METODE PENELITIAN KUANTITATIF Kelompok 5
METODE PENELITIAN KUANTITATIF Kelompok 5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
sesuatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum
tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitia itu adalah
data yang betul-betul baru yang sebelumnya pernah diketahui. Pembuktian
berartidata yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keraguraguan
terhadap
informasi
atau
pengetahuan.
Pengembangan
berarti
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data atau
informasi yang sangat berguna untuk mengetahui dan memecahkan masalah,
atau untuk mengembangkan suatu bidang ilmu pengetahuan. Salah satu cara
3. Penelitian Eksplanatif
Penelitian ini dilakukan utnuk menemukan penjelasan tentang
mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini
adalah gambaran mengenai hubugan sebab akibat. Tujuan dari penelitian
eksplanatif adalah:
a. Menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan.
b. Menghasilakn pola hubungan sebab akibat.
c. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
1. Penelitian Cross-Sectional
Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak
akan
dilakukan
penelitian
lain
di
waktu
yang
berbeda
utnuk
diperbandingkan. Satu hal yang perlu diingat bahwa pengertian satu waktu
tertentu tidak bisa hanya dibatasi pada hitungan minggu, hitungan bulan
atau hitungan tahun saja. Akan tetapi, yang digunakan adalah bahwa
penelitian itu telah selesai.
2. Penelitian Longitudinal
Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang mencoba melihat
perubahan yang terjadi. Penelitian longitudinal bisa kita bagi lagi ke
dalam tiga bentuk, yaitu sabagai beriku:
a. Penelitian Kecenderungan, yaitu penelitian-penelitian terhadap
gejala yang sama dengan waktu yang berbeda serta responden dan
informan yang berbeda. Contoh sederhana adalah penelitian tentang
gaya hidup dengan melakukan perbandingan antara gaya hidup di
tahun 70-an dengan gaya hidup di tahun 90-an.
b. Penelitian panel, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang
sama dengan waktu yang berbeda, dan responden atau informan
yang sama.
c. Penelitian Kohort, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang
sama, yang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan responden
atau informan yang memiliki karakteristik yang sama.
Tabel 1. Ciri-ciri Penelitian Longitudinal
Topik
Waktu
Subjek/Objek Penelitian
Trend Study
sama
beda
Beda
Panel Study
sama
beda
Sama
Cohort Study
sama
beda
karakteristik sama
Non Eksperimen
Penelitian deskriptif
Penelitian komparatif
Penelitian korelasi
Penelitian survei
Penelitian ekpos fakto
Penelitian Eksperimental
Penelitian Noneksperimental
Penelitian noneksperimen banyak diterapkan dalam penelitian pendidikan,
karena lingkup kegunaan penelitian sering digunakan penelitian terapan dan
tindakan. Jenis penelitian kuantitatif noneksperimen ini antara lain:
1) Penelitian deskriptif kuantitatif
Penelitian
deskriptif
kuantitatif
adalah
penelitian
untuk
pendidikan
penelitian
komparatif
dapat
digunakan
untuk
mata pelajaran agama ada beberapa metode yang dapat diterapkan yaitu
metode ceramah, simulasi, drill serta metode lain.
3) Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi juga disebut penelitian hubungan atau penelitian
asosiatif. Penelitian korelasi adalah penelitian untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih dengan mengukur koefisiensi atau
signifikansi dengan menggunakan statistik.
Penelitian korelasi dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator
penelitian. Yatim Riyanto (2001) mengemukakan beberapa ciri penelitian
korelasi, yaitu:
a. Menghubungkan dua variabel atau lebih.
b. Besarnya hubungan didasarkan pada koefisien korelasi.
c. Dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi, seperti
penelitian eksperimen.
d. Datanya bersifat kuantitatif.
e. Dianalisis menggunakan statistik korelasi.
4) Penelitian Survei
Pemahaman tentang penelitian survei seringkali biasa dengan kegiatan
survei. Ada istilah survei statistik dan ada penelitian survei. Bagaimana
perbedaan antara kedua istilah ini, dibawah ini paparan konseptual tentang
dua istilah ini:
a. Survie Statistik
Kegiatan survei statistik adalah kegiatan untuk mengetahui kondisi,
respons, atau pendapat responden tentang suatu hal secara cepat. Kegiatan
survei ini dilakukan tanpa menggunakan langkah dan kaidah ilmiah.
Kegiatan statistik survei ini digunakan dalam dunia industri atau instansi
pemerintahan untuk mengetahui kondisi konsumen atau masyarakat secara
cepat.
b. Penelitian Survei
Informasi
dikumpulkan
dari
sekelompok
besar
orang
yang
responden.
Informasi dikumpilkan melalui pengajuan pertanyaan dari populasi
penelitian.
Informasi diperoleh dari sampel bukan keseluruhan populasi.
5) Penelitian Ekpos Fakto
Penelitian dengan pendekatan ekpos fakto adalah penelitian yang
mencari hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi
perlakuan oleh peneliti. Pembuktiannya menggunakan kajian dokumen
dan teori untuk mengetahui bahwa variabel satu dipengarui variabel
lainnya.
10
Pemahaman konsep dasar penelitian kuantitatif tidak bisa di pahami dari satu
aspek tertentu, melainkan harus ditinjau dari beberapa aspek. Bambang Prasetya
dan Dina Miftakhuljannah (2005) mengidentafikasikan konsep dasar penelitian
kuantitatif digunakan beberapa konsep yaitu : pendekatan, metode, data, dan
analisis kuantitatif. Empat konsep dasar penelitian kuantitatif dapat dipahami dari
beberapa aspek-aspek.
1. Pendekatan Kuantitatif.
Pendekatan dimaksudkan suatu strategi memecahkan permasalahan yang
melibatkan
berbagai
komponen
yang
rumit.
Pendekatan
kuantitatif
memandang tingkah laku manusia dapat diramal dan realita sosial : objektif
dan dapat diukur.
Pendekatan kuantitatif mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut :
a. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan rancangan yang
terstruktur, formal dan spesifik, serta mempunyai rancangan operasional
yang mendetail.
b. Data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif atau dapat dikuantitatifkan
dengan menghitung atau mengukur.
c. Penelitian kuantitatif bersifat momentum atau menggunakan selang waktu
tertentu, atau waktu yang digunakan pendek kecuali untuk maksud
tertentu.
d. Penelitian kuantitatif membutuhkan hipotesis atau pernyataan yang perlu
dijawab, untuk membimbing arah dan pencapaian tujuan penelitian.
e. Analisis data menggunakan statistik, baik statistik diferensial maupun
f.
g.
h.
i.
inferensial.
Penelitian kuantitatif lebih berorientasi pada produk dari proses.
Sampel yang digunakan : luas, random, akurat dan representative.
Penelitian kuantitatif menganalisis data secara deduktif.
Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data hendaklah dapat
dipercaya (valid), anadal (reliable), mempunyai norma dan paraktis.
11
pada
dunia
empiri
(natural)
yang
pengukuran
dan
12
2. Metode Kuantitatif.
Metode dimaksud menunjukkan pada prosedur yang lebih bersifat
teknis untuk penelitian kuantiatif. Noeng Muhadjir (1986:15) mengemukakan
beberapa prosedur yang bisa ditempuh metode kuantitatif sebagai berikut:
a. Kategorisasi Variabel.
Kategori variabel meliputi variabel independen dan variabel dependen,
b.
13
Data Kuantitatif.
Data kuantitatif dibedakan dengan bentuk persekalaan:
a. Skala nominal
Angka hanya sebagai label atau kode angka. Biasanya angka digunakan
untuk variable dikotomik, yaitu suatu variable yang membedakannya
secara tegas antar variable.
b. Skala ordinal
Angka menunjukkan pada suatu urutan atau deret.
c. Skala interval
Pengelompokkan data berdasarkan kelas yang menunjukkan jarak dan
tingkat yang sama.
d. Skala rasio
Perskalaan data yang menggunakan asumsi atas data dengan 0 absolut, 0
artinya data yang diharapkan tidak ada sama sekali.
kuantitatif
dengan
format
deskriptif
bertujuan
untuk
14
Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus dan survei
sehingga ada format deskriptif studi kasus atau format deskriptif survei. Kedua
format deskriptif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Format deskriptif studi kasus tidak memiliki ciri-ciri pemairan (menyebar
dipermukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai
variabel. Tentunya untuk mencapai maksud ini peneliti membutuhkan waktu
yang relatif lama. Ciri lainnya dari deskriptif studi kasus merupakan
penelitian eksplorasi dan memainkan peran yang amat penting dalam
menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang berbagai variabel
sosial.
b. Format deskriptif survei memiliki cirri pemairan yang ditonjolkan dihampir
semua pengungkapannya, dan karena populasinya yang luas menyebabkan
penelitian ini tidak mampu mencapai kedalam data seperti dalam studi kasus.
Ketidakmampuan ini menyebabkan survei bersifat dangkal, dipermukaan dan
hanya menguliti saja. Dengan survei juga memungkinkan kita mengadakan
penelitian dengan mengambil populasi yang amat besar. Karena populasi
yang besar itu dimungkinkan pula peneliti menggunakan sampel guna
meringankan penelitian. Akibatnya survei tidak mempertahankan keutuhan
dari objek yang diteliti, karena responden sebagai kesatuan yang utuh
tenggelam dalam analisis dan yang muncul beukanlah wajah responden atau
wajah perkasus akan tetapi wajah keseluruhan populasi.
2. Format eksplanasi
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi
sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau
pengaruh satu variable dengan variable yang lain. Penelitian eksplanasi
menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk menguji hipotesisnya
digunakan
statisitik
inferensial.
15
Penelitian
eksplanasi
memiliki
B. Analisis Kuantitatif
Data yang telah terkumpul dari proses penelitian selanjutnya dianalisis.
Analisis kuantitatif merupakan pengolahan data dengan digunakan metode
statistika. Statistika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aplikasi
16
matematika untuk memecahkan masalah empiri dengan cara yang disebut teknik
statistik.
Statistik dibedakan antara statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statsisik
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik populasi, diukur dari
satuan statistik tertentu anatara lain bentuk grafik, kurva, rata-rata, modus,
median, standar deviasi, range dan sebagainya. Statistik inferensial digunakan
untuk menganalisis sampel dalam menemukan keterkaitan anatara aeriabel yang
kesimpulannya berlaku pada populasinya, sepanjang sampel diambil secara
random.
C. Rumusan Masalah Penelitian Dalam Bidang Pendidikan
1. Pengertian Masalah
Masalah diartikan sebagai sebuah kalimat tanya yang menanyakan
hubungan yang terdapat dalam dua variabel atau lebih (Karlinger, 2002).
Nazir (2003) berpendapat bahwa masalah timbul karena ada tantangan,
kesangsian atau kebingungan akan suatu hal, adanya perpaduan makna,
adanya halangan dan rintangan, adanya baik yang nyata maupun yang
akan datang. Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi.
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu
merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka
rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Namun terdapat kaitan yang erat
antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah
penelitian harus didasarkan pada masalah.
2. Sumber Masalah
Stonner (1982) mengemukakan, bahwa sumber-sumber masalah
dalam bidang manajemen adalah sebagai berikut:
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dangan kenyataan.
17
18
a. Permasalahan Deskriptif
Merupakan suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel
mendiri, yaitu tanpa perbandingan dan menghubungkan. Contoh rumusan
penelitiannya adalah:
1) Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT Samudra?
2) Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industri A?
3) Bagaimana sikap masyarakat terhadap KB mandiri?
4) Berapa persen motivasi pegawai negeri, bila didasarkan pada kriteria
ideal yang ditetapkan?
b. Permasalahan Komparatif
Merupakan suatu permasalahan yang bersifat membandingkan
keberadaan suatu variabel pada dua sampel atau lebih, contohnya:
1) Adakah perbedaan produktifitas kerja antara pegawai negeri dan
swasta?
2) Adakah kesamaan interaksi antara karyawan di perusahaan A dan B?
3) Adakah perbedaan disiplin kerja antara pegawai swasta dan BUMN?
4) Manakah yang lebih tinggi prestasi kerja antara pegawai negeri, swasta
dan BUMN?
c. Permasalah asosiatif
Permasalahan asosiatif adalah pertanyaan penelitian yang bersifat
menghubungkan dua variabel atau lebih. Permasalahan ini terdapat tiga
macam yaitu hubungan simetris, kausal dan iteraktif.
Hubungan simetris, hubungan yang terjadi antar dua variabel atau lebih
dan sifatnya kebersamaan. Contoh:
1) Adakah hubungan antara bunyi burung dengan tamu yang datang? Hal
ini berarti penyebab tamu datang adalah bunyi burung?
2) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat
manisnya buah?
3) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan human
relation?
19
20
21
22
KESIMPULAN
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian
fenomena objektif untuk dikaji secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif didasari
filsafat positivisme, aliran filsafat yang fokus kajian fenomena objektif.
Analisis kuantitatif merupakan pengolahan data dengan digunakan metode
statistika. Statistika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aplikasi
matematika untuk memecahkan masalah empiri dengan cara yang disebut teknik
statistik.
Rumusan masalah penelitian kuantitatif sebaiknya mengikuti rambu-rambu
perumusan masalah, yaitu menentukan fakta-fakta yang akan diteliti, menentukan
keterkaitan antar fakta dalam bentuk hubungan atau perbedaan atau pengaruh,
mengunakan kata-kata deskriftif yang bermakna ekplisit serta kata tanya yang
sesuai dengan yang dipermasalahkan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Prasetyo, Bambang., Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D, Bandung : AFABETA CV.
2013. Metode Penelitian Manajemen, Bandung : ALFABETA CV.
Widodo, T. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Surakarta : LPP UNS dan UPT
Penerbitan dan Pencetakan UNS
Yusuf, A. Muri. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Padang :
24