Anda di halaman 1dari 3

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

PERTEMUAN I
Hantaran listrik melalui larutan dapat ditunjukkan dengan alat uji adaya hantar listrik. Gejala adanya
hantaran listrik melalui larutan ditandai oleh menyalanya lampu pijar pada rangkaian itu dan/atau adanya suatu
perubahan (misalnya timbul gelombang) pada salah satu atau kedua elektrodenya.
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas coba Anda perhatikan data eksperimen uji
daya hantar listrik terhadap beberapa larutan di bawah ini.
Tabel 1. Data Eksperimen Uji Daya Hantar Listrik Beberapa larutan.
Pengamatan
No
Rumus
Larutan yang Diuji
.
Kimia
Nyala Lampu
Elektrode
1 Asam sulfat
H2SO4
Menyala terang
Ada gelembung gas
2 Natrium hidroksida
NaOH
Menyala terang
Ada gelembung gas
3 Asam cuka
CH3COOH
Tidak menyala
Ada gelembung gas
4 Amonium
NH4OH
Tidak menyala
Ada gelembung gas
hidroksida
5 Larutan gula
C6H12O6
Tidak menyala
Tidak ada gelembung gas
6 Larutan urea
CO(NH2)2
Tidak menyala
Tidak ada gelembung gas
7 Garam dapur
NaCl
Menyala terang
Ada gelembung gas
Dari data tabel 1, tampak bahwa:
1. Arus listrik yang melalui larutan asam sulfat, natrium hidroksida, dan garam dapur dapat menyebabkan
lampu menyala terang dan timbul gas di sekitar elektrode. Hal ini menunjukkan bahwa larutan asam
sulfat, natrium hidroksida, dan garam dapur memiliki daya hantar listrik yang baik.
2. Arus listrik yang melalui larutan asam cuka dan amonium hidroksida menyebabkan lampu tidak menyala,
tetapi pada elektrode timbul gas. Hal ini menunjukkan bahwa larutan asam cuka dan amonium hidroksida
memiliki daya hantar listrik yang lemah.
3. Arus listrik yang melalui larutan gula dan larutan urea tidak mampu menyalakan lampu dan juga tidak
timbul gas pada elektrode. Hal ini menunjukkan bahwa larutan gula dan larutan urea tidak dapat
menghantarkan listrik.
Berdasarkan keterangan di atas, maka larutan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, disebut larutan elektrolit.
Contoh: larutan asam sulfat, natrium hidroksida, garam dapur, asam cuka, dan amonium hidroksida.
2. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, disebut larutan nonelektrolit.
Contoh: larutan gula dan larutan urea.
PERTEMUAN II
1. Teori Ion Svante Arrhenius
Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik sedangkan nonelektrolit tidak? Apakah
Anda dapat menjelaskan hal itu? Penjelasan tentang permasalahan di atas pertama kali dikemukakan oleh
Svante August Arrhenius (1859 1927) dari Swedia saat presentasi disertasi PhD-nya di Universitas
Uppsala tahun 1884. Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai mennjadi partikelpartikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion yang
bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion. Peristiwa terurainya
suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi. Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak
bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat
nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul
yang tidak bermuatan listrik. Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan
listrik.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:

a. Larutan elektrollit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam larutannya terurai
menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas.
b. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat nonelektrolit dalam
larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan
listrik.
Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena
telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik.
Zat nonelektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik
karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.
2. Elektrolit Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Polar
Teori Arrhenius dapat menjelaskan bagaimana larutan elektrolit menghantar listrik, yaitu karena
adanya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan. Namun demikian, masih ada pertanyaan lain, yaitu
mengapa sebagian zat dapat menghasilkan ion sedangkan yang lain tidak?
Hal ini dapat dijelaskan dengan memperhatikan jenis ikatan dalam senyawa elektrolit. Dalam
kaitan ini, kita dapat membedakan elektrolit ke dalam senyawa ion atau senyawa kovalen yang polar.
a. Senyawa Ion
Seperti telah diketahui, senyawa ion terdiri atas ion-ion, misalnya NaCl dan NaOH, NaCl
terdiri atas ion-ion Na+ dan Cl-, sedangkan NaOH terdiri ats ion Na+ dan OH-. Dalam kristal
(padatan), ion-ion itu tidak dapat bergerak bebas, melainkan diam pada tempatnya. Oleh karena itu,
padatan senyawa ion tidak menghantarkan listrik. Akan tetapi, jika senyawa ion dilelehkan atau
dilarutkan, maka ion-ionnya dapat bergerak bebas, sehingga lelehan dan larutan senyawa ion dapat
menghantar listrik.
b. Senyawa Kovalen Polar
Bagaimana halnya dengan senyawa kovalen yang terdiri dari molekul-molekul? Molekul
bersifat netral dan tidak dapat menghantarkan listrik. Akan tetapi, sebagaimana kita ketahui,
sebagian molekul kovalen polar, meliputi HCl dan CH3COOH mudah larut di dalam airsedangkan
molekul kovalen non polar seperti CH 4 sukar larut dalam air. Oleh karena itu, air merupakan pelarut
polar.
Berbagai zat kovelen polar, seperti HCl dan CH3COOH, jika dilarutkan dalam air dapat
mengalami ionisasi sehingga larutannya dapat menghantarkan listrik. Hal itu terjadi karena antar
molekul HCl dan CH3COOH dengan air tersebut terdapat suatu gaya tarik-menarik yang dapat
memutuskan ikatan-ikatan polar dalam molekul tersebut. Perhatikan kembali ionisasi HCl dan
CH3COOH berikut :
HCl(g) H+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH(l) CH3COO-(aq) + H+(aq)
Meskipun demikian, tidak semua molekul kovalen polar dapat mengalami ionisasi sempurna
dalam air dan tidak semua molekul kovalen polar dapat mengalami ionisasi misalnya alkohol dan
urea. Molekul nonpolar tidak larut dalam air dan tidak bersifat elektrolit.
3. Ringkasan
Daya hantar listrik senyawa ion dan senyawa kovalen polar bergantung pada wujudnya.
a. Senyawa Ion
Padatan = Tidak dapat menghantarkan arus litrik, sebab dalam padatan ion-ionnya tidak dapat
bergerak bebas.
Lelehan = dapat menghantarkan listrik sebab dalam lelehan ion-ionnya dapat bergerak relatif lebih
bebas dibandingkan ion-ion dalam zat padat.
Larutan = Dapat menghantarkan listrik sebab dalam larutan ion-ionnya dapat bergerak bebas.
b. Senyawa Kovalen
Padatan = Tidak dapat menghantarkan listrik, karena padatannya terdiri atas molekul netral meski
bersifat polar.
Lelehan = Tidak dapat menghantarkan listrik karena padatannya terdiri atas molekul-moleul netral
meski bersifat polar.

Larutan = Dapat menghantarkan listrik karena dalam larutan molekul-molekulnya dapat terurai
menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas.
PERTEMUAN III
4. Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Periksalah daya hantar listrik larutan HCl 1M dan CH3COOH 1 M (dengan cara yang sama seperti pada
percobaan yang lalu. Apakah kedua larutan itu mempunyai daya hantar yang sama? Larutan HCl 1 M
mempunyai daya hantar listrik yang lebih baik daripada larutan CH 3COOH 1 M. Perbedaaan daya hantar
listrik kedua larutan itu menunjukkan bahwa HCl mengandung lebih banyak ion daripada CH 3COOH,
meskipun kemolarannya sama. Fakta itu menunjukkan bahwa molekul HCl lebih banyak yang mengion
daripada molekul CH3COOH. Berdasarkan hal itu, dapat dikatakan bahwa HCl adalah elektrolit yang
lebih kuat daripada CH3COOH.
Banyak sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi (),
yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan.
Jumlah zat yang mengion
=
Jumlah zat mu lamula
Jika semua zat yang dilarutkan mengion, maka derajat ionisasinya = 1; sebaliknya jika tidak ada yang
mengion maka derajat ionisasinya = 0. Jadi batas-batas nilai derajat ionisasi () adalah 0 < < 1.
Zat elektrolit mempunyai derajat ionisasi besar (mendekati 1) kita sebut elektrolit kuat, sedangkan yang
derajat ionisasinya kecil (mendekati 0) kita sebut elektrolit lemah. Elektrolit kuat mempunyai daya hantar
yang relatif baik, meskipun konsentrasinya kecil, sedangkan elektrolit lemah mempunyai daya hantar
yang relatif buruk, meskipun konsentrasinya relatif besar. Pada konsentrasi yang sama, elektrolit kuat
mempunyai daya hantar yang lebih baik daripada elektrolit lemah.
5. Ringkasan
a. Larutan Elektrolit kuat dan elektrolit lemah
Larutan elektrolit kuat, adalah zat elektrolit yang terurai sempurna dalam air. Daya hantar listriknya
relatif baik walaupun konsentrasinya kecil.
Tergolong larutan elektrolit kuat yaitu :
Asam-asam kuat, seperti: HCl, HClO3, H2SO4, HNO3, dan lain-lain
Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti NaOH, KOH, Ca(OH) 2,
Ba(OH)2, dan lain-lain.
Garam-garam yang mudah larut, seperti NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.
b. Larutan elektrolit Lemah, adalah zat elektrolit yang terurai sebagian membentuk ion-ionnya dalam
pelarut air. Contoh: asam lemah, misalnya CH3COOH dan basa lemah misalnya HNO3.
Tergolong larutan elektrolit lemah yaitu:
Asam-asam lemah, seperti: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S, dan lain-lain.
Basa-basa lemah, seperti NH4OH, Ni(OH)2, dan lain-lain.
garam-garam yang sukar larut, seperti AgCl, CaCrO4, PbI2, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai