika manusia tersebut terinfeksi minimal dua jenis virus
dengue. Jika manusia baru terinfeksi satu jenis virus maka tidak akan
timbul gejala demam berdarah.(Agus Susanto, 2007, hm 4)
2. Vektor
Virus dengue memerlukan perantara untuk dapat masuk kedalam
tubuh manusia. Perantara atau vektor virus ini yaitu nyamuk Aedes
yang terinfeksi, terutama Aedes aegypti dan aedes albopictus.(Agus
Susanto, 2007, hm 4)
Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegyti (di
daerah perkotaan) dan Aedes albopictus (di daerah pedesaan).
Nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang
terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia
(terdapat virus dalam darahnya). Menurut laporan terakhir, virus dapat
pula ditularkan secara transovarial dari nyamuk ke telur-telurnya.
(widoyono,2011,hlm 73)
Aedes aegypti merupakan vektor utama (95%) bagi penyebaran
penyakit DBD. Jenis nyamuk ini hidup dan ditemukan di negaranegara yang terletak antara 35o Lintang utara 35oLintang Selatan.
Nyamuk ini hidup pada temperatur udara paling rendah sekitar 10oC.
Pada musim panas, jenis nyamuk ini kadang-kadang ditemukan di
daerah yang terletak sampai sekitar 45oLintang Selatan. Selain itu,
ketahanan hidup spesies ini juga tergantung pada ketinggian daerah
yang bersangkutan dari permukaan laut. Biasanya jenis nyamuk ini
tidak ditemukan di daerah dengan ketinggalan lebih dari 1000 meter
diatas permukaan laut.(Agus Susanto, 2007, hlm 4)
10
11
keadaan
12
Aedes
dapat
tersebar
secara
aktif
maupun
12
13
ikut
mempengaruhi
penyebaran
DBD,misalnya
kepadatan
penyebaran
dan
penularan
DBD
semakin
baru,kurangnya
kepedulian
masyarakat
terhdap
13
14
hidup
lain.Manusia
merupakan
inang
utama
bagi
14
15
Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembang selama 4-6 hari dan
orang tersebut akan mengalami sakit demam berdarah dengue. Virus
dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada dalam darah
selama satu minggu . cara penularan DBD dari nyamuk ke manusia
diilustrasikan.gambar 1 (widoyono,2011,hlm 72).
nyamuk
menjadi
infektif
seumur
hidupnya.
(widoyono,2011,hlm 72).
15
16
antipanas
(Antipiretik)
maupun
antibiotik.pasien
berpinda
16
17
4.
5.
6.
7.
penyakit
DBD,pada
setiap
penderita
berbeda-beda
17
18
ditemukan
pada
saat
sebelum
suhu
turun
atau
syok.
18
19
berat-ringannya pada
20
lebih rinci. Penderita DBD derajat III dan IV harus segera dibawa ke
rumah sakit agar mendapatkan perawata yang lebih baik. Mereka
harus mendapatkan penambahan cairan pengganti dan pihak rumah
sakit harus menyiapkan infus trombosit jika sewaktu-waktu
diperlukan. Infus trombosit diperlukan pada saat terjadi pendarahan
yang hebat.
4. Begitu dipastikan
korban
benar-benar
menderita
demam
dilakukan
penyemprotan
di
lingkungan
berdarah.
Penderita
juga
dapat
diberi
minum
air
20
21
sarang
nyamuk.pengendalian
nyamuk
tersebut
dapat
di
lingkungan
sekitar
(PSN)
Pemberantasan
Sarang
Biologis
Metode ini dilakukan dengan memanfaatkan makhluk hidup lain untuk
22
antara lain ikan adau atau ikan cupang. Makhluk ini berfungsi sebagai
pemakan jentik nyamuk. (Agus Susanto, 2007)
3. Kimiawi
Metode ini dilakukan menggunakan bahan-bahan kimia untuk
pengendalian nyamuk peneyebar demam berdarah. Cara yang dapat
dilakukan yaitu dengan pengasapan atau fogging dan memberi bubuk
abate pada tempat-tempat penampungan air. (Agus Susanto, 2007, hlm13)
Beberapa metode di atas telah dimanfaatkan oleh pemerintah dalam
upaya memerangi berjangkitnya demam berdarah. (Agus Susanto, 2007)
Program Pemberantasan sebagai berikut:
1.
a.
b.
c.
Tujuan
Menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit DBD
Mencegah dan menanggulangi KLB
Meningkatkan peran serta masyarakat (PSM) dalam pemberantasan
22
23
kerja
(POKJA)
mulai
dari
23
24
24
25
baik pula. Namun bila kita lihat lebih seksama, ada hal yang menarik
yang ternyata responden yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai
DBD ternyata masih ada yang terkena penyakit tersebut walaupun dalam
persentase yang kecil
Berdasarkan penelitian Suhardiano (2005) ada hubungan tingkat
pengetahuan responden/masyarakat dengan kejadian DBD, yang mana
tingkat pengetahuannya yang kurang baik tentang kejadian DBD
sebagian besar pernah menderita DBD yaitu 7,49% dan tingkat
pengetahuannya yang baik pernah menderita DBD lebih kecil yaitu
20,51%.
2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2007), tingkat pengetahuan didalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan, antara lain:
a. Tahu
Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya atau disebut juga recall (mengingat kembali) sesuatu
yang spesifik
menguraikan,mendefinisikan,menyatakan,
dan
suatu
onyek
yang
telah
diketahui,
dan
dapat
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
25
26
menjaga
kebersihan
lingkungan
untuk
mencegah
terkena
penyakit DBD.
c. Aplikasi
Aplikasi erarti sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata
atau sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai penggunaan
hukum-hukum, rumus,metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti
dapat
menggambarkan,
membedakan,
bagian-bagian
di
dalam
suatu
bentuk
yang
ada.
Misal:
dapat
merencanakan,
dapat
26
27
tugas
yang
diberikan
adalah
27
28
Pengetahuan
Sikap
persepsi
PERILAKU
Faktor
Pendukung:
Keterampilan
Keterjangkaua
Sumber: Green kreuter and
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel dependen
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Pengetahuan
Sikap
persepsi
28
29
Proses pelaksanaan
pencegahan Demam
berdarah dengue (DBD)
D. Hipotesis
1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu rumah tangga terhadap
proses pelaksanaan pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di
puskesmas payung sekaki.
2. Ada hubungan antara Sikap
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
29
30
Kasus
(Penderita
DBD)
Paparan
(-)
Paparan
(+)
Kontrol
(bukan penderita
DBD)
GAMBAR
Paparan
(-)
30
31
a. Populasi Kasus
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
masyarakat yang menderita DBD yang terdapat diwilayah keja
Puskesmas Payung Sekaki dari tahun 2015 dan 2016 yang dimulai dari
bulan Agustus yang berjumlah 109 orang.
b. Populasi Kontrol
Populasi kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh masyarakat
31
32
D. Besar Sampel
Besar sampel yang diperoleh dengan menggunakan rumus Lmeshow
(1997) sebagai berikut:
n
= (Z1-a/2
2 P ( 1P ) + Z
1-
(1-P1)+P2(1-P2 )2
(P1-P2)2
n
= jumlah sampel
= 5% (0,05)
Z1-a/2
1-
= Distribusi Z pada kekuatan uji power () pada uji 2 sisi (two tail)
(1,28)
P1
32
33
P2
= (P1+P2)/2
Penentuan besar sampel menggunakan tingkat kemaknaan 5%
(=0,05) dan CI= 95%, kekuatan uji 90%.
P1
= ORxP2
(ORxP2)+(1-P2)
= 3,463x0,51
(3,463x0,51)+(1-0,51)
=0,78
= (P1+P2)/2= (0,78+0,51)/2= 0,645
Maka besar sampel dapat ditentukan dengan rumus dibawah ini
n
= (Z1-a/2
2 P ( 1P ) + Z
1-
(1-P1)+P2(1-P2 )2
(P1-P2)2
=(1,96
(0,78-0,51)2
= =(1,96 2.0,645.0,355+1,28 0,78.0,22+0,51.0,49
(0,27)2
=(1,96
0,07
= (1,96 0,5+1,28 0,4
=(1,96.0,7+1,28.0,6)2
0,07
= (1,4+0,8)2
0,07
= (2,2)2
0,07
=4,84
0,07
= 69
33
34
E. Tekhnik Sampling
Adapun tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
simple random sampling yaitu sistem acak sederhana yaitu keseluruhan
populasi mempunyao kesempatan untuk menjdi sampel, terpilihnya sampel
berdasarkan faktor kebetulan (Notoadmojo,2012). Jumlah sampel kasus
dalam penelitian ini adalah 76 orang. Sedangkan jumlah sampel kontrol
dalam penelitian inia dalah sebanyak 76 orang. Dengan perbandingan sampel
dan kasus dan sampel kontrol adalah 1:1 jadi jumlah sampel dalam penelitian
adalah 152 orang.
Variabel
o
1 Pengetahuan
Definisi
Alat Ukur
Cara
Operasional
ukur
Pemahaman Kuesioner Cheklis
responden
tentang
DBD
Skala
Hasil Ukur
Ukur
Ordinal 0=rendah
apabila jawaban
kuesioner 5.
1=tingg apabila
jawaban
kuesioner yang
34
35
Sikap
Kesiapan
Kuesioner
Ceklis
Ordinal
mental
apabila jawaban
responden
kuesioner
terhadap
jawaban
DBD
Persepsi
Kepercayaa
5.
1=tingg apabila
pencegahan
benar >5
0=rendah
kuesioner yang
Kuesioner
n
Responden
tentang
DBD
Ceklis
Ordinal
benar >5
0=rendah
apabila jawaban
kuesioner
5.
1=tingg apabila
jawaban
kuesioner yang
benar >5
35
36
H. Pengolahan data
Pengolahan
data
dalam
penelitian
ini
dengan
komputerisasi
(Notoadmojo,2012).
1. Editing
Hasil angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah
merupakan kegiatan untuk pengecekan atau perbaikan isian formulir atau
kuesioner apakah sudah lengkap, jelas, dan relevan, serta konsisten dengan
yanga da di kuesioner.
2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau di sunting. Selanjutnya
dilakukan pengkodean atau coding yakni mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
3. Processing
Adalah tahapan kegiatan memproses data agar dapat dianalisa,
pemprosesan data dilakukan dengan cara meng-entry (memasukkan) data
kedalam komputer.
4. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan,
perlu
dicek
kembali
untuk
melihat
kemungkinan-
36
37
risiko
b. OR
c. OR
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.(2014).Data Kasus Demam Berdarah Dengue
Seluruh Puskesmas Kota Pekanbaru:Pekanbaru.
Hadinegoro Sri Rezeki H.et al. Tata laksana Demam Berdarah dengue di
Indonesia. Dinas Kesehatan Propinsi riau:Riau.2005
Handrawan Nadesul. Cara mudah mengalahkan demam berdarah. Kompas Media
Nusantara:Jakarta.2007
Kementrian
Kesehatan
Republik
Indonesia,(2010).Buletin
Jendela
Epidemiologi:Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,(2011).Modul Pengendalian Demam
berdarah Dengue:Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,(2015).Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2015:Jakarta
Profil Puskesmas Payung sekaki,(2015).Data Kasus Demam berdarah Dengue:
Pekanbaru.
Soegijanto soegeng.Demam Berdarah Dengue:Surabaya.2004
37
38
tropis
Epidemiologi,Penularan,Pencegahan
dan
pemberantasannya.Erlangga:Jakarta.2011
World
Health
Organization.
Demam
berdarah
dengue
38