Anda di halaman 1dari 8

A.

PENGERTIAN LETTER OF CREDIT


Letter of Credit (L/C) merupakan salah satu instrument pembayaran yang sangat penting
dalam perdagangan international. Letter of Credit sangat vital dalam memberikan keyakinan
kepada pembeli (buyer) maupun penjual (seller) dalam melakukan perdagangan international
(export-import).
Letter of Credit L/C merupakan kadang disebut juga sebagai Credit khususnya dalam
Uniform Customs and Practice (UCP). Disamping itu Documentary Credit juga dikenal sebagai
istilah yang umumnya dipakai dalam konfirmasi L/C (lembaran L/C). Documentary Credit
mengandung arti bahwa bank hanya bertanggung jawab sebatas dokumen dan tidak bertanggung
jawab atas komoditi yang dikapalkan apakah sesuai degan yang tersurat dalam dokumen. Singkat
kata petugas bank tidak berurusa dengan barang yang dikapalkan.
L/C merupakan janji bayar dari Bank Pembuka kepada pihak Eksportir sepanjang mampu
menyerahkan dokumen yang sesuai dengan syarat dan kondisi L/C. Bagi para nasabah importir,
BCA menyediakan jasa layanan untuk penerbitan berbagai jenis L/C, mulai dari Sight L/C (atas
unjuk), Usance L/C (berjangka), Red Clause L/C (pembayaran di muka), hingga Standby L/C.
Penerbitan L/C dapat dilayani dalam 22 mata uang asing ke berbagai penjuru dunia di mana
Anda bermitra bisnis.
Suatu instrumen (dapat berupa telex, swift, surat) yang dikeluarkan oleh bank (bank
penerbit L/C) atas permintaan nasabahnya (importir/ buyer/applicant) yang memberikan kuasa
kepada penjual (eksportir/ seller/beneficiary) untuk menarik dengan sehelai wesel/draft sejumlah
uang jika telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
instrumen tersebut.
Dengan tersedianya Letter of Credit :
1. Seller/Exporter (Penjual) :
Mendapat keyakinan akan ketersediaan pembayaran atas barang dan atau jasa yang diserahkan.
Dengan telah dibukanya Letter of Credit oleh pihak buyer, seller tidak perlu khawatir mengenai
adanya kemungkinan barang dan atau jasa yang diserahkan tidak (kurang)dibayar, sepanjang
klausa (Term and Condition) yang tercantum di dalam L/C dipenuhi. Keyakinan tersebut
diperoleh dengan adanya penegasan dari pihak bank pembuka L/C bahwa pihak pembeli (buyer)
memiliki kemampuan yang cukup untuk membayar dan dalam hal ini bank pembuka L/C
menjamin akan mendibit rekening pihak pembeli, jika pihak penjual menyerahkan dokumendokumen yang dipersyaratkan.
Bahkan di Indonesia, penguasaan terhadap sebuah Letter of Credit (L/C), bisa dijadikan dasar
permohonan"Kredit Export (KE)" guna memperoleh dana lebih awal dari bank devisa, untuk
dipergunakan sebagai modal kerja dalam memproduksi barang yang difasilitasi oleh Letter of
Credit tersebut. Tentu saja pihak bank akan mengenakan bunga tertentu atas kredit tersebut, yang
biasa disebut dengan bunga diskonto.
2. Buyer/Importer (Pembeli) :
Memperoleh keyakinan bahwa dia/mereka hanya akan membayar seller atas penyerahan barang
dan atau jasa yang dipesannya sesuai dengan syarat yang telah disepakati sebelumnya yang akan
dituangkan di dalam "Term and Condition" L/C yang akan dibuka. Dalam hal ini bank pembuka
hanya akan mendebit rekening buyer, jika bank telah menerima dokumen yang dipersyaratkan.
Bagi mereka yang berada di bagian accounting maupun keuangan, mengenal dan mengetahui
dasar mekanisme kerja letter of credit adalah penting, sehingga dapat diestimasi : kapan dan
bagaimana TRANSAKSI SALES (jika perusahaan bertindak selaku seller) atau PURCHASE

(jika perusahaan bertindak sebagai buyer) akan berakibat terhadap POSISI KAS perusahaan. Jika
rekan-rekan di accounting atau keuangan menguasai mekanisme "Letter of Credit", maka itu
merupakan nilai plus yang melengkapi keahlian dalam mengelola keuangan perusahaan (tinggal
beberapa langkah menuju jenjang career yang lebih tinggi/financial controller). Menarik kan?
Sedangkan bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia export-import, "Letter of Credit"
adalah sesuatu yang wajib untuk dikuasai. Bagaimana tidak, atas proses export-import yang
menggunakan instrument Letter Of Credit, langkah demi langkahnya harus selalu stick on
(berpatokan) pada butir-butir Term and Condition yang tercantum di dalam Letter of Credit.
Mulai dari :
(-). Packing Instruction : dimension, unit weight, quantity/volume per pack, side/front pack
marking, dll.
(-). Document Required : Export License, Commercial invoice, Certificate of Inspection,
Fumigation Certificate, dll.
(-). Shipping Instruction : Nominated Forwarder, Port of Departure, Notify Party, Port of
Destination, Consignee Name, dll.
Penyimpangan (discrepancies) sangat kecil/sepele sekalipun terhadap instruksi (instruction)
maupun permintaan (requirement) yang tercantum di dalam Term and Condition OTOMATIS
MENGAKIBATKAN GAGALNYA REALISASI PEMBAYARAN atas sebuah transaksi yang di
fasilitasi dengan Letter of Credit. Dan ini adalah tanggung jawab mereka-mereka yang berada di
bagian Export-Import.
Catatan Penting :
Dalam sebuah transaksi yang menggunakan Letter of Credit, yang menjadi penentu dasar
realisasi pembayaran adalah Dokumen. Sedangkan kondisi barang/jasa yang diperjual-belikan
maupun hal-hal lain yang menyangkut kesepakatan seller dengan buyer, adalah diluar tanggung
jawab institusi keuangan (dalam hal ini bank), artinya : bank pembuka berhak mendebit rekening
buyer dan wajib membayarkannya kepada seller melalui bank yang ditunjuk begitu dokumen
diterima dalam keadaan lengkap dan sesuai dengan kondisi yang dipersayaratkan, terlepas
apakah barang/jasa yang diserahkan dalam keadaan yang sesuai dengan kesepakatan antara
buyer dengan seller atau tidak.
(a). Commercial Letter of Credit
Commercial Letter of Credit merupakan instrument pembayaran utama, dimana proses
pembayaran dilakukan oleh bank begitu dokumen diterima.
(b). Standby Letter Of Credit
Standby Letter of Credit merupakan instrument pembayaran kedua setelah instrument
pembayaran yang lain (Telex Transfer, Cash on Delivery, dll). Artinya : Standby Letter Of Credit
hanya akan dicairkan apabila buyer tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar dengan
menggunakan instrument utamanya. Dengan kata lain Standaby L/C hanya merupakan
instrument pembayaran cadangan. Standby Letter of Credit hanya merupakan alat yang
menunjukkan kemampuan bayar buyer (pembeli) bukan L/C yang serta merta dapat dicairkan.
Standby Letter of Credit dicairkan dengan cara menunjukkan draft instrument pembayaran yang
utama dan menunjukkan bukti-bukti bahwa buyer tidak melaksanakan kewajibannya membayar.
c). Back to Back Letter of Credit
Adalah sebuah L/C yang dibuka untuk pihak seller, dimana L/C yang baru dibuka tersebut
menunjuk L/C lain yang diterima dari pihak lain, yang artinya : Term and Condition L/C
tersebut sepenuhnya bergantung pada L/C yang ditunjukknya. Dengan kalimat sederhana : L/C
tersebut hanya akan bisa dicairkan apabila pihak pembuka telah mencairkan L/C yang

ditunjuknya (L/C yang diterimnya dari pihak lain). Pada umumnya Standby Letter Of Credit
jarang bisa diterima oleh pihak penjual (seller), seller akan lebih memilih Commercial Letter of
Credit. Terlebih-lebih jenis Back to Back Letter of Credit. Sangat jarang bisa diterima. Terlalu
berbahaya bagi seller.
Catatan :
Dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya yang akan kita bicarakan adalah COMMERCIAL
LETTER OF CREDIT.
Elemen dan Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proses Letter Of Credit
Berikut adalah elemen dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses sebuah Letter of Credit
:
Buyer (Pembeli) adalah pihak pembeli yang berinisiatif untuk membuka sebuah Letter of Credit
untuk transaksi pembelian yang dilakukannya dengan pihak seller.
Draft of Purchase Order adalah sebuah dokumen awal atau draft sebagai bukti atas pemesanan
suatu barang dan atau jasa. Draft PO biasanya merupakan bukti pemesanan awal yang sudah
99% final hanya saja pembuat draft (buyer) belum sempat untuk mengubahnya ke dalam bentuk
kontrak resmi. Jenis barang, jumlah/volume, spesifikasi barang, standar kwalitas, cara
pengemasan (packaging) sudah tersedia lengkap dan telah ditandatangani oleh pihak pembeli
maupun penjual.
Purchase Order/Contract adalah draft order yang telah dituangkan kedalam lembaran resmi entah
itu Official Purchase Order maupun Purchase Contract.
Letter of Credits Amount menyebutkan Nilai Nominal yang boleh dicairkan atas Letter of Credit
tersebut. Nilainya seharusnya sama dengan nilai purchase order / contract. Namun demikian
terkadang juga disebutkan batas nilai minimum dan maksimum, yang mana L/C akan ditolak
apabila nilai yang akan dicairkan (tercantum) dalam dokumen export lebih kecil (short shipment)
atau lebih besar (over shipment) dari melewati batas minimum/maksimium yang disebutkan di
dalam L/C.
3. Issuing Bank
Adalah pihak yang memfasilitasi Letter of Credit, biasanya bank devisa dimana rekening buyer
berada. Issuing Bank lah yang menerbitkan Letter Of Credit.
4. Advising Bank
Adalah Bank yang menerima Letter of Credit sekaligus menyampaikannya kepada pihak
penerima Letter of Credit (seller). Jika advising bank memiliki hubungan correspondent, maka
selanjutnya Advising Bank akan menjadi pihak yang menjembatani (correspondent) peresentasi
dokumen maupun pencairan dana antara Issuing Bank dengan pihak penerima pembayaran
(seller).
5. Correspondent/Confirming Bank
Adalah Bank yang menghubungkan Issuink Bank dengan Advising Bank. Correspondent
Bank/Confirming Bank dibutuhkan apabila Issuing Bank tidak memiliki hubungan
correspondent dengan Advising Bank yang ditunjuk oleh pihak seller. Mengapa hubungan
correspondent dibutuhkan ?, karena untuk lalulintas pembayaran, bank yang berhubungan harus
memiliki catatan speciment pejabat bank-nya masing-masing. Jika antara Issuing Bank dengan
Advising Bank tidak ad ahubungan correspondent, maka mustahil mekanisme proses sebuah L/C
dapat dilaksanakan, untuk itulah diperlukan correspondent bank. Correspondent bank sudah pasti
sebuah bank yang memiliki correspondent dengan advising bank.
6. Beneficiary (seller)

Adalah pihak yang akan berhak menerima pembayaran atas sebuah Letter of Credit, dalam hal
ini adalah penjual (seller).
7. Export Document
Adalah satu (atau lebih) set document export, termasuk Bill of Lading (BL) atau Air Way Bill
(AWB). Akan kita bahas di sub pokok bahasan lain.
8. Time Set
Dalam sebuah L/C juga ditentukan mengenai batas-batas waktu tertentu atas sebuah proses
dalam transaksi tersebut, yaitu :
(-). Latest Delivery Time : adalah batas penyerahan akhir dari barang/jasa yang dipesan oleh
buyer. Buyer menentukan kapan barang tersebut harus diserahkan. Apabila kondisi penyerahan
adalah FOB, maka yang dijadikan patokan adalah tanggal Bill of Lading (B/L) atau Air Way Bill
(Awb). Apabila kondisi penyerahan adalah C&F atau CIF maka yang dijadikan patokan adalah
tanggal kapan barang di-realease oleh custom pelabuhan tujuan (port of destination).
(-). Latest Presentation Document Date : adalah batas tanggal penerimaan akhir dokumen oleh
pihak Issuing Bank. Issuing Bank menentukan batas akhir kapan dokumen export harus diterima
oleh Issuing Bank.
9. Certificate of Inspection
Adalah sebuah dokumen yang berupa sertifikat, yang menyatakan barang/jasa telah diperiksa
(inspected) secara seksama, dimana barang/jasa telah memenuhi syarat yang telah ditentukan
oleh pembeli (buyer) sehingga diberikan sertifikat. Certificate of Inspection biasanya dikeluarkan
oleh institusi yang ditunjuk sebagai inspector (pemeriksa) oleh pihak pembeli (inspector).
Alur Proses Letter of Credit
Alur proses sebuah Letter of Credit dapat digambarkan sebagai berikut :
Penjelasan :

1) Buyer berinsitif untuk memesan barang/jasa.


2) Seller meminta buyer untuk membuka sebuah L/C, dengan memberitahukan Term and
Condition yang bisa diterima serta nama advising bank yang ditunjuk.
3) Buyer meminta bank dimana rekeningnya berada (Issuing Bank) untuk membuka sebuah L/C
dengan memberitahukan Term and Condition yang bisa diterima serta nama advising bank
yang ditunjuk oleh seller.

4) Issuing Bank membuka sebuah L/C dan mengirimkannya kepada Advising Bank. (Sekaligus
mengirimkan copy-nya kepada buyer, buyer mengirimkan copy tersebut kepada pihak seller
sebagai konfirmasi bahwa L/C telah dibuka). Jika issuing Bank tidak mempunyai hubungan
correspondent dengan Advising Bank, maka buyer akan mencari Bank Correspondent sebagai
perantara.
5) Advising Bank menyampaikan L/C tersebut kepada beneficiary (seller).
6) Setelah barang/jasa yang dipesan siap untuk dikirimkan, beneficiary (seller) menyiapkan
dokumen yang dipersyaratkan di dalam L/C (dokumen export). Jika dokumen telah siap, maka
beneficiary akan menyerahkan dokumen tersebut kepada Advising Bank.
7) Advising Bank akan mempelajari isi dokumen, jika telah memenuhi syarat (sesuai dengan
kondisi L/C) maka dokumen akan dikirimkan kepada Issuing Bank untuk meminta pembayaran,
jika tidak maka dokumen akan ditolak dan dikembalikan kepada beneficiary serta
memberitahukan penyimpangan yang telah terjadi.
8) Begitu dokumen diterima, Issuing Bank akan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian dokumen
yang diterima dengan term and condition di dalam L/C, Jika tidak sesuai maka pembayaran akan
ditolak. Jika sesuai maka Issuing Bank akan membayar pihak beneficiary (seller) melalui
Advising Bank, serta mengirimkan dokumen tersebut ke pihak buyer. Dengan dokumen asli yang
diterima dari issuing bank, pihak buyer akan mengambil barang/jasa di custom, tanpa dokumen
asli tersebut, pihak buyer tidak akan bisa mengambil barang/jasa tersebut.
Letter of Credit Amendment
Perhatikan butir (4) dari alur proses L/C di atas, begitu sebuah Letter of Credit dibuka, maka
Issuing Bank akan mengirimkan L/C tersebut ke pihak Advising Bank, sekaligus mengirimkan
copy L/C tersebut kepada pihak buyer. Selanjutnya buyer akan mengirimkan copy tersebut
kepada pihak seller. Seller akan memeriksa isi Term and Condition dari L/C yang dibuka.
Apabila seller menemukan kondisi atau persyaratan yang tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan (tidak bisa dipenuhi), maka seller akan meminta pihak buyer untuk melakukan
perubahan atas L/C tersebut. Perubahan L/C itulah yang disebut dengan Letter of Credit
Amendment. Jika buyer setuju dengan perubahan (amendment) yang diminta oleh seller, maka
buyer akan meminta pihak Issuing Bank untuk melakukan amendment. Issuing Bank
mengirimkan amendment tersebut ke pihak Advising Bank. Advising Bank menyampaikan
amendment tersebut kepada pihak seller (beneficiary) sekaligus minta konfirmasi bahwa
amendment tersebut memang diminta oleh pihak seller.
Karakteristik sebuah Letter of Credit
Untuk mengetahui apakah sebuah Letter of Credit baik atau vuruk kondisinya, maka perlu
terlebih dahulu mengetahui karakterikstik dari sebuah L/C. Berikut adalah karakterikstikkarakteristik dasar dari sebuah L/C :
1. Transferable / Non Transferable
Karakteristik ini adalah menunjukkan, apakah Letter of Credit tersebut boleh dipindah-tangankan
atau tidak
(-). Transferable, artinya : Bisa dipindah tangankan. Kondisi tranferrable biasanya disertai
dengan kondisi lain yaitu adanya Blank Endorsment. Artinya : dengan blank endorsement,
maka L/c tersebut dapat dipindahtangankan kepada pihak manapun sesuai dengan keinginan
beneficiary. Jika dalam keadaan endorsed (ter-endor), maka L/C tersebut hanya boleh
dicairkan oleh pihak yang mengendors saja.
(-). Non Transferable : lawan dari transferable.
Pada umumnya seller tidak akan menerima non-transferrable L/C.

2. Revocable/Irrevocable
(-). Revocable : artinya Term and Condition di dalam L/C yang telah diterbitkan dapat diubah
sewaktu-waktu oleh Issuing Bank (atas permintaan Buyer) tanpa meminta persetujuan pihak
Issuing Bank maupun Beneficiary (seller). Karakteristik L/C ini adalah tidak baik. Tidak satupun
seller yang bersedia menerima L/C jenis revocable.
(-). Irrevocable : artinya Term and Condition di dalam L/C yang telah diterbitkan hanya boleh
diubah atas kesepakatan beneficiary (seller) dengan buyer. Karakteristik ini adalah baik dan
diminta oleh seller manapun.
3. Availability
(-). Available at any bank : artinya L/C tersebut boleh dicairkan di bank manapun yang ditunjuk
oleh pihak beneficiary. Kondisi ini sangat diharapkan oleh pihak seller, karena dengan kondisi ini
Issuing Bank wajib mencari correspondent bank untuk berhubungan dengan Advising Bank yang
di tunjuk oleh pihak seller. Dan atas biaya correspondent yang timbul, pihak Issuing Bank wajib
menaggungnya dengan mendebit rekening buyer.
(-). Available only at Bank A : artinya seller harus menunjuk bank yang memiliki correspondent
dengan Bank A untuk melakukan pencairan L/C. Dan Advising Bank wajib menanggung biaya
correspondent yang timbul dengan mendebit rekening seller. Karakteristik L/C seperti ini
biasanya tidak bisa diterima oleh pihak seller.
Contoh Kasus Letter of Credit
Kasus 1
Pada bulan Oktober, sebuah perusahaan Perancis (penjual) dan perusahaan Shanghai (pembeli)
telah menetapkan suatu kontrak penjualan 200 set komputer elektronik (1000 USD masingmasing), dan pembayaran akan dilakukan berdasarkan surat irrecoverable kredit. Dan pengiriman
harus dilakukan pada Desember di Port de Marseille. Pada tanggal 15 November, Bank of China
Cabang Shanghai (bank penerbit) membuat surat tidak dapat dibatalkan $ 200,000 kredit sesuai
dengan instruksi pembeli dan menugaskan sebuah bank Perancis di Marseille untuk memberitahu
dan bernegosiasi surat kredit. Pada tanggal 20 Desember penjual memuat 200 komputer di papan
dan mendapatkan bill of lading, polis asuransi, faktur dan dokumen lain seperti yang
dipersyaratkan oleh letter of credit. Dan kemudian ia pergi ke bank Marseille untuk negosiasi.
Setelah meninjau, dokumen konsisten, sehingga bank telah membayar $ 200.000 langsung ke
penjual. Pada saat yang sama, 10 hari kapal kargo meninggalkan pelabuhan Marseilles, kargo,
bersama dengan semua barang, tenggelam ke laut dalam badai berat. Pada saat itu bank penerbit
telah menerima seluruh rangkaian dokumen dan pembeli sudah tahu total kerugian dari barang.
Bank of China Cabang Shanghai berniat untuk mengganti bank negosiasi untuk membayar harga
pembelian sebesar $ 200.000 dengan alasan bahwa pelanggan tidak bisa mengharapkan barang.
Sesuai dengan praktek-praktek perdagangan internasional, pertanyaan-pertanyaan berikut akan
ditanya:
Kapan risiko kiriman ditransfer dari penjual kepada pembeli?
Apakah issuing bank akan dibebaskan dari kewajiban pembayaran karena hilangnya total
barang, Jika demikian, atas dasar apa?
Bagaimana untuk mengkompensasi hilangnya pembeli?
SOLUSI
a. Risiko akan dialihkan dari penjual kepada pembeli sejak barang dimuat di atas kapal di
pelabuhan pengiriman.
b. Bank penerbit tidak memiliki hak untuk menolak pembayaran. Menurut International Chamber
of Commerce Seragam Bea dan Praktek Kredit Dokumenter, surat dari transaksi kredit yang

independen dari kontrak penjualan. Dan Bank hanya bertanggung jawab untuk pemeriksaan
dokumen. Selama dokumen tersebut sejalan dengan ketentuan kredit, Bank diwajibkan untuk
mengasumsikan kewajiban pembayarannya.
c. Pembeli dapat mengklaim kompensasi dari perusahaan asuransi Penjual dengan dokumen
asuransi lain yang relevan dan bukti sinkage kapal kargo.
Kasus 2
A. Profil Singkat Bank BNI
Bank BNI didirikan pada tahun 1946. Perusahaan publik ini mayoritas sahamnya dimiliki
oleh Pemerintah Republik Indonesia. Bank BNI merupakan bank terbesar nomor 3 di Indonesia
setelah Bank Mandiri dan BCA dengan total aset pada tahun 2003 sebesar IDR. 131,49 triliun.
Visi : Menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja.
Misi : Memaksimalkan stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada
segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer.
B. Ringkasan Kasus
Awal terbongkarnya kasus menghebohkan ini tatkala BNI melakukan audit internal pada bulan
Agustus 2003. Dari audit itu diketahui bahwa ada posisi euro yang gila-gilaa besarnya, senilai 52
juta euro. Pergerakan posisi euro dalam jumlah besar mencurigakan karena peredaran euro di
Indonesia terbatas dan kinerja euro yang sedang baik pada saat itu. Dari audit akhirnya diketahui
ada pembukaan L/C yang amat besar dan negara bakal rugi lebih satu triliun rupiah.
Penjelasan mengenai L/C fiktif BNI tersebut adalah sebagai berikut :
a. Waktu kejadian : Juli 2002 s/d Agustus 2003
b. Opening Bank : Rosbank Switzerland, Dubai Bank Kenya Ltd, The Wall Street Banking Corp,
dan Middle East Bank Kenya Ltd.
c. Total Nilai L/C : USD.166,79 juta & EUR 56,77 juta atau sekitar Rp. 1,7 trilyun
d. Beneficiary/Penerima L/C : 11 perusahaan dibawah Gramarindo Group dan
perusahaan dibawah Petindo Group :
a. Barang Ekspor : Pasir Kuarsa dan Minyak Residu
b. Tujuan Ekspor : Congo dan Kenya
c. Skim : Usance L/C
C. Kronologi :
1. Bank BNI Cabang Kebayoran Baru menerima 156 buah L/C dengan Issuing Bank : Rosbank
Switzerland, Dubai Bank Kenya Ltd, The Wall Street Banking Corp, dan Middle East Bank
Kenya Ltd. Oleh karena BNI belum mempunyai hubungan koresponden langsung dengan
sebagian bank tersebut di atas, mereka memakai bank mediator yaitu American Express Bank
dan Standard Chartered Bank.
2. Beneficiary mengajukan permohonan diskonto wesel ekspor berjangka (kredit ekspor) atas L/CL/C tersebut di atas kepada BNI dan disetujui oleh pihak BNI. Gramarindo Group menerima Rp
1,6 trilyun dan Petindo Group menerima Rp 105 milyar.
3. Setelah beberapa tagihan tersebut jatuh tempo, Opening Bank tidak bisa membayar kepada BNI
dan nasabahpun tidak bisa mengembalikan hasil ekspor yang sudah dicairkan sebelumnya.
4. Setelah diusut pihak kepolisian, ternyata kegiatan ekspor tersebut tidak pernah terjadi.
5. Gramarindo Group telah mengembalikan sebesar Rp 542 milyar, sisanya (Rp 1.2 trilyun)
merupakan potensi kerugian BNI.
6. Dalam menanggapi kasus ini manajemen Bank BNI mengatakan bahwa tidak ada ekspor fiktif
dan belum ada kerugian, tetapi yang ada hanya potensi kerugian (potential losses).
Pertanyaannya adalah apakah mungkin kerugian sebesar itu terjadi tanpa ekspor fiktif ?

Minimnya informasi mengenai sistem pembayaran perdagangan internasional melalui letter of


credit (L/C) menimbulkan semakin banyaknya pertanyaan mengenai kasus pembobolan Bank
BNI.
D. Solusi
Sistem dan prosedur pengamanan transaksi L/C, khususnya di bank-bank BUMN,
termasuk Bank BNI, cukup baik karena telah dibangun dan disempurnakan selama bertahuntahun, antara lain berdasarkan pengalaman- pengalaman pahit masa lampau.
Akan tetapi, sistem pengamanan yang baik saja tidak cukup. Masih diperlukan sikap dari para
petugasnya. Sekalipun sistem pengamanan sudah demikian baik, tetapi apabila para petugas bank
sengaja melanggar sistem dan prosedur dengan tujuan yang tidak baik, bank akan kebobolan
juga. Bank selalu dihadapkan pada pilihan dilematis antara pengamanan dan pelayanan kepada
nasabah. Pengamanan yang terlalu ketat akan menghasilkan pelayanan yang mengecewakan
nasabah.
Sebaliknya, pelayanan yang dirasakan sangat memuaskan nasabah akan mengorbankan sistem
pengamanan. Menghadapi dilema ini, bank harus bijak dan mampu membangun prosedur kerja
yang tetap dapat menjamin keamanan, namun pelayanan bank memuaskan bagi nasabah. Dari
penelitian, ternyata transaksi dalam kasus Bank BNI ini merupakan transaksi bermasalah dengan
indikasi transaksi tersebut dilakukan tanpa mengikuti ketentuan intern Bank BNI. Transaksi L/C
kedua grup usaha yang menjadi beneficiary telah dinegosiasikan oleh Bank BNI Kebayoran Baru
dengan diskonto tanpa didahului adanya akseptasi dari bank penerbit. Di samping itu, dokumendokumen L/C mengandung penyimpangan dan negosiasi L/C dilakukan tanpa kelengkapan
dokumen.
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh kantor besar Bank BNI, para eksportir, yaitu
perusahaan-perusahaan yang termasuk Gramarindo Group dan Petindo Group ternyata telah
melakukan ekspor fiktif. Hal ini terungkap antara lain dari hasil verifikasi kepada Pejabat Bea
Cukai cabang Belitung menyangkut Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Gramarindo Group,
Pejabat Bea Cukai cabang Belitung menyatakan bahwa PEB tersebut palsu.
Sementara itu pula, penyelesaian pembayaran hasil transaksi ekspor (proceed) dari beberapa slip
L/C tersebut yang telah dinegosiasikan dilakukan bukan oleh bank pembuka L/C (issuing bank),
melainkan dilakukan oleh para eksportir sendiri dengan cara melakukan penyetoran atau melalui
pendebetan rekening para eksportir tersebut.
Sebagaimana diketahui, atas laporan kantor besar Bank BNI pada tanggal 30 September 2003,
pihak kepolisian telah menahan pegawai Bank BNI Kebayoran Baru yang terlibat, yaitu
Koesadiyuwono (mantan pemimpin cabang Bank BNI Kebayoran Baru) dan Edi Santoso
(mantan Customer Service Manager Luar Negeri cabang Bank BNI Kebayoran Baru).

Anda mungkin juga menyukai