Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
sesuatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum
tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitia itu adalah
data yang betul-betul baru yang sebelumnya pernah diketahui. Pembuktian
berartidata yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keraguraguan

terhadap

informasi

atau

pengetahuan.

Pengembangan

berarti

memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.


Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data
yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Ada empat dimensi penelitian yang
dapat dibedakan berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu
penelitian, dan teknik pengumpulan data. Dimensi penelitian berdasarkan teknik
pengumpulan data, jenis penelitian dibedakan menjadi: penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. Metode kuantitatif adalah penerapan metode-metode ilmiah
terhadap masalah-masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan

dari suatu sistem besar manusia/mesin/bahan baku/modal dalam industri/bisnis/pe


me-rintahan/pertahanan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa Penelitian Kuantitatif ?
2. Bagaimana menganalisis penelitian kuantitatif ?
3. Bagaimana cara merumuskan masalah penelitian dalam bidang
pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui penelitian kuantitatif.
2. Mengetahui cara menganalisis dari penelitian kuantitatif.
3. Mengetahui cara merumuskan masalah penelitian dalam bidang
pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data atau
informasi yang sangat berguna untuk mengetahui dan memecahkan masalah,
atau untuk mengembangkan suatu bidang ilmu pengetahuan. Salah satu cara

untuk membuat perkembangan ilmu pengetahuan adalah dengan melakukan


penelitian. Untuk mempermudah seseorang menemukan atau mencari hasil
penelitian, dibuatlah pengelompokkan-pengelompokkan. Dengan adanya
pengelompokkan ini, muncul jenis-jenis penelitian. Ada empat klasifikasi yang
dibuat untuk berbagai kalangan, yaitu klasifikasi berdasar manfaat penelitian,
klasifikasi berdasar tujuan, klasifikasi berdasa dimensi waktu serta klasifikasi
berdasar teknik pengumpulan data.
a. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian
1. Penelitian Murni
Penelitian ini merupakan penelitian yang manfaatnya dirasakan untuk
waktu yang lama. Penelitian murni lebih banyak digunakan di lingkungan
akademik, penelitian tersebut memiliki karakteristik yaitu penggunaan
konsep yang abstrak. Umumnya hasil penelitian murni memberikan dasar
untuk pengetahuan dan pemahanan yang dapat diaplikasikan pada metode,
teori dan gagasan yang dapat diaplikasikan pada penelitian selanjutnya.
Contoh yang paling nyata adalah penelitian untuk skripsi, tesis atau
disertasi.
2. Penelitian Terapan
Penelitian terapan, manfaat dari hasil penelitian dapat segera
dirasakan oleh berbagai kalangan. Penelitian terapan biasanya dilakukan
untuk memecahkan maslah yang ada sehingga hasil penelitian harus segera
dapat diaplikasikan. Secara umum penelitian terapan memang merupakan
penelitian yang diminta oleh pihak lain kepada peneliti sehingga peneliti
tidak lagi memiliki kebebasan untuk menentukan permasalahan apa yang
akan diteliti. Contoh tentang penelitian terapan, seperti misalnya bentuk
penelitian pemasaran. Hasil dari penelitiam harus bisa memberikan
gambaran kepada perusahaan mengenai produk apa yang akan laku di
pasaran, produk apa yang gagal di pasaran serta berbagai solusi yang bisa
digunakan untuk mengatasi segala masalah yang ada di perusahaan.

b. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian


1. Penelitian Eksploratif
Penelitian ini dilakukan untuk mengali suatu gejala yang relatif masih
baru. Dapat dikatakan bahwa ada suatu fenomena atau gejala yang selama
ini belum pernah diketahui atau dirasakan. Contoh yang paling nyata
adalah penelitian tentang penemuan virus. Tujuan dari penelitian ekplorasi
itu sendiri adalah:
a. Mengembangkan gagasan dasar mengenai topik yang baru.
b. Memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih
detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian ini
biasanya berupa tipologi atau pola-pola mengenai fenomena yang sedang
dibahas. Penelitian ini diidentikkna dengan penelitian yang mengunakan
pertanyaan BAGAIMANA dalam mengembangkan informasi yang ada.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah:
a. Menggambarkan mekanisme sebuah proses.
b. Menciptakan seperangkat kategori atau pola.

3. Penelitian Eksplanatif
Penelitian ini dilakukan utnuk menemukan penjelasan tentang
mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini
adalah gambaran mengenai hubugan sebab akibat. Tujuan dari penelitian
eksplanatif adalah:
a. Menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan.
b. Menghasilakn pola hubungan sebab akibat.
c. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu

1. Penelitian Cross-Sectional
Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak
akan

dilakukan

penelitian

lain

di

waktu

yang

berbeda

utnuk

diperbandingkan. Satu hal yang perlu diingat bahwa pengertian satu waktu
tertentu tidak bisa hanya dibatasi pada hitungan minggu, hitungan bulan
atau hitungan tahun saja. Akan tetapi, yang digunakan adalah bahwa
penelitian itu telah selesai.
2. Penelitian Longitudinal
Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang mencoba melihat
perubahan yang terjadi. Penelitian longitudinal bisa kita bagi lagi ke
dalam tiga bentuk, yaitu sabagai beriku:
a. Penelitian Kecenderungan, yaitu penelitian-penelitian terhadap
gejala yang sama dengan waktu yang berbeda serta responden dan
informan yang berbeda. Contoh sederhana adalah penelitian tentang
gaya hidup dengan melakukan perbandingan antara gaya hidup di
tahun 70-an dengan gaya hidup di tahun 90-an.
b. Penelitian panel, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang
sama dengan waktu yang berbeda, dan responden atau informan
yang sama.
c. Penelitian Kohort, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang
sama, yang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan responden
atau informan yang memiliki karakteristik yang sama.
Tabel 1. Ciri-ciri Penelitian Longitudinal
Topik

Waktu

Subjek/Objek Penelitian

Trend Study

sama

beda

Beda

Panel Study

sama

beda

Sama

Cohort Study

sama

beda

karakteristik sama

d. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data


1. Penelitian Survei
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan kousioner
sebagai istrumen penelitian. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi
beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku. Dalam pelaksanaan
survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
2. Penelitian Eksperimen
Penelitian ini di dalam alam terbuka dan juga diruang tertutup.
Dalam penelitian eksperimen, kondisi yang ada dimanipulasi oleh
peneliti sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dalam kondisi yang telah
dimanipulasi ini, biasanya dibuat dua kelompok, yaitu kelompok
kontrol dan kelompok pembanding. Kelompok kontrol akan diberikan
stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari reaksi
kedua kelompok itu yang akan diperbandingkan.
3. Analisis Isi
Penelitian ini dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih kepada
simbol, gambar, film, dan sebagainya. Pana material yang dianalisis,
misalnya surat kabar, dihitung beberapa kali tulisan tentang topik
tertentu muncul , lalu dengan alat bantu statistik hitung.
4. Penelitian Lapanagan
Penelitian ini bisa dimulai dengan perumusan permasalahan yang
tidak terlalu baku. Instrumen yang digunakan juga hanya berisi tentang
pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini dapt berkembang sesuai
dengai kondisi yang ada dilapangan.
5. Analisis Wacana
Penelitian ini serupa dengan analisi wacana, hanya saja bukan
frekuensi tampilan dari topik tertentu yang dipilih dalam material yang

sudah ditentukan, tetapi lebih jauh mangaitkan topik tersebut pada


kondisi yang muncul bersamaan atau melatarbelakangi topik tersebut.
6. Perbandingan Sejarah
Penelitian ini bertujuan mengumpulkan data dan menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masa lalu. Penelitian ini
sebaiknya difokuskan pada satu periode sejarah, beberapa kebudayaan
berbeda atau juga kombinasi antara periode sejarah dna kebudayaan
yang berbeda.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian
fenomena objektif untuk dikaji secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif didasari
filsafat positivisme, aliran filsafat yang fokus kajian fenomena objektif. Metode
penelitian kuantitatif dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2. Metode peneltian kuantitatif


Penelitian Kuantitatif
Eksperimen
Eksperimen murni
Eksperimen kuasi
Eksperimen lemah
Eksperimen subjuk tungal

Non Eksperimen
Penelitian deskriptif
Penelitian komparatif
Penelitian korelasi
Penelitian survei
Penelitian ekpos fakto

Dalam penelitian kuantitatif dapat diterapkan pendekatan eksperimental dan


noneksperimental.
a.

Penelitian Eksperimental

Penelitian eksperimental adalah penelitian unatuk menguji sebab akibat


antar variabel melalui langkah manipulasi, pengendalian, dan pengamatan.
Dalam penelitian eksperimen ada empat macam penelitian yaitu eksperimen
murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah, fan eksperimen subjuk tunggal.
Keempat jenis penelitian termasuk penelitian kuantitatif, karena jenis data
penelitian cenderung bersifat kuantitatif dengan analisi statistik.
b.

Penelitian Noneksperimental
Penelitian noneksperimen banyak diterapkan dalam penelitian pendidikan,
karena lingkup kegunaan penelitian sering digunakan penelitian terapan dan
tindakan. Jenis penelitian kuantitatif noneksperimen ini antara lain:
1) Penelitian deskriptif kuantitatif
Penelitian

deskriptif

kuantitatif

adalah

penelitian

untuk

memberikan uraian mengenai gejala, fenomena, atau fakta yang diteliti


dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, tanpa
bermaksud menghubungkan atau membandingkan (Iskandar, 2009: 61).
Penelitian deskriptif ini cenderung menggunakan satu variabel dalam
operasionalisasiya. Boleh juga menggunakan dua variabel atau lebih,
tetapi tidak untuk dihubungkan, dibandingkan, atau dicari sebab akibat
antarvariabel. Dalam analisis data, penelitian deskriptif kuantitatif dapat
menggunakan statistik deskriptif yang diarahkan pada pencarian ratarata, persentase, modus yaitu tingkat keseringan sebuah respon atau
jawaban.
2) Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan antara
dua variabel atau lebih untuk dicari perbedaan dan kesamaannya. Dalam
duan

pendidikan

penelitian

komparatif

dapat

digunakan

untuk

membandingkan efektifitas antara pembelajaran, metode pembelajaran,


danjuga penerapan kurikulum disekolah. Misalnya dalam pembelajaran

mata pelajaran agama ada beberapa metode yang dapat diterapkan yaitu
metode ceramah, simulasi, drill serta metode lain.
3) Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi juga disebut penelitian hubungan atau penelitian
asosiatif. Penelitian korelasi adalah penelitian untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih dengan mengukur koefisiensi atau
signifikansi dengan menggunakan statistik.
Penelitian korelasi dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator
penelitian. Yatim Riyanto (2001) mengemukakan beberapa ciri penelitian
korelasi, yaitu:
a. Menghubungkan dua variabel atau lebih.
b. Besarnya hubungan didasarkan pada koefisien korelasi.
c. Dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi, seperti
penelitian eksperimen.
d. Datanya bersifat kuantitatif.
e. Dianalisis menggunakan statistik korelasi.
4) Penelitian Survei
Pemahaman tentang penelitian survei seringkali biasa dengan kegiatan
survei. Ada istilah survei statistik dan ada penelitian survei. Bagaimana
perbedaan antara kedua istilah ini, dibawah ini paparan konseptual tentang
dua istilah ini:
a. Survie Statistik
Kegiatan survei statistik adalah kegiatan untuk mengetahui kondisi,
respons, atau pendapat responden tentang suatu hal secara cepat. Kegiatan
survei ini dilakukan tanpa menggunakan langkah dan kaidah ilmiah.
Kegiatan statistik survei ini digunakan dalam dunia industri atau instansi
pemerintahan untuk mengetahui kondisi konsumen atau masyarakat secara
cepat.
b. Penelitian Survei

Penelitian survei adalah pendekatan dasar yang dapat digunakan untuk


mengetahui berbagai prilaku, pola sikap, pendapat dan opini responden.
( Robandi, 2008: 24).
Nana Syaodih (2010: 54) mengatakan ada tiga karakteristik utama
penelitian survei, yaitu:

Informasi

dikumpulkan

dari

sekelompok

besar

orang

yang

mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu, seperti


kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi atau

responden.
Informasi dikumpilkan melalui pengajuan pertanyaan dari populasi

penelitian.
Informasi diperoleh dari sampel bukan keseluruhan populasi.
5) Penelitian Ekpos Fakto
Penelitian dengan pendekatan ekpos fakto adalah penelitian yang
mencari hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi
perlakuan oleh peneliti. Pembuktiannya menggunakan kajian dokumen
dan teori untuk mengetahui bahwa variabel satu dipengarui variabel
lainnya.

Kapan harus memilih penelitian kuantitatif ? Peneliti pasti mengetahui


jawabannya. Pemilihan pendekatan kuantitatif tepat dilakukan jika jenis data yang
didapatka adalah data kualitatif. Selain itu, peneliti menggunakan analisis statistik.
Secara lebih detail, beberapa pertimbangan dalam memilih jenis kuantitatif
adalah:
a.
b.
c.
d.
e.

Jenis data yang diperoleh berupa angka.


Menggunakan analisis statistik.
Penelitian menghubuangkan atau mambandingkan variabel.
Kemampuan peneliti tentang operasionalisasi statistik.
Penelitian dilakukan untuk mengambil generalisasi.

10

Pemahaman konsep dasar penelitian kuantitatif tidak bisa di pahami dari satu
aspek tertentu, melainkan harus ditinjau dari beberapa aspek. Bambang Prasetya
dan Dina Miftakhuljannah (2005) mengidentafikasikan konsep dasar penelitian
kuantitatif digunakan beberapa konsep yaitu : pendekatan, metode, data, dan
analisis kuantitatif. Empat konsep dasar penelitian kuantitatif dapat dipahami dari
beberapa aspek-aspek.

1. Pendekatan Kuantitatif.
Pendekatan dimaksudkan suatu strategi memecahkan permasalahan yang
melibatkan

berbagai

komponen

yang

rumit.

Pendekatan

kuantitatif

memandang tingkah laku manusia dapat diramal dan realita sosial : objektif
dan dapat diukur.
Pendekatan kuantitatif mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut :
a. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan rancangan yang
terstruktur, formal dan spesifik, serta mempunyai rancangan operasional
yang mendetail.
b. Data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif atau dapat dikuantitatifkan
dengan menghitung atau mengukur.
c. Penelitian kuantitatif bersifat momentum atau menggunakan selang waktu
tertentu, atau waktu yang digunakan pendek kecuali untuk maksud
tertentu.
d. Penelitian kuantitatif membutuhkan hipotesis atau pernyataan yang perlu
dijawab, untuk membimbing arah dan pencapaian tujuan penelitian.
e. Analisis data menggunakan statistik, baik statistik diferensial maupun
f.
g.
h.
i.

inferensial.
Penelitian kuantitatif lebih berorientasi pada produk dari proses.
Sampel yang digunakan : luas, random, akurat dan representative.
Penelitian kuantitatif menganalisis data secara deduktif.
Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data hendaklah dapat
dipercaya (valid), anadal (reliable), mempunyai norma dan paraktis.

11

Berdasarkan pendapat Noeng Muhadjir (1989:16) dapat dirangkum


karakteristik pola pikir positivitis yang dikembangkan dalam penelitian
kuantitatif seperti dibawah ini:

a. Kajian Dunia Empiri.


Pemikiran memfokuskan

pada

dunia

empiri

(natural)

yang

memandang bahwa dunia empiri merupakan fakta yang terpilah-pilah


antara satu dengan yang lainnya, tetapi berbagai fakta selalu mempunyai
keterkaitan.
b. Teraamati .
Penelitian kuantitatif dibatasi pada permasalahan yang bisa teramati
oleh manusia yang terbatas pada beberapa fakta sampel yang dianggap
mempunyai keserupaan dengan fakta populasi.
c. Terukur.
Penelitian
kuantitatif
mementingkan

pengukuran

dan

mengesampingkan penilaian yang bersifat subjektif.


d. Pendidikan Matematika.
Logika matematika dengan pemikiran yang deduktif digunakan dasar
untuk membuat keputusan pernyataan benar atau salah pengetahuan yang
mendahului atas dasar pengukuran, sehingga keputusannya bersifat
objektif.
e. Generalisasi.
Kesimpulan dari pengalaman berupa kebenaran dikenakan pada dunia
empiri yang luas, terutama dalam ruang lingkup populasi. Pernyataan
kebenaran yang bersifat universal mempunyai konsekuensi eksplanatif,
prediktif, replikatif dan implikatif dalam menghadapi masalah yang
hampir sama.
Eksplanatif artinya kebenaran pengetahuan bisa digunakan untuk
menerangkan peristiwa-peristiwa yang baru yang relevan dengan lingkup
penelitian yang telah diilakukan.
Prediktif artinya kebenaran pengetahuan yang telah ada harus mampu
meramal peristiwa yang telah terjadi.
Replikatif artinya kebenaran pengetahuan hasil penelitian apabila di
ulang-ulang akan menghasilkan kesimpulan yang sama.

12

2. Metode Kuantitatif.
Metode dimaksud menunjukkan pada prosedur yang lebih bersifat
teknis untuk penelitian kuantiatif. Noeng Muhadjir (1986:15) mengemukakan
beberapa prosedur yang bisa ditempuh metode kuantitatif sebagai berikut:
a. Kategorisasi Variabel.
Kategori variabel meliputi variabel independen dan variabel dependen,
b.

variabel dikotomik (deskrit) dengan variable konstruk (kontinum).


Korelasi
Korelasi menunjukkan pada hubungan antar variabel independen dengan

variable dependen yang keduanya berdiri sendiri.


c. Kuasalitas.
Kuasalitas menunjukkan pada keterkaitan variable independen yang
mempengaruhi variable dependen bahwa variable dependen akibat dari
variable independen.
d. Kontinuasi.
Kontinuasi menunjukkan pada dampak adanya variable independen
terdapat variable dependen.
e. Komparasi.
Komparasi menunjukkan pada perbandingan dua atau lebih variable
dikotomik yang terjadi secara serentak untuk dicari perbedaan anatar
variable.
Metode kuantitatif digunakan apabila:
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah
adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang
terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek,
antara rencana dengan pelaksanaan.
b. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan
informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas,
maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut.
c. Pada metode penelitian kuantitatif metode yang paling cocok digunakan
adalah metode eksperimen.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian
dapat berbentuk hipotesisi deskriptif, komparatif dan asosiatif.

13

e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena


yang empiris dan dapat diukur.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas
pengetahuan, teori dan produk tertentu.
3.

Data Kuantitatif.
Data kuantitatif dibedakan dengan bentuk persekalaan:
a. Skala nominal
Angka hanya sebagai label atau kode angka. Biasanya angka digunakan
untuk variable dikotomik, yaitu suatu variable yang membedakannya
secara tegas antar variable.
b. Skala ordinal
Angka menunjukkan pada suatu urutan atau deret.
c. Skala interval
Pengelompokkan data berdasarkan kelas yang menunjukkan jarak dan
tingkat yang sama.
d. Skala rasio
Perskalaan data yang menggunakan asumsi atas data dengan 0 absolut, 0
artinya data yang diharapkan tidak ada sama sekali.

2. Format Penelitian Kuantitatif


Format penelitian kuantitatif tergantung pada permasalahan dan tujuan
penelitian itu sendiri. Ada dua format penelitian kuantitatif berdasarkan
paradigma dominan dalam metodologi penelitian kuantitatif yaitu format
deskriptif dan format eksplanasi. Kedua format ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Format deskriptif.
Penelitian

kuantitatif

dengan

format

deskriptif

bertujuan

untuk

menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai


variable yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu
berdasarkan apa yang terjadi.

14

Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus dan survei
sehingga ada format deskriptif studi kasus atau format deskriptif survei. Kedua
format deskriptif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Format deskriptif studi kasus tidak memiliki ciri-ciri pemairan (menyebar
dipermukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai
variabel. Tentunya untuk mencapai maksud ini peneliti membutuhkan waktu
yang relatif lama. Ciri lainnya dari deskriptif studi kasus merupakan
penelitian eksplorasi dan memainkan peran yang amat penting dalam
menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang berbagai variabel
sosial.
b. Format deskriptif survei memiliki cirri pemairan yang ditonjolkan dihampir
semua pengungkapannya, dan karena populasinya yang luas menyebabkan
penelitian ini tidak mampu mencapai kedalam data seperti dalam studi kasus.
Ketidakmampuan ini menyebabkan survei bersifat dangkal, dipermukaan dan
hanya menguliti saja. Dengan survei juga memungkinkan kita mengadakan
penelitian dengan mengambil populasi yang amat besar. Karena populasi
yang besar itu dimungkinkan pula peneliti menggunakan sampel guna
meringankan penelitian. Akibatnya survei tidak mempertahankan keutuhan
dari objek yang diteliti, karena responden sebagai kesatuan yang utuh
tenggelam dalam analisis dan yang muncul beukanlah wajah responden atau
wajah perkasus akan tetapi wajah keseluruhan populasi.

2. Format eksplanasi
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi
sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau
pengaruh satu variable dengan variable yang lain. Penelitian eksplanasi
menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk menguji hipotesisnya
digunakan

statisitik

inferensial.

15

Penelitian

eksplanasi

memiliki

kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab akibat dari dua


atau beberapa variable dengan menggunanakan analisis satsistik
inferensial.
Penelitian dengan format eksplanasi ini dapat dilakukan melalui survei dan
eksperimen. Format eksplanasi survei dan format eksplanasi eksperimen dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Format eksplanasi survei: peneliti diwajibkan membangun hipotesis
penelitian dengan mengujinya di lapangan karena format penelitian ini
bertujuan mencari hubungan sebab akibat dari variable-variabel yang diteliti,
dengan demikian statistic inferensial merupakan alat utama dari analisis data.
b. Format eksplanasi eksperimen: selain memiliki sifat-sifat yang ada pada
eksplanasi survei juga lebih laboratoris, dalam arti bahwa eksperimen
mengutamakan cara-cara memanipulasi objek penelitian yang dilakukan
sedemikian rupa sesuai dengan format yang diinginkan. Pada ekspalanasi
eksperimen terdapat dua unit yang diteliti yaitu individu dan kelompok.
3. Proses Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian yang dimaksud adalah kerangka kerja peneliti yang
dimulai dari masalah sampai laporan penelitian. Walaupun pada dasarnya
ada perbedaan yang tidak prinsip, maka substansi proses penelitian
kuantitatif terdiri dari aktivitas yang berurutan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mengekplorasi, perumusan dan penentuan masalah yang akan diteliti.


Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
Mendesain instrumen pengumpulan data penelitian.
Melakukan pengumpulan data penelitian.
Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
Mendesain laporan hasil penelitian.

B. Analisis Kuantitatif
Data yang telah terkumpul dari proses penelitian selanjutnya dianalisis.
Analisis kuantitatif merupakan pengolahan data dengan digunakan metode
statistika. Statistika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aplikasi

16

matematika untuk memecahkan masalah empiri dengan cara yang disebut teknik
statistik.
Statistik dibedakan antara statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statsisik
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik populasi, diukur dari
satuan statistik tertentu anatara lain bentuk grafik, kurva, rata-rata, modus,
median, standar deviasi, range dan sebagainya. Statistik inferensial digunakan
untuk menganalisis sampel dalam menemukan keterkaitan anatara aeriabel yang
kesimpulannya berlaku pada populasinya, sepanjang sampel diambil secara
random.
C. Rumusan Masalah Penelitian Dalam Bidang Pendidikan
1. Pengertian Masalah
Masalah diartikan sebagai sebuah kalimat tanya yang menanyakan
hubungan yang terdapat dalam dua variabel atau lebih (Karlinger, 2002).
Nazir (2003) berpendapat bahwa masalah timbul karena ada tantangan,
kesangsian atau kebingungan akan suatu hal, adanya perpaduan makna,
adanya halangan dan rintangan, adanya baik yang nyata maupun yang
akan datang. Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi.
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu
merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka
rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Namun terdapat kaitan yang erat
antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah
penelitian harus didasarkan pada masalah.
2. Sumber Masalah
Stonner (1982) mengemukakan, bahwa sumber-sumber masalah
dalam bidang manajemen adalah sebagai berikut:
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dangan kenyataan.

17

b. Terdapat penyimpagan antara apa yang telah direncanakan dengan


kenyataan.
c. Ada pengaduan.
d. Ada kompetisi.
3. Rumusan Masalah yang Baik
Fraenke dan Wallen (1990) mengemukakan bahwa masalah penelitian
yang baik adalah:
a. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicari
jawabannya melalui sumber yang jelas secara efektif dan efisien.
b. Masalah jelas, yaitu semua orang memberi persepsi yang sama
terhadap masalah itu.
c. Masalah harus signifikan. Dalam arti jawaban masalah yang diberikan
harus memberi konstribusi terhadap pengembangan ilmu pemecahan
masalah kehidupan manusia.
d. Masalah harus etis. Yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat
etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama.
Sementara menurut Nazir (2003) terdapat 11 sumber sumber masalah
yang dapat diteliti, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Pengamatan terhadap kegiatan manusia,


Bacaan,
Analisis bidang pengetahuan,
Ulangan dan pendalaman penelitian,
Cabang studi yang sedang diikuti,
Pengalaman pribadi,
Keingintahuan masyarakat,
Bidang spesialisasi,
Mata kuliah yang sedang diikuti,
Observasi lingkungan dan diskusi ilmiah.

4. Bentuk-bentuk masalah penelitian


Bentuk-bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan
penelitian menurut tingkat eksplanasi yang tertera pada gambar terdahulu.
Berdasarkan hal tersebut maka masalah-masalah penelitian dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa poin, yaitu:

18

a. Permasalahan Deskriptif
Merupakan suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel
mendiri, yaitu tanpa perbandingan dan menghubungkan. Contoh rumusan
penelitiannya adalah:
1) Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT Samudra?
2) Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industri A?
3) Bagaimana sikap masyarakat terhadap KB mandiri?
4) Berapa persen motivasi pegawai negeri, bila didasarkan pada kriteria
ideal yang ditetapkan?
b. Permasalahan Komparatif
Merupakan suatu permasalahan yang bersifat membandingkan
keberadaan suatu variabel pada dua sampel atau lebih, contohnya:
1) Adakah perbedaan produktifitas kerja antara pegawai negeri dan
swasta?
2) Adakah kesamaan interaksi antara karyawan di perusahaan A dan B?
3) Adakah perbedaan disiplin kerja antara pegawai swasta dan BUMN?
4) Manakah yang lebih tinggi prestasi kerja antara pegawai negeri, swasta
dan BUMN?
c. Permasalah asosiatif
Permasalahan asosiatif adalah pertanyaan penelitian yang bersifat
menghubungkan dua variabel atau lebih. Permasalahan ini terdapat tiga
macam yaitu hubungan simetris, kausal dan iteraktif.
Hubungan simetris, hubungan yang terjadi antar dua variabel atau lebih
dan sifatnya kebersamaan. Contoh:
1) Adakah hubungan antara bunyi burung dengan tamu yang datang? Hal
ini berarti penyebab tamu datang adalah bunyi burung?
2) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat
manisnya buah?
3) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan human
relation?

19

4) Adakah hubungan antara banyaknya radio dengan jumlah pupuk yang


dipakai petani di pedesaan?
Hubungan kausal, adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi
disini ada variabel independen dan dependen. Contoh:
1)
2)
3)
4)

Adakah pengaruh gaji terhadap prestasi kerja?


Seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin pegawai?
Seberapa besar pengaruh tata ruang terhadap semangat kerja pegawai?
Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor
terhadap efisiensi kerja?
Hubungan interaktif, adalah hubungan yang saling mempengaruhi.

Disini tidak diketahui mana variabel independen dan dependennya,


contoh:
1) Hubungan antara motivasi berprestasi dan prestasi belajar.
2) Hubungan antara kepandaian dan kekayaan.
5. Rumusan masalah penelitian kuantitatif
Rumusan masalah penelitian kuantitatif sebaiknya mengikuti ramburambu perumusan masalah, antara lain:
a. Tentukan fakta-fakta yang akan diteliti.
b. Tentukan keterkaitan antar fakta dalam bentuk hubungan atau perbedaan
atau pengaruh.
c. Gunakan kata-kata deskriptif yang bermakna ekplisit.
d. Pilih kata tanya yang sesuai dengan yang dipermasalahkan.
Contoh:

Apakah terdapat hubungan antar hasil pre-tes dengan hasil post-tes

mata pelajaran tertentu?


Apakah terdapat perbedaan sikap laki-laki dan perempuaan terhadap
penggunaan alat kontrasepsi?

Bentuk- bentuk rumusan masalah penelitian menurut tingkat eksplanasi (lefel


of explanation).

20

a. Rumusan masalah deskriptif


Merupakan rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan
terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau
lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak
membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari
hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
1) Bagaimana sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri
berbadan hukum?
2) Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari muridmurid sekolah di Indonesia?
3) Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah daerah di bidang pendidikan?
Dari contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan
dengan satu variabel atau lebih secara mandiri.
b. Rumusan masalah komparatif
Merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif :
1) Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri
dan swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua
sampel yaitu sekolah negeri dan swasta)
2) Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah
antara SD, SMP, dan SLTA (satu variabel untuk dua kelompok, pada
tiga sampel.
c. Rumusan masalah asosiatif

21

Merupakan rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan


hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentung hubungan
yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/resiprocal/timbal
balik.
1) Hubungan simetris
Merupakan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama.
Contoh rumusan masalah:
a) Adakah hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan
jumlah anak?
b) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan
jumlah penduduk yang sekolah?
2) Hubungan kausal
Merupakan hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi ada variabel
independen ( yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi)
Contoh rumusan masalah:
a) Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi prestasi
belajar anak? (pendidikan orang tua variabel independen dan
prestasi belajar variabel dependen)
b) Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi
pembelajaran di SMA?
3) Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Pada hubungan ini tidak diketahui mana variabel independen dan
dependen, contoh:

22

a) Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di


Kecamatan A. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi
prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
b) Hubungan antara kecerdasan dan kekayaan. Kecerdasan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat
meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian
fenomena objektif untuk dikaji secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif didasari
filsafat positivisme, aliran filsafat yang fokus kajian fenomena objektif.
Analisis kuantitatif merupakan pengolahan data dengan digunakan metode
statistika. Statistika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aplikasi
matematika untuk memecahkan masalah empiri dengan cara yang disebut teknik
statistik.
Rumusan masalah penelitian kuantitatif sebaiknya mengikuti rambu-rambu
perumusan masalah, yaitu menentukan fakta-fakta yang akan diteliti, menentukan
keterkaitan antar fakta dalam bentuk hubungan atau perbedaan atau pengaruh,
mengunakan kata-kata deskriftif yang bermakna ekplisit serta kata tanya yang
sesuai dengan yang dipermasalahkan.

23

DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Prasetyo, Bambang., Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D, Bandung : AFABETA CV.
2013. Metode Penelitian Manajemen, Bandung : ALFABETA CV.
Widodo, T. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Surakarta : LPP UNS dan UPT
Penerbitan dan Pencetakan UNS
Yusuf, A. Muri. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Padang :

24

Anda mungkin juga menyukai