Anda di halaman 1dari 16

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PENYALURAN ENERGI DENGAN RELAKSASI OTOT


PROGRESIF PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG YANKESWA RSUD BANYUMAS

Oleh kelompok 1:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Amir Syaiful Amri


Aditya Anang jatmiko
Tri Hanggara Yoga
Tika Fitriana
Restu Kusumaningtyas
Riski Fatimah
Dewi Yuni Lestari

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2015

A. TOPIK

Terapi aktivitas kelompok penyaluran energi dengan menggunakan relaksasi


otot progresif.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti terapi aktivitas kelompok diharapkan klien dapat
melakukan teknik relaksasi otot progresif sendiri atau dengan bimbingan
untuk menyalurkan rasa marah.
2. Tujuan Khusus
a. Klien merasa lebih rileks
b. Mengurangi atau menghilangkan ketegangan otot.
c. Klien dapat menyalurkan energi positif
d. Menyalurkan rasa marah.

C. LANDASAN TEORITIS
1. Perilaku Kekerasan
a) Pengertian Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko
menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain
(Carpenito, 2000). Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis
(Depkes, RI, 2000). Perilaku kekerasan juga diartikan suatu keadaan
dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara
fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan dimana hal
tersebut untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak
konstruktif (Stuart dan Sundeen, 2006).
Menurut Yosep 2007, Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan
dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara
fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Perilaku kekerasan
mengandung arti tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah
laku tersebut (Purba dkk, 2008).

Perilaku kekerasan menurut Kusumawati dan Hartono 2010, adalah


suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain disertai
dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol.
b) Tanda dan Gejala
Fisik : mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal,
rahang mengatup, wajah memerah dan tegang serta postur
tubuh kaku.
Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor,
berbicara dengan nada keras, kasar dan ketus.
Perilaku menyerang oang lain, melukai diri sendiri/orang
lainmerusak lingkungan, amuk/agresif.
Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa
terganggu, dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan,
mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut.
Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat,
meremehkan dan tidak jarang mengeluarkan kata-kata bernada
sarkasme.
Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keraguraguan, tidak bermoral dan kreatifitas terhambat.
Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan kekerasan,
ejekan dan sindiran.
Perhatian : bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan
seksual.
c) Rentang Respon
Respons Adaptif

Asertif

Frustasi

Keterangan :

Respons Maladaptif

Pasif

Agresif

Kekerasan

Asertif : Individu dapat mengungkapkan marah tanpa


menyalahkan orang lain dan memberikan ketenangan.
Frustasi : Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat
marah dan tidak dapat menemukan alternatif.
Pasif : Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya
Agresif : perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan
untuk menuntut tetapi masih terkontrol.
Kekerasan : Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat
serta hilangnya kontrol.
d). Akibat dari perilaku kekerasan
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi
mencederai diri, orang lain, dan lingkungan. Resiko mencederai
merupakan

suatu

tindakan

yang

kemungkinan

dapat

melukai/membahayakan diri, orang lain dan lingkungan


2. Terapi Aktivitas Kelompok
a) Pengertian TAK
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama
(Keliat, 2005). Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang
dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien
dengan gangguan interpersonal (Keliat, 2005). Terapi aktivitas
kelompok adalah terapi yang ditujukan kepada kelompok klien dalam
melakukan kegiatan untuk menyelesaikan masalah dan mengubah
perilaku maladaptive atau destruktif menjadi adaptif/ konstruksi
(Keliat, 2005).
b) Jenis jenis TAK
Terapi stimulasi kognitif
Terapi stimulasi sensori
Terapi orientasi realita
Terapi sosialisasi soaial
Terapi penyaluran energi
c) Terapi penyaluran energi
Terapi Aktivitas Kelompok penyaluran energi (untuk klien perilaku
kekerasan yang telah dapat mengekspresikan marahnya secara
konstruktif, klien menarik diri yang dapat berhubungan dengan orang

lain secara bertahap dan sehat secara fisik). Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) : penyaluran energi (perilaku kekerasan) adalah upaya untuk
memfasilitasi klien dengan gangguan perilaku kekerasan dapat
tertolong dalam hal mengontrol emosinya dan menyalurkan energinya
untuk kegiatan positif, dalam hal ini penyaluran energinya adalah
senam.
D. KLIEN
1. Karakteristik Klien
Klien yang dapat mengikuti TAK resiko perilaku kekerasan, antara lain:
- Klien dengan riwayat resiko perilaku kekerasan
- Klien yang sudah kooperatif
- Klien dengan tidak mempunyai gangguan fisik
- Klien dengan usia produktif 20-30
- Klien dengan jenis kelamin laki-laki.
- Klien yang bersedia mengikuti TAK
2. Proses Seleksi
Proses seleksi dilakukan dengan mengobservasi dan wawancara di Ruang
Insatalasi jiwa yang direncanakan mengikuti terapi aktivitas kelompok
(TAK) kemudian melakukan kontrak apakah klien bersedia atau tidak untuk
ikut serta dalam terapi akivitas kelompok (TAK).
Pasien peserta TAK berjumlah 6 orang :
1) Rujinah
2) Siti uriyah
3) Irma
4) Nami
5) Siti fatonah
6) Isti
E. PENGORGANISASIAN
1. Tempat dan Waktu :
Kegiatan aktivitas ini akan dilaksanakan pada :
Tempat: Ruang TAK YANKESWA
Hari
: Selasa
Tanggal
: 5 Januari 2016
Jam
: 09.00 s/d 09.30
Durasi
: 30 menit
2. Tim Terapis dalam TAK
a. Leader
: Amir syaiful amri
Tugas Utama
: Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
Tugas Lain:
Membuka acara

Katalisator yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi


dengan

jalan

memungkinkan

menciptakan
klien

situasi

termotivasi

dan

untuk

suasana

yang

mengekspresikan

perasaannya.
Auxiliary ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu

lemah atau mendominasi.


Koordinator, mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk

terlibat dalam kegiatan.


Menutup acara terapi aktivitas kelompok.

b. Co leader
: Aditya anang jatmiko
Tugas utama
: Membantu leader mengatur anggota kelompok
Tugas lain
:
Mendampingi leader jika terjadi blocking
Bersama leader memecahkan masalah
Mengkoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan.
c. Fasilitator

: Rizki Fatimah, Tika fitriana , Restu

Kusumaningtyas dan
Dewi yuni lestari.
Tugas Utama
: Memfasilitasi kegiatan terapi aktivitas kelompok
Tugas lain
:
Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk

aktif mengikuti jalannya therapy.


Mempertahankan kehadiran peserta
Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari
luar maupun dari dalam kelompok.

d. Observer
Tugas utama

: Tri hanggara yoga


: Mengawasi jalannya aktifitas kelompok mulai
dari persiapan, proses, hingga penutupan.

Tugas lain
:
Mengidentifikasi isu penting dalam proses
Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada session atau
kelompok yang akan datang

Memprediksi respon anggota kelompok pada sesi berikutnya


Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang

tersedia):
1.
Jumlah anggota yang hadir
2.
Daftar hadir
3.
Siapa yang memberi pendapat atau ide
3. Setting
a. Klien duduk berpasangan dan didampingi terapis.
b. Ruangan nyaman dan tenang.

Keterangan :
: Leader
: Co leader
: Klien
: Fasilitator
: Observer
4. Alat
a. Kursi
b. Musik
c. Tape recorder
d. Papan nama.
5. Metode
Menggunakan metode Peragaan.
F. LANGKAH LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN

No
1

Waktu

Kegiatan Terapis
Perencanaan

Kegiatan Peserta

a. Persiapan Materi
b. Persiapan media/ alat yang digunakan
c. Setting tempat terapis dan peserta
2

20menit

d. Pembagian tugas terapis


Pelaksanaan
a. Orientasi
1. Salam terapeutik

Terapis mengucapkan salam


Memperkenalkan terapis dan

pembimbing
Berkenalan dengan klien
menggunakan game siapa dia?

Menjawab salam
Mendengarkan dan
memperhatikan
Mendengarkan,
memperhatikan dan
melakukan.

saat itu klien memperkenalkan


dirinya.
2. Evaluasi/ Validasi

Menanyakan perasaan klien


saat ini

3. Kontrak

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan


yaitu menyalurkan energi positif
dengan relaksasi otot untuk

mengurangi resiko perilaku

kekerasan.
Terapis menjelaskan tata tertib
dalam TAK :
o Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
o Lama kegiatan 60 menit
o Setiap klien harus mengikuti
kegiatan dari awal
sampai selesai.

Mendengarkan
memperhatikan dan
menjawab.
Mendengarkan dan
memperhatikan

30 Menit

Tahap Kerja

a. Leader memimpin acara dengan


Menginstruksikan kepada klien

Mendengarkan dan

memperhatikan.
Mempraktekan apa

untuk duduk dengan nyaman dan

yang diinstruksikan

rileks.
b. Instruksikan untuk memejamkan
mata dengan perlahan, lanjutkan
dengan menarik nafas dalam
menghirup udara melalui hidung,
menghembuskan melalui mulut
secara perlahan. Rasakan udara
melalui abdomen.
c. Menggenggam tangan sambil
membuat suatu kepalan dan
d.

dilepaskan
Meluruskan lengan kemudian
tumpukan pergelangan tangan
kemudian tarik telapak tangan

hingga menghadap ke depan.


e. Diawali dengan menggenggam
kedua tangan kemudian membawa
kedua kepalan ke pundak sehingga
otot-otot beiceps akan menjadi
tegang.
f. Mengangkat kedua bahu setinggitingginya seakan-akan bahu akan
dibawa hingga menyentuh kedua
telinga. Fokus perhatian gerakan ini
adalah kontras ketegangan yang
terjadi di bahu, punggung atas, dan
leher
g. Otot-otot wajah dahi, mata, rahang

oleh leader.
Bertepuk tangan
bersama

dan mulut. Gerakan untuk dahi


dengan cara mengerutkan dahi dan
alis sampai otot-ototnya terasa dan
kulitnya keriput.
h. Gerakan untuk mengendurkan
ketegangan yang dialami oleh otototot rahang dengan cara mengatup
rahang, diikuti dengan menggigit
gigi sehingga ketegangan di sekitar
otot-otot rahang
i. Gerakan untuk mengendurkan otototot sekitar mulut. Bibir
dimonyongkan sekuat-kuatnya
sehingga akan dirasakan
ketegangan di sekitar mulut.
j. Gerakan untuk merilekskan otototot leher bagian depan maupun
belakang. Letakkan kedua tangan di
belakang kepala, kemudian dorong
kepala ke belakang sambil tangan
menahan dorongan kepala.
k. Gerakan untuk melatih otot leher.
Dengan cara membawa kepala ke
muka, kemudian klien diminta
untuk membenamkan dagu ke
dadanya, sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian
muka.
l. Gerakan untuk melatih otot-otot
punggung. Gerakan ini dapat
dilakukan dengan cara kedua
tangan diletakkan di belakang
sambil menyentuh lantai dan

menahan badan. Kemudian


busungkan dada.
m. Gerakan untuk melemaskan otototot dada. Klien diminta untuk
menarik nafas panjang. Posisi ini
ditahan selama beberapa saat,
sambil merasakan ketegangan di
bagian dada kemudian diturunkan
ke perut. Pada saat ketegangan
dilepas, klien dapan bernafas
normal.
n. Gerakan melatih otot-otot perut.
Gerakan ini dilakukan dengan cara
menarik kuat-kuat perut ke dalam,
kemudia menahannya sampai perut
menjadi kencang dan keras. Setelah
10 detik dilepaskan bebas,
kemudian diulang kembali seperti
gerakan awal untuk peru ini.
o. Gerakan untuk otot-otot kaki dan
bertujuan untuk melatih otot-otot
paha, dilakukan dengan cara
meluruskan kedua belah telapak
kaki sehingga otot paha terasa
tegang. Gerakan ini dilanjkan
dengan mngunci lutut sedemikian
sehingga ketegangan pindah ke
otot-otot betis
p. Sebagaimana prosedur relaksasi
otot, klien harus menahan posisi
tegang selama 10 detik baru sete;ah
itu melepaskannya. Setiap gerakan

dilakukan masing-masing dua kali.


Berikan Pujian

5 Menit

Tahap Terminasi
1. Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah

mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok.

Mengungkapkan

pendapat
Bertepuk tangan
Mendengar dan
memperhatikan

Leader meminta klien menanyakan


apakah klien dapat melakukannya

sendiri atau mau untuk mencoba

Menyetujui

sendiri/sesama teman.
2. Rencana tindak lanjut

Terapis

menganjurkan

klien

Memperhatikan

untuk

mengekspresikan perasaan.

Menyetujui/
memberikan pendapat
tentang waktu dan
tempat untuk rencana

3. Kontrak yang akan datang


Mengevaluasi pasien hasil terapi

selanjutnya

aktivitas kelompok yang telah


dilakukan

EVALUASI PROSES TAK


Nama klien
No
1.
2.
3.

4.
5.

Aspek yang dinilai


Interaksi dengan
pasien lain
Kontak mata
Aktif dalam
mengikuti kegiatan
TAK
Mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir
Mempraktekan terapi
relaksasi otot

progresif
TOTAL SKOR NILAI

EVALUASI HASIL
No
1

Aspek Yang

Evaluasi Hasil Pasien

Dinilai
Klien merasa lebih
rileks

Klien

mampu

Mengurangi

atau

menghilangkan
ketegangan otot.

Klien

dapat

menyalurkan energi
positif
4

Klien

mampu

Menyalurkan

rasa

marah.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa keperawatan; Aplikasi pada praktik klinis, Edisi
6., Jakarta: EGC
Depkes RI. 2000. Proses Keperawatan Jiwa, jilid I
Keliat, B.A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi . Jakarta: EGC.
Kusumawati F & Hartono, Y, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta :
Salemba Medika
Purba dkk. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososia
l dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press

Stuart, GW dan Sundeen, S.J.( 2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta:
EGC
Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

DAFTAR HADIR PESERTA TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK


Tanggal
No

Waktu :
Nama

Ruang

Paraf
Pre

Post

Anda mungkin juga menyukai