Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk
yang masih perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak
karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku sumber daya manusia
Indonesia di masa yang akan datang. Di negara kita mereka yang mempunyai
penyakit diperkirakan 15% sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit adalah
selebihnya atau 85%. Selama ini nampak bahwa perhatian yang lebih besar
ditujukan kepada mereka yang sakit. Sedangkan mereka yang berada di antara
sehat dan sakit tidak banyak mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam
penyusunan prioritas anggaran, peletakan perhatian dan biaya sebesar 85 %
seharusnya diberikan kepada 85% masyarakat sehat yang perlu mendapatkan
upaya promosi kesehatan
Memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 tahun 2016, Menteri
Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) memimpin upacara
bersama antara jajaran pimpinan dan karyawan Kementerian Kesehatan,
Perwakilan Rumah Sakit Veritkal, BUMN Kesehatan dan Lintas sektor lainnya, di
lapangan upacara Kementerian Kesehatan RI di kawasan Jakarta Selatan, Senin
(14/11).
Pada upacara peringatan HKN ke-52 tahun 2016 yang bertema Indonesia
Cinta Sehat dengan sub tema Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat.
Dalam sambutannya selaku Inspektur upacara, menkes menerangkan
bahwa tantangan pembangunan kesehatan Indonesia saat ini adalah masalah
kesehatan triple burden, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya
penyakit tidak menular dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi
muncul kembali.
Data Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014
menyebutkan bahwa kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular
(PTM) yaitu Stroke menduduki peringkat pertama. Padahal tiga puluh tahun lalu,
penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit
terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Pergeseran pola penyakit ini ditengarai
disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat.Ini menjadi ancaman bagi

bangsa kita. Usia produktif dengan jumlah besar yang seharusnya memberikan
kontribusi pada pembangunan, justru akan terancam apabila derajat kesehatannya
terganggu oleh PTM dan perilaku hidup yang tidak sehat, tutur Menkes.
Pada dasarnya, pencegahan penyakit menular maupun tidak menular
sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung dengan kualitas
lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan,
menciptakan sumber daya kesehatan yang berkualitas serta dukungan regulasi.
Di samping itu, pembelajaran di era jaminan kesehatan nasional (JKN)
melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan
anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit katastropik, yaitu: PJK,
Gagal Ginjal Kronik, Kanker, dan Stroke. Terlebih, pelayanan kesehatan peserta
JKN masih didominasi pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan
dibandingkan di tingkat dasar. Fakta ini perlu ditindaklanjuti karena berpotensi
menjadi beban yang luar biasa terhadap keuangan negara.Upaya mengurangi
beban anggaran harus sejalan dengan perubahan paradigma bahkan perilaku
masyarakat untuk lebih berparadigma sehat dan menerapkan pola hidup yang
sehat, ujar Menkes.
Pentingnya perubahan pola hidup masyarakat ke arah yang lebih sehat,
mendasari program prioritas Pembangunan Kesehatan pada periode 20152019
dilaksanakan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang
dalam penyelenggaraannya memiliki 12 indikator utama sebagai penanda status
kesehatan sebuah keluarga, yaitu (1) Keluarga mengikuti program Keluarga
Berencana (KB); (2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan; (3) Bayi
mendapat imunisasi dasar lengkap; (4) Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI)
eksklusif; (5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan; (6) Penderita
tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar; (7) Penderita
hipertensi melakukan pengobatan secara teratur; (8) Penderita gangguan jiwa
mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan; (9) Anggota keluarga tidak ada
yang merokok; (10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN); (11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan (12)
Keluarga menggunakan jamban sehat.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dilaksanakan


secara bertahap dengan target pada akhir tahun 2019, seluruh Puskesmas di
Indonesia telah dapat melaksanakannya. Tahun 2018, Kemenkes memfokuskan
pada sembilan provinsi prioritas, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan
Sulawesi Selatan. Berdasar pengalaman dari sembilan Provinsi prioritas tersebut,
akan menggerakkan provinsi lain untuk melaksanakan di wilayahnya.
Seiring dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga,
akan diluncurkan pula Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yakni suatu
tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh
seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
GERMAS bertujuan agar masyarakat berperilaku sehat. Kondisi yang
sehat akan meningkatkan produktivitas masyarakat dan menurunkan biaya yang
dikeluarkan masyarakat untuk berobat. GERMAS dilakukan dengan kegiatan:
Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, Mengonsumsi sayur dan
buah setiap hari, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa
kesehatan

secara

rutin,

Membersihkan

lingkungan

dan

Menggunakan

jamban.Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga


adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.Artinya,
keluarga-keluarga yang sehat dapat dengan mudah menciptakan masyarakat yang
sehat, bahkan bangsa yang kuat, tutur Menkes.
GERMAS membutuhkan dukungan seluruh lapisan masyarakat, lintas
kementerian dan lintas sektor baik pemerintah pusat dan daerah, swasta, dunia
usaha, organisasi kemasyarakatan, serta masyarakat, untuk bersama-sama
berkontribusi menciptakan gerakan masyarakat hidup sehat. Guna menyuarakan
hal tersebut. GERMAS rencananya akan diluncurkan pada 15 November 2016
mendatang.Menkes menegaskan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
harus dibangkitkan. Terlebih, kesehatan merupakan anugerah Tuhan yang indah
dan sangat berharga.Sehat itu harus dijaga, biasakan bergaya hidup yang sehat,
dan berpartisipasi aktif dalam jaminan kesehatan nasional. Nantinya akan
terbangun kemandirian masyarakat yang sadar akan kesehatan sehingga dapat

terwujud

bangsa

Indonesia

yang

kuat,

tutur

Menkes.

(sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa data Global Burden of Disease
2010 dan Health Sector Review 2014 menyebutkan bahwa kematian yang
diakibatkan oleh penyakit tidak menular (PTM) yaitu Stroke menduduki peringkat
pertama. Maka pada pembahasan makalah ini penulis tertarik pada masalah
penyakit Stroke.
1.2 Tujuan
1. Memahami dedinisi Stroke
2. Mengetahui beban Stroke
3. Mengetahui jenis-jenis Stroke
4. Memahami Faktor Resiko Stroke
5. Mengetahui dan memahami upaya pencegahan Stroke

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Stroke
Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsi saraf akut
yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara
mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam)
timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang
terganggu.

Stroke merupakan masalah kesehatan mayor di dunia, menjadi penyebab


kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta menjadi penyebab
kecacatan utama.
2.2 Beban Stroke
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena
ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu, tampak
adanya kecenderungan peningkatan insidensinya. Hasil survei kesehatan rumah
tangga (SKRT) menunjukkan peningkatan proporsi penderita stroke dirumah
sakit, yakni 0,72/100 penderita pada tahun 1984 menjadi 0,95/100 penderita di
tahun 1986.(M.N Bustan, hlm 80, thn 2007)
Stroke menempati kedudukan ketiga dalam urutan penyebab kematian,
setelah penyakit jantung dan keganasan di negara maju. Dinegara sedang
berkembang, selain jumlahnya yang banyak, angka kematiannya masih cukup
tinggi. Stroke merupakan penyakit neurologis yang terbanyak dijumpai.
Ditemukan penderita rawat inap di bangsal saraf sebanyak 41,6% di Surabaya
(1987), 43% di Semarang (1987). Disamping itu, stroke merupakan penyakit
yang mengenai istem saraf, memberikan cacat tubuh yang berlangsung kronis
dan dapat terjadi tidak saja pada orang-orang berusia lanjut, tetapi juga pada
orang-orang usia pertengahan (40-50 tahun(, yang mana pada usia inilah orang
berada dalam keadaan aktif dan produktif.
Serangan stroke bersifat akut dan menyebabkan kematian mendadak. Angka
kematian dapat mencapai 36%. Namun, sampai dewasa ini belumlah jelas
penyebabnya. Secara patofisiologi dikatakan bahwa stroke berkaitan dengan
gangguan aliran darah keotak.
2.3 Jenis-jenis Stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik (ischemic stroke)
maupun stroke hemorhagik (haemorrhagic stroke). Pada stroke iskemik, aliran
darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada
dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu
pembuluh darah ke otak.Hampir sebagian pasien atau sekitar 83% mengalami
stroke jenis ini.
Pada stroke hemorhagik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak

dan kemudian merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemorrhagik terjadi ada
penderita hipertensi.
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh
darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak di suplai oleh dua arteria
karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang
dari lengkung aorta jantung.
Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah
arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini
saagat serius karena setia pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal
memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas
dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri
yang

lebih

kecil.

Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta pencabangannya


bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain,
misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli
serebral (emboli= sumbatan, serebral= pembuluh darah otak) yang paling
sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan
penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama
fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika
lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan
akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan
penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya
kokain dan infetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan
menyebabkan

stroke.

Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran


darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa
terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi
jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau
peembedahan, serangan jantung, atau irama jantung yang abnormal.

Untuk lebih jelasnya, berikut berbagai jenis stroke, yang biasa terjadi pada
orang dewasa:
1. Thrombotic Stroke, yang terjadi bila ada bekuan darah (thrombus) yang
terbentuk di dalam arteri dan menghambat aliran darah ke otak.
2. Embolic stroke, terjadi bila ada sebuah bekuan darah atau sebagian dari
plaque, yang terbentuk dalam pembuluh darah laindi tubuh, kemudian
terpecah dan mengalir ke pembuluh darah otak.
Pecahan ini yang akhirnya menyumbat sebuah arteri di dalam otak. Berikut ini
kondisi pembuluh darah ke otak akibat embolic stroke.
Lacunar Stroke, yang disebabkan adanya blokade atau sumbatan pada

beberapa pembuluh darah kecil di dalam otak


Cerebral Haemorrhage, yang terjadi bila arteri di otak pecah yang
menyebabkan sel darah keluar dari pembuluh darah. Stroke jenis ini tidak
ditandai dengan gejala awal (karena terjadi secara tiba-tiba). Biasanya
terjadi akibat tekanan darah yang tinggi. Dapat juga terjadi karena adanya
kelainan bawaan pada pembuluh darah.

Dari beberapa jenis stroke diatas, ada juga stroke yang agak ringan, yaitu:
1. TIA (Transient Ischemic Attack). Ini adalah stroke yaang ringan, berupa
serangan iskemik sepintas
2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit). Stroke ini adalah jenis
stroke ringan berupa gangguan saraf oleh iskemik yang dapat pulih dan
gejalanya dapat sembuh sempurna dalam waktu 24 jam.
3. Stroke Non-Haemorrhagic (Stroke tanpa pendarahan). Jenis stroke ini
merupakan stroke infark iskemik, yang terjadi karena aliran darah
berkurang atau terhenti pada sebagiandaerah otak. Biasanya penderita
masih sadar.
4. Stroke Haemorrhagic (Strok dengan pendarahann). Stroke ini adalah jenis
stroke yang terjadi pendarahan karena dinding pembuluh darah di otak
robek. Biasanya kesadaran penderita menurun.
Kebutuhan otak terhadap oksigen adalah 20% dari kebutuhan seluruh
tubuh, walaupun berat otak hanya 2,5% dari berat badan. Oksigen ini
diperoleh dari darah sehingga otak sangat tergantung pada kelancaran darah.
Bila jatah oksigen terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan fungsi otak. Bila

lebih dari 6-8 menit akan terjadi lesi/jejas atau kerusakan pada sebagian otak
yang tak pulih kembali (irreversible).
Faktor yang mempengaruhi darah di otak:
Keadaan pembuluh darah arteri
Keadaan darah (kekentalan, anemia)
Keadaan jantung
Dari beberapa jenis stroke di atas, yang perlu diperhatikan adalah bahwa meski
jenisnya ringan, namun hal itu bisa membahayakan jiwa penderitanya.
2.4 Faktor resiko stroke
Seperti yang di jelaskan di atas, stroke erat kaitannya dengan gangguan
pembuluh darah. Stroke terjadi karena ada gangguan aliran darah ke bagian
otak. Bila ada daerah otak yang kekurangan suplai darah secara tiba-tiba dan
penderitanya mengalami gangguan persarafan sesuai daerah otak yang terkena.
Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya kekuatan
sebelah anggota tubuh (hemiparesis), gangguan bicara, gangguan rasa (sensasi)
di kulit sebelah wajah, lengan atau tungkai. Segala gangguan tersebut yang
menjadi penyebab terjadi stroke bisa disebabkan karena berbagai hal. Berbagai
hal atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke itulah yang
disebut dengan Faktor Resiko Stroke.
Faktor resiko stroke itu terdiri atas dua hal, yang pertama adalah faktor
resiko

mayor

dan

kedua

adalah

faktor

resiko

minor.

Faktor risiko mayor (faktor dominan) biasanya merupakan penyakit dan


gangguan lain yang memang sudah bersarang di tubuh penderita stroke Faktorfaktor tersebut adalah sebagai berikut
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Penyakit jantung
Sudah ada manifestasi aterosklerosis

secara klinis (gejala-gejala

pengerasan pembuluh darah), gangguan pembuluh darah koroner,


gangguan pembuluh darah karotis, klaukadasio intermiten (nyeri yang
hilang timbul), denyut nadi perifer tidak ada, dan lain-lain.
Diabetis Melitus (kencing manis)
Polisetemia (banyak sel-sel darah)
Pernah terserang stroke.
Hiperlipidemia (Peninggian kadar lipid dalam darah)
Tingginya sel darah merah
Gangguan pembuluh darah

Penyakit pada katup jantung atau otot jantung yang disebut endocarditis
Mengerasnya pembuluh arteri (aterosklerosis, atau penumpukankolesterol

atau penumpukan kolesterol pada dinding arteri)


Ketidaknormalan irama jantung seperti atrial fibrilation
Ada pun faktor resiko minor adalah faktor yang biasanya terjadi karena faktor
gaya hidup dan pola makan penderita yang tidak memperhatikan berbagai
akibat negattif dari pola dan gaya hidup tersebut. Namun selain itu, faktor
budaya dan lingkungan juga menjadi faktor risiko minor ini. Faktor risiko
minor itu antaralain:
Kadar lemak darah yang tinggi
Hematrokit tinggi
Merokok
Kegemukan
Kadar asam urat tinggi
Kurang gerak badan/olahraga
Fibrinogen tinggi
Penyalahgunaan obat-obatan (narkoba)
Selain risiko mayor dan minor di atas, ada juga faktor lain yang bisa
mengakibatkan kemungkinan serangan stroke, misalnya penyakit sifilis,
malaria otak, penyakit darah yang menyebabkan kekentalan darah meningkat,
dan lai-lain.
Namun, pada penemuan mutakhir, ada juga faktor risikobaru, yaitu
perubahan endogen. Tingginya tingkat infeksi di Indonesia menyebabkan
perubahan jaringan dalam tubuh yang bisa mendorong timbulnya stroke.
Bahkan riwayat keluarga juga berperan penting dalam menyebarkan
stroke. Seperti halnya riwayat penyakit dalam keluarga yang menjadi salah satu
faktor risiko untuk penyakit-penyakit tertentu seperti kencing manis, asma,
hipertensi, dan sebagainya, maka stroke juga berpotensi bisa diakibatkan oleh
faktor keluarga. Seorang wanita muda bila dalam keluarganya, baik orangtua
maupun saudaranya ada yang menderita stroke, maka akan meningkatkan
risikonya untuk mengalami stroke.
Demikian yang terlihat dari penelitian pada lebih dari 500 wanita, yang
berusia antara 18 hingga 44 tahun, yang risikonya untuk menderita stroke
iskemik meningkat hampir dua kali lipat dengan adanya riwayat hidup yang
menderita stroke.Dengan penelitian ini terlihat bahwa riwayat stroke pada

keluarga, ternyata menjadi faktor risiko penting untuk mengalami stroke.Stroke


merupakan salah satu penyakit yang dapat terjadi dengan cepat, yang dapat
berakibat pada kelumpuhan (cacat) dan bahkan kemaatian. Pencegahan
merupakan cara utama dengan menekan faktor-faktor risiko penyebabnya.
2.5 Gejala-gejala Stroke
Sebagian kasus stroke bisa terjadi secara mendadak, sangat cepat, dan
menyebabkan kerusakan jaringan otak dalm beberapa menit (completed
stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam
sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati(stroke in
evolution).
Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan
periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau
terjadi beberapa perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari
bagian

otak

yang

terkena.

Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati bebrapa gejala

stroke berikut.
Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi
tubuh.
Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
Penglihatan ganda.
Pusing.
Bicara tidak jelas (rero)
Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
Pergerakan yang tidak biasa.
Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
Ketidak keseimbangan dan terjatuh.
Pingsan.
Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat
atau lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap.
Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmamppuan untuk
mengendalikan

emosi.Stroke

juga

bisa

menyebabkan

edema

atau

pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat
terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak dan

10

memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak


bertambah

luas.

Gejala-gejala serangan stroke pada seseorang dapat dikenali antara lain: tibatiba lemah (lumpuh) pada satu sisi tubuh (sisi kiri atau kanan); rasa baal dan
kesemutan pada satu sisi tubuh;pandangan gelap; bila melihat ada bayangan
(melihat dobel); tiba-tiba tidak dapat atau lancar berbicara; pelo; mulut jadi
mengot (miring ke kiri atau kana); tiba-tiba perasaan mau jatuh saat akan
berjalan; kadang-kadang disertai pusing terasa berputar,mual-mual dan muntah,
sakit kepala, atau kesadaran tiba-tiba menurun. Gejal-gejala tersebut dapat
ditemukan salah satu saja atau bisa muncul beberapa gejala sekaligus,
tergantung berat dan letak dan lesi pada otak orang tersebut.
Gejala-gejala yang disebutkan di atas bisa muncul tiba-tiba saat sedang
santai (menonton atau sedang mengobrol) atau ketika melakukan aktivitas
(olahraga, bekerja di kantor atau di lapangan) atau ketika bangun tidur.Sebagai
contoh: Saat bangun tidur, hendak ke kamar mandi, tiba-tiba terjatuh tanpa ada
yang menghalangi atau tersandung oleh sesuatu. Bila mash sadar, sesaat
kemudian sadar kalau sebelah kakinya sulit digerakkan, begitu pun sebelah
lengannya pada sisi yang sama sulit diangkat. Mungkin bicaranya pelo, mulut
jadi mengot, kadang-kadang muntah dan mengeluh pusing atau sakit kepala,
bahkan bisa menjadi pingsan atau mengorok. Contoh lain misalnya sedang
menonton, tiba-tiba bicara jadi berubah, jadi cedel atau pelo, kadang-kadang
tungkai dan lengan satu sisi yang sama jadi lemah dan sulit digerakkan. Jadi
hal ini terjadi, sebaiknya secepatnya ke pelayanan kesehatan terdekat untuk
menerima pertolongan pertama, agar serangan stroke ini dapat ditangani
seceaptnya dan tidak menjadi lebih buruk lagi.
Namun, gejala-gejala stroke di atas bervariasi dan itu tergantung pada
bagian otak yang terserang serta beberapa luas kerusakan lainnya. Gejala awal
sebelum terjadi stroke yang sebenarnya disebut Transient Ischemic Attack
(TIA). TIA terjadi bila suplai darah ke otak berkurang untuk waktu yang
singkat yang hanya menyebabkan kerusakan sementar. TIA kadang sering
disebut ministroke karena gejalanya sama dengan stroke tetapi gejala hilang
dalam beberapa menit sampai beberapa jam.Segera hubungi sarana kesehatan

11

terdekat bila melihat atau mengalami gejala-gejala tersebut. Penanganan yang


lebih dini akan lebih efektif, karena setiap detik sangat berharga.Banyak
kondisi-kondisi lain yang menyerupai sroke, misalnya serangan jantung,
kerusakan otak karena benturan di kepala serta epilepsi harus bisa
membedakan.
2.6 Upaya Pencegahan Stroke
Di antara sekian banyak faktor resiko stroke, hipertensi dianggap yang
paling

berperan.

Intervensi

terhadap

hipertensi

dibuktikan

mampu

mempengaruhi penurunan stroke dalam komuniti. Namun demikian, upaya


pencegahan stroke tidak semata ditujukan kepada hipertensi stroke. Ada
pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk upaya pencegahan dengan
empat faktor utama yang mempengaruhi penyakit (gaya hidup, lingkungan,
biologis, dan pelayanan kesehatan), (Bustan, 2007).
1. Pencegahan Primer
a. Gaya hidup: Reduksi stress, makan rendah garam, lemak dan kalori,
exercise, no smoking, dan vitamin.
b. Lingkungan: Kesadaran atas stres kerja.
c. Biologi: Perhatian terhadap faktor resiko biologis (jenis kelamin,
d.

riwayat keluarga), efek aspirin.


Pelayanan kesehatan: Health Education dan pemeriksaan tensi.

2. Pencegahan Sekunder
a. Gaya hidup: Manajemen stres, makanan rendah garam, stop
smoking, penyesuaian gaya hidup.
b. Lingkungan: Penggantian kerja jika diperlukan, family counseling.
c. Biologi: Pengobatan yang patuh dan cegah efek samping.
d. Pelayanan kesehatan: Pendidikan pasien dan evaluasi penyebab
sekunder.
3. Pencegahan Tersier
a. Gaya hidup: Reduksi stres, exercise sedang, stop smoking.
b. Lingkungan: Jaga keamanan dan keselamatan (rumah lantai
pertama, pakai wheel-chair) dan familiy support.

12

c. Biologi: Kepatuhan berobat, terapi fisik dan speech therapy.


d. Pelayanan kesehatan: Emergency medical technic, asuransi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak
sehingga

mengakibatkan

seseorang

menderita

kelumpuhan

atau

kematianSecara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu Stroke karena


pendarahan (Haemorragic) dan Stroke bukan karena pendarahan (Non
Haemorragic/

Iskemik)

Penyebab utama dari stroke adalah aterosklerosis (trombosis), embolisme,

13

hipertensi yang menimbulkan perdarahan intraserebral dan ruptur aneurisme


sakular.
3.2 Saran
saran dari pembaca agar dapat memberi kritik dan saran untuk kesempurnaan
makalah Stroke..

DAFTAR PUSTAKA
Adib, Muhammad. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung
dan Stroke: ( Yogyakarta, Dian Loka 2009)
Bustan.2007. Epidemiologi penyakit tidak menular:Jakarta.Rineka cipta
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id(diakses tanggal 13 November 2016)

14

Anda mungkin juga menyukai