Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS KONTEN DAN CAPAIAN SISWA INDONESIA

DALAM TIMSS (TRENDS IN INTERNATIONAL


MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY)
TAHUN 1999, 2003, DAN 2007

PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
JAKARTA 2010

ANALISIS KONTEN DAN CAPAIAN SISWA INDONESIA


DALAM TIMSS (TRENDS IN INTERNATIONAL
MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY)
TAHUN 1999, 2003, DAN 2007

Tim Penyusun :
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan
Hendra Gunawan
Editor :
Ainun Salim

PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
JAKARTA 2010

Kata Pengantar
Data hasil TIMSS pada tahun 1999, 2003, dan 2007 yang diikuti oleh
siswa kelas 8 Indonesia bersama dengan siswa setingkat dari berbagai negara,
merupakan sumber informasi yang penting untuk dikaji, guna mengetahui mutu
pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, khususnya dalam bidang
matematika dan sains.
Laporan

ini

menyajikan

hasil

kajian

yang

mengungkap

profil

penguasaan siswa Indonesia dalam ketiga TIMSS tersebut, khususnya dalam


bidang matematika, serta perbandingannya terhadap capaian rata-rata
internasional, baik secara keseluruhan maupun dalam tiap domain konten dan
domain kognitif. Laporan juga menyajikan hasil interpretasi terhadap respon
siswa Indonesia dalam TIMSS, yang memberi gambaran berupa kemungkinankemungkinan penyebab kelemahan siswa Indonesia dalam kompetensi yang
diukur dalam TIMSS.
Pada bagian akhir laporan ini, disampaikan pula sejumlah rekomendasi
kebijakan dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan, khususnya dalam bidang matematika, di sekolah dasar dan
menengah.
Kajian dilakukan oleh tim yang terdiri dari penulis dan beberapa dosen
dari beberapa perguruan tinggi, yaitu Dr. Siti Fatimah (FPMIPA UPI), Dr. Elah
Nurlaelah (FPMIPA UPI), Dr. Janny Lindiarni (FMIPA ITB), Dra. Utri Mukhaiyar,
M.Si. (FMIPA ITB) , dan Dra. Idha Sihwaningrum, M.App.Sc. (FMIPA Unsoed).
Laporan disusun oleh penulis, dengan bahan dan hasil kajian dari seluruh
anggota tim.
Jakarta, Maret 2010

Dr. Nugaan YWS, M. Psi.


Kepala Pusat Penilaian Pendidikan

Daftar Isi

Kata Pengantar ...............................................................................................................i


Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
Daftar Tabel .................................................................................................................. iii
Daftar Gambar ...............................................................................................................iv
I. Latar Belakang Permasalahan dan Tujuan Kajian ........................................... 1
1.1
Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2
Permasalahan dan Tujuan Kajian .............................................................. 2
II. Bahan Kajian dan Metodologi ............................................................................. 3
2.1
Bahan Kajian ................................................................................................. 3
2.2
Metodologi ..................................................................................................... 6
III.
Statistik Capaian Siswa Indonesia ................................................................. 7
3.1
Capaian per Tahun....................................................................................... 7
3.2
Perbandingan dengan Capaian Rata-rata Internasional ...................... 15
IV.
Kelemahan dan Kekuatan Siswa Indonesia ............................................... 21
4.1
Kelemahan dalam domain Bilangan ........................................................ 21
4.2
Kelemahan dalam Domain Aljabar .......................................................... 22
4.3
Kelemahan dalam Domain Geometri dan Pengukuran ........................ 24
4.4
Kelemahan dalam Domain Data .............................................................. 25
4.5
Kekuatan Siswa Indonesia ........................................................................ 27
V. Kesimpulan dan Rekomendasi ......................................................................... 29
5.1
Kesimpulan .................................................................................................. 29
5.2
Rekomendasi .............................................................................................. 30
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 32

ii

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Rekapitulasi soal dari ketiga TIMSS .......................................................... 4


Tabel 2.2 Rekapitulasi soal yang dirilis dari TIMSS 1999 ........................................ 4
Tabel 2.3 Rekapitulasi soal yang dirilis dari TIMSS 2003 ........................................ 5
Tabel 2.4 Rekapitulasi soal yang dirilis dari TIMSS 2007 ........................................ 5
Tabel 2.5 Contoh data card .......................................................................................... 6

iii

Daftar Gambar
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Gambar 3.10
Gambar 3.11
Gambar 3.12
Gambar 3.13
Gambar 3.14
Gambar 3.15
Gambar 3.16
Gambar 3.17
Gambar 3.18
Gambar 3.19

Histogram capaian pada TIMSS 1999............................................... 7


Histogram capaian pada TIMSS 2003............................................... 7
Histogram capaian pada TIMSS 2007............................................... 8
Perbandingan capaian pada TIMSS 1999, 2003,
dan 2007 ................................................................................................ 8
Capaian per domain konten pada TIMSS 1999 ............................. 10
Capaian per domain konten pada TIMSS 2003 ............................. 11
Capaian per domain konten pada TIMSS 2007 ............................. 11
Capaian per domain kognitif pada TIMSS 1999 ............................ 12
Capaian per domain kognitif pada TIMSS 2003 ............................ 12
Capaian per domain kognitif pada TIMSS 2007 ............................ 13
Capaian per jenis soal pada TIMSS 1999 ...................................... 14
Capaian per jenis soal pada TIMSS 2003 ...................................... 15
Capaian per jenis soal pada TIMSS 2007 ...................................... 15
Perbandingan dengan capaian rata-rata
internasional pada TIMSS 1999 ....................................................... 16
Perbandingan dengan capaian rata-rata
internasional pada TIMSS 2003 ....................................................... 17
Perbandingan dengan capaian rata-rata
internasional pada TIMSS 2007 ....................................................... 17
Perbandingan capaian dalam domain Data
pada TIMS 1999 ................................................................................. 18
Perbandingan dalam domain Bilangan
pada TIMSS 2003 ............................................................................... 19
Perbandingan dalam domain Knowing
pada TIMSS 2007 ............................................................................... 20

iv

I. Latar Belakang Permasalahan dan Tujuan Kajian

1.1 Latar Belakang


Dalam tiga kali keikutsertaan dalam TIMSS (TIMSS-R 1999, TIMSS
2003, dan TIMSS 2007), capaian siswa kelas 8 Indonesia dalam matematika
dan sains berada di papan bawah. Sementara itu siswa setingkat dari beberapa
negara lain di Asia, khususnya Hong Kong, Japan, Korea, Taiwan, Malaysia,
Thailand, memiliki capaian yang lebih baik daripada Indonesia.
Hasil penilaian TIMSS dalam matematika dikelompokkan dalam empat
tingkatan. Karakteristik siswa pada tingkatan tertinggi adalah mampu
mengorganisasikan informasi, membuat perumusan, menyelesaikan soal tidak
rutin, dan menarik kesimpulan dengan pembenarannya dari data. Pada
tingkatan

terendah,

siswa

hanya

mempunyai

sejumlah

pengetahuan

matematika dasar. Hanya sedikit (tak lebih dari 2%) siswa Indonesia yang
mencapai tingkatan lanjut. Lebih dari separuh siswa kita hanya mencapai
tingkatan terendah, selebihnya bahkan tidak mencapai tingkatan terendah
sekalipun.
Rendahnya hasil belajar siswa Indonesia yang ditunjukkan dengan
indikator nilai capaian siswa dalam TIMSS selayaknya memicu Pemerintah
untuk mengakselerasi program peningkatan mutu pendidikan dasar dan
menengah. Depdiknas (Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Diknas) telah
menetapkan target mutu pembelajaran matematika & sains berada di papan
tengah pada dua putaran TIMSS berikutnya (2011 dan 2015).
Agar

secara

efektif

berdampak

pada

kinerja

pembelajaran

di

persekolahan secara merata, kebijakan dan implementasi program peningkatan


mutu perlu dirancang secara komprehensif dan sistemik, dan ditopang oleh
data dan informasi yang memadai. Untuk itu data hasil TIMSS perlu dikaji guna
memberikan arah dan meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam
bidang matematika dan sains.

1.2 Permasalahan dan Tujuan Kajian


Permasalahan yang akan dikaji pada kesempatan ini meliputi 4 (empat)
hal, yaitu:
(1) Bagaimana capaian siswa Indonesia dalam tiga kali TIMSS, ditinjau per
domain konten dan domain kognitif;
(2) Bagaimana capaian siswa Indonesia relatif terhadap capaian rata-rata
internasional dalam masing-masing domain yang dinilai dalam TIMSS;
(3) Kompetensi-kompetensi mana yang belum/sudah dikuasai oleh siswa
Indonesia, yang diinferensi dari spesifikasi respon sampel siswa terhadap
soal-soal TIMSS.
(4) Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi siswa, khususnya dalam bidang matematika, sehingga dapat
mengejar ketertinggalan dari negara lain.
Adapun tujuan kajian adalah untuk mendapatkan jawaban atas
permasalahan di atas. Hasil kajian diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pengambil kebijakan dalam konteks penyempurnaan kurikulum sekolah,
penetapan standar buku ajar, dan penetapan standar konten kurikulum
pendidikan guru. Selain itu, hasil kajian juga dapat menjadi masukan bagi
Puspendik dalam penetapan SKL UN dan standar alat penilaian Ujian
Nasional yang sepadan dengan kompetensi-kompetensi yang dinilai secara
internasional, yang diperkirakan paling efektif berdampak pada proses
pembelajaran di tingkat sekolah, dan menjadi rujukan praktis bagi guru dan
pengawas sebagai implementor kurikulum di lapangan.
Pada akhir laporan ini, kami sampaikan sejumlah rekomendasi bagi
pengambil keputusan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, berkenaan
dengan aspek-aspek yang telah kami sebutkan di atas.

II. Bahan Kajian dan Metodologi

2.1 Bahan Kajian


Soal-soal TIMSS dirancang sedemikian rupa sehingga tidak hanya
domain konten yang teramati, tetapi juga domain kognitif. Domain konten
meliputi bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, serta data dan peluang.
Dalam domain kognitif, siswa diharapkan mengetahui fakta dan prosedur
(knowing),

menggunakan

pengetahuannya

dalam

pemecahan

masalah

(applying), dan melakukan pernalaran (reasoning). Soal-soal TIMSS mengukur


tingkatan kemampuan siswa dalam keempat domain konten, dari sekadar
mengetahui fakta, prosedur, atau konsep hingga menggunakannya untuk
memecahkan berbagai masalah, dari yang paling sederhana hingga yang rumit
dan/atau memerlukan penalaran sistematis.
Soal-soal TIMSS berbentuk pilihan ganda (bernilai 0 atau 1), isian
singkat (bernilai 0 atau 1) dan isian panjang (bernilai 0, 1, atau 2), yang
dikemas dalam sebuah buku yang terdiri dari dua bagian, tiap bagian berisi
soal-soal matematika dan sains. Dalam pelaksanaannya, siswa diberi waktu 2 x
45 menit untuk mengerjakan soal-soal dalam buku tersebut (dengan waktu
istirahat di antaranya). Untuk keragaman, tidak semua siswa mendapat buku
yang sama.
Pemanfaatan data sekunder dari laporan TIMSS selama tiga periode
akan digunakan sebagai data utama guna mengkaji hasil capaian siswa
Indonesia, baik ditinjau dari aspek kognitif maupun aspek konten. Tabel berikut,
dan tabel-tabel di bawahnya, menyajikan rekapitulasi soal dari ketiga TIMSS.

Tabel 2.1 Rekapitulasi soal dari ketiga TIMSS


1999

TIMSS

Domain
Konten

Number

MC
47

Algebra

24

Geometry*

36

Data

19

Total

126

Total

2003

2007

CR

Total

MC

CR

Total

MC

CR

Total

14

61

92

26

118

35

28

63

11

35

60

43

103

33

31

64

10

46

81

39

120

31

16

47

2
37

21
163

33

19

52

16

24

40

266

127

393

115

99

214

163

393

214

* Keterangan: Geometri mencakup pengukuran. MC = Multiple Choice (Pilihan


Ganda);
CR = Constructed response (Isian).

Mengingat keterbatasan informasi dan akses terhadap naskah soal


TIMSS, sebagian kajian (khususnya yang berkenaan dengan domain kognitif)
hanya dilakukan terhadap soal-soal yang dirilis (released items).

Tabel 2.2 Rekapitulasi soal yang dirilis dari TIMSS 1999


TIMSS 1999
Knowing

Applying

Reasoning

Total

Total

MC

11

16

27

35

CR

MC

11

14

CR

MC

16

CR

MC

CR

Total MC

31

33

65

Total CR

10

17

Total

36

43

82

Number
Algebra
Domain
Konten

Domain Kognitif

Geometry
Data

20
17
10
82

Tabel 2.3 Rekapitulasi soal yang dirilis dari TIMSS 2003


TIMSS 2003
Number
Algebra
Domain
Konten

Geometry
Data

Domain Kognitif
Knowing

Applying

Reasoning

Total

Total

MC

13

11

25

29

CR

MC

16

CR

11

MC

13

21

CR

MC

CR

Total MC

35

25

69

Total CR

15

27

Total

39

40

17

96

27
30
10
96

Tabel 2.4 Rekapitulasi soal yang dirilis dari TIMSS 2007


TIMSS 2007
Knowing

Applying

Reasoning

Total

Total

MC

10

19

32

CR

13

Algebra

MC

12

CR

Geometry

MC

14

CR

MC

CR

12

Total MC

22

24

50

Total CR

21

11

38

Total

28

45

15

88

Number

Domain
Konten

Domain Kognitif

Data

17
22
17
88

2.2 Metodologi
Dari data TIMSS selama tiga periode disaring informasi penting yang
kami rangkum dalam data card.
Tabel 2.5 Contoh data card

Analisis hasil capaian siswa Indonesia dilakukan baik secara deskriptif


maupun analitis, dengan menggunakan perangkat statistika yang lazim
digunakan, khususnya Anova Satu Arah dan uji statistika pendampingnya. Di
sini akan dilihat, misalnya, perbandingan capaian antar domain konten, antar
domain kognitif, dan antar waktu pelaksanaan TIMSS.
Selain itu capaian siswa Indonesia akan dibandingkan dengan capaian
rata-rata internasional, baik secara keseluruhan maupun per domain konten
dan domain kognitif, untuk tiap waktu pelaksanaan TIMSS. Untuk meyakinkan
adanya perbedaan signifikan antara capaian siswa Indonesia dan capaian ratarata internasional, digunakan Uji-t Dua Sampel. Selanjutnya interpretasi
terhadap respon siswa Indonesia untuk tiap soal yang dirilis akan diberikan,
untuk mendapatkan gambaran umum tentang kelebihan dan kekurangan siswa
Indonesia dalam tiga kali TIMSS.
Berdasarkan hasil semua kajian di atas, akan dirumuskan sejumlah
rekomendasi mengenai kurikulum sekolah, proses pembelajaran, instrumen
penilaian, dan buku ajar, serta pelatihan guru (baik pre-training maupun inservice training).

III. Statistik Capaian Siswa Indonesia


3.1 Capaian per Tahun
Berikut adalah data capaian siswa Indonesia pada TIMSS 1999, 2003,
dan 2007:
Summary for Ina99
A nderson-D arling Normality Test

15

30

45

60

A -S quared
P -V alue

0,15
0,964

M ean
S tD ev
V ariance
S kew ness
Kurtosis
N

35,612
14,903
222,092
0,123869
-0,093191
162

M inimum
1st Q uartile
M edian
3rd Q uartile
M aximum

75

0,750
24,825
36,350
46,175
79,900

95% C onfidence Interv al for M ean


33,300

37,924

95% C onfidence Interv al for M edian


32,403

38,591

95% C onfidence Interv al for S tD ev

9 5 % C onfidence Inter vals

13,438

16,729

Mean
Median
32

33

34

35

36

37

38

Gambar 3.1 Histogram capaian pada TIMSS 1999


Summary for Ina03
A nderson-Darling N ormality Test

15

30

45

60

A -S quared
P -V alue <

1,62
0,005

M ean
S tD ev
V ariance
S kew ness
Kurtosis
N

29,768
16,081
258,603
0,305000
-0,519052
393

M inimum
1st Q uartile
M edian
3rd Q uartile
M aximum

75

0,900
17,050
29,300
41,550
76,400

95% C onfidence Interv al for M ean


28,173

31,363

95% C onfidence Interv al for M edian


26,039
9 5 % C onfidence Inter vals

15,030

Mean
Median
26

27

28

29

31,500

95% C onfidence Interv al for S tDev

30

31

32

Gambar 3.2 Histogram capaian pada TIMSS 2003

17,292

Summary for Ina07


A nderson-D arling N ormality Test

15

30

45

60

A -S quared
P -V alue <

1,34
0,005

M ean
S tDev
V ariance
S kew ness
Kurtosis
N

28,781
16,999
288,978
0,500803
-0,252460
214

M inimum
1st Q uartile
M edian
3rd Q uartile
M aximum

75

1,500
15,050
27,200
39,200
78,800

95% C onfidence Interv al for M ean


26,491

31,072

95% C onfidence Interv al for M edian


24,346

31,482

95% C onfidence Interv al for S tDev

9 5 % C onfidence Inter vals

15,527

18,783

Mean
Median
24

26

28

30

32

Gambar 3.3 Histogram capaian pada TIMSS 2007


Perbandingan capaian di antara tiga TIMSS tersebut adalah sebagai
berikut:

Boxplot of Ina99; Ina03; Ina07


90
80
70

Capaian

60
50
40
30
20
10
0
Ina99

Variable
Ina99
Ina03
Ina07

N
162
393
214

Mean
35,61
29,768
28,78

Ina03

Minimum
0,750
0,900
1,50

Q1
24,83
17,050
15,05

Ina07

Median
36,35
29,300
27,20

Q3
46,18
41,550
39,20

Maximum
79,90
76,400
78,80

Gambar 3.4 Perbandingan capaian pada TIMSS 1999, 2003, dan 2007

Perhatikan bahwa capaian pada tahun 2003 dan 2007 tampak lebih
rendah dari pada capaian pada tahun 1999. Fakta ini dikukuhkan oleh Anova
Satu Arah berikut:
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------One-way ANOVA: Ina99; Ina03; Ina07
Source
Factor
Error
Total

DF
2
766
768

S = 16,11

Level
Ina99
Ina03
Ina07

N
162
393
214

SS
5038
198681
203719

MS
2519
259

F
9,71

R-Sq = 2,47%

Mean
35,61
29,77
28,78

StDev
14,90
16,08
17,00

P
0,000

R-Sq(adj) = 2,22%
Individual 95% CIs For Mean Based on
Pooled StDev
-+---------+---------+---------+-------(--------*-------)
(----*-----)
(------*------)
-+---------+---------+---------+-------27,0
30,0
33,0
36,0

Pooled StDev = 16,11


Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals
All Pairwise Comparisons
Individual confidence level = 98,05%
Ina99 subtracted from:

Ina03
Ina07

Lower
-9,36
-10,76

Center
-5,84
-6,83

Upper
-2,32
-2,91

-------+---------+---------+---------+-(-------*--------)
(---------*---------)
-------+---------+---------+---------+--8,0
-4,0
0,0
4,0

Ina03 subtracted from:


-------+---------+---------+---------+-(-------*-------)
-------+---------+---------+---------+--8,0
-4,0
0,0
4,0
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ina07

Lower
-4,19

Center
-0,99

Upper
2,22

Hasil analisis di atas juga menunjukkan bahwa capaian pada tahun


2003 dan 2007 tidak berbeda secara statistik.
Pada tiga gambar selanjutnya, dapat dilihat capaian siswa Indonesia
per domain konten pada tiap TIMSS. Dengan Anova Satu Arah dapat diperiksa
bahwa, pada TIMSS 1999, capaian dalam domain Data lebih besar (secara

statistik) daripada capaian dalam domain Geometri. Pada tahun 2003, capaian
untuk domain Bilangan lebih besar daripada capaian untuk domain Aljabar dan
domain Geometri. Sementara itu, pada tahun 2007, capaian untuk keempat
domain konten tidak berbeda.
Boxplot of NumberIna99; AlgebraIna99; GeometryIna99; DataIna99
90
80
70

Capaian

60
50
40
30
20
10
0
NumberIna99

Variable
NumberIna99
AlgebraIna99
GeometryIna99
DataIna99

N
61
35
45
21

AlgebraIna99

Mean
36,59
34,52
31,09
44,27

Minimum
0,750
10,40
5,40
28,10

GeometryIna99

Q1
23,95
20,10
21,75
37,90

Median
37,60
31,70
30,40
42,00

DataIna99

Q3
47,50
46,80
39,35
50,05

Maximum
78,00
79,90
55,80
66,80

Gambar 3.5 Capaian per domain konten pada TIMSS 1999

10

Boxplot of NumberIna03; AlgebraIna03; GeometryIna03; DataIna03


80
70
60

Capaian

50
40
30
20
10
0
NumberIna03

Variable
NumberIna03
AlgebraIna03
GeometryIna03
DataIna03

N
118
103
120
52

AlgebraIna03

Mean
34,18
27,28
27,53
29,84

Minimum
2,35
2,05
0,900
1,15

GeometryIna03

Q1
19,25
15,50
16,78
15,85

Median
34,55
24,50
25,95
33,00

DataIna03

Q3
48,15
40,70
34,95
42,50

Maximum
76,40
63,40
68,40
65,10

Gambar 3.6 Capaian per domain konten pada TIMSS 2003


Boxplot of NumberIna07; AlgebraIna07; GeometryIna07; DataIna07
80
70
60

Capaian

50
40
30
20
10
0
NumberIna07

Variable
NumberIna07
AlgebraIna07
GeometryIna07
DataIna07

N
63
64
47
40

AlgebraIna07

Mean
31,06
25,68
29,30
29,56

Minimum
1,50
1,90
1,60
3,40

GeometryIna07

Q1
13,80
12,70
20,10
15,36

Median
31,20
23,50
28,00
29,28

DataIna07

Q3
49,70
37,70
38,20
36,78

Maximum
78,00
67,60
59,00
78,80

Gambar 3.7 Capaian per domain konten pada TIMSS 2007

11

Gambar 3.8 - 3.10 memperlihatkan capaian siswa Indonesia per


domain kognitif:
Boxplot of KnowingIna9 9 ; ApplyingIna9 9 ; ReasoningIna9 9
80
70

Capaian

60
50
40
30
20
10
0
Know ingIna99

Variable
KnowingIna99
ApplyingIna99
ReasoningIna99

N
36
43
3

ApplyingIna99

Mean
39,03
34,09
31,90

Minimum
8,70
2,30
24,95

Q1
26,68
22,70
24,95

ReasoningIna99

Median
36,05
37,50
27,10

Q3
51,30
43,80
43,65

Maximum
79,90
58,90
43,65

Gambar 3.8 Capaian per domain kognitif pada TIMSS 1999


Boxplot of KnowingIna03; ApplyingIna03; ReasoningIna03
80
70
60

Capaian

50
40
30
20
10
0
KnowingIna03

Variable
KnowingIna03
ApplyingIna03
ReasoningIna03

N
39
41
16

ApplyingIna03

Mean
38,43
26,82
26,42

Minimum
12,20
1,25
3,60

Q1
25,80
15,95
7,95

ReasoningIna03

Median
32,00
31,20
26,00

Q3
53,90
38,05
45,23

Maximum
73,50
49,20
56,30

Gambar 3.9 Capaian per domain kognitif pada TIMSS 2003

12

Boxplot of KnowingIna07; ApplyingIna07; ReasoningIna07


80
70
60

Capaian

50
40
30
20
10
0
KnowingIna07

Variable
KnowingIna07
ApplyingIna07
ReasoningIna07

N
28
45
15

ApplyingIna07

Mean
38,74
29,63
17,82

Minimum
12,70
1,50
2,00

Q1
28,50
15,20
7,80

ReasoningIna07

Median
37,55
25,90
16,30

Q3
49,35
41,65
23,50

Maximum
72,50
78,80
46,10

Gambar 3.10 Capaian per domain kognitif pada TIMSS 2007


Dengan Anova Satu Arah, diperoleh informasi bahwa, pada tahun
1999, capaian dalam ketiga domain kognitif tidak berbeda (secara statistik).
Pada tahun 2003, capaian dalam domain Knowing lebih besar daripada
capaian dalam domain Applying dan domain Reasoning. Semantara itu, pada
tahun 2007, capaian untuk domain Knowing lebih besar daripada capaian untuk
domain Reasoning.

13

Gambar 3.11 dan 3.13 di bawah ini memperlihatkan capaian per jenis
soal.
Boxplot of MCIna99; CRIna99
90
80
70

Capaian

60
50
40
30
20
10
0
MCIna99

Variable
MCIna99
CRIna99

N
125
37

Mean
39,32
23,09

CRIna99

Minimum
8,70
0,750

Q1
29,90
12,53

Median
38,70
21,60

Q3
49,15
31,60

Maximum
79,90
57,50

Gambar 3.11 Capaian per jenis soal pada TIMSS 1999

Boxplot of MCIna03; CRIna03


80
70
60

Capaian

50
40
30
20
10
0
MCIna03

Variable
MCIna03
CRIna03

N
266
127

Mean
35,176
18,44

CRIna03

Minimum
4,800
0,900

14

Q1
24,875
7,65

Median
33,750
16,10

Q3
45,125
24,30

Maximum
76,400
60,50

Gambar 3.12 Capaian per jenis soal pada TIMSS 2003


Boxplot of MCIna07; CRIna07
80
70
60

Capaian

50
40
30
20
10
0
MCIna07

Variable
MCIna07
CRIna07

Count
115
99

Mean
37,23
18,97

CRIna07

Minimum
10,50
1,50

Q1
25,90
7,90

Median
34,80
15,55

Q3
48,80
26,90

Maximum
78,80
63,70

Gambar 3.13 Capaian per jenis soal pada TIMSS 2007

Dari ketiga boxplot di atas tampak bahwa capaian untuk soal pilihan
ganda (MC) lebih besar daripada capaian untuk soal isian (CR). Fakta ini
dikukuhkan oleh Uji-t Dua Sampel yang kami lakukan terhadap data capaian
pada tahun 1999, 2003, dan 2007.
Seluruh hasil analisis dengan Anova Satu Arah dan uji statistika
pendampingnya, serta Uji-t Dua Sampel pada data-data di atas, dapat dilihat
pada lampiran.

3.2 Perbandingan dengan Capaian Rata-rata Internasional


Bila pada bagian sebelumnya kita telah melihat bagaimana capaian
siswa Indonesia pada ketiga TIMSS, maka pada bagian ini kita akan
membandingkannya dengan capaian rata-rata internasional, baik capaian total
per tahun maupun capaian dalam beberapa domain konten dan domain kognitif
pada tahun tertentu. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah capaian siswa

15

Indonesia

lebih

rendah

(secara

statistik)

daripada

capaian

rata-rata

internasional. Seperti pada bagian terdahulu, kami sajikan boxplotnya beserta


kesimpulan yang dikukuhkan oleh Uji-t Dua Sampel.
Berikut adalah perbandingan capaian siswa Indonesia dengan capaian
rata-rata internasional pada ketiga TIMSS.

Boxplot of Ina99; Int99


90
80
70

Capaian

60
50
40
30
20
10
0
Ina99

Variable
Ina99
Int99

N
162
162

Mean
35,61
51,89

Int99

Minimum
0,750
11,80

Q1
24,83
41,88

Median
36,35
53,25

Q3
46,18
62,88

Maximum
79,90
81,00

Gambar 3.14 Perbandingan dengan capaian rata-rata internasional pada


TIMSS 1999

Secara visual tampak bahwa, pada tahun 1999, capaian siswa


Indonesia lebih rendah daripada capaian rata-rata internasional. Fakta ini
dikukuhkan oleh Uji-t Dua Sampel (lihat lampiran).

16

Boxplot of Ina03; Int03


90
80
70

Capaian

60
50
40
30
20
10
0
Ina03

Variable
Ina03
Int03

N
393
393

Mean
29,768
42,046

Int03

Minimum
0,900
2,200

Q1
17,050
31,400

Median
29,300
43,200

Q3
41,550
52,300

Maximum
76,400
80,800

Gambar 3.15 Perbandingan dengan capaian rata-rata internasional pada


TIMSS 2003

Boxplot of Ina07; Int07


80
70
60

Capaian

50
40
30
20
10
0
Ina07

Variable
Ina07
Int07

N
214
214

Mean
28,78
40,28

Int07

Minimum
1,50
9,40

Q1
15,05
28,58

Median
27,20
40,85

Q3
39,20
51,58

Maximum
78,80
78,50

Gambar 3.16 Perbandingan dengan capaian rata-rata internasional pada


TIMSS 2007

17

Seperti halnya pada tahun 1999, capaian siswa Indonesia pada tahun
2003 dan 2007 lebih rendah daripada capaian rata-rata internasional. Fakta ini
juga dikukuhkan oleh Uji-t Dua Sampel (lihat lampiran).
Berikut adalah perbandingan capaian dalam domain Data pada TIMSS
1999. (Capaian siswa Indonesia dalam domain ini relatif baik pada TIMSS
1999.)

Boxplot of DataIna99; DataInt99


80

70

Capaian

60

50

40

30
DataIna99

Variable
DataIna99
DataInt99

N
21
21

Mean
44,27
60,91

DataInt99

Minimum
28,10
36,20

Q1
37,90
52,95

Median
42,00
60,90

Q3
50,05
69,20

Maximum
66,80
79,20

Gambar 3.17 Perbandingan capaian dalam domain Data pada TIMS 1999

18

Berikut adalah perbandingan capaian dalam domain Bilangan pada


TIMSS 2003. (Capaian siswa Indonesia dalam domain ini relatif baik pada
TIMSS 2003.)
Boxplot of NumberIna03; NumberInt03
90
80
70

Capaian

60
50
40
30
20
10
0
NumberIna03

Variable
NumberIna03
NumberInt03

Count
118
118

Mean
34,18
45,50

NumberInt03

Minimum
2,35
11,60

Q1
19,25
34,25

Median
34,55
47,35

Q3
48,15
56,15

Maximum
76,40
80,80

Gambar 3.18 Perbandingan dalam domain Bilangan pada TIMSS 2003

19

Berikut adalah perbandingan capaian dalam domain Knowing pada


TIMSS 2007. (Capaian siswa Indonesia dalam domain ini relatif baik pada
TIMSS 2007.)

Boxplot of KnowingIna07; KnowingInt07


80
70

Capaian

60
50
40
30
20
10
KnowingIna07

Variable
KnowingIna07
KnowingInt07

N
28
28

Mean
38,74
48,57

KnowingInt07

Minimum
12,70
25,80

Q1
28,50
38,15

Median
37,55
48,30

Q3
49,35
59,70

Maximum
72,50
67,40

Gambar 3.19 Perbandingan dalam domain Knowing pada TIMSS 2007


Ketiga boxplot di atas memperlihatkan bahwa capaian siswa Indonesia
dalam domain Data pada TIMSS 1999, domain Bilangan pada TIMSS 2003, dan
domain Knowing pada TIMSS 2007, lebih rendah daripada capaian rata-rata
internasional (dalam domain yang sama). Secara umum, dalam tiap domain
konten dan domain kognitif lainnya, capaian siswa Indonesia juga lebih rendah
daripada capaian rata-rata internasional, kecuali dalam domain Reasoning pada
TIMSS 1999 dan 2003. Fakta ini dapat dilihat pada boxplot dan hasil Uji-t Dua
Sampel yang kami lampirkan.

20

IV. Kelemahan dan Kekuatan Siswa Indonesia


Berdasarkan interpretasi terhadap respon siswa Indonesia untuk tiap
soal yang dirilis dalam ketiga TIMSS, ditemukan sejumlah kelemahan siswa
Indonesia yang kami tuliskan per domain konten, dengan penjelasan per
domain kognitif di dalamnya.

4.1 Kelemahan dalam domain Bilangan


Dalam domain Knowing, pengetahuan siswa kita tentang bilangan
masih belum kokoh. Sebagai contoh, siswa kita tidak tahu bilangan terkecil di
antara 0.125, 0.25, 0.375, 0.5, 0.625. (Hanya 8,7% siswa yang dapat menjawab
soal ini dengan benar. Separuh siswa memilih 0.5, yang bentuk desimalnya
terpendek!) Banyak pula siswa yang belum memahami persentase dan tidak
tahu lambang bilangan desimal dari dua ratus enam sembilan per sepuluh,
yaitu 206,9. Selain itu, siswa menghadapi kesulitan dalam menyatakan bilangan
desimal sebagai pecahan, dan pada situasi lain siswa tidak dapat menyatakan
pecahan (misal 2/3) secara visual (sebagai 2/3 bagian yang diarsir dari suatu
persegi panjang berpetak). Soal pada TIMSS 2003 di bawah ini hanya dapat
dijawab dengan benar oleh 24,2% siswa kita.

Dalam domain Applying, kemampuan siswa kita dalam melakukan


prosedur-prosedur

standar

matematika

masih

rendah,

apalagi

dalam

menggunakan pengetahuan dan kemampuan tersebut untuk memecahkan

21

masalah, yang banyak muncul dalam bentuk soal cerita. Sebagai contoh,
banyak siswa kita yang tidak dapat melakukan pengurangan bersusun,
pembagian porogapit, dan operasi campuran (yang harus memperhatikan
urutan operasi). Selain itu, masih cukup banyak siswa (lebih dari separuh) yang
tidak dapat mengurutkan sejumlah (tiga buah) pecahan sederhana. Siswa kita
pun

menghadapi

kesulitan

dalam

memecahkan

masalah

perhitungan

sederhana atau yang berkenaan dengan bilangan. Soal pada TIMSS 1999
berikut ini:

hanya dapat dijawab dengan benar oleh 22,5% siswa kita. Diduga banyak
siswa menemui kesulitan memahami masalah yang disajikan dalam bentuk soal
cerita.
Dalam

domain

Reasoning,

siswa

kesulitan

dalam

melakukan

pernalaran atau mengambil kesimpulan dari sejumlah informasi yang diberikan


(secara verbal maupun visual), apalagi bila soal tersebut disajikan dalam
bentuk soal cerita yang agak panjang, yang perlu dibaca dengan seksama.

4.2 Kelemahan dalam Domain Aljabar


Dalam domain Knowing, pemahaman siswa kita tentang sifat-sifat
bilangan positif dan negatif, dan secara umum tentang sifat-sifat bilangan real,
masih lemah. Sebagai contoh, soal pada TIMSS 1999 di bawah ini hanya dapat
dijawab dengan benar oleh 14,3% siswa kita.

22

Dalam domain Applying, siswa kita mempunyai kelemahan dalam


berurusan dengan variabel dan fungsi dari x (yang kadang tampil dalam bentuk
grafik tanpa persamaan). Siswa kita mengalami kesulitan dalam mengenali
hubungan antar sejumlah pasangan bilangan yang memenuhi persamaan
tertentu. Kelemahan lainnya adalah dalam pemecahan masalah aljabar
sederhana (di mana siswa harus memulai dengan memisalkan bilangan yang
dicari sebagai x). Sebagai contoh, soal pada TIMSS 2003 di bawah ini hanya
dapat dijawab dengan benar oleh 19,9% siswa kita.

Dalam domain Reasoning, siswa kita mempunyai kelemahan dalam


melakukan generalisasi dari suatu pola bilangan. Selain itu banyak pula siswa
yang menemui masalah dalam memodelkan permasalahan nyata (yang
disajikan dalam bentuk soal cerita) ke dalam suatu persamaan matematika.

23

4.3 Kelemahan dalam Domain Geometri dan Pengukuran


Dalam domain Knowing, pengetahuan siswa tentang bangun geometri
sederhana (seperti persegi panjang dan balok) beserta konsep luas dan volume
masih bermasalah. Sebagai contoh, banyak siswa yang beranggapan bahwa
kedua diagonal pada persegi panjang saling tegak lurus. Banyak pula siswa
yang tidak dapat menghitung luas daerah di antara dua buah persegi panjang,
dan pada situasi lain siswa tidak tahu bahwa jumlah sudut dalam suatu segi
empat sama dengan 360o. Selain itu, pemahaman siswa kita tentang dua
bangun yang sebangun juga masih bermasalah. Pengetahuan dalam
pengukuran pun belum kokoh. Sebagi contoh, banyak siswa yang tidak tahu
satuan berat yang cocok untuk menimbang sebutir telur. (Sebanyak 61,2%
memilih satuan kilogram, bukannya gram.)
Dalam domain Applying, siswa kita mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah geometri sederhana (misal menghitung keliling suatu
persegi panjang) yang informasinya diberikan secara verbal dan/atau visual.
Banyak pula siswa yang tidak dapat menggunakan sifat-sifat dua bangun
kongruen. Sebagai contoh, soal pada TIMSS 2007 di bawah ini hanya dapat
dijawab dengan benar oleh 14,5% siswa kita.

24

Sementara itu dalam pengukuran, banyak siswa yang tidak mengetahui bahwa
hubungan antara panjang langkah seseorang dengan banyak langkah yang
diperlukan oleh orang tersebut untuk menempuh suatu jarak merupakan
perbandingan terbalik. Selain itu, banyak siswa yang tidak teliti dalam
menghitung kecepatan rata-rata (tidak mengubah satuan menit ke detik), atau
dalam menyimpulkan sesuatu dari gambar.

Soal pada TIMSS 1999 yang relatif mudah ini hanya dapat dijawab dengan
benar oleh 22,7% siswa kita.
Dalam domain Reasoning, siswa kita pada umumnya menemui
kesulitan dalam menyarikan informasi dan/atau melakukan sintesis dari
gambar.

4.4 Kelemahan dalam Domain Data


Dalam domain Knowing, pemahaman siswa tentang peluang masih
bermasalah (misal siswa tidak tahu bahwa dalam pelemparan koin yang fair,
peluang angka dan gambar selalu sama).
Dalam domain Applying, secara umum siswa kita mengalami kesulitan
dalam memecahkan masalah yang disajikan dalam bentuk soal cerita. Sebagai

25

contoh, soal pada TIMSS 2003 di bawah ini hanya dapat dijawab dengan benar
oleh 42,5% siswa kita.

Dalam domain Reasoning, siswa kita menghadapi kesulitan dalam


mengolah data dan/atau menyarikan informasi dari data yang disajikan dalam
bentuk gambar, grafik, dan/atau tabel. Sebagai contoh, soal pada TIMSS 2007
di atas hanya dapat dijawab dengan benar atau sebagian benar oleh 17,4%
siswa kita.

26

4.5 Kekuatan Siswa Indonesia


Walau secara umum capaian siswa Indonesia lebih rendah daripada
capaian rata-rata internasional, dalam beberapa soal capaian siswa Indonesia
lebih tinggi dari capaian rata-rata internasional. Berikut adalah beberapa contoh
soal yang dimaksud.

Sebanyak 73.5% siswa kita dapat menjawab soal dalam domain Bilangan di
atas dengan benar (B). Hanya 14.9% menjawab A dan 5.8% menjawab C.

Soal di atas dijawab benar oleh sebanyak 72,5% siswa Indonesia, sementara
rata-rata internasional adalah 64,5%. Walau hasil ini seolah menunjukkan
bahwa pengetahuan siswa kita tentang bilangan desimal dan lambangnya, hasil
ini tidak konsisten dengan capaian pada TIMSS 1999, di mana untuk soal
serupa hanya sedikit siswa kita yang dapat menjawabnya dengan benar.

27

Soal dalam domain Aljabar ini dapat dijawab dengan benar oleh 79,9% siswa
kita, sementara capaian rata-rata internasional 70,9%.

Soal aplikasi dalam domain Data di atas dijawab dengan baik oleh 78,8% siswa
kita, sedikit lebih tinggi daripada capaian rata-rata internasional 76,8%. Pada
soal ini siswa Indonesia mampu menyajikan data dari suatu tabel menjadi
representasi yang lain dengan benar.

28

V. Kesimpulan dan Rekomendasi


5.1 Kesimpulan
Mengetahui dan mengalami bagaimana matematika diterapkan dalam
pemecahan masalah merupakan tujuan utama, dan juga sarana, dari
pembelajaran matematika di sekolah. Karena itu, pemecahan masalah dan
keterampilan-keterampilan yang mendukungnya (seperti manipulasi bentuk,
memilih strategi, dan sebagainya) merupakan aspek penting dalam domain
pemecahan masalah rutin. Dalam domain pemecahan masalah, siswa
diharapkan dapat memilih strategi atau metode yang efisien, membangun
model

yang

sesuai,

menafsirkan

model

matematika

yang

diberikan,

menerapkan pengetahuan fakta, prosedur, dan konsep untuk memecahkan


masalah rutin, dan memeriksa kebenaran solusi yang diperolehnya.
Bernalar secara matematika melibatkan kemampuan berpikir logis dan
sistematis, mencakup penalaran intuitif dan induktif berdasarkan pada pola dan
keteraturan, untuk memperoleh solusi dari masalah non-rutin. Dalam domain
bernalar, siswa diharapkan dapat membuat konjektur yang sesuai ketika
menyelidiki pola, membahas gagasan, atau mengajukan model, menentukan
dan menjelaskan atau menggunakan hubungan antara besaran atau objek
dalam masalah matematika, membuat kesimpulan yang absah dari informasi
yang diberikan, mengevaluasi gagasan matematika, mengaitkan pengetahuan
baru dengan pengetahuan yang sudah dipunyainya, mensintesis atau
mengombinasikan hasil-hasil untuk memperoleh hasil lebih lanjut, memecahkan
masalah non-rutin, dan menjustifikasi serta membuktikan (atau menyangkal)
pernyataan yang diberikan.
Dari tiga kali pelaksanaan TIMSS, capaian siswa Indonesia dalam
matematika selalu berada di papan bawah, dengan skor rata-rata cukup jauh di
bawah skor rata-rata internasional, baik dilihat secara keseluruhan maupun
dirinci per domain konten dan kognitif. Secara umum, hasil ketiga TIMSS
menunjukkan bahwa siswa kita mempunyai pengetahuan dasar matematika,
khususnya dalam domain Bilangan dan domain Data, tetapi masih bermasalah
dalam domain Aljabar dan domain Geometri dan Pengukuran. Secara umum

29

dapat

disimpulkan

pula bahwa

siswa

kita masih

menemui

kesulitan

menerapkan pengetahuannya dalam pemecahan masalah, apalagi dalam


bernalar.
Hasil

studi

TIMSS

telah

memperlihatkan

bahwa

pembelajaran

matematika di sekolah dasar dan menengah di negara kita masih bermasalah:


apa yang telah dipelajari oleh siswa di sekolah dasar sepertinya belum mantap,
sehingga tidak membekas di sekolah menengah. (Hal serupa terjadi dalam
bidang sains.)

5.2 Rekomendasi
Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk perbaikan ke depan, yang
menyentuh kurikulum sekolah, proses pembelajaran, metode dan instrumen
penilaian, buku ajar, serta pelatihan guru (baik pre-service maupun in-service
training).
1. Kurikulum Matematika Sekolah Dasar dan Menengah: Kedua aspek
kurikulum, yakni konten dan kognitif, serta aspek lainnya seperti konteks,
harus diperhatikan secara seimbang dalam pengembangan kurikulum.
Untuk aspek kognitif, penekanan pada pemecahan masalah dan bernalar
perlu diperhatikan. Selain itu, materi ajar matematika di sekolah dasar dan
menengah perlu dibuat lebih kontekstual, misalnya dengan membuat
matematika terkait dengan kehidupan sehari-hari dan bidang ilmu lainnya,
sehingga siswa dapat melihat relevansinya mengapa mereka harus
mempelajari matematika. Materi ajar sebaiknya dipilih yang esensial dan
strategis, sehingga perkembangan kognitif siswa dapat lebih diperhatikan.
2. Proses Pembelajaran: Mutu proses pembelajaran matematika di sekolah
dasar dan menengah harus ditingkatkan secara terus-menerus. Porsi
pemecahan masalah dan bernalar perlu ditambah. Secara umum,
pembelajaran matematika di kelas maupun di rumah perlu dipicu dengan
soal-soal matematika yang membutuhkan pernalaran, mencoba-coba, cara
penyelesaian tak tunggal, jawab tak tunggal, dan/atau cara penyelesaian
tak trivial, yang dapat memicu keingintahuan siswa pada gagasan-gagasan

30

matematika yang berkaitan. Materi yang esensial dan strategis perlu dipilih
untuk mengembangkan berbagai kompetensi di atas, dan aturlah alokasi
waktu berdasarkan esensial/tidaknya materi yang akan diajarkan, sehingga
ada ruang untuk memperhatikan proses dan konteks.
3. Metode dan Instrumen Penilaian: Metode penilaian hasil belajar siswa
sehari-hari di kelas perlu senantiasa diperbaiki. Soal ulangan/ujian
sebaiknya mengukur keterampilan teknis baku, kemampuan bernalar,
pemecahan masalah, dan berkomunikasi secara seimbang. Meskipun
kompetensi mengoperasikan bilangan penting dalam matematika, namun
kemampuan bernalar dan memecahkan masalah jauh lebih penting pada
masa kini. Untuk itu, instrumen penilaian sebaiknya bervariasi, tidak melulu
berbentuk soal pilihan ganda saja. Soal pilihan ganda pun harus dibuat
sebaik-baiknya

supaya

dapat

mengukur

kemampuan

bernalar

dan

pemecahan masalah, tidak hanya pengetahuan konsep. Bagi Puspendik,


standar dan praktek penilaian hasil belajar siswa secara nasional perlu
selalu diperbaiki pula, dengan memperhatikan berbagai kompetensi siswa
yang harus diukur. Soal-soal TIMSS memperlihatkan bahwa bila dirancang
dengan baik, soal pilihan ganda sekalipun dapat mengukur kemampuan
bernalar dan pemecahan masalah.
4. Buku dan Alat Bantu Ajar: Pengadaan buku teks dan fasilitas kelas (seperti
alat bantu ajar serta cara penggunaannya) guna mendukung pelaksanaan
kurikulum yang memperhatikan aspek konten dan kognitif secara seimbang
harus diupayakan secara merata, dan standar mutunya perlu senantiasa
dijaga.
5. Pelatihan Guru (Pre-Service & In-Service Training): Profesionalitas dan
kompetensi guru, baik dalam hal penguasaan materi ajar maupun
metodologi pembelajaran dan penilaiannya, perlu ditingkatkan secara
berkesinambungan. Untuk itu, kurikulum pelatihan guru, baik pre-service
maupun in-service training, perlu ditinjau ulang bilamana perlu.

31

Daftar Pustaka

1. TIMSS 1999 Report, International Association for the Evaluation of


Educational Achievement (IEA), Boston, 2000
2. TIMSS 2003 Report, International Association for the Evaluation of
Educational Achievement (IEA), Boston, 2005
3. TIMSS 2007 Report, International Association for the Evaluation of
Educational Achievement (IEA), Boston, 2009
4. Walpole, Ronald E., et al., Statistitic for Scientist and Engineering, 8th Ed.,
2007.

32

Anda mungkin juga menyukai