Sebagian besar dari mereka merasa tercekik karena menghirup gas, mengalami gejala nyeri
pernapasan, sakit mata, dan pembengkakan otak sebelum kematiannya.
Setelah bencana, sulit untuk melacak berapa banyak orang yang terpengaruh karena banyak
mayat segera dikubur sebelum sempat didata.
Diperkirakan terdapat tambahan 8.000 orang meninggal karena efek paparan gas berkepanjangan
di tahun-tahun setelah Bencana Bhopal, dan hingga 100.000 orang mengalami berbagai
gangguan kesehatan seperti masalah pernafasan kronis, cacat lahir, masalah neurologis,
penurunan sistem kekebalan tubuh, dan kerusakan jantung.
Pada tahun 1993, Komisi Medis Internasional Bhopal didirikan untuk membantu mengatasi
berbagai masalah serta menangani efek pasca bencana yang berkepanjangan.
Hasil penyelidikan bencana Bhopal menyatakan bahwa Union Carbide dinilai tidak memiliki
langkah-langkah keamanan yang memadai untuk mencegah bencana seperti itu, dan bahwa
kondisi peralatan pabrik yang kurang terawat membuat kecelakaan hampir tak terelakkan.
Perusahaan ini dituduh melakukan pemotongan biaya dan kurang memperhatikan keselamatan
pekerja dan masyarakat sekitar.
Namun pihak perusahaan membantah dan menyatakan bahwa bencana diakibatkan oleh
sabotase.
Hanya saja, pihak penyelidik membalas bahwa jika sistem keselamatan berjalan baik, efek
bencana tidak akan sebesar itu meskipun terjadi sabotase.
Union Carbide akhirnya harus membayar ganti rugi besar kepada warga Bhopal dan pemerintah
India juga menuntut CEO perusahaan atas tuduhan pembunuhan, meskipun belum pernah
dilakukan persidangan untuk tuduhan itu.
Daerah bencana terus terkontaminasi, dengan tanah dan air yang beracun sehingga
membahayakan jika dikonsumsi.
Dow Chemical, yang mengakuisisi Union Carbide pada tahun 2001, menyatakan tidak
bertanggung jawab atas masalah yang telah berlangsung di Bhopal.[]